2.-perancangan-perdes
TRANSCRIPT
PRODUK HUKUM DESA
1. PERATURAN DESA2. PERATURAN KEPALA DESA3. KEPUTUSAN KEPALA DESA
UU No. 5/1979(DESA)
UU No. 5/1974(PEMDA)+
UU No. 22/1979
UU No. 32/2004
PP 76/2001(PEDOMAN UMUM PENGATURAN MENGENAI DESA)
DESA ATAU YANG DISEBUT DENGAN NAMA LAIN ADALAH KESATUAN MASYARAKAT HUKUM YANG MEMILIKI BATAS-BATAS WILAYAH YANG BERWENANG UNTUK MENGATUR DAN MENGURUS KEPENTINGAN MASYARAKAT SETEMPAT BERDASARKAN ASAL USUL DAN ADAT ISTIADAT SETEMPAT YANG DIAKUI DAN DIHORMATI DALAM SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA
Pasal 1 Angka 12P
PP 72 TAHUN 2005TENTANG DESA
PASAL1 ANGKA 5
PASAL 7 UU NO. 10/2004(1) Jenis dan hierarki Peraturan Perundang-undangan adalah sebagai
berikut :a. Undang-Undang Dasar Negara RI Tahun 1945b. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undangc. Peraturan Pemerintahd. Peraturan Presidene. Peraturan Daerah
(2) Peraturan Daerah sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf e meliputi :a. Peraturan Daerah Propinsib. Peraturan Daerah Kabupaten/Kotac. Peraturan Desa/Peraturan yang setingkat
(3) Ketentuan mengenai Tata Cara Pembuatan Peraturan Desa/Peraturan yang setingkat diatur oleh Peraturan Daerah Kabupaten/Kota yang bersangkutan
(4) Kekuatan hukum Peraturan Perundang-undangan adalah sesuai dengan hierarki sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
UU NO 10 TAHUN 2004TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PER-UU-AN
BERLAKU SEBAGAI PEDOMAN UNTUK :
UU/PERPU PERATURAN PEMERINTAH PERATURAN PRESIDEN PERDA
KEPPRES KEPUTUSAN PIMPINAN
MPR, DPD, KETUA MA, KETUA MK
KEPUTUSAN KEPALA BPK KEPUTUSAN GUBERNUR BI KEPUTUSAN MENTERI KEPUTUSAN KEPALA BADAN,
LEMBAGA ATAU KOMISI YANG SETINGKAT KEPUTUSAN DPRD PROPINSI KEPUTUSAN DPRD KAB/KOTA KEPUTUSAN BUPATI/WALIKOTA KEPUTUSAN KEPALA DESA
(PASAL 54)
SEMUA KEPUTUSAN SEBAGAIMANA DIMAKSUD PASAL 54 : YANG SIFATNYA MENGATUR YANG SUDAH ADA SEBELUM UU
NO 10/2004 INI BERLAKU
HARUS DIBACA “PERATURAN” SEPANJANG
TIDAK BERTENTANGAN DENGAN UU NO 10/2004
PERATURAN DESA(Pasal 1 angka 8 UU No. 10/2004)Pasal 1 Angka 14 PP 72 /2005
PERATURAN DESA/PERATURAN YANG SETINGKAT ADALAH PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG DIBUAT OLEH BADAN PERMUSYAWARATAN DESA ATAU NAMA LAINNYA BERSAMA DENGAN KEPALA DESA ATAU NAMA LAINNYA
MERUPAKAN PENJABARAN LEBIH LANJUT DARI PERATURAN DAERAH
DALAM PEMERINTAHAN DAERAH KAB/KOTA DAPAT DIBENTUK PEMERINTAHAN DESA YANG TERDIRI DARI PEMERINTAH DESA DAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA
Pasal 200 Ayat 1 UU No 32/2004
BADAN PERMUSYAWARATAN DESA BERFUNGSI :MENETAPKAN PERATURAN DESA BERSAMA KEPALA DESA.
