2. jenis - jenis interaksi antar lempeng.pdf

Upload: prades-alhamdi

Post on 03-Mar-2016

322 views

Category:

Documents


20 download

TRANSCRIPT

  • JEIS JEIS ITERAKSI ATAR

    LEMPEG

    Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Geologi Tektonik

    DISUSU OLEH :

    Kelompok 2

    Hamdan Fathurokhman 140710070028

    Ezzat Fayza 140710070029

    Lovya Niranda 140710070035

    Galih Wiriaswana 140710070039

    M. Indra Kusumah 140710070047

    Syam Rachman 140710070059

    Ari Kadarisman 140710070066

    Gelar Fajar Hakiki 140710070069

    Chandra Prasetya 140710070079

    Rizki Irvantoro 140710070104

    Lodih R. Basari 140710070110

    M. Reza. F. Hasibuan 140710070114

    R. M. Rizqi Rachmat 140710070120

    FAKULTAS TEKIK GEOLOGI

    UIVERSITAS PADJADJARA 2009

  • BAB 1

    PENDAHULUAN

    Di Bumi terdapat sekitar 5 lempeng besar dan beberapa lempeng kecil. Kelima

    lempeng besar tersebut adalahLempeng Pasifik, Lempeng Afrika, Lempeng Indo-Australia,

    Lempeng Eurasia dan Lempeng Antartika. Lempeng-lempeng tersebut sepanjang tahun terus

    bergerak dan berinteraksi di perbatasannya. Interaksi ini dapat berupa interaksi konvergen,

    divergen atau persinggungan (transform).

    Pada interaksi konvergen, terjadi tabrakan antar lempeng dan kemudian salah satu

    lempeng menunjam (membenam) ke bawah lempeng lainnya. Jika tabrakan terjadi di laut,

    akan terbentuk palung pada sepanjang batas antara kedua lempeng. Lempeng yang

    menunjam adalah lempeng yang lebih berat (densitasnya lebih tinggi), yang biasanya adalah

    lempeng samudra. Ketika mencapai mantel, lempeng yang menunjam ini mengalami

    pelelehan sebagian (partial melting). Lelehan lempeng ini merupakan bahan baku magma.

    Pada interaksi divergen yang umumnya terjadi di tengah dasar samudera, lempeng-

    lempeng saling memisah akibat dorongan material magma dari dalam mantel. Magma yang

    mendorong lempeng sebagian muncul ke permukaan, membeku dan menghasilkan lempeng

    baru. Batas antar lempeng dalam interaksi divergen, ditandai dengan adanya punggungan

    tengah samudera (mid-oceanic ridge). Punggungan ini sebenarnya adalah rangkaian gunung

    api tempat keluarnya magma yang membentuk lempeng baru.

    Sedangkan pada interaksi persinggungan, lempeng-lempeng saling bergesekan tanpa

    membentuk pemekaran maupun penunjaman. Tidak terjadi pelelehan lempeng lama maupun

    pemunculan lempeng baru.

    Dalam interaksi konvergen dan persinggungan, lempeng-lempeng saling bertabrakan

    atau bergesekan. Tabrakan dan gesekan ini menimbulkan tegangan pada kedua lempeng,

    mirip dengan yang terjadi pada sepotong penggaris besi yang tegang karena dibengkokkan.

    Jika penggaris besi itu kembali ke posisi semula, akan terjadi getaran disertai bunyi yang

    cukup keras.

    Identifikasi Masalah

    Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang dapat diidentifikasi yaitu :

    a. bagaimana interaksi intra continental strike slip zone

    b. bagaimana interaksi pada trenchlinked strike slip zone

    c. bagaimana interaksi pada konvergen plate tektonik

    d. zona subduction

    Maksud dan Tujuan Penulisan

    Makalah ini mempunyai tujuan yaitu :

    a. Mengetahui definisi dari berbagai interaksi suatu strike slip zone.

    b. Memahami lebih dalam tentang interaksi - interaksi yang terjadi pada zone tersebut.

    c. Mengetahui faktor - faktor yang mempengaruhinya

    d. Mengetahui akibat dari interaksi yang terjadi.

  • BAB 2

    ISI

    Tektonik Lempeng (Plate Tectonic)

    Menurut teori Tektonik Lempeng, lapisan terluar bumi kita terbuat dari suatu

    lempengan tipis dan keras yang masing-masing saling bergerak relatif terhadap yang lain.

