1601/~ -...

102
ANALISIS TERJEMAHAN AYAT-AYAT BERTEMA SURGA PADA SURAT AR-RAHMAN DITINJAU DARI GRAMATIKA BAHASA ARAB Skripsi diajukan kepada Jurusan Tmjamah Fakultas Adab dan Humaniora Program Studi Arab>< Indonesia Untuk memperoleh gelar Sarjana Sastra Oleh MARJUKI NIM. 0024118570 JURUSAN T ARJAMAJfI FAI<.UL T AS ADAB DAN 1-IUMANIORA VIN SYARIF I-IIDAYATULLAH JAKARTA 1428 I-I/2007 M

Upload: ngocong

Post on 21-Mar-2019

237 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 1601/~ - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14939/1/MARJUKI... · kesabarannya mengingatkan penulis tentang "dunia", seperti Khalil Gibran

1601/~

ANALISIS TERJEMAHAN AYAT-AYAT BERTEMA SURGA

PADA SURAT AR-RAHMAN

DITINJAU DARI GRAMATIKA BAHASA ARAB

Skripsi diajukan kepada Jurusan Tmjamah Fakultas Adab dan Humaniora

Program Studi Arab>< Indonesia

Untuk memperoleh gelar Sarjana Sastra

Oleh

MARJUKI NIM. 0024118570

JURUSAN T ARJAMAJfI

FAI<.UL T AS ADAB DAN 1-IUMANIORA

VIN SYARIF I-IIDAYATULLAH JAKARTA

1428 I-I/2007 M

Page 2: 1601/~ - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14939/1/MARJUKI... · kesabarannya mengingatkan penulis tentang "dunia", seperti Khalil Gibran

ANALISIS TERJEMAHAN A YAT-A Y AT BERTEMA SURGA

PADA SURAT AR-RAHMAN

DITINJAU DARI GRAMATIKA BAHASA ARAB

Skripsi Diajulrnn kepada Fakultas Adab dau Humaniora

Jurusan Tarjamah Program studi Arab><Indonesia

Untuk memperoleh gelar Sarjana Sastra

Penyusun:

MARJUKI NIM: 0024118570

Dibawah Bimbiugan:

~· '

DR.~na ~a';.:i Ismail MA NIP: 150 254 962

FAKUL TAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (lJIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

TAHUN 1427 H/2006 M

Page 3: 1601/~ - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14939/1/MARJUKI... · kesabarannya mengingatkan penulis tentang "dunia", seperti Khalil Gibran

PENGESAHAN P ANITIA UJIAN

Skripsi yang be1judul "Analisis Terjemahan Ayat-ayat Bertema Surga pada Surat Ar-Rahman Ditinjau dari Gramatika Bahasa Arab", telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Adah dan Humaniora Universitas Islam Negeri (UIN) SyarifHidayatullah Jakruia pada tru1ggal 26 Juli 2006. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untulc memperoleh gelar sarjana Program Strata 1 (SI) pada Jurus3!1 Trujamah Arab>< Indonesia.

Drs. Abdullah, M. Ag NIP: 150 262 446

Ja.kruia, 26 Juli 2006

Sidang Munaqasyah

Sekretaris Merangkap Anggota

-~

~L~ NIP: 150 268 589

Anggota Penguji

Zubair. NIP: 150 295 496

Pembimbing

~---!'-"" DR. I-I Ahm Cl Satori Ismail, MA

NIP: 150 318 682

Page 4: 1601/~ - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14939/1/MARJUKI... · kesabarannya mengingatkan penulis tentang "dunia", seperti Khalil Gibran

KATAPENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji dan syukur atas Allah SWT, Zat Yang Maha Menguasai, yang telah

memberikan taufik-Nya kepada penulis. Hanya dengan taufik-Nya, penulis

akhirnya dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini sebaga.i tugas akhir untuk

mencapai gelar Sarjana, yaitu Sarjana Sastra. Gelar yang tidak hanya menuntut

kemapanan intelektualitas semata tentunya, tetapi juga membutuhkan dedikasi

konkrit untuk menghadirkan keramahan hidup, menciptakan kehidupan dan

peradaban universal yang diridhai-Nya.

Salawat dan salam bagi Muhammad SAW, Nabi !;ekaligus pemimpin

te1tinggi umat Islam dengan keagungan moralitas yang agung. Karena "politik

kejujuran dan "politik keikhlasan" Beliau, Islam hingga saat ini mampu

mengokohkan identitasnya tidak hanya sebagai sebuah agama, tetapi juga sebagai

sebuah peradaban. Kesahajaan politik yang pernah Beliau tunjukan sewaktu

membangun komunitas Madinah adalah pelajaran mahaharga bagi kita yang saat

ini tengah mengalam i satu masa di mana mnat, akibat berbagai tempaan

"akulturasi kultural'', mengalami "kejumudan modern''.

Dan tentunya banyak pihak yang telah membantu kesuksesan penulis

dalam merampungkan skripsi ini. Karena bantuan, dorongan, se1ta nasihat-nasihat

mereka, skripsi ini bisa menjadi satu bentuk pengabdian akademis sekaligus

"almarnater" penulis di U!N Syarif Hidayatullah Jakarta. Oleh karena itu, penulis

bermaksud mengucapkan terimakasih kepada:

Page 5: 1601/~ - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14939/1/MARJUKI... · kesabarannya mengingatkan penulis tentang "dunia", seperti Khalil Gibran

I. Bapak Prof. DR. Abdul Chaer, MA, selaku Dekan Fakultas Adab dan

Humaniora atas segala fasilitas pembelajarannya.

2. Bapak Ors. Abdullah, M.Ag, selaku Ketua program studi Tarjamah Arab­

lndonesia dan Ors. Ikhwan Azizi, sebagai Sekretari:> Jurusan Tarjamah

Arab-Indonesia. Keduanya telah membantu urusan-urusan perkuliahan

selama penulis menempuh studi di Tarjmah Arab-Indonesia.

3. Bapak. DR. H Ahmad Satori Ismail, MA atas birnbingannya kepada

penulis selama pengerjaan skripsi ini. Bapak Ustadz Hafidz Hurmat, atas

diskusi-diskusi selama bimbingan tentu menjadi penyempurna muatan

skripsi ini.

4. Seluruh Dosen di Fakultas Adab dan Humaniora yang telah memberikan

ilmu pengetahuan dan wawasan terbaiknya bagi penulis. Untuk seluruh

Staf dan Karyawan Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Adab

dan Humaniora alas pengadaan literatur dan informasi-informasi yang

penulis perlukan untuk penulisan skripsi ini. Serta Staf dan Karyawan

Perpustakaan Ma'had Utsman bin Affan Jakarta.

5. Kedua orang tua tercinta; Ibunda Sami' binti Djaok dan al-marhum

Ayahanda Samin bin Sikun atas segala pengorbanan yang selama ini telah

diberikan kepada penulis. Jejak kasih, didikan sayang dan teladan

keislaman Ayahanda dan Ibunda adalah modal awal bagi penulis untuk

berislam yang transformatif.

6. lkhwan dan akhwat Dewan Pimpinan Ranting Pa1tai Keadilan Sejahtera

(DPRa PKS) atas dukungannya selama ini. Panjatan do'a dan dukungan

Page 6: 1601/~ - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14939/1/MARJUKI... · kesabarannya mengingatkan penulis tentang "dunia", seperti Khalil Gibran

kesabarannya mengingatkan penulis tentang "dunia", seperti Khalil Gibran

pernah katakan, "Selalu terbingkai dengan masalah-masalah yang bukan

hanya mengajak untuk mendewasakan rasa dan sikap sayang kita, tetapi

lebih dari itu, ia sesungguhnya menyuruh kepada kita untuk meraih kasih­

Nya Yang Maha Sempurna.

Akhirnya skripsi ini tidak luput dari kelalaian. Sebagai satu bentuk karya

ilmiah, kesahihan sebuah skripsi tentu tidak hanya datang dari teks-teks yang

menjadi sumber penulisan, tetapi juga dari pemikiran penulis yang mungkin

masih memiliki keterbatasan tsaqofah Islamiyah. Mudah-rnudahan skripsi ini

dapat dimanfaatkan sebagaimana mestinya baik oleh civitas akademik UIN Syarif

Hidayatullah, maupun masyarakat um um yang ingin mengikmi jejak penulis.

Teriring rasa bahagia atas terselesaikannya skripi ini yang juga

mengandung kedudukan karena di hari WISUDA nanti tidak dapat disaksikan

Ayahanda tercinta. Sekali lagi penulis ucapkan jazakumullah khairan katsiran

kepada semua pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam mencapai

kesuksesan.

Wassalam

Penulis

Page 7: 1601/~ - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14939/1/MARJUKI... · kesabarannya mengingatkan penulis tentang "dunia", seperti Khalil Gibran

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Transliterasi penulisan Arab kedalam huruf Latin pada skripsi ini,

berpedoman pada buku, "Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi IAIN

Syarif Hidayatullah" terbitan logos, Jakarta cetakan tahun 2000.

Huruf Arab HurufLatin Keterangan

I Tidak dilambangkan

y b be

..:;; t te

..;:; ts te dan es

c J ... Je

c h h

t kh kadanha

~ d de

~ dz de dan zet

) r er

j z zet

'-" s es

Page 8: 1601/~ - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14939/1/MARJUKI... · kesabarannya mengingatkan penulis tentang "dunia", seperti Khalil Gibran

.)> sy es dan ye

'-"' sh es dan ha

JP dh de danha

J, th te danha

.I> zh zet dan ha

' koma terbalik di atas hadap kanan t.

t gh ge dan ha

J f ef

J q ki

.!) k ka

J l el

r m em

0 n en

J w we

,,, h ha ~

' aposrrof <

<$ y ye

Page 9: 1601/~ - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14939/1/MARJUKI... · kesabarannya mengingatkan penulis tentang "dunia", seperti Khalil Gibran

a = a dan garis lengkung di atas, sebagai tanda bacaan a yang panjang

seperti = gala

I = i dan garis lengkung di atas, sebagai tanda bacaan i yang panjang seperti

=gila

Ci = u dan garis lengkung di atas, sebagai tanda bacaan u yang panjang

seperti = yagf1lu

bb huruf yang sama, sebagai tanda bacaan tasyclid seperti = rabbana

Catalan:

Kata-kata/istilah bahasa Arab seperti: salat, sunah,. Al-Qur'an, haclis, clan

semacamnya, yang suclah menjacli/milik bahasa Indonesia penulisannya berpedoman

pacla Kamus Besar Bahasa Indonesia yang cliterbitkan oleh Pusat Pembinaan Babasa

Indonesia Depmiemen P dm1 K.

Page 10: 1601/~ - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14939/1/MARJUKI... · kesabarannya mengingatkan penulis tentang "dunia", seperti Khalil Gibran

DAFTAR ISi

KATA PENGANTAR ................................................................................ i

PEDOMAN TRANSLITERASI ............................................................... v

DAFTAR ISi ............................................................................................... viii

BABI PENDAHULUAN .................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................... I

B. Perumusan dan Pembatasan Masalah .................................. 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................... 7

D. Metode Penelitian ................................................................ 7

E. Sistematika Penulisan ........................................................... 8

BAB II TEORI TERJEMAH ............................................................... 10

A. Hakikat dan Definisi Pene1jemahan ..................................... I 0

B. Langkah-langkah Penerjemahan .......................................... 14

I. Tahap Analisis ................................................................ 14

2. Tahap Pengalihan ........................................................... 15

3. Tahap Penyerasian ......................................................... 16

C. Metode-metode Pene1jemahan ......................... ................... 17

I. Metode yang memberikan penekanan terhadap

bahasa sumber. .. . . . .. ... . .. . ... . .. .. . .. . .. . . .. ...... .... .. . .. . .. .. . .. . .. ... . . 17

2. Metode yang memberikan penekanan terhadap

bahasa sasaran...................................................... . . . . . . . . . . 19

Page 11: 1601/~ - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14939/1/MARJUKI... · kesabarannya mengingatkan penulis tentang "dunia", seperti Khalil Gibran

D. Te1jemah al-Qur'an .............................................................. 20

I. Hukum terjemah harfiyah .............................................. 22

2. Hukum terjemah maknawiyah atau tafsiriyah ................ 23

E. Tafsir dan Takwil al-Quran .................................................. 26

1. Pengertian tafsir dan takwil.. ........ .' ... ... .. ... . . ..... ... ... ..... ... 27

2. Perbedaan antara tafsir dan takwil ................................. 31

BAB III SUR GA DAN NAMA-NAMANY A ........................................ 34

A. Pakaian, Perhiasan, Mahkota, Permadani, dan

Ranjang Penghuni Surga .................................................... 34

1. Pakaian, perhiasan, dan mahkota ................................... 34

2. Permadani .... : .................................................................. 37

3. Ranjang .......................................................................... 39

B. Kenikmatan Penghuni Surga Melihat Allah SWT .............. 41

C. Istri-istri Penghuni Surga .................................................... 44

D. Ciri-ciri Bidadari-bidadari Surga ........................................ 48

E. Nama-nama Surga ............................................................... 51

BAB IV ANALISIS DATA ..................................................................... 62

A. Tentang Surat Ar-Rahman ................................................... 62

B. Analisis terjemahan ayat-ayat bertema surga

C. dalam surat Ar-Rahman ....................................................... 6~

Page 12: 1601/~ - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14939/1/MARJUKI... · kesabarannya mengingatkan penulis tentang "dunia", seperti Khalil Gibran

BAB V KESIMPULAN ............................................................................... 86

A. Kesimpulan .. . . . ... .. . . . . . . . . .. . .. . ... ... . .. . .. . . . . . . . . .. . .. . . .. ... . .. .. . .. .. ... . .. .... ... .. . ... . 86

B. Saran-saran....................................................................................... 8 8

Daftar Pustaka ............................................................................................. 89

Page 13: 1601/~ - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14939/1/MARJUKI... · kesabarannya mengingatkan penulis tentang "dunia", seperti Khalil Gibran

BABI

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sifat bahasa yang sistematis mengakibatkan bahasa dapat diteliti dan

dikaji atas bagian-bagiannya yang berupa satuan terbatas yang terkombinasi.

Melalui kombinasi bahwa dapat pula diramalkan kaiclah-kaidahnya. Sifat

bahasa yang sistematis mengakibatkan peneliti dapat meneliti bahasa

berdasarkan subsistem dan bahasa bukanlah sistem yang tunggal, bahasa

terdiri atas subsistem fonologi, gramatika (morfologi-sintaksis) dan leksikon.

Melalui tataran bahasa atau subsistem dapat diteliti subsistem-subsistem

tersebut. Bagian-bagiannya dapat diteliti, meskipun tidak ada pemisahan yang

besar di antaranya, karena bahasa unsur-unsurnya (subsitem-subsistemnya)

membentuk satu kesatuan yang utuh. (the whole unified de Seassure).1

Dalam ilmu bahasa, setiap subsistemnya seperti kata atau frasa dalam

sebuah kalimat mempunyai fungsi yang mengaitkannya dengan kata atau frasa

lain yang ada dalam kalimat tersebut. Fungsi itu bersifat sintaksis, artinya

berkaitan dengan urutan kata atau frasa dalam kalimat. Fungsi sintaksis utama

dalam bahasa adalah predikat, subjek, objek, pelengkap dan keterangan.2

Pendekatan gramatikal, sering juga dinamakan pendekatan objektif,

pendekatan formal, atau pendekatan analitik. Be1tolak dari asumsi dasar

bahwa ayat-ayat suci Al-Qur'an bertujuan untuk menunjukan kebesaran

1 DH .. T. Fatimah Djadjasudarma, A1etode Linguistik, Ancangan }.fetode Penelitian dan Kajia, (Bandung: Eresco, 1993) h. 28

2 1-Iarimurti l(ridalaksana, et. al., Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), cet, ke-2, h. 30

Page 14: 1601/~ - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14939/1/MARJUKI... · kesabarannya mengingatkan penulis tentang "dunia", seperti Khalil Gibran

2

Tuhan dan ke Esaan-Nya serta mendorong manusia selurulmya untuk

mengadakan observasi dan penelitian demi lebih rnenguatkan iman dan

kepercayaan kepada-Nya.3

Mengenai hal ini lbnu Qayyim Al-Jauziyyah mengatakan dalam

bukunya, yang memuat banyak sekali akan hadis-hadis yang marfu kepada

Rasulullah Shallal/dhu Alaihi wa Sallam, atsar-atsar mauquf para sahabat,

misteri-misteri yang ada dalam ayat-ayat Al-Qur' an, kata-kata mutiara,

penjelasan terhadap berbagai masalah dan penggugah terhadap prinsip-prinsip

asma' dan sifat Allah Subhdnahu wa Ta 'la. Ia berkata, "Jika pembaca

membacanya maka imannya meningkat."4

Dari pendapat di atas ada beberapa ha] yang perlu digarisbawahi yakni

ayat-ayat suci Al-Qur'an mengandung misteri-misteri yang dapat menguatkan

clan meningkatkan iman kepada Allah Subhdnahu wa Ta 'la. Definisi Al-

Qur'an secara etimologis berasal dari kata qara 'a mempunyai arti

mengumpulkan clan menghimpun, dan qird 'h berarti menghimpun huruf-huruf

dan kata-kata satu clengan yang lain clalam satu ucapan yang tersusun rapih.

Qur'an pacla mulanya seperti qird'h, yaitu mashdar (infinitif) dari kata qara 'a,

qird 'atan, qur 'dnan5• Allah Subhdnahu wa Ta 'la berfirman:

3 DR. M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur'an. (Bandung: Mizan, 1994) cet ke-Vl, h. 51

4 Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah, Tamasya ke Surga, (Jakarta: Darul Falah, 2003 /1424 H), cet. Ke-7, h. XIX.

Page 15: 1601/~ - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14939/1/MARJUKI... · kesabarannya mengingatkan penulis tentang "dunia", seperti Khalil Gibran

3

Artinya: "Sesungguhnya atas tangungan kamilah mengumpulkan (di dadamu)

dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila kami telah selesai membacanya maka ikutilah bacaan itu." ( QS: Al Qiyamah: 17-18)

Qur'anah di sini bermii qird 'atahu (bacaannya/cara membacanya). Jadi

kata itu adalah mashdar menurut wazan (tasrif, konjungsi) "'.fu'lan" dengan

vokal "u" sepe1ii "gufran" dan "syu!a·an". Kita dapat mengatakan qara'tuhu,

qur'an, qirii'atan wa qur'anan, artinya sama saja. Disini maqru' (apa yang

dibaca) diberi nama Qur'an (bacaan) yakni penamaan maf'Ctl dengan masdar.6

Umat manusia sebagian akan di tempatkan di surga dan yang lainnya di

neraka. Surga mempunym banyak nama sesuai dengan sifat-sifatnya.

Objeknya tetap satu sesuai dengan dzatnya dan ia Batu arti dalam sudut

panclang ini. Ia berbeda sesuai clengan sifat-sifat clan ia berbeda dari suclut

pandang ini. Begitu juga nama-nama Allah Subhanahu wa Ta'la, nama-nama

kitab-Nya, nama-nama Rasul-Nya, nama-nmna hari akhirat, dan nmna-nama

neraka. 7

Surga dalam bahasa Arab ialah 4.l;...11 al Jannah. Nama di alas mencakup

negeri tersebut dan seluruh jenis kenikmatan, kelezatan, kebahagiaan,

kesenangan dan hal-hal yang menyejukkan mata. Termasuk kata ~I al-

janfnu yang berarti janin karena ia tersimpan dalam rahim. Dan w4JI al-jdnnu

yang berarti jin karena tersembunyinya dalmn pandangan. Juga ~I al-

rnijanu yang berarti perisai karena ia melinclungi w<uah. Juga ~I al-

majmlnu yang berarti orang gila karena akalnya hilang dan tersembunyi. Serta

Page 16: 1601/~ - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14939/1/MARJUKI... · kesabarannya mengingatkan penulis tentang "dunia", seperti Khalil Gibran

4

ut+ll al:il'innu adalah ular kecil yang sangat halus. Dari sini 0t::......;JI al-bustanu

yang berarti taman, dinamakan 4..i.,...li al-jannatu (surga) karena ia menutupi

orang yang masuk ke dalamnya dengan pepohonan. Penamaan dengan kata ini

hanya diperkenankan pada tempat yang banyak pepohonannya dan banyak

jenisnya. ~I Al-jinnatu adalah apa saja yang biasa dipakai untuk menutupi

dirinya, baik perisai atau lainnya. 8

Firman Allah Subhanahu wa Ta 'la:

( \ '"\ :a.b\;!;.I)

Artinya: "lvfereka menjadikan sumpah-sumpah mereka sebagai perisai"

(QS: Al-Mujadilah:16)

Maksudnya bahwa mereka bersembunyi dengan sumpah-sumpahnya dari

penolakan orang-orang yang beriman terhadapnya.

