197275834 laporan akhir bengkel ats

50
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang Pada zaman sekarang dimana listrik merupakan salah satu kebutuhan utama yang sangat penting hampir di semua aspek kehidupan, sehingga membuat beberapa tempat yang membutuhkan supply listrik terus menerus seperti sektor industri dan bandara sangat bergantung terhadap supply listrik yang kontinyu. Bahkan ada beberapa tempat yang mengharuskan agar supply listrik tidak terputus sama sekali agar tidak menimbulkan bahaya terhadap keselamatan seseorang, seperti Rumah Sakit. PLN sebagai sumber utama tidak selamanya kontinu dalam penyalurannya sehingga dibutuhkan generator set (genset) sebagai back-up suplai utama (PLN). Sebagai kontrol kapan genset mengambil alih suplai tenaga listrik ke beban ataupun sebaliknya maka diperlukan sistem kontrol otomatis tersebut biasanya disebut Automatic Transfer Switch (ATS) - Automatic Main Failure (AMF) atau sistem interlok PLN - Genset. Fungsi Dari A.M.F(Automatic Main Failure) Adalah Secara Automatic Menghidupkan (Start) Genset ketika suplai Listrik dari PLN Gagal / Padam. Fungsi dari A.T.S (Automatic Transfer Switch) Adalah Secara Automatic Membuka Suplay listrik dari genset dan menutup suplay listrik dari PLN dan sebaliknya membuka suplay listrik dari PLN dan Menutup suplay listrik dari genset secara Automatic ketika Supay listrik dari PLN kembali. B. Rumusan Masalah Bagaimana membuat sistem kelistrikan yang dapat menyuplai listrik pada suatu jaringan atau instalasi secara kontinyu. Bagaimana agar sistem kelistrikan yang akan dibuat tersebut aman dan tidak menimbulkan masalah terhadap jaringan serta dapat bekerja secara otomatis.

Upload: dimas-andrea

Post on 20-Oct-2015

295 views

Category:

Documents


22 download

DESCRIPTION

ats

TRANSCRIPT

Page 1: 197275834 Laporan Akhir Bengkel ATS

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pada zaman sekarang dimana listrik merupakan salah satu kebutuhan utama yang sangat

penting hampir di semua aspek kehidupan, sehingga membuat beberapa tempat yang

membutuhkan supply listrik terus menerus seperti sektor industri dan bandara sangat

bergantung terhadap supply listrik yang kontinyu. Bahkan ada beberapa tempat yang

mengharuskan agar supply listrik tidak terputus sama sekali agar tidak menimbulkan bahaya

terhadap keselamatan seseorang, seperti Rumah Sakit.

PLN sebagai sumber utama tidak selamanya kontinu dalam penyalurannya sehingga

dibutuhkan generator set (genset) sebagai back-up suplai utama (PLN). Sebagai kontrol kapan

genset mengambil alih suplai tenaga listrik ke beban ataupun sebaliknya maka diperlukan

sistem kontrol otomatis tersebut biasanya disebut Automatic Transfer Switch (ATS) -

Automatic Main Failure (AMF) atau sistem interlok PLN - Genset.

Fungsi Dari A.M.F(Automatic Main Failure) Adalah Secara Automatic Menghidupkan

(Start) Genset ketika suplai Listrik dari PLN Gagal / Padam.

Fungsi dari A.T.S (Automatic Transfer Switch) Adalah Secara Automatic Membuka

Suplay listrik dari genset dan menutup suplay listrik dari PLN dan sebaliknya membuka

suplay listrik dari PLN dan Menutup suplay listrik dari genset secara Automatic ketika Supay

listrik dari PLN kembali.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana membuat sistem kelistrikan yang dapat menyuplai listrik pada suatu jaringan

atau instalasi secara kontinyu.

Bagaimana agar sistem kelistrikan yang akan dibuat tersebut aman dan tidak menimbulkan

masalah terhadap jaringan serta dapat bekerja secara otomatis.

Page 2: 197275834 Laporan Akhir Bengkel ATS

2

C. Batasan Masalah

Merancang dan merangkai suatu sistem kelistrrikan ATS (Auto Transfer Switch) yang dapat

bekerja secara otomatis baik secara konvensional maupun menggunakan PLC.

D. Tujuan

Diharapkan agar mahasiswa dapat melakukan perangkaian sistem kelistrikan ATS (Auto

Transfer Switch) baik secara konvensional maupun menggunakan PLC sesuai dengan gambar

rancangan yang telah dibuat.

a. Tujuan internal

Sebagai tugas akhir pada mata kuliah praktikum bengkel otomasi kelistrikan.

b. Tujuan eksternal

Sebagai acuan dalam pembuatan sestem kelistrikan ATS di masyarakat.

Page 3: 197275834 Laporan Akhir Bengkel ATS

3

BAB II

LANDASAN TEORI

A. AT S(Auto Transfer Switch)

Transfer Switch

Transfer switch adalah sebuah saklar listrik yang menghubungkan sumber tenaga listrik

dari sumber utama ke sumber siaga. Switch dapat dioperasikan secara manual atau secara

otomatis. Sebuah Transfer Switch Otomatis (ATS) sering dipasang di mana generator cadangan

terletak, sehingga generator dapat memberikan daya listrik sementara jika sumber listrik

terputus.

Pengoperasian Transfer Switch

Selain mentransfer beban ke generator cadangan, sebuah ATS juga memerintahkan

generator cadangan untuk memulai, berdasarkan tegangan yang dipantau pada pasokan utama.

transfer switch mengisolasi generator cadangan dari PLN, ketika generator hidup dan

menyediakan listrik sementara. Kemampuan kontrol dari saklar transfer mungkin secara manual

saja, atau kombinasi otomatis dan manual. Transisi beralih modus dari tansfer switch Transisi

Terbuka (OT) (tipe biasa), atau Transisi Closed (CT).

Misalnya, di sebuah rumah dilengkapi dengan generator cadangan dan ATS, ketika

pemadaman listrik PLN terjadi, ATS akan memberitahu generator cadangan untuk memulai.

Setelah ATS melihat bahwa generator siap untuk menyediakan tenaga listrik, ATS memutus

sambungan rumah untuk PLN dan menghubungkan generator untuk panel utama listrik rumah

itu. Generator memasok listrik ke beban listrik rumah, tetapi tidak terhubung dengan PLN.

Isolasi generator dari sistem distribusi diperlukan untuk melindungi generator dari kelebihan

beban, dan untuk mencegah hubungan singkat dengan jaringan listrik dari PLN.

Ketika kembali listrik kembali hidup, transfer switch akan mentransfer kembali aliran

listrik PLN dan generator dimatikan. Sebuah transfer switch dapat diatur untuk memberikan

daya hanya untuk sirkuit kritis atau seluruh listrik (sub) panel. Beberapa transfer switch

memungkinkan untuk pelepasan beban atau prioritas sirkuit opsional, seperti pemanasan dan

pendinginan peralatan. Lebih kompleks darurat switchgear digunakan dalam instalasi generator

cadangan yang besar, sehingga beban akan lancar ditransfer dari PLN ke generator sinkron, dan

kembali, instalasi tersebut berguna untuk mengurangi permintaan beban puncak dari PLN.