    Gerakan ini terjadi secara terus-menerus sejak bumi ini tercipta hingga sekarang. Teori

    Tektonik Lempeng muncul sejak tahun 1960-an, dan hingga kini teori ini telah berhasil

    menjelaskan berbagai peristiwa geologis, seperti gempa bumi, tsunami, dan meletusnya

    gunung berapi, juga tentang bagaimana terbentuknya gunung, benua, dan samudra.

    Lempeng tektonik terbentuk oleh kerak benua (continental crust) ataupun kerak

    samudra (oceanic crust), dan lapisan batuan teratas dari mantel bumi (earth's mantle). Kerak

    benua dan kerak samudra, beserta lapisan teratas mantel ini dinamakan litosfer. Kepadatan

    material pada kerak samudra lebih tinggi dibanding kepadatan pada kerak benua. Demikian

    pula, elemen-elemen zat pada kerak samudra (mafik) lebih berat dibanding elemen-elemen

    pada kerak benua (felsik).

    Di bawah litosfer terdapat lapisan batuan cair yang dinamakan astenosfer. Karena

    suhu dan tekanan di lapisan astenosfer ini sangat tinggi, batu-batuan di lapisan ini bergerak

    mengalir seperti cairan (fluid).

    Litosfer terpecah ke dalam beberapa lempeng tektonik yang saling bersinggungan

    satu dengan lainnya. Berikut adalah nama-nama lempeng tektonik yang ada di bumi, dan

    lokasinya bisa dilihat pada Peta Tektonik.

    Peta Tektonik yang dibuat berdasarkan kondisi bumi pada abad 20.

    Sumber: The Dynamic Earth, USGS

    Lempeng Tektonik

    Pasifik Arab

    Amerika Utara Philipina

    Eurasia Fiji

    Afrika Juan de Fuka

    Antartika Karibia

    Indo-Australia Kokos

    Amerika Selatan Nazka

    India Skotia

  • Pergerakan Lempeng (Plate Movement)

    Berdasarkan arah pergerakannya, perbatasan antara lempeng tektonik yang satu

    dengan lainnya (plate boundaries) terbagi dalam 3 jenis, yaitu divergen, konvergen, dan

    transform. Selain itu ada jenis lain yang cukup kompleks namun jarang, yaitu pertemuan

    simpang tiga (triple junction) dimana tiga lempeng kerak bertemu.

    1. Batas Divergen

    Terjadi pada dua lempeng tektonik yang bergerak saling memberai (break apart).

    Ketika sebuah lempeng tektonik pecah, lapisan litosfer menipis dan terbelah, membentuk

    batas divergen.

    Pada lempeng samudra, proses ini menyebabkan pemekaran dasar laut (seafloor

    spreading). Sedangkan pada lempeng benua, proses ini menyebabkan terbentuknya lembah

    retakan (rift valley) akibat adanya celah antara kedua lempeng yang saling menjauh tersebut.

    Pematang Tengah-Atlantik (Mid-Atlantic Ridge) adalah salah satu contoh divergensi

    yang paling terkenal, membujur dari utara ke selatan di sepanjang Samudra Atlantik,

    membatasi Benua Eropa dan Afrika dengan Benua Amerika.

    2. Batas Konvergen

    Terjadi apabila dua lempeng tektonik tertelan (consumed) ke arah kerak bumi, yang

    mengakibatkan keduanya bergerak saling menumpu satu sama lain (one slip beneath

    another).

    Wilayah dimana suatu lempeng samudra terdorong ke bawah lempeng benua atau

    lempeng samudra lain disebut dengan zona tunjaman (subduction zones). Di zona tunjaman

    inilah sering terjadi gempa. Pematang gunung-api (volcanic ridges) dan parit samudra

    (oceanic trenches) juga terbentuk di wilayah ini.

    3. Batas Transform

    Terjadi bila dua lempeng tektonik bergerak saling menggelangsar (slide each other),

    yaitu bergerak sejajar namun berlawanan arah. Keduanya tidak saling memberai maupun

    saling menumpu. Batas transform ini juga dikenal sebagai sesar ubahan-bentuk (transform

    fault).

