16. pengaruh laba bersih dan arus kas operasi terhadap kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur...
TRANSCRIPT
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI MEDAN
SKRIPSI
PENGARUH LABA BERSIH DAN ARUS KAS OPERASI TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR YANG GO PUBLIK
OLEH:
NAMA : INDAH AGUSTINA MANURUNG NIM : 050503160 DEPARTEMEN : AKUNTANSI
GUNA MEMENUHI SYARAT UNTUK MEMPEROLEH GELAR SARJANA EKONOMI
MEDAN 2009
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
15
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul: “Pengaruh Laba
bersih dan Arus Kas Operasi Terhadap kebijakan Dividen Pada Perusahaan
Manufaktur yang Go Publik” adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul yang
dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain
dalam konteks skripsi Program Reguler S1 Departemen Akuntansi Fakultas
Ekonomi Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah
dinyatakan dengan jelas dan benar apa adanya. Apabila dikemudian hari
pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh
Universitas Sumatera Utara.
Medan, 12 Maret 2009. Yang Membuat Pernyataan,
Indah Agustina Manurung NIM : 050503160
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
16
KATA PENGANTAR
Terpujilah Allah Bapa atas kasih rahmatNya yang senantiasa baru setiap hari.
KaryaMu luar biasa dalam kehidupanku, yang memberikan kekuatan kepadaku
melewati suka dan duka. Sunnguh ku bangga Bapa punya Allah seperti engkau,
tak pernah Kau tinggalkan aku sedetik pun, bahkan tak Kau biarkan aku jatuh
hingga sampai tergeletak. Biarlah setiap hari aku boleh terus bersyukur atas
segala yang Kau berikan.
Skripsi ini juga penulis persembahkan untuk keluarga besarku, keluarga yang
sangat luar biasa, kedua orangtuaku B. Manurung dan T. br. Sirait, kedua abang
penulis Ronald Freddy manurung dan Donald Fernando Manurung serta kakak
ipar penulis Maria Pasaribu, terimakasih buat segala hal yang kalian berikan,
kalian adalah orang-orang yang sangat berharga, kalian adalah orang-orang yang
menjadi inspirasi dan kekuatan bagi penulis dalam menjalani kehidupan.
Adapun skripsi ini berjudul ”Pengaruh Laba Bersih dan Arus Kas Operasi
Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik”, dan
disusun bertujuan guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Departemen Akuntansi Sumatera Utara.
Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada pihak-pihak yang telah memberikan bimbingan, dorongan
semangat, nasehat, dan bantuan selama proses penyusunan skripsi ini.
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
17
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Arifin Akhmad, M.Si, Ak, selaku Ketua Departemen Akuntansi S-
1 Fakultas Ekonomi Sumatera Utara.
3. Bapak Drs.Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak, selaku dosen pembimbing yang
telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan petunjuk, pengarahan,
bimbingan dan bantuan dari awal hingga selesainya skripsi ini.
4. Bapak Drs. M.Zainul Bahri Torong, M.Si,Ak dan Bapak Iskandar Muda S.E.,
M.Si, Ak selaku dosen penguji dan pembanding yang telah banyak
memberikan masukan dan arahan dalam penulisan skripsi ini.
5. Kedua orang tua penulis, B. Manurung dan T.br Sirait, dan kedua abang
penulis, R.F.Manurung, S.T dan D.F.Manurung, S.T dan kakak ipar penulis
M.br.Pasaribu, S.T terimakasih buat kasih sayang dan dukungan yang
diberikan.
Terima kasih penulis juga kepada teman-teman stambuk 2005 serta semua
pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Penulis menyadari
bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan penulis
dalam pengetahuan dan pengulasan skripsi. Oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga dapat dijadikan
acuan dalam penulisan karya-karya ilmiah selanjutnya. Akhir kata, penulis
berharap semoga skripsi ini menjadi bahan bacaan yang bermanfaat bagi
pembaca.
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
18
Medan,12 Maret 2009 Penulis,
Indah Agustina Manurung NIM: 050503160
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bersih dan arus kas operasi terhadap dividend payout ratio pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta sejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2007. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui tolak ukur mana yang mempunyai pengaruh paling signifikan terhadap dividend payout ratio. Data yang digunakan adalah laporan keuangan dari masing-masing perusahaan sampel, yang dipublikasikan melalui website www.bei.co.id. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, dengan pengujian asumsi klasik, serta analisis statistik yaitu analisis regresi linear berganda. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah puposive sampling. Variabel penelitian ini adalah laba bersih sebagai variabel X1 dan arus kas opersi sebagai variabel X2, serta dividend payout ratio sebagai variabel Y dengan total sampel per tahun sebanyak 31 perusahaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa laba bersih dan arus kas operasi berpengaruh positif terhadap dividend payout ratio. Arus kas dari aktivitas operasi memiliki pengaruh yang paling signifikan. Kata Kunci: laba bersih, arus kas operasi, dividend payout ratio, regresi berganda.
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
19
ABSTRACT
This study analyzed the influence earning and cash flow from operations to the dividend payout ratio of the manufacturing companies listed on Indonesia Stock Exchange since 2005 up to 2007. This study was also intended to know which performance measures have the most significant effect to the dividend payout ratio. Data that used in this researcr is financial statements from each company, publized through website www.idx.co.id. Analysis method that used in this research is kuantitatif method with multiple regression. Sampling method that used is purposive sampling. Variables that used in this research are earning as X1 and operating cash flow as X2, and also dividend payout ratio as Y variable consist of the 31 firms. The result of this research that earning ang operating cash flow have positive influence dividend payout ratio. The most significant effect was from cash flow operation regression. Keyword: earning, operating cash flow, dividend payout ratio, multiple regression.
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
20
DAFTAR ISI
PERNYATAAN .................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii
ABSTRAK ........................................................................................................ iv
ABSTRACT ....................................................................................................... v
DAFTAR ISI ..................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR......................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .............................................................................................. x
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
B. Perumusan Masalah ................................................................ 5
C. Tujuan Penelitian .................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian .................................................................. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Dividen
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
21
1. Pengertian Dividen ............................................................ 7
2. Jenis-jenis Dividen ............................................................ 8
3. Prosedur Pembayaran Dividen .......................................... 8
B. Kebijakan Dividen
1. Pengertian Kebijakan Dividen ........................................... 9
2. Kebijakan Dividen bagi Perusahaan ................................ 10
3. Jenis Kebijakan Dividen .................................................. 10
4. Teori Kebijakan Dividen ................................................. 11
5. Keputusan Dividen dalam Praktek ................................... 15
6. Indikator Kebijakan Dividen ........................................... 17
7. Macam-Macam Kebijakan Dividen Lainnya ................... 18
C. Laporan Keuangan
1. Pengertian Laporan Keuangan ........................................ 20
2. Tujuan Laporan Keuangan .............................................. 21
3. Elemen-Elemen Laporan Keuangan ................................ 22
D. Laba Bersih ........................................................................... 26
E. Arus Kas dari Aktivitas Operasi ............................................ 27
F. Akrual dan Arus Kas ............................................................. 30
G. Tinjauan Penelitian Terdahulu............................................... 32
H. Kerangka Konseptual ............................................................ 36
I. Hipotesis .............................................................................. 38
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
22
A. Rancangan Penelitian ............................................................ 39
B. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................. 39
C. Jenis Data ............................................................................. 42
D. Teknik Pengumpulan Data .................................................... 42
E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ..................... 43
F. Metode Analisis Data ............................................................ 44
G. Jadwal Penelitian .................................................................. 50
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Data Penelitian ...................................................................... 51
B. Analisis Hasil Penelitian
1. Analisis Deskriptif ............................................... 52
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas ............................................... 54
b. Uji Multikolinearitas ...................................... 58
c. Uji Heteroskedatisitas .................................... 59
d. Uji Autokorelasi ............................................ 60
3. Analisis Regresi
a. Persamaan Regresi ......................................... 61
b. Analisis Koefisien dan Koefisien
Determinasi ................................................... 62
c. Pengujian Hipotesis ....................................... 64
C. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................. 66
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
23
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ........................................................................... 68
B. Keterbatasan Penelitian ......................................................... 69
C. Saran .................................................................................... 70
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 72
LAMPIRAN ..................................................................................................... 75
DAFTAR TABEL
Nomor Judul
untuk DPR = f(SQRTEPS, SQRTOCF) ...................................... 58
Halaman
Tabel 2.1 Aktivitas Operasi ........................................................................ 28
Tabel 2.2 Hasil penelitian Terdahulu .......................................................... 32
Tabel 3.1 Daftar Sampel ............................................................................. 40
Tabel 3.2 Jadwal Penelitian ........................................................................ 49
Tabel 4.1 Sampel Penelitian ....................................................................... 50
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Variabel-Variabel Selama
Tahun 2005 sampai tahun 2007................................................... 53
Tabel 4.3 Uji Normalitas Sebelum Data Ditransformasi54
Tabel 4.4 Uji Normalitas Setelah Data Ditransformasi................................ 55
Tabel 4.5 Coefficients untuk DPR = f(SQRTEPS, SQRTOCF) .................. 58
Tabel 4.6 Coefficients Correlations
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
24
Tabel 4.7 Hasil Uji Autokorelasi ................................................................ 61
Tabel 4.8 Analisis Regresi .......................................................................... 62
Tabel 4.9 Model Summary ......................................................................... 63
Tabel 4.10 Coefficients ................................................................................ 64
Tabel 4.11 ANOVA ..................................................................................... 65
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual .................................................................. 36
Gambar 4.1 Histogram-dependent Variabel:SQRT_DPR ............................... 56
Gambar 4.2 Normal P-P Plot of regression Standarized
Residual-Dependent Variabel: SQRT_DPR ................................ 57
Gambar 4.3 Scatterplot-Dependent Variable: SQRT_DPR ............................. 60
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
25
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Judul Halaman
Lampiran 1 Populasi, Kriteria Perusahaan dan Sampel .................................. 75
Lampiran 2 Data Variabel Penelitian Tahun 2005
(Sebelum Ditransformasi) ........................................................... 80
Data Variabel Penelitian Tahun 2006
(Sebelum Ditransformasi) ........................................................... 81
Data Variabel Penelitian Tahun 2007
(Sebelum Ditransformasi) ........................................................... 82
Lampiran 3 Data Variabel Penelitian Tahun 2005
(Setelah Ditransformasi) ............................................................. 83
Data Variabel Penelitian Tahun 2006
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
26
(Setelah Ditransformasi) ............................................................. 84
Data Variabel Penelitian Tahun 2007
(Setelah Ditransformasi) ............................................................. 85
Lampiran 4 Statistik Deskriptif Sebelum Transformasi ................................. 86
Statistik Deskriptif Setelah Transfor4masi .................................. 86
Lampiran 5 Hasil Uji Normalitas Sebelum Transformasi ............................... 87
Hasil Uji Normalitas Setelah Transformasi ................................. 87
Histogram dan Grafik Normal P-Plot .......................................... 88
Hasil Uji Multikolinearitas.......................................................... 89
Hasil Uji Heteroskedastisitas ....................................................... 89
Hasil Uji Autokorelasi ................................................................ 90
Lampiran 6 Hasil Uji Hipotesis (Uji t) ........................................................... 91
Hasil Uji Hipotesis (Uji F) .......................................................... 91
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
27
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembiayaan merupakan salah satu fungsi perusahaan yang penting bagi
keberhasilan usaha suatu perusahaan. Fungsi ini penting karena fungsi inilah
yang melakukan usaha untuk mendapatkan dana. Baik perusahaan besar maupun
kecil membutuhkan dana untuk menjalankan kegiatan usahanya. Dana yang
dibutuhkan bisa diperoleh baik melalui pembiayaan dari dalam perusahaan
(internal financing) maupun pembiayaan dari luar perusahaan (external
financing). Sumber pembiayaan modal internal adalah berupa pemanfaatan laba
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
28
yang ditahan (retained earnings), yaitu laba yang tidak dibagikan sebagai dividen.
Sumber pembiayaan eksternal diperoleh perusahaan dengan melakukan pinjaman
kepada pihak lain atau menjual sahamnya kepada masyarakat (go public) di pasar
modal.
Investor yang melakukan investasi dengan membeli saham perusahaan
tentunya mengharapkan return atas investasi mereka. Menurut Pradhono (2004:
149), return yang diterima oleh pemegang saham adalah pengembalian yang
diterima atas investasi yang telah dilakukan. Return tersebut dapat berupa:
1. capital gain yaitu keuntungan yang diperoleh dari selisih lebih pergerakan
harga saham pada saat membeli dan menjual,
2. keuntungan yang diperoleh dari pembagian dividen. Dividen adalah laba yang
dibagikan kepada para pemegang saham.
Laba (income) sering dinyatakan sebagai indikasi kemampuan perusahaan
membayar dividen. Laba bersih yang diperoleh perusahaan sebagian diberikan
kepada pemegang saham dalam bentuk dividen, sebagian lagi disisihkan menjadi
laba ditahan karena itu tingkat pembayaran dividen yang dilakukan oleh
perusahaan bervariasi tergantung kebijaksanaan perusahaan. Para pemegang
saham tentu berharap mendapatkan dividen dalam jumlah yang besar tetapi
perusahaan mempunyai pertimbangan yang logis karena perusahaan harus
memikirkan kelangsungan hidup dan pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan
datang.
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
29
Selama periode setelah perang dunia kedua, tingkat pembayaran dividen
turun di bawah 40%. Selama dekade tahun 1950-an, tingkat pembayaran dividen
naik menjadi 45%. Selama dekade tahun 1960-an, tingkat pembayaran dividen
naik menjadi 50%, sementara kesempatan investasi terbatas. Rasio pembayaran
dividen turun lagi dengan adanya tingkat pertumbuhan ekonomi, kenaikan
kesempatan berinvestasi, maupun adanya kesulitan keuanga (Erwan Dk,
1999:246).
Perusahaan didalam operasi normalnya terkadang mempunyai laba yang besar
dalam kegiatan bisnisnya selama setahun tetapi, laba tersebut tidak mencerminkan
jumlah kas atau likuiditas perusahaan yang sebenarnya. Hal ini disebabkan
pendapatan maupun penjualan tidak selamanya diterima berupa kas tetapi masih
berupa piutang yang akan diterima beberapa bulan kedepan. Namun, perusahaan
tetap mengakui sebagai pendapatan dan melaporkannya ke dalam laporan laba
rugi sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dalam hal pengakuan
pendapatan untuk tujuan akuntansi meskipun tidak menerima seluruhnya beruupa
kas. Kondisi tersebut dapat mempengaruhi perusahaan dalam hal pembagian
dividen kepada pemegang saham.
Bagi perusahaan, informasi yang terkandung dalam dividend payout ratio
(DPR) digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menetapkan jumlah
pembagian dividen. Bagi para pemegang saham, akan digunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi, yaitu apakah akan
menanamkan dananya atau tidak pada suatu perusahaan. Banyak pemegang saham
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
30
yang hidup dari penghasilan berupa dividen, mereka tentu akan lebih memilih
saham-saham yang dividennya dapat mereka andalkan.
Beberapa perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta selama tahun 2005-
2007 memberikan dividen dengan jumlah yang berbeda-beda setiap tahunnya.
Fenomena yang terjadi adalah adakalanya saat laba yang diperoleh perusahaan
meningkat, dividen yang diberikan perusahaan justru lebih kecil dari tahun
sebelumnya. Berdasarkan fenomena tersebut laba yang dihasilkan bukanlah satu-
satunya faktor yang dipertimbangkan pihak manajemen dalam menetapkan
besarnya DPR. Ada banyak faktor yang mempengaruhi kebijakan deviden suatu
perusahaan adalah faktor likuiditas, kebutuhan dana untuk membayar utang,
tingkat ekspansi yang direncanakan, faktor pengawasan, ketentuan-ketentuan dari
pemerintah, pajak kekayaan/ penghasilan dari pemegang saham.
Lukas Setia Atmaja (1994:359) menyatakan bahwa perusahaan membayar
deviden tunai dengan kas, maka perusahaan harus memiliki kas tersedia. Posisi
likuiditas perusahaan sangat berpengaruh pada kemampuan perusahaan membayar
deviden. Likuiditas perusahaan merupakan pertimbangan utama dalam banyak
kebijakan dividen karena dividen bagi perusahaan merupakan kas keluar, maka
semakin besar likuiditas perusahaan secara keseluruhan akan semakin besar
kemampuan perusahaan untuk membayar dividen.
Hermi (2004) menyatakan bahwa untuk membayar deviden suatu perusahaan
harus menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi alokasi laba untuk dividen
atau untuk laba ditahan. Ada faktor utama yang harus dipertimbangkan, misalnya
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
31
ketersediaan kas, karena walaupun perusahaan memperoleh laba namun jika uang
kas tidak mencukupi maka ada kemungkinan perusahaan memilih menahan laba
tersebut untuk diinvestasikan kembali bukan diberikan kepada pemegang saham
dalam bentuk deviden. Pembagian dividen dan pertumbuhan perusahaan ingin
mengetahui berapa laba bersih yang diperoleh perusahaan dan dari laba tersebut
berapa yang akan dibagikan sebagai dividen.
Dari pernyataan-pernyataan diatas, penulis menyimpulkan bahwa dalam
menetapkan kebijakan dividen, manajemen tentu sangat memperhatikan laba
bersih yang dihasilkan perusahaan dan kas yang tersedia di perusahaan. Jumlah
arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan
apakah kegiatan operasi perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup
untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan,
membayar dividen dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan sumber
pendapatan.
Peneliti ingin mengetahui informasi manakah yang lebih akurat antara laba
bersih dan arus kas operasi lebih mempengaruhi perusahaan dalam menentukan
ratio pembayaran dividen (dividend payout ratio). Berdasarkan latar belakang
masalah diatas, peneliti tertarik mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh
Laba Bersih dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan
Manufaktur yang Go-Publik”.
B. Perumusan Masalah
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
32
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah laba bersih dan arus
kas operasi berpengaruh terhadap dividend payout ratio baik secara simultan
maupun secara parsial?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah laba bersih dan
arus kas operasi berpengaruh terhadap dividend payout ratio baik secara simultan
maupun secara parsial.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah bagi peneliti, bagi investor maupun calon
investor, analis, pemerhati investasi maupun bagi peneliti selanjutnya.
1. Bagi peneliti, sebagai bahan masukan apabila dimintai pendapat mengenai
pengaruh laba bersih dan arus kas operasi terhadap kebijakan dividen tunai.
2. Bagi para investor, calon investor, analis, dan pemerhati investasi, hasil
penelitian ini dapat memberikan acuan pengambilan keputusan investasi
terkait dengan tingkat pengembalian yang berupa dividen perusahaan.
3. Menjadi bahan referensi dan dasar pengembangan bagi penelitian sejenis
berikutnya.
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
33
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Dividen
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
34
1. Pengertian Dividen
Dividen merupakan bagian dari laba yang tersedia bagi para pemegang saham
biasa (earning available for common stockholders) yang dibagikan kepada para
pemegang saham biasa dalam bentuk tunai. Stice at al (2004:902) menyatakan
bahwa “dividen adalah pembagian kepada pemegang saham dari suatu perusahaan
secara proporsional sesuai dengan jumlah saham yang dipegang oleh masing-
masing pemilik”.