MENAMPUNG DAN MENYALURKAN ASPIRASI MASYARAKAT
Pasal 209 UU No 32 /2004
Pasal 34 PP 72 /2005
MATERI MUATAN PERATURAN DESA
1. Muatan materi yang tertuang dalam Peraturan Desa antara lain meliputi:a. Menetapkan ketentuan-ketentuan yang bersifat
mengatur;b. Menetapkan segala sesuatu yang menyangkut
kepentingan masyarakat desa;c. Menetapkan segala sesuatu yang membebani
keuangan desa dan masyarakat desa;2. Materi Peraturan Desa dapat memuat masalah-
masalah yang berkembang di desa yang perlu pengaturannya;
3. Semua materi Peraturan Desa tidak boleh bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi.
SUBSTANSI YANG DIATUR PERDES
PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN (Pasal 211 UU 32/2004 & Pasal 89 ayat 2 PP 72 2005 ) RT RW KARANG TARUNA PKK LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DLL
DUSUN ( Pasal 3 ayat 1 PP 72/2005) SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA ( Psl 12
ayat 5 PP 72 /2005 ) SELURUH SUBSTANSI YANG MERUPAKAN KEWENANGAN DESA/ DALAM
RANGKA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA ( Psl 55 ayat 2 PP 72/2005)
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA (Psl 64 ayat 2 PP 72/2005)
APBDes ( Psl 73 ayat 3 PP 72/2005) PENGELOLAAN KEUANGAN DESA ( PSL 76 PP 72/2005) PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DESA ( Psl 78 ayat 1 PP 72/2005 )
PERATURAN DESA(Ps. 55 PP 72 TAHUN 2005 TENTANG DESA)
SELAMBAT-LAMBATNYA TUJUH HARI SETELAH DITETAPKAN PERATURAN DESA WAJIB DISAMPAIKAN KE PADA BUPATI MELALUI CAMAT (PASAL 58 PP 72/2005)
PENGATURAN LEBIH LANJUT MENGENAI PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN MEKANISME PENYUSUNAN PERATURAN DESA DITETAPKAN DENGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN/KOTA YANG BERSANGKUTAN YANG DENGAN BERPEDOMAN PADA PERATURAN MENTERI SUBSTANSINYA MELIPUTI :
DITANDA TANGANI OLEH KEPALA DESA
TIDAK MEMERLUKAN PENGESAHAN BUPATI
BENTUK PERATURAN DESA TATA CARA PENETAPAN PERATURAN DESA MEKANISME PENGAMBILAN KEPUTUSAN PERSYARATAN MATERIAL PELAKSANAAN PERATURAN DESA
(PS. 62)
PERATURAN DESA SEBELUM DITETAPKAN AGAR DISOSIALISASIKAN KEPADA MASYARAKAT SESUAI DENGAN KONDISI SOSIAL BUDAYA SETEMPAT
PELAKSANAAN PERATURAN DESA DITETAPKAN DENGAN PERATURAN KEPALA DESA /KEPUTUSAN KEPALA DESA (PASAL 59 ayat 1))
MASYARAKAT BERHAK MEMBERIKAN MASUKAN SECARA LISAN ATAU TERTULIS DALAM RANGKA PENYIAPAN ATAU PEMBAHASAN RANCANGAN PERATURAN DESA ( Psl 57 PP 72/2005 )
PERATURAN DESA DAN PERATURAN KEPALA DESA DIMUAT DALAM BERITA DAERAH YANG DILAKUKAN OLEH SEKRETARIS DAERAH DAN DISEBAR LUASKAN OLEH PEMERINTAH DESA ( Psl 60 PP 72 / 2005)
RANCANGAN PERATURAN DESA TTG APBDES
DISETUJUI BERSAMA KEPALA DESA + BPD
SEBELUM DITETAPKAN OLEH KEPALA DESA PALING LAMA 3 HARI HARUS DISAMPAIKAN KEPADA BUPATI/WALIKOTA UNTUK DIEVALUASI
TERCAPAINYA KESERASIAN ANTARA KEBIJAKAN DESA DAN KEBIJAKAN DAERAH
TERCAPAINYA KESERASIAN ANTARA KEPENTNGAN PUBLIK DAN KEPENTINGAN APARATUR DESA
MAK. 20 HARI
HASIL EVALUASI DISAMPAIKAN KPD KADES UTK DITINDAKLANJUTI
