153800318 van-zuidam

99
Van zuidam BAB 1 PENDAHULUAN Penggunaan nama bentuklahan sebagai geomorfologi karena rasa tidak puas terhadap peristilahan fisiografi yang telah berkembang lebih dahulu. Istilah fisiografi digunakan di Eropa dan memasukkan unsur - unsur iklim, meteorologi, kelautan dan matematik geografi. Geomorfologi merupakan bagian utama geologi, walaupun kenyataannya di Eropa, Amerika dan Indonesia dianggap sebagai geografi fisik. Geomorfologi di lingkungan geologi belum berkembang, karena lebih banyak berkembang di lingkungan geografi untuk kepentingan pengembangan wilayah, penggunaan lahan dan hidrologi, sedangkan para pakar geologi memiliki anggapan bahwa geomorfologi merupakan bagian dari bidang ilmu geografi, padahal teknologi satelit sumberdaya alam yang berkembang saat ini merekam permukaan bumi dan menunjukkan potret muka bumi setiap hari, sehingga ketika harus menggunakan citra satelit para akhli geologi harus belajar kembali geomorfologi. 1.1 Pengertian geomorfologi Geomorfologi berasal dari bahasa yunani kuno, terdiri dari tiga akar kata, yaitu Ge(o) = bumi, morphe = bentuk danlogos = ilmu, sehingga kata geomorfologi dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bentuk permukaan bumi. Berasal dari bahasa yang sama, kata geologi memiliki arti ilmu yang mempelajari tentang proses terbentuknya bumi secara keseluruhan. Definisi ; Geomorfologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk

Upload: stella-putri

Post on 19-Jun-2015

602 views

Category:

Education


8 download

DESCRIPTION

gemorfologi

TRANSCRIPT

Page 1: 153800318 van-zuidam

Van zuidam

BAB 1

PENDAHULUAN

Penggunaan nama bentuklahan sebagai geomorfologi karena rasa tidak

puas terhadap peristilahan fisiografi yang telah berkembang lebih dahulu. Istilah

fisiografi digunakan di Eropa dan memasukkan unsur - unsur iklim, meteorologi,

kelautan dan matematik geografi. Geomorfologi merupakan bagian utama

geologi, walaupun kenyataannya di Eropa, Amerika dan Indonesia dianggap

sebagai geografi fisik.

Geomorfologi di lingkungan geologi belum berkembang, karena lebih

banyak berkembang di lingkungan geografi untuk kepentingan pengembangan

wilayah, penggunaan lahan dan hidrologi, sedangkan para pakar geologi memiliki

anggapan bahwa geomorfologi merupakan bagian dari bidang ilmu geografi,

padahal teknologi satelit sumberdaya alam yang berkembang saat ini merekam

permukaan bumi dan menunjukkan potret muka bumi setiap hari, sehingga ketika

harus menggunakan citra satelit para akhli geologi harus belajar kembali

geomorfologi.

1.1 Pengertian geomorfologi

Geomorfologi berasal dari bahasa yunani kuno, terdiri dari tiga akar kata,

yaitu Ge(o) = bumi, morphe = bentuk danlogos = ilmu, sehingga kata

geomorfologi dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bentuk permukaan

bumi. Berasal dari bahasa yang sama, kata geologi memiliki arti ilmu yang

mempelajari tentang proses terbentuknya bumi secara keseluruhan.

Definisi ; Geomorfologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk

Page 2: 153800318 van-zuidam

permukaan bumi serta proses - proses yang berlangsung

terhadap permukaan bumi sejak bumi terbentuk sampai se-

karang.

Berdasarkan pengertian dan definisi geomorfologi, maka bidang ilmu

geomorfologi merupakan bagian dari geologi yang mempelajari bumi dengan

pendekatan bentuk rupa bumi dan arsitektur rupa bumi. Tujuan mempelajari

geomorfologi di lingkungan geologi selaras dengan motto Hutton , yaitu THE

PRESENT IS THE KEY TO THE PAST (sekarang adalah kunci masa lalu).

Pemahaman kata sekarang (the present) adalah pemahaman terhadap bentuk rupa

bumi yang dapat dijadikan cerminan proses yang berlangsung di masa lalu.

Faedah yang diharapkan dengan mempelajari geomorfologi yaitu

membantu menelusuri proses - proses yang berlangsung pada bumi sejak

terbentuknya bumi sampai sekarang dengan pendekatan bentuk rupa bumi yang

tampak sekarang, sehingga pada penelitian geologi dapat dilakukan dengan cepat

dan murah.

1.2 Konsep dasar geomorfologi

Bentuklahan adalah fenomena geologi yang telah banyak dikembangkan

dan direnungkan oleh para akhli filsafat kuno dan tidak hanya membuat

pernyataan '" saat ini menjadi kunci masa lalu ", tetapi proses geomorfologi saat

ini memilki arti yang sangat penting, karena perbincangan tentang sistematika

evolusi geomorfologi tidak hanya terjadi pada awal abad ke 19, tetapi berlangsung

sampai sekarang.

1.2.1 Konsep pemikiran geomorfologi kuno

Pembahasan tentang perkembangan ilmu pengetahuan biasanya diawali

dengan pemikiran - pemikiran para akhli filsafat Yunani dan Romawi. Membahas

pemikiran - pemikiran para akhli Yunani dan Romawi kuno tentang

Page 3: 153800318 van-zuidam

perkembangan bentuklahan suatu kegiatan yang sangat baik untuk lebih mengenal

perkembangan ilmu dimasa silam (Dark Age) yang telah banyak dilupakan,

namun sangat membantu didalam pemahaman tentang evolusi geomorfologi yang

dikembangkan oleh para pemikir kuno, seperti Herodatus, Aristoteles, Starbo dan

Seneca.

Herodatus (485 - 425 SM) sebagai " Bapak Sejarah " telah banyak

melakukan penelitian geologi, menyebutkan pentingnya serpih dan lempung yang

diendapkan setiap tahun oleh Sungai Nil, sehingga Mesir dianggap telah

mendapat hadiah dari sungai. Selanjutnya disebutkan pula bahwa gempabumi

adalah pegunungan yang menggeliat karena dewa sedang marah. Temuan fosil

kerang di puncak - puncak perbukitan di Mesir menyebabkan Herodatus menarik

kesimpulan berdasarkan temuannya tersebut bahwa air laut telah menggenangi

dataran Mesir. Kesimpulan Herodatus tersebut merupakan dasar pemikiran

perubahan muka air laut yang menjadi bahasan penting didalam geomorfologi.

Aristoteles (384 - 322 SM) didalam tulisannya menyebutkan tentang asal -

usul mataair yang diyakininya bahwa air yang mengalir dari mataair disebabkan

oleh (a) air hujan yang terjebak pada lapisan tanah, (b) air yang terbentuk karena

penguapan dari air yang masuk kedalam bumi, dan (c) air yang terkondensasikan

di dalam bumi berasal dari embun yang tidak diketahui asal - usulnya. Seluruh air

merembes dari pegunungan menyerupai bunga karang yang sangat besar,

sehingga sebutan sungai hanya diterapkan pada bentuk aliran air yang berasal dari

mataair. Selanjutnya disebutkan pula bahwa hujan menghasilkan aliran air deras,

sehingga aliran sungai menjadi tidak menentu.

Pemahaman tentang debit aliran selama periode hujan telah dikembangkan

oleh Bernard Palissi (1563 dan 1580) dan Pierre Perrault (1674) yang

menyebutkan bahwa curah hujan mampu membentuk aliran sungai. Aristoteles

percaya bahwa gempabumi dan gunungapi memiliki sumber kejadian yang sama

dan menyebutkan bahwa gempabumi berpengaruh terhadap pencampuran udara

basah dan udara kering di bumi. Selanjutnya dikenalkan juga jalur laut yang

tertutup oleh sedimen yang membentuk daratan, sehingga terbentuk tanah timbul

Page 4: 153800318 van-zuidam

dan disebutkan pula bahwa yang membawa material dari daratan ke laut adalah

aliran dan diendapkan sebagai alluvium.

Strabo (54 SM - 25) telah melakukan perjalanan yang jauh dan telah

meneliti secara hati - hati, serta telah mencatat contoh lokasi aliran yang

menghilang dan yang muncul di permukaan. Pemikirannya tentang "Vale of

Tempe"merupakan hasil dari gempa bumi disertai dengan kegiatan gunungapi

dalam kurun waktu yang lama karena tekanan tenaga dari dalam bumi.

Kesimpulannya secara alamiah menyebutkan bahwa Gunung Visuvius adalah

gunungapi yang telah mati. Strabo menjelaskan juga tentang aluvium sungai dan

delta sungai yang memiliki bermacam - macam ukuran selaras dengan luas daerah

aliran sungai alamiah, sehingga delta sungai yang sangat luas mencerminkan

daerah aliran sungai yang sangat luas dan susunan batuan yang paling menonjol

pada daerah aliran sungai tersebut berupa batuan yang lunak. Beberapa penelitian

delta yang telah dilakukan oleh Strabo menyebutkan pertumbuhan delta dihambat

oleh kegiatan laut, terutama oleh pasang naik.

Seneca ( ? - 65) menyebutkan bahwa yang menyebabkan terjadinya

gempabumi lokal adalah kekuatan tenaga dari dalam bumi, dan pemikiran lainnya

menyebutkan bahwa curah hujan bukan salah satu sumber yang menyebabkan

aliran sungai dan disebutkan pula bahwa tenaga arus dapat menggerus lembah,

sehingga melahirkan konsep bahwa pembentuk lembah adalah arus yang

menggerus lembah tersebut.

Pemikiran - pemikiran kuno telah menyebutkan bahwa terdapat hubungan

proses (genetik) antara gempabumi dengan dengan deformasi kulit bumi.

Pernyataan tersebut menjadi rancu karena sebab, akibat dan kejadian gempabumi

justru dipengaruhi oleh deformasi.

1.2.2 Fajar pemikiran geomrfologi modern

Setelah beberapa abad pemikiran geomorfologi cenderung mengikuti pola

pemikiran Kekaisaran Romawi, hanya sedikit atau mungkin tidak ada pemikiran -

pemikiran lain di Eropa. Sekolah - sekolah yang ada pada saat itu adalah biara -

biara yang tidak mempelajari ilmu tentang alam. Beberapa tempat pendidikan

Page 5: 153800318 van-zuidam

di Arabia yang hidup pada saat itu telah memunculkan pemikiran - pemikiran

modern yang cemerlang.

Ibn Sina (980 - 1037) menyatakan bahwa asal - usul pegunungan

dibedakan menjadi dua kelas, yaitu (1) hasil dari suatu pengangkatan bumi,

seperti bagian dari gempabumi dan (2) pengaruh aliran air yang disertai dengan

hembusan angin di suatu lembah yang bersusunan batuan lunak. Konsep

pegunungan menurut Ibnu Sina merupakan cerminan hasil dari perbedaan tingkat

erosi yang berlangsung secara perlahan - lahan dalam kurun waktu yang panjang.

Beberapa pandangannya telah telah ditetapkan sebagai awal dari pemikiran

modern, tetapi tidak diterapkan pada pemikiran Eropa Barat. Pembuktian yang

sangat luas tentang konsep Ibnu Sina telah dilakukan oleh sekelompok muridnya

yang bukan berasal dari orang Arab dan dikenal dengan judul " DISCOURSES

OF THE BROTHERS OF PURITY " (bahasan saudara yang seiman) pada tahun

941 dan 982 (Said, 1950). Didalam empat volume buku yang disusun tersebut

diceritakan tentang erosi dan transportasi oleh arus dan angin, pelapukan serta

awal pemikiran peneplain.