Menurut Skousen et al (2001:757) ” dividen adalah pendistribusian laba secara
proporsional kepada para pemegang saham sesuai dengan jumlah saham yang
dimilikinya”. Distribusi laba dalambentuk kas oleh sebuah korporasi kepada
pemegang sahamnya disebut sebagai dividen tunai (cash dividend). Biasanya
sebuah korporasi harus memenuhi 3 kondisi terlebih dahulu agar dapat membayar
dividen tunai:
a. laba ditahan yang mencukupi,
b. kas yang memadai,
c. tindakan formal dari dewan komisaris.
2. Jenis Dividen
Dividen yang dibagikan perusahaan kepada para pemegang saham dapat
dalam beberapa jenis deviden. Dividen yang paling disukai oleh para pemegang
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
35
saham adalah dividen tunai atau dividen kas.. Jenis dividen (Dyckman, 2001:439)
adalah sebagai berikut:
a. deviden kas, yaitu distribusi laba dalam bentuk kas oleh sebuah korporasi
kepada pemegang sahamnya,
b. dividen properti, yaitu deviden dalam bentuk aktiva non kas, berupa sekuritas
perusahaan lain yang dimiliki perseroan, real estate, barang dagang, atau
setiap aktiva non kas lainnya,
c. dividen saham, yaitu distribusi proporsional atas tambahan saham biasa atau
saham preferen perseroan kepada pemegang saham,
d. dividen likuidasi, yaitu pengembalian tambahan modal disetor dan bukan
modal ditahan,
e. dividen skrip/wesel, yaitu dividen yang diberikan dalam bentuk wesel promes
kepada pemegang saham dimana kondisi perseroan mengalami kekurangan
kas.
3. Prosedur Pembayaran Dividen
Tanggal yang berkaitan dengan dividen adalah declaration date, date of
record, ex-devidend date, date of payment.
a. Declaration date, tanggal dimana dewan direksi mengumumkan dividen. Pada
tanggal ini, pembayaran pembayran dividen akan merupakan kewajiban yang
legal dari korporasi.
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
36
b. Date of record, tanggal dimana pemegang saham berhak untuk menerima
dividen.
c. Ex-dividend date, tanggal dimana hak atas dividen lepas dari saham. Hak atas
dividen dari saham sampai 4 hari sebelum date of record. Pengertiannya, pada
4 hari sebelum record date, hak atas dividen tidak lagi ada pada saham dan
penjual bukan lagi pemilik saham tersebut, yang seharusnya orang yang akan
menerima dividen. Harga pasar saham mempengaruhi kenyataan dan telah
berlalu dan akan turun kira-kira sejumlah dividen tersebut.
d. Date of payment, merupakan tanggal dimana korporasi akan membayarkan
dengan membagikan cheque dividen kepada pemegang saham.
B. Kebijakan Deviden
1. Pengertian Kebijakan Dividen
Kebijakan dividen merupakan keputusan pembayaran dividen yang
mempertimbangkan maksimalisasi harga saham saat ini dan periode mendatang.
Lukas Setia Atmaja (1994: 351) menyatakan:
Manajemen mempunyai 2 alternatif perlakuan terhadap penghasilan bersih sesudah pajak (EAT) perusahaan: 1) dibagi kepada para pemegang saham perusahaan dalam bentuk dividen, dan 2) diinvestasikan kembali ke perusahaan sebagai laba ditahan (retained earning). Pada umumnya sebagai EAT (earning after tax) dibagi dalam bentuk dividen dan sebagian lagi diinvestasikan kembali. Artinya, manajemen harus membuat keputusan tentang dividen, ini disebut kebijakan dividen (dividend policy).
2. Kebijakan Dividen bagi Perusahan
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
37
Kebijakan dividen korporasi sangat penting untuk menjaga kepentingan
investor dan kepentingan korporasi dalam hal program keuangan dan capital
budgeting korporasi, cash flow perusahaan, dan nilai modal saham perusahaan
(Tampubolon, 2005:183).
a. Menjaga kepentingan investor sebagai pemegang saham. Investor atau pemegang saham tidak mempunyai opini yang negatif tentang korporasi, seandainya dividen dipotong karena keterkaitan antara potongan tersebut dengan persoalan keuangan korporasi. Dengan demikian kebijaksanaan keuangan korporasi dari pihak manajemen harus mampu meyakinkan serta memberi jaminan akan tercapainya tujuan-tujuan bagi pemegang saham. Apabila pemegang saham dikecewakan, maka pemegang saham akan melepaskakan saham-sahamnya dengan menjual yang pada gilirannya harga saham di pasar bursa akan menurun. Ketidakpuasan pemegang saham akan menimbulkan kemungkinan pengendalian korporasi akan dilakukan orang-orang diluar korporasi.
b. Kebijaksanaan dividen akan mempengaruhi program keuangan dan capital budgeting korporasi tersebut.
c. Kebijakan dividen akan mempengaruhi cash flow korporasi. Suatu korporasi dengan likuiditas rendah akan dipaksa untuk membatasi pembayaran dividen.
d. Kebijakan dividen dapat menurunkan nilai modal saham korporasi karena dividen akan dibayarkan dari laba yang ditahan sehingga akan meningkatkan utang/modal (debt/equity) rasio korporasi.
3. Jenis Kebijakan Dividen
Menurut Indriyo dan Basri (2002:231), secara umum kebijakan dividen yang
ditempuh perusahaan adalah salah satu dari 3 kebijakan ini, yaitu stable dividend
policy, fluctuating dividend policy, kombinasi stable dividend policy dan
fluctuating dividend policy.
a. Stable Dividend Policy. Pada kebijaksanaan ini besarnya dividen yang dibayarkan selalu stabil dalam jumlah yang tetap, stabil yang makin naik dan stabil yang semakin menurun. Jadi, besarnya dividen yang dibayarkan dalam jumlah yang selalu stabil walaupun terjadi fluktuasi dalam net income. Apabila pada suatu saat kondisi perusahaan mengalami kerugian, pembayaran dividen akan diambilkan dari cadangan stabilisasi dividen.
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
38
b. Fluctuating Dividend Policy. Pada kebijaksanaan ini besarnya dividen yang dibayarkan mendasarkan pada tingkat keuntungan pada setiap akhir periode. Apabila tingkat keuntungan tinggi maka besarnya dividen yang akan dibayarkan relatif tinggi, dan sebaliknya bila tingkat keuntungan rendah maka besarnya dividen yang dibayarkan juga rendah, atau bisa dikatakan selalu proporsional dengan tingkat keuntungannya.
c. Kombinasi Stable Dividend Policy dan Fluctuating Dividend Policy. Pada kebijaksanaan ini besarnya dividen yang dibayarkan sebagian ada yang bersifat stabil atau tetap, tetapi sebagian yang lain bersifat proporsional dengan tingkat keuntungan yang dicapai. Apabila perusahaan tidak mendapatkan laba para pemegang saham masih mendapatkan dividen tetap dan apabila didapatkan keuntungan dari hasil operasinya didapatkan bagian dari keuntungan. Bagian dividen yang bersifat proporsional besarnya tidak sama dengan dividen yang menggunakan kebijakan fluktuatif.
4. Teori Kebijakan Deviden
Beberapa teori yang relevan dalam kebijakan deviden adalah smoothing
theory, clientele effect theory, tax differential theory, dividend irrelevance theory,
bird in the hand theory, residual theory of dividens, teori signal atau isi informasi
dividen (information content of dividend).
a. Smoothing Theory
Teori ini dikembangkan oleh Lintner. Ketika manajer diberi insentif yang
didasarkan pada kinerja keuangan, hal ini dapat mendorong manajer menampilkan
kinerja yang lebih baik melalui rekayasa laba. Perataan penghasilan merupakan
salah satu teknik manajemen laba yang dilakukan dengan menekan variabilitas
laba pada beberapa periode sehingga laporan laba memperlihatkan fluktuasi yang
rendah atau dengan kata lain memperlihatkan laba perusahaan yang stabil.
Dengan laba yang stabil maka kemungkinan dividen yang dibagikan oleh
perusahaan juga akan stabil karena dividen yang dibagikan merupakan bagian dari
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
39
laba yang dihasilkan perusahaan. Teori ini mengatakan bahwa jumlah deviden
bergantung akan keuntungan perusahaan sekarang dan deviden tahun sebelumnya.
b. Clientele Effect Theory
Teori ini diungkapkan oleh Black and Scholes. Teori mengatakan bahwa
kelompok (clientele) pemegang saham yang berbeda akan memiliki preferensi
yang berbeda terhadap kebijaksanaan dividen perusahaan. Sebagai contoh,
kelompok investor dengan tingkat pajak yang tinggi akan menghindari dividen,
karena dividen mempunyai tingkat pajak yang lebih tinggi dibandingkan dengan
capital gain. Menurut teori ini dividen tertentu akan menarik segmen tertentu
kemudian tugas perusahaan (manajemen keuangan) adalah melayani segmen
tersebut. Kebijakan dividen yang berubah-ubah akan mengacaukan efek klien
tersebut, menyebabkan harga saham berubah.
c. Tax Differential Theory
Teori ini diajukan oleh Litzenberger dan Ramaswamy. Mereka menyatakan
bahwa dengan adanya pajak terhadap keuntungan dividen dan capital gain, para
investor lebih menyukai capital gain karena dapat menunda pembayaran pajak.
d. Dividend Irrelevance Theory
Teori ini dikembangkan oleh Miller dan Modigliani dalam papernya Dividend
Irrelevance Preposisition. Paper tersebut menjelaskan bahwa dalam dunia pajak,
dan tidak diperhitungkannya biaya transaksi serta dalam kondisi pasar yang
sempurna, maka kebijakan deviden tidak akan memberikan pengaruh apapun pada
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
40
harga pasar saham tersebut. Menurut MM kebijakan dividen sebenarnya tidak
relevan untuk dipersoalkan.
e. Bird inTthe Hand Theory
Teori ini mengatakan pembayaran dividen mengurangi ketidakpastian karena
dividen diterima saat ini, sedangkan capital gain diterima di masa mendatang.
Gordon mengemukakan bird in the hand theory yang mengatakan bahwa dengan
mendapatkan dividen (a bird in the hand) adalah lebih baik daripada saldo laba (a
bird in the bush) karena pada akhirnya saldo laba tersebut mungkin tidak akan
pernah terwujud sebagai deviden di masa depan (it can fly away).
f. Residual Theory Of Dividens
Menurut teori dividen residual, dividen ditentukan dengan cara: (1)
mempertimbangkan kesempatan investasi perusahaan, (2) mempertimbangkan
target struktur modal perusahaan untuk menentukan besarnya modal sendiri yang
dibutuhkan untuk investasi, (3) memanfaatkan laba ditahan untuk memenuhi
kebutuhan akan modal sendiritersebut semaksimal mungkin dan, (4) membayar
dividen hanya jika ada sisa laba.
Kebijakan dividen residual dengan demikian membayarkan dividen hanya jika
ada sisa kas setelah perusahaan mendanai semua usulan investasi yang
mempunyai NPV (Net Present Value) positif.
g. Teori Signal atau Isi Informasi Dividen (Information Content Of Dividend)
Ada kecenderungan harga saham akan naik jika ada pengumuman kenaikan
dividen, dan harga saham akan turun jika ada pengumuman penurunan dividen.
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
41
Ada argumen lain yang lebih masuk akal. Dividen itu sendiri tidak menyebabkan
kenaikan (penurunan) harga, tetapi prospek perusahaan, yang ditunjukkan oleh
meningkatnya (menurunnya) dividen yang dibayarkan, yang menyebabkan
perubahan saham. Teori tersebut kemudian dikenal sebagai teori signal atau isi
informasi dividen. Menurut teori ini, dividen mempunyai kandungan informasi,
yaitu prospek perusahaan di masa mendatang.
h. Agency Theory
Menurut teori ini konflik terjadi pihak-pihak yang berkaitan di perusahhan.
Sebagai contoh, manajer disewa oleh pemegang saham untuk menjalankan
perusahaan agar tujuan pemegang saham bisa tercapai., tetapi manajer bisa saja
mempunyai agenda tersendiri yang tidak selalu konsisten dengn tujuan pemegang
saham, misalnya perusahaan mempunyai kelebihan kas dengan NPV positif (free
cash flow), yang didefenisikan sebagai kelebihan kas setelah semua investasi
dengan NPV positif didanai). Kas tersebut akan lebih baik jika dibagikan ke
pemegang saham, dan pemegang saham akan memanfaatkan kas tersebut dengan
cara mererka tersendiiri.
Selain itu digunakan juga teori keuangan. Teori keuangan akan menjelaskan
bagian yang akan dibagikan oleh perusahaan sebagai dividen bagi para pemegang
saham.
i. Teori Keuangan
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
42
Menurut teori keuangan, dividen (atau investasi kembali) tidak sama dengan
laba setelah pajak. Dalam teori keuangan, jumlah dana yang bisa dibagikan
sebagai dividen bisa dinyatakan sebagai berikut:
D = E + Penyusutan – Investasi pada A.T – Penambahan M.K
Keterangan:
D = Dividen,
E = Earning After Tax (Laba Setelah Pajak),
A.T = Aktiva Tetap,
M.K = Modal kerja.
Persamaan tersebut menunjukkan bahwa dana yang bisa dibagikan sebagai
dividen merupakan kelebihan dana yang diperoleh dari operasi perusahaan (yaitu
E + penyusutan) diatas keperluan investasi untuk menghasilkan laba dimasa yang
akan datang (yaitu investasi aktiva tetap dan modal kerja). Hanya saja, untuk
menyederhanakan analisis sering diasumsikan bahwa investasi pada aktiva tetap
akan diambilkan dari dana penyusutan, dan modal kerja dianggap tidak berubah
(sehingga tidak perlu menambah modal kerja). Apabila asumsi ini dipergunakan,
maka bisa dimengerti kalau besarnya dividen ditentukan oleh laba setelah pajak
(E) dan maksimal dividen yang bisa dibagikan adalah sama dengan E. Itulah
mengapa EAT digunakan sebagai ukuran jumlah maksimal dana yang dibagikan
sebagai dividen.
5. Keputusan Dividen Dalam Praktek
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
43
Pada prakteknya, ada beberapa faktor yang menjadi pertimbangan bagi
perusahaan dalam menentukan kebijakan dividen. Menurut Keown (2000:
621)antara lain faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen perusahaan
adalah pembatasan hukum, posisi likuiditas, tak ada atau kurangnya sumber
pendanaan lain, kemungkinan pendapatan diramalkan, kontrol kepemilikan,
inflasi.
a. Pembatasan hukum Pembatasan hukum tertentu bisa membatasi jumlah dividen yang bisa dibayarkan perusahaan. Batasan hukum ini ada dua kategori. Pertama, pembatasan menurut undang-undang. Kedua, unik bagi tiap eprusahaan dan hasil dari batasan dalam kontrak utang dan saham preferen. Untuk meminimumkan resiko, investor sering kali menerapkan aturan pembatasan atas manajemen sebagai syarat investasi mereka dalam perusahaan. Batasan ini meliputi aturan bahwa dividen takkan diumumkan sebelum utang dibayar kembali. Perusahaan juga mungin disyaratkan mempertahankan jumlah modal tertentu. Pemegang saham preferen bisa menuntut agar dividen biasa takkan dibayar jika saham preferen tidak dibayarkan.
b. Posisi likuiditas Terbalik dengan pendapat umum, fakta bahwa perusahaan menunjukkan jumlah laba ditahan yang besar dalam neraca tak berarti kas tersedia untuk pembayaran dividen. Posisi perusahaan saat ini dalam aset lancar, termasuk kas, pada dasarnya independen atas pos laba ditahan. Secara historis, perusahaan dengan laba ditahan yang besar sukses dalam mengumpulkan kas dari operasi. Tapi dana ini biasanya kalau tidak diinvestasikan kembali dalam perusahaan untuk periode pendek atau digunakan untuk membayar utang yang jatuh tempo. Maka perusahaan dapat sangat untung dan tetap tak memiliki kas. Dividen tunai dibayarkan dengan kas, dan tidak dengan laba ditahan, perusahaan harus memiliki kas tersedia untuk pembayaran dividen. Maka, posisi likuiditas perusahaan sangat berpengaruh pada kemampuannya membayar dividen.
c. Tak ada atau kurangnya sumber pendanaan lain. Perusahaan bisa menahan laba untuk tujuan investasi atau membayar dividen danmenerbitkan utang baru atau sekuritas modal untuk mendanai investasi. Untuk sebagian besar perusahaan kecil atau baru, pilihan kedua ini realistis. Perusahaan ini tak memiliki akses ke pasar modal, jadi mereka harus sangat bergantung pada dana internal. Sebagai akibatnya, rasio pembayaran dividen
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
44
biasanya jauh lebih rendah untuk perusahaankecil atau baru daripada perusahaan besar dan milik publik.
d. Kemungkinan pendapatan diramalkan. Rasio pembayaran dividen perusahaan hingga suatu titik tergantung pada kemungkinan diramalkannya laba perusahaan sepanjang waktu. Jika pendapatan berfluktuasi jelas, manajemen tak dapat bergantung pada dana internal untuk memenuhi kebutuhan di masa depan. Jika laba tak dihasilkan, perusahaan bisa menahan jumlah yang lebih besar untuk memastikan bahwa uang tersedia saat dibutuhkan. Sebaliknya, perusahaan dengan tren pendapatan yang stabil biasanya akanmembayar bagian yang besar dari pendapatannya dalam bentuk dividen. Perusahaan ini tak terlalu memerlukan ketersediaan laba untuk memenuhi kebutuhan modal di masa depan.
e. Kontrol kepemilikan Untuk banyak perusahaan besar, kontrol melalui pemilikan saham biasa bukan masalah. Tapi, bagi banyak perusahaan kecil dan menengah, mempertahankan kontrol suara merupakan prioritas utama. Jika pemegang saham sekarang tak bisa berpartisipasi dalam penawaran baru, menerbitkan saham baru tak menarik, dalam arti bahwa kontrol pemegang saham yang sekarang tak berarti. Pemilik mungkin lebih suka manajemen mendanai investasi baru dengan utang dan melalui laba daripada melalui penerbitan saham biasa baru. Pertumbuhan perusahaan ini karenanya dibatasi dengan jumlah modal utang yang tersedia dan oleh kemampuan perusahaan menghasilkan laba.
f. Inflasi. Dalam periode inflasi, idealnya setelah aset tetap rusak dan usang, dana yang dihasilkan dari depresi digunakan untuk mendanai penggantian. Karena harga peralatan pengganti terus naik, dana depresiasi tak cukup. Ini membutuhkan retens laba yang lebih besar, yang berarti bahwa dividen harus terpengaruh secara tak menguntungkan.
Tampubolon (2005:186) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
kebijakan dividen adalah sebagai berikut:
1) tingkat pertumbuhan korporasi (company grow rate), 2) keterikatan dalam rapat (restrictive convenant), 3) profitability, 4) stabilitas laba (earning stability), 5) kontrol perbaikan (maintenance control), 6) memahami pengungkit keuangan (degrre of financial leverage), 7) kemampuan untuk kondisi eksternal (ability to finance externally), 8) keadaan tak terduga (uncertainity), 9) ukuran dan umur korporasi (age and size).
