2. landasan teori 2.1 teori stimulus organisme response (s

15
14 Universitas Kristen Petra 2. LANDASAN TEORI 2.1 Teori Stimulus Organisme Response (S-O-R) Teori S-O-R adalah teori yang berasal dari teori psikologi yang bisa juga diapakai oleh komunikasi karena mempunyai objek material yang sama yaitu manusia sendiri. Yang dimana manusia memiliki komponen komponen sikap, opini, perilaku, kognisi, afektif, dan konasi (Effendy, 2000, p.255). Prinsip dari teori ini merupakan prinsip yang sederhana, dimana manusia akan merespon suatu hal yang mereka dapat dengan komponen komponen yang sudah disebutkan di definisi diatas, yang mempengaruhi pada perubahan sikap yang ditunjukan oleh manusia. Gambar 2.1. Teori S-O-R Sumber: Effendy (2000, p.255) Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima atau mungkin tidak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Proses berikutnya komunikan mengerti. Kemampuan komunikan inilah yang melanjutkan proses berikutnya. Setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap (Effendy, 2000, p.256). 2.2 Sikap Menurut Secord & Backman (1964) didalam buku Sikap Manusia yang di tulis oleh Azwar (dalam Azwar, 2013, p.6) mendefinisikan sikap sebagai Stimulus Organisme: -perhatian - pengertian - penerimaan Response (Perubahan Sikap)

Upload: others

Post on 03-Oct-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

2.1 Teori Stimulus Organisme Response (S-O-R)
Teori S-O-R adalah teori yang berasal dari teori psikologi yang bisa juga
diapakai oleh komunikasi karena mempunyai objek material yang sama yaitu
manusia sendiri. Yang dimana manusia memiliki komponen – komponen sikap,
opini, perilaku, kognisi, afektif, dan konasi (Effendy, 2000, p.255). Prinsip dari
teori ini merupakan prinsip yang sederhana, dimana manusia akan merespon suatu
hal yang mereka dapat dengan komponen – komponen yang sudah disebutkan di
definisi diatas, yang mempengaruhi pada perubahan sikap yang ditunjukan oleh
manusia.
diterima atau mungkin tidak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian
dari komunikan. Proses berikutnya komunikan mengerti. Kemampuan komunikan
inilah yang melanjutkan proses berikutnya. Setelah komunikan mengolahnya dan
menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap (Effendy, 2000,
p.256).
Menurut Secord & Backman (1964) didalam buku Sikap Manusia yang di
tulis oleh Azwar (dalam Azwar, 2013, p.6) mendefinisikan sikap sebagai
Stimulus
Organisme:
-perhatian
- pengertian
- penerimaan
Response
keteraturan tertentu dalam hal perasaan (afeksi), pemikiran (kognisi), dan
perdisposisi tindakan (konasi) seseorang terhadap suatu aspek di lingkungan
sekitarnya. Defnisi lain yaitu afek atau penilaian positif atau negatif terhadap
suatu objek Brehm & Kassin (1990). Menurut Azwar (dalam Azwar, 2013, p.89)
Sikap yang tidak memihak atau netral tetap disebut sikap juga walaupun arahnya
tidak positif dan tidak negatif. “Sikap juga dikatakan sebagai suatu respons
evaluative, dimana respons hanya akan timbul apabila individu digadapkan pada
suatu stimulus yang menghendaki adanya reaksi individual” (Azwar, 2013, p.6).
Dan juga sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau
memihak (favourable) maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak
(unfavourable) pada objek tersebut (Berkowitz, 1972) dalam buku Sikap Manusia
Saifuddin Azwar (dalam Azwar, 2013, p.6).
