182411_tugas p3k.pdf
TRANSCRIPT
-
8/16/2019 182411_TUGAS P3K.pdf
1/25
TUGAS PERANCANGAN PROSES DAN PRODUK KIMIA
“PEMBUATAN ASAM ASETAT DARI METANOL”
DISUSUN OLEH :
Kelompok 5
Intan Permata Sari Lumbanraja 21030113120030
Irma Meiditya 21030113130140
Jonathan Powell 21030113120061Kazenina Marwah Suryana 21030113120062
Kristianingtyas Fanny Putranti 21030113120024
Kumara Haekal Hafidz Amrullah 21030113130173
Wira Pratiwi Pinem 21030113120019
JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2016
-
8/16/2019 182411_TUGAS P3K.pdf
2/25
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan karunia-Nya,
makalah Perancangan Proses dan Produk Kimia yang berjudul “Pembuatan Asam
Asetat dari Metanol” ini dapat terselesaikan dengan baik. Meskipun banyak hambatan
yang dialami dalam proses pengerjaannya, namun makalah ini dapat selesai tepat pada
waktunya.
Ucapan terima kasih disampaikan kepada banyak pihak terutama keluarga dan
teman-teman yang telah banyak memberikan bantuan, baik materi maupun non materi
demi kelancaran penyusunan tugas makalah ini.
Makalah Perancangan Proses dan Produk Kimia yang berjudul “Pembuatan
Asam Asetat dari Metanol” ini disusun untuk memenuhi tugas dari mata kuliah
Perancangan Proses dan Produk Kimia yang diampu oleh Ibu Aji Prasetyaningrum ST,
MSi. Makalah ini akan mendeskripsikan proses tahapan sintesa pembuatan etanol dari
molase beserta heuristiknya. Diharapkan makalah ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan tentang Perancangan Proses dan Produk Kimia.
Tiada hal yang sempurna di dunia ini, hanyalah Tuhan Yang Maha Esa yang
memiliki segala kesempurnaan. Disadari bahwa makalah ini masih memiliki banyakkekurangan. Untuk itu diharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikannya
di masa yang akan datang.
Semarang, 26 Maret 2016
Penyusun
-
8/16/2019 182411_TUGAS P3K.pdf
3/25
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .........................................................................................................i
KATA PENGANTAR .....................................................................................................ii
DAFTAR ISI .................................................................................................................. iii
DAFTAR TABEL .......................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................1
1.1 Latar Belakang ..........................................................................................................1
1.2 Tujuan ........................................................................................................................2
1.3 Manfaat ......................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .....................................................................................3
2.1 Spesifikasi Bahan Baku dan Produk ...........................................................3
2.2 Asam Asetat ...................................................................................................7
2.3 Kegunaan Asam Asetat ...............................................................................11
BAB III SINTESA PROSES .........................................................................................13
3.1 Eliminasi Jenis Proses .................................................................................13
3.2 Distribusi Bahan Kimia (Kondisi Operasi) ..............................................13
3.3 Eliminasi Perbedaan Komposisi .................................................................14
3.4 Eliminasi Perbedaan Tekanan, Suhu dan Fase ........................................14
3.5 Rangkaian Proses (Flwosheet Lengkap) ...............................................................15
BAB IV HEURISTIK PROSES ...................................................................................17
BAB V KESIMPULAN .................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................20
-
8/16/2019 182411_TUGAS P3K.pdf
4/25
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Perbandingan proses oksidasi asetaldehid dengan proses oksidasin-butana ........................................................................................................ 9
Tabel 2.2. Perbandingan Proses BASF dan Proses Monsanto .................................. 11
Tabel 3.1. Proses produksi asam asetat dengan beberapa proses ............................ 13
Tabel 3.2 Keterangan Penamaan Alat dalam Flowsheet ........................................... 15
Tabel 3.3 Peralatan Proses ........................................................................................... 16
-
8/16/2019 182411_TUGAS P3K.pdf
5/25
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Flowsheet Lengkap Pembuatan Asam Asetat dengan
Proses Monsanto.......................................................................................15
-
8/16/2019 182411_TUGAS P3K.pdf
6/25
1
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
Cuka telah dikenal manusia sejak dahulu kala. Dahulu kala cuka dihasilkan oleh
berbagai bakteri penghasil asam asetat, dan asam asetat merupakan hasil samping dari
pembuatan bir atau anggur.
Penggunaan asam asetat sebagai pereaksi kimia juga sudah dimulai sejak lama.
Pada abad ke-3 Sebelum Masehi, Filsuf Yunani kuno Theophrastos menjelaskan bahwa
cuka bereaksi dengan logam-logam membentuk berbagai zat warna, misalnya timbal
putih (timbal karbonat), dan verdigris , yaitu suatu zat hijau campuran dari garam-garam
tembaga dan mengandung tembaga (II) asetat. Bangsa Romawi menghasilkan sapa ,
sebuah sirup yang amat manis, dengan mendidihkan anggur yang sudah asam. Sapa
mengandung timbal asetat, suatu zat manis yang disebut juga gula timbal dan gula
Saturnus . Akhirnya hal ini berlanjut kepada peracunan dengan timbal yang dilakukan
oleh para pejabat Romawi.
