17669562 informed consent

38
INFORMED CONSENT INFORMED CONSENT ASEP RAHMADIANA, SKep. ASEP RAHMADIANA, SKep. Ners. Ners. STIKes MITRA KENCANA STIKes MITRA KENCANA

Upload: ameliarisky

Post on 26-Dec-2015

49 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

INFORMED CONSENTINFORMED CONSENTINFORMED CONSENTINFORMED CONSENT

ASEP RAHMADIANA, SKep. Ners.ASEP RAHMADIANA, SKep. Ners.STIKes MITRA KENCANASTIKes MITRA KENCANA

PENGERTIAN

• Informed consent pada hakikatnya adalah persetujuan atas dasar informasi yang merupakan alat untuk menentukan nasib sendiri dalam pelayanan kesehatan

• Persyaratan informed consent adalah untuk setiap tindakan baik yg bersifat diagnostik maupun terapeutik, pada asasnya senantiasa diperlukan persetujuan pasien.

• Peraturan MenKes no 585/Men.Kes/Per/IX/1989 Psl 1, dinyatakan bahwa tindakan medik adalah suatu tindakan yg dilakukan thd pasien berupa diagnostik atau terapeutik

• Pasal 2, dinyatakan bahwa semua tindakan medik yg akan dilakukan thd pasien harus mendapat persetujuan

• Persetujuan diberikan setelah pasien mendapat informasi yg adekuat ttg perlunya tindakan medik serta resiko yg ditimbulkannya

• Hubungan antara informasi dan persetujuan dinyatakan dalam istilah informed consent.

Latar Belakang timbulnya Informed Consent

• Dl hukum Inggris (Common Law) telah lama dikenal hak perorangan untuk bebas dari bahaya atau serangan yg menyentuhnya tanpa hak disebut battery.

• Yaitu kejahatan atau perbuatan melawan hukum yg menggunakan kekerasan atau paksaan terhadap orang lain

• Persetujuan dl pelayanan medis pertama timbul di Inggris abad ke-18, yaitu pada pembedahan yg dilakukan tanpa persetujuan.

• Pengadilan memutuskan ahli bedah bertanggung jawab atas battery

• suatu prosedur medis yg dilaksanakan tanpa informasi yg memadai merupakan suatu kesalahan yg dp dipertanggungjawabkan berdasarkan kelalaian atau kealpaan

Syarat Informed Consent

• Hakim Cardozo (King, 1977) menyatakan bahwa setiap manusia dewasa dan berpikiran sehat mempunyai hak untuk menetukan hal yg dapat dilakukan thd tubuhnya

• Menurut Beauchamp bahwa informed consent dilandasi oleh prinsip etik dan moral serta otonomi pasien.

Prinsip tsb mengandung dua hal penting:1. Setiap orang mempunyai hak untuk

memutuskan secara bebas hal yg dipilihnya berdasarkan pemahaman ug memadai

2. Keputusan itu harus dibuat dl keadaan yg memungkinkannya membuat pilihan tanpa adanya campur tangan atau paksaan dari pihak lain

Menurut Appelbaun , untuk menjadi doktrin hukum maka informed consent harus memenuhi syarat sbb:

1. Adanya kewajiban dari dokter/petugas kesehatan untuk menjelaskan informasi kpd pasien

2. Adanya kewajiban dr petugas kesehatan untuk mendapatkan izin atau persetujuan dari pasien, sebelum dilakukan tindakan

Bentuk Informed Consent

• Informed consent dapat dilakukan secara tegas atau diam-diam, secara tegas dapat disampaikan dg kata-kata langsung baik secara lisan ataupun tertulis

• Informed consent secara tertulis adalah bentuk yg paling td diragukan

Adanya Informed Consent dari pasien dapat dilakukan, antara lain:

• Dgn bahasa yg sempurna & tertulis• Dgn bahasa yg sempurna scr lisan• Dgn bahasa yg tidak sempurna asal

dapat diterima oleh pihak lawan• Dgn bahasa isyarat asal dapat

diterima oleh pihak lawan• Dg diam atau membisu tetapi asal

dipahami atau diterima oleh pihak lawan (Mertokusumo, 1987).