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
45
6. Indikator Kebijakan Dividen
Indikator untuk mengukur kebijakan dividen yang secara luas digunakan ada
dua macam. Pertama, hasil dividen (dividend yield). Dividend yield adalah suatu
ratio yang menghubungkan suatu dividen yang dibayar dengan harga saham biasa.
Dividend yield secara matematis dapat diformulasikan sebagai berikut (Warsono,
2003:275):
Dividend yield menyediakan suatu ukuran komponen pengembalian total yang
dihasilkan dividen, dengan menambahkan apresiasi harga yang ada. Beberapa
investor menggunakan dividend yield sebagai suatu ukuran risiko dan sebagai
suatu penyaring investasi, yaitu mereka akan berusaha menginvestasikan dananya
dalam saham yang menghasilkan dividend yield yang tinggi.
Indikator kedua yang digunakan untuk mengukur kebijakan dividen adalah
ratio pembayaran dividen (dividend payout ratio/DPR). DPR merupakan ratio
hasil perbandingan antara dividen dengan laba yang tersedia bagi para pemegang
saham biasa, dan secara sistematis dirumuskan sebagai berikut (Warsono,
2003:27):
DPR lebih populer digunakan sebagai indikator kebijakan dividen dibandingkan
dengan dividend yield.
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
46
7. Macam-Macam Kebijakan Dividen Lainnya
a. Stock Repurchase
Sebagai alternatif terhadap pemberian dividen berupa uang tunai (cash
dividend), perusahaan dapat mendistribusikan pendapatan kepada pemegang
saham dengan cara membeli kembali saham perusahaan (repuchasing stock).
Ada 3 metode yang dapat digunakan untuk membeli kembali saham, yaitu:
1). saham dapat dibeli pada pasar terbuka (open market ),
2). perusahaan membuat penawaran formal untuk membeli saham perusahaan
dalam jumlah tertentu dan harga tertentu (pendekatan tender offer),
3). perusahaan membeli sejumlah sahamnya kembali dari satu atau beberapa
pemegang saham besar (pendekatan negotiated basis).
b. Stock Split dan Stock Dividend
Stock split adalah tindakan perusahaan memecah saham yang beredar
menjadi bagian yang lebih kecil. Stock dividend adalah tindakan perusahaan
memberikan saham baru sebagai pembayaran dividen. Stock split tidak
membuat pemegang saham bertambah kekayaannya karena kenaikan jumlah
saham diimbangi dengan penurunan nilai saham . Stock dividend juga tidak
menambah kekayaan pemegang saham.
Jika tidak ada keuntungan secara ekonomis, perusahaan tetap melakukan
stock split dan stock dividend untuk menjaga harga saham tetap berada pada
optimal range dan untuk menghemat kas.
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
47
1) Stock split dilakukan untuk menjaga agar harga saham tetap berada pada
optimal price range. Harga saham yang tinggi akan menyulitkan investor
untuk membeli saham tersebut sehingga dapat menurunkan permintaan.
2) Stock dividend digunakan perusahaan yang ingin menghemat kas atau
perusahaan dalam kesulitan keuangan. Masalah yang muncul jika
perusahaan tidak membagi dividen tunai investor bisa salah persepsi
terhadap emiten. Akibatnya harga saham bisa turun, sehingga untuk
menghindari efek negatif ini perusahaan dapat membagi stock dividend
sebagai pengganti dividen kas.
Meskipun stock split dan stock dividend tidak berbeda secara
pertimbangan ekonomis tapi perlakuan akuntansinya berbeda. Untuk stock
dividend perusahaan harus melakukan kapitalisasi nilai pasar dari stock
dividend dengan cara mentransfer sejumlah rupiah dari stock dividend ke
rekening modal.
C. Laporan Keuangan
1. Pengertian Laporan Keuangan
Menurut Syahyunan (2004:22), ”laporan keuangan adalah produk dari
manajemen dalam rangka mempertanggungjawabkan (stewardship) penggunaan
sumber daya dan sumber dana yang dipercayakan kepadanya”. Menurut Kamus
Akuntansi edisi kedua oleh Ibrahim Abdullah (1993:176), ”laporan keuangan
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
48
adalah laporan-laporan yang berisi nformasi tentang kondisi keuangan dari hasil
operasi perusahaan pada periode tertentu”.
Laporan keuangan disusun dan disajikan sekurang-kurangnya satu tahun
sekali untuk memenuhi kebutuhan sejumlah besar pemakai. Beberapa diantaranya
pemakai ini memerlukan dan berhak memperoleh informasi tambahan disamping
yang tercakup dalam laporan keuangan namun, banyak pemakai yang sangat
tergantung pada laporan keuangan sebagai sumber utama informasi keuangan
tersebut, sehingga laporan keuangan tersebut seharusnya disusun dan disisipkan
dengan mempertimbangkan kebutuhan mereka. Informasi laporan keuangna
menjadi sebuah keputusan penting oleh para pemakai ataupun yang
berkepentingan (stakeholders) dalam mengambil keputusan bisnis.
2. Tujuan Laporan keuangan
Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut
posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang
bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan
ekonomi. Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan
bersama sebagian besar pengguna walaupun laporan keuangan tidak menyediakan
semua informasi yang mungkin dibutuhkan pengguna daam pengambilan
keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari
kejadian di masa lalu, dan tidak diwajikan untuk menyedakan informasi non
keuangan. Laporan keuangan juga menunjukkna apa yang telah dilakuakn
mamajemen (stewardship), atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
49
daya yang dipercayakan kepadanya. Pengguna yang ingin menilai apa yang telah
dilakukan atau pertanggungjawaban manajemen berbuat demikian agar mereka
dapat membuat keputusan ekonomi yang mencakup keputusan untuk menahan
atau menjual investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk
mengangkat kembali atau mengganti manajemen.
Berkaitan dengan tujuannya, maka laporan keuangan disusun atas dasar
akrual yang mengharuskan pengaruh transaksi dan peristiwa lain diakui pada saat
kejadian (bukan pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar) dan dicatat
dalam catatan akuntansi serta dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode
yang bersangkutan. Laporan keuangan yang disusun atas dasar akrual
memberikan informasi kepada pengguna tidak hanya transaksi masa lalu yang
melibatkan penerimaan dan pembayaran kas tetapi juga kewajiban pembayaran
kas dimasa depan serta sumber daya yang mempersentasikan kas yang akan
diterima di masa depan sehingga dapat dikatakan bahwa laporan
keuanganmenyediakan jenis iinformasi transaksi masa lalu dan peristiwa lainnya
yang palng berguna bagi pengguna dalam pengambilan keputusan ekkonomi.
3. Elemen-Elemen Laporan Keuangan
a. Neraca
Neraca adalah suatu daftar aktiva, kewajjiban, dan ekuitas pemilik pada
tanggal tertentu, biasanya pada akhir bulan atau akhir tahun. Sisi sebelah kiri
menunjukkan aktiva, sedangkan sisi sebelah kanan menunjukkan kewajiban dan
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
50
ekuitas atau klaim terhadap aktiva tersebut. Aktiva dicantumkan sesuai dengan
urutan likuiditasnya atau lamanya waktu yang dibutuhkan untuk mengkonversi
aktiva tersebut menjadi kas. Pada perusahaan manufaktur terdapat klasifikai pada
pos persediaan berdasarkan tingkat penyelesaiannya menuju tahap siap dijual,
yaitu bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi. Ini tidak terdapat pada
perusahaan dagang ataupun jasa.
b. Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi adalah ikhtisar suatu pendapatan dan beban selama periode
waktu tertentum nisalnya sebulan atau setahun. Penjualan bersih disajikan pada
bagian atas dari setiap laporan, setelah berbagai biaya termasuk ajak, dikurangi
untuk mendapatkan laba bersih yang tersedia bagi pemegang saham biasa.
Laporan laba dan dividen per saham diberikan pada bagian bawah laporan ini.
Laba per saham (earning per share = EPS) disebut ”bottom line”, menunjukkan
bahwa diantara semua akun pada laporan laba rugi, EPS adalah yang paling
penting. Laporan laba rugi dapat mencakup setiap periode waktu, tetapi laporan
in biasanya dibuat secara bulanan, kuartalan, atau tahunan. Untuk tujuan
perencanaan dan pengendalian, manajemen biasanya meramalkan laporan laba
rugi secara bulanan (atau mungkin secara kuartalan) dan kemudian
membandingkan hasil aktual dengan laporan yang dianggarkan.
c. Laporan ekuitas Pemilik
Laporan ekuitas pemilik adalah suatu ikhtisar perubahan ekuitas pemilik yang
terjadi selama periode tertentu, misalnya sebulan atau setahun. Laba ditahan
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
51
menunjukkan klaim terhadap aktiva dan bukannya aktiva per ekuitas pemegang
saham. Perusahaan menahan laba terutama untuk memperluas usaha dan ini
berarti menginvestasikan dalam pabrik dan peralatan, dalam persediaan, dan lain
sebagainya, bukan menimbun kas dalam rekening bank. Perubahan laba ditahan
terjadi karena pemegang saham biasa mengijinkan perusahaan untuk
menginvestasikan kembali dana yang tidak didistribusikan sebagai dividen.
d. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas (statement of cashflow) menjelaskan perubahan pada kas
atau setara kas dalam periode tertentu. Setara kas adalah investasi jangka pendek
yang amat likuid yang bisa segera ditukar dengan kas. Dalam laporan arus kas,
penerimaan dan pengeluaran kas diklasifikasokan menurut tiga kategor utama,
yaitu aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan. Aktivitas
operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan dan aktivitas lain
yang bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. Aktivitas
investasi adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang serta investasi
lain yang tidak termasuk setara kas. Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang
mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan pnjaman
perusahaan.
Kegunaan informasi arus kas dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) No. 2 paragraf 3 (IAI, 2002) dijelaskan bahwa laporan arus kas dapat
memberikan informasi yang memungkinkan para pemakai untuk mengevaluasi
perubahan dalam aktiva bersh perusahaan, struktur keuangan (termasuk likuiditas
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
52
dan solvabilitas) dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus
kas dalam rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang. Informasi
arus kas berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilakn kas
dan setara kas dan memungkinkan para pemakai mengembangkan model untuk
menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan (future cash
flow) dari berbagai perusahaan. Informasi tersebut juga meningkatkan daya
banding pelaporan kinerja operasi berbagai perusahaan karena dapat meniadakan
pengaruh penggunaan perlakuan akuntansi yang berbeda terhadap transaksi dan
peristiwa yang sama.
Wild dan Subramayan (2004:5) menyatakan bahwa laporan arus kas
menyediakan informasi untuk menjawab pertanyaan pengguna laporan seperti :
1) Berapa banyak kas yang dihasilkan dari atau digunakan untuk operasi? 2) Pengeluaran apakah dibayar dengan kas dari operasi? 3) Bagaimana dividen dibayar saat perusahaan mengalami kerugian operasi? 4) Berasal darimanakah kas untuk pembayaran utang? 5) Berasal darimanakah kas untuk pembayaran saham preferen? 6) Bagaimanakah kenaikan investasi didanai? 7) Berasal darimanakah kas untuk pembelian aktiva tetap yang baru? 8) Mengapa kas lebih rendah saat laba meningkat? 9) Bagaimana penggunaan kas yang berasal dari pendanaan baru?
Secara rinci, Horngern, Harrison, Robinson,dan Secokusumo (1998: 845)
menjelaskan bahwa laporan arus kas dirancang untuk memenuhi tujuan-tujuan
berikut:
1) Untuk memperkirakan arus kas masa datang Kas, dan bukan laba akuntansi yang digunakan untuk membayar tagihan. Dalam banyak kasus, sumber dan penggunaan kas perusahaan tidaklah berubah secara dramatis dari tahun ke tahun. Karena itu penerimaan dan pengeluaran kas dapat diterima sebagai alat yang baik untuk memperkirakan penerimaan dan pengeluaran di masa yang datang.
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
53
Untuk mengevaluasi pengambilan keputusan manajemen. Jika manager membuat keputusan investasi yang bijaksana maka perusahaannya akan sejahtera. Tetapi jika manajer membuat keputusan yang tidak bijaksana maka perusahaan akan menderita lainnya. Laporan arus kas akan melaporkan kegiatan investasi perusahaan sehingga memberikan informasi arus kas kepada investor dan kreditur untuk mengevaluasi keputusan manajer.
2) Untuk menentukan kemampuan perusahaan membayar dividen kepada pemegang saham, pembayaran bunga, dan pokok pinjaman kepada kreditur. Pemegang saham tertarik pada penerimaan dividen dari investasinya dalam saham perusahaan. Kreditur ingin menerima bunga dan pokok pinjamannya tepat waktu. Laporan arus kas membantu investor dan kreditur untuk mengetahui apakah perusahaan mampu melakukan pembayaran-pembayaran ini.
3) Untuk menunjukkan hubungan laba bersih terhadap perubahan kas perusahaan. Biasanya kas dan laba bersih bergerak bersama. Tingginya tingkat laba cenderung menyebabkan peningkatan kas dan sebaliknya. Akan tetapi, nilai sisa kas bisa menurun ketika laba bersih tinggi dan kas bisa meningkat ketika laba bersih rendah. Adanya kemungkinan bangkrutnya suatu perusahaan yang mempunyai laba bersih yang cukup tetapi kas yang rendah, menyebabkan diperlukannya informasi arus kas. Biasanya kas dan laba bersih bergerak sama.
e. Catatan atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis. Setiap pos
dalam neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas harus saling berkaitan
dengan informasi yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan. Catatan
atas laporan keuangan mengungkapkan :
1) informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan
akuntansi yang dipilih dan diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi yang
penting,
2) informasi yang diwajibkan dalam PSAK tetapi tidak disajikan dalam neraca,
laporan laba rugi, laporan arus kas, dan lapran perubahan ekuitas,
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
54
3) informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan tetapi
diperlukan dalam rangka penyajian secara wajar.
D. Laba Bersih
Untuk menentukan keputusan investasinya, calon investor perlu menilai
perusahaan dari segi kemampuannya untuk memperoleh laba bersih sehingga di
harapkan perusahaan dapat memberikan tingkat pengembalian yang tinggi. Laba
bersih (net income atau earning) dapat dijadikan sebagai suatu ukuran kinerja
perusahaan selama 1 periode tertentu. Earning merupakan suatu ukuran berapa
besar harta yang masuk (pendapatan dan keuntungan) melebihi harta yang keluar
(beban dan kerugian).
Pengertian laba bersih menurut kamus akuntansi cetakan kedua oleh Ibrahim
abdullah (1993:289):
Laba bersih adalah kelebihan seluruh pendapatan atas seluruh biaya untuk suatu periode tertentu setelah dikurangi pajak penghasilan yang disajikan dalam laporan laba rugi. Para akuntan menggunakan istilah “net income” untuk menyatakan kelebihan pendapatan atas biaya dan istilah “net loss” untuk menyatakan kelebihan biaya atas pendapatan.
Baik pendapatan maupun beban dicatat atas dasar akrual, yaitu pada saat
terjadinya, tidak peduli apakah sudah ada kas yang dihasilkan atau dikeluarkan
oleh perusahaan. Pada kenyataannya, laba yang tinggi akibat penjualan yang baik
belum menjamin penerimaan yang baik juga pada perusahaan. Piutang yang
terjadi akibat penjualankredit belum tentu dapat ditagih di kemudian hari, atau
dapat juga ditagih tetapi tidak tepat pada waktu perusahaan membutuhkan dana
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
55
untuk kegiatan usahanya akibatnya kegiatan perusahaan dapat terhambat dan
justru memperburuk kinerja perusahaan untuk menghasilkan laba pada periode
mendatang, maka diperlukan informasi yang lebih dapat menyajikan informasi
tentang laba dan kondisi kas perusahaan. Ini ditemukan pada laporan arus ka.
E. Arus Kas dari Aktivitas Operasi
Aktivitas operasi (operating activities) merupakan aktivitas perusahaan yang
terkait dengan laba. Selain pendapatan dan beban yang disajikan dalam laporan
laba rugi, aktivitas operasi juga meliputi arus kas masuk dan arus kas keluar
bersih yang berasal dari aktivitas operasi terkait, seperti pemberian kredit kepada
pelanggan, investasi dalampersediaan, dan perolehan kredit dari pemasok.
Aktivitas operasi terkait dengan pos-pos laporan laba rugi (dengan beberapa
pengecualian kecil) dan dengan pos-pos operasi dalam neraca, umumnya pos
modal kerja seperti piutang, persediaan, pembayaran dimuka (prepayment), utang,
dan beban akrual. Aktivitas operasi juga meliputi transaksi dan peristiwa yang
tidak cocok untuk dikelompokkan ke dalam aktivitas investasi atau aktivitas
pendanaan.
Stice, stice, dan Skousen (2004: 320) menjelaskan berbagai aktivitas yang
termasuk dalam aktivitas operasi adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1 Aktivitas Operasi
Kas Dierima dari: Kas dikeluarkan untuk:
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
56
1. penjualan barang atau jasa, 1. pembelian persediaan,
2. penjualan efek yang diperdagangkan, 2. gaji dan upah,
3. pendapatan bunga, 3. pajak,
4. pendapatan dividen. 4. beban bunga,
5. beban lainnya,
6. pembelian efek.
Sumber: Stice, Stice, Skousen
Dalam PSAK No. 2 paragraf 12 (IAI : 2002) dinyatakan bahwa jumlah arus
kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan
apakah dari operasinya perusahaan dapat menghasilakan arus kas yang cukup
untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan,
membayar dividen dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada
sumber pandanaan dari luar. Informasi mengenai unsur tertentu arus kas historis
bersama dengan informasi lain, berguna dalam memprediksi arus kas operasi
masa depan.
Jumlah arus kas bersih dari aktivitas operasi dapat dihitung dan dilaporkan
dengan menggunakan salah satu dari dua metode, yaitu metode langsung dan
metode tidak lansung. Dalam metode langsung kelompok utama dari penerimaan
kas bruto dan pengeluaran kas bruto diungkapkan, sedangkan dalammetode tidak
langsung, laba atau rugi bersih disesuaikan dengan mengoreksi pengaruh dari
transaksi bukan kas, penagguhan (deferral) atau akrual dari penerimaan atau
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
57
embayaran kas untuk operasi di masa lalu dan di masa depan, dan unsur
penghasilan atau beban yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan.
Kedua metode tersebut menghasilkan jumlah yang sama, yaitu jumlah arus
kas bersih yang disediakan oleh arus kas operasi. Metode tidak langsung lebih
disukai dan digunakan oleh kebanyakan perusahaan karena relatif mudah
digunakan dan merekonsiliasikan perbedaan antara laba bersih dengan arus kas
bersih dari aktivitas operasi. Pemakai laporan keuangan juga banyak yang
menyukai metode langsung karena metode ini melaporkan secara langsung
sumber ari arus kas masuk dan keluar tanpa harus dibingungkan dengan
penyesuain-penyesuaian dengan laba bersih.
Menurut Stice, Stice, dan Skousen (2004:331) kedua metode tersebut
memiliki kelebihan masing-masing. Kelebihan utama dari metode langsung
adalah sangat mudah dipahami dan intuitif. Sementara kelebihan utama dari
metode tidak langsung adalah metode ini menandai faktor-faktor yang
menyebabkan perbedaan antara laba bersih dan arus kas dari aktivitas operasi.