2.2.1 Struktur dan Pembentukan Sikap
Struktur sikap terdiri atas tiga komponen yang saling menunjang yang
dimana ketiga komponen itu adalah: komponen kognitif, komponen afektif,
komponen konatif. (Azwar, 2013, p.24)
1. Komponen Kognitif: komponen yang berisi tentang kepercayaan
seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa yang benar bagi objek
sikap. Jika dikaitkan dengan peenelitian ini adalah, para peserta
mengetahui atau tidak mengenai program program CSR Akademi
Komunitas PT.PJB.
subjektif terhadap suatu objek sikap. Jika dikaitkan dengan penelitian
ini adalah, para peserta menyukai apa tidak program program CSR
Akademi Komunitas PT.PJB.
3. Komponen Konatif: komponen yang ada di dalam struktur sikap yang
menunjukan bagaimana perilaku atau kecendrungan berperilaku yang
ada di dalam diri seseorang berkaitan dengan objek sikap yang
dihadapinya. Jika dikaitkan dengan penelitian ini adalah, para peserta
bersikap sesuai atau sebaliknya dari program CSR Akademi
Komunitas PT.PJB
pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain yang dianggap penting, media massa,
institusi atau lembaga pendidikan dan lembaga agama, serta faktor emosi dalam
diri individu (Azwar, 2013, p.30).
1. Pengalaman Pribadi: sesuatu yang sedang atau sudah dialami akan ikut
mengambil bagian dalam membentuk dan mempengaruhi penghayatan
terhadap stimulus sosial. Contoh: Jika di waktu sedang sangat lapar
dan badan sedang sangat lelah, kita memasuki sebuah restoran dan
yang kita harapkan adalah pelayanan yang ramah, tetapi hal yang
sebaliknya yang terjadi, pegawai restoran tidak menyambut dengan
ramah dan menunjukan mimik wajah yang sedang tidak enak hati.
Maka otomatis hal tersebut dapat meninggalkan memori negative
terhadap restoran tersebut, dan berdampak kepada sikap yang kita
lakukan kedepanya dengan tidak mendatangi restoran tersebut kembali
karena pelayananya yang buruk.
2. Pengaruh orang lain yang dianggap penting: orang lain disekitar kita
merupakan salah-satu diantara komponen sosial yang ikut
mempengaruhi sikap kita. Contoh: pengaruh orang tua yang dari kecil
ditanamkan kepada anaknya akan jarang sekali menang terhadap
pengaruh pergaulan anak tersebut pada waktu remaja. Karena diwaktu
masa remaja pengakuan dari teman sebayalah yang dianggap lebih
penting daripada pengakuan dari orang tua.
3. Pengaruh kebudayaan: kebudayaan dimana kita hidup dan bertumbuh
sangat berpengaruh terhadap pembentukan sikap kita. Seperti contoh:
kebudayaan orang tionghua yang sangat rajin menabung akan diturun -
menurunkan oleh anak cucunya agar anak cucunya mengikuti jejak
yang sama yaitu rajin menabung.
4. Media massa: sebagai sarana komunikasi, media yang mempunyai
berbagai macam bentuk seperti televisi, radio, suratkabar, majalah, dan
lain lain. Mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap opini dan
kepercayaan orang. Seperti contoh : pemberitaan di surat kabar factual
yang seharusnya disampaikan secara objectif kepada masyarakat tetapi
17
media massa tersebut.
lembaga agama meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam
diri individu. Karena keagamaan adalah suatu kepercayaan dimana jika
orang tersebut sudah percaya terhadap suatu lembaga maka tidaklah
mengehrankan konsep dari lembaa tersebut ikut berperan dalam
menentukan sikap individu terhadap suatu hal.
6. Pengaruh faktor emosional: terkadang tidak semua bentuk sikap
ditentukan oleh situasi lingkungan dan pengalaman pribadi seorang.
Terkadang, satu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari
oleh emosi yang berfungsi semacam penyaluran frustasi atau
pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego.
2.3 Public Relations
Menurut Seitel (2011, p.36) dalam bukunya The Practice of Public
Relations memaparkan definisi public relations yaitu “public relations is a
planned process to influence public opinion, through sound character and proper
performance, based on mutually satisfactory two- way communication”.
