2 makalah korupsi

32
Makalah Korupsi dan Pencegahannya 1 Latar Belakang Masalah Di era reformasi sekarang ini, Indonesia mengalami banyak perubahan. Perubahan sistem politik, reformasi ekonomi, sampai reformasi birokrasi menjadi agenda utama di negeri ini. Yang paling sering dikumandangkan adalah masalah reformasi birokrasi yang menyangkut masalah-masalah pegawai pemerintah yang dinilai korup dan sarat dengan nepotisme. Reformasi birokrasi dilaksanakan dengan harapan dapat menghilangkan budaya-budaya buruk birokrasi seperti praktik korupsi yang paling sering terjadi di dalam instansi pemerintah. Reformasi birokrasi ini pada umumnya diterjemahkan oleh instansi-instansi pemerintah sebagai perbaikan kembali sistem remunerasi pegawai. Anggapan umum yang sering muncul adalah dengan perbaikan sistem penggajian atau remunerasi, maka aparatur pemerintah tidak akan lagi melakukan korupsi karena dianggap penghasilannya sudah mencukupi untuk kehidupan sehari-hari dan untuk masa depannya. Namun pada kenyataannya, tindakan korupsi masih terus terjadi walaupun secara logika gaji para pegawai pemerintah dapat dinilai tinggi. Korupsi dari yang bernilai jutaan hingga miliaran rupiah yang dilakukan para pejabat pemerintah terus terjadi sehingga dapat disinyalir negara mengalami kerugian hingga triliunan rupiah. Tentunya ini bukan angka yang sedikit, melihat kebutuhan kenegaraan yang semakin lama semakin meningkat. Jika uang yang dikorupsi tersebut benar-benar dipakai untuk kepentingan masyarakat demi mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan kualitas pendidikan, mungkin cita-cita tersebut bisa saja terwujud. Dana- dana sosial akan sampai ke tangan yang berhak dan tentunya kesejahteraan masyarakat akan meningkat. Terjadi kesalahan pemasangan iklan Seperti yang telah dijelaskan di atas, pengkajian ulang remunerasi pegawai yang meningkatkan jumlah gaji mereka terbukti tidak menurunkan tingkat korupsi seperti yang diharapkan. Salah satu hal yang menyebabkan hal tersebut adalah rendahnya moral dan kesadaran masyarakat mengenai korupsi itu sendiri. Masyarakat

Upload: mendy-herianto

Post on 13-Aug-2015

56 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 2 makalah korupsi

Makalah Korupsi dan Pencegahannya1 Latar Belakang Masalah

Di era reformasi sekarang ini, Indonesia mengalami banyak perubahan. Perubahan sistem politik, reformasi ekonomi, sampai reformasi birokrasi menjadi agenda utama di negeri ini. Yang paling sering dikumandangkan adalah masalah reformasi birokrasi yang menyangkut masalah-masalah pegawai pemerintah yang dinilai korup dan sarat dengan nepotisme. Reformasi birokrasi dilaksanakan dengan harapan dapat menghilangkan budaya-budaya buruk birokrasi seperti praktik korupsi yang paling sering terjadi di dalam instansi pemerintah. Reformasi birokrasi ini pada umumnya diterjemahkan oleh instansi-instansi pemerintah sebagai perbaikan kembali sistem remunerasi pegawai. Anggapan umum yang sering muncul adalah dengan perbaikan sistem penggajian atau remunerasi, maka aparatur pemerintah tidak akan lagi melakukan korupsi karena dianggap penghasilannya sudah mencukupi untuk kehidupan sehari-hari dan untuk masa depannya. Namun pada kenyataannya, tindakan korupsi masih terus terjadi walaupun secara logika gaji para pegawai pemerintah dapat dinilai tinggi.

Korupsi dari yang bernilai jutaan hingga miliaran rupiah yang dilakukan para pejabat pemerintah terus terjadi sehingga dapat disinyalir negara mengalami kerugian hingga triliunan rupiah. Tentunya ini bukan angka yang sedikit, melihat kebutuhan kenegaraan yang semakin lama semakin meningkat. Jika uang yang dikorupsi tersebut benar-benar dipakai untuk kepentingan masyarakat demi mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan kualitas pendidikan, mungkin cita-cita tersebut bisa saja terwujud. Dana-dana sosial akan sampai ke tangan yang berhak dan tentunya kesejahteraan masyarakat akan meningkat.

Terjadi kesalahan pemasangan iklan

Seperti yang telah dijelaskan di atas, pengkajian ulang remunerasi pegawai yang meningkatkan jumlah gaji mereka terbukti tidak menurunkan tingkat korupsi seperti yang diharapkan. Salah satu hal yang menyebabkan hal tersebut adalah rendahnya moral dan kesadaran masyarakat mengenai korupsi itu sendiri. Masyarakat menganggap korupsi sebagai suatu hal yang biasa sebab tanpa disadari, kita sudah terbiasa melakukan korupsi. Misalnya saja dalam penyediaan alat tulis kantor, pegawai terbiasa mengambil uang yang tersisa dari dana yang disediakan. Padahal sesungguhnya dana tersebut harus dikembalikan pada organisasi. Akibat adanya kebiasaan korupsi ini, pemberantasan korupsi di Indonesia sangat sulit dilakukan. Pemberantasan korupsi seharusnya dilakukan dengan cara mengubah kebiasaan masyarakat sejak dini dan menanamkan paradigma bahwa korupsi ini adalah suatu hal yang salah. Cara ini mulai dilakukan oleh pemerintah melalui sekolah-sekolah dengan menerapkan sistem kantin kejujuran. Kantin kejujuran adalah sebuah sistem kantin dimana murid-murid mengambil sendiri barang apa yang ia inginkan. Sekilas sistem ini terlihat seperti suatu sistem yang biasa dilakukan di supermarket dimana konsumen melayani dirinya sendiri. Namun di kantin kejujuran, murid bukan hanya harus melayani dirinya sendiri tapi juga harus membayar serta mengambil kembalian sendiri tanpa adanya orang yang mengawasai, sehingga hal ini merupakan solusi untuk mempersiapkan masyarakat yang menjunjung tinggi kejujuran. Dengan kata lain, sistem kantin ini berbeda dari kantin-kantin yang ada umumnya karena di sini tidak terdapat penjual. Sistem kantin kejujuran ini dapat merangsang kejujuran murid karena ia akan belajar menjadi orang yang berusaha menjaga amanat yang diberikan oleh orang lain kepada dirinya. Di samping itu, kantin kejujuran

Page 2: 2 makalah korupsi

juga memberikan kontribusi dalam mencerdaskan murid khususnya untuk perhitungan matematis. Kantin kejujuran merupakan upaya preventif dalam menangkal terjadinya tindak korupsi.

