2 scenario 1

24
TERNAK MAMALIA Mendongkrak Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia Skenario I Blok 2 HAFIZ UKHWANUR RIANDHITA 09/284138/KH/6287/W KELOMPOK 13 FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 21 OKTOBER 2009

Upload: hafiz-u-riandhita

Post on 23-Jun-2015

1.145 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

Laporan Tutorial Blok 2

TRANSCRIPT

Page 1: 2 Scenario 1

TERNAK MAMALIAMendongkrak Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Indonesia

Skenario IBlok 2

HAFIZ UKHWANUR RIANDHITA

09/284138/KH/6287/W

KELOMPOK 13

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWANUNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA21 OKTOBER 2009

Page 2: 2 Scenario 1

TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Apa pengertian hewan produksi? Sebutkan bangsa-bangsa hewan produksi

dan potensinya!

2. Sebutkan taksonomi dari sapi, kerbau, kambing, babi, kuda, dan domba!

3. Bagaimana cara mendapatkan bibit yang unggul?

2

Page 3: 2 Scenario 1

3

Page 4: 2 Scenario 1

I. PENGERTIAN HEWAN PRODUKSI, SERTA BANGSA-BANGSA

HEWAN PRODUKSI DAN POTENSINYA

A. Pengertian Hewan Produksi

Hewan produksi adalah segala jenis binatang yang dipelihara untuk

tujuan diambil produksinya, berupa daging, susu atau telur. Produk tersebut

bisa diperoleh dari berbagai jenis ternak seperti ayam, kalkun, puyuh, babi,

kambing, sapi domba dan kelinci. Kuda selain sebagai hewan produksi juga

menjadi hewan kesayangan. Kali ini kita membahas hewan produksi ternak

mamalia.

B. Bangsa-bangsa Hewan Produksi dan Potensinya

1. Sapi (Anonim 1, 1981.) (Anonim 3, 2008)

a) Sapi Eropa (Bos taurus)

− Friesian Holstein

Bangsa sapi ini berasal dari Netherland, provinsi Friesland,

Belanda. Sapi FH merupakan jenis sapi perah. Warna tubuhnya

hitam belang putih dengan pembatas yang jelas, terdapat warna

putih berbentuk segi tiga di dahi dengan kepala panjang. Sebagian

kecil saja yang berwarna putih atau hitam seluruhnya. Rambut ekor

berwarna putih. Saat dewasa, berat badannya mencapai 700 kg.

Sapi FH adalah bangsa sapi perah berbadan besar dengan produksi

susu tinggi dibandingkan bangsa sapi perah lainnya. Produksi

susunya mencapai 6350 liter/laktasi. Sementara di Indonesia, rata-

rata produksinya hanya mencapai 3660 liter/laktasi karena

lingkungan di Indonesia yang berbeda dengan lingkungan aslinya,

dengan kadar lemak 3,7 persen.

− Jersey

Jenis ini berasal dari Pulau Jersey, sebuah pulau kecil di

Inggris. Jersey merupakan jenis sapi perah tertua yaitu sekitar abad

ke enam. Sapi Jersey semakin terkenal pada tahun 1771 karena

produksi susu dan lemak susunya. Mudah beradaptasi terhadap

4

Page 5: 2 Scenario 1

perbedaan iklim. Berat jantan dewasa 400-600 kg, sedangkan

jantan 600-900 kg. Pejantan sangat berotot, berbeda dengan sapi

perah yang lain, ukurannya juga lebih kecil. Warna kulit bervariasi,

dari abu-abu sampai hitam pekat. Tetapi peternak lebih menyukai

warna pertengahannya, meskipun tidak ada perbedaan dalam

produksi.

− Ayrshire

Pertama kali dikembangkan di daerah Ayr, Skotlandia

sekitar tahun 1800. Sapi ini merupakan hasil persilangan sapi

Holstein dengan Shorthorn. Warna kulit merah kecoklatan dengan

kombinasi putih. Sapi Ayrshire merupakan sapi perah, dengan

berat dewasa sekitar 600 kg. Produksi susu sangat tinggi yaitu

mencapai 8000 kg per laktasi.

− Shorthorn

Dikembangkan di pantai tenggara Inggris. Tubuh dari

shorthorn berwarna merah bata sampai putih atau merah. Bangsa

ini ada yang bertanduk dan tidak bertanduk (polled shorthorn).