1.2.3 Hutton sang pendahulu

Konsep penggerusan lahan didalam pemikiran yang tajam dan tepat dari

suatu bentanglahan perlu dipikirkan kembali oleh para pemikir sebagai landasan

dasar geomorfologi modern. Para pemikir kuno yang berpikir tentang perusakan

lahan oleh proses erosi, tidak memiliki pemikiran yang matang untuk dijadikan

suatu kesimpulan yang layak (logic). Ruang dan waktu tidak memberikan

keleluasaan untuk membahas perkembangan jangka panjang dan jangka pendek

untuk membahas tentang pemikiran geologi agar menjadi suatu pekerjaan tentang

bumi (ground work) untuk bapak geomorfologi modern seperti James Hutton,

tetapi jejak langkahnya telah diikuti oleh beberapa orang.

Leonardo da Vinci (1452 - 1519) merupakan salah satu kelompok pertama

yang menyusun pemikiran geologi dan dikatakan (Chorley et al, 1964) bahwa

pemikiran yang cemerlang telah berkembang pada zamannya, sehingga

Page 6: 153800318 van-zuidam

merupakan puncak kecemerlangan para pemikir terdahulu. Leonardo da Vinci

menyebutkan bahwa lembah dipotong oleh arus, dan arus membawa material dari

salah satu tempat dipermukaan bumi kemudian diendapkan pada suatu tempat.

Buffon (1707 - 1788) dari Perancis menyebutkan tenaga arus yang mampu

menggerus dan merusak lahan, selanjutnya diakhiri dengan perataan yang

memilki ketinggian yang sama dengan permukaan laut.

Targioni dan Tozetti (1712 - 1784) dari Italia menyebutkan bencana erosi

oleh arus dan pemikirannya tentang sungai yang terputus dihubungkan dengan

batuan yang tertoreh serta mengenalkan dasar - dasar perbedaan erosi yang

dipengaruhi oleh berbagai macam material geologi dan struktur geologi.

Guetthard (1715 - 1786) dari Perancis, membahas tentang degradasi di

pegunungan oleh arus, dan menyebutkan bahwa tidak seluruh material yang

dipindahkan oleh arus diangkut sampai ke laut, tetapi hanya sebagian material

yang terangkut oleh arus tersebut mencapai dataran pantai. Diyakini pula bahwa

laut merupakan tenaga penghancur yang sangat besar terhadap lahan, selanjutnya

arus dan laut disebut sebagai perusak yang sangat cepat terhadap pantai curam di

Perancis sebagai bukti pernyataannya.

Desmarest (7125 - 1815) menyuarakan pemikirannya tentang lembah

Perancis Tengah merupakan hasil kegiatan arus dan menelusuri perkemba-ngan

tahap evolusi bentanglahan.

De Saussure (1740 - 1799) dari Swiss menyebutkan bahwa lembah Alpen

merupakan hasil kegiatan pengikisan arus yang mengalir dari puncak pegunungan

dan mengalir mengikuti lembah tersebut. Selanjutnya disebutkan pula bahwa

glasiasi (pencairan es) dapat menjadi faktor penyebab terjadinya erosi.

James Hutton (1726 - 1797) yang lahir di Edinburgh, Skotlandia, seorang

akhli fisika, tetapi lebih menyenangi ilmu pengetahuan, khususnya kimia dan

geologi. Sangat terkenal karena perannya sebagai pelopor PLUTONIAN yang

terkenal dengan batuan beku granit dan bertentangan dengan para akhli dari

sekolah Wernerian yang terkenal sebagai penganutNEPTUNIS yang memiliki

anggapan bahwa granit memiliki kandungan lapisan kimia. Selain membahas

granit, Hutton memperkenalkan pula batuan metamorf, tetapi pernyataannya yang

Page 7: 153800318 van-zuidam

terkenal adalah konsep THE PRESENT IS THE KEY TO THE PAST (saat ini

merupakan kunci masa lalu), sehingga doktrin uniformitarian bertentangan

dengan konsep katastropisma. Teori bumi yang mengandung konsep pengkajian

hukum komposisi,dissolusi dan restorasi lahan terhadap bumi telah diterbitkan

pada tahun 1795 menjadi dua volume buku dengan judul : THEORY OF THE

EARTH, WITH PROOFS AND ILLUSTRATIONS.

John Playfair (1748 - 1819), seorang profesor matematika dan filsafat di

Edinburgh, Skotlandia, setelah meninggalnya James Hutton pada tahun 1802

menerbitkan buku dengan judul : ILLUSTRATION OF THE HUTTONIAN

THEORY OF THE EARTH , dengan gaya bahasa prosa ilmiah yang teliti dan

jelas, sehingga jarang ada persamaannya. Playfair menyimpulkan pemikiran -

pemikiran Hutton dengan jelas memiliki dampak yang sangat besar, terutama

terhadap Sir Charles Lyell yang menjadi pelopor uniformitarian. Hasil penelitian

Hutton menyebutkan bahwa proses masa lalu sampai masa sekarang masih terus

berlangsung, yaitu lahan terkikis oleh proses mekanik dan kimia, yang

sebelumnya telah diteliti namun salah, kecuali Desmarrest yang melihat gejala -

gejala yang dijelaskan oleh Hutton. Konsep sistem sungai dan geomorfologi yang

sangat berarti telah dikemukakan oleh Playfair lebih baik dari sebelumnya dan

pernyataannya sebagai berikut :

Setiap sungai yang muncul terdiri dari percabangan utama, merupakan induk dari

berbagai percabangan dan masing - masing mengalir pada lembah selaras dengan

ukurannya, membentuk sistem lembah yang saling berhubungan antara satu

dengan yang lainnya, sesuai dengan kemiringan lereng yang dialirinya dan

mustahil akan terjadi pengaliran jika masing - masing lembah tidak memiliki arus

yang mengalir pada lembah tersebut.

Jika suatu sungai berupa saluran tunggal, tidak memilki percabangan, maka

aliran yang terjadi diperkirakan akan membentuk arus yang sangat deras atau

arus aliran akan memiliki tenaga penuh yang meluncur pada saluran tersebut dan

langsung menuju samudra. Jika bentuk sungai terpecah menjadi beberapa

percabangan de-ngan jarak yang cukup besar antara cabang satu dengan yang

Page 8: 153800318 van-zuidam

lainnya, kemudian dibagi lagi menjadi beberapa percabangan kecil, sehingga

akan memberi kesan seolah - olah saluran terbentuk oleh torehan air berupa

pengikisan permukaan dan erosi terhadap lahan. Kejadian tersebut berlangsung

secara sinambung bagaikan mengukir permukaan bumi.

1.2.4 Beberapa konsep dasar Thornbury (1969)

Pembahasan tentang konsep geomorfologi untuk bentanglahan jangan

hanya menggunakan salah satu konsep saja, tetapi akan lebih baik jika beberapa

konsep geomorfologi dapat dipahami sehingga evaluasi terhadap bentanglahan

akan lebih baik.

Konsep 1 : Proses yang berlangsung secara fisik saat ini memiliki kecepatan yang berbeda

selaras dengan waktu geologi.

Dasar - dasar geologi modern yang dikenal sebagai uniformitarian telah

dikembangkan oleh Hutton pada tahun 1785, selanjutnya ditulis kembali oleh

Playfair pada tahun 1802 dan dikembangkan oleh Lyell sebagai maha karyanya

dengan judul Dasar - dasar Geologi ( Principles of Geology ). Hutton

mencetuskan : " saat ini adalah kunci masa lalu " telah diterapkan

secara baku sehingga menimbulkan perdebatan, karena pernyataan tersebut

mengandung arti bahwa proses geologi yang berlangsung selaras dengan waktu

geologi memiliki kecepatan yang sama dengan saat sekarang. Konsep ini tentunya

salah, karena galasiasi (pencairan es) memiliki peran yang sangat penting sejak

kala Plistosen dan sepanjang waktu geologi dari pada sekarang.

Perlu dipahami juga bahwa iklim sekarang telah berubah, daerah yang

memiliki iklim basah pada masa lalu, sekarang telah berubah menjadi beriklim

kering (gurun) dan sebaliknya. Periode dari ketidak stabilan gerakan kulit bumi

berlangsung pada periode pemekaran, sedangkan kulit bumi sekarang relatif

stabil. Salah satu contoh proses geologi yang berlangsung selaras dengan waktu

geologi yaitu pengikisan lembah oleh arus yang berlangsung sejak masa lalu

sampai sekarang, tetapi pengikisan lembah oleh pencairan es (glasiasi) pada kala

Page 9: 153800318 van-zuidam

Plistosen memiliki perbedaan dengan proses glasiasi pada umumnya. Angin telah

mengendapkan batupasir Navajo sejak kala Yura dan memiliki perbedaan dengan

gerakan yang dipengaruhi oleh angin sekarang.

Konsep 2 : Geologi struktur merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap evolusi

bentuklahan yang tampak sekarang.

Siswa - siswa W.M Davis diajarkan tentang faktor utama yang

mempengaruhi perkembangan bentuklahan adalah struktur geologi, proses

geomorfologi dan tingkat pengaruhnya. Saat ini beberapa akhli geomorfologi

meragukan terhadap tingkat pengaruh sebagai faktor utama yang mempengaruhi

perkembangan bentuklahan, akan tetapi para akhli geologi setuju terhadap konsep

proses dan geologi struktur sebagai pengaruh utama. Pernyataan struktur geologi

tidak hanya diterapkan pada pandangan sempit, seperti struktur batuan, struktur

perlipatan, struktur sesar dan ketidak selarasan, tetapi perhatian perlu ditekankan

pula terhadap material bumi penyusun bentuklahan secara keseluruhan yang

memiliki perbedaan pengaruh fisika dan kimia. Pandangan struktur geologi

selanjutnya didalam pembahasan ini adalah suatu fenomena geologi yang lebih

luas, yaitu posisi batuan di tempat yang tinggi, kekar, perlapisan batuan, sesar dan

perlipatan, kekerasan mineral tertentu, porositas batuan dan berbagai macam

perbedaan pada batuan penyusun kulit bumi. Pernyataan struktur geologi dapat

dimanfaatkan untuk memahami strtigrafi dan struktur susunan (sikuen) batuan

yang muncul sebagai singkapan pada suatu daerah, seperti perlapisan horisontal,

perlapisan yang memiliki kemiringan perlapisan (dip), terlipat atau tersesarkan,

sehingga pemahaman struktur geologi yang sederhana menjadi penting.

Ungkapan batuan keras (tahan) atau lunak (tidak tahan) terhadap proses

geomorfologi merupakan pemakaian ungkapan yang biasa selama digunakan

untuk pandangan yang relatif dan tidak ditekankan untuk pandangan pengaruh

fisika atau kimia, karena batuan dipengaruhi pula oleh proses fisika dan kimia.

Suatu batuan mungkin tahan terhadap salah satu proses geomorfologi, tetapi tidak

tahan terhadap proses geomorfologi lainnya dan dibawah kondisi iklim tertentu

Page 10: 153800318 van-zuidam

menunjukkan perbedaan tingkat ketahanan batuan. Secara umum tampilan

struktur batuan harus lebih tua dari pada perkembangan bentuklahan. Kejadian

diatropisme perlipatan pada kala Plistosen sangat sulit disebut tidak tererosi,

sehingga diperkirakan bahwa struktur batuan telah terbentuk sebelum

bentuklahan.

Konsep 3 : Relief permukaan bumi yang luas karena proses geomor-

fologi berlangsung pada tingkat yang berbeda.

