20. bhs mandarin
TRANSCRIPT
MelaluiPendekatanSaintifik
DIREKTORAT PEMBINAAN SMA
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2014
Pembelajaran
BAHASA MANDARIN
Naskah Pembelajaran Bahasa Mandarin Kurikulum 2013 di SMA
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
ii
KATA PENGANTAR
Naskah Pembelajaran Bahasa Mandarin Kurikulum 2013 di SMA
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................. 1
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Tujuan ......................................................................................... 3
C. Ruang Lingkup .............................................................................. 3
D. Landasan Hukum .......................................................................... 3
BAB II PEMBELAJARAN SAINTIFIK DAN PENILAIAN AUTENTIK .......................... 5
A. Prinsip .......................................................................................... 5
B. Pendekatan Pembelajaran Saintifik dalam Bahasa Mandarin .............. 6
C. Model Pembelajaran dalam Bahasa Mandarin................................... 9
1. Discovery Learning .................................................................. 9
2. Project Based Learning ........................................................... 12
3. Problem Based Learning (PBL) ................................................ 15
D. Pemilihan Model Pembelajaran ...................................................... 18
E. Penilaian Autentik dalam Pembelajaran Mandarin ............................ 19
1. Penilaian Kompetensi Sikap .................................................... 20
2. Penilaian Kompetensi Pengetahuan ......................................... 28
3. Penilaian Kompetensi Keterampilan ......................................... 29
BAB III ANALISIS KOMPETENSI ...................................................................... 32
A. Kompetensi ................................................................................. 32
B. Mengkaji keterkaitan KI dan KD dalam silabus dan buku ................. 34
BAB IV PENUTUP ........................................................................................... 38
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 40
Naskah Pembelajaran Bahasa Mandarin Kurikulum 2013 di SMA
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara. Selanjutnya dalam rangka mencapai tujuan
tersebut disusun standar nasional pendidikan, terdiri atas: standar kompetensi
lulusan, standar isi, standar proses, standar sarana prasarana, standar pendidik
dan tenaga kependidikan, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan
standar penilaian pendidikan.
Setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) secara lengkap dan sistematis agar
pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik. Oleh karena itu setiap satuan pendidikan perlu
melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta
penilaian proses pembelajaran dengan strategi yang benar untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan.
Strategi pembelajaran sangat diperlukan dalam menunjang terwujudnya
seluruh kompetensi yang dimuat dalam Kurikulum 2013. Kurikulum memuat
apa yang seharusnya diajarkan kepada peserta didik, sedangkan pembelajaran
merupakan cara bagaimana apa yang diajarkan bisa dikuasai oleh peserta
didik. Pelaksanaan pembelajaran didahului dengan penyiapan RPP yang
dikembangkan oleh guru baik secara individual maupun kelompok yang
mengacu pada Silabus.
Naskah Pembelajaran Bahasa Mandarin Kurikulum 2013 di SMA 2
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Strategi penilaian disiapkan untuk memfasilitasi guru dalam mengembangkan
teknik, bentuk, dan instrumen serta pedoman penilaian hasil belajar dengan
pendekatan autentik.Penilaian memungkinkan pendidik mampu menerapkan
program remedial bagi peserta didik yang tergolong pebelajar lambat dan
program pengayaan bagi peserta didik yang termasuk kategori pebelajar cepat.
Pemerintah melalui surat edaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud) Nomor 156928/MPK.A/KR/2013 tanggal 8 November 2013
menyatakan bahwa mulai tahun pelajaran 2014/2015 seluruh SMA sejumlah
12.637 wajib melaksanakan Kurikulum 2013 di kelas X dan kelas XI. Untuk
menyiapkan kemampuan guru dalam merancang dan melaksanakan
pembelajaran saintifik, serta melakukan penilaiain autentik, Pemerintah telah
melatih guru inti dan guru sasaran, serta menyediakan silabus, buku guru, dan
buku teks untuk peserta didik.
Mata pelajaran bahasa Mandarin mempunyai karakteristik yang unik, yaitu
bahasa yang bernada.Terdapat 4 nada atau shengdiao dan satu nada netral
Tanda nada tersebut adalah ¯ (nada ke satu), / (nada ke dua),
˅ (nada ke tiga), \ (nada ke empat), nada netral atau qingsheng
ditandakan dengan ° atau tanpa tanda. Nada yang berbeda mempunyai arti
yang berbeda. Jika salah mengucapkan nada maka makna yang disampaikan
juga berbeda, contohnya : mā 妈 ibu, má 麻, mă 马 kuda, mà 骂 marah. Oleh
karena itu Hanyu Pinyin menjadi hal yang penting dalam pengajaran bahasa
Mandarin.
Dalam menyiapkan kemampuan guru terutama merancang dan melaksanakan
pembelajaran saintifik serta merancang dan melakukan penilaian autentik,
perlu penjabaran operasional dalam mengembangkan materi pembelajaran,
mengembangkan langkah pembelajaran serta merancang dan melaksanakan
penilaian autentik berdasarkan silabus dan buku (buku guru dan buku siswa).
Oleh karena itu Direktorat Pembinaan SMA menyusun nasakah berupa rambu-
rambu yang bisa memfasilitasi guru Bahasa Mandarain secara individual dan
kelompok dalam mengembangkan dan melaksanakan pembelajaran dalam
berbagai modus, strategi, dan model untuk muatan dan/atau mata pelajaran
yang diampunya.
Naskah Pembelajaran Bahasa Mandarin Kurikulum 2013 di SMA 3
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
B. Tujuan
Secara umum tujuan penulisan naskah ini adalah membantu guru mata
pelajaran Bahasa Mandarin dalam mengimplementasikan kurikulum 2013.
Secara khusus naskah ini bertujuan untuk:
1. Memberikan rambu-rambu bagi guru dalam menganalisis kompetensi inti
dan kompetensi dasar.
2. Mengembangkan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
3. Mengembangkan materi pembelajaran berdasarkan materi pokok dari
silabus. Mengembangkanlangkah-langkah kegiatan pembelajaran dengan
pendekatan saintifik.
4. Merancang penilaian autentik.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup buku ini terdiri atas:
1. Penjelasan tentang Pembelajaran Saintifik dan Penilaian Autentik
2. Langkah-langkah pembelajaran saintifik dalam mata pelajaran Bahasa
Mandarin
3. Penilaian Autentik dalam pembelajaran Bahasa Mandarin
4. Penjelasan tentang Analisis Kompetensi
D. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional
2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan
3. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013
tentang Standar Kompetensi Lulusan
Naskah Pembelajaran Bahasa Mandarin Kurikulum 2013 di SMA 4
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013
tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah
5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013
tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah
6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013
tentang Standar Penilaian Pendidikan
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013
tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah
Atas/Madrasah Aliyah
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A tentang
Implementasi Kurikulum
9. Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
156928/MPK.A/KR/2013 Tahun 2013 tanggal 8 November Tahun 2013
tentang Implementasi Kurikulum
10. Surat Edaran bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 0258/MPK.A/KR/2014 Tahun 2014 dan Nomor
420/176/SJ tanggal 9 Januari Tahun 2014 tentang Implementasi
Kurikulum
11. Peraturan lain yang berlaku
Naskah Pembelajaran Bahasa Mandarin Kurikulum 2013 di SMA
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
5
BAB II
PEMBELAJARAN SAINTIFIK DAN PENILAIAN AUTENTIK
A. Prinsip
Karakteristik pembelajaran terkait erat dengan Standar Kompetensi Lulusan
dan Standar Isi. Standar Kompetensi Lulusan memberikan kerangka
konseptual tentang sasaran pembelajaran yang harus dicapai, dan Standar
Isi memberikan kerangka konseptual tentang kegiatan belajar dan
pembelajaran yang dikembangkan dari tingkat kompetensi dan ruang lingkup
materi. Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan, sasaran pembelajaran
mencakup pengembangan domain sikap, pengetahuan, dan keterampilan
yang memiliki karakteristik berbeda untuk masing-masing mata pelajaran.
Sikap diperoleh melalui aktivitas menerima, menjalankan, menghargai,
menghayati, dan mengamalkan. Pengetahuan diperoleh melalui aktivitas
mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan
mencipta. Keterampilan diperoleh melalui aktivitas mengamati, menanya,
mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Pencapain kompetensi tersebut
berkaitan erat dengan proses pembelajaran yang dilaksanakan. Oleh sebab itu,
guru harus merencanakan pembelajaran sesuai tuntutan kurikulum dengan
menggunakan pendekatan saintifik dan model pembelajaran yang mendorong
kemampuan peserta didik untuk melakukan penyingkapan/penelitian, serta
dapat menghasilkan karya kontekstual, baik individual maupun kelompok.