Menurut Cutlip dalam bukunya Effective Public Relations (2006, p.4)
menyatakan bahwa: “public relations is the management function which evaluates
public attitudes, identifies the policies and procedures of an individual or an
organization with the public interest, and plans and executes a program of action
to earn public understanding and acceptance”.
Dari dua definisi public relations diatas terlihat jelas bahwa public
relations ada di dalam suatu organisasi untuk dapat menjadi jembatan bagi
organisasi itu sendiri dengan publicnya. Dan selain itu public relations juga
dibutuhkan organisasi untuk mempengaruhi opini dari public terhadap organisasi
itu sendiri dengan dasar komunikasi. Komunikasi antara organisasi dan public
18
bersifat dua arah dan saling menguntungkan, sehingga dapat membantu suatu
organisasi dalam mencapai tujuanya. Banyak cara untuk sebuah organisasi
melakukan komunikasi dua arah terhadap public - nya salah satunya bisa melalui
program CSR yang dibuat oleh public relations tersebut.
2.3.2 Tugas Public Relations
mendukung suatu organisasi dalam mencapai tujuanya antara lain (Jefkins, 2005,
p.10):
1. Menciptakan dan memelihara suatu citra yang baik dan tepat atas
organisasinya baik itu yang berkenaan dengan kebijakan, produk, jasa,
maupun dengan para personelnya.
dengan citra, kegiatan, reputasi maupun kepentingan-kepentingan
organiasasi, dan menyampaikan setiap informasi yang penting ini
langsung kepada pihak manajemen atau pimpinan puncak untuk
ditanggapi atau ditindak lanjuti.
berbagai masalah komunikasi yang penting, berikut berbagai teknik
untuk mengatasinya.
menjangkau pengertian kahlayak.
dibuatnya untuk menggandeng masyarakat agar turut serta dalam kegiatan
tersebut. James E. Grunig menyatakan bahwa kegiatan public relations di bagi
menjadi 3 bagian yaitu events, campaign, dan program (Putra, p.13 199). Yang
dimana Events adalah acara yang ditujukan oleh publik yang terpilih dengan satu
tujuan tertentu dan dalam kurun waktu yang tidak panjang. Campaigns
19
Universitas Kristen Petra
merupakan acara yang hampir sama dengan events tetapi memiliki kurun waktu
lebih panjang dan didalam satu campaign bisa terdapat banyak event di dalamnya,
Sedangkan program biasanya terdiri dari berbagai event yang biasanya diadakan
secara berkesinambungan mengikuti kehidupan sebuah organisasi atau institusi.
Dalam sebuah program selalu terdiri aktivitas didalamnya. Penelitian ini mengacu
pada aktivitas dari sebuah program CSR Akademi Komunitas. Menurut
wawancara Fibrina menyebutkan ada dua aktivitas utama yang dilakukan didalam
program CSR PT.PJB, yaitu proses perkuliahan di kampus PENS dan studi
lapangan. Proses belajar mengajar berlangsung dua kali dalam kurun waktu empat
bulan, yang dimana ada jurusan elektronika pembangkitan, mesin pembangkitan,
dan instrumentasi pembangkitan. Sedangkan studi lapangan berlangusng dua kali
dalam kurun waktu dua bulan yang kegiatanya meliputi menulis laporan dan
presentasi hasil laporan di kampus PENS (Fibrina, assistant officer CSR, personal
communication, 6 Mei 2015).
Sebuah perusahaan memiliki tanggung jawab sosial (corporate social
responsibility) yang harus diambil dalam menjalankan perusahaanya, dibutuhkan
seorang public relations untuk mencari cara dalam memenuhi kebutuhan
perusahaan tersebut, dalam memenuhi kebutuhanya tersebut public relations
sendiri mengimplementasikan dalam program dan kegiatan (Iriantara 2007, p.47).
