1.sejarah perkemb sistem mutu (1)
DESCRIPTION
Sistem mutu merupakan penentu kualitas produksi dan manajemen yang baik pada sebuah industri panganTRANSCRIPT
SEJARAH DAN PERKEMBANGANSISTEM MANAJEMEN MUTU
DR. Tjahja Muhandri, STP, MT
DEP. ILMU DAN TEKNOLOGI PANGANINSTITUT PERTANIAN BOGOR
2010
1. PENDAHULUAN
Awal kehidupan manusia, individu (keluarga) memenuhi sendiri semua kebutuhan hidupnya - membangun rumah, - membuat pakaian, - berburu, atau bercocok tanam
Kerjasama saling menguntungkan, dengan menukarkan barang dengan barang atau dengan jasa sesuai dengan kelebihan masing-masing
Karakteristik mutu pada awalnya diekspresikan secara kualitatif (dengan kata-kata)
Belum dikenal adanya merek sebagai penanda mutu dan penanda produsen penghasil barang
Abad pertengahan (1700 M) muncul cap (merek) pada suatu produk, karena ada beberapa produsen yang menghasilkan 1 jenis barang
Dari kebiasaan ini muncul keinginan untuk memelihara reputasi (penanda mutu dan produsen) yang baik dengan memberikan merek
5000 years ago Historical evidence
Nebuchadnezzar of Babylon (602-502 BC) Specifications: construction food, etc.
In China (1644 BC) Specification of ceramics Quality expressed qualitative Specifications 1700 M, custom labeling became popular
(several manufacturers for one kind of product)
Early Development of Quality Management System
Sampai akhir abad 19, Prinsip-prinsip pengendalian mutu yang dipakai adalah :
Pemeriksaan mutu dilakukan oleh konsumen (bila cocok ditentukan harganya dan dibeli)
Adanya Konsep Keterampilan (pembeli percaya pada mutu produk setelah beberapa kali melakukan pembelian)
1900 1918 1937 1960 1980
Evolusi Sistem Mutu
Quality Assurance
Inspector
Foreman
Operator
TQM
Evolusi Sistem Jaminan Mutu
OPERATOR QUALITY CONTROL Operator /pekerja membuat dan memeriksa
sendiri hasil pekerjaannya Pemilik yang merupakan pengelola (bahkan
kadang-kadang juga merangkap karyawan) mempercayai karyawan dalam hal mutu produk karena sudah terlatih dan mempunyai ketrampilan teknis yang tinggi
Masa ini dicirikan : Jumlah produksi yang masih sedikit, kadang
hanya melayani pesanan. Seorang atau sekelompok kecil orang
membuat barang secara utuh. Karyawan mengendalikan sendiri seluruh
pekerjaannya (membeli, memotong, menghaluskan, mengukur dan sebagainya).
Produsen sering disebut sebagai pengrajin.
Pekerja adalah alat Produksi
FOREMEN QUALITY CONTROL o Pada awal abad 20 permintaan barang industri meningkat o Tidak memungkinkan lagi untuk dilayani dengan sistem “pengrajin”. o Adanya konsep spesialisasi. Karyawan hanya mengerjakan satu pekerjaan yang sejenis (misalnya menggergaji atau menggunting pada pabrik baju)
Masa ini dicirikan :
Jumlah produksi yang mulai meningkat (tidak hanya untuk memenuhi pesanan), tapi dijual secara massal.
Karyawan dikelompokkan menurut jenis pekerjaan
Diawasi oleh seorang mandor yang tidak terlibat dalam pekerjaan menghasilkan barang.
INSPECTION QUALITY CONTROL Seorang mandor tidak mampu lagi
menangani sejumlah besar pekerja Atasan langsung karyawan juga mulai di-
spesialisasi Organisasi perusahaan pun membesar
seiring dengan adanya bagian-bagian khusus
Masa ini dicirikan :
Sistem pabrikasi yang makin kompleks. Skala produksi yang makin membesar. Mutu produk mulai banyak mengalami
‘gangguan’. Adanya “full time inspector”. Organisasi inspeksi (pemeriksaan)
dipisahkan dari produksi.
