16. pengaruh laba bersih dan arus kas operasi terhadap kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur...

110
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI MEDAN SKRIPSI PENGARUH LABA BERSIH DAN ARUS KAS OPERASI TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG GO PUBLIK OLEH: NAMA : INDAH AGUSTINA MANURUNG NIM : 050503160 DEPARTEMEN : AKUNTANSI GUNA MEMENUHI SYARAT UNTUK MEMPEROLEH GELAR SARJANA EKONOMI MEDAN 2009

Upload: hyden89

Post on 20-Jan-2016

376 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: 16. Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik

Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI MEDAN

SKRIPSI

PENGARUH LABA BERSIH DAN ARUS KAS OPERASI TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN

MANUFAKTUR YANG GO PUBLIK

OLEH:

NAMA : INDAH AGUSTINA MANURUNG NIM : 050503160 DEPARTEMEN : AKUNTANSI

GUNA MEMENUHI SYARAT UNTUK MEMPEROLEH GELAR SARJANA EKONOMI

MEDAN 2009

Page 2: 16. Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik

Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009

15

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul: “Pengaruh Laba

bersih dan Arus Kas Operasi Terhadap kebijakan Dividen Pada Perusahaan

Manufaktur yang Go Publik” adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul yang

dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain

dalam konteks skripsi Program Reguler S1 Departemen Akuntansi Fakultas

Ekonomi Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah

dinyatakan dengan jelas dan benar apa adanya. Apabila dikemudian hari

pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh

Universitas Sumatera Utara.

Medan, 12 Maret 2009. Yang Membuat Pernyataan,

Indah Agustina Manurung NIM : 050503160

Page 3: 16. Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik

Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009

16

KATA PENGANTAR

Terpujilah Allah Bapa atas kasih rahmatNya yang senantiasa baru setiap hari.

KaryaMu luar biasa dalam kehidupanku, yang memberikan kekuatan kepadaku

melewati suka dan duka. Sunnguh ku bangga Bapa punya Allah seperti engkau,

tak pernah Kau tinggalkan aku sedetik pun, bahkan tak Kau biarkan aku jatuh

hingga sampai tergeletak. Biarlah setiap hari aku boleh terus bersyukur atas

segala yang Kau berikan.

Skripsi ini juga penulis persembahkan untuk keluarga besarku, keluarga yang

sangat luar biasa, kedua orangtuaku B. Manurung dan T. br. Sirait, kedua abang

penulis Ronald Freddy manurung dan Donald Fernando Manurung serta kakak

ipar penulis Maria Pasaribu, terimakasih buat segala hal yang kalian berikan,

kalian adalah orang-orang yang sangat berharga, kalian adalah orang-orang yang

menjadi inspirasi dan kekuatan bagi penulis dalam menjalani kehidupan.

Adapun skripsi ini berjudul ”Pengaruh Laba Bersih dan Arus Kas Operasi

Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik”, dan

disusun bertujuan guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Departemen Akuntansi Sumatera Utara.

Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-

besarnya kepada pihak-pihak yang telah memberikan bimbingan, dorongan

semangat, nasehat, dan bantuan selama proses penyusunan skripsi ini.

Page 4: 16. Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik

Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009

17

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Arifin Akhmad, M.Si, Ak, selaku Ketua Departemen Akuntansi S-

1 Fakultas Ekonomi Sumatera Utara.

3. Bapak Drs.Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak, selaku dosen pembimbing yang

telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan petunjuk, pengarahan,

bimbingan dan bantuan dari awal hingga selesainya skripsi ini.

4. Bapak Drs. M.Zainul Bahri Torong, M.Si,Ak dan Bapak Iskandar Muda S.E.,

M.Si, Ak selaku dosen penguji dan pembanding yang telah banyak

memberikan masukan dan arahan dalam penulisan skripsi ini.

5. Kedua orang tua penulis, B. Manurung dan T.br Sirait, dan kedua abang

penulis, R.F.Manurung, S.T dan D.F.Manurung, S.T dan kakak ipar penulis

M.br.Pasaribu, S.T terimakasih buat kasih sayang dan dukungan yang

diberikan.

Terima kasih penulis juga kepada teman-teman stambuk 2005 serta semua

pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Penulis menyadari

bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan penulis

dalam pengetahuan dan pengulasan skripsi. Oleh karena itu penulis

mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga dapat dijadikan

acuan dalam penulisan karya-karya ilmiah selanjutnya. Akhir kata, penulis

berharap semoga skripsi ini menjadi bahan bacaan yang bermanfaat bagi

pembaca.

Page 5: 16. Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik

Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009

18

Medan,12 Maret 2009 Penulis,

Indah Agustina Manurung NIM: 050503160

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bersih dan arus kas operasi terhadap dividend payout ratio pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta sejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2007. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui tolak ukur mana yang mempunyai pengaruh paling signifikan terhadap dividend payout ratio. Data yang digunakan adalah laporan keuangan dari masing-masing perusahaan sampel, yang dipublikasikan melalui website www.bei.co.id. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, dengan pengujian asumsi klasik, serta analisis statistik yaitu analisis regresi linear berganda. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah puposive sampling. Variabel penelitian ini adalah laba bersih sebagai variabel X1 dan arus kas opersi sebagai variabel X2, serta dividend payout ratio sebagai variabel Y dengan total sampel per tahun sebanyak 31 perusahaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa laba bersih dan arus kas operasi berpengaruh positif terhadap dividend payout ratio. Arus kas dari aktivitas operasi memiliki pengaruh yang paling signifikan. Kata Kunci: laba bersih, arus kas operasi, dividend payout ratio, regresi berganda.

Page 6: 16. Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik

Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009

19

ABSTRACT

This study analyzed the influence earning and cash flow from operations to the dividend payout ratio of the manufacturing companies listed on Indonesia Stock Exchange since 2005 up to 2007. This study was also intended to know which performance measures have the most significant effect to the dividend payout ratio. Data that used in this researcr is financial statements from each company, publized through website www.idx.co.id. Analysis method that used in this research is kuantitatif method with multiple regression. Sampling method that used is purposive sampling. Variables that used in this research are earning as X1 and operating cash flow as X2, and also dividend payout ratio as Y variable consist of the 31 firms. The result of this research that earning ang operating cash flow have positive influence dividend payout ratio. The most significant effect was from cash flow operation regression. Keyword: earning, operating cash flow, dividend payout ratio, multiple regression.

Page 7: 16. Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik

Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009

20

DAFTAR ISI

PERNYATAAN .................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii

ABSTRAK ........................................................................................................ iv

ABSTRACT ....................................................................................................... v

DAFTAR ISI ..................................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR......................................................................................... ix

DAFTAR TABEL .............................................................................................. x

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1

B. Perumusan Masalah ................................................................ 5

C. Tujuan Penelitian .................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian .................................................................. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Dividen

Page 8: 16. Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik

Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009

21

1. Pengertian Dividen ............................................................ 7

2. Jenis-jenis Dividen ............................................................ 8

3. Prosedur Pembayaran Dividen .......................................... 8

B. Kebijakan Dividen

1. Pengertian Kebijakan Dividen ........................................... 9

2. Kebijakan Dividen bagi Perusahaan ................................ 10

3. Jenis Kebijakan Dividen .................................................. 10

4. Teori Kebijakan Dividen ................................................. 11

5. Keputusan Dividen dalam Praktek ................................... 15

6. Indikator Kebijakan Dividen ........................................... 17

7. Macam-Macam Kebijakan Dividen Lainnya ................... 18

C. Laporan Keuangan

1. Pengertian Laporan Keuangan ........................................ 20

2. Tujuan Laporan Keuangan .............................................. 21

3. Elemen-Elemen Laporan Keuangan ................................ 22

D. Laba Bersih ........................................................................... 26

E. Arus Kas dari Aktivitas Operasi ............................................ 27

F. Akrual dan Arus Kas ............................................................. 30

G. Tinjauan Penelitian Terdahulu............................................... 32

H. Kerangka Konseptual ............................................................ 36

I. Hipotesis .............................................................................. 38

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Page 9: 16. Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik

Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009

22

A. Rancangan Penelitian ............................................................ 39

B. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................. 39

C. Jenis Data ............................................................................. 42

D. Teknik Pengumpulan Data .................................................... 42

E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ..................... 43

F. Metode Analisis Data ............................................................ 44

G. Jadwal Penelitian .................................................................. 50

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Data Penelitian ...................................................................... 51

B. Analisis Hasil Penelitian

1. Analisis Deskriptif ............................................... 52

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas ............................................... 54

b. Uji Multikolinearitas ...................................... 58

c. Uji Heteroskedatisitas .................................... 59

d. Uji Autokorelasi ............................................ 60

3. Analisis Regresi

a. Persamaan Regresi ......................................... 61

b. Analisis Koefisien dan Koefisien

Determinasi ................................................... 62

c. Pengujian Hipotesis ....................................... 64

C. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................. 66

Page 10: 16. Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik

Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009

23

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ........................................................................... 68

B. Keterbatasan Penelitian ......................................................... 69

C. Saran .................................................................................... 70

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 72

LAMPIRAN ..................................................................................................... 75

DAFTAR TABEL

Nomor Judul

untuk DPR = f(SQRTEPS, SQRTOCF) ...................................... 58

Halaman

Tabel 2.1 Aktivitas Operasi ........................................................................ 28

Tabel 2.2 Hasil penelitian Terdahulu .......................................................... 32

Tabel 3.1 Daftar Sampel ............................................................................. 40

Tabel 3.2 Jadwal Penelitian ........................................................................ 49

Tabel 4.1 Sampel Penelitian ....................................................................... 50

Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Variabel-Variabel Selama

Tahun 2005 sampai tahun 2007................................................... 53

Tabel 4.3 Uji Normalitas Sebelum Data Ditransformasi54

Tabel 4.4 Uji Normalitas Setelah Data Ditransformasi................................ 55

Tabel 4.5 Coefficients untuk DPR = f(SQRTEPS, SQRTOCF) .................. 58

Tabel 4.6 Coefficients Correlations

Page 11: 16. Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik

Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009

24

Tabel 4.7 Hasil Uji Autokorelasi ................................................................ 61

Tabel 4.8 Analisis Regresi .......................................................................... 62

Tabel 4.9 Model Summary ......................................................................... 63

Tabel 4.10 Coefficients ................................................................................ 64

Tabel 4.11 ANOVA ..................................................................................... 65

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual .................................................................. 36

Gambar 4.1 Histogram-dependent Variabel:SQRT_DPR ............................... 56

Gambar 4.2 Normal P-P Plot of regression Standarized

Residual-Dependent Variabel: SQRT_DPR ................................ 57

Gambar 4.3 Scatterplot-Dependent Variable: SQRT_DPR ............................. 60

Page 12: 16. Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik

Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009

25

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Halaman

Lampiran 1 Populasi, Kriteria Perusahaan dan Sampel .................................. 75

Lampiran 2 Data Variabel Penelitian Tahun 2005

(Sebelum Ditransformasi) ........................................................... 80

Data Variabel Penelitian Tahun 2006

(Sebelum Ditransformasi) ........................................................... 81

Data Variabel Penelitian Tahun 2007

(Sebelum Ditransformasi) ........................................................... 82

Lampiran 3 Data Variabel Penelitian Tahun 2005

(Setelah Ditransformasi) ............................................................. 83

Data Variabel Penelitian Tahun 2006

Page 13: 16. Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik

Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009

26

(Setelah Ditransformasi) ............................................................. 84

Data Variabel Penelitian Tahun 2007

(Setelah Ditransformasi) ............................................................. 85

Lampiran 4 Statistik Deskriptif Sebelum Transformasi ................................. 86

Statistik Deskriptif Setelah Transfor4masi .................................. 86

Lampiran 5 Hasil Uji Normalitas Sebelum Transformasi ............................... 87

Hasil Uji Normalitas Setelah Transformasi ................................. 87

Histogram dan Grafik Normal P-Plot .......................................... 88

Hasil Uji Multikolinearitas.......................................................... 89

Hasil Uji Heteroskedastisitas ....................................................... 89

Hasil Uji Autokorelasi ................................................................ 90

Lampiran 6 Hasil Uji Hipotesis (Uji t) ........................................................... 91

Hasil Uji Hipotesis (Uji F) .......................................................... 91

Page 14: 16. Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik

Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009

27

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembiayaan merupakan salah satu fungsi perusahaan yang penting bagi

keberhasilan usaha suatu perusahaan. Fungsi ini penting karena fungsi inilah

yang melakukan usaha untuk mendapatkan dana. Baik perusahaan besar maupun

kecil membutuhkan dana untuk menjalankan kegiatan usahanya. Dana yang

dibutuhkan bisa diperoleh baik melalui pembiayaan dari dalam perusahaan

(internal financing) maupun pembiayaan dari luar perusahaan (external

financing). Sumber pembiayaan modal internal adalah berupa pemanfaatan laba

Page 15: 16. Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik

Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009

28

yang ditahan (retained earnings), yaitu laba yang tidak dibagikan sebagai dividen.

Sumber pembiayaan eksternal diperoleh perusahaan dengan melakukan pinjaman

kepada pihak lain atau menjual sahamnya kepada masyarakat (go public) di pasar

modal.

Investor yang melakukan investasi dengan membeli saham perusahaan

tentunya mengharapkan return atas investasi mereka. Menurut Pradhono (2004:

149), return yang diterima oleh pemegang saham adalah pengembalian yang

diterima atas investasi yang telah dilakukan. Return tersebut dapat berupa:

1. capital gain yaitu keuntungan yang diperoleh dari selisih lebih pergerakan

harga saham pada saat membeli dan menjual,

2. keuntungan yang diperoleh dari pembagian dividen. Dividen adalah laba yang

dibagikan kepada para pemegang saham.

Laba (income) sering dinyatakan sebagai indikasi kemampuan perusahaan

membayar dividen. Laba bersih yang diperoleh perusahaan sebagian diberikan

kepada pemegang saham dalam bentuk dividen, sebagian lagi disisihkan menjadi

laba ditahan karena itu tingkat pembayaran dividen yang dilakukan oleh

perusahaan bervariasi tergantung kebijaksanaan perusahaan. Para pemegang

saham tentu berharap mendapatkan dividen dalam jumlah yang besar tetapi

perusahaan mempunyai pertimbangan yang logis karena perusahaan harus

memikirkan kelangsungan hidup dan pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan

datang.

Page 16: 16. Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik

Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009

29

Selama periode setelah perang dunia kedua, tingkat pembayaran dividen

turun di bawah 40%. Selama dekade tahun 1950-an, tingkat pembayaran dividen

naik menjadi 45%. Selama dekade tahun 1960-an, tingkat pembayaran dividen

naik menjadi 50%, sementara kesempatan investasi terbatas. Rasio pembayaran

dividen turun lagi dengan adanya tingkat pertumbuhan ekonomi, kenaikan

kesempatan berinvestasi, maupun adanya kesulitan keuanga (Erwan Dk,

1999:246).

Perusahaan didalam operasi normalnya terkadang mempunyai laba yang besar

dalam kegiatan bisnisnya selama setahun tetapi, laba tersebut tidak mencerminkan

jumlah kas atau likuiditas perusahaan yang sebenarnya. Hal ini disebabkan

pendapatan maupun penjualan tidak selamanya diterima berupa kas tetapi masih

berupa piutang yang akan diterima beberapa bulan kedepan. Namun, perusahaan

tetap mengakui sebagai pendapatan dan melaporkannya ke dalam laporan laba

rugi sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dalam hal pengakuan

pendapatan untuk tujuan akuntansi meskipun tidak menerima seluruhnya beruupa

kas. Kondisi tersebut dapat mempengaruhi perusahaan dalam hal pembagian

dividen kepada pemegang saham.

Bagi perusahaan, informasi yang terkandung dalam dividend payout ratio

(DPR) digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menetapkan jumlah

pembagian dividen. Bagi para pemegang saham, akan digunakan sebagai bahan

pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi, yaitu apakah akan

menanamkan dananya atau tidak pada suatu perusahaan. Banyak pemegang saham

Page 17: 16. Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik

Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009

30

yang hidup dari penghasilan berupa dividen, mereka tentu akan lebih memilih

saham-saham yang dividennya dapat mereka andalkan.

Beberapa perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta selama tahun 2005-

2007 memberikan dividen dengan jumlah yang berbeda-beda setiap tahunnya.

Fenomena yang terjadi adalah adakalanya saat laba yang diperoleh perusahaan

meningkat, dividen yang diberikan perusahaan justru lebih kecil dari tahun

sebelumnya. Berdasarkan fenomena tersebut laba yang dihasilkan bukanlah satu-

satunya faktor yang dipertimbangkan pihak manajemen dalam menetapkan

besarnya DPR. Ada banyak faktor yang mempengaruhi kebijakan deviden suatu

perusahaan adalah faktor likuiditas, kebutuhan dana untuk membayar utang,

tingkat ekspansi yang direncanakan, faktor pengawasan, ketentuan-ketentuan dari

pemerintah, pajak kekayaan/ penghasilan dari pemegang saham.

Lukas Setia Atmaja (1994:359) menyatakan bahwa perusahaan membayar

deviden tunai dengan kas, maka perusahaan harus memiliki kas tersedia. Posisi

likuiditas perusahaan sangat berpengaruh pada kemampuan perusahaan membayar

deviden. Likuiditas perusahaan merupakan pertimbangan utama dalam banyak

kebijakan dividen karena dividen bagi perusahaan merupakan kas keluar, maka

semakin besar likuiditas perusahaan secara keseluruhan akan semakin besar

kemampuan perusahaan untuk membayar dividen.

Hermi (2004) menyatakan bahwa untuk membayar deviden suatu perusahaan

harus menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi alokasi laba untuk dividen

atau untuk laba ditahan. Ada faktor utama yang harus dipertimbangkan, misalnya

Page 18: 16. Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik

Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009

31

ketersediaan kas, karena walaupun perusahaan memperoleh laba namun jika uang

kas tidak mencukupi maka ada kemungkinan perusahaan memilih menahan laba

tersebut untuk diinvestasikan kembali bukan diberikan kepada pemegang saham

dalam bentuk deviden. Pembagian dividen dan pertumbuhan perusahaan ingin

mengetahui berapa laba bersih yang diperoleh perusahaan dan dari laba tersebut

berapa yang akan dibagikan sebagai dividen.

Dari pernyataan-pernyataan diatas, penulis menyimpulkan bahwa dalam

menetapkan kebijakan dividen, manajemen tentu sangat memperhatikan laba

bersih yang dihasilkan perusahaan dan kas yang tersedia di perusahaan. Jumlah

arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan

apakah kegiatan operasi perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup

untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan,

membayar dividen dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan sumber

pendapatan.

Peneliti ingin mengetahui informasi manakah yang lebih akurat antara laba

bersih dan arus kas operasi lebih mempengaruhi perusahaan dalam menentukan

ratio pembayaran dividen (dividend payout ratio). Berdasarkan latar belakang

masalah diatas, peneliti tertarik mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh

Laba Bersih dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan

Manufaktur yang Go-Publik”.

B. Perumusan Masalah

Page 19: 16. Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik

Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009

32

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah laba bersih dan arus

kas operasi berpengaruh terhadap dividend payout ratio baik secara simultan

maupun secara parsial?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah laba bersih dan

arus kas operasi berpengaruh terhadap dividend payout ratio baik secara simultan

maupun secara parsial.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah bagi peneliti, bagi investor maupun calon

investor, analis, pemerhati investasi maupun bagi peneliti selanjutnya.

1. Bagi peneliti, sebagai bahan masukan apabila dimintai pendapat mengenai

pengaruh laba bersih dan arus kas operasi terhadap kebijakan dividen tunai.

2. Bagi para investor, calon investor, analis, dan pemerhati investasi, hasil

penelitian ini dapat memberikan acuan pengambilan keputusan investasi

terkait dengan tingkat pengembalian yang berupa dividen perusahaan.

