2. porto kelompok fix

66
BAB I PENDAHULUAN DAN TUJUAN PEMBELAJARAN A. Latar Belakang Kesehatan gigi dan mulut adalah penting karena pencernaan makanan dimulai dengan bantuan gigi. Selain fungsinya untuk makan dan berbicara, gigi juga penting untuk pertumbuhan dan perkembangan. Hal ini tentu diprioritaskan sebagai upaya dari bidang kesehatan guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) sehingga dapat meningkatkan pula kualitas hidup. Karies gigi merupakan salah satu masalah kesehatan gigi dan mulut paling sering terjadi yang menyerang siapa saja tanpa memandang usia. Karies gigi di Indonesia masih perlu mendapat perhatian. Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT, 2004), prevalensi karies gigi di Indonesia mencapai 90,05% (Depkes RI, 2000). Karies gigi adalah lubang yang terbentuk pada gigi yang terjadi akibat adanya proses secara bertahap pelarutan enamel akibat aktivitas bakteri, saliva, sisa makanan dan waktu yang berlangsung lama sehingga lubang tersebut terus 1

Upload: zulfa

Post on 11-Dec-2015

54 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

tugas laporan field lab

TRANSCRIPT

Page 1: 2. Porto Kelompok Fix

BAB I

PENDAHULUAN DAN TUJUAN

PEMBELAJARAN

A. Latar Belakang

Kesehatan gigi dan mulut adalah penting karena pencernaan makanan

dimulai dengan bantuan gigi. Selain fungsinya untuk makan dan berbicara,

gigi juga penting untuk pertumbuhan dan perkembangan. Hal ini tentu

diprioritaskan sebagai upaya dari bidang kesehatan guna meningkatkan

kualitas sumber daya manusia (SDM) sehingga dapat meningkatkan pula

kualitas hidup.

Karies gigi merupakan salah satu masalah kesehatan gigi dan mulut

paling sering terjadi yang menyerang siapa saja tanpa memandang usia.

Karies gigi di Indonesia masih perlu mendapat perhatian. Berdasarkan Survei

Kesehatan Rumah Tangga (SKRT, 2004), prevalensi karies gigi di Indonesia

mencapai 90,05% (Depkes RI, 2000). Karies gigi adalah lubang yang

terbentuk pada gigi yang terjadi akibat adanya proses secara bertahap

pelarutan enamel akibat aktivitas bakteri, saliva, sisa makanan dan waktu

yang berlangsung lama sehingga lubang tersebut terus berkembang ke bagian

dalam gigi yang mengakibatkan rasa nyeri.

Pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut masyarakat sejak dini terutama

pada anak sekolah sangatlah penting. Pada anak-anak terutama pada usia

sekolah dasar, struktur giginya termasuk jenis gigi bercampur antara gigi susu

dan gigi permanen sehingga rentan mengalami karies gigi. Terutama usia

rata-rata 8 tahun yang merupakan usia kritis karena mengalami transisi

pergantian gigi susu ke gigi permanen (Romadhona, 2009). Oleh sebab itu,

salah satu kebijaksanaannya adalah dengan meningkatkan upaya promotif,

preventif, dan kuratif pada anak usia sekolah (6-12 tahun) karena pada usia

1

Page 2: 2. Porto Kelompok Fix

tersebut merupakan waktu dimana akan tumbuhnya gigi tetap (Anggraini,

2009).

Tingginya angka kesakitan penyakit dirongga mulut, khususnya yang

berkaitan dengan insidensi karies gigi menjadi hal yang melatarbelakangi

kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) mengadakan kegiatan Usaha

Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) sebagai upaya pencegahan karies gigi.

Berdasarkan SK Menkes RI No 128/MKes/SK/II/2004 tentang kebijakan

dasar Pusat Kesehatan Masyarakat Depkes RI dinyatakan bahwa Usaha

Kesehatan Sekolah dan salah satu program yang ada di dalamnya yaitu Usaha

Kesehatan Gigi sekolah (UKGS) merupakan program pengembangan yang

mana segala upaya peningkatan dan pengembangan kesehatan di sekolah

diupayakan melalui Tim Pembina UKS pusat dan Tim Pembina UKS di

daerah secara berjenjang.

UKGS adalah pelaksanaan pelayanan kesehatan gigi dan mulut untuk

murid-murid sekolah dasar yang meliputi dental health education dan

pemeriksaan gigi dan mulut pada murid-murid sekolah dasar yang terpilih

atau pada murid-murid yang membutuhkan perawatan darurat seperti abses,

gigi persistensi, dan sbegaianya. Program UKS dilaksanakan oleh dokter gigi.

dalam pelaksanaanya program UKGS sering dibantu oleh guru, orang tua

murid dan orang-orang yang terlibat dalam lingkungan sekolah seperti

pedagang di kantin sekolah.

Di Indonesia perogram UKGS telah dilaksanakan sejak tahun 1951,

tetapi dampak program UKGS terhadap status kesehatan gigi murid sekolah

dasar hingga saat ini belum memuaskan.

B. Tujuan Pembelajaran

1. Pengambilan Data Sekunder :

a. Mengetahui derajat atau tingkat kebersihan gigi maupun mulut murid

di SDN Plalangan 4.

2

Page 3: 2. Porto Kelompok Fix

b. Mengetahui tingkat karies gigi pada murid di SDN Plalangan 4

ataupun SD lainnya.

c. Mengetahui tahapan UKGS yang diterapkan di SD tersebut.

d. Mengidentifikasi adanya kemajuan atau tidak dari hasil kegiatan

UKGS yang dilaksanakan di Puskesmas Gunung Pati.

2. Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut :

a. Meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk

menjalankan prinsip hidup sehat.

b. Meningkatkan taraf kesehatan gigi dan mulut anak-anak sekolah

dengan mangusahakan timbulnya kesadaran bahwa menjaga

kebersihan gigi dan mulut itu penting.

c. Meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut murid-murid SD

dengan mendahulukan usaha promotif dan preventif, dan apabila usaha

promotif dan preventif gagal maka menjalankan usaha kuratif.

d. Meningkatkan kesadaran murid-murid di Sekolah Dasar agar memiliki

kemampuan dan kemauan untuk menjaga kebersihan gigi dan mulut di

rumah.

3

Page 4: 2. Porto Kelompok Fix

BAB II

KEGIATAN YANG DILAKUKAN

A. Pengambilan Data Sekunder

Pada tanggal 12 Juli Field Lab kelompok 1 Fakultas Kedokteran Gigi

UNIMUS dilakukan di Puskesmas Gunung Pati, Semarang. Sebelum

melakukan kegiatan Field Lab mahasiswa diberi pengarahan oleh dosen

pembimbing yang mendampingi kegiatan Field Lab yaitu drg. Dwi Windu A.

N. Pengarahan tersebut berupa kegiatan yang akan dilakukan di Puskesmas

Gunung Pati.

Sebelum kegiatan dilakukan, mahasiswa terlebih dahulu membuat

workplan atau lembar cara kerja yang diserahkan kepada instruktur lapangan

pada pagi hari sebelum pelaksanaan. Workplan tersebut berisi tujuan

pembelajaran, alat atau bahan yang diperlukan serta cara kerja. Sesampainya

di Puskesmas Gunung Pati kami langsung bertemu dengan drg. Andreas

Jatmiko, beliau adalah dokter gigi di Puskesmas Gunung Pati sekaligus

koordinator program UKGS.

Untuk mengawali kegiatan, terlebih dahulu kami menemui kepala

Puskesmas Gunung Pati untuk memohon ijin kepada beliau agar kami diberi

waktu dan tempat utuk melakukan kegiatan Field Lab hingga selesai.

Kemudian kami semua diarahkan drg. Andreas Jatmiko menuju ke aula

dilantai dua Puskesmas Gunung Pati untuk melakukan kegiatan pengambilan

data. Kami berkesempatan untuk bertanya tentang kesehatan gigi dan mulut

di masyarakat dan penyelenggaraan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS)

4

Page 5: 2. Porto Kelompok Fix

yang kemudian akan didukung dengan data-data dan informasi yang

diperlukan dalam kegiatan Field Lab ini.

