2-aspek drainase perkotaan (surface drainage).pdf

Upload: riky-febriyanto

Post on 09-Jan-2016

81 views

Category:

Documents


17 download

TRANSCRIPT

  • Aspek Drainase Perkotaan Drainase Permukaan

    Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik

    Universitas Atma Jaya Yogyakarta

  • SURFACE RUNOFF (1)

  • Aspek

    Drainase

    Perkotaan

    Hidrologi

    Siklus Hidrologi

    Prespitasi

    Limpasan (runoff)

    Hidrolika

    Aliran

    Drainase Permukaan

    Drainase bawah tanah

    Dimensi Drainase

  • Drainase

    Permukaan

    (terbuka&tertutup)

    Aliran Terminologi Sifat-sifat Saluran

    Perencanaan Saluran

    Sungai, Saluran irigasi, selokan,

    estuari Pipa,

    Terowongan, Gorong-gorong,

    Siphon

  • Drainase

    Permukaan

    Luas Area

    Intensitas Hujan

    Jenis Permukaan Lahan (tata guna lahan)

  • Metode Rasional

    Cr = runoff coefficient (tanpa dimensi),

    At = luas total daerah aliran sungai (km2atau

    ha),

    I = intensitas hujan (mm/jam),

    Kr = nilai konversi (dalam hal ini = 0,278 atau 0,00278),

    Q = debit aliran (m3/s).

    Q = Kr.Cr.I.A

  • Rumus tersebut diatas didasarkan atas asumsi

    tidak ada kehilangan-kehilangan (semua curah hujan menjadi limpasan permukaan)

    lama waktu hujan adalah sedemikian rupa sehingga debit keseimbangan dicapai.

    Daerah di bawah 5.000 ha

  • Anggapan bentuk hidrograf banjir cara Rasional

  • Intensitas Hujan

    jumlah hujan yang dinyatakan dalam tinggi hujan atau volume hujan

    tiap satuan waktu.

    lamanya curah hujan

    frekuensi kejadiannya

    Menghitung intensitas

    hujan dengan cara melakukan analisis hujan baik secara

    statistik maupun secara

    empiris

  • Waktu Konsentrasi

    Lama waktu konsentrasi sangat tergantung pada ciri-ciri daerah aliran, terutama panjang jarak yang harus ditempuh air hujan yang jatuh di

    tempat terjauh menuju ke outlet di daerah aliran. .

  • Jika durasi hujan sama dengan waktu konsentrasi (tc), maka setiap bagian DAS secara serentak telah menyumbangkan aliran terhadap titik kontrol.

  • Persamaan yang cukup dikenal adalah persamaan Kiprich :

    dengan :

    tc = waktu konsentrasi (hour),

    L = panjang sungai (km),

    S = Slope, kemiringan dasar sungai

    385.077.097,3 SLtc

  • Modifikasi persamaan tersebut adalah (Pilgrim dan Cordery,1993)

    2.01.06,14 SALtc

  • Waktu konsentrasi dapat juga dihitung dgn membedakannya menjadi dua komponen:

    (1) waktu yg diperlukan air untuk mengalir di permukaan lahan sampai saluran terdekat (to)

    (2) waktu perjalanan dari pertama masuk saluran sampai titik keluaran (td)

    0,167

    1

    23,28 .

    3

    60

    c o d

    o o

    d

    t t t

    nt x xL menit

    So

    Lt menit

    V

  • to

    td

    Titik terjauh

    Titik

    pengamatan

    Lintasan aliran waktu inlet time (to) dan

    conduit time (td)

  • Pemilihan koefisien sangat sulit, karena

    koefisien ini:

    terkait dengan kehilangan air akibat intersepsi, infiltrasi,

    tampungan permukaan (cekungan) dan

    juga penguapan (catchment loss / catchment abstraction )

    tergantung dari intensitas, lama, dan frekuensi hujan.

    tergantung dari tingkatdifusi limpasan (Ponce, 1989)

  • Hidrograf merupakan tanggapan menyeluruh DAS terhadap masukan tertentu.

    DAS input

    output

    t

    Q

    t

    i

    Jika input hujan berupa hujan spesifik yang menghasilkan hujan efektif satu satuan, maka respon DAS berupa limpasan langsung tentunya juga merupakan hidrograf limpasan langsung yang spesifik berlaku pada suatu DAS tertentu.