BILA HASIL EVALUASI BELM DITERIMA OLEH KADES DLM BATAS WAKTU S/D 20 HARI KADES DPT MENETAPKAN RANCANGAN PERDES TTG APBDES MENJADI PERDES
RANCANGAN PERATURAN DESA
Usulan RaperdesPembahasanMekanisme Rapat
PembahasanTindak Lanjut Kesepakatan
BAGAN PROSES USULAN RANCANGAN PERATURAN DESA
PEMERINTAH DESA
Otonomi Desa-Asal Usul Desa- Adat Istiadat
- Sosial Budaya
RAPERDES
BADAN PERMUSYAWARATAN DESA
1. Ketentraman & Ketertiban
2. Kesejahteraan(Pendidikan, Kesehatan
Ekonomi )
BAGAN PROSES USULAN RANCANGAN PERATURAN DESA
Masyarakat Lisan & Tertulis
Kepala Desa mengusulkan
Rancangan PERDES
BPD (Tim Kecil : Melaksanakan
Pengkajian)
Rapat pembahasanDihadiri sekurang-
kurangnya2/3 dari jumlah anggota
Usulan Pemerintah Desa
Lembaga Kemasyarakatan Lisan & Tertulis
Sosialisasi
Sosialisasi
BAGAN PROSES USULAN RANCANGAN PERATURAN DESA
Lembaga Kemasyarakatan Lisan & Tertulis
Anggota : Perorangan atau kelompok
(minimal 2) mengusulkan
Rancangan PERDES
BPD (Tim Kecil : Melaksanakan
Pengkajian)Ketua BPD
Usulan Badan
PermusyawaratanDesa
Hasil Kajian RaperdesKepala Desa
Masyarakat Lisan & Tertulis
BAGAN PROSES PEMBAHSAN RANCANGAN PERATURAN DESA
Kepala Desa
Pembahasan -2/3 anggota BPD- Kepala Desa & Perangkat Desa
Badan Permusyawaratan
Desa
Usulan (anggota) Badan Permusyawaratan
Desa
Pandangan Umum oleh BPD
Pandangan Umum Oleh Kepala Desa
Hasil nya : BPD &Kepala Desa
Usulan Pemerintah
Desa
Menolak : Dapat Diusulkan kembali melalui
Tahap Pengusulan
Diterima : 1.Penyempurnaan
2.Tanpa perubahan
Proses Lebih Lanjut
Mekanisme Rapat Pembahasan:1.Jumlah Kehadiran BPD dan unsur Pemerintah Desa;2.Pernyataan Pembukaan Rapat oleh Pimpinan dilanjutkan penjelasan Agenda Rapat;3.Persetujuan/kesepakatan hasil rapat dihadiri sekurang-kurangnya 2/3 dr jumlah anggota BPD : Keputusan persetujuan sah sekurang-kurang ½ ditambah 1 peserta yang hadir.4.Jika persetujuan dipenuhi diupayakan utk mencapai mufakat hingga pemungutan suara atau voting5. Hasil rapat pembahasan Raperdes ditetapkan dengan Keputusan BPD.
Tindaklanjut Kesepakatan atas Raperdes:1.Kesepakatan Raperdes disampaikan BPD kpd Kepala Desa sekurang-kurangnya 7 hari sejak tgl diputuskan;2.Kepala Desa kepada Bupati melalu Camat utk dievaluasi paling lama 20 hari;3.Evaluasi dapat didelegasikan kepada camat;4.Raperdes yang ditolak dikembalikan utk diselesaikan 14 hari;5. Raperdes oleh Kepala Desa disampaikan kepada BPD utk dilakukan pembahasan paling lama 7 hari dan hasilnya disampaikan kepada Kepala Desa.6. Kepala Desa disampaikan kpd Bupati utk dievaluasi kembali paling lama 20 hari.
Tindaklanjut Kesepakatan atas Raperdes:7.Raperdes yang disetujui kemudian ditetapkan, kepala desa wajib membubuhkan tanda tangan paling lama 30 hari;8.Kemudian Disampaikan kepada Sekretaris Kabupaten utk diundangkan selanjutnya disampaikan kepada Bupati sekurang-kurangnya 7 hari seja diundangkan.9.Peraturan Desa mulai berlaku sejak diundangkan dalam berita daera, wajib disebarluaskan kepada masyarakat oleh BPD dan Pemderintah Desa.