Dari data yang kami dapatkan menunjukan bahwa UKGS merupakan

kegiatan terpadu dengan program UKS dimana semua agenda materi tentang

kesehatan gigi dan mulut dimasukan juga pada materi UKS. Puskesmas

Gunung Pati ini telah melakukan kegiatan UKGS diberbagai lapisan tingkat

pendidikan seperti TK/ RA, SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/SMK/MA yang

tentunya masuk pula kedalam program UKS. Berikut merupakan data

sekolah-sekolah yang berada dan telah mengadakan program tersebut selama

tahun 2009-2013 :

Tabel 1. Daftar Nama TK/ RA Tahun 2009/ 2010 – 2011/ 2012

No. Nama Sekolah Alamat Sekolah

1. TK. PERTIWI 01 Sumurrejo

2. TK. PERTIWI 02 Nongkosawit

3. TK. PERTIWI 06 Sumurgunung

4. TK. PERTIWI 23 Plalangan

5. TK. PERTIWI 24 Nongkosawit

6. TK. PERTIWI 25 Sumurgunung

7. TK. PERTIWI 26 Cepoko

8. TK. PERTIWI 29 Mangunsari

9. TK. PERTIWI 30 Sadeng

10. TK. PERTIWI 31 Terwidi

11. TK. PERTIWI 32 Jatirejo

12. TK. PERTIWI 37 Sikrangkeng

13. TK. AL-HIDAYAH 08 Kwasen Rejo

14. TK. SIWI PENI 2 Pongangan

15. TK. ABA 53 Jl. Raya Gunung Pati

16. TK. AL-FIRDAUS Kandri

5

Page 6: 2. Porto Kelompok Fix

17. TK. AL-JANNAH Nongkosawit

18. RA. AL-ISLAM SUMURREJO Sumurrejo

19. RA. AL-ISLAM MANGUNSARI Mangunsari

20. RA. HIDAYATULLAH JATIREJO Jatirejo

21. RA. MIFTAHUL H. PONGANGAN Pongangan

22. RA. AL-ISLAM GUNUNG PATI Gunung Pati

23. RA. RAUDLOTUSYIBAN

PLALANGAN

Plalangan

24. RA. NURUL HUDA RANDUSARI Randusari

Tabel 2. Daftar Nama TK/ RA Tahun 2012/ 2013

No. Nama Sekolah Alamat Sekolah

1. TK PERTIWI 32 Pakintelan

2. TK PERTIWI 29 Pakintelan

3. RA. AL-ISLAM MANGUNSARI

01

Mangunsari

4. RA. AL-ISLAM MANGUNSARI

02

Mangunsari

5. TK PERTIWI 23 Plalangan

6. TK PERTIWI 31 Plalangan

7. RA. RAUDHATUL ATHFAL Plalangan

8. TK PERTIWI 37 Gunung Pati

9. TK ABA 52 Gunung Pati

10. RA. AL-ISLAM GUNUNG PATI Gunung Pati

11. TK PERTIWI 02 Nongkosawit

12. TK PERTIWI 24 Nongkosawit

13. TK AL-JANAH Nongkosawit

14. RA. NURUL HUDA Nongkosawit

15. TK PERTIWI 48 Pongangan

6

Page 7: 2. Porto Kelompok Fix

16. TK SIWI PENI 25 Pongangan

17. TK AL-HIDAYAH 08 Pongangan

18. RA. MIFTAHUL HIDAYAH Pongangan

19. TK PERTIWI 30 Sadeng

20. TK PERTIWI 26 Cepoko

21. TK PERTIWI 50 Jatireko

22. RA. HIDAYATULLAH Jatireko

23. TK PERTIWI 01 Sumurrejo

24. TK PERTIWI 06 Sumurrejo

25. TK SETIA BAKTI Sumurrejo

26. RA. AL-ISLAM SUMURREJO Sumurrejo

27. TK AL-FIRDAUS Kandri

Tabel 3. Daftar Nama SD/ MI Tahun 2009/ 2010 – 2010/ 2011

No. Nama Sekolah Alamat Sekolah

1. SDN Gunung Pati 01 Jl. Raya Gunung Pati

2. SDN Gunung Pati 02 Marakana Gunung Pati

3. SDN Gunung Pati 03 Kp. Pandean Gunung Pati

4. SDN Gunung Pati 04 Kp. Sikrangkeng Gunung Pati

5. SDN Plalangan 01 Jl. Raya Gunung Pati

6. SDN Plalangan 02 Terwidi Plalangan

7. SDN Plalangan 03 Plalangan

8. SDN Pakintelan 01 Pakintelan

9. SDN Pakintelan 01 Pakintelan

10. SDN Cepoko 01 Kandri

11. SDN Cepoko 02 Cepoko

12. SDN Cepoko 03 Talun Kacang

13. SDN Nongkosawit Nongkosawit

14. SDN Sadeng 01 Sadeng

7

Page 8: 2. Porto Kelompok Fix

15. SDN Sadeng 02 Sadeng

16. SDN Sadeng 03 Sadeng

17. SDN Pongangan 01 Pongangan

18. SDN Pongangan 02 Randusari

19. SDN Mangunsari 01 Mangunsari

20. SDN Mangunsari 02 Mangunsari

21. SDN Jatirejo Jatirejo

22. SDN Sumur Gunung 01 Sumurrejo

23. SDN Sumur Jurang 01 Jl. Raya Gunung Pati

24. SDN Wijaya Kusuma Kwasenrejo Raya Pongangan

25. MI Mangunsari 01 Pengkol Mangunsari

26. MI Mangunsari 02 Mangunsari

27. MI Plalangan Terwidi Plalangan

28. MI Gunung Pati Jl. Raya Gunung Pati

29. MI Sumurrejo Sumurrejo

30. MI Nongkosawit Nongkosawit

31. MI Pongangan Pongangan

32. MI Cepoko Muntal

33. MI Nusantara Kwasenrejo Raya Pongangan

Tabel 4. Daftar Nama SD/ MI Tahun 2011/ 2012 – 2012/ 2013

No. Nama Sekolah Alamat Sekolah

1. SD PAKINTELAN 01 Jl. Winongsari Gunung Pati

2. SD PAKINTELAN 02 Jl. Pakintelan Gunung Pati

3. SD PAKINTELAN 03 Jl. Langkir Gunung Pati

4. SD MANGUNSARI 01 Jl. Raya Mangunsari Gunung

Pati

5. SD PLALANGAN 01 Jl. Mr. Wuryanto Gunung Pati

6. SD PLALANGAN 02 Jl. Tegal Asem Gunung Pati

8

Page 9: 2. Porto Kelompok Fix

7. SD PLALANGAN 03 Jl. Raya Plalangan Gunung Pati

8. SD PLALANGAN 04 Jl. Mr. Wuryanto Gunung Pati

9. SD GUNUNG PATI 01 Jl. Pandean Gunung Pati

10. SD GUNUNG PATI 02 Jl. Marakana Gunung Pati

11. SD GUNUNG PATI 03 Jl. Sikrangkeng Gunung Pati

12. SD NONGKOSAWIT 01 Jl. Raya Nongkosawit Gunung

Pati

13. SD NONGKOSAWIT 02 Jl. Randusari Gunung Pati

14. SD PONGANGAN Jl. Raya Pongangan Gunung Pati

15. SD SADENG 01 Jl. Kol. Rw. Sugiarto Gunung

Pati

16. SD SADENG 02 Jl. Kol. Rw. Sugiarto Gunung

Pati

17. SD SADENG 03 Jogoprono Sadeng Gunung Pati

18. SD CEPOKO Jl. Raya Cepoko

19. SD JATIREJO Jl. Potrowongso Jatirejo Gunung

Pati

20. SD SUMURREJO 01 Jl. Mr. Wuryanto Km 46 Gunung

Pati

21. SD SUMURREJO 02 Jl. Sumurgunung Gunung Pati

22. SD KANDRI 01 Jl. Kandri Raya 54 Gunung Pati

23. SD KANDRI 02 Jl. Kreyo Raya Talun Kacang

24. SD WIJAYA KUSUMA Jl. Kwasen Rejo Raya No. 1

Pongangan

25. SD IT HIDAYATULLAH Sirayu Jatirejo Gunung Pati

26. MI NUSANTARA Jl. Kwasen Raya

27. MI AL-ISLAM MANGUNSARI 01 Jl. Raya Pengkol Gunung Pati

28. MI AL-ISLAM MANGUNSARI 02 Jl. Raya Muntal Gunung Pati

29. MI PLALANGAN Jl. Raya Plalangan Gunung Pati

30. MI AL-ISLAM GUNUNG PATI Jl. Raya Gunung Pati

9

Page 10: 2. Porto Kelompok Fix

31. MI NONGKOSAWIT Jl. Randusari Gunung Pati

32. MIN PONGANGAN Kwasen Pongangan Gunung Pati

33. MI CEPOKO Mundingan Cepoko Gunung Pati

34. MIN SUMURREJO Jl. Moedal Gunung Pati

Tabel 5. Daftar Nama SMP/ MTs Tahun 2009/ 2010 – 2011/ 2012

No. Nama Sekolah Alamat Sekolah

1. SMP N 24 Jl. Pramuka No. 01 SMG

2. SMP N 22 Jl. Raya Gunung Pati SMG

3. SMP N 41 Jl. Cepoko Utara Gunung Pati

4. SMP SEMESTA Jl. Raya Semarang KM. 15

Gunung Pati

5. SMP AL-ISLAM GUNUNG PATI Jl. Morokono Gunung Pati

6. MTs AL-ISLAM GUNUNG PATI Jl. Morokono Gunung Pati

7. MTs AL-ISLAM SUMURREJO Jl. Mudal No. 3 Gunung Pati

8. MTs AL-HIDAYAH Jl. Desel Sadeng

9. SMIT BINA AMAL Jl. Raya Ungaran Gunung Pati

Tabel 6. Daftar Nama SMP/ MTs Tahun 2012/ 2013