2.1.2 Teori Korupsi

Korupsi berasal dari bahasa latin, Corruptio-Corrumpere yang artinya busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalik atau menyogok. Korupsi menurut Huntington (1968) adalah perilaku pejabat publik yang menyimpang dari norma-norma yang diterima oleh masyarakat, dan perilaku menyimpang ini ditujukan dalam rangka memenuhi kepentingan pribadi.

Menurut Dr. Kartini Kartono, korupsi adalah tingkah laku individu yang menggunakan wewenang dan jabatan guna mengeduk keuntungan pribadi, merugikan kepentingan umum.

Selanjutnya, dengan merujuk definisi Huntington diatas, Heddy Shri Ahimsha-Putra (2002) menyatakan bahwa persoalan korupsi adalah persoalan politik pemaknaan.

Maka dapat disimpulkan korupsi merupakan perbuatan curang yang merugikan Negara dan masyarakat luas dengan berbagai macam modus.

Seorang sosiolog Malaysia Syed Hussein Alatas secara implisit menyebutkan tiga bentuk korupsi yaitu sogokan (bribery), pemerasan (extortion), dan nepotisme.

Alatas mendefinisikan nepotisme sebagai pengangkatan kerabat, teman, atau sekutu politik untuk menduduki jabatan-jabatan publik, terlepas dari kemampuan yang dimilikinya dan dampaknya bagi kemaslahatan umum (Alatas 1999:6).

Inti ketiga bentuk korupsi menurut kategori Alatas ini adalah subordinasi kepentingan umum dibawah tujuan-tujuan pribadi yang mencakup pelanggaran-pelanggaran norma-norma, tugas, dan kesejahteraan umum, yang dibarengi dengan kerahasiaan, pengkhianatan, penipuan, dan sikap masa bodoh terhadap akibat yang ditimbulkannya terhadap masyarakat.

Istilah korupsi dapat pula mengacu pada pemakaian dana pemerintah untuk tujuan pribadi. Definisi ini tidak hanya menyangkut korupsi moneter yang konvensional, akan tetapi menyangkut pula korupsi politik dan administratif. Seorang administrator yang memanfaatkan kedudukannya untuk menguras pembayaran tidak resmi dari para investor (domestik maupun asing), memakai sumber pemerintah, kedudukan, martabat, status, atau kewenangannnya yang resmi, untuk keuntungan pribadi dapat pula dikategorikan melakukan tindak korupsi.

Mengutip Robert Redfield, korupsi dilihat dari pusat budaya, pusat budaya dibagi menjadi dua, yakni budaya kraton (great culture) dan budaya wong cilik (little culture). Dikotomi budaya selalu ada, dan dikotomi tersebut lebih banyak dengan subyektifitas pada budaya besar yang berpusat di kraton. Kraton dianggap sebagai pusat budaya. Bila terdapat pusat budaya lain di luar kraton, tentu dianggap lebih rendah dari pada budaya kraton. Meski pada hakikatnya dua budaya tersebut berdiri sendiri-sendiri namun tetap ada bocoran budaya.

Page 3: 2 makalah korupsi

a. Sebab-Sebab Korupsi

Penyebab adanya tindakan korupsi sebenarnya bervariasi dan beraneka ragam. Akan tetapi, secara umum dapatlah dirumuskan, sesuai dengan pengertian korupsi diatas yaitu bertujuan untuk mendapatkan keuntungan pribadi /kelompok /keluarga/ golongannya sendiri.

Faktor-faktor secara umum yang menyebabkan seseorang melakukan tindakan korupsi antara lain yaitu :

• Ketiadaan atau kelemahan kepemimpinan dalam posisi-posisi kunci yang mampu memberi ilham dan mempengaruhi tingkah laku yang menjinakkan korupsi.

• Kelemahan pengajaran-pengajaran agama dan etika.

• Kolonialisme, suatu pemerintahan asing tidaklah menggugah kesetiaan dan kepatuhan yang diperlukan untuk membendung korupsi.

• Kurangnya pendidikan.• Adanya banyak kemiskinan.• Tidak adanya tindakan hukum yang tegas.• Kelangkaan lingkungan yang subur untuk perilaku anti korupsi.• Struktur pemerintahan.

• Perubahan radikal, suatu sistem nilai yang mengalami perubahan radikal, korupsi muncul sebagai penyakit transisional.

• Keadaan masyarakat yang semakin majemuk.

Dalam teori yang dikemukakan oleh Jack Bologne atau sering disebut GONE Theory, bahwa faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya korupsi meliputi :

• Greeds(keserakahan) : berkaitan dengan adanya perilaku serakah yang secara potensial ada di dalam diri setiap orang.

• Opportunities(kesempatan) : berkaitan dengankeadaan organisasi atau instansi atau masyarakat yang sedemikian rupa, sehingga terbuka kesempatan bagi seseorang untuk melakukan kecurangan.

• Needs(kebutuhan) : berkaitan dengan faktor-faktor yamg dibutuhkan oleh individu-individu untuk menunjang hidupnya yang wajar.

• Exposures(pengungkapan) : berkaitan dengan tindakan atau konsekuensi yang dihadapi oleh pelaku kecurangan apabila pelaku diketemukan melakukan kecurangan.

Page 4: 2 makalah korupsi

Bahwa faktor-faktor Greeds dan Needs berkaitan dengan individu pelaku (actor) korupsi, yaitu individu atau kelompok baik dalam organisasi maupun di luar organisasi yang melakukan korupsi yang merugikan pihak korban. Sedangkan faktor-faktor Opportunities dan Exposures berkaitan dengan korban perbuatan korupsi (victim) yaitu organisasi, instansi, masyarakat yang kepentingannya dirugikan.

Menurut Dr.Sarlito W. Sarwono, faktor penyebab seseorang melakukan tindakan korupsi yaitu faktor dorongan dari dalam diri sendiri (keinginan, hasrat, kehendak, dan sebagainya) dan faktor rangsangan dari luar (misalnya dorongan dari teman-teman, kesempatan, kurang kontrol dan sebagainya).

Menurut Komisi IV DPR-RI, terdapat tiga indikasi yang menyebabkan meluasnya korupsi di Indonesia, yaitu :

1. Pendapatan atau gaji yang tidak mencukupi.2. Penyalahgunaan kesempatan untuk memperkaya diri.3. Penyalahgunaan kekuasaan untuk memperkaya diri.

4. Dalam buku Sosiologi Korupsi oleh Syed Hussein Alatas, disebutkan ciri-ciri korupsi antara lain sebagai berikut :

5. Korupsi senantiasa melibatkan lebih dari satu orang.6. Korupsi pada umumnya melibatkan keserbarahasiaan.7. Korupsi melibatkan elemen kewajiban dan keuntungann timbale balik.8. Berusaha menyelubungi perbuatannya dengan berlindung dibalik perlindungan hukum.

9. Mereka yang terlibat korupsi adalah mereka yang menginginkan keputusan-keputusan yang tegas dan mereka yang mampu untuk mempengaruhi keputusan-keputusan itu.