Pendidik disarankan untuk menggunakan menggunakan model pembelajaran
antara lain model inkuiri, discovery, problem, dan projek.
Prinsip pembelajaran pada kurikulum 2013 menekankan perubahan
paradigma: (1) peserta didik diberi tahu menjadi peserta didik mencari tahu;
(2) guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka
sumber belajar; (3) pendekatan tekstual menjadi pendekatan proses
sebagai penguatan penggunaan pendekatan ilmiah; (4) pembelajaran
berbasis konten menjadi pembelajaran berbasis kompetensi; (5)
pembelajaran parsial menjadi pembelajaran terpadu; (6) pembelajaran yang
menekankan jawaban tunggal menjadi pembelajaran dengan jawaban yang
Naskah Pembelajaran Bahasa Mandarin Kurikulum 2013 di SMA 6
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
kebenarannya multi dimensi; (7) pembelajaran verbalisme menjadi
keterampilan aplikatif; (8) peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan
fisikal (hardskills) dan keterampilan mental (softskills); (9) pembelajaran yang
mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai
pebelajar sepanjang hayat; (10) pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai
dengan memberi keteladanan (ing ngarso sung tulodo), membangun
kemauan (ing madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas
peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani); (11)
pembelajaranyang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat;
(12) pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru,
siapa saja adalah peserta didik, dan di mana saja adalah kelas; (13)
pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi
dan efektivitas pembelajaran; dan (14) pengakuan atas perbedaan individual
dan latar belakang budaya peserta didik.
B. Pendekatan Pembelajaran Saintifik dalam Bahasa Mandarin
Pembelajaran sintifik merupakan pembelajaran yang mengadopsi langkah-
langkah saintis dalam membangun pengetahuan melalui metode ilmiah.
Pembelajaran tersebut tidak hanya memandang hasil belajar sebagai muara
akhir, tetapi proses pembelajaran dipandang sangat penting. Pendekatan ini
menekankan pada proses pencarian pengetahuan, berkenaan dengan materi
pembelajaran melalui berbagai kegiatan, yaitu mengamati, menanya,
mengeksplor/mengumpulkan informasi/mencoba, mengasosiasi, dan
mengomunikasikan.
1. Kegiatan mengamati bertujuan agar pembelajaran berkaitan erat dengan
konteks situasi nyata yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Proses
mengamati fakta atau fenomena mencakup mencari informasi, melihat,
mendengar, membaca, dan atau menyimak.
2. Kegiatan menanya dilakukan sebagai salah satu proses membangun
pengetahuan peserta didik dalam bentuk konsep, prinsip, prosedur, hukum
dan terori, hingga berpikir metakognitif. Tujuannnya agar peserta didik
memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi (critical thingking skill) secara
kritis, logis, dan sistematis. Proses menanya dapat dilakukan melalui
Naskah Pembelajaran Bahasa Mandarin Kurikulum 2013 di SMA 7
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
kegiatan diksusi, kerja kelompok, dan diskusi kelas. Praktik diskusi
kelompok memberi ruang kebebasan mengemukakan ide/gagasan dengan
bahasa sendiri termsuk dengan menggunakan bahasa daerah..
3. Kegiatan mengeksplor/mengumpulkan informasi, atau mencoba
bermanfaat untuk meningkatkan keingintahuan peserta didik dalam
mengembangkan kreatifitas, dan keterampilan berkomunikasi. Kegiatan ini
dapat dilakukan melalui membaca sumber lain selain buku teks,
mengamati aktivitas, kejadian atau objek tertentu, memperoleh informasi,
mengolah data, dan menyajikan hasilnya dalam bentuk tulisan, lisan, atau
gambar sesuai dengan katrateristik KD.
4. Kegiatan mengasosiasi bertujuan untuk membangun kemampuan berpikir
dan bersikap ilmiah. Kegiatan dapat dirancang oleh guru melalui situasi
yang direkayasa dalam kegiatan tertentu sehingga peserta didik
melakukan aktivitas antara lain menganalisis data, mengelompokkan,
membuat kategori, menyimpulkan, dan memprediksi/mengestimasi
dengan memanfaatkan lembar kerja, diskusi atau praktik.
5. Kegiatan mengomunikasikan adalah sarana untuk menyampaikan hasil
konseptualisasi dalam bentuk lisan, tulisan, gambar/sketsa, diagram,
grafik, atau perilaku. Kegiatan ini dilakukan agar peserta didik mampu
mengomunikasikan pengetahuan, keterampilan, dan penerapannya, serta
kreasi peserta didik melalui presentasi, membuat laporan, dan/ atau unjuk
kerja.
Sesuai dengan karakteristik bahasa sebagai alat komunikasi, pembelajaran
bahasa tidak hanya mempelajari ilmu bahasa yang terkait dengan gramatika,
tatacara membaca atau menulis saja, tetapi harus merefleksikan kompetensi
sikap berbahasa yang santun, cara berfikir ilmiah, dan keterampilan berbahasa
yang komunikatif baik lisan maupun tulisan, baik aktif maupun pasif melalui
keterampilan mendengar, berbicara, membaca dan menulis. Untuk mata
pelajaran Bahasa Mandarin, pembelajarannya berbasis tema, artinya
pembelajaran melalui tema yang dipergunakan untuk memahami struktur teks,
unsur kebahasaan, unsur budaya yang terdapat dalam teks.
Naskah Pembelajaran Bahasa Mandarin Kurikulum 2013 di SMA 8
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Pendekatan pembelajaran saintifik dalam Bahasa Mandarin dapat dilakukan
sebagai berikut;
1. Kegiatan mengamati dilakukan dengan memaksimalkan panca indra
dengan cara melihat, mendengar, membaca, menyentuh, atau menyimak.
Pengamatan dilakukan terhadap materi yang berbentuk fakta, yaitu
fenomena atau peristiwa dalam bentuk gambar, video, rekaman suara,
atau fakta langsung yang bisa disentuh, dilihat, dan sebagainya.
Contoh:
Peserta didik mengamati gambar/video sikap tubuh orang-orang yang
bersalaman atau menyimak percakapan memperkenalkan diri dalam
bahasa Mandarin terkait topic Identitas Diri (个人信息 gèrén xìnxī) dan
kehidupan sekolah (学校生活 xuéxiào shçng-huó).
2. Menanya adalah proses mengkonstruksi pengetahuan berupa konsep,
prinsip dan prosedur melalui diskusi kelompok atau diskusi kelas.
Contoh:
Peserta didik mendiskusikan kapan, dengan siapa, apa yang mereka
katakan saat mereka melakukan salaman yang ada pada gambar/video
yang ditampilkan.
3. Mencoba
Peserta didik mencoba memperkenalkan diri dalam bahasa Mandarin, mulai
dengan mengulang kalimat, melengkapi percakapan yang rumpang, sampai
memperkenalkan diri dengan beberapa teman di kelas.
4. Mengasosiasi
Peserta didik membandingkan memperkenalkan diri dalam bahasa dan
budaya Indonesia dengan bahasa dan budaya Mandarin, dan menarik
kesimpulan persamaan dan perbedaannya.
5. Mengomunikasikan
Mengucapkan atau melafalkan teks sederhana misalnya merespon
perkenalan diri, pamitan, dan permintaan maaf terkait topic Identitas Diri
Naskah Pembelajaran Bahasa Mandarin Kurikulum 2013 di SMA 9
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
(个人信息 gèrén xìnxī) dan kehidupan sekolah (学校生活 xuéxiào shçng-
huó)..
C. Model Pembelajaran dalam Bahasa Mandarin
Model-model pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran Bahasa
Mandarin sehingga dapat membangkitkan kreativitas dan keingintahuan
peserta didik, antara lain Discovery Based Learning, Project Based
Learning, dan Problem Based Learning.