3. Menjadi bahan referensi dan dasar pengembangan bagi penelitian sejenis

berikutnya.

Page 20: 16. Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik

Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009

33

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Dividen

Page 21: 16. Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik

Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009

34

1. Pengertian Dividen

Dividen merupakan bagian dari laba yang tersedia bagi para pemegang saham

biasa (earning available for common stockholders) yang dibagikan kepada para

pemegang saham biasa dalam bentuk tunai. Stice at al (2004:902) menyatakan

bahwa “dividen adalah pembagian kepada pemegang saham dari suatu perusahaan

secara proporsional sesuai dengan jumlah saham yang dipegang oleh masing-

masing pemilik”.

Menurut Skousen et al (2001:757) ” dividen adalah pendistribusian laba secara

proporsional kepada para pemegang saham sesuai dengan jumlah saham yang

dimilikinya”. Distribusi laba dalambentuk kas oleh sebuah korporasi kepada

pemegang sahamnya disebut sebagai dividen tunai (cash dividend). Biasanya

sebuah korporasi harus memenuhi 3 kondisi terlebih dahulu agar dapat membayar

dividen tunai:

a. laba ditahan yang mencukupi,

b. kas yang memadai,

c. tindakan formal dari dewan komisaris.

2. Jenis Dividen

Dividen yang dibagikan perusahaan kepada para pemegang saham dapat

dalam beberapa jenis deviden. Dividen yang paling disukai oleh para pemegang

Page 22: 16. Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik

Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009

35

saham adalah dividen tunai atau dividen kas.. Jenis dividen (Dyckman, 2001:439)

adalah sebagai berikut:

a. deviden kas, yaitu distribusi laba dalam bentuk kas oleh sebuah korporasi

kepada pemegang sahamnya,

b. dividen properti, yaitu deviden dalam bentuk aktiva non kas, berupa sekuritas

perusahaan lain yang dimiliki perseroan, real estate, barang dagang, atau

setiap aktiva non kas lainnya,

c. dividen saham, yaitu distribusi proporsional atas tambahan saham biasa atau

saham preferen perseroan kepada pemegang saham,

d. dividen likuidasi, yaitu pengembalian tambahan modal disetor dan bukan

modal ditahan,

e. dividen skrip/wesel, yaitu dividen yang diberikan dalam bentuk wesel promes

kepada pemegang saham dimana kondisi perseroan mengalami kekurangan

kas.

3. Prosedur Pembayaran Dividen

Tanggal yang berkaitan dengan dividen adalah declaration date, date of

record, ex-devidend date, date of payment.

a. Declaration date, tanggal dimana dewan direksi mengumumkan dividen. Pada

tanggal ini, pembayaran pembayran dividen akan merupakan kewajiban yang

legal dari korporasi.

Page 23: 16. Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik

Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009

36

b. Date of record, tanggal dimana pemegang saham berhak untuk menerima

dividen.

c. Ex-dividend date, tanggal dimana hak atas dividen lepas dari saham. Hak atas

dividen dari saham sampai 4 hari sebelum date of record. Pengertiannya, pada

4 hari sebelum record date, hak atas dividen tidak lagi ada pada saham dan

penjual bukan lagi pemilik saham tersebut, yang seharusnya orang yang akan

menerima dividen. Harga pasar saham mempengaruhi kenyataan dan telah

berlalu dan akan turun kira-kira sejumlah dividen tersebut.

d. Date of payment, merupakan tanggal dimana korporasi akan membayarkan

dengan membagikan cheque dividen kepada pemegang saham.

B. Kebijakan Deviden

1. Pengertian Kebijakan Dividen

Kebijakan dividen merupakan keputusan pembayaran dividen yang

mempertimbangkan maksimalisasi harga saham saat ini dan periode mendatang.

Lukas Setia Atmaja (1994: 351) menyatakan:

Manajemen mempunyai 2 alternatif perlakuan terhadap penghasilan bersih sesudah pajak (EAT) perusahaan: 1) dibagi kepada para pemegang saham perusahaan dalam bentuk dividen, dan 2) diinvestasikan kembali ke perusahaan sebagai laba ditahan (retained earning). Pada umumnya sebagai EAT (earning after tax) dibagi dalam bentuk dividen dan sebagian lagi diinvestasikan kembali. Artinya, manajemen harus membuat keputusan tentang dividen, ini disebut kebijakan dividen (dividend policy).

2. Kebijakan Dividen bagi Perusahan

Page 24: 16. Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik

Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009

37

Kebijakan dividen korporasi sangat penting untuk menjaga kepentingan

investor dan kepentingan korporasi dalam hal program keuangan dan capital

budgeting korporasi, cash flow perusahaan, dan nilai modal saham perusahaan

(Tampubolon, 2005:183).

a. Menjaga kepentingan investor sebagai pemegang saham. Investor atau pemegang saham tidak mempunyai opini yang negatif tentang korporasi, seandainya dividen dipotong karena keterkaitan antara potongan tersebut dengan persoalan keuangan korporasi. Dengan demikian kebijaksanaan keuangan korporasi dari pihak manajemen harus mampu meyakinkan serta memberi jaminan akan tercapainya tujuan-tujuan bagi pemegang saham. Apabila pemegang saham dikecewakan, maka pemegang saham akan melepaskakan saham-sahamnya dengan menjual yang pada gilirannya harga saham di pasar bursa akan menurun. Ketidakpuasan pemegang saham akan menimbulkan kemungkinan pengendalian korporasi akan dilakukan orang-orang diluar korporasi.

b. Kebijaksanaan dividen akan mempengaruhi program keuangan dan capital budgeting korporasi tersebut.

c. Kebijakan dividen akan mempengaruhi cash flow korporasi. Suatu korporasi dengan likuiditas rendah akan dipaksa untuk membatasi pembayaran dividen.

d. Kebijakan dividen dapat menurunkan nilai modal saham korporasi karena dividen akan dibayarkan dari laba yang ditahan sehingga akan meningkatkan utang/modal (debt/equity) rasio korporasi.

3. Jenis Kebijakan Dividen

Menurut Indriyo dan Basri (2002:231), secara umum kebijakan dividen yang

ditempuh perusahaan adalah salah satu dari 3 kebijakan ini, yaitu stable dividend

policy, fluctuating dividend policy, kombinasi stable dividend policy dan

fluctuating dividend policy.

a. Stable Dividend Policy. Pada kebijaksanaan ini besarnya dividen yang dibayarkan selalu stabil dalam jumlah yang tetap, stabil yang makin naik dan stabil yang semakin menurun. Jadi, besarnya dividen yang dibayarkan dalam jumlah yang selalu stabil walaupun terjadi fluktuasi dalam net income. Apabila pada suatu saat kondisi perusahaan mengalami kerugian, pembayaran dividen akan diambilkan dari cadangan stabilisasi dividen.

Page 25: 16. Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik

Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009

38

b. Fluctuating Dividend Policy. Pada kebijaksanaan ini besarnya dividen yang dibayarkan mendasarkan pada tingkat keuntungan pada setiap akhir periode. Apabila tingkat keuntungan tinggi maka besarnya dividen yang akan dibayarkan relatif tinggi, dan sebaliknya bila tingkat keuntungan rendah maka besarnya dividen yang dibayarkan juga rendah, atau bisa dikatakan selalu proporsional dengan tingkat keuntungannya.

c. Kombinasi Stable Dividend Policy dan Fluctuating Dividend Policy. Pada kebijaksanaan ini besarnya dividen yang dibayarkan sebagian ada yang bersifat stabil atau tetap, tetapi sebagian yang lain bersifat proporsional dengan tingkat keuntungan yang dicapai. Apabila perusahaan tidak mendapatkan laba para pemegang saham masih mendapatkan dividen tetap dan apabila didapatkan keuntungan dari hasil operasinya didapatkan bagian dari keuntungan. Bagian dividen yang bersifat proporsional besarnya tidak sama dengan dividen yang menggunakan kebijakan fluktuatif.

4. Teori Kebijakan Deviden

Beberapa teori yang relevan dalam kebijakan deviden adalah smoothing

theory, clientele effect theory, tax differential theory, dividend irrelevance theory,

bird in the hand theory, residual theory of dividens, teori signal atau isi informasi

dividen (information content of dividend).

a. Smoothing Theory

Teori ini dikembangkan oleh Lintner. Ketika manajer diberi insentif yang

didasarkan pada kinerja keuangan, hal ini dapat mendorong manajer menampilkan

kinerja yang lebih baik melalui rekayasa laba. Perataan penghasilan merupakan

salah satu teknik manajemen laba yang dilakukan dengan menekan variabilitas

laba pada beberapa periode sehingga laporan laba memperlihatkan fluktuasi yang

rendah atau dengan kata lain memperlihatkan laba perusahaan yang stabil.

Dengan laba yang stabil maka kemungkinan dividen yang dibagikan oleh

perusahaan juga akan stabil karena dividen yang dibagikan merupakan bagian dari

Page 26: 16. Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik

Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009

39

laba yang dihasilkan perusahaan. Teori ini mengatakan bahwa jumlah deviden

bergantung akan keuntungan perusahaan sekarang dan deviden tahun sebelumnya.

b. Clientele Effect Theory

Teori ini diungkapkan oleh Black and Scholes. Teori mengatakan bahwa

kelompok (clientele) pemegang saham yang berbeda akan memiliki preferensi

yang berbeda terhadap kebijaksanaan dividen perusahaan. Sebagai contoh,

kelompok investor dengan tingkat pajak yang tinggi akan menghindari dividen,

karena dividen mempunyai tingkat pajak yang lebih tinggi dibandingkan dengan

capital gain. Menurut teori ini dividen tertentu akan menarik segmen tertentu

kemudian tugas perusahaan (manajemen keuangan) adalah melayani segmen

tersebut. Kebijakan dividen yang berubah-ubah akan mengacaukan efek klien

tersebut, menyebabkan harga saham berubah.

c. Tax Differential Theory

Teori ini diajukan oleh Litzenberger dan Ramaswamy. Mereka menyatakan

bahwa dengan adanya pajak terhadap keuntungan dividen dan capital gain, para

investor lebih menyukai capital gain karena dapat menunda pembayaran pajak.

d. Dividend Irrelevance Theory

Teori ini dikembangkan oleh Miller dan Modigliani dalam papernya Dividend

Irrelevance Preposisition. Paper tersebut menjelaskan bahwa dalam dunia pajak,

dan tidak diperhitungkannya biaya transaksi serta dalam kondisi pasar yang

sempurna, maka kebijakan deviden tidak akan memberikan pengaruh apapun pada

Page 27: 16. Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik

Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009

40

harga pasar saham tersebut. Menurut MM kebijakan dividen sebenarnya tidak

relevan untuk dipersoalkan.

e. Bird inTthe Hand Theory

Teori ini mengatakan pembayaran dividen mengurangi ketidakpastian karena

dividen diterima saat ini, sedangkan capital gain diterima di masa mendatang.

Gordon mengemukakan bird in the hand theory yang mengatakan bahwa dengan

mendapatkan dividen (a bird in the hand) adalah lebih baik daripada saldo laba (a

bird in the bush) karena pada akhirnya saldo laba tersebut mungkin tidak akan

pernah terwujud sebagai deviden di masa depan (it can fly away).

f. Residual Theory Of Dividens

Menurut teori dividen residual, dividen ditentukan dengan cara: (1)

mempertimbangkan kesempatan investasi perusahaan, (2) mempertimbangkan

target struktur modal perusahaan untuk menentukan besarnya modal sendiri yang

dibutuhkan untuk investasi, (3) memanfaatkan laba ditahan untuk memenuhi

kebutuhan akan modal sendiritersebut semaksimal mungkin dan, (4) membayar

dividen hanya jika ada sisa laba.

Kebijakan dividen residual dengan demikian membayarkan dividen hanya jika

ada sisa kas setelah perusahaan mendanai semua usulan investasi yang

mempunyai NPV (Net Present Value) positif.

g. Teori Signal atau Isi Informasi Dividen (Information Content Of Dividend)

Ada kecenderungan harga saham akan naik jika ada pengumuman kenaikan

dividen, dan harga saham akan turun jika ada pengumuman penurunan dividen.

Page 28: 16. Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik

Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009

41

Ada argumen lain yang lebih masuk akal. Dividen itu sendiri tidak menyebabkan

kenaikan (penurunan) harga, tetapi prospek perusahaan, yang ditunjukkan oleh

meningkatnya (menurunnya) dividen yang dibayarkan, yang menyebabkan

perubahan saham. Teori tersebut kemudian dikenal sebagai teori signal atau isi

informasi dividen. Menurut teori ini, dividen mempunyai kandungan informasi,

yaitu prospek perusahaan di masa mendatang.

h. Agency Theory

Menurut teori ini konflik terjadi pihak-pihak yang berkaitan di perusahhan.

Sebagai contoh, manajer disewa oleh pemegang saham untuk menjalankan

perusahaan agar tujuan pemegang saham bisa tercapai., tetapi manajer bisa saja

mempunyai agenda tersendiri yang tidak selalu konsisten dengn tujuan pemegang

saham, misalnya perusahaan mempunyai kelebihan kas dengan NPV positif (free

cash flow), yang didefenisikan sebagai kelebihan kas setelah semua investasi

dengan NPV positif didanai). Kas tersebut akan lebih baik jika dibagikan ke

pemegang saham, dan pemegang saham akan memanfaatkan kas tersebut dengan

cara mererka tersendiiri.

Selain itu digunakan juga teori keuangan. Teori keuangan akan menjelaskan

bagian yang akan dibagikan oleh perusahaan sebagai dividen bagi para pemegang

saham.

i. Teori Keuangan

Page 29: 16. Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik

Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009

42

Menurut teori keuangan, dividen (atau investasi kembali) tidak sama dengan

laba setelah pajak. Dalam teori keuangan, jumlah dana yang bisa dibagikan

sebagai dividen bisa dinyatakan sebagai berikut:

D = E + Penyusutan – Investasi pada A.T – Penambahan M.K

Keterangan:

D = Dividen,

E = Earning After Tax (Laba Setelah Pajak),

A.T = Aktiva Tetap,

M.K = Modal kerja.

Persamaan tersebut menunjukkan bahwa dana yang bisa dibagikan sebagai

dividen merupakan kelebihan dana yang diperoleh dari operasi perusahaan (yaitu

E + penyusutan) diatas keperluan investasi untuk menghasilkan laba dimasa yang

akan datang (yaitu investasi aktiva tetap dan modal kerja). Hanya saja, untuk

menyederhanakan analisis sering diasumsikan bahwa investasi pada aktiva tetap

akan diambilkan dari dana penyusutan, dan modal kerja dianggap tidak berubah

(sehingga tidak perlu menambah modal kerja). Apabila asumsi ini dipergunakan,

maka bisa dimengerti kalau besarnya dividen ditentukan oleh laba setelah pajak

(E) dan maksimal dividen yang bisa dibagikan adalah sama dengan E. Itulah

mengapa EAT digunakan sebagai ukuran jumlah maksimal dana yang dibagikan

sebagai dividen.

5. Keputusan Dividen Dalam Praktek

Page 30: 16. Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik

Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009

43

Pada prakteknya, ada beberapa faktor yang menjadi pertimbangan bagi

perusahaan dalam menentukan kebijakan dividen. Menurut Keown (2000:

621)antara lain faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen perusahaan

adalah pembatasan hukum, posisi likuiditas, tak ada atau kurangnya sumber

pendanaan lain, kemungkinan pendapatan diramalkan, kontrol kepemilikan,

inflasi.

a. Pembatasan hukum Pembatasan hukum tertentu bisa membatasi jumlah dividen yang bisa dibayarkan perusahaan. Batasan hukum ini ada dua kategori. Pertama, pembatasan menurut undang-undang. Kedua, unik bagi tiap eprusahaan dan hasil dari batasan dalam kontrak utang dan saham preferen. Untuk meminimumkan resiko, investor sering kali menerapkan aturan pembatasan atas manajemen sebagai syarat investasi mereka dalam perusahaan. Batasan ini meliputi aturan bahwa dividen takkan diumumkan sebelum utang dibayar kembali. Perusahaan juga mungin disyaratkan mempertahankan jumlah modal tertentu. Pemegang saham preferen bisa menuntut agar dividen biasa takkan dibayar jika saham preferen tidak dibayarkan.

b. Posisi likuiditas Terbalik dengan pendapat umum, fakta bahwa perusahaan menunjukkan jumlah laba ditahan yang besar dalam neraca tak berarti kas tersedia untuk pembayaran dividen. Posisi perusahaan saat ini dalam aset lancar, termasuk kas, pada dasarnya independen atas pos laba ditahan. Secara historis, perusahaan dengan laba ditahan yang besar sukses dalam mengumpulkan kas dari operasi. Tapi dana ini biasanya kalau tidak diinvestasikan kembali dalam perusahaan untuk periode pendek atau digunakan untuk membayar utang yang jatuh tempo. Maka perusahaan dapat sangat untung dan tetap tak memiliki kas. Dividen tunai dibayarkan dengan kas, dan tidak dengan laba ditahan, perusahaan harus memiliki kas tersedia untuk pembayaran dividen. Maka, posisi likuiditas perusahaan sangat berpengaruh pada kemampuannya membayar dividen.

c. Tak ada atau kurangnya sumber pendanaan lain. Perusahaan bisa menahan laba untuk tujuan investasi atau membayar dividen danmenerbitkan utang baru atau sekuritas modal untuk mendanai investasi. Untuk sebagian besar perusahaan kecil atau baru, pilihan kedua ini realistis. Perusahaan ini tak memiliki akses ke pasar modal, jadi mereka harus sangat bergantung pada dana internal. Sebagai akibatnya, rasio pembayaran dividen

Page 31: 16. Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik

Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009

44

biasanya jauh lebih rendah untuk perusahaankecil atau baru daripada perusahaan besar dan milik publik.

d. Kemungkinan pendapatan diramalkan. Rasio pembayaran dividen perusahaan hingga suatu titik tergantung pada kemungkinan diramalkannya laba perusahaan sepanjang waktu. Jika pendapatan berfluktuasi jelas, manajemen tak dapat bergantung pada dana internal untuk memenuhi kebutuhan di masa depan. Jika laba tak dihasilkan, perusahaan bisa menahan jumlah yang lebih besar untuk memastikan bahwa uang tersedia saat dibutuhkan. Sebaliknya, perusahaan dengan tren pendapatan yang stabil biasanya akanmembayar bagian yang besar dari pendapatannya dalam bentuk dividen. Perusahaan ini tak terlalu memerlukan ketersediaan laba untuk memenuhi kebutuhan modal di masa depan.

e. Kontrol kepemilikan Untuk banyak perusahaan besar, kontrol melalui pemilikan saham biasa bukan masalah. Tapi, bagi banyak perusahaan kecil dan menengah, mempertahankan kontrol suara merupakan prioritas utama. Jika pemegang saham sekarang tak bisa berpartisipasi dalam penawaran baru, menerbitkan saham baru tak menarik, dalam arti bahwa kontrol pemegang saham yang sekarang tak berarti. Pemilik mungkin lebih suka manajemen mendanai investasi baru dengan utang dan melalui laba daripada melalui penerbitan saham biasa baru. Pertumbuhan perusahaan ini karenanya dibatasi dengan jumlah modal utang yang tersedia dan oleh kemampuan perusahaan menghasilkan laba.

f. Inflasi. Dalam periode inflasi, idealnya setelah aset tetap rusak dan usang, dana yang dihasilkan dari depresi digunakan untuk mendanai penggantian. Karena harga peralatan pengganti terus naik, dana depresiasi tak cukup. Ini membutuhkan retens laba yang lebih besar, yang berarti bahwa dividen harus terpengaruh secara tak menguntungkan.