Tingkat kesuburannya tinggi dengan sifat keindukan yang bagus.

Temperamennya baik dan memiliki tingkat pertumbuhan yang

cepat. Sapi shorthorn sanggup beradaptasi dengan lingkungan yang

berbeda-beda. Sapi ini menghasilkan susu dan juga daging.

− Hereford

Dikembangkan di daerah Herefordshire, Inggris sekitar 200

tahun yang lalu. Dikhususkan sebagai ternak pedaging, dengan

efisiensi pakan (rumput) yang menguntungkan.

− Angus

Asal dari Skotlandia. Badan relatif kecil, berat badan betina

675 kg, jantan 850 kg. Tidak bertanduk dan berwarna hitam. Tahan

hawa dingin, keindukan baik, fertilitas tinggi, kualitas karkas baik

dg tulang-tulang kecil, kadar lemak rendah.

5

Page 6: 2 Scenario 1

− Limousin

Merupakan sapi pedaging tertua. Lukisannya ditemukan di

gua berumur 20.000 tahun di dekat Montignac, Prancis. Limousin

mempunyai tubuh tegap, sehat, dan adaptif, serta menghasilkan

daging berkualitas.

b) Sapi Zebu (Bos indicus)

− Sahiwal

− Red Sindhi

− Gir

− Ongole

Disebut juga dengan nama sapi Nellore, karena

dikembangkan di daerah Nellore, India. Nama Ongole berasal dari

nama distrik, yaitu Ongole Taluk, yang dulu merupakan bagian

dari Nellore. Warna kulit jenis Ongole antara abu-abu sampai

putih. Mempunyai tanduk tajam, dengan bentuk kepala seperti peti

mati.

− Brahman

Sapi Brahman merupakan sapi dari India. Mempunyai

punuk yang besar di punggung dan leher. Tanduk melengkung ke

atas, kadang bengkok ke depan. Telinga besar dan terjumbai,

mempunyai kulit berlebih. Serta mempunyai kelenjar keringat yang

lebih banyak dibandingkan Bos taurus, berfungsi untuk

pengeluaran sekret minyak penghasil bau busuk pengusir serangga.

Betina dewasa mempunyai berat 500-700 kg, jantan 800-1100 kg.

Sedangkan yang baru lahir 30-32 kg, tetapi dapat tumbuh lebih

cepat daripada jenis lain. Sifatnya pintar, punya rasa ingin tahu,

dan pemalu. Mempunyai daya adaptasi yang tinggi. Warna kulit

berkisar dari abu-abu cerah atau merah sampai hitam.

6

Page 7: 2 Scenario 1

c) Persilangan Eropa dan Zebu

Sapi perah:

− AMZ (Australian Milking Zebu)

Sapi ini adalah hasil persilangan antara betina Jersey dan

pejantan Red Sindhi dan juga Sahiwal. Warna sapi coklat kuning

sampai kemerah-merahan, dengan warna tua di bagian depannya.

Berat lahir 20-30 kg, dewasa betina 350-400 kg, sedangkan

dewasa jantan 500-550 kg. Sapi ini mempunyai daya tahan

terhadap caplak dan udara panas. Mempunyai produksi susu

sebesar 4150 liter/laktasi. Sapi AMZ tersebar di Queensland dan

New South Wales (NSW) serta banyak negara yang

mengimpornya, antara lain Malaysia, Fiji, Philipina, dan Trinidad.

Kadar lemak susunya sebesar 4,9%.

− AFS (Australian Friesian Sahiwal)

Sapi AFS adalah hasil silang antara pejantan Sahiwal

dengan betina Friesian. Tetapi beberapa individu Friesian adalah

tidak murni, ternyata mengandung gen Jersey dan AIS, sehingga

warnanya pun tidak menentu. Warna umumnya hitam coklat dan

merah. Bulunya halus dan mengkilap. Berat lahir 28 kg, berat

betina dewasa sebesar 580 kg, jantan 650 kg. Bentuk tubuh seperti

tipe perah, telinga besar, kaki lebih kuat daripada Friesian.

Produksi susu di Queensland 2376 – 4159 liter/laktasi. Kadar

lemak susu tinggi (4,5%). Mempunyai daya tahan terhadap caplak

yang diperoleh dari Sahiwal.