Page 4: 197275834 Laporan Akhir Bengkel ATS

4

B. Generator Set

Generator adalah mesin yang dapat mengubah tenaga mekanis menjadi tenaga listrik

melalui proses induksi elektromagnetik. Generator ini memperoleh energi mekanis dari prime

mover. Generator arus bolak-balik (AC) dikenal dengan sebutan alternator. Generator

diharapkan dapat mensuplai tenaga listrik pada saat terjadi gangguan, dimana suplai tersebut

digunakan untuk beban prioritas.

Sedangkan genset (generator set) merupakan bagian dari generator. Genset merupakan suatu

alat yang dapat mengubah energi mekanik menjadi energi listrik. Genset atau sistem generator

penyaluran adalah suatu generator listrik yang terdiri dari panel, berenergi solar dan terdapat

kincir angin yang ditempatkan pada suatu tempat. Genset dapat digunakan sebagai sistem

cadangan listrik atau “off-grid” (sumber daya yang tergantung atas kebutuhan pemakai).

Genset sering digunakan oleh rumah sakit dan industri yang mempercayakan sumber daya

yang mantap, seperti halnya area pedesaan yang tidak ada akses untuk secara komersial

menghasilkan listrik. Generator terpasang satu poros dengan motor diesel, yang biasanya

menggunakan generator sinkron (alternator) pada pembangkitan. Generator sinkron terdiri dari

dua bagian utama yaitu: sistem medan magnet dan jangkar. Generator ini kapasitasnya besar,

medan magnetnya berputar karena terletak pada rotor.

Konstruksi generator AC adalah sebagai berikut:

1. Rangka stator

Terbuat dari besi tuang, rangka stator maerupakan rumah dari bagian-bagian generator yang lain.

2. Stator

Stator memiliki alur-alur sebagai tempat meletakkan lilitan stator. Lilitan stator berfungsi

sebagai tempat GGL induksi.

3. Rotor

Rotor adalah bagian yang berputar, pada bagian ini terdapat kutub-kutub magnet dengan

lilitannya yang dialiri arus searah, melewati cincin geser dan sikat-sikat.

Page 5: 197275834 Laporan Akhir Bengkel ATS

5

4. Cincin geser

Terbuat dari bahan kuningan atau tembaga yang yang dipasang pada poros dengan memakai

bahan isolasi. Slip ring ini berputar bersama-sama dengan poros dan rotor.

5. Generator penguat

Generator penguat merupakan generator arus searah yang dipakai sebagai sumber arus.

Pada umumnya generator AC ini dibuat sedemikian rupa, sehingga lilitan tempat

terjadinya GGL induksi tidak bergerak, sedangkan kutub-kutub akan menimbulkan

medanmagnet berputar. Generator itu disebut dengan generator berkutub dalam, dapat dilihat

pada gambar berikut.

Keuntungan generator kutub dalam bahwa untuk mengambil arus tidak dibutuhkan cincin

geser dan sikat arang. Karena lilitan-lilitan tempat terjadinya GGL itu tidak berputar. Generator

sinkron sangat cocok untuk mesin-mesin dengan tegangan tinggi danarus yang besar.

Secara umum kutub magnet generator sinkron dibedakan atas:

1. Kutub magnet dengan bagian kutub yang menonjol (salient pole).

Konstruksi seperti ini digunakan untuk putaran rendah, dengan jumlah kutub yang banyak.

Diameter rotornya besar dan berporos pendek.

2. Kutub magnet dengan bagian kutub yang tidak menonjol (non salient pole).

Konstruksi seperti ini digunakan untuk putaran tinggi (1500 rpm atau 3000 rpm), dengan jumlah

kutub yang sedikit. Kira-kira 2/3 dari seluruh permukaan rotor dibuat alur-alur untuk tempat

lilitan penguat. Yang 1/3 bagian lagi merupakan bagian yang utuh, yang berfungsi sebagai inti

kutub.

Page 6: 197275834 Laporan Akhir Bengkel ATS

6

MESIN DIESEL

Mesin diesel termasuk mesin dengan pembakaran dalam atau disebut dengan motor bakar

ditinjau dari cara memperoleh energi termalnya. Untuk membangkikan listrik sebuah mesin

diesel menggunakan generator dengan sistem penggerak tenaga disel atauyang biasa dikenal

dengan sebutan Genset (Generator Set).

Keuntungan pemakaian mesin diesel sebagai Prime Mover

- Design dan instalasi sederhana

- Auxilary equipment sederhana

- Waktu pembebanan relatif singkat

- Konsumsi bahan bakar relatif murah dan hemat

Kerugian pemakaian mesin diesel sebagai Prime Mover

- Berat mesin sangat berat karena harus dapat menahan getaran serta kompresi yang tinggi.

- Starting awal berat, karena kompresinya tinggi yaitu sekitar 200 bar.

- Semakin besar daya maka mesin diesel tersebut dimensinya makin besar pula, hal tersebut

menyebabkan kesulitan jika daya mesinnya sangat besar.

Ada 2 komponen utama dalam genset yaitu:

1. Prime mover atau pengerak mula, dalam hal ini mesin diesel/engine

2. Generator.

Page 7: 197275834 Laporan Akhir Bengkel ATS

7

Cara Kerja Mesin Diesel

Prime mover merupakan peralatan yang mempunyai fungsi menghasilkan energi mekanis yang

diperlukan untuk memutar rotor generator. Pada mesin diesel/engine terjadi penyalaan sendiri,

karena proses kerjanya berdasarkan udara murni yang dimampatkan di dalam silinder pada

tekanan yang tinggi (± 30 arm), sehingga temperatur di dalam silinder naik. Dan pada saat itu

bahan bakar disemprotkan dalam silinder yang bertemperatur dan bertekanan tinggi melebihi

titik nyala bahan bakar sehingga akan menyala secara otomatis.

Pada mesin diesel penambahan panas atau energi senantiasa dilakukan pada tekanan yang

konstan. Pada mesin diesel, piston melakukan 2 langkah pendek menuju kepala silinder pada

setiap langkah daya.

1. Langkah ke atas yang pertama merupakan langkah pemasukan dan penghisapan, di sini udara

dan bahan bakar masuk sedangkan poros engkol berputar ke bawah.

2. Langkah kedua merupakan langkah kompresi, poros engkol terus berputar menyebabkan torak

naik dan menekan bahan bakar sehingga terjadi pembakaran. Kedua proses ini (1 dan 2)

termasuk proses pembakaran.

3. Langkah ketiga merupakan langkah ekspansi dan kerja, di sini kedua katup yaitu katup isap

dan buang tertutup sedangkan poros engkol terus berputar dan menarik kembali torak ke bawah.

4. Langkah keempat merupakan langkah pembuangan, disini katup buang terbuka dan

menyebabkan gas akibat sisa pembakaran terbuang keluar. Gas dapat keluar karena padaproses

keempat ini torak kembali bergerak naik keatas dan menyebabkan gas dapat keluar. Kedua

proses terakhir ini (3 dan 4) termasuk proses pembuangan.