Para sahabat Nabi Muhammad Shallalldhu Alaihi wa Sallam, para

tabi 'in, dan ta bi' tabi 'in, ah/us Sunnah dan Ahlul Hadits seluruhnya termasuk

para fugaha', pengikut aliran tasawuf dan orang-orang yang zuhud menyakini

eksistensi surga dan mengesahkannya berdasarkan (teks-teks) Al-Qur'an,

Sunnah dan informasi para rasul terdahulu dan terakhir. Para rasul tanpa

terkecuali mengajak umat manusia ke surga. Mereka membeberkan profil

surga dengan utuh kepada umatnya.9

l'jdz (kemukjizatan) Qur'an Al-Karim digunakan Rasulullah saw. untuk

menantang orang-orang Arab tetapi mereka tidak sanggup menghadapinya,

Page 17: 1601/~ - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14939/1/MARJUKI... · kesabarannya mengingatkan penulis tentang "dunia", seperti Khalil Gibran

5

padahal mereka sedemikian tinggi tingkatfashahah dan balaghah-nya. Hal ini

tiada lain karena Qur'an adalah mukjizat. 10

Fashahah artinya maknanya jelas dan terang. Anda berkata, "Afshahash

Shubhu", yakni "pagi telah jelas". Kalima! yang fasih adalah kalimat yang

jelas malmanya, mudah bahasanya dan baik susunarmya. Oleh karena itu,

setiap kata dalam kalimat yang fasih itu harus sesuai dengan pedoman sharaf,

jelas maknanya, komunikatif, mudah lagi enak. 11

Ba!Gghah mendatangkan makna yang agung dan jelas, dengan ungkapan

yang benar danfasih, memberi bekas yang berkesan di lubuk hati, dan sesuai

dengan situasi, kondisi, dan orang-orang yang diajak bicara. 12 Unsur-unsur

balaghah adalah kalimat, makna, dan susunan kalimat yang memberikan

kekuatan, pengaruh clalam jiwa, clan keinclahan. Juga kejelian dalam memilih

kata-kata clan uslub sesuai tempat bicara, waktu, tema, clan konclisi para

penclengar, dan emosional yang dapat mempengm·uhi dan menguasai

mereka. 13

Aclapun aspek-aspek kemukjizatan Al-Qur'an antara lain mencakup:

I) kemukjizatan bahasa, 2) kemukjizatan ilmiah, clan 3) kemultjizatan tasyri.'

Oleh karena itu, penulis bermaksucl untuk menganalisis te1jemahan ayat-

ayat Qur'an Al-Karim clengan penclekatan gramatikal. Dengan menjaclikan

objek kajian sebagai sosok yang berdiri sendiri, mempunyai rangka dan

bentuknya sencliri. Juga dikatakan penclekatan struktural yang berusaha

'0 Manna' Khalil al-Qattan, Studi llmu-i/mu Qur'an, (Bogar: Litera Antar Nusa, 1996),

cet. Ke-3, h. 371 11 Ali Al-Jarim dan Musthofa Usman, Al-Balaghatu/ Wadhihah, (Bandung: PT. Sinar

Baru, 2000), eel ke-3 h. I

Page 18: 1601/~ - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14939/1/MARJUKI... · kesabarannya mengingatkan penulis tentang "dunia", seperti Khalil Gibran

6

berlaku adil terhadap objek kajian tanpa rnengikutsertakan hal-hal yang berada

di luarnya.

Al-Qur' an terdiri dari 114 surat dan 10. 779 ayat. Setiap ayat-ayat terse but

memiliki tema yang beragam. Di sini penulis hanya mengangkat ayat-ayat

yang bertemakan surga dan rnengambil dari surat Ar-Rahman, surat yang ke

lima puluh lima. Mengapa tema surga yang saya angkat? Karena kita semua

tentu teramat sangat ingin masuk kedalamnya. Dan kita juga sangat

menginginkan bertemu dengan Allah Subhdnahu wa Ta 'la. Dengan dernikian

skripsi ini saya beri judul:

"Analisis Terjemahan Ayat-ayat Bertema Surga pada Surat Ar­

Rahmi'm Ditinjau dari Gramatika Baltasa Arab"

B. Penunusan dan Pembatasan Masalah

Perumusan masalah skripsi ini adalah sebagai berikut,

1. Bagaimanakah fungsi sintaksis ayat-ayat berterna :mrga dalarn surat Ar­

Rahman?

2. Bagaimanakah terjemahan ayat-ayat bertema surga dalam surat Ar­

Rahrnan ditinjau dari gramatika bahasa Arab?

Adapun pembatasan masalahnya adalah sebagai berikut: Karena surat

maupun ayat Al-Qur'an begitu banyak, maka penulis membatasinya pada

surat Ar-Rahman mulai dari ayat 64 sampai clengan ayat 78 semuanya

bertemakan surga kecuali, ayat ke-78 adalah penutup dari semua ayat di

clalamnya. Hal ini dilakukan agar penulis lebih dapat menelaah lebih rinci clan

dalam.

Page 19: 1601/~ - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14939/1/MARJUKI... · kesabarannya mengingatkan penulis tentang "dunia", seperti Khalil Gibran

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuannya adalah sebagai berikut,

7

I. Dapat mengetahui fungsi sintaksis ayat-ayat bertema surga dalam surat Ar­

Rahman.

2. Dapat mene1jemahkan ayat-ayat tersebut ke dal.am bahasa Indon'esia

menurut gramatika bahasa Arab. Adapun manfaatnya adalah untuk

menambah wawasan penulis dalam kajian linguistik Arab dan linguistik

Indonesia.

D. Metode Penelitian

I. Metocle penelitian,

Analisis gramatikal memang merupakan penclekatan yang populer

dan seringkali digunakan para peneliti pada umumnya atau penelaah sastra

khususnya. Kekuatan analisis ini adalah (I) analisis gramatikal memberi

peluang untuk melakukan telaahan yang lebih rinci dan Jebih dalam, (2)

analisis ini mencoba melihat objek sebagai sebuah karya clengan hanya

mempersoalkan apa yang ada di dalam dirinya, (3) karena analisis yang

objektif dan bersifat analitik banyak memberi umpa11 balik kepacla penulis

clan dapat mendorong penulis untuk menulis secara lebih hati-hati clan

teliti.

Penulis menggunakan metode yang memberika.n penekanan terhadap

bahasa sumber yakni Al-Qur' an (bahasa Arab) itu sencliri. Dengan metode

pene1jemahan harfiyah, penerjemahan setia, dan peneriemahan semantis.

Page 20: 1601/~ - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14939/1/MARJUKI... · kesabarannya mengingatkan penulis tentang "dunia", seperti Khalil Gibran

8

2. Metode pengumpulan data,

Data diambil dan dikumpulkan dari Al-Qur'an clan terjemahannya ke

dalam bahasa Indonesia oleh Yayasan Penyelenggara Penterjemah/

Pentafsir Al-Qur'an yang telah disahkan clan dicetak oleh Departemen

Agama Republik Indonesia.

3. Tehnik penulisan,

Tehnik penulisan skripsi ini berpedoman pada buku, "Pedoman

Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi JAIN Syarif Hidayatullah" terbitan

logos, Jakarta cetakan tahun 2000.

E. Sistematika Penulisan

Bab pertama yakni, Pendahuluan yang terdiri dari; Latar Belakang,

Perumusan dan Pembatasan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metode

Penelitian, dan Sistematika Penulisan.

Bab keclua yakni, Teori Tarjamah yang tercliri dari; Hakikat dan Definisi

Pene1jemahan, Langkah-langkah Penerjemahan meliputi, Analisis,

Pengalihan, Penyerasian. Metode-metode Penerjemahan meliputi, Metode

yang memberikan penekanan terhadap bahasa sumber clan Metode yang

memberikan penekanan terhadap bahasa sasaran. Tarjamah Al-Quran, serta

Tafsir dan Takwil Al-Quran.

Bab ketiga yakni, Surga clan Nama-namanya. Meliputi: Pakaian,

Perhiasan, Mahkota, Permadani, dan Ranjang Penghuni Surga. Kenikmatan

Page 21: 1601/~ - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14939/1/MARJUKI... · kesabarannya mengingatkan penulis tentang "dunia", seperti Khalil Gibran

9

Penghuni Surga Melihat Allah s.w.t. Istri-istri Penghuni Surga. Ciri-ciri

Bidadari-bidadari Surga. Dan Nama-nama Surga

Bab keempat yakni, Analisis Data, yang meliputi: Tentang Surat Ar­

Rahman, Analisis terjemahan ayat-ayat bertema surg;a dalam surat Ar­

Rahmiln.

Bab kelima Penutup yang meliputi; kesimpulan dan Saran-saran

Page 22: 1601/~ - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14939/1/MARJUKI... · kesabarannya mengingatkan penulis tentang "dunia", seperti Khalil Gibran

BAB II

TEORI TARJAMAH

A. Hakikat dan Definisi Penerjemahan

Menerjemahkan ialah menyampaikan berita yang terkandung dalam

bahasa sumber (BSu) ke dalam bahasa penerima atau bahasa sasaran (BSa)

supaya isinya benar-benar mendekati aslinya. Untuk memberikan definisi

tentang terjemah, kita dapat membedakannya dari dua sudut pengertian yaitu

pengertian secara etimologis (bahasa) dan pengertian secara terminologis

(istilah).

I. Pengertian secara etimologis.

Kata terjemah 1 berasal dari bahasa Arab "<i.A:-_,:JI " yang

kedudukannya sebagai masdar yaitu dari mddi rubdi al-miljarrad dalam

proses derivasinya kata ini dapat dilihat sebagai berikut 2;

1 Bahasa Indonesia yang baku tampak n1enggunakan istilah "te1jemah' (bukan tarjamah) sebagaimana dapat dilihat dalam berbagai kamus dan buku-buku terjemahan. Namun demikian sebagian dari ilmuan dan penulis buku tetap ada yang menggunakan istilah tarjan1ah. Seperti ; A. Hasan Bangil dalam bukunya Tatja1nah Bu/ugh a/-Mara1n, tcrbitan Pustaka Taman beke1jasama dengan Persatuan Islam Bangil, 1991. KH. Sholeh, H. A. A. Dahlan dan Yus Rusamsi dalan1 karya besarnya a/-A111in al-Qur'dn Ta1ja111ah Sunda, terbitan CV. Diponegoro, Bandung, 1992.

2 Muham1nad Ma'su1n bin Ali, al-An1silah at-Tasri'jiyyah, (Surabaya, Maktabah asy -Syaikh Salim Nabhan, 1965) h. 8

Page 23: 1601/~ - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14939/1/MARJUKI... · kesabarannya mengingatkan penulis tentang "dunia", seperti Khalil Gibran

11

Dalam kitab Ushu/ fl at-Taftir, Muhammad bin Shalih al Asimaini

mengatakan bahwa kata terjemah secara bahasa adalah :

"Terjemah secara bahasa adalah menetapkan suatu makna yang '

mampu menberikan keterangan dan kejelasan. Dalam Kamus Besar

Bahasa Indonesia (KBBI), kita jumpai arti terjemah yaitu "menyalin"

(memindahkan) dari suatu bahasa ke bahasa yang lain atau

mengalihbahasakan.3 Dari penjelasan secara etimologi teijemah dapat

dipahami bahwa substansi dari te1jemah adalah memindahkan bahasa

sumber kepada bahasa sasaran.

2. Pengertian secara terminologi.

Sedangkan istilah 'terjemah' secara terminologi didefinisikan dengan

berbagai macam pengertian di antaranya adalah sebagai berikut ;

Menurut Harimurti Kridalaksana, terjemah adalah memindahkan

suatu amanat dari bahasa sumber (Bsu) ke dalam bahasa penerima (Bsa)

dengan pe1iama-tama mengungkapkan maknanya dan kedua

mengungkapkan gaya bahasanya 4•

Nida dan Taber mendefinisikan istilah "terjemah" dengan:

Translation consists in reproducing in the receptor language message, firs

3 Pusat Pembinaan dan Perken1bangan Bahasa, Kanzus Besar Bahasa Jndonesia,(Jakarta: Balai Pustaka, 1998) cet ke-1, h. 938.

4 I-Iarilnurti Kridalaksana, Fungsi Bahasa dan Sikap Bahasa, (Ende Flores: Nusa Indah, 1978), h.79

Page 24: 1601/~ - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14939/1/MARJUKI... · kesabarannya mengingatkan penulis tentang "dunia", seperti Khalil Gibran

12

in terms of meaning and secondly in terms of style5• (menerjemahkan

merupakan kegiatan menghasilkan kembali di dalam bahasa penerima

yang secara sedekat-dekatnya dan sewajar-wajarnya yang sepadan dalam

pesan bahasa sumber, pertama-tama menyangkut maknanya dan kedua

menyangkut gayanya).

Ada juga yang mendefinisikan istilah terjemah dengan menciptakan

padanan yang paling dekat dengan bahasa penerima terhadap pesan-pesan

bahasa smnber, pe11ama dalam ha! makna dan kedua pada gaya

bahasanya.6 Rochayah Mahali Menurut Catford and Newmark

sebagaimana yang dikutip Rochayah Mahali mendefinisikan istilah

terjemah dengan; The replacement of textual material in one language by

equivalent tekstual material in another language. (mengganti bahan teks

dalam bahasa sumber dengan bahan teks yang sepadan dengan bahasa

sasaran). Sedangkan Newmark memberikan definisi yang serupa, namun

lebih jelas yaitu; Rendering the meaning of lex in to another language in

to way of the author mended the tex. (menerjemahkan makna suatu teks

ke dalam bahasa lain sesuai dengan yang dimaksud pengarang). 7

Adapun kata te1jemah dalam bahasa Arabnya "4Ji" dalam

mendefinisikannya secara istilah para ulama memfokuskan objek

terjemahannya pada penerjemahan Al-Qur'an saja. Dalam mendefinisikan

istilah terjemah, mereka secara umum pada prinsipnya sama dengan apa

5 Engene A. Nida and Taber, The Teo1y and Practice of Translation, (Leiden: the Uniten Bible Sociates, 1974) h. 12

6 Nurachman Hanafi, Teori dan Senf Jvfenerjen1ah, (Endo Flores: Nusa Indah, 1986) h. 25 7 H.ochayah Machali, Pedo111an Bagi Pene1jen1ah, (Jakarta: Erasindo, 2000), h. 5

Page 25: 1601/~ - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14939/1/MARJUKI... · kesabarannya mengingatkan penulis tentang "dunia", seperti Khalil Gibran

13

yang telah didefinisikan oleh para ahli linguistik di atas. Di antara mereka

yang mendefinisikan terjemah Al-Qur'an dapat dilihat dalam kitab At-

Tibyanfi Ulzrm al-Qur'an.

Muhammad Ali as-Sabuni, pengarang kitab ters1:but mengatakan;

. (0T ~I\ Ll) ;;_.., -1\ a;Jj\ 0 'l . I. I, .lh.I . . .• ~J r -·.r' fi if "if-;!-'-" c-::- c...v u

"Mene1jemahkan Al-Qur 'an kepada bahasa lain yang bukan bahasa Arab dan mencetak terjemahan ini kedalam beberapa naskah agar dapat ditelaah oleh orang-orang yang tidak mengerti bahasa Arab (bahasa Al­Qur 'an) sehingga ia bisa memahami maksud kitab Allah Subhanahu wa ta 'ala dengan perantara te1jemah."8

Dalam buku at-Tqfsir wa al-Mufassirun, karya Muhammad Husayn

az-Dzhahabi salah seorang pakar ilmu Al-Qur'an dari Al-Azhar

University, Mesir mengatakan bahwa istilah terjemah mengandung dua

macam pengertian, yaitu;

"Mene1jemahkan (mengalihkan) suatu pembicaraan dari suatu bahasa ke bahasa yang lain, tanpa menje/askan makna asal yang diteljemahkan itu.

8 ivluhammad Ali as-Sabuni, Studt J/11111 Qur'an, te1jen1ahan A111inuddin, (Bandung: PT. Raya Grafindo Persada, 1999), h. 205.

Page 26: 1601/~ - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14939/1/MARJUKI... · kesabarannya mengingatkan penulis tentang "dunia", seperti Khalil Gibran

14

Hal ini seperti dilakukan dengan menempatkan sinonim (murodif)

pada tempat sinonimnya dari suatu bahasa."

"Meryelaskan atau menafsirkan suatu pembicaraan. dengan menerangkan maksud yang terkandung di dalamnya dengan menggunakan bahasa yang lain.9

Dari berbagai definisi te1jemah di atas, dapat disimpulkan bahwa

terjemah mensyaratkan adanya persamaan dan penyesuaian 'pesan' yang

disampaikan penulis naskah dengan pesan yang diterima oleh pembabaca.

B. Langkah-Langkah Penerjemahan

I. Tahap Analisis.

Ketika seorang penulis menuliskan sesuatu tentunya ia ingin

menyampaikan maksud tertentu kepada pembacanya. Hal ini juga berlaku

bagi naskah yang merupakan perwujudan perasaan seperti puisi. Mustahil

seorang penulis puisi menulis sesuatu tanpa ingin perasaannya yang

diwujudkan dalam puisi tersebut juga dapat dirasakan orang lain. Dengan

dem ikian, setiap naskah bukanlah ha! yang sakral, justru karena tidak

sakral itulah maka suatu naskah bahasa sumber perlu dianalisis terlebih

dahulu.

Analisis dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan sebagai

berikut:

9 Muhai111nad 1-Iusayn az-Zhahabi, At-Tafsir wa al-1\111/assirun, (Beirut: Dar al-Fikri, l 994). Jilid I h. 23

Page 27: 1601/~ - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14939/1/MARJUKI... · kesabarannya mengingatkan penulis tentang "dunia", seperti Khalil Gibran

15

a. Apa? ( contoh: Apa tema yang dibicarakan?)

b. Siapa? (contoh: Siapa yang menjadi penulis naskah?)

c. Kapan? (contoh: Kapan buku tersebut ditulis dan clipublikasikan?)

d. Dimana? ( contoh: Dimana penulis menuliskan karangannya?)

e. Mengapa? (contoh: Mengapa penulis mengangkat tema tersebut?)

f. Bagaimana? (contoh: Bagaimana penulis melakukan penelitian?)

Pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat kita rangkum menjacli 5W+ IH,

yaitu what, who, when, wrere, why, dan how. Dengan kata lain, pe11anyaan

seputar buku atau naskah itu untuk memuclahkan kita apa maksud

pengarang menuliskan suatu tema. Apakah untuk menjelaskan sesuatu

(eksposisi), atau untuk memberukan paparan dan cerita (narasi), atau untuk

mempertahankan pendapat (argumentasi), ataukah antuk mempengaruhi

pendapat publik (persuasi), ataukah suatu ajakan sendiri. Sesudah

mempunyai gambaran yang jelas, barulah ia dapat memulai proses

selanjutnya.

2. Tahap Pengalihan.

Seorang penerjemah dalam tahapan ini berupaya untuk

menggantikan unsur naskah bahasa sumber dengan unsur naskah bahasa

sasaran yang sepadan. Sepadan pada segala unsur dalam naskah, baik

bentuk maupun isi materinya. Tetapi, kesepadanan bukanlah kesamaan. 10

'0 Rochayah Machali, Op. Cit, h. 35

Page 28: 1601/~ - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14939/1/MARJUKI... · kesabarannya mengingatkan penulis tentang "dunia", seperti Khalil Gibran

16

Pada tahapan pengalihan ini pun, seorang penerjemah mengajukan

beberapa pertanyaan sebagai pertimbangan dalam melakukan kegiatan

pengalihan. Di antara pertanyaan tersebut adalah; A pakah maksud yang

ingin disampaikan pengarang tersebut harus dipertahankan dalam naskah

terjemahan? Dapatkah penerjemah mengubah maksud dalam naskah?

Kalau boleh mengubah seberapa jauh atau seberapa banyak dan mengapa?

Jawaban dasar terhadap pertanyaan ini adalah; penerjemah harus

mempertahankan maksud yang ingin disampaikan pengarang. 11

Pertanyaan selanjutnya yang mungkin tirnbul dalam tahap

pengalihan ini adalah; Bagaimana penerjemah menyampaikan maksud

yang sepadan tersebut ke dalam bahasa sasaran? Apakah masih dapat

digunakan kalimat-kalimat yang serupa? Misalnya, bagaimana kalimat­

kalimat informasi dalam bahasa sumber dapat tetap sama yaitu menberikan

informasi di dalam bahasa sasaran? Alai bahasa apa yang perlu digunakan

c!alam ha! ini?