− AIS (Australian Illawara Shorthorn)

Sapi ini diciptakan sekitar 130 tahun yang lalu di distrik

Illawara NSW, disesuaikan dengan kondisi padang rumput

setempat. Sapi ini bersifat dwiguna, yaitu penghasil daging dengan

produksi susu yang tinggi. Sapi ini terbentuk melalui serentetan

persilangan antara Miliking Shorthorn dengan Devon dan

Aryshire. Warna dominan merah mulus, tapi terkadang

7

Page 8: 2 Scenario 1

mempunyai bercak putih di dada. Berat lahir 33 kg, betina dewasa

500-600 kg, jantan 800 kg. Produksi susu sebesar 3484

liter/laktasi. Dengan kadar lemak tinggi (4,0%), cocok bagi

produsen mentega dan keju. Tetapi mempunyai daya tahan

terhadap caplak (Boophilus micropolus) yang rendah, serta kurang

tahan terhadap panas.

− Jamaica Hope

− PFH (Peranakan Friesian Holstein)

Sapi pedaging:

− Santa Gertrudis

Sapi ini merupakan hasil persilangan sapi Shorthorn dengan

Brahman. Dikembangkan di Texas, tahun 1920. Warna kulit merah

terang. Tahan panas dan kutu, mudah melahirkan, produksi susu

baik.

− Brangus

Brangus merupakan hasil silang antara sapi Angus dengan

Brahman

− Beefmaster

Beefmaster dikembangkan di Texas. Dengan menyilangkan

keturunan Brahman-Hereford dengan Brahman-Shorthorn maka

muncullah sapi Beefmaster.

− Charbray

− Droughtmaster

Sapi ini dikembangkan di Queensland sebagai hasil

persilangan sapi Shorthorn dengan Brahman. Warna kulit merah

dengan variasi keemasan dan merah gelap.

− Braford

Sapi Braford adalah hasil persilangan sapi Brahman dengan

Hereford dengan perbandingan 3:5. Dikenal sebagai sapi dengan

8

Page 9: 2 Scenario 1

kemampuan reproduksi tinggi, cepat mencapai pubertas, subur,

mudah melahirkan, dan produksi susu maksimal.

2. Kerbau (Rukmana, 2003)

Ternak kerbau berasal dari Bubalus arnee (India). Di tempat asalnya,

kerbau ditemukan sebagai hewan liar yg hidup di rawa2 dan hutan-hutan

berrumput. Kemudian menyebar ke Asia dan Afrika. Sisanya keturunan yg

sekarang masih terdapat di India adalah kerbau Arnee (arni) yg disebut

Bubalus arni jirdon.

Kerbau dijinakkan kurang lebih 4000 tahun yg lalu. Diarahkan pada

dua tujuan yaitu kerbau perah atau dairy buffalo (river buffalo), dan kerbau

lumpur (swam buffalo). Kerbau perah dikembangkan di India, eropa barat

dan mesir. Kerbau lumpur diarahkan di asia tenggara termasuk indonesia.

Kerbau hasil domestikasi ini dikenal dengan nama kerbau piara (Bos

babulus vulgaris), menyebar ke afrika, asia selatan, eropa selatan, dan

amerika utara, yg kemudian populer dg sebutan Waterbuffalo. Dari

waterbuffalo kemudian turunannya dikenal dua jenis kerbau yaitu Swam

buffalo (senang berkubang) dan River buffalo (senang mandi dan

berenang)

Sebagai pembeda jenisnya, orang biasa melihat tanduknya. Tanduk

panjang dan besar (Bubalus indicus macroceros) terdapat di India

Belakang, Tiongkok Selatan, kepulauan pasifik, dan Indonesia. Kerbau

tanduk pendek (Bubalus indicus bractyeros) banyak terdapat di Tiongkok

utara, Jepang dan Mesir.

Bangsa asli India: (Bubalus arnee)

a) Kerbau Murrah, jenis sapi perah dari Punjab dan Delhi

b) Kerbau Surti, dari Gujarat dan Bombay

c) Nili (Ravi), dari Kathiawar

d) Jaffaraba, dari Kathiawar

9

Page 10: 2 Scenario 1

e) Mehsana, jenis sapi perah dari Bombay

f) Nagfuri, sapi pekerja dari India selatan dan tengah

Jenis yang diternakkan di Indonesia :

a) Kerbau lumpur

Biasa digunakan untuk membajak sawah, jinak, berwarna gelap.

b) Kerbau Murrah

Berbadan besar, kulit hitam atau abu-abu kehitaman, kepala kecil,

tanduk berbentuk spiral. Berat tubuh jantan 544 kg, sedangkan

betina 450 kg. Banyak dikembangkan di Sumatra Utara, serta di

tempat lain di Indonesia. Kerbau ini merupakan penghasil susu,

tetapi kerap digunakan untuk membajak sawah.

c) Kerbau lokal

Kulit berwarna hitam dan juga ada yg putih. Kerbau putih lebih

tahan terik matahari sehingga sering digunakan sebagai pembajak

sawah.