Alasan utama permukaan bumi memiliki gradasional yang berbeda karena

kerak bumi disusun oleh batuan yang berbeda dan struktur yang berbeda, sehingga

memiliki ketahanan batuan terhadap proses geomorfologi yang berbeda pula.

Proses geomorfologi yang memiliki keaneka ragaman sangat kecil, masih

memiliki arti yang sangat penting, kecuali pada daerah diatropisme sekarang

(Resen) dapat diperkirakan bahwa daerah yang memiliki posisi topografi yang

tinggi disusun oleh batuan yang keras, sedangkan daerah dengan posisi topografi

lebih rendah disusun oleh batuan yang lunak. Perbedaan komposisi batuan dan

struktur tercermin dari keaneka ragaman geomorfologi dan topografi lokal.

Topografi minor dan rinci atau disebut sebagai mikrotopografi memiliki

hubungan yang erat dengan keaneka ragaman batuan, tetapi terlalu kecil untuk

diamati.

Keaneka ragaman batuan dan struktur geologi merupakan faktor utama

yang mempengaruhi perubahan permukaan bumi, tetapi bukan berarti proses

geomorfologi tidak memiliki peran, karena pada batas - batas tertentu dengan

tingkat yang berbeda proses geomorfologi masih berlangsung. Tingkat kecepatan

proses geomorfologi lokal memberi pengaruh terhadap perubahan permukaan

bumi, terutama pengaruh perbedaan temperatur, tingkat kelembaban, konfigurasi

kerapatan kontur dan vegetasi.

Perbedaan kondisi iklim mikro yang sangat menonjol antara dasar lembah

dengan puncak bukit dan antara lahan terbuka dengan lahan tertutup vegetasi akan

tampak dari jumlah penguapan lokal, tingkat kelembaban tanah dan tingkat

Page 11: 153800318 van-zuidam

perubahan tahunan temperatur, sehingga banyak sekali faktor yang mempengaruhi

tingkat proses geomorfologi lokal, seperti tingkat pelapukan, perombakan massa

batuan, erosi dan pengendapan yang memiliki pengaruh terhadap keaneka

ragaman geomorfologi.

Konsep 4 : Proses geomorfologi meninggalkan jejak pada bentukla -

lan dan proses geomorfologi yang berkembang mem -

bentuk ciri - ciri pada bentuklahan.

Penggunaan istilah proses yang dipakai untuk semua perubahan yang

terjadi terhadap rupa bumi secara fisika dan kimia. Proses diatropisma dan

vulkanisma dipengaruhi oleh gaya yang berasal dari dalam bumi, sehingga oleh

Penck disebut sebagai proses endogenetik, sedangkan proses yang lain, seperti

pelapukan, perombakan massa batuan dan erosi yang dipe-ngaruhi

oleh gaya eksternal disebut sebagai proses eksogenetik. Secara umum proses

endogenetik bersifat membangun, sedangkan proses eksogenetik bersifat

sebaliknya, yaitu pengikisan terhadap permukaan bumi. Konsep proses

geomorfologi yang berlangsung terhadap permukaan bumi bukan sesuatu yang

baru, tetapi pemikiran tentang proses geomorfologi akan meninggalkan jejak di

atas permukaan bumi adalah pemikiran yang lebih maju.

Bentuklahan memiliki ciri - ciri tertentu, tergantung pada proses

geomorfologi yang berpengaruh terhadap bentuklahan tersebut. Dataran banjir,

kipas aluvial, dan delta merupakan hasil kegiatan arus sungai, sehingga ciri - ciri

yang berkembang pada bentuklahan tersebut dapat dimanfaatkan untuk klasifikasi

genetika bentuklahan.

Rekayasa yang tepat dari suatu arti proses evolusi bentuklahan tidak hanya

memberikan gambaran yang lebih baik dari perkembangan bentuklahan, tetapi

termasuk juga menegaskan hubungan genetika terjadinya bentuklahan. Proses

geomorfologi yang rumit dan media yang bekerja dibawah kondisi iklim tertentu

disebut sebagai sistem morfogenik (morphogenic system, Triccart dan Cailleux,

1955).

Page 12: 153800318 van-zuidam

Konsep 5 : Media erosi yang berbeda pada permukaan bumi mem -

bentuk susunan bentuklahan tertentu.

Ciri - ciri proses bentuklahan tergantung pada tahap perkembangan proses,

dan W.M Davis menyebutnya sebagai konsep siklus geomorfologi. tahap

perkembangan proses diawali dari tahap muda, dewasa dan tua. Pada tahap akhir

dari proses geomorfologi permukaan bumi memiliki topografi berelief rendah

yang disebut sebagai peneplain (perataan). Beberapa akhli geomorfologi percaya

bahwa permukaan bumi memiliki keteraturan umur, tetapi tidak semua yakin

bahwa tahap muda, dewasa dan tua yang dikemukakan oleh W.M Davis

merupakan suatu kenyataan. Konsep umum yang digunakan pada tingkat dasar

memiliki beberapa kelemahan apabila di-terapkan pada evolusi permukaan bumi

yang lebih rumit, karena akan sulit menentukan karakteristik perkembangan

bentuklahan yang khusus, sehingga menimbulkan keraguan, terutama terhadap

peneplain (perataan) yang dianggap sebagai akhir dari suatu siklus geomorfologi.

Istilah siklus geomorfologi tidak selalu tepat untuk menunjukkan suatu

perubahan bentanglahan akibat gradasional, tetapi mencari istilah atau konsep

pengganti sangat sulit, sehingga penggunaan istilah siklus geomorfologi tidak

hanya menyatakan siklus alam yang mewakili tahap evolusi bentuk permukaan

bumi tetapi termasuk pula pemikiran bahwa perkembangan permukaan bumi

terjadi secara teratur dan berurutan dengan tidak menggunakan penamaan evolusi

permukaan bumi sebaai tahap muda, dewasa atau tua yang memiliki pengertian

bahwa topografi yang berada pada tahap yang sama memiliki ciri yang sama pula.

Kondisi geologi dan keragaman iklim membentuk ciri permukaan bumi yang

sangat beragam walaupun proses geomorfologi berkembang pada periode yang

sama.

Konsep 6 : Evolusi geomorfologi tidak sesederhana yang dibayang -

kan.

Page 13: 153800318 van-zuidam

Perdebaan dan pertentangan didalam ilmu pengetahuan merupakan akibat

dari penjelasan yang sangat sederhana dan tidak jelas. Mempelajari bentuklahan

akan mengalami kesulitan jika tidak memahami bahwa topografi merupakan hasil

dari proses atau siklus geomorfologi. Pada umumnya topografi rinci hasil dari

siklus erosi yang berlangsung .

Horberg (1952) mengelompokkan bentanglahan menjadi beberapa

kategori, yaitu (1) bentanglahan sederhana, (2) bentanglahan campuran, (3)

bentanglahan siklus tungal, (4) bentanglahan multi siklus dan (5) bentanglahan

hasil pembentukan kembali.

Bentanglahan sederhana merupakan hasil proses geomorfologi tunggal,

artinya bentanglahan tersebut meninggalkan jejak siklus erosi yang terjadi hanya

satu kali dan umumnya terbatas pada permukaan bumi yang baru terbentuk,

seperti pengangkatan lantai samudra, permukaan kerucut vulkanik, dataran lava,

plato atau endapan yang tertutupoleh endapan glasial Plistosen. Bentanglahan

campuran merupakan hasil siklus erosi lebih dari satu kali atau hasil dua atau

lebih proses geomorfologi, sehingga timbul perdebatan karena pada semua

bentanglahan telah terjadi proses geomorfologi yang bercampur, walaupun pada

beberapa bentanglahan dapat ditemukan proses geomorfologi tunggal, tetapi

sangat jarang terjadi. Sebagai contoh bentanglahan hasil dari kegiatan aliran air,

tetapi perlu disadari bahwa proses yang berlangsung tidak hanya kegiatan aliran

air saja, proses - proses yang lain seperti pelapukan, gerakan material karena

gravitasi, dan perpindahan material oleh angin sangat berpengaruh terhadap

perkembangan bentuk rupa bumi. Kondisi yang sama terjadi pada bentanglahan

hasil pelarutan oleh air tanah, erosi oleh limpasan air permukaan dan proses -

proses yang berlangsung terhadap pembentukkan bentanglahan. Bentanglahan

campuran tercermin sangat baik pada daerah yang dipengaruhi oleh glasiasi

Plistosen.

Konsep bentanglahan dengan iklim yang beragam dapat dimasukan

sebagai konsep bentanglahan yang rumit, karena berkembang dibawah kondisi

iklim yang beragam sebagai faktor yang mempengaruhi proses geomorfologi dan

sangat berhubungan dengan kondisi iklim kala Plistosen. Munculnya

Page 14: 153800318 van-zuidam

bentanglahan masa lampau yang telah ditutupi oleh batuan beku atau batuan

sedimen karena batuan penutup tersebut terkikis, seperti saluran - saluran pada

masa praglasial yang muncul dan hanya sebagain kecil menjadi ciri lokal.

Konsep 7 : Topografi bumi yang paling menonjol adalah topografi yang lebih muda dari kala

Plistosen.

Ciri - ciri topografi tua jarang ditemukan, kecuali berupa bentuklahan tua

yang tersingkap kepermukaan akibat dari gradasional. Sebagian besar topografi

sekarang lebih muda dari kala Plistosen. Ashley (1931) percaya bahwa

pahatan rupa bumi seperti gunung, lembah, pantai, danau, sungai, air terjun dan

tebing berumur lebih muda dari Miosen, serta terbentuk sejak munculnya manusia

dan sebagian kecil muka bumi sekarang memiliki hubungan yang jelas dengan

permukaan bumi pra Miosen. Diperkirakan pula bahwa permukaan bumi 90 %

terbentuk setelah Tersier dan mungkin 99 % terbentuk setelah Miosen Tengah.

Secara umum struktur geologi lebih tua dari pada ciri - ciri topografi yang

terbentuk di atasnya, kecuali yang ditemukan pada daerah diatropisma Plistosen

Awal dan Resen. Pegunungan Himalaya pertama terlipat pada kala Kapur,

kemudian kala Eosen dan Miosen, tetatpi lereng sekarang terbentuk pada kala

Plistosen dan air terjun yang terbentuk saat ini lebih muda dari relif rinci yang

berumur Plistosen dan Resen.

Konsep 8 : Pemahaman terhadap bentanglahan sekarang diperlukan pemahaman kondisi

geologi dan iklim pada kala Plistosen.

Pemahaman topografi rupa bumi adalah untuk mengenal perubahan

kondisi geologi dan kondisi iklim kala Plistosen yang mempengaruhi topografi

sekarang. Glasiasi sangat berpengaruh baik secara langsung atau tidak langsung,

Material - material hasil pengikisan galsial dan tiupan angin menyebar luas

sampai ke daerah yang tidak mengalami glasiasi.

Page 15: 153800318 van-zuidam

Daerah - daerah yang terletak pada lintang menengah, faktor iklim sangat

berpengaruh, sehingga daerah sekarang beriklim arid atau semi arid pada zaman

glasial beriklim basah. Kurang lebih 100 cekungan di pedalaman Amerika Serikat

bagian Barat yang saat ini berbentuk danau dengan iklim arid dan semi arid

menunjukkan sistem fluvial yang sama dengan di Asia, Afrika, Australia dan

Amerika Utara, sehingga dapat disimpulkan bahwa glasial sangat mempengaruhi

iklim dunia.