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG BAIK
I FORMAT1. KETETAPAN STRUKTUR2. KETEPATAN BAHASA3. KETEPATAN PEMAKAIAN HURUF DAN TANDA BACA
II SUBSTANSI (ADANYA KESESUAIAN ISI DENGAN)1. DASAR YURIDIS2. DASAR SOSIOLOGIS3. DASAR FILOSOFIS
III DAPAT DILAKSANAKAN DAN MENJAMIN KEPASTIAN HUKUM
KERANGKA PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
A.JUDULB.PEMBUKAAN1.Frase Dengan Rahmat Tuhan YANG Maha Esa;2.Jabatan pembentuk peraturan perundang-undangan3.Konsiderans4.Dasar hukum 5.DiktumC.BATANG TUBUH1.Ketentuan Umum2. Materi Pokok yang diatur3. Ketentuan pidana (jika diperlukan)
4. Ketentuan peralihan (jika diperlukan)
5. Ketentuan penutup
D. PENUTUP•PENJELASAN (jika diperlukan)
•LAMPIRAN (jika diperlukan)
KERANGKA PERATURAN DESA Judul Pembukaan
Batang Tubuh
Jabatan Pembentuk Peraturan Desa. Konsideran. Dasar hukum. Memutuskan. Menetapkan. Nama Peraturan Desa
Ketentuan Umum. Materi pokok yang diatur. Ketentuan peralihan (jika diperlukan) Ketentuan penutup
Penutup Penjelasan (jika diperlukan) Lampiran (jika diperlukan)
PERATURAN DESA................................} 1 ½ Spasi
NOMOR........... TAHUN ........... TENTANG (Nama Peraturan Desa) HURUF BESAR
} 2 Spasi DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
} 2 SpasiKEPALA DESA .................
} 3 Spasi a. bahwa.........................................................
} 1 ½ Spasi ...................................................................
} 2 Spasi b. bahwa.........................................................
} 2 Spasi ...................................................................
} 2 Spasi c. dan seterusnya...........................................
} 1 ½ Spasi ...................................................................
} 2 Spasi
Menimbang :
CONTOH BENTUK PERATURAN DESA
1...................................................................} 2 Spasi
..................................................................} 2 Spasi
2. ....................................................................} 2 Spasi
................................................................... } 1 ½ Spasi
3. dan seterusnya...........................................} 2 Spasi
Dengan Persetujuan BersamaKEPALA DESA ............................danBADAN PERMUSYAWARATAN DESA......................
} 2 SpasiPERATURAN DESA .............................................. TENTANG .............................................
} 2 Spasi (Nama Peraturan Desa)BAB I
} 2 Spasi Pasal 1
} 2 SpasiBAB II
} 2 Spasi Pasal 1
} 2 Spasi
Mengingat :
Menetapkan :
BAB................... } 2 Spasi
Pasal 1} 2 Spasi
Dan seterusnya.......................} 3 SpasiDitetapkan di Desa......
} 1 ½ SpasiPada tanggal..............
} 1 ½ Spasi KEPALA DESA............Tanda tangan
} 3 Spasi
NAMA
KERANGKA PERATURAN KEPALA DESA Judul Pembukaan
Batang Tubuh
Jabatan Pembentuk Peraturan Kepala Desa. Konsideran. Dasar hukum. Memutuskan. Menetapkan. Nama Peraturan Kepala Desa
Ketentuan Umum. Materi pokok yang diatur. Ketentuan peralihan (jika diperlukan) Ketentuan penutup
Penutup Penjelasan (jika diperlukan) Lampiran (jika diperlukan)
PERATURAN KEPALA DESA................................} 1 ½ Spasi
NOMOR........... TAHUN ........... TENTANG (Nama Peraturan Desa) HURUF BESAR
} 2 Spasi DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
} 2 SpasiKEPALA DESA .................
} 3 Spasi a. bahwa.........................................................
} 1 ½ Spasi ...................................................................