Dalam buku Iriantara (dalam Iriantara, 2007, p. 61) menyatakan bahwa
konsep tanggung jawab sosial (CSR) yang salah satunya diimplementasikan
berkenaan dengan keterlibatan korporat dengan komunitasnya, mendorong
praktisi public relations untuk bekerja bersama-sama dengan komunitasnya demi
kepentingan bersama. Hubungan dengan komunitas ini sendiri semata-mata tidak
hanya sekedar sumbangan atau melakukan kegiatan sponsorship, melainkan bisa
dalam bentuk keterlibatan dalam program maupun kegiatan dalam pengembangan
masyarakat.
20
CSR sendiri mempunyai definisi yang dikemukakan oleh McWilliams dan
Siegel (2011, p.11) dalam bukunya Banerjee (dalam Banerjee, 2007, p.25) yaitu
“Actions that appear to further some social good beyond the interests of the firm
and that which is required by law”. Yang berarti suatu aksi yang muncul untuk
kebaikan sosial melampaui ketertarikan dari perusahaan tersebut yang dibutuhkan
oleh hukum. Selain dari definisi tersebut didalam buku Banerjee (2007, p.25)
menuliskan definisi lain dari CSR “The commitment of business to contribute to
sustainable economic development working with employees, their families, the
local community and society at large to improve their quality of life”. (World
Business Council, 2005) yang dimana definisi tersebut mengartikan bahwa CSR
adalah suatu komitment bisnis untuk berkontribusi untuk meningkatkan kualitas
hidup pekerja, keluarga dari pekerja, komunitas lokal, dan masyarakat secara
berkelanjutan. Definisi lain menurut Combs (Combs, 2012, p.19) “CSR is the
voluntary actions that a corporation implements as it pursues its mission and
fulfills its perceived obligations to stakeholders, including employees,
communities, the environment, and society as a whole”.
Ada tiga hal yang menjadi konsentrasi dari CSR yang disebut triple
bottom line dikemukakan oleh Elkington (1994) di dalam buku Organizational
Communication and Sustainable Development (2010, p.82) yaitu people, planet,
profit. Yang dimana suatu perusahaan tidak hanya berkonsentrasi kepada
keuntungan saja (profit) namun juga harus menjaga kelestarian lingkungan
(planet) dan kesejahteraan masyarakat (people).
21
Sumber: Prayudi (2012, p.46)
CSR tidak hanya memberikan manfaat terhadap lingkungan sekitarnya,
tetapi program ini juga ikut memberi dampak manfaat kepada organisasi itu
sendiri. Menurut Kotler dalam bukunya Corporate Social Responsibility (2005,
p.10 – 11) memaparkan enam manfaat diadakanya program CSR bagi perusahaan
yaitu:
1. Increased sales and market share: Program CSR dapat meningkatkan
penjualan dan presentase penjualan dalam suatu wilayah.
2. Strengthened brand positioning: Program CSR berdampak juga kepada
memperkuat brand yang sudah dipunyai oleh satu organisasi.
3. Enhanced corporate image and clout: Meningkatkan image dari
perusahaan dan pengaruh daripada image tersebut.
4. Increased ability to attract, motivate, and retain employees: Program
CSR bisa memotivasi, menarik, dan memperhatankan para pekerja,
22
karena para pekerja bisa merasa bangga bahwa tempat dia bekerja
melakukan kegiatan tanggung jawab sosial.
5. Decreased operating costs: Mengurangi biaya operasional dalam
sebuah perusahaan.
daya tarik kepada para inventaris atau penganalisa keuangan.
Manfaat diatas antara lain menambah penjualan, menguatkan brand pada
perusahaan tersebut, meningkatkan image perusahaan dan pengaruhnya,
meningkatan kemampuan untuk memotivasi pekerja, mengurangi biaya,
meningkatkan daya tarik kepada investor dan analis financial. Sehingga dari
manfaat ini terlihat bahwa program CSR memeberi manfaat kepada dua arah yaitu
lingkungan perusahaanya sendiri dan perusahaan tersebut.