10. Setiap tindakan korupsi mengandung penipuan, biasanya pada badan publik atau masyarakat umum.11. Setiap bentuk korupsi adalah suatu pengkhianatan kepercayaan.12. Setiap bentuk korupsi melibatkan fungsi ganda yang kontradiktif.13. Perbuatan korupsi melanggar norma-norma tugas dan pertanggungjawaban dalam masyarakat.

b. Macam-Macam Korupsi

Korupsi telah didefinisikan secara jelas oleh UU No 31 Tahun 1999 jo UU No 20 Tahun 2001 dalam pasal-pasalnya. Berdasarkan pasal-pasal tersebut, terdapat 33 jenis tindakan yang dapat dikategorikan sebagai korupsi. 33 tindakan tersebut dikategorikan ke dalam 7 kelompok yakni :

1. Korupsi yang terkait dengan merugikan keuangan Negara2. Korupsi yang terkait dengan suap-menyuap3. Korupsi yang terkait dengan penggelapan dalam jabatan

Page 5: 2 makalah korupsi

4. Korupsi yang terkait dengan pemerasan5. Korupsi yang terkait dengan perbuatan curang6. Korupsi yang terkait dengan benturan kepentingan dalam pengadaan7. Korupsi yang terkait dengan gratifikasi

Menurut Aditjandra dari definisi tersebut digabungkan dan dapat diturunkan menjadi dihasilkan tiga macam model korupsi (2002: 22-23) yaitu :

• Model korupsi lapis pertama

Berada dalam bentuk suap (bribery), yakni dimana prakarsa datang dari pengusaha atau warga yang membutuhkan jasa dari birokrat atau petugas pelayanan publik atau pembatalan kewajiban membayar denda ke kas negara, pemerasan (extortion) dimana prakarsa untuk meminta balas jasa datang dari birokrat atau petugas pelayan publik lainnya.

• Model korupsi lapis kedua

Jaring-jaring korupsi (cabal) antar birokrat, politisi, aparat penegakan hukum, dan perusahaan yang mendapatkan kedudukan istimewa. Menurut Aditjandra, pada korupsi dalam bentuk ini biasanya terdapat ikatan-ikatan yang nepotis antara beberapa anggota jaring-jaring korupsi, dan lingkupnya bisa mencapai level nasional.

• Model korupsi lapis ketiga

Korupsi dalam model ini berlangsung dalam lingkup internasional dimana kedudukan aparat penegak hukum dalam model korupsi lapis kedua digantikan oleh lembaga-lembaga internasional yang mempunyai otoritas di bidang usaha maskapai-maskapai mancanegara yang produknya terlebih oleh pimpinan rezim yang menjadi anggota jaring-jaring korupsi internasional korupsi tersebut.

Cara Pencegahan Dan Strategi Pemberantasan Korupsi

Menurut Baharuddin Lopa, mencegah korupsi tidaklah begitu sulit kalau kita secara sadar untuk menempatkan kepentingan umum (kepentingan rakyat banyak) di atas kepentingan pribadi atau golongan. Ini perlu ditekankan sebab betapa pun sempurnanya peraturan, kalau ada niat untuk melakukan korupsi tetap ada di hati para pihak yang ingin korup, korupsi tetap akan terjadi karena faktor mental itulah yang sangat menentukan.

Dalam melakukan analisis atas perbuatan korupsi dapat didasarkan pada 3 (tiga) pendekatan berdasarkan alur proses korupsi yaitu :

• Pendekatan pada posisi sebelum perbuatan korupsi terjadi,• Pendekatan pada posisi perbuatan korupsi terjadi,• Pendekatan pada posisi setelah perbuatan korupsi terjadi.

Page 6: 2 makalah korupsi

Dari tiga pendekatan ini dapat diklasifikasikan tiga strategi untuk mencegah dan memberantas korupsi yang tepat yaitu :

• Strategi Preventif.

Strategi ini harus dibuat dan dilaksanakan dengan diarahkan pada hal-hal yang menjadi penyebab timbulnya korupsi. Setiap penyebab yang terindikasi harus dibuat upaya preventifnya, sehingga dapat meminimalkan penyebab korupsi. Disamping itu perlu dibuat upaya yang dapat meminimalkan peluang untuk melakukan korupsi dan upaya ini melibatkan banyak pihak dalam pelaksanaanya agar dapat berhasil dan mampu mencegah adanya korupsi.

• Strategi Deduktif.

Strategi ini harus dibuat dan dilaksanakan terutama dengan diarahkan agar apabila suatu perbuatan korupsi terlanjur terjadi, maka perbuatan tersebut akan dapat diketahui dalam waktu yang sesingkat-singkatnya dan seakurat-akuratnya, sehingga dapat ditindaklanjuti dengan tepat. Dengan dasar pemikiran ini banyak sistem yang harus dibenahi, sehingga sistem-sistem tersebut akan dapat berfungsi sebagai aturan yang cukup tepat memberikan sinyal apabila terjadi suatu perbuatan korupsi. Hal ini sangat membutuhkan adanya berbagai disiplin ilmu baik itu ilmu hukum, ekonomi maupun ilmu politik dan sosial.

• Strategi Represif.

Strategi ini harus dibuat dan dilaksanakan terutama dengan diarahkan untuk memberikan sanksi hukum yang setimpal secara cepat dan tepat kepada pihak-pihak yang terlibat dalam korupsi. Dengan dasar pemikiran ini proses penanganan korupsi sejak dari tahap penyelidikan, penyidikan dan penuntutan sampai dengan peradilan perlu dikaji untuk dapat disempurnakan di segala aspeknya, sehingga proses penanganan tersebut dapat dilakukan secara cepat dan tepat. Namun implementasinya harus dilakukan secara terintregasi.

Bagi pemerintah banyak pilihan yang dapat dilakukan sesuai dengan strategi yang hendak dilaksanakan. Bahkan dari masyarakat dan para pemerhati / pengamat masalah korupsi banyak memberikan sumbangan pemikiran dan opini strategi pemberantasan korupsi secara preventif maupun secara represif antara lain :

1. Konsep “carrot and stick” yaitu konsep pemberantasan korupsi yang sederhana yang keberhasilannya sudah dibuktikan di Negara RRC dan Singapura. Carrot adalah pendapatan netto pegawai negeri, TNI dan Polri yang cukup untuk hidup dengan standar sesuai pendidikan, pengetahuan, kepemimpinan, pangkat dan martabatnya, sehingga dapat hidup layak bahkan cukup untuk hidup dengan “gaya” dan “gagah”. Sedangkan Stick adalah bila semua sudah dicukupi dan masih ada yang berani korupsi, maka hukumannya tidak tanggung-tanggung, karena tidak ada alasan sedikitpun untuk melakukan korupsi, bilamana perlu dijatuhi hukuman mati.