5. Setelah keempat proses tersebut, maka proses berikutnya akan mengulang kembali proses

yang pertama, dimana udara dan bahan bakar masuk kembali.

C. PLC

Perangkat keras PLC pada dasarnya tersusun dari empat komponen utama berikut:

Prosesor, Power supply, Memori dan Modul Input/Output. Secara fungsional interaksi antara ke-

empat komponen penyusun PLC ini dapat diilustrasikan pada gambar 2.1 berikut:

Page 8: 197275834 Laporan Akhir Bengkel ATS

8

Sistem input/output diskret pada dasarnya merupakan antarmuka yang mengkoneksikan central

processing unit (CPU) dengan peralatan input/output luar. Lewat sensor-sensor yang terhubung

dengan modul ini, PLC mengindra besaran-besaran fisik (posisi,gerakan, level, arus, tegangan)

yang terasosiasi dengan sebuah proses atau mesin. Berdasarkan status dari input dan program

yang tersimpan di memori PLC, CPU mengontrol perangkat luar yang terhubung dengan modul

output seperti diperlihatkan kembali pada gambar 3.1 dibawah ini:

Dengan perkembangan perangkat keras dan perangkat lunak PLC yang begitu luar biasa,

Dewasa ini hampir semua PLC praktis yang beredar dipasaran telah dilengkapi dengan berbagai

instruksi yang sangat beragam. Jenis instruksi pada PLC ini pada dasarnya dapat kita

katagorikan kedalam beberapa kelompok berikut ini:

� Kelompok instruksi dasar : instruksi – instruksi yang termasuk katagori ini merupakan

instruksi dasar logika, seperti NOT, AND, dll.

Page 9: 197275834 Laporan Akhir Bengkel ATS

9

� Kelompok instruksi Perbandingan (Comparison): instruksi-instruksi yang termasuk

katagori ini berkaitan dengan operasi-operasi perbanding.

� Kelompok instruksi Timer/Counter: Instruksi-instruksi yang berkaitan dengan operasi

timer dan counter

� Kelompok instruksi Aritmatika: instruksi-instruksi untuk operasi aritmatika

� Kelompok instruksi operasi Logika: Instruksi-instruksi untuk mengeksekusi operasi-

operasi logika

� Kelompok instruksi Rotasi/Geser : Instruksi-instruksi yang berkaitan dengan operasi

penggeseran dan rotasi data

� Kelompok instruksi Konversi: Instruksi-instruksi yang berkaitan dengan pengubahan tipe

data

� Kelompok instruksi Manipulasi Data: Instruksi-instruksi yang berkaitan dengan

manipulasi data

� Kelompok instruksi Transfer Data: Instruksi-instruksi yang berkaitan dengan transfer,

penyalinan, dan pertukaran data

� Kelompok instruksi Lompat/Interupsi: Instruksi-instruksi yang berkaitan dengan operasi

lompat dan interupsi.

� Kelompok instruksi Sistem: Instruksi-instruksi yang berkaitan dengan deteksi kesalahan

� Kelompok instruksi Komunikasi: Instruksi-instruksi yang berkaitan dengan pertukaran

data dengan perangkat luar lewat komunikasi serial

Secara khusus kita akan membahas komponen-komponen soft PLC seperti timer, counter

internal serta fungsi penting lain yang banyak digunakan dalam aplikasi sistem kontrol

sekuensial di industri. Karena nama-nama fungsi yang berkaitan dengan komponen-komponen

tersebut sangat spesifik untuk setiap vendor PLC, maka untuk memudahkan pembahasan, dalam

bab ini penjelasannya akan mengacu pada salah satu merk PLC saja yaitu PLC produk dari LG

dan sebagai bahan perbandingan, disini akan diberikan juga instruksi padanannya dalam format

PLC OMRON dalam box catatan (jika ada). Untuk mempercepat pemahaman tentang materi ini,

maka sebaiknya kita mencoba memprogramnya secara langsung dalam perangkat lunak

pemrograman PLC merk LG yaitu KGL

Page 10: 197275834 Laporan Akhir Bengkel ATS

10

D. Komponen Utama ATS

1. Kontaktor

Kontaktor adalah komponen elektromekanik yang dapat berfungsi sebagai penyambung

dan pemutus rangkaian, yang dapat dikendalikan dari jarak jauh pergerakan kontak-kontaknya

terjadi karena adanya gaya elektromagnet.

Gambar 1. Simbol kontak-kontak Kontaktor

Gambar 2. Bentuk Fisik Kontaktor

Kontaktor magnet merupakan sakelar yang bekerja berdasarkan kemagnetan, artinya

bekerja bila ada gaya kemagnetan. Sebuah koil dengan inti berbentuk huruf E yang diam, jika

koil dialirkan arus listrik akan menjadi magnet dan menarik inti magnet yang bergerak dan

menarik sekaligus kontak dalam posisi ON. Batang inti yang bergerak menarik paling sedikit 3

kontak utama dan beberapa kontak bantu bisa kontak NC atau NO.

Spesifikasi kontaktor magnet yang harus diperhatikan adalah kemampuan daya

kontaktor ditulis dalam ukuran Watt / KW, yang disesuaikan dengan beban yang dipikul,

kemampuan menghantarkan arus dari kontak – kontaknya, ditulis dalam satuan ampere,

kemampuan tegangan dari kumparan magnet, apakah untuk tegangan 127 Volt atau 220 Volt,

begitupun frekuensinya, kemampuan melindungi terhadap tegangan rendah, misalnya ditulis ±

Page 11: 197275834 Laporan Akhir Bengkel ATS

11

20 % dari tegangan kerja. Dengan demikian dari segi keamanan dan kepraktisan, penggunaan

kontaktor magnet jauh lebih baik dari pada saklar biasa.

Relay dan Kontaktor (Relay and Magnetic Contactor)

Prinsipnya kerjanya adalah rangkaian pembuat magnet untuk menggerakkan

penutup dan pembuka saklar internal didalamnya. Yang membedakannya dari kedua peralatan

tersebut adalah kekuatan saklar internalnya dalam menghubungkan besaran arus listrik yang

melaluinya.

Pemahaman sederhananya adalah bila kita memberikan arus listrik pada coil relay atau

kontaktor, maka saklar internalnya juga akan terhubung. Selain itu juga ada saklar internalnya

yang terputus. Hal tersebut sama persis pada kerja tombol push button, hanya berbeda pada

kekuatan untuk menekan tombolnya. Saklar internal inilah yang disebut sebagai kontak NO

(Normally Open= Bila coil contactor atau relay dalam keadaan tak terhubung arus listrik,

kontak internalnya dalam kondisi terbuka atau tak terhubung) dan kontak NC (Normally

Close= Sebaliknya dengan Normally Open). Seperti dijelaskan pada gambar dibawah ini.