2.6.2 Sistematika Tahapan Corporate Social Responsibility
Wibisono (2007, p.28) menyebutkan terhadap tahapan CSR yang
Sistematis dan kompleks yang dapat ditempuh melalui langkah berikut:
1. Dimulai dengan melihat dan menilai sebuah kebutuhan masyarakat
sekitar. Hal ini dapat dilakukan dengan mengidentifikasi masalah atau
problem yang teradi di masyarakat dan lingkunganya, setelah itu
mencari solusi yang terbaik bagi masyarakat dan lingkunganya.
2. Membuat rencana aksi, beserta dengan anggaran, jadwal waktu,
indikator untuk mengevaluasi dan sumber daya manusia.
3. Monitoring, yang dapat dilakukan melalui survey maupun kunjungan
langsung, Evaluasi dilakukan secara terus menerus dan dilaporkan,
agar menjadi panduan untuk strategi atau pegembangan program
selanjutnya. Disamping itu, perlu juga diadakannya audit sosial (social
audit) secara objektif terhadap pelaksanaan program, untuk melihat
apakah program telah tepat sasaran, serta dirasakan manfaatnya oleh
masyarakat, sesuai dengan tujuan pelaksanannya.
23
2.6.3 Jenis Program Corporate Social Responsibility
Menurut Kotler dan Lee (2005, p.23) ada 6 kategori program CSR dalam
pelaksanaan sebuah program CSR yaitu:
1. Cause Promotions
perusahaan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap suatu
kegiatan sosial atau untuk mendukung pengumpulan dana partisipasi
dari masyarakat atau perekrutan tenaga sukarela untuk kegiatan
tertentu.
komitmen untuk menyumbangkan presentasi tertentu dari
pengahsilanya untuk suatu kegiatan sosial berdasarkan besarnya
penjualan produk. Kegiatan ini biasanya didasarkan pada penjualan
produk tertentu, untuk jangka waktu tertentu serta aktivitas tertentu.
3. Corporate Social Marketing
perilaku masyarakat dengan tujuan meningkatkan kesehatan dan
keselamatan publik, menjaga kelestarian lingkungan hidup serta
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
4. Corporate Philantrophy
sumbangan langsung dalam bentuk derma untuk kalangan masyarakat
tertentu. Sumbangan tersebut biasanya berbentuk pemberian uang
secara tunai, bingkisan paket, bantuan atau pelayanan secara cuma-
cuma.
mendorong para karyawan, rekan pedagang eceran, atau para pemegan
franchise agar menyisihkan waktu mereka secara sukarela guna
24
menjadi sasaran program.
Dalam aktivitas CSR ini, perusahaan melaksanakan aktivitas bisnsis
melampaui aktivitas bisnis yang diwajibkan oleh hukum serta
melaksanakan investasi yang mendukung kegiatan sosial dengan
tujuan meningkatkan kesejahteraan aktivitas dan memelihara
lingkungan hidup. Dalam hal ini yang dimaksud komunitas adalah
karyawan perusahaan, pemasok, distributor, organisasi – organisasi
nirlaba yang menjadi mitra perusahaan serta masyarakat secara umum.
2.7 Evaluasi Program Corporate Social Responsibility
Sebagai satu program, CSR membutuhkan pemantauan dan evaluasi
dalam rangka perbaikan di masa depan, dan sekaligus menentukan tingkat capaian
kinerja akrivitas sosial yang telah dilakukan. Evaluasi pelakasanaan CSR
dilakukan dalam rangka untuk mencapai tujuan (Hadi, 2011, p.147):
1. Memperoleh temuan masukan untuk perencanaan program atau
kegiatan yang dilaksanakan
pengambilan keputusan, layak atau tidak layak program CSR untuk
dilanjutkan
yang sedang dilaksanakan
5. Memperoleh temuan untuk perbaikan
6. Memperoleh rekomendasi dan pelaporan terhadap penyandang dana
2.8 Lima Pilar Aktivitas Corporate Social Responsibility
Penelitian ini menggunakan indikator lima pilar implementasi CSR dari
Prince of Wales International Business Forum Wibisono (2007, p.119).