Page 7: 2 makalah korupsi

2. Gerakan “Masyarakat Anti Korupsi” yaitu pemberantasan korupsi di Indonesia saat ini perlu adanya tekanan kuat dari masyarakat luas dengan mengefektifkan gerakan rakyat anti korupsi, LSM, ICW, Ulama NU dan Muhammadiyah ataupun ormas yang lain perlu bekerjasama dalam upaya memberantas korupsi, serta kemungkinan dibentuknya koalisi dari partai politik untuk melawan korupsi. Selama ini pemberantasan korupsi hanya dijadikan sebagai bahan kampanye untuk mencari dukungan saja tanpa ada realisasinya dari partai politik yang bersangkutan. Gerakan rakyat ini diperlukan untuk menekan pemerintah dan sekaligus memberikan dukungan moral agar pemerintah bangkit memberantas korupsi.

3. Gerakan “Pembersihan” yaitu menciptakan semua aparat hukum (Kepolisian, Kejaksaan, Pengadilan) yang bersih, jujur, disiplin, dan bertanggungjawab serta memiliki komitmen yang tinggi dan berani melakukan pemberantasan korupsi tanpa memandang status sosial untuk menegakkan hukum dan keadilan. Hal ini dapat dilakukan dengan membenahi sistem organisasi yang ada dengan menekankan prosedur structure follows strategy yaitu dengan menggambar struktur organisasi yang sudah ada terlebih dahulu kemudian menempatkan orang-orang sesuai posisinya masing-masing dalam struktur organisasi tersebut.

4. Gerakan “Moral” yang secara terus menerus mensosialisasikan bahwa korupsi adalah kejahatan besar bagi kemanusiaan yang melanggar harkat dan martabat manusia. Melalui gerakan moral diharapkan tercipta kondisi lingkungan sosial masyarakat yang sangat menolak, menentang, dan menghukum perbuatan korupsi dan akan menerima, mendukung, dan menghargai perilaku anti korupsi. Langkah ini antara lain dapat dilakukan melalui lembaga pendidikan, sehingga dapat terjangkau seluruh lapisan masyarakat terutama generasi muda sebagai langlah yang efektif membangun peradaban bangsa yang bersih dari moral korup.

5. Gerakan “Pengefektifan Birokrasi” yaitu dengan menyusutkan jumlah pegawai dalam pemerintahan agar didapat hasil kerja yang optimal dengan jalan menempatkan orang yang sesuai dengan kemampuan dan keahliannya. Dan apabila masih ada pegawai yang melakukan korupsi, dilakukan tindakan tegas dan keras kepada mereka yang telah terbukti bersalah dan bilamana perlu dihukum mati karena korupsi adalah kejahatan terbesar bagi kemanusiaan dan siapa saja yang melakukan korupsi berarti melanggar harkat dan martabat kehidupan.

2.1.3 Teori Partisipasi

Partisipasi adalah keikutsertaan, peranserta tau keterlibatan yang berkaitan dengan keadaaan lahiriahnya (Sastropoetro;1995). Pengertian prinsip partisipasi adalah masyarakat berperan secara aktif dalam proses atau alur tahapan program dan pengawasannya, mulai dari tahap sosialisasi, perencanaan, pelaksanaan, dan pelestarian kegiatan dengan memberikan sumbangan tenaga, pikiran, atau dalam bentuk materill (PTO PNPM PPK, 2007).

Theodorson dalam Mardikanto (1994) mengemukakan bahwa dalam pengertian sehari-hari, partisipasi merupakan keikutsertaan atau keterlibatan seseorang (individu atau warga masyarakat) dalam suatu kegiatan tertentu. Keikutsertaan atau keterlibatan yang dimaksud di sini bukanlah bersifat pasif tetapi secara aktif ditujukan oleh yang bersangkutan. Oleh karena itu, partisipasi akan lebih tepat diartikan sebagi keikutsertaan seseorang didalam suatu kelompok

Page 8: 2 makalah korupsi

sosial untuk mengambil bagian dalam kegiatan masyarakatnya, di luar pekerjaan atau profesinya sendiri. Faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap tumbuh dan berkembangnya partisipasi dapat didekati dengan beragam pendekatan disiplin keilmuan. Menurut konsep proses pendidikan, partisipasi merupakan bentuk tanggapan atau responses atas rangsangan-rangsangan yang diberikan; yang dalam hal ini, tanggapan merupakan fungsi dari manfaat (rewards) yang dapat diharapkan (Berlo, 1961).

a. Syarat tumbuh partisipasi

Margono Slamet (1985) menyatakan bahwa tumbuh dan berkembangnya partisipasi masyarakat, sangat ditentukan oleh 3 (tiga) unsur pokok, yaitu:

1). Adanya kemauan yang diberikan kepada masyarakat untuk berpartisipasi2). Adanya kesempatan masyarakat untuk berpartisipasi3). Adanya kemampuan masyarakat untuk berpartisipasi

b. Bentuk-bentuk partisipasi

Hamijoyo membedakan bentuk partisipasi ke dalam 6 bentuk yaitu (Hamijoyo, 1979:6)

a. Partisipasi buah pikiran

Partisipasi ini diwujudkan dengan memberikan pengalaman dan pengetahuan guna mengembangkan kegiatan yang diikutinya. Sumbangan pemikiran diarahkan kepada penataan cra pelayanan dari lembaga atau badan yang ada, sehingga dapat berfungsi sosial secara aktif dalam pemenuhuan kebutuhan anggota masyrakat

b. Partisipasi tenaga

Partisipasi jenis ini diberikan dalam bentuk tenaga untuk pelaksanaan usaha-usaha yang dapat menunjang keberhasilan dari suatu kegiatan

c. Partisipasi keterampilan

Jenis keterampilan ini adalah memberikan dorongan melalui keterampilan yang dimilikinya kepada anggota masyarakat lain yang membutuhkannya. Kegiatan ini biasanya diadakan dalam bentuklatihan bagi anggota masyrakat. Partisipaso ini pada umumnya bersifat nmembina masyarakat agar dapat memiliki kemampuan mememnuhi kebutuhannya.

d. Partisipasi uang

Partisiapasi ini adlaah untuk memperlancar usaha-usaha bagi pencapaian kebutuhan masyarakat yang memerlukan bantuan

e. Partisipasi harta benda

Page 9: 2 makalah korupsi

Diberikan dalam bentuk menyumbangkan harta benda, biasanya berupa perkakas, laat-alat-alat kerja bagi yang dijangkau oleh badan pelayanan tersebut.

f. Partisipasi sosial

Partisipasi jenis ini diberikan oleh partisipan sebagai tanda paguuyuban, misalnya arisan, menghadiri kematian,berkecimpung dalam sutu kegiatan dan lain-lain.