Page 12: 197275834 Laporan Akhir Bengkel ATS

12

Relay dianalogikan sebagai pemutus dan penghubung seperti halnya fungsi pada tombol

(Push Button) dan saklar (Switch)., yang hanya bekerja pada arus kecil 1A s/d 5A. Sedangkan

Kontaktor dapat di analogikan juga sebagai sebagai Breaker untuk sirkuit pemutus dan

penghubung tenaga listrik pada beban. Karena pada Kontaktor, selain terdapat kontak NO dan

NC juga terdapat 3 buah kontak NO utama yang dapat menghubungkan arus listrik sesuai ukuran

yang telah ditetapkan pada kontaktor tersebut. Misalnya 10A, 15A, 20A, 30A, 50Amper dan

seterusnya. Seperti pada gambar dibawah ini.

gambar kontak internal pada Kontaktor

Page 13: 197275834 Laporan Akhir Bengkel ATS

13

gambar kontak internal pada relay

Penyambungan sederhana rangkaian kontaktor:

Perhatikan bagaimana lampu akan menyala ketika switch saklar dihubungkan ke sumber listrik.

Mengapa begitu repot menggunakan kontaktor untuk menyalakan sebuah lampu bohlam?

Mengapa rangkain ini menggunakan dua buah sumber listrik yang berbeda?

Itulah yang disebut Rangkain Pengendali dan Rangkain Utama.

Time Delay Relay (Timer) dan Thermal Over Load Relay (Tripper)

Sebagaimana yang telah diterangkan diatas, maka pada kedua komponen ini Timer dan Tripper

juga mempunyai kontak NO dan NC. Dan yang membedakannya hanya pada kondisi

pengaktifannya saja.

Page 14: 197275834 Laporan Akhir Bengkel ATS

14

Kontak NO dan NC pada Timer (Time Delay Relay) akan bekerja

ketika timer diberi ketetapan waktunya, ketetapan waktu ini dapat kita tentukan pada

potensiometer yang terdapat pada timer itu sendiri. Misalnya ketika kita telah menetapkan 10

detik, maka kontak NO dan NC akan bekerja 10 detik setelah kita menghubungkan timer dengan

sumber arus listrik. Perhatikan gambar Timer di bawah ini.

Sedikit berbeda dengan kontak NO dan NC yang terdapat di

Timer, padaTripper (Thermal Over Load Relay) kontak NO dan NC nya bekerja karena

mendapat daya tekan dari bimetal trip yang terdapat di dalamnya. Bimetal Trip ini akan

melengkung apabila resistance wire dilewati arus lebih besar dari nominalnya dan menekan

lengan kontak, sehingga kontak NC berubah menjadi kontak NO.

Kegunaan NO dan NC

Setelah paham bagaimana kerja kontak NO dan NC yang terdapat pada peralatan tersebut diatas,

Page 15: 197275834 Laporan Akhir Bengkel ATS

15

maka saya sarankan untuk mempelajari bagaimana kontak NO NC tersebut digunakan

semaksimal mungkin untuk sebuah rangkaian pengendali pada rangkaian utama.

2. Sekering Dan MCB

Pengaman sistem daya bisa menggunakan sekering atau Miniatur Circuit Breaker

(MCB). Sekering sering disebut juga dengan pengaman lebur atau fuse. Fungsi sekering adalah

mengamankan peralatan atau instalasi listrik dari gangguan hubung singkat.

MCB sering disebut juga pengaman otomatis. Pengaman otomatis ini memutuskan

sirkit secara otomatis apabila arusnya melebihi setting dari MCB tersebut. Pengaman otomatis

dapat langsung dioperasikan kembali setelah mengalami pemutusan (trip) akibat adanya

gangguan arus hubung singkat dan beban lebih.

Gambar 2. Bentuk Fisik Kontaktor

MCB bekerja dengan cara pemutusan hubungan yang disebabkan oleh aliran listrik

lebih dengan menggunakan electromagnet/bimetal. cara kerja dari MCB ini adalah

memanfaatkan pemuaian dari bimetal yang panas akibat arus yang mengalir untuk

memutuskan arus listrik. Kapasitas MCB menggunakan satuan Ampere (A), Kapasitas MCB

mulai dari 1A, 2A, 4A, 6A, 10A, 16A, 20A, 25A, 32A dll. MCB yang digunakan harus

memiliki logo SNI pada MCB tersebut.

Cara mengetahui daya maximum dari MCB adalah dengan mengalikan kapasitas dari

MCB tersebut dengan 220v ( tegangan umum di Indonesia ).

Page 16: 197275834 Laporan Akhir Bengkel ATS

16

contoh

Untuk MCB 6A mempunyai kapasitas menahan daya listrik sebesar :

6A x 220v = 1.200 Watt

Beberapa kegunaan MCB :

a. Membatasi Penggunaan Listrik

b. Mematikan listrik apabila terjadi hubungan singkat ( Korslet )

c. Mengamankan Instalasi Listrik

d. Membagi rumah menjadi beberapa bagian listrik, sehingga lebih mudah untuk mendeteksi

kerusakan instalasi listrik

3. Kontaktor Timer (Time Delay Relay)

Kontaktor timer adalah kontaktor yang digunakan sebagai relai penunda waktu yang

fungsinya untuk memindahkan kerja dari rangkaian pengontrol kerangkaian tertentu yang

bekerja secara otomatis. Misal dari star ke delta secara otomatis. Prinsipnya sama saja dengan

kontaktor, hanya saja memiliki waktu tunda operasi. Kontaktor timer ini memiliki kontak NO

dan juga kontak NC, seperti pada magnetik kontaktor, hanya bekerjanya berdasarkan delay

waktu yang telah ditentukan. Biasanya kontaktor timer ini disebut timer/TDR.

Page 17: 197275834 Laporan Akhir Bengkel ATS

17

TDR dengan Waktu Tunda Hidup (On Delay)

Timer ini bekerja dari normalnya dengan tunda waktu sesuai dengan setting yang

diberikan. Untuk NO, setelah koil dari kontaktor diberi daya, kontak NO masih tetap terbuka

hingga beberapa waktu tertentu, misalnya 5 detik. Setelah 5 detik, kontak akan otomatis

berubah status dari terbuka (off) menjadi tertutup (on) dan akan tetap tertutup selama kontaktor

mendapat catu daya. Jika catu daya diputus, maka kontaktor akan kembali terbuka. Untuk NC,

setelah koil dari relay diberi catu, kontak NC masih tetap tertutup hingga beberapa waktu

tertentu, misalnya 5 detik. Setelah 5 detik, kontak akan otomatis berubah status dari tertutup

(off) menjadi terbuka (on) dan akan tetap terbuka selama relay mendapat catu daya. Jika catu

daya diputus, maka relay akan kembali tertutup.

TDR dengan Waktu Tunda Mati (Off Delay)

Timer ini bekerjanya berkebalikan dengan timer On Delay, saat kontaktor magnit

mendapat tegangan dan aktif, maka kontak akan langsung aktif juga, namun setelah tegangan

hilang dan kontaktor magnit tidak aktif, maka kontak yang aktif tadi akan menjadi tidak aktif

setelah waktu yang ditentukan. Untuk NO, setelah koil dari relay diberi catu, kontak NO

akan berubah status menjadi tertutup dan akan tetap tertutup selama koil diberi catu. Saat catu

daya diputus, kontak akan tetap tertutup hingga beberapa waktu tertentu, misalnya 5 detik.

