2 ylki - energi terbarukan inklusif

118
1

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

YLKI2

MENGENAL CSR / PKBL UNTUK ENERGI TERBARUKAN

Cetakan Pertama : 20 Februari 2020

Penulis Widjanarta

Perancang Sampul dan Penata LetakIkhsan S. Hadi

Diterbitkan Oleh: Yayasan Lembaga Konsumen IndonesiaIndonesian Consumers Foundation

Office :Jalan Pancoran Barat VII/1,Durentiga - Jakarta Selatan 12760DKI Jakarta - Indonesia

P: (021) 7981858E: [email protected]

Contact:P: (021) 7981858 atau 7971378Email: [email protected]

Pelayanan Pengaduan Konsumen:http://pelayanan.ylki.or.id

3

YLKI4

Daftar Isi

Bagian PertamaApa itu Energi Terbarukan?9

Bagian KeduaApa itu CSR dan Siapa yang Melakukannya?

4545 Kilas Waktu47 Perkembangan CSR di Indonesia48 Pemanfaatan CSR di Indonesia52 Perkembangan di Indonesia53 Model Pengelolaan CSR di Indonesia57 DefinisiCSR59 ISO 26000 Prinsip Tanggung Jawab Sosial66 Inti Tanggung Jawab Sosial68 Pelaku dan Pemanfaat CSR69 IdentifikasiPemangkuKepentingan70 Pelibatan Pemangku Kepentingan

9 Pengertian10 Energi Terbarukan15 Energi Matahari19 Energi Angin23 Biomassa27 Tenaga Air29 Energi Panas Bumi33 Energi Pasang Surut35 Tenaga Ombak37 Pelibata Masyarakar dan Entitas Bisnis41 Pelibatan Masyarakat42 Pelibatan Entitas Bisnis

6 Pengantar

5

Bagian KetigaCSR Oleh BUMN : Dasar Kebijakan dan Payung Hukum

7373 Dasar Kebijakan74 Payung Hukum dan Cakupannya

Bagian KeempatTata Cara Pengajuan CSR Agar Lebih Berhasil

7777 Strategi Proposal kegiatan 82 Pendekatan kepada Sponsor Program

Bagian KelimaContoh Contoh di Lapangan87

87 Biogas Sampah Rumah Tangga di Karang Asem, Bali95 Tungku Sehat Hemat Energi, Jolentho, di Kulon Progo, DIY110 Kontribusi BUMN melauli CSR

116 Penutup

YLKI6

Paola Yanguas Parra, analis kebijakan di Climate Analytics, mengatakan “Ekonomi yang tumbuh di Asia Selatan dan Asia Tenggara dapat beralih dari jalur intensif karbon saat ini ke energi terbarukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, mendorong pembangunan berkelanjutan dan mengatasi kemiskinan energi selagi menghindari polusi yang mengancam jiwa dan degradasi lingkungan”.

“Energi terbarukan sekarang lebih murah dibandingkan dengan generasi bahan bakar fosil di sebagian besar dunia dan energi terbarukan menawarkan cara yang lebih cepat dan lebih murah untuk meningkatkan akses ke energi bersih yang terjangkau bagi jutaan orang”. 

“ Dengan mendekarbonisasi sistem energi mereka, negara-negara Asia Selatan dan Asia Tenggara dapat membuat perbedaan mendasar dalam upaya global untuk membatasi pemanasan hingga 1.5°C, sejalan dengan Perjanjian Paris, dan akan menuai manfaat ekonomi dan pembangunan berkelanjutan yang besar dengan melakukan hal tersebut”

Pernyataan tersebut sesungguhnya sebuah ajakan bagi semua orang dan semua pihak untuk memberi perhatian yang serius terhadap pentingnya isu energi terbarukan dengan beragam kesempatan yang dimilikinya. YLKI mencermati bahwa persoalan energi terbarukan tidak cukup hanya menjadi sasaran advokasi dan disuarakan sebagai sebuah kepedulian besar masyarakat konsumen, namun harus diyakini sebagai

PENGANTAR

PENGANTAR 7

persoalan bersama antara konsumen, pelaku usaha/produsen maupun regulator (pemerintah)

Dalam kaitan inilah, maka skema Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility) dapat menjadi pintu masuk mencoba melangkah dalam upaya penyelesaian persoalan krisis energi sekaligus krisis lingkungan. Tanggung jawab konsumen sebagai pengguna dan atau pemakai energi tentu saja harus selalu diingatkan pada dua hal yaitu pentingnya menjaga perilaku dalam mengkonsumsinya serta alternatif-alternatif pilihan pengggunaan energinya

YLKI8

PENGERTIANSECARA sederhana energi didefinisikan sebagai sesuatu yang mampu membuat sebuah benda melakukan sebuah usaha. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja (misalnya untuk energi listrik dan mekanika); daya (kekuatan) yang dapat digunakan untuk melakukan berbagai kegiatan. Menurut Undang-undang No. 30/2007 tentang Energi, Pasal (1) Energi didefinisikan sebagai kemampuan untuk melakukan kerja yang dapat berupa panas, cahaya, mekanika, kimia, dan elektromagnetika.

Selanjutnya, Pasal 1, UU No. 30/2007, menyebutkan beberapa hal terkait energi:1. Sumber energi adalah sesuatu yang dapat menghasilkan energi, baik secara

langsung maupun melalui proses konversi atau transformasi.2. Sumber daya energi adalah sumber daya. alam yang dapat dimanfaatkan,

baik sebagai sumber energi maupun sebagai Energi3. Sumber energi baru adalah sumber energi yang dapat dihasilkan teknologi

baru baik yang berasal dari sumber energi terbarukan maupun sumber energi tak terbarukan, antara lain nuklir, hidrogen, gas metana batu bara (coal bed methane), batu bara tercairkan (liquified coal), dan batu bara tergaskan (gasified coal).

4. Energi baru adalah energi yang berasal dari sumber Energi baru.5. Sumber energi terbarukan adalah sumber energi yang dihasilkan dari

sumber daya energi yang berkelanjutan jika dikelola dengan baik. Misalnya, panas bumi, angin, bioenergi, sinar matahari, aliran dan terjunan air, serta gerakan dan perbedaan suhu lapisan laut.

6. Energi terbarukan adalah energi yang berasal dari sumber energi terbarukan.

7. Sumber energi tak terbarukan adalah sumber energi yang dihasilkan dari

Apa itu Energi Terbarukan?

1

YLKI10

sumber daya energi yang akan habis jika dieksploitasi secara terus-menerus, antara lain minyak bumi, gas bumi, batu bara, gambut, dan serpih bitumen.

8. Energi tak terbarukan adalah energi yang berasal dari sumber energi tak terbarukan.

Bila dirunut menurut ketersediaan sumbernya, energi dapat dipilah menjadi dua katagori, yakni: energi tidak terbarukan dan energi terbarukan.

Energi tidak terbarukan adalah energi yang ketersediaan sumbernya terbatas, sehingga apabila sudah habis, energi ini tidak dapat diperbaharui kembali. Beberapa contoh energi tidak terbarukan diantaranya adalah: sumber energi dari hasil timbunan fosil, seperti minyak bumi, gas dan batu bara; dan sumber energi dari mineral alam, seperti misalnya uranium yang dapat menghasilkan energi nuklir.

Adapun sumber energi terbarukan adalah sumber energi alam yang dapat langsung dimanfaatkan dan ketersediaan sumber daya energinya dapat memperbaharui diri secara mandiri dan atau karena sumber daya energinya ada secara terus-menerus, sebagaimana panas matahari, angin, air dll, sehingga dapat dimanfaatkan secara terus-menerus. Beberapa sumber energi terbarukan yang sudah cukup dikenal diantaranya adalah: panas matahari, angin, air, biogas, dll.

ENERGI TERBARUKANENERGI terbarukan, selain memungkinkan pengelolaannya secara berkesinambungan juga bersih. Bagi Indonesia, pengembangan energi terbarukan dewasa ini sudah dianggap sangat mendesak. Menipisnya stok bahan bakar fosil di hadapan kebutuhan energi yang terus meningkat, di samping juga persoalan lingkungan yang ditimbulkan energi berbasis fosil, menjadi beberapa alasan yang melatarinya. Namun demikian, hingga 2015 penggunaan energi terbarukan di Indonesia baru mencapai 5% (Rencana Umum Energi Nasional 2025, Kementerian ESDM).

Menurut catatan Kementerian ESDM, distribusi penggunaan energi terbarukan di Indonesia pada tahun 2015 tersebar mulai dari energi surya, panas bumi, bioenergi, angin, air, mini dan mikro hidro, serta juga gelombang laut.

Apa i tu Energi Terbarukan? 11

Dari semua yang sudah dapat diidentifikasi, kapasitas terpasangnya masih relative kecil. Bahkan energi dari gelombang laut Indonesia yang sedemikian luas baru 0,002 persen kapasitas terpasangnya, Begitu pula energi surya yang terpasang rerata 12 jam dalam sehari, jumlah kapasitas terpasangnya baru 0,038 persen.

Untuk sumber energi air, bioenergi dan panas bumi proporsi kapasitas terpasangnya terhadap perkiraan potensi yang dimiliki telah relative lebih baik, meski ketiganya masih di bawah 7 persen, Adapun untuk mini dan mikro hidro serta energi angin masih sangat kecil proporsi kapasitas terpasangnya terhadap potensi yang diperkirakan.

Secara umum, gairah untuk mengembangkan energi terbarukan sebetulnya berkembang cukup pesat, namun banyak kendala menghadang sehingga kontribusi energi terbarukan dalam proporsi dalam bauran energi nasional masih relative kecil. Baru agak belakangan, pengembangan panas bumi (geothermal) mulai dipacu, menyusul kemudian bioenergi dan energi surya yang turut mendorong penambahan kontribusi energi terbarukan pada bauran energi nasional.

Diprioritaskannya geothermal dalam pengembangan energi terbarukan karena sumber energi panas bumi ini dianggap bisa menjadi salah satu jalan keluar dari ancaman kelangkaan energi serta sebagai ikhtiar menuju energi bersih.

Tabel 1.1

Sumber Energi Potensi (Megawatt)

Kapasitas Terpas-ang (Megawatt)

Proporsi (%)

Energi Surya 207.898 78,50 0,038Panas Bumi 29.544 1.438,50 4,869Bioenergi 32.654 1.671,00 5,117Angin 60.647 3,10 0,005Air 75.091 4.826,70 6,428Mini dan Mikro Hidro

19.385 197,40 1,018

Gelombang Laut 17.989 0,30 0,002

Potensi dan Pemanfaatan Energi Terbarukan 2015 Sumber: Rencana Umum Energi Nasional 2025, Kementerian ESDM

YLKI12

Menurut catatan BPPT (Outlook Energi Indonesia, 2017), saat ini, pangsa energi terbarukan terhadap penyediaan energi primer adalah sebesar 9,5% yang didominasi oleh biomassa, tenaga air (hidro) dan panas bumi. Meskipun hidro dan panas bumi merupakan sumberdaya energi terbarukan terbesar, namun tidak semua lokasi di Indonesia memiliki sumberdaya energi terbarukan ini. Selain itu, dalam pengembangannya panas bumi juga mempunyai banyak hambatan yang cukup serius.

Apa i tu Energi Terbarukan? 13

YLKI14

Apa i tu Energi Terbarukan? 15

ENERGI MATAHARI

Matahari merupakan sumber energi paling penting dalam kehidupan seluruh makhluk hidup di bumi. Posisi matahari dari bumi terletak berjuta-juta kilometer (para ahli memperkirakan 149 juta kilometer dari bumi). Secara menerus, matahari menghasilkan jumlah energi yang luar biasa banyaknya. Para ahli memperkirakan bahwa, bila dikelola secara benar, energi yang dipancarkan matahari dan mencapai Bumi setiap menitnya akan cukup untuk memenuhi kebutuhan energi seluruh penduduk bumi selama satu tahun.

Para ahli menghitung bahwa, saat tengah hari, tenaga surya mencapai permukaan bumi dengan nilai energi puncak sebesar satu kilowatt (1 kW) per meter persegi per jam. jika semua energi ini bisa ditampung, maka kebutuhan listrik di semua Negara di bumi ini akan bisa teratasi.

Matahari adalah stasiun tenaga nuklir sangat dahsyat. Tenaga surya hadir dalam bentuk panas dan cahaya. Dalam bentuk panas, cahaya mentari bisa dipakai langsung maupun tak langsung. Energi matahari dalam bentuk panas bisa dimanfaatkan secara langsung maupun tak langsung. Pemakaian langsung misalnya menjemur dan menghangatkan ruang. Pemakaian tidak langsung misalnya memungkinkan lahirnya pembangkit listrik tenaga air dan angin.

Energi matahari dalam bentuk cahaya secara langsung banyak digunakan untuk menopang kehidupan di muka bumi. Selain itu, dengan menggunakan modul fotovoltaik, cahaya matahari yang bisa dikonversi menjadi tenaga listrik, dikenal juga dengan modul PV atau panel surya.

YLKI16

Prinsip untuk mengkonversi cahaya menjadi energi (yang berguna) juga dilakukan alam melalui foto-sintesis. Dalam proses ini hijau daun pada tanaman mengkonversi sinar matahasi menjadi energi yang diperlukan tetumbuhan bertumbuh. Dari tetumbuhan itu manusia juga binatang kemudian mengkonsumsi dan merubahnya menjadi energi untuk tubuh.

Secara umum, matahari merupakan sumber energi sempurna untuk menyediakan tenaga listrik bagi seluruh kehidupan di bumi. Namun, karena faktor cuaca cenderung selalu berubah sepanjang tahun, stabilitas cahaya matahari yang diterima menjadi terganggu. Pada saat yang sama, teknologi untuk mengatasi permasalahan tersebut belum tersedia.

Kecepatan energi matahari mencapai kawasan bumi atau ukuran energi radiasi matahari yang diterima bumi di suatu kawasan bumi pada suatu waktu disebut sebagai solar irradiation atau insolation. Satuan ukuran untuk radiasi matahari ini adakah watt jam per meter persegi (WH/M2), atau Joule per meter persegi (J/M2).

Hingga saat ini, Indonesia diperkirakan telah membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di 121 lokasi/unit dengan total kapasitas yang dihasilkan sebanyak 5.270 KW. Dari jumlah tersebut, sebanyak 17.246 KK telah memanfaatkan energi surya sebagai sumber energi listrik. PLTS Terpusat di pulau terdepan juga telah mencapai 58 unit dengan kapasitas 2.900 KW, dan melistriki 10.578 KK.

Angka-angka tersebut masih dianggap belum maksimal dibanding jumlah penduduk  dan kebutuhan  konsumsi  energi nasional yang cenderung meningkat setiap tahunnya. Hal ini diduga karena investasi yang dibutuhkan masih relatif mahal.

Sekadar catatan. Untuk pembangunan IPP – PLTS (Independent Power Produces Pembangkit Listrik Tenaga Surya) di Desa Oelpuah, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang yang menghasilkan daya 5 MWp, dibutuhkan total investasi untuk PLTS yang tertanam di lahan sekitar 7 hektar ini sebesar US$ 11,2 juta. Persoalan investasi awal untuk mengelola energi yang sangat ramah lingkungan ini masih menjadi salah satu kendala

Apa i tu Energi Terbarukan? 17

YLKI18

Apa i tu Energi Terbarukan? 19

ENERGI ANGIN

Saat ini tenaga angin telah dimanfaatkan oleh sekitar 50 negara di dunia, yang dipimpin oleh Jerman, Spanyol dan Denmark.  Teknologi tenaga angin, sepintas terlihat sederhana. Namun dibalik menara tinggi, langsing dan bilahan besi putar terdapat pergerakan yang kompleks dari bahan-bahan yang ringan seperti desain aerodinamis dan komputer yang dijalankan secara elektronik. Tenaga ditransfer melalui baling-baling, kadang dioperasikan pada variable kecepatan, lalu ke generator (meskipun beberapa turbin menghindari kotak peralatan dengan menjalankan langsung)

Perkembangan teknologi tenaga angin berkembang sangat pesat. Saat ini sebuah turbin angin modern 100 kali lebih kuat daripada turbin dua dekade yang lalu dan ladang angin saat ini menyediakan tenaga besar  yang setara dengan pembangkit listrik konvensional. Pada awal tahun 2004, pemasangan tenaga angin secara global telah mencapai 40.300 MW sehingga tenaga yang dihasilkan cukup untuk memenuhi kebutuhan sekitar 19 juta rumah tangga menengah di Eropa  yang berarti sama dengan mendekati 47 juta orang. (www.greenpeace.org/archive-indonesia/campaigns/perubahan-ik)

Menurut data Kementerian ESDM sejumlah wilayah di Indonesia memiliki potensi menghasilkan energi listrik dari angin lebih dari 100 megawatt (MW). Misalnya, wilayah Sidrap dan Jeneponto di Sulawesi Selatan berpotensi menghasilkan energi listrik dari angin hingga

YLKI20

lebih dari 200 MW. Saat ini, di kedua wilayah tersebut telah dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB). Di Sidrap berkapasitas 75 MW dan di Jeneponto berkapasitas 72 MW.

Berdasarkan analisis potensi energi angin dan pemetaan potensi energi angin yang telah dilakukan Kementerian ESDM,  wilayah di luar Sidrap dan Jeneponto dengan potensi cukup besar antara lain Sukabumi (170 MW), Garut (150 MW), Lebak, dan Pandeglang (masing-masing 150 MW), serta Lombok (100 MW). Beberapa wilayah lain juga tercatat memiliki potensi energi angin di bawah 100 MW antara lain: Gunung Kidul (10 MW) dan Bantul (50 MW) di DIY Yogyakarta; Belitung Timur (10 MW); Tanah Laut (90 MW); Selayar (5 MW); Buton (15 MW); Kupang (20 MW), Timur Tengah Selatan (20 MW), dan Sumba Timur (3 MW) di Nusa Tenggara Timur; Ambon (15 MW) Kei Kecil (5 MW) dan Saumlaki (5 MW) di Ambon. (Kementerian ESDM, 2018)

Secara umum, kelebihan tenaga angin antara lain adalah karena ramah lingkungan. Penggunaan tenaga angin mengurangi level emisi karbon dioksida penyebab perubahan ikilm. Emisi karbon dioksida berhubungan dengan proses produksi.  Pemasangan dan penggunaan  turbin angin selama rata-rata 20 tahun siklus hidup ‘membayar kembali’ terjadinya emisi    setelah 3-6 bulan pertama-yang berarti lebih dari 19 tahun produksi energi tanpa ongkos lingkungan.

Selain itu, tenaga angin juga merupakan sumber energi terbarukan. Hal ini karena angin yang menjalankan turbin selalu gratis dan tidak terkena dampak harga bahan bakar fosil yang fluktuatif. Tenaga ini juga tidak butuh untuk ditambang, digali atau dipindahkan ke pembangkit listrik. Seiring meningkatnya harga bahan bakar fosil, nilai tenaga angin juga meningkat dan biaya keseluruhan pembangkit akan menurun

Apa i tu Energi Terbarukan? 21

YLKI22

Apa i tu Energi Terbarukan? 23

BIOMASSA

Biomassa merupakan salah satu sumber energi yang telah digunakan orang sejak dahulu kala: orang telah membakar kayu untuk memasak makanan selama ribuan tahun. Biomassa adalah semua benda organik dan bisa digunakan sebagai sumber energi untuk memasak, memanaskan dan pembangkit listrik.

Secara sederhana terdapat empat jenis biomassa:1. Bahan bakar padat limbah organik atau terurai di alam; Kayu serta

limbah pertanian bisa dibakar dan digunakan untuk menghasilkan uap dan listrik. Banyak listrik yang digunakan oleh industri menghasilkan limbah yang bisa dipakai untuk menggerakkan mesin mereka sendiri (contoh: produsen furnitur).

2. Bahan bakar limbah anorganik. Tidak semua limbah adalah organic, beberapa jenis limbah merupakan limbah an-organik, misalnya plastik. Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) bekerja dengan cara yang sama dengan pembangkit listrik tenaga batubara.

3. Bahan Bakar Gas Sampah. Sampah yang ada di tempat pembuangan sampah akan membusuk dan menghasilkan gas methan. Jika gas methan tersebut ditampung, bisa langsung bisa menjadi sumber energi. Metan bisa juga dihasilkan dengan menggunakan kotoran hewan dan manusia dalam metode yang terkendali. Biodigester adalah wadah kedap udara di mana limbah atau kotoran difermentasi dalam kondisi tanpa oksigen melalui proses yang dinamakan pencernaan

YLKI24

anaerob untuk menghasilkan gas yang mengandung banyak metan. Gas ini bisa dipakai untuk memasak, memanaskan dan membangkitkan listrik. Gasifikasi adalah proses untuk menghasilkan gas yang bisa dipakai sebagai bahan bakar untuk pembangkit listrik. Dalam proses gasifikasi, biomassa dengan biaya murah, seperti batubara atau limbah pertanian dibakar sebagian dan gas sintetik yang dihasilkan dikumpulkan dan digunakan untuk pemanas dan pembangkit listrik. Dengan menggunakan teknik lebih lanjut lagi, maka gas sintetik bisa dikonversi menjadi minyak solar sintetik/bahan bakar dari sumber hayati (Biofuel) berkualitas tinggi, yang setara dengan minyak solar yang digunakan untuk menggerakkan mesin diesel konvensional.