  • Kurva Itensitas Hujan

    Sifat umum hujan: makin singkat hujan berlangsung, intensitasnya cenderung makin tinggi dan makin besar periode ulangnya, makin tinggi pula intensitasnya.

    Karakteristik hujan

    Hujan deras durasi pendek, Hujan rintik-rintik durasi panjang (Omhullende)

    Hub.antara intensitas, lama hujan, dan frekuensi hujan biasanya dinyatakan dalam lengkung Intensitas-Durasi-Frekuensi (IDF).

    Diperlukan data hujan jangka pendek (5 menit, 10 menit, 30 menit, 60 menit, untuk membentuk kurva/lengkung IDF). Data hujan jenis ini diperoleh dr penakar hujan otomatis (ARR).

  • Intensity Duration Frequency (IDF)

    Mononobe

    ItT : intensitas curah hujan pada durasi t

    untuk kala ulang T tahun (mm/jam),

    t : durasi curah hujan (jam),

    R24T : curah hujan harian maksimum

    dengan kala ulang T tahun (mm).

    Jika data hujan jangka pendek tidak tersedia, yg ada hanya data hujan harian.

    32

    2424

    24

    t

    RI TtT

  • Grafik Intensitas Hujan vs Durasi waktu

    0

    5

    10

    15

    20

    25

    30

    35

    40

    45

    50

    55

    60

    65

    70

    0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100 105 110 115 120 125 130 135 140

    Inte

    nsitas (m

    m/jam

    )

    Durasi (menit)

    Lengkung Intensitas (Maximum Annual Series)

    kala ulang

  • KURVA IDF (INTENSITY-DURATION-FREQUENCY)

    Kurva IDF menghubungkan data hujan dengan berbagai durasi untuk kejadian hujan yang sama.

  • Koefisien Runoff

    Besarnya pengaliran dapat juga dinyatakan dengan ukuran tinggi aliran. Bila ukuran besarnya hujan (dalam mm) untuk luas daerah yang sama disebut tinggi hujan, maka perbandingan antara tinggi aliran dan tinggi hujan untuk jangka waktu cukup panjang.

  • Tipe daerah Keterangan Cr

    Perumputan Tanah pasir, datar 2%

    Tanah pasir, rata-rata 2-7%

    Tanah pasir, curam7%

    Tanah gemuk, datar 2%

    Tanah gemuk, rata-rata 2-7%

    Tanah gemuk, curam 7%

    0,05 0,10

    0,10 0,15

    0,15 0,20

    0,13 0,17

    0,18 0,22

    0,25 0,35

    Perkantoran Daerah kota lama

    Daerah pinggiran

    0,75 0,95

    0,50 0,70

    Perumahan Daerah single family

    multi units, terpisah-pisah

    multi units, tetutup

    suburban, perumahan/apartemen

    0,3 0,5

    0,4 0,.6

    0,6 0,75

    0,5 0,7

  • Tipe daerah Keterangan Cr

    Industri Daerah ringan

    Daerah berat

    0,5 0,8

    0,6 0,9

    Industri Daerah ringan

    Daerah berat

    0,5 0,8

    0,6 0,9

    Pertamanan, kuburan 0,10 0,25

    Tempat bermain 0,20 0,35

    Halaman kereta api 0,20 0,40

    Daerah yang tidak dikerjakan 0,10 0,30

    Jalan Beraspal

    Beton

    Batu

    0,70 0,95

    0,80 0,95

    0,70 0,85

  • Rumus rasional akan memberikan hasil yang baik apabila digunakan dalam DAS dengan beberapa

    syarat (Krimgold, 1949; Ponce,1989).

    1. DAS kecil, sehingga masih dapat diharapkan hujan terjadi

    meratadi seluruh DAS (evenly distributed rainfall) dan

    hujan dapat diandaikan dengan intensitas tetap.(5000 ha)

    2. Lama hujan biasanya sama dengan atau lebih besar dari

    waktu-konsentrasi.

    3. Limpasan terutama aliran permukaan dan tampungan

    permukaan dapat diabaikan.

    4. Kala ulang debit diandaikan sama dengan kala ulang hujan

    5. Koefisien limpasan sama untuk semua DAS (dengan

    kategori sama)

    6. Koefisien limpasan diandaikan sama untuk berbagai kala

    ulang yang berbeda.

