1602110915 han hukum an dan ketenagakerjaan 1
TRANSCRIPT
Judul Matakuliah Kode Matakuliah: Deskripsi Singkat Tujuan Instruksi Umum
: Hukum Perburuhan dan Ketenagakerjaan : HKA 3201 / 2 sks : Hukum perburuhan mempelajari tentang kebijakan ketenagakerjaan, hubungan kerja, upah, jaminan social dan lembaga-lembaga perburuhan. : Diharapkan mahasiswa dapat membedakan hubungan antara hukum perburuhan yang berlaku dewasa ini dengan pembangunan nasonal Indonesia khususnya dibidang ketenagakerjaan sesuai dengan perkembanganya. Waktu Tatap Muka 5 2X
N o 1 1
Tujuan Instruksi Umum 2 Selesai mengikuti kuliah ini diharapkan mahasiswa dapat mengidentifikasikan karakteristik hukum perburuhan yang berlaku dewasa ini di Indonesia, sesuai dengan hukum positif
Pokok Bahasan 3 Karakteristik hukum perburuhan
Sub Pokok Bahasan 4 pengertian dan istilah hukum perburuhan b. ruang lingkup hukum perburuhan c. letak hukum perburuhan dalam penggolongan hukum/ pembagian hukum d. hakekat dan fungsi hukum perburuhan a. Undang-Undang Perjanjian c. Adat dan kebiasaan Yurispudensi Putusan P4 f. Perkembangan hukum perburuhan - sebelum - sesudah merdeka
Kepustakaan 6 1. Imam Soepomo, pengantar hukum perburuhan, 1981
2
Selesai mengikuti kuliah ini diharapkan mahasiswa dapat mengidentifikasikan sumber-sumber hukum perburuhan menurut hukum positif dan perkembangan hukum perburuhan di Indonesia.
Sumbersumber hukum dan perkembangan hukum perburuhan di Indonesia
2X
1. Imam Soepomo, pengantar hukum perburuhan, 1981
3
Selesai mengikuti kuliah ini diharapkan mahasiswa dapat mengidentifikasikan pembinaan dan penempatan tenaga kerja / buruh
Pembinaan dan penempatan tenaga kerja/buruh
pendidikan latihan kerja perluasan kesempatan kerja d. peningkatan mutu tenaga kerja e. penempatan tenaga kerja didalam negeri g. penempatan tenaga kerja diluar negeri
a. b. c.
2X
1. Peraturan Pemerintah no. 71 1991 tentang latihan kerja 2. Lalu Husni, pengantar hukum ketengakerjaan Indonesia, 2000 3. Manulang H. Sajun, pokok-pokok hukum ketenagakerjaan Indonesia 4. Permenaker no.per02/men/1994 5. Kepmenaker no.kep 44men/1994
4
Selesai mengikuti kuliah ini diharapkan mahasiswa dapat menjelaskan tentang hubungan industrial pancasila dan pokok-pokok ketenagakerjaan sesuai dengan pedoman pelaksanaan hubungan industrial pancasila (HIP)
Pola kebijakan ketenagakerjaa n Indonesia
a. b.
c.
latar belakang dan pengertian HIP Pola kemitraan dalam hubungan Industrial Pancasila Tujuan akhir daripada HIP
1X
1.
Drs. Soekarno, MPA, pembaharuan penggerakan buruh Indonesia dan hubungan perburuhan pancasila, 1983 2. Pedoman pelaksanaan HIP, Depnaker 1985 3. UU pokok tenaga kerja no. 14 tahun 1969 4. Manulang H Sajun, SH, pokokpokok hukum ketenagakerjaan
5
Selesai mengikuti kuliah ini mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan hubungan kerja antara pekerja dengan pengusaha/majikan mulai dari dibuat perjanjian sampai berakhirnya.
Hubungan kerja / perburuhan
a. b. c. d. e.
f.
perjanjian kerja atau kesempatan kerja kesempatan kerja bersama (KKB) Perjanjian kerja di kapal / laut Peraturan perusahaan Pemutusan hubungan kerja (PHK) perorangan / kolektif Perselisihan perburuhan
4X
1.
Kepmenaker No. 02/1993 tentang kesepakatan kerja. 2. UU No. 21/1954 tentang perjanjian perburuhan 3. Permenaker No. 02/1978 tentang prosedur pembuatan peraturan perusahaan 4. UU No. 12/1964 tentang PHK 5. Ins. Menaker No. 9/1964 6. Kepmenaker No. 150/2000 7. UU No.22/1957 8. Koko Kosidim, perjanjian kerja dan perburuhan dan peraturan perusahaan. 9. UU No. 3/1992 tentang jmainan social tenaga kerja.
6
Setelah mengikuti kuliah ini diharapkan mahasiswa dapat memahami dan mengidentifikasikan bentuk-bentuk perlindungan berdasarkan ketentuan hukum positif yang berlaku.
Perlindungan kerja
a. b. c. d.
kesehatan kerja keselamatan kerja upah jaminan social tenaga kerja (JAMSOSTEK)
3X
1.
Imam Soepomo, pengnatar hukum perburuhan, 1981 2. SDA, bidang kesehatan kerja, 3. UU No. 1/1970, tentang kesehatan dan keselamatan kerja 4. UU No.3 1992 tentang jamsostek 5. PP No. 8 1981 tentang penetapan upah 6. Permenaker No.01/1996, tentang penetapan upah minimum. 1. Depnaker, peranan tripartite sektoral dalam menciptakan kesejahteraan industri 2. H. Manulang Sajun, pokok-pokok hukum ketenaga kerjaan.
7
Selesai mengikuti kuliah ini mahasiswa diharapkan dapat/mampu memahami dan menjelaskan bentukbentuk lembaga perburuhan yang diakui pemerintah
Lembagalembaga pemerintahan
a. b. c. d.
lembaga kerjasama Bipartite Lembaga kerjasama Tripartite Organisasi Pekerja Organisasi Perburuhan Internasional
1X
Judul Matakuliah Kode Matakuliah Deskripsi Singkat Tujuan Instruksi Umum
: Hukum Pajak Perusahaan : HKA 6403 / 2 SKS : Hukum Pajak Perusahaan mempelajari tentang kebijakan-kebijakan perpajakan khususnya pajak perusahaan serta hak dan kewajiban. : Diharapkan mahasiswa dapat memahami arti penting dari pajak perusahaan dalam rangka membiayai pembanguan nasional. Waktu Tatap Muka 5 2X
N o 1 1
Tujuan Instruksi Umum 2 Selesai mengikuti kuliah ini diharapkan mahasiswa dapat mengidentifikasikan pajak secara umum dan khususnya pajak perusahaan sesuai dengan ketentuan-ketentauan hukum positif
Pokok Bahasan 3 Karakteristik pajak perusahaan
Sub Pokok Bahasan 4 a. dasar hukum pemungutan pajak perusahaan b. subjek dan objekobjek perusahaan c. objek pajak yang dikecualikan d. pengertian penghasilan menurut PPH 1984 e. pengertian dan runag lingkup penghasilan, keuntungan/laba yang dikenakan pajak a. bentuk usaha tetap /permanent estabilismen sebagai objek pajak luar negeri perbandingan dengan hukum pajak internasional hubungan istimewa antar perusahaan
Kepustakaan 6 1. UU no. 6,UU no 7 /1983 tentang PPH 2. Perseroan Terbatas dengan UU Pajak Perseroan, oleh Rochman Soemitro, 1982 3. Pajak-pajak Indonesia oleh B.Usman dan K.Subroto, 1980
2
Selesai mengikuti kuliah ini diharapkan mahasiswa dapat mengidentifikasikan objek pajak pada umumnya dan pajak penghasilan perusahaan khususnya sesuai dengan perkembangan hukum pajak di Indonesia.
Hal-hal khusus objek pajak perusahaan (badan tidak berkedudukan dan tidak didirikan di Indonesia )
2X
b.
1. UU no. 6 UU no 7/1983 tentang PPH 2. Perseroan Terbatas dengan UU Pajak Perseroan, oleh Rochman Soemitro, 1982 3. Penjelasan dan komentar Pajak Pengahasilan 1984, Husein Kartasamita, 1985.
c.
3
Selesai mengikuti kuliah ini diharapkan mahasiswa dapat memahami bentuk-bentuk penyusutan kekayaan perusahaan.
Penyusutan terhadap kekayaan
a. pengertian : Depresiasi Amortisasi Deplesi b. penilaian harta perusahaan bila terdapat kerugian yang dapat disusutkan. c. Matoda yang dipakai dalam penyusutan a. bentuk-bentuk kompensasi b. penghitungan kompensasi dan jangka waktu berlakunya kompensasi
2X
1. UU no. 6 UU no 7/1983 tentang PPH 2. UU no.10/1994 tentang perubahan UU PPH no7/1983 3. Penjelasan dan komentar Pajak Pengahasilan 1984, Husein Kartasamita, 1985.
4
Selesai mengikuti kuliah ini diharapkan mahasiswa dapat memahami kompensasi kerugian perusahaan dalam penghitungan pajak.
Konpensasi kerugian
2X
1. UU no. 6 UU no 7/1983 tentang PPH 2. UU no.10/1994 tentang perubahan UU PPH no7/1983 3. Pajak-pajak Indonesia oleh B.Usman dan K.Subroto, 1980 4. Penjelasan dan komentar Pajak Pengahasilan 1984, Husein Kartasamita, 1985. 1. UU no. 6 UU no 7/1983 tentang PPH
5
Selesai mengikuti kuliah ini mahasiswa diharapkan dapat
Pemakaian norma penghitungan
a. tujuan penghitunan
norma
2X
memahami norma penghitungan bagi wajib pajak yang tidak menyelenggarakan pembukuan
b. dasar pemakaian norma penghitungan c. tata cara penghitungan pajak memakai norma penghitungan Pembukuan perusahaan a. pengertian dan dasar hukum pembukuan b. kewajiban pembukuan c. jenis-jenis pembukuan d. akibat hukum tidak menyelenggarakan pembukuan e. kewajiban memperlihatkan pembukuan f. pemeriksaan pembukuan g. tujuan pemeriksaan 5X
2. Penjelasan dan komentar Pajak Pengahasilan 1984, Husein Kartasamita, 1985.
6
Selesai mengikuti kuliah ini diharapkan mahasiswa dapat memahami pentingnya arti pembukuan bagi perusahaan atau badan hukum
1. UU No.6 /1983 ttg ketentuan umum perpajakan 2.UU No9/1994 tentang KUP perobahan UU no. 6/1983 3. PP no.31/1986 tentang tata cara pemeriksaan di bidang perpajakan 4. pembaharuan perpajakan nasional, Moh. Zain dan Kastadi Arinta, 1990 5. Pemeriksaan dan peradilan dibidang perpajakan, Bambang Waluyo, 1991
Nama Matakuliah : Hukum Pemerintahan Di Daerah Kode Matakuliah : HKA 5023 / 2 SKS Deskripsi : Perkuliahan membahas asas-asas penyelenggaraan pemerintahan daerah. Untuk memahami pemerintahan daerah diuraikan secara sistematis sejarah dan dasar hukum pengaturan penyelenggaraan pemerintahan. Dalam rangka reformasi penyelenggaraan pemerintahan daeah dibahas pradigma baru penyelenggaraan pemerintahan daerah dibawah Undang-Undang no. 22 / 1999. aspek hubungan pemerintah provinsi dengan pemerintah kabupaten kota, masalah keuangan daerah merupakan materi yang dibahas dalam matakuliah ini. Tujuan Isntruksi Umum : Mahasiswa memahami dan mengerti serta dapat menjelaskan asas penyelenggaraan pemerintah daerah, sejarah serta aspek hukum penyelenggaran pemerintahan daerah saat ini. N o 1 1 Waktu Tatap Muka 5 2
Tujuan Instruksi Umum 2 Mahasiswa dapat menjelaskan asas-asas / system serta ajaran rumah tangga daerah.
Pokok Bahasan 3 Asas dan system otonomi daerah
Sub Pokok Bahasan 4 asas otonomi daerah system rumah tangga daerah
Kepustakaan 6 Bk. 1,2,3,6,10,13
-
2
Mahasiswa mengetahui sejarah perkembangan pemerintah daerah dan dasar hukum pengaturanya
Sejarah rumah tangga daerah
-
Zaman penjajahan Belanda dan Jepang Zaman Kemerdekaan a. UUD 1945 dan UU no.22/1999 b. UU no.1/1954 c. UU no.18/1965 d. UU no.5/1974 Mid Semester dasar hukum perubahan paradigma pemerintahan daerah perubahan landasan konstitusi pemerintahan prinsip otonomi menurut UU no. 22/1999 pembagian daerah dan werwenang daerah bentuk dan susunan pemerintahan daerah fungsi, tugas dan wewennag DPRD kewajiban, tugas kepala daerah, wakil dan perangkat daerah lainya. Hubungan pemeritah pusat dengan daerah dan pemerintah provinsi dengan kabupaten kota. Hubungan antara DPRD dengan
5
Bk. 4,10,12,13
3
Mid Semester Mahasiswa memahami paradigma perkembangan pemerintahan daerah
Mid Semester Paradigma baru penyelenggara- an pemerintahan daerah
1 6
Bk. 7,9,11 Bk. 4,5,8
-
-
-
4
Mahasiswa dapat mengerti dan menjelaskan penyeleggaraan pemerintahan daerah dibawah UU no. 22 / 1999
Pemerintahan daerah menurut UU no. 22 tahun 1999
-
-
-
-
-
-
kepala daerah Pengawasan dan pembinaan
5
Mahasiswa dapat menjelaskan pertimbangan keuanngan antara pusat dan daerah
Perimbangan keuangan antara pusat dan derah
-
perimbangan pada masa lalu perimbangan pusat dan daerah dibawah UU no. 25 / 1999
2
Bk. 4,5,8
Literatur, 1. Ateng Syafruddin, Pasang surut otonomi daerah, Binacipta, Bandung 2. ---------------------, Titik berat otonomi daerah pada daerah tingkat II, Binacipta, Bandung 3. Amrah Muslimin, Aspek-aspek hkm otonomi daerah , alumni, Bandung 4. Bagir Manan, Hubungan pemerintah pusat dan daerah menurut UUD 1945, Sinar Harapan, Jakarta 5. Mardiasmo, otonomi dan managemen keuangan daerah, Andi, Yogyakarta 6. RDH. Koesoemahatmadja, pengantar ke arah system pemerintahan daerah di Indonesia , Binacipta, Bandung
7.
8. 9. 10. 11. 12. 13.
Riant Nugroho, Otonomi Daerah, Desentralisasi tanpa revolusi , PT. Alex Media, Computindo, Jakarta. Riwu Kaho, Analisis Hubungan Pemerintah Pusat dan Daerah di Indonesia, Bina Aksara, Jakarta Sandu Wisitiono, Etika Hubungan Legislatif dan Eksekutif, Pusat Kajian Pemerintahan STPDN, Bandung Suhino, Perkembangan Pemerintahan Daerahdi Indonesia, Liberty, Jokyakarta S.H sarundayang, Arus balik kekuasaan pusat ke daerah, Sinar Harapan, Jakarta Sujamto, Otonomi nyata, dinamis dan bertanggung jawab, ghalia Indonesia, Jakarta The Liang Gie, Pertumbuhan pemerintahan daerah di Indonesia.
Judul Matakuliah Kode Matakuliah Deskripsi Singkat
Tujuan Instruksi Umum
: Hukum Tata Ruang dan Tata Guna Tanah : : Mempelajari sejarah dan dasar tentang hukunm berkaitan dengan penataan ruang, yang meliputi sajarah, latar belakang lahirnya sub spesies hukum yang berkaitan dengan tata ruang dan letak hukum tata ruang dalam pohon ilmu hukum di Indonesia, konsep-konsep, dasar filosofi (azas-azas), politik dan kondisi sosiologis penataan ruang di masyarakat, kelmbagaan penyusun dan yang bertanggung jawab dalam penataan dan pengelolaan tata ruang nasional, regional dan daerah, instrument hukum tata ruang, hak dan kewajiban dalam penataan ruang, penataan ruang dan lingkungan hidup, penataan ruang dan pengadaan tanah untuk berbagai kebutuhan masyarakat, pemerintah dan Negara, penataan ruang dan perizinan lokasi, penataan ruang daerah aliran sungai dan pantai, penataan perkotaan dan penataan ruang perdesaan. : Setelah mengikuti kuliah ini diharapkan mahasiswa dapat mengurikan secara teoritis dan yuridis permasalahan hukum yang berkaitan dengan penataan ruang dan perkembanganya, serta mempunyai pengetahuan dan kemampuan untuk menganalisis setiap permasalahan hukum yang berkaitan dengan penataan ruang, serta dapat membuat opini hukum berkaitan dengan permasalahan penataan ruang dan tata guna tanah. Waktu Tatap Muka 5 1
No 1 1
Tujuan Instruksi Umum 2 Mahasiswa mengetahui dan dapat menjelaskan sejarah dan latar belakang lahirnya sub spesies hukum tata ruang dan letaknya dalam pohon ilmu hukum
Pokok Bahasan 3 Sejarah dan latar belakang, serta letak hukum tata ruang dalam pohon ilmu hukum
Sub Pokok Bahasan 4 1. sejarah penataan ruang dan tata guna tanah 2. masalah-masalah penataan ruang dan tata guna tanah
Kepustakaan 6 1.Johara T.J.Dinata tata guna tanah dalam perencanaan perdesaan perkotaan dan wilayah. 2. Aca Sugandhy, penataan ruang dalam pengelolaan lingkungan hidup 3. Koesnadi Hardjasumantri, hukum tata lingkungan 4. Boediharsono, Hukum agrarian Indonesia, Himpunan Peraturan Hukum Tanah 1. Prof. Ir. Eko Budiharjo, tata ruang perkotaan 2. Johara T. Jayadinata tata guna tanah dalam perencanaan perdesaan, perkotaan dan wilayah. 3. Aca Sugandhi penataan ruang dalam pengelolaan lingkungan hidup 4. Boediharsono, hukum agraria Indonesia, himpunan peraturan hukum
2
Mahasiswa mengetahui dan dapat menjelaskan konsep, dasar, filosofi (azas-azas), politik, pendekatan dan kondisi sosiologis penataan ruang di masyarakat.
Konsep dasar filosofi (azas-azas), politik, pendekatan dan kondisi sosiologis penataan ruang di masyarakat.
1.
konsep dasar filosofi (azasazas), politik penataan ruang dan tata guna tanah 2. pendekatan penataan ruang dan tata guna tanah 3. kondisi sosiologis penataan ruang dan tata guna tanah di masyarakat Indonesia.
2
tanah
3
Mahasiswa mengetahui dan dapat menjelaskan sejarah pengaturan tata ruang dan tata guna tanah
sejarah pengaturan tata ruang sejarah pengaturan tata guna tanah -
- penataan ruang pada masa SVO, UU no. 24/1992 - penatagunaan tanah sebelum UU no. 5 /1960 dan setelah UU no.5/1960
2
1. Prof. Ir. Eko Budiharjo, tata ruang perkotaan 2. Johara T. Jayadinata tata guna tanah dalam perencanaan perdesaan, perkotaan dan wilayah. 3. Aca Sugandhy, penataan ruang dalam pengelolaan lingkungan hidup 4. Boediharsono, Hukum Agraria Indonesia, Himpunan Peraturan Hukum Tanah 1. Prof. Ir. Eko Budiharjo, tata ruang perkotaan Johara T. Jayadinata tata guna tanah dalam perencanaan perdesaan, perkotaan dan wilayah. penataan ruang dalam pengelolaan lingkungan hidup Boediharsono, hukum agraria Indonesia, himpunan peraturan hukum tanah Friedman Jhon, Perkiraan perkembangan masyarakat Indonesia Arie Sukanti Hutagalung SH,MLI, program retrisbusi tanah di Indonesia
4
Mahasiswa mengetahui dan dapat menjelaskan kewenangan hak menguasai Negara atas sumber daya agraria
hak menguasai Negara dalam penataan ruang hak menguasaai Negara dalam tata guna tanah -
-
penyusunan RUTR,RUTRK,RUTRD Tanah terlantar Landreform Pengadaan dan penggunaan tanah untuk kepentingan umum Redistribusi tanah Konsolidasi tanah
5
2.
3.
4.
5.
6.
5
Mahasiswa mengetahui dan dapat menjelaskan peran masyarakat dalam penataan ruang dan tata guna tanah
- peran masyarakat dalam penataan ruang - peran masyarakat dalam tata guna tanah
Hak dan kewajiban masyarakatdalam penataan ruang dan penatagunaan tanah Kasus-kasus penataan tanah yang menimbulkan konflik di tengah masyarakat -
2
1.
Prof. Ir. Eko Budiharjo, tata ruang perkotaan 2. Johara T. Jayadinata tata guna tanah dalam perencanaan perdesaan, perkotaan dan wilayah. 3. Aca Sugandhi penataan ruang dalam pengelolaan lingkungan hidup
4. Boediharsono, hukum agraria Indonesia, himpunan peraturan hukum tanah 6 Mahasiswa mengetahui dan dapat menjelaskan penatan ruang dan tata guna tanah dengan adanya otonomi daerah Tat ruang dan tata guna tanah dalam otonomi daerah penataan ruang oleh pemerintah daerah sinkronisasi penataan ruang daerah dengan tata ruang nasionalregional dan daerah lain tata guna tanah dalam rangka otonomi daerah 2 1. Prof. Ir. Eko Budiharjo, tata ruang perkotaan 2. Johara T. Jayadinata tata guna tanah dalam perencanaan perdesaan, perkotaan dan wilayah. 3. Aca Sugandhi penataan ruang dalam pengelolaan lingkungan hidup 4. Boediharsono, hukum agraria Indonesia, himpunan peraturan hukum tanah 1. Prof. Ir. Eko Budiharjo, tata ruang perkotaan 2. Johara T. Jayadinata tata guna tanah dalam perencanaan perdesaan, perkotaan dan wilayah. 3. Aca Sugandhi penataan ruang dalam pengelolaan lingkungan hidup 4. Boediharsono, hukum agraria Indonesia, himpunan peraturan hukum tanah
-
7
Mahasiswa mengatahui dan dapt menjelaskan tat ruang dan tata guna tanah dalam rangka pembangunan ekonomi dengan adanya investasi
- tata ruang dalam pembangunan sector kehutanan , perkebunan, pertambangan dan industri - tata ruang dan tata guna tanah dalam penyediaan sarana pelayanan untuk meningkatkan investasi - tata ruang dan tata guna tanah dalam penyediaan perumahan dan sarana penunjang investasi dalam era globalisasi
- tata ruang dan tata guna tanah untuk kehutanan, perkebunan, pertambangan dan industri - perubahan tata ruang dan tata guna tanah untuk pembangunan sarana dan prasarana pelayanan dalam investasi - perubahan subyek dan obyek pengguna ruang dan tanah dengan adanya era globalisasi
2
Judul Matakuliah Kode Matakuliah Deskripsi Singkat
Tujuan Instruksi Umum
: Hukum Pendaftaran Tanah : HKA / 2 SKS : Matakuliah hukum pendaftaran tanah menjelaskan pengertian pendaftaran tanah dan hukum pendaftran tanah, latar belakang dan tujuan pendaftaran tanah, sumber hukum pendaftran tanah, azas-azas dan system penyelenggaraan pendaftaran tanah meliputi pendaftaran tanah hak barat (konversi), pendaftaran tanah hak milik, hak guna bangunan, hak guna usaha hak pakai dan hak pengelolaan atas tanah Negara, pendaftaran hak milik atas tanah RSS, pendaftran tanah wakaf, pendaftaran pemindahan dan peralihanhak, pendaftran pembebanan hak atas tanah dan masalah-masalah yang timbul dalam pendaftaran tanah. : setelah mempelajari hukuma agrarian dan hukum pertanahan mahasiswa dapat menguraikan secara teoritis yuridisberkaitan dengan pendaftran tanah dan hukum pendaftaran tanah, dapat mengetahui perkembanganya dan mahasiswa dapat menganalisa setiap masalah dalam pendaftaran tanah. Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Waktu Tatap Muka 5 2X Kepustakaan
No
Tujuan Instruksi Umum
1
1
2 Mahasiswa mengerti dan dapat menjelaskan pengertian pendaftarn tanah dan hukum pendaftaran tanah, latar belakang lahirnya pendaftran tanah, tujuan pendaftran tanah, sumber hukum pendaftran tanah dan masalah yang timbul dalam pendaftaran tanah.
3 Pendahuluan
4 1. pengertian pendaftaran tanah dan hukum pendaftaran tanah 2. l atar belakang lahirnya pendaftaran tanah. 3. t ujuan pendaftaran tanah 4. s umber hukum pendaftaran tanah. 1. penyelenggaraan pendaftaran tanah 2. Azas-azas pendaftaran tanah 3. system pendaftaran tanah 4. hak-hak atas tanah yang dapat didaftarkan 5. masalahmasalah yang timbul dalam pendaftaran tanah 1. pengertian konversi 2. sejarah terjadinya hak-hak barat 3. bentuk-bentuk hak
6 1. Prof. Boedi Harsono, hukum agraria Indonesia , sejarah pembentukan UU pokok agraria. Isi dan pelaksanaanya, Djambatan, Jakarta, 1999 2. Prof. Dr. Drs. Notonegoro, SH, politik hukum dan pembangunan agrarian di Indonesia. Bina Aksara, Jakarta, 1984
2
Mahasiswa mengerti dan dapat menjelaskan, azas-azas pendaftaran tanah, system pendaftaran tanah, hak-hak atas tanah yang dapat didaftrakan dan masalah yang timbul dalam pendaftaran tanah
Pendaftaran tanah
2X
1. Prof.Mr.Dr. S.Gautama, Tafsiran UU pokok agrarian, Alumni Bandung, 1973
3
Mahasiswa mengerti dan dapat menjelaskan pengertian konversi dan hak yang harus dikonfersi, aturan hukum tentang konfersi,
Pendaftaran bekas hak barat atas tanah (konversi)
1X
tatacara pendaftran hak atas tanah sebagai pelaksanaan konversi, serta masalah yang timbul dalam pelaksanaan konversi.
atas tanah yang harus dikonversi 4. ketentuan tentang konversi 5. tatacara pendaftaran hak atas tanah sebagai pelaksanaan ketentuan tentang konversi 6. masalah yang timbul dalam konversi Pendaftaran tanah hak milik 1. pengertian tanah hak milik 2. terjadinya hak milik 3. ketentuan hukum tetang pendaftaran tanah hak milik 4. proses dan tatacara pendaftaran tanah hak milik 5. masalah yang timbul dalam pendaftaran tanah hak milik 1. pengertian hak guna usaha 2. terjadinya hak guna usaha 3. ketentuan tentang pendaftran tanah hak guna usaha 4. proses dan tata cara pendaftaran tanah hak guna usaha 5. masalah yang timbul dalam pendaftaran tanah hak guna usaha 1. pengertian hak guna bangunan 2. terjadinya hak guna bangunan 3. ketentuan hukum untuk mendapatkan hak guna bangunan 4. proses dan tatacara pendaftaran tanah hak guna bangunan 5. masalah yang timbul dalam pendaftaran hak guna bangunan. 1. pengertian hak pakai 2. terjadinya hak pakai tanah Negara 3. ketentuan hukum untuk mendapatkan hak pakai atas tanah Negara 4. proses dan tatacara 2X
4
Mahasiswa mengeti dan dapat menjelaskan, pengertian tanah milik, pengertian tanah milik, ketentuan hukum tentang pendaftaran tanah, proses dan tatacara pendaftaran tanah, dan masalah yang timbul dalam pendaftaran tanah milik
5
Mahasiswa mengerti dan dapat menjelaskan pengertian hak guna usaha, terjadinya hak guna usaha, ketentuan tentang pendaftaran hak guna usaha , proses dan tatacara pendaftaran tanah hak guna usaha.