Sejak 1910 kebanyakan asam asetat dihasilkan dari cairan piroligneous yang
diperoleh dari distilasi kayu. Cairan ini direaksikan dengan kalsium hidroksida
menghasilkan kalsium asetat yang kemudian diasamkan dengan asam sulfat
menghasilkan asam asetat.
Sekarang ini, asam asetat diproduksi baik secara sintetis maupun secara
fermentasi bakteri. Produksi asam asetat melalui fermentasi hanya mencapai sekitar
10% dari produksi dunia utamanya produksi cuka makanan. Aturan menetapkan bahwa
cuka yang digunakan dalam makanan harus berasal dari proses biologiskarena lebih
aman bagi kesehatan.
Pembuatan asam asetat sintesis dalam skala industri lebih sering menggunakan
metode karbonilasi methanol. Ada dua macam proses pembuatan asam asetat dalam
pabrik yakni proses monsanto dan proses cativa. Proses monsanto menggunakan katalis
kompleks Rhodium ( cis ! [Rh(CO) 2I2]!), sedangkan proses cativa menggunakan katalis
iridium ([Ir(CO) 2I2]!)yang didukung oleh ruthenium.
-
8/16/2019 182411_TUGAS P3K.pdf
7/25
2
Asam asetat, asam etanoat atau asam cuka adalah senyawa kimia asam organik
yang dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan. Asam cuka
memiliki rumus empiris C 2H4O2. Rumus ini seringkali ditulis dalam bentuk CH 3-
COOH, CH 3COOH, atau CH 3CO 2H. Asam asetat murni ( asam asetat glasial ) adalah
cairan higroskopis tak berwarna, dan memiliki titik beku 16.7°C,titik didih 117,9 0C.
Asam asetat merupakan pereaksi kimia dan bahan baku industri yang penting.
Asam asetat digunakan dalam produksi polimer seperti polietilena tereftalat, selulosa
asetat, dan polivinil asetat, maupun berbagai macam serat dan kain. Dalam industri
makanan, asam asetat digunakan sebagai pengatur keasaman. Di rumah tangga, asam
asetat encer juga sering digunakan sebagai pelunak air. Dalam setahun, kebutuhan dunia
akan asam asetat mencapai 6,5 juta ton per tahun. 1.5 juta ton per tahun diperoleh dari
hasil daur ulang, sisanya diperoleh dari industri petrokimia maupun dari sumber hayati.
1.2 TUJUAN
1. Mengetahui reaksi-reaksi dalam pembentukan asam asetat.
2. Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari reaksi-reaksi pembentukan asam asetat.
3. Mengetahui reaksi yang optimum dalam pembentukan asam asetat.
4. Mengetahui kondisi operasi dalam pembuatan asam asetat.
5. Mengetahui alat-alat yang digunakan dalam proses pembuatan asam asetat.
1.3 Manfaat
1. Mahasiswa mengetahui reaksi-reaksi dalam pembentukan asam asetat.
2. Mahasiswa mengetahui kelebihan dan kekurangan dari reaksi-reaksi pembentukan
asam asetat.
3. Mahasiswa mengetahui reaksi yang optimum dalam pembentukan asam asetat.
4. Mahasiswa mengetahui kondisi operasi dalam pembuatan asam asetat.
5. Mahasiswa mengetahui alat-alat yang digunakan dalam proses pembuatan asam
asetat.