  • *Gambar-gambar diambil dari The Dynamic Earth, USGS.

    Batas transform umumnya berada di dasar laut,

    namun ada juga yang berada di daratan, salah

    satunya adalah Sesar San Andreas (San Andreas

    Fault) di California, USA. Sesar ini merupakan

    pertemuan antara Lempeng Amerika Utara yang

    bergerak ke arah tenggara, dengan Lempeng

    Pasifik yang bergerak ke arah barat laut.

    Sumber: The Dynamic Earth, USGS

    COVERGET PLATE TECTOIK

    Batas konvergen ada 3 macam, yaitu

    1) antara lempeng benua dengan lempeng samudra,

    2) antara dua lempeng samudra, dan

    3) antara dua lempeng benua.

    Konvergen lempeng benuasamudra (OceanicContinental)

    Ketika suatu lempeng

    samudra menunjam ke bawah lempeng benua, lempeng ini masuk ke lapisan astenosfer yang

    suhunya lebih tinggi, kemudian meleleh. Pada lapisan litosfer tepat di atasnya, terbentuklah

    deretan gunung berapi (volcanic mountain range). Sementara di dasar laut tepat di bagian

    terjadi penunjaman, terbentuklah parit samudra (oceanic trench).

    Pegunungan Andes di Amerika Selatan adalah salah satu pegunungan yang terbentuk

    dari proses ini. Pegunungan ini terbentuk dari konvergensi antara Lempeng Nazka dan

    Lempeng Amerika Selatan.

  • Konvergen lempeng samudrasamudra (OceanicOceanic)

    Salah satu lempeng samudra menunjam ke bawah lempeng samudra lainnya,

    menyebabkan terbentuknya parit di dasar laut, dan deretan gunung berapi yang pararel

    terhadap parit tersebut, juga di dasar laut. Puncak sebagian gunung berapi ini ada yang

    timbul sampai ke permukaan, membentuk gugusan pulau vulkanik (volcanic island

    chain).Pulau Aleutian di Alaska adalah salah satu contoh pulau vulkanik dari proses ini.

    Pulau ini terbentuk dari konvergensi antara Lempeng Pasifik dan Lempeng Amerika Utara.

    Konvergen lempeng benuabenua (ContinentalContinental)

    Salah satu lempeng benua menunjam ke bawah lempeng benua lainnya. Karena

    keduanya adalah lempeng benua, materialnya tidak terlalu padat dan tidak cukup berat untuk

    tenggelam masuk ke astenosfer dan meleleh. Wilayah di bagian yang bertumbukan mengeras

    dan menebal, membentuk deretan pegunungan non vulkanik (mountain range).

  • Pegunungan Himalaya dan Plato Tibet adalah salah satu contoh pegunungan yang

    terbentuk dari proses ini. Pegunungan ini terbentuk dari konvergensi antara Lempeng India

    dan Lempeng Eurasia.

    Lempeng-lempeng litosfer bergerak di atas lapisan astenosfir (kedalaman 500 km di

    dalam selubung dan bersifat kampir melebur atau hampir berbentuk cair). Karena hal

    tersebut, maka terjadi interaksi antar lempeng pada batas-batas lempeng yang dapat

    berbentuk : batas divergen (batas saling menjauh), konvergen (batas saling mendekat), dan

    transform (batas saling berpapasan).Pada halaman ini akan dijelaskan mengenai batas yang

    konvergen.

    Batas konvergen ialah batas lempeng-lempeng yang saling mendekat dan

    menyebabkan tumbukan dimana...salah satu dari lempeng akan mengalami penunjaman

    (menyusup) ke bawah lempeng yang lain masuk ke selubung. Daerah penunjaman lempeng

    membentuk suatu palung yang dalam, yang biasanya merupakan jalur gempa bumi yang

    kuat. Dalam pergerakan lempeng ini, lempeng bergerak hanya beberapa sentimeter setiap

    tahun, sehingga benturan yang terjadi sangatlah lambat dan berlangsung selama berjuta-juta

    tahun.

    SUBDUCTIO

    Subduksi adalah batas antar lempeng, dimana kerak samodera menunjam di bawah

    kerak benua ataupun kerak samodera. Jika kerak samodera menunjam di bawah kerak

    samodera, maka akan menghasilkan suatu sistem busur kepulauan (island arc system) atau

    disebut juga busur magmatik dan juga terbentuk melange serta busur cekungan.