Pendaftaran guna usaha
hak
1X
6
Mahasiswa mengerti dan dapat menjelaskan, pengertian hak guna bangunan, terjadinya hak guna bangunan, ketentuan hukum untuk mendapatkan hak guna bangunan, proses dan tatacara pendaftaran tanah hak guna bangunan
Pendaftaran hak guna bangunan
1X
7
Mahasiswa mengerti dan dapat menjelaskan pengertian hak pakai, terjadinya hak pakai, ketentuan hukum untuk mendapatkan hak pakai atas tanah Negara, proses dan tatacara pendaftaran tanah hak pakai
Pendaftaran hak pakai atas tanah Negara
1X
pendaftaran tanah hak pakai atas tanah Negara
5.
masalah yang timbul dalam pendaftaran hak pakai atas tanah Negara 2X
8
Mahasiswa mengerti dan dapat menjelaskan pengertian hak pengelolaan, terjadinya hak pengelolaan, ketentuan hukum untuk mendapatkan hak pengelolaan atas tanah Negara, proses dan tatacara pendaftaran tanah hak pegnelolaan atas tanah Negara
Pendaftaran hak pengelolaan atas tanah Negara
1. pengertian hak pengelolaan atas tanah Negara 2. terjadinya hak pengelolaan atas tanah Negara 3. ketentuan hukum untuk mendapatkan hak pengelolaan atas tanah Negara 4. proses dan tatcara pendaftaran tanah hak pengelolaan atas tanah Negara 5. masalah yang timbul dalam pendaftara hak-hak pengelolaan atas tanah Negara 1. pengertian tanah wakaf 2. terjadinya hak atas tanah wakaf 3. ketentuan hukum tentang tanah wakaf 4. proses dan tatacara pendaftaran tanah hak guna bangunan 5. masalah yang timbul dalam pendaftaran 1. pengertian pemindahan hak atas tanah 2. bentuk-bentuk pemindahan hak atas tanah 3. ketentuan hukum tentang pendaftaran pemindahan hak atas tanah 4. pembuatan akta pemindahan hak 5. pendaftaran pemindahan hak 1. pengertian hak tanggungan atas tanah 2. ketentuan hukum tentang pendaftaran pembebanan hak
9
Mahasiswa mengerti dan dapat menjelaskan pengertian tanah wakaf, terjadinya hak atas tanah wakaf, ketentuan hukum tentang tanah wakaf, proses dan tatacara pendaftaran tanah wakaf
Pendaftaran tanah wakaf
1X
10
Mahasiswa mengerti dan dapat menjelaskan pengertian pemindahan hak atas tanah, bentuk-bentuk pemindahan hak atas tanah , ketentuan hukum tentang pendaftaran pemindahan hak atas tanah
Pendaftaran pemindahan atas tanah
hak
1X
11
Mahasiswa mengerti dan dapat menjelaskan pengertian hak tanggungan atas tanah, ketentuan hukum tentang pendaftran pembebanan hak tanggungan atas
Pendaftaran pembebanan hak atas tanah atau hak tanggungan atas tanah
1X
tanah, tatacara pembebanan hak tanggungan atas tanah, pendaftaran hak tanggungan atas tanah
tanggungan atas tanah tatacara pembebanan hak tanggungan atas tanah 4. pendaftaran hak tanggungan atas tanah 3. Pendaftaran hak milik atas tanah untuk RSS dan RS 1. pengertian hak milik atas tanah RSS dan RS 2. terjadinya hak milik atas tanah RSS dan RS 3. ketentuan hukum untuk mendapatkan hak milik atas tanah RSS dan RS 4. proses dan tatacara pendaftaran tanah hak milik untuk RSS dan RS 1X
12
Mahasiswa mengerti dan dapat menjelaskan pengertian hak milik atas tanah RSS dan RS, terjadinya hak milik atas tanah RSS dan RS, ketentuan hukum untuk mendapatkan hak milik atas tanah untuk RSS dan RS, proses dan tatacara pendaftaran tanah hak milik untuk RSS dan RS
Judul Matakuliah Deskripsi Singkat
Tujuan Instruksional Umum
: Hukum Agraria : Hukum Agraria mepelajari pengertian hukum agraria dan hukum tanah, politik hukum pertanahan nasional dalam UUD 1945 dan hubungan dengan UUPA, ruan lingkup hukum agraria, perkembanganya sebagai ilmu hukum yang berdiri sendiri, dasar-dasar dan sumber hukum agrarian / hukum tanah, azas hukum tanah nasional, hak-hak penguasaan atas tanah, hak-hak atas tanah, pembebanan hak atas tanah, peralihan hak atas tanah, pengadaan tanah, land reform, serta tata guna tanah. : setelah mempelajari hukum agraria dan hukum pertanahan mahasiswa akan dapat menguraikan secara teoritis / yuridis yang berkaitan dengan hak penguasaan atas tanah, dapat mengetahui perkembanganya dan mahasiswa mampu menganalisa setiap masalah pertanahan. Waktu Tatap Muka 5 2X
No 1
Tujuan Instruksi Umum 2 Mahasiswa mengerti dan dapat menjelaskan pengertian hukum agraria sebagai cabang ilmu yang berdiri sendiri, objek dan ruang lingkup hukum agraria, landasan konstitusi dan politik hukum agrarian serta perkembangan hukum agrarian
Pokok Bahasan 3 Hukum agrarian sebagai cabang ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri
Sub Pokok Bahasan 4 1. pengertian hukum agrari nasional dan hukum tanah 2. politik hukum pertanahan nasional dalam UUD 1945 dan hubunganya dengan UUPA 3. ruang lingkup kajian hukum agrarian/hukum tanah 4. dasar-dasar dan sumber hukum agrarian/hukum tanah 5. perkembangan hukum agraria 1. hukum agraria sebelum era colonial 2. hukum agrarian dalam era colonial 3. politik hukum agraria dalam UUD 1945 dan UUPA
Kepustakaan 6 Prof.Boedi Harsono, Hukum Agraria Indonesia, sejarah pembentukan Undang-undang pokok agraria, Isi dan pelaksanaanya, djambatan Jakarta Prof.Dr.Drs. Notonagoro, SH, politik hukum dan pembangunan agrarian di Indonesia, bina aksara Jakarta, 1984
1
2
Mahasiswa mengerti dan dapat menjelaskan perkembangan hukum agrarian, masa sebelum datangnya penjajahan, masa penjajahan, masa kemerdekaan, sebelum dan sesudah berlakunya UUPA
Sejarah dan perkembangan hukum agrarian
2X
Prof.Boedi Harsono, Hukum Agraria Indonesia, sejarah pembentukan Undang-undang pokok agraria, Isi dan pelaksanaanya, djambatan Jakarta R Atang Ranumiharja, SH perkembangan hukum agraria di Indonesia, Tarsito, Bandung
3
Mahasiswa mengerti dan dapat menjelaskan hukum pertanahan sebagai bagian dari hukum agraria,
Hukum pertanahan sebagai bagian
1. latar belakang 2. politik hukum agraria dan perkembangan
2X
Prof.Dr.Drs. Notonagoro, SH, politik hukum dan pembangunan agrarian di Indonesia, bina aksara
menjelaskan objek kajian hukum pertanahan serta sumber-sumber hukm dan peraturan pelaksana
hukum agrarian
hukum agrarian 3. objek dan ruang lingkup kajian hukum pertanahan 4. sumber hukum dan peraturan pelaksana 1. Azas hak ulayat dalam hukum adat 2. azas hak menguasai Negara 3. Azas fungsi social 4. Azas pembatasan hak 5. Azas produktif aktif 6. Azas persamaan hak 7. Azas usaha bersama 8. Azas pemanfaatan 9. Azas konservasi 2X
Jakarta, 1984
4
Mahasiswa mengerti dan dapat menjelaskan azas-azas hukum pertanahan nasional yangmenjadi landasan perkembangan hukum pertanahan nasional
Azas-Azas hukum pertanahan nasional
UUPA Pasal 3,5 Pasal Pasal Pasal Pasal Pasal Pasal Pasal Pasal 1,2 6 7,10,11 10,11 9 12,13 14,15 15
5
Mahasiswa mengerti dan dapat menjelaskan hak-hak atas tanah dalam perkembangan hukum pertanahan nasional
Hak-hak tanah
atas
1. hak milik 2. hak guna usaha 3. hak guna bangunan 4. hak pakai 5. hak sewa 6. hak membuka tanah 7. hak memungut hasil hutan 8. hak-hak lain yang akan ditetapkan dengan undang-undang, serta hak yang disebut dalam pasal 53 UUPA (hak yang sifatnya sementara) 1. pengertian 2. dasar Hukum 3. pelaksanaanya
3X
UU No.5 /1960 (UUPA) Prof.Dr. Sudargo Goutama, Tafsiran Undang-Undang Pokok Agraria, Alumni Bandung
6
Mahasiswa mengerti dan dapat menjelaskan pengertian, dasar hukm dan pelaksanaan konversi hak atas tanah Mahasiswa mengerti dan dapat menjelaskan pengertian, tujuan dan dasar hukum serta pelaksanaan pengadaan
Konversi atas tanah
Hak
1X
UU no.5/1960 (UUPA)
7
Pengadaan tanah
1. pengeertian 2. tujuan pengadaan tanah - untuk kepentingan umum - untuk kepentinan usaha 3. dasar hukum pengadaan tanah 4. pelaksanaan pengadaan tanah 5. pencabutan hak atas tanah untuk pengadaan tanah bagi kepentingan 1. pembebanan dengan hak tanggungan 2. pembebanan hak atas
2 X`
8
Mahasiswa mengerti dan dapat menjelaskan pengertian, dasar hukum dan tujuan serta cara
Pembebanan atas tanah
hak
1X
pelaksanaan pembebanan hak atas tanah 9 Mahasiswa mengerti dan dapat menjelaskan bentuk-bentuk peralihan hak atas tanah, dasar hukum, serta cara pelaksanaanya Peralihan atas tanah hak
tanah lainya
dengan
hak
1. jual beli 2. penukaran 3. penghibahan 4. pemberian dengan wasiat 5. pemberian menurut adapt 6. perbuatan lain yang dimaksudkan untuk memindahkan hak milik - Imbreng (pemasukan dalam usaha) - Wakaf - dll 1. latar belakang 2. tujuan 3. dasar hukum peraturan pelaksanaannya
2X
10
Mahasiswa memahami dan mengerti serta dapat menjelaskan latar belakang, tujuan dan fungsi pendaftran tanah, dasar hukum serta prosedur pelaksanaan pendaftaran tanah Mahasiswa mengerti dan memahami serta dapat menjelaskan latar belakanng pengertian, tujuan dan fungsi, dasar hukum serta prosedur pelaksanaan land reform. Mahasiswa memahami dan mengerti serta dapat menjelaskan latar belakang pengeertian, tujuan dan fungsi, dasar hukum, langkah kebijakan dan perkembanganya tataguna tanah.
Pendaftaran tanah
1X dan
11
Land reform
1. latar belakang 2. tujuan 3. dasar hukum peraturan pelaksanaanya
1X dan
12
Tataguna tanah
1. latar belakang 2. tujuan 3. dasar hukum peraturan pelaksanaannya
1X dan
Judul Matakuliah Nomor Kode Matakuliah Deskripsi Singkat Tujuan Instruksi Umum
: Etika dan Tanggung Jawab Profesi Hukum : HKF 8103 / 2 SKS : Etika dan Tanggung jawab profesi hukum bertujuan menanamkan nilai-nilai etis yang luhur (yang bermoral dan beretika) dalam menjalankan profesinya kelak. : diharapkan mahasiswa menjadi orang yang hormat kepada hukum dan juga turut serta berperan aktif menegakan kewibawaan hukum yang demokratis dalam masyarakat. Waktu Tatap Muka 5 4X
No 1 1
Tujuan Instruksi Khusus 2 Setelah mengikuti kuliah ini diharapkan mehasiswa dapat memahami etika dan profesi hukum
Pokok Bahasan 3 Pemahaman tentang arti penting etika dan tanggung jawab profesi
Sub Pokok Bahasan 4 a. pentingnya pendidikan etika profesi b. pengertian etika dan profesi c. hubungan agama, hukum dan etika d. hubungan etika dan profesi hukum e. nilai dan fungsi kode etik f. etika bahagian dan filsafat
Kepustakaan 6 1. TAP MPR No.II/MPR/1993 2. KEP.Mendikbud No.17/D/O/1993 3. Etika dan profesi hukum, Suhawardi k Lubis 4. Etika dan profesi hukum, B Arief Shidartha 5. Pembaharuan pendidikan hukum dan pembinaan profesi, Mochtar Kasuma Atmaja. 6. Etika Sosial, Frans Magnus Suseno 7. Etika, K. Bertens 8. Etika Profesi Hukum, Abdul Kadir Muhammad 9. Penasehat dan bantuan hukum, Martiman Projo Hamijoyo 1. Etika, K Bertens 2. Etika Profesi Hukum, Suhawardi K Lubis 3. Etika Profesi Hukum, JE Kanter
2
Setelah mengikuti kuliah ini diharapkan mahasiswa dapat memahami latar belakang tentang etika pada umumnya.
Aliran/teoriteori tentang
a. b. c. d. e. f. g.
hedonisme utilitarianisme vitalisme Eudemonisme Deontologi Positivisme Idealisme
2X
3
Setelah mengikuti kuliah ini diharapkan mahasiswa dapat memahami nilai-nilai dan tanggung jawab moral dalam mengemban profesi hukum
Profesi tanggung moral
dan jawab
a. wujud dan tanggung jawab moral b. perwujudan dan tanggung jawab moral c. nilai-nilai moral profesi penegakan hukum
3X
1.
etika profesi hukum, E. Sumaryono 2. The Morality of Law, Lon L. Fuller 3. Etika, K. Bertens
d.
ukuran
nilai
kepribadian yang kuat e. etika dan etos moralitas 4 Setelah mengikuti kuliah ini diharapkan mahasiswa diharapkan memahami arti penting profesi hukum dank ode etiknya Profesi hukum dank ode etiknya a. profesi hukum b. profesi jaksa c. profesi pengacara dan advokat d. profesi notaries e. profesi kepolisian 4X 1. UU Kehakiman No. 14 / 1970 2. UU Kejaksaan No. 5 / 1991 3. UU Advokat No. 18 / 2003 4. UU Kepolisian No. 2 / 2002 5. PJN Notaris Stb 1860 No.3 6. Surat Keputusan Jaksa Agung No.Kep-088/JA/9/78 tentang pembinaan mental keluarga kejaksaan 7. SKEP JAKGUNG No. Kep 074/JA/7/1978 tentang pengesahan Panji Adhyaksa 8. Kode Etik Hakim 9. ode Etik Notaris 1. UU Kehakiman No. 14 / 1970 2. UU Kejaksaan No. 5 / 1991 3. UU Advokat No. 18 / 2003 4. UU Kepolisian No. 2 / 2002 5. PJN Notaris Stb 1860 No. 3 6. surat Keputusan jaksa Agung No.Kep 088/JA/9/78 tentan pembinaan mental keluarga Kejaksaan 7. SKEP JAKGUNG no. kep 074/JA/7/1978 tentang pengesahan Panji Adhyaksa 8. SE MAhkamah Agung No. 2/1984 tentang pengawasan notaries 9. kode etik hakim 10. kode etik notaries
5
Setelah mengikuti kuliah ini diharapkan mehasiswa dapat mengetahui dan memahami lembaga pengawasan profesi hukum
Pembinaan dan pengawasan profesi hukum
a. profesi hakim b. profesi jaksa c. profesi pengacara dan advokat d. profesi notaries e. profesi kepolisian
2X
Nama Matakuliah Kode Matakuliah Skripsi singkat
: Hukum Lingkungan : HKG 312 / 2 sks : mempelajari dasar-dasar hukum tentang hukum lingkungan yang meliputi latar belakang lahirnya disiplin hukum lingkungan, lahirnya kesadaran lingkungan hidup ditingkat global dan Indonesia. Kewenangan dan kelembagaan pengelolaan lingkungan hidup di Indonesia, instrument-instrumen hukum lingkungan, hak dan kewajiban dalam pengelolaan lingkungan hidup, AMDAL, pengendalian pencemaran air, penendalian pencemaran udara, pengendalian penemaran laut, engelolaan limbah B3, konsevasi sumber daya alam hayati, penegakan hukm administrative, aspek perdata dan aspek pidana serta menelaah dan menganalisa kasus lingkungan. Tujuan Instruksional Umum : setelah mengikuti matakuliah ini mahasiswa akan dapat menguraikan secara teoritis yuridis terhadap permasalahan hukum yanbg berkaitan dengan lingkungan dan perkembanganya, serta mempunyai pengetahuan dan kemapuan untuk menganalisa setiap permasalahan lingkungan. Waktu Tatap Muka 5 1X
No 1 1 T R
Tujuan Instruksi Khusus 2 Mahasiswa dapat menjelaskan latar belakang lahirnya disiplin hukum lingkungan
Pokok Bahasan 3 Latar belakang lahirnya disiplin hukum lingkungan
Sub Pokok Bahasan 4 1. masalah-masalah lingkungan 2. sebab-sebab timbulnya masalah lingkungan - perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi - penduduk 3. dampak dari masalahmasalah lingkungan - kesehatan - biaya ekonomi - estetika - kerusakan ekositem
Kepustakaan 6 NHT.Siahaan, Ekoogi Pembangunan dan hukum tata lingkungan, erlangga, Jakarta, 1987 Haarun M Husein, Lingkungan hidup : masalah, pengelolaan, dan penegakan hukumnya, Bumi Aksara, Jakarta, 1993
2 T R
Mahasiswa akan dapat menjelaskan perkembangan lahirnya kesadaran lingkungan hidup ditingkat global dan Indonesia
Lahirnnya kesadaran lingkungan hidup di tingkat global dan Indonesia
Global Deklarasi Stokholm, 1972 Deklarasi Rio 1992 Indonesia - komisi-komisi internasional yang telah diratifikasi oleh Indonesia
- pembentukan tim pembuat UULH Indonesia - lahirnya UU No.4 tahun 1982 tentang ketetuan pokok pengelolaan lingkungan. - UU No.23 / 1997 tentang pengelolaan ling. Hidup 3 T R Mahasiswa dapat menjelaskan kewenangan dan kelembagaan pengelolaan lingkungan hidup di Indonesia Kewenangan dan kelembagaan pengelolaan lingkungan hidup di Indonesia 1. kewenangan menteri Negara lingkungan hidup dan BAPEDAL 2. Bapedal wilayah 3. Menteri Sektoral 4. Pemda dan Bapedalda Berdasarkan UU No.23 / 1997 dan UU No.22/1999 Pengertian dan fungsi : 1. buku mutu lingkungan hidup 2. buku mutu ambient 3. buku mutu limbah 4. buku mutu emisi 5. criteria buku kerusakan lingkungan hidup 6. perizinan 7. analisis mengenai dampak lingkungan 8. peran serta masyarakat 9. insentif ekonomi 10. audit lingkungan 1X UU No.23 tahun 1997 UU No. 22 Tahun 1999
4 R B
Mahasiswa dapat menjelaskan bentuk-bentuk instrument hukum lingkungan
Instrumentinstrumen hukum lingkungan
2X
Harun M Husein, Berbagai aspek hukum AMDAL, Bumi Aksara Jakarta, 1992 UU No. 23 Tahun 1997 Peraturan pemerintah
5 R B
Mahasiswa dapat menjelaskan hak dan kewajiban dalam pengelolaan lingkungan hidup
Hak-hak dan kewajiban dalam pengelolaan lingkungan hidup
1. arti penting hak atas lingk.hidup yang baik dan sehat
1X
UU No. 23 tahun 1997
2.
hak dan kewajiban untuk berperan seta dalam pengelolaan ling. Hidup
3.
hak untuk mendapatkan informasi ling. Hidup 4. kewajiban-kewajiban sector usaha 6 K W Mahasiswa mengetahui dan memahami tentang analisa mengenai dampak lingkungan Analisa mengenai danpak lingkungan 1. Fungsi AMDAL 2. pengaturan hukum tentang AMDAL PP No. 29 / 1986 PP No. 51 / 1993 1X F. Gunawan Suratmo, Analisis mengenai danpak lingkungan, Gajah Mada University Press, 1991 UU No. 23 / 1997 PP No. 29 / 1986 PP No. 51 / 1993 PP No. 27 / 1999
-
PP 1999
No.
27
/
7 K W
Mahasiswa dapat menjelaskan tentang pengendalian pencemaran air
Pengendalalin pencemaran air berdasarkan PP no. 20 / 1990
1. Instansi yang berwenang 2. Instrumen-instrumen hukum untuk pengendalian pencemaran dan perusakan laut 3. kewajiban sector usaha 4. sanksi-sanksi 1. Instansi yang berwenang 2. Instrumen-instrumen hukum untuk pengendalian pencemaran dan perusakan udara 3. kewajiban sector usaha 4. sanksi-sanksi Instansi yang berwenang 2. Instrumen-instrumen hukum untuk pengendalian pencemaran dan perusakan udara 3. kewajiban sector usaha 4. sanksi-sanksi 1. riwayat singkat pengaturan : PP No. 19 / 1994 PP No. 12 / 1995 PP No. 18 / 1999 PP No. 85 / 1999 2. Instansi yang berwenang 3. Instrumen instrumen hukum pengelolaan limbah B3 4. kewajiban sector usaha 5. sanksi-sanksi 1. 1X
PP no. 82 tahun 2001
8 K W
Mahasiswa dapat menjelaskan tentang pengendalian pencemaran udara
Pengendalian pencemaran udara
PP No. 41 tahun 1999 PP No. 4 tahun 2001
9 K W
Mahasiswa dapat menjelaskan tentang pengendalian pencemaran dan perusakan laut
Pengendalian pencemaran dan perusakan laut berdasarkan PP No.19 tahun 1999
1X
PP No. 19 tahun 1999
10 T R
Mahasiswa mengetahui penelolaan limbah berbahaya dan beracun
tentang bahan
Pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun
1
PP no. 18 tahun 1999 PP No. 85 tahun 1999 Disertasi Takdir Rahmadi
11 A D E
Mahasiswa konservasi hayati
mengetahui tentang sumber daya alam
Konservasi sumber daya alam hayati
1. pengertian strategi konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya
2X
UU No. 5 Tahun 1990 UU no. 41 Tahun 1999
2. larangan larangan dan sanksi-sanksi berdasarkan UU No. 5 tahun 1990 3. kebijakan pengelolaaan hutan berdasarkan larangan-larangan dan sanksi-sanksi menurut UU No. 41 tahun 1999 12 A D E Mahasiswa mengetahui tentang penegakan hukum adminsitrasi Penegakan hukum administrasi 1. pengawasan 2. sanksi-sanksi administrasi yang diatur dalam UU No. 23 tahun 1997 1. pertanggungja waban perdata berdasarkan kesalahan (liability based on fault) 2. pertanggungja waban tidak berdasarkan kesalahan (strict liability) 3. ganti kerugi 4. kasus-kasus gugatan linkungan perdata di indonesia 1. pengertian gugatan perwakilan (class action) 2. tatacara pengajuan gugatan perwakilan 3. perbandingan dengan Negara-negara lain, misalnya Ausytralia dan Amuerika Serikat 1. Pengertian, fungsi dan ruang lingkup dari hak gugat LSM 2. perkembangan dan dasar hukumnya dalam UU No. 23/1997 dan UU.41/1999 2X UU No. 23 Tahun 1997
13 S H
Mahasiswa mengetahui tentang proses penyelesaian sengketa lingkungan hidup
Penyelesaian sengketa lingkungan hidup
Siti Sundarai Rangkuti, hukum lingkungan kebijaksanaan Lngkungan dalam proses pembangunan hukum nasional Indonesia, Airlangga University Press, Surabaya, 1986 Suparto Wijoyo, Sengketa Lingkungan, AUP, Surabaya, 1999
3.
kasus-kasus gugatan oleh LSM di Indonesia 1X Suparto Wijoyo, Sengketa Lingkungan, AUP, Surabaya, 1999
14 S H
Mahasiswa mengetahui bagaimana bentuk penyelesaian sengketa di luar pengadilan
Penyelesaian sengketa di luar pengadilan negosiasi, mediasi dan arbitrase Penegakan hukum
1. pengertian negosiasi, mediasi adan arbitrase 2. kasus di Indonesia 3. pengaturanya di Indonesia 1. delik materil dan delik
15
Mahasiswa
dapat
menjelaskan
1X
UU No. 23 tahun 1997
A D E
penegakan pidana
hukum
lingkungan
lingkungan pidana
formil 2. pertanggungjawaban pidana individual dan koperasi 3. PPNS dan Kewenanganya dalam Undang-Undang no. 23 tahun 1997
CATATAN : TR : TAKDIR RAHMADI RB : REMBRANDT KW : KURNIA WARMAN ADE : FRENADDIN ADEGUSTARA SH : SUKANDA HUSEIN
Judul Matakuliah Nomor Kode / SKS Deskripsi Singkat
Tujuan Instruksi Umum
: Hukum Kepegawaian : HKA 6302 / 2 SKS : Matakuliah hukum kepegawaian menjelaskan pengertian hukum kepegawaian/pegawai negeri, jenis dan kedudukan, kewajiban dan hak pegawai negeri, pengangkatan pegawai negeri dan manajemen pegawai negeri, kepangkatan pegawai negeri, pembinaan pegawai negeri, hukum disiplin pegawai negeri serta pemberhentian pegawai negeri. : setelah mempelajari hukum kepegawaian mahasiswa akan mampu menerangkan secara teoritis yuridis sehubungan dengan masalah kepegawaian/pegawai negeri dan melihat perkembangannya serta mampu menganalisa setiap masalah kepegawaian yang timbul. Waktu Tatap Muka 5 3X
No 1 1
Tujuan Instruksi Khusus 2 Mahasiswa mengerti dan dapat menjelaskan pengertian pegawai negeri, unsure-unsur kepegawaian negeri dan dasar pengaturan pegawai negeri
Pokok Bahasan 3 Pendahuluan pengantar
Sub Pokok Bahasan 4 1. pengertian pegawai negeri/kepegawaian 2. objek hukum kepegawaian 3. perlunya pegawai negeri 4. hubungan dinas public 5. segi hukum pengangkatan pegawai negeri 6. perbedaan penjabat Negara dengan pegawai negeri 7. jenis pegawai negeri 1. kedudukan pegawai negeri 2. hak pegawai negeri 3. kewajiban pegawai
Kepustakaan 6 1. Moh. MAhfud MD, Hukum kepegawaian Indonesia, Liberty, Yokyakarta,1999 2. Mochsan, Hukum Kepegawaian, pengangkatan dalam pangkat pegawai negeri sipil, 1997
/
2
Mahasiswa mampu menguraikan tentang kedudukan, kewajiban dan hak pegawai negeri
Kedudukan, hak dan kewajiban pegawai negeri
3X
3. U.utrecht, Pengantar Hukum Tata Usaha Negara Indonesia, Alumi, ABndung, 1975
negeri 3 Mahasiswa mengerti dan dapat menjelaskan tentang pembinaan pegawai negeri dan penggajian pegawai negeri Pembinaan dan penggajian pegawai negeri 1. system karier 2. system prestasi kerja 3. kebaikan dan kelemahan masingmasing 4. gaji pokok pegawai negeri 5. tunjangan pegawai negeri 6. system penggajian skala tunggal 7. system penggaian skala majemuk 1. formasi pegawai negeri 2. syarat lamaran 3. latihan pra jabatan (LPJ) 4. macam kenaikan pangkat 1. kewajiban-kawajiban bagi pegawai negeri 2. larangan-larangan bagi pegawai negeri 3. hukuman disiplin bagi pegawai negeri 1. tujuan manajemen 2. kebijaksanaan manajemen pegawai negeri 3. sumpah dank ode etik pegawai negeri 1. tindak pidana pegawai negeri 2. kejahatan jabatan penggelapan uang penggelapan barang-barang pemalsuan surat-surat menerima suap penyalahgunaan kekuasaan membuka rahasia jabatan 3. macam-macam pemberhentian pegawai negeri 2X 4. H. Nainggolan, Pegawai negerisipil, Yokyakarta, 1992 Pembinaan Liberty,
4
Mahasiswa mengerti dan mampu menjelaskan tata cara pengangkatan dan mengenai kepangkatan pegawai negeri
Pengangkatan dan kenaikan pangkat pegawai negeri
2X
5. Sastra Djatmika, Hukum kepegawaian di Indonesia, Djambatan Jakarta, 1989
5
Mahasiswa mengerti dan mampu menjelaskan disiplin pegawai negeri dan hukuman disiplin terhadap pegawai negeri
Disiplin pegawai negeri dan hukuman disiplin pegawai negeri
2X
6. peraturan pemerintah No. 30 tahun 1980 tentang disiplin pegawai negeri
6
Mahasiswa mengerti dan bisa menjelaskan tentang manajemen pegawai negeri sipil, sumpah dan kode etik
Manajemen pegawai negerisipil
2X
7. undang-undangn no. 43 tahun 1999 tentang kepegawaian
7
Mahasiswa mengerti dan mampu menjelaskan tentang pemberhentian pegawai negeri, tindak pidana pegawai negeri sipil
Tindak pidana pegawai negeri dan pemberhentian pegawai negeri
2X
8. Mahfud. MD, Hukum kepegawaian Indonesia, Liberty, Yokyakarta, 1999
Judul Matakuliah Nomor Kode / SKS Deskripsi Singkat
Tujuan Instruksi Umum
: Land Reform : / 2 SKS : matakuliah ini mempelajari tentang dasar-dasar land reform yang meliputi pengertian, latar belakang lahirnya kebijakan land reform, tujuan land reform dan arti penting land reform di Indonesia, pembatasan pengausaan tanah, larangan pemilikan tanah absentee, larangan pemecahan tanah pertanian, redistribus tanah, pengaturan kembalai tanah gadai tanah pertanian, pengaturan kembali perjanjian bagi hasil tanah pertanian, penyelenggaraan land reform di Indonesia dan dibeberapa Negara sebagai perbandinan. : setelah mnegikuti matakuliah ini mahasiswa akan dapat menjelaskan tujuan dan arti penting pelaksanaan land reform bagi Indonesia, dapat menjelaskan persoalan-persoalan hukum yang berkaitan dengan land reform, serta mempunyai pengetahun dan kemapuan untuk menganalisis setiap permasalahan dalam implementasi kebijakan land reform. Waktu Tatap Muka 5 2X
No 1 1
Tujuan Instruksi Khusus 2 Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian, latar belakan lahirnya land reform, tujuan land reform, hubungan land reform dengan land use planning dan ruang lingkup kegiatan land reform
Pokok Bahasan 3 Pendahukuan
Sub Pokok Bahasan 4 pengertian matakuliah pengertian land reform latar belakang lahirnya kebijakan land reform dibeberapa Negara asing di Indonesia tujuan land reform pengaturan land reform hubungan land reform dengan land use planning
Kepustakaan 6 Boedi harsono, Hukum AGraria Indonesia, Sejarah pembentukan UUPA, isi dan pelaksanaanya, Djambatan, Jakarta, 1997 AP Parlindungan, land reform di Indonesia, suatu study perbandingan, mandar maju, bandung, 1991 Maria SW Sumardjono, kebijakan pertanahan, antara regulasi dan implementasi, penerbit buku kompas, Jakarta , 2001
1. 2. 3.
4. 5. 6.
7.
permasalahanpermasalahan dalam pelaksanaan land reform di Indonesia 8. runag lingkup kegiatan land reform 2 Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian dan tujuan pembatasan penguasaan tanah, pengaturanya, penetapan batas maksimum penguasaan tanah dan ketentuan batas minimum penguasaan tanah Pembatasan pengausaan tanah 1. pengertian dan tujuan pembatasa penguasaan tanah 2. pengaturan pembatasan penguasaan tanah 3. larangan pengausaan tanah secara berlebihan 4. penetapan batas maksimum pengausaan tanah - ditetapkan berdasarkan kondisi daerah kabupaten/kota - untuk tanah yang terdapat lebih dari satu daerah kabupaten/kota - penetapan terhadap tanah pertanian, sawah dan tanah kering - penetapan berdasarkan per satu keluarga 5. larangan pengalihan hak atas tanah kelebihan batas maksimum 6. ketentuan minimum penguasaan tanah 1. pengertian tanah absentee 2. dasar-dasar penetuan tanah absentee 3. tujuan larangan pemilikan tanah absentee 4. dasar hukum larangan tanah absentee 5. peristiwa-peristiwa hukum penyebab timbulnya tanah absentee 6. pengecualian larangan tanah tanah absentee 7. sanksi pelanggaran pemilikan tanah absentee 2X Al Araf dan Awan Puryadi, perebutan kuasa tanah, Lappera Pustaka Utama, Yokyakarta, 2002 Barahmana Adhie dan HB Nata Menggala (Penyunting), reformasi pertanahan, Mandar MAju, Bandung, 2002
3
Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian tanah absentee, ketentuan laranganya, tujuan dari adanya larangan pemilikan tanah absentee, dasar-dasar penentuan tanah absentee, pengecualian larangannya serta penyelesaian masalah tanah absentee
Laranan pemilikan tanah absentee
2X
Noer Fauzi, Resitusi, Redistribusi dan Tanure Reform, Belajar Traditional Justice dari program land reformAfrika Selatan, dalam Wnanrno Yudo dkk (editor), sosok ilmuan yang kritis dan konsisten, kumpulan tulisan peringatan 70 tahun Soetandyo Wignjosoebroto, ELSAM,HUMA dan WALHI, Jakarta, 2002
8. penyelesaian
masalah
tanah absentee dan hambatan-hambatanya 4 Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian pemecahan tanah pertanian, latar belakang dan tujuan dari larangan pemecahan itu serta bentuk atau isi ketentuan laranganya Larangan pemecahan tanah pertanian 1. pengertian pemecahan tanah pertanian 2. latar belakang dan tujuan larangan pemecahan tanah pertanian 3. ketentuan laranganya 1. pengertian redistribusi tanah 2. tujuan redistribusi tanah 3. pengaturan redistribusi tanah PP No.224 / 1961 PP No.41 / 1964 4. objek redistribusi tanah 5. pembayaran ganti kerugian terhadap bekas pemilik 1X Chaterine M Cole, Comment : Land Reform for post Apertheid South Africa, dalam Boston College Law School, B.C.Aff. Law Review 699, 1993
5
Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian redistribusi tanah dalam program land reform, tujuan redistribusi tanah, pengaturanya dan proses pemberian ganti kerugian kepada bekas pemilik serta permasalahan yang timbul dalam pelaksanaanya
Redistribusi tanah
2X
Hasan Wargakusumah dkk, Hukum Agraria I, Buku Panduan MAhasiswa, APTIK dan Gramedia, Jakarta 1995
6.
permasalahan permasalahan pelaksanaan redistribusi tanah 2X
6
Mahasiswa mampu menguraikan pengertian gadai tanah pertanian, perlunya pengaturan kembali gadai tanah pertanian, pengaturan gadaai tanah pertanian yang sudah lewet 7 tahun serta permasalahan yang timbul dalam pelaksanaannya
Pengaturan kembali gadai tanah perta nian
1. pengertian gadai tanahpertanian
2. latar
belakang perlunya pengaturan kembali gadai tanah pertanian 3. dasar hukum pengatuan kembali gaadai tanah pertanian
4. ketentuan
terhadap gadai tanah pertannian yang telah lewat waktu 7tahun
5. permasalahan
yang timbul dalam pelasanaan ketentuan tentang gadai tanah 6. penyelesaian sengketa yangberkaitan dengan gadai tanah pertanian 7 Mahasiswa dapat menjelaskan pegaturan perjanjian hasil tanah pertanian, perlunya pengaturan kembali perjanjian bagi hasil tanah pertanian dan permsalahan yang timbul Pengaturan kembali perjanjian bagi hasil tanah pertanian 1. pengertian dan bentuk perjanjian bagi hasil tanah pertanian 2. latar belakang perlunya pengaturan kembali perjanjian bagi hasil tanah 1X
pertanian 3. dasar hukum pengaturan kembali perjuanjian bagi hasil pertanian tanah pertanian 4. permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan ketentuan tentang perjanjian bagi hasil tanah pertanian 8 Mahasiswa mampu menjelaskan penyelenggaraan land reform di Indonesia Penyelenggaraan land reform di Indonesia 1. panitia land reform 2. yayasan dana land reform 3. pengadilan land reform 4. penyelenggaraa n land reform dewasa ini 1. penyelenggaraan land reform di Afrika Selatan pasca politik Apertheid 2. penyelengaraan land reform di Philipina 2X
9
Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan penyelenggaraan land reform di Afrika Selatan dan Fhilipina sebagai perbandingan penyelenggaraan land reform di Indonesia
Penyelenggaraan land reform di beberapa Negara sebagai perbandingan
2X
Judul Matakuliah Kode / SKS Deskripsi Singkat
: Hukum Pengadaan Tanah : / 2 SKS : matakuliah ini mempelajari tentang pengertian pengadaan tanah dan hukum pengadaan tanah, arti penting pengadaan tanah, sumber hukum pengadaan tanah, prinsip-prinsip pengadaan tanah, panitia pengadaan tanah, musyawarah pengadaan dalam tanah, ganti kerugian, keberatan dalam pengadaan tanah, pencabutan hak atas tanah, pengadaan tanah untuk pembangunan bukan kepentingan umum. Tujuan Instruksional Umum : setelah mengikuti matakuliah ini mahasiswa akan dapat menjelaskan pelaksanaan pengadaan tanah untuk pembangunan kepentingan umum secara komprehensip, termasuk pengadaan tanah untuk yang bukan kepentingan umum, dapat pula menjelaskan persoalan-persoalan hukum yang berkaitan dengan pengadaan tanah serta mempunyai kemampuan untuk menganalisis setiap permasalahan yang timbul dalam pengadaan tanah. Waktu Tatap Muka 5 2X
No 1
Tujuan Instruksi Khusus 2 Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian pengadaan tanah dan hukum pengadaan tanah, arti penting pengadaan tanah bagi pelaksanaan pembangunan, sumber hukum pengadaan tanah serta permasalahan yang timbul dalam pengadaan tanah
Pokok Bahasan 3 Pendahuluan
Sub Pokok Bahasan 4 1. pengantar matakuliah 2. pengertian pengadaan tanah 3. pengertian hukum pengadaan tanah 4. arti penting pengadaan tanah bagi pembangunan 5. sumber hukum pengadaan tanah
Kepustakaan 6 Marta SW Sumardjono, kebijakan pertanahan antara regulasi dan implementasi, penerbit buku kompas Jakarta, 2001 Utoro Hariadi dan Masruchah (Editor), tanah, rakyat dan demokrasi, forum LSM-LPSM DIY dan YAPIKA, yokyakarta, 1995
1
6. permasalahanpermasalahan dalam pengadaan tanah untuk pembangunan 2 Mahasiswa dapat menjelaskan pentingnya musyawarah dalam pengadaan tanah, pengertian kepentingan umum, pengertian pelepasan atau penyerahan hak, penghormatan hak, ganti kerugian dan kesesuaiannya dengan rencana umum tata ruang Prinsip-prinsip pengadaan tanah 1. pengadaan tanah melalui musyawarah 2. hanya untuk kepentingan umum 3. pelepasan atau penyerahan hak atas tanah 4. penghormatan terhadap hak atas tanah 5. pemberian ganti kerugian 6. sesuai dengan Rencana Umum Tata Ruang 1. pengertian panitia pengadaan tanah 2X Boedi Harsono, Hukum Agraria Indonesia, sejarah pembentukan UUPA, isi dan pelaksanaanya, Djambatan Jakarta 1997 AP Perlindungan, komentar atas undang-undang pokok agrarian, Mandar Maju, Bandung, 1993
3
Mahasiswa dapat menjelasakan pengertian panitia pengadaan tanah, proses pembentukanya, susunan organisasi, kewenangan dan tugas panitia pengadaan tanah
Penitia pengadaan tanah
1X
2.