-
8/16/2019 182411_TUGAS P3K.pdf
8/25
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Spesifikasi Bahan Baku dan Produk
1. Spesifikasi Bahan Baku
a. Methanol• Wujud : Cair • Kenampakan : Jernih tak berwarna • Bau : Spesifik • Komposisi : Minimal 99 % methanol, maksimal 1 % dianggap air
1) Sifat-sifat Fisik• Rumus molekul : CH 3-OH• Berat molekul : 32,042 g/gmol• Suhu Kritis : 239.9 oC• Tekanan Kritis : 79,9 atm• Densitas (liquid 25 oC) : 0,7864 g/cc• Specific grafity : 1,11• Tekanan Uap ( 25 oC) : 127,2 mmHg• " Gf ( liquid 25 oC ) : -39,869 cal/gmol• " Gf ( vapor 25 oC) : -57,130 cal/gmol• Viskositas (liquid 25 oC) : 0,541 cp• Viskositas (vapor 25 oC) : 0,00968 cp• Spesific Heat (liquid 25 oC) : 0,6054 cal/hc• Spesific Heat ( vapor 25 oC) : 0,3274 cal/hmC• Konduktivitas Thermal (liquid 25 oC) : 153,5 cal/hc• Konduktivitas Thermal (vapor 25 OC) : 12,1 cal/hmC• Tegangan muka dalam air 25 oC : 22,6 dyne/cm• Kelarutan dalam air : larut sempurna
2) Sifat-sifat Kimia
-
8/16/2019 182411_TUGAS P3K.pdf
9/25
4
• Dengan asam asetat menghasilkan proses esterifikasi
CH 3-OH + CH 3COOH CH 3CH 2COOH + H 2O• Dengan karbon monoksida membentuk asam asetat
CH 3-OH + CO CH 3COOH + H 2O• Reaksi esterifikasi dengan katalis asam dari isobutilen dan methanol
membentuk metil tertier butyl eter (MTBE)
CH 3-OH + H 2C-C(CH 2)2 (CH 3)3-C-O-CH 3 • Reaksi dehidrogenasi oksidatif dari methanol dengan katalis
Ag.Molibdenum- Fe 2O3 akan menghasilkan formaldehyde
CH 3-OH MO-Fe2O3 CHO 2 + H 2 • Metil ester dengan karboksilat dapat dibentuk dari reaksi katalis
asam, dengan penghilangan air secara azeotropik.
CH 3-OH + C - C = COOH H+ CH 3 – C – COOCH 3 + H 2O
b. Karbon Monoksida• Wujud : Gas• Bau : Tidak berbau• Komposisi : Minimal 98 % CO, maksimal 2 % dianggap H 2
1) Sifat-sifat Fisik• Berat molekul : 28,01 g/gmol• Densitas pada STP : 1,250 g/cm 3 • Temperatur Kritis : -140,23 oC• Tekanan Kritis : 34,529 atm• Volume Kritis : 93,06 cm 3 • Spesific heat ( pada volume konstan 1 atm )
0oC : 4,97 kal/mol. oC
100 oC : 5,01 kal/mol. oC• Entropi ( pada 1 atm )
0oC : 46,656 kal/mol.K
100 oC : 48,8831 kal/mol.K
CH 3
-
8/16/2019 182411_TUGAS P3K.pdf
10/25
5
• Entalphi ( pada 1 atm )
100 oC :3130,6 kal/mol
0oC : 3831,8 kal/mol
2) Sifat-sifat Kimia• Bereaksi dengan methanol membentuk asam asetat
CH 3-OH + CO CH 3COOH + H 2O• Bereaksi dengan hidrogen membentuk methanol
CO + 2H 2 CH 3OH• Bereaksi dengan di metil alamine membentuk dimetil nonamine
CO + (CH 3)2 NH CH 3COOH + H 2O
2. Spesifikasi Bahan Pembantu
a. Katalisator Rhodium Kompleks• Wujud : Cair• Warna : Putih kekuningan• Densitas : 0,26 g/cc• Komposisi : Minimal 39% katalis Rh kompleks, maksimal 61 % air
b. Promotor Hidrogen Iodida, HI • Wujud (1 atm, 30 oC) : Cair • Kenampakan : Jernih • Komposisi : Minimal 50 % HI, maksimal 50 % air
3. Spesifikasi Produk Utama Asam Asetat
• Wujud : Cair• Kenampakan : Jernih• Bau : Spesifik• Kemurnian : 99 % asam asetat, maksimal 1 % dianggap air
1) Sifat-sifat fisika• Rumus Molekul : CH 3COOH• Berat Molekul : 60,053 g/gmol
-
8/16/2019 182411_TUGAS P3K.pdf
11/25
6
• Titik leleh pada 1 atm : 16,6 oC• Titik didih pada 1 atm : 117,9 oC• Spesific gravity : 1,051 g/cm 3 •
Koefisien ekspansi (20o
C) : 1,07 x 10-3
• Temperatur Kritis (liquid) : 594,45 oC• Tekanan Kritis (liquid) : 57,1 oC• Volume Kritis (liquid) : 2,85 cc/g• Surface tension
20oC,udara : 27,6 dyne/cm
110 oC, udara : 22,2 dyne/cm•
Viskositas20oC,udara : 1,22 cp
110 oC,udara : 0,42 cp• Spesific Heat (25 oC) : 0,487 kal/g. oC• Panas pelarutan dalam air (18O oC) : 6,3 kal/g• Hf (25 oC) : -1927,1 kal/g• Gf (25 oC) : -1549,9 kal/g
2) Sifat-sifat Kimia• Dengan alkohol terjadi reaksi esterifikasi.
2CH 3-OH + CH 3COOH CH 3COOCH 3 + H 2O• Pembentukan garam keasaman.