4. Bahan bakar Hayati Berbentuk Cair. Bahan bakar hayati adalah bahan bakar untuk kendaraan bermotor atau mesin. Bahan bakar ini bisa digunakan sebagai tambahan atau menggantikan bahan bakar konvensional untuk mesin. Bioethanol adalah alkohol yang dibuat melalui proses fermentasi gula yang terkandung pada tanaman pangan (contoh: tebu, ubi kayu atau jagung), dan digunakan sebagai tambahan untuk bensin. Biodiesel dibuat dari minyak sayur (misal: Minyak Sawit, Jatropha Curcas, Minyak Kelapa, atau Minyak Kedelai, atau Limbah Minyak Sayur/WVO. Biodiesel bisa digunakan sendiri atau sebagai tambahan pada mesin diesel tanpa memodifikasi mesin.

Apa i tu Energi Terbarukan? 25

YLKI26

Apa i tu Energi Terbarukan? 27

TENAGA AIR

Berdasarkan data Kementerian ESDM, potensi sumber energi tenaga air tersebar sebanyak 15.600 MW (20,8%) di Sumatera, 4.200 MW (5,6%) di Jawa, Kalimantan,21.600 MW (28,8%), Sulawesi, 10.200 MW (13,6%), Bali, NTT, NTB, 620 MW (0,8%), Maluku, 430 MW (0,6%) dan Papua, menyimpan potensi tenaga air sebesar 22.350 MW atau 29,8% dari potensi nasional. Total keseluruhan potensi tenaga air yang dimiliki bangsa Indonesia sebesar 75.000 MW dan yang termanfaatkan saat ini hanya 10.1% atau sebesar 7,572 MW.

Untuk mempercepat pemanfaatan air sebagai sumber energi, Pemerintah mendorong kebijakan dan regulasi untuk mempercepat pencapaian tingkat pemanfaatan energi aliran dan terjunan air (HIDRO) dalam bauran energi primer nasional serta menerbitkan Peraturan Menteri ESDM yang mengatur harga energi listrik dari pembangkit listrik yang menggunakan energi air juga menjadi prioritas pemerintah untuk segera diselesaikan.

Pemerintah mentargetkan dalam waktu 5 hingga 7 tahun akan terealisasikan Pembangkit listrik Minihidro (PLTM) sebesar 1.2 GW (240 unit PLTMH @ 5 MW) sehingga akan terdapat Potensi penghematan solar impor = 2,21 juta kL/tahun = 1,92 milyar US$/tahun dengan perkiraan produksi 7.358.400 MWh/tahun.

YLKI28

Apa i tu Energi Terbarukan? 29

ENERGI PANAS BUMI

Energi panas bumi adalah energi panas yang berasal dari dalam bumi. Pusat bumi cukup panas untuk melelehkan bebatuan, tergantung pada lokasinya. Secara rerata suhu bumi meningkat satu derajat Celcius setiap penurunan 30 hingga 50 meter di bawah permukaan tanah. Suhu bumi 3000 meter di bawah permukaan sudah teramat panas, sehingga kadang-kadang, air bawah tanah merayap mendekati bebatuan panas dan menjadi sangat panas atau berubah menjadi uap.

Energi panas bumi juga dikenal dengan nama energi  geothermal. Energi panas bumi sendiri dihasilkan dan disimpan di dalam inti bumi. Jika dibandingkan dengan bahan bakar fosil, panas bumi merupakan sumber energi bersih dan hanya melepaskan sedikit gas rumah kaca.

Menurut UU No. 27 Tahun 2003 Tentang Panas Bumi, sumber daya panas bumi adalah sumber energi panas yang terkandung di dalam air panas, uap air, dan batuan bersama mineral ikutan dan gas lainnya yang secara genetik semuanya tidak dapat dipisahkan dalam suatu sistem panas bumi dan untuk pemanfaatannya diperlukan proses penambangan yang dapat dimanfaatkan untuk pembangkitan tenaga listrik atau pemanfaatan langsung lainnya.

Salah satu pemanfaatan enegi panas bumi adalah untuk menghasilkan energi listrik. Pemanfaatan energi panas bumi untuk pembangkit listrik secara garis besar dilakukan dengan cara melihat resource dari panas bumi tersebut. Apabila suatu daerah memiliki panas bumi yang mengeluarkan

YLKI30

uap air (steam), maka steam tersebut langsung dapat digunakan. Steam tersebut secara langsung diarahkan menuju turbin pembangkit listrik untuk menghasilkan energi listrik.

Setelah selesai  steam  tersebut diarahkan menuju condenser sehingga steam tersebut terkondensasi menjadi air. Air ini selanjutnya di recycle untuk menjadi uap lagi secara alami. Namun, bila panas bumi itu penghasil air panas (hot water), maka air panas tersebut harus diubah terlebih dahulu menjadi uap air (steam). Proses perubahan ini mem butuhkan peralatan yang disebut dengan heat exchanger, dimana air panas ini dialirkan menuju  heat exchanger  sehingga terbentuk uap air.  (smiagiaundip.wordpress)

Sekitar 40% cadangan energi geothermal dunia terletak di Indonesia. Diperkirakan memiliki cadangan-cadangan energi panas bumi terbesar di dunia. Cadangan energi panas bumi yang terbesar terletak di wilayah barat

Apa i tu Energi Terbarukan? 31

Indonesia dimana ada permintaan energi yang paling tinggi: Sumatra, Jawa dan Bali. Sulawesi Utara adalah provinsi yang paling maju dalam penggunaan geothermal untuk energi listrik: sekitar 40% dari pasokan listriknya didapat dari energi geothermal. (Indonesia-investments.com)

Pembangkit Listrik tenaga geothermal menggunakan sumur dengan kedalaman sampai 1.5 KM atau lebih untuk mencapai cadangan panas bumi yang sangat panas. Beberapa pembangkit listrik  ini menggunakan panas dari cadangan untuk secara langsung dialirkan guna menggerakan turbin. Yang lainnya memompa air panas bertekanan tinggi ke dalam tangki bertekanan rendah. Hal ini menyebabkan “kilatan panas” yang digunakan untuk menjalankan generator turbin. Pembangkit listrik paling baru menggunakan air panas dari tanah untuk memanaskan cairan lain, seperti isobutene, yang dipanaskan pada temperatur rendah yang lebih rendah dari air. Ketika cairan ini menguap dan mengembang, maka cairan ini akan menggerakan turbin generator.

Pembangkit listrik tenaga Panas Bumi  hampir tidak menimpulkan polusi atau emisi gas rumah kaca. Tenaga ini juga tidak berisik dan dapat diandalkan. Pembangkit listik tenaga geothermal menghasilkan listrik sekitar 90%, dibandingkan 65-75 persen pembangkit listrik berbahan bakar fosil.

Sayangnya, bahkan di banyak negara dengan cadangan panas bumi melimpah seperti Indonesia yang memilikoo 40 % cadangan panas bumi dunia, sumber energi terbarukan yang telah terbukti bersih ini belum dimanfaatkan secara besar-besaran.

YLKI32

Apa i tu Energi Terbarukan? 33

ENERGI PASANG SURUT

Dua kali sehari, air pasang naik dan turun menggerakkan volume air yang sangat banyak saat tingkat air laut naik dan turun di sepanjang garis pantai. Energi air pasang bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik seperti halnya listrik tenaga air tetapi dalam skala yang lebih besar. Pada saat air pasang, air bisa ditahan di belakang bendungan.

Ketika surut, maka tercipta perbedaan ketinggian air antara air pasang yang ditahan di bendungan dan air laut, dan air laut di belakang bendungan bisa mengalir melalui turbin yang berputar, untuk menghasilkan listrik.

Memang tidak mudah membangun penahan air pasang ini, karena pantai harus terbentuk secara alami dalam bentuk kuala, dan hanya 20 lokasi di seluruh dunia yang telah diidentifikasi sebagai tempat yang berpotensi untuk dimanfaatkan energi pasang surut

YLKI34

Apa i tu Energi Terbarukan? 35

TENAGA OMBAK

Ombak laut yang selalu beralun disebabkan oleh angin yang meniup di atas laut. Ombak laut memiliki potensi menjadi sumber energi yang hebat jika bisa dimanfaatkan dengan benar. Ada beberapa metode untuk memanfaatkan energi ombak.

Ombak bisa ditangkap dan dinaikkan ke bilik dan udara dikeluarkan paksa dari bilik tersebut. Udara yang bergerak menggerakkan turbin (seperti turbin angin) yang menggerakkan generator untuk menghasilkan listrik.

Sistem energi ombak yang lain adalah memanfaatkan gerakan naik turun ombak untuk menggerakkan piston yang bisa menggerakkan generator. Tidak mudah untuk menghasilkan listrik dari ombak dalam jumlah besar. Lagipula memindahkan energi tersebut ke pantai merupakan kesulitan tersendiri. Inilah sebabnya sistem tenaga ombak sejauh ini belum lazim.

YLKI36

Apa i tu Energi Terbarukan? 37

PELIBATAN MASYARAKAT DAN ENTITAS BISNISMENURUT catatan Kantor Menteri Negara Riset dan Teknologi Republik Indonesia disebutkan bahwa, pada tahun 2005 peranan minyak bumi impor untuk kebutuhan bahan baku kilang BBM sudah mencapai 40% sedangkan peranan BBM impor untuk pemakaian dalam negeri mencapai 32%.1 Kala itu, menurut catatan Kementerian ESDM, rerata produksi minyak Indonesia masih 387 juta barret per tahun. Rasio cadangan terhadap produksi pada tahun 2006 tercatat sebesar 23 tahun. Artinya, produksi minyak dalam negeri akan habis dalam waktu 23 tahun lagi (terhitung sejak 2006) dengan catatan tidak ada temuan baru.

Sekitar satu dasawarsa kemudian, di tahun 2015, rerata produksi sumur-sumur minyak Indonesia menurun dari 387 juta barrel per tahun pada tahun 2006 menjadi 288 juta barrel per tahun, Kementerian ESDM memperkirakan bahwa stok cadangan minyak bumi Indonesia akan habis pada tahun 2028, atau hanya tinggal 12 tahun lagi terhitung sejak 2015.

Itu artinya, saat ini (2019), mengingat rerata produksi per tahun semakin kecil, maka ketika harga BBM di pasar internasional naik, ditambah lagi nilai rupiah yang terus menurun terhadap US$, maka kita pun harus merogoh kocek lebih dalam lagi ketika mengisi bensin untuk kendaraan kita. Begitu pula untuk ongkos kendaraan umum. Pendek kata, BBM kedepan tidak lagi akan berharga murah. Hal ini sejalan dengan kebutuhan yang meningkat pesat dalam satu dasawarsa terakhir, sebaliknya kapasitas pasokan mengalami penurunan cukup tajam pula.

Menurut catatan data Kemenrian ESDM kebutuhan Migas mencapai 2.190 MBOEPD (Million Barrel Oil of Equivalent per Day/Juta barrel setara minyak per hari) dan diperkirakan akan menjadi 5.315 MBOEPD

1 Kementerian Riset dan Teknologi, “Buku Putih Penelitian, Pengembangan dan Penerapan IP-TEK Energi Baru dan Terbarukan Mendukung Ketersediaan Energi 2025”, Jakarta 2006.,h.3

YLKI38

pada tahun 2050, atau meningkat sekitar 143 persen. Sebaliknya, kapasitas pasokannya justru mengalami penurunan dari 2.190 MBOEPD pada tahun 2015 diperkirakan akan menjadi 535 MBOEPD pada tahun 2050, atau berarti mengalami penurunan sekitar 75 persen. Ini artinya ada ancaman defisit Migas cukup besar pada beberapa decade kedepan.

Adapun komposisi konsumsi energi primer nasional menurut Kementrian ESDM masih didominasi minyak bumi, batu bara, gas bumi dan baru kemudian energi baru terbarukan. Dominasi sumber energi

yang berasal dari fosil ini tentu saja cukup mencemaskan. Selain harus berhadapan dengan kelangkaan—cadangan yang hampir habis—juga implikasi terhadap lingkungan yang buruk.

Oleh sebab itu, pengembangan energi terbarukan sudah menjadi keharusan dan juga menjadi tanggung jawab semua pihak: Pemerintah, Masyarakat dan juga entitas bisnis. Selain itu, dari sisi waktu, pengembangan energi terbarukan ini juga menjadi menjadi kebutuhan yang mendesak untuk segera dilakukan oleh semua pihak.

Sebagian kalangan berpendapat bahwa, pengembangan energi terbarukan sebetulnya cukup menjanjikan. Namun demikian, ada

Tabel 1.2

Ketersediaan Cadangan Energi Nasional (Posisi Tahun 2015)

Jenis Energi Cadangan Terbukti

Rerata Produk-si/Thn

Perkiraan Habis*

Perkiraan Waktu Habis

Minyak Bumi 3,6 juta barrel

288 juta

barrel

12 thn Tahun 2027

Gas Bumi 98 TCF 3 TCF 33 thn Tahun 2048Batubara 32,4 miliar

ton393

juta ton82 thn Tahun 2097

* Asumsi tidak ada temuan baru

TCF = Trillion Cubic Feet (Triliun kaki kubik)

Sumber: Rencana Umum Energi Nasional 2025, Kementerian ESDM

Apa i tu Energi Terbarukan? 39

Tabel 1.3

Konsumsi Energi Primer Nasional (Posisi Tahun 2015)

Jenis Energi Proporsi (%) MTOE

Minyak Bumi 46 76,36

Batubara 26 38,18

Gas Bumi 23 38,18

Energi Terbarukan 5 8,3

MTOE = Million Tonnes of Oil Equivalent (Juta ton setara minyak)

Sumber: Rencana Umum Energi Nasional 2025, Kementerian ESDM

sejumlah klaim yang menyebutkan bahwa, biaya investasi penerapan teknologi berbasis energi terbarukan masih lebih tinggi jika dibandingkan dengan teknologi berbasis energi fosil. Hal ini menyebabkan pemanfaatan energi terbarukan secara nasional belum dapat maksimal.

Klaim tersebut sejatinya keliru, karena investasi energi fosil tidak menghitung biaya eksternal, seperti biaya dampak lingkungan, dll. Meski memang, teknologi berbasis fossil fuel dinilai lebih tua (mature) ketimbang teknologi energi terbarukan. Namun demikian, dengan mengeluarkan kedua komponen tersebut, nilai resiko investasi energi terbarukan dinilai lebih tinggi ketimbang energi berbasis fosil.

Saat ini, Indonesia sudah memiliki road map untuk pengembangan energi nasional dengan Kebijakan Energi Nasional yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2014 yang menargetkan bauran energi baru dan terbarukan sebesar 23 persen pada 2025 dan 31 persen pada 2050.

Mengacu pada peraturan tersebut, sebetulnya sangat sulit bagi Indonesia untuk mencapainya. Selisih antara perencanaan dan fakta di lapangan masih cukup jauh, sehingga perlu sejumlah terobosan penggunaan energi terbarukan, utamanya dengan menggunakan tenaga surya untuk daerah pedesaan dan kepulauan.

YLKI40

Indonesia juga mengembangkan tenaga panas bumi yang diperkirakan memiliki potensi sekitar 29 GW yang saat ini penggunaannya dioptimalkan oleh PT Pertamina Geothermal Energi sebesar 437 MW dengan 12 wilayah kerja. Di samping itu, pemerintah juga mulai membangun Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) dengan kapasitas 75 MW di Sidrap, Sulawesi Selatan.

Melihat kondisi persentase energi terbarukan yang masih cukup jauh dari target 23 persen dari seluruh bauran energi nasional pada tahun 2025, Pemerintah Indonesia mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 22 Tahun 2017 tentang Rencana Umum Energi Nasional. Perpres ini menekankan bahwa paradigma energi harus berkelanjutan dan tidak hanya digunakan untuk ekspor semata. Selain itu, perpres tersebut juga menekankan perlunya cara-cara inovatif untuk mengembangkan energi baru terbarukan serta perlunya pengembangan energi terbarukan secara masif.

Sesuai lampiran perpres tersebut, pada tahun 2023 ditargetkan 45,2 GW menggunakan energi baru terbarukan, dengan jumlah terbesar pada hidro dengan 17,9 GW dan panas bumi dengan 7,2 GW. Selain itu, pemerintah juga memberikan ruang untuk energi baru terbarukan lainnya sebesar 3,1 GW. Sisanya difokuskan untuk mikrohidro, bioenergi, tenaga surya, dan angin.

Apa i tu Energi Terbarukan? 41

PELIBATAN MASYARAKAT

Penggunaan energi terbarukan membutuhkan pelibatan aktif masyarakat. Sebagai pengguna akhir energi, pelibatan masyarakat dalam memilih menggunakan energi tentu saja menjadi salah satu kunci penting. Bagaimanapun, terbatasnya pasokan energi di tengah kebutuhan masyarakat yang terus meningkat adalah tanggungjawab semua pihak. Berbagai pihak, termasuk kelompok masyarakat, dituntut untuk berusaha menciptakan inovasi baru dari sumber-sumber energi alternatif yang ada di Indonesia seperti dari tenaga air, biogas, angin, panas bumi dan lain-lain.

Fakta di lapangan, akses energi masih terbatas, sehingga diperlukan inovasi-inovasi baru untuk mengatasi masalah energi, serta yang tidak kalah penting adalah pelibatan masyarakat agar pengadaan energi yang telah dibangun bisa terjaga dan berkembang lebih jauh. Agar pelibatan masyarakat menjadi optimal, upaya untuk membawa teknologi sedekat mungkin dengan kemampuan masyarakat, menjadi salah satu pilihan. Sumber daya lokal harus diubah menjadi kontribusi lokal.

Pengembangan pembangkit listrik berbasis kemampuan masyarakat merupakan salah satu pilihan yang kian mendesak untuk dilakukan. Bagaimanapun, mengedukasi dan melibatkan peran masyarakat membutuhkan kesungguhan dan pendampingan yang efektif.

Diharapkan, dengan tersedianya energi di tingkat lokal (daerah-daerah) akan melahirkan kekuatan ekonomi baru dimana sumber-sumber alternatif energi itu berada. Selain itu perlu pula dipahami bahwa, dalam proses pengembangan energi terbarukan tidak harus dimulai dari skala besar yang biasanya dikelola oleh swasta besar, karena kecil juga bisa bermanfaat. Bagaimanapun, Indonesia memiliki geothermal dimana-mana, sungai-sungai, dan berbagai sumber energi alternatif lain yang cukup melimpah.

Kedepan, masyarakat seharusnya tidak hanya menjadi objek dalam pengadaan energi, tetapi bisa juga menjadi pelaku utama dalam pembangunan energi terbarukan di Indonesia. Setiap orang bisa menjadi duta yang baik dalam mensosialisasikan energi.

YLKI42

PELIBATAN ENTITAS BISNIS

Dalam kenyataan, pelaku bisnis memberi pengaruh sangat besar dalam pola konsumsi masyarakat. Para pelaku bisnis, demi lancarnya usaha mereka, dengan berbagai teknik dan metodologi yang kian canggih dan komplek, bukan hanya mempengaruhi selera dan konsumen, tetapi juga mengatur hampir seluruh kebutuhan dan konsumsi konsumen. Fakta ini semakin tidak bisa dihindarkan seiring masifnya perkembangan teknologi komunikasi dan informasi.

Namun demikian, kalangan pelaku usaha juga kian dituntut tanggung jawabnya, baik secara moral maupun sosial seiring dengan terus melajunya kemampuan produksi dan distribusi hasil produk mereka. Para pelaku usaha tidak bisa hanya meraup keuntungan finansial dari para konsumennya. Mereka harus bertanggung-jawab bukan hanya pada kualitas produk barang dan jasanya, tetapi juga layanannya, serta berbagai implikasi lain seiring kehadiran usahanya di samping juga semakin dituntut tanggungjawab sosialnya terhadap lingkungan dan masyarakat sekitarnya.

Sejumlah isu dari tanggung jawab sosial para pelaku usaha yang cukup mengemuka adalah berkaitan dengan pelestarian lingkungan dan peningkatan keberdayaan (ekonomi) masyarakat. Kedua issue ini menemukan titik temu pada pengembangan energi terbarukan, terutama di daerah-daerah dimana potensi sumber energi terbarukan dapat diidentifikasi.

Di Indonesia sumber-sumber energi terbarukan itu bisa apa saja dan tersebar di banyak tempat. Mulai dari aliran sungai yang dapat ditemui di banyak tempat di Indonesia hingga lokasi padat penduduk dengan memanfaatkan kotoran manusia (misalnya di lokasi pesantren yang memiliki santri cukup banyak), dan banyak lagi lainnya.

Apa i tu Energi Terbarukan? 43

Pelibatan entitas bisnis dalam hal ini terkait dengan dukungan pembiayaan dan dampingan bagi pengembangan energi terbarukan tersebut. Mungkin skala energi yang dibangkitkan tidak terlalu besar, namun dengan pelibatan dan dampingan yang baik, skala energi terbarukan yang kecil itu bisa memberi manfaat bagi masyarakat setempat.