Bentuk informed consent dp dikategorikan sbb:

• Dengan pernyataan (expression), yaitu dapat secara lisan dan dapat secara tertulis

• Dianggap diberikan, tersirat yaitu dalam keadaan biasa (normal), dalam keadaan gawat darurat

Teori tentang Informed Consent

• Ada tiga teori tentang informed consent berikur pandangan yg mendasarinya yg dikemukakan oleh Veatch (1982).

• Adapun ketiga teori yg akan dikemukakan ini sehubungan dg eksperimen pada manusia di bidang kedokteran

Teori Manfaat untuk Pasien

• Dalam kode etik medis menurut World Medical Association, dengan dalil apapun seorang dokter tidak dibenarkan melakukan sesuatu yg dapat melemahkan daya tahan tubuh dan jiwa manusia, kecuali untuk maksud terapeutik atau pertimbangan pencegahan semat-mata, yg diperlukan demi kepentingan pasien.

• Pemberian informasi kepada pasien harus dilakukan sedemikian rupa, sehingga pasien dapat berperan serta dl proses pembentukan dan pengambilan keputusan, bahkan secara aktif pasien menguasainya agar semaksimal mungkin dapat diperoleh manfaatnya

Teori Manfaat bagi Pergaulan Hidup

• Teori ini dititikberatkan pada pandangan utilitis yaitu bahwa kemanfaatan yg terbesar bagi jumlah yg terbesar.

• Nilai estetika, kebudayaan, keagamaan dan psikologis harus ikut dipertimbangkan

Teori Menentukan Nasib Sendiri

• Adanya hak individu untuk menentukan nasib sendiri menyebabkan informed consent penting bagi semua tindakan yg dilakukan atas tubuh, bahkan atas pelanggaran suasana kehidupan pribadi

Pandangan Terhadap Informed Consent

• Seorang petugas kesehatan harus memiliki kemampuan dan keterampilan berkomunikasi disamping keterampilan lainnya

• Disebabkan oleh tuntutan hukum, bahwa petugas kesehatan harus memberi informasi pada pasien.

Keharusan atau kewajiban memberikan informasi dikaitkan dg kemampuan dan keterampilan dr/perawat untuk berkomunikasi tdd dua bagian sbb:

• Pertama, pasien berhak menerima informasi tanpa diminta ttg segala sesuatu mengenai dirinya.

• Kedua, pasien tidak boleh dirugikan. Menahan informasi atau kebenaran dg alasan bahwa informasi tsb akan menghambat perawatan oleh dokter, atau dikhawatirkan bahwa pasien akan menolak perawatan, bukan merupakan dasar.

• Menolak perawatan adalah hak pasien yg dp dilakukan atau tidak tergantung dari informasi yg benar

• Dl praktek, pemberian informasi dlm informed consent sering sulit untuk dilaksanakan, karena tidak selslu dp ditunjukkan scr rinci sesuatu yg lebih baik scr medis. Seringkali tidak dapat diberikan jalan keluar scr mutlak

• Komunikasi atau dialog antara dokter dan pasien yg harus berjalan dl kejujuran

Ada dua standar yg dikenal untuk menetapkan cukup tidaknya informasi yg diberikan kepada pasien oleh dokter agar dapat mencapai persetujuan klien:

• Standar profesional atau standar yg layak dari dokter

• Standar materiil atau standar yang layak bagi pasien

• Standar profesional digunakan oleh beberapa negara maju

• Standar materiil digunakan oleh beberapa negara berkembang

• Didasarkan pada standar materiil, tugas seorang dokter/perawat untuk memberikan informasi ditentukan oleh informasi yng dibutuhkan klien

• Informed consent mempunyai landasan etik & hukum, maka tanggung jawab mengenai pelaksanaannya dpt dilihat dr segi etik dan hukum

• Menurut Permenkes, informed consent pelaksanaannya menjadi tanggung jawab dokter, dan apabila dilaksanakan di RS/klinik, maka institusi ybs ikut bertanggung jawab

Asas Hukum dalam Pelayanan Medik

Dl transaksi terapeutik asas hukum yg berlaku dan yg mendasari terkandung dl peraturan perundang2an sbb:

1. Azas legalitas, dl UU No. 23 th 1992 psl 50, menyatakan bahwa tenaga kesehatan bertugas menyelenggarakan atau melakukan keg kesehatan sesuai dg bidang keahlian dan atau kewenangan tenaga kes ybs.