Daerah - daerah yang sekarang beriklim sedang, selama zaman glasial

pernah beriklim seperti di sub arktik Amerika Utara dan Eurasia yang

dicerminkan oleh tanah yang membeku secara permanen dan biasa disebut

sebagai permafrost. Rejim aliran yang dipengaruhi oleh perubahan iklim ditandai

dengan perselingan antara agradasi (pengendapan) dan gradasi (pe - ngikisan).

Perubahan muka air laut memiliki pengaruh terhadap topografi, karena

pembekuan samudera menyebabkan penurunan muka air laut dan kembali normal

pada zaman interglasial. Pencairan es terhadap lautan sangat berpengaruh

terhadap pembentukkan koral.

Hasil pengikisan akibat pencairan es atau endapan glasial yang tertiup

angin membentuk gumuk pasir (sand dunes) atau bercampur dengan lanau atau

lempung disebut sebagai loess. Glasiasi sangat berpengaruh terhadap

pembentukkan danau, seperti Great Lakes merupakan sistem aliran yang

dipengaruhi oleh glasial terbesar di dunia. Glasiasi kala Plistosen merupakan

peristiwa yang paling besar walaupun diatropisma yang berkembang sejak

Pliosen, Plistosen sampai Resen masih berperan sebagai faktor pe - ngaruh

pembentukkan bentanglahan.

Konsep 9 : Pengenalan iklim sangat penting untuk dapat memahami dengan baik perbedaan

proses geomorfologi yang berlangsung.

Faktor iklim, khususnya temperatur dan penguapan sangat berpengaruh

terhadap proses geomorfologi. Perubahan iklim dapat berpengaruh secara

langsung atau tidak langsung, sebagai contoh iklim yang berpengaruh tidak

Page 16: 153800318 van-zuidam

langsung terhadap proses geomorfologi adalah sebaran, kerapatan dan jenis

vegetasi, sedangkan pengaruh langsung antara lain curah hujan, pe - nguapan

dan perubahan temperaturan harian.

Konsep 10 : Geomorfologi menekankan kondisi sekarang bermanfaat untuk mengungkap

sejarah perkembangan bumi.

Geomorfologi cenderung menekankan asal - usul (proses) bentanglahan

saat ini dan masa lalu selaras dengan waktu geologi. Akhli geomorfologi selalu

melakukan pendekatan dengan menggunakan hukum uniformitarianisme.

Paleogeomorfologi bentuklahan merupakan sejarah alam geomorfologi yang

diperkenalkan oleh Bryan (1940) dan menjelaskan bahwa bentuklahan merupakan

hasil dari suatu proses, sehingga tidak ada alasan untuk memisahkan antara studi

bentanglahan dengan geologi dinamik. Perbedaan antara bentuklahan dengan

geologi dinamik yang paling jelas adalah proses terjadinya bentuklahan atau sisa -

sisa bentuklahan yang relatif muda.

Page 17: 153800318 van-zuidam

BAB 2

SISTEM PENELITAN DAN PEMETAAN

GEOMORFOLOGI

Sistem penelitian dan pemetaan geomorfologi telah banyak

dikembangkanm selaras dengan tujuan penelitian yang dilakukannya, tetapi masih

banyak terjadi kerancuan, khususnya pemahaman geomorfologi untuk tujuan

pemetaan geologi. Salah satu sistem yang telah banyak dimanfaatkan untuk

berbagai tujuan yaitu sistem yang dikembangkan oleh International Institute for

Aerial survey and Earth Sciences (ITC), Belanda.

Verstappen (1967 dan 1968) dan Van Zuidam (1968 dan 1975) telah

mengembangkan sistem penelitian geomorfologi berdasarkan pengalamannya di

seluruh dunia, khususnya di wilayah tropis (Indonesia dan Amerika Latin),

selanjutnya disebut dengan sistem pembuatan peta geomorfologi untuk berbagai

macam tujuan. Metode ITC dapat digunakan untuk tujuan pemetaan geologi,

karena memasukkan beberapa aspek geomorfologi disertai dengan legenda yang

sederhana dan jelas, sehingga menjadi suatu sistem pemetaan geomorfologi yang

memiliki karakteristik yang jelas.

Unsur - unsur yang perlu diperhatikan didalam menyusun sistem

gemorfologi adalah sebagai berikut :

1. Sistem dapat digunakan untuk setiap daerah dan lentur (fleksibel), artinya legenda

pada peta harus dapat dijadikan simbol untuk suatu keputusan obyek penelitian.

Page 18: 153800318 van-zuidam

2. Sistem dapat digunakan untuk pemetaan dengan berbagai macam skala, sehingga

isi peta diselaraskan dengan skala secara konseptual dan grafis.

3. Sistem harus memberi penekanan terhadap unsur - unsur bentuklahan, sehingga

sistem mampu dijadikan landasan penelitian geomorfologi analitik dan

geomorfologi sintetik.

4. Sistem harus menghasilkan peta - peta yang sederhana, sehingga dapat menekan

biaya pembuatan peta.

2.1 Pemahaman peta dan manfaat peta

Peta adalah gambaran dari rupa bumi yang mencerminkan keadaan suatu

daerah atau lokasi, sehingga peta dapat disebut sebagai petunjuk atau pemberi

informasi rupa bumi dan lokasi suatu daerah. Beberapa jenis peta sebagai

petunjuk dan pemberi informasi antara lain : peta informasi, peta dasar (base

map) dan peta bertema (thematic map).

2.1.1 Peta informasi

Peta informasi merupakan peta yang dapat digunakan oleh berbagai pihak,

dengan tujuan agar pengguna peta dapat mencapai tujuannya tanpa harus tersesat.

Biasanya peta informasi memiliki kandungan yang sangat sederhana, sesuai

dengan fungsi peta tersebut yaitu sebagai petunjuk dan pemberi informasi. Contoh

- contoh peta informasi antara lain peta pariwisata, peta sekolah (atlas) dan peta

topografi.

Peta pariwisat mengandung informasi - informasi tentang letak, jarak atau

ciri khas tujuan wisata, sedangkan peta sekolah (atlas) memberi petunjuk tentang

daerah propinsi atau kabupaten, ibu kota propinsi atau kabupaten, sungai - sungai

yang terkenal dan gunung - gunung yang terkenal. Peta topografi memilki

kandungan informasi dan petunjuk daerah, lokasi, sungai, gunung, titik ketinggian

dan garis ketinggian (kontur) yang dapat mencerminkan kondisi lereng dengan

melihat kerapatan kontur pada peta. Biasanya peta topografi dijadikan peta

kerangka untuk menyusun peta dasar atau peta bertema (thematic map) yang dapat

memberikan informasi tentang hubungan antara elemen - elemen pokok dan

satuan geomorfologi.

Page 19: 153800318 van-zuidam

2.1.2 Peta dasar (base map)

Peta dasar adalah suatu gambaran dari berbagai komponen yang terpilih

didalam suatu daerah pemetaan. Komponen - komponen tersebut harus memiliki

hubungan dengan topografi, sehingga jika komponen - komponen tersebut tidak

memiliki hubungan, maka menjadi tidak bermanfaat dan informasi yang dipetakan

tersebut menjadi tidak berguna karena tidak dapat dilokalisasi (diplot) dan

dievaluasi terhadap kondisi - kondisi yang diharapkan dan akhirnya hanya

digunakan sebagai dasar perbandingan pada suatu daerah saja. Informasi dan peta

topografi yang terbaru merupakan kebutuhan yang mutlak, karena kesalahan

biasanya terjadi karena penggunaan material dasar (peta topografi atau foto udara)

yang lama dan tidak teliti. Jika informasi dari peta topografi atau foto udara dapat

diandalkan, maka kandungan pokok pada peta tujuan akan sangat bermanfaat.

Informasi pada peta topografi atau foto udara yang berhubungan langsung dengan

unsur - unsur geografi, seperti batas administratif daerah, nama kampung, jalan

dan sebagainya sangat bermanfaat untuk menentukan lokasi penelitian. Penentuan

lokasi yang baik dan tepat merupakan unsur utama didalam menyusun peta dasar

yang baik, misalnya :

- Posisi titik kontrol geodetik

- Posisi konstruksi (bangunan, jalan raya, rel KA atau saluran)

- Posisi danau dan sungai

- Rincian topografi (batasan topografi, seperti tebing, lembah, bukit-

bukit kecil, punggungan dan sebagainya).

- Faktor - faktor yang sering berubah, seperti :

Kondisi hidrografi

Batas pemukiman

Batas wilayah kehutanan/ pertanian/perkebunan.

Nama - nama daerah.

Batas sungai dan pantai.

Unsur - unsur penting menyusun peta dasar untuk kepentingan

geomorfologi atau geologi antara lain :

Page 20: 153800318 van-zuidam

1. Keselarasan unsur - unsur peta dasar dengan materi pokok.

2. Memilih unsur - unsur peta yang mudah dimengerti.

3. Memilih unsur - unsur peta secara umum seperti garis atau titik

dan tampilan peta yang akan dijadikan acuan.

4. Membatasi unsur - unsur peta dasar sampai batas minimum, ter-

gantung pada tingkat kesulitan dari unsur pokok.

Maksud penyusunan peta dasar sebelum melaksanakan kegiatan tertentu

merupakan langkah persiapan sebelum kegiatan dilaksanakan, sehingga peta dasar

merupakan peta rencana kegiatan yang telah tersusun untuk memudahkan

kegiatan yang akan dilakukan dan menghemat biaya.

Biasanya yang digunakan sebagai peta dasar untuk suatu kegiatan adalah

peta topografi yang sebenarnya hanya memberikan informasi secara umum,

seperti titik ketinggian, garis ketinggian (kontur), nama sungai dan nama daerah,

sehingga memerlukan analisis agar dapat dijadikan peta dasar. Sebagai contoh

kerapatan garis kontur mencerminkan lereng yang terjal, maka dugaan sementara

terhadap lereng yang curam tersebut dapat berupa sesar (patahan) atau terdapat

perbedaan kekerasan batuan atau pola punggungan yang memanjang dapat diduga

sebagai perlipatan.

Analisis terhadap peta topografi tersebut sangat bermanfaat untuk kegiatan

penelitian geologi, geologi teknik, pengembangan wilayah atau penggunaan

lahan, sehingga pada saat kegiatan penelitian di lapangan akan lebih terarah

kepada hasil analisis peta topografi tersebut.

2.1.3 Peta bertema ( thematic map)

Peta bertema adalah peta yang mengandung informasi - informasi tujuan

tertentu untuk maksud tertentu yang dibutuhkan oleh pemakai tertentu pula.

Kandungan informasi tersebut merupakan hasil dari suatu kegiatan penelitian

tertentu dengan harapan pemakai peta dapat mengambil keputusan dan

kesimpulan terhadap kegiatan penelitian yang dilakukannya.

Sebagai contoh peta geologi memberikan informasi tentang sebaran batuan

secara lateral dengan batas - batas yang jelas, struktur geologi, posisi temuan fosil,

Page 21: 153800318 van-zuidam

bahan galian atau aspek - aspek geologi lainnya. Penggunaan peta geologi yang

telah tersusun dengan baik dapat dibaca oleh pengguna yang berhubungan dengan

informasi - informasi geologi sebagai landasan kerja yang sedang ditekuninya,

misalnya eksplorasi minyak bumi, geologi teknik, pengembangan wilayah dan

tataruang.

2.2 Pemahaman peta geomorfologi

Peta geomorfologi telah banyak dibuat oleh berbagai lembaga di dunia dan

memiliki perbedaan terhadap tinjauan aspek - aspek geomorfologi yang

digambarkan pada peta geomorfologi, sehingga aspek - aspek geomorfologi yang

digambarkan pada peta menggunakan simbol - simbol warna dan pola hitam putih

disertai arsiran, tergantung pada kepentingan pembuatan peta didalam menetapkan

aspek - aspek geomorfologi yang dipetakan.