Apabila naskah sumber yang diterjemahkan sangat sukar dan

melibatkan kata-kata yang bennakna ganda, kata-kata yang mengandung

emosi dan sebagainya, maka pene1jemah dapat saja bolak-balik dari tahap

analisis ke pengalihan dan sebaliknya sampai ia yakin benar bahwa

pemahaman dan analisisnya sudah benar.

3. Tahap Penyerasian.

Sesudah tahap analisis dan tahap pengalihan dilalui, tahap terakhir

yang harus dijalani adalah tahap penyerasian.

II ibid h. 36

Page 29: 1601/~ - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14939/1/MARJUKI... · kesabarannya mengingatkan penulis tentang "dunia", seperti Khalil Gibran

17

Pada tahap ini penerjemah dapat menyesuaikan bahasanya yang

masih terasa "kaku" untuk disesuaikan dengan kaidah bahasa sasaran. Di

samping itu, mungkin juga terjadi penyerasian dalam hal peristilahan,

misalnya apakah menggunakan istilah yang baku atau istilah umum dalam

kehidupan sehari-hari.

Pada tahap penyerasian ini, penerjemah dapa1 melakukan sendiri,

atau membiarkan orang lain melakukannya. Akan lebih baik jika

penyerasian itu dilakukan oleh orang lain.

C. Mctode-Metode Pcnerjemahan.

Newmark, seperti yang dikutip Rochayah, mengajukan dua metode

penerjemahan yaitu: 12

l. Metode yang memberikan penekanan terhadap bahasa sumber.

Pada metode jenis pe1iama, pene1jemah berupaya mewujudkan

kembali dengan setepat-tepatnya makna kontekstual bahasa sumber.

Meskipun dijumpai hambatan sintaksis dan semantis pada bahasa sasaran,

yakni hambatan bentuk dan makna.

Metode ini melahirkan beberapa metode pene1jemehan sebagai

berikut:

a. Penerjemahan kata demi kata.

Metode te1jemahan jenis ini biasanya kata-kata bahasa sasaran

(Bsa) langsung diletakkan di bawah versi bahasa sumber (Bsu). Kata-

12 Rochayah Machali, Op. Cit, h. 49

Page 30: 1601/~ - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14939/1/MARJUKI... · kesabarannya mengingatkan penulis tentang "dunia", seperti Khalil Gibran

18

kata dalam Bsu diterjemahkan di luar konteks dan kata-kata yang

bersifat kultural dipindahkan apa adanya. Umumnya metode ini

dipergunakan sebagai tahapan pra pene1jemahan pada pene1je111ahan

naskah yang sangat sukar atau untuk memahami mekanisme bahasa

sumber.

b. Pene1je111ahan harfiyah

Kontruksi gramatikal Bsu dicarikan padanannya yang terdekat

dalam Bsa. Tetapi pene1jemahan leksikal atau kata-katanya dilakukan

terpisah dari konteks. Metode ini dapat digunakan sebagai metode

pada tahap awal pengalihan.

c. Penerjemahan setia.

Pene1jemahan setia mencoba mereproduksi makna kontekstual

bahasa sumber dengan masih dibatasi oleh struktur gramatikalnya. Di

sini kata-kata yang bermuatan budaya dialihbahasakan, tetapi

penyimpangan dari segi tata bahasa dan pilihan kata masih tetap

dibiarkan. Penerjemahan ini berpegang teguh pada maksud dan tujuan

bahasa sumber, sehingga hasil terjemahan kadang-kadang terasa kaku

dan sering kali asing. Metode ini dapat dimanfaatkan untuk membantu

penerjemah dalam proses awal pengalihan.

d. Penerjemahan semantis.

Apabila dibandingkan dengan metode pene1jemahan setia,

pene1jemahan semantis lebih luwes, sedangkan pene1je111ahan setia

lebih kaku dan tidak berkompromi dengan kaidah Bsa. Berbeda

Page 31: 1601/~ - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14939/1/MARJUKI... · kesabarannya mengingatkan penulis tentang "dunia", seperti Khalil Gibran

19

dengan penerjemahan setia, penerjemahan sc:mantis harus pula

mempertimbangkan unsur estetika bahasa sumber dengan

mengkompromikan makna selama masih dalam batas kewajaran.

Selain itu, kata yang hanya sedikit bermuatan budaya dapat

diterjemahkan dengan kata yang netral atau istilah yang fungsional.

Bila dibandingkan dengan penerjemahan setia, penerjemahan semantis

lebih fleksibel, sedangkan penerjemahan setia lebih terikat oleh bahasa

sumber. 13

2. Metode yang memberikan penekanan pada bahasa sasaran (Bsa).

Adapun metode jenis kedua, pene1jemah berupaya menghasilkan

dampak yang relatif sama dengan yang diharapkan oleh penulis asli

terhadap pembaca versi Bsu. Metode jenis kedua melahirkan juga

beberapa metode penerjemahan, tetapi penulis hanya menyampaikan dua

metode saja untuk melengkapi keempat metode pene1jemahan

sebelumnya. Kedua metode itu adalah:

a. Pene1jemahan bebas.

Metode ini merupakan pene1jemahan yang mengutamakan isi

dan mengorbankan bentuk naskah Bsu. Bia.sanya, metode ini

berbentuk sebuah para frase yang dapat lebih panjang atau lebih

pendek dari aslinya. 14

13 ibid, h. 49-52 14 ibid, h. 53

Page 32: 1601/~ - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14939/1/MARJUKI... · kesabarannya mengingatkan penulis tentang "dunia", seperti Khalil Gibran

20

b. Penerjemahan komunikatif.

Metode ini mengupayakan reproduksi makna kontekstual yang

demikian rupa, sehingga baik aspek kebahasaan maupun aspek isi

langsung dapat dimengerti.

D. Tarjamah al-Qur'an.

Komunikasi di antara kedua belah pihak dengan satu bahasa merupakan

lambang bagi kesamaan komunitas sosial dalam segala bentuknya. Dalam hal

ini Allah berfirman:

Artinya:

~I :./i: ~ ', \ ~ '''I ~~~

/ /

/ , v'j 0~ Uj J;.~ ~

/ ,

" Kami tidak mengutus seorang rasulpun, melainkan dengan bahasa kaumnya15

, supaya ia dapat memberi penjelasan dengan terang kepada mereka. Maka Allah menyesatkm/6 siapa yang dia kehendaki, dan memberi petunjuk kepada siapa yang dia kehendaki. dan Dia-lah Tuhan yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana." (Q.S: Ibrahim {14}: 4)

Al-Qur'an mulia diturunkan kepada Rasul berbangsa Arab dengan

bahasa Arab yang jelas. Fenomena ini merupakan tuntunan sosial bagi

15 Al Quran diturunkan dalan1 bahasa Arab itu, bukanlah berarti balnva Al Qu1an untuk bangsa Arab saja tetapi untuk seluruh 1nanusia

16 disesatkan Allah berarti: bah\va orang itu sesat berhubung keingkarannya dan tidak mau 1nen1ahami petunjuk-petunjuk Allah. dalan1 ayat ini, Karena mereka itu ingkar dan tidak mau memahan1i apa sebabnya Allah menjadikan nyamuk sebagai perumparnaan, n1aka mereka itu menjadi sesat.

Page 33: 1601/~ - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14939/1/MARJUKI... · kesabarannya mengingatkan penulis tentang "dunia", seperti Khalil Gibran

21

keberhasilan risalah Islam. Dan sejak saat itu bahasa Arab menjadi satu bagian

dari eksistensi Islam dan asas komunikasi penyampaian dakwahnya. 17

Tugas Rasul SAW adalah menyampaikan risalah kepada seluruh umat

manusia. Hal ini telah dinyatakan Al-Qur'an di beberapa ayat, antara lain:

0 )

~

Artinya:

Katakanlah: "Hai manusia Sesungguhnya Aku adalah utusan Allah kepadamu semua, yaitu Allah yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada Tuhan 6'ang berhak disembah) selain Dia, yang menghidupkan dan mematikan, Maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab­kitab-Nya) dan ikutilah Dia, supaya kamu mendapat petunjuk".(Q.S: al­A'raf{7}: 158)

(\A:~)

Artinya:

"Dan kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada Mengetahui. "(Q.S: Saba{34}: 28)

17 Mannft' Khalil al-Qattfin, i\1abdhis fl 'Ulf1111i/ Qur'iin, (Jakarta: P.T Pustaka Litera AntarNusa, 1973) cet ke- l, h. 442

Page 34: 1601/~ - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14939/1/MARJUKI... · kesabarannya mengingatkan penulis tentang "dunia", seperti Khalil Gibran

22

Adalah suatu kewajiban bagi setiap orang yang masuk kedalam naungan

agama baru ini (agama Islam), untuk menyambutnya dalam bahasa kitabnya

secara lahir dan batin sehingga ia dapat menjalankan kewitjiban-kewajibannya,

dan terjemahan Qur'an tidak diperlukan Jagi baginya selama Qur'an itu telah

dite1jemahkan bahasa dan kearabannya menjadi keimanan dan keislaman. 18

Manna' Khal11 al-Qattan membagi pengertian terjemah Qur'an menjadi

dua arti: 19

I. Terjemah hm:fiyah, yaitu mengalihkan Jafaz-lafaz dari satu bahasa ke

dalam lafaz-lafaz yang serupa dari bahasa lain sedemikian rupa sehingga

susunan dan tertib bahasa kedua sesuai dengan susunan dan tertib bahasa

pertama.

2. Terjemah tafairiyah atau teljemah maknmviyah, yaitu menjelaskan makna

pembicaraan dengan bahasa lain tanpa terikat dengan tertib kata-kata

bahasa asal atau memperhatikan susunan kalimatnya.

1. Hukum te1jemah harfiyah.

Terjemah harfiyah, seperti telah dijelaskan di atas tidak mungkin

dapat dicapai dengan baik jika konteks bahasa asli dan cakupan semua

maknanya tetap dipertahankan. Sebab, karakteristik setiap bahasa berbeda

satu dengan yang lain dalam hal tertib bagian-bagian kalimatnya.

Misalnya; Jumlah fl 'liyah (kalimat verbal) dalam bahasa Arab dimulai

dengan fl 'il (predikat) kemudian fa 'il (subyek), baik dalam kalimat tan ya

18 Ibid, h. 443 19 Ibid, h. 443

Page 35: 1601/~ - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14939/1/MARJUKI... · kesabarannya mengingatkan penulis tentang "dunia", seperti Khalil Gibran

23

(istifhdm), muddf didahulukan atas muddf ilaih, dan mau§lif atas §i/at,

kecuali dalam iddfah tasybih ( susunan muddf dan muddf ilaih yang

mengandung arti menyerupakan) Selain itu, bahasa Arab di celah-celahnya

mengandung rahasia-rahasia bahasa yang tidak mungkin dapat digantikan

oleh ungkapan lain dalam bahasa non Arab. Dalam pada' itu, Al- Qur'an

berada pada puncak fasahdh dan baldgah bahasa Arab. Qur' an

mempunyai karakteristik susunan, rahasia uslub, pelik-pelik makna, dan

kemukjizatan lainnya yang semua itu tidak dapat diberikan oleh bahasa

apa pun dan mana pun juga.20

Dengan demikian, penerjemahan Qur' an dengan te1jemahan

harfiyah, betapapun pene1jemah memahami betul bahasa, uslub-uslub dan

susunan kalimatnya, dipandang telah rnengeluarkan Qur'an dari

keadaannya sebagai Qur'an.21

2. Hukurn te1jernah rnaknawiyah atau terjernah tafsiriyah.

Al-Qur'an al-Karim, demikian juga sernua kalarn Arab yang ba/ig,

rnernpunyai rnakna-rnakna asli (pokok) dan rnakna-rnakna sdnawi

(sekunder). Yang dirnaksud dengan rnakna asli ialah makna yang difaharni

secara sarna oleh setiap orang yang mengetahui pengertian lafaz secara

mu/rad ( berdiri sendiri) dan mengetahui pula segi-segi susunannya secara

global. Sedangkan yang dimaksud dengan rnakna sanawi ialah

karakteristik (keistimewaan) susunan kalirnat yang rnenyebabkan suatu

20 Ibid, h. 444 21 Ibid, h. 444

Page 36: 1601/~ - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14939/1/MARJUKI... · kesabarannya mengingatkan penulis tentang "dunia", seperti Khalil Gibran

24

perkataan berkualitas tinggi. Dan dengan makna inilah Qur'an dinilai

sebagai mukjizat.22

Menerjemahkan makna-makna sanawi Qur'.an bukanlah hal yang

mudah sebab tidak terdapat satu bahasa pun yang sesuai dengan bahasa

Arab dalam dalalah (petunjuk) lafaz-lafaznya terhadap makna-makna yang

oleh ahli ilmu Bayan dinamakan khawassut tarkib (karakteristik susunan).

Hal demikian tidak mudah didakwakan seseorang.

Adapun makna-makna asli, dapat dipindahkan ke dalam bahasa lain.

Dalam al-Muwajfaqat, Syatibi menyebutkan makna-makna asli dan

makna-malma tsanawi, bahwa mene1jemahkan Qur'an dengan

memperhatikan makna-makna asli adalah mungkin. Dari segi inilah

dibenarkan menafsirkan Qur'an dan menjelaskan makna-maknanya

kekalangan awam atau mereka yang tidak mempunyai pemahaman kuat

untuk mengetahui makna-maknanya.23

Namun demikian, te1jemahan makna-makna asli itu tidak terlepas

dari kekeliruan karena satu bu ah lafaz dalam Qur' an terkadang

mempunyai dua makna atau lebih yang diberikan oleh ayat. Maka dalam

keadaan demikian biasanya pene1jemah hanya meletakan satu lafaz yang

hanya menunjukan satu makna, karena ia tidak mendapatkan lafaz serupa

dengan lafaz Arab yang dapat memberikan lebih dari satu makna itu.

Pendapat yang dipilih oleh Syatibi di atas yang dianggapnya sebagai

hujjah tentang kebolehan mene1jemahkan makna asli Qur'an tidaklah

22 Ibid, h. 444-445 23 Ibid, h. 445-446

Page 37: 1601/~ - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14939/1/MARJUKI... · kesabarannya mengingatkan penulis tentang "dunia", seperti Khalil Gibran

25

mutlak. Sebab, sebagian ulama membatasi membatasi penerjemahan

seperti itu dengan kadar darurat dalam menyampaikan dakwah. Yaitu yang

berkenaan dengan tauhid dan rukun-rukun ibadah, tidak lebih dari itu.

Sedangkan, bagi mereka yang ingin menambah pengetahuannya,

diperintahkan untuk mempelajari bahasa Arab.24

Manna' Khal11 al-Qattan, juga menjelaskan; apabila ulama Islam

melakukan penafsiran Qur' an, dengan cara mendatangkan malma yang

dekat, mudah dan kuat; kemudian penafsiran ini dite1jemahkan dengan

penuh kejujuran dan kecermatan, maka cam demikian dinamakan te1jemah

tafsir Qur 'an atau te1jemah tafsiriyah, dalam arti mensyarahi

(mengomentari) perkataan dan menjelaskan maknanya dengan bahasa lain.

Usaha seperti ini tidak ada halangannya, karena Allah Subhanahu wa

Ta 'ala mengutus Muhammad Shallalliihu Alaihi wa Sal/am, untuk

menyampaikan risalah Islam kepada seluruh umat manusia, dengan segala

bangsa dan ras yang berbeda-beda.25 Nabi Shallalliihu Alaihi wa Sallam

menjelaskan:

"Setiap nabi hanya diutus kepada kaumnya secara khusus, sedang

aim diutus kepada manusia seluruhnya."26

Terjemah tafsir Qur'an seperti telah disebutkan itu dapat dinamakan

te1jemah tafsiriyah. Corak terjemah ini berbeda dengan terjemah

maknawiyah, sekalipun para peneliti tidak membedakan antara keduanya.

24 Ibid, h. 446 25 Ibid. h. 446

Page 38: 1601/~ - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14939/1/MARJUKI... · kesabarannya mengingatkan penulis tentang "dunia", seperti Khalil Gibran

26

Sebab dalam te1jemah maknawiyah terkesan seakan-akan penerjemah

telah mengambil makna-makna Qur'an dengan berbagai aspeknya dan

memindahkannya ke dalam bahasa asing, non Arab, sebagaimana dalam

te1jemahan selain Qur'an yang biasa disebut "terjemah yang sesuai dengan

bahasa aslinya." Penafsir berbicara dengan gaya seorang pemberi

penjelasan terhadap makna kalam sesuai dengan pemahamannya, seakan­

akan ia berkata kepada manusia, "Ini adalah apa yang saya pahami dari

ayat anu." Sedangkan penerjemah berbicara dengan gaya seorang yang

mengetahui makna kalam secara sempurna dan menuangkannya ke dalam

lafaz-lafaz bahasa lain. Kedua ha! ini jauh berbeda. Sebab, penafsir akan

mengatakan dalam menafsirkan ayat, "Maksudnya sepe1ii ini ... ", lalu ia

mengemukakan pemahamannya yang terbatas itu. Sedang penerjemah

mengatakan: "Makna perkataan ini adalah makna ayat itu sendiri." Dan

kita telah mengetahui apa (bahaya, kemustahilan) yang terkandung di

dalam penerjemahan makna tsanm1>i ini.27

E. Tafsir dan Takwil al-Qur'an.

Qur'anul Karim adalah sumber tasyri pertama bagi umat Muhammad.

Dan kebahagiaan mereka tergantung pada pemahaman maknanya,

pengetahuan rahasia-rahasianya dan pengamalan apa yang terkandung di

dalamnya Kemampuan setiap orang dalam memahami lafaz dan ungkapan

Qur'an tidaklah sama, padahal penjelasannya sedemikian gamblang dan ayat-

27 Ibid, h. 447

Page 39: 1601/~ - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14939/1/MARJUKI... · kesabarannya mengingatkan penulis tentang "dunia", seperti Khalil Gibran

27

ayatnya pun sedemikian rinci. Perbedaan daya nalar di antara mereka ini

adalah suatu ha! yang tidak dipertentangkan lagi. Kalangan awam hanya dapat

memahami makna-maknanya yang zahir dan pengertian ayat-ayatnya secara

global, sedangkan kalangan cerdik cendikia dan terpelajar akan dapat

menyimpulkan pula dari padanya makna-makna' yang menarik. Dan di antara

kedua kelompok ini terdapat aneka ragam dan tingkat pemahaman. Maka

tidaklah mengherankan j ika Qur' an mendapatkan p•~rhatian besar dari

umatnya melalui pengkajian intensif terutama dalam rangka menafsirkan kata-

kata garib (aneh, ganjil) atau mentakwilkan tarkib (susunan kalimat).28

I. Pengertian Tafsir dan Takwil.

Tafsir secara etimologi mengikuti wazan 'tafil' berasal dari akar

kata al-fasr (f, s, r) yang berarti menjelaskan, menyikap dan menampakkan

atau menerangkan makna yang abstrak. Kata ke1janya mengikuti wazan

'daraba-yadribu' dan 'nasara-yansuru'. Dikatakan fasara (asy-syai'a)-

yafsiru' dan yafsuru-fasran' dan fasarahu', artinya abanahu (menjelaskan).

Kata at-tafsir dan al-fasr mempunyai arti menjelaskan dan menyingkap

yang tertutup. Dalam Lisdnul 'Arab dinyatakan: kata "al-fasr" berarti

menyingkap sesuatu yang tertutup, sedangkan kata "at-tafsir" berarti

menyingkap suatu lafaz yang musykil, pelik. 29 Dalam Qur'an dinyatakan:

(II : 0li _rill) 1~ .:; ~fj J;..11-i :'!JG. J'1 ~ ::_is jt;. u3 ,.. ,.. ,.. ,.. ::; ,..

28 Ibid, h. 455 29 Ibid, h. 455-456

Page 40: 1601/~ - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14939/1/MARJUKI... · kesabarannya mengingatkan penulis tentang "dunia", seperti Khalil Gibran

28

Artinya:

"Tidaklah orang-orang kafir itu datang kepadamu (membmva) sesuatu yang ganjil, melainkan Kami datangkan kepadamu suatu yang benar dan yang paling baik penjelasannya." (QS: Al-Furqan[25]: 33)

Maksudnya , "paling baik penjelasan dan perinciannya." Di antara

kedua bentuk kata itu, al-fasr dan at-taftir, kata at-taftirlah yang paling

ban yak d igunakan.