Selain pelibatan melalui mekanisme tanggung jawan sosial, entitas bisnis juga diharapkan dapat mempengaruhi konsumen mereka lebih memenfaatkan energi terbarukan dan atau setidaknya mampu berhemat dalam menggunakan energi konvensional. Bagaimana pun, kita dihadapkan pada persoalan yang sama: ancaman kelangkaan sumber energi berbasis fosil pada satu sisi dan ancaman perusakan lingkungan yang kian serius akibat penggunaan energi berbasis fosil yang kian mengancam tata kehidupan di bumi.**

YLKI44

APA ITU CSR, DAN SIAPA YANG MELAKUKANNYA? 45

KILAS WAKTU

KODE Hamurabi adalah kode hukum yang berasal dari 1754 SM. Hampir setengah dari kode berurusan dengan masalah kontrak, menetapkan upah yang harus dibayarkan kepada pengemudi sapi atau ahli bedah serta tanggung jawab pembangun untuk rumah yang runtuh. Sepertiga dari kode membahas masalah-masalah rumah tangga dan keluarga seperti warisan, perceraian, paternitas, dan perilaku reproduksi. Salah satu catatan yang menarik adalah berkaitan dengan pemberian sanksi bagi pengusaha yang menyebabkan kematian pelangganya.    Dijelaskan, bahwa akan diberikan hukuman mati kepada orang yang mememiliki ijin memproduksi makanan minuman namun memberikan pelayanan buruk serta melakukan pembangunan di bawah kualitas standar (https://en.m.wikipedia.org/wiki/Code_of_Hammurabi).

Kode Hamurabi itu boleh jadi merupakan catatan pertama yang berkaitan dengan tanggung-jawab sosial pelaku usaha atau yang kita kenal kini sebagai tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). Catatan terkait CSR berikutnya yang banyak dikenali dimulai dari awal abad 19 dan dimulai dari Amerika Serikat.

Di awal abad 19 itu Amerika Serikat mengelami pertumbuhan ekonomi cukup pesat. Perusahaan-perusahaan raksasa tumbuh pesat di tengah masyarakat Amerika kala itu. Namun, sejumlah perilaku buruk banyak dilakukan kalangan pengusaha kala itu. Beberapa perilaku buruk itu antara lain: diskriminasi harga, menahan upah buruh dan berbagai perilaku lainya yang menyalahi moral kemanusiaan.

APA ITU CSR, DAN SIAPA YANG MELAKUKANNYA?

2

YLKI46

Akibatnya, protes masyarakat pun merebak. Sebagai respon atas situasi tersebut, Pemerintah Amerika Serikat mengeluarkan peraturan agar perusahaan harus bertindak adil dan menghargai masyarakat. Gaji buruh harus dikeluarkan dan tidak ada diskriminasi harga kepada masyarakat Amerika.  

Memasuki decade 1930-an dunia dilanda krisis besar (great depression). Pada masa ini dunia berhadapan dengan kekurangan modal untuk input produksinya. Buruh terpaksa berhenti bekerja, pengangguran meningkat pesat. Timbul ketidakpuasan terhadap sikap perusahaan yang tidak bertanggung jawab terhadap pekerjanya karena perusahaan hanya diam dan tidak bisa berbuat apa-apa. Perusahaan dianggap sama sekali tidak memiliki tanggung jawab moral.

Namun tidak semua perusahaan diam seribu bahasa. Sejumlah perusahaan mencoba meminta maaf kepada masyarakat dan memberi beberapa jaminan kepada para karyawannya yang dipecat. 

Kala itu (dekade 1930-an) belum dikenal istilah CSR, meskipun upaya perusahaan untuk memperhatikan masyarakat sekitarnya sudah jelas terlihat. Namun usaha itu lebih dikenal sebatas tanggung jawab moral. Sedangkan untuk sejarah awal penggunaan istilah CSR itu dimulai pada  tahun 1970an. Pada saat ini banyak perusahaan yang memberikan bantuan kepada masyarakat baik berupa bantuan bencana alam, tunjangan dll. 

Ketenaran istilah CSR semakin semarak ketika buku John Elkington, berjudul Cannibals With Forks: The Triple Bottom Line in 21st Century Business (1998) terbit. Di dalam buku ini Elkington mengembangkan tiga komponen penting tentang pembangunan berkelanjutan (sustainable development), yang meliputi: economic growth, environmental protection, dan social equity, yang digagas The World Commission on Environment and Development (WCED). dalam Brundtland Report (1987).2

Elkington mengemas CSR ke dalam tiga fokus yang senagja ia singkat menjadi 3P yaitu singkatan dari Profit, Planet dan People. Di dalam bukunya itu Elkington menjelaskan bahwa Perusahaan yang baik tidak hanya memburu ______________

2 Dikenal juga dengan Our Common future, yang merupakan laporan WECD di Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). Laporan ini dikenal untuk pertama kalinya istilah pembangunan berkelanjutan dan juga mendefinisikannya sebagai “memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa depan”. Semenjak diterbitkannya laporan ini, penggunaan istilah “pembangunan berkelanjutan” telah menyebar ke seluruh dunia.

APA ITU CSR, DAN SIAPA YANG MELAKUKANNYA? 47

keuntungan ekonomi belaka (profit). Melainkan pula memiliki kepedulian terhadap kelestarian lingkungan (planet) dan kesejahteraan masyarakat (people). Menurut Elkington, sebuah perusahaan tidak akan pernah menjadi besar jika lingkungan dan masyarakat tidak mendukung. Bisa dibayangkan jika lingkungannya rusak, maka tidak akan terjadi arus komunikasi dan transportasi yang bagus untuk kelancaran usaha perusahaan. 

Sampai kemudian pada 1 November 2010, International Organization fo Standardization (ISO) menerbitkan ISO 26000 – Guidance on social responsibility (Panduan Tanggung Jawab Sosial), yang merupakan suatu standar yang memuat panduan perilaku bertanggung jawab sosial bagi organisasi guna berkontribusi terhadap pembangunan berkelanjutan. Pedoman ini terdiri dari 6 bab serta memuat 7 prinsip, 2 praktik dasar, 7 subjek inti, 36 isu, dan 6 praktik integrasi tanggung jawab sosial organisasi. Secara umum, ISO 26000 merupakan tanggapan ISO terhadap semakin maraknya perhatian dunia terhadap isu tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility, atau CSR).

PERKEMBANGAN CSR DI INDONESIA

Istilah CSR mulai dikenal di Indonesia pada decade 1980-an, untuk kemudian mengalami perkembangan pesat pada decade 1990an. Meski demikian, kegiatan yang selaras dengan CSR sejatinya telah dimulai lebih dulu dibanding istilah CSR itu sendiri. Namun pada mulanya lebih dikenal dengan nama CSA (Corporate Social Activity) atau “aktivitas sosial perusahaan”. Kegiatan CSA ini dapat dikatakan sama dengan CSR karena konsep dan pola pikir yang digunakan hampir sama. 

Layaknya CSR, CSA ini juga berusaha merepresentasikan bentuk “peran serta” dan “kepedulian” perusahaan terhadap aspek sosial dan lingkungan.misalnya, bantuan bencana alam, pembagian Tunjangan Hari Raya (THR), beasiswa dll. 

Sejak tahun 2003 Departemen Sosial tercatat sebagai lembaga pemerintah yang aktif dalam mengembangkan konsep CSR dan melakukan advokasi kepada berbagai perusahaan nasional. Dalam hal ini Departemen Sosial merupakan pelaku awal kegiatan CSR di Indonesia.  

Setelah tahun 2007 tepatnya, setelah lahirnya Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang kewajiban Perseroan Terbatas, hampir semua perusahaan Indonesia telah melakukan program CSR, meski lagi-lagi kegiatan itu

YLKI48

masih berlangsung untuk mencari popularitas dan keterikatan peraturan pemerintah. Misalnya, masih banyak perusahaan yang jika memberikan bantuan maka sang penerima bantuan harus menempel poster perusahaan di tempatnya sebagai tanda bahwa ia telah menerima bantuan dari perusahaan tersebut.

PEMANFAATAN CSR DI INDONESIA

Menurut dokumen “Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Potensi Alternatif Pembiayaan Sanitasi” yang diterbitkan oleh Indonesia Sanitation Sector Development Program (ISSDP) 2010, mungkin hanya Indonesia adalah satu-satunya negara di dunia yang mewajibkan korporasi, khususnya yang bergerak dalam pengelolaan sumberdaya alam (SDA) mengeluarkan dana untuk Tanggung Jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR). hal ini secara eksplisit diungkapkan dalam uu no. 40/2007 tentang Perseroan Terbatas (UUPT), yang beberapa waktu lalu dikuatkan oleh Mahkamah Konstitusi untuk segera diberlakukan. Meskipun belum dibuat peraturan perundang-undangan di bawahnya sebagai petunjuk pelaksanaan (juklak) dan petunjuk teknis (juknis), secara hukum perusahaan-perusahaan di indonesia telah terikat dengan uu tersebut.

Sebaliknya, di negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan Eropa Barat, meskipun CSR bersifat sukarela (voluntary), namun kegiatan-kegiatan terkait CSR justru sedang menjadi perhatian kalangan korporasi di sana. Sungguh pun bukan bersifat wajib, perusahaan-perusahaan rupanya lebih terikat secara moral dan sosial untuk mengalokasikan sebagian keuntungannya untuk kegiatan CSR. masyarakat di negara-negara maju yang lebih melek informasi, khususnya tentang isu-isu dunia seperti: deforestasi, pencemaran lingkungan, kemiskinan, kesehatan, pendidikan, pemanasan global, dan sebagainya, juga memberi andil untuk ‘memaksa’ korporasi lebih bertanggung jawab pada people, planet, dan profit (3P) itu sendiri melalui CSR.

Persoalan yang dihadapi perusahaan-perusahaan di negara maju adalah kesulitan mereka menemukan aktivitas CSR yang relevan dengan posisi (visi dan misi) mereka sebagai dunia usaha. di sisi lain, mereka termasuk negara- negara kaya yang tentu saja sedikit sekali memiliki persoalan kemiskinan dan pencemaran lingkungan. akibatnya, korporasi

APA ITU CSR, DAN SIAPA YANG MELAKUKANNYA? 49

YLKI50

harus mencari “tambahan outlet” di luar negara asal mereka. inilah peluang strategis bagi negara berkembang untuk menangkap limpahan dana CSR yang belum tersalurkan di negara asal perusahaan. bagi yang memiliki kantor operasi atau kegiatan di negara berkembang, korporasi akan lebih mudah mengeluarkan dana CSR-nya.

di Indonesia, kita mengenal banyak perusahaan multinasional yang beroperasi di sini dan giat menjalankan aktivitas CSR. Sebut saja Unilever, Newmont, Exxon, Freeport, Philip-morris international, dan sebagainya. Perusahaan multinasional seperti inilah yang boleh dikatakan mengawali aktivitas CSR mereka melalui pengembangan masyarakat (community development), tanggap darurat/bencana, bantuan kesehatan dan pendidikan, jauh sebelum UUPT diberlakukan.

Untuk perusahaan-perusahaan BUMN, saat ini sudah berlaku Peraturan Menteri BUMN No. PeR-05/mbu/2007, tentang Program Kemitraan badan usaha milik negara dengan usaha Kecil dan Bina lingkungan. Secara garis besar, peraturan ini mengatur kriteria dan mekanisme alokasi dana kemitraan bumn dan bina lingkungan yang bersumber dari penyisihan laba perseroan untuk kepentingan masyarakat. Selain kemitraan bumn dan bina lingkungan, beberapa bumn besar secara terpisah juga menyelenggarakan program CSR sebagai bagian dari pengembangan citra perusahaan dan pengamanan rantai psok (supply chain) bisnis mereka.

Pada gilirannya, bisa dipastikan dana CSR akan merupakan salah satu alternatif sumber dana yang luar biasa besar ketika UUPT secara efektif diberlakukan. Pertanyaannya adalah, bagaimana korporasi menyalurkan dana CSR-nya, siapa yang berhak menangkap dana tersebut, bagaimana planet (lingkungan) dan people (masyarakat) agar bisa memanfaatkan limpahan keuntungan/profit (dana CSR) di masa depan?

Dari pengalaman lapangan banyak diskusi pro-kontra tentang CSR pada sisi tataran moral beberapa di antaranya misalnya pertanyaan kritis: Apakah CSR adalah ‘bayaran perusahaan besar atas dosa yang telah mereka buat’? atau merupakan tindakan yang bertolak dari kepedulian tulus terhadap kondisi yang kurang menguntungkan di tengah masyarakat? Ataukah hal ini salah satu upaya pengamanan bisnis perusahaan, melalui pemberdayaan pihak-pihak yang terkait dengan bisnis perusahaan tersebut.

APA ITU CSR, DAN SIAPA YANG MELAKUKANNYA? 51

Terlepas dari aspek-aspek moral diatas yang kemungkinan hanya Tuhan dan pelaku usaha saja yang tahu, maka kebanyakan perusahaan menempatkan aktivitas CSR sebagai berikut:

1. Bagian dari penerjemahan visi dan misi perusahaan. ini banyak dilakukan di negara maju karena tekanan masyarakat yang berpengetahuan sudah tinggi (lebih sadar dan kritis terhadap hak-hak sosial mereka) dan karena budaya transparansinya sudah mapan. di amerika, beberapa bursa saham juga menerbitkan ‘indeks Sosial’, ‘indeks lingkungan’, beriringan dengan ‘indeks Saham.’ dengan demikian, perusahaan yang tidak menjalankan tanggung jawab sosialnya akan mengalami penurunan indeks Sosial, yang pada akhirnya menjadi salah satu faktor pertimbangan bagi investor ketika bertransaksi saham.

2. Bagian dari upaya perusahaan untuk menghindarkan/mengurangi risiko bisnis dan sekaligus sosial. ini banyak dilakukan oleh perusahaan multinasional yang beroperasi di negara-negara berkembang, misalnya unilever, exxon dan freeport di indonesia, mobil oil di afrika, dan sebagainya. Risiko bisnis, terutama terganggunya rantai pasok (supply chain). Sedangkan risiko sosial meliputi: konflik horisontal di tengah masyarakat sekitar perusahaan beroperasi, protes dan ancaman pemboikotan, kelaparan, penurunan kesehatan, dan lainnya.

3. Bagian dari pemenuhan kewajiban. Jika UUPT (Undang-undang Perseroan Terbatas) diberlakukan secara penuh, maka inilah yang akan terjadi di indonesia. dalam konteks ini, pada waktunya nanti, mungkin akan terjadi kelebihan pasokan (over-supply) dana. ini adalah peluang dan tantangan yang sama-sama besar.

YLKI52

PERKEMBANGAN DI INDONESIA

Kembali ke perkembangan CSR di Indonesia, maka kita dapat dilihat beragam upaya Pemerintah Provinsi, Kabupaten dan Kota untuk menerbitkan peraturan perundang-undangan terkait dengan pelaksanaan CSR di wilayah Propinsi, Kabupaten dan Kota bersangkutan.

Secara konvensional sumber pendanaan pembangunan daerah berasal dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Perimbangan. Namun beberapa tahun terakhir muncul keterlibatan pembiayaan oleh masyarakat dan dunia usaha melalui program CSR atau Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL). Hal ini setidaknya dilakukan di dua Provinsi, yakni: Jawa Timur dan Jawa Barat.

Pemerintah Provinsi Jawa Timur misalnya, telah menerbitkan regulasi terkait dengan hal tersebut, yaitu Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2011 tentang Tanggungjawab Sosial Perusahaan (TSP) dan Peraturan Gubernur Jawa Timur nomor 42 tahun 2012 tentang Tanggungjawab Sosial Perusahaan (TSP). Dengan regulasi ini diharapkan dihasilkan keterpaduan dan sinergitas pelaksanaan pembangunan oleh Pemerintah dan masyarakat serta dunia usaha dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat dan pelestarian lingkungan.

Pada akhir Januari 2013, Pemerintah Propinsi Jawa Barat juga telah menerbitkan Peraturan Daerah tentang Pedoman Tanggungjawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan serta Program Kemitraan dan Bina Lingkungan di Jawa Barat.

Di samping Perda tersebut, Jawa Barat juga telah memiliki peraturan untuk memfasilitasi sinergitas dan koordinasi pelaksanaan CSR sebagai tanggungjawab sosial perusahaan dalam menunjang pembangunan Jawa Barat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Peraturan tersebut meliputi: (1) Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 30 tahun 2011 tentang Fasilitasi Penyelenggaraan Tanggungjawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan di Jawa Barat, dan ditunjang dengan Keputusan Gubernur Jawa Barat antara lain: (a) Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 536/Kep.791/Bapp/2011 tentang Tim Fasilitasi Penyelenggaraan Tanggungjawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan di Jawa Barat, dan (b) Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 537/Kep.791/ Bapp/2011

APA ITU CSR, DAN SIAPA YANG MELAKUKANNYA? 53

tentang Duta CSR Dalam Penyelenggaraan Tanggungjawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan di Jawa Barat.

Selain itu, di Jawa Barat juga telah terbentuk Forum CSR. Forum dengan anggota sekitar 60 perusahaan, BUMD, dan BUMN yang tersebar di wilayah Jawa Barat telah membangun ratusan ruang kelas baru, sejumlah Puskesmas pelayanan “obstetric neonatal emergensi dasar: PONED” di 14 kabupaten/kota yang ada di Jawa Barat, dan sebagainya.

MODEL PENGELOLAAN CSR DI INDONESIA

Di negara-negara Asia, sampai tahun 2005, praktik CSR umumnya lebih banyak dalam bentuk beasiswa, sedangkan di Indonesia lebih banyak ke masalah lingkungan. Majalah Globe Asia (2007) menyingkap tentang 50 orang konglomerat Indonesia melakukan berbagai aksi kedermawanan melalui program CSR dari perusahan-perusahaan dipimpin mereka.

Nor Hadi, Corporate Social Responsibility (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011) mengungkapkan hasil penelitain pada 2009 atas 62 perusahaan “go public” di bursa efek Indonesia. Hasilnya menunjukkan, total jenis pengungkapan tanggungjawab sosial (social disclosure) sebanyak 898 jenis item pengungkapan tanggungjawab sosial perusahaan, dikelompokkan ke dalam enam jenis: (1) Lingkungan; (2) Energi; (3) Masyarakat; (4) Karyawan; (5) Produk; dan, (6) Pengungkapan tanggung jawab sosial lain.

Dari 898 jenis pengungkapan tanggungjawab sosial tersebut, terbanyak berupa kepedulian terhadap masyarakat sekitar (community) yakni 344 jenis, selanjutnya diikuti kepedulian terhadap pemeliharaan dan konservasi lingkungan 142 jenis, kepedulian jaminan kualitas produk 112 jenis, kepedulian pemeliharaan, penghematan dan konservasi energi 22 jenis dan tanggung-jawab bentuk lainnya 34 jenis. Menurut Nor Hadi, melihat kuantitas dan cakupan pengungkapan tanggungjawab sosial dilakukan perusahaan mengandung makna telah terjadi gejala upaya perusahaan menggeser orientasi operasi ke arah stakeholders, khususnya ekternal. Wujud pergeseran paradigma pengelolaan ditunjukkan dengan cakupan luas pengungkapan tanggungjawab sosial untuk community lebih luas dibanding dengan jenis tanggungjawab sosial lain.

YLKI54

Perusahaan beranggapan, terdapat peran stakeholders eksternal mendukung eksistensi dan survival perusahaan. Namun, keseriusan perusahan tidak terjadi keseluruhan perusahaan. Hanya sekitar 30 % penuh keseriusan menggeser pola orientasi stakeholder menjadi bagian dari strategi perusahaan. Lainnya, masih terbatas memenuhi standar aturan atau sekedar memenuhi syarat bahwa perusahaan telah melakukan sebagaimana perusahaan lain.

Hasil penelitian Nor Hadi juga menunjukkan, total pengungkapan tanggung-jawab sosial 1.264 item pengungkapan, terbanyak didominasi perusahaan industri manufaktur 567 item, selanjutnya industri mining & mining service 246 item, industri holding 200 item, pengungkapan terkecil pada perusahaan industri lain 26 item. Satu kriteria tipologi CSR adalah efek langsung atau tidak langsung, yakni pelaksanaan CSR berupa aktivitas sosial dengan pelaksanaan dan kemanfaatan langsung atau tidak langsung dirasakan masyarakat dan lingkungan.

Hasil penelitian Nor Hadi (2009) menunjukkan, dilihat dari aspek kemanfaatan dan dampak langsung dan tidak langsung terhadap stakeholders, praktik CSR dikategorikan dalam dua pola pelaksanaan: (1) Aktivitas dilaksanakan bersamaan masyarakat dan kemanfaatan langsung dapat dirasakan masyarakat; (2) aktivitas dilaksanakan tidak bersamaan masyarakat, tetapi kemanfaatan dapat dirasakan langsung oleh masyarakat.