2. Azas keseimbangan, dl UU No. 23 thn 1992 psl 2 (e), penyelengaraan kesehatan harus diselenggarakan secara seimbang antara kepentingan individu dan masyarakat, antara fisik dan mental, anatara material dan spiritual.

3. Asas tepat waktu, asas ini sangat diperlukan karena akibat kelalaian memberikan pertolongan tepat pada saat yg dibutuhkan dapat menimbulkan kerugian pada pasien. Pasal 55 UU no 23 th 1992 ditegaskan bahwa setiap orang berhak atas ganti rugi akibat kesalahan atau kelalaian yang dilakukan oleh tenaga kesehatan.

4. Asas itikad baik, dl pasal 1338 ayat 3 KUHPerdata disebutkan bahwa perjanjian harus dilaksanakan dengan itikad baik. Mengandung pengertian bahwa tenaga kesehatan berkewajiban memberikan pertolongan profesional yg bermutu dan bermartabat didasarkan kesungguhan niat dan tanggung jawabnya.

5. Asas kejujuran, asas ini seharusnya melandasi kewajiban petugas kesehatan mematuhi standar profesi dan menghormati hak pasien seperti yg diatur dl pasal 53 ayat 2 UU no 23 th 1992. karena kejujuran sebagai salah satu faktor yg dapat menumbuhkan sikap percaya.

6. Asas kehati-hatian, asas ini tersirat dl ketentuan pasal 54 ayat 1 UU no. 23 th 1992, bahwa dokter bertanggung jawab atas kesalahan atau kelalaiannya dalam melaksanakan profesinya. Setiap orang sebelum melakukan sesuatu dl hubungannya dg orang lain harus bersikap berhati-hati

7. Asas keterbukaan, asas ini diperlukan karena sikap saling percaya dapat ditumbuhkan jika terjalin komunikasi secara terbuka antara dokter dan pasien. Dalam komunikasi akan diperoleh peluang bagi pasien untuk mendapatkan penjelasan atau informasi

Tujuan Informed Consent

• Melindungi hak klien/pasien untuk membuat keputusan yang otonom

• Melindungi klien dari tindakan yg merugikan, sehingga dapat memberikan motivasi kepada tenaga profesional untuk betindak dengan penuh tanggung jawab

Di dl Nuremberg Code dikemukakan 4 syarat sahnya persetujuan yg harus diberikan scr sukarela, yaitu:

1. Persetujuan harus diberikan secara sukarela

2. Diberikan oleh yg berwenang hukum3. Diberitakukan4. Dipahami

Dlm deklarasi Helsinki, beberapa alasan pentingnya persetujuan:

• Melindungi otonomi pasien, karena pasien menguasai kehidupannya sendiri

• Melindungi martabat manusia, karena pasien bertanggung jawab atas hidupnya

• Berfungsi untuk memperlihatkan kepada masyarakat bahwa para subjek tidak dimanipulasi atau ditipu

• Menciptakan suasana kepercayaan anatara subjek penelitian dan dokter

Kebijaksanaan rumah sakit mensyaratkan bahwa pasien atau wakil pasien menandatangani formulir persetujuan untuk prosedur tertentu, yaitu:

• Pembedahan/operasi baik besar atau kecil

• Semua prosedur yangmenimbulkan lebih dari satu resiko yang dianggap tidak membahayakan

• Semua terapi radiologi• Terapi elektro yg menentukan• Semua prosedur yg disyaratkan oleh

peraturan perundang-undangan. Segala informasi yg berkaitan dg prosedur tsb dibuat secara tertulis

Penandatanganan informed consent secara yg dilakukan oleh pasien sebenarnya dimaksudkan sebagai penegasan atau pengukuhan dari persetujuan yg sudah diberikan setelah petugas kesehatan memberikan penjelasan mengenai tindakan medik yg akan dilakukannya.