Tampubolon (2005:186) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi

kebijakan dividen adalah sebagai berikut:

1) tingkat pertumbuhan korporasi (company grow rate), 2) keterikatan dalam rapat (restrictive convenant), 3) profitability, 4) stabilitas laba (earning stability), 5) kontrol perbaikan (maintenance control), 6) memahami pengungkit keuangan (degrre of financial leverage), 7) kemampuan untuk kondisi eksternal (ability to finance externally), 8) keadaan tak terduga (uncertainity), 9) ukuran dan umur korporasi (age and size).

Page 32: 16. Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik

Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009

45

6. Indikator Kebijakan Dividen

Indikator untuk mengukur kebijakan dividen yang secara luas digunakan ada

dua macam. Pertama, hasil dividen (dividend yield). Dividend yield adalah suatu

ratio yang menghubungkan suatu dividen yang dibayar dengan harga saham biasa.

Dividend yield secara matematis dapat diformulasikan sebagai berikut (Warsono,

2003:275):

Dividend yield menyediakan suatu ukuran komponen pengembalian total yang

dihasilkan dividen, dengan menambahkan apresiasi harga yang ada. Beberapa

investor menggunakan dividend yield sebagai suatu ukuran risiko dan sebagai

suatu penyaring investasi, yaitu mereka akan berusaha menginvestasikan dananya

dalam saham yang menghasilkan dividend yield yang tinggi.

Indikator kedua yang digunakan untuk mengukur kebijakan dividen adalah

ratio pembayaran dividen (dividend payout ratio/DPR). DPR merupakan ratio

hasil perbandingan antara dividen dengan laba yang tersedia bagi para pemegang

saham biasa, dan secara sistematis dirumuskan sebagai berikut (Warsono,

2003:27):

DPR lebih populer digunakan sebagai indikator kebijakan dividen dibandingkan

dengan dividend yield.

Page 33: 16. Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik

Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009

46

7. Macam-Macam Kebijakan Dividen Lainnya

a. Stock Repurchase

Sebagai alternatif terhadap pemberian dividen berupa uang tunai (cash

dividend), perusahaan dapat mendistribusikan pendapatan kepada pemegang

saham dengan cara membeli kembali saham perusahaan (repuchasing stock).

Ada 3 metode yang dapat digunakan untuk membeli kembali saham, yaitu:

1). saham dapat dibeli pada pasar terbuka (open market ),

2). perusahaan membuat penawaran formal untuk membeli saham perusahaan

dalam jumlah tertentu dan harga tertentu (pendekatan tender offer),

3). perusahaan membeli sejumlah sahamnya kembali dari satu atau beberapa

pemegang saham besar (pendekatan negotiated basis).

b. Stock Split dan Stock Dividend

Stock split adalah tindakan perusahaan memecah saham yang beredar

menjadi bagian yang lebih kecil. Stock dividend adalah tindakan perusahaan

memberikan saham baru sebagai pembayaran dividen. Stock split tidak

membuat pemegang saham bertambah kekayaannya karena kenaikan jumlah

saham diimbangi dengan penurunan nilai saham . Stock dividend juga tidak

menambah kekayaan pemegang saham.

Jika tidak ada keuntungan secara ekonomis, perusahaan tetap melakukan

stock split dan stock dividend untuk menjaga harga saham tetap berada pada

optimal range dan untuk menghemat kas.

Page 34: 16. Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik

Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009

47

1) Stock split dilakukan untuk menjaga agar harga saham tetap berada pada

optimal price range. Harga saham yang tinggi akan menyulitkan investor

untuk membeli saham tersebut sehingga dapat menurunkan permintaan.

2) Stock dividend digunakan perusahaan yang ingin menghemat kas atau

perusahaan dalam kesulitan keuangan. Masalah yang muncul jika

perusahaan tidak membagi dividen tunai investor bisa salah persepsi

terhadap emiten. Akibatnya harga saham bisa turun, sehingga untuk

menghindari efek negatif ini perusahaan dapat membagi stock dividend

sebagai pengganti dividen kas.

Meskipun stock split dan stock dividend tidak berbeda secara

pertimbangan ekonomis tapi perlakuan akuntansinya berbeda. Untuk stock

dividend perusahaan harus melakukan kapitalisasi nilai pasar dari stock

dividend dengan cara mentransfer sejumlah rupiah dari stock dividend ke

rekening modal.

C. Laporan Keuangan

1. Pengertian Laporan Keuangan

Menurut Syahyunan (2004:22), ”laporan keuangan adalah produk dari

manajemen dalam rangka mempertanggungjawabkan (stewardship) penggunaan

sumber daya dan sumber dana yang dipercayakan kepadanya”. Menurut Kamus

Akuntansi edisi kedua oleh Ibrahim Abdullah (1993:176), ”laporan keuangan

Page 35: 16. Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik

Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009

48

adalah laporan-laporan yang berisi nformasi tentang kondisi keuangan dari hasil

operasi perusahaan pada periode tertentu”.

Laporan keuangan disusun dan disajikan sekurang-kurangnya satu tahun

sekali untuk memenuhi kebutuhan sejumlah besar pemakai. Beberapa diantaranya

pemakai ini memerlukan dan berhak memperoleh informasi tambahan disamping

yang tercakup dalam laporan keuangan namun, banyak pemakai yang sangat

tergantung pada laporan keuangan sebagai sumber utama informasi keuangan

tersebut, sehingga laporan keuangan tersebut seharusnya disusun dan disisipkan

dengan mempertimbangkan kebutuhan mereka. Informasi laporan keuangna

menjadi sebuah keputusan penting oleh para pemakai ataupun yang

berkepentingan (stakeholders) dalam mengambil keputusan bisnis.

2. Tujuan Laporan keuangan

Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut

posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang

bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan

ekonomi. Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan

bersama sebagian besar pengguna walaupun laporan keuangan tidak menyediakan

semua informasi yang mungkin dibutuhkan pengguna daam pengambilan

keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari

kejadian di masa lalu, dan tidak diwajikan untuk menyedakan informasi non

keuangan. Laporan keuangan juga menunjukkna apa yang telah dilakuakn

mamajemen (stewardship), atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber

Page 36: 16. Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik

Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009

49

daya yang dipercayakan kepadanya. Pengguna yang ingin menilai apa yang telah

dilakukan atau pertanggungjawaban manajemen berbuat demikian agar mereka

dapat membuat keputusan ekonomi yang mencakup keputusan untuk menahan

atau menjual investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk

mengangkat kembali atau mengganti manajemen.

Berkaitan dengan tujuannya, maka laporan keuangan disusun atas dasar

akrual yang mengharuskan pengaruh transaksi dan peristiwa lain diakui pada saat

kejadian (bukan pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar) dan dicatat

dalam catatan akuntansi serta dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode

yang bersangkutan. Laporan keuangan yang disusun atas dasar akrual

memberikan informasi kepada pengguna tidak hanya transaksi masa lalu yang

melibatkan penerimaan dan pembayaran kas tetapi juga kewajiban pembayaran

kas dimasa depan serta sumber daya yang mempersentasikan kas yang akan

diterima di masa depan sehingga dapat dikatakan bahwa laporan

keuanganmenyediakan jenis iinformasi transaksi masa lalu dan peristiwa lainnya

yang palng berguna bagi pengguna dalam pengambilan keputusan ekkonomi.

3. Elemen-Elemen Laporan Keuangan

a. Neraca

Neraca adalah suatu daftar aktiva, kewajjiban, dan ekuitas pemilik pada

tanggal tertentu, biasanya pada akhir bulan atau akhir tahun. Sisi sebelah kiri

menunjukkan aktiva, sedangkan sisi sebelah kanan menunjukkan kewajiban dan

Page 37: 16. Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik

Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009

50

ekuitas atau klaim terhadap aktiva tersebut. Aktiva dicantumkan sesuai dengan

urutan likuiditasnya atau lamanya waktu yang dibutuhkan untuk mengkonversi

aktiva tersebut menjadi kas. Pada perusahaan manufaktur terdapat klasifikai pada

pos persediaan berdasarkan tingkat penyelesaiannya menuju tahap siap dijual,

yaitu bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi. Ini tidak terdapat pada

perusahaan dagang ataupun jasa.

b. Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi adalah ikhtisar suatu pendapatan dan beban selama periode

waktu tertentum nisalnya sebulan atau setahun. Penjualan bersih disajikan pada

bagian atas dari setiap laporan, setelah berbagai biaya termasuk ajak, dikurangi

untuk mendapatkan laba bersih yang tersedia bagi pemegang saham biasa.

Laporan laba dan dividen per saham diberikan pada bagian bawah laporan ini.

Laba per saham (earning per share = EPS) disebut ”bottom line”, menunjukkan

bahwa diantara semua akun pada laporan laba rugi, EPS adalah yang paling

penting. Laporan laba rugi dapat mencakup setiap periode waktu, tetapi laporan

in biasanya dibuat secara bulanan, kuartalan, atau tahunan. Untuk tujuan

perencanaan dan pengendalian, manajemen biasanya meramalkan laporan laba

rugi secara bulanan (atau mungkin secara kuartalan) dan kemudian

membandingkan hasil aktual dengan laporan yang dianggarkan.

c. Laporan ekuitas Pemilik

Laporan ekuitas pemilik adalah suatu ikhtisar perubahan ekuitas pemilik yang

terjadi selama periode tertentu, misalnya sebulan atau setahun. Laba ditahan

Page 38: 16. Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik

Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009

51

menunjukkan klaim terhadap aktiva dan bukannya aktiva per ekuitas pemegang

saham. Perusahaan menahan laba terutama untuk memperluas usaha dan ini

berarti menginvestasikan dalam pabrik dan peralatan, dalam persediaan, dan lain

sebagainya, bukan menimbun kas dalam rekening bank. Perubahan laba ditahan

terjadi karena pemegang saham biasa mengijinkan perusahaan untuk

menginvestasikan kembali dana yang tidak didistribusikan sebagai dividen.

d. Laporan Arus Kas

Laporan arus kas (statement of cashflow) menjelaskan perubahan pada kas

atau setara kas dalam periode tertentu. Setara kas adalah investasi jangka pendek

yang amat likuid yang bisa segera ditukar dengan kas. Dalam laporan arus kas,

penerimaan dan pengeluaran kas diklasifikasokan menurut tiga kategor utama,

yaitu aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan. Aktivitas

operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan dan aktivitas lain

yang bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. Aktivitas

investasi adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang serta investasi

lain yang tidak termasuk setara kas. Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang

mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan pnjaman

perusahaan.

Kegunaan informasi arus kas dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

(PSAK) No. 2 paragraf 3 (IAI, 2002) dijelaskan bahwa laporan arus kas dapat

memberikan informasi yang memungkinkan para pemakai untuk mengevaluasi

perubahan dalam aktiva bersh perusahaan, struktur keuangan (termasuk likuiditas

Page 39: 16. Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik

Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009

52

dan solvabilitas) dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus

kas dalam rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang. Informasi

arus kas berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilakn kas

dan setara kas dan memungkinkan para pemakai mengembangkan model untuk

menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan (future cash

flow) dari berbagai perusahaan. Informasi tersebut juga meningkatkan daya

banding pelaporan kinerja operasi berbagai perusahaan karena dapat meniadakan

pengaruh penggunaan perlakuan akuntansi yang berbeda terhadap transaksi dan

peristiwa yang sama.

Wild dan Subramayan (2004:5) menyatakan bahwa laporan arus kas

menyediakan informasi untuk menjawab pertanyaan pengguna laporan seperti :

1) Berapa banyak kas yang dihasilkan dari atau digunakan untuk operasi? 2) Pengeluaran apakah dibayar dengan kas dari operasi? 3) Bagaimana dividen dibayar saat perusahaan mengalami kerugian operasi? 4) Berasal darimanakah kas untuk pembayaran utang? 5) Berasal darimanakah kas untuk pembayaran saham preferen? 6) Bagaimanakah kenaikan investasi didanai? 7) Berasal darimanakah kas untuk pembelian aktiva tetap yang baru? 8) Mengapa kas lebih rendah saat laba meningkat? 9) Bagaimana penggunaan kas yang berasal dari pendanaan baru?

Secara rinci, Horngern, Harrison, Robinson,dan Secokusumo (1998: 845)

menjelaskan bahwa laporan arus kas dirancang untuk memenuhi tujuan-tujuan

berikut:

1) Untuk memperkirakan arus kas masa datang Kas, dan bukan laba akuntansi yang digunakan untuk membayar tagihan. Dalam banyak kasus, sumber dan penggunaan kas perusahaan tidaklah berubah secara dramatis dari tahun ke tahun. Karena itu penerimaan dan pengeluaran kas dapat diterima sebagai alat yang baik untuk memperkirakan penerimaan dan pengeluaran di masa yang datang.

Page 40: 16. Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik

Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009

53

Untuk mengevaluasi pengambilan keputusan manajemen. Jika manager membuat keputusan investasi yang bijaksana maka perusahaannya akan sejahtera. Tetapi jika manajer membuat keputusan yang tidak bijaksana maka perusahaan akan menderita lainnya. Laporan arus kas akan melaporkan kegiatan investasi perusahaan sehingga memberikan informasi arus kas kepada investor dan kreditur untuk mengevaluasi keputusan manajer.

2) Untuk menentukan kemampuan perusahaan membayar dividen kepada pemegang saham, pembayaran bunga, dan pokok pinjaman kepada kreditur. Pemegang saham tertarik pada penerimaan dividen dari investasinya dalam saham perusahaan. Kreditur ingin menerima bunga dan pokok pinjamannya tepat waktu. Laporan arus kas membantu investor dan kreditur untuk mengetahui apakah perusahaan mampu melakukan pembayaran-pembayaran ini.

3) Untuk menunjukkan hubungan laba bersih terhadap perubahan kas perusahaan. Biasanya kas dan laba bersih bergerak bersama. Tingginya tingkat laba cenderung menyebabkan peningkatan kas dan sebaliknya. Akan tetapi, nilai sisa kas bisa menurun ketika laba bersih tinggi dan kas bisa meningkat ketika laba bersih rendah. Adanya kemungkinan bangkrutnya suatu perusahaan yang mempunyai laba bersih yang cukup tetapi kas yang rendah, menyebabkan diperlukannya informasi arus kas. Biasanya kas dan laba bersih bergerak sama.

e. Catatan atas Laporan Keuangan

Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis. Setiap pos

dalam neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas harus saling berkaitan

dengan informasi yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan. Catatan

atas laporan keuangan mengungkapkan :

1) informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan

akuntansi yang dipilih dan diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi yang

penting,

2) informasi yang diwajibkan dalam PSAK tetapi tidak disajikan dalam neraca,

laporan laba rugi, laporan arus kas, dan lapran perubahan ekuitas,

Page 41: 16. Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik

Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009

54

3) informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan tetapi

diperlukan dalam rangka penyajian secara wajar.

D. Laba Bersih

Untuk menentukan keputusan investasinya, calon investor perlu menilai

perusahaan dari segi kemampuannya untuk memperoleh laba bersih sehingga di

harapkan perusahaan dapat memberikan tingkat pengembalian yang tinggi. Laba

bersih (net income atau earning) dapat dijadikan sebagai suatu ukuran kinerja

perusahaan selama 1 periode tertentu. Earning merupakan suatu ukuran berapa

besar harta yang masuk (pendapatan dan keuntungan) melebihi harta yang keluar

(beban dan kerugian).

Pengertian laba bersih menurut kamus akuntansi cetakan kedua oleh Ibrahim

abdullah (1993:289):

Laba bersih adalah kelebihan seluruh pendapatan atas seluruh biaya untuk suatu periode tertentu setelah dikurangi pajak penghasilan yang disajikan dalam laporan laba rugi. Para akuntan menggunakan istilah “net income” untuk menyatakan kelebihan pendapatan atas biaya dan istilah “net loss” untuk menyatakan kelebihan biaya atas pendapatan.

Baik pendapatan maupun beban dicatat atas dasar akrual, yaitu pada saat

terjadinya, tidak peduli apakah sudah ada kas yang dihasilkan atau dikeluarkan

oleh perusahaan. Pada kenyataannya, laba yang tinggi akibat penjualan yang baik

belum menjamin penerimaan yang baik juga pada perusahaan. Piutang yang

terjadi akibat penjualankredit belum tentu dapat ditagih di kemudian hari, atau

dapat juga ditagih tetapi tidak tepat pada waktu perusahaan membutuhkan dana

Page 42: 16. Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik

Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009

55

untuk kegiatan usahanya akibatnya kegiatan perusahaan dapat terhambat dan

justru memperburuk kinerja perusahaan untuk menghasilkan laba pada periode

mendatang, maka diperlukan informasi yang lebih dapat menyajikan informasi

tentang laba dan kondisi kas perusahaan. Ini ditemukan pada laporan arus ka.

E. Arus Kas dari Aktivitas Operasi

Aktivitas operasi (operating activities) merupakan aktivitas perusahaan yang

terkait dengan laba. Selain pendapatan dan beban yang disajikan dalam laporan

laba rugi, aktivitas operasi juga meliputi arus kas masuk dan arus kas keluar

bersih yang berasal dari aktivitas operasi terkait, seperti pemberian kredit kepada

pelanggan, investasi dalampersediaan, dan perolehan kredit dari pemasok.

Aktivitas operasi terkait dengan pos-pos laporan laba rugi (dengan beberapa

pengecualian kecil) dan dengan pos-pos operasi dalam neraca, umumnya pos

modal kerja seperti piutang, persediaan, pembayaran dimuka (prepayment), utang,

dan beban akrual. Aktivitas operasi juga meliputi transaksi dan peristiwa yang

tidak cocok untuk dikelompokkan ke dalam aktivitas investasi atau aktivitas

pendanaan.

Stice, stice, dan Skousen (2004: 320) menjelaskan berbagai aktivitas yang

termasuk dalam aktivitas operasi adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1 Aktivitas Operasi

Kas Dierima dari: Kas dikeluarkan untuk:

Page 43: 16. Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik

Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009

56

1. penjualan barang atau jasa, 1. pembelian persediaan,

2. penjualan efek yang diperdagangkan, 2. gaji dan upah,

3. pendapatan bunga, 3. pajak,

4. pendapatan dividen. 4. beban bunga,

5. beban lainnya,

6. pembelian efek.

Sumber: Stice, Stice, Skousen

Dalam PSAK No. 2 paragraf 12 (IAI : 2002) dinyatakan bahwa jumlah arus

kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan

apakah dari operasinya perusahaan dapat menghasilakan arus kas yang cukup

untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan,

membayar dividen dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada

sumber pandanaan dari luar. Informasi mengenai unsur tertentu arus kas historis

bersama dengan informasi lain, berguna dalam memprediksi arus kas operasi

masa depan.

Jumlah arus kas bersih dari aktivitas operasi dapat dihitung dan dilaporkan

dengan menggunakan salah satu dari dua metode, yaitu metode langsung dan

metode tidak lansung. Dalam metode langsung kelompok utama dari penerimaan

kas bruto dan pengeluaran kas bruto diungkapkan, sedangkan dalammetode tidak

langsung, laba atau rugi bersih disesuaikan dengan mengoreksi pengaruh dari

transaksi bukan kas, penagguhan (deferral) atau akrual dari penerimaan atau

Page 44: 16. Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik

Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009

57

embayaran kas untuk operasi di masa lalu dan di masa depan, dan unsur

penghasilan atau beban yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan.

Kedua metode tersebut menghasilkan jumlah yang sama, yaitu jumlah arus

kas bersih yang disediakan oleh arus kas operasi. Metode tidak langsung lebih

disukai dan digunakan oleh kebanyakan perusahaan karena relatif mudah

digunakan dan merekonsiliasikan perbedaan antara laba bersih dengan arus kas

bersih dari aktivitas operasi. Pemakai laporan keuangan juga banyak yang

menyukai metode langsung karena metode ini melaporkan secara langsung

sumber ari arus kas masuk dan keluar tanpa harus dibingungkan dengan

penyesuain-penyesuaian dengan laba bersih.

Menurut Stice, Stice, dan Skousen (2004:331) kedua metode tersebut

memiliki kelebihan masing-masing. Kelebihan utama dari metode langsung

adalah sangat mudah dipahami dan intuitif. Sementara kelebihan utama dari

metode tidak langsung adalah metode ini menandai faktor-faktor yang

menyebabkan perbedaan antara laba bersih dan arus kas dari aktivitas operasi.

Ikatan Akuntan Indonesia secara khusus mengatur arus kas dari bunga dan

dividen yang diterima dan dibayarkan. PSAK No. 2 paragraf 32-33 (IAI, 2002)

menyatakan bahwa bunga yang dibayar dan bunga serta dividen yang diterima

oleh lembaga keuangan biasanya diklasifikasikan sebagai arus kas operasi.

Namun demikian, bagi perusahaan lain belum ada kesepakatan mengenai

kualifikasi arus kas. Bunga yang dibayarkan dan bunga serta dividen yang

diterima dapat diklasifikasikan sebagai arus kas operasi karena mempengaruhi

Page 45: 16. Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik

Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009

58

laba dan rugi bersih. Sebagai alternatif, bunga yang dibayar dan bunga serta

dividen yang diterima dapat diklasifikasi, masing-masing sebagai arus kas

pendanaan, dan arus kas investasi karena merupakan biaya perolehan sumber daya

keuangan atau sebagai hasil investasi (return on investment). Dividen yang

dibayar dapat diklasifikasikan sebagai arus kas pendanaan karena merupakan

biaya perolehan sumber daya keuangan. Sebagai alternatif, dividen yang dibayar

dapat diklasifikasikan sebagai komponen arus kas dari aktivitas operasi dengan

maksud untuk membantu para pengguna laporan arus kas dalam menilai

kemampuan perusahaan membayar dividen dari arus kas operasi.

F. Akrual dan Arus Kas

Untuk melihat hubungan antara akrual dan arus kas, penting untuk mengenali

beberapa jenis arus kas. Arus kas operasi mengacu pada kas yang berasal dari

aktivitas opersi perusahaan. Arus kas bebas mencerminkan dampak tambahan

investasi dan divestasi terhadap aktiva operasional. Keunggulan arus kas bebas

adalah bahwa ia mencerminkan kas yang dapat dengan bebas digunakan untuk

membayar kewajiban atau untuk pemegang saham.

Berdasarkan difinisi, akrual merupakan jumlah penyesuaian akuntansi yang

membuat laba bersih berbeda dari arus kas bersih. Penyesuaian ini mencakup

penyesuaian yang mempengaruhi laba saat tidak terdapat dampak arus kas dan

penyesuaian yang mengeluarkan arus kas terhadap laba. Akuntansi akrual

mempunyai pengaruh arus khusus terhadap laporan laba rugi melalui pengakuan

Page 46: 16. Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik

Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009

59

pendapatan dan pengaitan beban (Wild dan Subramanyam, 2004:105), yaitu

pendapatan diakui saat diperoleh dan saat direalisasi atau dapat direalisasi dan

pengaitan beban dan pendapatan.

1. Pendapatan diakui saat diperoleh dan saat direalisasi atau dapat direalisasi. Pendapatan terjadi ketika perusahaan menyerahkan produk atau jasanya. Hal ini berarti bahwa perusahaan telah melakukan tugasnya. Pendapatan direalisasi saat memperoleh kas dari penyerahan barang atau jasa. Pendapatan direalisasi saat memperoleh aktiva (biasanya piutang) yang dapat diubah menjadi kas atau setara kas, dari penyerahan barang dan jasa. Menentukan saat pengakuan pendapatan kadang kala sulit dilakukan. Meskipun pendapatan biasanya diakui saat terjadi penjualan (penyerahan barang), pendapatan juga dapat diakui saat barang atau jasa masih dalam produksi, selesai produksi, atau saat kas diterima.

2. Akuntansi akrual mengharuskan pengaitan beban dengan pendapatan. Proses pengaitan ini berbeda untuk dua jenis beban. Beban yang berasal dari produksi suatu produk atau jasa disebut biaya produk (product cost), dan diakui saat produk atau jasa diserahkan. Seluruh biaya produk disajikan bersamaan dengan biaya penjualan (cost of sales) tetapi akan berada pada akun persediaan sehingga dapat dikaitkan dengan pendapatan. Beban lainnya adalah biaya periode, biasanya dikaitkan dengan pendapatan periode tertentu. Beberapa biaya periode terjadi sehubungan dengan pemasaran suatu produk atau jasa dan dikaitkan dengan pendapatan. Biaya periode lainnya, seperti beban administrasi tidak langsung berhubungan dengan produksi atau enjualan barang atau jasa. Biaya ini dibebankan pada periode terjadinya, yang belum tentu merupakan saat terjadi arus kas keluar.

Wild dan Subramayan (2004:114) mengungkapkan beberapa fakta mengenai

akuntansi akrual, laba, dan arus kas, yaitu akuntansi (laba) akrual lebih relevan

dibandingkan arus kas, arus kas lebih andal dibandingkan akrual, angka akuntansi

akrual dapat menyebabkan distorsi akuntansi, nilai perusahaan dapat ditentukan

dengan akuntansi akrual.

1. Akuntansi (laba) akrual lebih relevan dibandingkan arus kas. Baik secara konseptual maupun praktis, laba akrual lebih relevan dibandingkan arus kas dalam mengukur kondisi keuangan dan kinerja serta dalam penilaian. Pernyataan ini menunjukkan bahwa arus kas kini kurang relevan dibandingkan dengan laba saat ini.

Page 47: 16. Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik

Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009

60

2. Arus kas lebih andal dibandingkan akrual. Pernytaan ini benar dan menyarankan bahwa arus kas dapat memainkan peran pelengkap atas akrual. Namun, pernyataan ”arus kas tidak dapat dimanipulasi” tidaklah benar. Saat menganalisa arus kas, harus diingat bahwa arus kas lebih mudah diubah dibandingkan dengan laba.

3. Angka akuntansi akrual dapat menyebabkan distorsi akuntansi. Adanya metode akuntansi alternatif serta manajemen laba mengurangi sifat ”dapat dibandingkan” dan ”konsistensi” angka akuntansi akrual. Juga aturan akuntansi yang berubah-ubah serta kesalahan estimasi dapat menyebabkan distorsi akuntansi. Analisis keuangan dan penilaian yang mengabaikan fakta ini, dan penyesuaian akuntansi, mungkin membuahkan hasil yang salah.

4. Nilai perusahaan dapat ditentukan dengan angka akuntansi akrual. Beberapa orang secara salah menyatakan bahwa nilai ditentukan hanya berdasarkan diskonto dan arus kas. Nilai perusahaan juga dapat ditentukan hanya berdasarkan diskonto dan arus kas. Nilai perusahaan juga dapat ditentukan dengan menjumlahkan nilai buku kini dengan diskonto sisa laba masa depan. Penilaian berdasarkan akuntansi lebih efektif dibandingkan dengan model diskonto arus kas.

G. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan laba bersih, arus kas opersi

dan kebijakan dividen dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 2.2 Hasil Penelitian terdahulu

Nama Judul Variabel yang digunakan

Hasil Penelitan

Nurmala (2006) Pengaruh Kebijakan Dividen Terhadap Harga Saham Perusahaan-Perusahaan Otomatif di Bursa Efek Jakarta

DPR, Closing Price

Kebijakan dividen tidak mempunyai pengaruh terhadap harga saham dan tidak terdapat hubungan antara kebijakan dengan perubahan saham pada perusahaan otomitif yang terdaftar di BEJ

Ninna Daniati & Suhairi (2006)

Pengaruh Kandungan Informasi

Arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas

Arus kas operasi tidak berpengaruh terhadap expected

Page 48: 16. Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik

Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009

61

Komponen Arus Kas, Laba Kotor, dan Size Perusahaan terhadap Expected Return Saham (Survey pada Industri Textile dan Automotive yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta)

pendanaan, laba kotor, size perusahaan.

return saham yang diterima pemegang saham sedangkan variabel lain berpengaruh pengaruh terhadap expected return saham.

Prihantoro (2003) Estimasi Pengaruh Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Publik di Indonesia

Posisi kas, potensi pertumbuhan, ukuran perusahaan, rasio hutang dan modal, profitabilitas, kepemilikan, DPR

Asset, posisi kas, rasio hutang dan modal memberikan pengaruh signifikan terhadap DPR.

Pradhono & Yulius Jogi Christiawan (2004)

Pengaruh Economic Value Added, Residual Income, Earnings, dan Arus Kas Operasi terhadap Return yang diterima oleh Pemegang Saham (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta)

Economic Value Added, Residual Income, Earnings, dan Arus Kas Operasi, DPR, capital gain.

Arus kas dari aktivitas opersi mempunyai pengaruh paling signifikan terhadap return yang diterima oleh pemegang saham, kemudian diikuti variabel earning. EVA dan RI tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap return yang diterima pemegang saham.

Michell Suharli (2007)

Pengaruh Profitabilitas dan Investment Oppurtunity Set

ROI, Fixed Asset, CR, DPR.

ROI berpengaruh terhadap kebijakan dividen tunai perusahaan,

Page 49: 16. Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik

Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009

62

terhadap Kebijakan Dividen Tunai dengan Likuiditas sebagai Variabel Penguat (Studi pada Perusahaan yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta periode 2002-2003).

fixed assets tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen tunai perusahaan dan CR dapat digunakan sebagai variabel penguat karena mempunyai pengaruh yang signifikan.

Michell Suharli & Mega Oktorina (2005)

Memprediksi Tingkat Pengembalian Investasi pada Equity Securities melalui Rasio Profitabilitas, Likuiditas, dan Hutang pada Perusahaan Publik di Jakarta.

DPR, ROI, CR, DER.

ROI, CR berpengaruh terhadap DPR, sedangkan DER berpengaruh terhadap DPR tetapi pengaruh tidak searah.

Hermi (2004) Hubungan Laba Bersih dan Arus kas Operasi Terhadap Dividen Kas pada Perusahaan Perdagangan Besar Barang Produksi di Bursa Efek Jakarta Periode 1999-2004.

Laba Bersih, Arus Kas Operasi dan Dividen Tunai.

Terdapat pengaruh signifikan laba bersih dan arus kas opersi terhadap dividen tunai, tetapi arus kas operasi lebih berpengaruh signifikan terhadap dividen kas.

Michell Suharli & Sofyan S. Harahap (2004).

Studi Empiris Terhadap Faktor Penentu Kebijakan Dividen.

Cash, Leverage, Sales, Stock, Share, Family, DPR.

Cash dan Total Asset berpengaruh signifikan tetapi 5 variabel lainnya tidak berpengaruh signifikan.

Page 50: 16. Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik

Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009

63

Michell Suharli (2007) meneliti pengaruh profitability dan investment

opportunity set terhadap kebijakan dividen tunai dengan likuiditas sebagai

variabel penguat. Hasil penelitiannya adalah ROI berpengaruh positif terhadap

kebijakan deviden tunai.

Michell Suherli dan Megawati Oktorina (2005) juga melakukan penelitian

dengan judul ”Memprediksi Tingkat Pengembalian Investasi Pada Equity

Securities melalui Rasio Profitabilitas, Likuiditas, dan Hutang Pada Perusahaan

Publik di Jakarta”. Variabel independen yang digunakan adalah ROI, current

ratio, debt to equity ratio. Variabel dependennya adalah dividend payout ratio.

Hasil penelitiannya adalah tingkat pengembalian investasi berupa dividend dapat

dipreiksi melalui rasio profitabilitas, likuiditas, dan leverage (hutang).

Pradhono dan Yulius meneliti pengaruh economic value added, residual

income, earnings, dan arus kas operasi terhadap return yang diterima oleh

pemegang saham pada 34 perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek

Jakarta periode 2000-2002. Hasil penelitian menyatakan bahwa arus kas dari

aktivitas operasi mempunyai pengaruh positif dan paling signifikan terhadap

return yang diterima pemegang saham.

Hermi meneliti hubungan laba bersih dan arus kas operasi terhadap deviden

kas pada perusahaan perdagangan besar barang produksi di bursa efek Jakarta

periode 1999-2002. Hasil penelitian ialah bahwa terdapat hubungan yang

signifikan antara laba bersih dan arus kas operasi dengan deviden kas.

Page 51: 16. Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik

Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009

64

Michell Suherli dan Sofyan S. Harahap juga melakukan penelitian mengenai

faktor-faktor penentu kebijakan jumlah dividen. Variabel bebas dalam penelitian

ini adalah cash, total assets, leverage, sales, stock, share, family. Variabel terikat

dalam penelitian ini adalah DPR (dividend payout ratio). Mereka menemukan

bahwa cash dan total asset berpengaruh signifikan terhadap DPR, sedangkan 5

variabel lainnya tidak signifikan.

Werner R. Murhadi juga melakukan penelitian mengenai kebijakan dividen

dan dampaknya terhadap harga saham. Dia menemukan bahwa aliran kas bebas

tidak berpengaruh terhadap penentuan kebijakan dividen. Variabel endogen

dalam penelitian ini adalah harga saham dan dividen. Sedangkan variabel

eksogen terdiri dari set kesempatan investasi, aliran kas bebas, tahapan daur

hidup, kepemilikan institusional, dan regulasi. Variabel kontrol yang

dipergunakan dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan untuk mengontrol

kebijakan deviden, dan utang untuk mengontrol harga saham.

H. Kerangka Konseptual

Berdasarkan latar belakang dan tujuan penelitian yang telah dikemukakan di

atas, hubungan antara laba bersih dan arus kas opersai terhadap dividend payout

ratio dapat digambarkan dalam kerangka sebagai berikut:

Page 52: 16. Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik

Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009

65

Gambar 2.1: Kerangka Konseptual.

Besar kecilnya dividen yang dibagikan perusahaan tergantung dari

kebijakan dividen yang ditempuh oleh perusahaan. Kebijakan dividen ini

tercermin dalam dividend payout ratio. Dalam menentukan dividend payout ratio

yang akan diberikan kepada pemegang saham tentunya perusahaan akan

memperhatikan laba bersih yang diperoleh perusahaan karena dividen yang

dibagikan kepada pemegang saham merupakan bagian dari laba. Jika suatu

perusahaan bisa memperoleh laba yang semakin besar, maka secara teoritis

perusahaan akan mampu menetapkan dividend payout ratio yang makin besar.

Sebaliknya, semakin kecil laba yang diperoleh perusahaan maka akan semakin

kecil pula DPR yang akan ditetapkan manajemen untuk dibagikan kepada para

pemegang saham. Studi klasik yang dilakukan Lintner (1956) dalam Werner

(2008) memperoleh hasil earning merupakan faktor penentu utama dalam

kebijakan dividen. Oleh karena itu laba bersih berpengaruh positif terhadap

kebijakan dividend (dividend payout ratio).

Laba perusahaan biasanya dianggap sebagai determinan utama dari dividen,

tetapi dalam kenyataannya dividen lebih bergantung pada arus kas yang

Laba Bersih (X1)

Kebijakan Dividen (Dividend Payout

ratio=Y)

Arus kas Operasi (X2)

Page 53: 16. Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik

Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009

66

mencerminkan kemampuan perusahaan untuk membayar dividen, dibanding pada

laba, yang sangat dipengaruhi oleh praktek akuntansi serta hal-hal lain yang tidak

mencerminkan kemampuan untuk membayar dividen (Eugene dan Joel, 2001:85).

Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi perusahaan merupakan

indikator yang menentukan apakah kegiatan operasi perusahaan dapat

menghasilkan arus kas yang cukup untuk membayar dividen yang telah ditetapkan

dalam kebijakan dividen. Semakin besar arus kas operasi perusahaan maka

semakin besar DPR yang ditetapkan karena perusahaan memiliki kas untuk

membayar dividen dan semakin kecil arus kas yang dihasilkan perusahaan dari

aktivitas operasinya maka akan semakin kecil DPR yang ditetapkan manajemen

karena kurangnya kemampuan perusahaan untuk menyediakan uang kas untuk

membayar dividen. Arus kas operasi berpengaruh positif terhadap kebijakan

dividen (dividend payout ratio).

I. Hipotesis Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual diatas, maka

hipotesis penelitian ini adalah laba bersih dan arus kas operasi berpengaruh

terhadap dividend payout ratio baik secara simultan maupun secara parsial.

Page 54: 16. Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik

Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009

67

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh laba bersih dan arus kas

operasi terhadap kebijakan dividen perusahaan industri manufaktur dengan

rancangan penelitian yang dilhat dari aspek metode pengumpulan data, aspek

kemampuan memanipulasi variabel, dan aspek tujuan penelitian (Sugihen,

2003:130).

1. Dilihat dari aspek metode pengumpulan datanya, rancangan penelitian ini adalah penelitian pengamatan (observasional), sebab sifat data berupa bahan yang hanya dapat diobservasi da tanpa berusaha mendapatkan tanggapan dari

Page 55: 16. Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik

Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009

68

pihak lain, sebab data penelitian ini berisi peristiwa yang sudah terjadi pada waktu yang lalu,

2. Dilihat dari aspek kemampuan memanipulasi variabel, rancangan penelitian ini adalah penelitian ex post facto, sebab data penelitian berasal dari perusahaan industri manufaktur apa adanyatanpa manipulasi,

3. Dilihat dari aspek tujuan penelitian, rancangan penelitian ini adalah studi kausal, sebab tujuan penelitian berusaha menjelaskan hubungan sebab akibat dalam bentuk pengaruh antara variabel melalui pengujian hipotesis. Kaidah utama hubungan kausal adalah hubungan sebab-akibat, yaitu: A menghasilkan B, atau A menyebabkan B. Proses kejadiannya, A terjadi sebelum B terjadi (time sequence), atau A terjadi kemudian selang waktu tertentu B kemudian terjadi (lack period).

B. Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek/subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian di tarik kesimpulannya (Sugiyono, 2006:55). Masalah

dalam regresi berganda cross-sectional diatasi dengan membatasi populasi

penelitian pada industri tertentu. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh

perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek Indonesia yang berjumlah 151

perusahaan. Dalam hal ini peneliti memilih perusahaan publik yang bergerak

diindustri manufaktur dengan pertimbangan banyaknya sampel yang dapat

diperoleh dan keandalan arus kas yang disajikan. Industri lain, misalnya

perbankan, mempunyai ketidakpastian kas yang lebih tinggi daripada industri

manufaktur karena dalam industri ini kas merupakan produk suatu entitas.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono,2006:55). Sampel yang digunakan dengan

menggunakan metode purposive sampling, dengan kriteria sebagai berikut:

Page 56: 16. Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik

Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009

69

1. perusahaan manufaktur tersebut sudah terdaftar di BEJ sebelum 1 Januari

2005,

2. perusahaan manufaktur tersebut tidak keluar (delisting) dari BEJ selama

periode penelitian (2005– 2007),

3. perusahaan manufaktur tersebut telah membayar deviden pada tahun 2005-

2007,

4. perusahaan manufaktur tersebut tersebut mempunyai laba bersih pada tahun

2005-2007.

Berdasarkan kriteria tersebut, diperoleh banyaknya sampel yaitu 31

perusahaan yang diperlihatkan dalam tabel berikut ini.

TABEL 3.1 DAFTAR SAMPEL

No. Nama Perusahaan Singkatan Tanggal

berdiri Tanggal Listing

1. PT AKR Corporindo Tbk AKRA 07 Mei 1977 03 Okt 1994 2. PT Alumindo Light Metal

Industry Tbk ALMI 26 Jun 1978 02 Jan 1997

3. PT Astra Graphia Tbk ASGR 31 Okt 1975 15 Nov 1989 4. PT Astra Internasional Tbk ASII 20 Feb 1957 04 Apr 1990 5. PT Astra Otoparts Tbk AUTO 20 Sept 1991 15 Jun 1998 6. PT Citra Tubindo Tbk CTBN 23 Agt 1983 28 Nov 1989 7. PT Colorpark Indonesia Tbk CLPI 15 Sept 1998 30 Nov 2001 8. PT Fast Food Indonesia Tbk FAST 19 Jun 1978 11 Mei 1993 9. PT Gudang Garam Tbk GGRM 30 Jun 1971 27 Agt 1990

10. PT Hexindo Adiperkasa Tbk HEXA 28 Nov 1988

13 Feb 1995

11. PT Indo Kordsa Tbk BRAM 08 Jul 1981 05 Sep 1990 12. PT Indocement Tunggal

Perkasa Tbk INTP 16 Jan 1985 05 Des 1989

13. PT Lautan Luas Tbk LTLS 13 Jul 1951 21 Jul 1997 14. PT Lionmesh Prima Tbk LMSH 14 Des

1982 04 jun 1990

15. PT Lion Metal Works Tbk LION 16 Agt 20 Agt 1993

Page 57: 16. Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik

Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009

70

1972 16. PT Mayora Indah Tbk MYOR 17 Feb

1977 04 Jul 1990

17. PT MERCK Tbk MERK 14 Okt 1970

23 Jul 1981

18. PT Metrodata Tbk MTDL 17 Feb 1983

09 Apr 1990

19. PT Multi Bintang Indonesia Tbk

MLBI 03 Jun 1929

15 Des 1981

20. PT Multistrada Arah Sarana Tbk

MASA 20 Jun 1988

09 Jun 2004

21. PT Selamat Sempurna Tbk SMSM 19 Jan 1976

09 Sep 1996

22. PT Semen Gresik Tbk SMGR 25 Mar 1953 08 Jul 1991 23. PT Sepatu Bata Tbk BATA 15 Okt

1931 24 mar 1982

24. PT Sumi Indo Kabel Tbk IKBI 23 Jul 1981 21 Jan 1991 25. PT Supreme cable

Manufacturing & Commerce Tbk

SCCO 09 Nov 1970

20 Jun 1982

26. PT Tempo Scan Pacifik Tbk TSPC 20 Mei 1970

17 Jun 1994

27. PT Trias Sentosa Tbk TRST 23 Nov 1979

02 Jul 1990

28. PT Tunas Baru Lampung Tbk

TBLA 22 Des 1973

15 Feb 2000

29. PT Tunas Ridean Tbk TURI 24 Jul 1980 16 Mei 1995 30. PT Unilever Tbk UNVR 05 Des 1933 11 Jan 1982 31. PT United Tractors Tbk UNTR 11 Jan 1901 19 Sep 1989

C. Jenis Data

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan data kuantitatif, yaitu data yang

diukur dalam suatu skala numerik (Mudrajat Kuncoro, 2003:124) dan merupakan

data sekunder, yaitu data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung dari

objek penelitian (Syamsul Hadi, 2006:41).

Data sekunder tersebut diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory

2008, website Bursa Efek Indonesia. Data yang digunakan berupa:

Page 58: 16. Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik

Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009

71

1. informasi mengenai laba bersih perusahaan,

2. informasi mengenai arus kas dari aktivitas operasi,

3. informasi mengenai dividend payout ratio.

Data yang diperoleh adalah kombinasi antara data time series dan data cross-

section. Data time-series adalah data yang secara kronologis disusun menurut

waktu pada suatu variabel tertentu dan data cross-section yaitu data yang

dikumpulkan pada suatu titik tertentu (Mudrajat Kuncoro, 2003:125) yang disebut

dengan pooling data atau combined model.

D. Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan adalah data eksternal. Data eksternal adalah data yang

dicari secara manual dengan cara mendapatkannya dari luar perusahaan. Pada

penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan dua tahap, tahap pertama

dilakukan melalui studi pustaka, yakni jurnal akuntansi dan buku-buku yang

berkaitan dengan masalah yang diteliti.

Pada tahap kedua, pengumpulan data sekunder yang diperoleh dari media

internet dengan mendownload melaui situs www.bei.co.id untuk memperoleh data

mengenai laporan keuangan yang telah dipublikasikan.

E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Definisi operasional memberikan pengertian terhadap konstruk atau

memberikan variabel dengan menspesifikasikan kegiatan atau tindakan yang

Page 59: 16. Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik

Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009

72

diperlukan peneliti untuk mengukur. Dilihat dari sudut pandang hubungannya

variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel independen dan

variabel dependen.

1. Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi

sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono, 2006:3).

Dalam penelitian variabel independen terdiri dari:

a. laba bersih dihitung dari kelebihan pendapatan atas beban termasuk gains dan

losses. Laba bersih diukur dengan satuan Rupiah per lembar saham,

b. arus kas operasi adalah selisih bersih antara penerimaan dan pengeluaran kas

dan setara kas yang berasal dari aktivitas operasi selama 1 tahun buku,

sebagaimana tercantum dalam laporan arus kas (Pradhono, 2004). Arus kas

operasi diukur dengan satuan Rupiah per lembar saham.

2. Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat

adanya variabel bebas (Sugiyono, 2006:3). Variabel dependen yang

digunakan dalam penelitian ini adalah dividend payout ratio. Dividend payout

ratio merupakan proporsi laba yang dibayarkan kepada pemegang saham

dalam bentuk tunai selama tahun tertentu. Dividend payout ratio (DPR)

adalah persentase yang dibagi dari earning after tax. DPR dapat dirumuskan

sebagai berikut (Warsono, 2003:275):

Semua variabel dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala rasio.

Pengukuran dua variabel bebas (arus kas operasi dan laba bersih) dalam satuan

Page 60: 16. Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik

Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009

73

Rupiah per lembar saham, dimaksudkan agar memenuhi kesetaraan pengukuran

dengan variabel terikat devidend Payout Ratio.

F. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis statistik dengan

menggunakan software SPSS 15. Sebelum data dianalisis, maka untuk keperluan

analisis data tersebut terlebuh dahulu dilakukan uji asumsi klasik.

1. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik yang dilakukan adalah uji normalitas data, uji

multikolinearitas, uji heterokedasitas dan uji autokorelasi.

a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Kalau nilai

residual tidak mengikuti distribusi normal, uji statistik menjadi tidak valid untuk

jumlah sampel kecil (Ghozali, 2005:110). Untuk mendeteksinya yaitu dengan

melihat grafik histogram yang membandingkan data observasi dengan distribusi

normal.

Menurut Ghozali (2005:110), ”cara untuk mendeteksi apakah residual

berdistribusi normal atau tidak ada dua, yaitu analisis grafik dan analisis statistik.

Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu

diagonal dan grafik dengan melihat histogram dari residualnya”. Dasar

pengambilan keputusannya adalah:

Page 61: 16. Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik

Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009

74

1) jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal

atau grafik histogramnya menunjukkan pola berdistribusi normal, maka model

regresi memenuhi asumsi normalitas,

2) jika data menyebar jauh dari diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal

atau grafik histogram tidak menunjukkan data berdistribusi normal, maka

model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

”Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah

uji statistik Kolmogorov-Smirnov (K-S)”, yang dijelaskan oleh Ghozali

(2005:115). Uji K-S dibuat dengan membuat hipotesis:

Ho : Data residual berdistribusi normal

Ha : Data residual tidak berdistribusi normal

Bila signifikansi >0,05 dengan α = 5% berarti distribusi data normal dan Ho

diterima, sebaliknya bila nilai signifikan <0,05 berarti distribusi data tidak normal

dan Ha diterima.

b. Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antara antara variabel independen. Model regresi yang

baik seharusnya tidak ada korelasi antar variabel independen. Ada tidaknya

multikolinearitas dapat dideteksi dengan melihat nilai tolerance dan VIF.

Menurut Ghozali (2005:92), ”nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan

Page 62: 16. Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik

Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009

75

adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF

> 10”.

c. Uji Heterokedasitas

Uji ini memiliki tujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi

ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain.

Menurut Erlina (2007:108) “jika varians dari residual satu pengamatan ke

pengamatan lainnya tetap, maka disebut homokedasitas, jika berbeda disebut

heterokedasitas. Sebaliknya jika varians berbeda, maka disebut heterokedasitas”.

Ada tidaknya heterokedasitas dapat dilakukan dengan melihat grafik Scaterplot

antar nilai prediksi variabel independen dengan nilai residualnya. Dasar analisis

yang dapat digunakan untuk menentukan heterokedasitas, antara lain:

1) jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu

yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka

mengindikasikan telah terjadi heterokedasitas,

2) jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas dan di bawah

angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedasitas atau terjadi

homokedasitas.

d Uji Autokorelasi

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear ada

korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada

periode t-1. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang

tahun yang berkaitan satu dengan yang lainnya. Hal ini sering ditemukan pada

Page 63: 16. Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik

Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009

76

time series. Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah autokorelasi

adalah dengan menggunakan nilai uji Durbin Watson dengan ketentuan dari Prof.

Singgih sebagai berikut:

1) angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif,

2) angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi,

3) angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.

2. Pengujian hipotesis

Penelitian ini dianalisis dengan model regresi berganda untuk melihat

seberapa besar pengaruh laba bersih dan arus kas operasi terhadap dividend

payout ratio dengan model dasar sebagai berikut:

Y = α+β1X1+β2X2 +ε

Keterangan :

Y = Variabel dependen, dalam hal ini dividend payout ratio.

α = Konstanta.

β1,β2 = Koefisien regresi X1,X2,X3.

X1 = Variabel independen pertama yaitu laba bersih.

X2 = Variabel independen kedua yaitu arus kas operasi.

ε = Tingkat kesalahan pengganggu. a. Uji F

Uji F statistik digunakan untuk menguji keberartian pengaruh dari seluruh

variabel bebas secara bersama-sama (serentak) terhadap variabel tidak bebas. Uj

F dimaksudkan untuk melihat kemampuan menyeluruh dari variabel bebas yaitu

Page 64: 16. Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik

Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009

77

laba bersih dan arus kas operasi terhadap kebijakan dividen. Uji ini dilakukan

dengan ketentuan sebagai berikut:

H0 diterima jika Fhitung < Ftabel

Ha diterima jika Fhitung > Ftabel

Pada tingkat kepercayaan 95 %.

Hipotesis Penelitian

Laba bersih dan arus kas operasi berpengaruh secara simultan terhadap dividend

payout ratio.

Hipotesis Statistik

Ho:b1 = 0 (Laba bersih dan arus kas operasi tidak berpengaruh secara simultan

terhadap dividend payout ratio)

Ha: b1 ≠ 0 (Laba bersih dan arus kas operasi berpengaruh secara simultan terhadap

dividend payout ratio)

b. Uji t

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu

variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi

variabel dependen.

Uji ini dilakukan untuk melihat pengaruh laba bersih dan arus kas bersih

secara parsial terhadap dividend payout ratio. Uji ini dilakukan dengna

membandingkan signifikansi t hitung dengan ketentuan sebagai berikut:

H0 diterima jika t hitung < t tabel (α = 5%)

Ha diterima jika t hitung > t tabel (α = 5%)

Page 65: 16. Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik

Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009

78

Hipotesis Penelitian

Laba bersih dan arus kas operasi berpengaruh terhadap dividend payout ratio

secara parsial.

Hipotesis Statistik

Ho: b2 = 0 (laba bersih dan arus kas operasi tidak berpengaruh terhadap dividend

payout ratio secara parsial)

Ha: b2 ≠ 0 (laba bersih dan arus kas operasi tidak berpengaruh terhadap dividend

payout ratio secara parsial.

G. Jadwal Penelitian Penelitian ini direncanakan dilaksanakan dari bulan September 2008 sampai

dengan bulan April 2009. Jadwal penelitian yang direncanakan adalah sebagai

berikut :

Page 66: 16. Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik

Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009

79

Tabel 3.2 Jadwal Penelitian

Tahap Penelitian

September Oktober November-Desember

Januari-Februari

Maret-April

Pengajuan Judul

Penyelesaian Laporan

Pengumpulan Data

Bimbingan Proposal

Seminar Proposal

Penulisan Laporan

Penyelesaian Laporan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Page 67: 16. Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik

Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009

80

A. Data Penelitian Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi berganda. Analisis data

dimulai dengan mengolah data dengan menggunakan Microsoft excel, selanjutnya

dilakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian menggunakan regresi berganda.

Pengujian asumsi klasik dan regresi berganda digunakan dengan menggunakan

software SPSS versi 15. Prosedur dimulai dengan memasukkan variabel-variabel

penelitian ke program SPSS tersebut dan menghasilkan output-output sesuai

metode analisis data yang telah ditentukan. Berdasarkan kriteria yang telah

ditetapkan, didapat 31 perusahaan yang memenuhi kriteria dan di jadikan sampel

dalam penelitian ini dan diamati selama periode 2005-2007.

Tabel 4.1 Sampel Penelitian

No Nama Perusahaan Singkatan Tanggal Berdiri

Tanggal Listing

1. PT AKR Corporindo Tbk AKRA 07 Mei 1977 03 Okt 1994 2. PT Alumindo Light Metal

Industry Tbk ALMI 26 Jun 1978 02 Jan 1997

3. PT Astra Graphia Tbk ASGR 31 Okt 1975 15 Nov 1989 4. PT Astra Internasional Tbk ASII 20 Feb 1957 04 Apr 1990 5. PT Astra Otoparts Tbk AUTO 20 Sept 1991 15 Jun 1998 6. PT Citra Tubindo Tbk CTBN 23 Agt 1983 28 Nov 1989 7. PT Colorpark Indonesia Tbk CLPI 15 Sept 1998 30 Nov 2001 8. PT Fast Food Indonesia Tbk FAST 19 Jun 1978 11 Mei 1993 9. PT Gudang Garam Tbk GGRM 30 Jun 1971 27 Agt 1990

10. PT Hexindo Adiperkasa Tbk HEXA 28 Nov 1988 13 Feb 1995 11. PT Indo Kordsa Tbk BRAM 08 Jul 1981 05 Sep 1990 12. PT Indocement Tunggal

Perkasa Tbk INTP 16 Jan 1985 05 Des 1989

13. PT Lautan Luas Tbk LTLS 13 Jul 1951 21 Jul 1997 14. PT Lionmesh Prima Tbk LMSH 14 Des 1982 04 jun 1990 15. PT Lion Metal Works Tbk LION 16 Agt 1972 20 Agt 1993 16. PT Mayora Indah Tbk MYOR 17 Feb 1977 04 Jul 1990

Page 68: 16. Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik

Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009

81

17. PT MERCK Tbk MERK 14 Okt 1970 23 Jul 1981 18. PT Metrodata Tbk MTDL 17 Feb 1983 09 Apr 1990 19. PT Multi Bintang Indonesia

Tbk MLBI 03 Jun

1929 15 Des 1981

20. PT Multistrada Arah Sarana Tbk

MASA 20 Jun 1988 09 Jun 2004

21. PT Selamat Sempurna Tbk SMSM 19 Jan 1976 09 Sep 1996 22. PT Semen Gresik Tbk SMGR 25 Mar 1953 08 Jul 1991 23. PT Sepatu Bata Tbk BATA 15 Okt 1931 24 mar 1982 24. PT Sumi Indo Kabel Tbk IKBI 23 Jul 1981 21 Jan 1991 25. PT Supreme cable

Manufacturing & Commerce Tbk

SCCO 09 Nov 1970 20 Jun 1982

26. PT Tempo Scan Pacifik Tbk TSPC 20 Mei 1970 17 Jun 1994 27. PT Trias Sentosa Tbk TRST 23 Nov 1979 02 Jul 1990 28. PT Tunas Baru Lampung Tbk TBLA 22 Des 1973 15 Feb 2000 29. PT Tunas Ridean Tbk TURI 24 Jul 1980 16 Mei 1995 30. PT Unilever Tbk UNVR 05 Des 1933 11 Jan 1982 31. PT United Tractors Tbk UNTR 11 Jan 1901 19 Sep 1989 Sumber: Penulis, 2009.

B. Analisis Hasil Penelitian

1. Analisis Statistik Deskriptif

Informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini merupakan data sekunder

yang diperoleh dari www.bei.co.id dan Indonesian Capital Market Directory

berupa data keuangan sampel perusahaan manufaktur dari tahun 2005 sampai

tahun 2007 yang dijabarkan dalam bentuk statistik.

Variabel dari penelitian ini terdiri dari laba bersih dan arus kas operasi sebagai

variabel bebas (independent variable) dan dividend payout ratio sebagai variabel

terikat (dependent variable). Statistik deskriptif dari variabel tersebut dari sampel

perusahaan manufaktur selama periode 2005 sampai dengan tahun 2007 disajikan

dalam tabel 4.2 berikut.

Page 69: 16. Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik

Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009

82

Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Variabel-Variabel Selama Tahun 2005 sampai Tahun

2007

Descriptive Statistics

93 1.96 63.21 17.1698 14.2010480 2.42 148.63 23.5496 22.9403793 .77 16.49 5.6969 2.3115880

SQRT_EPSSQRT_OCFSQRT_DPRValid N (listwise)

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Sumber: Data yang diolah penulis, 2009. Tabel diatas menunjukkan bahwa semua variabel memiliki nilai minimun

positif. Untuk nilai maksimum, semua variabel juga memiliki nilai yang positif.

Akan tetapi hal ini tidak menunjukkan bahwa laba bersih dan arus kas operasi

selalu positif karena nilai diatas merupakan hasil pengolahan data yang telah

ditransformasikan dengan menggunakan SQRT dimana data yang bernilai negatif

secara otomatis akan dihapuskan.

Berikut ini perincian data deskriptif yang telah dioleh:

a. Variabel SQRT_laba bersih memiliki nilai minimum 1,96 dan maksimum

63,21 dengan rata-rata SQRT laba bersih per lembar saham sebesar

17,1698 dengan jumlah sampel sebanyak 93 perusahaan.

b. Variabel SORT_arus kas operasi memiliki nilai minimum 2,42 dan nilai

maksimum 148,63 dengan rata-rata SQRT arus kas operasi per lembar

saham sebesar 23,5496 dengan jumlah sampel sebanyak 81 perusahaan.

c. Variabel SQRT_DPR memiliki nilai minimum 0,77 dan nilai maksimum

16,49 dengan rata-rata SQRT_DPR sebesar 5,6969 dengan jumlah sampel

93 perusahaan.

Page 70: 16. Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik

Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009

83

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Pengujian normalitas data dalam penelitian ini mengunakan uji statistik non

parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan membuat hipotesis:

H0 : Data residual berdistribusi normal

H1 : Data residual tidak berdistribusi normal

Apabila nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima,

sedangkan jika nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka H0 ditolak.

Tabel 4.3 Uji Normalitas Sebelum Data Ditransformasi

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

93.0000000

29.54141664.184.184

-.0921.774

.004

NMeanStd. Deviation

Normal Parametersa,b

AbsolutePositiveNegative

Most ExtremeDifferences

Kolmogorov-Smirnov ZAsymp. Sig. (2-tailed)

Unstandardized Res idual

Test distribution is Normal.a.

Calculated from data.b.

Sumber: Data yang diolah penulis, 2009.

Dari hasil pengolahan data tersebut, diperoleh bahwa data dalam penelitian ini

tidak terdistribusi secara normal, dimana ada variabel memiliki nilai signifikansi

lebih kecil dari 0,05.

Page 71: 16. Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik

Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009

84

Setelah melihat tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa perhitungan

Kolmogorov-Smirnov (K-S) menunjukkan data tidak terdistribusi secara normal.

Ada beberapa cara mengubah model regresi menjadi normal menurut Erlina

(2007:106) yaitu:

a. lakukan transformasi data ke bentuk lainnya,

b. lakukan trimming, yaitu membuang data outlier,

c. lakukan winsorizing, yaitu mengubah nilai data yang outlier ke suatu nilai

tertentu.