1. Discovery Learning
Discovery learning adalah teori belajar yang menempatkan peserta didik
sebagai pembelajar aktif dalam membangun pengetahuan yang
diharapkan.Langkah-langkah operasionalnya adalah sebagai berikut.
a. Menciptakan stimulus
Kegiatan penciptaan stimulus (rangsangan) dilakukan pada saat
peserta didik melakukan aktivitas mengamati fakta atau fenomena
dengan cara melihat, mendengar, membaca, atau menyimak. Fakta
yang disediakan dimulai dari yang sederhana hingga kompleks atau
fenomena yang menimbulkan kontroversi. Pada tahap ini, misalnya,
peserta didik mengamati fakta tentang bagaimana cara berkenalan,
sapaan, ucapan terima kasih, dan berpamitan dalam budaya dan
bahasa Mandarin melalui film/video.
Selain itu, pendidik dapat memulai kegiatan pembelajaran dengan
mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar
lainnya yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah.Stimulasi
pada tahap ini berfungsi untuk menyediakan kondisi interaksi belajar
yang dapat membantu peserta didik dalam mengeksplorasi bahan.
b. Menyiapkan pernyataan masalah
Tahap kedua, guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
mengidentifikasi masalah-masalah yang relevan dengan bahan
pelajaran.Kemudian peserta memilih salah satu masalah dan
dirumuskan dalam bentuk pernyataan singkat.Dalam pembelajaran
Naskah Pembelajaran Bahasa Mandarin Kurikulum 2013 di SMA 10
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
perkenalan diri dan kehidupan sekolah, guru dapat memberikan
contoh dalam bentuk cerita bergambar.Peserta didik merumuskan
pernyataan masalah misalnya bahasa Mandarin memiliki lambang
huruf.
c. Mengumpulkan data/mencoba
Tahap ketiga, ketika eksplorasi berlangsung, peserta didik
mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan untuk
membuktikan benar atau tidaknya pernyataan masalah tersebut.
Dalam hal ini informasi yang dikumpulkan berfungsi untuk
membuktikan pernyataan masalah dalam contoh teks narratif.
Pembuktian ini dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan
(collecting) berbagai informasi yang relevan, membaca literatur,
mengamati objek, wawancara dengan nara sumber, melakukan uji
coba dan sebagainya. Dengan demikian, peserta didik secara aktif
menemukan pengetahuan baru yang berhubungan dengan
permasalahan yang dihadapi.Misalnya menuliskan kata dengan
menggunakan huruf Hanzi.
d. Mengolah Data
Tahap keempat, peserta didik melakukan pengolahan data dan
informasi yang telah diperoleh baik melalui wawancara, observasi, dan
metode lainnya, lalu ditafsirkan. Semua informasi yang telah
dikumpulkan, semuanya diolah, diacak, dan diklasifikasikan.
e. Memverifikasi data
Pada tahap ini peserta didik melakukan pemeriksaan secara cermat
untuk membuktikan benar atau tidaknya jawaban atas pernyataan
masalah. Verifikasi bertujuan agar proses belajar akan berjalan
dengan baik dan kreatif. Berdasarkan hasil pengolahan dan tafsiran,
atau informasi yang ada, pernyataan terdahulu itu kemudian dicek,
apakah terjawab atau tidak, apakah terbukti atau tidak.
f. Menarik kesimpulan
Tahap generalisasi atau menarik kesimpulan adalah proses menarik
Naskah Pembelajaran Bahasa Mandarin Kurikulum 2013 di SMA 11
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku
untuk semua kejadian atau masalah yang sama, dengan
memperhatikan hasil verifikasi. Berdasarkan hasil verifikasi,
dirumuskan prinsip-prinsip yang mendasari generalisasi. Setelah
menarik kesimpulan, peserta didik harus memperhatikan proses
generalisasi yang menekankan pentingnya penguasaan materi
pelajaran atas makna dan kaidah atau prinsip-prinsip yang luas yang
mendasari pengalaman seseorang, serta pentingnya proses
pengaturan dan generalisasi dari pengalaman-pengalaman itu.
Pemilihan model discovery learning memerlukan persyaratan pendukung
untuk mereduksi kelemahan yang sering ditemukan, antara lain:
a. secara klasikal, peserta didik memiliki pengetahuan awal yang lebih
baik pada keterampilan berbicara dan menulis. Bagi peserta didik yang
kurang terampil, akan mengalami kesulitan dalam mengungkapkan
hubungan antara konsep-konsep, yang tertulis atau lisan sehingga
pada gilirannya akan menimbulkan frustrasi;
b. jumlah peserta didik tidak terlalu banyak, untuk memudahkan dalam
membantu mereka menemukan teori atau pemecahan masalah
lainnya;
c. pemilihan materi dengan kompetensi dominan pada pemahaman;
d. perlu fasilitas memadai seperti sumber, media, dan peralatan
pembelajaran.
Manfaat pemilihan model discovery learning antara lain:
a. membantu peserta didik untuk memperbaiki dan meningkatkan
keterampilan-keterampilan dan proses-proses kognitif. Usaha
penemuan merupakan kunci dalam proses ini, seseorang tergantung
bagaimana cara belajarnya;
b. menguatkan pengertian, ingatan, dan transfer pengetahuan karena
pemerolehannya bersifat pribadi;
c. menimbulkan rasa senang pada peserta didik karena tumbuhnya rasa
penyelidikan dan berhasil;
Naskah Pembelajaran Bahasa Mandarin Kurikulum 2013 di SMA 12
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
d. memungkinkan peserta didik berkembang dengan cepat dan sesuai
dengan dengan keecepatannya sendiri;
e. menyebabkan peserta didik mengarahkan kegiatan belajarnya dengan
melibatkan akal dan motivasinya;
f. membantu peserta didik memperkuat konsep dirinya karena
memperoleh kepercayaan diri bekerjasama dengan yang lainnya;
g. membantu peserta didik menghilangkan keraguan karena mengarah
pada kebenaran yang final yang dialami dalam keterlitbatan
kegiatannya;
h. mendorong peserta didik berpikir secara intuitif, inisiatif, dalam
merumuskan hipotesis;
i. dapat mengembangkan bakat, motivasi, dan keingintahuan;
j. kemungkinan peserta didik belajar dengan memanfaatkan belajar dari
berbagai jenis sumber belajar.
2. Project Based Learning
Pembelajaran berbasis proyek (PBL) merupakan metode belajar yang
menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan
mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam
beraktivitas secara nyata. Langkah-langkah operasionalnya adalah sebagai
berikut:
a. Menentukan pertanyaan mendasar.
Pada tahapan ini, guru memberikan pertanyaan yang dapat memberi
penugasan peserta didik dalam melakukan suatu aktivitas dengan cara
mengambil topik yang sesuai dengan realitas dunia nyata dan dimulai
dengan sebuah investigasi mendalam. Guru diharapkan dapat
mengangkat topik yang relevan untuk para peserta didik sesuai dengan
tuntutan kompetensi. Penyiapan pertanyaan dapat dilakukan diawal
semester agar dapat merancang kegiatan selanjutnya.
Naskah Pembelajaran Bahasa Mandarin Kurikulum 2013 di SMA 13
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
b. Mendesain perencanaan proyek
Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara pendidik dan peserta
didik. Dengan demikian, peserta didik diharapkan akan merasa
“memiliki” proyek tersebut. Perencanaan terdiri dari aturan main,
pemilihan aktivitas yang dapat mendukung dalam menjawab
pertanyaan esensial, pengintegrasian berbagai subjek yang mungkin,
dan alat dan bahan yang dapat diakses untuk membantu penyelesaian
proyek.
c. Menyusun Jadwal
Pendidik dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas
dalam menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain:
1. membuat timeline untuk menyelesaikan proyek,
2. membuat deadline penyelesaian proyek,
3. membawa peserta didik agar merencanakan cara yang baru,
4. membimbing peserta didik ketika mereka membuat cara yang tidak
berhubungan dengan proyek, dan
5. meminta peserta didik untuk membuat penjelasan (alasan) tentang
pemilihan suatu cara.
d. Memonitor kegiatan dan perkembangan proyek
Pendidik bertanggungjawab untuk memonitor aktivitas peserta didik
selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan dengan cara
memfasilitasi peserta didik pada setiap proses. Dengan kata lain,
pemdidik berperan sebagai mentor pada saat peserta didik beraktivitas.