1. Human Capital, adalah pemberdayaan manusia yaitu berkaitan dengan
internal perusahaan untuk menciptakan sumber daya manusia yang
25
pemberdayaan masyarakat.
sekitarnya.
dengan masyarakat sekitarnya agar tidak timbul kecemburuan sosial
ataupun konflik.
di dalam bidang ekonomi, diharapkan lingkungan yang telah
diberdayakan tidak lagi tergantung dengan pihak lain.
5. Good Corporate Governance, merupakan tata pengelolaan perusahaan
yang baik, perusahaan harus memperhatikan berkelanjutan
(sustainability) agar tercipta keseimbangan antara lingkungan dan
pembangunan perusahaan karena kegiatan operasional perusahaan
menghasilkan dampak yang harus ditanggung stakeholders karena itu
wajar bila perusahaan juga memperhatikan kepentingan dan nilai
tambah bagi stakeholders-nya.
yang dimaksutkan disini adalah kumpulan individu yang mendami lokasi disekitar
organisasi yaitu disekitar Unit Pembangkit PT.PJB.
Carol Anne Ogdin (1998) menunjukan beberapa alasan yang
menyebabkan komunitas berbeda dari kumpulan manusia lain seperti kerumunan
atau kelompok manusia. Ada 5 faktor yang bisa membedakan komunitas dari
kelompok-kelompok individu lain yaitu (Iriantara, 2004, p.24):
1. Pembatasan dan eksklusivitas yag berdasarkan hal ini bisa dirumuskan
siapa yang menjadi anggota dan bukan anggota komunitas tersebut.
2. Tujuan yang merupakan landasan keberadaan komunitas.
26
komunitas, termasuk ancaman disingkirkan untuk yang berperilaku
melangar aturan itu.
terhadap orang lain yang berada dalam komunitas yang sama, atau
setidaknya ada tanggung jawab bagi individu terhadap komunitas
secara keseluruhan.
yang dilakukan dengan cara memasuki komunitas.
2.10 Komunitas Alumni Mahasiswa
komunitas alumni Akademi Komunitas dari angkatan 2011 hingga 2014 yaitu
berjumlah 3 angkatan. Yang dimana jumlah keseluruhan mahasiwa adalah 120
orang. Alasan mengapa memilih alumni Akademi Komunitas sebagai komunitas
CSR PT.PJB, karena mereka berasal dari daerah sekitar Unit Pembangkit yang di
miliki oleh PT.PJB, dan juga mereka dianggap sebagai komunitas karena mereka
memiliki kepentingan dengan PT.PJB yaitu karena mereka telah mendapatkan
beasiswa yang dimana mereka berpartisipasi dalam kegiatan yang diadakan oleh
PT.PJB, karena menurut Hallahan komunitas memiliki keterkaitan dalam
kelompok kultur (keyakinan, nilai, ritual, tradisi, artefak, bahasa), kegiatan
berwacana, partisipasi, dan identitas bersama (Iriantara, 2004, p.23).
2.11 Nisbah Antar Konsep
dari public relations membuat program yaitu program CSR sebagai bentuk
tanggung jawab sebuah perusahaan. karena menurut undang – undang untuk
perseroan terbatas no.40 tahun 2007 pasal 74 ayat 1 yang berbunyi : “Perseroan
yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber
daya alam, wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan.”
Dalam diadakanya program ini tentu saja perusahaan memerlukan sebuah
masukan di dalam program yang diadakanya. Masukan tersebut bisa melalui sikap
27
dari komunitas atau peserta yang telah mengikuti program CSR perusahaan
tersebut, agar sikap dari peserta atau komunitas ini dapat menjadi tolak ukur
penilaian untuk program yang sudah diadakan. Menurut teori S-O-R manusia
akan merespon suatu hal yang mereka dapat dengan komponen – komponen
kognitif, afektif, konatif, yang mempengaruhi pada perubahan sikap yang
ditunjukan oleh manusia.