DAFTAR PUSTAKA

Drehel, Axel and Christos Kotsogiannis, Corruption Around the World: Evidence from a Structural Mode. 2004

Koentjaraningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: PT. Gramedia. 1985 Prasetyo, Bambang dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan

Aplikasi. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada. 2005. Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES. 1985 W. Creswell, John. Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods

Approaches. London: Sage Publiation, Inc.1994 http://diklat.sumbarprov.go.id.46.masterwebnet.com/index.php?option=com_content

&task=view&id=80&Itemid=1 http://pakarbisnisonline.blogspot.com/2009/12/pengertian-korupsi-dan-dampak-

negatif.html http://soloraya.net/2010/01/korupsi-dan-pengertiannya/ htttp://www.pdfqueen.com/pdf/.../'pengertian-korupsi-menurut-para-ahli/

http://makalahmajannaii.blogspot.com/2012/09/makalah-korupsi-dan-pencegahannya.html

KATA PENGANTAR

            Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan 

hidayah-Nya   sehingga   dapat   menyusun   makalah   ini   tepat   pada   waktunya.   Tak   lupa   penyusun 

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu   Suziana   Elly.  selaku   Dosen   pengampu  mata   kuliah   Pengantar   Ilmu   Hukum   yang   telah 

membimbing.

Page 10: 2 makalah korupsi

2. Orang tua yang telah memberikan dorongan dan semangat sehingga terselesaikannya makalah 

ini.

3. Serta pihak-pihak lain yang tidak dapat penyusun sebutkan satu-persatu yang telah membantu 

menyelesaikan makalah ini.

Teriring   ucapan   semoga   amal   kebaikan   yang   telah   diberikan   kepada   penyusun   akan 

mendapatkan balasan yang sepantasnya dari Allah SWT. Amin.

Dalam penyusunan  makalah   ini  penyusun   telah  berusaha   semaksimal  mungkin,   akan   tetapi 

penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penyusun mengharapkan 

kritik dan saran yang membangun dari pembaca, demi bahan perbaikan dan kesempurnaan makalah ini. 

Akhirnya, penyusun berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi 

mahasiswa Jinayah Siyasah. Amin ya robbal alamin.

Yogyakarta, Januari 2011

Penyusun,

PENDAHULUAN

            Korupsi di Indonesia telah menjamur di berbagai segi kehidupan. Dari Instansi tingkat desa, kota, 

hingga pemerintahan, bisa di bilang korupsi sudah memnbudaya di Indonesia. Tetapi mengadakan usaha 

untuk memberantas korupsi memang bukan suatu yang sia-sia. Penyelesaian korupsi masih tebang pilih 

dan   pelaksanaan   hukumnya   masih   belum   maksimal.   Masih   banyak   korupsi   yang   berkeliaran   di 

Indonesia, dan masih sangat pintar para korupsi untuk mengelabuhi menyuap agar kasus tersebut tak 

segera muncul dipermukaan.

Page 11: 2 makalah korupsi

            Seperti kasus dalam makalah ini, kasus Aulia Pohan yang telah merugikan negara sebanyak 100 

Milyar Rupiah. Namun besan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu hanya diberi hukuman dua pertiga 

dari hukuman yang seharusnya dijalani. Hal tersebut karena remisi yang didapatkan Aulia Pohan sehari 

setelah hari peringatan proklamasi Indonesia. Aulia Pohan tidak bermain sendiri, dalam kasus ini mantan 

deputi gebernur Baank Indonesia  itu menyeret beberapa nama. Ini  merupakan tamparan besar bagi 

keluarga kepresidenan Susilo Bambang Yudhoyono. Kasus Aulia Pohan ini pun mengalami banyak pro 

dan kontra. Pasalnya Aulia tidak turut memakan uang hasil korupsi tersebut.

             Ini   merupakan   sedikit   gambaran   bahwasanya   perkorupsian   di   Indonesia   masih   sangat 

membudidaya dan belum mampu diberantas hingga akar-akarnya.

PEMBAHASAN

A.Pengertian Korupsi

             Kata   Korupsi   berasal   dari   bahasa   latin,  Corruptio-Corrumpere  yang   artinya   busuk,   rusak, 

menggoyahkan, memutarbalik atau menyogok. Menurut Dr. Kartini Kartono, korupsi adalah tingkah laku 

individu   yang  menggunakan  wewenang   dan   jabatan   guna  mengeduk   keuntungan,   dan  merugikan 

kepentingan   umum.   Korupsi   menurut   Huntington   (1968)   adalah   perilaku   pejabat   publik   yang 

menyimpang dari norma-norma yang diterima oleh masyarakat, dan perilaku menyimpang ini ditujukan 

dalam rangka memenuhi kepentingan pribadi. Maka dapat disimpulkan korupsi merupakan perbuatan 

curang yang merugikan Negara dan masyarakat luas dengan berbagai macam modus.

B. Macam – macam Korupsi

Page 12: 2 makalah korupsi

            Dalam UU No 31 Tahun 1999 jo UU No 20 Tahun 2001 dalam pasal-pasalnya, terdapat 33 jenis 

tindakan yang  dapat  dikategorikan  sebagai  korupsi.  33  tindakan  tersebut  dikategorikan  ke  dalam 7 

kelompok yaitu :

1. Korupsi yang terkait dengan penggelapan dalam jabatan

2. Korupsi yang terkait dengan suap-menyuap

3. Korupsi yang terkait dengan merugikan keuangan Negara 

4. Korupsi yang terkait dengan pemerasan

5. Korupsi yang terkait dengan benturan kepentingan dalam pengadaan 

6. Korupsi yang terkait dengan perbuatan curang

Dari  definisi   tersebut  digabungkan dan dapat  diturunkan  menjadi  dihasilkan  tiga macam model 

korupsi yaitu:

1.Model korupsi lapis pertama:  Berada dalam bentuk suap (bribery),  yakni  dimana pengusaha atau 

warga yang membutuhkan jasa dari birokrat atau petugas pelayanan publik atau pembatalan kewajiban 

membayar  denda ke kas  negara,  pemerasan  (extortion)  dimana prakarsa  untuk  meminta  balas   jasa 

datang   dari   birokrat   atau   petugas   pelayan   publik   lainnya.

2.Model korupsi lapis kedua:   Jarring-jaring korupsi   (cabal)  antar birokrat,  politisi,  aparat penegakan 

hukum,   dan   perusahaan   yang  mendapatkan   kedudukan   istimewa.   Pada   korupsi   dalam   bentuk   ini 

biasanya   terdapat   ikatan-ikatan   yang   nepotis   antara   beberapa   anggota   jaring-jaring   korupsi,   dan 

lingkupnya   bisa   mencapai   level   nasional.