    Busur kepulauan adalah rangkaian aktifitas gunung api yang berkaitan dengan

    penunjaman lempeng. Melange adalah salah satu karakteristik batas konvergen, yang

    merupakan campuran pecahan berbagai batuan teranjakkan.

    Busur cekungan, palung , dan busur magmatik merupakan bentuk topografi utama

    pada batas konvergen. Pada umumnya diantarany terdapat punggungan dan cekungan yang

    disebut busur punggungan depan dan busur cekungan depan. Busur punggungan depan

    terbentuk oleh penebalan kerak akibat sesar-sesar anjakan pada ujung lempeng yang

    ditabrak. Busur cekungan depan merupakan dataran rendah yang terletak diantara palung

    samidera dan busur magmatik.

  • Pada sistem busur kepulauan terdapat aktivitas gempabumi yang sangat padat. Di

    bawah busur kepulauan, pusat-pusat gempabumi yang dijumpai membentuk suatu bidang

    yang mempunyai kemiringan sebesar 45o dan bisa mencapai kedalaman sampai dengan 680

    km. Bidang itu disebut bidang Wadati-Benioff.

    Pada lempeng yang menunjam dijumpai variasi temperatur yang dikontrol oleh beberapa

    hal, yaitu:

    Kecepatan subduksi; semakin cepat menunjam, semakin kecil temperatur mantel di

    sekitarnya yang mampu diserap secara konduksi.

    Ketebalan lempeng itu sendiri; semakin tebal semakin membutuhkan waktu lebih

    banyak untuk mencapai kesetimbangan temperatur dengan astenosfer yang

    melingkupinya.

    Panas akibet gesekan antara lempeng dengan astenosfer.

    Konduksi panas astenosfer terhadap lempeng

    Panas dari peluruhan unsur radioaktif (kandungan mineral radioaktif kerak samudra

    sangat kecil atau bahkan tidak ada sama sekali).

    Panas akibat perubahan fase mineral dikarenakan pertambahan kedalaman

    Kenampakan morfologi yang umum dijumpai di daerah subduksi adalah kehadiran

    palung (trench) yang mempunyai kedalaman sampai dengan 11000 m (Palung Mariana di

    pilipina). Secara umum lebar palung berkisar antara 50 100 km dan bentuk sayatan sebagai

    huruf V tak simetri dengan sudut curam sebesar 8 20o berada di bagian yang naik (hanging

    wall) yang sering dijumpai sesar-sesar naik (prisma akresi).

    Aktivitas gunungapi di daerah subduksi dapat terjadi jika kerak samudra yang menunjam

    mencapai kedalaman lebih dari 80 km, dan aktivitas gunungapi ataupun magma dapat

    terbentuk pada daerah sejauh 150 200 km dari sumbu palung. Sebagian besar busur

    kepulauan dijumpai di sisi barat utara Samodera Pasifik dan di sisi barat Samodera

    Atlantik.

    Busur kepulauan yang muda memiliki struktur yang sederhana dengan ketebalan

    kerak kurang dari 20 km (contoh: busur kepulauan Tonga Kermadek, New Hebrides,

    Aleutians dan Kepulauan Antile kecil). Semakin tua umurnya, struktur busur kepulauan

    tersebut semakin kompleks dan kerak buminya semakin tebal, berkisar antara 20 35 km

    (contoh: Jepang dan Indonesia).

    Tumbukan pada zona konvergen dipengaruhi oleh tipe material yang terlibat dan

    pada daerah konvergen terjadi perusakan litosfer yang berlebihan. Tumbukan tersebut

    berupa:

    1. Tumbukan lempeng samudra dengan lempeng samudra

    Bila dua lempeng saling bertumbukan, maka salah satu akan menyusup di bawah

    yang lain dan menghasilkan aktivitas vulkanik. Gunung api yang terbentuk cenderung di

    lantai samudra. Bila tumbuh ke atas permukan laut, maka akan terjadi serangkaian pulau-

  • pulau gunung api baru yang terletak beberapa ratus kilometer dari palung laut dimana kedua

    lempeng samudra bertemu.