Edi Suharto, Pekerjaan Sosial di Dunia Industri (Bandung: Alfabeta, 2009) juga mengakui, penerapan CSR di Indonesia semakin meningkat baik dalam kuantitas maupun kualitas. Selain keragaman kegiatan dan pengelolaannya semakin bervariasi, dilihat dari kontribusi finansial, jumlahnya semakin besar. Mengutip hasil Penelitian PIRAC (2011), Edi Suharto menunjukkan bahwa dana CSR di Indonesia mencapai lebih dari 115 miliyar rupiah atau sekitar 11,5 juta dollar AS dari 180 perusahaan dibelanjakan untuk 279 kegiatan sosial terekam oleh media massa.

Meskipun dana ini masih sangat kecil jika dibandingkan dengan dana CSR di Amerika Serikat, dilihat dari angka kumulatif tersebut, perkembangan CSR di Indonesia cukup mengembirakan. Angka rata-rata perusahaan menyimbangkan dana bagi kegiatan CSR adalah sekitar 640

APA ITU CSR, DAN SIAPA YANG MELAKUKANNYA? 55

juta rupiah atau sekitar 413 juta per kegiatan. Sebagai perbandingan, di AS porsi sumbangan dana CSR pada 1998 mencapai 21,51 miliyar dolar dan tahun 2000 mencapai 203 miliar dollar atau sekitar 2.030 triliun rupiah.

Mengacu pada karya Joko Prastowo dan Miftachul Huda, Corporate Social Responsibility: Kunci Meraih Kemuliaan Bisnis (Yogyakarta: Penerbit Samudra Biru, 2011), perkembangan pelaksanaan CSR di Indonesia menunjukkan cenderung melaksanaan program CSR sebagai: (1) Bagian dari strategi operasional perusahaan; dan (2) Kepedulian peribadi pemilik perusahaan atas suatu kendala sosial yang ingin dibantunya. Ketika program CSR dimaknai sebagai salah satu aspek strategis dalam operasionalnya, maka pelaksanaan program CSR akan masuk dalam biaya operasional. Pelaksanaan program CSR untuk publik eksternal dilakukan langsung oleh perusahaan kerja di dalam perusahaan tersebut seperti Team Public Relation, Team CD atau Team CSR.

Dapat juga perusahaan membentuk Yayasan sebagai penyelenggara kegiatan CSR untuk publik esternalnya. Namun, kerapkali CSR perusahaan hanya diwujudkan ke dalam program sosial dan cenderung sebagai filantropi atau caritas semata. Tidak sedikit juga perusahaan sangat memperhatikan aspek berkelanjutan (sustainability) dari pengguliran CSR. Program CSR sering digulirkan masih mempunyai benang merah dengan operasional perusahaan. Sebagai misal, perusahaan eksploirasi dan produksi migas menggulirkan program CSR berupa kegiatan “community development” di lingkungan masyarakat sekitar operasi terkena dampak langsung.

Mengutip Saidi dan Abidin (2004: 64-65) , Edi Suharto menunjukkan sedikitnya ada empat model atau pola CSR yang umumnya diterapkan di Indonesia.

Pertama. Keterlibatan langsung. Perusahaan menjalankan program CSR secara langsung dengan menyelenggarakan sendiri kegiatan sosial atau menyerahkan sumbangan ke masyarakat tanpa perantara. Untuk menjalankan tugas ini, sebuah perusahaan biasanya menugaskan salah satu pejabat seniornya, seperti corporate secretary atau public affair manager atau menjadi bagian dari tugas pejabat public relation.

YLKI56

Kedua. Melalui Yayasan atau Organisasi Sosial Perusahaan. Perusahaan mendirikan Yayasan sendiri di bawah perusahaan atau groupnya. Model ini merupakan adopsi dari model yang lazim diterapkan di perusahaan-perusahaan di negara maju. Biasanya, perusahaan menyediakan dana awal, dana rutin atau dana abadi yang dapat digunakan secara teratur bagi kegiatan Yayasan. Beberapa Yayasan yang didirikan perusahaan di antaranya adalah Yayasan Coca Cola Company, Yayasan Rio Tinto (perusahaan pertambangan), Yayasan Dharma Bhakti Astra, Yayasan Sahabat Aqua, GE Fund.

Ketiga. Bermitra dengan Pihak lain. Perusahaan menyelenggarakan CSR melalui kerjasama dengan lembaga sosial/perusahaan non-pemerintah (Ornop), instansi pemerintah, Universitas atau media massa, baik dalam mengelola dana maupun dalam melaksanakan kegiatan sosialnya. Beberapa lembaga sosial/Ornop bekerjasama dengan perusahaan dalam menjalankan CSR antara lain adalah Palang Merah Indonesia (PMI), Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia (YKAI), Dompet Dhuafa; instansi pemerintah seperti LIPI (Lembaga llmu Pengetahuan Indonesia), Depdiknas, Depkes, Depsos, Universitas (Ul, ITB, IPB); media massa (DKK Kompas, Kita Peduli Indosiar).

Keempat. Mendukung atau Bergabung dalam Suatu Konsorsium. Perusahaan turut mendirikan, menjadi anggota atau mendukung suatu lembaga sosial yang didirikan untuk tujuan sosial tertentu. Dibandingkan dengan model lainnya, pola ini lebih berorientasi pada pemberian hibah perusahaan bersifat “hibah pembangunan”. Pihak konsorsium atau lembaga semacam itu dipercayai oleh perusahaan-perusahaan mendukungnya secara pro aktif mencari mitra kerjasama dari kalangan lembaga operasional dan kemudian mengembangkan program disepakati bersama. Kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) bukan merupakan biaya sosial, melainkan lebih sebagai investasi sosial (social investment) Program CSR tidak hanya menguntungkan masyarakat di sekitar perusahaan, melainkan juga bermanfaat bagi keberlanjutan bisnis perusahaan itu sendiri.

APA ITU CSR, DAN SIAPA YANG MELAKUKANNYA? 57

DEFINISI CSRADA banyak definisi menganai CSR. Namun demikian, setiap definisi yang beragam itu memiliki ciri-ciri yang sama terhadap inti dari CSR itu sendiri. Dengan kata lain, kendati berbeda dalam kata-kata, namun tujuan dan maksud dari kata-kata itu sama.

Berikut beberapa definisi tentang CSR menurut beberapa lembaga dan ahli:1. CSR didefinisikan sebagai: Komitmen berkesinambungan dari

kalangan bisnis untuk berperilaku etis dan memberi kontribusi bagi pembangunan ekonomi, seraya meningkatkan kualitas kehidupan karyawan dan keluarganya, serta komunitas lokal dan masyarakat luas pada umumnya. (World Business Council for Sustainable Development)

2. CSR didefinisikan sebagai: Tanggung jawab sosial perusahaan pada dasarnya adalah sebuah konsep dimana perusahaan memutuskan secara suka rela untuk memberikan kontribusi demi mewujudkan masyarakat yang lebih baik dan lingkungan yang lebih bersih. (Commision of the European Communities).

3. CSR didefinisikan sebagai: Komitmen perusahaan untuk beroperasi secara berkelanjutan berdasarkan prinsip ekonomi, sosial dan lingkungan, seraya menyeimbangkan beragam kepentingan para pihak yang berkepentingan. (CSR Asia).

4. CSR didefinisikan sebagai: Pencapaian kesuksesan komersil dalam artian penghargaan terhadap nilai kesusilaan dan penghormatan terhadap manusia, masyarakat dan lingkungan  (Business for Social Responsilibility).

5. CSR didefinisikan sebagai: Istilah yang menjelaskan tentang kewajiban perusahaan yang harus dipertanggungjawabkan kepada para pihak yang berkepentingan disetiap operasi dan aktivitasnya.  (Ethics in Action Awards)

6. CSR didefinisikan sebagai: Keseluruhan hubungan antara perusahaan dengan pihak yang berkepentingan (Khourey).

YLKI58

7. CSR didefinisikan sebagai: Sebuah proses bisnis dimana institusi dan individual sangat sensitif dan berhati-hati terhadap akibat langsung maupun tidak langsung dari aktivitas internal dan eksternal masyarakat, alam dan dunia luar. (Indian NGO.com)

8. CSR didefinisikan sebagai: Tingkatan pertanggungjawaban moral yang dianggap berasal dari perusahaan diluar kepatuhan terhadap hukum Negara (Kicullen dan Kooistra).

9. CSR didefinisikan sebagai: Prinsip yang menerangkan bahwa perusahaan harus dapat bertanggungjawab terhadap efek yang berasal dari setiap tindakan didalam masyarakat maupun lingkungannya. (Fraderick et al)

10 CSR didefinisikan sebagai: Komitmen perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, karena hal itu juga akan berdampak baik bagi perseroan sendiri. (Pasal 74 UU No 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas)

Dari definisi di atas, secara umum dapat disimpulkan bahwa, CSR secara definisi merupakan sebuah tindakan atau konsep sosial yang dilakukan perusahaan untuk membantu kehidupan termasuk di dalamnya lingkungan, ekonomi, dan kesejahteraan masyarakat. Melalui CSR persuaahaan diharapkan lebih mengedepankan sustainability dari pada profitability perusahaan.

APA ITU CSR, DAN SIAPA YANG MELAKUKANNYA? 59

ISO 26000ISO 26000 – Guidance on Social Responsibility (Panduan Tanggung Jawab Sosial), merupakan suatu standar yang memuat panduan perilaku bertanggung jawab sosial bagi perusahaan guna berkontribusi terhadap pembangunan berkelanjutan.

Pedoman yang diterbitkan International Organization for Standardization (ISO) ini terdiri dari 6 bab serta memuat 7 prinsip, 2 praktik dasar, 7 subjek inti, 36 isu, dan 6 praktik integrasi tanggung jawab sosial perusahaan. Secara umum, ISO 26000 merupakan tanggapan ISO terhadap semakin maraknya perhatian dunia terhadap isu tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility, CSR).

PRINSIP TANGGUNG JAWAB SOSIAL

Karakteristik utama dari tanggung jawab sosial adalah kesediaan perusahaan untuk memasukkan pertimbangan sosial dan lingkungan dalam pengambilan keputusan dan bertanggung jawab atas dampak dari keputusan dan kegiatan di masyarakat dan lingkungan. Transparansi dan perilaku etis yang berkontribusi terhadap pembangunan berkelanjutan, adalah sesuai dengan hukum yang berlaku dan konsisten dengan norma-norma internasional. Hal ini juga menyiratkan bahwa tanggung jawab sosial terintegrasi di seluruh perusahaan, di praktekkan dalam hubungan usaha dan memperhitungkan kepentingan stakeholders.

Pemangku kepentingan memiliki satu atau lebih kepentingan yang dapat dipengaruhi keputusan dan kegiatan perusahaan. Kepentingan inilah yang memberikan berbagai pihak “saham” pada perusahaan sehingga menciptakan suatu hubungan dengan perusahaan. Hubungan ini tidak perlu dibakukan secara formal atau bahkan disahkan oleh pemangku kepentingan atau perusahaan. Stakeholder dapat disebut sebagai “pihak yang berkepentingan”. Dalam menentukan kepentingan stakeholder yang diakomodasi, perusahaan sebaiknya mempertimbangkan keabsahan kepentingan-kepentingan tersebut dan konsistensinya dengan norma-norma internasional.

YLKI60

Dalam pendekatan dan mempraktekkan tanggung jawab sosial, tujuan menyeluruh bagi suatu perusahaan adalah memaksimalkan kontribusinya terhadap pembangunan berkelanjutan. Dalam tujuan ini, meskipun tidak ada daftar definitif prinsip-prinsip tanggung jawab sosial, perusahaan harus menghormati tujuh prinsip yang diuraikan di bawah ini:1. Akuntabilitas. Prinsipnya adalah perusahaan harus bertanggung

jawab atas dampak ekonomi dan lingkungan terhadap masyarakat. Prinsip ini menyarankan agar perusahaan menerima pengawasan yang tepat dan juga bersedia merespon pengawasan tersebut. Akuntabilitas melibatkan kewajiban manajemen untuk menjawab kontrol yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu kepada perusahaan dan memberikan jawaban kepada otoritas hukum sehubungan dengan hukum dan peraturan. Akuntabilitas secara keseluruhan merupakan dampak dari keputusan dan kegiatan di masyarakat dan lingkungan, juga menyiratkan bahwa perusahaan dapat memberikan jawaban terhadap mereka yang terkena dampak keputusan dan kegiatannya, serta masyarakat pada umumnya, bervariasi sesuai dengan sifat tingkat dampak dan keadaan. Menjadi akuntabel berdampak positif baik bagi perusahaan dan masyarakat. Tingkat akuntabilitas dapat bervariasi, tetapi harus selalu sesuai dengan kadar atau besarnya wewenang. Perusahaan dengan otoritas tertinggi cenderung memberi perhatian lebih besar kepada kualitas keputusan dan pengawasan mereka. Akuntabilitas juga menerima tanggung jawab atas kesalahan yang telah terjadi, mengambil tindakan yang tepat untuk memperbaiki kesalahan dan mengambil tindakan untuk mencegah supaya tidak berulang. Suatu perusahaan harus memperhitungkan:

• Dampak dari keputusan dan kegiatannya di masyarakat, lingkungan dan ekonomi, terutama konsekuensi negatifnya yang cukup signifikan.

• Tindakan yang diambil untuk mencegah terulangnya dampak negatif yang tidak diinginkan dan tak terduga.

APA ITU CSR, DAN SIAPA YANG MELAKUKANNYA? 61

2. Transparansi. Prinsipnya adalah sebuah perusahaan harus transparan dalam membuat keputusan dan kegiatan yang berdampak pada masyarakat dan lingkungan. Sebuah perusahaan harus mengungkapkan secara jelas, akurat dan lengkap, pada tingkat yang wajar dan memadai, kebijakan, keputusan dan kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya, termasuk dampak yang diketahui dan kemungkinan mereka pada masyarakat dan lingkungan. Informasi ini harus tersedia, langsung dapat diakses dan dipahami oleh mereka yang telah, atau mungkin, dipengaruhi secara signifikan oleh perusahaan. Ini harus tepat waktu dan faktual dan disajikan secara jelas dan obyektif sehingga memungkinkan pemangku kepentingan untuk secara akurat menilai dampak keputusan dan kegiatan perusahaan pada kepentingan masing-masing. Prinsip transparansi tidak mengharuskan semua kepemilikan informasi menjadi milik publik, khususnya pada informasi bersifat khusus atau yang akan melanggar kewajiban privasi pribadi hukum, komersial, atau keamanan. Suatu perusahaan harus transparan berkaitan dengan :

• Tujuan, sifat dan lokasi kegiatannya;• Identitas pengendali kepentingan dalam kegiatan perusahaan;• Cara di mana keputusan dibuat, diimplementasikan dan ditinjau,

termasuk definisi peran, tanggung jawab, akuntabilitas dan otoritas di seluruh fungsi yang berbeda dalam perusahaan;

• Standar dan kriteria kinerja dimana perusahaan akan mengevaluasi sendiri kinerja tanggung jawab sosial;

• Kinerja pada isu-isu yang relevan dan signifikan tentang tanggung jawab sosial;

• Sumber, jumlah dan penyaluran dana tersebut;• Dampak nyata dan tersembunyi dari keputusan dan kegiatan

terhadap stakeholder, masyarakat, ekonomi dan lingkungan, dan• Siapa yang menjadi stakeholder, kriteria dan prosedur yang

digunakan untuk mengidentifikasi, memilih dan melibatkan mereka.

YLKI62

3. Perilaku Etis. Prinsipnya adalah suatu perusahaan harus berperilaku etis. Perilaku perusahaan harus didasarkan pada nilai-nilai kejujuran, keadilan dan integritas. Nilai-nilai ini menyiratkan kepedulian terhadap orang, hewan dan lingkungan dan komitmen untuk mengatasi dampak dari kegiatan dan keputusan demi kepentingan stakeholders.

Sebuah perusahaan harus secara aktif mempromosikan perilaku etis dalam hal :

• Mengidentifikasi dan menyatakan nilai-nilai inti dan prinsip-prinsip;• Mengembangkan dan menggunakan struktur kelola yang membantu

untuk mempromosikan perilaku etis dalam perusahaan, dalam pengambilan keputusan dan dalam interaksinya dengan orang lain;

• Mengidentifikasi, mengadopsi dan menerapkan standar perilaku etis sesuai dengan tujuan dan kegiatan, dan konsisten dengan prinsip-prinsip yang digariskan dalam standar ini;

• Mendorong dan mempromosikan ketaatanterhadap standar perilaku etis;

• Mendefinisikan dan mengkomunikasikan standar perilaku etis yang diharapkan dari struktur kelola, personil, pemasok, kontraktor dan, bila perlu, pemilik dan manajer, dan terutama dari orang-orang yang memiliki kesempatan, sambil menjaga identitas budaya lokal, secara signifikan mempengaruhi nilai-nilai, budaya, integritas, strategi dan operasi dari perusahaan dan orang-orang yang bertindak atas namanya;

• Mencegah atau menngatasi konflik kepentingan seluruh perusahaan yang dapat menyebabkan perilaku yang tidak etis;

• Membangun dan mempertahankan mekanisme pengawasan dan kontrol dengan memonitor, mendukung dan menegakkan perilaku etis;

• Membangun dan mempertahankan mekanisme untuk memfasilitasi pelaporan perilaku tidak etis tanpa rasa khawatir akan adanya pembalasan;

• Mengakui dan mengacu pada hukum dan peraturan lokal yang berlaku bila terjadi konflik dengan perilaku tidak etis;

APA ITU CSR, DAN SIAPA YANG MELAKUKANNYA? 63

• Mengadopsi dan menerapkan standar yang diakui secara internasional tentang perilaku etis ketika melakukan penelitian tentang manusia [165], dan

• Memperlakukan hewan dengan baik, yaitu ketika tindakan yang dilakukan mempengaruhi kehidupan dan eksistensi mereka, termasuk dengan menyediakan kondisi yang layak untuk pemeliharaan, peternakan, produksi, pengangkutan dan pemanfaatan hewan.

4. Menghormati Pemangku Kepentingan. Prinsipnya adalah perusahaan harus menghormati, mempertimbangkan dan menanggapi kepentingan stakeholders. Meskipun tujuan perusahaan mungkin terbatas pada kepentingan pemiliknya, anggota, pelanggan atau konstituen, namun individu atau kelompok lain juga mungkin memiliki hak, tuntutan dan kepentingan tertentu yang harus diperhitungkan. Secara kolektif, individu atau kelompok tersebut terdiri dari pemangku kepentingan perusahaan. Oleh karena itu sebuah perusahaan harus:

• Mengidentifikasi para pemangku kepentingan;• Mengenali dan memperhatikan kepentingan-kepentingan serta

hak-hak hukum dari para stakeholder dan menanggapi ekspresi keprihatinan mereka;

• Mengakui bahwa sejumlah pemangku kepentingan secara signifikan dapat mempengaruhi kegiatan perusahaan;

• Menilai dan memperhitungkan kemampuan relatif para pemangku kepentingan untuk menghubungi, terlibat dan mempengaruhi perusahaan;

• Memperhitungkan hubungan pemangku kepentingan kepentingan yang lebih luas sesuai dengan harapan masyarakat dan pembangunan berkelanjutan, serta sifat dari pemangku kepentingan yang berhubungan dengan perusahaan, dan

• Mempertimbangkan pendapat para pemangku kepentingan, yang kepentingannya mungkin akan terpengaruh oleh keputusan atau kegiatan perusahaan. Meskipun mereka tidak memiliki peran formal dalam mengelola perusahaan atau tidak menyadari kepentingannya.

YLKI64

5. Menghormati Aturan Hukum. Prinsipnya adalah suatu perusahaan harus menerima bahwa penghormatan terhadap supremasi hukum adalah wajib. Aturan hukum mengacu pada supremasi hukum dan, khususnya, dengan gagasan bahwa tidak ada individu atau perusahaan berdiri di atas hukum dan pemerintah juga tunduk pada hukum. Aturan hukum kontras dengan kekuasaan sewenang-wenang. Aturan hukum seperti undang-undang dan peraturan ditulis, disampaikan ke publik dan ditegakkan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. Dalam konteks tanggung jawab sosial, penghormatan terhadap supremasi hukum berarti bahwa perusahaan mematuhi semua hukum dan peraturan yang berlaku. Ini berarti bahwa perusahaan harus mengambil langkah-langkah untuk menaati hukum dan peraturan yang berlaku, menginformasikan kepada orang-orang dalam perusahaan tentang kewajiban mereka melaksanakan langkah-langkah tersebut (taat kepada hukum).

Oleh karena itu, sebuah perusahaan harus:• Mematuhi persyaratan hukum di semua yurisdiksi di mana

perusahaan beroperasi, bahkan meskipun (dalam keadaaan) hukum dan peraturan tersebut tidak ditegakkan secara memadai;

• Memastikan bahwa hubungan dan kegiatan perusahaan sesuai dengan kerangka hukum yang berlaku;

• Senanti menggali informasi tentang ketaatan terhadap hukum, dan• Secara berkala mengevaluasi kepatuhan terhadap hukum dan

peraturan yang berlaku.