Rubrik dapat digunakan untuk mempermudah proses monitoring dan
merekam keseluruhan aktivitas peserta didik.
e. Menguji hasil
Penilaian dilakukan untuk membantu pendidik dalam mengukur
ketercapaian kompetensi dasar, serta mengevaluasi kemajuan masing-
masing peserta didik, memberi umpan balik tentang tingkat
pemahaman yang sudah dicapai peserta didik dan membantu pendidik
Naskah Pembelajaran Bahasa Mandarin Kurikulum 2013 di SMA 14
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya.
f. Mengevaluasi kegiatan/pengalaman
Pada akhir pembelajaran, guru dan peserta didik melakukan refleksi
terhadapaktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses
refleksi dilakukanbaik secara individu maupun kelompok. Pada tahap
ini, peserta didik dimintauntuk mengungkapkan perasaan dan
pengalamannya selama menyelesaikanproyek.guru dan peserta didik
mengembangkan diskusi dalam rangkamemperbaiki kinerja selama
proses pembelajaran, sehingga pada akhirnya diperoleh suatu temuan
baru (new inquiry) untuk menjawab permasalahan yang diajukan pada
tahap awal pembelajaran.
Pemilihan model Project Based Learning memerlukan dukungan
persyaratan untuk mereduksi kendala yang sering terjadi, antara lain:
a. peserta didik terbiasa dengan aktivitas pemecahan masalah sehingga
proyek tidak memakan waktu terlalu lama;
b. dukungan sarana dan perasarana memadai termasuk perlatan belajar di
laboratorium;
c. pengaturan waktu dan jadwal kegiatan yang terkontrol;
d. perlunya kejelasan tugas dan hasil yang diharapkan dari kegiatan
proyek.
Manfaat pemilihan model pembelajaran Project Based Learning, antara
lain:
a. meningkatkan motivasi peserta didik untuk belajar;.
b. mendorong kemampuan peserta didik melakukan pekerjaan penting;
c. mengembangkan kemampuan peserta didik dalam memecahkan
masalah dan berpikir kritis;
d. mengembangkan keterampilan komunikasi, kolaborasi, dan
pengelolaan sumber daya;
e. memberikan pengalaman kepada peserta didik pembelajaran dan
Naskah Pembelajaran Bahasa Mandarin Kurikulum 2013 di SMA 15
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
praktik dalam mengorganisasi proyek dan membuat alokasi waktu serta
sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas;
f. melibatkan para peserta didik untuk belajar mengambil informasi dan
menunjukkan pengetahuan yang dimiliki dan kemudian
mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
g. membuat suasana belajar menyenangkan sehingga peserta didik
maupun guru menikmati proses pembelajaran.
3. Problem Based Learning (PBL)
a. Langkah pembelajaran yang mengkondisikan peserta didik pada
masalah.
Pembelajaran dimulai dengan menjelaskan tujuan pembelajaran dan
aktivitas-aktivitas yang akan dilakukan. Dalam Problem Based Learning,
tahapan ini sangat penting karena guru harus menjelaskan dengan rinci
apa yang akan dilakukan oleh peserta didik dan juga oleh pendidik
serta menjelaskan bagaimana guru akan mengevaluasi proses
pembelajaran. Hal ini bertujuan untuk memberikan motivasi agar
peserta didik dapat mengerti pembelajaran yang akan dilakukan. Ada
empat hal yang perlu dilakukan dalam proses ini, yaitu:
1) tujuan utama pembelajaran menyelidiki masalah-masalah penting
dan bagaimana menjadi peserta didik yang mandiri,
2) permasalahan dan pertanyaan yang diselidiki tidak mempunyai
jawaban mutlak “benar“, sebuah masalah yang rumit atau kompleks
mempunyai banyak penyelesaian dan seringkali bertentangan,
3) selama tahap penyelidikan, peserta didik didorong untuk
mengajukan pertanyaan dan mencari informasi. Pendidik akan
bertindak sebagai pembimbing yang siap membantu, namun
peserta didik harus berusaha untuk bekerja mandiri atau dengan
temannya, dan
4) selama tahap analisis, peserta didik akan didorong untuk
menyatakan ide-idenya secara terbuka dan penuh kebebasan.
Naskah Pembelajaran Bahasa Mandarin Kurikulum 2013 di SMA 16
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Semua peserta didik diberi peluang untuk berperan serta pada
penyelidikan dan menyampaikan ide-ide mereka.
b. Mengorganisasikan kegiatan pembelajaran.
Disamping mengembangkan keterampilan memecahkan masalah,
model Problem Based Learning juga mendorong peserta didik belajar
berkolaborasi.Dalam memecahkan suatu masalah sangat membutuhkan
kerjasama dan sharing antaranggota. Oleh sebab itu, pendidik dapat
memulai kegiatan pembelajaran dengan membentuk kelompok-
kelompok dan masing-masing kelompok akan memilih dan
memecahkan masalah yang berbeda. Prinsip-prinsip pengelompokan
peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dapat digunakan dalam
konteks ini seperti: kelompok harus heterogen, pentingnya interaksi
antaranggota, komunikasi yang efektif, adanya tutor sebaya, dan
sebagainya.
Peserta didik harus memonitor dan mengevaluasi kerja masing-masing
kelompok untuk menjaga kinerja dan dinamika kelompok selama
pembelajaran.Setelah peserta didik diorientasikan pada suatu masalah
dan telah membentuk kelompok belajar, guru dan peserta didik
menetapkan subtopik-subtopik yang spesifik, tugas-tugas penyelidikan,
dan jadwal.Tantangan utama bagi guru pada tahap ini adalah
mengupayakan agar semua peserta didik terlibat aktif dalam sejumlah
kegiatan penyelidikan dan hasil-hasil penyelidikan ini dapat
menghasilkan penyelesaian terhadap permasalahan tersebut,
mengembangkan dan menyajikan hasil karya, serta memamerkannya.
Guru bertanggungjawab dalam melakukan pengawasan terhadap
aktivitas peserta didik selama penyelesaian proyek. Pengawasan
dilakukan dengan cara menfasilitasi peserta didik pada setiap proses.
Dengan kata lain, guru berperan sebagai mentor bagi aktivitas peserta
didik. Untuk mempermudah proses monitoring, guru membuat sebuah
rubrik yang dapat merekam keseluruhan aktivitas yang penting.
c. Membimbing penyelidikan mandiri dan kelompok
Penyelidikan adalah inti dari Problem Based Learning. Setiap situasi
Naskah Pembelajaran Bahasa Mandarin Kurikulum 2013 di SMA 17
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
permasalahan memerlukan teknik penyelidikan yang berbeda, namun
pada umumnya melibatkan karakter yang identik, yakni pengumpulan
data dan eksperimen, perumusan hipotesis dan penjelasan, dan
pemecahan masalah.Pengumpulan data dan eksperimen merupakan
aspek yang sangat penting.Pada tahap ini, guru harus mendorong
peserta didik untuk mengumpulkan data dan melaksanakan eksperimen
(mental maupun aktual) sampai mereka betul-betul memahami dimensi
situasi permasalahan.Tujuannya adalah agar peserta didik
mengumpulkan cukup informasi untuk menciptakan dan membangun
ide mereka sendiri.
Guru membantu peserta didik untuk mengumpulkan informasi
sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber dan mengajukan pertanyaan
tentang masalah dan ragam informasi yang dibutuhkan untuk
pemecahan masalah. Setelah peserta didik mengumpulkan cukup data
dan menentukan permasalahan tentang fenomena yang mereka
selidiki, mereka mulai merumuskan hipotesis, penjelasan, dan
pemecahan masalah.
Esensi dari tahap ini adalah guru mendorong peserta didik untuk
menyampaikan ide-idenya dan menerima ide mereka.Guru juga harus
mengajukan pertanyaan yang membuat peserta didik berpikir tentang
kelayakan hipotesis dan solusi yang mereka buat serta tentang kualitas
informasi yang dikumpulkan.
d. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Tahap penyelidikan diikuti dengan menciptakan artifak (hasil karya) dan
pameran.Artifak bisa berbentuk laporan tertulis, video, tape
(menunjukkan situasi masalah dan pemecahan yang diusulkan), model
(perwujudan secara fisik dari situasi masalah dan pemecahannya),
program komputer, dan sajian multimedia.Tentunya kecanggihan artifak
sangat dipengaruhi oleh tingkat berpikir peserta didik.Langkah
selanjutnya, peserta didik memamerkan hasil karyanya dan pendidik
berperan sebagai organisator pameran. Akan lebih baik jika dalam
pemeranan ini, melibatkan peserta didik-peserta didik lainnya, Guru
lainnya, para orang tua, dan pihak lain yang dapat menjadi “penilai”
Naskah Pembelajaran Bahasa Mandarin Kurikulum 2013 di SMA 18
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
atau pemberi umpan balik.
e. Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah
Fase ini merupakan tahap akhir dalam Problem Based Learning.Fase ini
dimaksudkan untuk membantu peserta didik menganalisis dan
mengevaluasi proses pemecahan masalah mereka sendiri dan
keterampilan penyelidikan serta pola pikir yang mereka gunakan.