No. Nama Sekolah Alamat Sekolah

1. SMP N 24 Jl. Pramuka No. 01 Smg

2. SMP N 22 Jl. Raya Gunung Pati Smg

3. SMP N 41 Jl. Cepoko Utara Gunung Pati

4. SMP SEMESTA Jl. Raya Semarang Km. 15

Gunung Pati

5. SMP AL-ISLAM GUNUNG PATI Jl. Morokono Gunung Pati

6. MTs AL-ISLAM GUNUNG PATI Jl. Morokono Gunung Pati

7. MTs AL-ISLAM SUMURREJO Jl. Mudal No. 3 Gunung Pati

10

Page 11: 2. Porto Kelompok Fix

8. MTs AL-HIDAYAH Jl. Desel Sadeng

9. SMIT BINA AMAL Jl. Raya Ungaran Gunung Pati

10. SMP NUDIA Terwidi Plalangan Gunung Pati

Semarang

11. SMP AL-USWAH Jl. Raya Unnes-Sumurjurang

Semarang

Tabel 7. Daftar Nama SMA 2009/ 2010 – 2011/ 2012

No. Nama Sekolah Alamat Sekolah

1. SMA N 12 Jl. Raya Gunung Pati

2. SMA ISLAM PRAGOLAPATI Jl. Raya Manyaran Gunung Pati

3. SMA SEMESTA Jl. Raya Semarang KM. 15

Gunung Pati

Tabel 8. Daftar Nama SMA 2012/ 2013

No. Nama Sekolah Alamat Sekolah

1. SMA N 12 Jl. Raya Gunung Pati

2. SMA ISLAM PRAGOLAPATI Jl. Raya Manyaran Gunung Pati

3. SMA SEMESTA Jl. Raya Semarang KM. 15

Gunung Pati

4. SMA NURUL BARQI Jl. Raya Semarang Gunung Pati

KM 17

5. SMK SULTAN TRENGGONO Jl. Raya Manyaran-Gunung Pati

KM 15

6. MA AL MADANI Terwidi Plalangan Gunung Pati

Semarang

7. SMA AL USWAH Jl. Raya UNNES-Sumurjurang

Semarang

11

Page 12: 2. Porto Kelompok Fix

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2009/ 2010 – 2011/

2012, jumlah sekolah yang masuk kedalam wilayah kerja Puskesmas

Gunung Pati sebanyak 24 TK/ RA, 9 SMP/ MTs, dan 3 SMA/ MA

sedangkan SD/ MI pada tahun 2010/ 2011 – 2011/ 2012 adalah 33 SD/MI.

Pada tahun 2011/ 2012 – 2012/ 2013, jumlah sekolah yang masuk kedalam

wilayah kerja Puskesmas Gunung Pati menjadi 27 TK/ RA, 34 SD/MI, 11

SMP/MTs, dan 7 SMA/SMK/MA.

Dalam wawancara yang dilaksanakan drg. Andreas Jatmiko menjawab

pertanyaan-pertanyaan yang kami ajukan secara jelas dan rinci. Berikut

merupakan hasil dari wawancara yang kami lakukan :

A. Pengumpulan Data (SD/MI binaan Puskesmas)

1. Data dasar untuk

keperluan perencanaan

operasional

ADA (bila

ada

sebutkan

jumlahnya

)

TIDAK Keterangan

a. Jumlah SD / MI - Setiap tahunnya Puskesmas

Gunung Pati melakukan

kegiatan UKGS di SD yang

berbeda atau tidak menetap

pada satu SD saja seperti

aturan yang seharusnya

(Target UKGS Tahap III

adalah 1 SD/MI). Pada

tahun 2013 jumlah SD/ MI

yang masuk kedalam

wilayah kerja program

UKGS Puskesmas Gunung

Pati sebanyak 34 SD/MI.

12

Page 13: 2. Porto Kelompok Fix

b. Jumlah siswa yang

dilakukan pemeriksaan

- Bervariasi, karena setiap

tahunnya Puskesmas

Gunung Pati melakukan

program UKGS di SD

binaan yang berbeda-beda.

- Tahun 2009/ 2010

sebanyak 4584 siswa

- Tahun 2010/ 2011

sebanyak 4542 siswa

- Tahun 2011/ 2012

sebanyak 4553 siswa

- Tahun 2012/ 2013

sebanyak 4797

c. Jumlah Guru - Biasanya hanya melibatkan

wali kelas atau pengurus

UKS/ pembina.

d. Data tentang situasi

pelaksanaan kesehatan

gigi dan mulut di SD dan

MI khususnya

sehubungan dengan

presentase sekolah

menurut pentahapan

UKGS

- Data yang disajikan sesuai

tahapan UKGS tahap II dan

tahap III.

2. Data untuk evaluasi

dampak program

terhadap profil kesehatan

gigi dan mulut siswa

a. Tenaga kesehatan - Evaluasi biasanya disajikan

dengan menggunakan data

dan dokumentasi pada

13

Page 14: 2. Porto Kelompok Fix

setiap kegiatannya.

b. Oleh guru - Biasanya guru tidak

menyajikan evaluasi dengan

data. Sehingga tidak ada

evaluasi dalam bentuk data

dan tidak terdokumentasi.

B. Intervensi perilaku

1. Penggerakan peran serta

guru melalui

lokakarya/pelatihan

- Guru dilibatkan dalam

pertemuan lintas sektor

UKS dimana akan

dijelaskan program-program

yang akan dilaksanakan atau

direncanakan oleh

Puskesmas serta hambatan

yang dialami selama

kegitan. Dari pemaparan

tersebut kemudian diadakan

diskusi

2. Penyuluhan kepada siswa

berupa :

a. Latihan menggosok gigi - Dapat diperagakan secara

langsung serta dapat juga

dilakukan dengan

menggunaka video atau ppt

yang ditayangkan melalui

LCD.

b. Pengajaran formal

tentang kesehatan gigi

dan mulut

- Pengajaran formal tentang

kesehatan gigi dan mulut

dilaksanakan 2 kali dalam 1

tahun dan biasanya hanya

kelas 3 dan 5 pengajaran

14

Page 15: 2. Porto Kelompok Fix

formal ini disebut

Pembinaan UKGS.

c. Penilaian kebersihan

mulut oleh guru, melalui

pemeriksaan rutin

- Guru tidak melakukan

penilaian kebersihan mulut

kepada siswa, namun hanya

bertugas membantu petugas

kesehatan dalam

mengumpulkan siswa yang

akan diperiksa. Pemeriksaan

dan penilaian kebersihan

mulut dilakukan oleh

petugas kesehatan atau

dokter gigi.

d. Penyuluhan oleh tenaga

kesehatan secara

insidental

- Biasanya dilakukan

langsung bersamaan dengan

kegiatan screening,

pembinaan yang dilakukan

secara face to face seperti

konsultasi dokter dengan

pasien.

C. Intervensi medis teknis/perorangan

1. Pembersihan karang gigi - Apabila ketika screening

terdapat siswa yang

memiliki karang gigi, maka

akan dirujuk ke Puskesmas

untuk dilakukan

pembersihan karang gigi.

2. Pemeriksaan mulut (check

oral)

- Pemeriksaan mulut

dilakukan melalui

screening. Caranya dengan

dijumlahkan secara

15

Page 16: 2. Porto Kelompok Fix

langsung tanpa

menggunakan OHI-S

maupun DMF-T.

3. Pengobatan sementara - Kegiatan pengobatan

sementara tidak dilakukan

di UKGS SD yang dibina.

Karena dalam

pelaksanaannya tidak

diperbolehkan membawa

obat-obatan. Dan semua

perawatan dilakukan di

Puskesmas.

4. Aplikasi fluor

a. Melalui pasta gigi yang

memenuhi pasta gigi

yang memenuhi

persyaratan

- Dilakukan dengan cara

memberikan penyuluhan

tentang penggunaan fluor

dalam bentuk topikal

aplikasi yang paling

sederhana dan dapat

dijangkau semua kalangan,

yaitu dengan menggunakan

pasta gigi.

b. Untuk daerah khusus

intensifikasi melalui

kumur-kumur dengan

larutan yang

mengandung fuor aktif

atau pemberian tablet

fluor

- Pemberian larutan yang

mengandung fluor aktif atau

tablet fluor tidak dilakukan,

karena hal ini berikatan

dengan kemampuan

ekonomi yang berbeda-beda

pada setiap keluarga siswa.