6. Menghormati Norma-norma Perilaku Internasional. Prinsipnya adalah perusahaan harus menghormati norma-norma perilaku internasional, dengan tetap berpegang pada prinsip penghormatan tehadap supremasi hukum.

• Dalam situasi dimana pelaksanaan hukum tidak memadai baik secara lingkungan atau sosial, perusahaan harus berusaha untuk tetap menghormati, paling tidak norma-norma perilaku yang berlaku internasional.

APA ITU CSR, DAN SIAPA YANG MELAKUKANNYA? 65

• Di negara-negara di mana pelaksanaan hukum berbeda dengan norma-norma perilaku internasional, perusahaan harus berusaha untuk menghormati norma-norma tersebut semaksimal mungkin.

• Dalam situasi dimana hukum atau pelaksanaannya bertentangan dengan norma-norma perilaku internasional dan sebuah perusahaan harus secara layak dan tepat meninjau sifat hubungan dan kegiatannya dalam yurisdiksi itu.

• Sebuah perusahaan harus mempertimbangkan peluang yang sah dan saluran yang ada untuk mencoba mempengaruhi perusahaan dan pihak berwenang terkait untuk memperbaiki masalah hukum tersebut.

• Sebuah perusahaan harus menghindari terlibat dalam kegiatan perusahaan lain yang tidak konsisten dengan norma-norma perilaku internasional.

7. Menghormati Hak Asasi Manusia. Prinsipnya adalah perusahaan harus menghormati hak asasi manusia dan mengenali pentingnya sifat universalitas mereka (lihat juga subjek utama hak asasi manusia). Oleh karena itu sebuah perusahaan harus:

• Menghormati dan, jika memungkinkan, mempromosikan hak-hak yang diatur dalam Ketentuan Internasional tentang Hak Asasi Manusia;

• Menghormati universalitas dari hak-hak tersebut, yaitu, bahwa mereka tersebar dan berlaku di semua negara, budaya dan situasi;

• Dalam situasi di mana hak asasi manusia tidak dilindungi, perusahaan tetap mengambil langkah-langkah untuk menghormati hak asasi manusia dan menghindari tindakan mengambil keuntungan dari situasi ini, dan

• Dalam situasi di mana hukum atau pelaksanaannya tidak memberikan perlindungan yang memadai terhadap hak asasi manusia, perusahaan tetap mematuhi prinsip menghormati norma-norma perilaku internasional.

YLKI66

INTI TANGGUNG JAWAB SOSIAL

Untuk menentukan ruang lingkup tanggung jawab sosial dan mengidentifikasi isu-isu yang relevan dan menetapkan prioritas, perusahaan harus membahas Subjek Inti berikut :

• Tata Kelola Organisasi (perusahaan);• Hak Asasi Manusia;• Praktik Ketenagakerjaan;• Lingkungan;• Praktek Operasi Yang Adil;• Isu Konsumen, dan• Keterlibatan Dan Pengembangan Masyarakat.Aspek ekonomi, serta aspek yang berkaitan dengan kesehatan dan

keselamatan dan rantai nilai, berhubungan sekali dengan tujuh Subjek Inti ini. Keadaan atau cara cara yang berbeda yang bisa mempengaruhi laki-laki dan perempuan pada masing-masing Subjek Inti ini juga menjadi bahan pertimbangan.

Setiap subjek inti mencakup berbagai isu tanggung jawab sosial. Hal ini akan dijelaskan dalam bagian ini bersama-sama dengan tindakan terkait dan harapan. Tanggung jawab sosial yang bersifat dinamis, mencerminkan evolusi masalah sosial, ingkungan dan ekonomi, serta masalah lain yang mungkin muncul di masa depan.

Tindakan yang ada pada Subjek Inti dan Isu-isu relevan harus didasarkan pada prinsip-prinsip dan praktik tanggung jawab sosial. Disetiap Subjek inti, perusahaan harus mengidentifikasi dan memahami semua isu-isu yang relevan atau penting untuk keputusan dan kegiatan. Ketika menilai relevansi dari suatu isu, tujuan jangka pendek dan jangka panjang harus diperhitungkan. Yang jelas, tidak ada urutan yang telah ditentukan saat perusahaan mendalami Subjek Inti dan isu-isu, karena pasti akan berbeda dipengaruhi situasi tertentu atau konteks.

Meskipun semua Subjek inti saling terkait dan saling melengkapi, namun sifat tata kelola perusahaan agak berbeda dari subjek inti lainnya. Tata kelola perusahaan yang efektif memungkinkan perusahaan untuk mengambil tindakan pada subjek inti lainnya dan isu-isu relevan, dan menerapkannya sesuai prinsip yang diuraikan.

Sebuah perusahaan harus melihat subjek inti secara holistik, artinya, harus mempertimbangkan semua Subjek inti dan isu-isu relevan, keterkaitan

APA ITU CSR, DAN SIAPA YANG MELAKUKANNYA? 67

antara satu dengan lainnya. Perusahaan harus menyadari bahwa upaya untuk mengatasi satu isu mungkin harus melihat isu-isu lainnya. Penyelesaian khusus yang ditargetkan pada isu tertentu seharusnya tidak mengesampingkan isu-isu lain atau memberi dampak buruk pada siklus produk atau jasa, stakeholder atau pada rantai nilai.

Dengan memahami Subjek inti dan isu-isunya, dan mengintegrasikan tanggung jawab sosial dalam keputusan dan kegiatan, suatu perusahaan akan memperoleh sejumlah manfaat penting.

Tanggung jawab sosial dapat memberikan banyak manfaat bagi perusahaan. yaitu:• Mendorong keterbukaan informasi dalam pengambilan keputusan

didasarkan pada pemahaman yang lebih baik terhadap tanggung jawab sosial dan harapan masyarakat (termasuk manajemen yang lebih baik dari risiko hukum) dan risiko tidak bertanggung jawab secara sosial;

• Meningkatkan praktek manajemen risiko perusahaan;• Meningkatkan reputasi perusahaan dan mendorong kepercayaan publik

yang lebih besar;• Lisensi sosial perusahaan untuk beroperasi;• Menghasilkan inovasi;• Meningkatkan daya saing perusahaan, termasuk akses ke keuangan dan

dalam memilih mitra kerja;• Meningkatkan hubungan baik perusahaan dengan para pemangku

kepentingan, sehingga perusahaan diekspos dengan perspektif baru dalam membangun kontak dengan beragam pemangku kepentingan;

• Meningkatkan loyalitas, keterlibatan, partisipasi dan moral karyawan;• Meningkatkan keselamatan dan kesehatan para pekerja wanita dan pria;• Berdampak positif pada kemampuan perusahaan untuk merekrut,

memotivasi dan mempertahankan karyawan;• Bisa melakukan penghematan terkait dengan peningkatan produktivitas

dan efisiensi sumber daya, energi dan konsumsi air yang lebih rendah, pengurangan limbah, dan harga produk bersaing;

• Meningkatkan keandalan dan kewajaran dalam bertransaksi melalui keterlibatan politik bertanggung jawab, persaingan yang adil, dan tidak adanya korupsi, dan

• Mencegah atau mengurangi potensi konflik dengan konsumen terkait produk atau jasa.

YLKI68

PELAKU DAN PEMANFAAT CSRORGANISASI perusahaan adalah pelaku utama CSR. Perusahaan, sebagai konsekwensi atas kegiatan usahanya berkewajiban untuk turut menanggung berbagai implikasi yang dibangkitkan daeri usahanya itu. Selain itu, orientasi organisasi perusahaan diharapkan tidak hanya pada keuntungan (profit) dan tanpa mempedulikan kelestarian lingkungan (planet) serta nasib masyarakat yang ada di sekitarnya (people).

Adapun pemanfaat CSR adalah para pemangku kepentingan dari perusahaan itu sendiri. Jumlah dan ragam mereka kemungkinan semakin banyak dan beraneka. Jangkauannya mungkin juga kian melebar, tidak hanya terfokus di lokasi produksi.

APA ITU CSR, DAN SIAPA YANG MELAKUKANNYA? 69

IDENTIFIKASI PEMANGKU KEPENTINGAN

Pemangku kepentingan adalah organisasi atau individu yang memiliki satu atau lebih kepentingan. kepentingan tersebut dapat dipengaruhi perusahaan, dan erat hubungan dengan perusahaan. Hubungan yang diciptakan oleh kepentingan ini ada yang disadari dan ada pula yang tidak. Sebuah perusahaan mungkin tidak selalu menyadari semua pemangku kepentingan, meskipun demikian ia harus berusaha untuk mengidentifikasi mereka. Demikian pula, banyak pemangku kepentingan mungkin tidak menyadari potensi perusahaan yang mempengaruhi kepentingan mereka.

Untuk mengidentifikasi stakeholder, suatu perusahaan harus bertanya pada diri sendiri dengan pertanyaan-pertanyaan berikut:

• Kepada siapakah perusahaan memiliki kewajiban hukum?• Siapa yang mungkin terkena dampak positif atau negatif dari

keputusan atau kegiatan perusahaan?• Siapa yang kemungkinan mengekspresikan kekhawatiran

terhadap keputusan dan kegiatan perusahaan?• Siapa yang telah terlibat di masa lalu ketika hal yang sama perlu

ditangani?• Siapa yang dapat membantu ketika perusahaan berupaya

mengatasi dampak tertentu?• Siapa yang dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan

memenuhi tanggung jawabnya?• Siapa yang akan dirugikan jika dikeluarkan dari ikatan?• Siapa yang dalam rantai nilai yang terpengaruh?

YLKI70

PELIBATAN PEMANGKU KEPENTINGAN

Pelibatan pemangku kepentingan (stakeholder engagement) membutuhkan dialog antara perusahaan dengan satu atau lebih dari para pemangku kepentingan. Ini membantu perusahaan dalam menangani tanggung jawab sosial karena diperolehnya informasi dasar dalam mengambil keputusan tersebut.

Stakeholder engagement bisa mengambil banyak bentuk. Hal ini dapat dimulai oleh perusahaan itu sendiri dari awal atau sebagai respon oleh perusahaan kepada satu atau lebih stakeholder. Hal ini dapat terjadi baik dalam pertemuan informal atau formal dengan berbagai macam format seperti pertemuan individu, konferensi, lokakarya, dengar pendapat publik, diskusi meja bundar, komite penasihat, informasi berkala dan terstruktur dan prosedur konsultasi, perundingan bersama dan forum berbasis web. Stakeholder engagement harus interaktif dan dimaksudkan untuk memberikan kesempatan kepada stakeholder untuk memberikan pandangan dan didengar. Fitur penting dalam hal ini adalah adanya komunikasi dua arah.

Ada berbagai alasan bagi suatu perusahaan untuk membangun ikatan dengan stakeholder. Stakeholder engagement dapat digunakan untuk:

• Meningkatkan pemahaman perusahaan dari kemungkinan konsekuensi dari keputusan dan kegiatan para pemangku kepentingan tertentu;

• Menentukan cara terbaik untuk meningkatkan dampak menguntungkan dari keputusan perusahaan dan kegiatan dan bagaimana untuk mengurangi dampak buruk;

• Menentukan apakah klaim perusahaan tentang tanggung jawab sosial yang dianggap kredibel;

• Membantu perusahaan meninjau kinerjanya sehingga dapat meningkatkan;

• Mendamaikan konflik yang melibatkan kepentingan sendiri, orang-orang dari para pemangku kepentingan dan harapan masyarakat secara keseluruhan;

• Mengatasi hubungan antara kepentingan stakeholder dan tanggung jawab perusahaan untuk masyarakat luas;

• Berkontribusi untuk terus belajar oleh perusahaan;

APA ITU CSR, DAN SIAPA YANG MELAKUKANNYA? 71

• Memenuhi kewajiban hukum (misalnya untuk karyawan);• Mengatasi konflik kepentingan, baik antara perusahaan dan

stakeholder atau antar stakeholder;• Menyediakan perusahaan dengan manfaat memperoleh

perspektif yang beragam;• Meningkatkan transparansi keputusan dan kegiatan, dan• Bentuk kemitraan untuk mencapai tujuan yang saling

menguntungkan.

YLKI72

CSR OLEH BUMN 73

DASAR KEBIJAKAN

DEWASA ini CSR sesungguhnya telah menjadi fenomena global. Lewat satu dasawarsa lalu, di Geneva, Swiss (5 Juli 2007) telah dilangsungkan konferensi UN Global Compact, yang dihadiri lebih 600 eksekutif senior korporasi dunia. Tujuan konferensi adalah memperbaiki praktik bisnis dengan memperhatikan lingkungan hidup dan aspek sosial di dalam dan di luar perusahaan. Korporasi diminta memperlihatkan kepedulian dan tanggungjawab kemasyarakatan lebih besar.

Kurang lebih satu bulan setelah pertemuan di Geneva itu (16 Agustus 2007), Presiden Repubik Indonesia kala itu menandatangi Undang-undang No 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Di dalam UU tersebut, pada Bab V tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan, Pasal 74 disebutkan beberapa ketentuan tentang CSR sebagai berikut:(1) Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau

berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan.

(2) Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya Perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran.

(3) Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan diatur dengan Peraturan Pemerintah.

CSR OLEH BUMNDASAR KEBIJAKAN DAN PAYUNG HUKUM

3

YLKI74

Meski dalam UU No 74/2007 tersebut tanggung jawab sosial hanya diarahkan pada perusahaan yang kegiatan usahanya berkaitan dengan sumber daya alam, namun selepas UU tentang Perseroan Terbatas itu diundangkan, mendorong banyak perusahaan, termasuk yang kegiatannya tidak berkaitan dengan sumber daya alam untuk melakukan tanggung jawab sosialnya.

Wujud tanggung jawab sosial yang dilakukan perusahaan-perusahaan di Indonesia itu mulai dari kegiatan yang bersifat charity (amal) hingga kegiatan pembedayaan (empowerment) masyarakat. Sebaran wilayah kegiatannya juga menyebar dari kota-kota hingga ke hampir seluruh pelosok Indonesia.

Belakangan, banyak kegiatan CSR yang dimanfaatkan oleh Pemerintah Daerah sebagai salah satu sumber pendanaan alternative. Beberapa daerah juga telah menerbitkan sejumlah Peraturan Daerah untuk memfasilitasi dan mengkonsolidasi CSR yang dilakukan perusahaan swasta, BUMN dan juga BUMD.

PAYUNG HUKUM DAN CAKUPANNYA

SETIDAKNYA terdapat dua udang-undang yang menjadi payung hokum kegiatan CSR yang dilakukan oleh BUMN. Payung pertama adalah UU No 40/2007 tentang Perseroan Terbatas (UU PT) dan UU No 19/2003 tentang Badan Udaha Milik Negara (UU BUMN).

Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 yang disahkan DPR tanggal 20 Juli 2007 menandai babak baru pengaturan CSR di Indonesia dan sekaligus menjadi instrument yuridis. Keempat ayat dalam Pasal 74 UU No. 40 Tahun 2007 menetapkan kewajiban semua perusahaan di bidang sumber daya alam untuk melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan.

Dengan demikian, seiring kehadiran UU PT tersebut kegiatan CSR dari yang sifatnya sukarela, melalui perjalanan yang cukup panjang (pro dan kontra) menjadi instrumen yuridis, sebagai perlindungan kepentingan manusia baik itu kepastian hukum (Rechtssicherheit), kemanfaaatan (Zweckmassigkeit) dan keadilan(Gerechtigkeit)3

Pasal 74 UU PT, yang mengatur tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan, mengandung makna mewajibkan tanggung jawab sosial dan lingkungan, mencakup pemenuhan peraturan perundangan

CSR OLEH BUMN 75

terkait, penyediaan anggaran tanggung jawab sosial dan lingkungan, dan kewajiban melaporkannya.

Subtansi pasal 74, berlaku tidak hanya untuk perusahaan yang bergerak di bidang atau berkaitan dengan sumber daya alam, tetapi berlaku untuk semua perusahaan, tidak terkecuali perusahaan skala Usaha Kecil dan Menengah (UKM), baru berdiri, atau masih dalam kondisi merugi. Namun demikian, lingkup dan pengertian tanggung jawab sosial dan lingkungan yang dimaksud pasal 74 UU PT berbeda dengan lingkup dan pengertian CSR dalam pustaka maupun definisi resmi yang dikeluarkan oleh lembaga internasional (The World Bank, ISO 26000 dan sebagainya) serta praktik yang telah berjalan di tanah air maupun yang berlaku secara internasional.

Indonesia dan bangsa-bangsa di sudut manapun di muka bumi ini, sekarang sudah terhubung dan terkooptasi ke dalam satu pola kehidupan. Akibatnya batas-batas teritorial negara nasional hampir tidak lagi menjadi penghalang bagi berkembangnya ragam aktivitas manusia, baik perniagaan maupun bukan perniagaan.4

Adapun berkaitan dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bentuk badan hukumnya sebagaimana disebutkan pada Pasal 9 Undang-udang No 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (BUMN) disebutkan bahwa, BUMN terdiri dari Persero dan Perum. Selanjutnya, pada Pasal 11 UU No 19/2003 disebutkan bahwa, terhadap Persero berlaku segala ketentuan dan prinsip-prinsip yang berlaku bagi perseroan terbatas sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas.

Kemudian pada Pasal 34 UU No 19/2003 disebutkan bahwa, bagi Persero Terbuka berlaku ketentuan Undang-undang ini dan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 sepanjang tidak diatur lain dalam peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal.

Adapun UU No 1/1995 tentang Perseroan Terbatas tersebut kemudian dirubah menjadi UU No 40/2007 tentang Perseroan terbatas.**_______________

3 Sudikno Mertokusumo dan Pitlo,Bab-bab Tentang Penemuan Hukum,Citra Aditya Bak-ti,Bandung 1993,hlm 14 Edi Suharto, Pekerjaan Sosial Di Dunia Industri Memperkuat CSR (Corporate Social Respon-sibility),Penerbit Alfabeta Bandung, hlm 40-41

YLKI76

TATA CARA PENGAJUAN CSR AGAR BERHASIL 77

STRATEGI

DEWASA ini CSR sesungguhnya telah menjadi fenomena global. Lewat satu dasawarsa lalu, di Geneva, Swiss (5 Juli 2007) telah dilangsungkan konferensi UN Global Compact, yang dihadiri lebih 600 eksekutif senior korporasi dunia. Tujuan konferensi adalah memperbaiki praktik bisnis dengan memperhatikan lingkungan hidup dan aspek sosial di dalam dan di luar perusahaan. Korporasi diminta memperlihatkan kepedulian dan tanggungjawab kemasyarakatan lebih besar.

Untuk dapat memanfaatkan peluang yang demikian besar, maka setiap masyarakat baik individu maupun kelompok mempunyai kesempatan yang sama dalam memanfaatkan kegiatan CSR/PKBL ini, syaratnya ada 2 hal, pertama ada Proposal Kegiatan dan kedua dilakukan pendekatan baik secara kelembagaan maupun individu ke keperusahaan yang dituju dengan maksud penjajagan dan pengenalan. Tentu saja sebelum hal ini dilakukan pelajari terlebih dahulu apa saja yang menjadi kepedulian perusahaan tersebut

A. PROPOSAL KEGIATAN

Menurut KBBI, proposal merupakan rencana yang dituangkan dalam bentuk rancangan. Perencanaan dalam sebuah proposal harus dibuat secara sistematis, matang, dan teliti. Tujuan dari pembuatan proposal sendiri adalah untuk mendapatkan bantuan dana, perizinan, atau infrastruktur yang sekiranya dibutuhkan.

TATA CARA PENGAJUAN CSR AGAR BERHASIL

4

YLKI78

STRUKTUR PROPOSAL

Struktur proposal merupakan sesuatu yang harus diperhatikan oleh setiap orang yang membuat proposal. Karena jenis proposal sendiri beragam, maka strukturnya pun berbeda-beda, misalnya untuk Struktur Proposal Kegiatan berisikan Halaman Judul, Pendahuluan, Tujuan, Sasaran, Jadwal, Personal pelaksana kegiatn/Panitia, Anggaran, Penutup.

Bagaimana memulai penulisan proposal CSR, maka berikut ini panduan garis besarnya saja

1. TENTUKAN TOPIK

Sama halnya dengan membuat makalah ataupun laporan, dalam membuat sebuah proposal CSR,  kita harus menentukan terlebih dahulu topik apa yang akan menjadi pokok bahasan dalam pengajuannya. Apapun jenis kegiatan yang akan dilakukan maka topik proposal adalah sesuatu yang harus diperhatikan. Pilihlah topik yang sekiranya bisa menarik pembaca proposal yang isinya jelas sehingga proposal akan semakin mudah untuk disetujui.