Secara garis besar peta geomorfologi dapat dibedakan menjadi tiga jenis

peta, yaitu :

a. Peta geomorfologi analitik.

b. Peta geomorfologi sintetik.

c. Petaa geomorfologi pragmatik.

2.2.1 Peta geomorfologi analitik

Secara garis besar kandungan informasi dari peta geomorfologi analitik

cenderung memberikan informasi aspek - aspek geomorfologi di suatu daerah

yang cukup luas, sehingga sifat peta geomorfologi analitik bersifat peta tinjau

(reconnissance) dengan skala peta 1 : 50.000 sampai 1 : 500.000.

Pada peta geomorfologi analitik tercermin satuan geomorfologi yang

sangat luas dan belum memberikan informasi yang rinci, namun sudah dapat

dimanfaatkan sebagai dasar (landasan) penelitian lebih lanjut. Analisis

bentanglahan yang sangat luas dan komponen - komponen geomorfologi yang

besar merupakan ciri dari peta geomorfologi analitik. Misalnya bentanglahan

(landscape) atau mintakat (zone) Bandung berdasarkan fisiografi Van Bemmelen

(1949) terdiri dari sistem lahan (land system) rangkaian gunungapi

Page 22: 153800318 van-zuidam

(volcanous) dan sistem lahan ( land system) struktural, sehingga memerlukan

penguraian yang lebih rinci. Peta geomorfologi analitik sangat berperan untuk

digunakan sebagai bahan analisis yang bersifat regional dalam ukuran propinsi,

pulau atau negara.

Simbol warna digunakan untuk aspek geomorfologi yang jelas dan

memiliki arti penting di dalam peta tersebut, seperti aspek morfogenetik didalam

pemetaan geomorfologi, sehingga aspek tersebut disimbolkan dengan warna.

Menurut Verstappen dan Van Zuidam (1968 dan 1975) bahwa proses endogen

dan eksogen masa lalu dan sekarang merupakan faktor - faktor perkembangan

yang paling menonjol dari suatu bentanglahan, sehingga harus digambarkan

dengan jelas dan digunakan simbol warna.

Warna - warna tertentu yang direkomendasikan untuk dijadikan simbol

satuan geomorfologi berdasarkan aspek genetik adalah sebagai berikut :

KELAS GENETIK SIMBOL WARNA

Bentuklahan asal struktural Ungu / violet

Bentuklahan asal gunungapi Merah

Bentuklahan asal denudasional Coklat

Bentuklahan asal laut (marine) Hijau

Bentuklahan asal sungai (fluvial) Biru tua

Bentuklahan asal glasial (es) Biru muda

Bentuklahan asal aeolian (angin) Kuning

Bentuklahan asal karst (gamping) Jingga (orange)

Morfografi dan morfometri yang tercermin pada peta topografi dinyatakan

oleh lambang garis atau huruf yang telah baku dan dicetak de - ngan warna

hitam atau abu - abu berupa bayangan. Lithologi digambarkan dalam bentuk

simbo; gambar lithologi dengan warna bayangan abu - abu, sehingga informasi

Page 23: 153800318 van-zuidam

morfografi, morfometri dan lithologi (batuan) tampak pada peta dengan warna

yang tidak menonjol. Pemilihan warna yang tepat dapat memberikan informasi

yang lebih banyak dengan tidak mengabaikan simbol warna yang digunakan oleh

satuan bentuklahan pada suatu daerah berdasarkan morfogenetik.

Morfokhronologi menggunakan simbol huruf atau angka dengan

menggunakan warna hitam, tetapi simbol untuk morfokhronologi dapat

dihilangkan. Verstappen (1970) menyebutkan bahwa penggunaan simbol untuk

morfokhronologi tidak perlu menggunakan simbol garis, karena biaya untuk

pembuatan peta akan menjadi mahal dan umur bentuklahan harus diketahui

dengan benar. Morfometri yang penting dari ciri roman muka bumi dapat

ditampilkan dengan simbol garis hitam, sedangkan simbol garis berwarna

dianjurkan untuk penggambaran simbol morfodinamik (proses aktif), misalnya

simbol garis berwarna merah untuk proses erosi dan warna biru untuk banjir atau

sedimentasi.

Tabel 1. Aspek utama peta geomorfologi analitik

ASPEK UTAMA

KRITERIA PEMETAAN

Page 24: 153800318 van-zuidam

Bentuk permukaan

1. Morfografi

Aspek yang digambarkan dari

morfologi suatu daerah, seperti

dataran, perbukitan atau

pegunungan.

2. Morfometri

Nilai aspek geomorfologi daerah,

seperti kemiringan lereng, titik

ketinggian, panjang lereng dan

kekasaran relief.

3. Morfogenesis (asal - usul

bentuklahan dan proses

terjadinya bentuklahan).

3.1. Morfostruktur pasif.

Lithologi / jenis batuan dan struktur

batuan dihubungkan dengan proses

pengikisan, seperti cuesta, hogback

dan kubah.

3.2. Morfostruktur aktif.

Aktivitas proses endogen seperti

vulaknisma, patahan dan lipatan,

seperti gunungapi, pegunungan

antiklin, lereng patahan.

Page 25: 153800318 van-zuidam

3.3. Morfodinamik Proses eksogen yang berhubungan

dengan gerakan angin, air atau es,

seperti gumuk pasir, dataran fluvial,

sedimentasi atau gurun.

4. Morfokhronologi (nisbi

dan absolut).

Waktu proses terjadinya suatu

bentuklahan, misalnya "

Villafranchian" untuk umur glasial

tua dan "Monasterian" untuk

dataran pantai muda.

5.Morfo aransemen

Hubungan antara perubahan

bentuklahan dengan proses yang

sedang berlangsung.

Sumber : Van Zuidam (1985)

2.2.2 Peta geomorfologi sintetik

Kandungan peta geomorfologi sintetik cenderung memberikan informasi

geomorfologi yang bersifat semi rinci (semi detail) dan mulai mengarah pada

suatu tujuan tertentu. Skala peta geomorfologi sintetik yang digunakan adalah 1 :

50.000 sampai 1 : 25.000, sehingga informasi geomorfologi semi rinci dapat

ditampilkan di dalam peta geomorfologi sintetik, misalnya unsur - unsur

morfografi, morfogenetik, morfometri dan material penyusun.

Pada peta geomorfologi sintetik pengelompokkan lahan dibagi menjadi 4

tingkat yang mencerminkan bagian - bagian lahan semi rinci dari suatu bentangan

lahan dari tingkat yang paling kecil sampai tingkat yang paling besar sebagai

berikut :

Page 26: 153800318 van-zuidam

1. Komponen lahan (land component)

2. Satuan lahan (land unit)

3. Bentuklahan (landform)

4. Sistem lahan (land system)

5. Bentanglahan (landscape)

Komponen lahan, merupakan bagian terkecil dari suatu bentanglahan yang

menekankan kesamaan kelompok atau kelas lahan, membentuk satuan

berdasarkan bentuk permukaan lahan sebagai kriteria pengelompokkan. Satuan -

satuan lahan yang dibentuk berdasarkan landasan komponen lahan memiliki

kesamaan bentuklahan, lithologi (material penyusun), tanah, vegetasi dan proses.

Skala peta yang digunakan untuk menampilkan komponen lahan adalah 1 : 100,

biasanya digunakan untuk kepentingan pekerjaan khusus seperti keteknikan atau

manajemen.

Satuan lahan, mengacu kepada suatu komponen lahan atau sekumpulan

komponen lahan yang homogen atau heterogen berdasarkan ciri khusus suatu

lahan atau komponen lahan. Tampilan dari satuan lahan menggambarkan ciri

eksternal dan internal dari suatu bentuklahan yang dibandingkan dengan satuan

lahan sekitarnya pada daerah yang sama. bentuk permukaan (relief), proses dan

lithologi merupakan dasar utama pengelompokkan satuan lahan. Skala peta yang

digunakan untuk menampilkan satuan lahan adalah 1:10.000 sampai 1 : 100.000,

biasanya digunakan untuk pekerjaan konsultan atau proyek pembangunan.

Bentuklahan, mengacu kepada sekelompok satuan lahan yang homogen

atau heterogen dengan ciri satuan lahan atau susunan satuan lahan yang khusus.

Suatu bentuklahan menunjukkan ciri - ciri tampilan luar, seperti bentuk

permukaan lahan (morfografi), proses / asal - usul (morfogenetik), nilai dari

bentuk permukaan / kemiringan lereng, panjang lereng dan kerapatan pola

pengaliran (morfometri) dan material penyusun (lithologi). Skala peta yang

digunakan untuk menampilkan bentuklahan adalah 1 : 10.000 sampai 1 :

100.000, biasanya digunakan untuk kepentingan pekerjaan proyek pembangunan

yang bersifat sangat luas.

Page 27: 153800318 van-zuidam

Sistem lahan, mengacu kepada bentuklahan dan ciri - ciri perkembangan

bentuk permukaan lahan (relief) yang berhubungan berhubungan dengan aspek

lingkungan, biasanya dibedakan berdasarkan proses, batuan (lithologi) dan iklim.

Suatu sistem lahan menggambarkan pengulangan kemiripan pola bentuklahan

yang memiliki kesamaan genetik dibandingkan dengan sistem lahan disekitarnya

pada suatu daerah yang sama. Skala yang cocok digunakan untuk menampilkan

sistem lahan biasanya lebih besar dari 1 : 250.000 dan digunakan untuk

kepentingan peta tinjau suatu proyek pembangunan.

Bentanglahan, merupakan bagian terbesar dari kumpulan sistem lahan,

bentuklahan, satuan lahan dan komponen lahan, sehingga membentuk bentangan

yang sangat luas dengan ciri memiliki keseragaman relief dan lithologi secara

umum. Skala peta yang digunakan untuk menampilkan bentang lahan adalah 1 :

250.000 atau lebih kecil dan biasanya digunakan sebagai peta tinjau untuk

identifikasi suatu kelayakkan lokasi yang akan digunakan suatu proyek atau

dijadikan pemandu perencanaan pembangunan.

Sebagai contoh bentanglahan (landscape) atau mintakat (zone) Ban - dung

berdasarkan fisiografi Van Bemmelen (1949) terdiri dari sistem lahan rangkaian

gunungapi di bagian Utara, dan diuraikan menjadi bentuklahan Gunungapi

Tangkuban Perahu dan bentuklahan Gunungapi Tampomas, selanjutnya

bentuklahan gunungapi diuraikan menjadi satuan - satuan lahan (land units) , yaitu

puncak gunungapi, lereng atas gunungapi, lereng tengah gunungapai dan lereng

kaki gunungapi.

Tampilan aspek - aspek geomorfologi tersebut sangat erat hubungannya

dengan kondisi geologi, sehingga dapat dimanfaatkan untuk kepentingan

pemetaan geologi, sehingga peta geomorfologi sintetik dapat dijadikan sebagai

peta dasar didalam pemetaan geologi.

2.2.3 Peta geomorfologi pragmatik

Kandungan peta geomorfologi pragmatik cenderung menampilkan

informasi geomorfologi yang bersifat khusus dan rinci (detail) karena peta

geomorfologi pragmatik merupakan peta untuk tujuan tertentu dan khusus. Skala

peta geomorfologi pragmatik adalah 1 : 25.000 sampai 1 : 5.000, sehingga unsur

Page 28: 153800318 van-zuidam

lahan (land element) dari aspek - aspek geomorfologi yang bersifat rinci, seperti

alur erosi, arah arus sungai / pantai, arah ombak, arah sedimentasi, arah lelehan

lava gunungapi, dapat tercermin pada peta geomorfologi pragmatik.