Ikatan Akuntan Indonesia secara khusus mengatur arus kas dari bunga dan
dividen yang diterima dan dibayarkan. PSAK No. 2 paragraf 32-33 (IAI, 2002)
menyatakan bahwa bunga yang dibayar dan bunga serta dividen yang diterima
oleh lembaga keuangan biasanya diklasifikasikan sebagai arus kas operasi.
Namun demikian, bagi perusahaan lain belum ada kesepakatan mengenai
kualifikasi arus kas. Bunga yang dibayarkan dan bunga serta dividen yang
diterima dapat diklasifikasikan sebagai arus kas operasi karena mempengaruhi
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
58
laba dan rugi bersih. Sebagai alternatif, bunga yang dibayar dan bunga serta
dividen yang diterima dapat diklasifikasi, masing-masing sebagai arus kas
pendanaan, dan arus kas investasi karena merupakan biaya perolehan sumber daya
keuangan atau sebagai hasil investasi (return on investment). Dividen yang
dibayar dapat diklasifikasikan sebagai arus kas pendanaan karena merupakan
biaya perolehan sumber daya keuangan. Sebagai alternatif, dividen yang dibayar
dapat diklasifikasikan sebagai komponen arus kas dari aktivitas operasi dengan
maksud untuk membantu para pengguna laporan arus kas dalam menilai
kemampuan perusahaan membayar dividen dari arus kas operasi.
F. Akrual dan Arus Kas
Untuk melihat hubungan antara akrual dan arus kas, penting untuk mengenali
beberapa jenis arus kas. Arus kas operasi mengacu pada kas yang berasal dari
aktivitas opersi perusahaan. Arus kas bebas mencerminkan dampak tambahan
investasi dan divestasi terhadap aktiva operasional. Keunggulan arus kas bebas
adalah bahwa ia mencerminkan kas yang dapat dengan bebas digunakan untuk
membayar kewajiban atau untuk pemegang saham.
Berdasarkan difinisi, akrual merupakan jumlah penyesuaian akuntansi yang
membuat laba bersih berbeda dari arus kas bersih. Penyesuaian ini mencakup
penyesuaian yang mempengaruhi laba saat tidak terdapat dampak arus kas dan
penyesuaian yang mengeluarkan arus kas terhadap laba. Akuntansi akrual
mempunyai pengaruh arus khusus terhadap laporan laba rugi melalui pengakuan
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
59
pendapatan dan pengaitan beban (Wild dan Subramanyam, 2004:105), yaitu
pendapatan diakui saat diperoleh dan saat direalisasi atau dapat direalisasi dan
pengaitan beban dan pendapatan.
1. Pendapatan diakui saat diperoleh dan saat direalisasi atau dapat direalisasi. Pendapatan terjadi ketika perusahaan menyerahkan produk atau jasanya. Hal ini berarti bahwa perusahaan telah melakukan tugasnya. Pendapatan direalisasi saat memperoleh kas dari penyerahan barang atau jasa. Pendapatan direalisasi saat memperoleh aktiva (biasanya piutang) yang dapat diubah menjadi kas atau setara kas, dari penyerahan barang dan jasa. Menentukan saat pengakuan pendapatan kadang kala sulit dilakukan. Meskipun pendapatan biasanya diakui saat terjadi penjualan (penyerahan barang), pendapatan juga dapat diakui saat barang atau jasa masih dalam produksi, selesai produksi, atau saat kas diterima.
2. Akuntansi akrual mengharuskan pengaitan beban dengan pendapatan. Proses pengaitan ini berbeda untuk dua jenis beban. Beban yang berasal dari produksi suatu produk atau jasa disebut biaya produk (product cost), dan diakui saat produk atau jasa diserahkan. Seluruh biaya produk disajikan bersamaan dengan biaya penjualan (cost of sales) tetapi akan berada pada akun persediaan sehingga dapat dikaitkan dengan pendapatan. Beban lainnya adalah biaya periode, biasanya dikaitkan dengan pendapatan periode tertentu. Beberapa biaya periode terjadi sehubungan dengan pemasaran suatu produk atau jasa dan dikaitkan dengan pendapatan. Biaya periode lainnya, seperti beban administrasi tidak langsung berhubungan dengan produksi atau enjualan barang atau jasa. Biaya ini dibebankan pada periode terjadinya, yang belum tentu merupakan saat terjadi arus kas keluar.
Wild dan Subramayan (2004:114) mengungkapkan beberapa fakta mengenai
akuntansi akrual, laba, dan arus kas, yaitu akuntansi (laba) akrual lebih relevan
dibandingkan arus kas, arus kas lebih andal dibandingkan akrual, angka akuntansi
akrual dapat menyebabkan distorsi akuntansi, nilai perusahaan dapat ditentukan
dengan akuntansi akrual.
1. Akuntansi (laba) akrual lebih relevan dibandingkan arus kas. Baik secara konseptual maupun praktis, laba akrual lebih relevan dibandingkan arus kas dalam mengukur kondisi keuangan dan kinerja serta dalam penilaian. Pernyataan ini menunjukkan bahwa arus kas kini kurang relevan dibandingkan dengan laba saat ini.
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
60
2. Arus kas lebih andal dibandingkan akrual. Pernytaan ini benar dan menyarankan bahwa arus kas dapat memainkan peran pelengkap atas akrual. Namun, pernyataan ”arus kas tidak dapat dimanipulasi” tidaklah benar. Saat menganalisa arus kas, harus diingat bahwa arus kas lebih mudah diubah dibandingkan dengan laba.
3. Angka akuntansi akrual dapat menyebabkan distorsi akuntansi. Adanya metode akuntansi alternatif serta manajemen laba mengurangi sifat ”dapat dibandingkan” dan ”konsistensi” angka akuntansi akrual. Juga aturan akuntansi yang berubah-ubah serta kesalahan estimasi dapat menyebabkan distorsi akuntansi. Analisis keuangan dan penilaian yang mengabaikan fakta ini, dan penyesuaian akuntansi, mungkin membuahkan hasil yang salah.
4. Nilai perusahaan dapat ditentukan dengan angka akuntansi akrual. Beberapa orang secara salah menyatakan bahwa nilai ditentukan hanya berdasarkan diskonto dan arus kas. Nilai perusahaan juga dapat ditentukan hanya berdasarkan diskonto dan arus kas. Nilai perusahaan juga dapat ditentukan dengan menjumlahkan nilai buku kini dengan diskonto sisa laba masa depan. Penilaian berdasarkan akuntansi lebih efektif dibandingkan dengan model diskonto arus kas.
G. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan laba bersih, arus kas opersi
dan kebijakan dividen dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 2.2 Hasil Penelitian terdahulu
Nama Judul Variabel yang digunakan
Hasil Penelitan
Nurmala (2006) Pengaruh Kebijakan Dividen Terhadap Harga Saham Perusahaan-Perusahaan Otomatif di Bursa Efek Jakarta
DPR, Closing Price
Kebijakan dividen tidak mempunyai pengaruh terhadap harga saham dan tidak terdapat hubungan antara kebijakan dengan perubahan saham pada perusahaan otomitif yang terdaftar di BEJ
Ninna Daniati & Suhairi (2006)
Pengaruh Kandungan Informasi
Arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas
Arus kas operasi tidak berpengaruh terhadap expected
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
61
Komponen Arus Kas, Laba Kotor, dan Size Perusahaan terhadap Expected Return Saham (Survey pada Industri Textile dan Automotive yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta)
pendanaan, laba kotor, size perusahaan.
return saham yang diterima pemegang saham sedangkan variabel lain berpengaruh pengaruh terhadap expected return saham.
Prihantoro (2003) Estimasi Pengaruh Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Publik di Indonesia
Posisi kas, potensi pertumbuhan, ukuran perusahaan, rasio hutang dan modal, profitabilitas, kepemilikan, DPR
Asset, posisi kas, rasio hutang dan modal memberikan pengaruh signifikan terhadap DPR.
Pradhono & Yulius Jogi Christiawan (2004)
Pengaruh Economic Value Added, Residual Income, Earnings, dan Arus Kas Operasi terhadap Return yang diterima oleh Pemegang Saham (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta)
Economic Value Added, Residual Income, Earnings, dan Arus Kas Operasi, DPR, capital gain.
Arus kas dari aktivitas opersi mempunyai pengaruh paling signifikan terhadap return yang diterima oleh pemegang saham, kemudian diikuti variabel earning. EVA dan RI tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap return yang diterima pemegang saham.
Michell Suharli (2007)
Pengaruh Profitabilitas dan Investment Oppurtunity Set
ROI, Fixed Asset, CR, DPR.
ROI berpengaruh terhadap kebijakan dividen tunai perusahaan,
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
62
terhadap Kebijakan Dividen Tunai dengan Likuiditas sebagai Variabel Penguat (Studi pada Perusahaan yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta periode 2002-2003).
fixed assets tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen tunai perusahaan dan CR dapat digunakan sebagai variabel penguat karena mempunyai pengaruh yang signifikan.
Michell Suharli & Mega Oktorina (2005)
Memprediksi Tingkat Pengembalian Investasi pada Equity Securities melalui Rasio Profitabilitas, Likuiditas, dan Hutang pada Perusahaan Publik di Jakarta.
DPR, ROI, CR, DER.
ROI, CR berpengaruh terhadap DPR, sedangkan DER berpengaruh terhadap DPR tetapi pengaruh tidak searah.
Hermi (2004) Hubungan Laba Bersih dan Arus kas Operasi Terhadap Dividen Kas pada Perusahaan Perdagangan Besar Barang Produksi di Bursa Efek Jakarta Periode 1999-2004.
Laba Bersih, Arus Kas Operasi dan Dividen Tunai.
Terdapat pengaruh signifikan laba bersih dan arus kas opersi terhadap dividen tunai, tetapi arus kas operasi lebih berpengaruh signifikan terhadap dividen kas.
Michell Suharli & Sofyan S. Harahap (2004).
Studi Empiris Terhadap Faktor Penentu Kebijakan Dividen.
Cash, Leverage, Sales, Stock, Share, Family, DPR.
Cash dan Total Asset berpengaruh signifikan tetapi 5 variabel lainnya tidak berpengaruh signifikan.
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
63
Michell Suharli (2007) meneliti pengaruh profitability dan investment
opportunity set terhadap kebijakan dividen tunai dengan likuiditas sebagai
variabel penguat. Hasil penelitiannya adalah ROI berpengaruh positif terhadap
kebijakan deviden tunai.
Michell Suherli dan Megawati Oktorina (2005) juga melakukan penelitian
dengan judul ”Memprediksi Tingkat Pengembalian Investasi Pada Equity
Securities melalui Rasio Profitabilitas, Likuiditas, dan Hutang Pada Perusahaan
Publik di Jakarta”. Variabel independen yang digunakan adalah ROI, current
ratio, debt to equity ratio. Variabel dependennya adalah dividend payout ratio.
Hasil penelitiannya adalah tingkat pengembalian investasi berupa dividend dapat
dipreiksi melalui rasio profitabilitas, likuiditas, dan leverage (hutang).
Pradhono dan Yulius meneliti pengaruh economic value added, residual
income, earnings, dan arus kas operasi terhadap return yang diterima oleh
pemegang saham pada 34 perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek
Jakarta periode 2000-2002. Hasil penelitian menyatakan bahwa arus kas dari
aktivitas operasi mempunyai pengaruh positif dan paling signifikan terhadap
return yang diterima pemegang saham.
Hermi meneliti hubungan laba bersih dan arus kas operasi terhadap deviden
kas pada perusahaan perdagangan besar barang produksi di bursa efek Jakarta
periode 1999-2002. Hasil penelitian ialah bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara laba bersih dan arus kas operasi dengan deviden kas.
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
64
Michell Suherli dan Sofyan S. Harahap juga melakukan penelitian mengenai
faktor-faktor penentu kebijakan jumlah dividen. Variabel bebas dalam penelitian
ini adalah cash, total assets, leverage, sales, stock, share, family. Variabel terikat
dalam penelitian ini adalah DPR (dividend payout ratio). Mereka menemukan
bahwa cash dan total asset berpengaruh signifikan terhadap DPR, sedangkan 5
variabel lainnya tidak signifikan.
Werner R. Murhadi juga melakukan penelitian mengenai kebijakan dividen
dan dampaknya terhadap harga saham. Dia menemukan bahwa aliran kas bebas
tidak berpengaruh terhadap penentuan kebijakan dividen. Variabel endogen
dalam penelitian ini adalah harga saham dan dividen. Sedangkan variabel
eksogen terdiri dari set kesempatan investasi, aliran kas bebas, tahapan daur
hidup, kepemilikan institusional, dan regulasi. Variabel kontrol yang
dipergunakan dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan untuk mengontrol
kebijakan deviden, dan utang untuk mengontrol harga saham.
H. Kerangka Konseptual
Berdasarkan latar belakang dan tujuan penelitian yang telah dikemukakan di
atas, hubungan antara laba bersih dan arus kas opersai terhadap dividend payout
ratio dapat digambarkan dalam kerangka sebagai berikut:
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
65
Gambar 2.1: Kerangka Konseptual.
Besar kecilnya dividen yang dibagikan perusahaan tergantung dari
kebijakan dividen yang ditempuh oleh perusahaan. Kebijakan dividen ini
tercermin dalam dividend payout ratio. Dalam menentukan dividend payout ratio
yang akan diberikan kepada pemegang saham tentunya perusahaan akan
memperhatikan laba bersih yang diperoleh perusahaan karena dividen yang
dibagikan kepada pemegang saham merupakan bagian dari laba. Jika suatu
perusahaan bisa memperoleh laba yang semakin besar, maka secara teoritis
perusahaan akan mampu menetapkan dividend payout ratio yang makin besar.
Sebaliknya, semakin kecil laba yang diperoleh perusahaan maka akan semakin
kecil pula DPR yang akan ditetapkan manajemen untuk dibagikan kepada para
pemegang saham. Studi klasik yang dilakukan Lintner (1956) dalam Werner
(2008) memperoleh hasil earning merupakan faktor penentu utama dalam
kebijakan dividen. Oleh karena itu laba bersih berpengaruh positif terhadap
kebijakan dividend (dividend payout ratio).
Laba perusahaan biasanya dianggap sebagai determinan utama dari dividen,
tetapi dalam kenyataannya dividen lebih bergantung pada arus kas yang
Laba Bersih (X1)
Kebijakan Dividen (Dividend Payout
ratio=Y)
Arus kas Operasi (X2)
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
66
mencerminkan kemampuan perusahaan untuk membayar dividen, dibanding pada
laba, yang sangat dipengaruhi oleh praktek akuntansi serta hal-hal lain yang tidak
mencerminkan kemampuan untuk membayar dividen (Eugene dan Joel, 2001:85).
Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi perusahaan merupakan
indikator yang menentukan apakah kegiatan operasi perusahaan dapat
menghasilkan arus kas yang cukup untuk membayar dividen yang telah ditetapkan
dalam kebijakan dividen. Semakin besar arus kas operasi perusahaan maka
semakin besar DPR yang ditetapkan karena perusahaan memiliki kas untuk
membayar dividen dan semakin kecil arus kas yang dihasilkan perusahaan dari
aktivitas operasinya maka akan semakin kecil DPR yang ditetapkan manajemen
karena kurangnya kemampuan perusahaan untuk menyediakan uang kas untuk
membayar dividen. Arus kas operasi berpengaruh positif terhadap kebijakan
dividen (dividend payout ratio).
I. Hipotesis Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual diatas, maka
hipotesis penelitian ini adalah laba bersih dan arus kas operasi berpengaruh
terhadap dividend payout ratio baik secara simultan maupun secara parsial.
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
67
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh laba bersih dan arus kas
operasi terhadap kebijakan dividen perusahaan industri manufaktur dengan
rancangan penelitian yang dilhat dari aspek metode pengumpulan data, aspek
kemampuan memanipulasi variabel, dan aspek tujuan penelitian (Sugihen,
2003:130).
1. Dilihat dari aspek metode pengumpulan datanya, rancangan penelitian ini adalah penelitian pengamatan (observasional), sebab sifat data berupa bahan yang hanya dapat diobservasi da tanpa berusaha mendapatkan tanggapan dari
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
68
pihak lain, sebab data penelitian ini berisi peristiwa yang sudah terjadi pada waktu yang lalu,
2. Dilihat dari aspek kemampuan memanipulasi variabel, rancangan penelitian ini adalah penelitian ex post facto, sebab data penelitian berasal dari perusahaan industri manufaktur apa adanyatanpa manipulasi,
3. Dilihat dari aspek tujuan penelitian, rancangan penelitian ini adalah studi kausal, sebab tujuan penelitian berusaha menjelaskan hubungan sebab akibat dalam bentuk pengaruh antara variabel melalui pengujian hipotesis. Kaidah utama hubungan kausal adalah hubungan sebab-akibat, yaitu: A menghasilkan B, atau A menyebabkan B. Proses kejadiannya, A terjadi sebelum B terjadi (time sequence), atau A terjadi kemudian selang waktu tertentu B kemudian terjadi (lack period).
B. Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian di tarik kesimpulannya (Sugiyono, 2006:55). Masalah
dalam regresi berganda cross-sectional diatasi dengan membatasi populasi
penelitian pada industri tertentu. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh
perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek Indonesia yang berjumlah 151
perusahaan. Dalam hal ini peneliti memilih perusahaan publik yang bergerak
diindustri manufaktur dengan pertimbangan banyaknya sampel yang dapat
diperoleh dan keandalan arus kas yang disajikan. Industri lain, misalnya
perbankan, mempunyai ketidakpastian kas yang lebih tinggi daripada industri
manufaktur karena dalam industri ini kas merupakan produk suatu entitas.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono,2006:55). Sampel yang digunakan dengan
menggunakan metode purposive sampling, dengan kriteria sebagai berikut:
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
69
1. perusahaan manufaktur tersebut sudah terdaftar di BEJ sebelum 1 Januari
2005,
2. perusahaan manufaktur tersebut tidak keluar (delisting) dari BEJ selama
periode penelitian (2005– 2007),
3. perusahaan manufaktur tersebut telah membayar deviden pada tahun 2005-
2007,
4. perusahaan manufaktur tersebut tersebut mempunyai laba bersih pada tahun
2005-2007.
Berdasarkan kriteria tersebut, diperoleh banyaknya sampel yaitu 31
perusahaan yang diperlihatkan dalam tabel berikut ini.
TABEL 3.1 DAFTAR SAMPEL
No. Nama Perusahaan Singkatan Tanggal
berdiri Tanggal Listing
1. PT AKR Corporindo Tbk AKRA 07 Mei 1977 03 Okt 1994 2. PT Alumindo Light Metal
Industry Tbk ALMI 26 Jun 1978 02 Jan 1997
3. PT Astra Graphia Tbk ASGR 31 Okt 1975 15 Nov 1989 4. PT Astra Internasional Tbk ASII 20 Feb 1957 04 Apr 1990 5. PT Astra Otoparts Tbk AUTO 20 Sept 1991 15 Jun 1998 6. PT Citra Tubindo Tbk CTBN 23 Agt 1983 28 Nov 1989 7. PT Colorpark Indonesia Tbk CLPI 15 Sept 1998 30 Nov 2001 8. PT Fast Food Indonesia Tbk FAST 19 Jun 1978 11 Mei 1993 9. PT Gudang Garam Tbk GGRM 30 Jun 1971 27 Agt 1990
10. PT Hexindo Adiperkasa Tbk HEXA 28 Nov 1988
13 Feb 1995
11. PT Indo Kordsa Tbk BRAM 08 Jul 1981 05 Sep 1990 12. PT Indocement Tunggal
Perkasa Tbk INTP 16 Jan 1985 05 Des 1989
13. PT Lautan Luas Tbk LTLS 13 Jul 1951 21 Jul 1997 14. PT Lionmesh Prima Tbk LMSH 14 Des
1982 04 jun 1990
15. PT Lion Metal Works Tbk LION 16 Agt 20 Agt 1993
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
70
1972 16. PT Mayora Indah Tbk MYOR 17 Feb
1977 04 Jul 1990
17. PT MERCK Tbk MERK 14 Okt 1970
23 Jul 1981
18. PT Metrodata Tbk MTDL 17 Feb 1983
09 Apr 1990
19. PT Multi Bintang Indonesia Tbk
MLBI 03 Jun 1929
15 Des 1981
20. PT Multistrada Arah Sarana Tbk
MASA 20 Jun 1988
09 Jun 2004
21. PT Selamat Sempurna Tbk SMSM 19 Jan 1976
09 Sep 1996
22. PT Semen Gresik Tbk SMGR 25 Mar 1953 08 Jul 1991 23. PT Sepatu Bata Tbk BATA 15 Okt
1931 24 mar 1982
24. PT Sumi Indo Kabel Tbk IKBI 23 Jul 1981 21 Jan 1991 25. PT Supreme cable
Manufacturing & Commerce Tbk
SCCO 09 Nov 1970
20 Jun 1982
26. PT Tempo Scan Pacifik Tbk TSPC 20 Mei 1970
17 Jun 1994
27. PT Trias Sentosa Tbk TRST 23 Nov 1979
02 Jul 1990
28. PT Tunas Baru Lampung Tbk
TBLA 22 Des 1973
15 Feb 2000
29. PT Tunas Ridean Tbk TURI 24 Jul 1980 16 Mei 1995 30. PT Unilever Tbk UNVR 05 Des 1933 11 Jan 1982 31. PT United Tractors Tbk UNTR 11 Jan 1901 19 Sep 1989
C. Jenis Data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan data kuantitatif, yaitu data yang
diukur dalam suatu skala numerik (Mudrajat Kuncoro, 2003:124) dan merupakan
data sekunder, yaitu data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung dari
objek penelitian (Syamsul Hadi, 2006:41).
Data sekunder tersebut diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory
2008, website Bursa Efek Indonesia. Data yang digunakan berupa:
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
71
1. informasi mengenai laba bersih perusahaan,
2. informasi mengenai arus kas dari aktivitas operasi,
3. informasi mengenai dividend payout ratio.
Data yang diperoleh adalah kombinasi antara data time series dan data cross-
section. Data time-series adalah data yang secara kronologis disusun menurut
waktu pada suatu variabel tertentu dan data cross-section yaitu data yang
dikumpulkan pada suatu titik tertentu (Mudrajat Kuncoro, 2003:125) yang disebut
dengan pooling data atau combined model.
D. Teknik Pengumpulan Data
Data yang digunakan adalah data eksternal. Data eksternal adalah data yang
dicari secara manual dengan cara mendapatkannya dari luar perusahaan. Pada
penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan dua tahap, tahap pertama
dilakukan melalui studi pustaka, yakni jurnal akuntansi dan buku-buku yang
berkaitan dengan masalah yang diteliti.
Pada tahap kedua, pengumpulan data sekunder yang diperoleh dari media
internet dengan mendownload melaui situs www.bei.co.id untuk memperoleh data
mengenai laporan keuangan yang telah dipublikasikan.
E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Definisi operasional memberikan pengertian terhadap konstruk atau
memberikan variabel dengan menspesifikasikan kegiatan atau tindakan yang
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
72
diperlukan peneliti untuk mengukur. Dilihat dari sudut pandang hubungannya
variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel independen dan
variabel dependen.
1. Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono, 2006:3).
Dalam penelitian variabel independen terdiri dari:
a. laba bersih dihitung dari kelebihan pendapatan atas beban termasuk gains dan
losses. Laba bersih diukur dengan satuan Rupiah per lembar saham,
b. arus kas operasi adalah selisih bersih antara penerimaan dan pengeluaran kas
dan setara kas yang berasal dari aktivitas operasi selama 1 tahun buku,
sebagaimana tercantum dalam laporan arus kas (Pradhono, 2004). Arus kas
operasi diukur dengan satuan Rupiah per lembar saham.
2. Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat
adanya variabel bebas (Sugiyono, 2006:3). Variabel dependen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dividend payout ratio. Dividend payout
ratio merupakan proporsi laba yang dibayarkan kepada pemegang saham
dalam bentuk tunai selama tahun tertentu. Dividend payout ratio (DPR)
adalah persentase yang dibagi dari earning after tax. DPR dapat dirumuskan
sebagai berikut (Warsono, 2003:275):
Semua variabel dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala rasio.
Pengukuran dua variabel bebas (arus kas operasi dan laba bersih) dalam satuan
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
73
Rupiah per lembar saham, dimaksudkan agar memenuhi kesetaraan pengukuran
dengan variabel terikat devidend Payout Ratio.
F. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis statistik dengan
menggunakan software SPSS 15. Sebelum data dianalisis, maka untuk keperluan
analisis data tersebut terlebuh dahulu dilakukan uji asumsi klasik.
1. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik yang dilakukan adalah uji normalitas data, uji
multikolinearitas, uji heterokedasitas dan uji autokorelasi.
a. Uji Normalitas Data
Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Kalau nilai
residual tidak mengikuti distribusi normal, uji statistik menjadi tidak valid untuk
jumlah sampel kecil (Ghozali, 2005:110). Untuk mendeteksinya yaitu dengan
melihat grafik histogram yang membandingkan data observasi dengan distribusi
normal.
Menurut Ghozali (2005:110), ”cara untuk mendeteksi apakah residual
berdistribusi normal atau tidak ada dua, yaitu analisis grafik dan analisis statistik.
Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu
diagonal dan grafik dengan melihat histogram dari residualnya”. Dasar
pengambilan keputusannya adalah:
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
74
1) jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal
atau grafik histogramnya menunjukkan pola berdistribusi normal, maka model
regresi memenuhi asumsi normalitas,
2) jika data menyebar jauh dari diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal
atau grafik histogram tidak menunjukkan data berdistribusi normal, maka
model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
”Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah
uji statistik Kolmogorov-Smirnov (K-S)”, yang dijelaskan oleh Ghozali
(2005:115). Uji K-S dibuat dengan membuat hipotesis:
Ho : Data residual berdistribusi normal
Ha : Data residual tidak berdistribusi normal
Bila signifikansi >0,05 dengan α = 5% berarti distribusi data normal dan Ho
diterima, sebaliknya bila nilai signifikan <0,05 berarti distribusi data tidak normal
dan Ha diterima.
b. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antara antara variabel independen. Model regresi yang
baik seharusnya tidak ada korelasi antar variabel independen. Ada tidaknya
multikolinearitas dapat dideteksi dengan melihat nilai tolerance dan VIF.
Menurut Ghozali (2005:92), ”nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
75
adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF
> 10”.
c. Uji Heterokedasitas
Uji ini memiliki tujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain.
Menurut Erlina (2007:108) “jika varians dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lainnya tetap, maka disebut homokedasitas, jika berbeda disebut
heterokedasitas. Sebaliknya jika varians berbeda, maka disebut heterokedasitas”.
Ada tidaknya heterokedasitas dapat dilakukan dengan melihat grafik Scaterplot
antar nilai prediksi variabel independen dengan nilai residualnya. Dasar analisis
yang dapat digunakan untuk menentukan heterokedasitas, antara lain:
1) jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu
yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka
mengindikasikan telah terjadi heterokedasitas,
2) jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas dan di bawah
angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedasitas atau terjadi
homokedasitas.
d Uji Autokorelasi
Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear ada
korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada
periode t-1. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang
tahun yang berkaitan satu dengan yang lainnya. Hal ini sering ditemukan pada
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
76
time series. Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah autokorelasi
adalah dengan menggunakan nilai uji Durbin Watson dengan ketentuan dari Prof.
Singgih sebagai berikut:
1) angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif,
2) angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi,
3) angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.
2. Pengujian hipotesis
Penelitian ini dianalisis dengan model regresi berganda untuk melihat
seberapa besar pengaruh laba bersih dan arus kas operasi terhadap dividend
payout ratio dengan model dasar sebagai berikut:
Y = α+β1X1+β2X2 +ε
Keterangan :
Y = Variabel dependen, dalam hal ini dividend payout ratio.
α = Konstanta.
β1,β2 = Koefisien regresi X1,X2,X3.
X1 = Variabel independen pertama yaitu laba bersih.
X2 = Variabel independen kedua yaitu arus kas operasi.
ε = Tingkat kesalahan pengganggu. a. Uji F
Uji F statistik digunakan untuk menguji keberartian pengaruh dari seluruh
variabel bebas secara bersama-sama (serentak) terhadap variabel tidak bebas. Uj
F dimaksudkan untuk melihat kemampuan menyeluruh dari variabel bebas yaitu
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
77
laba bersih dan arus kas operasi terhadap kebijakan dividen. Uji ini dilakukan
dengan ketentuan sebagai berikut:
H0 diterima jika Fhitung < Ftabel
Ha diterima jika Fhitung > Ftabel
Pada tingkat kepercayaan 95 %.
Hipotesis Penelitian
Laba bersih dan arus kas operasi berpengaruh secara simultan terhadap dividend
payout ratio.
Hipotesis Statistik
Ho:b1 = 0 (Laba bersih dan arus kas operasi tidak berpengaruh secara simultan
terhadap dividend payout ratio)
Ha: b1 ≠ 0 (Laba bersih dan arus kas operasi berpengaruh secara simultan terhadap
dividend payout ratio)
b. Uji t
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi
variabel dependen.
Uji ini dilakukan untuk melihat pengaruh laba bersih dan arus kas bersih
secara parsial terhadap dividend payout ratio. Uji ini dilakukan dengna
membandingkan signifikansi t hitung dengan ketentuan sebagai berikut:
H0 diterima jika t hitung < t tabel (α = 5%)
Ha diterima jika t hitung > t tabel (α = 5%)
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
78
Hipotesis Penelitian
Laba bersih dan arus kas operasi berpengaruh terhadap dividend payout ratio
secara parsial.
Hipotesis Statistik
Ho: b2 = 0 (laba bersih dan arus kas operasi tidak berpengaruh terhadap dividend
payout ratio secara parsial)
Ha: b2 ≠ 0 (laba bersih dan arus kas operasi tidak berpengaruh terhadap dividend
payout ratio secara parsial.
G. Jadwal Penelitian Penelitian ini direncanakan dilaksanakan dari bulan September 2008 sampai
dengan bulan April 2009. Jadwal penelitian yang direncanakan adalah sebagai
berikut :
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
79
Tabel 3.2 Jadwal Penelitian
Tahap Penelitian
September Oktober November-Desember
Januari-Februari
Maret-April
Pengajuan Judul
Penyelesaian Laporan
Pengumpulan Data
Bimbingan Proposal
Seminar Proposal
Penulisan Laporan
Penyelesaian Laporan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
80
A. Data Penelitian Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi berganda. Analisis data
dimulai dengan mengolah data dengan menggunakan Microsoft excel, selanjutnya
dilakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian menggunakan regresi berganda.
Pengujian asumsi klasik dan regresi berganda digunakan dengan menggunakan
software SPSS versi 15. Prosedur dimulai dengan memasukkan variabel-variabel
penelitian ke program SPSS tersebut dan menghasilkan output-output sesuai
metode analisis data yang telah ditentukan. Berdasarkan kriteria yang telah
ditetapkan, didapat 31 perusahaan yang memenuhi kriteria dan di jadikan sampel
dalam penelitian ini dan diamati selama periode 2005-2007.
Tabel 4.1 Sampel Penelitian
No Nama Perusahaan Singkatan Tanggal Berdiri
Tanggal Listing
1. PT AKR Corporindo Tbk AKRA 07 Mei 1977 03 Okt 1994 2. PT Alumindo Light Metal
Industry Tbk ALMI 26 Jun 1978 02 Jan 1997
3. PT Astra Graphia Tbk ASGR 31 Okt 1975 15 Nov 1989 4. PT Astra Internasional Tbk ASII 20 Feb 1957 04 Apr 1990 5. PT Astra Otoparts Tbk AUTO 20 Sept 1991 15 Jun 1998 6. PT Citra Tubindo Tbk CTBN 23 Agt 1983 28 Nov 1989 7. PT Colorpark Indonesia Tbk CLPI 15 Sept 1998 30 Nov 2001 8. PT Fast Food Indonesia Tbk FAST 19 Jun 1978 11 Mei 1993 9. PT Gudang Garam Tbk GGRM 30 Jun 1971 27 Agt 1990
10. PT Hexindo Adiperkasa Tbk HEXA 28 Nov 1988 13 Feb 1995 11. PT Indo Kordsa Tbk BRAM 08 Jul 1981 05 Sep 1990 12. PT Indocement Tunggal
Perkasa Tbk INTP 16 Jan 1985 05 Des 1989
13. PT Lautan Luas Tbk LTLS 13 Jul 1951 21 Jul 1997 14. PT Lionmesh Prima Tbk LMSH 14 Des 1982 04 jun 1990 15. PT Lion Metal Works Tbk LION 16 Agt 1972 20 Agt 1993 16. PT Mayora Indah Tbk MYOR 17 Feb 1977 04 Jul 1990
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
81
17. PT MERCK Tbk MERK 14 Okt 1970 23 Jul 1981 18. PT Metrodata Tbk MTDL 17 Feb 1983 09 Apr 1990 19. PT Multi Bintang Indonesia
Tbk MLBI 03 Jun
1929 15 Des 1981
20. PT Multistrada Arah Sarana Tbk
MASA 20 Jun 1988 09 Jun 2004
21. PT Selamat Sempurna Tbk SMSM 19 Jan 1976 09 Sep 1996 22. PT Semen Gresik Tbk SMGR 25 Mar 1953 08 Jul 1991 23. PT Sepatu Bata Tbk BATA 15 Okt 1931 24 mar 1982 24. PT Sumi Indo Kabel Tbk IKBI 23 Jul 1981 21 Jan 1991 25. PT Supreme cable
Manufacturing & Commerce Tbk
SCCO 09 Nov 1970 20 Jun 1982
26. PT Tempo Scan Pacifik Tbk TSPC 20 Mei 1970 17 Jun 1994 27. PT Trias Sentosa Tbk TRST 23 Nov 1979 02 Jul 1990 28. PT Tunas Baru Lampung Tbk TBLA 22 Des 1973 15 Feb 2000 29. PT Tunas Ridean Tbk TURI 24 Jul 1980 16 Mei 1995 30. PT Unilever Tbk UNVR 05 Des 1933 11 Jan 1982 31. PT United Tractors Tbk UNTR 11 Jan 1901 19 Sep 1989 Sumber: Penulis, 2009.
B. Analisis Hasil Penelitian
1. Analisis Statistik Deskriptif
Informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini merupakan data sekunder
yang diperoleh dari www.bei.co.id dan Indonesian Capital Market Directory
berupa data keuangan sampel perusahaan manufaktur dari tahun 2005 sampai
tahun 2007 yang dijabarkan dalam bentuk statistik.
Variabel dari penelitian ini terdiri dari laba bersih dan arus kas operasi sebagai
variabel bebas (independent variable) dan dividend payout ratio sebagai variabel
terikat (dependent variable). Statistik deskriptif dari variabel tersebut dari sampel
perusahaan manufaktur selama periode 2005 sampai dengan tahun 2007 disajikan
dalam tabel 4.2 berikut.
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
82
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Variabel-Variabel Selama Tahun 2005 sampai Tahun
2007
Descriptive Statistics
93 1.96 63.21 17.1698 14.2010480 2.42 148.63 23.5496 22.9403793 .77 16.49 5.6969 2.3115880
SQRT_EPSSQRT_OCFSQRT_DPRValid N (listwise)
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Sumber: Data yang diolah penulis, 2009. Tabel diatas menunjukkan bahwa semua variabel memiliki nilai minimun
positif. Untuk nilai maksimum, semua variabel juga memiliki nilai yang positif.
Akan tetapi hal ini tidak menunjukkan bahwa laba bersih dan arus kas operasi
selalu positif karena nilai diatas merupakan hasil pengolahan data yang telah
ditransformasikan dengan menggunakan SQRT dimana data yang bernilai negatif
secara otomatis akan dihapuskan.
Berikut ini perincian data deskriptif yang telah dioleh:
a. Variabel SQRT_laba bersih memiliki nilai minimum 1,96 dan maksimum
63,21 dengan rata-rata SQRT laba bersih per lembar saham sebesar
17,1698 dengan jumlah sampel sebanyak 93 perusahaan.
b. Variabel SORT_arus kas operasi memiliki nilai minimum 2,42 dan nilai
maksimum 148,63 dengan rata-rata SQRT arus kas operasi per lembar
saham sebesar 23,5496 dengan jumlah sampel sebanyak 81 perusahaan.
c. Variabel SQRT_DPR memiliki nilai minimum 0,77 dan nilai maksimum
16,49 dengan rata-rata SQRT_DPR sebesar 5,6969 dengan jumlah sampel
93 perusahaan.
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
83
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Pengujian normalitas data dalam penelitian ini mengunakan uji statistik non
parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan membuat hipotesis:
H0 : Data residual berdistribusi normal
H1 : Data residual tidak berdistribusi normal
Apabila nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima,
sedangkan jika nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka H0 ditolak.
Tabel 4.3 Uji Normalitas Sebelum Data Ditransformasi
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
93.0000000
29.54141664.184.184
-.0921.774
.004
NMeanStd. Deviation
Normal Parametersa,b
AbsolutePositiveNegative
Most ExtremeDifferences
Kolmogorov-Smirnov ZAsymp. Sig. (2-tailed)
Unstandardized Res idual
Test distribution is Normal.a.
Calculated from data.b.
Sumber: Data yang diolah penulis, 2009.
Dari hasil pengolahan data tersebut, diperoleh bahwa data dalam penelitian ini
tidak terdistribusi secara normal, dimana ada variabel memiliki nilai signifikansi
lebih kecil dari 0,05.
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
84
Setelah melihat tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa perhitungan
Kolmogorov-Smirnov (K-S) menunjukkan data tidak terdistribusi secara normal.
Ada beberapa cara mengubah model regresi menjadi normal menurut Erlina
(2007:106) yaitu:
a. lakukan transformasi data ke bentuk lainnya,
b. lakukan trimming, yaitu membuang data outlier,
c. lakukan winsorizing, yaitu mengubah nilai data yang outlier ke suatu nilai
tertentu.
Untuk mengubah nilai residual agar berdistribusi normal, penulis melakukan
transformasi data ke model SQRT dari persamaan DPR = f(EPS, OCF), menjadi
DPR = f( SQRT_EPS, SQRT_OCF). Kemudian, data diuji ulang berdasarkan
asumsi normalitas. Berikut ini hasil pengujian Kolmogorov-Smirnov (K-S):
Tabel 4.4
Uji Normalitas Setelah Data Ditransformasi One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
80.0000000
2.18519904.130.130
-.0901.164
.133
NMeanStd. Deviation
Normal Parametersa,b
AbsolutePositiveNegative
Most ExtremeDifferences
Kolmogorov-Smirnov ZAsymp. Sig. (2-tailed)
Unstandardized Res idual
Test distribution is Normal.a.
Calculated from data.b.
Sumber: Data yang diolah penulis, 2009. Dari tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa data dalam model regresi telah
terdistribusi secara normal, dimana nilai signifikansinya lebih dari 0,05. Dengan
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
85
demikian, secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai observasi data
telah terdistribusi secara normal dan dapat dilanjutkan dengan uji asumsi klasik
lainnya. Untuk lebih jelas, berikut ini turut dilampirkan grafik histogram dan plot
data yang terdistribusi normal.
Regression Standardized Residual420-2
Fre
qu
en
cy
25
20
15
10
5
0
Histogram
Dependent Variable: SQRT_DPR
Mean =7.08E-16Std. Dev. =0.987
N =80
Gambar 4.1. Histogram-Dependent Variable: SQRT_DPR Sumber: Data yang diolah penulis, 2009.
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
86
Observed Cum Prob1.00.80.60.40.20.0
Expe
cted
Cum
Pro
b1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: SQRT_DPR
Gambar 4.2. Normal P-P Plot of Regression Standarized Residual-Depndent Variable: SQRT_DPR Sumber: Data yang diolah penulis, 2009.
Dengan cara membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang
mendekati distribusi normal, dari grafik di atas dapat disimpulkan bahwa
distribusi data normal karena grafik histogram menunjukkan distribusi data
mengikuti garis diagonal yang tidak menceng (skewness) ke kiri maupun ke kanan
atau normal.
Demikian pula dengan hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik plot.
Pada grafik normal plot, terlihat titik-titi menyebar disekitar garis diagonal serta
penyebarannya agak mendekati dengan garis diagonal sehingga dapat disimpulkan
bahwa data dalam model regresi terdistribusi secara normal.
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
87
b. Uji Multikolinearitas Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi ada tidaknya gejala multikolinearitas
adalah dengan melihat besaran korelasi antar variabel independen dan besarnya
tingkat kolinearitas yang masih dapat ditolerir, yaitu: Tolerance > 0.10 dan
Variance Inflation Factor (VIF) < 10. Berikut disajikan tabel hasil pengujian:
Tabel 4.5 Coefficients untuk DPR = f(SQRT_EPS, SQRT_OCF)
Coefficients a
.685 1.459
.685 1.459SQRT_EPSSQRT_OCF
Model1
Tolerance VIFCollinearity Statistics
Dependent Variable: SQRT_DPRa.
Sumber: Data yang diolah penulis, 2009.
Tabel 4.6 Cofficients Correlations untuk DPR = f(SQREPS, SQROCF)
Coefficient Correlations a
1.000 -.561-.561 1.000.000 .000.000 .000
SQRT_OCFSQRT_EPSSQRT_OCFSQRT_EPS
Correlations
Covariances
Model1
SQRT_OCF SQRT_EPS
Dependent Variable: SQRT_DPRa.
Sumber: Data yang diolah penulis, 2009. Melihat hasil besaran korelasi antar variabel independen tampak bahwa
variabel laba bersih mempunyai korelasi sebesar -0.561 atau sekitar 56,1%. Hal
ini menunjukkan tidak adanya korelasi yang tinggi (0,90) diantara variabel
independen. Hasil dari coefficient correlations tersebut menunjukkan tidak ada
korelasi yang tinggi (umumnya diatas 0,90), maka hal ini merupakan indikasi
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
88
tidak adanya multikolinearitas. Hasil perhitungan nilai tolerance menunjukkan
variabel independen memiliki nilai tolerance lebih dari 0.10 yaitu 0.585 yang
berarti tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Hasil perhitungan VIF
juga menunjukkan hal yang sama dimana variabel independen memiliki nilai VIF
kurang dari 10 yaitu 1,459. Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa
tidak ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model ini.
c. Uji Heteroskedastisitas
Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi ada tidaknya gejala heteroskedastisitas
adalah dengan melihat plot grafik yang dihasilkan dari pengolahan data dengan
menggunakan program SPSS. Dasar pengambilan keputusannya adalah:
1) jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu
yang terartur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka
mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas,
2) jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas dan di bawah
angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas atau terjadi
homoskedastisitas.
Berikut ini dilampirkan grafik scatterplot untuk menganalisis apakah terjadi
heteroskedastisitas atau terjadi homoskedastisitas dengan mengamati penyebaran
titik-titik pada gambar.
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
89
Regression Standardized Predicted Value420-2
Regr
essio
n St
uden
tized
Res
idua
l
4
2
0
-2
Scatterplot
Dependent Variable: SQRT_DPR
Gambar 4.3. Scatterplot-Dependent variable:SQRDPR Sumber: Data yang diolah penulis, 2009.
Dari grafik scatterplot terlihat bahwa ttik-titik menyebar secara acak serta
tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y, sehingga dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.
d. Uji Autokorelasi
Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear ada
korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada
periode t-1. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang
tahun yang berkaitan satu dengan yang lainnya. Hal ini sering ditemukan pada
time series. Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah autokorelasi
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
90
adalah dengan menggunakan nilai uji Durbin Watson dengan ketentuan sebagai
berikut:
1) angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif,
2) angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi,
3) angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.
Tabel 4.7 Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
.427a .182 .161 2.21340 1.853Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
Durbin-Watson
Predictors: (Constant), SQRT_OCF, SQRT_EPSa.
Dependent Variable: SQRT_DPRb.
Sumber: Data yang diolah penuis, 2009.
Tabel 4.7 memperlihatkan nilai statistik DW sebesar 1,853. Angka ini terletak
diantara -2 dan +2, dari pengamatan ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
autokorelasi positif maupun autokorelasi negatif.
3. Analisis Regresi
Dari hasil pengujian asumsi klasik disimpulkan bahwa bahwa model
regresi yang dipakai dalam penelitian ini telah memenuhi model estimasi yang
Best Linear Unbiased Estimator (BLUE) dan layak dilakukan analisis regresi.
Untuk menguji hipotesis, peneliti menggunakan analisis regresi berganda.
Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program SPSS 15, maka diperoleh
hasil sebagai berikut:
a. Persamaan Regresi
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
91
Dalam pengolahan data dengan menggunakan regresi linear, dilakukan
beberapa tahapan untuk mencari hubungan antara variabel independen dan
variabel dependen, melalui pengaruh SQRT_Laba Bersih (X1) dan SQRT_Arus
Kas Operasi terhadap SQRT_DPR (Y). Hasil regresi dapat dilihat pada tabel 4.9
berikut ini:
Tabel 4.8 Analisis Regresi
Coefficientsa
4.601 .410 11.223 .000.015 .020 .088 .710 .480.039 .013 .371 2.976 .004
(Constant)SQRT_EPSSQRT_OCF
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoeffic ients
Beta
StandardizedCoeffic ients
t Sig.
Dependent Variable: SQRT_DPRa.
Sumber: Data yang diolah penulis, 2009. Berdasarkan tabel di atas, didapatlah persamaan regresi sebagai beikut:
Y = 4,601 + 0,015X1 + 0,039X2 + e
Keterangan :
1) Konstanta sebesar 4,601 menunjukkan bahwa apabila tidak ada variabel
independen (X1 = 0 dan X2 = 0) maka dividend payout ratio sebesar 4,601.
2) β1 sebesar 0,015 menunjukkan bahwa setiap kenaikan laba bersih sebesar 1%
akan diikuti oleh kenaikan dividend payout ratio sebesar 0,015 dengan asumsi
variabel lain tetap.
3) β2 sebesar 0,039 menunjukkan bahwa setiap kenaikan 1% pada arus kas
operasi akan diikuti oleh kenaikan dividend payout ratio sebesar 0,039 dengan
asumsi variabel lain tetap.
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
92
b. Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi
Nilai koefisien korelasi (R) menunjukkan seberapa besar korelasi atau
hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel dependen.
Koefisien korelasi dikatakan kuat apabila nilai R berada di atas 0.5 dan
mendekati 1.
Koefisien determinasi (R square) menunjukkan seberapa besar variabel
independen menjelaskan variabel dependennya. Nilai R square adalah nol sampai
dengan satu. Apabila nilai R square semakin mendekati satu, maka variabel-
variabel independen memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variasi variabel dependen. Sebaliknya, semakin kecil nilai R square,
maka kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi
variabel dependen semakin terbatas. Nilai R square memiliki kelemahan yaitu
nilai R square akan meningkat setiap ada penambahan satu variabel independen
meskipun variabel independen tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap
variabel dependen.
Tabel 4.9 Model Summaryb
.427a .182 .161 2.21340 1.853Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
Durbin-Watson
Predictors: (Constant), SQRT_OCF, SQRT_EPSa.
Dependent Variable: SQRT_DPRb.
Sumber: Data yang diolah penulis, 2009. Pada model summary, nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,427 yang berarti
bahwa korelasi atau hubungan antara dividend payout ratio (SQRT_DPR) dengan
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
93
variabel independennya (SQRT_Laba Bersih dan SQRT_Arus Kas Operasi) tidak
begitu kuat karena berada dibawah 0,5. Angka adjusted R square atau koefisien
determinasi adalah 0,161. Hal ini berarti 16,1% variasi atau perubahan dalam
dividend payout ratio dapat dijelaskan oleh variasi dari laba bersih dan arus kas
operasi, sedangkan sisanya (83,9%) dijelaskan oleh sebab-sebab lain. Standar
Error of Estimate (SEE) adalah 2,21340, yang mana semakin besar SEE akan
membuat model regresi kurang tepat dalam memprediksi variabel dependen.
c. Pengujian Hipotesis
Untuk mengetahui apakah variabel independen dalam model regresi berpengaruh
terhadap variabel dependen, maka dilakukan pengujian dengan menggunakan uji t
(t test) dan uji F (F test).
1). Uji t
Uji t digunakan untuk menguji signifikansi konstanta dan setiap variabel
independennya. Berdasarkan hasil pengolahan SPSS versi 15, diperoleh hasil
sebagai berikut.
Tabel 4.10 Coefficientsa
4.601 .410 11.223 .000.015 .020 .088 .710 .480.039 .013 .371 2.976 .004
(Constant)SQRT_EPSSQRT_OCF
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoeffic ients
Beta
StandardizedCoeffic ients
t Sig.
Dependent Variable: SQRT_DPRa.
Sumber: Data yang diolah penulis, 2009.
Dari tabel regresi dapat dilihat besarnya t hitung untuk variabel laba bersih
sebesar 0,710 dengan nilai signifikan 0,480. Hasil uji statistik tersebut dapat
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
94
menyimpulkan t hitung adalah 0,710 sedangkan t tabel adalah 1,9867, sehingga t
tabel > t hitung (1,9867>0,710), maka laba bersih secara individual tidak
mempengaruhi DPR. Signifikansi penelitian >0,05 ((),480 > 0,05), maka Ho
diterima dan Ha ditolak, artinya laba bersih tidak berpengaruh terhadap dividend
payout ratio. Tabel diatas juga menunjukkan besarnya t hitung untuk variabel
arus kas operasi sebesar 2,976 sedangkan t hitung adalah 1,9867, sehingga t
hitung > t tabel (2,976>1,9867), maka arus kas operasi berpengaruh positif
terhadap dividend payout ratio secara individual. Signifikansi 0,004
menyimpulkan bahwa sig penelitian <0,05 (0,004 < 0,05), maka Ho ditolak dan
Ha diterima, artinya arus kas operasi berpengaruh signifikan terhadap dividend
payout ratio.
2). Uji F
Untuk melihat pengaruh laba bersih dan arus kas operasi terhadap dividend
payout ratio secara simultan dapat dihitung dengan menggunakan F test.
Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program SPSS 15, maka diperoleh
hasil sebagai berikut:
Tabel 4.11
ANOVAb
83.888 2 41.944 8.562 .000a
377.232 77 4.899461.121 79
RegressionResidualTotal
Model1
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Predic tors: (Constant), SQRT_OCF, SQRT_EPSa.
Dependent Variable: SQRT_DPRb.
Sumber: Data yang diolah penulis, 2009.
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
95
Dari uji ANOVA atau F test, diperoleh F hitung sebesar 8,562 dengan tingkat
signifikansi 0,000, sedangkan F tabel sebesar 3,0977 dengan signifikansi 0,05.
Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa laba bersih dan arus kas
operasi berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap dividend payout
ratio karena F hitung > F tabel (8,562>3,0977) dan sig penelitian < 0,05 (0,000 <
0,05).
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil pengujian diketahui bahwa arus kas yang berasal dari
aktivitas operasi mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap dividend
payout ratio yang dibagikan oleh perusahaan, sedangkan laba bersih yang
diperoleh perusahaan berpengaruh positif tidak signifikan terhadap dividend
payout ratio perusahaan. Hasil penelitian ini mendukung teori keuangan yang
menyatakan bahwa jumlah dividen yang dibagikan merupakan kelebihan dana
dari aktivitas operasi diatas keperluan investasi untuk menghasilkan laba dimasa
yang akan datang karena hasil penelitian ini menunjukkan bahwa arus kas operasi
berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio. Hasil penelitian ini tidak
mendukung Smoothing theory yang menyatakan bahwa jumlah dividen yang
dibayarkan tergantung kepada keuntungan sekarang karena hasil penelitian
menunjukkan bahwa secara parsial laba bersih tidak berpengaruh terhadap DPR.
Hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh
Sagala (2006) yang menemukan laba bersih berpengaruh lebih signifikan terhadap
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
96
dividen tunai dibandingkan dengan arus kas operasi karena hasil penelitian ini
memperlihatkan bahwa arus kas operasi berpengaruh lebih signifikan terhadap
dividend payout ratio dibanding dengan laba bersih. Hal ini mungkin dikarenakan
berbedanya periode yang digunakan dalam penelitian, mungkin juga dikarenakan
laba yang dihasilkan oleh perusahaan adalah rekayasa dari pihak manajemen
(perataan laba) agar para investor tertarik untuk menanamkan investasinya pada
perusahaan mereka sedangkan untuk membagikan dividen diperlukan uang tunai
sehingga arus kas operasi sebagai indikator apakah perusahaan memiliki uang kas
yang cukup untuk membayar dividen lebih berpengaruh terhadap kebijakan
dividen perusahaan. Hasil ini penelitian ini mendukung penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh Pradhono dan Yulius (2004) dan Hermi (2004) yang
menyimpulkan bahwa arus kas operasi lebih berpengaruh lebih signifikan
terhadap dividend payout ratio, namun ada sedikit perbedaan karena dalam
penelitian ini laba bersih tidak berpengaruh terhadap dividend payout ratio.
Berdasarkan hasil penelitian ini, arus kas operasi sebagai tolak ukur yang lebih
signifikan daripada laba bersih.
Dari segi teori, hasil penelitian ini mendukung teori keuangan yang
menjelaskan bahwa besarnya dana yang bisa dibagikan sebagai dividen
merupakan kelebihan dana yang diperoleh dari operasi perusahaan (yaitu E +
penyusutan) diatas keperluan investasi untuk menghasilkan laba dimasa yang
akan datang, karena hasil penelitian menunjukkan bahwa arus kas operasi
berpengaruh signifikan terhadap DPR. Penelitian ini tidak mendukung smoothing
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
97
theory yang menyatakan bahwa jumlah dividen yang dibagikan tergantung
keuntungan sekarang karena dari hasil penelitian diperoleh laba bersih tidak
berpengaruh secara parsial terhadap DPR.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan
dalam bab empat, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah laba bersih tidak
memiliki pengaruh terhadap dividend payout ratio perusahaan manufaktur go
publik di Bursa Efek Indonesia, sebagaimana ditunjukkan oleh angka
signifikansinya sebesar 0,480 < 0,05 setelah dilakukan uji t. Hasil penelitian
menyimpulkan bahwa informasi laba bersih bukanlah merupakan hal utama yang
perlu diperhatikan dan dijadikan tolok ukur yang lebih baik oleh manajemen
dalam membuat keputusan untuk menentukan besarnya DPR. Hasil penelitian ini
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
98
berbeda dengan penelitian terdahulu yaitu sagala (2006) yang menghasilkan
kesimpulan bahwa laba bersih berpengaruh signifikan terhadap dividen tunai.
Arus Kas Operasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap DPR
perusahaan manufaktur go public di Bursa Efek Indonesia, sebagaimana
ditunjukkan oleh angka signifikansinya sebesar 0,004 > 0,05 setelah dilakukan uji
t, sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam menentukan besar DPR perusahaan
maka arus kas operasi dapat dijadikan salah satu tolak ukur bagi manajemen.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yaitu penelitian Pradhono
dan Yulius (2004) dan Hermi (2004) yang menghasilkan kesimpulan bahwa arus
kas operasi berpengaruh signifikan terhadap return yang diterima pemegang
saham. Laba bersih dan arus kas operasi secara simultan (bersama-sama)
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap dividend payout ratio perusahaan
manufaktur go public di Bursa Efek Indonesia.
Dari segi teori, hasil penelitian ini mendukung teori keuangan yang
menjelaskan bahwa besarnya dana yang bisa dibagikan sebagai dividen
merupakan kelebihan dana yang diperoleh dari operasi perusahaan (yaitu E +
penyusutan) diatas keperluan investasi untuk menghasilkan laba dimasa yang
akan datang karena hasil penelitian menunjukkan bahwa arus kas operasi
berpengaruh signifikan terhadap DPR. Penelitian ini tidak mendukung smoothing
theory yang menyatakan bahwa jumlah dividen yang dibagikan tergantung
keuntungan sekarang karena dari hasil penelitian diperoleh laba bersih tidak
berpengaruh secara parsial terhadap DPR.
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
99
B. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan. Keterbatasan-keterbatasan
tersebut antara lain:
1. penelitian ini hanya mengambil dua buah variabel yaitu laba bersih dan arus
kas operasi sebagai variabel independen, namun sebenarnya masih banyak
variabel lain yang dapat mempengaruhi dividend payout ratio,
2. periode pengamatan dalam penelitian ini terbatas karena hanya mencakup
tahun 2005-2007,
3. penulis melakukan pengamatan pengaruh laba bersih dan arus kas operasi
terhadap kebijakan dividend dengan mengabaikan faktor-faktor lain yang
dapat mempengaruhi harga saham seperti inflasi, kontrol kepemilikan, ukuran
perusahaan, umur korporasi dan lain-lain.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti mencoba memberikan saran baik bagi
pihak perusahaan, calon investor dan investor serta peneliti selanjutnya.
1. Bagi Perusahaan
Untuk meningkatkan kepercayaan pemegang saham terhadap perusahaan,
maka perusahaan harus mampu menunjukkan kinerja perusahaan yang bagus
dan menyampaikan informasi yang cukup kepada investor mengenai
perkembangan perusahaan. Pengumuman mengenai dividen merupakan
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
100
informasi penting yang harus disampaikan oleh perusahaan pada pemegang
saham.