2. TENTUKAN STRUKTUR PROPOSAL

Setelah menentukan topik, tentukan struktur proposal dengan menggunakan berbagai struktur proposal di atas sebagai referensi. Memang, tidak semua struktur proposal yang tertulis di atas harus ada pada propososal, namun, semakin lengkap, maka proposal CSR akan semakin mudah difahami oleh sponsor progran

3. BUAT KERANGKA PROPOSAL

Sebelum menuliskan secara lengkap proposal yang akan diajukan, maka buatlah terlebih dahulu kerangka proposal untuk mempermudah dalam hal penyusunan dan penulisan. Kerangka ini nantinya bisa berisi poin-poin penting yang ingin kita sampaikan di dalam proposal tersebut

4. OBJEKTIFITAS

Dalam penulisan sebuah proposal, kamu harus berpatokan pada data dan fakta yang ada di lapangan. Bedakan antara membuat proposal CSR dengan mengarang bebas. Data yang dituliskan harus benar adanya,

TATA CARA PENGAJUAN CSR AGAR BERHASIL 79

masuk akal serta dapat dipertanggung-jawabkan. Cantumkan pula sumbernya serta apa yang ingin dicapai dengan kegiatan ini

5. PERHATIKAN FORMAT PENULISAN

Format penulisan juga merupakan salah satu hal yang harus di perhatikan dalam membuat sebuah proposal CSR. Selalu gunakan bahasa baku yang baik dan benar serta usahakan untuk menggunakan kalimat efektif yang jelas. Hindari juga kesalahan ejaan maupun penulisan pada proposal yang akan diajukan.

Selain hal-hal tesebut diatas, maka perlu juga diperhatikan mengenai kapan program ini akan dilaksanakan, bagaimana melaksanakannya, bagaimana mekanisme kontrol atau monitoringnya serta ukuran keberhasilannya.

Sedangkan secara lebih rinci sebuah proposal CSR dikemas dalam format jadwal waktu yang efektif, bisa disampaikan kegiatan permingguan umpamanya. Tidak ada batasan waktu sampai kapan kegiatan ini akan berakhir, namun demikian perlu diperhatikan waktu pelaporan kegiatan berupa narasi dan pelaporan keuangan dalam tenggat waktu perusahaan misalnya waktu tutup buku mereka apakah pada bulan Maret ataukah Desember pada tahun berjalan

6. HAL-HAL LAIN YANG PERLU DI PERTIMBANGKAN

Besarnya dana yang diajukan juga tidak ada batasannya, namun demikian perlu menjadi pertimbangan beberapa hal diantaranya;• Besaran proposal harus seimbang dengan kemampuan pengusul

atau pemrakarsa baik tenaga maupun kemampuan lembaga dalam menanganinya. Jika sebuah lembaga belum terbiasa mengelola dana besar, yang biasanya diwujudkan dengan laporan audited keuangannya, maka terlalu ambisius dan riskan untuk diberikan dari sponsor, jika meminta dana yang cukup besar

• Mulailah dengan menanamkan kepercayaaan pada pihak pemberi dana/sponsor dengan mengelola proposal kegiatan kecil dan buktikan bahwa kita mampu untuk menjalankannya secara baik, benar dan bertanggung-jawab. Setelah itu secara bertahap ajukan untuk perluasan kegiatan

YLKI80

• Setiap kegiatan harus dan wajib untuk di dokumentasikan karena kegiatan ini menjadi nilai tersendiri bagi perusahaan yang akan disampaikan pada pemegang sahamnya

• Kepada penerima bantuan atau pihak-pihak lain upayakan keterbukaaan tentang jumlah dana yang diterima, karena mereka akan menilai kita secara profesional. Tidak usah merasa ragu untuk menetapkan fee bagi para pekerja yang terlibat dalam kegiatan ini, sepanjang mereka mempunyai dasar yang kuat terhadap profesionalisme pekerjaannya

• Dalam progrsm CSR, umumnya pihak sponsor tidak mau untuk membiayai operasional lembaga. Operasional lembaga baiknya dimasukan sebagai kontribusi pemrakaras/pengusul. Dengan demikian pandai-pandailah untuk mengelola dana yang diberikan agar sesuai dengan kesepakatan yang telah dibicarakan diawal program

TATA CARA PENGAJUAN CSR AGAR BERHASIL 81

YLKI82

B. PENDEKATAN KEPADA SPONSOR PROGRAM

Boleh dikatakan bahwa keberhasilan sebuah kegiatan lebih banyak ditentukan sejauh mana para sponsor program mengenal diri dan lembaga kita.

Untuk hal itu maka cara-cara pendekatan dapat dilakukan secara persuasif dan aktif, bukan saja saat kita ingin mengajukan usulannya namun juga pendekatan-pendekatan sebelumnya.

Ada beberapa kunci yang harus diperhatikan ketika kita atau lembaga yang kita wakili ingin mengadakan pendekatan-pendekatan kepadan para potensial sponsor untuk program energi terbarukan1. Upayakan untuk mencari atau mendata potensial sponsor yang kira-

kira mempunyai program CSR atau tertarik pada usulan yang akan diajukan. Sebagai contoh perusahaan yang produksinya berkaitan dengan pertambangan tentu punya kepedulian soal energi, perusahaan yang bergerak di perkebunan atau pertanian skala besar tentu punya minat bagi upaya pelestarian lingkungan, dll

2. Petakan nama perusahaan, nama dan alamat kontak person yang ada atau carilah informasi sebanyak-banyaknya dan petakan perusahaan yang ada disekitar lokasi program atau terdekat dengannya.

3. Pelajari jenis dan bentuk CSR yang menjadi kebijakan perusahaan tersebut, serta carilah informasi mengenai kegiatan CSR dilapangan, siapa yang menerima bantuan, apa bentuknya, berapa lama serta gali informasi kepada pemrakarsanya

4. Umumnya perusahaan baik BUMN maupun swasta lebih banyak memberikan bantuannya pada masyarakat disekitar lokasi perusahaan yang ada. Namun tidak menutup kemungkinan mereka juga mau memberikan bantuannya pada wilayah lain, pelajari dengan baik bentuk dan jenis CSR pada masing-masing wilayah, catat kemiripan yang mungkin ada

5. Untuk tahap awal biasanya sebuah perusahaan hanya mau memberikan bantuan CSR dalam bentuk bea siswa, perbaikan dan pembangunan sarana ibadah atau penghijauan. Untuk itu jika program yang akan diajukan diluar hal-hal tersebut seperti untuk pembangunan biogas, solar panel, mikro hidro atau hal lain yang

TATA CARA PENGAJUAN CSR AGAR BERHASIL 83

berkaitan dengan energi terbarukan maka yakinkan pada perusahaan tentang manfaat jangka panjangnya.

6. Hanya perusahaan-perusahaan besar yang mempunyai Divisi CSR tersendiri yang dikelola dengan staf dan informasi yang mumpuni, oleh karenanya kita harus dapat meyakinkan dan memberikan informasi maupun contoh-contoh CSR perusahaan lain sebagai masukan kepada mereka

7. Program CSR sangat berkaitan erat dengan alokasi pendanaan pada perusahaan tersebut, karenanya kita juga harus pandai untuk menyampaikan usulan tepat pada waktunya, dan jika perlu perencanaan ekesekusinya dibicarakan bersama perusahaan dengan pertimbangan soal waktu penganggaran

8. Untuk penjajagan awal dapat dilakukan personal kontak kepada orang yang menangani kegiatan CSR, lakukan silaturahmi formal dan informal untuk memudahkan proses pengajuan CSR dikemudian hari

9. Ikuti acara atau kegiatan yang diadakan oleh perusahaan yang ditujukan untuk masyarakat umum, dengan demikian kita bisa mengenal lebih jauh personal-personal yang berkaitan dengan program CSR di perusahaan tersebut

10. Yakinkan pada perusahaan bahwa masyarakat atau lembaga yang kita wakili cukup kredibel atau terpercaya, dengan upaya melampirkan daftar pengalaman, liputan media, penghargaan yang diperoleh atau rekomendasi serta laporan teraudited.

Pendekatan-pendekatan yang lain bisa juga dilakukan dengan cara mencari pihak lain atau pihak ketiga yang mempunyai hubungan erat dengan sponsor yang akan menjadi tujuan.

YLKI84

Beberapa penyelenggara kegiatan atau Event Organizer kadang mengetahui benar posisi sebuah perusahaan dalam mengalokasikan dananya bagi kegiatan sosial kemasyarakatan. Tidak ada salahnya jika kita mencoba menjalin kontak dan kerjasama dengan mereka. Tentu saja kadang diperlukan pemberian success fee baik secara pribadi maupun kelembagaan jika kegiatan yang kita ajukan melalui EO diterima oleh sponsor. Bicarakan mekanismenya agar tidak salah langkah, karena permintaan dana CSR biasanya tidak mengenal upah semacam itu.

Dari lembaga-lembaga yang pernah mendapatkan bantuan CSR perusahaan, kadangkala diperlukan program pancingan berupa bentuk kecil dari model yang akan kita ajukan. Lebih menarik lagi jika dari awal sudah ada keterlibatan masyarakat secara aktif dalam kegiatan tersebut

Hal lain yang kadang terlupakan adalah membuat portfolio berupa laporan-laporan yang menarik, bukan saja dalam bentuk narasi/tulisan saja namun dilengkapi dengan presentasi berupa film dokumenter karena sebuah gambar lebih kuat dari tulisan. Film-film yang dibuat walaupun direkam dengan kamera handphone sekalipun bisa menjadi tontonan yang menarik setelah potongan-potongan rekaman disatukan dalam proses editing film. Sudah banyak program-program editing yang tak berbayar yang dapat diunduh melalui internet.

Program-program demikian tidak ada salahnya untuk di jajakan ke pemilik televisi baik lokal maupun nasional. Stasiun televisi lokal sangat menghargai liputan yang berada di wilayahnya. Tanyakan kemungkinan penayangannya atau jika perlu pemolesan agar lebih terlihat bagus (karena televisi mempunyai standard gambar yang baku) janganlah putus asa, karena adakalanya isi liputan atau isi programnya bagus, namun penyajian gambarnya kurang pas. Mintalah saran pada pengelola TV untuk perbaikannya.

TATA CARA PENGAJUAN CSR AGAR BERHASIL 85

Terakhir, jangan sepelekan soal kontak person. Jika kita ingin mendapatkan bantuan CSR dari sponsor/perusahaan maka wajib jika kita menyediakan kontak person tetap yang mengetahui benar usulan yang diajukan, selain faham terhadap aktivitas lembaganya.

Carilah orang yang dapat bergaul dengan supel, berpenampilan menarik karena bagaimanapun tenaga ini sejatinya merupakan tenaga pemasaran yang menjadi ujung tombak keberhasilan lembaga yang ingin mendapatkan bantuan CSR.

Bekali personal yang berhubungan dengan pihak luar cara berkomunikasi yang baik sehingga mereka dapat memberikan informasi yang tepat, luwes dalam bergaul dan mempunyai pengetahuan yang cukup untuk menjalankan tugasnya.

Perlu digaris-bawahi bahwa meminta partisipasi perusahaan untuk mendukung sebuah program dalam kerangka CSR berbeda dengan meminta sumbangan ala kadarnya. Mengajukan program CSR perusahaan memerlukan sebuah konsep yang jelas baik keuntungan bagi masyarakat yang akan dibantu dan keuntungan sosial bagi perusahaan yang membantunya.

Keuntungan sosial inilah yang harus di sajikan secara rinci, sehingga perusahaan merasa ada timbal balik yang diperolehnya. Keuntungan atau nilai sosial ini umumnya juga tidak dapat dinikmati seketika oleh perusahaan, sehingga mereka harus diyakinkan bahwa untuk mencapai apa yang mereka harapkan atau dambakan hanya bisa terwujud manakala terjalin komunikasi dan kerjasama yang baik dari kedua belah pihak baik pengusul maupun pemberi CSR

Prosesi kearah sana bukanlah cara yang mudah karena ini memerlukan berkali-kali penjajagan, dan percayalah bahwa jika kesamaan ide dan gagasan sudah menyatu, maka kesepahaman akan berlangsung dan rencana kegiatan akan mudah dijalankan.

YLKI86

CONTOH-CONTOH DI LAPANGAN 87

CONTOH-CONTOH DI LAPANGAN

5

BIOGAS SAMPAH RUMAH TANGGA DI KABUPATEN KARANG ASEM, BALI

Harga BBM yang terus naik membuat harga kebutuhan hidup lainya semakin melambung. Sebagai rakyat kecil hanya bisa menyikapi dengan sikap positif seperti membuat alternatif bahan bakar selain BBM yang berasal dari fosil. Untuk itu pada kesempatan ini kita bahas bagaimana cara membuat biogas yang sederhana dan masuk akal artinya dapat di terapkan atau dipraktekkan oleh siapa saja, tidak memerlukan lahan yang luas dan biaya yang murah

Biogas adalah alternatif terbaik untuk mengatasi kenaikan harga BBM yang semakin tinggi. Jika selama ini kita menggunakan bahan bakar gas dari pemerintah yang biasa disebut gas elpiji, kini saatnya kita memproduksi gas sendiri.

SEKILAS TENTANG BIOGAS

Biogas adalah gas yang dihasilkan oleh fermentasi anaerobik (fermentasi oleh mikroba hampa udara) dari bahan-bahan organik yang bersifat biogradable ( bahan organik yang mudah terurai). Beberapa bahan organik yang dapat dijadikan biogas itu antara lain seperti : kotoran hewan, kotoran manusia, limbah domestik rumah tangga, dll. Gas utama yang dihasilkan dari hasil fermentasi ini yaitu  gas metana dan gas karbon dioksida yang mudah terbakar, gas inilah yang di manfaatkan untuk keperluan pengganti bahan bakas gas elpiji atau minyak tanah. Pada biogas yang menjadi contoh kali ini adalah biogas dengan bahan baku limbah organik rumah tangga, seperti sayur mayur ataupun sisa makanan.

YLKI88

Berikut adalah kandungan biogas yang di hasilkan : Metana CH4 55-75 %, Karbon Dioksida (CO2) 27-45%, Nitrogen (N2)0-0.3%, Hidrogen (H2)1-5%, Hidrogen Sulfida (H2S)0-3%, Oksigen (O2) 0,1-0,5%

PERALATAN DAN BAHAN UNTUK MEMBUAT BIOGAS SEDERHANA :

- Drum plastik volume 300 ltr : 1 pcs (Drum 1)- Drum Plastik volume 250 ltr : 1 pcs (Drum 2)- Stop kran : 1 pcs- Pipa PVC- Selang Gas elastis- Sambungan pipa PVC- Kotoran sapi : 3 karung- Starter : Ragi roti

CARA MEMBUATNYA

1. Jika drum yang anda beli tertutup di kedua sisinya maka lubangilah salah satu sisi drum dengan gergaji besi

2. Pasangilah Instalasi selang elastik (selang gas), pipa pvc dan stop kran sedemikian rupa pada pantat drum-2 menuju ke kompor. Gunanya untuk mengalirkan gas dari drum reaktor ke kompor.

3. Kemudian siapkan larutan kotoran sapi dan air dengan perbandingan 1 : 1 pada drum-1. Aduk hingga larutan tercampur merata. Untuk mempercepat proses reaksi tambahkan starter berupa ragi roti, MB3 atau yang lainya yang dapat di beli di toko sarana pertanian.

4. Setelah kedua drum sudah siap yaitu : drum-1 (drum reaktor) berisi larutan kotoran sapi, drum-2 (penampung gas) terpasang instalasi pipa pvc dan selang elastik menuju kompor, maka langkah berikutnya adalah taruhlah drum-2 di tenggelamkan kedalam drum-1 dengan posisi pantat drum-2 berada di atas (lihat gambar instalasi)

5. Tunggulah selama 2-3 minggu hingga produksi gas mulai banyak, dengan ditandai drum-2 perlahan naik keatas karena terisi gas.

6. Jika posisi drum-2 sudah naik, berarti biogas sudah berproduksi dan dapat di gunakan untuk keperluan memasak setiap hari. Untuk

CONTOH-CONTOH DI LAPANGAN 89

mendapatkan tekanan gas yang lebih tinggi berilah batu atau yang lainya sebagai pemberat yang di letakkan diatas drum-2.

7. Setelah gas dapat digunakan, maka jangan lupa masukan secara rutin setiap hari bahan-bahan organik, misalnya potongan sisa sayur mayur

8. Untuk mempercepat busukan

dahulu sisa sayur mayor yang direndam dalam air

Pada 2010, Bapak Deepak D. Ghindwani (atau dikenal dikalangan pegiat LSM dengan panggilan Pak Dipo), bekerja sama dengan LSM Institute for Global Justice (IGJ), Jakarta, membangun unit percontohan pembangkit gas dari sampah (Biogas) di Desa Sibetan, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem, Bali. Pembangkit Biogas ini memproduksi gas dari sampah basah atau organik yang bisa berasal dari dapur, kebun atau rumah makan.

Program ini dilihat sebagai potensial untuk “membebaskan” masyarakat dari ketergantungan mencari kayu bakar dan membeli gas LPG, membantu mengelola sampah organik dan membersihkan dapur dari asap yang berasal dari penggunaan kayu bakar.

Masyarakat didaerah tersebut banyak yang menekuni industri rumah tangga, selain olahan buah salak yang terkenal, mereka juga menghasilkan makanan ringan yang kesemuanya perlu dimasak yang selama ini mengandalkan bahan bakar gas elpiji

Sayangnya ketersediaan gas elpiji didaerah ini kadangkala terhambat pasokannya, sehingga mengganggu kerja mereka. Untuk menyikapi hal ini Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mengajukan bantuan CSR (Corporate Social Responsibility) kepada PT. PERTAMINA (Persero), guna melakukan pembangunan unit baru biogas rumah tangga dan perbaikan pada beberapa tanki yang dulu pernah dibangun oleh LSM IGJ (Institute Global Justice)

YLKI90

PROSES KEGIATAN

Setelah melalui proses pembicaraan guna meyakinkan pemberin dana, akhirnya proposal disetujui dan pada tanggal 14 April 2014, dilakukan kunjungan ke penerima biogas yaitu Bapak Kasna, Numing dan Mamang guna menyusun rencana tahapan perbaikan seluruh biogas yang pernah digunakan sejak 4 tahun lalu.

Pada kunjungan tersebut disepakati dua hal. Pertama, barang yang diperlukan untuk perbaikan akan dibeli di Gianyar (karena di Sibetan, Karangasem tidak dapat diperoleh barang dengan kwalitas 1). Kedua, barang akan dikumpulkan di rumah Bapak Kasna dan perbaikan pertama dilakukan pada biogas di rumah Bapak Kasna. Ketiga, seluruh penerima biogas akan belajar dan melihat proses perbaikan biogas di rumah Bapak Kasna sebagai satu contoh dan selanjutnya mereka akan memperbaiki sisanya secara gotong royong.

Saat kunjungan berikutnya diamati unjuk kerja kompor biogas yang telah di perbaiki 6 bulan sebelumnya dan hasilnya sangat memuaskan. Apinya biru dan stabil. Percobaan di lakukan dengan merebus air 2 liter dalam ceret baru, dan mendidih dalam waktu 7 menit.

Bapak Dipo selaku instruktur membahas tentang jenis makanan atau input yang dimasukkan ke dalam tangki biogas dimana selama ini inputnya hanya berupa sisa nasi dan air cucian beras, sehingga kurang bervariasi sehingga isi gasnya kurang maksimal. Disepakati bahwa Bapak Kasna akan menjadi pelopor dalam percobaan variasi input tersebut dengan memberikan input buah-buahan busuk dan kulit buah (misalnya kulit pepaya dan/atau pisang) yang sudah dihaluskan sebanyak 2 kg. Percobaan sebanyak ini disepakati untuk dilakukan selama 2 minggu dan setelah itu 3 kg per hari.

CONTOH-CONTOH DI LAPANGAN 91

Pada tanggal 20 April, Bapak Kasna melaporkan bahwa tabung gas naik setinggi 20cm. Ini berarti ada kenaikan produksi gas metana sebanyak 220 liter atau 4 kali lipat lebih banyak dari jumlah gas yang mereka peroleh sebelumnya.

Dari pengamatan di lapangan, umumnya masalah terbesar adalah kurang rajinnya masyarakat untuk memelihara tanki biogas dan mengisi bahan baku untuk menghasilkan gas. Penyebabnya adalah kesibukan mereka sebagai petani, serta makin mudahnya mereka mendapatkan gas elpiji sehingga dirasa lebih praktis.

Perlu dipahami dan diperhatikan bahwa program instalasi biogas ini tidak hanya berupa pembangunan biogas tapi juga diperlukan proses penyadaran secara perlahan lahan bagi pemakai biogas yang baru. Tahapan penyadaran ini sangat penting dilakukan karena menyangkut perubahan gaya hidup yaitu diantaranya memilah sampah non organik dan organik dan menggunakan peralatan masak di kompor biogas yang berbeda dengan penggunaan di tungku kayu bakar. Masyarakat perlu proses menyadari bahwa sampah organik ternyata memiliki fungsi yang dapat digunakan langsung untuk mengurangi ketergantungan pada energi alam dan sekaligus bisa menjadikan lingkungan lebih bersih. Proses penyadaran ini diperkirakan memerlukan waktu 6 bulan dengan kunjungan sekali perbulan.