Tafsir menurut istilah, sebagaimana didefinisikan Abu 1-Iayyan ialah:

"Ilmu yang membahas tentang cara pengucapan lafaz-Iafaz Qur'an,

tentang petunjuk-petunjuknya, hukum-hukumnya baik ketika berdiri

sendiri maupun ketika tersusun dan makna-makna yang dimungkinkan

baginya ketika tersusun serta hal-hal Iain yang melengkapinya."30

Menurut az-Zarkasyi: "Tafsir adalah ilmu untuk rnemaharni

Kitabullah yang diturunkan kepada Muhammad, menjelaskan rnakna-

maknanya serta rnengeluarkan hukurn dan hikrnahnya."31

Takwil secara etirnologi berasal dari kata "au!" yang berarti kembali

ke asal. Dikatakan ':IC.j ':ljl ~l i.ll mtinya, kembali kepadanya. Dan ~~\ Jjl

mtinya, rnemikirkan, memperkirakan dan menafsirkannya. Atas

dasar ini maka takwil kalam dalam istilah mempunyai dua makna:

Pertama, takwil kalam dengan pengertian sc:suatu makna yang

kepadanya mutakallimin (pembicara, orang pertarna) mengembalikan

perkataannya atau sesuatu makna yang kepadanya suatu kalam

30 Ibid, h. 456 31 Ibid, h. 457 ( dari Al-Itqan, jilid 2, h. 174)

Page 41: 1601/~ - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14939/1/MARJUKI... · kesabarannya mengingatkan penulis tentang "dunia", seperti Khalil Gibran

29

dikembalikan. Dan kalam itu kembali dan merujuk kepada makna

hakikinya yang merupakan esensi sebenarnya yang d imaksud. Ka lam ada

dua macam insya' dan ikhbar. Salah satu yang termasuk insya' adalah amr

(kalimat perintah). 32

Maka takwilul amr ialah esensi perbuatan yang diperintahkan.

Misalnya hadits yang diriwayatkan Aisyah r.a., ia berkata: "Adalah

Rasulullah membaca di dalam ruku' dan sujudnya subhanallah wabi

hamdika Allahwnmagfir If. Beliau mentakwilkan (menjalankan perintah)

Qur'an" {H.R. Bukhari dan Muslim}. Yaitu finnan Allah:

Artinya:

"Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat. "{QS: An-Nasr: (110]: 3}

Sedangkan takwilul ikhbar ialah esensi dari apa yang diberitakan itu

sendiri yang benar-benar terjadi. Misalnya firman Allah:

32 Ibid, h. 457

Page 42: 1601/~ - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14939/1/MARJUKI... · kesabarannya mengingatkan penulis tentang "dunia", seperti Khalil Gibran

30

Artinya:

"Dan sesungguhnya Kami telah mendatangkan sebuah Kitab (Al Qur'an) kepada mereka yang Kami telah menjelaskannya atas dasar pengetahuan Kami; menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman. Tiadalah mereka menunggu-nunggu kecuali (terlaksananya kebenaran) Al Qur'an itu. Pada hari datangnya kebenaran pemberitaan Al Qur'an itu, berkatalah orang-orang yang melupakannya sebelum itu: "Sesungguhnya telah datang rasul-rasul Tuhan kami membawa yang hak, maka adakah bagi kami pemberi syafa 'at yang akcm memberi syafa 'at bagi kami, atau dapatkah kami dikembalikan (ke dunia) sehingga kami dapat beramal yang lain dari yang pernah kami amalkan?" Sungguh mereka telah merugikan diri mereka sendiri dan telah lenyaplah dari mereka tuhan-tuhanyang mereka ada-adakan." {Q:S. al-A'rafp]: 52-53}

Dalam ayat ini Allah menceritakan bahwa Dia telah menjelaskan

Kitab, dan mereka tidak menunggu-nunggu kecuali takwil-nya, yaitu

datangnya apa yang diberitakan Qur'an akan terjadi, seperti hari kiamat

dan tanda-tandanya serta segala apa yang ada di akhirat berupa buku

catatan am al (suhuj), neraca am al (mizan ), surga, neraka dan lain

sebagainya.

Kedua, takwilul kalam dalam arti menafsirkan dan menjelaskan

maknanya. Pengertian inilah yang dimaksudkan lbn Jarir at-Tabari dalam

tafsir-nya dengan kata-kata: "Pendapat tentang "takwil"firman Allah ini ...

begini dan begitu ... "dan kata-kata: "Ahli takwil berbeda pendapat tentang

ayat ini." Jadi kata "takwil" di sini adalah tafsir.33

33 Ibid, h. 458

Page 43: 1601/~ - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14939/1/MARJUKI... · kesabarannya mengingatkan penulis tentang "dunia", seperti Khalil Gibran

31

2. Perbedaan antara tafsir dengan takwil.

Para ulama berbeda pendapat tentang perbedaan antara tafsir dan

takwil. Berdasarkan pada pembahasan di atas tentang makna tafsir dan

takwil, kita dapat menyimpulkan pendapat terpenting diantaranya sebagai

berikut: 34

a. Apabila kita berpendapat, takwil adalah menafsirkan perkataan dan

menjelaskan maknanya, maka tafsir dan takwil adalah dua kata yang

berdekatan atan sama maknanya. Termasuk pengertian ini adalah do'a

Rasulullah untuk Ibn Abbas: "Ya Allah, berikanlah kepadanya

kemampuan untuk memahami agama dan ajarkanlah kepadanya takwil.

b. Apabila kita berpendapat, takwil adalah esnsi yang dimaksud dari

suatu perkataan, maka takwil dari talab (tuntunan) adalah esensi dari

perbuatan yang dituntut itu sendiri dan takwil dari khabar adalah

esensi sesuatu yang diberitakan. Alas dasar ini maka perbedaan antara

tafsir dengan takwil cukup besar; sebab tafsir me:rupakan syarah dan

penjelasan bagi suatu perkataan dan penjelasan ini berada dalam

pikiran dengan cara memahaminya dan dalam lisan dengan ungkapan

yang menunjukannya. Sedangkan takwil adalah •osensi dari sesuatau

yang berada dalam realita (bukan dalam pikiran). Misalnya, jika

dikatakan: "Matahari telah terbit", maka takwil ucapan ini adalah

terbitnya matahari itu sendiri. lnilah penge1tian takwil yang lazim

34 Ibid, h. 460

Page 44: 1601/~ - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14939/1/MARJUKI... · kesabarannya mengingatkan penulis tentang "dunia", seperti Khalil Gibran

32

dalam bahasa Qur'an sebagaimana telah kemukakan. Allah Ta'ala

berfirman:

~~ 0l5--~ )J~ ~ ::,. ~..J1 ~.,.,£ di£ ;J,}; / /,., / .... .... ,..

• ::;,.Jl,&11 ( \ '\ - I A ~.ft)

Artinya:

"Atau (patutkah) mereka mengatakan: "Muhammad membuat­buatnya." Katakan/ah: "(Ka/au benar yang kamu katakan itu), maka cobalah datangkan sebuah surat seumpamanya dan panggillah siapa­siapa yang dapat kamu panggi/ (untuk membuatnya) se/ain Allah, jika kamu orang-orang yang benar." Bahkan yang sebenarnya, mereka mendustakan apa yang mereka be/um mengetahuinya dengan sempurna padahal be/um datang kepada mereka penjelasannya. Demikianlah orang-orang yang sebelum mereka te/ah mendustakan (rasu/). Maka perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang zalim itu. "(Q:S Yunus [10]: 38-39)

Yang dimaksud dengan takwil di sini ialah terjadinya sesuatu yang di

beritakan.

d. Dikatakan tafsir adalah apa yang telah jelas di dalam Kitabullah atau

tertentu (pasti) dalam Sunnah yang shahih karena maknanya telah jelas

dan gamblang. Sedangkan takwil adalah apa yang disimpulkan para

ulama. Karena itu sebagian ulama mengatakan, "Tafsir adalah apa

Page 45: 1601/~ - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14939/1/MARJUKI... · kesabarannya mengingatkan penulis tentang "dunia", seperti Khalil Gibran

33

yang berhubungan dengan riwayat sedang takwil adalah apa yang

berhubungan dengan dirayah.

e. Dikatakan pula, tafsir lebih banyak dipergunakan dalam

(menerangkan) lafaz dan mufradat (kosa kata), sedangkan takwil

banyak dipergunakan dalam (menjelaskan) makna dan susunan

kalimat. Dan masih banyak lagi pendapat-pendapat yang lain.

Page 46: 1601/~ - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14939/1/MARJUKI... · kesabarannya mengingatkan penulis tentang "dunia", seperti Khalil Gibran

BAB III

SURGA DAN NAMA-NAMANYA

A. Pakaian, Perhiasan, Mahkota, Permadani dan Ranjan;g Penghnni Surga

Surga yang Allah SWT janjikan kepada hamba-hamba-Nya yang beriman

melebihi kapasitas pengetahuan yang dapat mengungkapkan tentang hakikat

surga dan apa yang ada di dalamnya untuk orang-orang yang beriman. 1 Allah

ta'a/a berfirman:

"Tak seorangpun mengetahui berbagai nikmat yang menanti, yang indah dipandang sebagai balasan bagi mereka, atas apa yang mereka ke1jakan. " (Qs: As-Sajadah: 17)

Di dalam semua itu terdapat hikmah, sehingga manusia mempersiapkan

diri untuk mendapatkannya dan bekerja demi mencapainya, serta agar manusia

berlomba-lomba karenanya. Allah SWT menyebutkan sebagian sebagian sifat-

sifatnya di dalam Al-Qur'an agar kita dapat membayangkannya, dan

menyebutkan apa yang dipersiapkan untuk hamba-hamba-Nya yang beriman

adalah agar mereka mengetahui bahwa perkara besar telah menunggu mereka

yang melampaui semua bayangan, angan-angan dan cita mereka, sehingga

mereka berkeinginan untuk beke1ja mencari keridhaan Allah SWT, taat dan

beribadah kepada-Nya.2

I. Pakaian, Perhiasan dan Mahkota

Allah Ta'ala befirman,

1 Mahir Ahmad Ash-Shufi, Ensik!opedia Surga (kenikmatan, istana, dan bidadarinya) (Jakarta: Pustaka Azzam, 2005), cet-1, h. 32

2 Ibid, h. 33

Page 47: 1601/~ - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14939/1/MARJUKI... · kesabarannya mengingatkan penulis tentang "dunia", seperti Khalil Gibran

35

"Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam tempat ypng aman. (Yaitu) di dalam taman-taman dan mata air-mata air. Mereka 1nemakai sutra yang ha/us dan sutra yang tebal, ( duduk) berhadap­hadapan." (Qs: Ad-Dukhan: 51-53).

Di ayat yang lain, Allah Ta'ala befirman,

c.'.JJl)D1 JS:- ~ ~ , , , -

(i\-i·

"Dalam surga tersebut mereka dihiasi dengan gelang emas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutra halus dan sutra tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di alas dipan-dipan yang indah. ltulah pahala yang sebaik-bailmya dan tempat istirahat yang indah." (Qs: Al­Kahfi: 30-31 ).

Sekelompok pakar tafsir berkata, "Sundus adalah bulu dari sutra

sejenis dibaj. Jstabraq adalah kain sutra tebal." Ulama lainnya berkata,

"Istabraq tidak hanya sekedar tebal, namun ia tebal dan halus." Zajjaz

berkata, "Sundus dan istabraq adalah dua jenis sutra. Sutra yang paling

bagus adalah yang be1warna hijau dan pakaian yang paling halus adalah

sutra. Untuk penghuni surga disediakan pakaian yang menghimpun dua

kenikmatan sekaligus; pakaian yang sedap dipandang mata dan pakaian

Page 48: 1601/~ - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14939/1/MARJUKI... · kesabarannya mengingatkan penulis tentang "dunia", seperti Khalil Gibran

36

halus dan enak dipakai di badan.3 Allah Ta 'la befirman, "Dan pakaian

mereka di dalamnya adalah sutra. "(Qs: Al-Hajj: 23).

Allah Ta 'la befirman,

"lvfereka memakai pakaian sutra halus yang hijau dan sutra tebal dan dipakaikan kepada mereka gelang fer/mat dari perak." (Qs: Al-Insan: 21).

Cobalah renungkan, kata "mereka diberi pakaian", yang

menandakan bahwa pakaian tersebut terlihat jelas dan memperindah

bangunan fisik mereka. Pakaian yang mereka kenakan tidak ada

bandingannya.4

Para pakar Al-Qur'an berbeda pendapat mengenai di-nashab-kannya

kata aliyahum dan di-rafa '-kannya lee dalam dua qird 'ah (bacaan). Para

pakar bahasa juga berbeda pendapat mengenai di-nashab-kannya, apakah

dalam posisi sebagai dzaraf ataukah ha!. Para pakar tafsir juga berbeda

pendapat tentang apakah pakaian tersebut diperuntukkan bagi pelayan-

pelayan tampan yang mengitari penghuni surga ataukah bagi penghuni

surga itu sendiri? Yang benar bahwa kata aliyahum di-nashab dalam

posisinya sebagai dzarqf Karena aliyan bermaknajauqa (di atas), maka ia

diberlakukan seperti katafauqa. 5

3 lbnu Qayyim Al-Jauziyyah, Tamasya ke Surga, (Jakarta: Di\rul Falah, 2003 /1424 H), ret Kc-7 h ?RR

Page 49: 1601/~ - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14939/1/MARJUKI... · kesabarannya mengingatkan penulis tentang "dunia", seperti Khalil Gibran

37

Nabi Muhammad Shallalldhu Alaihi wa Sallam yang bersabda,6

"Seandainya saja penghuni surga muncul ke bumi kemudian perhiasan gelangnya kelihatan, maka sinar gelang tersebut menutupi sinar matahari sebagaimana sinar matahari menutupi cahaya bintang­bintang. "(Diriwayatkan Ahmad dan Tirmdzi).

Rasulullah Shallalldhu Alaihi wa Sal/am berbincang-bincang dengan

para sahabat. Dalam perbincangannya, beliau menyeliplcan pembahasan

tentang perhiasan penghuni surga. 7 Kata beliau,

"Mereka diberi gelang dari emas dan perak dan diberi mahkota intan berlian. Di atas kepala mereka terdapat mahkota dan intan berlian dan mutiara yakut. Di alas kepala mereka juga terdapat mahkota seperti mahkota raja. Afereka senantiasa muda, be/um tumbuh jenggotnya dan memakai celak. "

2. Permadani

Adapun tentang permadani, Allah Ta 'la befirman,

(V \ : 0Ll--)1) c)L..,_,._ ~ )~) ~-- 0)) ~ 0~ :!' ,, ,, :!' :!'

"Jvfereka bertelekan pada bantal-bantal yang hijau dan permadani­permadani yang indah. "(Qs: Ar-Rahman: 76).

Page 50: 1601/~ - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14939/1/MARJUKI... · kesabarannya mengingatkan penulis tentang "dunia", seperti Khalil Gibran

38

,.,,. .J. J ,.,... J .. 0 ,,.. ,. JI

~ _?.: ~1~j) ~ ~ J ).:.s:, a:.,__;;,'_;. y1:,s-·r:, a:.,_;:; ~';, ~

(\ "\-\ 1 :~WI)

"Di dalamnya terdapat tahta-tahta yang ditinggikan. Dan gelas­gelas yangterletak (di dekatnya). Dan bantal-bantal sandaran yang tersusun. Dan permadani-permadani yang terhampar." (Qs: Al­Ghasyiyah: 13-16).

Hisyam menyebutkan dari Abu Basyar dari Sa'id bin Jubair yang

berkata bahwa ar-rqfrqfu adalah taman surga. Ismail bin Aliyyah menye-

butkan dari Abu Raja' dari Hasan tentang firman Allah Ta 'la, "Mereka

bertelekan pada bantal-bantal yang hijau dan permadani-permadani yang

indah." (Ar-Rahman: 76). Kata Hasan, bahwa al-'abqariyyu adalah per-

madani. Orang-orang Madinah juga berpendapat bahwa yang dimaksud

dengan kata al- 'abqariyyu pada ayat di atas adalah permadani. Adapun

yang dimaksud dengan kata an-namariqu, Al-Wahidi berkata, "Yang

dimaksud adalah bantal. Ini adalah pendapat sebagian besar ulama. Kata

tunggalnya adalah numruqdtun." Menurut Al-Farra', "Kata tunggal kata

an-namdriqu adalah nimraqah. ,!!

Kalbi berkata, "An-namdriqu adalah bantal-bantal yang ditumpuk-

tumpuk." Kata Muqatil, "An-namdriqu adalah bantal-bantal yang disusun

di atas permadani." Az-Zardbiyyu juga berarti permadani. Kata tunggalnya

Page 51: 1601/~ - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14939/1/MARJUKI... · kesabarannya mengingatkan penulis tentang "dunia", seperti Khalil Gibran

39

adalah az-zaribah menurut mayoritas besar pakar bahasa. Sedang

mabtsutsah, adalah yang dihamparkan dan disebarkan.9

Tentang ar-rafi'afu, Laits berkata, "Ar-Rafi'afi< adalah jenis pakaian

berwarna hijau yang dihamparkan. Kata tunggalnya adalah rafi'afdtun."

Abu Ubaidah berkata, "Ar-Rafarif adalah permadani." Kata Abu Ishaq,

"Banyak orang mengatakan bahwa kata ar-raji·afi1 di sini maksudnya

adalah taman surga. Ada lagi yang mengatakan bahwa ar-rafi"afu adalah

bantal. Ada lagi yang mengatakan bahwa ar-rqfrafu adalah sprai. Ada lagi

yang mengartikan bahwa ar-rafrqfu adalah sisa sprai yang dijadikan

kasur." Mubarrad berkata, ''Ar-Rqfi·afu adalah sisa pakaian yang dijadikan

sebagai kasur atau Iainnya oleh para raja." Al-Wahidi berkata, "Definisi

yang paling mendekati kebenaran adalah definisi terakhir. Sebab orang-

orang Arab menamakan sobekan tenda dan kain yang dijahit di bawah

tenda dengan sebutan rafi"afi1,. Misalnya hadits tentang wafatnya

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, "A1aka dibukalah rafi"afu. Kami

lihat wajah beliau putih seperti kertas mushaf "10

3. Ranjang

Adapun tentang ranjang penghuni surga, maka Allah Ta 'la befirman,

Page 52: 1601/~ - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14939/1/MARJUKI... · kesabarannya mengingatkan penulis tentang "dunia", seperti Khalil Gibran

40

"Mereka bertelekan di atas ranjang-ranjang berderetan dan Kami kawinkan mereka dengan bidadari-bidadari yang cantik bermata jelita " (Qs: Ath-Thur: 20).

Di ayat yang lain, Allah Ta'la befirman,

"Segolongan besar dari orang-orang yang terdahulu. Dan segolongan kecil dari orang-orang yang belakangan. 1Vfereka berada di atas dipan yang bertahtakan emas dan permata. Seraya bertelekan di atasnya berhadap-hadapan." (Qs: Al-Waqi'ah: 13-16)

Allah Ta'lajuga befirman, . )

( \ l :yl;..il) ~j.;/ ~)'_;, lg) ,

"Dan ranjang-ranjang yang tinggi" (Qs: Al-Ghasyiyah: 13).

Pada rangkaian ayat di atas, Allah Ta 'la menjelaskan bahwa ranjang-

ranjang penghuni surga adalah berderetan antara yang satu dengan yang

lain. Tidak ada yang posisinya membelakangi atau berjauhan dengan

ranjang-ranjang lainnya. Selain itu, Allah Ta 'la menjelaskan bahwa

ranjang-ranjang merel(a bertal1takan en1as dan per1nata. Arti asal kata

maudhunah atau al-wad/mu adalah tumpukan dan susunan yang tebal. 11

Abu Ubaidal1, Farra', Mubarrad dan Ibnu Qutaibah berkata, "Mau-

dhunah adalah ditenun dengan rekat dan tebal seperti halnya perisai yang

dijahit dengan rapat. Al-Wadhinu adalah ikat pinggang yang dijahit rapat."

Page 53: 1601/~ - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14939/1/MARJUKI... · kesabarannya mengingatkan penulis tentang "dunia", seperti Khalil Gibran

41

Kata mereka, "Maksud dari kata maudhunah pada ayat di atas adalah

ditenun dengan bongkahan emas dan dijalin dengan intan berlian, mutiara

yakut dan mutiara zabmjad." Hasyim berkata bahwa berkata kepada kami

Hushain dari Mujahid dari Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhuma yang

berkata, "Arti maudhunah adalah dilumuri dengan emas." Ali bin Abu

Thalhah berkata dari Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhuma tentang arti kata

maudhiinah, "lvfaudhiinah adalah berderetan." Selain itu, Allah Ta 'la

menerangkan bahwa raitjang-ranjang tersebut tinggi. 12

Atha' berkata dari Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhuma yang berkata,

"Ranjang-ranjang yang terbuat dari emas, di lapisi dengan mutiara zabar-

jad, intan berlian dan mutiara yakut. Ranjang-ranjang tersebut ukurannya

sepanjang Makkah dan Ailah." Al-Kalbi berkata, "Ketinggian ranjang di

surga adalah seratus hasta. Jika seseorang ingin duduk di atasnya, maka

ranjang tersebut merendahkan diri kepada orang tersebut hingga orang

tersebut duduk di atasnya. Jika orm1g tersebut sudah duduk di atasnya,

maka ranjang naik ke tempatnya semula dengan membawa orang

terse but."