Setelah 5 detik, kontak akan otomatis berubah status dari tertutup menjadi terbuka. Untuk NC,

setelah koil dari relay diberi catu, kontak NC akan berubah status menjadi terbuka dan akan

tetap terbuka selama koil diberi catu. Saat catu daya diputus, kontak akan tetap terbuka hingga

beberapa waktu tertentu, misalnya 5 detik. Setelah 5 detik, kontak akan otomatis berubah status

dari terbuka menjadi tertutup.

4. Kabel

Kabel NYA

Kabel NYA berinti tunggal, berlapis bahan isolasi PVC, untuk instalasi luar/kabel udara.

Kode warna isolasi ada warna merah, kuning, biru dan hitam. Kabel tipe ini umum

dipergunakan di perumahan karena harganya yang relatif murah. Lapisan isolasinya

hanya 1 lapis sehingga mudah cacat, tidak tahan air (NYA adalah tipe kabel udara) dan

mudah digigit tikus.

Page 18: 197275834 Laporan Akhir Bengkel ATS

18

Kabel NYAF

Kabel NYAF merupakan jenis kabel fleksibel dengan penghantar tembaga serabut

berisolasi PVC. Digunakan untuk instalasi panel-panel yang memerlukan fleksibelitas

yang tinggi.

5. Terminal Strip

Terminal Strip adalah suatu alat listrik yang terbuat dari bahan campuran yang digunakan

untuk menghubungkan pada suatu instalasi listrik, pemasangan alat listrik ini menggunakan cara

system tertutup.

Page 19: 197275834 Laporan Akhir Bengkel ATS

19

Gambar Terminal Trip

6. Panel

A. Panel

Panel adalah sebuah komponen litrik untuk mengalirkan tenaga listrik dan

penempatan komponen-komponen listrik yang bersifat pengontrolan semi otomatis dan

otomatis.

Panel Daya

Panel daya adalah tempat menyalurkan dan mendistribusikan daya atau tenaga listrik

dari pusat gardu listrik ke panel distribusi.

Panel Distribusi Daya

Adalah tempat menyalurkan dan mendistribusikan tenaga listrik dari panel daya ke

beban instalasi tenaga dan instalasi tegangan.

Fungsi Panel yaitu :

1. Sebagi penghubung

2. Sebagai pemutus

3. Sebagai pembagi

4. Sebagai pengaman

5. Sebagai Pengontrol.

Page 20: 197275834 Laporan Akhir Bengkel ATS

20

Panel dibagi menjadi dua yaitu :

1. Panel Listrik

2. Panel Kontrol

Faktor-faktor dalam pemasangan dan penempatan panel :

1. Mudah dilayani dan aman.

2. Dipasang pada tempat yang mudah dicapai.

3. Didepan panel ruangannya ruangannya harus bebas.

4. Penel tidak ditempatkan pada tempat yang lembab.

Faktor-faktor yang dipenuhi oleh sebuah panel yaitu :

1. Semua penghantar dan kabel harus disusun rapi.

2. Semua bagian yang bertegangan harus dilindung.

3. Mudah diperluas jika diperlukan.

4. Mempunyai keandalan yang tinggi.

Kontruksi panel harus kuat, dibuat dari bahan yang tidak mudah terbakar dan

tahan terhadap pengaruh kelembaban.

Gambar contoh Panel

Page 21: 197275834 Laporan Akhir Bengkel ATS

21

Pintu panel dibuat untuk melindungi peralatan-peralatan yang ada di dalam kotak panel

secara keseluruhan. Bahan yang digunakan untuk membuat pintu panel sama dengan untuk

membuat kotak panel yang tidak mudah terbakar.

Macam-Macam Peralatan Listrik

Selain alat-alat diatas, adapun alat-alat yang digunakan untuk mengerjakan suatu

instalasi listrik, antara lain :

1. Tang Pengupas

Gambar Tang Pengupas

Berfungsi untuk mengupas kabel atau kawat penghantar yang akan digunakan untuk

penyambungan.

2. Tang Buaya

Gambar Tang Buaya

Berfungsi untuk menjepit dan memotong kabel saja.

3. Tang Pemotong

Page 22: 197275834 Laporan Akhir Bengkel ATS

22

Gambar Tang Pemotong

Berfungsi untuk memotong kabel atau kawat penghantar dengan ukuran sesuai dengan

benda kerja.

4. Tang Kombinasi

Gambar Tang Kombinasi

Berfungsi untuk menjepit, memotong dan memuntir benda yang akan dikerjakan seperti kabel

atau kawat yang digunakan pada instalasi penerangan.

5. Tang Pembulat

Gambar Tang Pembulat

Berfungsi untuk membulatkan kabel atau kawat penghantar misalkan pembuatan mata itik.

6. Obeng minus dan Obeng Plus.

Page 23: 197275834 Laporan Akhir Bengkel ATS

23

Gambar Obeng minus dan Obeng Plus

Berfungsi untuk memutar atau mengencangkan dan mengendurkan skrup / baut yang

digunakan untuk menempelkan benda pada papan kerja.

7. Ragum

Gambar 2.18.10 Ragum

Digunakan untuk menjepit benda kerja agar lebih mudah dalam melaksanakan kerja

terhadap benda kerja, kalau pada instalasi digunakan untuk meluruskan kabel.

8. Mistar Baja.

Gambar Mistar Baja

Mistar baja yaitu alat yang digunakan untuk mengukur benda kerja dengan menunjukkan

perbandingan langsung antara pengukur dengan benda kerja yang diukur. Alat ini terbuat dari

Page 24: 197275834 Laporan Akhir Bengkel ATS

24

bahan baja putih halus dan luntur serta anti karat. Guna kelenturan mistar adalah untuk

memudahkan mengukur panjang benda yang lengkung.

Page 25: 197275834 Laporan Akhir Bengkel ATS

25

BAB III

ALAT DAN BAHAN

A. Bahan

- MCB 3 phasa

- MCB 1 Phasa

- Kontaktor

- Auxelery

- Timer on delay

- Terminal sambungan kabel

- Kabel NYF

- Box Panel

Spefikasi Bahan

No Nama

Barang Spesifikasi Teknis Volume

1 Box Panel Panel Dimensi Mm 1000x800x300 1

Ketebalan plat Mm >2

Warna standart abu-abu

instrument

Ukur dan

Terminal

1. Lampu Panel 3

Fasa Pcs

~220V/5W/50H

z 3

2. Lampu Indikator

PLN Pcs

~220V/5W/50H

z 1

3. Lampu Indikator

Genset Pcs

~220V/5W/50H

z 1

4. Terminal Pcs ~380V 22

2 Pengaman MCB 3

Fasa

Voltage V(AC) 220/380 3

Current A 1O

Breaking Capasity Ka 3

Standart IEC

Page 26: 197275834 Laporan Akhir Bengkel ATS

26

MCB 1

Fasa

Voltage V(AC) 220 5

Current A 2

Standart IEC

3 Control Main

Kontaktor

Voltage V(AC) 380/415 8

Main Contact Pole 3 NO + 1 NC

Current A 100

Aux

Kontaktor

Voltage V(AC) 220 5

Current A 6

Main Contact Pole 2 NO + 2 NC

ON Delay Voltage V(AC) 220 3

Current A 6

Main Contact Pole 1 NO + 1 NC

4 Kabel NYF untuk

Kontrol

Panjang M merah/Biru 30/15

Warna standart merah/Biru

Diameter Mm 1,5

Voltage V(AC) 220

Current A

Standrt SNI

NYF untuk

Daya

Panjang M merah/Biru 15/10

Warna standart merah/hitam

Ukuran Mm 4

Voltage V(AC) 380

Current A >10

Standrt SNI

B. Alat

Adapun peralatan yang digunakan adalah sebagai beikut :