Selama fase ini, guru meminta peserta didik untuk merekonstruksi
pemikiran dan aktivitas yang telah dilakukan selama proses kegiatan
belajarnya.
D. Pemilihan Model Pembelajaran
Pemilihan model-model pembelajaran di atas sebagai pelaksanaan pendekatan
saintifik pembelajaran memerlukan analisis yang cermat sesuai dengan
karakteristik kompetensi dan kegiatan pembelajaran dalam silabus.Pemilihan
model pembelajaran mempertimbangkan hal-hal berikut.
1. Karakteristik pengetahuan yang dikembangkan menurut kategori
pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural. Untuk pengetahuan
faktual dan konsepetual, guru dapat memilih Discovery Learning,
sedangkan untuk pengetahuan prosedural Project Based Learning dan
Problem Based Learning.
2. Karakteristik keterampilan yang tertuang pada rumusan kompetensi dasar
dari KI- 4. Untuk keterampilan abstrak, guru dapat memilih Discovery
Learning dan Problem Based Learning, sedangkan untuk keterampilan
konkrit menggunakan Project Based Learning.
3. Karakteristik sikap yang dikembangkan, baik sikap religious (KI-1) maupun
sikap sosial (KI-2)
Berikut contoh matrik pemilihan model yang dapat digunakan sesuai dengan
dimensi pengetahuan dan keterampilan.
Naskah Pembelajaran Bahasa Mandarin Kurikulum 2013 di SMA 19
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Dimensi Pengetahuan Dimensi Keterampilan
Abstrak Konkrit
Faktual Discovery Learning Discovery Learning
Konseptual Discovery Learning Discovery Learning
Prosedural Discovery Learning
Problem Based Learning
Discovery Learning Problem Based Learning
Metakognitif
Discovery Learning Project Based Learning
Problem Based Learning
Discovery Learning Project Based Learning
Problem Based Learning
E. Penilaian Autentik dalam Pembelajaran Mandarin
Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif
untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output)
pembelajaran, yang meliputi ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Penilaian autentik menilai kesiapan peserta didik, serta proses dan hasil belajar
secara utuh. Keterpaduan penilaian ketiga komponen (input – proses – output)
tersebut akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan hasil belajar peserta didik,
bahkan mampu menghasilkan dampak instruksional (instructional effect) dan
dampak pengiring (nurturant effect) dari pembelajaran.
Bahasa Mandarin merupakan salah satu mata pelajaran yang ada pada struktur
kurikulum 2013, oleh sebab itu penilaian hasil belajar Bahasa Mandarin harus
dikembangkan sesuai dengan konsep penilaian Kurikulum 2013, yaitu penilaian
autentik yang mencakup domain sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang
harus dicapai peserta didik secara terpadu.
Implementasi penilaian autentik didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai
berikut;
1. Proses penilaian harus merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses
pembelajaran, bukan bagian terpisah dari proses pembelajaran (apart
of,not apart from instruction),
2. Penilaianharus mencerminkan masalah dunia nyata (real world problems),
bukan masalah dunia sekolah (schoolwork-kind of problems),
Naskah Pembelajaran Bahasa Mandarin Kurikulum 2013 di SMA 20
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
3. Penilaian harus menggunakan berbagai ukuran, metoda dan criteriayang
sesuai dengan karakteristik dan esensi pengalaman belajar,
4. Penilaian harus bersifat holisticyang mencakup semua aspek dari tujuan
pembelajaran (sikap, keterampilan, dan pengetahuan).
Hasil penilaian autentik dapat digunakan oleh pendidik untuk merencanakan
program perbaikan (remedial), pengayaan (enrichment), atau pelayanan
konseling. Selain itu, hasil penilaian autentik dapat digunakan sebagai bahan
untuk memperbaiki proses pembelajaran yang memenuhi Standar Penilaian
Pendidikan.
Penilaian autentik dalam pembelajaran Bahasa Mandarin sebagai berikut;
1. Penilaian Kompetensi Sikap
Pengumpulan informasi terkait sikap peserta didik pada pembelajaran
bahasa Mandarin dilakukan dengan teknik observasi, penilaian diri,
penilaian antar teman, dan jurnal, disesuaikan dengan karakteristik KD
pada KI-1 dan KI-2. Penilaian sikap dilaksanakan pada saat kegiatan
belajar berlangsung, dimulai dari proses mengamati, menanya,
mengeksplor data, mengasosiasi, sampai mengoomunikasikan hasil
pembelajarannya. Penilaian ini digunakan untuk mengukur pencapaian
Kompetensi Inti 1 dan 2, dengan Kompetensi Dasar 1.1, 2.1, 2.2, 2.3, dan
2.4.
Pengumpulan informasi terkait sikap peserta didik pada pembelajaran
bahasa Mandarin dilakukan dengan teknik observasi, penilaian diri,
penilaian antar teman dan jurnal disesuaikan dengan karakteristik KD dari
KI-1 dan KI-2, sesuai dengan KD yang harus dicapai peserta didik pada
satu kali pertemuan.
Contoh: Memperhatikan KD 2.4 dalam bahasa Mandarin maka dapat
menggunakan jurnal untuk melakukan penilaian sikap.
a. Teknik Pengamatan dan jurnal
Teknik ini dilakukan dengan cara pengamatan langsung maupun tidak
langsung. Pengamatan langsung dilakukan pada saat kegiatan belajar
berlangsung (pada proses pembelajaran), dengan menggunakan
Naskah Pembelajaran Bahasa Mandarin Kurikulum 2013 di SMA 21
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
instrumen pengamatan yang dikembangkan dari indikator-indikator
KD dari KI 1 dan 2 yang relevan.
Instrumen pengamatan lain adalah jurnal, “Jurnal adalah catatan
pendidik yang sistematis di dalam dan di luar kelas yang berisi
informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta
didik berkaitan dengan sikap dan perilaku”. (Juknis PHB PPMP
Kemdikbud, 2013). Jurnal yang memuat penilaian pada aspek sikap
terkait kelemahan dan kekuatan peserta didik yang terekam secara
kronologis bisa membantu pendidik menggambarkan profil seorang
peserta didik terkait sikap dan prilaku mereka.
Contoh Instrumen Observasi Sikap:
Kompetensi Dasar
Teknik Rubrik Penilaian
Kriteria Indikator
1.1 Mensyukuri kesempatan dapat mempelajari bahasa Mandarin sebagai bahasa pengantar komunikasi internasional yang diwujudkan dalam semangat belajar