} 2 Spasi b. bahwa.........................................................
} 2 Spasi ...................................................................
} 2 Spasi c. dan seterusnya...........................................
} 1 ½ Spasi ...................................................................
} 2 Spasi
Menimbang :
CONTOH BENTUK PERATURAN KEPALA DESA
1...................................................................} 2 Spasi
..................................................................} 2 Spasi
2. ....................................................................} 2 Spasi
................................................................... } 1 ½ Spasi
3. dan seterusnya...........................................} 2 Spasi
MEMUTUSKAN :} 2 Spasi
PERATURAN KEPALA DESA TENTANG .............................. (Nama Peraturan Desa) } 2 Spasi BAB I
} 2 Spasi Pasal 1
} 2 Spasi BAB II
} 2 Spasi Pasal 1
} 2 Spasi
Mengingat :
Menetapkan :
BAB................... } 2 Spasi
Pasal ......} 2 Spasi
Dan seterusnya.......................} 3 SpasiDitetapkan di Desa......
} 1 ½ SpasiPada tanggal..............
} 1 ½ Spasi KEPALA DESA............Tanda tangan
} 3 Spasi
NAMA
Tembusan, disampaikan kepada:Yth. Bupati................Yth. Camat................Yth. Ketua BPD.........
Pembukaan Keputusan Kepala Desa memuat :Jabatan pembentuk Keputusan Kepala Desa. Konsideran. Dasar hukum. Memutuskan.
KERANGKA KEPUTUSAN KEPALA DESA TERDIRI DARI
JUDUL
PEMBUKAAN
Setiap keputusan kepala desa diberi judul, yang memuat keterangan mengenai jenis, nomor, tahun penetapan dan nama keputusan kepala desa.Nama keputusan kepala desa dibuat secara singkat dan mencerminkan isi keputusan kepala desa dan ditulis dengan huruf kapital yang diletakan di tengah marjin tanpa diakhiri tanda baca.Nomor, tahun penetapan dan nama keputusan kepala desa.Nama keputusan kepala desa dibuat secara singkat dan mencerminkan isi keputusan kepala desa dan ditulis dengan huruf kapital yang diletakan di tengah marjin tanpa diakhiri tanda baca.
Menetapkan. Nama keputusan kepala desa
Menimbang :
KEPUTUSAN KEPALA DESA .............................NOMOR : .........................
} 2 SpasiTENTANG
} 2 Spasi (Nama Keputusan Kepala Desa) HURUFBESAR
} 2 Spasi KEPALA DESA ................................
} 3 Spasi
CONTOH KEPUTUSAN KEPALA DESA
a. Bahwa ............................................................................... } 1 ½ Spasi
b. Bahwa ................................................................................} 1 ½ Spasi
c. dan seterusnya ..................................................................
Mengingat : 1. ........................................................................................... } 1 ½ Spasi
2. ...........................................................................................} 1 ½ Spasi
3. dan seterusnya ..................................................................
Memperhatikan : 1. ........................................................................................ } 1 ½ Spasi
2. ........................................................................................} 1 ½ Spasi
3. dan seterusnya ..............................................................
MEMUTUSKAN} 2 Spasi
Menetapkan :} 1 ½
SpasiPERTAMA
: ................................................................................................} 1 ½
Spasi ................................................................................................
} 2 Spasi KEDUA
: ................................................................................................} 1 ½
Spasi
................................................................................................} 2 Spasi
KETIGA : ..................................................................................} 1 ½ Spasi
...................................................................................
} 3 Spasi Ditetapkan di Desa......
} 1 ½ SpasiPada Tanggal..............
} 1 ½ Spasi KEPALA DESA............Tanda tangan
} 3 Spasi NAMA
} 2 SpasiTembusan, disampaikan kepada:Yth. Bupati................Yth. Camat................Yth. Ketua BPD.........