2CH 3COOH + Zn (CH 3COO) 2Zn 2 + H + • Konversi ke ester
Benzil alkohol Benzil asetat• Konversi ke klorida-klorida asam
3 CH 3COOH + PCl 3 3 CH 3COCl + H 3PO 3 • Substitusi dari alkil/aril group
CH 3COOH ClCH 2OH Cl 2CHCOOH Cl 3CCOOH• Pembentukan ester
CH 3COOH + CH 3CH 2OH CH 3COOC 2H3
-
8/16/2019 182411_TUGAS P3K.pdf
12/25
7
2.2 Asam Asetat
Asam asetat adalah senyawa berbentuk cairan tak berwarna yang memiliki
rasa sangat asam serta bersifat korosif. Asam asetat larut dalam air, alkohol,
gliserol, dan eter (Kirk-Othmer, 1978). Asam asetat dapat dibuat dengan berbagai
proses, diantaranya:
1. Fermentasi Alkohol
Pada proses ini asam asetat diperoleh dengan cara oksidasi bakterial dari
etanol (etil alkohol). Bakteri yang digunakan adalah dari genus Acetobacter .
Bakteri ini sangat sensitif terhadap kekurangan O2 sehingga keberhasilan dari
proses ini sangat tergantung pada efisiensi aerasi. Oksidasi ini melalui duatahap proses:
2 C 2H5OH + O 2 2 CH 3CHO + 2 H 2O
2 CH 3CHO + O 2 2 CH 3COOH + H 2O
Keuntungan proses ini dengan proses-proses sebelumnya adalah oksidasi
alkohol menjadi asam asetat berlangsung 30 kali lebih cepat, volume reactor
yang diperlukan lebih kecil (sekitar 16% lebih kecil dari trickle generator),
efisiensi lebih besar, hasil yang diperoleh sekitar 5-8% lebih tinggi dankonversi yang diperoleh lebih dari 90%, proses dapat berjalan secara otomatis,
serta rasio produktivitas terhadap modal capital jauh lebih besar daripada
proses sebelumnya.
2. Distilasi Kayu
Proses ini dilakukan dengan cara destruksi kayu keras ( pyroligneous ).
Pyroligneous ini mengandung 6% asam asetat, 28% metanol, 2% ter, 2% wood
oil, dan sisanya berupa air dan senyawa-senyawa lainnya. Cairan asam
ligneous kemudian dipisahkan dari ter yang ada di dalamnya dengan cara
distilasi.
3. Proses Sintesa
a. Oksidasi Asetaldehid
-
8/16/2019 182411_TUGAS P3K.pdf
13/25
8
Pembuatan asam asetat dengan proses ini merupakan salah satu proses
yang komersial dan sering digunakan. Pembuatan asam asetat dengan cara
ini dilakukan pertama kali pada tahun 1911 di Jerman. Proses ini dilakukan
pada fase cair, suhu 60-70oC, tekanan 1-6 atm dengan katalis mangan asetat
1% (persen berat). Reaksi pembuatan asam asetat ini dijalankan dalam
stirred tank reactor yang dilengkapi dengan sparger , konversi yang terjadi
mencapai 90% dan selectivity mencapai 94%. Reaksi yang terjadi adalah :
2 CH 3CHO + O 2 2 CH 3COOH + H 2O
Oksigen yang digunakan dapat berupa oksigen murni (konversi
oksigen mencapai 99 %) atau dari udara (konversi oksigen mencapai 65%)
b. Oksidasi Senyawa Hidrokarbon
Proses yang biasa digunakan pada pembuatan asam asetat dengan cara
ini disebut sebagai proses Wacker. Bahan baku yang biasa digunakan adalah
n-butena dan nafta fraksi ringan. Reaksi dijalankan pada fase cair
nonkatalitik dengan suhu 160-180oC dan tekanan 55 atm. Dalam proses ini
dihasilkan beberapa hasil samping, antara lain: asam format, aseton,
asetaldehid, etil asetat, dan etil metil keton.
c. Oksidasi Etanol
Proses ini dilakukan dengan cara mereaksikan uap etanol kemurnian
tinggi dengan udara pada suhu 540-550oC dan tekanan 10-30 atm. Pada
proses ini digunakan katalis kawat Ag.
-
8/16/2019 182411_TUGAS P3K.pdf
14/25
9
Tabel 2.1. Perbandingan proses oksidasi asetaldehid dengan proses oksidasi n-butana
No. Pertimbangan Oksidasi asetaldehid Oksidasi n-butana
1 Bahan baku Asetaldehid n-butana
2 Yield 95%-98% 70%-80%
3 Kondisi operasi333 K-343 K,
1-6 atm
433 K-453 K,
45-55 atm
4 Katalis Co / Mn Co / Mn
5 Biaya investasi Rendah Rendah
6 Biaya operasi Rendah Rendah
d. Karbonilasi MetanolProses pembuatan asam asetat dengan cara ini menggunakan bahan
baku berupa metanol dan gas CO. Reaksi ini dapat dijalankan dalam fase
cair maupun fase gas. Proses karbonilasi metanol ini telah banyak
diterapkan secara komersial, diantaranya pada :
CH 3OH + CO # CH 3COOH (Reaksi Utama)
CH 3OH + CH 3COOH # CH 3COOCH 3 +H 2O (Reaksi Samping)
• Proses BASF ( Bodishe Anilin and Soda Fabric )
Pertama kali diperkenalkan oleh Du Pont di Amerika dan kemudian
oleh BASF. Proses ini menggunakan bahan baku gas CO dan metanol.