Observasi SB
B C
K
Selalu bersemangat dalam belajar bahasa Mandarin-Sudah konsisten
Sering menunjukkan semangat dalam belajar bahasa Mandarin – Mulai konsisten
Kadang-kadang menunjukkan semangat dalam belajar bahasa Mandarin-Belum konsisten
Tidak pernah bersemangat dalam belajar bahasa Mandarin – Tidak konsisten
2.1 Menunjukkan perilaku santun dan peduli dalam melaksanakan komunikasi antar pribadi dengan guru dan teman.
Observasi
SB B
Santun
Selalu santun dalam bersikap dan bertutur kata kepada guru dan teman – Sudah konsisten
Sering santun dalam bersikap dan bertutur kata kepada guru dan teman – Mulai konsisten
Kadang-kadang santun
Naskah Pembelajaran Bahasa Mandarin Kurikulum 2013 di SMA 22
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Kompetensi Dasar
Teknik Rubrik Penilaian
Kriteria Indikator
C K
dalam bersikap dan bertutur kata kepada guru dan teman – Belum konsisten
Tidak pernah santun dalam bersikap dan bertutur kata kepada guru dan teman – Tidak konsisten
SB B C K
Peduli
Selalu peduli dalam bersikap kepada guru dan teman – Sudah konsisten
Sering peduli dalam bersikap kepada guru dan teman – Mulai konsisten
Kadang-kadang peduli dalam bersikap kepada guru dan teman – Belum konsisten
Tidak pernah santun dalam bersikap dan bertutur kata kepada guru dan teman – Tidak konsisten
2.2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam melaksanakan komunikasi transaksional dengan guru dan teman
Observasi
SB
B C
Prilaku Jujur
Selalu jujur dalam melaksanakan komunikasi kepada guru dan teman – Sudah konsisten
Sering jujur dalam melaksanakan komunikasi kepada guru dan teman – Mulai konsisten
Kadang-kadang jujur dalam melaksanakan
Naskah Pembelajaran Bahasa Mandarin Kurikulum 2013 di SMA 23
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Kompetensi Dasar
Teknik Rubrik Penilaian
Kriteria Indikator
K
komunikasi kepada guru dan teman – Belum konsisten
Tidak pernah jujurdalam melaksanakan komunikasi kepada guru dan teman – Tidak konsisten
SB
B
C
K
Disiplin
Selalu disiplin dalam melaksanakan komunikasi kepada guru dan teman – Sudah konsisten
Sering disiplin dalam melaksanakan komunikasi kepada guru dan teman – Mulai konsisten
Kadang-kadang disiplin dalam melaksanakan komunikasi kepada guru dan teman – Belum konsisten
Tidak pernah disiplin dalam melaksanakan komunikasi kepada guru dan teman – Tidak konsisten
SB B C
Percaya Diri
Selalu PD dalam melaksanakan komunikasi kepada guru dan teman – Sudah konsisten
Sering PD dalam melaksanakan komunikasi kepada guru dan teman – Mulai konsisten
Kadang-kadang PD dalam melaksanakan komunikasi kepada guru
Naskah Pembelajaran Bahasa Mandarin Kurikulum 2013 di SMA 24
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Kompetensi Dasar
Teknik Rubrik Penilaian
Kriteria Indikator
K
dan teman – Belum konsisten
Tidak pernah PD dalam melaksanakan komunikasi kepada guru dan teman – Tidak konsisten
SB B
C
K
Bertanggungjawab
Selalu Bertanggungjawab dalam melaksanakan komunikasi kepada guru dan teman – Sudah konsisten
Sering Bertanggungjawab dalam melaksanakan komunikasi kepada guru dan teman – Mulai konsisten
Kadang-kadang Bertanggungjawab dalam melaksanakan komunikasi kepada guru dan teman – Belum konsisten
Tidak pernah bertanggungjawab dalam melaksanakan komunikasi kepada guru dan teman – Tidak konsisten
Format hasil Observasi Sikap
No Nama
Kriteria Sikap Profil sikap
secara umum
Semangat belajar
Santun Peduli Jujur Disiplin PD Bertang-
gung jawab
1 Tahar C B B B B C B B
2
3
Naskah Pembelajaran Bahasa Mandarin Kurikulum 2013 di SMA 25
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
b. Teknik Penilaian Diri dan Antar Teman
Teknik lain yang bisa digunakan untuk menilai sikap peserta didik
adalah penilaian diri sendiri dan antar teman. Kedua bentuk penilaian
sikap ini dilakukan oleh peserta didik dengan cara mengisi instrumen
penilaian diri untuk menilai dirinya sendiri dan menilai temannya
dengan cara mengisi instrumen penilaian antar teman. Teknik
penilaian yang melibatkan peserta didik untuk bisa bekerja sama
dalam penilaian akan berdampak pada pertanggungjawaban peserta
didik terkait kompetensi dirinya sendiri. Peserta didik bisa mengetahui
sejauh mana kompetensi yang dipelajari telah tercapai. Oleh karena
itu disarankan Penilaian Diri dilakukan sebelum ulangan harian.
Sementara penilaian antar teman merupakan bentuk penilaian yang
melatih peserta didik menjadi penilai pembelajar yang baik, dengan
cara membandingkan kompetensi capaiannya dengan pencapaian
temannya. Peran aktif peserta didik dalam penilaian bisa berdampak
positif baik bagi pendidik itu sendiri, maupun peserta didiknya.
Hasil Penilaian Diri
No.
Pernyataan
Alternatif
Ya Tidak
1. Saya sulit membiasakan diri berbahasa Mandarin
2. Saya sulit mengucapkan yunmu “ü” dengan benar
3. Saya sulit mengucapkan shengmu “zh, ch, sh, r” dengan benar
4. Saya sulit mengenal Hanzi (aksara Cina)
5. Saya sulit menulis Hanzi
6. Saya selalu menggunakan bahasa Mandarin di kelas
7. Saya .........................dst
Penilaian Antar Teman
Penilaian antar peserta didik merupakan teknik penilaian dengan cara
Naskah Pembelajaran Bahasa Mandarin Kurikulum 2013 di SMA 26
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan pencapaian
kompetensi.
Contoh instrumen
SKALA PENILAIAN
Nama Sekolah :
Mata Pelajaran :
Kelas :
Nama Peserta Didik :
Petunjuk:
Isilah kolom sikap dan perilaku dengan cara merangking nama teman
dari nomor urutan terkecil sampai yang terbesar. Nomor urut terkecil
adalah nomor 1 (satu) yang menunjukkan sikap dan perilaku teman
yang terbaik, nomor yang terbesar adalah nomor yang menunjukkan
sikap dan perilaku teman yang kurang baik.
No Nama
Kriteria Sikap
Semangat
Belajar Santun Peduli Jujur Disiplin PD
tanggung
jawab
1 Tahar Priyo
2 Ujarna
3 Vivi Adeleida
Jurnal
Contoh Penilaian Jurnal
JURNAL
Nama Peserta Didik : ...................................................................
Naskah Pembelajaran Bahasa Mandarin Kurikulum 2013 di SMA 27
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Nomor Peserta Didik : ...................................................................
...................................................................
...................................................................
...................................................................
...................................................................
...................................................................
...................................................................
...................................................................
...................................................................
...................................................................
...................................................................
...................................................................
...................................................................
...................................................................
Tanggal :
Kriteria Sikap :
Kejadian :
Guru Mata Pelajaran Bahasa Mandarin,
....................................................................
JURNAL
Nama Peserta Didik : Sarah
05-0127-070-7
18 Maret 2014
Kejujuran
Pada saat ulangan Bahasa Mandarin, Sarah
mencontek teman sebangkunya (alia).
Mengetahui bahwa pekerjaannya dicontek
Sarah, Alia menutup pekerjaannya dengan
tangannya. Sarah kemudian menarik-narik
Nomor Peserta Didik :
Tanggal :
Kriteria Sikap :
Kejadian :
Naskah Pembelajaran Bahasa Mandarin Kurikulum 2013 di SMA 28
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
tangan Alia dengan maksud dapat melihat
jawaban soal Alia.
Guru Mata Pelajaran Bahasa Mandarin,
....................................................................
2. Penilaian Kompetensi Pengetahuan
Pengumpulan informasi terkait pencapaian pengetahuan peserta didik
dilakukan melalui tes dengan teknik tes tertulis dan pemberian tugas.
Pengetahuan bahasa Mandarin terakumulasi pada Kompetensi Inti 3,
dengan Kompetensi Dasar 3.1, 3.2, 3.3, dan 3.4.
Pengetahuan bahasa Mandarin terdiri dari Hanyu pinyin, Hanzi, struktur
kalimat, ungkapan-ungkapan yang merepresentasi budaya setempat.
Hanzi dikembangkan menjadi ciyu/duanyu, selanjutnya digabung menjadi
kalimat yang sesuai gramatika bahasa Mandarin. Kosa kata, struktur
bahasa, dan ungkapan-ungkapan dipelajari dalam satu kesatuan utuh
berbentuk wacana lisan dan tulisan, yang diikat oleh tema Identitas Diri
dan Kehidupan sekolahan, Kehidupan Keluarga, Kehidupan Sehari-hari,
Hobi dan Wisata.
Tabel 1. Penilaian Kompetensi Pengetahuan
Indikator Soal Bentuk No Soal Skor Penilaian
Peserta didik dapat mengisi teks rumpang tentang Identitas diri/perkenalan, melalui sebuah dialog yang diperdengarkan
Isian 1 - 5
Satu kata = 1
10 Kata = 1 x 10
Diperdengarkan sebuah dialog, tentang Identitas diri/ Perkenalan, peserta didik dapat membuat pertanyaan dengan tepat.
Uraian terbatas
6 - 10 Skor 2 apabila kalimat tanya yang dibuat dengan struktur yang benar dan bermakna Skor 1
Naskah Pembelajaran Bahasa Mandarin Kurikulum 2013 di SMA 29
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Indikator Soal Bentuk No Soal Skor Penilaian
apabila hanya sebagian strukturnya benar Skor 0 apabila struktur yang dibuat salah,
Peserta didik dapat mengisi tabel dengan informasi umum tertentu dan rinci, serta dapat menjawab pertanyaan tentang Identitas diri/ Perkenalan, sesuai dialog yang diperdengarkan.