Salah satu definisi dari sikap yaitu seseorang terhadap suatu objek adalah
perasaan mendukung atau memihak (favourable) maupun perasaan tidak
mendukung atau tidak memihak (unfavourable) pada objek tersebut Maka sikap
sendiri dipakai untuk mengukur dengan menggunakan indikator sikap kognitif,
konatif, afektif. Dalam pembuatan program CSR akan berujung pada timbulnya
sikap dari pada para peserta yang mengikutinya, dan hal ini diperuntukan untuk
melihat penilaian mereka terhadap program CSR yang telah diadakan, yang secara
langsung berdampak pada penereimaan mereka terhadap CSR PT.PJB.
Untuk melaksanakan sebuah program CSR, tentunya organisasi harus
melihat terlebih dahulu apa yang menjadi kebutuhan masyarakat disekitar
organisasi atau isu apa yang sedang terjadi, sehingga membuat organisasi tersebut
harus merencanakan aksi tanggung jawab untuk mengatasi hal tersebut,
dibutuhkanya bantuan dari seorang public relations untuk melakukan perencanaan
yang baik. Sama halnya dengan PT.PJB, dari hasil wawancara dengan Fibrina
selaku Assistant Officer CSR PT. PJB mengatakan juga bahwa banyaknya
lapangan kerja yang di sediakan oleh PT. PJB namun masih belum banyak sumber
daya manusia yang kompeten dalam bidang kelistrikan tersebut (Fibrina, assistant
officer CSR, personal communication, 12 maret 2015).
CSR yang diadakan oleh PT. PJB adalah Akademi Komunitas PT.PJB,
program ini berkonsentrasi kepada pendidikan dan pemberdayaan masyarakat
sekitar dengan memberi pendidikan kepada warga sekitar UP hingga Diploma 1
dengan kriteria yang sudah ditentukan oleh PT.PJB setelah lulus para mahasiswa
Akademi Komunitas di beri lapangan pekerjaan di UP atau biasa di sebut Unit
Pembangkit. PT.PJB memiliki komunitas yang sudah ditentukan sebelumnya,
Komunitas PT. PJB disini adalah warga di sekitar UP yang dimiliki PT. PJB yang
ada.
28
Universitas Kristen Petra
2.12 Kerangka Pemikiran
Teori S-O-R adalah teori yang berasal dari teori psikologi yang bisa juga diapakai oleh komunikasi
karena mempunyai objek material yang sama yaitu manusia sendiri. Yang dimana manusia
memiliki komponen – komponen sikap, opini, perilaku, kognisi, afektif, dan konasi. (Effendy,
p.255, 2003)
Sikap juga dikatakan sebagai suatu respon evaluatif, dimana respon hanya akan timbul apabila
individu digadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya reaksi individual.(Azwar, p. 6,
2013)
meningkatkan kualitas hidup pekerja, keluarga dari pekerja, komunitas lokal, dan masyarakat
secara berkelanjutan. (Banerjee, p. p.25, 2007)
Corporate Social Responsibility Akademi Komunitas PT.PJB adalah program yang berkonsentrasi
kepada pendidikan dan pemberdayaan masyarakat sekitar dengan member pendidikan kepada
warga sekitar UP dengan kriteria yang sudah ditentukan oleh PT.PJB setelah lulus para mahasiswa
Akademi Komunitas di pekerjakan di UP atau biasa di sebut Unit Pembangkit.
Komponen sikap
- Kognitif : pemikiran
- Konatif : tindakan
-Afektif: perasaan
- Economic Strength : pemberdayaan dalam kemandirian ekonomi
- Good Corporate Governance : tata pengelolaan perusahaan
(Prince Wales Bussiness Forum Wibisono, 2007, p.28)
Sikap Alumni AK mengenai aktivitas csr Akademi Komunitas
Sikap positif Sikap negatif Netral
master index: