1_7 pengolahan kompos

12
1 | Page Membuat Pupuk Kompos Sampah di sekitar kita Boleh dibilang, setiap hari kita berhadapan dengan masalah sampah. Di lingkungan rumah tangga, tempat bekerja maupun di tempat-tempat umum sering kita jumpai sampah sebagai benda yang tidak digunakan lagi. Sampah dalam jumlah besar biasanya datang dari kegiatan industri (dikenal juga dengan sebutan limbah), misalnya dari kegiatan pertambangan dan buangan pabrik (manufaktur). Bila tidak dikelola dengan baik, sampah akan berbahaya bagi kesehatan manusia. Seperti kita ketahui, tempat sampah sering menjadi tempat yang menyenangkan bagi hewan penyebar penyakit, seperti lalat, nyamuk, tikus, dan kecoa. Selain itu, sampah yang dibuang sembarangan, misalnya ke dalam selokan atau sungai, akan menghambat jalannya aliran air. Sampah tersebut bertumpuk sehingga aliran air selokan atau sungai tersumbat. Ketika curah hujan tinggi dan berlangsung lama, akan mengakibatkan banjir. Dalam istilah lingkungan, sampah diartikan sebagai: ”bahan yang terbuang atau dibuang dari hasil kegiatan manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis." (Istilah Lingkungan untuk Manajeman, Ecolink, 1996). Namun, tidak semua sampah tidak berguna. Beberapa jenis sampah masih dapat diolah sehingga memiliki nilai ekonomi atau kegunaan lain bagi manusia. Untuk itu, kita perlu memiliki

Upload: nano-sudarno

Post on 25-Jun-2015

942 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: 1_7 Pengolahan Kompos

1 | P a g e

Membuat Pupuk Kompos

Sampah di sekitar kita

Boleh dibilang, setiap hari kita berhadapan dengan masalah sampah. Di lingkungan rumah tangga, tempat bekerja maupun di tempat-tempat umum sering kita jumpai sampah sebagai benda yang tidak digunakan lagi. Sampah dalam jumlah besar biasanya datang dari kegiatan industri (dikenal juga dengan sebutan limbah), misalnya dari kegiatan pertambangan dan buangan pabrik (manufaktur). Bila tidak dikelola dengan baik, sampah akan berbahaya bagi kesehatan manusia. Seperti kita ketahui, tempat sampah sering menjadi tempat yang menyenangkan bagi hewan penyebar penyakit, seperti lalat, nyamuk, tikus, dan kecoa. Selain itu, sampah yang dibuang sembarangan, misalnya ke dalam selokan atau sungai, akan menghambat jalannya aliran air. Sampah tersebut bertumpuk sehingga aliran air selokan atau sungai tersumbat. Ketika curah hujan tinggi dan berlangsung lama, akan mengakibatkan banjir. Dalam istilah lingkungan, sampah diartikan sebagai: ”bahan yang terbuang atau dibuang dari hasil kegiatan manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis." (Istilah Lingkungan untuk Manajeman, Ecolink, 1996). Namun, tidak semua sampah tidak berguna. Beberapa jenis sampah masih dapat diolah sehingga memiliki nilai ekonomi atau kegunaan lain bagi manusia. Untuk itu, kita perlu memiliki

Page 2: 1_7 Pengolahan Kompos

2 | P a g e

pemahaman tentang sampah dan bagaimana mengelolanya agar berguna. Salah satu bentuk pengelolaan sampah adalah pembuatan pupuk kompos. Pembuatan pupuk kompos dapat mengurangi masalah sampah sekaligus menciptakan nilai ekonomi dari sampah. Ada berapa jenis sampah?

Berdasarkan sifatnya sampah dibagi menjadi : A. Sampah organik - dapat diurai (degradable) B. Sampah anorganik - tidak terurai (undegradable)

Berdasarkan sumbernya, jenis sampah dibagi menjadi :

Sampah alam Sampah manusia Sampah konsumsi ??? Sampah nuklir Sampah industri Sampah pertambangan

Bagaimana cara menangani sampah?

1. Dipilah Yaitu memisahkan antara sampah yang mudah membusuk dan sampah yang tidak mudah atau sulit membusuk.

2. Dibuat kompos: setelah dipilah, sampah yang mudah busuk seperti bekas makanan dan sayur-sayuran dapat diolah menjadi pupuk kompos;

3. Didaur ulang: Adapun sampah yang tidak mudah membusuk, seperti

plastik atau kertas, dapat diolah menjadi barang yang dapat digunakan kembali atau dijual.

Page 3: 1_7 Pengolahan Kompos

3 | P a g e

Mengapa Harus Kompos?