Peta geomorfologi pragmatik biasanya dimanfaatkan untuk kepen -

tingan suatu kegiatan yang bersifat rinci (detai), seperti kegiatan penelitian

teknik, lingkungan, kebencanaan, hidrologi, dan kesesuaian lahan, sehingga

penamaan peta lebih cenderung mencerminkan maksud dan tujuan pemetaan yang

bersifat khusus, seperti peta morfokonservasi (lingkungan), peta morfohidrologi

(hidrologi), peta morfostruktur (struktur geologi), peta bahaya gunungapai, dan

peta kesesuaian lahan (land suitability map). Contoh peta geomorfologi pragmatik

antara lain peta morfokonservasi dan peta hidrogeomorfologi.

Peta morfokonservasi, menggambarkan klasifikasi lereng, yaitu

kemiringan lereng dan kestabilan lereng. Kemiringan lereng terutama untuk

menghitung dan mengetahui tingkat erosi yang berlangsung serta kemungkinan

gerakan tanah yang akan terjadi pada lereng tersebut. Verstappen dan Van Zuidam

(1968 dan 1975) membagi kemiringan lereng menjadi 6 kelas lereng, yaitu : (1)

kelas 00 - 2

0, (2) kelas 2

0 - 5

0, (3) kelas 5

0 - 15

0, (4) kelas 15

0 - 30

0, (5)

kelas 300 - 55

0 dan (6) kelas diatas 55

0.

Tabel 2 menunjukkan berbagai kelas lereng, proses yang menjadi ciri

lahan, kondisi lahan dan simbol warna untuk lahan yang disarankan. Kelas lereng

yang menunjukkan kesamaan lahan kritis disertai dengan proses - proses pada

lereng tertentu yang menonjol. Kegiatan konservasi tertentu dapat juga dilakukan

terhadap satuan bentuklahan tertentu yang memiliki proses yang menonjol atau

nilai kelas konservasi. Jika batas satuan bentuklahan digambar dengan garis tebal,

maka nama singkatan dari bentuklahan perlu dicantumkan dengan huruf kapital.

Simbol - simbol lain yang digambar denga garis hitam dapat diberikan untuk

proses geomorfologi yang sudah tidak aktif tapi masih baru, garis merah untuk

erosi yang aktif dan biru gelap untuk gerakan tanah yang aktif. Vegetasi alami,

semi alami dan pertanian sangat mempengaruhi proses erosi dan gerakan tanah,

sehingga simbol - simbol vegetasi digambar dengan warna hijau. Sama dengan

Page 29: 153800318 van-zuidam

peta analitik, garis kontur dan lithologi (batuan) digambar dengan warna abu - abu

sebagai bayangan.

Peta Hidrogeomorfologi, menggunakan simbol warna untuk membedakan

satuan hidrogeomorfologi yang sama dengan simbol - simbol yang biasa

digunakan didalam kajian hidrologi. Batasan satuan hidrogeomorfologi

didasarkan pada kemiringan lereng, tutupan vegetasi, permeabilitas daerah,

potensi air tanah, dan kedalaman air tanah.

Pada tabel 3 ditunjukkan bobot nilai lahan yang digunakan untuk

membedakan empat kelas hidrogeomorfologi, yaitu air tanah dalam, kualitas

aliran air permukaan, mata air dan gerakan material yang diberi simbol de -

ngan garis arsir, simbol gambar, angka dan huruf dengan warna yang berbeda.

Seperti pada peta morfokonservasi yaitu tutupan vegetasi alami, perkebunan dan

pertanian diberi simbol warna hijau, sedangkan informasi topografi dan lithologi

yang penting digambar dengan simbol garis abi - abu atau coklat.

Tabel 2. Hubungan kelas lereng dengan sifat - sifat proses dan

kondisi lahan disertai simbol warna yang disarankan.

(sumber : Van Zuidam, 1985).

Kelas Lereng

Proses, Karakteristik dan

Kondisi lahan

Simbol warna

yang disarankan.

00 - 2

0

(0 - 2 %)

Datar atau hampi datar, tidak

ada erosi yang besar, dapat

diolah dengan mudah dalam

kondisi kering.

Hijau tua

Page 30: 153800318 van-zuidam

20 - 4

0

(2 - 7 %)

Lahan memiliki kemiringan

lereng landai, bila terjadi

longsor bergerak dengan

kecepatan rendah, pengikisan

dan erosi akan meninggalkan

bekas yang sangat dalam.

Hijau Muda

40 - 8

0

(7 - 15 %)

Lahan memiliki kemiringan

lereng landai sampai curam,

bila terjadi longsor bergerak

dengan kecepatan rendah,

sangat rawan terhadap erosi.

Kuning Muda

80 - 16

0

(15 - 30 %)

Lahan memiliki kemiringan

lereng yang curam, rawan

terhadap bahaya longsor, erosi

permukaan dan erosi alur.

Kuning Tua

160 - 35

0

(30 - 70 %)

Lahan memiliki kemiringan

lereng yang curam sampai

terjal, sering terjadi erosi dan

gerakan tanah dengan

kecepatan yang perlahan -

lahan. Daerah rawan erosi dan

longsor

Merah Muda

350 - 55

0

Lahan memiliki kemiringan

Page 31: 153800318 van-zuidam

(70 - 140 %) lereng yang terjal, sering

ditemukan singkapan batuan,

rawan terhadap erosi.

Merah Tua

> 550

( > 140% )

Lahan memiliki kemiringan

lereng yang terjal, singkapan

batuan muncul di permukaan,

rawan tergadap longsor batuan.

Ungu Tua

Page 32: 153800318 van-zuidam

Tabel 3. Sifat - sifat daerah aliran sungai untuk memperkirakan

kemungkinan limpasan air permukaan dengan metode

Cook (Sumber : Van Zuidam, 1985).

(100)

Sangat Tinggi

(75)

Tinggi

(50)

Normal

(25)

Rendah

Relief

(25)

Curam,kemiri

-

ngan lereng le-

bih dari 30 %.

(20)

Berbukit,kemi

-ringan lereng

15 - 30%

(12)

Bergelomban

g

kemiringan le

-

reng 7 - 15 %

(5)

Datar,

kemi-

ringan

lereng

0 - 7 %

Batuan

(15)

Endapan ber-

butir halus

dan

dan betuan

ke-

ras.

(10)

Endapan ber-

butir sedang

dan batuan

mudah lapuk

(8)

Endapan ber-

butir sedang,

batuan lapuk

dan memiliki

rekahan

(5)

Endapan

ber-

butir

sedang

sampai

kasar,

rekahan

tam-

pak jelas

Daya

serap

(20)

Lapisan tanah

penutup tidak

(15)

Daya serap

tanah lambat

(10)

Daya serap

normal, kete-

(5)

Daya

serap

Page 33: 153800318 van-zuidam

(infiltrasi

)

tanah.

efektif,lapisan

tanah tipis, se-

hingga kapasi-

tas resap

tanah

sangat rendah.

Lempung atau

tanah memi -

liki kapasitas

daya serap

rendah.

balan geluh

dengan ke -

mampuan da-

ya serap baik.

tinggi,

kete-

balan

pasir

atau

tanah

mampu

me -

nyerap

de-

ngan

cepat

Tutupan

vegetasi

(20)

Tutupan

tanam-

an tidak

efektif,

jarang atau

gun-

dul.

(15)

Jarang sam -

pai sedang,

tidak ada tu-

tupan alami,

kurang dari

10 % aliran

dibawah tu -

tupan baik.

(10)

Jarang sam -

pai baik, 50

%

daerah aliran

tertutup rum-

put dan ta -

naman kayu.

(5)

Baik

sampai

sempurna

,

hampir 90

%

daerah

aliran

tertutup

rum-

put dan ta

-

naman

kayu.

(20)

(15)

(10)

(5)

Page 34: 153800318 van-zuidam

Daya

tam-

pung per

-

mukaan.

Tidak ada,

tam-

pak cekungan

dangkal,

daerah

aliran curam

dan sempit,

tidak ada

kolam

atau rawa.

Daya tam -

pung kecil,

Pemboran di-

perlukan, da-

erah aliran ke-

cil, tidak ada

kolam atau

rawa.

Daya

tampung

normal,

depre-

si cekungan

permukaan,

danau, kolam

dan rawa, ku-

rang dari 2 %

daerah aliran

Daya tam

-

pung

tinggi,

berbentu

k ce-

kungan,

tidak

tampak

jelas

daerah

aliran.

Dikutip dari : Engineering Handbook for Farm Planners

Upper Mississippi Valley Region III United States

Soil Conservation Services, 1953.

BAB 3

UNSUR - UNSUR

PEMETAAN GEOMORFOLOGI

Konsep pemetaan geomorfologi yang dikemukakan di bawah ini me -

ngacu kepada sistem yang dikembangkan oleh oleh Verstappen (1967,1968) dan

Van Zuidam (1968, 1975) yang dilandasi pengalaman di wilayah tropis seperti

diIndonesia dan Amerika Latin. Sistem pemetaan geomorfologi harus memenuhi

kriteria unsur - unsur geomorfologi, seperti gambaran bentuk (morfografi), asal -

Page 35: 153800318 van-zuidam

usul / proses terjadinya bentuk (morfogenetik), penilaian kuantitatif bentuk

(morfometri) dan material penyusun.

3.1 Morfografi

Morfografi secara garis besar memiliki arti gambaran bentuk permukaan

bumi atau arsitektur permukaan bumi. Secara garis besar morfografi dapat

dibedakan menjadi bentuklahan perbukitan/punggungan, pegunungan, atau

gunungapi, lembah dan dataran. Beberapa pendekatan lain untuk pemetaan

geomorfologi selain morfografi adalah pola punggungan, pola pe - ngaliran dan

bentuk lereng.

3.1.1 Bentuklahan dataran

Dataran adalah bentuklahan (landform) dengan kemiringan lereng 0%

sampai 2%, biasanya digunakan untuk sebutan bentuklahan asal marin (laut),

fluvial (sungai), campuran marin dan fluvial (delta) dan plato.

· Bentuklahan asal marin (marine landforms origin) terdiri dari :

- Bentuklahan dataran pesisir (coastal plain landforms)

- Bentuklahan dataran pesisir aluvial (alluvial coastal plain

landforms)

- Bentuklahan beting gisik (beach ridge landforms)

- Bentuklahan lembah gisik (beach swale landforms)

- Bentuklahan dataran pantai (beach)

· Bentuklahan asal fluvial (fluvial landforms origin) terdiri dari :

- Bentuklahan dataran banjir (flood plain landforms)

- Bentuklahan tanggul alam (natural levee landforms)

- Bentuklahan undak sungai (teracce landforms)

· Bentuklahan asal campuran (delta), terdiri dari :

- Bentuklahan delta kaki burung (birdfoot delta)

Page 36: 153800318 van-zuidam

- Bentuklahan delta membulat (lobate delta0

- Bentuklahan delta memanjang (cuspate delta)

- Bentuklahan delta kuala (estuarine delta0

· Bentuklahan plato.