B. Kenikmatan Penghuni Surga Melihat Allah SWT

Firman Allah Ta 'la,

Page 54: 1601/~ - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14939/1/MARJUKI... · kesabarannya mengingatkan penulis tentang "dunia", seperti Khalil Gibran

42

"Dan bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kalian kelak akan menemui-Nya." (Qs: Al-Baqarah: 223).

"Salam penghormatan kepada mereka (orang-orang beriman) pada hari mereka menemui-Nya adalah salam." (Qs: ;\1-Ahzab: 44).

"Barangsiapa mengharapkan pe1jumpaa11 dengan Tuhannya." (Qs: Al­Kahfi: 110).

Para pakar bahasa telah sepakat bahwa jika kata pertemuan dinisbahkan

kepada Yang Maha Hidup dan Maha Selamat maka itu berarti melihat dengan

mata kepala. 13

Begitu juga firman Allah Subhdnahu wa Ta 'la,

"Hai manusia, sesungguhnya kamu telah bekerja dengan sungguh­sungguh menuju Tuhanmu, maka pasti kamu akan menemui-Nya. " (Qs: Al­Insyiqaq: 6).

Jika dhomir ha' pada kata mulaqihi pada ayat di atas kembali kepada

amal perbuatan, maka amal perbuatan tersebut dilihat di kitab catatan amal

perbuatan dalam keadaan utuh. Jika kembali pada Allah Subhdnahu wa Ta 'la,

maka itulah pertemuan dengan-Nya seperti yang dijanjikan kepadanya. 14

Firman Allah Subhdnahu wa Ta 'la,

Page 55: 1601/~ - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14939/1/MARJUKI... · kesabarannya mengingatkan penulis tentang "dunia", seperti Khalil Gibran

43

~ C) ,,. ;;:.:I

('\', :~ y.) o)\,!jj (.~1 i~I ;:;...w

Bagi orang-orang yang berbuat baik ada pahala yang baik (al-husna) dan tam-bahannya. (Qs: Yunus: 26).

Yang dimaksnd dengan al-husna pada ayat di atas adalah surga dan

ziyddah adalah melihat wajah Allah Yang Mulia. Begitulah penafsiran

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, orang yang mendapatkan wahyu Al-

Qur'an dan para sahabat generasi sepeninggalnya.

Ali Ash-Sabuni berkata: Firman Allah "Bagi orang-orang yang berbuat

baik, ada pahala yang terbaik (surga)", artinya: orang-orang yang berbuat

baik, beriman dan beramal shalih akan mendapatkan ganjaran yang terbaik,

yaitu surga. "Dan tambahannya", artinya: memandang wajah Allah SWT yang

Maha Mulia. 15

Ibnu Katsir berkata: Kata "tambahan" dari firman Allah SWT "Bagi

orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga)dan

tambahannya'', maksudnya, "Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan

(pula)" (Qs: Ar-Rahman :60). Yalmi pengadaan pahala amal perbuatan,

mencakup semua yang Allah berikan kepada mereka di surga dan hal-hal yang

disembunyikan Allah untuk mereka dari kenikmatan yang sedap dipandang

mata dan lebih baik serta lebih tinggi dari ha! tersebut, yaitu memandang

wajah Allah yang Mulia. 16

Page 56: 1601/~ - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14939/1/MARJUKI... · kesabarannya mengingatkan penulis tentang "dunia", seperti Khalil Gibran

44

Sebagaimana diriwayatkan Muslim dalam Shahih-nya hadits dari

Hammad bin Salamah dari Tsabit dari Abdurrahman bin Abu Laila dari

Shuhaib Radhiyalldhu Anhu yang berkata, 17

"Rasulullah Shallalldhu Alaihi wa Sallammembaca ayat berikut, 'Bagi orang-orang yang berbuat baik ada pahala yang baik (al-husna) dan tambahannya'. " Kemudian sabda beliau, "Jika penghuni surga telah memasuki surga dan penghuni neraka telah memasuki neraka, maka penyeru memanggil, Wahai penghuni surga, sesungguhnya Allah mempunyai janji zmtuk kalian yang ingin Dia penuhi!' Penghuni surga berkata, Janji apa yang dimaksud? Bukankah Allah telah memberatkan timbangan amal kami, membuatputih wajah kami, memasukkan kami ke dalam surga dan menjauhkan kami dari neraka?' Lalu tirai dibuka, mereka pun melihat Allah. Mereka tidak diberi sesuatu yang lebih mereka sukai ketimbang melihat Allah. Itulah yang dimaksud dengan ziyddah (tambahan)'." (Diriwayatkan Muslim, Tirmidzi dan Ahmad).

C. Istri-istri Pcnghuni Surga

"Dan untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang suci dan mereka kekal di dalamnya." ( Qs: Al-Baqoroh: 25 )

Al-Azwiii adalah jamak dari kata zaujun. Wanita adalah pasangan laki-

laki dan laki-laki adalah pasangan wanita. Inilah arti yang benar tentang

maksud kata al-Azwdj. Itulah bahasa Quraisy dan dengannya Al-Qur'an

diturunkan. Ada kalangan bangasa Arab yang mengatakan, "Zaujah (istri). "

ini pun amat langka dan nyaris tidak mereka ueapkan. Adapun kata

muthahharoh, kendati ia adalah kata sifat tunggal, ia diperlakukan sebagai

kata sifat jamak. 18 Seperti firman Allah Ta 'la: ~ ~G...Aj "dantempat-

tempat yang bagus." (Qs: At-taubah: 72). Maksud kata muthahharoh pada

Page 57: 1601/~ - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14939/1/MARJUKI... · kesabarannya mengingatkan penulis tentang "dunia", seperti Khalil Gibran

45

ayat cliatas aclalah wanita yang snci clari menstruasi, urine, nifas, tinja, ingns,

Judah clan seluruh kotoran wanita-wanita clunia. Selain itu, ia clisucikan

hatinya clari akhlak yang jelek clan perilaku bejat. Disucian lisannya clari

perkataan kotor clan jorok. Disucikan cintanya sehingga ia ticlak tertarik

kepacla laki-laki selain suamlnya. Dan pakaiannya cli::ucikan sehingga ticlak

terkena najis clan kotoran. 19

(ct : 06:...lll) .Lf.? _)_J~ ~G,.~j) 2-JJJS--"" / "" ,,. /

"Demikian/ah. Dan Kami berikan kepada mereka bidadari yang bermataje/ita." (Qs: Acl-Dukhan: 54)

Al-Hur aclalah jamak clari kata haura' yaitu wanita mucla usia yang

cantik mernpesona, kulitnya mulus clan biji matanya :;angat hitam. Zaicl bin

Aslam berkata, "Al-Haura' aclalah wanita yang matanya amat putih bersih clan

inclah." Mujahicl berkata, "Al-Haura' aclalah wanita yang matanya halus

sehalus kulit clan putih seputih warna." Hasan berkata,"Al-Haura' aclalah

wanita yang matanya amat putih clan biji matanya amat hitam.20

Al- 'Jn aclalah jamak clari kata aina' yang berarti wanita yang bola

matanya besar. Rajulun a 'yun jika mata orang orang itu besar clan itu pun

kalau acla. lmriiatun aina' artinya wanita yang bola matanya besar jamaknya

aclalah al- 'in.

Yang benar aclalah bahwa al 'in aclalah wanita yang matanya

menghimpun sifat-sifat keelokan clan kecantikan. 21

19 lhirl h 111

Page 58: 1601/~ - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14939/1/MARJUKI... · kesabarannya mengingatkan penulis tentang "dunia", seperti Khalil Gibran

46

"Di dalam surga itu ada bidadari-bidadari yang sopan menundukkan pandangannya, tidak pernah . disentuh oleh manusia sebelum mere/ca (penghuni-penghuni surga yang'meryadi suami mereka) dan tidak pula oleh jin. Maka ni'mat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Seakan­akan bidadari ilu permata yakut dan mw:jan. " (Qs: Ar-Rahman: 56-58)

Allah Subahanahu wa Ta'a/a menyifati bidadari-bidadari surga dengan

sifat menundukkan pandangannya dengan tidak memandang pria lain selain

suaminya dalam tiga tempat:

Pertama, ayat di atas.

Kedua, firman Allah Ta 'ala di surat Ash-Shaffat,

. ,

. ( t /\ : --:_,Ll..,aJI) ~ 0~\\ :.:_,\~\..; ~i'._y) ,, ,.. ,, ,..

Di sisi mereka ada bidadari-bidadari yang sopan yang memmdukan pandangannya dan matanyajelita." (Qs: Ash-Shaffat: 48).

Ketiga, firman Allah Ta'a/a di surat Shad,

, . ,

(o\ :u") :'._,;1)\ ~~II :.:_,1~1_; ~~)

"Dan pada sisi mereka ada bidadari-bidadari yang menundukkan pan­dangannya dan sebaya umurnya." (Qs: Shad: 52).

Para pakar tafsir bersepakat bahwa pandangan bidaclari-bidadari surgawi

hanya terfokus kepada suaminya masing-masing dan bahwa mereka tidak

tertarik kepada pria selain suami mereka. Konon yang dimaksudkan dengan

ketiga ayat di atas bahwa pandangan suami-suami mereka hanya te1tuju

Page 59: 1601/~ - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14939/1/MARJUKI... · kesabarannya mengingatkan penulis tentang "dunia", seperti Khalil Gibran

47

kepada mereka. Pesona mereka yang tinggi dan kecantikan mereka membuat

suami-suami mereka tidak tertarik melihat wanita-wanita selain mereka.

Penafsiran terakhir dapat dibenarkan kalau melihat sudut makna ayat. Adapun

dari sudut pandang kata bahwa qdshirdtun adalah sifat yang disandarkan

kepadafail (subyek) hisanul wujuh (cantik wajahnya). Jadi asal kata tersebut

adalah qdshirun thwfuhum artinya bahwa mereka tidak tertarik dan melewati

batas. 22

Adapun kata "atrdb", maka ia adalah kata jamak dari kata 'tirbun'

berarti yang sebaya." Abu Ubaidah dan Abu Ishaq berkata, "Atrdb adalah

aqrdn (sepantaran) miinya bahwa usia mereka sama." Ibnu Abbas dan semua

pakar tafsir berkata, "Mereka sama seusia dan satu kecenderungan. Usia me­

reka adalah tiga puluh tiga tahun." Mujahid berkata, "Atrdb adalah amtsdl

(seusia)." Abu Ishaq berkata, "Mereka berada pada puncak kedewasaan dan

kecantikan. 23

Firman Allah -Ta 'ala,

"Seakan-akan bidadari itu permata yakut dan marjan." (Qs: Ar-Rahman: 58).

Hasan dan sebagim1 besar pakar tafsir mengatakm1, "Bidadm·i-bidadari

surga itu bening seperti permata yakut dan putih seperti permata mmjan. Allah

mengibaratkan warna kulit mereka sejernih dan seputih permata yakut dan

mmjan. Hal ini dipe1jelas dengan pernyataan Abdullah, 'Bahwa bidadari­

bidadari surga mengenakan tujuh puluh pakaian dari sutra. Sumsum tulang

betis mereka bisa dilihat dari balik pakaian sebanyak itu. Yang demikian itu

Page 60: 1601/~ - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14939/1/MARJUKI... · kesabarannya mengingatkan penulis tentang "dunia", seperti Khalil Gibran

48

karena Allah Ta'ala befirman, 'Seakan-akan bidadari itu permata yakut dan

marjan.' (Qs: Ar-Rahman: 58). Ketahuilah, bahwa permata yakut adalah batu

indah. Jika Anda meletakkan sesuatu di tengah-tengahnya, Anda bisa

melihatnya dari balik Juar."24

D. Ciri-ciri Bidadari-bidadari Surga

Bidadari merupakan nikmat yang diberikan Allah SWT kepada penghuni

surga, dan termasuk pokok kenikmatan yang paling baik dan paling lezat.

Banyak ayat dalam Al-Qur'an yang menjelaskan tentang sifat-sifat mereka

yang sangat baik dan mulia.25

Oleh karena itu, Allah SWT membentuk mereka dengan bentuk yang

sangat menarik. Allah SWT adalah yang menciptakan seluruh makhluk, maka

Dia pula yang tahu letak-letak keindahan yang memikat, sehingga seluruh

keindahan yang memikat itu diletakkan pada bidadari. Dan ini, termasuk

keajaiban clan kebagusan ciptaan-Nya.26

1. Dipingit di Kemah-kemah

Tentang ciri-ciri mereka, Allah Ta'ala befirman,

0 0

(Y \ :c/' )\) 1YJI l~ ol~~ ~_f ,.. ,.. .. ,..

"(Bidadari-bidadari) yang jelita, putih bersih dipingit dalam kemah." (Qs: Ar-Rahman: 72).

24 Ibid, h. 321 25 Mahir Ahmad ;\.sh-Shufi, Ensiklopedia Surga (kenik111atan, istana, dan bidadarinya)

(Jakarta: Pustaka Azzam, 2005), cet-1, h. 318 26 Ibid, h. 319

Page 61: 1601/~ - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14939/1/MARJUKI... · kesabarannya mengingatkan penulis tentang "dunia", seperti Khalil Gibran

49

Maqshurdtun maksudnya adalah mahbusdtun (yang ditahan). Abu

Ubaidah berkata, "Mereka dipingit di kemah-kemah." Kata Abu Ubaidah

lebih lanjut, "Selain itu, ada penafsiran yang lain bahwa bidadari-bidadari

tersebut perhatiannya hanya terfokus pada suami-suami mereka dan di

kemah-kemalmya, mereka tidak tertarik melihat pria-pria selain suami~

suami mereka. 27

2. Cantik WaJahnya dan Bagus Akhlalmya

Allah Ta 'la befirman,

"Di dalam surga-surga itu ada bidadari-bidadari yang baik-baik lagi cantik-cantik." (Qs: Ar-Rahman: 70).

Khairadtun adalah jamak dari kata khaircitun dari kata khayyirdtun

seperti kata sayyiddtun dan layyindtun. Hisan aclalah jamak dari kata

hasandtun. Maksudnya bidadari-biclaclari tersebut baik akhlaknya dan

cantik wajahnya.28

3. Perawan, Kaya Cinta dan Sebaya

Allah Ta 'la befirman,

(1 A-fo :Wl}I)

Page 62: 1601/~ - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14939/1/MARJUKI... · kesabarannya mengingatkan penulis tentang "dunia", seperti Khalil Gibran

50

"Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) de­ngan langsung. Dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan. Penuh cinta lagi sebaya umurnya. (Kami ciptakan mereka) untuk golongan kanan. "(Qs: Al-Waqiah: 35-38).

Dhomir (kataganti) hunna (mereka) pada kata. ansya'hunna kembali

kepada wanita-wanita. Konon katafurusy pada firman Allah Ta'la, "Dan

kasur-kasur yang tinggi." Adalah kiasan yang berarti wanita, seperti

halnya mereka dikiaskan dengan kata qawcirfr (kaca) dan lain sebagainya.

Namun kata marfuatin (yang tinggi) membantah penafsiran tersebut.

Terkecuali jika yang dimaksudkan dengan tinggi tersebut adalah tinggi

kedudukannya. 29

4. Payudarnnya Montok

Firman Allah Ta 'la,

,.. ,.. ,.. ,.. " " :il

(II-I\ :WI) ~1)\ ~IJS'j ~~\j J;i::b- lj~ ~ 01 ,.. ,.. ,,, ,, ,..

"Sesungguhnya orang-orang yang kemenangan. (Yaitu) kebun-kebun dan buah remaja yang sebaya." (Qs: An-Naba': 31-33).

bertakwa mendapatkan anggur. Dan gadis-gadis

Kawci 'iba adalah kata jamak dari kata kci 'ibun yang berarti wanita

yang montok payudaranya. Qatadah, Mujahid dan pakar tafsir berkata,

"Al-Kalbi berkata, 'Mereka adalah wanita-wanita yang menonjol payu-

daranya dan bulat. Asal muasal kata tersebut dari al-istidcirah yang berarti

bulat. Maksudnya bahwa payudara mereka montok laksana buah delima

Page 63: 1601/~ - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14939/1/MARJUKI... · kesabarannya mengingatkan penulis tentang "dunia", seperti Khalil Gibran

51

dan tidak menjulur ke bawah. Mereka digelari nawahid dan kawd 'ib

(wanita-wanita yang montok payudaranya)30

E. Nama-nama Surga

1. Al Jannah

Nama pertama adalah ~I al Jannah (surga). Nama di atas

mencakup negeri tersebut dan seluuh jenis kenikmatan, kelezatan,

kebahagiaan, kesenangan dan hal-hal yang menyejukkan mata. Asal kata

~I al-jannatu dari kata ji.u.ll as-sitru dan ~II at-taghthiatu artinya

tertutup. Termasuk kata LJ:;.l;.ll al-janinu yang berarti janin karena ia

tersimpan dalam rahim. Dan 64-11 al-jannu yang berarti jin karena

tersembunyinya dalam pandangan. Juga ~I al-mijanu yang berarti

perisai karena ia melindungi wajah. Juga ~I al-majnunu yang berarti

orang gila karena akalnya hilang dan tersembunyi. Serta 64-11 al-jannu

adalah ular kecil yang sangat halus.

Dari sini 61.:\.u.;JI al-bustdnu yang berarti taman, dinamakan ~I al­

jannatu (surga) karena ia menutupi orang yang masuk ke dalamnya

dengan pepohonan. Penamaan dengan kata ini hanya diperkenankan pada

tempat yang banyak pepohonannya dan banyak jenisnya. 431 Al-jinnatu

adalah apa saja yang bias dipakai untuk menutupi dirinya, baik perisai atau

Page 64: 1601/~ - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14939/1/MARJUKI... · kesabarannya mengingatkan penulis tentang "dunia", seperti Khalil Gibran

52

lainnya.31 Diantara pecahan kata al-jannatu adalah kata al jinnatu seperti

firman Allah Subhdnahu wa Ta 'la,

"Dari (golongan) jin dan manusia." (Qs: An-Nas: 6)

2. Darus-Salam (Negeri Penuh Kesejahteraan)

Allah menamakan surga dengan nama yang demikian dalam firman-

Nya,

"Bagi mereka (disediakan) Ddrus-Salam pada sisi Tuhannya." (Qs: Al-An'am: 127).

"Dan Allah menyeru (manusia) ke Ddrus-salam. "(Yunus: 25).

Dan surga layak dengan nama ini, karena ia adalah negeri

keselamatan dari semua musibah, penyakit dan hal-hal yang tidak

menyenangkan. Surga adalah negeri Allah dan nama Allah Subhdnahu wa

Ta 'la adalah As-Salam yang memberi keselamatan kepada surga dan

kepada penghuninya. 32

Page 65: 1601/~ - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14939/1/MARJUKI... · kesabarannya mengingatkan penulis tentang "dunia", seperti Khalil Gibran

53

3. Darul Klmldi (Negeri Abadi)

Surga dinamakan dengan nama demikian karena penghuninya tidak

pergi daripadanya untuk selama-lamanya sebagaimana yang difirmankan

Allah Ta 'la, 33

j. ,,. -;: /

( \ 'A : :;, 3.!0) ~ J~ ? ,.lW:-,

"Sebagai karunia yang tiada putus-putusnya. "(Qs: Huud: 108).

,,.. _, ). ,,, .... "' (oz : ~) ;,Ll5 ::_,,, ;.J G Gj) I~ 0)

~ ,,. ,,. ....

"Sesungguhnya ini adalah benar-benar rezki dari Kami yang tiada habis-habisnya." (Qs: Shad: 54).

"Buah-buahannya tidak pernah berhenti sedang naungannya (demikian pula). "(Qs: Ar-Ra'd: 35).

( z A : _r:JI) 0::>.-~ LP ~ G) , , ,

"Dan mereka sekali-kali tidak akan dikeluarkan daripadanya." (Qs. Al-Hijr: 48).