- Tang Kombinasi

- Tang Potong

- Tang Pembulat

- Gergaji

- Bor

- Obeng minus

Page 27: 197275834 Laporan Akhir Bengkel ATS

27

- Obeng Plus

- Kikir

- Ragum

Page 28: 197275834 Laporan Akhir Bengkel ATS

28

BAB IV

LANGKAH KERJA PEMBUATAN ATS

Adapun langkah kerja yang dilakukan selama pengerjaan ATS adalah sebagai berikut :

a. ATS dengan rangkaian onvensional

i. Melakukan servei dan perencanaan terhadap peralatan yang akan digunakan

ii. Membuat gambar perancangan Kedudukan Komponen pada panel yang akan digunakan

iii. Membuat gambar rancangan rangkaian kontrol dan rangkaian daya yang akan digunakan

pada perakitan

iv. Mempersiapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan

v. Pengeboran Pintu Panel

vi. Pengikiran Hasil Pengeboran

vii. Pemasangan Lampu Indikator

viii. Pemasangan kedudukan komponen pada box panel ATS serta pemasangan rel kabel (wiring

Kabel)

ix. Memasang komponen dan melakukan perangkaian awal

x. Pemasangan dan Pengetesan Rangkaian Kontrol ATS

xi. Mengembalikan peralatan dan pembersihan

b. ATS dengan menggunakan PLC

i. Survei Peralatan yang akan digunakan

ii. Merancang kedudukan alat dan komponen yang akan digunakan

iii. Merancang Program yang akan di inputkan pada PLC

iv. Pemasangan kedudukan komponen pada box panel

v. Melakukan pengerjaan rangkaian daya pada panel.

vi. Melakukan penyambungan rangkaian input dan output dengan PLC

vii. Memasukan program pada PLC

viii. Melakukan pengetesan rangkaian PLC terhadap rangkaian daya

ix. Mengembalikan peralatan dan pembersihan

Page 29: 197275834 Laporan Akhir Bengkel ATS

29

BAB V

ANALISA

I. Konvensional

A. Pengerjaan Panel Dan pemasangan Komponen

Membuat Rancangan/sketsa posisi lampu indicator

Adapun bentuk sketsa atau rancangan yang akan dilakukan sebagai berikut :

Pengeboran Pintu Panel

Pada tahap pengeboran, jenis bor yang di pakai yaitu jenis bor yang khusus untuk dan

mempunyai jangkauan hasil pengeboran 2 cm. Agar pada saat pengeboran tidak terjadi

panas yang ditimbulkan oleh gesekan mata bor dengan pintu panel yang akan dibor,

permukaan pintu panel diberi air, sehingga mengurangi panas. Hal ini bertujuan untuk

mengurangi kehausan pada mata bor. Apabila tidak ditanggulangi tentu akan

menebabkan mata bor cepat rusak.

Pengikiran Hasil Pengeboran

Setelah pengeboran selesai, dilakukan penyesuaian diameter lobang untuk penempatan

lampu indicator. Sehingga lobang yang telah siap dib or tadi perlu diperbesar dengan

menggunakan kikir. Jenis kikir yang digunakan yaitu kikir bulat. Dalam teknik

pengikiran, pintu panel diletakkan pada permukaan yang datar, dan dihimpin

menggunakan badan pratikan, hal ini bertujuan untuk mengurangi kebisingan pada saat

melakukan pengikiran.

Page 30: 197275834 Laporan Akhir Bengkel ATS

30

Pemasangan Lampu Indikator

Jumlah lampu Indikator yang akan dipakai 5 buah dengan spesifikasi :

No Warna Spesifikasi Jumlah

1 Merah 220 V 3 buah

2 Hijau 220 V 1 buah

3 Kuning 220 V 1 buah

Gambar Dokumentasi Kerja Pintu Pane

Page 31: 197275834 Laporan Akhir Bengkel ATS

31

Keterangan

1. Lampu Indikator Fasa R

2. Lampu Indikator Fasa S

3. Lampu Indikator Fasa T

4. Lampu Indikator sumber PLN

5. Lampu Indikator Sumber GENSET

Pemasangan kedudukan komponen pada box panel ATS serta pemasangan rel kabel

(wiring Kabel)

Pada pratikum ini, semua pratikan bekerja sama untuk memasang dan merancang

kedudukan komponen control pada box panel, dimana rancangan harus tersusun

sedemikian rupa, sehingga memudahkan pengelompokan pemasangan komponen

sehingga dengan memperhatikan tata letak komponen, apabila terjadi kerusakan akan

memudahkan unutk melakukan pengecekan.

1

2

5 4

3

Page 32: 197275834 Laporan Akhir Bengkel ATS

32

Adaun alat dan komponen yang digunakan yaitu :

1. Bor Baja

2. Palu

3. Pensil

4. Siku-siku

5. Obeng

6. Gergaji Besi

7. Profil G

8. Wiring Kabel

9. Skrup

Pertama urutan pengerjaan yang dilakukan yaitu menyiapkan semua peralatan dan

memeriksa kembali kondisi peralatan yang dipinjam, karena kondisi peralatan akan

mempengaruhi keefisienan memanfaatkan waktu dalam melakukan pekerjaan.

Dalam melakukan perancangan dan pemasangan, seorang pratikan harus memanege

semua pratikan yang ada dalam kelompok tersebut, karena keaktifan dan team work dari

pratikan sangan dibutuhkan untuk kelancaran melakukan pratikum.

Pada pengerjaan ini, masing-masing pratikan diberi tanggung jawab masing masing,

seperti melakukan pemotongan wiring kabel, perancangan kedudukan, pemboran serta tahap

pemasangan.