    2. Tumbukan lempeng benua dengan lempeng samudra

    Tumbukan ini, lempeng samudra akan tertekuk ke bawah dengan sudut 45 atau

    lebih, menyusup ke bawah blok benua menuju atenosfer. Pada zona ini disebut zona

    subduksi.

    3. Tumbukan lempeng benua dengan lempeng benua

    Pada tumbukan ini, terjadi penyusupan lempeng ke bawah benua sehingga

    menyebabkan massa benua dan sedimen lantai samudra tertekan , terlipat, dan terdeformasi.

    Akibatnya adalah terbentuknya formasi pegunungan baru. Peristiwa ini terjadi pada saat

    bersatunya India ke benua Asia yang menghasilkan pegunungan Himalaya.

    STRIKE-SLIP

    Strike slip biasa disebut sesar mendatar (transform faults) dimana permukaan sesar

    biasanya mendekati vertical dan footwall bergerak kea rah kiri atau kanan atau lateral dengan

    pergerakan vertical yang sangat kecil. Sesar mendatar yang pergerakannya searah jarum jam

    disebut sesar sinistral, sebaliknya disebut sesar dekstral.

    Strike-slip tectonics terhubung dengan pembentukan struktur oleh proses tektonik

    yang berasosiasi dengan zona perpindahan/ pergeseran kerak atau litosfer.

    Areas yang berasosiasi dengan strike-slip tectonics:

    Batas batas lempeng dari Continental transform

    Lateral ramps in areas of extensional or contractional tectonics accommodating

    lateral offsets between major extensional or thrust faults

    Zones oblique lempeng benua-benua collision

    Perubahan bentuk zona lempeng benua-benua collision, prosesnya dikenal dengan

    escape tectonic

  • Klasifikasi Strike Slip Fault :

  • INTRA CONTINENTAL STRIKE SLIP ZONE

    Dalam intraplate daerah di benua, zona geser sering muncul di permukaan oleh

    pengembangan zona liniear geologis, geofisika atau fitur topografi dikenal sebagai

    lineaments. Intraplate deformasi menunjukkan bahwa sebagian besar adalah gerakan

    horisontal dipengaruhii oleh sesar mendatar. Jadi intraplate deformasi strike-slip sangat

    penting dalam menentukan deformasi benua litosfer di interior dalam skala waktu yang

    panjang.

    Sesar intraplate strike-slip memiliki pengaruh pada sejarah lokasi, arsitektur, dan

    subsidence pada cekungan sedimen yang terasosiasi, banyak diantaranya kaya akan

    hidrokarbon, pembentukan tektonik dan batasan paleogeographic. Contohnya adalah

    banyaknya sesar mendatar intraplate yang telah mempengaruhi secara berulang pada evolusi

    cekungan kaya hidrokarbon di trenggara Asia. Di akhirnya, ada sejumlah deformasi daerah

    sesar mendatar intraplate yang bertindak sebagai channel untuk aliran magma dan

    hidrotermal, mengarah ke akumulasi endapan bijih yang siginifikan secara ekonomi.

    Intra continental strike slip dicirikan:

    1. dip yang curam

    2. banyak offset di tepi fault

    3. sesar mendatar memotong melaluli seluruh litosfer (inter)

    Contoh strike-slip di San Andreas Fault, a right-lateral strike-slip fault

    caused the massive 1906 San Francisco Earthquake.

    Gambar intra continental strike slip

  • Gambar: Proses Intraplate Tektonik.

    Sequential Top Surface Photograph

    Sequential top surface photographs showing the progressive evolution of experiment W303,

    90 restraining stepover. (a) 2 cm displacement; (b) 4 cm displacement; (c) 6 cm

    displacement; (d) 8 cm displacement; (e) 10 cm displacement.

  • Serial vertical sections and a line diagram of the surface of experiment W303 after

    10 cm sinistral strike-slip displacement on the basement fault system. Fifty serial sections were cut at 1 cm intervals across the model. Faults are numbered to permit correlation between the plan view diagram and the vertical sections.

  • TRENCH LINKED STRIKE SLIP ZONE

    Konsep dasar

    Telah diketahui bahwa pada proses pemekaran akan terbentuk litosfer yang baru,

    sedangkan luas total permukaan bumi haruslah tetap konstan, dengan demikian pada bagian

    lain dari bumi pastilah ada litosfer yang rusak atau hilang. Bagian tersebut adalah bagian

    konvergen atau daerah pertemuan lempeng.