CIRI-CIRI PERATURANCIRI-CIRI PERATURANREGELING BESCHIKKING
1. Materi muatan, umum (kriterium, semua orang, perlu pengaturan lanjut).
2. Batang tubuh diurai dalam pasal-pasal.
3. Boleh memuat ketentuan pidana.
4. Sebutan subjek “barang siapa” / “setiap orang”
5. Tidak dapat dijadikan obyek sengketa Tata Usaha Negara
1. Materi muatan, spesifik (konkrit, individual, final), tidak perlu pengaturan lanjut.
2. Batang tubuh diurai dalam diktum-diktum (PERTAMA, KEDUA, KETIGA, dstnya).
3. Tidak boleh memuat ketentuan pidana.
4. Sebutan subjek “sudah tertentu”
5. Dapat dijadikan obyek sengketa Tata Usaha Negara
Modeong – 14a Modeong – 14a --
SUBSTANSI (ADANYA KESESUAIAN ISI)
A. DASAR YURIDIS:
B. DASAR SOSIOLOGIS:
C. DASAR FILOSOFIS:SESUAI DENGAN CITA HUKUM YANG MENJADI PATOKAN HIDUP BERMASYARAKAT
DAPAT DILAKSANAKAN DAN MENJAMIN KEPASTIAN DENGAN MEMPERHITUNGKAN SUMBERDAYA; KEUANGAN; KEORGANISASIAN; KONDISI MASYARAKAT
1. ADANYA KEWENANGAN;2. KESESUAIAN BENTUK/JENIS PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN DIIKUTINYA CARA-CARA TERTENTU;
3. TIDAK ADA PERTENTANGAN ANTARA PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG SATU DENGAN YANG LAIN;
4. TIDAK BERTENTANGAN DENGAN ASAS-ASAS HUKUM YANG BERLAKU
1. SESUAI DENGAN KEYAKINAN UMUM/KESADARAN MASYARAKAT (DIPAHAMI);
2. SESUAI DENGAN HUKUM YANG HIDUP DALAM MASYARAKAT;
3. SESUAI DENGAN KEBUTUHAN, TUNTUTAN DAN PERKEMBANGAN MASYARAKAT;
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) Rencana operasional tahunan dari
program pemerintahan dan pembangunan desa yang dijabarkan dan diterjemahkan dalam angka-angka rupiah, yang mengandung perkiraan target pendapatan dan perkiraan batas tertinggi belanja Desa.
Meliputi komponen pendapatan, belanja dan pembiayaan.
PENGELOLAAN KD (PKD)
1.1. Kades Kades Pemegang kekuasaan PKD. Pemegang kekuasaan PKD.2.2. Kades dapat melimpahkan sebagian atau Kades dapat melimpahkan sebagian atau
seluruh kekuasaannya berupa perencanaan, seluruh kekuasaannya berupa perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan dan pelaporan pelaksanaan, penatausahaan dan pelaporan kepada Perangkat Desa.kepada Perangkat Desa.
3.3. PKD dalam pelaksanaannya merupakan PKD dalam pelaksanaannya merupakan Siklus Anggaran Desa sbb:Siklus Anggaran Desa sbb:
1)1) Perencanaan/Penyusunan anggaran;Perencanaan/Penyusunan anggaran;2)2) Pembahasan dan Penetapan Anggaran;Pembahasan dan Penetapan Anggaran;3)3) Pelaksanaan Anggaran;Pelaksanaan Anggaran;4)4) Pengawasan Anggaran;Pengawasan Anggaran;5)5) Pertanggungjawaban Pelaks. Anggaran.Pertanggungjawaban Pelaks. Anggaran.
GAMBAR SIKLUS ANGGARAN DESA
51
2
3
4
4.4. Perencanaan/Penyusunan dan Perencanaan/Penyusunan dan Pembahasan & Penetapan Anggaran. Pembahasan & Penetapan Anggaran. 1)1) Dalam rangka Penyelenggaraan Dalam rangka Penyelenggaraan
Pemdes, Desa menyusun Rencana Pemdes, Desa menyusun Rencana Pembangunan Desa.Pembangunan Desa.
a. a. Rencana Pembangunan jangka Rencana Pembangunan jangka Menengah Desa (RPJMDes) dgn Menengah Desa (RPJMDes) dgn jangka waktu 5 th.jangka waktu 5 th.
b.b. Rencana kerja Pembangunan Rencana kerja Pembangunan Desa (RKPDes) dgn jk. Waktu 1 Desa (RKPDes) dgn jk. Waktu 1 tahun.tahun.