4. Darul Muqamah (Tempat Kecliaman)

Allah Ta 'la befirman menceritakan tentang penghuni Diirul

J\1uqiimah,

,.1 j. J

(10: _;kill) yjl

Page 66: 1601/~ - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14939/1/MARJUKI... · kesabarannya mengingatkan penulis tentang "dunia", seperti Khalil Gibran

54

" Yang telah menempatkan kami dalam Ddrul Muqdmah dari karunia-Nya; di dalamnya kami tidak merasa lelah dan tidak pula merasa lesu'." (Qs: Fathir: 35).

Muqatil berkata, "Yang telah menurunkan kami di negeri abadi.

Mereka bertempat tinggal di clalamnya selama-lamanya dan tidak mati

serta ticlak pindah dari padanya untuk selama-lamanya." Al-Farra' dan Az-

Zajjaj berkata, "Al-Muqdmah seperti kata al-iqdmah (domisili)."34

5. Jannatul Ma'wa (Surga Tempat Tinggal)

Allah Ta 'la befirman,

_,\ 'f't J~, c \ o : r·-1) 0 -"..<>JI J..;.;,,-

"Di dekatnya adajannatul Ma'wa." (Qs: An--Najm: 15).

Ma'wa aclalah kata yang menunjukkan tempat dari kata awa ya'wa

jika cligabungkan ke dalam tempat dan ia bertempat tinggal di dalamnya.

Atha' berkata dari lbnu Abbas, "Jannatul Ma'wa adalah tempat tinggal

Jibril dan Mikail" Muqatil dan Al-Kalbi berkata, "Jannatul Ma'wa aclalah

tempat tinggal arwah orang-orang yang beriman." Ka' ab berkata,

"Jannatul Ma'wa adalah surga di dalamnya terdapat burung yang berwarna

biru clan di clalamnya arwah para synhada' berputar-putar." Aisyah

Radhiyalldhu Anhd dan Zur bin Habisy berkata, "Jannatul Ma'wa adalah

salah satu clari surga yang ada. "35

Yang benar bahwa Jannatul Ma'wa adalah salah satu nama surga

sebagaimana yang difirmankan Allah Ta 'la,

Page 67: 1601/~ - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14939/1/MARJUKI... · kesabarannya mengingatkan penulis tentang "dunia", seperti Khalil Gibran

55

I . I '1, I ( Z. \ - i • : c:.;l>:-jwl) c> jt...JI

"Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya. Maka sesungguhnya, Jannatul Ma'wa adalah tempat tinggalnya. "(Qs: An-Nazi'at: 40-41).

6. Surga Adeu

Konon bahwa aden adalah salah satu nama dari nama-nama surga.

Yang benar bahwa ia adalah nama bagi keseluruhan surga clan semua

surga namanya adalah Surga Aden. 36 Allah Ta 'la befirman,

"Yaitu surga-surga Aden yang telah dUanjikan oleh Tuhan Yang1Vfaha Pemurah kepada hamba-hamba-Nya, sekalipun surga tersebut tidak nampak (gaib)." (Qs: Maryam: 61).

"(Bagi mereka) Surga Aden, mereka masuk ke dalamnya. (Qs: Fathir 33).

(\ \ :~I) 0'..tJ, c:.;L;_ i} JGj ~ / / /

"(Dan memasukkan kalian) ke tempat tinggal yang baik di dalam Surga Aden." (Qs: Ash-Shaff: 12).

Ayat tersebut menunjukkan bahwa secara umum seluruh surga

adalah Surga Aden karena berarti menetap untuk selama-lamanya.

Dikatakan 'adina bil makdni jika ia menetap di dalamnya. 'Adintal balada

Page 68: 1601/~ - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14939/1/MARJUKI... · kesabarannya mengingatkan penulis tentang "dunia", seperti Khalil Gibran

56

jika Anda menginjakkan kaki di dalamnya. 'Adinatil ibilu bi makiini jika

unta tersebut berada di tempat tersebut dan tidak pergi daripadanya. Al-

Jauhari berkata, "Di antara nama surga adalah Su:rga Aden yang berarti

bertempat tinggal di dalamnya. Dan dari pecahan kata tersebut adalah kata

al-ma'dinu karena manusia bertempat tinggal di dalamnya pada musim

hujan dan musim kemarau. Markas segala sesuatu dinamakan al-ma'dinu.

Al-'Adinu berarti unta yang berada di padang gembala.37

7. Darul Hayawan (Ncgeri Yang Sesungguhnya)

Allah Ta 'la befirman,

"Dan sesungguhnya akhirat adalah kehidupan yang sebenarnya." (Qs: Al-Ankabut: 64).

Yang dimaksud dengan kehidupan yang sebenarnya pada ayat di atas

adalah surga menurut pakar tafsir. Mereka berkata, "Dan sesungguhnya

akhirat yakni surga adalah negeri kehidupan yang tidak ada kematian di

dalamnya." Al-Kalbi berkata, "Yang dimaksud dengan kata haydwan di

atas adalah kehidupan yang tidak ada kematian di dalamnya." Az-Zajjaj

berkata, "Yang dimaksud dengan haydwan pada ayat di atas adalah

kehidupan yang selama-lamanya." Menurut pakar bahasa Arab bahwa

yang dimaksud dengan haydwan adalah kehidupan. Abu Ubaidah dan

Ibnu Qutaibah berkata, "Kehidupan adalah hayawan itu sendiri." Abu

Ubaidah berkata, "Al-Haydwanu dan al-hayyu artinya adalah sama yang

Page 69: 1601/~ - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14939/1/MARJUKI... · kesabarannya mengingatkan penulis tentang "dunia", seperti Khalil Gibran

57

berarti kehidupan." Abu Ali berkata, "Al-Hayiiwan adalah kata benda

mashdar. Al-Hayah adalah kata benda mashdar seperti al-jilbah. Al-

Hayiiwan seperti kata an-nazawan atau al-ghalayan. Sedang al-hiyyu

adalah seperti al-'iyyu. "38

8. Firdaus

Allah Ta 'la befirman,

' ~ ~ ~:,;';11 ,. ). c

.<)}))JI

(\ \-\. :Liy.oj-1.1)

"Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi. (Yakni) yang akan mewarisi Surga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya." (Qs: Al­Mukminun: 10-11 ).

Uj u"J;')1 ~G,_ ~ :.:..St5- uG...l~I 1)~j 1_;1~ ::r-iJ1 01 ,

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal shalih, bagi mereka adalah Surga Firdaus menjadi tempat tinggal. Mereka kekal di dalamnya, mereka tidak ingin pindah daripadanya." (Qs: Al-Kahfi: 107-108).

Konon bahwa firdaus adalah nama untuk seluruh surga dan konon

pula bahwa firdaus adalah surga yang paling mulia dan paling tinggi.

Sepertinya surga lebih pantas dengan nama ini dari pada nama-nama

lainnya. Asal kata firdaus adalah al-bustiinu yang berarti taman. Kata

jamaknya adalah alj'ariidisu seperti al-basiitinu. Ka'ab berkata, "Firdaus

Page 70: 1601/~ - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14939/1/MARJUKI... · kesabarannya mengingatkan penulis tentang "dunia", seperti Khalil Gibran

58

adalah taman yang ada anggur di dalamnya." Laits berkata, "Firdaus

adalah surga yang ada anggur di dalamnya." Dhahak berkata, "Firdaus

adalah surga yang dipenuhi dengan pe-pohonan dan ini adalah pilihan

Mubarrad." Mubarrad berkata, "Firdaus seperti yang saya dengar dalam

pembicara'an orang-orang Arab adalah pepohonan yang rimbun dan pohon

yang paling ban yak di dalamnya adalah pohon anggur dan kata jamaknya

adalah al:fariidisu. "Kata Mubarrad lebih !an jut, "Oleh karena itu, pintu al-

faraadiis dinamakan asy-syamu." Mujahid berkata, "Firdaus adalah taman

dalam bahasa Romawi." Pendapat ini didukung Zajjaj dan ia berkata,

"Firdaus asalnya adalah bahasa Romawi yang ditransfer ke dalam bahasa

Arab." Kata Zajjaj lebih lanjut, "Pada hakikatnya firdaus adalah taman

yang menghimpun apa saja yang ada di seluruh taman." Hasan berkata,

"Dan sesungguhnya pahala Allah semuanya abadi taman-taman dari

Firdaus dan di dalamnya semua ha! abadi. "39

9. Jannatun Na'im (Surga Kenikmatan)

Allah Ta 'la befirman,

(A :0w.l) ~I ~G'.;,. ~ ~w~I I_µ) 1_;1: :'.r-JJI 01 ,,. ,,,. ,,. .... .,, ,,,. ....

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal shalih, bagi mereka Janniitun Na'im." (Qs: Luqman: 8).

Janniitun Na'im juga merupakan nama surga yang mencakup

keseluruhan surga karena ia menghimpun keseluruhan kenilanatan yang

ada pada semua surga, mulai dari makanan, minuman, pakaian, gambar,

Page 71: 1601/~ - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14939/1/MARJUKI... · kesabarannya mengingatkan penulis tentang "dunia", seperti Khalil Gibran

59

aroma yang wangi, panorama yang indah, tempat tinggal yang luas dan

kenikmatan-kenilanatan lainnya yang bisa dilihat dan yang tidak bisa

d·1·1 40 I 11at.

10. Al-Maqam Al-Amin (Tempat Yang Aman)

Allah Ta 'la befirman,

(0 \ :Jl>-..lll) ~.f \Li: ~ ~\ 01 -:;:. ,. ~ - .... ,., /

"Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam Maqdm Amin." (Qs: Ad-Dukhan: 51 ).

J\;faqdm adalah tempat tinggal. Amin adalah aman dari segala

kejelekan, malapetaka dan hal-hal yang tidak menyenangkan serta yang

menghimpun semua sifat-sifat an1an. Ia aman dari kemusnahan,

kehancuran dan kekurangan. Para penghuninya merasa aman di dalamnya

dari kemungkinan diusir dan kelelahan.41 Firman Allah Ta 'la,

ii) ,,, I) ....

('\ :c:;~I) <.Y.:-4Ui ..\.QI \,ift,j / / /

"Dan demi kota (Makkah) ini yang aman." (Qs: At-Tin: 3).

Di mana penghuni merasa aman dari apa yang ditakutkan penghuni

kota lainnya. Cobalah renungkan bagaimana Allah Subhdnahu wa Ta 'la

menyebut kata aman dalam firman-Nya,

Page 72: 1601/~ - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14939/1/MARJUKI... · kesabarannya mengingatkan penulis tentang "dunia", seperti Khalil Gibran

60

"Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam Maqdm Amin." (Qs: Ad-Dukhan: 51 ).

Dan dalam firman-Nya,

,.. ,.. '11 J ,..

coo :Jl>....lll) ~\,._ ~.$"\j ~ ~ 0;~ ::! ,.. ,, ,..

"Di dalamnya mereka meminta segala macam buah-buahan dengan aman (dari segala kekhawatiran)." (Qs: Ad·Dukhan: 55).

Pada kedua ayat di atas, Allah Subhanahu wa Ta 'la memberikan dua

keamanan sekaligus kepada penghuni surga; keamanan lokasi dan

keamanan makanan. Hingga mereka tidak khawatir terputus dari makan

buah-buahan dim dampak efelmya. Mereka aman dari pengusiran dari

padanya, tidak diliputi kekhawatiran, merasa aman di dalamnya dan tidak

. d' d I 42 mat! 1 a amnya.

11. Maq'ad Sidq (Tempat Yang Disenangi) Dan Qadam Sidq (Pijakan

Yang Disenangi)

Allah Ta 'la befirman,

coo-0%_

"Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu berada dalam taman-taman dan sungai-sungai. Di Maq'ad Sidq di sisi Tuhan yang berkuasa. "(Qs: Al-Qamar: 54-55).

Di sini Allah menamakan Surga-Nya dengan maq'adun sidqun

karena apa saja yang diinginkan di dalamnya; misalnya tempat yang

Page 73: 1601/~ - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14939/1/MARJUKI... · kesabarannya mengingatkan penulis tentang "dunia", seperti Khalil Gibran

61

disenangi bisa diperoleh dengan gampang. Sebagaimana dikatakan

mawadddtun shddiqdtun jika cinta tersebut kuat dan sempurna. Atau

ha/awdtun shddiqdtun atau ham/dtun shddiqdtun atau al-kalamu ash-

shidqu karena maksudnya tersampaikan. 43

"Patutkah menjadi keheranan bagi manusia bahwa Kami mewahyukan kepada seorang laki-laki di antara mereka: "Berilah peringatan kepada manusia dan gembirakanlah orang-orang beriman bahwa mereka mempunyai kedudukan yang tinggi di sisi Tuhan mereka". ( Qs: Yunus : 2 )

Page 74: 1601/~ - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14939/1/MARJUKI... · kesabarannya mengingatkan penulis tentang "dunia", seperti Khalil Gibran

BAB IV

ANALISIS DATA

A. Tentang Surat Ar-Rahman

Surat Ar-Rahman adalah surat yang ke 55, terdiri alas 78 ayat, dan

termasuk golongan surat-surat Madaniyyah. Diturunkan sesudah surat Ar-

Ra' du. Dinamai "Ar-Rahman" (Yang Maha Pemurah), diambil dari perkataan

"Ar-Rahman" yang terdapat pada ayat pertama surat ini. Ar-Rahman adalah

salah satu dari nama-nama Allah. Sebagian besar dari surat ini menerangkan

kepemurahan Allah s.w.t. kepada hamba-hamba-Nya, yaitu dengan

memberikan nikmat-nikmat yangtidak terhingga baik di dunia maupun di

akhirat nanti. 1 Dia mempunyai bawaan yang istimewa, karena 31 kali satu

susunan kata ayat diulang-ulang, namun tiap diulang tiap terasa lebih

mendalam pengaruhnya ke dalam jiwa kita, bi la membacanya:

"Kurnia Tuhan yang manajuakah yang hendak kamu berdua dustakan?"

Ayat ini adalah berupa pertanyaan kepada dua makhluk Tuhan, yaitu

manusia dan jin. Kepada kedua makhluk itu rnendapat seruan dari Tuhan

supaya sadar akan hidupnya dan sadar akan hubungannya dengan Allah,

sebagai Khaliqnya. Maka di dalarn Surat Ar-Rahman ini di.sadarkanlah kepada

1 Al~Qur'an dan te1jemahannya ke dalan1 bahasa Indonesia oleh Yayasan Penyelenggara Pente1jemah/ Pentafsir Al-Qur'an yang telah disahkan dan dicetak olch Departemen Agama Republik Indonesia, h. 884

Page 75: 1601/~ - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14939/1/MARJUKI... · kesabarannya mengingatkan penulis tentang "dunia", seperti Khalil Gibran

63

manusia dan jin tentang kedudukan kedua makhluk itu di dalam wujud alam

ini. Apabila surat itu dibaca dengan seksama dan khusyu' akan terasalah

hubungan diri yang kecil ini dengan alam yang besar. Terlebih dahulu

disebutkan secara tunggal sifat Tuhan yang utama: Ar-Rahman yang kita

artikan Maha Pemurah, Pengasih dan juga Tuhan Pemurah. Dengan membaca

ayat ini pada permulaan, yaitu menyebut sifat Allah yang utama, yaitu Ar-

Rahman, yang terbayang terlebih dahulu ialah betapa kasih Tuhan, betapa

sayang Tuhan dan betapa murah Tuhan yang terbayang pada alam seluruhnya2

Kasih yang utama kepada insan ialah karena insan itu tidak dibiarkan

terlantar tersia-sia, melainkan dikeluarkan mereka daripada gelap-gulita

kepada terang-benderang, terutama sifat Ar-Rahman Ilahi itu dinampakkan

dengan mengajarkan Al-Qur'an. Terdahulu disebutkan bahwasanya Tuhan

Yang Rahman menurunkan Al-Qur'an, barn disebutkan Tuhan Menciptakan

manusia. Bera1ti bahwa Al-Qur'an ialah sebagai penyambut dari kedatangan

manusia yang akan lahir di dalam alam ini, bahwasanya mereka tidak akan

disia-siakan dan tidak akan ditelantarkan. Dan manusia itu pun disuruh

bercakap, menerangkan isi hatinya, sehingga dia dapat menerangkan apa yang

terasa dihatinya kepada manusia yang lain, sehingga timbullah apa yang

disebut pergaulan hidup. Begitu banyak makhluk Allah Ta'ala dalam dunia

ini, namun yang sanggup mengutarakan apa yang terasa dihatinya dengan

2 Prof. DR. HAMKA, Tafsir Al-Azhar Ju::u ;<XVII, (Jakarta: Pustaka Panjimas, anggota !KAP!), h. 176

Page 76: 1601/~ - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14939/1/MARJUKI... · kesabarannya mengingatkan penulis tentang "dunia", seperti Khalil Gibran

64

mulutnya hanya manusia. Makhluk Allah yang Jain tidak ada yang

mempunyai kesanggupan demikian.3

Timbul tenaga berfikir dan timbul tenaga dan keahlian menyatakan apa

yang dapat difikirkan itu dengan kata-kata, dengan lidah, adalah alamat dari

Rahman-Nya Allah Ta' ala. Dan dengan kesanggupan berfikir dan bercakap itu

pulalah manusia dapat melihat matahari, melihat bulan dan melihat bintang­

bintang yang begitu indah tersebar di halaman langit. Kian bertambah

pengetahuan manusia, bertambah dirasakan keindahan alam itu, telihat pada

segala sesuatunya dijadikan dengan keseimbangan. Pe1jalanan matahari

dengan hitungan tahun yang 12 bulan dalam setahun. Demikian jika peredaran

bulan beredar selama 12 bulan pula. Namun belas kasihan Ar-Rahman itu pula

yang membuka fikiran manusia buat mengetahui alangkah indahnya kasih­

sayang Allah dalam keseimbangan jalan bulan dan jalan matahari. Matahari

tetap beredar 365 hari dalam setalrnn itu dan bulan 354 hari. Perbedaan

kecepatan yang 11 hari dalam setahun itu menfmjukkan bal1wa semuanya

diciptalrnn dalam keseimbangan tertentu.4

Semuanya itu berjalan dengan teratur, dengar. serba keseimbangan,

keadilan dan keindahan. Pertemuan di antara Jamal, yang berarti indah. Jalal

yang berarti mulia dan Kamal yang berarti sempurna. Tetapi diperingatkan

lagi bahwasanya semuanya itu adalah ALAM. Tabiat dahulunya tidak ada,

kemudian diadakan dan setelah itu akan fana atau lenyap, dan yang tetap kekal

tidak pernah fana dan ticlak pernah lenyap ialah ALLAH itu sencliri.

Page 77: 1601/~ - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14939/1/MARJUKI... · kesabarannya mengingatkan penulis tentang "dunia", seperti Khalil Gibran

65

Ketiadaan, kemudian itu ada dan kemudian itu lenyap, adalah semuanya itu

kenyataan daripada sifat Ar-Rahman Jlahi.5

Di dalam 78 ayat dalam Surat ini, ayat demi ayat kita diberitahukan

tentang sifat Ar-Rahman itu merata dalam seluruh alam. Lalu diberitakanlah

kepada kita manusia ini agar merasakan sifat Tuhan Ar·· Rahman itu dengan'

mengambil inti sari dari sifat itu sendiri, memasukkan pula kepada diri kita

sifat Rahman itu sedaya-upaya kita, sehingga diri terhindar daripada sifat

benci, sifat sombong, sifat merasa diri telah besar, padahal kita hanya makhluk

yang lemah tidak ada berdaya dan tidak ada upaya kalau tidak dengan ridha

dari Allah.6

Maka seluruh isi Surat adalah memperingatkan kita akan arti hidup dan

hubungan suasana yang mesra dengan Ilahi Yang Menciptakan kita, yang dari

Dia kita datang, dengan izinNya kita hidup di dunia ini dan kepadaNya kita

akan kembali.