Membuat kompos adalah salah satu cara mengolah sampah yang semula dianggap tak berguna menjadi benda yang memberi manfaat ekonomi dan lingkungan bagi kita. Secara sederhana, kompos adalah hasil pengolahan sampah organik atau yang mudah membusuk secara alami. Pengolahan tersebut dilakukan dalam kondisi suhu yang hangat dan lembab. Pengomposan adalah proses di mana bahan organik mengalami penguraian secara biologis, khususnya oleh mikroba-mikroba yang memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi. Contoh bahan baku pengomposan adalah:

Asal limbah/sampah Bahan

1. Pertanian

Limbah dan residu/sisa tanaman

Jerami dan sekam padi, gulma, batang dan tongkol jagung, semua bagian vegetatif tanaman, batang pisang dan sabut kelapa

Limbah & residu ternak Kotoran padat, limbah ternak cair, limbah pakan ternak, cairan biogas

Tanaman air Azola, ganggang biru, enceng gondok, gulma air

2. Industri

Limbah padat Serbuk gergaji kayu, blotong, kertas, ampas tebu, limbah kelapa sawit, limbah pengalengan makanan dan pemotongan hewan

Limbah cair Alkohol, limbah pengolahan kertas, ajinomoto, limbah pengolahan minyak kelapa sawit

Page 4: 1_7 Pengolahan Kompos

4 | P a g e

3. Limbah rumah tangga

Tinja, urin/air seni, sampah rumah tangga dan sampah kota

Apa saja manfaat kompos?

Kompos mempunyai manfaat bermacam-macam, yaitu:

1. Manfaat Ekonomi:

Menghemat biaya untuk transportasi dan penimbunan limbah,

Mengurangi volume/ukuran limbah,

Memiliki nilai jual yang lebih tinggi dari pada bahan asalnya.

2. Manfaat Lingkungan:

Mengurangi polusi udara akibat pembakaran limbah atau sampah,

Mengurangi kebutuhan lahan untuk penimbunan sampah.

3. Manfaat bagi tanah dan tanaman:

Meningkatkan kesuburan tanah,

Memperbaiki struktur dan karakteristik tanah,

Meningkatkan kapasitas serap air tanah

Meningkatkan aktivitas mikroba tanah,

Meningkatkan kualitas hasil panen (rasa, nilai gizi, dan jumlah panen),

Menyediakan hormon dan vitamin bagi tanaman,

Mengurangi pertumbuhan atau serangan penyakit tanaman,

Meningkatkan retensi atauketersediaan hara di dalam tanah.

Page 5: 1_7 Pengolahan Kompos

5 | P a g e

Bagaimana cara membuat kompos?

Untuk membuat kompos, perlu diperhatikan gambar di bawah ini: A. Tahapan pengomposan

Secara rinci adalah: 1. Pemilahan Sampah

Pada tahap ini dilakukan pemisahan sampah organik dari sampah an-organik (barang lapak dan barang berbahaya). Pemilahan harus dilakukan dengan teliti karena akan menentukan kelancaran proses dan mutu kompos yang dihasilkan.

2. Pengecil Ukuran

Pengecil ukuran dilakukan untuk memperluas permukaan sampah, sehingga sampah dapat dengan mudah dan cepat didekomposisi menjadi kompos

3. Penyusunan Tumpukan

Bahan organik yang telah melewati tahap pemilahan dan pengecil ukuran kemudian disusun menjadi tumpukan.

Page 6: 1_7 Pengolahan Kompos

6 | P a g e

Desain penumpukan yang biasa digunakan adalah desain memanjang dengan ukuran panjang x lebar x tinggi = 2m x 12m x 1,75m.

Pada tiap tumpukan dapat diberi terowongan bambu (windrow) yang berfungsi mengalirkan udara di dalam tumpukan.

4. Pembalikan

Pembalikan dilakuan untuk membuang panas yang berlebihan, memasukkan udara segar ke dalam tumpukan bahan, gunanya untuk meratakan proses pelapukan di setiap bagian tumpukan, meratakan pemberian air, serta membantu penghancuran bahan menjadi partikel kecil-kecil.

5. Penyiraman

Pembalikan dilakukan terhadap bahan baku dan tumpukan yang terlalu kering (kelembaban kurang dari 50%).

Secara manual perlu tidaknya penyiraman dapat dilakukan dengan memeras segenggam bahan dari bagian dalam tumpukan.

Apabila pada saat digenggam dan diperas tidak mengeluarkan air, maka tumpukan sampah harus ditambahkan air. Sedangkan jika sebelum diperas sudah keluar air, maka tumpukan terlalu basah oleh karena itu perlu dilakukan pembalikan.