Gas CO didapat dari unit asetilen (oksidasi parsial hidrokarbon atau coke
oven gas ). Proses ini dijalankan pada suhu 350 oC dan tekanan 693 atm
dengan katalis cobalt iodine .•
Proses MonsantoProses ini dijalankan pada fase cair, suhu 150-200 oC dan tekanan
33-65 atm dengan katalis rhodium komplek dengan fosfin.
-
8/16/2019 182411_TUGAS P3K.pdf
15/25
10
Mekanisme kerja proses monsanto berjalan dengan beberapa tahap :
1. Siklus katalitik konversi metanol menjadi metiliodida
CH 3OH + HI CH 3I + H 2O
2. Tahap preformation, penambahan katalis Rh (I) kompleks ke dalammetil iodida membentuk [RhI 2(CO) 2]- kompleks.
RhX 3 + 3 CO + H 2O [RhX 2(CO) 2]- + CO 2 + 2 H + + X –
3. Catalytic cycle untuk mengaktifkan metenol memproduksi
iodometana, pertama methanol dimasukkan dalam tangki reaktor dan
direaksikan dengan HI. Peran iodida adalah hanya untuk
mempromosikan konversi methanol menjadi metil iodide:
MaOH + HI MeI + H2O
4. Setelah metil iodida telah terbentuk maka diteruskan ke reaktor
katalis. Siklus katalitik dimulai dengan penambahan oksidatif metil
iodida ke dalam [Rh(CO) 2I2]- sehingga terbentuk kompleks
[MeRh(CO)I 3]- . Kemudian dengan cepat CO pindah berikatan dengan
CH 3 membentuk kompleks.
CH 3I + [RhI I 2(CO) 2]- [RhI 3(CH 3)(CO) 2]-
5. Setelah itu direaksikan dengan karbon monoksida, dimana gas CO
berkoordinasi sebagai ligan dalam kompleks Rh, menjadi rhodium-
alkil kemudian membentuk ikatan menjadi kompleks asil-rhodium
(III). Dengan terbentuknya kompleks pada maka gugus CH 3COI
mudah lepas. Kompleks ini kemudian direduksi menghasilkan asetil
iodide dan katalis rhodium yang terpisah. Ditangki ini bekerja suhu
150 0C-200 0C dan tekanan 30 atm- 60 atm.
6. Asetil iodida yang terbentuk kemudian dihidrolisis dengan H 2O
menghasilkan CH 3COOH dan HI dimana HI yang terbentuk dapat
digunakan lagi untuk mengkonversi methanol menjadi MeI yang
akan masuk dalam proses reaksi dan melanjutkan siklus.
7. Tahap Separasi, asam asetat yang dihasilkan masuk dalam tangki
pemurinian untuk dipisahkan dari pengotor yang mungkin ada seperti
asam propionate. Pemurnian dilakukan dengan cara destilasi.
-
8/16/2019 182411_TUGAS P3K.pdf
16/25
11
• Proses Sintesa Asam Asetat dari Paten Ajinomoto
Proses sintesa ini dijalankan pada fase gas dengan suhu 276 oC dan
tekanan 26 atm. Katalis yang digunakan adalah rhodium 1% dalam
penyangga karbon aktif dengan aktivator katalisator metil iodida.
Perbandingan metanol dan gas CO yang digunakan adalah antara 1:1
sampai 1:3.• Proses Cativa dari Paten BP Chemicals
Proses ini dijalankan pada fase cair dengan suhu 150-220 oC dan
tekanan 15-50 barg. Katalis yang digunakan adalah senyawa iridium 700-
1500 ppm dan senyawa ruthenium sebagai promoter sebanyak 1500-2500
ppm. Reaksi dijalankan dalam reaktor gelembung.
Tabel 2.2. Perbandingan Proses BASF dan Proses Monsanto No. Pertimbangan BASF Monsanto
1 Bahan baku Metanol dan CO Metanol dan CO
2 Yield 90% 90-99%
3 Kondisi operasi 523 K, 650 atm 433 K-463 K, 30 atm
4 Katalis Co (tidak efektif) Rh (efektif)
5 Biaya investasi Tinggi Tinggi
6 Biaya operasi Rendah Rendah
2.3 Kegunaan Asam Asetat
Asam asetat merupakan pereaksi kimia dan bahan baku industri yang
penting untuk menghasilkan berbagai senyawa kimia. Asam asetat digunakan
dalam produksi polimer seperti polietilena tereftalat , selulosa asetat, dan polivinilasetat, maupun berbagai macam serat dan kain. Asam asetat digunakan sebagai
pengatur keasaman dalam industri makanan. Asam asetat encer juga sering
digunakan sebagai pelunak air di rumah tangga. Penggunaan asam asetat lainnya,
termasuk penggunaan dalam cuka relatif kecil (Setiawan, 2007).