B. Analisis Terjemahan ayat-ayat Bertema Surga dalam Surat Ar-Rahman

Surat Ar-Rahman menyebutkan bermacam-macam nikmat Allah yang

telah dilimpahkan kepada hamba-hambanya yaitu dengan menciptakan alam

dengan segala yang ada padanya. Kemudian diterangkan pembalasan di

akhirat, keadaan penghuni neraka dan keadaan penghuni surga. Dan

5 Ibid h 177 6 Ibid h. 177

Page 78: 1601/~ - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14939/1/MARJUKI... · kesabarannya mengingatkan penulis tentang "dunia", seperti Khalil Gibran

66

diterangkan pula keadaan di dalam surga yang dijanjikan Allah kepada orang

yang bertakwa. 7

Dari 78 ayat yang terdapat pada surat Ar-Rahman. Ayat-ayat yang

bertemakan surga ada 17 ayat, mulai ayat 64 sampai dengan ayat 78. Ayat

terakhir surat Ar-Rahman adalah penutup semua ayat di dalamnya. Analisis

terjemahannya adalah sebagai berikut :

{t'\: ~)I} , . ,

w~ .\./) ~~ ~~ ~j , , ,

"Dan bagi orang yang takut akan saat menghadap Tuhannya ada dua surga" (Ar-Rahman: 46)

Terjemahan di atas merupakan hasil karya Y ayasan Penyelenggara

Penterjemah/ Pentafsir Al-Qur'an yang telah disahkan dan dicetak oleh

Departemen Agama Republik Indonesia serta beberapa te1jemahan berikutnya

dalam surat Ar-Rahman di ayat-ayat yang menjadi objek penelitian penulis,

kemudian disingkat dengan "terjemahan A." Pada te1jemahan tersebut

khabarnya didahulukan yang diikuti mubtada ha! ini dapat kita ketahui

menurut analisa gramatikal berikut ini.

Kata u~ , keduclukannya sebagai mubtada yang diakhirkan. Khabarnya

aclalah kalimat .._;:; ~IL ul.l ()A! yang tercliri clari jar-majrur. Khabar yang

tercliri clari jar-majrur selalu menyimpan kata yang tersembunyi clan

sesungguhnya kata itulah khabarnya. Jika kata itu clidzahirkan, maka

berbentuk kata kerja (t_;W>.. Jt.i), yaitu kata ·~ atau kata .fo.....:i , atau kata

Page 79: 1601/~ - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14939/1/MARJUKI... · kesabarannya mengingatkan penulis tentang "dunia", seperti Khalil Gibran

67

benda yang diambil dari kedua kata kerja tersebut yaitu kata u~lj atau

ulfo... sehingga kalimatnya sebagai berikut:

Dengan te1jemahan sebagai berikut:

a. Dan dua surga diwqjibkan bagi orang yang ta/wt akan saat berdirinya

dihadapan Tuhannya

b. Dan dua surga ditetapkan bagi orang yang takut akan saat berdirinya

dihadapan Tuhannya

Dengan demikian dari struktur seperti itu dimaksudkan, bahwa bagi

orang yang takut akan saat berdirinya dihadapan Allah swt, untuk dihisab,

maka mereka akan mendapatkan dua surga. Oleh karena itu, manusia dan jin

melaksanakan kewajiban dan menjauhi segala jenis maksiat.

Dari analisa grmatikal tersebut, maka penulis bermaksud untuk

menterjemahkan mubtada terlebih dahulu yang cliikuti khabarnya.

Terjemahan dari penulis (selanjutnya disingkat "Te~jemahan P") adalah

sebagai berikut;

"Dan dua surga akan ditetapkan bagi orang yang takut akan saat berdirinya dihadapan Tuhannya (untuk menghisab manusia dan jin)" (Ar­Rahman: 46).

0/ ,

{ t A: i.:ra-)1 } i:Jw( T.i'lj~ ,

Terjemahan (A) sebagai berikut:

" Kedua surga itu mempunyai pohon-pohon dan buah-buahan" (Ar­Rahman: 48)

Page 80: 1601/~ - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14939/1/MARJUKI... · kesabarannya mengingatkan penulis tentang "dunia", seperti Khalil Gibran

68

Pada te1jemahan tersebul khabarnya didahulukan yang diikuli mubtada

hal ini dapat kita ketahui menurul analisa gramalikal berikul ini

Ayat di alas lerdiri alas ~I L...OL.;,,,, - L...OL.;,,,, , mudhafaya lli:_i:i dan

mudhaf ilaihnya will! . Kalimat ini kedudukannya sebagai naat alau sifat dari

kata 0~ pada ayat sebelumnya. lli:_i:i adalah bentuk mutsanna dari kata wl~

arlinya mempunyai atau memiliki. Ciri khas kalirnat mutsanna adalah

dilambahkannya al if dan nun di akhir kalimat lersebut, akan lelapi pada kata

u1:.i:i nunnya dibuang karena ia diidofatkan. will! benluk jamak dari kala ~

artinya : dahan-dahan ( 0~ :,.1 ) alau macam-macam pohon-pohonan dan

buah-buahan.

Te1jemahan (P) sebagai berikut:

"Kedua surga itu memiliki bermacam-macam pohon dan buah" (Ar­Rahmiin: 48)

{ ~. : i:?" )1} .:i~}J .:i~ ~ ,,, ,,, ,,, ,,, "'

Te1jemahan (A) ,

"Dari dalam kedua surga itu ada dua macam mata air yang mengalir "(Ar-Rahman: 50)

Pada terjemahan lersebut kasusnya sama, yailu khabarnya didahulukan

yang diikuli mubtada ha! ini dapal kila ketahui menurul analisa gramalikal

berikul ini

Kata ~ adalah khabar yang didahulukan dari mubtada. Mubtadanya

yailu kala 0~ . Dhomir atau kata ganti pada kala ,-,d adalah kala ganti dari

Page 81: 1601/~ - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14939/1/MARJUKI... · kesabarannya mengingatkan penulis tentang "dunia", seperti Khalil Gibran

69

,)~\). Kata i.)y~ adalah kata ke1ja yang berkedudukm1 sebagai A..i...,, (sifat)

dari kata 0~ , sehingga kalimat i.)y~ 0~ ~ te1jemahannya "Di dalam

kedua surga itu ada dua ma/a air yang mengalir yaitu, "Dari da/am dua surga

itu mengalir dua sungai a/au dua ma/a air". Terjemaban menurut analisa

gramatikal adalah sebagai berikut

Terjemahan (P)

"Ada dua macam mata air yang mengalir dari dalam kedua surga itu" (Ar-Rahman: 50)

, , , { ~ ~: \?" )1} w~jj a¥~ JS' if~

,, ~ ,... ,, ,,. ....

Terjemahan (A)

"Di dalam kedua surga itu terdapat segala macam buah-buahan yang berpasang-pasangan. "(Ar-Rahman: 52)

Pada terjemahan tersebut kasusnya juga sama, yaitu khabarnya

didabulukan yang diikuti mubtada ha! ini dapat kita ketahui menurut analisa

gramatikal berikut ini

Kata ~ penjelasannya sama pada ayat ke 50. Kata ~li LJ5; U,. adalah

jar-majrur yang menjadi penjelas kata i.)~'.,j . Sedangkan kata ,:.}:;,._:,) sendiri

adalah mubtada yang diakhirkm1. Khabarnya yaitu kat« ~ .

~ Terjemahannya "Di dalam kedua surga itu .... "

terjemahannya: "Dari setiap jenis buah-buahan" uC,.'._i) terjemahannya: dua

pasangan. Sehingga terjemahan menurut analisa gramatikal adalah sebagai

Page 82: 1601/~ - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14939/1/MARJUKI... · kesabarannya mengingatkan penulis tentang "dunia", seperti Khalil Gibran

70

Terjemahan (P)

"Ada dua pasangan dari setiap jenis buah-buahan di dalam kedua surga itu" (Ar-Rahman: 52)

Terjemahan (A)

"A!fereka bertelekan di alas permadani yang sebelah dalamnya dari sutera. Dan buah-buahan kedua surga itu dapat (dipetik) dari dekat" (Ar­Rahmiin: 54)

Kata (J,_;5~·. mansub, kedudukannya sebagai ha!. Shahibul ha! kata (JJ_;5I',

dibuang bersama amilnya yaitu fiil dari fail dari kata w~ yang artinya

mereka menikmati. Kata <.fa_) u1<' penjelasan dari ~ yaitu mereka

bersandar di alas kasur. Dan ~! 6A 4-J.ilb;, !+lit.hi jamak dari kata ~I.hi

artinya bagian dalamnya !win kasur ini terbuat dari sutra. Kata bersandar,

kata dasarnya sandar yang bermakna: bersandar kepada, pada, atas, berdiri,

duduk, terletak dan sebagainya. Bersandarkan pada, menggunakan

punggung, lambung, atau dada pada sesuatu supaya lebih enak duduknya dan

sebagainya, disandarkan pada.8 ~ pada Al-Qur'an diterjemahkan

bertelekan, sama dengan mereka bertelekan atau mereka bersandar.

Sedangkan bertelekan, kata dasarnya bertele, bertelekan, menumpukkan

tangan (siku) pada, tertumpu dengan kedua be/ah tangan.9 Kemudian asal

Page 83: 1601/~ - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14939/1/MARJUKI... · kesabarannya mengingatkan penulis tentang "dunia", seperti Khalil Gibran

71

kata ~ berarti memetik, tetapi di sini buah-buahan yang layak dipetik di

kedua surga ini sangat dekat i:fi.

ujl\)11 ~ adalah idhafah, uW>.. = ~ dan "-:;II uW>.. = u',1\:.11

kedudukannya sebagai mubtada dan khabarnya adalah kata wlJ. Jadi

te1jemahan menurnt analisa 'gramatikal adalah sebagai berikut,

Terjemahan (P)

"Penghuni surga bersandar di atas kasur-kasur yang bagian dalamnya terbuat dari sutra (tebal) dan buah-buahan kedua surga itu dapat dipetik dari dekat" (Ar-Rahman: 54)

Terjemahan (A)

"Di dalam surga itu ada bidadari-bidadari yang sopan menundukkan pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mere/ca (penghuni-penghuni surga yang menjadi suami mereka) dan tidak pula oleh jin." (Ar-Rahman: 56).

Kata ~ yang dhomir di dalamnya, adalah dhomir jamak muannas

(C:U.J.. ~ ) dhomir ini adalah kata ganti (dhomir) dari kata ~':II yang artinya

nikmat yang banyak, terdiri dari surga, mata airnya, buah-buahan, bidadari-

bidadari, kasur, dan sebagainya. Atau kata ~ kata ganti dari ..::..~\ yang

artinya surga-surga, yang diwakili dengan kata (J;!li~I yaitu dua surga.

Karena kata ini sudah mencakup semua kenikmatan tadi.

Page 84: 1601/~ - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14939/1/MARJUKI... · kesabarannya mengingatkan penulis tentang "dunia", seperti Khalil Gibran

72

Kemudian kedudukan kata ~ sebagai khabar yang didahulukan dari

mubtadanya yaitu kata ,.O)oll 2'1Y.,t§ yang artinya, wanita-wanita yang

memendekan pandangan (menjaga pandangan) sehingga hanya melihat

suaminya saja. Lanjutan ayat tersebut adalah,

Kata 06 l_.hj ;.i adalah kata yang menambahkan penjelasan tentang sifat-

sifat wanita-wanita surga (bidarai-bidaclari surga), yaitu bahwasannya mereka

belum tersentuh oleh manusia atau jin.

Jacli terjemahan menurut analisa penulis aclalah sebagai berikut,

Te1jemahan (P)

"Ada bidadari yang sopan mnundukan (menjaga) pandangan di dalam kedua surga itu, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni surga yang menjadi suami mereka) dan tidak pula oleh jin." (Ar-Rahman : 56)

Te1jemahan (A)

"Seakan-akan bidadari itu permata ya/cut dan mmjan" (Ar-Rahman: 58)

Kata ()ts kedudukannya adalah menasabkan isim dan merafa1rnn

khabar.

Page 85: 1601/~ - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14939/1/MARJUKI... · kesabarannya mengingatkan penulis tentang "dunia", seperti Khalil Gibran

73

Adalah sebuah kata yang digunakan untuk mengungkapkan suatu

perumpaan. Dan yang dijadikan perumpaan di sini adalah bidadari-bidadari

surga yang diserupakan dengan 2-i~t;ill = permata-permata dan 6~'.,;JI =

mutiara-mutiara kecil yang putih atau berwarna merah dan bercahaya.

Kata ~~91 dan 6~'.,;JI itu adalah dua kata yang menfmj'ukkan dua

jenis mutiara, walaupun, kata yang menfmjukkan jenis sesuatu itu berbentuk

mufi"ad, namun sudah mencakup semua benda-benda pada jenis tersebut.

Sebagaimana cakupan kata :i+SLi pada ayat sebelumnya. Walaupun antara

keduanya memiliki sebab yang berbeda. Kata :i+Swl diungkapkan dengan

bentuk nakirah, sedangkan kata 2-i~t;ill dan i:i~:,;JI diungkap dengan bentuk

kata yang diawali dengan " JI " yang menunjukkan j-enis. Dengan kata lain

~ r~I,; ...Al~\ dengan demikian te1jemaham1ya adalah sebagai berikut,

Te1jemahan (P)

"Mereka laksana permata yakut dan mutiara marfan" (Ar-Ralunan: 58)

0 lfJ 0 J 0

{ 'i • : i:,?-)1 } 0G.?~1 ~1 0G.?~1 s-Tfe ~ ,, ,, ,,. ,, ....

Te1jemahan (A)

"Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula)" (Ar-Ralunan: 60)

Kata Ji> secara umum berfungsi sebagai kata tanya (istifham)

te1jemahannya Apakah?

Untuk memahami tentang istijham khususnya tentang ha! mari kita

perhatikan contoh-contoh berikut,

Page 86: 1601/~ - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14939/1/MARJUKI... · kesabarannya mengingatkan penulis tentang "dunia", seperti Khalil Gibran

74

J 0 J. 0

Apakah hewan itu berakal? ~0r:,;;;J1 ~ ~ -i ,

, ' , l.'.~-·\'~t\, ' 1;,. Apakah tumbuh-tumbuhan mempunyai kepekaan? ......, ~ ~ iJ""'

, , C: \' II ' :' I:;_ Apakah benda itu dapat berkembang? . ::> ~ ~ iJ""'

Pada contoh-contoh di atas tersirat dengan jela:> bahwa si pembicara

tidak bimbang dalam mengetahui nisbah, sehingga ia tidak tahu apakah nisbah

itu te1jadi ataukah tidak, jadi ia menanyakan ha! ini. Jawaban pertanyaan

semacam ini dapat dijawab dengan "ya" bila nisbahnya terjadi, dan juga

clengan "tidak" bila nisbah tidak terjacli. Dengan demikian kalimat tanya yang

memakai ;Jib kita dapatkan bahwa ha! yang dikehendaki aclalah pengetahuan

ten tang nisbat, bukan yang lain. Kata ha! tidak lain untuk mencari tashdiq, dan

bersamanya tidak dapat disebutkan banclingannya. Dengan kata lain, ha!

digunakan untuk meminta tentang tashdiq, tidak ada yang lain; dan tidak

boleh menyebut bandingan perkara yang ditanyakan dengan hal. 10

Tetapi di ayat ini ha! berfungsi sebagai .,.il '-'Y' (huruf yang membentuk

kalimat negatif) dan memiliki arti/terjemahannya: "Tidal('.

Kemudian kata setelahnya rafa' kedudukannya sebagai mubtada

dilanjutkan dengan khabar yang terdiri dari istisna ( rUi:wl ), sehingga

terbentuklah istitsna yang didalmlui oleh i).j kata JA, ini berfungsi sebagai

Page 87: 1601/~ - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14939/1/MARJUKI... · kesabarannya mengingatkan penulis tentang "dunia", seperti Khalil Gibran

75

pengkhususan, maksudnya: sesungguhnya ganjaran kebaikan itu hanya

kebaikan. Jadi terjemahan menurut analisa gramatikalnya adalah sebagai

berikut,

Terjemahan (P)

"Tidak ada ganjaran kebaikan melainkan (hanya) kebaikan" (Ar­Rahman: 60)

{'\'I': .:? )1 } 0$ ~ J; 0-°J , ,

Te1jemahan (A)

"Dan selain dari dua surga itu ada surga lagi" (Ar-Rahman: 62).

Ayat ini terdiri dari (jar-majrur) yang kedudukannya sebagai khabar

yang didahulukan dari mubtadanya yang diakhirkan yaitu kata w~,

sedangkan dhomir yang ada pada kata ~JJ 6'> adalah kata ganti dari kata

~I pada ayat sebelumnya.

Kata wJJ mempunyai arti "di bawah" Wahbah Al-Zuhaili mengatakan

bahwa kedua surga ini derajat dan keutamannya di bawah dari kedua surga

sebelumnya. Yaitu pada ayat ke 46 surat Ar-Rahman. 11

{ z '\: .:? )1 } 0$ 4) ~~ Qt,;:. ~J , , ,

"Dan dua surga akan ditetapkan bagi orang yang takut akan saat berdirinya dihadapan Tuhannya (untuk menghisab manusia dan jin)" (Ar­Rahman: 46).

Sedangkan lbnu Abbas berpendapat kedua surga ini derajatnya di bawah

kedua surga sebelumnya. 12

Page 88: 1601/~ - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14939/1/MARJUKI... · kesabarannya mengingatkan penulis tentang "dunia", seperti Khalil Gibran

76

Dan ada yang berpendapat kedua surga ini "Keutamannya" di bawah

kedua surga sebelumnya, sebagaimana pendapat Ibnu Zaid. 13

Sekelompok orang berpendapat, maksud dari Firman Allah Subhdnahu

wa Ta 'ala, l...f.i.JJ U..J (dan se/ain dari dua surga tersebut), bahwa kedua

surga tersebut sangat dekat dengan Arasy jadi kedua surga tersebut posisiny~

di atas dua surga sebelumnya.

Kelompok lainnya berpendapat, sesungguhnya pendapat yang benar,

bahwa kedua surga yang dirnaksud posisinya berada di bawah dua surga

sebelurnnya. 14

Kata mereka, bahwa hal ini kami pahami dari perkataan orang Arab.

Mereka berkata I~ <)JJ I~ , maksudnya ini /ebih rendah derajatnya dari yang

itu. Atau seperti ucapan mereka kepada orang yang berlebih-lebihan memuji

dirinya (Saya di bcrwah yang Anda katakana dan di atas apa yang ada

da/am diri Anda). Dalam buku Ash-Shihah disebutkan bahwa c)JJ adalah

lawan kata ~. Arti kata c)JJ adalah kurang serius dalam menge1jar target

kemudian dikatakan I~ c)JJ I~ maksudnya ini dekat dengan itu. Gramatikal

bahasa menfmjukkan bahwa dua surga pertama Jebih baik dari dua surga

sesuclahnya. 15 Dengan clemikian clapat penulis te1jemahkan sebagai berikut,

Te1jemahan (P)

"Dan di bawah kedua surga itu ada dua surga lagi" (Ar-Rahman: 62)

12 Ibid, h. 231 13 Ibid, h. 231

Page 89: 1601/~ - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14939/1/MARJUKI... · kesabarannya mengingatkan penulis tentang "dunia", seperti Khalil Gibran

77

Te1jemahan (A)

"Kedua surga itu (kelihatan) hijau tua warnanya" (Ar-Rahmiln:64)

Ayat ini terdiri dari satu kata yang merupakan sifat dari kata u~ pada

ayat sebelumnya. Jadi te1jemahannya sebagai berikut,

Terjemahan (P)

"Kedua surga itu terlihat hijau tua warnanya "(Ar-Rahman: 64)

{ "\ "\: ,:? )1 } ~JG-~ 0~ ~ .... ,, ,., ,..

Te1jemahan (A)

"Di dalam kedua surga itu ada dua mat a air yang memancar" (Ar­Rahman: 66)

Ungkapan ini diawali dengan khabar yang didahulukan, yang terdiri dari

jar-majrur. Dhomir yang ada pada ~ kembali pada kata u~ sedangkan

kata uW,C kedudukanya sebagai mubtada yang diakhirkan. uW,C ( dua mat a

air) dijelaskan oleh sifat uw;.w..i (banyak dan memancar), jadi te1jemahan

secara gramatikalnya adalah sebagai berikut,

Terjemahan (P)

"Ada dua mata air yang memancar di dalam kedua surga itu" (Ar­Rahman: 66).

Page 90: 1601/~ - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14939/1/MARJUKI... · kesabarannya mengingatkan penulis tentang "dunia", seperti Khalil Gibran

78

Te1jemahan (A)

"Di dalam keduanya ada (macam-macam) buah-buahan dan kurma serta delima" (Ar-Rahman: 68).

Ungkapan pada ayat ini sama seperti ungkapan pada ayat-ayat

sebelumnya. Di awali dengan khabar yang didahulukan yaitujar-majrur ~.

Sedangkan ~ kata setelahnya adalah mubtada yang diakbirkan yang

diikuti oleh dua ~ yaitu ~ dan ui.:.J . Ayat ini menambahkan

penjelasan tentang kenikmatan-kenikmatan yang ada di dalam surga. Jadi

te1jemahan menurut analisi gramatikal adalah sebagai berikut,

Te1jemahan (P)

"Ada segala macam jenis buah, kurma dan deli ma di dalam kedua surga tersebut" (Ar-Rahmiin:68).

