176358920 farmakoterapi mual muntah
DESCRIPTION
nnTRANSCRIPT
TATALAKSAN TERAPI
1. Non-Farmakologi
a. Perubahan diet, bagi pasien dgn keluhan mual-muntah sederhana
b. Perubahan fisik, terutama bagi pasien yg mengalami perubahan labirin
otak karena masalah guncangan, yg dpt mengakibatkan tjdnya
ketidakseimbangan tubuh
c. Perubahan psikologis, terutama bagi pasien dgn keluhan mual-muntah
psikogenik, yaitu dgn memberikan intervensi psikologis,hypnosis, &
perubahan perilaku.
2. Farmakologi
Farmakoterapi untuk penderita mual muntah pada umumnya meliputi obat
antiemetik( anti mual dan muntah) seperti metoklopramid atau domperidone atau
fenotiazine dan antiemetik antihistamin, dapat meredakan mual akibat serangan
migran. Antiemetik dapat diberikan melalui injeksi intramuskular atau melalui
rektal jika mual menyebabkan masalah pemberian obat. Metoklopramid dan
domperidone mempunyai kelebihan dalam mempercepat pengosongan lambung
dan peristaltik norma; dosis tunggal sebaiknya diberikan pada saat gejala mulai
nampak. Sediaan analgesik oral yang mengandung metoklopramid atau
domperidone merupakan alternatif yang lebih nyaman. Untuk peringatan terkait
estrapiramidal metoklopramid terutama pada anak dewasa muda.
Dapat juga diberikan antagonis reseptor H2(AH2) yang bekerja
menghambat sekresi asam lambung. Burimamid dan Metiaamid merupaka
antagonis reseptor H2 yang pertama kali ditemukan, namun karena toksik tidak
digunakan diklinik. Antagonis reseptor H2 yang ada dewasa ini adalah simetidin,
ranitidin, famotidin, dan nizatidin.
Selain itu dapat juga diberikan obat penghambat pompa proton(PPI), obat
golongan ini merupakan penghambat sekresi asam lambung lebih kuat dari
golongan antagonis reseptor AH2. Obat ini bekerja diproses terakhir produksi
asam lambung, lebih distal dari AMP. Saat ini yang digunakan di klinik adalah
omeprazol,esomeprazol,lansoprazol,rabeprazol, dan pantoprazol. Perbedaan
antara kelima sediaan tersebut adalah pada substitusi di cincin piridin dan/atau
bensimidazol. Indikasi penghambat pompa proton sama dengan AH2 yaitu pada
penyakit peptik. Terhadap sindrom zollinger-ellison obat ini dapat menekan
produksi asam lambung lebih dari AH2 pada dosis yang efek sampingnya tidak
terlalu mengganggu. Efek samping yang umum terjadi adalah mual,nyeri
perut,konstipasi,flatulance dan diare.
Pada pasien kemoterapi dapat juga diberikan suatu antagonis 5-HT3 yaitu
Ondansetron yang sangat selektif yang dapat menekan mual dan muntah karena
sitostatika misalnya, cisplatin dan radiasi. Mekanisme kerjanya diduga
dilangsungkan dengan mengantagonisasi reseptor 5-HT yang terdapat pada
chemoreceptor trigger zone di area postrema otak dan mungkin juga pada aferan
fagal saluran cerna. Ondansetron juga mempercepat pengosongan lambung, bila
kecepatan pengosongan basal rendah. Ondansetron digunakan untuk pencegahan
mual dan muntah yang berhubungan operasi dan pengobatan kanker dengan
radioterapi dan sitostatika.