Uraian Terbatas
10 - 15 No. 11 – 15 skor 1
3. Penilaian Kompetensi Keterampilan
Pengumpulan informasi terkait keterampilan berbahasa Mandarin dalam
bentuk penyusunan teks lisan dan tulisan sederhana diukur dengan teknik
tes praktik, melalui unjuk kerja, unjuk karya (produk).Penilaian ini
digunakan untuk mengukur pencapaian Kompetensi Inti 4, yang terdiri dari
KD 4.1, 4.2, 4.3, dan 4.4. Instrumen penilaiannya dilengkapi dengan
rubrik, seperti contoh berikut ini:
Contoh: Rubrik penyusunan teks lisan.
Penilaian penyusunan teks lisan dalam bahasa Mandarin terdiri dari enam
kriteria yaitu Ketuntasan tugas sesuai tujuan(作业完成) , Struktur
wacana (结构清晰)Kefasihan (表达流畅), penggunaan kosa kata (用词
恰当), Penggunaan tata bahasa (语法准确)Pelafalan (发音准确)dari
masing-masing kriteria adalah :
Rubrik Ketuntasan tugas sesuai tujuan(作业完成)
Skor Kriteria
4 jika semua tugas tuntas dengan sangat baik dan sesuai tujuan
3 jika semua tugas tuntas, tetapi ada sebagian kecil yang salah namun tetap sesuai tujuan
2 jika Sebagian besar tugas tuntas, namun banyak kesalahan
Naskah Pembelajaran Bahasa Mandarin Kurikulum 2013 di SMA 30
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Skor Kriteria
sehingga tidak sesuai dengan tujuan
1 Sebagian besar tugas tidak tuntas, banyak kesalahan sehingga tidak sesuai dengan tujuan.
Rubrik Struktur wacana (结构清晰)
Skor Kriteria
4 jika penyampaian dengan struktur wacana sangat runut dan mudah dipahami
3 jika penyampaian dengan struktur yang cukup runut dan bisa dipahami
2 jika penyampaian kurang runut sehingga agak sulit dipahami
1 jika penyampaian tidak runut sehingga tidak bisa dipahami
Rubrik Kefasihan (表达流畅),
Skor Kriteria
4 jika penyampaian dilakukan dengan sangat lancar
3 jika ada penyampaian yang dilakukan dengan agak kurang lancar, namun makna dapat dipahami
2 jika penyampaian dilakukan tersendat-sendat, sehingga makna kurang dipahami
1 jika penyampaian sangat tersendat-sendat, sehingga makna tidak dapat dipahami
Rubrik Kosa kata (语法准确)
Skor Kriteria
4 jika dapat menggunakan kosa kata dengan sangat leluasa dan benar
3 jika dapat menggunakan kosa kata dengan cukup leluasa dan benar
2 jika dapat menggunakan kosa kata terbatas, dan ada beberapa yang salah
Naskah Pembelajaran Bahasa Mandarin Kurikulum 2013 di SMA 31
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Skor Kriteria
1 jika dapat menggunakan kosa kata yang sangat terbatas
Rubrik Penggunaan tata bahasa (语法准确)
Skor Kriteria
4 jika dapat menggunakan tata bahasa dengan leluasa sesuai kondisi
3 jika dapat menggunakan tata bahasa yang sering digunakan sesuai kondisi
2 jika hanya dapat menggunakan tata bahasa sederhana
1 jika dapat terdapat kesalahan mendasar dalam tata bahasa
Rubrik Pelafalan (发音准确)
Skor Kriteria
4 jika pelafalan sangat baik dan sangat mudah dipahami
3 jika pada pelafalan cukup baik, namun ada sedikit kesalahan namun tak mengubah makna
2 jika banyak kesalahan pada lafal, namun mengganggu pemahaman makna
1 jikabanyak kesalahan pelafalan
Naskah Pembelajaran Bahasa Mandarin Kurikulum 2013 di SMA
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
32
BAB III
ANALISIS KOMPETENSI
A. Kompetensi
Kurikulum berbasis kompetensi menekankan pada pencapaian kompetensi
yang dirumuskan dalam standar kompetensi lulusan, komptensi inti dan
kompetensi dasar.Oleh karena itu fokus pertama dan utama bagi guru dalam
menyiapkan pembelajaran adalah melakukan analisis pada ketiga kompetensi
itu. Dari analisis itulah akan diperoleh penjabaran materi pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, dan penilaian yang diperlukan.
Standar kompetensi lulusan adalah muara utama pencapaian yang dituju
semua mata pelajaran pada jenjang tertentu.Sedangkan kompetensi inti adalah
pijakan pertama pencapaian yang dituju semua mata pelajaran pada tingkat
kompetensi tertentu.Penjabaran kompetensi inti untuk tiap mata pelajaran
tersaji dalam rumusan kompetensi dasar.
Rumusan standar kompetensi lulusan seperti yang tercantum pada Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 tahun 2013 untuk tingkat SMA
adalah sebagai berikut.
Tabel 3: Kompetensi Inti kelas X
Dimensi Kualifikasi Kemampuan
Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi,seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab serta dampak fenomena dan kejadian.
Keterampilan Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara mandiri.
Naskah Pembelajaran Bahasa Mandarin Kurikulum 2013 di SMA 33
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Kompetensi inti tingkat SMA terdiri atas dua tingkatan, yaitu tingkat
kompetensi ke lima yang mencakup kelas X dan kelas XI, dan tingkat
kompetensi ke enam untuk kelas XII. Rumusan kompetensi yang relevan bagi
kelas X sesua Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun
2013 tentang Standar Isi adalah sebagai berikut;
Tabel 4: Kompetensi Inti Kelsa XI dan XII
Kompetensi Deskripsi Kompetensi
Sikap Spiritual 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang
dianutnya
Sikap Sosial 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,
tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama,
toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia
Pengetahuan 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena
dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah
Keterampilan 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret
dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari
yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,
Naskah Pembelajaran Bahasa Mandarin Kurikulum 2013 di SMA 34
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Kompetensi Deskripsi Kompetensi
bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu
menggunakan metoda sesuai dengan kaidah keilmuan
B. Mengkaji keterkaitan KI dan KD dalam silabus dan buku
Mengkaji keterkaitan KI dan KD dalam silabus maupun buku secara umum
dapat digambarkn dengan bagan 1 sebagai berikut;
PenjelasanBagan 1;
1. Kegiatan diawali dengan analisis keterkaitan antar KI dan KD sebagai
berikut;
a. KI-3 dan KI-4 merupakan kompetensi pengetahuan dan keterampilan
yang harus dicapai oleh peserta didik melalui kegiatan pembelajaran
(though curriculum) yang akan memberikan pengalaman belajar secara
langsung (direct teaching) kepada peserta didik.
b. KI-1 dan KI-2 merupakan kompetensi sikap religious dan sikap social
yang harus dicapai peserta didik sebagai dampak pengiring (nurturant
effects) yang merupakan pengalaman belajar tidak langsung (indirect
teaching)
c. Keempat kompetensi tersebut harus merupakan hasil pembelajaran
secara utuh atau terpadu.
Naskah Pembelajaran Bahasa Mandarin Kurikulum 2013 di SMA 35
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
2. Aloksi waktu/Alat/Bahan/Media
a. Alokasi waktu diambil jumlah yang sesuai dengan silabus
b. Sumber/Alat/media; jika hasil kajian analisis memiliki perbedaan
dengan yang tercangtum di salabus, maka dilakukn peneyesuain dengn
hasil kajian (sesuai karakteristik materi pemeblajaran)
3. Pengembangan Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran dikembangkan sesuai dengan tuntutan KD-3. Guru
dapat mengembangkan materi pembelajaran yang sudah tercntum di
silabus sesuai dengan karakteristik peserta didik. Pengembangan materi
pembelajaran merujuk pada materi pokok dalam silabus dan kompetensi
dasar yang termuat dalam kompetensi inti ketiga (pengetahuan).
Guru juga harus dapat mengembangkan materi yang kontekstual, baik
materi yang sudah tercantum dalam buku maupun pengembangan
dengan menggunakan sumber lain. Materi yang kontekstual dapat
mengintegrasikan muatan local yang mencakup keunggulan lingkungan
setempat atau materi kekinian yang sedang menjadi pembicaraan.