Asam asetat digunakan untuk rumah tangga, industri dan kesehatan yaitu
sebagai berikut :
a. Bahan penyedap rasa pada makanan
-
8/16/2019 182411_TUGAS P3K.pdf
17/25
12
Bahan pengawet untuk beberapa jenis makanan dan merupakan pengawet
makanan secara tradisional. Daya pengawet disebabkan karena kandungan
asam asetatnya sebanyak 0,1 % asam asetat dapat menghambat pertumbuhan
bakteri spora penyebab keracunan makanan.
b. Pembuatan obat-obatan (Aspirin).
c. Bahan dasar pembuatan anhidrida asam asetat yang sangat penting diperlukan
untuk asetilasi terutama di dalam pembuatan selulosa asetat.
d. Bahan dasar untuk pembuatan banyak persenyawaan lain seperti asetil
klorida.
e. Di bidang industri karet (menggumpalkan karet).
f. 0,3 % asam asetat dapat mencegah pertumbuhan kapang penghasil
mikotoksin
g. Industri PTA merupakan pengkonsumsi asam asetat terbesar yang digunakan
sebagai media pelarut katalis.
h. Industri etil asetat sebagai bahan baku utama
i. Industri tekstil, terutama industri pencelupan kain dimana asam asetat
berfungsi sebagai pengatur pH.
j. Industri cuka, asam asetat sebagai bahan baku utama.
k. Industri benang karet, sebagai bahan penggumpal ( co-agulant ) ketika lateks
dikeluarkan dari extruder .
l. Di samping itu, asam asetat juga digunakan sebagai bahan setengah jadi
untuk membuat bahan-bahan kimia seperti vinil asetat, selulosa asetat, asam
asetat anhidrid, maupun kloro asetat.
-
8/16/2019 182411_TUGAS P3K.pdf
18/25
13
BAB III
SINTESA PROSES
3.1 Eliminasi Jenis Proses
Dari beberapa proses pembuatan asam asetat tersebut, maka dipilih
pembuatan asam asetat dengan Monsanto dengan alasan sebagai berikut :
1. Yield reaksi yang tinggi ( 90-99% ) dan hasil samping yang rendah
2. Bahan baku berupa metanol dan gas karbon monoksida yang mudah diperoleh
dari dalam negeri dengan harga lebih murah.
3. Kondisi operasi proses relatif aman karena berlangsung pada suhu dan tekanan
yang tidak terlalu tinggi (150-200 oC dan 33-65 atm).
Tabel 3.1. Proses produksi asam asetat dengan beberapa proses
Parameter
Proses
Karbonilasi
BASF
Karbonilasi
Monsanto
Oksidasi n-
Butana
Oksidasi
AsetaldehidFermentasi
Yield
Bahan Baku
90%
Metanol
dan CO
90-99%
Metanol
dan CO
60-70% n-
Butana dan
Udara
94%
Asetaldehid
dan Udara
30-40%
Etanol dan
acetobacter
aceti
Suhu 250 oC 150-200 oC 160-180 oC 70-90 oC 29-35 oC
Tekanan 650 atm 30-60 atm 45-55 atm 10 atm 1 atm
Katalis Cobalt Rhodium -Mangan
asetat-
3.2 Distribusi Bahan Kimia (Kondisi Operasi)
Distribusi bahan kimia digunakan untuk memperhitungkan keberadaan
spesies inert , membersihkan spesies lain yang dapat menyebabkan konsentrasi
tidak dapat diterima, mencapai selektivitas yang tinggi pada produk yang
diinginkan serta penjelasan kondisi operasi secara dasar.
-
8/16/2019 182411_TUGAS P3K.pdf
19/25
14
Metanol yang disimpan dalam tangki pada kondisi cair (30 oC, 1 atm)
dialirkan dan dinaikkan tekanannya menjadi 45 atm serta dinaikkan suhunya
menjadi 165 oC sebelum dimasukkan ke dalam reaktor. Gas karbon monoksida
dengan suhu 210 oC dan tekanan 30 atm dilakukan pretreatment agar suhu dan
tekanan menjadi 165 oC dan 45 atm. Reaktor yang digunakan yaitu bubble reactor
dengan sparger . Setelah keluar reaktor, tekanan diturunkan menjadi 5 atm. Reaksi
yang terjadi di reactor adalah :
CH3OH + CO # CH 3COOH
Metanol Karbon monoksida Asam asetat
3.3 Eliminasi Perbedaan Komposisi
Proses Monsanto ini umumnya dilakukan pada suhu 150 – 200 ! dan
tekanan 30 -60 atm. Adapun kondisi operasi yang dipilih pada suhu 165 ! dan
tekanan 45 atm. Pada awalnya merubah tekanan dan suhu metanol dan gas karbon
monoksida, setelah itu dialirkan kedalam reactor dengan menggunakan katalis
rhodium kompleks dan promoter HI. Setelah produk (asam asetat) dihasilkan,
dipompa menuju tangki pemurinian untuk dipisahkan dari pengotor yang mungkin
ada seperti asam propionat. Pemurnian dilakukan dengan cara distilasi (heuristik
9) dan kadar asam asetat yang dihasilkan mencapai 99% (heuristik 7).