5. Penambalan - Apabila ditemukan siswa

yang berindikasi dilakukan

16

Page 17: 2. Porto Kelompok Fix

penambalan pada saat

screening maka akan tetap

dilakukan, tetapi tidak

dilakukan di sekolah atau

SD binaan tersebut

melainkan akan dirujuk ke

Puskesmas dan didampingi

oleh guru yang sebelumnya

telah diberikan blanko oleh

dokter gigi/petugas

kesehatan yang melakukan

pemeriksaan.

6. Pencabutan gigi presistensi - Apabila ditemukan siswa

yang berindikasi dilakukan

pencabutan gigi presistensi

pada saat screening maka

akan tetap dilakukan, tetapi

tidak dilakukan di sekolah

atau SD binaan tersebut

melainkan akan dirujuk ke

Puskesmas dan didampingi

oleh guru yang sebelumnya

telah diberikan blanko oleh

dokter gigi/petugas

kesehatan yang melakukan

pemeriksaan.

7. Pencabutan gigi permanen - Apabila ditemukan siswa

yang berindikasi dilakukan

pencabutan gigi permanen

pada saat screening maka

akan tetap dilakukan, tetapi

17

Page 18: 2. Porto Kelompok Fix

tidak dilakukan di sekolah

atau SD binaan tersebut

melainkan akan dirujuk ke

Puskesmas dan didampingi

oleh guru yang sebelumnya

telah diberikan blanko oleh

dokter gigi/petugas

kesehatan yang melakukan

pemeriksaan.

8. Rujukan - Semua kelainan yang

memerlukan tindakan lanjut

setelah dilaksanakan

kegitanscreening akan

dilakukan di Puskesmas,

jika Puskesmas tidak dapat

melakukan tindakan maka

akan dirujuk ke Rumah

Sakit.

D. Manajemen

1. Supervisi dan bimbingan

teknis

a. Kunjungan pembinaan

ke SD dan MI minimal

1 X sebulan

- Kunjungan pembinaan

dilakukan setiap setahun

sekali.

b. Kunjungan supervisi

dan pembinaan ke

puskesmas oleh

koordinator kesehatan

gigi Dinas Kesehatan

Kota atau kunjungan

supervisi oleh

- Kunjungan supervisi dan

pembinaan ke Puskesmas

dilaksanakan 2 kali dalam 1

tahun.

Kunjungan dilakukan oleh

Bagian Kesda.

18

Page 19: 2. Porto Kelompok Fix

penanggung jawab

program kesehatan gigi

dan mulut

DinasKesehatan Kota

minimal 1 X dalam 1

triwulan

c. Kunjungan supervisi

dari program kesehatan

gigi dan mulut Pusat

kedaerah minimal 1 X

dalam 1 X setahun

- Jika kunjungan dari

Kementerian Kesehatan RI

(Pusat) tidak ada. Namun

dari Dinas Kesehatan Kota

Semarang / Puskesmas Kota

Semarang melakukan

kunjungan 2 kali dalam 1

tahun.

2. Pelaporan - Pelaporan akan dilakukan

ke Dinas Kesehatan.

3. Evaluasi kegiatan UKGS - Bila ada, bentuk model

evaluasinya seperti apa?

Evaluasi yang dilakukan

hanya dalam bentuk

pencatatan dan pelaporan

sesuai dengan format yang

diberikan oleh Dinas

Kesehatan, tanpa

menggunakan metode-

metode tertentu.

Berikut merupakan penjelasan lebih lanjut dari kegiatan wawancara

dengan drg. Andreas Jatmiko :

19

Page 20: 2. Porto Kelompok Fix

1. Pengumpulan Data (SD/MI Puskesmas)

Data dasar unsur untuk keperluan perencanaan operasional

a. Jumlah SD / MI yang terlibat dalam program UKGS yang dilakukan

oleh Puskesmas di Gunung Pati yang dikoordinir oleh drg. Andreas

yaitu sejauh ini melibatkan 4 Sekolah Dasar. UKGS yang

dilaksanakan di daerah Gunung Pati khususnya di Puskesmas Gunung

Pati setiap tahunnya melibatkan Sekolah Dasar yang berbeda-beda.

Mengapa demikian? Karena dengan melibatkan Sekolah Dasar yang

berbeda-beda setiap tahunnya dimaksudkan untuk mengenalkan

program UKGS ke sekolah-sekolah tersebut.

b. Jumlah guru yang terlibat dalam program UKGS ini biasanya hanya

melibatkan wali kelas atau pengurus/ pembina UKS di SD tersebut

karena biasanya yang lebih berperan aktif atau yang banyak

mengambil andil adalah petugas kesehatan yang membantu

terselenggaranya program UKGS walaupun peran guru juga

dibutuhkan.

c. Data tentang situasi pelaksanaan kesehatan gigi dan mulut di SD dan

MI khususnya sehubungan dengan presentase sekolah menurut

pentahapan UKGS, data yang tertera menurut pentahapan UKGS yaitu

meliputi tahapan UKGS tahap II dan tahap III. Karena untuk

Puskesmas Gunung Pati sendiri melakukan UKGS tahap II dan tahap

III, tidak melakukan UKGS tahap I. Mengapa tidak menggunakan

UKGS tahap I? Karena biasanya untuk daerah Semarang sudah tidak

ada yang menggunakan UKGS tahap I. Informasi ini dapat kita

relvansikan dengan teori yang membahas tenang tahapan-tahapan

dalam UKGS. Untuk UKGS tahap I hanya dapat diterapkan hanya

untuk SD dan MI yang belum terjangkau oleh tenaga dan kesehatan

gigi, sehingga untuk UKGS tahap I bukan petugas puskesmas yang

melaksanakan langsung tetapi Tim Pelaksana UKS di SD dan MI

tersebutlah yang melaksanakannya. Sedangkan untuk SD yang

letaknya dekat dengan Puskesmas Gunung Pati telah diterapkan

20

Page 21: 2. Porto Kelompok Fix

UKGS tahap II maupun tahap III karena telah terjangkau oleh tenaga

kesehatan.

Data untuk evaluasi dampak program terhadap profil kesehatan gigi

dan mulut

a. Oleh tenaga kesehatan, evaluasi biasanya disampaikan dengan

menggunakan data.

b. Oleh guru, biasanya guru tidak menyajikan evaluasi dengan data.

Sehingga tidak ada evaluasi dalam bentuk data dan tidak

terdokumentasi.

2. Intervensi perilaku

a. Penggerakan peran serta guru melalui lokakarya / pelatihan, tidak

melakukan pelatihan untuk guru karena biasanya guru hanya terlibat

dalam pertemuan lintas sektor UKS, yaitu menjelaskan program-

program yang akan dilaksanakan dan hambatan apa saja yang akan

dihaadapi. Biasanya guru juga dilibatkan dalam pelaksanaan UKGS

namun, biasanya guru tersebut kurang proaktif dalam melaksanakan

program UKGS. Contoh : drg. Andreas telah memberikam form yang

di dalamnya berisi tentang maslah kesehatan apa saja yang di derita

oleh murid yang ada di SD tersebut, misalnya adalah anak murid

tersebut menderita karies gigi (gigi berlubang), dan apa bila siswa

tersebut ingin mengobati karies gigi tersevut harus datang ke

puskesmas dengan orang tua dan guru yang bertanggung jawab atau

yang memegang form anak tersebut. Namun pada kenyataannya, anak

tersebut datang dengan orang tuanya tanpa didampingi oleh gurunya

dan tidak disertai dengan form hasil screening yang telah dilakukan di

sekolah tersebut.

b. Penyuluhan kepada murid :

Program UKGS yang dilaksanakan di Puskesmas Gunung Pati

melaksanakan pengajaran formal tentang kesehatan gigi dan mulut

kepada murid-murid di SD dilakukan rutin 2 kali dalam setahun,

21

Page 22: 2. Porto Kelompok Fix

kemudian untuk penilaian kebersihan mulut tidak dilakukan oleh guru

namun dilakukan langsung oleh tenaga kesehatan yang membantu

terselenggaranya kegiatan UKGS, dan untuk penyuluhan oleh tenaga

kesehatan secara insidental tetap dilakukan dilakukan langsung ketika

melakukan screening, apabila ada yang mengalami masalah kesehatan

gigi dan mulut maka akan langsung diberikan pembinaan face to face.