Aspek - aspek geologi yang dapat tercermin dari morfografi dataran asal

marin dan fluvial adalah :

a. Dataran marin : disusun oleh material berbutir halus sampai sedang

yaitu pasir yang terpilah baik dan kemasan terbuka

karena lebih banyak dipengaruhi oleh hempasan

ombak, bercampur dengan lempung dan lanau.

b. Dataran fluvial : disusun oleh material berbutir halus seperti lem -

pung dan lanau sampai bongkah - bongkah. Mate-

rial penyusun dataran fluvial biasa disebut endap -

an aluvium dan jika telah termampatkan disebut

konglomerat.

c. Dataran delta : disusun oleh material - material pasir berbutir halus

sampai sedang, lempung, dan lanau, disertai de -

ngan sisa - sisa tumbuhan atau endapan batubara.

d. Dataran plato : disusun oleh material - material gunungapi, sepert

breksi dan tuf.

3.1.2 Bentuklahan perbukitan / pegunungan

Bentuklahan perbukitan (hilly landforms) memiliki ketinggian antara 50

meter sampai 500 meter di atas permukaan laut dan memiliki kemiringan lereng

antara 7 % sampai 20 %, sedangkan bentuklahan pegunungan (mountaineous

landforms) memiliki ketinggian lebih dari 500 meter dan kemiringan lereng lebih

dari 20 %. Sebutan perbukitan digunakan terhadap bentuklahan kubah intrusi

(dome landforms of intrusion), bukit rempah gunungapi / gumuk tefra, koral

(karst) dan perbukitan yang dikontrol oleh struktural.

Page 37: 153800318 van-zuidam

Sebutan pegunungan digunakan terhadap rangkaian bentuklahan yang

memiliki ketinggian lebih dari 500 meter dan kemiringan lereng lebih dari 20 %,

biasanya merupakan satu rangkaian dengan bentuklahan gu - nungapi atau

akibat kegiatan tektonik yang cukup kuat, seperti pegunungan Himalaya (di

India), pegunungan Alpen (di Eropa) dan Pegunungan Selatan (di Jawa Barat).

Aspek - aspek geologi yang berhubungan dengan bentuklahan perbukitan

dan pegunungan tersebut antara lain :

a. Perbukitan kubah intrusi, disusun oleh material batuan beku intrusi

yang memiliki ciri khas membentuk pola aliran sentripetal, soliter (terpisah),

biasanya terbentuk pada daerah yang dipengaruhi oleh

sesar dan tersebar tidak beraturan.

b. Bentuklahan perbukitan rempah gunungapi (gumuk tefra) disusun oleh material -

material hasil erupsi gunungapi yang berbutir halus sampai bbongkah dengan ciri

khas tidak jauh dari gunungapi se - bagai sumber material. Gumuk tefra terbentuk

karena kegiatan erupsi gunungapai.

c. Bentuklahan perbukitan karst (gamping) disusun oleh material sisa kehidupan

binatang laut (koral), bersifat karbonatan. Ciri khas perbukitan karst membentuk

perbukitan yang berkelompok, membentuk pola pengaliran multi basinal (tiba -

tiba menghilang), terdapat gua - gua dengan stalagtit dan talagmit. Daerah

perbukitan karst mencerminkan jejak lingkungan laut dangkal (25 meter sampai

50 meter), sehingga garis pantai lama tidak jauh dari kumpulan perbukitan karst

tersebut. Munculnya perbukitan karst disebabkan oleh suatu pengangkatan

(tektonik).

d. Bentuklahan perbukitan yang memanjang mencerminkan suatu perbukitan yang

terlipat, sehingga dapat diperkirakan material penyusun berupa batuan sedimen,

seperti batupasir, batulempung dan batulanau atau perselingan batuan sedimen

tersebut. Ciri khas bentuklahan perbukitan terlipat memiliki pola pengaliran

paralel atau rektangular yang berbeda arah, mengikuti lereng sayap dari

perbukitan tersebut, sedangkan puncak dari perbukitan bertindak sebagai batas

pemisah aliran (water devided). Bentuklahan perbukitan memanjang terbentuk

akibat dari kegiatan tektonik lemah (pengangkatan), sehingga membentuk

Page 38: 153800318 van-zuidam

perlipatan. Perbukitan yang berbelok atau terpisah, kemungkinan diakibatkan oleh

gerakan dari sesar geser.

e. Bentuklahan pegunungan terdapat pada suatu rangkaian gu-nungapi, seperti

rangkaian gunungapi Tangkuban Parahu dengan Tampomas terdapat rangkaian

pegunungan Bukit Tunggul, Manglayang dan rangkaian pegunungan di Utara

Tanjungsari, kemudian menyambung dengan Gunungapi Tampomas. Selain

rangkaian pegunungan yang terdapat di sekitar gunungapi, terdapat pula rangkaian

pegunungan yang diakibatkan oleh tektonik, seperti rangkaian Pegunungan

Selatan Jawa Barat yang membentang dari Barat di Teluk Palabuan Ratu

(Sukabumi) sampai ke Timur di Teluk Pangandaran (Ciamis).

3.1.3 Bentuklahan gunungapi (vulkanik)

Bentuklahan gunungapi (vilkanik) memiliki ketinggian lebih dari 1000

meter di atas permukaan laut dan memiliki kemiring lereng yang curam (56 %

sampai 140 %), dengan ciri khas memiliki kawah, lubang kepundan dan kerucut

kepundan. material yang dapat ditemui pada bentuklahan vulkanik bagian puncak

merupakan material halus sampai sedang (abu vulkanik / tuf), pada lereng bagian

tengah lelehan lava dan lahar serta pada bagian lereng bawah berupa endapan

rempah - rempah gunungapi (tefra).

Terbentuknya gunungapi akibat kegiatan magma yang mendorong dari

perut bumi ke permukaan bumi secara sinambung (terus menerus) dalam kurun

waktu yang panjang, sehingga membentuk kerucut yang menjulang sampai

ketinggian tertentu, suatu saat mengalami erupsi yang cukup hebat mengakibatkan

puncak kepundan menjadi tumpul. Pada gunungapi muda puncak kepundan masih

berbentuk kerucut dan erupsi masih terus berlangsung. Contoh Gunungapi Merapi

di Jawa Tengah - Yogyakarta.

3.1.4 Lembah

Permukaan bumi yang tertoreh oleh limpasan air permukaan akan

membentuk lembah. Pada awalnya torehan (erosi) limpasan air permukaan berupa

erosi permukaan (sheet erosion) kemudian menjadi erosi alur (riil erosion), erosi

Page 39: 153800318 van-zuidam

parit (gully erosion), lembah (valley) dan selanjutnya lembah sebagai penampung

aliran air menjadi sungai. Limpasan air permukaan yang masuk ke lembah selalu

membawa muatan sedimen hasil dari pengikisan air tersebut dan selanjutnya

sungai membawa muatan sedimen untuk di endapkan pada daerah (cekungan)

tertentu menjadi suatu endapan (sedimen). Secara garis besar jenis - jenis lembah

dapat dibedakan menjadi :

- Jenis lembah U tumpul

- Jenis lembah U tajam

- Jenis lembah V tumpul

- Jenis lembah V tajam.

Jenis lembah U tumpul terjadi pada daerah - daerah yang relatif datar,

erosi yang berlangsung cenderung ke arah lateral (samping) dan erosi ke arah

vertikal (dasar sungai) relatif tidak berlangsung. Erosi ke arah vertikal terhenti,

karena telah mencapai batuan dasar sungai yang relatif keras dibandingkan

dengan batuan yang berada di tepi sungai.

Jenis lembah U tajam terjadi pada daerah - daerah yang memiliki

kemiringan lereng landai, erosi lateral (ke samping) lebih besar dari pada erosi

vertikal (ke arah dasar sungai), pengumpulan (akumulasi) sedimen berlangsung

dari lereng - lereng lembah.

Jenis lembah V tumpul terjadi pada daerah - daerah yang memiliki lereng

landai sampai agak curam, erosi vertikal (ke arah dasar sungai) berlangsung lebih

kuat daripada erosi lateral (ke arah samping) yang disertai dengan erosi dari

bagian atas lereng lembah tersebut dan pengumpulan (akumulasi) endapan

(sedimen) terjadi di dasar lembah. Bentuk lembah V tumpul yang tidak simetris

disebabkan oleh perbedaan jenis batuan dan / atau struktur pada salah satu sisi

lembah.

Jenis lembah V tajam terjadi pada daerah - daerah yang memiliki lereng

curam, erosi vertikal (ke arah dasar sungai) sangat kuat karena dipe - ngaruhi oleh

tektonik. Kondisi batuan dan iklim sangat berpengaruh terhadap pembentukkan

jenis lembah V tajam.

Page 40: 153800318 van-zuidam

BENTUK SIMETRIS BENTUK TAK

SIMETRIS

ENDAPAN FLUVIO -COLUVIA

LEKUKAN DALAM

TERBUKA/

LEBAR

MENYEMPIT /

CURAM

MENYEMPIT /

CURAM

Page 41: 153800318 van-zuidam

TERBUKA /

LEBAR

Gambar 1. Bentuk - bentuk lembah

(sumber : Van Zuidam, 1985)

3.1.5 Bentuk lereng

Bentuk lereng merupakan cerminan proses geomorfologi eksogen atau

endogen yang berkembang pada suatu daerah dan secara garis besar dapat

dibedakan menjadi :

- Bentuk lereng cembung.

- Bentuk lereng lurus

- Bentuk lereng cekung

Bentuk lereng cembung biasanya terjadi pada daerah - daerah yang

disusun oleh material - material batuan yang relatif keras atau sisa - sisa gawir

sesar atau bidan longsoran (mass wasting) yang telah tererosi pada bagian tepi

atasnya.

Bentuk lereng lurus, biasanya terjadi pada daerah - daerah lereng vulkanik

yang disusun oleh material - material vulkanik halus atau bidang longsoran

(llandslide).

Bentuk lereng cekung biasanya terjadi pada daerah - daerah yang disusun

oleh material - material batuan lunak atau bidang longsoran (slump).

3.1.6 Pola punggungan

Pada peta topografi, foto udara atau citra satelit akan tampak pola - pola

punggungan yang berbentuk paralel (sejajar), berbelok atau melingkar. Pola - pola

punggungan tersebut mencerminkan dipengaruhi oleh kekuatan (tenaga) yang

mengakibatkan terbentuknya pola punggungan. Kekuatan (tenaga) tersebut

berasal dari dalam bumi yang dikenal sebagai tenaga endogen, dapat berupa

kegiatan pengangkatan atau pensesaran (tektonik).

Pola punggungan paralel dapat diinterpretasikan sebagai suatu perbukitan

yang terlipat, sedangkan pola punggungan berbelok, melingkar atau terpisah dapat

Page 42: 153800318 van-zuidam

diinterpretasikan sebagai akibat dari suatu pensesaran. Pola - pola punggungan

yang terlipat menunjukkan kerapatan garis kontur yang jarang, sedangkan jika

pada salah satu sisi punggungan tersebut memiliki kerapatn garis kontur yang

cukup rapat diinterpretasikan telah terjadi sesar naik.

3.1.7 Pola aliran

Kegiatan erosi dan tektonik yang menghasilkan bentuk - bentuk lembah

sebagai tempat pengaliran air, selanjutnya akan membentuk pola - pola tertentu

yang disebut sebagai pola aliran. Pola aliran ini sangat berhubungan dengan jenis

batuan, struktur geologi kondisi erosi dan sejarah bentuk bumi. Sistem pengaliran

yang berkembang pada permukaan bumi secara regional dikontrol oleh

kemiringan lereng, jenis dan ketebalan lapisan batuan, struktur geologi, jenis dan

kerapatan vegetasi serta kondisi iklim.