3.Model korupsi lapis ketiga: Korupsi dalam model ini berlangsung dalam lingkup internasional dimana 

kedudukan aparat penegak hukum dalam model korupsi lapis kedua digantikan oleh lembaga-lembaga 

internasional   yang   mempunyai   otoritas   di   bidang   usaha   maskapai-maskapai   mancanegara   yang 

produknya   terlebih   oleh   pimpinan   rezim   yang  menjadi   anggota   jarring-jaring   korupsi   internasional 

korupsi tersebut.

C. Sebab – sebab Korupsi

Page 13: 2 makalah korupsi

            Banyak faktor penyebab korupssi terjadi. Akan tetapi, secara umum dapatlah dirumuskan, sesuai 

dengan pengertian korupsi diatas yaitu bertujuan untuk mendapatkan keuntungan pribadi /kelompok 

/keluarga/ golongannya sendiri atau faktor – faktor lain, seperti:

  Tidak adanya tindakan hukum yang tegas.

  Kelemahan pengajaran-pengajaran agama dan etika.

  Kurangnya pendidikan.

  Adanya banyak kemiskinan.

  Kelangkaan lingkungan yang subur untuk perilaku anti korupsi.

  Struktur pemerintahan.

  Keadaan masyarakat yang semakin majemuk, dll

D. ciri-ciri korupsi

             Ada   bermacam   –  macam   ciri   korupsi.  Menurut   ahli   sosiolog   dalam   bukunya  menerangkan 

beberapa ciri koruptor, yaitu:

  Korupsi senantiasa melibatkan lebih dari satu orang.

  Korupsi pada umumnya melibatkan keserbarahasiaan.

  Korupsi melibatkan elemen kewajiban dan keuntungann timbal balik.

  Berusaha menyelubungi perbuatannya dengan berlindung dibalik perlindungan hukum.

  Setiap tindakan korupsi mengandung penipuan, biasanya pada badan publik atau masyarakat umum.

  Setiap bentuk korupsi adalah suatu pengkhianatan kepercayaan.

  Perbuatan korupsi melanggar norma-norma tugas dan pertanggungjawaban dalam masyarakat.

E. Contoh Kasus

            Dalam makalah ini kami akan mencoba menghadirkan satu contoh kasus yaitu kasus yang dialami 

oleh Aulia Tantowi Pohan atau yang lebih dikenal dengan Aulia Pohan.

Page 14: 2 makalah korupsi

            KPK berhasil mengusut kasus korupsi untuk kesekian kalinya. Mantan Deputi Gubernur BI Aulia 

Pohan   tersandung  dakwaan  kasus   korupsi.  Aulia   Pohan  dianggap  melakukan  penyalahgunaan  dana 

Yayasan Pengembangan Perbankan Indonesia (YPPI) senilai Rp 100 miliar. Dalam kasus ini menyeret pula 

beberapa nama yaitu Maman H. Soemantri, Bunbunan E.J. Hutapea dan Aslim Tadjudin . Terjadi pro dan 

kontra dalam kasus ini, dikarenakan Aulia Pohan tidak ikut memakan hasil korupsi tersebut sedangkan 

disisi lain Aulia Pohan bersalah karena memiliki ide tersebut.

             Majelis   hakim   Pengadilan   Tipikor   akhirnya   mengganjar   besan   presiden   Susilo   Bambang 

Yudhoyono itu dengan pidana 4,5 tahun penjara. Sama hal nya kawan-kawannya yang mendapatkan 

hukuman penjara 4 hingga 4,5 Tahun serta denda masing-masing 200Juta. Dalam putusan itu, majelis 

hakim sesungguhnya tidak kompak. Empat hakim, yakni Edward Patinasarani, Anwar, Hendra Yospin, 

dan Slamet Subagyo menilai Aulia cs dinilai terbukti dakwaan primer yang melanggar pasal 2 (1) UU 

Pemberantasan   Tipikor   dan melanggar   pasal   3  UU  Pemberantasan   Tipikor.   Hakim  Hendra   Yospin, 

anggota majelis yang lain, menilai Aulia cs telah menyetujui pencairan dana Rp 100 miliar itu di luar 

sistem anggaran.

            Pada saat peringatan HUTRI ke-65, 17 Agustus 2010 lalu Aulia Pohan cs mendapat remisi. 

Dia bersama dengan tiga terpidana korupsi aliran dana Yayasan Pengembangan Perbankan Indonesia 

(YPPI)BI menerima pengurangan hukuman selama tiga bulan. Usai menerima remisi, sejak 18 Agustus 

2010 Aulia Pohan cs resmi bebas bersyarat. Seperti yang diungkapkan Menteri Hukum dan HAM Patrialis 

Akbar,  “Dia sudah boleh pulang ke rumah, tapi tidak boleh kemana mana sampai masa tahanannya 

berakhir. Untuk bebas bersyarat, syaratnya harus juga sudah membayar semua denda kepada negara.” 

Pembebasan bersyarat itu diterima Aulia setelah dia menjalani dua pertiga masa tahanan. Aulia Pohan 

ditahan sejak 27 November 2008.  Sebelumnya,  Mahkamah Agung telah mengurangi  hukuman Aulia 

Pohan dari empat tahun menjadi tiga tahun penjara.

F. Analisis Kasus

o    Materil

Hukum materil adalah mengatur tentang apa siapa dan bagaimana orang dapat dihukum. Dalam contoh 

kasus ini Aulia Pohan terbukti bersalah karena melanggar pasal 2 ayat 1 UU pemberantasan tipikor yang 

berbunyi Setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau 

orang lain yang suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara, 

Page 15: 2 makalah korupsi

dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan 

paling lama 20 (dua puluh) tahun dan denda paling sedikit Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) 

dan paling banyak Rp. 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah). Dan melanggar pasal 3 UU pemberantasan 

tipikor yang berisi Setiap orang yang dengan sengaja menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau 

suatu korporasi,  menyalahgunakan kewenangan,  kesempatan atau sarana yang ada padanya karena 

jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara, dipidana 

dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 

20 (dua puluh) tahun dan atau denda paling sedikit Rp. 50.000.000 (lima puluh juta rupiah) dan paling 

banyak 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

o   Formil

Hukum   formil   adalah   hukum   yang  mengatur   cara  menghukum   seseorang   yang  melanggar   hukum 

pidana. Hukum formil merupakan pelaksanaan hukum materil. Dalam kasus ini yang merupakan hukum 

formil   adalah   KPK   yang  mengusut   kasus  melaporkanya   ke   pengadilan   agar   ditindak   lanjuti   kasus 

tersebut.

o   Hukum Pidana

Hukum pidana  adalah  hukum yang  mengatur   tentang  pelanggaran  –  pelanggaran  dan  kejahatan  – 

kejahatan terhadap kepentingan umum.

Kasus  Aulia  Pohan   termasuk  dalam peanggaran  hukum pidana  bukan  pelanggaran  hukum perdata. 