    Jika dua lempeng saling bertabrakan/bertumbukan, maka bagian ujung dari salah satu

    lempeng tersebut akan bergerak ke arah bawah dari lempeng lainnya. Bagian lempeng yang

    di bawah ini akan masuk ke daerah astenosfer, akibatnya bagian tersebut akan menjadi panas

    dan hilang rigiditasnya. Bergantung pada besarnya sudut kemiringan bagian yang lengkung

    ke bawah tersebut, maka kedalaman penyusupannya bisa mencapai 700 km, sebelum bagian

    ini betul-betul terasimilasi dengan material mantel atas (astenosfer).

    Tumbukan bisa terjadi antara dua lempeng samudera, satu lempeng samudera dan

    satu lempeng kontinen, atau dua lempeng kontinen. Jika terjadi tumbukan antara lempeng

    kontinen dan lempeng samudera, maka lempeng kontinen yang kecil densitasnya akan

    berada di bagian atas, sedangkan lempeng samudera yang lebih besar densitasnya akan

    menyusup ke bawah bagian astenosfer. Daerah dimana proses ini terjadi disebut zona

    subdaksi. Karena lempeng samudera menyusup ke arah bawah, maka lempeng ini akan

    melengkung dan selanjutnya membentuk palung laut dalam (trench) yang berbatasan dengan

    zona subdaksi tersebut. Palung-palung yang terbentuk di daerah ini bisa mencapai panjang

    ribuan kilometer, sedang dalamnya antara 8 sampai 11 km.

    Selain di zona subduksi, trench juga bisa terbentuk di strike slip zone (zona sesar

    mendatar). Pergerakannya tampak pada gambar berikut

  • DAFTAR PUSTAKA

    Storti. F, Holdsworth. R.E. 2003. Intraplate Strike-Slip Deformation Belt. London: The

    Geological Society Publishing. 210

    C. A. J. Wibberley. 2008. The Internal Structure of Fault Zones: implications for mechanical

    and fluid-flow properties. London: The Geological Society Publishing. 299

    W. D. Cunningham, Paul Mann. 2007. Tectonics of Strike-slip Restraining and Releasing

    Bends. London: The Geological Society Publishing. 290

    John R. Allen. 1990. Basin analysis: principles and application. Oxford: Blackwell

    Scientific Publications

    Dari Internet :

    http://books.google.co.id/books?id=-

    oG1VRYCSOwC&pg=PA119&lpg=PA119&dq=trench-

    linked+strike+slip&source=bl&ots=Eje9eDSQiE&sig=9d9Uyvs_oNEIGUtJTlzOiipDuo8&h

    l=id&ei=NIEaS_udLMmekQXB5cTeAw&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=5&ve

    d=0CCUQ6AEwBA#v=onepage&q=trench-linked%20strike%20slip&f=false

    http://sp.lyellcollection.org/cgi/content/abstract/290/1/13

    http://www.mines.unr.edu/geology/faculty/jthomepage/GEOL_755_files/Dan%20strike_slip

    _basins.pdf

    http://books.google.co.id/books?id=LMR3V1o4djUC&pg=PA185&lpg=PA185&dq=intraco

    ntinental+strike+slip&source=bl&ots=aFd1z9KR4r&sig=7gbLunq5ez-

    SkmuY6qndjdTYLck&hl=id&ei=VIIaS8PIBMuGkAXFspjiAw&sa=X&oi=book_result&ct

    =result&resnum=7&ved=0CDAQ6AEwBg#v=onepage&q=intracontinental%20strike%20sli

    p&f=false

    http://books.google.co.id/books?id=ce42jBktYGsC&printsec=frontcover&dq=intracontinent

    al+strike+slip&vq="Intraplate+strike-

    slip+deformation+belts"&source=gbs_citations_module_r&cad=5#v=onepage&q=%22Intra

    plate%20strike-slip%20deformation%20belts%22&f=false

    http://en.wikipedia.org/wiki/Oceanic_trench

    http://en.wikipedia.org/wiki/Convergent_boundary

    http://en.wikipedia.org/wiki/Subduction

    http://www.platetectonics.com/book/page_12.asp

    http://www.ruf.rice.edu/~leeman/billarcmaps.html