3. Intervensi medis teknis/perorangan

a. Pembersihan karang gigi, untuk penanganannya hanya dapat

dilakukan di puskesmas namun pembersihan karang gigi ini juga

termasuk dalam program UKGS yang dilaksanakan oleh Puskesmas

Gunung Pati. Karena pada dasarnya ketika melaksanakan program

UKGS, ketika di area sekolah petugas kesehatan tidak boleh

melakukan tindakan pengobatan maupun perawatan karena telah

ditetapkan dari Dinas Kesehatan. Jadi, untuk pembersihan karang gigi

harus dilaksanakan di puskesmas.

b. Pemeriksaan mulut (check oral), biasanya dilakukan dengan

screening. Kemudian utuk hasil dari pemeriksaan mulut ini dihitung

dengan menjumlahkan secara langsung tanpa menggunakan OHIS

(Oral Health Index Simplified) maupun DMFT.

c. Pengobatan sementara, untuk hal ini tidak dilakukan oleh Puskesmas

Gunung Pati karena telah ditetapkan oleh Dinas Kesehatan bahwa

tidak diperbolehkan membawa obat-obatan ketika melaksanakan

program UKGS di sekolah.

d. Untuk daerah khusus intensifikasi melalui kumur–kumur dengan

larutan yang memenuhi persyaratan, untuk di Puskesmas Gunung Pati

sendiri tidak melaksanakan hal ini.

e. Penambalan, untuk penanganannya hanya dapat dilakukan di

puskesmas namun pembersihan penambalan gigi ini juga termasuk

dalam program UKGS yang dilaksanakan oleh Puskesmas Gunung

Pati.

22

Page 23: 2. Porto Kelompok Fix

f. Pencabutan gigi persistensi, untuk penanganannya hanya dapat

dilakukan di puskesmas namun pencabutan gigi persistensi ini juga

termasuk dalam program UKGS yang dilaksanakan oleh Puskesmas

Gunung Pati. Karena pada dasarnya ketika melaksanakan program

UKGS, ketika di area sekolah petugas kesehatan tidak boleh

melakukan tindakan pengobatan maupun perawatan karena telah

ditetapkan dari Dinas Kesehatan. Jadi, untuk pencabutan gigi

persistensi harus dilaksanakan di puskesmas.

g. Pencabutan gigi permanen, untuk penanganannya hanya dapat

dilakukan di puskesmas namun pencabutan gigi persistensi ini juga

termasuk dalam program UKGS yang dilaksanakan oleh Puskesmas

Gunung Pati. Karena pada dasarnya ketika melaksanakan program

UKGS, ketika di area sekolah petugas kesehatan tidak boleh

melakukan tindakan pengobatan maupun perawatan karena telah

ditetapkan dari Dinas Kesehatan. Jadi, untuk pencabutan gigi

persistensi harus dilaksanakan di puskesmas.

4. Manajemen

a. Evaluasi kegiatan UKGS, untuk evaluasi kegiatan UKGS yang

dilaksanakan oleh Puskesmas Gunung Pati tidak menggunkan metode

kohort seperti apa yang tertera dalam teori yang membahas tentang

evaluiasi kegiatan UKGS, evaluasinya hanya dalam bentuk pencatatan

dan pelaporan sesuai dengan format yang telah disediakan oleh Dinas

Kesehatan.

Dari hasil wawancara yang dilakukan juga didapat keterangan lain

bahwa terjadinya angka karies pada program UKGS khususnya di SD/ MI

setiap tahun masih tetap stabil pada nilai yang tinggi. Hal ini dapat dilihat dari

jumlah siswa yang dilakukan screening pada kelas 1 SD/ MI, banyaknya gigi

yang bebas dari karies dalam satu kelas hanya terdapat satu sampai dua orang

23

Page 24: 2. Porto Kelompok Fix

atau bahkan tidak ada satupun siswa yang terbebas dari karies. Berikut

merupakan tabel mengenai terjadinya karies dari tahun 2009/ 2010 - 2012/

2013 :