Untuk mengubah nilai residual agar berdistribusi normal, penulis melakukan

transformasi data ke model SQRT dari persamaan DPR = f(EPS, OCF), menjadi

DPR = f( SQRT_EPS, SQRT_OCF). Kemudian, data diuji ulang berdasarkan

asumsi normalitas. Berikut ini hasil pengujian Kolmogorov-Smirnov (K-S):

Tabel 4.4

Uji Normalitas Setelah Data Ditransformasi One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

80.0000000

2.18519904.130.130

-.0901.164

.133

NMeanStd. Deviation

Normal Parametersa,b

AbsolutePositiveNegative

Most ExtremeDifferences

Kolmogorov-Smirnov ZAsymp. Sig. (2-tailed)

Unstandardized Res idual

Test distribution is Normal.a.

Calculated from data.b.

Sumber: Data yang diolah penulis, 2009. Dari tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa data dalam model regresi telah

terdistribusi secara normal, dimana nilai signifikansinya lebih dari 0,05. Dengan

Page 72: 16. Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik

Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009

85

demikian, secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai observasi data

telah terdistribusi secara normal dan dapat dilanjutkan dengan uji asumsi klasik

lainnya. Untuk lebih jelas, berikut ini turut dilampirkan grafik histogram dan plot

data yang terdistribusi normal.

Regression Standardized Residual420-2

Fre

qu

en

cy

25

20

15

10

5

0

Histogram

Dependent Variable: SQRT_DPR

Mean =7.08E-16Std. Dev. =0.987

N =80

Gambar 4.1. Histogram-Dependent Variable: SQRT_DPR Sumber: Data yang diolah penulis, 2009.

Page 73: 16. Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik

Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009

86

Observed Cum Prob1.00.80.60.40.20.0

Expe

cted

Cum

Pro

b1.0

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable: SQRT_DPR

Gambar 4.2. Normal P-P Plot of Regression Standarized Residual-Depndent Variable: SQRT_DPR Sumber: Data yang diolah penulis, 2009.

Dengan cara membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang

mendekati distribusi normal, dari grafik di atas dapat disimpulkan bahwa

distribusi data normal karena grafik histogram menunjukkan distribusi data

mengikuti garis diagonal yang tidak menceng (skewness) ke kiri maupun ke kanan

atau normal.

Demikian pula dengan hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik plot.

Pada grafik normal plot, terlihat titik-titi menyebar disekitar garis diagonal serta

penyebarannya agak mendekati dengan garis diagonal sehingga dapat disimpulkan

bahwa data dalam model regresi terdistribusi secara normal.

Page 74: 16. Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik

Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009

87

b. Uji Multikolinearitas Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi ada tidaknya gejala multikolinearitas

adalah dengan melihat besaran korelasi antar variabel independen dan besarnya

tingkat kolinearitas yang masih dapat ditolerir, yaitu: Tolerance > 0.10 dan

Variance Inflation Factor (VIF) < 10. Berikut disajikan tabel hasil pengujian:

Tabel 4.5 Coefficients untuk DPR = f(SQRT_EPS, SQRT_OCF)

Coefficients a

.685 1.459

.685 1.459SQRT_EPSSQRT_OCF

Model1

Tolerance VIFCollinearity Statistics

Dependent Variable: SQRT_DPRa.

Sumber: Data yang diolah penulis, 2009.

Tabel 4.6 Cofficients Correlations untuk DPR = f(SQREPS, SQROCF)

Coefficient Correlations a

1.000 -.561-.561 1.000.000 .000.000 .000

SQRT_OCFSQRT_EPSSQRT_OCFSQRT_EPS

Correlations

Covariances

Model1

SQRT_OCF SQRT_EPS

Dependent Variable: SQRT_DPRa.

Sumber: Data yang diolah penulis, 2009. Melihat hasil besaran korelasi antar variabel independen tampak bahwa

variabel laba bersih mempunyai korelasi sebesar -0.561 atau sekitar 56,1%. Hal

ini menunjukkan tidak adanya korelasi yang tinggi (0,90) diantara variabel

independen. Hasil dari coefficient correlations tersebut menunjukkan tidak ada

korelasi yang tinggi (umumnya diatas 0,90), maka hal ini merupakan indikasi

Page 75: 16. Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik

Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009

88

tidak adanya multikolinearitas. Hasil perhitungan nilai tolerance menunjukkan

variabel independen memiliki nilai tolerance lebih dari 0.10 yaitu 0.585 yang

berarti tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Hasil perhitungan VIF

juga menunjukkan hal yang sama dimana variabel independen memiliki nilai VIF

kurang dari 10 yaitu 1,459. Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa

tidak ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model ini.

c. Uji Heteroskedastisitas

Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi ada tidaknya gejala heteroskedastisitas

adalah dengan melihat plot grafik yang dihasilkan dari pengolahan data dengan

menggunakan program SPSS. Dasar pengambilan keputusannya adalah:

1) jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu

yang terartur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka

mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas,

2) jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas dan di bawah

angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas atau terjadi

homoskedastisitas.

Berikut ini dilampirkan grafik scatterplot untuk menganalisis apakah terjadi

heteroskedastisitas atau terjadi homoskedastisitas dengan mengamati penyebaran

titik-titik pada gambar.

Page 76: 16. Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik

Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009

89

Regression Standardized Predicted Value420-2

Regr

essio

n St

uden

tized

Res

idua

l

4

2

0

-2

Scatterplot

Dependent Variable: SQRT_DPR

Gambar 4.3. Scatterplot-Dependent variable:SQRDPR Sumber: Data yang diolah penulis, 2009.

Dari grafik scatterplot terlihat bahwa ttik-titik menyebar secara acak serta

tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y, sehingga dapat

disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.

d. Uji Autokorelasi

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear ada

korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada

periode t-1. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang

tahun yang berkaitan satu dengan yang lainnya. Hal ini sering ditemukan pada

time series. Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah autokorelasi

Page 77: 16. Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik

Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009

90

adalah dengan menggunakan nilai uji Durbin Watson dengan ketentuan sebagai

berikut:

1) angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif,

2) angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi,

3) angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.

Tabel 4.7 Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

.427a .182 .161 2.21340 1.853Model1

R R SquareAdjustedR Square

Std. Error ofthe Estimate

Durbin-Watson

Predictors: (Constant), SQRT_OCF, SQRT_EPSa.

Dependent Variable: SQRT_DPRb.

Sumber: Data yang diolah penuis, 2009.

Tabel 4.7 memperlihatkan nilai statistik DW sebesar 1,853. Angka ini terletak

diantara -2 dan +2, dari pengamatan ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi

autokorelasi positif maupun autokorelasi negatif.

3. Analisis Regresi

Dari hasil pengujian asumsi klasik disimpulkan bahwa bahwa model

regresi yang dipakai dalam penelitian ini telah memenuhi model estimasi yang

Best Linear Unbiased Estimator (BLUE) dan layak dilakukan analisis regresi.

Untuk menguji hipotesis, peneliti menggunakan analisis regresi berganda.

Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program SPSS 15, maka diperoleh

hasil sebagai berikut:

a. Persamaan Regresi

Page 78: 16. Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik

Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009

91

Dalam pengolahan data dengan menggunakan regresi linear, dilakukan

beberapa tahapan untuk mencari hubungan antara variabel independen dan

variabel dependen, melalui pengaruh SQRT_Laba Bersih (X1) dan SQRT_Arus

Kas Operasi terhadap SQRT_DPR (Y). Hasil regresi dapat dilihat pada tabel 4.9

berikut ini:

Tabel 4.8 Analisis Regresi

Coefficientsa

4.601 .410 11.223 .000.015 .020 .088 .710 .480.039 .013 .371 2.976 .004

(Constant)SQRT_EPSSQRT_OCF

Model1

B Std. Error

UnstandardizedCoeffic ients

Beta

StandardizedCoeffic ients

t Sig.

Dependent Variable: SQRT_DPRa.

Sumber: Data yang diolah penulis, 2009. Berdasarkan tabel di atas, didapatlah persamaan regresi sebagai beikut:

Y = 4,601 + 0,015X1 + 0,039X2 + e

Keterangan :

1) Konstanta sebesar 4,601 menunjukkan bahwa apabila tidak ada variabel

independen (X1 = 0 dan X2 = 0) maka dividend payout ratio sebesar 4,601.

2) β1 sebesar 0,015 menunjukkan bahwa setiap kenaikan laba bersih sebesar 1%

akan diikuti oleh kenaikan dividend payout ratio sebesar 0,015 dengan asumsi

variabel lain tetap.

3) β2 sebesar 0,039 menunjukkan bahwa setiap kenaikan 1% pada arus kas

operasi akan diikuti oleh kenaikan dividend payout ratio sebesar 0,039 dengan

asumsi variabel lain tetap.

Page 79: 16. Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik

Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009

92

b. Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi

Nilai koefisien korelasi (R) menunjukkan seberapa besar korelasi atau

hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel dependen.

Koefisien korelasi dikatakan kuat apabila nilai R berada di atas 0.5 dan

mendekati 1.

Koefisien determinasi (R square) menunjukkan seberapa besar variabel

independen menjelaskan variabel dependennya. Nilai R square adalah nol sampai

dengan satu. Apabila nilai R square semakin mendekati satu, maka variabel-

variabel independen memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk

memprediksi variasi variabel dependen. Sebaliknya, semakin kecil nilai R square,

maka kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi

variabel dependen semakin terbatas. Nilai R square memiliki kelemahan yaitu

nilai R square akan meningkat setiap ada penambahan satu variabel independen

meskipun variabel independen tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap

variabel dependen.

Tabel 4.9 Model Summaryb

.427a .182 .161 2.21340 1.853Model1

R R SquareAdjustedR Square

Std. Error ofthe Estimate

Durbin-Watson

Predictors: (Constant), SQRT_OCF, SQRT_EPSa.

Dependent Variable: SQRT_DPRb.

Sumber: Data yang diolah penulis, 2009. Pada model summary, nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,427 yang berarti

bahwa korelasi atau hubungan antara dividend payout ratio (SQRT_DPR) dengan

Page 80: 16. Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik

Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009

93

variabel independennya (SQRT_Laba Bersih dan SQRT_Arus Kas Operasi) tidak

begitu kuat karena berada dibawah 0,5. Angka adjusted R square atau koefisien

determinasi adalah 0,161. Hal ini berarti 16,1% variasi atau perubahan dalam

dividend payout ratio dapat dijelaskan oleh variasi dari laba bersih dan arus kas

operasi, sedangkan sisanya (83,9%) dijelaskan oleh sebab-sebab lain. Standar

Error of Estimate (SEE) adalah 2,21340, yang mana semakin besar SEE akan

membuat model regresi kurang tepat dalam memprediksi variabel dependen.

c. Pengujian Hipotesis

Untuk mengetahui apakah variabel independen dalam model regresi berpengaruh

terhadap variabel dependen, maka dilakukan pengujian dengan menggunakan uji t

(t test) dan uji F (F test).

1). Uji t

Uji t digunakan untuk menguji signifikansi konstanta dan setiap variabel

independennya. Berdasarkan hasil pengolahan SPSS versi 15, diperoleh hasil

sebagai berikut.

Tabel 4.10 Coefficientsa

4.601 .410 11.223 .000.015 .020 .088 .710 .480.039 .013 .371 2.976 .004

(Constant)SQRT_EPSSQRT_OCF

Model1

B Std. Error

UnstandardizedCoeffic ients

Beta

StandardizedCoeffic ients

t Sig.

Dependent Variable: SQRT_DPRa.

Sumber: Data yang diolah penulis, 2009.

Dari tabel regresi dapat dilihat besarnya t hitung untuk variabel laba bersih

sebesar 0,710 dengan nilai signifikan 0,480. Hasil uji statistik tersebut dapat

Page 81: 16. Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik

Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009

94

menyimpulkan t hitung adalah 0,710 sedangkan t tabel adalah 1,9867, sehingga t

tabel > t hitung (1,9867>0,710), maka laba bersih secara individual tidak

mempengaruhi DPR. Signifikansi penelitian >0,05 ((),480 > 0,05), maka Ho

diterima dan Ha ditolak, artinya laba bersih tidak berpengaruh terhadap dividend

payout ratio. Tabel diatas juga menunjukkan besarnya t hitung untuk variabel

arus kas operasi sebesar 2,976 sedangkan t hitung adalah 1,9867, sehingga t

hitung > t tabel (2,976>1,9867), maka arus kas operasi berpengaruh positif

terhadap dividend payout ratio secara individual. Signifikansi 0,004

menyimpulkan bahwa sig penelitian <0,05 (0,004 < 0,05), maka Ho ditolak dan

Ha diterima, artinya arus kas operasi berpengaruh signifikan terhadap dividend

payout ratio.

2). Uji F

Untuk melihat pengaruh laba bersih dan arus kas operasi terhadap dividend

payout ratio secara simultan dapat dihitung dengan menggunakan F test.

Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program SPSS 15, maka diperoleh

hasil sebagai berikut:

Tabel 4.11

ANOVAb

83.888 2 41.944 8.562 .000a

377.232 77 4.899461.121 79

RegressionResidualTotal

Model1

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

Predic tors: (Constant), SQRT_OCF, SQRT_EPSa.

Dependent Variable: SQRT_DPRb.

Sumber: Data yang diolah penulis, 2009.

Page 82: 16. Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik

Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009

95

Dari uji ANOVA atau F test, diperoleh F hitung sebesar 8,562 dengan tingkat

signifikansi 0,000, sedangkan F tabel sebesar 3,0977 dengan signifikansi 0,05.

Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa laba bersih dan arus kas

operasi berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap dividend payout

ratio karena F hitung > F tabel (8,562>3,0977) dan sig penelitian < 0,05 (0,000 <

0,05).

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil pengujian diketahui bahwa arus kas yang berasal dari

aktivitas operasi mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap dividend

payout ratio yang dibagikan oleh perusahaan, sedangkan laba bersih yang

diperoleh perusahaan berpengaruh positif tidak signifikan terhadap dividend

payout ratio perusahaan. Hasil penelitian ini mendukung teori keuangan yang

menyatakan bahwa jumlah dividen yang dibagikan merupakan kelebihan dana

dari aktivitas operasi diatas keperluan investasi untuk menghasilkan laba dimasa

yang akan datang karena hasil penelitian ini menunjukkan bahwa arus kas operasi

berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio. Hasil penelitian ini tidak

mendukung Smoothing theory yang menyatakan bahwa jumlah dividen yang

dibayarkan tergantung kepada keuntungan sekarang karena hasil penelitian

menunjukkan bahwa secara parsial laba bersih tidak berpengaruh terhadap DPR.

Hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh

Sagala (2006) yang menemukan laba bersih berpengaruh lebih signifikan terhadap

Page 83: 16. Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik

Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009

96

dividen tunai dibandingkan dengan arus kas operasi karena hasil penelitian ini

memperlihatkan bahwa arus kas operasi berpengaruh lebih signifikan terhadap

dividend payout ratio dibanding dengan laba bersih. Hal ini mungkin dikarenakan

berbedanya periode yang digunakan dalam penelitian, mungkin juga dikarenakan

laba yang dihasilkan oleh perusahaan adalah rekayasa dari pihak manajemen

(perataan laba) agar para investor tertarik untuk menanamkan investasinya pada

perusahaan mereka sedangkan untuk membagikan dividen diperlukan uang tunai

sehingga arus kas operasi sebagai indikator apakah perusahaan memiliki uang kas

yang cukup untuk membayar dividen lebih berpengaruh terhadap kebijakan

dividen perusahaan. Hasil ini penelitian ini mendukung penelitian terdahulu yang

dilakukan oleh Pradhono dan Yulius (2004) dan Hermi (2004) yang

menyimpulkan bahwa arus kas operasi lebih berpengaruh lebih signifikan

terhadap dividend payout ratio, namun ada sedikit perbedaan karena dalam

penelitian ini laba bersih tidak berpengaruh terhadap dividend payout ratio.

Berdasarkan hasil penelitian ini, arus kas operasi sebagai tolak ukur yang lebih

signifikan daripada laba bersih.

Dari segi teori, hasil penelitian ini mendukung teori keuangan yang

menjelaskan bahwa besarnya dana yang bisa dibagikan sebagai dividen

merupakan kelebihan dana yang diperoleh dari operasi perusahaan (yaitu E +

penyusutan) diatas keperluan investasi untuk menghasilkan laba dimasa yang

akan datang, karena hasil penelitian menunjukkan bahwa arus kas operasi

berpengaruh signifikan terhadap DPR. Penelitian ini tidak mendukung smoothing

Page 84: 16. Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik

Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009

97

theory yang menyatakan bahwa jumlah dividen yang dibagikan tergantung

keuntungan sekarang karena dari hasil penelitian diperoleh laba bersih tidak

berpengaruh secara parsial terhadap DPR.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan

dalam bab empat, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah laba bersih tidak

memiliki pengaruh terhadap dividend payout ratio perusahaan manufaktur go

publik di Bursa Efek Indonesia, sebagaimana ditunjukkan oleh angka

signifikansinya sebesar 0,480 < 0,05 setelah dilakukan uji t. Hasil penelitian

menyimpulkan bahwa informasi laba bersih bukanlah merupakan hal utama yang

perlu diperhatikan dan dijadikan tolok ukur yang lebih baik oleh manajemen

dalam membuat keputusan untuk menentukan besarnya DPR. Hasil penelitian ini

Page 85: 16. Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik

Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009

98

berbeda dengan penelitian terdahulu yaitu sagala (2006) yang menghasilkan

kesimpulan bahwa laba bersih berpengaruh signifikan terhadap dividen tunai.

Arus Kas Operasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap DPR

perusahaan manufaktur go public di Bursa Efek Indonesia, sebagaimana

ditunjukkan oleh angka signifikansinya sebesar 0,004 > 0,05 setelah dilakukan uji

t, sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam menentukan besar DPR perusahaan

maka arus kas operasi dapat dijadikan salah satu tolak ukur bagi manajemen.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yaitu penelitian Pradhono

dan Yulius (2004) dan Hermi (2004) yang menghasilkan kesimpulan bahwa arus

kas operasi berpengaruh signifikan terhadap return yang diterima pemegang

saham. Laba bersih dan arus kas operasi secara simultan (bersama-sama)

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap dividend payout ratio perusahaan

manufaktur go public di Bursa Efek Indonesia.

Dari segi teori, hasil penelitian ini mendukung teori keuangan yang

menjelaskan bahwa besarnya dana yang bisa dibagikan sebagai dividen

merupakan kelebihan dana yang diperoleh dari operasi perusahaan (yaitu E +

penyusutan) diatas keperluan investasi untuk menghasilkan laba dimasa yang

akan datang karena hasil penelitian menunjukkan bahwa arus kas operasi

berpengaruh signifikan terhadap DPR. Penelitian ini tidak mendukung smoothing

theory yang menyatakan bahwa jumlah dividen yang dibagikan tergantung

keuntungan sekarang karena dari hasil penelitian diperoleh laba bersih tidak

berpengaruh secara parsial terhadap DPR.

Page 86: 16. Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik

Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009

99

B. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan. Keterbatasan-keterbatasan

tersebut antara lain:

1. penelitian ini hanya mengambil dua buah variabel yaitu laba bersih dan arus

kas operasi sebagai variabel independen, namun sebenarnya masih banyak

variabel lain yang dapat mempengaruhi dividend payout ratio,

2. periode pengamatan dalam penelitian ini terbatas karena hanya mencakup

tahun 2005-2007,

3. penulis melakukan pengamatan pengaruh laba bersih dan arus kas operasi

terhadap kebijakan dividend dengan mengabaikan faktor-faktor lain yang

dapat mempengaruhi harga saham seperti inflasi, kontrol kepemilikan, ukuran

perusahaan, umur korporasi dan lain-lain.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti mencoba memberikan saran baik bagi

pihak perusahaan, calon investor dan investor serta peneliti selanjutnya.