Karena Aulia Pohan telah melanggar kepentingan umum yaitu merugikan keunangan negara.

o   Subjek

Subjek   hukum   adalah   sesuatu   yang  menurut   hukum,   ber   hak   atau   berwenang   untuk  melakukan 

perbuatan hukum atau siapa yang mempunyai hak dan cakap bertindak dalam hukum. Dalam kasus ini 

yang temasuk subjek hukum adalah Aulia Pohan dan kawan-kawan, BI, YPPI, dan KPK.

o   Objek

Page 16: 2 makalah korupsi

Segala sesuatu yang berguna bagi subyek hukum dan dapat menjadi objek suatu perhubungan hukum. 

Dalam kasus ini yang merupakan Objek hukum adalah uang 100 Milyar. Uang tersebut adalah uang hasil 

korupsi Aulia Pohan dan kawan-kawannya.

G. Analisis Kasus di Berbagai Perspektif

1.      Sosiologi Hukum

Sosiologi hukum adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang secara emipiris dan analitis mempelajari 

hubungan tibal balik antara hukum sebagai gejala sosial dan gejala-gejala sosial lainyya. Sosiologi hukum 

juga memperjelas praktik-praktik hukum.

Dalam makalah ini, Aulia Pohan terbukti menuangkan suatu ide dalam penyalahgunaan sana YPPI. Hal 

tersebut melanggar pasal 2 ayat 1 UU pemberantasan Tipikor dan pasal 3 UU pemberantasan Tipikor. 

Meski hasil korupsi tersebut tidak satu rupiahpun Aulia nikmati namun Aulia Pohan telah memperkaya 

orang lain dengan penyalahgunaan dana tersebut. Apa yang dilakukan Aulia dan kawan-kawan telah 

merugikan uang negara.

2.      Ekonomi Hukum

Ekonomi hukum adalah suatu ilmu yang dapat duigunakan dalam hukum untuk mengetahuiada tidaknya 

kerugian terhadap keuangan negara.

Kasus  Aulia  Pohan merupakan kasus  korupsi,  maka  ilmu ekonomilah  yang snagat  membantu dalam 

proses pembuktiannya. Aulia pohan telah merugikan uang negara sebesar 100 Milyar rupiah.

3.      Politik Hukum

Suatu   proses   politik   dalam   hukum  mampu  melenyapkan   ketegangan-ketegangan   yang   ada   dalam 

masyarakat.

Aura politis ada dalam penyalahgunaan dana YPPI yang menyeret Aulia Pohan ke meja hukum. Aulia dan 

kawan-kawan   bekerjasama   dalam   pencairan   dana   tersebut.   Pembebasan   Aulia   Pohan   juga   diduga 

mengandung   unsur   politik.   Karena  Auloia   Pohan  merupakan   besan   seorang   presiden   yang   artinya 

bebasnya Aulia  merupakan penyembuhan nama baik  seorang presiden beserta partain ya.  Sehingga 

Aulia dapat bebas lebih cepat dari waktu hukuman yang di tetapkan hakim.

H. Tawaran Solusi

             Dalam melakukan analisis  atas perbuatan korupsi  dapat didasarkan pada 3 (tiga) pendekatan 

berdasarkan alur proses korupsi yaitu :

  Pendekatan pada posisi sebelum perbuatan korupsi terjadi,

Page 17: 2 makalah korupsi

  Pendekatan pada posisi perbuatan korupsi terjadi,

  Pendekatan pada posisi setelah perbuatan korupsi terjadi.

Dari tiga pendekatan ini dapat diklasifikasikan tiga strategi untuk mencegah dan memberantas 

korupsiyangtepatyaitu:Strategi Preventif. Strategi ini harus dibuat dan dilaksanakan dengan diarahkan 

pada hal-hal yang menjadi penyebab timbulnya korupsi. Setiap penyebab yang terindikasi harus dibuat 

upaya preventifnya, sehingga dapat meminimalkan penyebab korupsi. Disamping itu perlu dibuat upaya 

yang dapat meminimalkan peluang untuk melakukan korupsi dan upaya ini melibatkan banyak pihak 

dalam pelaksanaanya agar dapat berhasil  dan mampu mencegah adanya korupsi.  Strategi Deduktif.

Strategi  ini harus dibuat dan dilaksanakan terutama dengan diarahkan agar apabila suatu perbuatan 

korupsi terlanjur terjadi, maka perbuatan tersebut akan dapat diketahui dalam waktu yang sesingkat-

singkatnya   dan   seakurat-akuratnya,   sehingga   dapat   ditindaklanjuti   dengan   tepat.   Dengan   dasar 

pemikiran ini banyak sistem yang harus dibenahi, sehingga sistem-sistem tersebut akan dapat berfungsi 

sebagai aturan yang cukup tepat memberikan sinyal  apabila terjadi suatu perbuatan korupsi.  Hal  ini 

sangat membutuhkan adanya berbagai disiplin ilmu baik itu ilmu hukum, ekonomi maupun ilmu politik 

dan   sosial.  Strategi Represif.

Strategi ini harus dibuat dan dilaksanakan terutama dengan diarahkan untuk memberikan sanksi hukum 

yang setimpal secara cepat dan tepat kepada pihak-pihak yang terlibat dalam korupsi. Dengan dasar 

pemikiran  ini  proses penanganan korupsi  sejak dari   tahap penyelidikan,  penyidikan dan penuntutan 

sampai dengan peradilan perlu dikaji untuk dapat disempurnakan di segala aspeknya, sehingga proses 

penanganan tersebut dapat dilakukan secara cepat dan tepat. Namun implementasinyaharus dilakukan 

secara terintregasi. Bagi pemerintah banyak pilihan yang dapat dilakukan sesuai dengan strategi yang 

hendak dilaksanakan.

Adapula strategi pemberantasan korupsi secara preventif maupun secara represif antara lain :

1. Gerakan “Masyarakat  Anti Korupsi”  yaitu pemberantasan korupsi  di   Indonesia  saat   ini  perlu 

adanya tekanan kuat dari masyarakat luas dengan mengefektifkan gerakan rakyat anti korupsi, 

LSM, ICW, Ulama NU dan Muhammadiyah ataupun ormas yang lain perlu bekerjasama dalam 

upaya memberantas korupsi,  serta kemungkinan dibentuknya koalisi  dari partai politik untuk 

melawan korupsi. Selama ini pemberantasan korupsi hanya dijadikan sebagai bahan kampanye 

untuk  mencari  dukungan   saja   tanpa  ada   realisasinya  dari   partai   politik   yang  bersangkutan. 

Gerakan rakyat ini diperlukan untuk menekan pemerintah dan sekaligus memberikan dukungan 

moral agar pemerintah bangkit memberantas korupsi.