  • Penelusuran Hidrologi

    Cj = runoff coefficient dari area , ai = luas daerah subdrainase (km

    2),

    Ci = runoff coefficient subdrainase

    At = luas total area (km2), =

    It = intensitas hujan total.

    Metode Rasional Metode Lyod-Davies

  • Metode

    Rasional

    Metode Melchior

    Metode Weduwen

    Metode Haspers

    Luasan > 5000 ha

  • Metode Melchior

    Rumus yang digunakan dikenal sebagai rumus Pasche: Qp = . . q. A Dengan Qp = debit puncak banjir (m3/s) limpasan = koefiesien aliran = koefesien reduksi q = nilai hujan terbesar (maksimum point rainfall,

    m3/s/km2) A = luas DAS (km2)

  • = koefiesien aliran berkisar antara 0,42-0,62

    = koefesien reduksi

    q = nilai hujan terbesar (maksimum point rainfall, m3/s/km2), dihitung dari grafik hubungan presentase curah hujan dengan t terhadap curah hujan harian dengan luas DPS dan waktu

    1720396012,0

    1970

    A

    Metode Melchior

  • Waktu konsentrasi di tentukan terlebih dahulu untuk mempercepat curah hujan maksimum dengan rumus

    tc = waktu konsetrasi (jam)

    L=panjang sungai/saluran (km)

    V = kecepatan air rata-rata (m/s)

    Dimana

    Keterangan

    H= beda tinggi antara dasar sungai di hilir saluran dengan dasar sungai di titik 0,9 L ke arah hilir

    Maka

    V

    Ltc

    3600

    1000

    2...3515,1 ifqV LH

    i9,0

    4,02,0 ..186,0 iQLT

    Metode Melchior

  • Metode Weduwen

    Qp = debit puncak banjir (m3/s) = koefiesien aliran = koefesien reduksi q = nilai hujan terbesar (maksimum point rainfall,

    m3/s/km2) A = luas DAS (km2)

    Qp = . .q. A

  • = koefiesien aliran

    = koefesien reduksi

    tc = waktu konsetrasi (jam)

    q = nilai hujan terbesar (maksimum point rainfall, m3/s/km2),

    CATATAN (

  • Metode HASPERS

    Qp = debit puncak banjir (m3/s) = koefiesien aliran = koefesien reduksi q = nilai hujan terbesar (maksimum point rainfall,

    m3/s/km2) A = luas DAS (km2)

    Qp = . .q. A

  • Metode HASPERS

    = koefiesien aliran

    = koefesien reduksi

    tc = waktu konsentrasi

    A

    A

    075,01

    023,01 7,0

    1215

    )107,3(1

    1 43

    2

    4,0 Ax

    t

    xt t

    3,09,0 .1,0 iLtc

  • Koefisien Runoff untuk Kota Jakarta menurut Haspers

    t = time (minute)

    = percent of impervious surface

    )1(45.0203

    3

    t

    t

  • Metode HASPERS

    Untuk t < 2 jam

    t = waktu curah hujan (jam)

    R24 = curah hujan dalam 24 jam (mm)

    Rt = curah hujan dengan waktu t jam (mm)

    2

    24

    24

    )2)(260(0008,01

    .

    tRt

    RtRt

  • Metode HASPERS q = nilai hujan terbesar (maksimum point rainfall,

    m3/s/km2)

    t = waktu curah hujan (jam)

    q = hujan maksimum (m3/km2/s)

    R = curah hujan maksimum rata-rata (mm)

    Sx = Simpangan baku

    U = variabel simpangan untuk kala ulang T tahun

    Rt = curah hujan dengan kala ulang T tahun

    t

    Rtq

    6,3

    Rt=R+SxU

  • Metode HASPERS

    Untuk 2 jam < t < 19 jam

    Untuk 19 jam < t < 30 hari

    t = waktu curah hujan (jam)

    R24 = curah hujan dalam 24 jam (mm)

    Rt = curah hujan dengan waktu t jam (mm)

    1

    . 24

    t

    RtRt

    Rt=0,707.R24t+1

  • Pada prakteknya, kurva/grafik hujan yang dipakai untuk merencanakan saluran minimal 1 atau 2 tahun.