3. Kambing (Widiyono, 2009)

− Kambing Kacang

Terdapat di Indonesia, Malaysia, Thailand. Ukuran tubuh kecil,

pendek (betina 20 kg, jantan 25 kg; Tinggi betina 56 cm, jantan 60-

65 cm), karkas 45-51%. Telinga kecil, berdiri. Prolifik (anak kembar).

Jantan dan betina bertanduk, jantan berjenggot bersurai panjang kasar

dari leher sampai ekor. Rambut: pendek, warna bervariasi (coklat,

hitam).

− Kambing Merica

Berasal dari Sulawesi. Diduga berkaitan dengan kambing kacang

tetapi lebih kecil dari pada kambing kacang di Jawa. Telinga pendek.

− Kambing Ettawah (Jamnapari)

10

Page 11: 2 Scenario 1

Berasal dari Jamnapari, India. Berbadan besar, (betina 30-50 kg,

jantan 40-70 kg; Tinggi betina 70-90 cm, jantan 80-100 cm). Telinga

panjang (30 cm), jatuh. Jantan dan betina bertanduk. Kaki panjang

dengan rambut di kaki belakang. Warna belang putih hitam, putih

coklat/merah. Hidung melengkung. Puting susu besar dan panjang

(seperti botol). Susu: produktif (sampai 3 L/hari/hewan)

− Kambing Peranakan Ettawah (PE)

Berasal dari Indonesia (persilangan Jamnapari dengan Kacang di

Jawa). Berbadan besar (Berat betina 30-50 kg, jantan 40-70 kg; Tinggi

betina 70-90 cm, jantan 80-100 cm). Telinga panjang (18-30 cm), jatuh.

Jantan dan betina bertanduk. Rambut jantan panjang dan lebat disekitar

leher-pundak, betina hanya di kaki belakang. Kaki panjang dengan

rambut di kaki belakang. Warna belang putih hitam, putih coklat/merah.

Hidung melengkung, puting susu besar dan panjang (seperti botol).

Susu produktif (sampai 3 L/hari/hewan)

Jenis lain: Kambing Gembrong, Saanen, Alpine, Anglo-Nubian, Boer,

Angora, Kasmir, Toggenburg, dll.

4. Domba (Widiyono, 2009)

− Domba Ekor Tipis (DET)

Terdapat di Indonesia, Malaysia. Tubuh relatif kecil, berat betina

15-35 kg, jantan 30-50 kg. Jantan bertanduk (tidak melingkar), betina

tidak. Warna putih, coklat, hitam, belang hitam putih, coklat putih,

kepala belang. Telinga 2-6 cm. Reproduksi sepanjang tahun, prolifik,

anak sekelahiran 2-5 ekor (sesuai ketersediaan pakan), tahan parasit

gastroinstinal.

− Domba Ekor Gemuk (DEG)

Terdapat di Madura, Sulawesi, Jawa Timur, Lombok (asal Asia

tengah, dibawa pedagang Arab). Badan relatif besar dibanding DET.

Jantan bertanduk kecil, betina tidak. Panjang ekor 24 cm, lebar 20 cm,

berlemak, ujung kecil (lurus/melengkung huruf S). Kepala tampak

besar, telinga kecil/panjang, leher panjang bergelambir, tanduk hanya

11

Page 12: 2 Scenario 1

tonjolan kecil. Berat badan jantan 30-60 kg, betina 25-35 kg. Litter size

2-4 ekor. Warna putih.

− Domba Priangan/Garut

Berasal dari Jawa Barat. Silangan domba DET, Merino dan DEG

Afrika selatan. Badan besar (betina 25-40 kg, jantan 45-75 kg),

petarung/pedaging, karkas 50%. Jantan bertanduk besar, melengkung ke

belakang, spiral, pangkal hampir menyatu Telinga panjang/sedang/

pendek, terletak di belakang tanduk. Ekor pendek, pangkal lebar.