6. Pematangan

Setelah pengomposan berjalan antara 30 hingga 40 hari, suhu tumpukan akan semakin menurun hingga mendekati suhu ruangan atau suhu di tempat.

Page 7: 1_7 Pengolahan Kompos

7 | P a g e

Pada saat itu tumpukan telah lapuk, yaitu berwarna coklat tua atau kehitaman. Kompos masuk pada tahap pematangan selama ± 14 hari.

7. Penyaringan

Penyaringan dilakukan untuk memperoleh ukuran butiran partikel kompos sesuai dengan kebutuhan serta untuk memisahkan bahan-bahan yang tidak dapat dikomposkan yang lolos dari proses pemilahan di awal proses.

Bahan yang belum terkomposkan dikembalikan ke dalam tumpukan yang baru, sedangkan bahan yang tidak terkomposkan dibuang sebagai residu.

8. Pengemasan dan Penyimpanan

Kompos yang telah disaring dikemas dalam kantung sesuai dengan kebutuhan pemasaran.

Kompos yang telah dikemas disimpan dalam gudang yang aman dan terlindung dari kemungkinan tumbuhnya jamur dan tercemari oleh bibit jamur dan benih gulma atau benih lain yang tidak diinginkan yang mungkin terbawa oleh angin.

Untuk melihat prosesnya, dapat dilihat pada gambar di bawah

Page 8: 1_7 Pengolahan Kompos

8 | P a g e

B. Teknik Segitiga

Ini adalah teknik membuat kompos dengan cara menumpuk daun-daun, potongan rumput dan bahan lain di atas terowongan udara, yaitu sebuah alat berbentuk segitiga dan panjang yang terbuat dari bambu atau kayu (lihat gambar di bawah). Terowongan udara berukuran tinggi: 20 cm dan panjang antara 1,5 hingga 2 meter. Buatlah dua buah terowongan udara dan letakkan berdampingan seperti tampak pada gambar di bawah:

Menjaga kelembaban tumpukan dengan menyiram secara teratur dan membiarkan sampai menjadi

kompos (± 6 minggu/warna

kehitaman seemua)

Menambahkan bahan dan menyiram air secara teratur setiap hari agar tumpukan

tetap lembab

Menumpuk daun-daun dan bahan-bahan lain di atas

satu terowongan udara dan

biarkan yang satunya

Page 9: 1_7 Pengolahan Kompos

9 | P a g e

C. ‘Keranjang Takatura’

Apa itu keranjang Takatura?

Keranjang kompos Takakura merupakan hasil penemuan Mr. Koji Takakura, orang Jepang yang menemukan sistem pengolahan sampah organik. Keranjang Takatura kemudian berkembang sebagai alat pengomposan sampah organik untuk skala rumah tangga. Keranjang Takakura sangat mudah digunakan, bersih dan tidak berbau sehingga aman digunakan di lingkungan rumah.

Cara kerjanya adalah:

setelah sampah organik dipisahkan dari jenis sampah lainnya, diolah dengan memasukkannya ke dalam keranjang Takakura.

Bakteri yang terdapat dalam starter kit pada keranjang Takakura akan menguraikan sampah menjadi kompos, tanpa menimbulkan bau dan tidak mengeluarkan cairan. Inilah keunggulan pengomposan dengan keranjang Takakura.

Setelah bahanya menjadi kompos, kemudian dikumpulkan dan ditempatkan di tempat yang telah disediakan (karung) untuk dapat dipergunakan sebagai

pupuk organik

Jika bagian bawah sudah mulai menghitam, kemudian membalik

timpukan di atas terowongan udara yang satunya. Tumpukan

bahan yang baru di atas

terowongan yang lama

Page 10: 1_7 Pengolahan Kompos

10 | P a g e

Cara membuat keranjang Takakura dan bahan yang dibutuhka: 1. Carilah keranjang berukuran 50 liter berlubang-lubang kecil

(supaya tikus dan binatang lain tidak bisa masuk) termasuk penutupnya,

2. Cari kardus bekas dengan ukuran tertentu, untuk memasukkan keranjang. Kardus ini untuk tempat bahan-bahan yang akan dijadikan kompos,

3. Masukkan kompos yang sudah jadi ke dalam kardus. Jika sebelumnya anda tidak membuat kompos sendiri, anda dapat mencari kompos yang sudah jadi yang sudah siap pakai. Tebarkan kompos ke dalam kardus, satu lapisan saja, setebal kurang lebih 5 cm. Lapisan kompos yang sudah jadi ini berfungsi sebagai starter proses pengomposan, karena di dalam kompos yang sudah jadi tersebut telah mengandung banyak sekali mikroba-mikroba pengurai. Setelah itu masukkan kardus tersebut ke dalam keranjang plastik.