1. Bagi Perusahaan

Untuk meningkatkan kepercayaan pemegang saham terhadap perusahaan,

maka perusahaan harus mampu menunjukkan kinerja perusahaan yang bagus

dan menyampaikan informasi yang cukup kepada investor mengenai

perkembangan perusahaan. Pengumuman mengenai dividen merupakan

Page 87: 16. Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik

Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009

100

informasi penting yang harus disampaikan oleh perusahaan pada pemegang

saham.

2. Bagi Investor dan Calon Investor

Untuk mengetahui kinerja perusahaan sebelum melakukan investasi sebaiknya

para investor maupun calon investor mencari tahu mengenai profil

perusahaan. Profil perusahaan dapat diperoleh melalui Bursa Efek Indonesia

dan Instansi Pemerintah yaitu Bapepam sebagai pihak yang menentukan

kebijakan di Bursa Efek Indonesia dalam menjamin keakuratan data informasi

keuangan dan memberikan informasi yang berkualitas dengan sarana

teknologi yang canggih sehingga kualitas laporan keuangan perusahaan lebih

akurat dan relevan.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneliti selanjutnya disarankan untuk menggunakan variabel independen

seperti set kesempatan investasi, hutang perusahaan, umur perusahaan, dan

variabel lain yang mempengaruhi dividend payout ratio (DPR).

Page 88: 16. Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik

Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009

101

DAFTAR PUSTAKA Astuti, Dewi, 2002. Manajemen Keuangan Perusahaan, Ghalia Indonesia, Bogor. Brigham, Eugene F., Joel F. Houston, 2001. Fundamentals Of Financial

Management, Eight Edition, Alih Bahasa Herman Wibowo, Manajemen Keuangan, Edisi Kedelapan, Jilid II, Erlangga, Jakarta.

Daniati, Ninna dan Suhairi, 2006. ”Pengaruh Kandungan Informasi Komponen

Laporan Arus Kas, Laba Kotor, dan Size perusahaan Terhadap Expected Return Saham (Survey Pada Perusahaan Industri Textile dan Outomotif yang Terdaftar di BEJ)”, Simposium Nasional Akuntansi 9, Padang.

Dk, Erwan, 1999. Manajemen Keuangan (Managerial Finance), Ak Group

Yogyakarta, Yogyakarta.

Page 89: 16. Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik

Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009

102

Dyckman, R.Thomas, Roland E. Dukes and Charles J. Davis, 2001. Intermediate Accounting, Alih Bahasa Herman Wibowo, Akuntansi Intermediate, Edisi Ketiga, Jilid II, Erlangga, Jakarta.

Erlina dan Sri Mulyani, 2007. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan

Manajemen. USU Press, Medan. Gitosudarmo, Indriyo dan Basri, 2002. Manajemen Keuangan, BPFE-

Yogyakarta, Yogyakarta. Hadi, Syamsull, 2006. Metodologi Penelitian Kuantitatif untuk Akuntansi &

Keuangan, Ekonisia, Jakarta. Hanafi, Mamduh M, 2004. Manajemen Keuangan, BPFE Yogyakarta,

Yogyakarta. Harahap, Sofyan S, 2004. Analisis kritis atas Laporan Keuangan, PT Raja

Grafindo Persada, Jakarta. Horngern, Harrison, Robinson, dan Secokusumo, 1998. Akuntansi di Indonesia,

Edisi Ketiga, Buku II, PT Salemba Empat, Jakarta. Hermi, 2004. “Hubungan Laba Bersih dan Arus Kas Operasi terhadap Dividen

Kas pada Perusahaan Perdagangan Besar Barang Produksi di Bursa efek Jakarta pada Periode 1999-2002”, Media Riset Akuntansi, Auditing, dan Informasi Vol. 4 No. 3, hal 247-258.

Idriyantoro, Nur, Bambang Supomo, 2002. Metodologi Penelitian Bisnis untuk

Akuntansi dan Manajemen, Edisi pertama, BPFE Yogyakarta, Yogyakarta. Ikatan Akuntan Indonesia, 2002. Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat,

Jakarta. Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi USU, 2004. Buku Petunjuk Teknik

Penulisan dan penulisan Skripsi, Medan. Keown, Arthur J., et al, 2000. Basic Financial Management, Alih bahasa Chaerul

D. Djakman dan Dwi Sulisyorini, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Edisi ketujuh, Buku II, PT Salemba Empat, Jakarta.

Kuncoro, Mudrajat, 2003. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi, Erlangga,

Jakarta.

Page 90: 16. Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik

Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009

103

Murhadi, Werner R, 2008. “Study Kebijakan Deviden: Anteseden dan Dampaknya terhadap Harga Saham”, Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol.10, No.1, Maret, hal 1-17.

Nurmala, 2006. “Pengaruh Kebijakan Dividen terhadap Harga Saham

perusahaan-Perusahaan Otomotif di Bursa Efek Jakarta”, Mandiri, Vol.8, No.1, September.

Pradhono dan Yulius Jogi Christiawan, 2004. “Pengaruh EVA, RI, Earnings, dan

Arus Kas Operasi Terhadap Return yang diterima Oleh Pemegang Saham (Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta)”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan, November, hal 140-165.

Prihantoro, 2003. ”Estimasi Pengaruh Dividen payout Ratio pada Perusahaan

Publik di Indonesia”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis, No.1, Jilid 8. Santoso, Singgih, 2002. SPSS Statistik Multivariate, Elex Media Komputindo,

Jakarta. Setia Atmaja, Lukas, 1994. Manajemen Keuangan, Buku 1, Andi Offset,

Yogyakarta. Situmorang, Syafrizal Helmi, Dalimunthe, Doli M. ja’far, Iskandar Muda,

Muslich Lutfi, dan Syahyunan, 2008. Analisis Data Penelitian. USU Press, Medan.

Smith, Jay M., K. Fred Skousen, 1992. Intermediate Accounting, Alih Bahasa Tim

Penerjemah Erlangga, Akuntansi Intermediate, Edisi Sembilan, Jilid II, Erlangga, Jakarta.

Stice, Earl K., James D. Stice, Fred Skousen, 2005. Akuntansi Keuangan

Menengah, Jilid I, PT Salemba Empat, Jakarta. Sugihen, Syafruddin Ginting, 2003. Desertasi: Pengaruh Struktur Modal Terhadap

Produktivitas Aktiva dan Kinerja Keuangan serta Nilai Perusahaan Industri Manufaktur terbuka di Indonesia, Desertasi, Program Pasca Sarjana Universitas Erlangga, Yogyakarta.

Sugiyono, 2006. Metode Penelitian Bisnis, CV Alfabeta, Bandung. Suherli, Michell dan Mega Oktorina, 2005. “Memprediksi Tingkat Pengembalian

pada Equity Securities Melalui Rasio Profitabilitas, Likuiditas dan Hutang pada Perusahaan Publik di Jakarta”, Simposium Nasional Akuntansi VIII, Solo.

Page 91: 16. Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik

Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009

104

Suherli, Michell dan Sofyan Safri harahap, 2004, “Studi Empiris terhadap Faktor

Penentu Kebijakan Jumlah Deviden”, Media Riset Akuntansi, Auditing, dan Informasi, Volume 4 Nomor 3 Desember, hal. 223-245.

Suherli, Michell, 2007. “Pengaruh Profitability dan Investment Oppurtunity Set

terhadap Kebijakan Dividend dengan Likuiditas Sebagai Variabel Penguat (Study pada perusahaan terdaftar di Bursa Efek Jakarta Periode 2002-2003)”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan

No.

Vol.9, No.1, hal 9-17. Syahyunan, 2004. Manajemen Keuangan, USU Press, Medan. Tampubolon, P. Manahan, 2005. Manajemen Keuangan ( Finance Management)

Conseptual, Problem & Studi Kasus, Ghalia Indonesia, Bogor. Warsono, 2003. Manajemen Keuangan Perusahaan, Edisi Ketiga, Jilid I,

Bayumedia, Malang, hal 272- 287. Wild, John, K.R. Subramanyan, and Robert F. Hall, Daksey, 2005. Financial

Statement Analysis, Alih Bahasa Yanivi Bachtiar, Analisis Laporan Keuangan, Edisi Delapan, Buku I, PT Salemba Empat, Jakarta.

Lampiran 1

Populasi, Kiteria Perusahaan, Sampel

Kode Nama Perusahaan Kriteria

Penentuan Sampel

Sampel

1 2 3 4 1 ADES PT Ades Waters Indonesia Tbk √ √ 2 AQUA PT Aqua Golden Mississipi Tbk √ √

Page 92: 16. Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik

Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009

105

3 CEKA PT Cahaya Kalbar Tbk √ √ 4 DAVO PT DavomasAbadi Tbk √ √ 5 DLTA PT Delta Djakarta Tbk √ √ 6 FAST PT Fast Food Indonesia Tbk √ √ √ √ √ 7 INDF PT Indofood Sukses Makmur

Tbk √ √

8 MYOR PT Mayora Indah Tbk √ √ √ √ √ 9 MLBI PT Multi Bintang Indonesia Tbk √ √ √ √ √ 10 PTSP PT Pioneerindo Gourment

International (d/h Putra Sejahtera Pioneerindo (CFC))Tbk

√ √

11 PSDN PT Prasidha Aneka Niaga Tbk √ √ 12 SKBM PT Sekar Bumi Tbk √ 13 SKLT PT Sekar Laut Tbk √ √ 14 STTP PT Siantar Top Tbk √ √ 15 SIPD PT Sierad Produce Tbk √ √ 16 AISA PT Tiga Pilar Sejahtera Food

(d/h Asia Intiselera) Tbk √ √

17 TBLA PT Tunas Baru Lampung Tbk √ √ √ √ √ 18 ULTJ PT Ultra Jaya Milk Tbk √ √ 19 BATI PT BAT Indonesia Tbk √ √ 20 RMBA PT Bentoel International

Investama Tbk √ √

21 GGRM PT Gudang Garam Tbk √ √ √ √ √ 22 HMSP PT HM Sampoerna Tbk √ √ 23 ARGO PT Argo Pantes Tbk √ √ 24 ERTX PT Eratex Djaja Tbk √ √ 25 CNTX PT Century Textile Industry

(Centex) Tbk √ √

26 PAFI PT Panasia Filament Inti Tbk √ √ 27 RDTX PT Roda Vivatex Tbk √ √ 28 SSTM PT Sunson textile Manufacture

Tbk

√ √

29 TEJA PT Textile Manufacturing Company Jaya (Texmaco Jaya) Tbk

√ √

30 TFCO PT TIFICO Tbk √ √ 31 UNTX PT Unitex Tbk √ 32 PT SMART Tbk √ √ 33 HDTX PT Panasia Indosyntec Tbk √ √ 34 MYTX PT APAC Citra Centertex Tbk √ √ 35 DOIT PT Delta Dunia Petroindo Tbk √ √ 36 ESTI PT Ever Shine Textile Tbk √ √ 37 FMII PT Fortune Mate Indonesia Tbk √ √

Page 93: 16. Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik

Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009

106

38 MYRX PT Hanson International Tbk √ √ 39 SRSN PT Indo Acidatama (d/h Sarasa

Nugraha) Tbk √ √

40 INDR PT Indorama Syntetics Tbk √ √ 41 KARW PT Karwell Indonesia Tbk √ √ 42 PBRX PT Pan Brothers Tex Tbk √ √ 43 BIMA PT Primarindo Asia

Infrastructure Tbk √ √

44 RICY PT Ricky Putra Globalindo Tbk √ √ 45 BATA PT Sepatu Bata Tbk √ √ √ √ √ 46 SIMM PT Surya Intrindo Makmur Tbk √ √ 47 BRPT PT Barito Pacific Timber Tbk √ √ 48 BSUC PT Daya Sakti Ungul

Corporation Tbk √ √

49 SULI PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk √ √ 50 TIRT PT Tirta Mahakam Resources

Tbk √ √

51 FASW PT Fajar Surya Wisesa Tbk √ √ 52 INKP PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk √ √ 53 TKIM PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia

Tbk √ √

54 SPMA PT Suparma Tbk √ √ 55 SAIP PT Surabaya Agung Industry

Pulp Tbk √ √

56 INRU PT Toba Pulp Lestari √ 57 AKRA PT AKR Corporindo Tbk √ √ √ √ √ 58 BUDI PT Budi Acid Jaya Tbk √ √ 59 CLPI PT Colorpak Indonesia Tbk √ √ √ √ √ 60 ETWA PT Eterindo Wahanatama Tbk √ √ 61 LTLS PT Lautan Luas Tbk √ √ √ √ √ 62 POLY PT Polysindo Eka Perkasa Tbk √ √ 63 SOBI PT Sorini Agro Asia Corporindo

(d/h Sorini Corporation) Tbk √ √

64 TPIA PT Tri Polyta Indonesia Tbk √ 65 UNIC PT Unggul Indah Cahaya Tbk √ √ 66 DPNS PT Duta Pertiwi Nusantara Tbk √ √ 67 EKAD PT Ekadharma International Tbk √ √ 68 INCI PT Intanwijaya internasional

Tbk √ √

69 KKGI PT Resource Alam Indonesia (d/h Kurnia Kapuas Utama Glue

√ √

70 AKKU PT Aneka Kemasindo Utama Tbk

√ √

71 AKTI PT Argha Karya Prima Industry Tbk

√ √

72 AMFG PT Asahimas Flat Glass Tbk √ √

Page 94: 16. Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik

Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009

107

73 APLI PT Asiaplast Industries Tbk √ √ 74 BRNA PT Berlina Tbk √ √ 75 DYNA PT Dynaplast Tbk √ √ 76 IGAR PT Kageo Igar Jaya (d/h

Igarjaya) Tbk √ √

77 LMPI PT Langgeng Makmur Plastik Industry Tbk

√ √

78 LAPD PT Leyland International (d/h Lapindo Internasional) Tbk

√ √

79 SIMA PT Siwani Makmur Tbk √ √ 80 FPNI PT Titan Kimia Nusantara (d/h

fatrapolindo Nusa Industri) Tbk √ √

81 TRST PT Trias Sentosa Tbk √ √ √ √ √ 82 TALFA PT Tunas Alfin Tbk √ 83 YPAS PT Yanaprima Hastapersada

Tbk √ √

84 SNCB PT Holcim Indonesia Tbk √ √ 85 INTP PT Indocement Tunggal Perkasa

Tbk √ √ √ √ √

86 SMGR PT Semen Gresik (persero) Tbk √ √ √ √ √ 87 ALMI PT Alumindo Light Metal

Industry Tbk √ √ √ √ √

88 BTON PT Beton jaya Manunggal Tbk √ √ 89 CTBN PT Citra Tubindo Tbk √ √ √ √ √ 90 INAI PT Indal Aluminium Industry

Tbk √ √

91 ITMA PT Itamaraya Gold Industry Tbk √ 92 JKSW PT Jakarta Kyoei Steel Works

tbk √ √

93 JPRS PT Jaya Pari Steel Tbk √ √ 94 LMSH PT Lion Mesh Prima Tbk √ √ √ √ √ 95 LION PT Lion Metal Works Tbk √ √ √ √ √ 96 PICO PT Pelangi Indah Canindo Tbk √ √ 97 TBMS PT Tembaga Mulia Semanan

Tbk √ √

98 TIRA PT Tira Austenite Tbk √ √ 99 KICI PT Kedaung Indah Can Tbk √ √ 100 KDSI PT Kedawung Setia Industrial

Tbk √ √

101 ARNA PT Arwana Citra Mulia Tbk √ √ 102 IKAI PT Intikeramik Alamasri

Industry Tbk √ √

103 KIAS PT Keramika Indonesia Assosiasi Tbk

104 MLIA PT Mulia Industrindo Tbk √ √ 105 TOTO PT Surya Toto Indonesia Tbk √ √ 106 PT GT Kabel Indonesia tbk √ √

Page 95: 16. Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik

Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009

108

107 JECC PT Jembo Cable Company Tbk √ √ 108 KBLM PT Kabelindo Murni Tbk √ √ 109 IKBI PT Sumi Indo Kabel Tbk √ √ √ √ √ 110 SCCO PT Supreme Cable

Manufacturing & Commerce (d/h Succaco) Tbk

√ √ √ √ √

111 VOKS PT Voksel Electric Tbk √ √ 112 ASGR PT Astra Graphia Tbk √ √ √ √ √ 113 MTDL PT Metrodata Electronics Tbk √ √ √ √ √ 114 MLPL PT Multipolar Corporation Tbk √ √ 115 MYOH PT Myoh Technologi Tbk √ 116 PTSN PT Sat Nusapersada √ 117 SQMI PT Allbond Makmur Usaha (d/h

Sanex Qianjiang Motor Internasional) Tbk

√ √

118 ASII PT Astra International Tbk √ √ √ √ √ 119 AUTO PT Astra Otoparts Tbk √ √ √ √ √ 120 GJTL PT Gajah Tunggal Tbk √ √ 121 GDYR PT Goodyear Indonesia Tbk √ √ √ 122 HEXA PT Hexindo Adiperkasa Tbk √ √ √ √ √ 123 BRAM PT Indo Kordsa (d/h Branta

Mulia) Tbk √ √ √ √ √

124 IMAS PT Indomobil Sukses Internasional Tbk

√ √

125 INDS PT Indospring Tbk √ √ 126 INTA PT Intraco Penta Tbk √ √ 127 LPIN PT Multi Prima Sejahtera (d/h

Lippo Interprises) Tbk √ √

128 MASA PT Multistrada Arah Sarana Tbk √ √ √ √ √ 129 NIPS PT Nipress Tbk √ √ 130 INTD PT Inter Delta Tbk √ √ 131 MDRN PT Modern International (d/h

Modern Photo Film Company) Tbk

√ √

132 KONI PT Perdana Bangun Pusaka Tbk √ √ 133 SQBI PT Bristol-Myers Sauibb

Indonesia Tbk √ √

134 DVLA PT Darya-Varia Laboratoria Tbk √ √ 135 INAF PT Indofarma (Persero) Tbk √ √ 136 KLBF PT Kalbe Farma Tbk √ √ 137 KAEF PT Kimia Farma (Persero) Tbk √ √ 138 MERK PT Merck Tbk √ √ √ √ 139 PYFA PT Pyridam Farma Tbk √ √ 140 SCPI PT Schering Plough Indonesia

Tbk √ √

141 TSPC PT Tempo Scan Pacific Tbk √ √ √ √

Page 96: 16. Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik

Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009

109

142 TCID PT Mandom Indonesia Tbk √ √ 143 MRAT PT Mustika Ratu Tbk √ √ 144 PROD PT Sara Lee Body Care

Indonesia Tbk √

145 UNVR PT Unilever Indonesia Tbk √ √ √ √ √ 146 SMSM PT Selamat Sempurna Tbk √ √ √ √ √ 147 TURI PT Tunas Ridean Tbk √ √ √ √ √ 148 UNTR PT United Tractors Tbk √ √ √ √ √ 149 SUBA PT Suba Indah Tbk √ 150 SDYI PT Surya Dumai Industri

Tbk √

151 FPNI PT Fatrapolindo Nusa Industri

Page 97: 16. Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik

Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009

110

Lampiran 2

Data Variabel Penelitian Tahun 2005 (Sebelum Ditransformasi)

No. Kode Nama Emiten Laba Bersih

(Rupiah per

Lembar Saham)

Arus Kas Operasi (Rupiah

per Lembar Saham)

DPR

1. AKRA PT AKR Corporindo Tbk 191.17 96.23 31.39 2. ALMI PT Alumindo Light Metal

Industry Tbk 121.28 640.25 28.86

3. ASGR PT Astra Graphia Tbk 26.74 107.96 0.93 4. ASII PT Astra Internasional Tbk 1,348.00 -548.85 32.64 5. AUTO PT Astra Otoparts Tbk 362 246.43 27.64 6. CTBN PT Citra Tubindo Tbk 921.99 915.75 25.37 7. CLPI PT Colorpark Indonesia Tbk 26 59.88 14.8 8. FAST PT Fast Food Indonesia Tbk 93 216.93 21.61 9. GGRM PT Gudang Garam Tbk 982 822.66 50.91