Rambut kasar, warna putih, hitam, coklat. Jumlah anak 1-4

ekor/kelahiran.

− Domba Barbados Blackbelly

Berasal dari Barbados Island. Berbadan besar (betina 30-50 kg,

jantan 50-80 kg). Jantan memiliki mane (rambut panjang di dada dan

leher). Prolifikasi medium. Warna coklat dengan black belly.

− Domba Lincoln

Berasal dari Lincoln, Inggris. Jantan betina tidak bertanduk. Muka

berwarna putih (tertutup wol). Kaki tertutup wol. Produksi daging

bagus.

Jenis lain : Domba Merino, Sufflok, St. Croix, Karakul, Siam (domba ekor

panjang Thai), Sei putih, Highland.

5. Babi (Widiyono, 2009)

− Babi Landrace

Asal Denmark. Warna putih, karkas panjang, paha besar, kaki

pendek, telinga menekuk ke depan. Sifat keindukan baik, litter size

besar.

− Babi Yorkshire

Asal Inggris, warna putih, muka oval, telinga tegak, litter size

besar, keindukan bagus, persentase karkas tinggi.

12

Page 13: 2 Scenario 1

− Babi Berkshire

Asal Inggris, warna hitam dengan 6 ujung putih (pada 4 kaki,

muka dan ekor). Muka lebar dan cekung, telinga condong ke depan.

− Babi Duroc

Asal persilangan dari Jersey Red dengan Duroc New York.

Warna merah terang sampai gelap, telinga menekuk/jatuh ke depan,

Sifat keindukan bagus. Konversi pakan dan pertumbuhan baik.

− Babi Hereford

Warna merah, muka putih. Telinga jatuh ke depan, sifat

keindukan bagus.

− Babi Bali

Badan ramping, kepala kecil, moncong runcing, telinga pendek

dan tegak. Mempunyai kaki yang pendek, punggung panjang tapi

lemah, perut rendah.

6. Kuda (Widiyono, 2009)

− Kuda Arabian

Asal Mesir, cantik, jinak, kecepatan dan stamina bagus, ekonomis

(kondisi tubuh tetap baik pada padang rumput, atau ketersediaan bijian

yang minim).

− Kuda Thoroughbred

Asal Inggris, cerdas, kecepatan lari dan stamina bagus, ekonomis

(kondisi tubuh tetap baik pada padang rumput, atau ketersediaan bijian

yang minim).

− Kuda Belgian

Asal Belgia, kuda tarik (pekerja) paling besar (850-1000 kg atau

lebih).

− Kuda Shire

Asal Inggris, kuda tarik paling tinggi.

− Kuda Appaloosa

13

Page 14: 2 Scenario 1

Asal Spanyol. Warna bervariasi, umumnya putih, dibagian

pinggang dengan totol-totol gelap berbentuk bulat atau oval telur. Di

bagian badan juga sering ditemukan totol-totol, daerah mata dilingkari

warna putih, teracak berwarna strip hitam-putih vertikal. Kuda ini

dikembangkan suku Indian dan konon orang Indian belum pernah jatuh

dari punggung kuda ini saat melawan kavaleri Amerika Serikat. Kuda

ini bagus untuk pesiar, pameran, balapan, dan parade.

− Keledai

Spesies Equus asinus. Lebih kecil daripada kuda, telinga panjang,

rambut kuduk yang pendek dan tegak, lebih tahan stress/histeria. Masa

kebuntingan lebih lama (12 bulan).

− Mule atau Hinny (Bagal)

Hasil silangan kuda (betina) dan keledai (jantan) disebut mule.

Hasil silangan kuda (jantan) dan keledai (betina) disebut hinny. Hinny

lebih kecil dari pada mule. Umumnya steril. Keistimewaannya lebih

tahan panas daripada kuda, dapat hidup dengan kondisi pakan tidak

teratur, kaki lebih tangguh, dapat bereaksi menghindari benda yang

menyentuh kepalanya (kuda kesulitan).