3.4 Eliminasi Perbedaan Suhu, Tekanan, dan Fase
Ketika kondisi operasi reaksi dan pemisahan telah ditentukan, maka
keadaan umpan dan produk harus dilakukan penyesuaian. Hal ini dilakukan
biasanya dengan menyesuaikan tingkat suhu dan tekanan yang diinginkan untuk
mencapai konversi reaksi dan pemisahan. Selanjutnya setelah flowsheet telah
dibuat, dapat disesuaikan terhadap optimum ekonomi. Dalam tahapan sintesis,
berbagai operasi dilakukan untuk menghilangkan perbedaan suhu, tekanan, dan
fase antara sumber umpan, reaksi, operasi pemisahan, dan produk.
Dalam tahap proses, pertama methanol, air, HI, dan katalis dialirkan menuju
mixing tank . Setalah keluar dari mixing tank menuju heat exchanger agar menjaga
atau mengontrol suhu dan terjadi penukaran panas, setelah itu barulah dialirkan
kedalam reaktor dan ditambahkan gas karbon monoksida yang melewati heat
-
8/16/2019 182411_TUGAS P3K.pdf
20/25
15
exchanger. Hasil atas dari reaktor dimasukkan kedalam expander dimaksudkan
untuk menurunkan tekanan dan setalah itu masuk kedalam kondensor untuk
menurunkan suhu dan merubah fasa menjadi cair.
Hasil samping dari reaktor berwujud cair dan dialirkan menuju heat
exchanger agar dapat menyerap panas dan setelah itu masuk kedalam kolom
distilasi. Hasil atas kolom distilasi di pompa menuju kondensor dan terjadi
perubahan suhu. Hasil bawahnya dialirkan menuju reboiler dan terjadi perubahan
suhu, setelah itu masuk kedalam vaporizer, setelah itu kondendor untuk
penurunan tekanan dan perubahan suhu yang terjadi didalam heat exchanger dan
didapatkan produk murni (asam asetat) yang disimpan didalam tanki.
3.5 Rangkaian Proses (flowsheet lengkap)
Gambar 3.1 Flowsheet Lengkap Pembuatan Asam Asetat dengan Proses
Monsanto
Tabel 3.2 Keterangan Penamaan Alat dalam FlowsheetKode Keterangan
HE-01 Heat exchanger
R-01 Reaktor
EX-01 Expander
CD-01 Kondensor
-
8/16/2019 182411_TUGAS P3K.pdf
21/25
16
S-01 Separator
ABS-01 Absober
D-01 Distilasi kolom 1
D-02 Distilasi kolom 1
V-01 Vaporizer
ST-02 Tanki penyimpanan
Metanol
MT Mixing tank
Tabel 3.3 Peralatan Proses Nama Alat Fungsi Kondisi Operasi
Reaktor R-01 Tempat berlangsungnya
reaksi karbonilasi CH 3OH
dengan CO dan membentuk
CH 3COOH
Suhu : 165 !
Tekanan : 45 atm
Tanki ST-02 Menyimpan bahan baku
Metanol dalam bentuk cair
Suhu : 30 !
Tekanan : 1 atm
Kolom Scrubber Memisahkan HI dari
campuranya dengan
bantuan Metanol
Pompa bahan baku
Metanol
Mengalirkan Metanol dari
tangki penyimpanan sebagai
bahan baku penyerap HI
dalam Absober
Suhu : 60 !
Tekanan : 1 atm
Expander Menurunkan tekanan
produk gas reaktor
Tekanan awal : 30 atm
Tekanan akhir : 5 atm
Mixer Tank Tempat pencampuran
freshfeed metanol, katalis,
dan air.
-
8/16/2019 182411_TUGAS P3K.pdf
22/25
17
BAB IV
HEURISTIK PROSES
Dari proses yang telah dijelaskan di Bab III, terdapat beberapa heuristik atau
kaidah yang digunakan dalam proses tersebut antara lain:
a. Penyimpanan bahan baku (Heuristik 1)
Bahan baku utama yaitu metanol yang merupakan bahan non-hazard
disimpan dalam tangki pada kondisi cair (30 oC, 1 atm).
b. Pompa bahan baku Metanol (Heuristik 37)
Pompa yang digunakan untuk mengalirkan metanol dari tangki
penyimpanan sebagai penyerap HI dalam absorber adalah pompa sentrifugal.