Adapun bentuk tataletak box panel yang akan dipasang sebagai berikut :

Gambar Tata Letak Komponen Pada Panel

Page 33: 197275834 Laporan Akhir Bengkel ATS

33

Box Panel yang akan dikerjakan

Pada pemasangan kedudukan komponen harus diatur sedemikian rupa, seperti

pemasangan MCB harus Paling atas, baik itu MCB beban, MCB control, sehingga apabila terjadi

pemutusan aliran listrik, dengan tata letak seperti itu memudahkan untuk disangkau tanpa

menyentuh komponen listrik lainnya, yang tentu bisa membahayakan

Page 34: 197275834 Laporan Akhir Bengkel ATS

34

Keterangan

1. Kontaktor penghubung SUmber dari PLN

2. Kontaktor Penghubung sumber dari Genset

3. MCB 3 fasa Output sumber PLN/GENSET dan langsung menuju beban

4. MCB 3 fasa sebagai pengaman dari sumber PLN

5. MCB 3 fasa sebagai pengaman dari sumber GENSET

6. MCB 1 Fasa sebagai pengaman Lampu indicator R

7. MCB 1 Fasa sebagai pengaman Lampu indicator S

8. MCB 1 Fasa sebagai pengaman Lampu indicator T

9. Kontaktor sebagai penghubung dan pemutus control dengan sumber dari PLN

10. Timer penunda untuk masukan sumber PLN ke beban

11. MCB 1 fasa sebagai pengaman control untuk GENSET

12. MCB 1 fasa sebagai pengaman control untuk PLN

13. Terminal

14. Timer Penunda pengaktifan Kontaktor penghubung jaringan GENSET ke beban

15. Timer ON/OF starting generator

16. Kontaktor sebagai penghubung dan pemutus control dengan sumber dari GENSET

17. Kontaktor tambahan sebagai penghubung dan pemutus control dengan sumber dari

GENSET

Pemasangan dan Pengetesan Rangkaian Kontrol ATS

pratikan melakukan pengecekan sistem kerja control yang sudah dipasang sebelumnya.

Dimana komponen rangkaian control dipasang sesuai dengan diagram rangkain yang

telah dirancang. Setalah dilakukan pengoperasian dengan mengalirkan tegangan PLN

220V, ternyata terjadi kesalahan system kerja dari kontaktor, dimana gambar dari

rangkain yang dikerjakan dapat dilihat sebagai berikut.

Page 35: 197275834 Laporan Akhir Bengkel ATS

35

Gambar rancangan awal rangkaian ATS

Pada gambar rancangan diagram control di atas,masih ada kekurangan, dimana

katika system bekerja dengan menggunakan sumber dari PLN, K1 akan mengaktifkan

beberapa anak kontak dari K1, dan memutuskan jaringan dari Generator, dan ketika

jaringan PLN padam, maka akan mengaktifkan timer ON Delay yang berfungsi untuk

menstarting generator, namun ketika jaringan PLN hidup kembali, ternyata jaringan dari

generator masih terhubung sehingga menyebabkan bertemunya antar fasa generator

dengan fasa PLN sehingga rangkaian diubah seperti gambar berikut.

Page 36: 197275834 Laporan Akhir Bengkel ATS

36

Gambar rancangan ATS yang telah diperbaiki

Untuk rangkaia perbaikan diatas sistem ATS bekerja lebih aman meskipun

dibutuh peralatan yang lebih banyak. Ketika rangkaian berpindah dari jaringan PLN ke

generator maupun sebaliknya akan terdapat jeda, misalnya ketika sumber PLN kembali

hidup, maka hubungan generator kebeban akan diputus terlebih dahulu dan setelah

beberapa detik barulah jaringan PLN dihubungkan ke beban

Page 37: 197275834 Laporan Akhir Bengkel ATS

37

Setelah perangkaian control selesai dipasang ulang, dan dilakukan pengetesan, rangkaian

control bekerja sesuai dengan yang diharapkan. Pada rangkaian control yang dipasang,

masing-masing kontaktor untuk penghubung sumber kebeban deberi ON DELAY, hal ini

bertujuan agar tidak terjadinya hubungan antar fasa PLN dan GENERATOR.

B. Prinsip Kerja dan Rancangan ATS-AMF

Kondisi yang harus diperhatikan dalam transfer dari catu daya utama (PLN) ke catu

daya cadangan (genset) oleh ATS-AMF adalah dipastikannya beban tersambung hanya pada

satu sumber. Sumber utama saja, atau sumber cadangan saja. Untuk memenuhi kondisi ini,

pada ATS-AMF dibuat sistem interlock.Untuk lebih jelas dapat dilihat pada lembar gambar

rancangan.

Page 38: 197275834 Laporan Akhir Bengkel ATS

38

Dari gambar rancangan diatas diperlihatkan sumber utama masuk ke ATS-AMF

melalui terminal incoming from main/PLN dan sumber cadangan masuk ke ATS-AMF

melalui terminal incoming from generator. Sedangkan suplay ke beban dari ATS-AMF

disambungkan pada terminal outgoing. Untuk menyambungkan beban dengan sumber

digunakan komponen MCCB tiga fasa 10 A/18 kA dan kontaktor. Ketika beban tersambung

dengan PLN maka kontaktor yang aktif adalah kontaktor main (K1, K2, baru K penghubung

sumber PLN.). Sedangkan kontaktor generator (K5 dan K4 sebagai Penghubung sumber

Genset) tidak akan bisa aktif, karena sebelum disambungkan ke terminal coil kontaktor

generator, kabel kontrol disambungkan ke kontak bantu NC kontaktor main (PLN).

Sedangkan ketika beban tersambung dengan sumber cadangan (generator) maka kontaktor

yang aktif adalah kontaktor generator. Seperti kondisi pertama kontaktor main tidak akan

bisa aktif karena sebelum disambungkan ke terminal coil PLN kabel kontrol disambungkan

ke kontak bantu NC kontaktor generator .

Kondisi lain yaitu kondisi otomatis yang harus dipenuhi oleh sistem ini adalah ketika

PLN mati maka kontaktor generator harus aktif dan apabila PLN hidup kembali maka

kontaktor main harus aktif kembali dan kontaktor generator tidak aktif (putus). Semua

kondisi diatas akan dilaksanakan secara otomatis oleh settingan pemakain timer ON

DELAY, dimana pemasangan timer berfungsi sebagai :

Page 39: 197275834 Laporan Akhir Bengkel ATS

39

1. Timer 1 berfungsi sebagai Penunda masuknya jaringan PLN ke beban, hal ini bertujuan agar

tidak terjadinya ganguan fasa ke fasa PLN dengan generator

2. Timer 2 berfungsi sebagai sebagai Penunda masuknya jaringan GENSET ke beban, hal ini

bertujuan agar tidak terjadinya ganguan fasa ke fasa GENSET dengan PLN

3. Timer 3 berfungsi sebagai starting generator.

4. Timer 4 berfungsi sebagai OFF generator jika jaringan PLN hidup dengan penunda waktu

10 menit, hal ini bertujuan agar Generator dalam keadaan stanby.

II. Menggunakan PLC

Pengerjaan Panel Dan pemasangan Komponen

Panel yang digunakan untuk pengerjaan rangkaian daya menggunakan PLC adalah

panel yang berukuran lebih kecil, karena hanya membutuhkan komponen yang lebih sedikit dan

pengawatan yang lebih sederhana.