Page 18: 2 makalah korupsi

2. Gerakan   “Pembersihan”   yaitu   menciptakan   semua   aparat   hukum   (Kepolisian,   Kejaksaan, 

Pengadilan) yang bersih,  jujur, disiplin, dan bertanggungjawab serta memiliki komitmen yang 

tinggi  dan  berani  melakukan  pemberantasan  korupsi   tanpa  memandang   status   sosial  untuk 

menegakkan hukum dan keadilan. Hal ini dapat dilakukan dengan membenahi sistem organisasi 

yang ada dengan menekankan prosedur  structure follows strategy  yaitu dengan menggambar 

struktur organisasi yang sudah ada terlebih dahulu kemudian menempatkan orang-orang sesuai 

posisinya masing-masing dalam struktur organisasi tersebut.

3. Gerakan “Moral” yang secara terus menerus mensosialisasikan bahwa korupsi adalah kejahatan 

besar bagi kemanusiaan yang melanggar harkat dan martabat manusia. Melalui gerakan moral 

diharapkan tercipta kondisi lingkungan sosial masyarakat yang sangat menolak, menentang, dan 

menghukum perbuatan korupsi dan akan menerima, mendukung, dan menghargai perilaku anti 

korupsi. Langkah ini antara lain dapat dilakukan melalui  lembaga pendidikan, sehingga dapat 

terjangkau seluruh  lapisan masyarakat  terutama generasi  muda sebagai   langlah yang efektif 

membangun peradaban bangsa yang bersih dari moral korup.

4. Gerakan   “Pengefektifan   Birokrasi”   yaitu   dengan   menyusutkan   jumlah   pegawai   dalam 

pemerintahan agar didapat hasil  kerja yang optimal dengan  jalan menempatkan orang yang 

sesuai dengan kemampuan dan keahliannya. Dan apabila masih ada pegawai yang melakukan 

korupsi, dilakukan tindakan tegas dan keras kepada mereka yang telah terbukti bersalah dan 

bilamana perlu dihukum mati karena korupsi adalah kejahatan terbesar bagi kemanusiaan dan 

siapa saja yang melakukan korupsi berarti melanggar harkat dan martabat kehidupan

Page 19: 2 makalah korupsi

KESIMPULAN

Mencegah korupsi tidaklah begitu sulit kalau kita secara sadar untuk menempatkan kepentingan 

umum (kepentingan rakyat banyak)  di  atas kepentingan pribadi  atau golongan.   Ini  perlu ditekankan 

sebab betapa pun sempurnanya peraturan, kalau ada niat untuk melakukan korupsi tetap ada di hati 

para   pihak   yang   ingin   korup,   korupsi   tetap   akan   terjadi   karena   faktor   mental   itulah 

yangsangatmenentukan.

Pemerintah   Indonesia   memang   sudah   berupaya   untuk  melakukan   pemberantasan   korupsi 

melaui proses penyelidikan, penyidikan, penuntutan, dan peradilan sesuai dengan undang-undang yang 

berlaku. Namun semuanya juga harus melihat dari sisi individu yang melakukan korupsi, karena dengan 

adanya faktor-faktor yangt menyebabkan terjadinya korupsi maka perlu adanya strategi pemberantasan 

korupsi   yang   lebih   diarahkan   kepada   upaya-upaya   pencegahan   berdasarkan   strategi   preventif, 

disamping harus tetap melakukan tindakan-tindakan represif  secara konsisten.  Serta sukses tidaknya 

upaya pemberantasan korupsi tidak hanya ditentukan oleh adanya instrument hukum yang pasti dan 

aparat hukum yang bersih, jujur,dan berani serta dukungan moral dari masyarakat, melainkan juga dari 

political will pemimpin negara yang harus menyatakan perang terhadap korupsi secara konsisten.

DAFTAR PUSTAKA

Kansil , Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia , Jakarta: Balai Pustaka, 1989.

Soeroso , Pengantar Ilmu Hukum , Jakarta: Sinar Grafika, 2008.

Page 20: 2 makalah korupsi

Hartanti, Evi, Tindak Pidana Korupsi , Jakarta: Sinar Grafika, 2006

Ruhiatudin, Budi, Pengantar Ilmu Hukum, Yogyakarta: Teras, 2009

http:\\www.google.com

http:\\www.kompas.com

Page 21: 2 makalah korupsi
Page 22: 2 makalah korupsi

Related Posts

KUMPULAN MAKALAH

PEMIKIRAN ISLAM KH. ABDURRAHMAN WAHID    PEMIKIRAN ISLAM MUNAWIR SJADZALI    PEMIKIRAN HUKUM HAZAIRIN    Pasar Modal Syariah    MAKALAH TENTANG NEGARA    RELASI NEGARA DAN AGAMA DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT PANCASILA    MAKALAH DEMOKRASI    MAKALAH KONSEP DASAR KONSTITUSI    TEORI ANTARA AGAMA DAN NEGARA     Fiqih Korupsi    FIQH SOSIAL    Tafsir Al-Misbah M. Quraish Shihab    KHAWARIJ    KONSTITUSIONALISME    Istilah-istilah Dalam Filsafat Hukum Islam    Hak Asasi Manusia (HAM) dan Gender 2    Kesetaraan Gender dan Hak Asasi Manusia (HAM)    Pro-kontra Pidana Mati di Indonesia    DANA TALANGAN HAJI    PENEGAKAN HUKUM (LAW ENFORCEMENT)    PERKAWINAN BEDA AGAMA DAN HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA    HUKUM PROGRESIF    KESADARAN HUKUM    Hukum Islam Sebagai Sosial Kontrol & Engineering    Makalah Pengantar Hak Azasi Manusia   

at Saturday, February 04, 2012 Tags : KUMPULAN MAKALAH 

0 comments

Post a Comment

IF YOU LIKE THIS ARTICLE, PLEASE SHARE OR LEAVE YOUR COMMENT ..

◄  Newer Posts  Older Posts    ►    Home 

Page 23: 2 makalah korupsi

Entri Populer

      Makalah Korupsi   

KATA PENGANTAR             Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya sehingg...

      MAKALAH NORMA HUKUM   

NORMA HUKUM MAKALAH Diajukan guna memenuhi tugas  dalam mata kuliah Ilmu Perundang-undangan di susun oleh : 1.      Muhamm...

      Makalah Lembaga-Lembaga Negara Dari Pusat Sampai Daerah   

Bab I Pendahuluan A.    Latar Belakang Benang merah dari Negara hokum adalah pada penyelenggaraan urusan kenegaraan dan pemerintahan yang...

      KESADARAN HUKUM   

A . Latar Belakang     Hukum yang dipandang sebagai salah satu aspek penting dalam masyarakat yang bertujuan merealisasikan terbentuknya se...

      Pro-kontra Pidana Mati di Indonesia   

Oleh Wongbanyumas Beberapa tahun terakhir isu penegakan hak asasi manusia semakin santer terdengar, seiring dengan kesadaran masyarakat yan...

UP DATE © Design by Blogger Templates Gallery - Inspired by Daily Blog Tiphttp://up-date09.blogspot.com/2012/02/makalah-korupsi.html