Inilah salah satu tantangan yang harus diperhatikan ketika membangun biogas bagi masyarakat yang umumnya mereka semangat dan rajin pada saat pertama penggunaan biogas, namun agak kendor karena berbagai hal. Dari kondisi demikian maka dapat disimpulkan bahwa pemilihan lokasi dan persiapan masyarakat menjadi bagian terpenting jika ingin program biogas berhasil.

YLKI92

KUNJUNGAN KE BUPATI KARANGASEM

Hal-hal yang dapat menjadi contoh bagaimana masyarakat mempunyai inisiatif pemenuhan energinya sendiri perlu disebar-luaskan. Dan sebagai bagian dari advokasi sekaligus sosialisasi ke Pemerintah Daerah, maka YLKI bertemu dengan Bupati Karangasem Ibu I Gusti Ayu Mas Sumantri dimana lokasi percontohan berada diwilayahnya. YLKI menjelaskan ulang tentang pemanfaatan sampah untuk biogas demi upaya mencapai Desa Energi Mandiri. Sebagai kelanjutan dari program perbaikan 6 unit biogas di Sibetan Karangasem Bali, telah disepakati bersama dengan PT. Pertamina (Persero) untuk membuat 4 unit biogas baru.

Dari 4 Unit biogas baru sudah diletakkan di tempatnya masing masing yaitu:

• Peternakan Sapi Wibuh Mandiri (Banjar Puseh, Desa Batubulan Kangin Sukawati, Gianyar Bali)

• Rumah Bapak I Wayan Tunas (Banjar Pengawan, Sibetan Karangasem Bali)

• Lokasi Perum BTN Kecicang (Bungaya Kangin, Karangasem Bali)

• Lokasi Taman Wisata Air “Taman Oejoeng” (Karangasem Bali)

CONTOH-CONTOH DI LAPANGAN 93

PEMBELAJARAN (LESSON LEARNED) YANG DI DAPAT;

Dari pelaksanaan program tersebut, YLKI bersama masyarakat Kabupaten Karangasem, Bali mendapatkan banyak sekali pembelajaran, diantaranya

Pertama, Biogas dapat memanfaatkan bahan dasar underhand yaitu limbah rumah tangga maupun kotoran hewan sehingga lebih ekonomis operasional; Kedua, Biogas adalah bahan bakar yang bersih tidak menghasilkan asap yang pekat seperti halnya kayu bakar atau arang sehingga alat dapur lebih awet; Ketiga, Biogas lebih ramah lingkungan karena prinsip raw material; Keempat, Cocok untuk daerah pedesaan yang banyak tersedia bahan bakunya, dan investasi awal pembuatan reaktor harus mendapatkan supervisi langsung dari ahlinya agar tidak salah dalam mengaplikasikannya; Kelima, Penyuluhan untuk peduli perawatan instalasi nya sehingga bisa produktif jangka waktu lama; Keenam, Pendampingan masyarakat menjadi kunci utama; Terakhir, Program semacam ini sangat mungkin diajukan dengan menggunakan skema Program CSR dari BUMN yang bergerak pada usaha tambang dan sumberdaya alam seperti halnya PT. Pertamina (Persero) atau perusahaan lainnya

Pembelajaran semacam ini mungkin saja berbeda dengan tempat-tempat lainnya, namun sekali lagi yang patut digaris-bawahi adalah adanya pola pergeseran kebiasaan masyarakat konsumen yang maunya serba cepat, sehingga ketekunan harus selalu diingatkan kepada masyarakat yang akan menggunakannya.

YLKI94

CONTOH-CONTOH DI LAPANGAN 95

TUNGKU SEHAT HEMAT ENERGI DI KULON PROGO

Program CSR-TSHE (Tungku Sehat Hemat Energi) merupakan kerjasama antara YLKI (Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia) dengan PT. Angkasa Pura 1 (Persero) yang lokasinya dilakukan di Kabupaten Kulon Progo, Jogyakarta untuk tahun 2018-2019.

Usulan program ini hingga mendapat perestujaun prosesnya cukup lama, hampir setahun pihak PT. Angkasa Pura 1 (Persero) mengkaji dan mempertimbangkan nya secara mendalam, dan kemudia merencanakan mata anggarannya dan memasukannya tidak dalam tahun berjalan 2017 saat itu

Kegiatan tersebut dilakukan oleh YLKI bersama Lembaga Konsumen Jogyakarta (LKY) sebagai mitra di lapangan dan motivator penggerak masyarakat. Program ini dilakukan dengan beberapa tahapan, yaitu Pada Tahap I yang Penentuan Lokasi dan Pengumpulan Data-data Terkait Pelaksanaan Program serta Pendekatan kepada Masyarakat. Tahap II adalah kelanjutan tahap I yaitu kegiatan Edukasi masyarakat, dan tanggapan/testimoni atas penggunaan tungku TSHE dari rumah tangga yang dijadikan lokasi percontohan, Tahap III adalah pembuatan tungu dan pemasangan tungku pada rumah tangga yang masuk dalm kriteria penerima dan telah dilakukan sosialisasi, Tahap IV berupa kegiatan FGD bersama stake holder setempat (Pemda Kabupaten Kulon Progo) dan Tahap V berupa evaluasi hasil program baik yang telah, tidak dan belum tercapai bersama jajaran sposor kegiatan yaitu PT. Angkasa Pura 1 (Persero) dan pelaksana lapangan.

YLKI96

ASAL MUASAL PROGRAM

Gagasan program ini bermula dari pengenalan tungku sehat hemat energi oleh Yayasan Dian Desa pada sebuah kesempatan seminar energi di Jogyakarta yang diselenggarakan bersama antara YLKI, LKY dan Hivos pada tahun 2017. Dari seminar inilah, maka YLKI melihat bahwa terdapat kesempatan untuk mengajukan pembiayaan pengadaan dan pemasangan serta sosialisasinya pada PT. Angkasa Pura 1 (Persero), dimana perusahaan BUMN ini sedang membangun bandar udara baru di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Penjajagan awal dilakukan dengan audiensi pada Bupati Kulon Progo saat itu yakni dr. Hasto yang memang sangat peduli pada peningkatan kesejahteraan masyarakat Kulon Progo

Oleh karenana sangat tepat jika lokasi program CSR-TSHE yang dipilh juga berada di Kabupaten Kulon Progo, DIY, baik wilayah perdusnan disisi utara yaitu sekitar Kecamatan Samigaluh maupun sisi selatannya sekitar di Kecamatan Kokap.

Selain itu, persoalan di kedua lokasi ini mempunyai persamaan yaitu tersedianya energi biomassa dari ranting pohon disekitar rumah penduduk, sedangkan keberadaan gas elpiji sebagai sumber bahan baku energi memasak, acapkali mengalami kelangkaan dan atau cukup jauh jika harus dibeli dari agen besar gas elpiji yang ada.

Selain itu salah satu lokasi pada tahap percontohan ini, berada pada Dukuh Grindang, Desa Harjomulyo, dan perdukuhan lainnya. Lokasi ini adalah salah satu pedukuhan yang terkena dampak tidak langsung adanya YIA (Yogyakarta International Airport) karena perbukitan di sekitar desa ini telah di ekploitasi bagi kegiatan penimbunan (cut & fill) lokasi bandara baru, dan berakibat hilangnya sebagian tanaman kelapa rakyat.

CONTOH-CONTOH DI LAPANGAN 97

Sementara masyarakat pedukuhan dan desa di sekitarnya, merupakan lokasi industri gula semut (palm sugar atau palm zuiker) sejenis gula merah versi bubuk. Gula ini diproses dari hasil tanaman kelapa milik rakyat dengan menyerap ratusan tenaga kerja baik tenaga lokal maupun dari luar

Untuk saat ini salah satu bantuan yang dapat diberikan berupa tungku memasak industri gula semut sebagai pilihannya. Lamanya proses memasak nira menjadi gula semut memerlukan waktu dan menghabiskan bahan bakar yang memadai. Oleh karenanya teknologi tungku yang telah dimodifikasi sangat menolong mereka. Hal ini bukan saja pada peningkatkan produksi mereka, tetapi juga mencegah penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Atas) akibat menghirup asap pembakaran yang cukup banyak dari penggunaan tungku tradisional yang lama. Alasan lainnya adalah guna mengembalikan tanaman kelapa sebagai sumber industri gula akan memakan waktu tanam yang cukup lama dan masih dalam tahap perencanaan

Sebenarnya selain bantuan tungku, perbaikan pada dapur penduduk juga dibutuhkan guna menjadikan proses hygenis gula semut. Akan tetapi kesulitan utama mereka terletak pada sumber air yang rata-rata menggunakan sumur timba, sedangkan jika menginginkan standard dapur sehat berupa keran dan wastafel (meja cuci piring dan peralatan dapur) keramik, dibutuhkan pompa air listrik dan bak penampunganya, yang secara operasionalnya masih cukup memberatkan ekonomi warga.

YLKI98

JUMLAH BANTUAN TSHE

Seluruh bantuan yang diberikan oleh PT. Angkasa Pura 1 (Persero) meliputi 200 tungku atau untuk 200 kepala keluarga baik yang bermukim di Kecamatan Kokap maupun Kecamatan Samigaluh. Tentu saja sebelum bantuan ini diberikan telah diketahui jumlah KK yang perlu dibantu, mekanisme pemberian bantuan dan sosialisasi pentingnya pola hidup sehat keluarga.

Pertemuan-pertemuan untuk mempersiapkan konsumen calon pengguna TSHE dilakukan dikedua tempat baik desa atau dukuh yang masuk dalam Kecamatan Kokap maupun Kecamatan Samigaluh. Banyak sekali pertanyaan yang diajukan pada Tim Pelaksana lapangan karena model tungku TSHE yang dinamakan Jolentho sangat unik yaitu mempunyai 3 lubang untuk memasak seakan pengguna mempunyai 3 buah tungku/kompor sekaligus dengan bahan bakar hanya pada satu lubang saja.

Keunikan ini membuat banyak warga yang tertarik, namun karena jumlah bantuan tungku yang tersedia jauh dari mencukupi para warga di dukuh/desa yang ada, maka disosialisasikan pula model dana bergulir (revolving fund) semacam arisan guna membantu warga lain yang belum mempunyai tungku tersebut.

Selain sosialisasi masalah penggunaan, pemasangan, sistim pengadaan, maka Tim Pelaksana juga mengundang tenaga ahli kesehatan guna memberikan penyuluhan kesehatan masyarakat pedesaan termasuk diantaranya penyakit-penyakit tropis seperti ISPA yang acapkali menyerang warga akibat terpapar atau terhirup asap dapur

CONTOH-CONTOH DI LAPANGAN 99

TESTIMONI PARA PENGGUNA

Setelah pemasangan tungku percontohan selesai dilakukan, maka Tim Pelaksana lapangan melakukan assesment terhadap reaksi dan pengalamannya dalam menggunakan tungku bagi pemakainya, berikut ini rangkuman hasilnya :

• Bapak Sunardi Kelik, Keluarga ini mendapatkan prioritas karena memang kemampuan keluarganya yang cukup minim, ditambah lagi dengan keberadaan orang tuanya sedang sakit dan perlu perawatan mata yang intensif. Pengalamat pada minggu pertama saat menggunakan tungku TSHE keluarga ini sempat frustasi, karena keunggulan TSHE tidak nampak dan sama saja dengan tungku biasa. Setelah dilakukan renovasi dan penyesuaian, ternyata didapat penyebabnya yaitu lidah api dari lubang tungku pertama tidak maksimal menuju lubang tungku kedua dan lubang tungku ketiga. Aliran ini dalam TSHE dibantu oleh semacam ganjal yang terbuat dari gerabah yang disebut lidah dengan fungsi mengarahkan api untuk menyebar ke lubang selanjutnya. Bantuan wastafel untuk membersihkan peralatan dapur bisa digunakan meskipun tidak mempunyai pompa, sebab karena rumah pak Kelik mendapatkan air langsung dari mata air yang disalurkan melalui pipa kerumahnya

• Ibu Saniah, janda yang penghasilannya termasuk kecil ini masih harus menghidupi putranya yang masih sekolah dari hasil memasak 10 kg gula semut setiap harinya. Setelah tungku TSHE terpasang Ibu Saniah merasa gembira karena waktu untuk mengurusi anak dan memasak gula jadi lebih banyak Waktu untuk mencari kayu bakar tidak menyita waktu karena penggunaan tungku yang sekarang lebih irit sekaligus dapat memasak yang lainnya. Sayangnya bantuan dapur bersih berupa wastafel untuk mencuci peralatan dapur, dll belum dapat dipergunakan karena belum mempunyai mesin pompa dan tandon air.

YLKI100

• Pak Gunawan : Petani di Grindang memiliki banyak kesulitan untuk inovasi semacam TSHE ini, karena itu perlu banyak diberikan bimbingan. Kini saya merasakan dapur menjadi bersih karena atap terfokus ke cerobong dan bahan bakar berupa kayu banyak ditemukan dan bahkan banyak yang tidak termanfaatkan disekitar rumah dapat digunakan. Pengalamannya pada awalnya menyalakan tungku memang perlu waktu, tapi lama-lama menjadi biasa dan nyala api menjadi semakin baik dan lebih cepat masak. penggunaan bahan bakar kayu juga makin irit

• Kesan Ibu Rubini pada TSHE : Pada awalnya susah, karena ternyata ada perbedaan dalam menyalakannya dengan tungku tunggal, karena bahan bakar lebih panjang-panjang. Namun lama kelamaan terus menjadi terbiasa. Nyala api lebih baik, lebih panas, memasak juga lebih cepat. Kayu yang dipakai lebih sedikit. Sekarang satu tungku bisa memasak gula nira, sekaligus memasak dan merebus lainnya, seperti merebus jagung, sehingga memasak waktunya menjadi lebih pendek dan masih bisa digunakan untuk kegiatan rumah tangga yang lain.

• Kesan dari Motivator lapangan Ibu Soeprapti : Dulu banyak masyarakat yang ragu-ragu karena sudah terbiasa dengan tungku keren atau anglo bahkan ada yang pakai kompor gas. Namun setelah beberapa kali penyuluhan dan ada warga yang memulai membuat tungku Jolentho dengan versi yang mereka fahami, maka testimoni warga tersebut membuat warga-warga lain penasaran dan ingin mencoba. Kini makin banyak warga yang minta dibuatkan tungku tersebut, sehingga kami selaku motivator kadang kewalahan juga dalam memberikan pelayanan ini

CONTOH-CONTOH DI LAPANGAN 101

PEMBELAJARAN (LESSON LEARNED) YANG DI DAPAT;

Dari pengalaman mengelola program TSHE Jolentho di Kabupaten Kulon Progo, DIY terdapat beberapa catatan yang dapat diambil sebagai pembelajaran yang berguna untuk kegiatan serupa.

Pertama, isu lingkungan yang dikaitkan dengan energi masih menjadi pilihan bagi BUMN untuk program CSR (Corporate Sosial Responsibility) PT. Angkasa Pura I (Persero) atau lebih dikenal dengan PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan) dimana mewajibkan PT Angkas Pura I (Persero) menganggarkan s/d 4 % dari laba bersih  

Kedua, untuk mendukung bantuan dapat disetujui, maka sasaran bagi pengusaha ekonomi lemah (UMKM) meningkatkan kehidupan perekonomiannya agar produksinya berkembang merupakan salah satu nilai atau point positif lainnya

Ketiga, proses pemilihan lokasi yang memang berdampak langsung dan tidak langsung dengan bisnis pemberi dana juga sangat dipertimbangkan, karena bagaimanapun dampak-dampak sosial bagi operasional bandara telah menjadi ketentuan yang harus ditanggulangi oleh operator bandara

Keempat, penyiapan masyarakat dalam proses penerimaan teknologi baru, baik berupa pendampingan maupun sosialiasi materi dan produk menjadikan program semakin terkawal dengan baik. Lebih khusus lagi jika ada partisipasi aktif masyarakat dalam menggulirkan bantuan awal secara berkesinambungan melalui skema dana bergulir (revolving fund)

Kelima, Tim Pelaksana lapangan harus mempunyai waktu yang cukup, dan mempunyai semangat dan kepedulian yang besar terhadap persoalan masyarakat yang menjadi sasaran dan binaannya

Keenam, adanya transparansi dalam penggunaan dana, serta laporan baik naratif, audio visual maupun laporan keuangan akan menempatkan pengusul sebagai lembaga yang profesional.

Ketujuh, Lembaga Pengusul dalam hal ini YLKI harus menyiapkan terlebih dahulu dana cadangan tersendiri, karena sifat bantuan adalah penggantian (reimbursement) maka alokasi pendanaan dari lembaga harus mampu mengantisipasi hal-hal yang mungkin terjadi sperti keterlambatan pembayaran dll. Ini merupakan pelajaran yang sangat berharga bagi YLKI karena dalam program ini melibatkan banyak pihak mulai dari tenaga lapangan, motivator, pengrajin, tukang batu serta masyarakat penerima bantuan.

YLKI102

Kliping Koran

detikNews 27/7/2019PLN Ajak Masyarakat Jalani Gaya Hidup dengan Listrik Ramah Lingkungan

Surabaya - Dewasa ini gaya hidup ramah lingkungan sedang digalakkan beberapa komunitas. Misalnya saja menggunakan solar panel atau listrik tenaga matahari hingga motor listrik untuk kegiatan sehari-hari.

Hal ini lah yang mulai dibidik PLN UID Jatim. General Manager PLN UID Jawa Timur, Bob Saril mengatakan pihaknya memberikan penawaran paket atau bundle kepada masyarakat yang ingin menjalani gaya hidup ramah lingkungan.

“Karena ini diluncurkan untuk masyarakat. Green Smart Power dan eco green ini paket layanan kita bundle, apa saja yg kita bundlel pertama solar panel, kedua internet, dan semuanya termasuk IT, Electronic Vehicle (EV) dan ketiga PLN dengan tarif premium,” papar Bob di Tunjungan Plaza Surabaya, Sabtu (27/7/2019).

Gaya hidup ramah lingkungan ini, lanjut Bob sangat diminati masyarakat menengah ke atas hingga kaum milenial.

“Dengan bundle ini kita harapkan masyarakat punya lifestyle, karena rata-rata sekarang di dunia pada menggunakan energi bersih. Dan kita menyasar kaum menengah, muda milenial, yang menginginkan di mana di rumahnya itu dia bisa mengekspose dirinya di dunia nyata dan maya bahwa mereka sudah ramah lingkungan dan di rumah menggunakan kompor induksi tidak lagi LPG,” imbuhnya.

Sementara untuk solar panel, Bob menambahkan PLN kini bisa menyediakan untuk masyarakat yang ingin memasang. Jadi, masyarakat tak perlu khawatir akan susah dalam pengelolaannya.

CONTOH-CONTOH DI LAPANGAN 103

“Dan yang paling penting kita menawarkan kepada masyarakat dengan kemudahan. Selama ini kan banyak yang tanya kalau kaum milenial di startup mereka pasti tidak mau mikir beli solar panelnya gimana. Nah tidak usah pikir cukup datang ke PLN dan langsung ada pokoknya kita hitungkan dan bisa nyicil. One stop solution,” lanjut Bob.

Selain itu, Bob menyebut langkah ini bisa membantu pemerintah dalam mengurangi impor BBM. Menurutnya, impor Indonesia terbesar ada di BBM dan LPG.

Jika penggunaan BBM bisa dikurangi dengan kendaraan listrik, dan penggunaan LPG bisa dikurangi dengan kompor listrik, tentu akan sangat membantu.

“Nah kalau kita ubah tidak usah impor BBM, kita ganti listrik, kan listrik dihasilkan negara sendiri, pasti lebih efisien. Efektifitasnya sangat besar sekali, dan paling penting mengurangi emisi. Emisinya dapat dari mana? Kalau ada solar panel, kita mengurangi bahan bakar fosil itu nanti berkurang,” pungkasnya.

YLKI104

27 April 2018, 17:04ITS Dirangkul Forum CSR untuk Kembangkan Energi TerbarukanOleh : itsmis | 182 | Source : -

Kampus ITS, ITS News – Guna memberikan pengetahuan terkait perkembangan energi terbarukan di Indonesia saat ini, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya melalui Pusat Studi Energi LPPM berkolaborasi dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur dan Forum Corporate Social Responsibility (CSR) Jawa Timur menggelar diskusi CSR untuk Edukasi Energi Terbarukan di Gedung Rektorat ITS, Jumat (27/4).

Dalam diskusi ini dipaparkan bahwa total cadangan energi terbarukan Jawa Timur (Jatim) dalam hal tenaga listrik saat ini ditaksir sekitar 800.000 megawatt (MW), sehingga perlu dilakukan pengembangan yang dapat menopang ketersediaannya tersebut. Potensi energi terbarukan Jatim yang terdiri atas energi air, biogas, biomasa, surya, gelombang, dan panas bumi kini semakin ditingkatkan. Bersama dengan Forum CSR, Pemprov Jatim kini mulai mengembangkan penggunaan cadangan energi terbarukan tersebut.