Gambar dokumentasi panel rangkaian Daya ATS (PLC)

Pemasangan komponen pada panel box

Sebelum melakukan pemasangan komponen terlebih dahulu di atur kedudukan dan

penempatan susunan komponen karena box panel yang digunakan kecil sehingga perlu

diatur sedemikian rupa agar semua komponen dapat muat. Kabel yang digunakan adalah

tipe NYA karena pada panel tidak terdapat rel kabel.

Page 40: 197275834 Laporan Akhir Bengkel ATS

40

Gambar penempatan komponen

Rancangan program dan rangkaian PLC

Untuk pemograman PLC digunakan konsul sebagai penginput data program ke dalam

PLC, penginputan melalui komputer tidak bisa dilakukan karena interface sebagai

komponen tambahan untuk sambungan ke komputer tidak ada.

- Deskripsi kerja :

i. Saat PLN hidup maka timer 1 akan aktif dan akan menunda Kontaktor 1 untuk

mengubungkan sumber PLN ke beban, dan akan menghubungkan ke beban ketika setting

waktu habis. Saat PLN hidup Timer 4 juga secara otomatis akan aktif untuk menunda

matinya generator

ii. Ketika PLN mati rangkaian ke PLN akan putus dan generator akan menstarting serta

timer 2 aktif untuk menunda pemutusan rangkaian strarting, pada saat yang sama timer 3

akan aktif dengan setting waktu yang lebih lama untuk menunda mengubungkan supply

generator ke beban, gunanya adalah untuk membiarkan hingga generator stabil.

iii. Ketika waktu timer 3 habis maka rangkaian beban akan terhubung ke supply generator

iv. Ketika supply PLN aktif maka siklus akan berulang dari awal.

- I / O Dive PLC :

Input Keterangan

Anak kontak NO

(R 1)

Anak kontak yang dipakai merupakan anak kontak relay yang aktif

berdasarkan tegangan PLN

C.

Output Keterangan

Page 41: 197275834 Laporan Akhir Bengkel ATS

41

K1

R2

K2

R3

Dimanfaatkan sebagai CB1, berfungsi menghubungkan jaringan

PLN dengan beban

Anak kontak R2 dimanfaatkan untuk penstarting genset

Dimanfaatkan sebagai CB2, berfungsi menghubungkan jaringan

Genset ke beban

Anak kontak R3 dimanfaatkan untuk meng-OOF kan Genset

- Timming Chart :

Nilai setting waktu timer

T1 = 3 detik

T2 = 3 detik

T3 = 10 detik

T4 = 5 menit (300 detik)

Page 42: 197275834 Laporan Akhir Bengkel ATS

42

- Gambar Ladder Diagram :

Page 43: 197275834 Laporan Akhir Bengkel ATS

43

- Tabel mnemonic

Instruksi Alamat

LD 000.01

OUT 200.00

LD 200.00

TIM 000 #0030

LD 200.00

AND TIM000

OUT 010.00

LD NOT 200.00

AND NOT 200.01

Page 44: 197275834 Laporan Akhir Bengkel ATS

44

TIM 001

LD NOT 200.00

AND NOT 200.01

AND NOT TIM001

OUT 010.01

LD NOT 200.00

AND NOT 200.01

TIM 002 #0050

LD NOT 200.00

AND NOT 200.01

AND TIM002

OUT 010.02

LD 200.00

TIM 003 #0100

LD 200.00

AND TIM003

OUT 010.03

LD 200.00

AND NOT TIM003

OUT 200.01

END

Page 45: 197275834 Laporan Akhir Bengkel ATS

45

Diagram rangkaian I/O PLC :

Penginputan program

Karena penginputan program di lakukan dengan menggunakan Konsul maka harus

dilakukan langkah berikut :

- Sambungkan konsul pada port PLC

- Set kunci konsul pada posisi program

- Hubungkan PLC ke power supply 220 Volt

- Masukan instruksi CLEAR-MONITOR-CLEAR pada konsul

- Jika sudah keluar tampilan NOP (no operation), masukan program sesuai tabel

mnemonic

- Jika sudah selesai posisikan kunci pada posisi run untuk menjalankan program

- Amati lampu indikator pada plc, jika sudah sesuai rangkaian ATS sudah bisa

langsung dioperasikan

Page 46: 197275834 Laporan Akhir Bengkel ATS

46

Gambar tampilan Konsul

Gambar tampilan PLC omron

Page 47: 197275834 Laporan Akhir Bengkel ATS

47

Diagram Blok Rangkaian :

III. Analisa Permasalahan

Pada perancangan sistem ATS, sistem interlock atau pergantian jaringan dari PLN ke

Generator maupun sebaliknya sengaja diberi jeda agar tidak terjadi masalah seperti hubungan

singkat antara fasa PLN dan Generator yang dapat membahayakan jaringan beban. Namun

sistem seperti ini dianggap kurang efektif jika dipakai pada tempat atau bangunan yang memang

tidak boleh kehilangan listrik sedikitpun. Untuk itulah perlu dipelajari lebih lanjut agar dapat

membuat sistem ATS yang lebih efektif dan aman

Page 48: 197275834 Laporan Akhir Bengkel ATS

48

BAB VIII

PENUTUP

A. Kesimpulan

Ketika sumber PLN mati, maka untuk menjalankan rangkaian kontrol untuk

menghidupkan generator dan melakukan interlock diperlukan sumber sendiri, oleh

karena itu dibutuhkan UPS yang dapat menyediakan supply listrik sesaaat ketika sumber

PLN mati

Pengoperasian ATS dengan menggunakan PLC dianggap lebih efektif karena hanya

membutuhkan rangkaian yang lebih sederhana dan komponen yang lebih sedikit.

Dalam masa pengerjaan untuk rangkaian ATS secara konvensional tidak mengalami

kendala yang begitu sulit, tetapi dalam pengerjaan ATS dengan PLC terjadi sedikit

masalah dikarenakan input 000.00 yang digunakan pada PLC bermasalah.

Untuk hasil pengerjaan secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa praktek pembuatan

sistem ATS yang kami lakukan sukses baik untuk konvensional maupun PLC.

Page 49: 197275834 Laporan Akhir Bengkel ATS

49

DAFTAR PUSTAKA

http://www.cpsc.gov/cpscpub/prerel/prhtml08/08286.html

http://www.neca-neis.org/newsletter/report.cfm?articleID=6976

http://electric-mechanic.blogspot.com/2010/10/prinsip-kerja-elektro-mekanis-magnetik.html

http:// Electrical%20Switcboard%20(Panel%20Listrik)%20%C2%AB%20duniatehnikku.htm

http://www.Fungsi%20Miniatur%20Circuit%20Breaker%20(MCB)%20_%20Indra%20Blog%2

7s.htm

http://www.jenis-jenis-kabel.html

http://www.Kontaktor-Adalah-Peralatan-Listrik-Yang-Bekerja-Berdasarkan.htm

http://www.Ragam-Sambungan-Kabel-Sesuaikan-Kebutuhan.htm

http://www.tdr-time-delay-relay-kontaktor-timer.html

http://www.Transfer_switch.htm

Page 50: 197275834 Laporan Akhir Bengkel ATS

50

LAMPIRAN