STATISTIC QUALITY CONTROL Produksi yang bersifat massal tidak mungkin
lagi untuk diperiksa secara menyeluruh Setelah proses diatur secara baku Produk diambil secara sampling (yang
dianggap mewakili populasi)
SQC membantu industri dalam mengendalikan mutu, tetapi belum cukup sebagai sebuah sistem mutu
In World War II, a mass production inevitableFull time inspector is not enoughinspecting all products one by one (100%) impossible Use sampling techniques"Sampling" and "Control Chart" introduced and initiated by Walter A. SHEWART in the 1930s and further developed by Deming
Use of quality tool : Statistics (Quality Control) to overcome variations
QUALITY ASSURANCE Jaminan Mutu tidak hanya pemeriksaan pada
proses produksi, tetapi meliputi perencanaan, perancangan produksi, pengadaan bahan baku, transportasi, penyimpanan
Merupakan cikal bakal dari konsep yang lebih komprehensif lagi yaitu Total Quality Management (TQM).
Masa ini dicirikan : Pengendalian dilakukan mulai dari pangadaan
bahan sampai produk dikirim ke konsumen. Pengendalian mutu dengan Teknik Statistik tetap
dilakukan. Tanggung jawab mutu masih ada di bagian
Pengawasan Mutu (Quality Control). Unsur-unsur seperti perencanaan, pengarahan,
koordinasi, pengendalian, monitoring dan evaluasi mulai diperhatikan untuk menjamin mutu.
In the 1960s, a progress from quality control to a system of quality assurance (new paradigm) From “Control” progressing to for “assuring”
Old concept (paradigm) control only apply at the production department, but “to ensure” required the involvement of all departments
Introduction (Use) of management tools
At the start a concept called "Total Quality Control" emerging, but ultimately TQM more appropriate (incorporation of managerial theories and application in to quality theory)
Progressing to : Q u a l i t y A s s u r a n c e
the initial concept of TQC, developed by Armand V. Feigenbaum (General Electric) in the 1960s
Expanding the responsibilities of quality from merely "production department" to all departments within the company
Applied in Japan: shared responsibility by all employees (formation of quality control circle GKM), then Company Wide Quality Control (CWQC), 1968
The final form is a “standardized” TQM: ISO-9001 (starting in1987). Currently it has been revised three times, ISO 9001 2008
Total Quality Management ( TQM )
TOTAL QUALITY MANAGEMENT Tanggung jawab mutu merupakan tanggung
jawab seluruh karyawan (Gugus Kendali Mutu)”.
Sukses di Jepang Pen-standar-an semua kegiatan dalam
sistem manajemen mutu di perusahaan (kebijakan mutu, prosedur-prosedur, produksi, pemeriksaan dsb.).
Beberapa hal yg perlu diperhatikan :
TQM di Indonesia baru dikenal tahun 1980-an Di Indonesia kurang berhasil karena masalah “BUDAYA” Belum semua industri besar di Indonesia mampu
melaksanakan TQM Sistem mutu yang baik adalah yang sesuai dengan
karakteristik perusahaan
2. Quality Management System Development in Japan
After World War II, Japan's products have low-quality, eventually low prices
During 1950s Deming helped Japanese applying Statistical Proces Control (SPC) and problem solving techniques (PDCA Cycle)
1954, J.M. Juran trained chief executive officer (CEO) of Japanese companies
1956: radio series (13 weeks) to train supervisors, 1959: a weekly TV series for Foremen prepared by ISHIKAWA, 1962: the Gemba to Quality Qontrol magazine published. May, the first application of QCC (Gugus Kendali Mutu)
In 20 yrs (1982), there are 148,106 QCC (GKM) with 1,305,780 members
1968, CWQC formed by ISHIKAWA
A small group of employees (usually work in the same areas, and voluntarily meet on a regular basis to identify, analyze and solve their problems) come together to discuss with the management, issues related to either quality control or improvement in production methods forming a Quality Control Circle (QCC). It is said that 95% of the problems in workshops can be solved through quality control tools. The quality control tools use for QCCs are Pareto Diagrams, Cause-and-Effect Diagrams, Check Sheets, Histograms, Scatter Diagrams, Graphs and Control Charts. Also, logical thinking and experience for solving problems.
QCC or GKM ? Need Further explanation ?
Korea emulate (imitate) Japan’s development model Starting promotion the importance of quality in 1962 Activities on a regular basis quality: Government agencies,
education / training, development / coaching QCC-GKM, magazines, congresses, workshops
In 1978, the Korean Standards Association (KSA) has trained 300,000 workers, 110,000 QCC, 572 certificates given to the industrial companies.