2. Bagi Investor dan Calon Investor
Untuk mengetahui kinerja perusahaan sebelum melakukan investasi sebaiknya
para investor maupun calon investor mencari tahu mengenai profil
perusahaan. Profil perusahaan dapat diperoleh melalui Bursa Efek Indonesia
dan Instansi Pemerintah yaitu Bapepam sebagai pihak yang menentukan
kebijakan di Bursa Efek Indonesia dalam menjamin keakuratan data informasi
keuangan dan memberikan informasi yang berkualitas dengan sarana
teknologi yang canggih sehingga kualitas laporan keuangan perusahaan lebih
akurat dan relevan.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Peneliti selanjutnya disarankan untuk menggunakan variabel independen
seperti set kesempatan investasi, hutang perusahaan, umur perusahaan, dan
variabel lain yang mempengaruhi dividend payout ratio (DPR).
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
101
DAFTAR PUSTAKA Astuti, Dewi, 2002. Manajemen Keuangan Perusahaan, Ghalia Indonesia, Bogor. Brigham, Eugene F., Joel F. Houston, 2001. Fundamentals Of Financial
Management, Eight Edition, Alih Bahasa Herman Wibowo, Manajemen Keuangan, Edisi Kedelapan, Jilid II, Erlangga, Jakarta.
Daniati, Ninna dan Suhairi, 2006. ”Pengaruh Kandungan Informasi Komponen
Laporan Arus Kas, Laba Kotor, dan Size perusahaan Terhadap Expected Return Saham (Survey Pada Perusahaan Industri Textile dan Outomotif yang Terdaftar di BEJ)”, Simposium Nasional Akuntansi 9, Padang.
Dk, Erwan, 1999. Manajemen Keuangan (Managerial Finance), Ak Group
Yogyakarta, Yogyakarta.
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
102
Dyckman, R.Thomas, Roland E. Dukes and Charles J. Davis, 2001. Intermediate Accounting, Alih Bahasa Herman Wibowo, Akuntansi Intermediate, Edisi Ketiga, Jilid II, Erlangga, Jakarta.
Erlina dan Sri Mulyani, 2007. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan
Manajemen. USU Press, Medan. Gitosudarmo, Indriyo dan Basri, 2002. Manajemen Keuangan, BPFE-
Yogyakarta, Yogyakarta. Hadi, Syamsull, 2006. Metodologi Penelitian Kuantitatif untuk Akuntansi &
Keuangan, Ekonisia, Jakarta. Hanafi, Mamduh M, 2004. Manajemen Keuangan, BPFE Yogyakarta,
Yogyakarta. Harahap, Sofyan S, 2004. Analisis kritis atas Laporan Keuangan, PT Raja
Grafindo Persada, Jakarta. Horngern, Harrison, Robinson, dan Secokusumo, 1998. Akuntansi di Indonesia,
Edisi Ketiga, Buku II, PT Salemba Empat, Jakarta. Hermi, 2004. “Hubungan Laba Bersih dan Arus Kas Operasi terhadap Dividen
Kas pada Perusahaan Perdagangan Besar Barang Produksi di Bursa efek Jakarta pada Periode 1999-2002”, Media Riset Akuntansi, Auditing, dan Informasi Vol. 4 No. 3, hal 247-258.
Idriyantoro, Nur, Bambang Supomo, 2002. Metodologi Penelitian Bisnis untuk
Akuntansi dan Manajemen, Edisi pertama, BPFE Yogyakarta, Yogyakarta. Ikatan Akuntan Indonesia, 2002. Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat,
Jakarta. Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi USU, 2004. Buku Petunjuk Teknik
Penulisan dan penulisan Skripsi, Medan. Keown, Arthur J., et al, 2000. Basic Financial Management, Alih bahasa Chaerul
D. Djakman dan Dwi Sulisyorini, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Edisi ketujuh, Buku II, PT Salemba Empat, Jakarta.
Kuncoro, Mudrajat, 2003. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi, Erlangga,
Jakarta.
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
103
Murhadi, Werner R, 2008. “Study Kebijakan Deviden: Anteseden dan Dampaknya terhadap Harga Saham”, Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol.10, No.1, Maret, hal 1-17.
Nurmala, 2006. “Pengaruh Kebijakan Dividen terhadap Harga Saham
perusahaan-Perusahaan Otomotif di Bursa Efek Jakarta”, Mandiri, Vol.8, No.1, September.
Pradhono dan Yulius Jogi Christiawan, 2004. “Pengaruh EVA, RI, Earnings, dan
Arus Kas Operasi Terhadap Return yang diterima Oleh Pemegang Saham (Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta)”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan, November, hal 140-165.
Prihantoro, 2003. ”Estimasi Pengaruh Dividen payout Ratio pada Perusahaan
Publik di Indonesia”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis, No.1, Jilid 8. Santoso, Singgih, 2002. SPSS Statistik Multivariate, Elex Media Komputindo,
Jakarta. Setia Atmaja, Lukas, 1994. Manajemen Keuangan, Buku 1, Andi Offset,
Yogyakarta. Situmorang, Syafrizal Helmi, Dalimunthe, Doli M. ja’far, Iskandar Muda,
Muslich Lutfi, dan Syahyunan, 2008. Analisis Data Penelitian. USU Press, Medan.
Smith, Jay M., K. Fred Skousen, 1992. Intermediate Accounting, Alih Bahasa Tim
Penerjemah Erlangga, Akuntansi Intermediate, Edisi Sembilan, Jilid II, Erlangga, Jakarta.
Stice, Earl K., James D. Stice, Fred Skousen, 2005. Akuntansi Keuangan
Menengah, Jilid I, PT Salemba Empat, Jakarta. Sugihen, Syafruddin Ginting, 2003. Desertasi: Pengaruh Struktur Modal Terhadap
Produktivitas Aktiva dan Kinerja Keuangan serta Nilai Perusahaan Industri Manufaktur terbuka di Indonesia, Desertasi, Program Pasca Sarjana Universitas Erlangga, Yogyakarta.
Sugiyono, 2006. Metode Penelitian Bisnis, CV Alfabeta, Bandung. Suherli, Michell dan Mega Oktorina, 2005. “Memprediksi Tingkat Pengembalian
pada Equity Securities Melalui Rasio Profitabilitas, Likuiditas dan Hutang pada Perusahaan Publik di Jakarta”, Simposium Nasional Akuntansi VIII, Solo.
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
104
Suherli, Michell dan Sofyan Safri harahap, 2004, “Studi Empiris terhadap Faktor
Penentu Kebijakan Jumlah Deviden”, Media Riset Akuntansi, Auditing, dan Informasi, Volume 4 Nomor 3 Desember, hal. 223-245.
Suherli, Michell, 2007. “Pengaruh Profitability dan Investment Oppurtunity Set
terhadap Kebijakan Dividend dengan Likuiditas Sebagai Variabel Penguat (Study pada perusahaan terdaftar di Bursa Efek Jakarta Periode 2002-2003)”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan
No.
Vol.9, No.1, hal 9-17. Syahyunan, 2004. Manajemen Keuangan, USU Press, Medan. Tampubolon, P. Manahan, 2005. Manajemen Keuangan ( Finance Management)
Conseptual, Problem & Studi Kasus, Ghalia Indonesia, Bogor. Warsono, 2003. Manajemen Keuangan Perusahaan, Edisi Ketiga, Jilid I,
Bayumedia, Malang, hal 272- 287. Wild, John, K.R. Subramanyan, and Robert F. Hall, Daksey, 2005. Financial
Statement Analysis, Alih Bahasa Yanivi Bachtiar, Analisis Laporan Keuangan, Edisi Delapan, Buku I, PT Salemba Empat, Jakarta.
Lampiran 1
Populasi, Kiteria Perusahaan, Sampel
Kode Nama Perusahaan Kriteria
Penentuan Sampel
Sampel
1 2 3 4 1 ADES PT Ades Waters Indonesia Tbk √ √ 2 AQUA PT Aqua Golden Mississipi Tbk √ √
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
105
3 CEKA PT Cahaya Kalbar Tbk √ √ 4 DAVO PT DavomasAbadi Tbk √ √ 5 DLTA PT Delta Djakarta Tbk √ √ 6 FAST PT Fast Food Indonesia Tbk √ √ √ √ √ 7 INDF PT Indofood Sukses Makmur
Tbk √ √
8 MYOR PT Mayora Indah Tbk √ √ √ √ √ 9 MLBI PT Multi Bintang Indonesia Tbk √ √ √ √ √ 10 PTSP PT Pioneerindo Gourment
International (d/h Putra Sejahtera Pioneerindo (CFC))Tbk
√ √
11 PSDN PT Prasidha Aneka Niaga Tbk √ √ 12 SKBM PT Sekar Bumi Tbk √ 13 SKLT PT Sekar Laut Tbk √ √ 14 STTP PT Siantar Top Tbk √ √ 15 SIPD PT Sierad Produce Tbk √ √ 16 AISA PT Tiga Pilar Sejahtera Food
(d/h Asia Intiselera) Tbk √ √
17 TBLA PT Tunas Baru Lampung Tbk √ √ √ √ √ 18 ULTJ PT Ultra Jaya Milk Tbk √ √ 19 BATI PT BAT Indonesia Tbk √ √ 20 RMBA PT Bentoel International
Investama Tbk √ √
21 GGRM PT Gudang Garam Tbk √ √ √ √ √ 22 HMSP PT HM Sampoerna Tbk √ √ 23 ARGO PT Argo Pantes Tbk √ √ 24 ERTX PT Eratex Djaja Tbk √ √ 25 CNTX PT Century Textile Industry
(Centex) Tbk √ √
26 PAFI PT Panasia Filament Inti Tbk √ √ 27 RDTX PT Roda Vivatex Tbk √ √ 28 SSTM PT Sunson textile Manufacture
Tbk
√ √
29 TEJA PT Textile Manufacturing Company Jaya (Texmaco Jaya) Tbk
√ √
30 TFCO PT TIFICO Tbk √ √ 31 UNTX PT Unitex Tbk √ 32 PT SMART Tbk √ √ 33 HDTX PT Panasia Indosyntec Tbk √ √ 34 MYTX PT APAC Citra Centertex Tbk √ √ 35 DOIT PT Delta Dunia Petroindo Tbk √ √ 36 ESTI PT Ever Shine Textile Tbk √ √ 37 FMII PT Fortune Mate Indonesia Tbk √ √
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
106
38 MYRX PT Hanson International Tbk √ √ 39 SRSN PT Indo Acidatama (d/h Sarasa
Nugraha) Tbk √ √
40 INDR PT Indorama Syntetics Tbk √ √ 41 KARW PT Karwell Indonesia Tbk √ √ 42 PBRX PT Pan Brothers Tex Tbk √ √ 43 BIMA PT Primarindo Asia
Infrastructure Tbk √ √
44 RICY PT Ricky Putra Globalindo Tbk √ √ 45 BATA PT Sepatu Bata Tbk √ √ √ √ √ 46 SIMM PT Surya Intrindo Makmur Tbk √ √ 47 BRPT PT Barito Pacific Timber Tbk √ √ 48 BSUC PT Daya Sakti Ungul
Corporation Tbk √ √
49 SULI PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk √ √ 50 TIRT PT Tirta Mahakam Resources
Tbk √ √
51 FASW PT Fajar Surya Wisesa Tbk √ √ 52 INKP PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk √ √ 53 TKIM PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia
Tbk √ √
54 SPMA PT Suparma Tbk √ √ 55 SAIP PT Surabaya Agung Industry
Pulp Tbk √ √
56 INRU PT Toba Pulp Lestari √ 57 AKRA PT AKR Corporindo Tbk √ √ √ √ √ 58 BUDI PT Budi Acid Jaya Tbk √ √ 59 CLPI PT Colorpak Indonesia Tbk √ √ √ √ √ 60 ETWA PT Eterindo Wahanatama Tbk √ √ 61 LTLS PT Lautan Luas Tbk √ √ √ √ √ 62 POLY PT Polysindo Eka Perkasa Tbk √ √ 63 SOBI PT Sorini Agro Asia Corporindo
(d/h Sorini Corporation) Tbk √ √
64 TPIA PT Tri Polyta Indonesia Tbk √ 65 UNIC PT Unggul Indah Cahaya Tbk √ √ 66 DPNS PT Duta Pertiwi Nusantara Tbk √ √ 67 EKAD PT Ekadharma International Tbk √ √ 68 INCI PT Intanwijaya internasional
Tbk √ √
69 KKGI PT Resource Alam Indonesia (d/h Kurnia Kapuas Utama Glue
√ √
70 AKKU PT Aneka Kemasindo Utama Tbk
√ √
71 AKTI PT Argha Karya Prima Industry Tbk
√ √
72 AMFG PT Asahimas Flat Glass Tbk √ √
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
107
73 APLI PT Asiaplast Industries Tbk √ √ 74 BRNA PT Berlina Tbk √ √ 75 DYNA PT Dynaplast Tbk √ √ 76 IGAR PT Kageo Igar Jaya (d/h
Igarjaya) Tbk √ √
77 LMPI PT Langgeng Makmur Plastik Industry Tbk
√ √
78 LAPD PT Leyland International (d/h Lapindo Internasional) Tbk
√ √
79 SIMA PT Siwani Makmur Tbk √ √ 80 FPNI PT Titan Kimia Nusantara (d/h
fatrapolindo Nusa Industri) Tbk √ √
81 TRST PT Trias Sentosa Tbk √ √ √ √ √ 82 TALFA PT Tunas Alfin Tbk √ 83 YPAS PT Yanaprima Hastapersada
Tbk √ √
84 SNCB PT Holcim Indonesia Tbk √ √ 85 INTP PT Indocement Tunggal Perkasa
Tbk √ √ √ √ √
86 SMGR PT Semen Gresik (persero) Tbk √ √ √ √ √ 87 ALMI PT Alumindo Light Metal
Industry Tbk √ √ √ √ √
88 BTON PT Beton jaya Manunggal Tbk √ √ 89 CTBN PT Citra Tubindo Tbk √ √ √ √ √ 90 INAI PT Indal Aluminium Industry
Tbk √ √
91 ITMA PT Itamaraya Gold Industry Tbk √ 92 JKSW PT Jakarta Kyoei Steel Works
tbk √ √
93 JPRS PT Jaya Pari Steel Tbk √ √ 94 LMSH PT Lion Mesh Prima Tbk √ √ √ √ √ 95 LION PT Lion Metal Works Tbk √ √ √ √ √ 96 PICO PT Pelangi Indah Canindo Tbk √ √ 97 TBMS PT Tembaga Mulia Semanan
Tbk √ √
98 TIRA PT Tira Austenite Tbk √ √ 99 KICI PT Kedaung Indah Can Tbk √ √ 100 KDSI PT Kedawung Setia Industrial
Tbk √ √
101 ARNA PT Arwana Citra Mulia Tbk √ √ 102 IKAI PT Intikeramik Alamasri
Industry Tbk √ √
103 KIAS PT Keramika Indonesia Assosiasi Tbk
√
104 MLIA PT Mulia Industrindo Tbk √ √ 105 TOTO PT Surya Toto Indonesia Tbk √ √ 106 PT GT Kabel Indonesia tbk √ √
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
108
107 JECC PT Jembo Cable Company Tbk √ √ 108 KBLM PT Kabelindo Murni Tbk √ √ 109 IKBI PT Sumi Indo Kabel Tbk √ √ √ √ √ 110 SCCO PT Supreme Cable
Manufacturing & Commerce (d/h Succaco) Tbk
√ √ √ √ √
111 VOKS PT Voksel Electric Tbk √ √ 112 ASGR PT Astra Graphia Tbk √ √ √ √ √ 113 MTDL PT Metrodata Electronics Tbk √ √ √ √ √ 114 MLPL PT Multipolar Corporation Tbk √ √ 115 MYOH PT Myoh Technologi Tbk √ 116 PTSN PT Sat Nusapersada √ 117 SQMI PT Allbond Makmur Usaha (d/h
Sanex Qianjiang Motor Internasional) Tbk
√ √
118 ASII PT Astra International Tbk √ √ √ √ √ 119 AUTO PT Astra Otoparts Tbk √ √ √ √ √ 120 GJTL PT Gajah Tunggal Tbk √ √ 121 GDYR PT Goodyear Indonesia Tbk √ √ √ 122 HEXA PT Hexindo Adiperkasa Tbk √ √ √ √ √ 123 BRAM PT Indo Kordsa (d/h Branta
Mulia) Tbk √ √ √ √ √
124 IMAS PT Indomobil Sukses Internasional Tbk
√ √
125 INDS PT Indospring Tbk √ √ 126 INTA PT Intraco Penta Tbk √ √ 127 LPIN PT Multi Prima Sejahtera (d/h
Lippo Interprises) Tbk √ √
128 MASA PT Multistrada Arah Sarana Tbk √ √ √ √ √ 129 NIPS PT Nipress Tbk √ √ 130 INTD PT Inter Delta Tbk √ √ 131 MDRN PT Modern International (d/h
Modern Photo Film Company) Tbk
√ √
132 KONI PT Perdana Bangun Pusaka Tbk √ √ 133 SQBI PT Bristol-Myers Sauibb
Indonesia Tbk √ √
134 DVLA PT Darya-Varia Laboratoria Tbk √ √ 135 INAF PT Indofarma (Persero) Tbk √ √ 136 KLBF PT Kalbe Farma Tbk √ √ 137 KAEF PT Kimia Farma (Persero) Tbk √ √ 138 MERK PT Merck Tbk √ √ √ √ 139 PYFA PT Pyridam Farma Tbk √ √ 140 SCPI PT Schering Plough Indonesia
Tbk √ √
141 TSPC PT Tempo Scan Pacific Tbk √ √ √ √
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
109
142 TCID PT Mandom Indonesia Tbk √ √ 143 MRAT PT Mustika Ratu Tbk √ √ 144 PROD PT Sara Lee Body Care
Indonesia Tbk √
145 UNVR PT Unilever Indonesia Tbk √ √ √ √ √ 146 SMSM PT Selamat Sempurna Tbk √ √ √ √ √ 147 TURI PT Tunas Ridean Tbk √ √ √ √ √ 148 UNTR PT United Tractors Tbk √ √ √ √ √ 149 SUBA PT Suba Indah Tbk √ 150 SDYI PT Surya Dumai Industri
Tbk √
151 FPNI PT Fatrapolindo Nusa Industri
√
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
110
Lampiran 2
Data Variabel Penelitian Tahun 2005 (Sebelum Ditransformasi)
No. Kode Nama Emiten Laba Bersih
(Rupiah per
Lembar Saham)
Arus Kas Operasi (Rupiah
per Lembar Saham)
DPR
1. AKRA PT AKR Corporindo Tbk 191.17 96.23 31.39 2. ALMI PT Alumindo Light Metal
Industry Tbk 121.28 640.25 28.86