Tabel 9. Data Jumlah yang Terkena Karies di SD/MI Tahun 2009/ 2010

No. Nama SekolahJumlah Murid yang

Dilakukan Screening

Jumlah yang

Terkena Karies

Gigi

1. SDN Sadeng 01 18 15

2. SDN Sadeng 02 39 23

3. SDN Sadeng 03 34 19

4. SDN Cepoko 01 40 22

5. SDN Cepoko 02 14 12

6. SDN Cepoko 03 11 8

7. SDN Plalangan 01 40 22

8. SDN Plalangan 02 16 9

9. SDN Plalangan 03 8 3

10. SDN Pakintelan 01 27 12

11. SDN Pakintelan 02 16 11

12. SDN Mangunsari 01 20 14

13. SDN Mangunsari 02 35 27

14. SDN Gunung Pati 01 28 19

15. SDN Gunung Pati 02 40 31

16. SDN Gunung Pati 03 21 13

17. SDN Gunung Pati 04 30 20

18. SDN Pongangan 01 29 14

19. SDN Pongangan 02 22 13

20. SDN Jatirejo 40 27

21. SDN Nongkosawit 6 0

22. SDN Sumur Gunung 01 30 18

24

Page 25: 2. Porto Kelompok Fix

23. SDN Sumur Jurang 01 25 13

24. SDN Wijaya Kusuma 27 14

25. MI Mangunsari 01 10 6

26. MI Mangunsari 02 30 19

27. MI Plalangan 12 8

28. MI Gunung Pati 35 26

29. MI Nongkosawit 29 18

30. MI Nusantara 20 11

31. MI Sumurrejo 35 22

32. MI Pongangan 24 13

33. MI Cepoko 6 5

Tabel 10. Data Jumlah yang Terkena Karies di SD Tahun 2010/ 2011

No. Nama SekolahJumlah Murid yang

Dilakukan Screening

Jumlah yang

Terkena Karies

1. SDN Sadeng 01 11 11

2. SDN Sadeng 02 47 23

3. SDN Sadeng 03 35 35

4. SDN Cepoko 01 44 42

5. SDN Cepoko 02 18 12

6. SDN Cepoko 03 13 0

7. SDN Plalangan 01 42 37

8. SDN Plalangan 02 8 8

9. SDN Plalangan 03 4 4

10. SDN Pakintelan 01 19 19

11. SDN Pakintelan 02 20 20

12. SDN Mangunsari 01 30 29

13. SDN Mangunsari 02 23 23

14. SDN Gunung Pati 01 31 28

25

Page 26: 2. Porto Kelompok Fix

15. SDN Gunung Pati 02 25 24

16. SDN Gunung Pati 03 15 15

17. SDN Gunung Pati 04 16 14

18. SDN Pongangan 01 26 23

19. SDN Pongangan 02 11 10

20. SDN Jatirejo 19 18

21. SDN Nongkosawit 11 8

22. SDN Sumur Gunung 01 29 24

23. SDN Sumur Jurang 01 19 19

24. SDN Wijaya Kusuma 24 12

25. MI Mangunsari 01 13 10

26. MI Mangunsari 02 35 35

27. MI Plalangan 16 6

28. MI Gunung Pati 27 25

29. MI Nongkosawit 25 25

30. MI Nusantara 14 25

31. MI Sumurrejo 22 22

32. MI Pongangan 19 10

33. MI Cepoko 4 4

Tabel 11. Data Jumlah yang Terkena Karies di SD Tahun 2011/ 2012

No. Nama SekolahJumlah Murid yang

Dilakukan Screening

Jumlah yang

Terkena Karies

1. SDN Pakintelan 01 19 19

2. SDN Pakintelan 02 20 20

26

Page 27: 2. Porto Kelompok Fix

3. SDN Mangunsari 21 17

4. SDN Pakintelan 03 20 17

5. MI Al-Islam Mangunsari 01 9 9

6. MI Al-Islam Mangunsari 02 31 29

7. SDN Plalangan 01 35 32

8. SDN Plalangan 02 15 15

9. SDN Plalangan 03 6 6

10. MI Plalangan 12 10

11. SDN Plalangan 04 33 30

12. SDN Gunung Pati 02 26 23

13. SDN Gunung Pati 01 17 14

14. SDN Gunung Pati 03 17 14

15. SDN Wijaya Kusuma 19 11

16. MI Al-Islam Gunung Pati 31 31

17. SDN Nongkosawit 01 15 15

18. MI Nongkosawit 21 25

19. SDN Pongangan 40 23

20. MI Nusantara 13 6

21. SDN Jatirejo 22 3

22. SDN Sadeng 01 19 6

23. SDN Cepoko 19 5

24. SDN Kandri 01 24 3

25. SDN Jatirejo 16 9

26. SD IT Hidayatullah 13 7

27. SDN Sumurrejo 01 27 22

28. SDN Sumurrejo 02 29 18

29. SDN Nongkosawit 8 8

30. SDN Sadeng 02 40 8

31. SDN Kandri 02 13 0

32. MIN Sumurrejo 22 22

27

Page 28: 2. Porto Kelompok Fix

33. MIN Pongangan 23 4

34. MI Cepoko 4 4

Tabel 12. Data Jumlah yang Terkena Karies di SD Tahun 2012/ 2013

No. Nama SekolahJumlah Murid yang

Dilakukan Screening

Jumlah yang

Terkena Karies

1. SDN Pakintelan 01 26 26

2. SDN Pakintelan 02 9 7

3. SDN Mangunsari 26 13

4. SDN Pakintelan 03 17 11

5. MI Al-Islam Mangunsari 01 13 12

6. MI Al-Islam Mangunsari 02 33 29

7. SDN Plalangan 01 40 18

8. SDN Plalangan 02 14 8

9. SDN Plalangan 03 13 12

10. SDN Plalangan 04 40 39

11. MI Plalangan 17 10

12. SDN Gunung Pati 02 16 12

13. SDN Gunung Pati 01 14 12

14. SDN Gunung Pati 03 26 23

15. MI Al-Islam Gunung Pati 30 0

16. SDN Nongkosawit 01 18 0

17. SDN Nongkosawit 02 15 12

18. MI Nongkosawit 26 17

19. SDN Pongangan 29 25

20. MI Pongangan 33 31

21. SDN Wijaya Kusuma SDN

Jatirejo24 18

22. MI Nusantara 10 4

28

Page 29: 2. Porto Kelompok Fix

23. SDN Sadeng 01 21 8

24. SDN Sadeng 02 27 8

25. SDN Sadeng 03 23 23

26. SDN Cepoko 21 9

27. MKI Al-Hidayah Cepoko 4 3

28. MI Cepoko 29 8

29. SD IT Hidayatullah 9 4

30. SDN Sumurrejo 01 35 26

31. SDN Sumurrejo 02 30 22

32. MIN Sumurrejo 66 11

33. SDN Kandri 01 39 11

34. SDN Kandri 02 23 17

Tabel 13. Data keadaan rongga mulut UKGS pada tahun 2012/ 2013

No. Keadaan Rongga Mulut SD SMP SMA

1. Gigi kotor 0 310 116

Gigi bersih 0 0 0

Gigi beradang 0 0 0

Gigi lubang/karies 489 310 116

Gigi tambal 0 0 0

Gigi hilang 0 0 0

Lain-lain (sebutkan 0 0 0

Dari semua tabel diatas dapat disimpulkan bahwa angka karies masih tetap

tinggi pada setiap tahunnya di tiap-tiap SD binaan di wilayah kerja

Puskesmas Gunung Pati. Sehingga menimbulkan suatu pemikiran bahwa

Puskesmas Gunung Pati tidak hanya akan memperkuat program UKGS,

namun juga program UKGMD.

29

Page 30: 2. Porto Kelompok Fix

Pada program UKGS akan dialihkan menjadi UKGS Inovatif yang

ditargetkan pada siswa-siswi tingkat TK. Karena pada masa itu merupakan

awal gigi susu mulai berganti menjadi gigi permanen. Pada pelaksanaannya

akan menggunakan glasomer secara topikal pada gigi geraham pertama.

Glasomer ini mengandung kadar fluor yang sangat tinggi, sehingga

dimungkinkan untuk melindungi gigi geraham pertama dari kerusakan/

kehilangan gigi sebelum waktunya, sedang gigi lainnya yang rusak atau

mengalami karies akan dirawat agar fungsinya sebagai pintu awal pada sistem

pencernaan tetap terjaga dan kesehatan tubuhnya tetap optimal.

Kemudian pada UKGMD akan dilakukan pendekatan pada posyandu-

posyandu. Dipilih posyandu karena didalamnya terdapat perkumpulan ibu

hamil. Ibu hamil pada posyandu tersebut akan diajarkan atau diberi

penyuluhan mengenai bagaimana memilih gizi yang baik terlebih untuk

pertumbuhan benih gigi bayi mereka. Selain itu, juga akan diajarkan cara

merawat gigi dan mulut agar terbebas dari penyakit gigi terutama karies.

Diharapkan dari pendekatan ini angka karies pada anak akan turun, hal ini

disebabkan karena seorang anak akan memiliki sebuah kebiasaan dari orang

tua mereka dan dalam hal ini ibu yang dianggap menjadi sosok paling dekat

dalam mengajarkan sebuah kebiasaan pada anak.

B. Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut

1. Persiapan Penyuluhan

Kegiatan penyuluhan di SDN Plalangan 04, Gunung Pati Semarang

di mulai pukul 08.00-09.30 WIB. Penyuluhan dilaksanakan oleh

30

Page 31: 2. Porto Kelompok Fix

mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Unimus yang beranggotakan 13

orang yang ditujukan kepada murid SD N Plalangan 04 kelas 3 yang

berjumlah 41 orang diantaranya 18 murid perempuan dan 23 murid laki –

laki.

Strategi dalam penyampaian materi penyuluhan ini disesuaikan

dengan metode sokratik (two way method), yaitu dengan melakukan

komunikasi secara dua arah antara siswa dan penyuluh. Sehingga siswa

sangat diberikan kesempatan untuk ikut serta dalam berjalannya kegiatan

penyuluhan ini. Menurut metode sokratik, demonstrasi merupakan

metode atau cara yang dinilai tepat untuk anak usia SD. Demonstrasi

yang akan dilakukan adalah dengan menggunakan alat peraga seperti

pantum (model gigi) dan sikat gigi. Agar lebih menarik dan lebih terang,

pantum gigi digunakan penyuluh untuk menerangkan tentang anatomi

gigi dan bagaimana cara menyikat gigi yang baik dan benar dengan

memperagakan cara menyikat gigi dengan pantum dan sikat gigi

dihadapan siswa siswa SDN Plalangan 04 serta nantinya pada saat

menjelang akhir penyuluhan akan diadakan quiz cara menggosok gigi

yang benar dan akan melibatkan peran serta dari seluruh siswa kelas 3

SDN Plalangan 04. Berikut merupakan materi yang diberikan dalam

kegiatan penyuluhan antara lain:

1. Anatomi (bagian bagian gigi) untuk orang awam/anak anak.

2. Karies gigi (faktor faktor pembentuk karies gigi dan mekanisme

terjadinya karies gigi)

3. Makanan makanan yang sebaiknya dikurangi untuk kesehatan gigi

4. Makanan makanan yang baik untuk kesehatan gigi

5. Cara menyikat gigi yang baik serta anjuran untuk mengunjungi

dokter gigi 6 bulan sekali.

6. Quiz

7. Hadist dan kesimpulan dari seluruh materi

31

Page 32: 2. Porto Kelompok Fix

Sebelum kegiatan penyuluhan, masing-masing anggota kelompok

mengenakan co-card berbentuk gigi dan bertuliskan nama dari masing-

masing anggota kelompok. Langkah ini diambil agar para siswa merasa

lebih nyaman saat menerima penyuluhan yang kami berikan.

Selain itu untuk tercapainya keberhasilan dalam penyuluhan ini,

kami telah menyusun pembagian materi dan strategi-strategi. Karena

dalam sebuah penyuluhan sangat dipengaruhi berbagai komponen antara

lain penyuluh, sasaran, pesan, dan media. Berikut penjelasan dari tiap-

tiap komponen :

1. Penyuluh

Merupakan pihak pemberi informasi terhadap sasaran atau

siswa SD N Plalangan 04. Penyuluh dapat terdiri dari seseorang,

beberapa orang maupun lembaga. Dalam hal ini kami melibatkan

seluruh anggota kelompok yitu sejumlah 13 orang. Menyuluh

tentang kesehatan membutuhkan komunikasi yang baik, juga

membutuhkan kompetensi educational tambahan sehingga seorang

penyuluh kesehatan dapat bekerja dengan setting yang berbeda dan

menggunakan strategi-strategi yang tepat untuk tujuan educational.

Langkah yang kami ambil dalam menentukan setting pada saat

penyuluhan adalah setiap bergantinya slide maka berganti pula orang

yang memberikan penyuluhan. Karena dalam penyuluhan ini kami

melibatkan seluruh anggota agar seluruh anggota dapat berlatih cara

memberikan penyuluhan yang baik dan mudah dipahami oleh

berbagai pihak khususnya pada anak-anak.

Kemudian saat salah satu anggota tengah memberikan materi

penyuluhan, maka anggota yang lain menempatkan diri pada setiap

lorong-lorong antar meja di kelas tersebut. Hal ini dimaksudkan agar

materi yang disampaikan dapat dipahami dan berpengaruh terhadap

kebiasaan kesehariannya serta sasaran dalam satu ruangan tersebut

dapat tercapai secara maksimal. Selain itu anggota juga akan

memberikan arahan agar tetap fokus dan memperhatikan anggota

32

Page 33: 2. Porto Kelompok Fix

yang sedang meberikan penyuluhan. Disela-sela penyuluh

memberikan materi, anggota yang berada di lorong-lorong antar

meja juga dapat menerangkan kembali materi yang disampaikan,

karena kami menganggap apabila pendekatan tersebut akan lebih

mengoptimalkan dalam pemahaman materi misalnya siswa yang

malu untuk bertanya akan menjadi aktif dalam bertanya.