pembentukan panitia pengadaan tanah provinsi dan kabupaten/kota 3. susunan panitia pengadaan tanah 4. kewenangan panitia pengadaan tanah provinsi dan kabupaten/kota 5. tugas panitia pengadaan tanah Musyawarah pengadaan tanah 1. pengertian musyawarah dalam pengadaan tanah 2. musyawarah secara langsung 3. tujuan musyawarah 4. para pihak dalam musyawarah 5. peran panitia pengadaan tanah dalam musyawarah 6. jalanya musyawarah 7. bagaimana kalau kesepakatan dalam musyawarah tidak tercapai 1. pengertian ganti kerugian 2. objek ganti kerugian 3. bentuk-bentuk ganti kerugian 2X
Oloan Sitorus, dkk, pelepasan dan penyerahan hak sebagai cara pengadaan tanah, Dasamedia Utama, Jakarta 1995 Al Araf danAwan Puryadi, perebutan Kuasa Tanah, Lappera Pustaka Utama, Yokyakarta, 2002
4
Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian musyawarah dalam pengadaan tanah, musyawarah secara langsung, tujuan musyawarah, para pihak dalam musyawarah, peran panitia dalam musyawarah, jalanya musyawarah dan upaya kalau musyawarah tidak tercapai
5
Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian ganti kerugian, objek ganti kerugian, bentuk-bentuk ganti kerugian, cara menentukan bentuk dan besarnya ganti kerugian, pemberian ganti kerugian, konsinyasi ganti
Ganti kerugian dalam pengadaan tanah
3X
4.
cara menentukan bentuk dan besarnya
kerugian, penggantian hak ulayat
terhadap
ganti kerugian 5. proses pemberian ganti kerugian 6. konsinyasi dalam pemberian ganti kerugian 7. penentuan penggantian terhadap hak ulayat masyarakat hukum adapt Keberatan dalam pengadaan tanah 1. peran panitia jika musyawarah tidak tercapai 2. keberatan melalui pemerintah provinsi 1X
6
Mahasiswa mampu menerangkan peran panitia jika musyawarah tidak tercapai, keberatan melalui pemerintah provinsi, keberatan melalui Menteri Dalam Negeri dan menteri terkait serta Menteri Kehakiman serta kewenangan presiden melalui pencabutan hak sebagai upaya terakhir pengadaan tanah untuk kepentingan.
3.
keberatan melaui Menteri Dalam Negeri dan Menteri Terkait serta Menteri Kehakiman 4. Kewenagan Presiden dalam menyelesaikan masalah melalui pencabutan hak atas tanah sebagai upaya terakhir. Pencabutan atas tanah hak 1. pengertian pencabutan hak atas tanah 2. dasar hukum pencabutan hak atas tanah 3. prinsip dan syaratsyarat pencabutan hak atas tanah 4. jenis dan proses pencabutan hak atas tanah 5. permasalahanpermasalahan yang timbul dalam pencabutan hak atas tanah selama ini 1. pengertian pembangunan bukan untuk kepentingan umum 2. melalui proses izin lokasi 3. pengertian dan latar belakang adanya izin lokasi 4. persyaratan izin lokasi 5. kewenangan mengeluarkan izin lokasi 2X
7
Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian pencabutan hak, dasar hukum pencabutan hak, prinsip dan syarat-syarat pencabutan, jenis dan proses pencabutan serta permasalahan-permasalahan yang timbul dalam pencabutan hak selama ini.
8
Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian pembangunan bukan kepentingan umum, pengertian dan latar belakang izin lokasi, persyaratan izin lokasi dan kewenanngan mengeluarkanya, cara mendapatkan tanah untuk pembangunan bukan kepentingan umum, beberapa contoh serta permasalahan yang timbul selama ini
Pengadaan tanah untuk pembangunan bukan kepentingan umum penguasaan tanah
3X
6.
musywara h dengan pemilik atau
yang menguasai tanah untuk menentukan cara mendapatkan tanah 7. melalui jual beli, tukar menukar atau cara lain yang disepakati secara sukarela 8. beberapa contoh pengadaan tanah untuk pembanguanan bukan kepentingan umum 9. permasalahanpermasalahan yang timbul selama ini
Judul Matakuliah Kode / SKS Deskripsi Singkat
: Hukum Pajak : HKA 3102 : Mempelajari dasar-dasar dan teori tentang hukum pajak secara umum yang meliputi pengantar penggolongan pajak, timbul dan hapusnya hutang pajak serta tata cara pemungutan pajak, penagihan hutang pajak, paja positif di Indonesia serta penyelesaian sengketa pajak Tujuan Instruksional Umum : setelah mengikuti matakuliah ini diharapkan mahasiswa dapat menguraikan secara teoritis yuridis berkaitan dengan bidang hukum pajak secara umum disamping itu juga mahasiswa akan mempunyai pengetahuan serta kemampuan untuk melaksanakan penghitungan-penghitungan berbagai jenis pajak serta dapat menganalisa kasuskasus yang terjadi pada bidang hukum pajak. Waktu Tatap Muka 5 2X
No 1
Tujuan Instruksi Khusus 2 Mahasiswa akan dapat menjelaskan serta mennguraikan tentang pengertian pajak. Hukum pajak, dasar pemungutan pajak serta fungsi pajak serta azas-azas pajak dan hubungan hukum pajak dengan hukum-hukum lain
Pokok Bahasan 3 Pengantar
Sub Pokok Bahasan 4 1. pengertian pajak dan hukum pajak 2. dasar hukum pemungutan pajak dan fungsi pajak 3. azas-azas pajak 4. hubungan hukum pajak dan hukum lainya 1. pajak subjektif
Kepustakaan 6 1. R Santoso Brotodihardjo 2. Prof.Dr. Rachmat Soemitro 3. Drs. Munawir
1
2
Mahasiswa akan dapat menjelaskan
Pengelolaan pajak
2X
1. R Santoso Brotodihardjo
dan menguraikan tentang perbedaan antara pajak subjektif dan pajak objektif, pajak langsung dan pajak langsung serta pajak Negara
dan pajak objektif pajak langsung dan pajak tidak langsung 3. pajak Negara dan pajak daerah 2. Timbulnya dan hapusnya hutang pajak 1. kewajiban pajak subjektif dan kewajiban pajak ojektf 2. ajaran tentang timbulnya hutang pajak 3. hal-hal yang menghapuskan hutang pajak 1. Azas-azas pemungutan pajak 2. stelsel pemungutan pajak 3. system pemungutan pajak 1. tatacara penagihan hutang pajak 2. penagihan pajak dengansurat pakasa menurut UU No. 19 tahun 1997 dirubah dengan UU No. 19 tahun 2000 1X
2. Prof.Dr. Rachmat Soemitro 3. Drs. Munawir 4. UU No. 34 tahun 2000 perubahan UU no. 18 / 1977
3
Mahasiswa akan dapat menjelaskan tentang kapan timbulnya dan hapusnya hutang pajak serta kewajiban pajak subjektif dan pajak objektif
Idem Minus no. 4
4
Mahasiswa akan dapat menjelaskan dan menguraikan tentang tata cara pemungutan pajak yang mencakup asas-asas pemungutan pajak, stelsel pemungutan pajak dan system pemungutan pajak Mahasiswa akan dapat menjelaskan dan menguraikan tentang bagaimana cara penagihan tentang pajak, serta bagaimana pula penagihan pajak dengan surat paksa
Tatacara pemungutan pajak
1X
Idem Minus no. 4
5
Penagihan hutang pajak
2X
1. R Santoso Brotodihardjo 2. UU No. 6/1983 jo UU No.9/1994 jo UU No. 16 / 2000 3. UU No. 19/1997 dirubah UU No. 19 / 2000
6 7
Ujian Mid Semester Mahasiswa akan dapat menjelaskan dan menguraikan tentang hukum pajak positif di Indonesia, yang mencakup latar belakang pembaharuan perpajakan, pajak penghasilan, pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah serta pajak bumi dan bangunan
Hukum positif Indonesia
pajak di
1. latar belakangdan tujuan perombakan (Tax reform) 2. Pajak penghasilan subjek dan objek pajak penghasilan cara menghitung pajak penghasilan 3. pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah subjek dan objek cara menghitung PPn dan PPn.BM 4. Pajak Bumi dan Bangunan - subjek dan objek PBB - cara menghitung PBB
1X 6X
1. Drs. Munawir 2. Prof.Dr. Rachmat Soemitro 3. UU No. 6/1983 jo UU 9/1994 jo UU No. 16/2000 4. UU No. 7/1983 jo UU 10/1994 jo UU No. 17/2000 5. UU No. 8/1983 jo UU 11/1994 jo UU no. 18/2000 6. UU no.12/1985 jo UU 12/1994
No. No. no. no.
8
Mahasiswa akan dapat menjelaskan dan menguraikan tentang tatacara penyelesaian sengketa pajak yang mencakup hak untuk mengajukan keberatan pajak menurut UU No. 4 tahun 2002
Penyelesaian sengketa pajak
1.
Hukum untuk mengajukan keberatan dan banding 2. pengadilan pajak menurut UU No. 4 tahun 2002
1X
1. Drs. A. Munawir 2. Santoso Brotodihardjo 3. Prof.Dr. Rachmat Soemitro 4. UU No. 4 Tahun 2002
Team Teaching : 1. Hj. Ermiella Ahmad, SH (penanggung jawab) 2. H. Azhar Raoef, SH 3. Yuslim, SH.,MH 4. Gusminarti, SH.,MH 5. Fauzi, SH Literatur : 1. Rachmat Rachmat Rachmat Rachmat Rachmat
Soemitro, Soemitro, Soemitro, Soemitro, Soemitro,
Hukum Pajak I, PT. Eresco Bandung, 1989 Hukum Pajak II, PT. Eresco Bandung, 1989 Pajak Penghasilan , PT. Eresco Bandung, 1984 Pajak Bumi Dan Bangunan, PT. Eresco Bandung, 1986 Pajak Pertambahan Nilai , PT. Eresco Bandung, 1984
2.3. 4.
Santoso Brotodihardjo, Pengantar Hukum Pajak, PT. Eresco, Jakarta Bandung 1998 S. Munawir, Perpajakan, Liberty, Jogyakarta Undang-Undang
1.2. 3.
UU No. 6 tahun 1983, tentang ketentuan umum dan tatacara perpajakan, UU No. 9/1994 jo UU no. 16/2000 UU No. 7 Tahun 1983, tentang pajak penghasilan, UU No. 10/1994 jo UU no. 10/2000 UU No. 8 tahun 1983, tentang pajak pertambahan nilai dan pajak pengahasilan atas barang mewah UU no. 11/1994 jo UU No.18/2000 UU UU UU UU No. No. No. No. 12 Tahun 1985, tentang pajak bumi dan bangunan, jo UU no. 12/1994 196 tahun 1997, tentang penagihan pajak dengan surat paksa, UU No. 19/2000 4 tahun 2002, tentang pengadilan pajak 34 tahun 2000 perubahan UU No. 18/1997, tentang pajak daerah
4.5. 6. 7.
Judul Matakuliah Kode / SKS Deskripsi Singkat
: Hukum Keuangan Daerah : HKA 6304 / 2 SKS : Mempelajari dasar-dasar tentang hukum keuangan Negara yang meliputi pengertian, sejarah perkembangan keuangan Negara RI, anggaran pendapatan dan belanja Negara RI, langkah-langkah penyusunan APBN, pembahasan serta pengesahan APBN, pelaksanaan APBN, pengawasan dan perhitungan APBN Tujuan Instruksional Khusus : setelah mengikuti matakuliah ini mahasiswa akan dapat menguraikan secara teoritis yuridis berkaitan dengan hukum keuangan Negara secara umum yang dimulai dari pembahasan di tingkat departemen sampai pada pelaksanaan dan pengawasan serta pertanggung jawabanya.