Kata~ dan uL.J duajenis buah-buahan yang sudah terangkum dalam

kata ~, tetapi kemudian keduanya di sebutkan secara khusus. Wahbah Al-

Zuhaili menyatakan "Pengkhususan ini dikarenakan keutamaan yang dimiliki

kedua jenis buah tersebut, yaitu manfaatnya yang banyak dan keduanya

didapatkan pada musim kering dan musim hujan, serta pada keduanya ada

kendungan gizi dan obat."16

" {v.: ,?' )1} w~ ;:;;.,,~ ~ , , ,

Te1jemahan (A)

"Di dalam surga-surga itu ada bidadari-bidadari yang baik-baik lagi cantik-cantik" (Ar-Rahman: 70)

Page 91: 1601/~ - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14939/1/MARJUKI... · kesabarannya mengingatkan penulis tentang "dunia", seperti Khalil Gibran

79

Kata ::.:.1jp. adalah sifat dari mausuf yang dibuang yaitu kata ;.\....j yang

berkedudukan sebagai mubtada yang diakhirkan kemuclian setelah mausuf itu

dibuang dia di tempatkan pada posisinya. Dan kata ul=• sifat kedua dari kata

;.t.....i . Kata wl..J:P. dan ul=> memiliki kemiripan makna yaitu baik atau bagus.

Wahbah Al-Zuhaili menafsirkan kata ..:..\..;.;:.. yaitu baik akhlaknya dan kata

ul=> yaitu bagus rupanya. Dengan demikian terjemahan menurut analisa

gramatikal adalah sebagai berikut,

Te1jemahan (P)

"Ada bidadari-bidadari yang berakhlak baik dan berparas cantik di dalam surga-surga itu" (Ar-Rahman: 70).

Terjemahan (A)

"(Bidadari-bidadari) yang jelita, putih bersih dipingit di da/am rumah" (Ar-Rahman: 72)

Untuk bisa memahami ayat ini, perhatikan penjelasan berikut, kata ~;.

kedudukannya sebagai badal (pengganti) dari kata ..:..\..;.;!>. kemudian kata

..:..\.;~ itu adalah sifat dari kata .;.;:.. Kata ~i.;.;,ll r) jar-majrur yang

menjelaskan kata ..:..\~ Wahab Al-Zuhaili mengatakan: "Kata .;_;:..

ditafsirkan sebagai bidadari-bidadari yang sangat putih dan bersih. 17

Te1jemahan (P)

"Yaitu bidadari-bidadari yang sangat putih. bersih di pingit dalam tenda-tenda" (Ar-Rahman: 72)

Page 92: 1601/~ - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14939/1/MARJUKI... · kesabarannya mengingatkan penulis tentang "dunia", seperti Khalil Gibran

80

Terjemahan (A)

"A!fereka tidak pernah disentuh a/eh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni syurga yang menjadi suami mereka) dan tidak pula o/eh Jin" (Ar-Rahman: 74)

Kata ~ adalah kata yang menjacli sifat dari kata »" ia fi'i/

mudhari, majzwn dengan rl Dhamir ~ kembali ke kata _;y.. , sedangkan ~!

adalah fa 'ii dari kata ~ . Kemudian dhamir yang ada pada kata ~

adalah kata ganti dari "-/_; ?1.1. u~ U... yang ada pada ayat ke-46 wl+ll athof

kepada kata ~! . Dengan demikian te1jemahan menurut analisa gramatika

aclalah sebagai berikut,

Te1jemahan (P)

"lvfereka tidak pernah tersentuh a/eh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni surga yang menjadi suami mereka) dan tidak pula a/eh jin" (Ar-Rahman" 74).

Te1jemahan (A)

"Mereka bertelekan pada bantal-bantal yang hijau dan permadani­permadani yang indah" (Ar-Rahman: 76)

Analisa gramatikal adalah sebagai berikut, Kata (J;J51', kedudukmmya

sebagai ha! dari kata (.)... pada ayat ke-46 ,...;:P:., ~ jar-majrur yang

memperjelas kata 0;J51', , kemudim1 kata ;;,i.. (hijau) sifat dari kata ,...;:P:.,

(bantal-bantal), kata 'i;fa. (permadani) diathofk.an pada kata ;-":)'_; , dan

Page 93: 1601/~ - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14939/1/MARJUKI... · kesabarannya mengingatkan penulis tentang "dunia", seperti Khalil Gibran

81

kata w4 (bagus) sifat dari kata ~fa. . Sehingga terjemaham1ya adalah,

Terjemahan (P)

"Penghuni surga bersandar di alas bantal-bantal yang hijau dan permadani-permadani yang bagus" (Ar-Rahman: 76).

{VA: iY" }I'} ~1}'~\j JS\.;J1 . ..;~ ~j ~1 ll)Q / / / /

Terjemahan (A)

"Jvfaha Agung nama Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan karunia" (Ar-Rahman: 78)

Kata <!ljt+l (maha berkat I suci)fi 'ii miidhi,fa 'ii dari kata <!ljt+l adalah ;.:...1

kemudian mudha.f kepada Y.J pada lafadz <!! , frase ?1.,,!;)'1:.9 J'i;JI c>~ (yang

mempunyai kebesaran dan kemuliaan ) sifat dari kata Y.J. Menurut analisa

gramatikal diatas maim te1jemahannya adalah sebagai berikut,

Terjemahan (P)

"Maha berkah (Suci) nama Tuhanmu, yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan" (Ar-Rahman:78).

Ada satu ayat yang diulang-ulang sebanyak 31 kali, namun tiap diulang

terasa lebih mendalam pengaruhnya ke dalamjiwa kita, yaitu;

Te1jemahan (A)

"Jvfaka ni 'mat Tuhan kamu yang manakah yang lwmu dustakan ".

Page 94: 1601/~ - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14939/1/MARJUKI... · kesabarannya mengingatkan penulis tentang "dunia", seperti Khalil Gibran

82

Kata r'ilr bentukjamak dari kata J! -;)! - ;;1 artinya nikmat. Kata ini

di idhofatkan dengan kata <.,J.J kemudian dhomir L..S yaitu dhomir yang

menfmjukkan kepacla ~ ..,_..bi..i... yang dimaksudkan/ditunjukkan kepada clua

golongan makhluk yaitu jin clan manusia.

Kata ul,iki adalah fl 'if mudhori yang fa 'ilnya adalah kedua golongan

makhluk tadi ( ~ ..,_..bi..i...yL.a) yaitu ..,...b.i.. (seruan) untukjin dan manusia.

Menurut Wahbah Al-Zuhaili, mengapa ayat ini diulang-ulang sampai 31

kali? Ia mengatakan: "Hal ini menfmjukkan akan pentingnya ayat tersebut,

karena ia mengingatkan akan nikmat Allah Subhiinahu wa Ta 'ala, maka Dia-

lah yang ber[1ak clipuji clan clisyukuri.'" 18 Dengan anaiisa g1amatikal di atas

maka terjemahannya aclalah sebagai berikut,

Terjemahan (P)

"Maka nikmat-nikmat Tuhan kaftan berdua yang manakah yang hendak kalian berdua (jin danmanusia) dustakan?"

Jika di kumpulkan keclua hasil terjemahan tersebut di atas - baik

terjemahan Al-Qur'an maupun terjemahan penulis - adalah menjadi susunan

di ba wah ini;

Te1jernahan dari Al-Qur'an;

"Dan bagi orang yang takut akan saat menghadap Tuhannya ada dua surga" (Ar-Rahman: 46)

" Kedua surga itu mempunyai pohon-pohon dan buah-buahan" (Ar­Rahmiin: 48)

Page 95: 1601/~ - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14939/1/MARJUKI... · kesabarannya mengingatkan penulis tentang "dunia", seperti Khalil Gibran

83

"Dari dalam kedua surga itu ada dua macam mata air yang mengalir"(Ar-Rahman: 50)

"Di dalam kedua surga itu terdapat segala macam buah-buahan yang berpasang-pasangan. "(Ar-Rahman: 52)

"Mereka bertelekan di alas permadani yang sebelah dalamnya dari sutera. Dan buah-buahan kedua surga itu dapat (dipetik) dari dekat" (Ar­Rahman: 54)

"Di dalam surga itu ada bidadari-bidadari yang sopan menundukkan pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni surga yang menjadi suami mere/ca) dan tidak pula oleh jin." (Ar-Rahman : 56).

"Seakan-akan bidadari itu permata yakw dan marjan" (Ar-Rahman: 58)

"Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pu/a)" (Ar-Rahman: 60)

"Dan selain dari dua surga itu c:da surga lagi" (Ar-Rahman: 62).

"Kedua surga itu (kelihatan) hijau tua warnanya" (Ar-Rahman:64)

"Di dalam ked1w surga itu ada rlua mat a air yang memancur" (Ar­Rahman: 66)

"Di dalam keduanya ada (macam-macam) buah-buahan dan kurma serta deii•na" (Ar-Rahman: 68).

"Di dalam surga-surga itu ada bidadari-bidadari yang baik-baik lagi cantik-cantik" (Ar-Rahman: 70)

"(Bidadari-bidadari) yangjelita, putih bersih dipingit di dalam :wnah" (Ar-Rahman: 72)

"Mercka tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mere/ca (penghuni-penghuni syurga yang menjadi suami mereka) dan tidak pula oleh Jin" (Ar-Rahman: 74)

"Mereka bertelekan pada bantal-bantal yang hijau dan permadani­permadani yang indah " (Ar-Rahman : 76)

"Maha Agung nama Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan karunia" (Ar-Rahman: 78)

"Maka ni 'mat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan ".

Page 96: 1601/~ - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14939/1/MARJUKI... · kesabarannya mengingatkan penulis tentang "dunia", seperti Khalil Gibran

84

Te1jemahan dari penulis adalah sebagai berikut;

"Dan dua surga akan ditetapkan bagi orang yang takut akan saat berdirinya dihadapan Tuhannya (untuk menghisab manusia dan Jin)" (Ar­Rahman: 46).

"Kedua surga itu memiliki bermacam-macam pohon dan bu ah" (Ar­Rahman: 48)

"Ada dua macam mata air yang mengalir dari dalam kedua surga itu" (Ar-Rahman: 50)

"Ada dua pasangan dari setiap Jenis buah-buahan di dalam kedua surga itu" (Ar-Rahman: 52)

"Penghuni surga bersandar di alas kasur-kasur yang bagian dalamnya terbuat dari sutra (tebal) dan buah-buahan kedua surga itu dapat dipetik dari dekat" (Ar-Rahman: 54)

"Ada bidadari yang sopan mnundukan (merijaga) pandangan di dalam kedua surga itu, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (JJenghuni-penghuni surga yang menJadi suami mereka) dan tidak pula oleh Jin." (Ar-Rahman: 56)

"Mereka laksana permata yakut dan mutiara marJan" (Ar-Rahman : 58)

"Tidak ada ganJaran kebaikan melainkan (hanya) kebaikan" (Ar­Rahman: 60)

"Dan di bawah kedua surga itu ada dua surga lag1" (Ar-Rahman: 62)

"Kedua surga itu terlihat hijau tua warnanya " (Ar-Rahman: 64)

"Ada dua mat a air yang memancar di dalam kedua surga itu" (Ar­Rahman: 66).

"Ada segala macamJenis buah, kurma dan delima di dalam kedua surga terse but" (Ar-Rahman:68).

"Ada bidadari-bidadari yang berakhlak baik dan berparas canlik di dalam surga-surga itu" (Ar-Rahman: 70).

"Yaitu bidadari-bidadari yang sangat putih, bersih di pingit dalam tenda-tenda" (Ar-Rahman: 72)

Page 97: 1601/~ - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14939/1/MARJUKI... · kesabarannya mengingatkan penulis tentang "dunia", seperti Khalil Gibran

85

"Jvfereka tidak pernah tersentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni surga yang menjadi suami mereka) dan tidak pula oleh jin" (Ar-Rahman: 74).

"Penghuni surga bersandar di alas bantal-bantal yang hijau dan permadani-permadani yang bagus" (Ar-Rahmdn: 76).

"Maha berkah (Suci) nama Tuhanmu, yang mempunyai kebesaran dan kemu/iaan" (Ar-Rahman: 78).

"Nfaka nikmat-nikmat Tuhan kalian berdua yang manakah yang hendak kalian berdua (jin danmanusia) dustakan?"

Page 98: 1601/~ - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14939/1/MARJUKI... · kesabarannya mengingatkan penulis tentang "dunia", seperti Khalil Gibran

A. Kesimpulan

BABV

KESIMPULAN

I. Menerjemahkan suatu bahasa mensyaratkan adanya persamaan dan

penyesuaian amanat yang terkandung dalam bahasa :mmber dengan amanat

yang akan disampaikan ke bahasa sasaran. Dengan kata lain, amanat yang

ingin di sampaikan harus semaksimal mungkin dapat diterima pembacanya.

2. Para ahli linguistik mempunyai titik fokus yang berbeda dengan para ulama

sebagai pewaris para nabi dalam ha! menentukan obyek yang akan

clite1jemahkan. Para ahli linguistik banyak menerjemahkan naskah-naskah

umum, sedangkan para ularna mernfokuskan te1jemahannya pacla

penerjemahan Al-Qur'an clan/atau Haclits.

3. Dalam konteks melakukan pene1jemahan ayat-ayat Al-Qur'an ke clalam

bahasa Indonesia banyak ditemukan kesukaran. Karena banyak uslub-uslub

clan gaya bahasa yang merupakan mukjizat yang sulit bahkan tidak mungkin

ditemukan paclanannya. Penulis meyakini penerjemahan ini dilakukan hanya

sebagai sarana dakwah Jlallah. Dan mengajak masyara.kat untuk mentadabburi

AI-Qur'an atau memahaminya. Di sampingjuga dapat mengamalkanya.

4. Dalam ilmu linguistik setiap subsistem-subsistem bahasa seperti kata atau

frasa dalam sebuah kalimat mempunyai fungsi yang mengkaitkannya dengan

kata atau frasa lain yang ada clalam kalimat tersebut. Fungsi itu bersifat

Q(:.

Page 99: 1601/~ - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14939/1/MARJUKI... · kesabarannya mengingatkan penulis tentang "dunia", seperti Khalil Gibran

87

sintaksis, artinya berkaitan dengan urutan kata atau frasa dalam kalimat.

Fungsi sintaksis utama dalam bahasa adalah predikat, subjek, objek,

pelengkap dan keterangan.

5. Te1jemahan Departemen Agama Republik Indonesia masih menggunakan

te1jemahan harfiyah, sepe1ti pad~ QS: Ar-Rahman: 50, yaitu:

{ o.: 4.? )1} w~j.J w¥ ~ , , ,

Diterjemahkan 'Dari dalam kedua surga itu ada dua macam mata air yang

mengalir', sedangkan dalam gramatika bahasa Arab kata ~ adalah khabar

muqaddam dari mubtadanya w'-¥- sehingga dite1je111ahkan oleh penulis 'Ada

dua macam mata air yang mengalir dari dalam surga 1tu '.

6. Budaya bangsa Indonesia dalam ha! memotivasi seseornng untuk memeroleh

sesuatu sering kita jumpai dengan cara mempromosikan "hadiah" terlebih

dahulu setelah itu cara-cara untuk memperolehnya. Hal ini bersesuaian

dengan terjemahan dari penulis pada surat Ar-Rahman yang ditinjau dari

gramatika bahasa Arab, yaitu:

"Ada dua pasangan dari setiap jenis buah-buahan di dalam kedua surga itu" (Ar-Rahman: 52)

"Ada segala macam jenis buah, kurma dan delima di dalam kedua surga tersebut" (Ar-Rahman:68).

"Ada bidadari-bidadari yang berakhlak baik dan berparas cantik di dalam surga-surga itu" (Ar-Rahman: 70).

Page 100: 1601/~ - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14939/1/MARJUKI... · kesabarannya mengingatkan penulis tentang "dunia", seperti Khalil Gibran

88

Dengan kata lain orang lebih termotivasi dengan terjemahan seperti di atas

karena kalimat itu lebih mudah difahami dan 'enak' dibaca.

7. Dalam melakukan analisis gramatikal terhadap ayat-ayat Al-Qur'an umumnya.

Dan khususnya ayat-ayat bertemakan surga dalam :mrat Ar-Rahman ym1g

dilakukan penulis, tidak cukup hanya dengan menggunakan metode

penerjemahan linguistic, tetapi juga harus menggunakan metode-metode

klasik, seperti yang dicontohkan para ulama terdahulu yaitu dengan cara

mentafsirkanya terlebih dalmlu.

B. Saran-Saran

Penulis ingin menyampaikan dua pesan kepada peneliti cara penerjemahan

ayat-ayat Al-Qur'an. Pertama, dalami bidang studi bahasa Arab untuk memahami

Al-Qur'an. Keclua, amalkan ilmu-ilmu yang di dapat dari Al-Qur'an kepada orm1g

lain. Walaupun demikian, penulis sm1gat sadar penulisan skripsi ini 'jauh

panggang dari api yang masih perlu perbaikm1 di sana .. sini. Akhirnya sebagai

penutup penulis ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya.

Page 101: 1601/~ - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14939/1/MARJUKI... · kesabarannya mengingatkan penulis tentang "dunia", seperti Khalil Gibran

DAFTARPUSTAKA

Ahmad, Mahir Ash-Shufi, Ensiklopedia Surga (kenikmatan, istana, dan bidadarinya) Jakarta: Pustaka Azzam, 2005, cet. ke-1

Chaer, Abdul, Linguistik Umum, Jakarta: Rineka Cipta, 2003, cet. ke-3

_____ , Gramatika Bahasa, Jakarta: Rineka Cipta, 1993

Chatibul Umam, Metode Pene1jemahan Arab - Indonesia, al-Ma'rifah, Jakarta: Volume I, No. 1, Oktober2003

Dewan Penterjemah al-Quran Departemen Agama Republik Indonesia, al-Quran dan Te1jemahannya, Jakarta: Yayasan Penyelenggara, Penterjemah I Penafsir al-Quran, I 971

Djadajasaudarma, Fatimah, Metode Linguistik, Ancangan Metode Penelitian dan Kajian, Bandung: Eresko, 1993

Hanafi, Nurrachman, Teori dan Sent Menerjemahkan, Endeflores, Nusa Indah, 1986

al-Jauziyyah, lbnu Qayyim, Tamasya Ke Surga, Jakarta: Dami Falah, 2003 M/l 424H, cet. ke-VII

_____ , Hddi al-Arwdh Ila Bildd al-Afi'dh, Kairo: Mesir, 1991M/1412 H

al-Jarim, Ali dan Usman, Musthofa, al-Baldghatul Wadiah, Bandung: PT. Sinar Barn, 2000, cet. ke - III

Kraf, Gorys, Diksi Dan Gaya Bahasa, Jakarta: Gramedia, 1986, cet. ke-III

Kridalaksana, Harimurti, Fungsi Bahasa dan Sikap Bahasa, Endeflores: Nusa Indah, 1978

---,et. All, Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1998, cet. ke-II

Machali, Rochayah, Pedoman Bagi Pente1jemah, Jakarta: Grasindo, 2000

lbnu Ali, Muhammad Ma'sum, al-Amtsilah at-Tasr(fiyyah, Surabaya: Maktabah Asy­Syaikh Salim Nabban, 1965

Page 102: 1601/~ - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14939/1/MARJUKI... · kesabarannya mengingatkan penulis tentang "dunia", seperti Khalil Gibran

90

Munawwir, Ahmad Warson, Kamus al-Munawwir, Yogyakarta: Pustaka Progresif, 1977, cet. ke -14

Nida, Eugene. A. and Taber, The Teary and Practice of Translation, Laiden: The United Bible Societes, 1974

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1998, cet. ke-I

Al-Qattan, Manna Khalil, Mabahits Fi Ulum al-Quran, ar-Riyadh: Mansyurat al-Asr al-Hadits

_____ , Studi Ilmu-ilmu Quran, Bogor: Litera Antar Nusa, 1996, cet. ke -3

Rahman, Usman, Penerjemahan Dari Bahasa Arab Ke Bahasa Indonesia, Arti Penerjemahan, Jakarta: Dian Rakyat, 1989

as-Sabuni, Muhammad Ali, Studi I/mu Quran, Te1jemahan Aminuddin, Bandung, PT. Raja Grafmdio Persada, 1999

Shihab, Muhammad Quraish, Membumikan al-Quran, Bandung: Mizan, 1994, Get. Ke-6

al-Zhahabi, Muhammad Husyain, at-Tqf>ir Wa al-.Mufassirun, Beirut: Dar al-Fikr, 1994, Jilid I

al-Zuhaili, Wahbah, at-Ta/sir al-Munir, Dar al-Fih: al-Muassir, Beirut Libanon