Selanjutnya guru juga harus mencari materi dari buku atau
mengembangkannya dari sumber lain yang dapat diaktualisasikan dalam
kegiatan kepramukaan. Dari materi tersebut dibuat suatu kegiatan yang
berisi nilai-nilai kepramukaan antara lain bertaqwa, disiplin, kerja keras,
cerdas dan terampil, serta gotong-royong, untuk diserahkan dan
dilaksanakan kepada dan oleh Pembina Pramuka pada saat kegiatan
kepramukaan yang terjadwal.
Contoh aktualisasi Bahasa Mandarin dalam kegiatan kepramukaan;
Membuat nama-nama tanaman obat yang ada di lingkungan sekolah dalam
huruf Hanzi misalnya 西红柿 tomat, 辣椒 cabe, 人参 ginseng, dan lain-lain.
Dalam kegiatan ini diterapkan pemahaman dan peningkatan ketaqwaan
dengan mensyukuri anugrah Tuhan dari berbagai tanaman, serta dapat
melatih kecerdasan dan keterampilan berfikir dan bertindak.
Selain itu juga materi dikembangkan agar siswa memiliki Lower Order
Thinking Skills (LOTS) dan Higher Order Thinking Skills (HOTS).
Naskah Pembelajaran Bahasa Mandarin Kurikulum 2013 di SMA 36
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Misalnya
a. Cara menulis kosa kata dalam bahasa mandarin yang ditulis dengan
huruf latin pinyin. (LOTS).
b. Membuat sebuah cerita dengan menggunakan Hanzi. (HOTS).
4. Pengembangan kegiatan pembelajaran. Guru dapat mengembangkan
kegiatan pembelajaran yang sudah tercntum di silabus sesuai dengan hasil
kajian terhadap materi pembelajaran dikaitkan dengan hasil kajian
terhadap KI-2 dan KI-2.
Kegiatan pembelajaran terdiri atas kegiatn pendahuluan, kegiatan inti, dan
kegiatan penutup. Kegiatan inti dikembangkan dengan pendekatan saintifik
yaitu mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi, dan
mengomunikasikan
a. Mengamati adalah kegiatan yang dilakukan dengan memaksimalkan
panca indra dengan cara melihat, mendengar, membaca, menyentuh,
atau menyimak. Yang diamati adalah materi yang berbentuk fakta,
yaitu fenomena atau beristiwa dalam bentuk gambar, video, rekaman
suara, atau fakta langsung yang bias disentuh, dilihat, dan sebagainya.
Contoh:
Peserta didik mengamati gambar/video sikap tubuh orang-orang yang
bersalaman atau menyimak percakapan memperkenalkan diri dalam
bahasa Mandarin.
b. Menanya adalah proses mengkonstruksi pengetahuan berupa konsep,
prinsip dan prosedur melalui diskusi kelompok atau diskusi kelas.
Contoh:
Peserta didik mendiskusikan kapan, dengan siapa, apa yang mereka
katakan saat mereka melakukan salaman yang ada pada
gambar/video yang ditampilkan.
c. Mencoba
Peserta didik mencoba memperkenalkan diri dalam bahasa Indonesia,
mulai dengan mengulang kalimat, melengkapi percakapan yang
Naskah Pembelajaran Bahasa Mandarin Kurikulum 2013 di SMA 37
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
rumpang, sampai memperkenalkan diri dengan beberapa teman di
kelas.
d. Mengasosiasi
Peserta didik membandingkan memperkenalkan diri dalam bahasa dan
budaya Indonesia dengan bahasa dan budaya China, dan menarik
kesimpulan persamaan dan perbedaannya.
e. Mengomunikasikan
Peserta didik mengkomunikasikan hasil diskusi yang membandingkan
antara bahasa dan budaya china dengan Indonesia.
5. Mengembangkan rencana penilaian yang mencakup penilaian kompetensi
sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Catatan:
Agar lebih jelas bagaimana merancang dan menyusun, serta melaksanakan
penilaian, lihat naskah Model Penilaian di SMA).
Naskah Pembelajaran Bahasa Mandarin Kurikulum 2013 di SMA
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
38
BAB IV
PENUTUP
Efektifitas pembelajaran merupakan indikator keberhasilan belajar, artinya semakin
kegiatan pembelajaran, maka hasil belajar semakin berkualitas dan sebaliknya,
semakin tidak efektif kegiatan pembelajaran, maka berdampak hasil belajar yang
tidak optimal.
Kurikulum 2013 mengembangkan proses pembelajaran yang mencakup KI-1, KI-2,
KI-3, dan KI-4 dengan dua modus proses pembelajaran, yaitu proses pembelajaran
langsung dan proses pembelajaran tidak langsung. Proses pembelajaran langsung
adalah proses pendidikan di mana peserta didik mengembangkan pengetahuan,
kemampuan berpikir dan keterampilan psikomotorik melalui interaksi langsung
dengan sumber belajar yang dirancang dalam silabus dan RPP berupa kegiatan
pembelajarandn langkah-lamgkah pembelajaran. Dalam pembelajaran langsung
peserta didik melakukan kegiatan belajar dengan pendekatan saintifik yaitu melalui
mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi atau menganalisis,
dan mengkomunikasikan apa yang sudah ditemukannya dalam kegiatan analisis.
Oleh karena itu fokus pertama dan utama bagi guru dalam menyiapkan
pembelajaran adalah melakukan analisis kompetensi.
Berdasarkan hasil analisis dikembangkan materi pembelajaran, alternatifkegiatan
pembelajaran, dan penilaian yang diperlukan.Pembelajaran tidak langsung adalah
proses pendidikan yang terjadi selama proses pembelajaran langsung tetapi tidak
dirancang dalam kegiatan khusus. Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan
pengembangan nilai dan sikap.Baik pembelajaran langsung maupun pembelajaran
tidak langsung terjadi secara terintegrasi dan tidak terpisah.Pembelajaran langsung
berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut KD yang dikembangkan dari KI-3
dan KI-4 berupa kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan. Keduanya,
dikembangkan secara bersamaan dalam suatu proses pembelajaran dan menjadi
wahana untuk mengembangkan KD pada KI-1 dan KI-2 yang merupakan kompetensi
sikap spiritual dan sikap sosial.
Naskah Pembelajaran Bahasa Mandarin Kurikulum 2013 di SMA 39
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Pelaksanaan pembelajaran didahului dengan penyiapan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) yang dikembangkan oleh guru baik secara individual maupun
kelompok yang mengacu pada Silabus.
Naskah Pembelajaran Bahasa Mandarin Kurikulum 2013 di SMA
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
40
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, Le.W. dan Kreathwohl, D.R. (2001). A Taxonomy For Learning, Teaching, And Assesssing: A Revision of Bloom,s Taxonomy of Educational Objectives. New York. Longman.
Bruner, J. (1996). The Culture of Education. Cambridge, MA: Harvard University
Press. Calabrese Barton, A. (1998).Reframing “science for all” through the politics of
poverty.Educational Policy, 12, 525-541. http://www.ase.org.uk/documents/principles-and-big-ideas-of-science-education Harding, S. (1998). Is Science Multicultural? Postcolonialisms, Feminisms, and
Epistemologies. Bloomington: Indiana University Press. Kemendikbud (2013).Peraturan Pemerintah No.32 Tahun 2013 tentang perubahan
atas PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional pendidikan (Lembar Negara RI Tahun 2013 No.71, Tambahan Lembar Negara). Jakarta.
Kemendikbud (2013).Permendikbud No.54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi
Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta Kemendikbud (2013).Permendikbud No.64 Tahun 2013 tentang Standar Isi
Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta Kemendikbud (2013).Permendikbud No.65 Tahun 2013 tentang Standar proses
Pendidkan Dasar dan Menengah. Jakarta Kemendikbud (2014).Permendikbud No.66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian
Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta Kemendikbud (2013).Permendikbud No.69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan
Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah. Jakarta Kemendikbud (2013).Permendikbud No.69 Tahun 2013 tentang Implementasi
Kurikulum.Jakarta UU No 20 tahun 2003 tentang Sisten Pendidikan Nasional (lembar Negara RI tahun
2003 No. 78, Tambahan lembar Negara RI No. 4301). Jakarta Young, Jolee. And Elaine Chapman (2010).Generic Competency Frameworks: a Brief
Historical Overview. Education Research and Perspectives, Vol.37. No.1. The University of Western Australia.