No 1
Tujuan Instruksi Khusus 2 Mahasiswa akan dapat menjelaskan dan menguraikan tentang pengertian hukum keuangan Negara, hubungannya dengan system pemerintahan dan DPR,
Pokok Bahasan 3 Pengantar
Sub Pokok Bahasan 4
1
1. pengertian
hukum keuangan Negara ,anggaran Negara serta dikaitkan dengan
Waktu Tatap Muka 5 2x
Kepustakaan 6 1. Dr. M. Subagio,hukum keuangan Negara 2. M. ichwan Akuntan 3. Attmimi a. Hamid S. pengertian keuangan Negara .
fungsi anggaran Negara badan pemeriksa keuangan
serta
system pemerintahan
2. hubungan
keuangan Negara dengan anggaran Negara dan DPR 3. fungsi anggaran Negara
4. UU 1945 pasal 23 5. UU No. 17 tahun 2003 tentang keuangan Negara 6. UU No. 5 tahun 1973 tenttang BPK 7. ICW
4. materi/lsiNegara 5. badan keuangan 2 Mahasiswa akan dapat menjelaskan dan menguraikan tentang sejarah perkembangan keuangan Negara RI, dasar hukum keuangan Sejarah perkembangan keuangan Negara 1.
anggaran pemeriksa
sejarah keuangan Negara RI 2. dasar hukum keuangan Negara RI
2x
1.
3.
isi dan materi ICW, dan UU No.17 tahun 2003 2X
M. Subagio,hukum keuangan Negara 2. UU 1945 pasal 23 3. ICW 4. UU No. 17 tahun 2003
3
Mahasiswa akan dapat manjelaskan dan menguraikan tentang kedudukan PBN dalam kaitanya dengan GBHN UUD 1945 dan pancasila, serta unsure-unsure APBN ,fungsi APBN dan siklus dan komposisi APBN
APBN
1. Kedudukan APBN dalam kaitanya dengan GBHN, UUD 1945, Dan Pancasila 2. unsur unsur APBN 3. fungsi APBN 4 siklus kegiaan APBN 5 bentuk dan komposisi APBN RUU 1. dasar-dasar penyusunan APBN 2. Azas-azas penyusunan APBN 3. rancangan UU APBN 4. Instansi yang terkait dalam penyusunan RAPBN 5. langkah-langkah penyusunan RAPBN 1. dasar hukum pembahasan 2. materi yang dibahas satuan anggaran nota keuangnan 3. persetujuan oleh DPR 1. landasan hukum pelaksanaan APBN 2. Para penjabat yang terkait dalam pelaksanaan APBN - pengelolaan administratif/umum - pengelolaan kebendaharaan 3. pelaksanaan APBN 1. pengertian
1.
M. Subagio,hukum keuangan Negara 2. M. ichwan Akuntan 3. APBN 4. GBHN 5. UU No. 22/1999 tentang pemerintahan di daerah.
4
Mahasiswa dapat mnejelaskan dan menguraikan tentang tatacara penyusunan RUU APBN yang melingkupi dasar-dasar penyusunan, rancangan UU APBN instansi yang terkait dalam penyusunan dan langkah-langkah penyusunan RAPBN
Penyusunan APBN
3X
1. UUD 1945 pasal 23 dan pasal 5 2. M. Ichwan, Liberty, Jokyakarta, 1998 3. M. Subagio, Rajawali Press, 1998 4. UU No. 17 tahun 2003 5. Tata Tertib DPRI
5
Mahasiswa dapat menjelaskan dan menguraikan bagaimana mekanisme pembahasan/pengesahan RUU APBN ditingkat DPR, serta materi-materi yang dibahas
Pembahasan/peng esahan RUU APBN
3X
1. M. Ichwan 2. M. Subagio 3. UUD 1945 pasal 23 dan pasal 5 4. UU No. 17 tahun 2003 5. tata tertib DPR RI
6
Mahasiswa dapat menjelaskan dan menguraikan tentang pelaksanaan APBN, meliputi landasan hukum pelaksanaan APBN, para penjabat yang terkait dalam rangka pelaksanaan, tahun anggaran serta pelaksanaan APBN
Pelaksanaan APBN (UU APBN)
2X
1. UUD 1945 2. UU APBN 3. Kepres perincian Anggaran 4. Kepres pelaksanaan UU APBN 5. M. Ichwan 6. M. Subagio 7. UU No. 17 tahun 2003
7
Mahasiswa dapat menjelaskan dan
Pengawasan
1X
1. M. Ichwan
menguraikan tentang pengertian pengawasan serta tujuan pengawasan APBN, ruang lingkup pengawasan, penyebab dan danpak lemahnya pengawasan serta jenisjenis dan tatacara pengawasan APBN
pelaksanaan APBN
pengawasan 2. tujuan pengawasan 3. runag lingkup pengawasan 4. penyebab dan danpak lemahnya pengawasan 5. jenis-jenis pengawasan 6. tatacara pengawasan APBN Pertanggungjawaban APBN 1X
2. M. SUbagio
8
Mahasiswa dapat menjelaskan dan menguraikan bagaimana pertanggungjawaban dan perhitungan APBN
Pertanggung jawaban APBN
1. M. Ichwan 2. M. SUbagio
Judul Matakuliah Nomor Kode / SKS Deskripsi Singkat
: Hukum Antar Wewenang : / 2 SKS : mendalami pemahaman menngenai kewenangan public khusus dalam ruang lingkup pemerintahan yang meliputi dasar kewenangan dan kelembagaan pemerintah pusat dan daerah, sumber kewenangan, bentuk kewenangan, hubungan antar kewenangan satu sama lain sesamanya ditingkat pusatmaupun ditingkat daerah serta antar wewenang, alternative penyelesaian perselisihan wewenang, termasuk eksistensi peradilan dalam penyelesaian perselisihan antar wewenang. Tujuan Instruksional Umum : setelah mempelajari mata kuliah ini, mahasiswa akan memiliki pengetahuan yang memadai untuk dasar analisis pemecahan masalah antar wewenang public, khusus dalam lingkup pemerintahan. Waktu Tatap Muka 5 1X
No 1
Tujuan Instruksi Khusus 2 Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan kewenangan public dalam penyelenggaraan Negara
Pokok Bahasan 3 Kewenangan public dalam penyelenggaraan Negara
Sub Pokok Bahasan 4 1. pengertian wewenang dalam public 2. sumber kewenangan public
Kepustakaan 6
1
hukum
1,2,3
3. kelembagaan
dan kewennangn hubungan satu sama lain
serta
2
Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan lingkup kewenangan pemerintahan pusat, serta hubungan antar wewenang sebagai sebuah system pemerintahan
Kewenangan lingkungan pemerintahan pusat
di
1. kewenangan presiden dan wakil presiden serta hubungnan keduanya dalam penyelenggaraan pemerintahan 2. kewenangan menteri departemen dan non departemen dan hubungannya dalam pembuatan regulasi dan pengambilan keputusan / kebijakan pemerintahan 3. hubungan dan tanggung jawab pelaksanaan kewenangan menteri terhadap presiden dan wakil presiden 4. hubungan kewenangan menteri dalam pelaksanaan tugas pemerintah daerah 1. titik rawan perselisihan antar wewenang ditingkat pusat 2. alternative penyelesaian perselisihan antar wewenang di tingkat pusat 1. dasar dan sumber kewenagan pemerintahan daerah 2. hubungan antar wewenang otonom ditingkat provinsi dan kabupaten/kota 3. kewenangan urusan pemerintahan lintas kabupaten/kota 4. kewenagan kerjasama antar provinsi dan antar kabupaten/kota 5. kewenangan pemerintahan desa atau nama lain sebagai unit pemerintahan terendah 1. kewenangan dan kelembagaan dalam penyelenggaraan tugas dekonsentrasi dan tugas pembnatuan 2. tanggungjawab masing-masing unit pemerintahan daerah terhadap pemerintahan pusat 1. perselisihan antar wewnang yang timbul dalam penyelenggaraan desentralisasi
4X
3,4,7,8,13
3
Mahasiswa dapat menjelaskan titik rawan terjadinya perselisihan antar wewenang di tingkat pusat
Perselisihan antar wewenang ditingkat pusat
2X
13
4
Mahasiswa dapat menjelaskan lingkup kwenangan pemerintahan daerah serta hubunganya satu sama lain dalam kerangka Negara kesatuan RI
Kewenangan lingkungan pemerintahan daerah
di
4X
3,5,6,8,10,11,14
5
Mahasiswa dapat menjelaskan wewenang dan tanggung jawab dalam penyelenggaraan tugas dekonsentrasi dan medebewind
6
Mahasiswa dapat menjelaskan titik rawan terjadinya perselisihan
Kewenangan dan kelembagaan dalam penyelenggaraan tugas dekonsentrasi dan mede bewind Perselisihan antar wewenang
2X
3,5,6
2 X
10,11
antar wewenang ditingkat daerah
ditingkat daerah
2. perselisihan antar wewenang yang timbul dalam penyelenggaraan tugas dekonsentrasi dan tugas pembantuan 1. peradilan tata usaha Negara 2. mahkamah konstitusi 1X 9, 12
7
Mahasiswa dapat menjelaskan karakter peradilan untuk penyelesaian perselisihan antar wewenang
Eksistensi peradilan dalam penyelesaian perselisihan antar wewenang
1.2. 3. 4.
Faried Ali, Hukum tata pemerintahan dan proses legislative Indonesia, Rajawali Pers, Jakarta, 1996 Indroharto, Usaha memahami Undang-Undang tentang Peradilan Tata Usaha Negara, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 1999 Philipus M. Hadjon, et.al, Pengantar Hukum Administrasi Indonesia, Gajah Mada University Press, Jokyakarta, 1997 Philipus M. Hadjon, Sistem Pembagian kekuasaan Negara (Analisis Hukum Tata Negara), Yuridika, Vol 14, No.6, November-Desember 1999 5. Sujamto, Otonomi daerah yang nyata dan bertanggung jawab, Ghalia Indonesia, Jakarta 1990 6. Sujamto, Cakrawala Otonomi daerah, Sinar Grafika, Jakarta 1991 7. Suwoto, kekuasaan dan tanggung jawab presiden Republik Indonesia, Disertasi, Program Pascasarjana Unair, Surabaya, 1990 8. UUD 1945, Amandemen ke empat 9. UU No. 5/1986 tentang peradilan tata usaha Negara , Lembaran Negara RI tahun 1986 nomor 77 10. UU No 22/1999 tentang pemerintahan darah, lembaran Negara RI tahun 1999 nomor 60
11. UU No. 25/2000 tentang kewenangan pemerintah dan kewenangan provinsi sebagai daerah otonom, lembaran Negara RI tahun 2000
nomor 54 12. Peraturan Mahkamah Agung nomor 2 tahun 2002 tentang tatacara penyelenggaraan wewenang mahkamah konstitusi oleh Mahkamah Agung 13. Keppres RI tentang tugas dan wewenang Menteri 14. Perda Nomor 9/2001 tentang ketentuan pokok pemerintahan nagari
Judul Matakuliah Kode Matakuliah/ SKS Deskripsi Singkat
: Hukum Perizinan : HKA 6303 / 2 SKS : mempelajari dasar-dasar hukum perizinan sebagai matakuliah pembulat study, meliputi pada mahasiswa tingkat tiga, pengertian, tujuan, bentuk dan isi izin, asas-asas umum bagi prosedur (acara) penerbitan izin, pengubahan dan penarikan kembali izin, yang berwenang memberi izin, mempertahankan izin melalui paksaan pemerintah pemerintah, jenis-jenis usaha industri, izin penunjang rekomendasi serta izin mendirikan bangunan dan izin tempat usaha (syarat, prosedur, kewenangan, sangsi) serta hubungan situ atau surat izin tempat usaha dengan lingkungan. Tujuan Instruksional Umum : setelah mengikuti matakuliah ini mahasiswa akan dapat mengerti dan memahami secara teoritis yuridis terhadap permasalahan izin dan manfaat yang diperoleh daripadanya , serta mempunyai pengetahuan dan kemampuan untuk menganalisa kenyataan yang ada dalam praktek Waktu Tatap Muka 5 2X
No 1 1
Tujuan Instruksi Khusus 2 dapat menjelaskan dan tujuan izin, dalam menerbitkan
Pokok Bahasan 3 Pendahuluan
Sub Pokok Bahasan 4 1. pengertian izin 2. tujuan suatu system perizinan 3. perizinan pusat, propinsi, kabupaten atau kota 1. 2. sifat keputusan keputusan yang menguntungkan atau memberatkan 3. keputusan yang segera berakhir atau berlangsung lama 1. permohonan 2. acara persiapan dan peran serta pemberian keputusan 3. susunan keputusan perizinan 4. pengumuman keputusan 1. pengantar 2. penyimpanan keputusan 3. penarikan kembali karena perubahan kebijaksanaan 4. pengubahan dan penarikan kembali sebagai sanksi 5. pengujian oleh hakim administrasi
Kepustakaan 6 NM Spelt dan Prof. JBJM Ten Berge Pengantar Hukum perizinan, terjemahan DR. Philipus M. Harjon, SH Penerbit Yuridika Surabaya 1993 NM Spelt dan Prof. JBJM Ten Berge Pengantar Hukum perizinan, terjemahan DR. Philipus M. Harjon, SH Penerbit Yuridika Surabaya 1993
Mahasiswa pengertian kewenangan izin
2
Mahasiswa dapat bentuk dan isi izin
menjelaskan
Sifat keutusan perizinan, bentuk dan isi izin
2X
3
Mahasiswa dapat menjelaskan azas-azas umum bagi prosedur atau acara penerbitan izin
Azas-azas umum bagi prosedur (acara) penerbutan izin
2X
NM Spelt dan Prof. JBJM Ten Berge Pengantar Hukum perizinan, terjemahan DR. Philipus M. Harjon, SH Penerbit Yuridika Surabaya
4
Mahasiswa dapat menjelaskan pengubahan dan penarikan kembali izin
Pengubahan dan penarikan kembali izin
1X
NM Spelt dan Prof. JBJM Ten Berge Pengantar Hukum perizinan, terjemahan DR. Philipus M. Harjon, SH Penerbit Yuridika Surabaya 1993
5
Mahasiswa dapat menjelaskan dalam hal mempertahankan izin melalui paksaan pemerintah
Mempertahankan izin melalui paksaan pemerintah
1. 2.