Selain itu kami juga telah menyiapkan beberapa strategi untuk

menarik minat para siswa. Adapun strategi yang akan kami

laksanakan addalah sebagai berikut :

a. Selesai perkenalan melakukan menyanyi bersama, agar para

siswa memperhatikan

b. Menyiapkan lagu tentang gosok gigi dengan lirik sederhana

c. Menyisipkan video disela-sela slide materi

d. Memberikan doorprise sebagai hadiah quiz

2. Sasaran adalah pihak yang menerima informasi dari pihak penyuluh.

Dalam penyuluhan kesehatan gigi dan mulut perlu diperhatikan

tingkat kemampuan masing-masing sasaran sesuai dengan kriteria

sasaran yang dikehendaki. Sasaran dalam penyuluhan ini adalah

siswa kelas 3 SD N Plalangan 04 yang letaknya berada didepan

Puskesmas Gunung Pati. Dalam penyuluhan ini kami memberikan

materi dengan menggunakan bahasa awam atau yang biasa

digunakan dalam masyarakat, dimaksudkan agar siswa mudah

memahami dan mengerti tentang isi penyuluhan yang kami

sampaikan.

3. Pesan

Adalah informasi atau materi yang disampaikan oleh penyuluh

kepada sasaran dalam bentuk lisan maupun tulisan. Dalam

penyuluhan yang dilakukan penyuluh memberikan informasi secara

tertulis dan dilengkapi dengan gambar penjelas yang ditampilkan

melalui layar LCD serta diberi keterangan penjelas secara lisan oleh

penyuluh.

33

Page 34: 2. Porto Kelompok Fix

4. Media

Media merupakan alat bantu pendidikan yang digunakan untuk

mempermudah penerimaan pesan-pesan kesehatan bagi sasaran.

Media yang kami pergunakan untuk mempermudahkan penerimaan

materi penyuluhan adalah model gigi, sikat, gambar dan video-video

yang ditampilkan secara visual dengan menggunakan LCD. Model

gigi digunakan untuk menunjukan macam-macam gigi didalam

rongga mulut dan sebagai alat demonstrasi pada saat menggosok gigi

agar lebih jelas dan mudah dipahami oleh sasaran atau siswa SDN

Plalangan 04.

2. Materi yang Diberikan

a. Anatomi Gigi

Gigi adalah bagian keras yang terdapat di dalam mulut. Fungsi

utama dari gigi adalah untuk merobek dan mengunyah makanan.

Dalam pertumbuhannya, gigi mengalami dua fase pergantian.

Diawali dari pertumbuhan gigi susu yang lengkap pada kisaran umur

tiga tahun dengan jumlah 20 gigi, kemudian diganti dengan fase gigi

34

Page 35: 2. Porto Kelompok Fix

tetap yang diawali pada kisaran umur 13 tahun keatas. Pertumbuhan

gigi tetap ini menjadi lengkap setelah jumlah gigi menjadi 32 gigi,

sekitar umur 17 sampai dengan  umur 21 tahun. Fase diantara awal

fase gigi tetap sampai gigi tetap yang lengkap disebut fase gigi

campuran, yaitu antara umur 13 sampai dengan umur 17 tahun.  Pada

manusia dapat ditemui 4 (empat) macam gigi yang terdapat pada

mulut disertai dengan arti definisi dan pengertian antara lain sebagai

berikut :

1. Gigi Seri

Dikenal dengan istilah "Incisivus", adalah gigi yang memiliki satu

akar yang berfungsi untuk memotong dan mengerat makanan atau

benda lainnya. Jumlahnya ada 8, dengan pembagian 4 berada di

rahang atas dan 4 berada di rahang bawah. Gigi seri susu mulai

tumbuh pada bayi berkisar antara usia 4 hingga 6 bulan,

kemudian diganti dengan gigi seri permanen pada usia 5 hingga

usia 6 tahun pada rahang bawah dan pada usia 7 hingga 8 tahun

pada rahang atas.

2. Gigi Taring

35

Page 36: 2. Porto Kelompok Fix

 Dikenal dengan istilah "Caninus", adalah gigi yang memilki satu

akar dan memiliki fungsi untuk mengoyak makanan atau benda

lainnya. umlahnya ada 4, dengan pembagian 2 ditiap rahang, 1 di

kiri dan 1 di kanan. Gigi susu caninus ini diganti dengan gigi

caninus permanen pada usia 11 hingga 13 tahun.

3. Gigi Geraham Kecil

 Dikenal dengan istilah "Geraham Kecil atau Pra-Molar", adalah

gigi geraham kecil adalah gigi yang punya dua akar yang

berfungsi untuk menggilas dan mengunyah makanan atau benda

lainnya. Umumnya tumbuh pada usia 10 hingga usia 11 tahun dan

menggantikan posisi dari gigi molar susu. Bersama gigi molar,

gigi ini berfungsi untuk melumatkan makanan, dan

pada proses orthodontie.

4. Gigi Geraham Besar

36

Page 37: 2. Porto Kelompok Fix

 

Dikenal dengan istilah "Geraham Besar atau Molar", adalah gigi

yang memiliki tiga akar yang memiliki fungsi untuk melumat dan

mengunyah makanan atau benda-benda lainnya. Gigi molar susu

berjumlah 8 seperti gigi premolar, kemudian lepas pada usia 10

hingga 11 tahun dan digantikan oleh gigi premolar. Sedangkan

gigi molar permanen tumbuh di belakang gigi premolar setelah

gigi molar susu lepas dan digantikan oleh gigi premolar. Jumlah

dari gigi molar permanen adalah 12, dengan pembagian 6 di tiap

rahang, 3 di tiap sisi kanan dan kiri. Gigi molar permanen inilah

yang paling banyak keluhan karena umumnya mudah berlubang,

sehingga dokter gigi menganjurkan minimal setiap 6 bulan sekali

untuk cek kesehatan gigi.

b. Salah satu penyakit yang sering dialami oleh kebanyakan orang

termasuk anak – anak ialah karies gigi. karies gigi (Gigi berlubang)

adalah penyakit infeksi yang merusak struktur gigi dan menyebabkan

gigi berlubang serta rasa sakit pada gigi. Berikut merupakan faktor-

faktor yang mempengaruhi pembentukan lubang pada gigi antara

lain:

1) Makanan (Faktor Substrat atau diet makanan)

Pada zaman modern ini, banyak dijumpai jenis-jenis makanan

yang bersifat manis, lunak dan mudah melekat misalnya permen,

coklat, bolu, biscuit dan lain-lain. Di mana biasanya makanan ini

sangat disukai oleh anak-anak. Makanan ini karena sifatnya yang

37

Page 38: 2. Porto Kelompok Fix

lunak maka tidak perlu pengunyahan sehingga gampang melekat

pada gigi dan bila tidak segera dibersihkan maka akan terjadi

proses kimia bersama dengan bakteri dan air ludah yang dapat

merusak email gigi.

Faktor subtrat atau diet dapat mempengaruhi pembentukan plak

karena membantu perkembangbiakan dan kolonisasi

mikroorganisme yang ada pada permukaan enamel. Selain itu,

dapat mempengaruhi metabolisme bakteri dalam plak dengan

menyediakan bahan-bahan yang diperlukan untuk memproduksi

asam serta bahan lain yang aktif yang menyababkan timbulnya

karies.

Orang yang banyak mengkonsumsi karbohidrat terutama sukrosa

cenderung mengalami kerusakan gigi, sebaliknya pada orang

dengan diet banyak mengandung lemak dan protein hanya sedikit

atau sama sekali tidak memliki karies gigi.

2) Gigi (Faktor Host)

Ada beberapa hal yang dihubungkan dengan gigi sebagai tuan

rumah terhadap karies gigi (ukuran dan bentuk gigi), struktur

enamel (email), faktor kimia dan kristalografis, saliva. Kawasan-

kawasan yang mudah diserang karies adalah pit dan fisure pada

permukaan oklusal dan premolar. Permukaan gigi yang kasar juga

dapat menyebabkan plak yang mudah melekat dan membantu

perkembangan karies gigi.

Gigi susu lebih mudah terserang karies dari pada gigi tetap, hal ini

dikarenakan gigi susu lebih banyak mengandung bahan organik

dan air dari pada mineral, dan secara kristalografis mineral dari

gigi tetap lebih padat bila dibandingkan dengan gigi susu. Alasan

mengapa susunan kristal dan mineralisasi gigi susu kurang adalah

pembentukan maupun mineralisasi gigi susu terjadi dalam kurun

waktu 1 tahun sedangkan pembentukan dan mineralisasi gigi tetap

7-8 tahun.

38

Page 39: 2. Porto Kelompok Fix

3) Faktor Agent (Mikroorganisme atau kuman)

Plak gigi memegang peranan penting dalam menyebabkan

terjadinya karies. Plak adalah suatu lapisan lunak yang terdiri atas

kumpulan mikroorganisme yang berkembang biak di atas suatu

matriks yang terbentuk dan melekat erat pada permukaan gigi

yang tidak dibersihkan.