− Kuda lokal

− Kuda pony

14

Page 15: 2 Scenario 1

III. TAKSONOMI DARI SAPI, KERBAU, KAMBING, DOMBA, BABI,

DAN KUDA

A. Taksonomi Sapi B. Taksonomi DombaKerajaan : Animalia Filum : Chordata Kelas : Mammalia Ordo : Artiodactyla Famili : Bovidae Subfamili : Bovinae Genus : Bos Spesies : B. taurus

Kerajaan :Animalia

Filum :Chordata

Kelas :Mammalia

Ordo :Artiodactyla

Famili :Bovidae

Upafamili :Caprinae

Genus :Ovis

Spesies :O. aries

C. Taksonomi Kerbau

Kerajaan : AnimaliaFilum : ChordataKelas : MammaliaOrdo : Artiodactyl

15

Beberapa Jenis (Spesies) Kerbau:

a. Kerbau Air Domestik Asia, Bubalus bubalis

b. Kerbau Air Liar Asia, Bubalus arnee

c. Anoa Dataran Rendah, Bubalus depressicornis

d. Anoa Pegunungan, Bubalus quarlesi

e. Tamaraw, Bubalus mindorensis

f. Tamaraw Cebu, Bubalus cebuensis

Page 16: 2 Scenario 1

aFamili : BovidaeSubfamili : BovinaeGenus : BubalusSpesies : B. bubalis

D. Taksonomi Kambing

Kerajaan : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Mammalia

Ordo : Artiodactyla

Famili : Bovidae

Subfamili : Caprinae

Genus : Capra

Spesies : C. Aegagrus

Subspesies : C. A. hircus

E. Taksonomi Babi

Kerajaan : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Mammalia

Upakelas : Theria

Infrakelas : Eutheria

Ordo : Artiodactyla

Famili : Suidae

Subfamili : Suinae

Genus : Sus

16

Kambing liar (Capra aegagrus) hidup di pegunungan

dan lingkungan setengah kering. Dari C. Aegagrus

terbagi menjadi 3 kelompok tersebar di dunia, yaitu

(Anonim 5, 2009):

1. Kelompok Bezoar (C.a.aegagrus); daerah sebaran

alami di Asia barat

2. Kelompok Ibeks (C.a.ibex); daerah sebaran

terpisah2 di Asia barat, Afrika timur dan Eropa

3. Kelompok Markhor (C.a.falconeri); daerah sebaran

di Afganishtan dan Kashmir – Karakorum.

Species: Sus barbatus

Sus bucculentus

Sus cebifrons

Sus celebensis

Sus domestica

Sus falconeri

Sus hysudricus

Sus oliveri

Sus philippensis

Page 17: 2 Scenario 1

E. Taksonomi Kuda

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Mammalia

Ordo : Perissodactyla

Famili : Equidae

Genus : Equus

Spesies : E. Caballus

(Anonim 4, 2009)

III. CARA MENDAPATKAN BIBIT UNGGUL

A. Seleksi: (Hardjosubroto, 1996)

1. Sifat individu

a) Bentuk tubuh (exteurieur)

b) Efisiensi makan

c) Daya tahan penyakit

d) Kecepatan pertumbuhan badan

e) Sifat lain: penurut, jinak, aktif

2. Silsilah keturunan (pedigree)

17

Page 18: 2 Scenario 1

Induk jantan punya saudara atau anak yg selalu mulus, cepat besar

tegap kuat, tidak cacat sejak lahir, tidak ada yg keguguran.

3. Daya produksi

a) Produksi maksimal (daging, susu, anak)

b) Daya pertumbuhan cepat

c) Efisien makan

d) Daya tahan penyakit tinggi

e) Mortalitas (kematian) kecil

B. Macam-macam Perkawinan:

1. In breeding = masih ada hubungan darah, misalnya seekor pejantan

dikawinkan dengan betina anaknya.

2. Out breeding = sebangsa dan hubungan darahnya sudah jauh.

3. Cross breeding = dengan bangsa yang berbeda.

4. Up grading = dengan bangsa berbeda, bertujuan meningkatkan

kemampuan tertentu yg menyerupai salah satu induknya. Berlangsung

sampai beberapa generasi (4-5 generasi).

C. Teknik Mendapatkan Bibit Unggul

1. Inseminasi Buatan

(Rahadi, 2008. Sejarah dan Manfaat Inseminasi Buatan)

Yang dimaksud dengan Inseminasi Buatan (IB) atau kawin suntik

adalah suatu cara atau teknik untuk memasukkan mani (spermatozoa atau

semen) yang telah dicairkan dan telah diproses terlebih dahulu yang

berasal dari ternak jantan ke dalam saluran alat kelamin betina dengan

menggunakan metode dan alat khusus yang disebut insemination gun.