Jogi Hartomo, ketua Forum CSR Jatim menjelaskan, CSR yang terdiri dari perusahaan-perusahaan di wilayah Jawa Timur ini berperan sebagai wadah perusahaan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian masyarakat. Salah satunya dilakukan oleh Paiton Energi, yang membangun pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di SMA Negeri 8 Malang. “Itu juga contoh konkret peran CSR untuk pengembangan energi terbarukan,” tambahnya.

CONTOH-CONTOH DI LAPANGAN 105

Saat ini, menurut Jogi, Forum CSR Jatim telah meminta data terkait peta kebutuhan energi listrik di Jatim, dan ITS dinilai memiliki peluang besar untuk ikut bekerjasama dalam pengembangan energi terbarukan tersebut. “Harapannya, ITS bisa menjadi penggagas untuk mengenalkan teknologi ini kepada masyarakat,” ujar Branch Manager PT Astra Internasional Tbk – Toyota Sales Operation wilayah Surabaya tersebut.

Jogi menambahkan, untuk menyikapi berbagai usulan yang telah diterimanya dari pakar-pakar di ITS, hasil forum hari ini akan terus dilakukan tindak lanjut. Nantinya akan dilakukan forum serupa untuk membahas hal tersebut. “Karena banyak pula anggota forum yang belum hadir, Insya Allah bulan Mei nanti akan dilakukan forum serupa,” jelas laki-laki kelahiran Bandung itu.

Ditemui seusai forum, Ezrom MD Tapparan, Kepala Seksi Perencanaan Program Aneka Energi Baru Terbarukan (EBT) Kementerian ESDM menuturkan, pemerintah sangat mendukung upaya yang dilakukan oleh Forum CSR Jatim ini. Menurutnya, dengan hasil yang positif ini pihak pemerintah sudah seharusnya bekerjasama dengan Forum CSR untuk melakukan pengembangan di bidang energi.

“Saya harap ke depan sinergi antara pemerintah dan Forum CSR ini semakin baik, karena bagaimanapun pemerintah tidak bisa bekerja sendiri, kami juga membutuhkan bantuan dari badan usaha yang ada,” pungkasnya. (hen/Humas ITS)

YLKI106

Ramai-ramai BUMN mengalang kegiatan CSR - menuju Indonesia digdaya

“Selalu hadir untuk negeri” merupakan slogan sekaligus menjadi komitmen Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebagai perusahaan milik negara dalam menjalankan peran tanggung jawab sosial perusahaan kepada masyarakat luas dengan berbagai aspek dilakukan.

Kali ini guna dalam rangka memberikan dampak manfaat lebih luas lagi, Kementerian BUMN menggalang sebanyak 28 BUMN menggelar beragam kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) kepada masyarakat di Yogyakarta dan Jawa Tengah pada 21-22 April 2017.

Dengan tema “Sinergi BUMN Hadir untuk Negeri, Menuju Indonesia Digdaya, program CSR ini juga sekaligus merayakan HUT 28 BUMN yang jatuh pada periode Februari-April 2017. Disebutkan, bantuan yang cukup strategis antara lain pembangunan Balai Ekonomi Desa atau Balkondes. Pembangunan Balkondes merupakan bagian dari target pembangunan 100 Balkondes yang akan diwujudkan perusahaan plat merah pada tahun ini.”Balkondes merupakan etalase perekonomian di daerah, ruang untuk menggali dan mengembangkan potensi ekonomi yang ada,” kata Menteri BUMN, Rini Soemarno dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Selain itu, juga dilakukan renovasi rumah ibadah, peningkatan sarana dan prasarana pendidikan, bantuan alat kesehatan hingga perbaikan jalan dan drainase, serta bantuan di sektor pertanian.”Sejak awal, maksud dan tujuan pendirian BUMN tidak hanya untuk mengejar keuntungan, melainkan turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha golongan ekonomi lemah, koperasi, dan masyarakat,” tegas Rini.

CONTOH-CONTOH DI LAPANGAN 107

Asal tahu saja, program CSR memiliki payung hukum yang mengacu pada Keputusan Menteri BUMN Per-05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL). Peraturan ini mengikat Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Sedangkan peraturan yang mengikat Perseroan Terbatas (PT) yang operasionalnya terkait Sumber Daya Alam (SDA) adalah Undang-Undang Perseroan Terbatas Nomor 40 Tahun 2007. Berikutnya adalah Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 47 Tahun 2012 Tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan. PP ini melaksanakan ketentuan Pasal 74 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007.

Sehubungan dengan peraturan yang mewajibkan berlangsungnya CSR tersebut pada perusahaan-perusahaan, seringkali perusahaan di Indonesia mendisain dan mengimplementasikan program CSR yang bersifat charity atau kegiatan-kegiatan philanthropy. Seperti memberikan bantuan pada panti asuhan, menyelenggarakan operasi sunatan masal, mendukung atau mensponsori perlombaan dalam rangka perayaan hari ulang tahun kemerdekaan RI, dan beberapa kegiatan yang besifat jangka pendek lainnya. Memang charity bisa menjadi bagian dari kegiatan CSR tetapi tidak serta merta merupakan program CSR itu sendiri.

YLKI108

MENJALIN KEMITRAAN

Menurut Emy Trimahanani, CEO Lepmida (Lembaga Pengembangan Manajemen dan Investasi Daerah, CSR lebih mengarah kepada program atau pola kemitraan (partnership) dengan seluruh stakeholder agar dapat berperan dalam pembangunan, sekaligus meningkatkan kinerja perusahaan agar tetap bertahan dan bahkan berkembang menjadi perusahaan yang mampu bersaing.Upaya tersebut secara umum dapat disebut sebagai corporate social responsibility yang dimaksudkan untuk mendorong dunia usaha lebih etis dalam menjalankan aktivitasnya agar tidak berdampak buruk pada masyarakat dan lingkungan hidupnya, sehingga pada akhirnya dunia usaha akan dapat bertahan secara berkelanjutan untuk memperoleh manfaat ekonomi yang menjadi tujuan dibentuknya dunia usaha

Selain itu, konsep CSR secara umum diartikan sebagai kumpulan kebijakan dan praktek yang berhubungan dengan stakeholder, nilai-nilai, pemenuhan ketentuan hukum, penghargaan masyarakat dan lingkungan; serta komitmen dunia usaha untuk berkontribusi dalam pembangunan secara berkelanjutan. Oleh karena itu, lanjutnya, program CSR yang berkelanjutan sangat diperlukan karena memberikan dampak positif dan manfaat yang lebih besar baik kepada perusahaan itu sendiri maupun para stakeholder yang terkait.

Sebagai informasi, dalam kegiatan CSR BUMN untuk masyarakat Yogyakarta dan Jawa Tengah, Kementerian BUMN akan melibatkan sebanyak 28 BUMN diantaranya, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, PT Jasa Marga (Persero) Tbk, Perum Jasa Tirta 1, PT Angkasa Pura I (Persero), PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero), PT ASDP Indonesia

CONTOH-CONTOH DI LAPANGAN 109

Ferry (Persero), PT Adhi Karya (Persero) Tbk., PT Bukit Asam (Persero) Tbk., PT Hutama Karya (Persero), PT Indah Karya (Persero), PT Indra Karya (Persero), PT Kawasan Industri Makassar (Persero), dan PT Nindya Karya (Persero), Perum Perhutani, PT Perkebunan Nusantara III (Persero), PT Virama Karya (Persero), PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT Yodya Karya (Persero), PT Asuransi Kredit Indonesia (Persero), PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero), PT Bhanda Ghara Reksa (Persero), PT Istaka Karya (Persero), PT PAL Indonesia (Persero), PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero), PT Pindad (Persero), PT Pupuk Indonesia (Persero), dan PT Taspen (Persero)

YLKI110

KONTRIBUSI BUMN MELALUI CSR

Oleh : Budi R Minulyo, ME,CSRS*

Telah lama bangsa ini telah merdeka, namun beberapa permasalahan masih mendera bangsa ini, misalnya dalam bentuk kemiskinan yang tinggi, membengkaknya angka pengangguran, kondisi lingkungan yang semakin tergradasi, rendahnya akses terhadap pelayanan dasar (pendidikan, kesehatan, akses terhadap air bersih, dan lain sebagainya) dan seterusnya.

 Terkait dengan kemiskinan, Badan Pusat Statistik (BPS) melansir

jumlah penduduk miskin hingga September 2016 berjumlah 27,76 juta orang. Dari jumlah tersebut, 62,24 persennya berada di kawasan pedesaan. Ini artinya ada kesenjangan yang lebar  antara kota dengan  desa.  Sementara untuk jumlah pengangguran terbuka mencapai 5,5 persen atau sekitar 7,02 juta orang.

Negara (baca: pemerintah) sebenarnya  telah menggulirkan berbagai program untuk mengatasi berbagai kondisi tersebut. Namun faktanya permasalahan-permasalahan tersebut masih ada disekitar kita. Berbagai pihak termasuk tak terkecuali sektor swasta (perusahaan) sudah sepatutnya turut berkontribusi membantu pemerintah untuk mengatasi permasalahan tersebut. Termasuk dalam hal ini Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Keberadaan BUMN ini tentunya tidak hanya sebagai institusi bisnis yang semata untuk mengejar keuntungan tetapi juga bagian dari entitas sosial (corporate citizenship) yang berpengaruh dan dipengaruhi oleh kondisi di sekitarnya. Untuk itu sudah selayaknya memberikan manfaat bagi stakeholders, terutama bagi komuniti dan lingkungan di sekitarnya. Apalagi sebagian BUMN juga menyandang fungsi sebagai Public Service Obligation (PSO), atau penyedia pelayanan bagi publik seperti Pertamina dan PLN, yang terkait dengan penyediaan energi  bagi masyarakat, Pupuk Indonesia yang memastikan ketersediaan dan terdistribusinya kebutuhan pupuk bagi petani dan lain sebagainya.

CONTOH-CONTOH DI LAPANGAN 111

Salah satu skema dalam  berkontribusi bagi stakeholder / masyarakat adalah melalui program Corporate Social Responsibility (CSR).  Dalam konteks BUMN, program CSR ini  termasuk didalamnya adalah PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan). PKBL dimulai sejak 1983 dengan dikeluarkannya PP tentang Tata Cara Pembinaan dan Pengawasan Perjan, Perum dan Persero.

Lalu pada tahun 1989 diciptakan suatu program Pembinaan Pengusaha Ekonomi Lemah dan Koperasi yang sering disingkat PEGELKOP. Pada tahun 1994 nama program tersebut diubah kembali dengan istilah Program Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi (Program PUKK). Hingga pada tahun 2003 istilah Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) mulai ditetapkan dan masih berjalan hingga saat ini. Secara umum, pelaksanaan program CSR termasuk PKBL yang dilakukan oleh BUMN masih harus ditingkatkan efektivitasnya. Pada beberapa program yang diamati oleh penulis, misalnya untuk program kemitraan,  masih belum menunjukkan efektivitas pemanfaatan dana dan multiplier effek yang diperoleh masyarakat oleh mitra binaan. Data yang ada dan sering dijadikan ukuran seringkali sebatas tingkat pengembalian dana dari kelompok kemitraan.

Namun semua belum menjawab apakah dana yang ada berdampak pada peningkatan produktivitas kelompok termasuk skala usahanya, bagaimana multiplier effect yang ditimbulkannya, misalnya munculnya kelompok-kelompok usaha baru, serta sejauh mana program ini berdampak pada upaya pengurangan kemiskinan dan pengangguran. Sementara untuk program Bina Lingkungan, harapannya juga tidak hanya pada program yang sifatnya charity, namun juga diarahkan pada peningkatan  akses masyarakat untuk  dapat memenuhi kebutuhan dasar dan pada peningkatan kapasitas (capacity building), dalam rangka mewujudkan kemandirian masyarakat baik secara sosial, ekonomi dan lingkungan.

YLKI112

PERUBAHAN PARADIGMA PENGELOLAAN CSR

Menurut Warhurst, perusahaan yang akan dan telah  melakukan kegiatan bisnis di wilayah tertentu,  harus memenuhi kewajiban dua bentuk perijinan, yakni ijin legal (pemerintah) dan ijin sosial (berupa dukungan dari masyarakat).  Hal ini bukan hanya kebutuhan pada saat awal beroperasi, tetapi menjadi hal penting dalam rangka menjaminkan keberlanjutan bisnis (sustainability business) perusahaan.

Dalam konteks ini, pelaksanaan program CSR  bukan semata kepedulian, namun juga perlu ditempatkan sebagai bagian dari investasi sosial dan bahkan manajemen risiko  (risk management) perusahaan dengan stakeholdernya.  Dalam hal ini termasuk upaya meningkatkan hubungan harmonis dan kepercayaan sosial stakeholder terhadap perusahaan. Untuk itulah peningkatan kinerja sosial dan lingkungan melalui program CSR ini menjadi keniscayaan.

Menurut Grayson dan Hodges, ada dua hal utama dari sudut pandang perusahaan yang menjadi pendorong peningkatan kinerja sosial dan lingkungan, yakni:

1. Jika  motivasinya semata-mata terkait ketakutan terhadap resiko sosial, terutama reputasi atau “fear factor”, maka ciri-cirinya antara lain:

• Diyakini kinerja sosial dan lingkungan tidak akan dapat menyumbang pada kinerja perusahaan secara signifikan, yang dapat menyumbang adalah kewirausahaan (jeli membaca peluang, insting kompetitif) dan bukan hanya sekedar manajemen resiko.

• Memandang program sosial sebagai beban tambahan/cost• Dukungan manajemen sangat terbatas, jika tekanan resiko menurun

perhatian terhadap program sosial ini juga akan diturunkan (alokasi sumberdaya-nya)

2. Program sosial dilakukan tambal sulam, termasuk organisasinya, atau “built on”, harusnya “built in” (terintegrasi) dengan kebijakan dan praktik operasional perusahaan

CONTOH-CONTOH DI LAPANGAN 113

Beralasan jika kemudian perlu terjadi perubahan paradigma dengan menempatkan program CSR sebagai bagian dari  investasi sosial dan bukannya cost semata.   Terkait dengan hal ini, terdapat beberapa prinsip pengelolaan program CSR yang diajukan oleh Prof. Alyson Warhurst dari University of Bath Inggris, tahun 1998, antara lain : 

• Prioritas korporat. Mengakui tanggung jawab sosial sebagai mainstreaming/arus utama kegiatan korporasi dan prioritas tertinggi korporat serta sebagai penentu utama pembangunan berkelanjutan. Dengan begitu korporat bisa membuat kebijakan, program dan praktek dalam menjalankan operasi bisnisnya dengan cara yang bertanggung jawab secara sosial.

• Manajemen terpadu. Mengintegrasikan kebijakan, program dan praktek ke dalam setiap kegiatan bisnis sebagai satu unsur manajemen dalam semua fungsi manajemen.

• Proses perbaikan. Secara berkesinambungan memperbaiki kebijakan, program dan kinerja sosial korporat, berdasar temuan riset mutakhir dan memahami kebutuhan sosial (masyarakat dan para pemangku kepentingan) serta menerapkan kriteria sosial tersebut secara internasional.

• Pengkajian dan Penelitian. Melakukan kajian dampak sosial sebelum memulai kegiatan atau proyek baru, pada saat beroperasi maupun ketika tahap akhir operasi. Termasuk diarahkan pada kajian kebutuhan sarana atau program dalam meminimalkan dampak negatifnya.

• Produk dan jasa. Mengembangkan produk dan jasa yang tak berdampak negatif secara sosial.

• Fasilitas dan operasi. Mengembangkan, merancang dan menyediakan fasilitas operasi dan produksi serta menjalankan kegiatan yang mempertimbangkan temuan kajian dampak sosial.

• Prinsip pencegahan. Hasil kajian diarahkan juga dalam mencegah dampak sosial yang bersifat negatif, termasuk dalam melakukan deteksi dini konflik.

YLKI114

• Kontraktor dan pemasok. Mendorong penggunaan prinsip-prinsip tanggung jawab sosial korporat yang dijalankan kalangan kontraktor dan pemasok, disamping itu bila diperlukan mensyaratkan perbaikan dalam praktik bisnis yang dilakukan kontraktor dan pemasok terutama dari wilayah setempat (lokal).

• Transfer best practice. Berkontribusi pada pengembangan dan transfer praktik bisnis yang bertanggung jawab secara sosial pada semua industri dan sektor publik.

• Keterbukaan. Menumbuh-kembangkan keterbukaan dan dialog dengan pekerja dan publik, mengantisipasi dan memberi respons terhadap potencial hazard, dan dampak operasi.

• Pencapaian dan pelaporan. Mengevaluasi kinerja sosial, melaksanalcan audit sosial secara berkala dan mengkaji pencapaian berdasarkan kriteria/ indikator yang dikembangkan secara bersama serta peraturan/ regulasi yang relevan  dan menyampaikan informasi tersebut pada dewan direksi, pemegang saham, pekerja dan publik. 

BELAJAR DARI PENGALAMAN LAPANGAN

Menyangkut pengelolaan program CSR, tidak ada rumusan yang baku bagaimana mengelolanya karena bergantung pada kondisi lokal secara spresifik. Namun bisa belajar dari pengalaman perusahaan lain, terutama menyangkut prinsip-prinsip dalam pengelolaan program.  Misalnya pengalaman PT Badak NGL dalam mengelola program CSR-nya.

Perusahaan yang bergerak dalam pengolahan gas alam cair yang beroperasi di Kota Bontang, Kalimantan Timur ini, pada enam tahun terakhir meraih Proper (kinerja lingkungan hidup) predikat emas dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLH) sebanyak enam kali berturut-turut. Prestasi-prestasi dan pengakungan  lainnya juga masih cukup banyak, baik dari pemerintah, universitas maupun asosiasi yang terkait dengan CSR.

Pada 2016 lalu, setidaknya terdapat  beberapa program pemberdayaan masyarakat yang dilakukan PT Badak NGL dengan melibatkan 34 mitra binaan dan terdapat 644 penerima manfaat program secara langsung. Program-program tersebut diantaranya, Bontang Kuala Eco-Tourism,

CONTOH-CONTOH DI LAPANGAN 115

pencacahan dan pengolahan plastik, budidaya lele dan pengolahan lele untuk berbagai jenis makanan, konservasi mangrove dan sebagainya.

Terdapat beberapa pola pengelolaan program CSR yang dilakukan oleh perusahaan yakni;

1. Berbasis kebutuhan masyarakat dan potensi lokal; 2. Bersifat inklusif, artinya keberpihakan terhadap kelompok

rentan yang telah teridentifikasi sebelumnnya, baik dari sisi aset maupun akses terhadap kebutuhan dan pelayanan dasar;

3. Terorganisir yakni dengan pendekatan kelompok; 4. Disasarkan pada upaya membantu pengentasan kemiskinan.

Pendampingan juga dilakukan kepada mitra binaan tersebut, untuk dapat mengakses terhadap informasi yang dibutuhkan kelompok, akses perjinan, akses terhadap permodalan sampai akses terhadap pasar.   

Pendekatan program dari hulu-hilir juga dilakukan, misalnya, bukan hanya aspek produksinya saja tetapi juga aspek pemasaran. Dalam hal ini disediakan tempat khusus bagi UMKM mitra binaan untuk bisa menjual produknya, yakni di UKMK Centre. Pemasaran juga dilakukan dengan memanfaatkan teknologi informasi yakni secara online. Disamping itu, beberapa program CSR yang dillakukan dikaitkan dengan pemenuhan kebutuhan perusahaan, misalnya kebutuhan tenaga kerja dari program bidang pendidikan (Akademi LNG dan vocational training pengelasan, dll).

Terdapat 72% penerima manfaat program CSR PT Baddak NGL ini adalah kelompok rentan. Aset yang dikelola oleh kelompok sekitar Rp. 5,8 Miliar. Kemudian berbagai program yang ada juga menumbuhkan 33  kelompok baru sebagai mitra program, bahkan beberapa kelompok sudah terkategorikan mandiri dan tidak didampingi lagi oleh perusahaan (phase out). Disamping itu berdasar  hasil evaluasi yang dilakukan oleh lembaga independent, program-program ini telah berkontribusi menurunkan angka kemiskinan sebesar 8% di Kota Bontang.

YLKI116

PENUTUP

Berangkat dari pemaparan tersebut, program CSR termasuk PKBL yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan termasuk BUMN perlu ditata kembali. Sehingga bukan hanya untuk pemenuhan kewajiban semata, namun dapat memberikan nilai tambah bagi stakeholder dalam hal ini terutama masyarakat dan juga bagi perusahaan dalam membantu pemenuhan tujuan bisnisnya jangka pendek dan jangka panjang.

Tentu hal ini  harus diawali dengan perubahan memandang tentang keberadaan CSR ini, kemudian dilakukan penataan sistem dan pembenahan tata kelola program. Pelibatan stakehilder juga menjadi penting dalam menjaminkan efektivitas program dan keberlanjutan dampak program menuju kemandirian dan perbaikan kualitas hidup masyarakat.. jika ini terwujud maka tagline “BUMN hadir untuk negeri”, akan benar-benar terasa dan berdampak. Semoga.. [  ] *Peneliti sekaligus konsultan CSR di berbagai perusahaan termasuk BUMN. 

CONTOH-CONTOH DI LAPANGAN 117

YLKI118