Pompa sentrifugal digunakan untuk ketinggian 3200 ft dan laju alir antara 10-
5000 gpm.
c. Penaikkan suhu bahan baku (Heuristik 25)
Untuk menaikkan suhu bahan baku dari suhu 30 oC menjadi suhu 165 oC
digunakan alat heat exchanger.
d. Penaikkan tekanan bahan baku (Heuristik 34)
Untuk menaikkan tekanan bahan baku menjadi 45 atm digunakan alatkompresor.
e. Reaktor proses (Heuristik 21)
Jenis reaktor yang digunakan pada proses ini yaitu bubble reactor dengan
sparger. Reaksi yang berlangsung sangat eksotermis sehingga harus diberi
pendingin. Pendingin yang digunakan adalah air.
f. Penurunan tekanan produk gas reaktor (Heuristik 40)
Untuk menurunkan tekanan produk gas reaktor dari 30 atm menjadi 5 atmmenggunakan expander.
g. Pemisahan katalis (Heuristik 14)• Untuk memisahkan katalis H[Rh(CO) 2I2]- dari campurannya
digunakan alat Catalyst Recovery Separator • Untuk memisahkan katalis Rhodium kompleks dari campurannya
digunakan alat Catalyst Recovery Column (CRC).
-
8/16/2019 182411_TUGAS P3K.pdf
23/25
18
• Untuk memisahkan HI dari campurannya dengan bantuan metanol
digunakan Kolom Scrubber dengan jenis packed column .
h. Tahap pemurnian (Heuristik 9)
Asam asetat yang dihasilkan masuk dalam tangki pemurnian untuk
dipisahkan dari pengotor yang mungkin ada seperti asam propionate
menggunakan kolom distilasi.
-
8/16/2019 182411_TUGAS P3K.pdf
24/25
19
BAB V
KESIMPULAN
Dalam produksi asam asetat dari metanol, ada berbagai macam reaksi yang
dapat memproduksi produk asam asetat. Sebagai seorang teknik kimia, dalam
perancangan pabrik salah satu aspek yang perlu dipertimbangkan adalah nilai ekonomis
dari suatu proses. Sehingga dapat merancang produk dengan nilai jual setinggi mungkin
dan pengeluaran sekecil mungkin. Oleh karena itu pembuatan asam asetat dari metanol
dipilih proses karbonilasi methanol. Proses pembuatan asam asetat dengan cara ini
menggunakan bahan baku berupa methanol dan gas CO. Reaksi ini dapat dijalankan
dalam fae cair maupun gas. Proses menggunakan karbonilasi metanol dapat mencapai
90-99%
Tahap sintesa yang dilakukan terdiri dari 5 tahap, yaitu eliminasi perbedaan tiap
molekul, distribusi kimia, eliminasi perbedaan komposisi, eliminasi perbedaan suhu,
tekanan dan fase, dan rangkaian kerja atau proses. Kondisi operasi pada suhu 2000C
dan tekanan 33-65 atm. Alat yang digunakan meliputi reactor tempat berlangsungnya
reaksi karbonilasi metanol, tanki penyimpanan bahan baku methanol dalam bentuk cair,kolom scrubber, pompa bahan baku metanol, ekspander, dan mixer tank untuk
mencampurkan freshfeed methanol, katalis dan air.
-
8/16/2019 182411_TUGAS P3K.pdf
25/25
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011 . Prarancangan Pabrik Asam Asetat dari Metanol dan Karbon
Monoksida Kapasitas 250.000 Ton per Tahun. . Diakses dari
http://eprints.ums.ac.id/12259/2/BAB_I.pdf pada tanggal 25 Maret 2016.
Anonim. 2014. Asam Asetat . Diakses dari
https://www.academia.edu/9446385/Asam_Asetat pada tanggal 25 Maret 2016.
Fauzi, Andi Rahman & Ridwan. 2012. Pra-Rancangan Pabrik Asam Asetat dari Proses
Karbonilasi Methanol Kapasitas Produksi 120.000 Ton/Tahun . Jurusan Teknik
Kimia Universitas Diponegoro : Semarang.
Perry, John. H. 1999. Chemical Engineers Handbook, 7th ed . Mc Graw Hill Book
Company, Inc. New York.
Seider, Warren D., Seader, J.D., Lewin, Daniel R. 2004. Product & Process Design
Principles . 2nd edition. New York : Wiley.
Smith, J.M., H.C. Van Ness, & M.M. Abbott. 2001. Chemical Engineering
Thermodynamics, Sixth Edition . Mc Graw Hill Book Company, Inc. NewYork