Tujuan Inseminasi Buatan

a. Memperbaiki mutu genetika ternak.

b. Tidak mengharuskan pejantan unggul untuk dibawa ketempat yang

dibutuhkan sehingga mengurangi biaya.

c. Mengoptimalkan penggunaan bibit pejantan unggul secara lebih luas

dalam jangka waktu yang lebih lama.

d. Meningkatkan angka kelahiran dengan cepat dan teratur.

18

Page 19: 2 Scenario 1

e. Mencegah penularan / penyebaran penyakit kelamin.

2. Transfer Embryo (Anonim 2, 1999)

Transfer embrio (TE) merupakan generasi kedua bioteknologi

reproduksi setelah inseminasi buatan (IB). Teknologi ini memiliki

kelebihan dari ilmu reproduksi lainnya seperti IB. Transfer embrio

merupakan suatu proses, mulai dari pemilihan sapi-sapi donor,

sinkronisasi birahi, superovulasi, inseminasi, koleksi embrio, penanganan

dan evakuasi embrio, transfer embrio ke resipien sampai pada

pemeriksaan kebuntingan dan kelahiran.

Dengan TE seekor betina unggul yang disuperovulasi kemudian

diinseminasi dengan sperma pejantan unggul dapat menghasilkan sekitar

40 ekor anak sapi unggul dan seragam setiap tahun, bila dibandingkan

dengan perkawinan alam atau IB hanya mampu melahirkan 1 ekor anak

sapi pertahun. Bahkan bisa dibuat kembar identik dalam jumlah yang

banyak dengan teknik cloning. Jenis kelamin pun dapat ditentukan.

Manfaat Transfer Embryo :

− Penyediaan bibit ternak unggul yang seragam.

− Peningkatan produksi susu, kualitas daging dan pertumbuhan yang

cepat.

3. In Vitro Fertilization (IVF)

(Rahadi, S., 2008. Mengenal Teknologi Reproduksi)

Kematian induk bukan lagi merupakan berakhirnya proses untuk

meneruskan keturunan. Dengan teknik bayi tabung (IVF), sel telur yang berada

dalam ovarium betina berkualitas unggul sesaat setelah mati dapat diproses

diluar tubuh sampai tahap embrional. Selanjutnya embrio tersebut ditransfer

pada resipien (betina lain) sampai dihasilkan anak. Resipien tersebut tidak

harus unggul, hanya dibutuhkan kemampuan untuk bunting. Produksi embrio

19

Page 20: 2 Scenario 1

dalam jumlah banyak (baik dengan teknik TE maupun bayi tabung) ternyata

juga dapat menghasilkan masalah karena keterbatasan resipien yang siap

menerima embrio. Untuk mengatasi masalah tersebut dikembangkan metode

pembekuan embrio.

***

20

Page 21: 2 Scenario 1

REFERENSI

Anonim 1, 1981. Program Breeding Sapi Perah. Direktorat Bina Produksi Peternakan Departemen Pertanian. Jakarta

Anonim 2, 1999. Transfer Embryo. Http://www.biotek.lipi.go.id/index.php?option =com_content&view=article&id=37:Embrio&catid=51&Itemid=55. Diak-ses tanggal 21 Oktober 2009

Anonim 3, 2008. Jenis-jenis Ternak Sapi. Http://www. ekabees.wordpress.com Diakses tanggal 17 Oktober 2009

Anonim 4, 2009. Introduction to the Artiodactyla. H ttp://www.ucmp.berkeley. edu/ mammal/artio/artiodactyla.html . Diakses tanggal 20 Oktober 2009

Anonim 5, 2009. Kambing. Http://www.genetics.org/cgi/reprint/162/3/1381.pdf. Diakses tanggal 21 Oktober 2009

Hardjosubroto, W., 1996. Pemuliaan Ternak. Gadjah Mada University Press.

Yogyakarta

Rahadi, S., 2008. Sejarah dan Manfaat Inseminasi Buatan. Http://www. ilmuternak.wordpress.com/reproduksi-ternak/sejarah-dan-manfaat-inseminasi-buatan/. Diakses tanggal 21 Oktober 2009

Rahadi, S., 2008. Mengenal Teknologi Reproduksi. Http://ilmuternak.wordpress. com/reproduksi-ternak/mengenal-teknologi-reproduksi/. Diakses tanggal 21 Oktober 2009

Rukmana, R., 2003. Beternak Kerbau. Aneka Ilmu. Semarang

Widiyono, I., 2009. Ternak Ruminansia dan Non Ruminansia. Presentasi Kuliah Pengantar Tanggal 20 Oktober 2009. Fakultas Kedokteran Hewan UGM.