RPJMDes RKP-Des
2)2) Berdasarkan RKPD, Kades Berdasarkan RKPD, Kades menyusun RAPBDes.menyusun RAPBDes.
3)3) Penyusunan Anggaran berdasarkan Penyusunan Anggaran berdasarkan asas/Prinsip penyelenggaraan.asas/Prinsip penyelenggaraan.
APBDes
4)4) Tiga Komponen yang bersinergi Tiga Komponen yang bersinergi dalam Penyusunan APBDesdalam Penyusunan APBDes
Masy. Desa
Pemdes BPDPenyusunan Kebijakan (APBDes)
Jaring Asmara
Tuntutan Jaring Asmara dan pel.
PenyusunaPenyusunan APBDesn APBDes
Bupati/ Bupati/ WakotWakot
Bahan MasukanBahan Masukan Sisa lebih PATYLSisa lebih PATYL Realisasi APBDesRealisasi APBDes Pendapat Pemdes & BPD;Pendapat Pemdes & BPD; Asmara & Tokoh Masy.; Asmara & Tokoh Masy.;
LPMDLPMD Visi, misi desa; RKPDVisi, misi desa; RKPD Kebijakan PemkabKebijakan Pemkab Pembinaan PemcamPembinaan Pemcam PADPAD Bantuan dan lain-lainBantuan dan lain-lain
Raperdes APBDesRaperdes APBDes
Rapat BPD dg Pemdes Rapat BPD dg Pemdes tentang Bahas & tentang Bahas &
Persetujuan Raperdes Persetujuan Raperdes APBDes oleh BPDAPBDes oleh BPD
Penetapan Perdes Penetapan Perdes APBDes APBDes
oleh Kadesoleh Kades
Rapat Rapat DesaDesa
EvaluasiEvaluasi 20 H20 H 66
55
7 H7 H
77
44
33
22 11
PENYUSUNAN APBDes Setiap menjelang awal tahun anggaran baru,
Bupati/Walikota memberikan pedoman penyusunan APBDesa kepada Kepala Desa dan BPD
APBDesa merupakan satu kesatuan yang terdiri atas bagian komponen pendapatan, belanja dan pembiayaan.
Pengelolaan keuangan desa dipertanggungjawabkan oleh Kepala Desa kepada BPD selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan setelah berakhir tahun anggaran.
PENETAPAN APB Desa
APBDes ditetapkan setiap tahun oleh Kepala Desa, selambat-lambatnya satu bulan setelah ditetapkan APBD Kab/Kota.
Apabila setelah satu bulan ditetapkan APBD Kab/Kota, APBDesa belum ditetapkan, maka BPD dapat memperingatkan secara tertulis.
Rancangan Peraturan Desa tentang APBDes yang telah disetujui bersama sebelum ditetapkan oleh Kepala Desa harus disampaikan kepada Bupati/Walikota untuk dievaluasi.
Bupati dapat membatalkan Ranperdes APBDes apabila ternyata isinya bertentangan dengan kepentingan umum atau Peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi tingkatannya.
Pembatalan Ranperdes tersebut diberitahukan kepada Pemerintah Desa yang bersangkutan dan BPD dengan mnyebutkan alasan-alasannya.
Pembatalan dimaksud dilakukan paling lambat 20 (dua puluh) hari setelah diterimanya Ranperdes tentang APBDes oleh Bupati.
PERUBAHAN ANGGARAN
Apabila dalam tahun anggaran yang bersangkutan terjadi perubahan baik pendapatan maupun belanja, maka Kepala Desa diharuskan membuat perubahan anggaran.
Perubahan anggaran ditetapkan dengan Perdes
Penetapan Perdes dilakukan segera setelah perubahan APBD Kab/kota ditetapkan.
Apabila terjadi perubahan sepanjang tidak menyangkut perubahan APBD Kab/Kota segera diajukan kepada Bupati/Walikota.
Pelaksanaan APBDes
Pelaksanaan APBDes dilakukan berdasarkan pada prinsip hemat, terarah dan terkendali sesuai dengan rencana program/kegiatan Pemerintah Desa.