10. HEXA PT Hexindo Adiperkasa Tbk 116 -291.95 39.52 11. BRAM PT Indo Kordsa Tbk 266.00 276.01 15.06 12. INTP PT Indocement Tunggal Perkasa

Tbk 200.93 369.65 24.88

13. LTLS PT Lautan Luas Tbk 67 -82.79 25.29 14. LMSH PT Lionmesh Prima Tbk 428 -57 9.35 15. LION PT Lion Metal Works Tbk 366 300.77 27.34 16. MYOR PT Mayora Indah Tbk 60 204.81 41.91 17. MERK PT MERCK Tbk 2,576 1740.73 53.35 18. MTDL PT Metrodata Tbk 8.07 36.41 37.19 19. MLBI PT Multi Bintang Indonesia Tbk 4,130.00 6859.27 76.64 20. MASA PT Multistrada Arah Sarana Tbk 17.00 21 17.51 21. SMSM PT Selamat Sempurna Tbk 46 106.77 86.38 22. SMGR PT Semen Gresik Tbk 1,689.00 2,061.19 25.7 23. BATA PT Sepatu Bata Tbk 1,930.00 4021.38 51.82 24. IKBI PT Sumi Indo Kabel Tbk 78.00 49.34 27.06 25. SCCO PT Supreme cable Manufacturing

& Commerce Tbk 276.00 314 25.34

26. TSPC PT Tempo Scan Pacifik Tbk 66.00 66.16 45.48 27. TRST PT Trias Sentosa Tbk 6.00 9.9 51.27 28. TBLA PT Tunas Baru Lampung Tbk 3.85 136.11 20.25 29. TURI PT Tunas Ridean Tbk 102.00 -227.17 33.23 30. UNVR PT Unilever Tbk 189.00 218.1 95.34

Page 98: 16. Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik

Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009

111

31. UNTR PT United Tractors Tbk 369.00 349.75 29.82 Lampiran 2 (lanjutan)

Data Variabel Penelitian Tahun 2006 (Sebelum Ditransformasi)

No. Kode Nama Emiten Laba Bersih

(Rupiah per

Lembar Saham)

Arus Kas Operasi (Rupiah

per Lembar Saham)

DPR

1. AKRA PT AKR Corporindo Tbk 205 -493.68 49.97 2. ALMI PT Alumindo Light Metal

Industry Tbk 270.17 -132.91 0.97

3. ASGR PT Astra Graphia Tbk 41.2 228.08 47.99 4. ASII PT Astra Internasional Tbk 917.00 347.92 20.51 5. AUTO PT Astra Otoparts Tbk 366 1456.05 26.09 6. CTBN PT Citra Tubindo Tbk 2,640.35 -49.58 19.97 7. CLPI PT Colorpark Indonesia Tbk 25 371.89 19.42 8. FAST PT Fast Food Indonesia Tbk 154 990.4 47.73 9. GGRM PT Gudang Garam Tbk 524 146.37 36.22

10. HEXA PT Hexindo Adiperkasa Tbk 47.00 53 29.49 11. BRAM PT Indo Kordsa Tbk 41 329.47 18.63 12. INTP PT Indocement Tunggal Perkasa

Tbk 161.03 55.72 21.03

13. LTLS PT Lautan Luas Tbk 38 101.95 10.8 14. LMSH PT Lionmesh Prima Tbk 278.00 509.19 25.2 15. LION PT Lion Metal Works Tbk 397 31.81 28.67 16. MYOR PT Mayora Indah Tbk 122 4,081.12 51.77 17. MERK PT MERCK Tbk 3,863 5.83 29.19 18. MTDL PT Metrodata Tbk 10.28 7,913.71 75.6 19. MLBI PT Multi Bintang Indonesia Tbk 3492 58 2.11 20. MASA PT Multistrada Arah Sarana Tbk 47 51.56 32.63 21. SMSM PT Selamat Sempurna Tbk 46 2687.43 100 22. SMGR PT Semen Gresik Tbk 2,184.00 6,664.88 49.97 23. BATA PT Sepatu Bata Tbk 1,551.00 163.51 24.14 24. IKBI PT Sumi Indo Kabel Tbk 145 187 27.87 25. SCCO PT Supreme cable

Manufacturing & Commerce Tbk 251 52.19 4.13

26. TSPC PT Tempo Scan Pacifik Tbk 61 53.18 54.12 27. TRST PT Trias Sentosa Tbk 9 132.43 29.81 28. TBLA PT Tunas Baru Lampung Tbk 19.23 204.02 33.29

Page 99: 16. Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik

Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009

112

29. TURI PT Tunas Ridean Tbk 16 285.03 146.25 30. UNVR PT Unilever Tbk 226 603.77 26.05 31. UNTR PT United Tractors Tbk 326

Lampiran 2 (lanjutan)

Data Variabel Penelitian Tahun 2007 (Sebelum Ditransformasi)

No. Kode Nama Emiten Laba Bersih

(Rupiah per

Lembar Saham)

Arus Kas Operasi (Rupiah

per Lembar Saham)

DPR

1. AKRA PT AKR Corporindo Tbk 61.28 70.65 31 2. ALMI PT Alumindo Light Metal

Industry Tbk 103.01 -219.66 48.54

3. ASGR PT Astra Graphia Tbk 53.44 142.22 0.6 4. ASII PT Astra Internasional Tbk 1,610.35 2777.49 9.94 5. AUTO PT Astra Otoparts Tbk 590 340.76 5.09 6. CTBN PT Citra Tubindo Tbk 2,743.91 2592.71 65.78 7. CLPI PT Colorpark Indonesia Tbk 32 6.54 29.82 8. FAST PT Fast Food Indonesia Tbk 230 523.95 19.58 9. GGRM PT Gudang Garam Tbk 750 753.17 33.32

10. HEXA PT Hexindo Adiperkasa Tbk 59 256.49 35.62 11. BRAM PT Indo Kordsa Tbk 87 79 72.42 12. INTP PT Indocement Tunggal Perkasa

Tbk 267.22 381.25 14.99

13. LTLS PT Lautan Luas Tbk 92 65.62 30.47 14. LMSH PT Lionmesh Prima Tbk 619 -32.52 8.8 15. LION PT Lion Metal Works Tbk 486 256.09 25.76 16. MYOR PT Mayora Indah Tbk 185 233.11 22 17. MERK PT MERCK Tbk 3,995 4,953.88 57.57 18. MTDL PT Metrodata Tbk 14.01 -45.92 21.42 19. MLBI PT Multi Bintang Indonesia Tbk 4005 10,786.47 89.89 20. MASA PT Multistrada Arah Sarana Tbk 6 8 16.3 21. SMSM PT Selamat Sempurna Tbk 56 73.59 35.85 22. SMGR PT Semen Gresik Tbk 299 3497.58 50 23. BATA PT Sepatu Bata Tbk 2,660.00 5,802.18 271.86 24. IKBI PT Sumi Indo Kabel Tbk 253 283.6 39.5 25. SCCO PT Supreme cable

Manufacturing & Commerce Tbk

262 315.00 11.45

Page 100: 16. Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik

Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009

113

26. TSPC PT Tempo Scan Pacifik Tbk 62 65.49 4 27. TRST PT Trias Sentosa Tbk 6 77.94 79.11 28. TBLA PT Tunas Baru Lampung Tbk 23.47 -13.47 29.97 29. TURI PT Tunas Ridean Tbk 136 -62.04 40.42 30. UNVR PT Unilever Tbk 257 294.89 64.94 31. UNTR PT United Tractors Tbk 524 932.02 28.65 Lampiran 3

Data Variabel Penelitian Tahun 2005 (Setelah Ditransformasi)

No.

Kode Nama Emiten Laba Bersih

(Rupiah per

Lembar Saham)

Arus Kas Operasi (Rupiah

per Lembar Saham)

DPR

1. AKRA PT AKR Corporindo Tbk 13.83 9.81 5.60 2. ALMI PT Alumindo Light Metal

Industry Tbk 11.00 23.89 5.37

3. ASGR PT Astra Graphia Tbk 5.20 9.06 0.96 4. ASII PT Astra Internasional Tbk 36.72 24.77 5.71 5. AUTO PT Astra Otoparts Tbk 19.02 15.69 5.26 6. CTBN PT Citra Tubindo Tbk 30.36 30.36 5.04 7. CLPI PT Colorpark Indonesia Tbk 5.07 . 3.85 8. FAST PT Fast Food Indonesia Tbk 9.62 14.73 4.65 9. GGRM PT Gudang Garam Tbk 31.34 28.68 7.14 10 HEXA PT Hexindo Adiperkasa Tbk 10.79 17.09 6.29 11 BRAM PT Indo Kordsa Tbk 16.31 11.64 3.88 12 INTP PT Indocement Tunggal Perkasa

Tbk 14.18 19.23 4.99

13 LTLS PT Lautan Luas Tbk 8.20 . 5.03 14 LMSH PT Lionmesh Prima Tbk 19.12 . 3.06 15 LION PT Lion Metal Works Tbk 20.68 24.54 5.23 16 MYOR PT Mayora Indah Tbk 7.72 14.31 6.47 17 MERK PT MERCK Tbk 50.75 46.87 7.30 18 MTDL PT Metrodata Tbk 2.84 3.22 6.10 19 MLBI PT Multi Bintang Indonesia Tbk 7.75 9.98 8.75 20 MASA PT Multistrada Arah Sarana Tbk 4.12 2.67 4.18 21 SMSM PT Selamat Sempurna Tbk 6.81 10.41 9.29 22 SMGR PT Semen Gresik Tbk 41.52 45.88 5.07 23 BATA PT Sepatu Bata Tbk 43.93 63.34 7.20 24 IKBI PT Sumi Indo Kabel Tbk 8.83 7.04 5.20

Page 101: 16. Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik

Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009

114

25 SCCO PT Supreme cable Manufacturing & Commerce Tbk

16.61 12.61 5.03

26 TSPC PT Tempo Scan Pacifik Tbk 25.68 25.72 6.74 27 TRST PT Trias Sentosa Tbk 2.42 . 7.16 28 TBLA PT Tunas Baru Lampung Tbk 1.96 11.67 4.50 29 TURI PT Tunas Ridean Tbk 10.12 . 5.76 30 UNVR PT Unilever Tbk 13.74 14.78 9.76 31 UNTR PT United Tractors Tbk 19.21 19.19 5.46 Lampiran 3 (lanjutan)

Data Variabel Penelitian Tahun 2006 (Setelah Ditransformasi) No. Kode Nama Emiten Laba

Bersih (Rupiah

per Lembar Saham)

Arus Kas Operasi (Rupiah

per Lembar Saham)

DPR

1. AKRA PT AKR Corporindo Tbk 14.33 19.50 5.63 2. ALMI PT Alumindo Light Metal

Industry Tbk 16.43 - 7.07

3. ASGR PT Astra Graphia Tbk 6.40 11.50 0.98 4. ASII PT Astra Internasional Tbk 30.28 47.20 6.93 5. AUTO PT Astra Otoparts Tbk 19.12 19.34 4.53 6. CTBN PT Citra Tubindo Tbk 51.38 37.87 5.11 7. CLPI PT Colorpark Indonesia Tbk 5.00 . 4.47 8. FAST PT Fast Food Indonesia Tbk 12.43 19.28 4.41 9. GGRM PT Gudang Garam Tbk 22.89 31.47 6.91

10. HEXA PT Hexindo Adiperkasa Tbk 6.85 12.10 6.02

11. BRAM PT Indo Kordsa Tbk 6.40 27.82 5.43

12. INTP PT Indocement Tunggal Perkasa Tbk

12.69 14.82 4.32

13. LTLS PT Lautan Luas Tbk 6.17 7.47 4.59 14. LMSH PT Lionmesh Prima Tbk 19.92 12.07 3.29 15. LION PT Lion Metal Works Tbk 16.67 18.88 5.02 16. MYOR PT Mayora Indah Tbk 11.05 5.64 5.35 17. MERK PT MERCK Tbk 62.15 72.20 7.20 18. MTDL PT Metrodata Tbk 3.21 2.42 5.40 19. MLBI PT Multi Bintang Indonesia Tbk 11.05 16.63 8.69 20. MASA PT Multistrada Arah Sarana Tbk 6.86 4.66 1.45 21. SMSM PT Selamat Sempurna Tbk 6.78 7.18 5.71 22. SMGR PT Semen Gresik Tbk 46.73 51.84 10.00

Page 102: 16. Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik

Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009

115

23. BATA PT Sepatu Bata Tbk 39.38 81.64 7.07 24. IKBI PT Sumi Indo Kabel Tbk 12.04 12.79 4.91 25. SCCO PT Supreme cable Manufacturing

& Commerce Tbk 15.84 13.37 5.28

26. TSPC PT Tempo Scan Pacifik Tbk 24.61 22.85 2.03 27. TRST PT Trias Sentosa Tbk 3.04 4.16 7.36 28. TBLA PT Tunas Baru Lampung Tbk 3.58 9.61 5.46 29. TURI PT Tunas Ridean Tbk 3.99 14.28 5.77 30. UNVR PT Unilever Tbk 15.02 148.63 12.09 31. UNTR PT United Tractors Tbk 18.14 78.03 5.10 Lampiran 3 (lanjutan)

Data Variabel Penelitian Tahun 2007 (Setelah Ditransformasi)

No. Kode Nama Emiten Laba Bersih

(Rupiah per

Lembar Saham)

Arus Kas Operasi (Rupiah

per Lembar Saham)

DPR

1. AKRA PT AKR Corporindo Tbk 7.83 8.29 5.57 2. ALMI PT Alumindo Light Metal

Industry Tbk 10.15 . 6.97

3. ASGR PT Astra Graphia Tbk 7.28 37.56 0.77 4. ASII PT Astra Internasional Tbk 40.13 52.70 3.15 5. AUTO PT Astra Otoparts Tbk 24.29 18.46 2.26 6. CTBN PT Citra Tubindo Tbk 52.38 52.04 8.11 7. CLPI PT Colorpark Indonesia Tbk 5.64 2.56 5.46 8. FAST PT Fast Food Indonesia Tbk 15.17 22.90 4.42 9. GGRM PT Gudang Garam Tbk 27.39 27.44 5.77

10. HEXA PT Hexindo Adiperkasa Tbk 7.68 16.02 5.97 11. BRAM PT Indo Kordsa Tbk 9.33 15.90 8.51 12. INTP PT Indocement Tunggal Perkasa

Tbk 16.34 19.52 3.87

13. LTLS PT Lautan Luas Tbk 9.59 8.11 5.52 14. LMSH PT Lionmesh Prima Tbk 22.05 . 2.97 15. LION PT Lion Metal Works Tbk 24.88 18.05 5.08 16. MYOR PT Mayora Indah Tbk 13.60 15.28 4.69 17. MERK PT MERCK Tbk 63.21 9.50 7.59 18. MTDL PT Metrodata Tbk 3.74 . 4.63 19. MLBI PT Multi Bintang Indonesia Tbk 13.60 22.32 9.48 20. MASA PT Multistrada Arah Sarana Tbk 2.45 . 4.04 21. SMSM PT Selamat Sempurna Tbk 7.48 8.59 5.99

Page 103: 16. Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik

Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009

116

22. SMGR PT Semen Gresik Tbk 17.30 18.70 7.07 23. BATA PT Sepatu Bata Tbk 51.57 76.17 16.49 24. IKBI PT Sumi Indo Kabel Tbk 15.91 16.84 6.28 25. SCCO PT Supreme cable Manufacturing

& Commerce Tbk 16.19 13.98 3.38

26. TSPC PT Tempo Scan Pacifik Tbk 7.87 8.10 2.00 27. TRST PT Trias Sentosa Tbk 2.45 4.83 8.89 28. TBLA PT Tunas Baru Lampung Tbk 4.83 . 5.47 29. TURI PT Tunas Ridean Tbk 11.66 . 6.36 30. UNVR PT Unilever Tbk 16.03 17.16 8.06 31. UNTR PT United Tractors Tbk 22.89 30.54 5.35 Lampiran 4

Statistik Deskriptif Sebelum Transformasi

Descriptive Statistics

87 3.85 2184.13 316.0025 449.8873392 -4168.08 6664.89 634.5335 1440.8402491 .60 100.00 33.9749 21.5332686

EPSOCFDPRValid N (listwise)

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Statistik Deskriptif Sebelum Transformasi

Descriptive Statistics

93 1.96 63.21 17.1698 14.2010480 2.42 148.63 23.5496 22.9403793 .77 16.49 5.6969 2.3115880

SQRT_EPSSQRT_OCFSQRT_DPRValid N (listwise)

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Page 104: 16. Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik

Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009

117

Lampiran 5

Hasil Uji Normalitas Sebelum Transformasi

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

93.0000000

29.54141664.184.184

-.0921.774

.004

NMeanStd. Deviation

Normal Parametersa,b

AbsolutePositiveNegative

Most ExtremeDifferences

Kolmogorov-Smirnov ZAsymp. Sig. (2-tailed)

Unstandardized Res idual

Test distribution is Normal.a.

Calculated from data.b.

Hasil Uji Normalitas Setelah Transformasi

Page 105: 16. Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik

Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009

118

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

80.0000000

2.18519904.130.130

-.0901.164

.133

NMeanStd. Deviation

Normal Parametersa,b

AbsolutePositiveNegative

Most ExtremeDifferences

Kolmogorov-Smirnov ZAsymp. Sig. (2-tailed)

Unstandardized Res idual

Test distribution is Normal.a.

Calculated from data.b.

Lampiran 5 (lanjutan)

Page 106: 16. Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik

Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009

119

Regression Standardized Residual420-2

Freq

uenc

y

25

20

15

10

5

0

Histogram

Dependent Variable: SQRT_DPR

Mean =7.08E-16Std. Dev. =0.987

N =80

Observed Cum Prob1.00.80.60.40.20.0

Expe

cted

Cum

Pro

b

1.0

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable: SQRT_DPR

Page 107: 16. Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik

Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009

120

Lampiran 5 (lanjutan)

Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficients a

.685 1.459

.685 1.459SQRT_EPSSQRT_OCF

Model1

Tolerance VIFCollinearity Statistics

Dependent Variable: SQRT_DPRa.

Coefficient Correlations a

1.000 -.561-.561 1.000.000 .000.000 .000

SQRT_OCFSQRT_EPSSQRT_OCFSQRT_EPS

Correlations

Covariances

Model1

SQRT_OCF SQRT_EPS

Dependent Variable: SQRT_DPRa.

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Regression Standardized Predicted Value420-2

Regr

essi

on S

tude

ntize

d Re

sidu

al

4

2

0

-2

Scatterplot

Dependent Variable: SQRT_DPR

Page 108: 16. Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik

Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009

121

Lampiran 5 (lanjutan) Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

.427a .182 .161 2.21340 1.853Model1

R R SquareAdjustedR Square

Std. Error ofthe Estimate

Durbin-Watson

Predictors: (Constant), SQRT_OCF, SQRT_EPSa.

Dependent Variable: SQRT_DPRb.

Page 109: 16. Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik

Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009

122

Lampiran 6

Hasil Uji Hipotesis (Uji t)

Coefficientsa

4.601 .410 11.223 .000.015 .020 .088 .710 .480.039 .013 .371 2.976 .004

(Constant)SQRT_EPSSQRT_OCF

Model1

B Std. Error

UnstandardizedCoeffic ients

Beta

StandardizedCoeffic ients

t Sig.

Dependent Variable: SQRT_DPRa.

Hasil Uji Hipotesis (Uji F)

ANOVAb

83.888 2 41.944 8.562 .000a

377.232 77 4.899461.121 79

RegressionResidualTotal

Model1

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

Predic tors: (Constant), SQRT_OCF, SQRT_EPSa.

Dependent Variable: SQRT_DPRb.

Page 110: 16. Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik

Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009

123