  • Perencanaan Saluran

    Rumus Chezy

    Aliran adalah permanen

    Kemiringan dasar saluran

    kecil

    Saluran adalah

    perismatik

  • Q = A . v A = Q / v

    Chezy Formula

    Beberapa rumus yang telah dikembangkan untuk menetukan koefisien Chezy

  • Bazin

    R = fungsi jari-jari hidraulis

    = berat jenis fluida

  • Ganguillet dan Kuetter

    S = Fungsi kemiringan

    R = fungsi jari-jari hidraulis

    m = koefisien kemiringan dikenal juga nilai m dari kuetter

  • Darcy-Weisbach

    Untuk saluran terbuka D=4R dan

    hf = kehilangan energi

    akibat geseran (m)

    f = faktor geseran dari

    Darcy-Weisbach

    L = panjang pipa (m)

    D = diameter pipa (m)

    V = kec rata-rata pipa (m/s)

    g = percepatan gravitasi

    (m/s2)

    R = radius hidraulik (m)

    S = kemiringan energi

    atau

  • Strickler Formula:

    Formula based on bank roughness:

  • Manning

    Table Manning (n)

  • Contoh soal 1

    Suatu daerah luas 175 ha dengan kemiringan dari 10 sampai 20 %. Saluran pembuangan utama panjangnya 2 km dan kemiringan rata-rata 1% Kira-kira 20% daerah tsb terdiri dari perumputan, 30% perumahan terpisah-pisah dan sisanya pertamanan. Hitung aliran maks? Dengan I =8 mm/jam

  • Contoh Soal 2

    Sebuah kota seluas 7,2 km2 terdiri dari 50% pemukiman, 20% jalan raya, dan sisa nya berupa lahan kosong. Lahan tersebut memerlukan saluran drainase sepanjang 2 km dan kemiringan saluran 0,001. Waktu tempuh sebesar 25 menit dan intensitas hujan 2 tahun di daerah jakarta di gunakan. Jika bentuk saluran berbentuk persegipanjang dan kedalaman 4 m, dengan bahan material batu (n=0,025) , berapakah lebar dari saluran tersebut

  • Contoh Soal 3

    Daerah permukiman dengan panjang 1,800 m dan lebar 500 m akan di bangun drainase dengan menggunakan 3 saluran yang dibangun secara paralel dengan dimensi berbentuk lingkaran. Permukiman terdiri dari 20% jalan beraspal, 30% dari atap rumah, 40% halaman dan 10% lain-lain. Runoff koefisien dari masing-masing adalah 0,9;0,95;0,20; dan 0,40. Intensitas hujan jakarta dengan kemungkinan terlampaui 5 tahun. Kemiringan saluran 0,005. kecepatan rata-rata yang dipergunakan untuk menghitung ialah pada pipa terisi setinggi penuh. Waktu tempuh sebesar 10 menit, koefisien Chezy adalah 40 m /s. berapa besar diamater pipa yang disarankan

  • Tampang Lingkaran Tidak Terisi Penuh

    Untuk aliran debit maksimal, the Manning formula menunjukkan bahwa

    2

    sin)cos1(5.0 2 DDy

    2sin

    2

    1

    4)cossin(

    4

    22 DDA

    2

    2sin

    4

    cossin1

    4

    DD

    P

    ARh

    P=D

    32

    hAR maksimum

    Untuk pipa terisi setengah penuh, = 90o

  • Contoh

    Suatu DAS seluas 450 ha dengan komposisi tata guna lahan, lahan terbuka 140 ha, hutan 128ha, Perumahan 90ha, industri berat 50ha, jalan aspal 50ha.

    Perkirakan debit puncak yang terjadi jika intensitas hujan dengan kala ulang 25 tahunan sebesar 90 mm/jam

  • Contoh

    Suatu DAS terdiri dai beberapa Sub-DAS dengan karakteristik seperti pada tertera pada gambar. Lengkung Intensitas hujan dengan kala ulang 25 tahunan mengikuti persamaan I25=(15,538/(t+46,69))

    Hitung debit yang terjadi pada masing-masing segmen aliran

    inlet 1 inlet 2 inlet 3

    A1=40ha; C1=0,25; tc-12m

    A2=60ha; C2= 0,45; tc=14m

    A3=75ha; C3=0,50; tc 12 m

    L2=200m; td2= 2m

    L3=250m; td3= 3m