Komposisi mikroorganisme dalam plak berbeda-beda, pada awal

pembentukan plak, kokus gram positif merupakan jenis yang

paling banyak dijumpai seperti Streptococcus mutans,

Streptococcus sanguis, Streptococcus mitis, Streptococcus

salivarus, serta beberapa strain lainnya, selain itu dijumpai juga

Lactobacillus dan beberapa beberapa spesies Actinomyces.

4) Faktor Waktu

Secara umum, karies dianggap sebagai penyakit kronis pada

manusia yang berkembang dalam waktu beberapa bulan atau

tahun. Adanya saliva di dalam lingkungan gigi mengakibatkan

karies tidak menghancurkan gigi dalam hitungan hari atau

minggu, melainkan dalam bulan atau tahun. Lamanya waktu yang

dibutuhkan karies untuk berkembang menjadi suatu kavitas cukup

bervariasi, diperkirakan 6-48 bulan. Dengan demikian sebenarnya

terdapat kesempatan yang baik untuk menghentikan penyakit ini.

c. Jenis – jenis makanan yang menyehatkan dan yang menyebabkan

kerusakan gigi

Makanan yang dianjurkan untuk dikonsumsi agar gigi tetap

sehat dan terhindar dari penyakit karies gigi ialah makanan yang

berserat, seperti sayur – sayuran, buah – buahan, minum susu dll.

Sebaliknya makanan yang tidak dianjurkan dan yang dapat

menyebabkan kerusakan gigi dan memicu adanya karies gigi ialah

makanan yang manis dan lengket, misalnya coklat, roti, donat,

permen, es krim, biskuit, dll.

39

Page 40: 2. Porto Kelompok Fix

Setelah murid – murid mengetahui pengertian penyuluhan

kesehatan gigi dan mulut, anatomi gigi, pengertian karies gigi dan

penyebabnya, cara menyikat gigi yang baik dan benar, serta

makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan, murid – murid diberi

quiz untuk mengingat hal – hal penting apa saja yang bisa

didapatkan dan diterapkan dalam perilaku sehari – hari. Murid –

murid sangat antusias dalam mengikuti quiz tersebut. Hal itu

disebabkan karena murid – murid ingin mendapatkan hadiah apabila

mereka bisa menjawab semua pertanyaan dari mahasiswa Fakultas

Kedokteran Gigi Unimus. Setelah quiz selesai, murid – murid diberi

pasta gigi agar semangat dalam menyikat gigi.

d. Menyikat Gigi

Karies gigi dapat mengakibatkan rasa nyeri pada gigi yang

kemudian menyebabkan gusi bengkak dan adanya nanah. Bila telah

diketahui bahwa ada lubang dalam gigi dan tidak dirawat, maka

lubang tersebut akan bertambah besar dan mengakibatkan gigi akan

lepas sebelum waktunya sehingga sulit untuk mengunyah. Maka dari

itu untuk mengatasinya maka dianjurkan untuk selalu menyikat gigi

yang benar dan teratur 2x sehari yaitu setelah sarapan pagi dan

sebelum tidur malam. Selain menyikat gigi 2x sehari, murid – murid

dianjurkan untuk pergi ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali untuk

memeriksakan giginya agar terhindar dari penyakit gigi dan mulut.

Cara menggosok gigi yang baik dan benar ialah sebagai berikut :

1) Ambil sikat dan pasta gigi. Peganglah sikat gigi dengan cara

anda sendiri (senyaman mungkin untuk dipegang), kemudian

oleskan pasta gigi di sikat gigi.

2) Sikat gigi anda, mulai dari gigi depan dengan cara menjalankan

sikat gigi pelan-pelan dan naik turun. Kenapa harus pelan-pelan

karena biasanya orang yang menyikat gigi secara kasar, akan

mengakibatkan gusi lecet dan berdarah.

40

Page 41: 2. Porto Kelompok Fix

3) Langkah selanjutnya gosok bagian gigi sebalah kanan dan kiri.

Cara pengaplikasian hampir sama dengan menyikat gigi depan

anda, yaitu gosok perlahan dengan irama naik turun. Jika susah

mengosok naik turun anda bisa menggosok biasa namun dengan

durasi lebih lama, karena mengosok dengan cara naik turun

walaupun pelan-pelan akan lebih cepat menghilangkan sisa

makanan yang tertempel.

4) Setelah selesai menggosok area gigi bagian kanan, kiri dan

depan, maka langkah selanjutnya adalah membersihkan/

menyikat gigi bagian dalam (gigi geraham). Usahakan sikat

dengan cara pelan-pelan namun kotoran tak ada yang tertinggal

karena biasanya plak kuning terjadi di area ini jika gosok giginya

tidak bersih. Caranya: gunakanan ujung bulu sikat untuk

menjangkau area gigi geraham dengan sedikit tekanan sampai

ujung sikat sedikit melungkung.

5) Langkah terakhir gosok gigi dalam (gigi tengah) dengan cara

menegakan lurus sikat gigi, lalu sikat gerakkan sikat keatas

kebawah.

e. Hadist Tentang Menjaga Kebersihan

Di dalam Islam, telah diajarkan untuk menjaga kebersihan

terutama kebersihan gigi dan mulut yang telah diriwayatkan oleh

Nabi Muhammad SAW yang berbunyi :

Artinya : “Kebersihan Sebagian Daripada Iman”.

41

Page 42: 2. Porto Kelompok Fix

Apabila kita semua ingin disukai dan dicintai oleh Allah

SWT, maka dari itu kita harus menjaga kebersihan gigi dan mulut

karena Allah SWT menyukai kebersihan, kesucian, dan

keindahan. Selain disukai oleh Allah SWT, kita juga

mendapatkan pahala dari Allah SWT.

BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

1. Pengambilan Data Sekunder

42

Page 43: 2. Porto Kelompok Fix

a. Program UKGS yang telah dilakukan dan dilaporkan oleh Puskesmas

Gunung Pati sejak tahun 2009/2010-2012/2013

b. Ada 34 Sekolah Dasar yang menjadi SD binaan Puskesmas Gunung

Pati dimana diantaranya ada 4 yang telah diperkenalkan dengan

program UKGS.

c. Penyakit gigi yang selalu ditemukan dari kegiatan screening adalah

karies.

d. Angka kejadian karies setiap tahunnya tetap pada angka yang tinggi

dan tidak ada perubahan yang terlalu signifikan.

e. Peran serta guru sangat diperlukan dalam memantau kesehatan

siswanya terutama kesehatan gigi dan mulut.

f. Pengajaran formal tentang kesehatan gigi dan mulut dilaksanakan

dengan peragaan langsung dengan bantuan model gigi atau pressentasi

materi dengan dibantu LCD.

g. Pengkaderan pada tingkat SD adalah dokter kecil dan dilaksanakan

setiap 2 tahun sekali.

h. Semua kegiatan yang memerlukan perawatan dan pengobatan lebih

lanjut akan dirujuk ke Puskesmas karena tidak diperkenankan untuk

melakukan tindakan di lingkungan sekolah

i. Evaluasi dan pelaporan yang dilakukan tidak menggunakan metode

apapun seperti yang dikemukakan di teori, melainkan menggunakan

form dari Dinas Kesehatan setempat.

j. Usaha kesehatan gigi yang dilaksanakan oleh Puskesmas Gunung Pati

akan direncanakan lebih menggiatkan UKGMD pada posyandu-

posyandu dan ditindak lanjuti dengan UKGS ditingkat TK/ RA,

SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/SMK/MA.

k. Secara keseluruhan dari semua kegiatan yang direncanakan dalam

buku pedoman UKGS tidak semuanya dapat diterapkan, hal ini karena

berkenaan dengan dana, waktu, dan keterbatasan tenaga kesehatan

2. Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut

43

Page 44: 2. Porto Kelompok Fix

a. Penyuluhan yang diadakan di SDN Plalangan 04 merupakan salah

satu cara agar para siswa dapat menjaga kebersihan dan kesehatan gigi

dan mulut yang diharapkan dapat dilakukan dikesehariannya.

b. Setelah penyuluhan siswa lebih paham tentang macam-macam gigi

dan dapat membedakan bentuk serta fungsinya.

c. Setelah diberikan penyuluhan, para siswa SDN Plalangan 04 menjadi

lebih paham dan mengerti cara menggosok gigi yang baik dan benar

serta frekuensi atau waktu yang baik untuk menggosok gigi

d. Para siswa dapat membedakan antara makanan yang baik atau yang

kurang baik untuk kesehatan gigi dan mulutnya.

e. Seluruh materi yang diberikan dikaitkan tentang hadist menjaga

kebersihan.

B. Saran

Diharapkan untuk penyajian data sekunder dalam pelaksanaan

penjaringan atau screening menggunakan jumlah siswa yang sama setiap

tahunnya, sehingga dapat terlihat secara nyata perbedaan yang dapat

dibandingkan dari tahun-tahun sebelumnya.

Pada saat penyuluhan akan lebih menarik apabila pada saat

memutarkan video menggunakan alat pengeras suara seperti speaker

portable.

44