21

Page 22: 2 Scenario 1

Daftar sifat-sifat yg mungkin dipertimbangkan dalam program seleksi

Jenis ternak Sifat obyektif Sifat subyektifSapi perah (juga kerbau dan

kambing perah)

Sapi potong/tarik (juga kerbau)

Domba atau kambing potong

Domba wol

Produksi susu per laktasi

Produksi susu selama hidup

Presentase lemak

Presentase bahan kering tanpa

lemak (solid non fat)

Lama memerah (mesin)

Berat waktu lahir dan pada umur2

yg berbeda sampai dewasa.

Besar badan (ukuran-ukuran

tubuh)

Umur saat pubertas

Jarak beranak

Umur saat pubertas

Melahirkan teratur

Berat lahir

Berat disapih

Laju pertumbuhan setelah

disapihmakanan per kg

pertambahan berat.

Berat dewasa dan besarnya

kerangka

Hasil karkas berlemak, tanpa

lemak dan potongan-potongan

khusus.

Kemampuan kerja kekuatan

menarik dan kecepatan

Umur saat pubertas

Fertilitas dan jumlah anak

sepelahiran

Berat lahir, berat sapih dan berat

dewasa

Berat sapih per induk domba atau

kambing

Berat dan kehalusan bulu domba

Berat dan sifat2 karkas

Berat bulu domba, berminyak dan

Bentuk tubuh

Ketiadaan cacat (soundness)

Mudah diperah (memerah dengan

tangan)

Tabiat (temperament)

Tidak ada kesulitan melahirkan

Kekuatan (vigor)

Bentuk tubuh

Ketiadaan cacat

Tidak ada kesulitan melahirkan

Nafsu birahi jantan?

Tabiat

Bentuk karkas

Kekuatan (vigor)

Bentuk tubuh

Ketiadaan cacat

Mengkilatnya bulu dan adanya

22

Page 23: 2 Scenario 1

Babi

bersih

Berat serabut

Warna wol

Banyaknya bulu (% serabut yang

mempunyai medulla)

Naluri bergerombol

Fertilitas-frekuensi kelahiran dan

banyaknya anak sepelahiran.

Jumlah babi yg disapih/pelahiran

Berat sapih

Laju pertambahan berat setelah

disapihumur saat berbobot untuk

dipasarkan

Makanan per kg pertambahan

berat

Hasil karkas berlemak, tanpa

lemak, dan potongan-potongan

khusus

kerutan yang teraturTak adanya

kelemahan pada serabut (breaks)

Kekusutan serabut (cotting)

Ketiadaan cacat

Bentuk tubuh

Ketiadaan cacat

Tabiat

Nafsu birahi jantan

Subfamili Bovinae

• Suku Boselaphini o Genus Tetracerus

Antelope Bertanduk Empat , Tetracerus quadricorniso Genus Boselaphus

Nilgai atau Kerbau Biru, Boselaphus tragocamelus• Suku Bovini

o Genus Bubalus Kerbau Air Domestik Asia , Bubalus bubalis Kerbau Air Liar Asia , Bubalus arnee Anoa Dataran Rendah , Bubalus depressicornis Anoa Pegunungan , Bubalus quarlesi

Tamaraw , Bubalus mindorensis

Tamaraw Cebu , Bubalus cebuensiso Genus Bos

Aurochs , Bos primigenius (punah) Banteng , Bos javanicus Gaur , Bos gaurus Gayal , Bos frontalis (gaur domestik) Yak , Bos mutus Sapi Domestik , Bos taurus Kouprey , Bos sauveli

o Genus Pseudonovibos Kting Voar , Pseudonovibos spiralis

o Genus Pseudoryx Saola , Pseudoryx nghetinhensis

23

o Genus Bison Bison Amerika , Bison bison Wisent , Bison bonasus Wisent Steppe , Bison priscus (punah) Bison Kuno , Bison antiquus (punah)o Genus Pelorovis † Kerbau Besar , Pelorovis antiquus

Page 24: 2 Scenario 1

o Genus Syncerus Kerbau Afrika , Syncerus caffer

o

24