Since 1978, the promotion of quality has shifted from government agencies to the private company. November established as the month of Q
3. Quality Management System Development in Korea
World War II (1940) Mass production quality decreased (Delivery Time priority)1960 TQC concept (Feigenbaum), but "scientific management approache" is difficult to remove1970 Japan better In electronic products, automobiles, machinery, etc.. 1980 Starting to implement Japanese quality practices (GKM, KAIZEN, Just in Time, House of Quality)1987 1987 NIST introduced Malcolm Balridge Quality Award at about the same time with ISO (International)
4. Quality Management System Development in USA
5. Quality Management System Development in Indonesia
Lack of information on the early development stages of those countries.As if directly to International stages: TQM/ISO-
9001 Emphasis on dev of government agencies (Korean
model)Create standards, up to 1983 has
formulated 1500 standards (SII, SP, SPI) 1984 establish DSN, but its position, main
tasks, functions and compositions, later on 1989, KAN for accreditation and certification.
Main activities : SIISP SNI
SPI
1998: DSN BSN1992: KAN (Komite Akreditasi Nasional)
part of BSN Certification (quality systems, environmental management, products,
HACCP, training) accreditation for Certification bodyThe number of the Certification Body (2002)
quality systems : 14 buah personnel : 5 buah environmental management : 3 buah HACCP : 2 buah
November: as the month of Q (since 1992)2001 : - ISO-9001 Certification : 384 perusahaan
- ISO-14000 Certification : 21 perusahaan
5. Quality Management System Development in Indonesia
J. M. Juran (1974)(“Quality is conformance to requirements not goodness”) Kualitas atau mutu adalah kesesuaian dengan keperluan (kegunaan) bukan kebagusan.
Phillip B. Crosby (1979)(Quality is conformance with expectations of the consumer) Kualitas atau mutu adalah kesesuaian dengan keinginan
H. D. Seghezzi (1979) (“The degree to which a product or service is fit for the specified use”) Derajat kesesuaian suatu produk atau jasa dengan penggunaanya yang bersifat spesifik.
A.V. Feigenbaum (1983)(“The total composite product and service characteristics of marketing engineering, manufacture, and maintenance through which the product and service meet the expectation by the customer”). Gabungan dari semua faktor pada produk dan jasa, baik pada pemasaran, peralatan yang digunakan , proses pengolahan dan pemeliharaan, yang diharapkan dapat memenuhi keinginan konsumen.
International Standard ISO (“The totality of features and characteristics of a product that bear on its ability to satisfy stated or implied needs”) Keseluruhan sifat atau karakteristik pada suatu produk yang menunjukkan kemampuan produk tersebut untuk memuaskan kebutuhan yang sesuai dengan tujuan produk.
Green (1994): 6 KonsepMutu sebagai kebagusan (goodness). This concept emphasises highlevel standardsMutu sebagai kesesuaian dengan kegunaan (fitness for use), This concept emphasises achievement of the planned objectives )Mutu sebagai suatu batasan minimal (meet minimum specifications), This concept emphasises meet standards)
1
2
3
6 Konsep MutuMutu sebagai nilai tambah (added value). This concept emphasises the valueMutu sebagai suatu nilai uang (Quality as value for money), focus on efficiency. It measures outputs against inputsMutu sebagai kepuasan konsumen (Satisfaction of the client), quality is described as: "something has quality when it meets the expectations of the consumer; quality is the satisfaction of the client".
5
6
4
Gov Decree No. 28, 2004: Regardimg Safety, Quality and Nutrition of Food.
Quality of food is “the value” determined on the basis of “safety criteria”,
“nutrional contents” and conformance with “trade regulation and
standards” for raw foods, foods and drink.Key values: safety, nutritinal contents, trade
regulation/standards
PP NOMOR 28 TAHUN 2004 TENTANG KEAMANAN, MUTU DAN GIZI PANGAN
Mutu pangan adalah nilai yang ditentukan atas dasar kriteria Keama-
nan pangan, kandungan gizi, dan standar perdagangan terhadap bahan
makanan, makanan dan minuman.
Key Word: Keamanan pangan, Kandungan gizi, Standar perdagangan0
The concept of the quality give rise to “key quality characteristics”, the characteristics or attributes of goods, services or systems that support or are relevant to the concept of quality.Key quality characteristics: 1). goodness, 2). Fitness for purposes, 3). minimum spec-meet standards, 4). added value, 5). value for money, 6). satisfaction of the client