sifat pemerintah
paksaan
1x
unsure unsur keputusan untuk melaksanakan paksaan pemerintah syarat syarat
Salindeho jhon masalah dalam pembangunan Penerbit sinar grafika
tanah
3.
dan batas batas pada penerapan paksaan pemerintah
4.
paksaan pemerintah dan uang paksa 1X NM Spelt dan Prof. JBJM Ten Berge Pengantar Hukum perizinan, terjemahan DR. Philipus M. Harjon, SH Penerbit Yuridika Surabaya 1993 Perda No. 2 tahun 2001 Kodya PAdang Tenatng Retribusi izin gangguan
6
Mahasiswa dapat menjelaskan jenis-jenis usaha industri
Jenis-jenis usaha industri
1. izin usaha industri/ jasa 2. izin usaha industri / non jasa 3. izin-izin penunjang dan rekomendasi 1. permohonan 2. pengumuman 3. adanya keberatan 4. permohonan banding
7
Mahasiswa dapat mengetahui tugas dan wewenang, prosedur persyaratan untuk mengurus surat izin tempat usaha
Prosedur persyaratan untuk mengurus surat izin temapat usaha Pemberian izin tempat usaha
2X
8
Mahasiswa dapat bentuk pemberian usaha
menngetahui izin tempat
1. pemberian izin 2. pemberian izin temapat usaha bersyarat 3. penolakan pemberian izin temapt usaha 4. pemberian baru izin temapat usaha 1. tindakan tertuju kepada temat usaha 2. tindakan tertuju pada pengusaha atau pabriknya 1. bangunan yang memerlukan izin 2. bangunan yang tidak memerlukan izin 3. dihalang-halangi 4. bangunan dibongkar 1. letak batasnya suatu bahaya 2. apakah suatu kerugian berdiri sendiri 3. apakah suatu gangguan tidak terkait pada suatu bahaya atau kerugian
1X
Salindeho Jhon, Undang-Undang Gangguan Dan Masalah Lingkungan Penerbit Sinar Grafika
9
Mahasiswa dapat memahami mengenai tindakan pemerintah terhadap pelanggaran undangundang gangguan
Undang-undang gangguan
1X
Salindeho Jhon, Undang-Undang Gangguan Dan Masalah Lingkungan Penerbit Sinar Grafika
10
Mahasiswa dapat memahami mengenai izin mendirikan bangunan, prosedur, syarat dan sangsi
Mengenai prosedur, syarat dan sangsiizin mendirikan bangunan
1X
Perda No. 4 tahun 2000 Kodya Padang, tentang Izin mendirikan bangunan
11
Mahasiswa dapat memahami kaitan pelaksanaan undang-undang gangguan dalam pengendalian, pencemaran, dan pengrusakan lingkungan hidup dan ekosistem
Kaitan dan pelaksanaan undang-undang gangguan dengan pengendalian, pencemaran, pengrusakan lingkungan hidup dan lingkungan
2X
Salindeho Jhon, Undang-Undang Gangguan Dan Masalah Lingkungan Penerbit Sinar Grafika
Judul Matakuliah Nomor kode / SKS Deskripsi Singkat
: Hukum Acara PTUN : / 2 SKS : mendalami pemahaman mengenai hakekat dan eksistensi peradilan TUN, lingkup kewenangan PTUN, prinsipprinsip dasar dalam beracara di pengadilan TUN, serta tindak lanjut dari sebuah putusan pengadilan TUN Tujuan Instruksional Umum : setelah mempelajari matakuliah ini, mahasiswa akan memiliki pengetahuan yang memadai untuk dasar beracara di pengadilan Tata Usaha Negara Waktu Tatap Muka 5 1X
No 1 1
Tujuan Instruksi Khusus 2 Mahasiswa dapat menjelaskan dan memahami eksistensiPTUN dan karakteristik PTUN
Pokok Bahasan 3 Eksistensi dan karakteristik HAPTUN
Sub Pokok Bahasan 4 1. hakekat dan tujuan kehadiran PTUN dalam system peradilan di Indonesia 2. perbedaan antara PTUN dengan peradilan perdata 3. karakteristik / asasasas HAPTUN kompetensi absolute kompetensi relatif
Kepustakaan 6 1 sd 10
2
Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan lingkup kewenangan mengadili PTUN Mahasiswa dapat menjelaskan alaur penyelesaian sengketa TUN
Kompetensi PTUN
1X
1 s/d 10
3
Alur penyelesaian sengketa TUN
1. upaya administrative 2. gugatan langsung melalui pengadilan TUN 1. tenggang waktu untuk mengajukan gugatan 2. suarat kuasa 3. elemen-elemen (unsure) surat gugatan 4. alas an mengajukan gugatan 1. criteria pelaksanaan 2. penetapan pelaksanaan penundaan KYUN penundaan KTUN
1X
1 s/d 10
4
Mahasiswa dapat menjelaskan prinsip-prinsip dasar tentang gugatan TUN
Gugatan
2X
1 s/d 8, 10
5
Mahasiswa dapat perihal penundaan KTUN
menjelaskan pelaksanaan
Penundaan pelaksanaan KTUN (keputusan tat usaha Negara) Pemeriksaan administrative
1X
3 s/d 6, 8, 10
6
Mahasiswa dapat menjelaskan tata cara pemeriksaan administrative oleh painter PTUN
1. prosedur pemeriksaan administratve 2. criteria dalam pemeriksaab administrarive 1. hal-hal yang perlu diperiksa dalam pemeriksaan persiapan 2. penasihatan yang dilakukan oleh hakim dalam pemeriksaan persiapan
1X
3 s/d 6, 8, 11
7
Mahasiswa dapat menjelaskan proses pemeriksaan persiapan
Pemeriksaan persiapan
1X
3 s/d 6, 8, 11
8
Mahasiswa dapat menjelaskan proses pemeriksaan dengan acara biasa
Pemeriksaan dengan acara biasa
1. gugatan, jawaban, replik, duplik 2. pembuktian 3. kesimpulan 1. acara cepat 2. acara singkat
4X
2 s/d 6, 8, 10
9
Mahsiswa dapat menjelaskan proses pemeriksaan dengan acara cepat dan singkat
Pemeriksaan dengan acara cepat dan acara singkat Putusan hakimPTUN
1X
3 s/d 6, 10
10
Mahasiswa dapat menjelaskan berbagai macam putusan yang akan dijatuhkan hakim, termasuk elemen sebuah putusan Mahasiswa dapat menjelaskan proses menempuh upaya hukum
1. macam-macam putusan 2. elemen-elemen yang harus ada dalam putusan 1. 2. 3. Up banding kasasi peninjauan kembali
1X
3 s/d 6, 10, 11
11
Upaya hukm
1X
3 s/d 6, 10, 11
12
Mahasiswa dapat menjelaskan tindak lanjut dari sebuah putusan PTUN
Follow putusan (eksekusi)
Tatacara eksekusi
1X
3 s/d 6, 10, 11
Keterangan Kepustakaan : 1. Bahruddin LOpa, ANdi Hamzah, Niniek Sumarni, peradilan tata usaha Negara, sinar grafika, Jakarta, 1988 2. Benjamin Mangkoedilaga, kompetensi relative dan absolute pengadilan dalam lingkungan peradilan tata usaha Negara, angkasa, bandung, 1986 3. Indroharto, usaha memahami undang-undang tentan peradilan tata usaha Negara , pustaka sinar harapan, Jakarta, 1991 4. Martiman Projohamidjoyo, hukum acara pengadilan tata usaha Negara, ghalia Indonesia, Jakarta, 1993 5. Philipus M. Hadjon, et.al, pengantar hukum Administrasi Indonesia, gajah mada university press, Yogyakarta , 1997 6. R. Sugijatno Tjakranegara, hukum acara peradilan tat usaha Negara di Indonesia, sinar grafika, Jakarta, 2000 7. Sastro Sinuraya, masalah dalam pelaksanaan hukum tata usaha Negara dan hukum acara tat usaha Negara, varia peradilan no. 133, hal 142-154 8. Suparto Wijoyo, karakteristik hukum acara peradilan administrasi, airlangga University press, Surabaya, 1997 9. UUD 1945, amandemen ke empat 10. UU No. 5 / 1986 tentang peradilan tata usaha Negara, lembaran Negara RI tahun 1986 nomor 77 11. keputusan mahkamah agung RI nomor : KMA/036/SK/VII/1993 tentang pola pembinaan dan pengendalian administrasi kepaniteraan pengadilan lingkungan peradilan tata usaha negara
Judul Matakuliah Kode matakuliah / SKS Deskripsi singkat
: Hukum Administrasi Negara : HKA 3102 / 3 SKS : penyelenggaraan pemerintah memerlukan rambu-rambu yang diatur oleh hukum administrasi Negara. Dalam hukuma administrasi Negara digambarkan pemahaman tentang triminologi HAN, kedudukan HAN dalam lapangan hukumpada umumnya serta pengertian/deskripsi/definisi/ HAN. Menjelaskan sumber hukum HAN masih relevan diberikan agar mahasiswa mengetahui dasar legalitas tindakan pemerintah. Struktur organisasi pemerintah dipusatdan daerah dijelaskan agar mahasiswa memahami siapa/apa yang melakukan tugaspenyelenggaraan kepentingan umum itu. Setelah materi organisasi pemerintahan diuraikan meteri selanjutnya yang mesti diberikan adalah mengenai tindakan pemerintah terutama tindakan hukum. Berbagai tindakan hukum yang merupakan sarana juridis, baik sarana utama maupun sarana hukum lainya hal yang mutlak diketahui mahasiswa. Bagaimana pengelolaan milik Negara atau milik pemerntah, BUMN menjadi kajian yang urgen dalam HAN. Pengaturan sanksi dalam HAN baik pidana maupun administrative. Sarana perlindungan hukum merupakan unsure utama dari HAN Tujuan Instruksional Umum : mahasiswa mengerti dan memahami aturan hukum yang berkaitan dengan penyelenggaraan Negara, tindakan yang dilakukan oleh penyelenggara, pengelolaan milik Negara, aturan hukum kepegawaian Negara serta sanksi dan perlindungan hukum bagi warga Negara. Waktu Tatap Muka 5 3
No 1 1
Tujuan Instruksi Khusus 2 Mahasiswa dapat menjelasakan istilah, pengertian HAN serta kedudukan serta sejarah dan sumber HAN
Pokok Bahasan 3 Pendahuluan
Sub Pokok Bahasan 4 1. istilah, pengertian HAN 2. Hub. HAN dengan disiplin hk lainya 3. tempat dan kedudukan HAN 4. sejarah Perkembangan HAN 5. sumber hukum HAN 1. pengertian pemerintah 2. susunan pemerintah, pusat dan daerah 3. tindakan pemerintah
Kepustakaan 6 5, hal 70-70 10, hal 45-62 6 hal 77 4, hal 11 26 14, bab 1
2
Mahasiswa mengerti dan memahami organisasi pemerintah dipusat dan didaerah
Susunan organisasi Negara
pem.
4
4, bab III 5, bab II 1, bab III 6, bab III-VII 9, bab IV-V UU 5 / 1986 6, bab IX 9, bab VI UU No. 5/1986 13, bab VII 14, bab III
3
Mahasiswa memahami hukum pemerintah
tindakan
Tindak/ perbuatan pemerintah
1. pengertian dan unsure beschiking 2. keputusan TUN 3. syarat sah KTUN 4. sumber wewenang KTUN 5. klasifikasi KTUN 6. Kaedah/asas pembentukan KTUN
4
4 5
MID SEMESTER Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami sarana TUN lainya
Saran lainnya
TUN
1. perundang-undangan dan keputusan TUN yang bersifat umum 2. peraturan kebijakan 3. rencana 1. 2. 3. milik Negara milik pemerintah barang milik
1 2
6, bab IX,X 9, bab V
6
Mahasiswa mampu menjelaskan pengelolaan milik Negara
Milik Negara dan milik pemerintah
2
5, bab IV 9, bab VI
Negara/ daerah 7 Mahasiswa dapat menjelaskan kedudukan hukum petugas public Kedudukan hukum petugas public 1. pejabat Negara 2. pegawai negeri 3. menajemen pegawai negeri 3 1 6 9 15 16
4.8 Mahasiswa dapat sanksi dalam HAN menjelaskan Sanksi
ketentuan PNS
disiplin
1. sanksi pada umumnya 2. jenis-jenis sanksi 3. cara merumuskan sanksi 1. bentuk perlindungan hukum 2. arti penting dibentuk PTUN 3. gambaran umum
2
10, bab VIII 6, bab I