4. Bahan-bahan yang hendak dikomposkan sudah bisa dimasukkan ke dalam keranjang. Bahan-bahan yang sebaiknya dikomposkan antara lain: sisa makanan dari meja makan seperti nasi, sayur, kulit buah-buahan. Bahan lainnya adalah sisa sayuran mentah dari dapur, seperti akar atau batang sayuran yang tidak terpakai. Sebelum dimasukkan ke dalam keranjang, harus dipotong-potong kecil-kecil lebih kurang 2 cm x 2 cm,

5. Setiap hari, bahkan setiap habis makan, lakukanlah proses memasukkan bahan-bahan yang akan dikomposkan seperti tahap sebelumnya. Demikian seterusnya. Aduk-aduklah setiap selesai memasukkan bahan-bahan yang akan dikomposkan. Bila perlu, tambahkan lagi selapis kompos yang sudah jadi,

6. Bila kompos sudah berwarna coklat kehitaman dan suhu sama dengan suhu kamar, maka kompos sudah dapat dimanfaatkan.

Page 11: 1_7 Pengolahan Kompos

11 | P a g e

Catatan untuk komposter Keranjang Takakura ini, upayakan agar bekas sayuran bersantan, daging atau bahan lain yang mengandung protein tidak dimasukkan ke dalam kardus. Mengingat starternya telah menggunakan kompos yang sudah jadi, maka MOL (mikroba lokal) tidak digunakan. Desain Keranjang Takakura berbahan bambu sederhana dapat dilihat di bawah :

Apa saja ciri kompos yang baik?

Kompos yang baik memiliki beberapa ciri sebagai berikut :

Berwarna coklat tua hingga hitam mirip dengan warna tanah,

Tidak larut dalam air, meski sebagian kompos dapat membentuk suspensi,

Nisbah C/N sebesar 10 – 20, tergantung dari bahan baku dan derajat kelembapan.

Berefek baik jika diaplikasikan pada tanah,

Suhunya kurang lebih sama dengan suhu lingkungan, dan tidak berbau

D. Pupuk cair dari sampah

Sampah ternyata tidak hanya bisa dibuat menjadi kompos atau pupuk padat namun dapat dibuat sebagai pupuk cair. Selain

Gambar 5. Model Sederhana Keranjang Takakura

Page 12: 1_7 Pengolahan Kompos

12 | P a g e

untuk pupuk, pupuk cair juga bisa menjadi aktivator untuk membuat kompos. Cara membuat pupuk cair sebagai berikut : 1. Potong-potong sampah hijau seperti sisa sayuran, sayuran

basi, dan sebagainya. 2. Siapkan tong plastik atau tong bekas wadah cat tembok

ukuran 25 kilogram (kg) atau ember yang dilengkapi dengan tutup.

3. Siapkan kantong plastik ukuran 60 cm x 90 cm dan beri beberapa lubang sebesar 1 cm. Lubang ini untuk memperlancar sirkulasi air dalam tong.

4. Siapkan 1/4 kg gula merah yang sudah dilarutkan. 5. Siapkan 1/2 liter bahan EM4 untuk mempermudah proses

pelarutan. 6. Siapkan 1/2 liter air bekas cucian beras. 7. Siapkan 10 liter air tanah. Untuk hasil maksimal jangan

gunakan air hujan atau air PDAM 8. Campurkan air bekas cucian beras, EM4, dan air gula ke

dalam tong plastik. Sementara itu potongan sampah hijau dimasukkan ke dalam kantong plastik yang sudah dilubangi.

9. Setelah itu, masukkan kantong plastik ini ke dalam tong plastik dan tambahkan air tanah.

10. Ikat kantong plastik berisi sampah hijau itu dan tutup pula tong plastik itu dengan rapat selama tiga minggu (21 hari).

11. Setelah tiga minggu, sampah dalam tong itu tidak berbau dan kelihatan menyusut. Angkat sampah itu hingga air tiris. Sampah dari dalam plastik menjadi pupuk padat, sedangkan air dalam tong menjadi pupuk cair

Sebagai alternatif lain untuk mendapatkan, Yayasan Kanopi Indonesia mengembagkan double composting secara sederhana, sehingga hasilnya akan didapatkan jenis kompos, yaitu kompos padat dan cair. Gambar pembuatan model double composting dapat dilihat pada gambar di samping.