3. ASGR PT Astra Graphia Tbk 26.74 107.96 0.93 4. ASII PT Astra Internasional Tbk 1,348.00 -548.85 32.64 5. AUTO PT Astra Otoparts Tbk 362 246.43 27.64 6. CTBN PT Citra Tubindo Tbk 921.99 915.75 25.37 7. CLPI PT Colorpark Indonesia Tbk 26 59.88 14.8 8. FAST PT Fast Food Indonesia Tbk 93 216.93 21.61 9. GGRM PT Gudang Garam Tbk 982 822.66 50.91
10. HEXA PT Hexindo Adiperkasa Tbk 116 -291.95 39.52 11. BRAM PT Indo Kordsa Tbk 266.00 276.01 15.06 12. INTP PT Indocement Tunggal Perkasa
Tbk 200.93 369.65 24.88
13. LTLS PT Lautan Luas Tbk 67 -82.79 25.29 14. LMSH PT Lionmesh Prima Tbk 428 -57 9.35 15. LION PT Lion Metal Works Tbk 366 300.77 27.34 16. MYOR PT Mayora Indah Tbk 60 204.81 41.91 17. MERK PT MERCK Tbk 2,576 1740.73 53.35 18. MTDL PT Metrodata Tbk 8.07 36.41 37.19 19. MLBI PT Multi Bintang Indonesia Tbk 4,130.00 6859.27 76.64 20. MASA PT Multistrada Arah Sarana Tbk 17.00 21 17.51 21. SMSM PT Selamat Sempurna Tbk 46 106.77 86.38 22. SMGR PT Semen Gresik Tbk 1,689.00 2,061.19 25.7 23. BATA PT Sepatu Bata Tbk 1,930.00 4021.38 51.82 24. IKBI PT Sumi Indo Kabel Tbk 78.00 49.34 27.06 25. SCCO PT Supreme cable Manufacturing
& Commerce Tbk 276.00 314 25.34
26. TSPC PT Tempo Scan Pacifik Tbk 66.00 66.16 45.48 27. TRST PT Trias Sentosa Tbk 6.00 9.9 51.27 28. TBLA PT Tunas Baru Lampung Tbk 3.85 136.11 20.25 29. TURI PT Tunas Ridean Tbk 102.00 -227.17 33.23 30. UNVR PT Unilever Tbk 189.00 218.1 95.34
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
111
31. UNTR PT United Tractors Tbk 369.00 349.75 29.82 Lampiran 2 (lanjutan)
Data Variabel Penelitian Tahun 2006 (Sebelum Ditransformasi)
No. Kode Nama Emiten Laba Bersih
(Rupiah per
Lembar Saham)
Arus Kas Operasi (Rupiah
per Lembar Saham)
DPR
1. AKRA PT AKR Corporindo Tbk 205 -493.68 49.97 2. ALMI PT Alumindo Light Metal
Industry Tbk 270.17 -132.91 0.97
3. ASGR PT Astra Graphia Tbk 41.2 228.08 47.99 4. ASII PT Astra Internasional Tbk 917.00 347.92 20.51 5. AUTO PT Astra Otoparts Tbk 366 1456.05 26.09 6. CTBN PT Citra Tubindo Tbk 2,640.35 -49.58 19.97 7. CLPI PT Colorpark Indonesia Tbk 25 371.89 19.42 8. FAST PT Fast Food Indonesia Tbk 154 990.4 47.73 9. GGRM PT Gudang Garam Tbk 524 146.37 36.22
10. HEXA PT Hexindo Adiperkasa Tbk 47.00 53 29.49 11. BRAM PT Indo Kordsa Tbk 41 329.47 18.63 12. INTP PT Indocement Tunggal Perkasa
Tbk 161.03 55.72 21.03
13. LTLS PT Lautan Luas Tbk 38 101.95 10.8 14. LMSH PT Lionmesh Prima Tbk 278.00 509.19 25.2 15. LION PT Lion Metal Works Tbk 397 31.81 28.67 16. MYOR PT Mayora Indah Tbk 122 4,081.12 51.77 17. MERK PT MERCK Tbk 3,863 5.83 29.19 18. MTDL PT Metrodata Tbk 10.28 7,913.71 75.6 19. MLBI PT Multi Bintang Indonesia Tbk 3492 58 2.11 20. MASA PT Multistrada Arah Sarana Tbk 47 51.56 32.63 21. SMSM PT Selamat Sempurna Tbk 46 2687.43 100 22. SMGR PT Semen Gresik Tbk 2,184.00 6,664.88 49.97 23. BATA PT Sepatu Bata Tbk 1,551.00 163.51 24.14 24. IKBI PT Sumi Indo Kabel Tbk 145 187 27.87 25. SCCO PT Supreme cable
Manufacturing & Commerce Tbk 251 52.19 4.13
26. TSPC PT Tempo Scan Pacifik Tbk 61 53.18 54.12 27. TRST PT Trias Sentosa Tbk 9 132.43 29.81 28. TBLA PT Tunas Baru Lampung Tbk 19.23 204.02 33.29
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
112
29. TURI PT Tunas Ridean Tbk 16 285.03 146.25 30. UNVR PT Unilever Tbk 226 603.77 26.05 31. UNTR PT United Tractors Tbk 326
Lampiran 2 (lanjutan)
Data Variabel Penelitian Tahun 2007 (Sebelum Ditransformasi)
No. Kode Nama Emiten Laba Bersih
(Rupiah per
Lembar Saham)
Arus Kas Operasi (Rupiah
per Lembar Saham)
DPR
1. AKRA PT AKR Corporindo Tbk 61.28 70.65 31 2. ALMI PT Alumindo Light Metal
Industry Tbk 103.01 -219.66 48.54
3. ASGR PT Astra Graphia Tbk 53.44 142.22 0.6 4. ASII PT Astra Internasional Tbk 1,610.35 2777.49 9.94 5. AUTO PT Astra Otoparts Tbk 590 340.76 5.09 6. CTBN PT Citra Tubindo Tbk 2,743.91 2592.71 65.78 7. CLPI PT Colorpark Indonesia Tbk 32 6.54 29.82 8. FAST PT Fast Food Indonesia Tbk 230 523.95 19.58 9. GGRM PT Gudang Garam Tbk 750 753.17 33.32
10. HEXA PT Hexindo Adiperkasa Tbk 59 256.49 35.62 11. BRAM PT Indo Kordsa Tbk 87 79 72.42 12. INTP PT Indocement Tunggal Perkasa
Tbk 267.22 381.25 14.99
13. LTLS PT Lautan Luas Tbk 92 65.62 30.47 14. LMSH PT Lionmesh Prima Tbk 619 -32.52 8.8 15. LION PT Lion Metal Works Tbk 486 256.09 25.76 16. MYOR PT Mayora Indah Tbk 185 233.11 22 17. MERK PT MERCK Tbk 3,995 4,953.88 57.57 18. MTDL PT Metrodata Tbk 14.01 -45.92 21.42 19. MLBI PT Multi Bintang Indonesia Tbk 4005 10,786.47 89.89 20. MASA PT Multistrada Arah Sarana Tbk 6 8 16.3 21. SMSM PT Selamat Sempurna Tbk 56 73.59 35.85 22. SMGR PT Semen Gresik Tbk 299 3497.58 50 23. BATA PT Sepatu Bata Tbk 2,660.00 5,802.18 271.86 24. IKBI PT Sumi Indo Kabel Tbk 253 283.6 39.5 25. SCCO PT Supreme cable
Manufacturing & Commerce Tbk
262 315.00 11.45
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
113
26. TSPC PT Tempo Scan Pacifik Tbk 62 65.49 4 27. TRST PT Trias Sentosa Tbk 6 77.94 79.11 28. TBLA PT Tunas Baru Lampung Tbk 23.47 -13.47 29.97 29. TURI PT Tunas Ridean Tbk 136 -62.04 40.42 30. UNVR PT Unilever Tbk 257 294.89 64.94 31. UNTR PT United Tractors Tbk 524 932.02 28.65 Lampiran 3
Data Variabel Penelitian Tahun 2005 (Setelah Ditransformasi)
No.
Kode Nama Emiten Laba Bersih
(Rupiah per
Lembar Saham)
Arus Kas Operasi (Rupiah
per Lembar Saham)
DPR
1. AKRA PT AKR Corporindo Tbk 13.83 9.81 5.60 2. ALMI PT Alumindo Light Metal
Industry Tbk 11.00 23.89 5.37
3. ASGR PT Astra Graphia Tbk 5.20 9.06 0.96 4. ASII PT Astra Internasional Tbk 36.72 24.77 5.71 5. AUTO PT Astra Otoparts Tbk 19.02 15.69 5.26 6. CTBN PT Citra Tubindo Tbk 30.36 30.36 5.04 7. CLPI PT Colorpark Indonesia Tbk 5.07 . 3.85 8. FAST PT Fast Food Indonesia Tbk 9.62 14.73 4.65 9. GGRM PT Gudang Garam Tbk 31.34 28.68 7.14 10 HEXA PT Hexindo Adiperkasa Tbk 10.79 17.09 6.29 11 BRAM PT Indo Kordsa Tbk 16.31 11.64 3.88 12 INTP PT Indocement Tunggal Perkasa
Tbk 14.18 19.23 4.99
13 LTLS PT Lautan Luas Tbk 8.20 . 5.03 14 LMSH PT Lionmesh Prima Tbk 19.12 . 3.06 15 LION PT Lion Metal Works Tbk 20.68 24.54 5.23 16 MYOR PT Mayora Indah Tbk 7.72 14.31 6.47 17 MERK PT MERCK Tbk 50.75 46.87 7.30 18 MTDL PT Metrodata Tbk 2.84 3.22 6.10 19 MLBI PT Multi Bintang Indonesia Tbk 7.75 9.98 8.75 20 MASA PT Multistrada Arah Sarana Tbk 4.12 2.67 4.18 21 SMSM PT Selamat Sempurna Tbk 6.81 10.41 9.29 22 SMGR PT Semen Gresik Tbk 41.52 45.88 5.07 23 BATA PT Sepatu Bata Tbk 43.93 63.34 7.20 24 IKBI PT Sumi Indo Kabel Tbk 8.83 7.04 5.20
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
114
25 SCCO PT Supreme cable Manufacturing & Commerce Tbk
16.61 12.61 5.03
26 TSPC PT Tempo Scan Pacifik Tbk 25.68 25.72 6.74 27 TRST PT Trias Sentosa Tbk 2.42 . 7.16 28 TBLA PT Tunas Baru Lampung Tbk 1.96 11.67 4.50 29 TURI PT Tunas Ridean Tbk 10.12 . 5.76 30 UNVR PT Unilever Tbk 13.74 14.78 9.76 31 UNTR PT United Tractors Tbk 19.21 19.19 5.46 Lampiran 3 (lanjutan)
Data Variabel Penelitian Tahun 2006 (Setelah Ditransformasi) No. Kode Nama Emiten Laba
Bersih (Rupiah
per Lembar Saham)
Arus Kas Operasi (Rupiah
per Lembar Saham)
DPR
1. AKRA PT AKR Corporindo Tbk 14.33 19.50 5.63 2. ALMI PT Alumindo Light Metal
Industry Tbk 16.43 - 7.07
3. ASGR PT Astra Graphia Tbk 6.40 11.50 0.98 4. ASII PT Astra Internasional Tbk 30.28 47.20 6.93 5. AUTO PT Astra Otoparts Tbk 19.12 19.34 4.53 6. CTBN PT Citra Tubindo Tbk 51.38 37.87 5.11 7. CLPI PT Colorpark Indonesia Tbk 5.00 . 4.47 8. FAST PT Fast Food Indonesia Tbk 12.43 19.28 4.41 9. GGRM PT Gudang Garam Tbk 22.89 31.47 6.91
10. HEXA PT Hexindo Adiperkasa Tbk 6.85 12.10 6.02
11. BRAM PT Indo Kordsa Tbk 6.40 27.82 5.43
12. INTP PT Indocement Tunggal Perkasa Tbk
12.69 14.82 4.32
13. LTLS PT Lautan Luas Tbk 6.17 7.47 4.59 14. LMSH PT Lionmesh Prima Tbk 19.92 12.07 3.29 15. LION PT Lion Metal Works Tbk 16.67 18.88 5.02 16. MYOR PT Mayora Indah Tbk 11.05 5.64 5.35 17. MERK PT MERCK Tbk 62.15 72.20 7.20 18. MTDL PT Metrodata Tbk 3.21 2.42 5.40 19. MLBI PT Multi Bintang Indonesia Tbk 11.05 16.63 8.69 20. MASA PT Multistrada Arah Sarana Tbk 6.86 4.66 1.45 21. SMSM PT Selamat Sempurna Tbk 6.78 7.18 5.71 22. SMGR PT Semen Gresik Tbk 46.73 51.84 10.00
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
115
23. BATA PT Sepatu Bata Tbk 39.38 81.64 7.07 24. IKBI PT Sumi Indo Kabel Tbk 12.04 12.79 4.91 25. SCCO PT Supreme cable Manufacturing
& Commerce Tbk 15.84 13.37 5.28
26. TSPC PT Tempo Scan Pacifik Tbk 24.61 22.85 2.03 27. TRST PT Trias Sentosa Tbk 3.04 4.16 7.36 28. TBLA PT Tunas Baru Lampung Tbk 3.58 9.61 5.46 29. TURI PT Tunas Ridean Tbk 3.99 14.28 5.77 30. UNVR PT Unilever Tbk 15.02 148.63 12.09 31. UNTR PT United Tractors Tbk 18.14 78.03 5.10 Lampiran 3 (lanjutan)
Data Variabel Penelitian Tahun 2007 (Setelah Ditransformasi)
No. Kode Nama Emiten Laba Bersih
(Rupiah per
Lembar Saham)
Arus Kas Operasi (Rupiah
per Lembar Saham)
DPR
1. AKRA PT AKR Corporindo Tbk 7.83 8.29 5.57 2. ALMI PT Alumindo Light Metal
Industry Tbk 10.15 . 6.97
3. ASGR PT Astra Graphia Tbk 7.28 37.56 0.77 4. ASII PT Astra Internasional Tbk 40.13 52.70 3.15 5. AUTO PT Astra Otoparts Tbk 24.29 18.46 2.26 6. CTBN PT Citra Tubindo Tbk 52.38 52.04 8.11 7. CLPI PT Colorpark Indonesia Tbk 5.64 2.56 5.46 8. FAST PT Fast Food Indonesia Tbk 15.17 22.90 4.42 9. GGRM PT Gudang Garam Tbk 27.39 27.44 5.77
10. HEXA PT Hexindo Adiperkasa Tbk 7.68 16.02 5.97 11. BRAM PT Indo Kordsa Tbk 9.33 15.90 8.51 12. INTP PT Indocement Tunggal Perkasa
Tbk 16.34 19.52 3.87
13. LTLS PT Lautan Luas Tbk 9.59 8.11 5.52 14. LMSH PT Lionmesh Prima Tbk 22.05 . 2.97 15. LION PT Lion Metal Works Tbk 24.88 18.05 5.08 16. MYOR PT Mayora Indah Tbk 13.60 15.28 4.69 17. MERK PT MERCK Tbk 63.21 9.50 7.59 18. MTDL PT Metrodata Tbk 3.74 . 4.63 19. MLBI PT Multi Bintang Indonesia Tbk 13.60 22.32 9.48 20. MASA PT Multistrada Arah Sarana Tbk 2.45 . 4.04 21. SMSM PT Selamat Sempurna Tbk 7.48 8.59 5.99
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
116
22. SMGR PT Semen Gresik Tbk 17.30 18.70 7.07 23. BATA PT Sepatu Bata Tbk 51.57 76.17 16.49 24. IKBI PT Sumi Indo Kabel Tbk 15.91 16.84 6.28 25. SCCO PT Supreme cable Manufacturing
& Commerce Tbk 16.19 13.98 3.38
26. TSPC PT Tempo Scan Pacifik Tbk 7.87 8.10 2.00 27. TRST PT Trias Sentosa Tbk 2.45 4.83 8.89 28. TBLA PT Tunas Baru Lampung Tbk 4.83 . 5.47 29. TURI PT Tunas Ridean Tbk 11.66 . 6.36 30. UNVR PT Unilever Tbk 16.03 17.16 8.06 31. UNTR PT United Tractors Tbk 22.89 30.54 5.35 Lampiran 4
Statistik Deskriptif Sebelum Transformasi
Descriptive Statistics
87 3.85 2184.13 316.0025 449.8873392 -4168.08 6664.89 634.5335 1440.8402491 .60 100.00 33.9749 21.5332686
EPSOCFDPRValid N (listwise)
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Statistik Deskriptif Sebelum Transformasi
Descriptive Statistics
93 1.96 63.21 17.1698 14.2010480 2.42 148.63 23.5496 22.9403793 .77 16.49 5.6969 2.3115880
SQRT_EPSSQRT_OCFSQRT_DPRValid N (listwise)
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
117
Lampiran 5
Hasil Uji Normalitas Sebelum Transformasi
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
93.0000000
29.54141664.184.184
-.0921.774
.004
NMeanStd. Deviation
Normal Parametersa,b
AbsolutePositiveNegative
Most ExtremeDifferences
Kolmogorov-Smirnov ZAsymp. Sig. (2-tailed)
Unstandardized Res idual
Test distribution is Normal.a.
Calculated from data.b.
Hasil Uji Normalitas Setelah Transformasi
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
118
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
80.0000000
2.18519904.130.130
-.0901.164
.133
NMeanStd. Deviation
Normal Parametersa,b
AbsolutePositiveNegative
Most ExtremeDifferences
Kolmogorov-Smirnov ZAsymp. Sig. (2-tailed)
Unstandardized Res idual
Test distribution is Normal.a.
Calculated from data.b.
Lampiran 5 (lanjutan)
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
119
Regression Standardized Residual420-2
Freq
uenc
y
25
20
15
10
5
0
Histogram
Dependent Variable: SQRT_DPR
Mean =7.08E-16Std. Dev. =0.987
N =80
Observed Cum Prob1.00.80.60.40.20.0
Expe
cted
Cum
Pro
b
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: SQRT_DPR
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
120
Lampiran 5 (lanjutan)
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficients a
.685 1.459
.685 1.459SQRT_EPSSQRT_OCF
Model1
Tolerance VIFCollinearity Statistics
Dependent Variable: SQRT_DPRa.
Coefficient Correlations a
1.000 -.561-.561 1.000.000 .000.000 .000
SQRT_OCFSQRT_EPSSQRT_OCFSQRT_EPS
Correlations
Covariances
Model1
SQRT_OCF SQRT_EPS
Dependent Variable: SQRT_DPRa.
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Regression Standardized Predicted Value420-2
Regr
essi
on S
tude
ntize
d Re
sidu
al
4
2
0
-2
Scatterplot
Dependent Variable: SQRT_DPR
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
121
Lampiran 5 (lanjutan) Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
.427a .182 .161 2.21340 1.853Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
Durbin-Watson
Predictors: (Constant), SQRT_OCF, SQRT_EPSa.
Dependent Variable: SQRT_DPRb.
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
122
Lampiran 6
Hasil Uji Hipotesis (Uji t)
Coefficientsa
4.601 .410 11.223 .000.015 .020 .088 .710 .480.039 .013 .371 2.976 .004
(Constant)SQRT_EPSSQRT_OCF
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoeffic ients
Beta
StandardizedCoeffic ients
t Sig.
Dependent Variable: SQRT_DPRa.
Hasil Uji Hipotesis (Uji F)
ANOVAb
83.888 2 41.944 8.562 .000a
377.232 77 4.899461.121 79
RegressionResidualTotal
Model1
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Predic tors: (Constant), SQRT_OCF, SQRT_EPSa.
Dependent Variable: SQRT_DPRb.
Indah Agustina Manurung : Pengaruh Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik, 2009. USU Repository © 2009
123