Pelaksanaan APBDes dilaksanakan dengan Peraturan Kepala Desa.
Pelaksanaan adminitrasi keuangan APDes dilakukan oleh seorang Bendaharawan yang diangkat oleh Kepala Desa (dari salah seorang Kepala Urusan) dengan persetujuan BPD.
Perhitungan Anggaran Desa
Selambat-lambatnya 3 bulan setelah berakhirnya tahun anggaran Kepala Desa wajib menetapkan Perdes tentang perhitungan APBDes.
Perdes dimaksud disampaikan kepada Bupati selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah ditetapkan dan tembusannya disampaikan kepada Camat.
Setiap pengeluaran keuangan Desa harus mendapat persetujuan Kepala Desa.
Setiap penerimaan dan pengeluaran anggaran dicatat oleh Bendaharawan Desa dan dilaporkan kepada Kepala Desa.
3. Pelaksanaan Anggaran berdasarkan pada Peraturan/Kpts. Bupati/Wakot
4. Pengawasan Anggaran :a. Waskatb. Wasnalc. Wasmasd. Was BPDe. DllSesuai dengan pedoman pada peraturan/kpts. Bupati Wakot
5. Pertanggung Jawaban Pelaksanaan Anggaran.1) Memberikan keterangan Lap. Pertgjwb kpd
BPD.2) Memberikan peluang kpd masy melalui BPD
utk bertanya.3) Penetapan Perdes Pertgjwb pelaks.
Anggaran
Struktur APBDesStruktur APBDes
1.1. PendapatanPendapatan2.2. BelanjaBelanja3.3. Pembiayaan [Psl 73 ayat (1) PP Pembiayaan [Psl 73 ayat (1) PP 72/2005]72/2005]Dengan demikian Pemdes dapat Dengan demikian Pemdes dapat menerapkan sistem Penganggaran menerapkan sistem Penganggaran - Surplus danSurplus dan- DefisitDefisit
STRUKTUR APB Desa PENDAPATAN
BELANJA Belanja Tidak Langsung Belanja Langsung
Surplus/(Defisit)
PEMBIAYAANPenerimaanPengeluaran
Pembiayaan Neto
SILPA
(-)
(-)(-)
STRUKTUR PENDAPATAN A. Pendapatan Asli Desa:
1. Hasil usaha Desa2. Hasil Kekayaan Desa3. Hasil hasil swadaya dan partisipasi4. Hasil gotong royong5. Lain-lain PADesa yang sah
B. Bagi hasil pajak dan retribusi daerah kabupaten/kota : C. Bagian dari dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang yang diterima oleh kab/kota.D. Bantuan dari Pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintah kab/kota :
E. Hibah dan sumbangan dari pihak ketiga
STRUKTUR BELANJA
A.Belanja Tidak Langsung:1. Belanja Pegawai2. Belanja Barang dan Jasa3. Belanja Bunga4. Belanja Subsidi5. Belanja Hibah6. Belanja Bagi Hasil7. Belanja Bantuan Keuangan8. Belanja Tidak Tersangka
B.Belanja Langsung:1. Belanja Pegawai2. Belanja Barang dan Jasa3. Belanja Modal
STRUKTUR PEMBIAYAAN
A. Penerimaan Pembiayaan:1. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Lalu2. Transfer dari Rekening Dana Cadangan3. Hasil Penjualan Kekayaan Desa yang dipisahkan4. Penerimaan Pinjaman Desa5. Penerimaan Piutang Desa
B. Pengeluaran Pembiayaan:1. Pembayaran cicilan pokok utang yang jatuh tempo2. Penyertaan modal (investasi) desa3. Pemberian piutang desa4. Transfer ke rekening dana cadangan
PENDAPATAN
Kode Uraian Jumlah Keterangan
1 2 3 4
1.1
BELANJA TIDAK LANGSUNG
Kode Uraian Jumlah Keterangan
1 2 3 4
2R.1
BELANJA LANGSUNG
Kode Uraian Jumlah Keterangan
1 2 3 4
2P.1
PEMBIAYAAN
Kode Uraian Jumlah Keterangan
1 2 3 4
3.1