Pola pengaliran sangat mudah dikenal dari peta topografi atau foto udara,

terutama pada skala yang besar. Percabangan - percabangan dab erosi yang kecil

pada permukaan bumi akan tampak dengan jelas, sedangkan pada skala menengah

akan menunjukkan pola yang menyeluruh sebagai cerminan jenis batuan, struktur

geologi dan erosi. Pola pengaliran pada batuan yang berlapis sangat tergantung

pada jenis, sebaran, ketebalan dan bidang perlapisan batuan serta geologi struktur

seperti sesar, kekar, arah dan bentuk perlipatan.

Howard (1967) membedakan pola pengaliran menjadi pola pengaliran

dasar dan pola pengaliran modifikasi. Definisi pola pengaliran yang digunakan

adalah sebagai berikut:

1. Pola pengaliran adalah kumpulan dari suatu jaringan pengaliran di suatu daerah

yang dipengaruhi atau tidak dipengaruhi oleh curah hujan, alur pengaliran tetap

pengali. Biasanya pola pengaliran yang demikian disebut sebagai pola pengaliran

permanen (tetap).

2. Pola dasar adalah salah satu sifat yang terbaca dan dapat dipisahkan dari pola

dasar lainnya.

3. Perubahan (modifikasi) pola dasar adalah salah satu perbedaan yang dibuat dari

pola dasar setempat.

Page 43: 153800318 van-zuidam

Hubungan pola dasar dan pola perubahan (modifikasi) dengan jenis batuan

dan struktur geologi sangat erat, tetapi tidak menutup kemungkinan dapat

ditambah atau dikurangi.Van der Weg (1968) membuat klasifikasi pola pengaliran

menjadi pola erosional, pola pengendapan dan pola khusus. Pola dendritik (sub

dendritik), radial, angular (sub angular), tralis dan rektangular termasuk pola

erosional, sedangkan pola - pola lurus (elongate) , menga - nyam ( braided),

berkelok (meandering), yazoo, rektikular dan pola dikhotomik termasuk pola

pengendapan. Klasifikasi pola khusus dibagi menjadi pola pe-ngaliran internal

seperti pola "sinkhole" pada bentuklahan karst (gamping) dan pola "palimpset"

atau "berbed" untuk daerah yang dianggap khusus.

Tabel 3. Pola pengaliran dan karakteristiknya (van Zuidam, 1985)

POLA

PENGALIRAN

DASAR

KARAKTERISTIK

DENDRITIK

Perlapisan batuan sedimen relatif datar

atau paket batuan kristalin yang tidak

seragam dan memiliki ketahanan terhadap

pelapukan. Secara regional daerah aliran

memiliki kemiringan landai, jenis pola

pengaliran membentuk percabangan

menyebar seperti pohon rindang.

PARALEL

Pada umumnya menunjukkan daerah yang

berlereng sedang sampai agak curam dan

dapat ditemukan pula pada daerah

Page 44: 153800318 van-zuidam

bentuklahan perbukitan yang memanjang.

Sering terjadi pola peralihan antara pola

dendritik dengan pola paralel atau tralis.

Bentuklahan perbukitan yang memanjang

dengan pola pengaliran paralel

mencerminkan perbukitan tersebut

dipengaruhi oleh perlipatan.

TRALLIS

Baruan sedimen yang memiliki kemiringan

perlapisan (dip) atau terlipat, batuan

vulkanik atau batuan metasedimen derajat

rendah dengan perbedaan pelapukan yang

jelas. Jenis pola pengaliran biasanya

berhadapan pada sisi sepanjang aliran

subsekuen.

REKTANGULAR

Kekar dan / atau sesar yang memiliki sudut

kemiringan, tidak memiliki perulangan

lapisan batuan dan sering memperlihatkan

pola pengaliran yang tidak menerus.

RADIAL

Daerah vulkanik, kerucut (kubah) intrusi

dan sisa - sisa erosi. Pola pengaliran radial

pada daerah vulkanik disebut sebagai pola

pengaliran multi radial.

Catatan : pola pengaliran radial memiliki

dua sistem yaitu sistem sentrifugal

Page 45: 153800318 van-zuidam

(menyebar ke luar dari titik pusat), berarti

bahwa daerah tersebut berbentuk kubah

atau kerucut, sedangkan sistem sentripetal

(menyebar kearah titik pusat) memiliki arti

bahwa daerah tersebut berbentuk

cekungan.

ANULAR

Struktur kubah / kerucut, cekungan dan

kemungkinan retas (stocks)

MULTIBASINAL

Endapan berupa gumuk hasil longsoran

dengan perbedaan penggerusan atau

perataan batuan dasar, merupakan daerah

gerakan tanah, vulkanisme, pelarutan

gamping dan lelehan salju (permafrost)

POLA

PENGALIRAN

MODIFIKASI

SUB DENDRITIK

Umumnya struktural

PINNATE

Tekstur batuan halus dan mudah tererosi

ANASTOMATIK

Dataran banjir, delta atau rawa

MENGANYAM

Page 46: 153800318 van-zuidam

(DIKHOTOMIK)

Kipas aluvium dan delta

SUB PARALEL

Lereng memanjang atau dikontrol oleh

bentuklahan perbukitan memanjang.

KOLINIER

Kelurusan bentuklahan bermaterial halus

dan beting pasir.

SUB TRALLIS

Bentuklahan memanjang dan sejajar

DIREKSIONAL

TRALLIS

Homoklin landai seperti beting gisik

TRALLIS

BERBELOK

Perlipatan memanjang.

TRALLIS SESAR

Percabangan menyatu atau berpencar ,

sesar paralel

ANGULATE

Kekar dan / atau sesar pada daerah miring

KARST

Batugamping

Page 47: 153800318 van-zuidam

Morisawa (1985) menyebutkan pengaruh geologi terhadap bentuk

sungai dan jaringannya adalah dinamika struktur geologi, yaitu tektonik

aktif dan pasif serta lithologi (batuan). Kontrol dinamika struktur

diantaranya pensesaran, pengangkatan (perlipatan) dan kegiatan vulkanik

yang dapat menyebabkan erosi sungai. Kontrol struktur pasif

mempengaruhi arah dari sistem sungai karena kegiatan tektonik aktif.

Sedangkan batuan dapat mempengaruhi morfologi sungai dan jaringan

topologi yang memudahkan terja- dinya pelapukan dan ketahanan batuan

terhadap erosi.

Tabel 4. Kontrol struktur terhadap bentuk sungai

(sumber : Morisawa, 1985)

KONTROL

STRUKTUR

BENTUK SUNGAI

A. DINAMIK

1. SESAR

AKTIF

Teras Lembah gelas

anggur

Lembah memanjang Sungai terputus

Saluran "OFFSET" Saluran

menyebar

Sungai subsekuen Membentu genangan

Lembah terjal

Page 48: 153800318 van-zuidam

2.

PERLIPATAN

AKTIF

Sungai anteseden Pembelokkan sungai

secara

Sungai konsekuen tajam.

3. KEGIATAN

VULKANIK

Pola aliran radial Dasar sungai

curam

B. PASIF.

1. TERAS

SESAR

Teras Lembah gelas

anggur

Lembah memanjang Sungai terputus

Sungai subsekuen Saluran menyebar

Lembah terjal Membentuk

genangan

Saluran "OFFSET'

2.

KEMIRINGAN

Aliran paralel Sungai subsekuen

Aliran sepanjang le- Pola tralis

reng kemiringan.

Aliran konsekuen Aliran pada tebing

pendek

3. KUBAH

Pola radial Pola anular

Sungai konsekuen Sungai subsekuen

4. ANTIKLIN

SINKLIN

Pola tralis Pembelokkan

sungai

Sungai subsekuen.

Page 49: 153800318 van-zuidam

5.

KELURUSAN

SUNGAI

Lembah asimetri Kelurusan saluran

Sungai subsekuen

6. KEKAR

Pola rektangular Sungai subsekuen

3.2 Morfogenetik

Morfogenetik adalah proses / asal - usul terbentuknya permukaan bumi,

seperti bentuklahan perbukitan / pegunungan, bentuklahan lembah atau

bentuklahan pedataran. Proses yang berkembang terhadap pembentukkan

permukaan bumi tersebut yaitu proses eksogen dan proses endogen.

3.2.1 Proses eksogen

Proses eksogen adalah proses yang dipengaruhi oleh faktor - faktor dari

luar bumi, seperti iklim, biologi dan artifisial. Proses yang dipengaruhi oleh iklim

dikenal sebagai proses fisika dan proses kimia, sedangkan ptoses yang

dipengaruhi oleh biologi biasanya terjadi akibat dari lebatnya vegetasi, seperti

hutan atau semak belukar dan kegiatan binatang. Proses artifisial lebih banyak

disebabkan oleh aktifitas manusia merubah bentuk permukaan bumi untuk

kepentingan kehidupannya.

Tahap perubahan permukaan bumi yang disebabkan oleh proses eksogen

diawali dengan permukaan bumi yang dipengaruhi oleh iklim, seperti hujan,

perubahan temperatur dan angin, sehingga merubah mineral - mineral penyusun

batuan secara fisika atau kimia, sehingga batuan menjadi lapuk dan selanjutnya

menjadi tanah. Lapisan permukaan tanah kemudian dikikis oleh hujan

selanjutnya material permukaan tanah yang lepas terhanyutkan dan diendapkan

pada suatu cekungan pengendapan, seperti lembah / sungai atau laut. Secara garis

besar proses eksogen diawali dengan pelapukan batuan, kemudian hasil pelapukan

Page 50: 153800318 van-zuidam

batuan menjadi tanah dan tanah terkikis (degradasional), terhanyutkan dan pada

akhirnya diendapkan (agradasional).

Kenampakkan proses erosi pada peta topografi atau foto udara ditunjukkan

oleh kerapatan pola aliran, sehingga semakin rapat pola aliran menunjukkan

bahwa daerah tersebut memiliki tingkat erosi yang cukup tinggi atau dapat pula

diinterpretasikan bahwa daerah tersebut disusun oleh batuan yang relatif lunak

dengan porositas yang buruk. Sebaliknya jika kerapatan pola pengaliran renggang,

maka dapat diartikan bahwa daerah tersebut memiliki tingkat erosi yang reltif

kecil atau dapat pula diinterpretasikan bahwa daerah tersebut disusun oleh batuan

yang relatif keras dan memiliki porositas yang cukup baik serta memiliki

ketahanan terhadap erosi.

3.2.2 Proses endogen

Proses endogen adalah proses yang dipengaruhi oleh kekuatan / tenaga

dari dalam kerak bumi, sehingga merubah bentuk permukaan bumi. Proses dari

dalam kerak bumi tersebut antara lain kegiatan tektonik yang menghasilkan

patahan (sesar), pengangkatan (lipatan) dan kekar. Selain kegiatan tektonik,

proses kegiatan magma dan gunungapi (vulkanik) sangat berperan merubah

bentuk permukaan bumi, sehingga membentuk perbukitan intrusi dan gunungapi.

Ciri - ciri proses endogen yang berlangsung di suatu daerah pada peta

topografi atau foto udara adalah sebagai berikut :

Bentuklahan perbukitan intrusi :

- Bentuk perbukitan menyerupai kubah dan berpola terpisah (soliter).

- Pola aliran radial sentripetal (menyebar keluar dari titik pusat).

- Bentuk lereng relatif cembung.

- Garis kontur pada peta topografi relatif rapat.

Bentuklahan perbukitan struktural :

Perlipatan :

- Bentuk perbukitan memanjang.

- Pola aliran paralel dan rektangular.

Page 51: 153800318 van-zuidam

- Bentuk lereng hampir lurus dan simetris pada sisi yang berlawanan.

- Garis kontur pada peta topografi relatif renggang.

Patahan (sesar normal dan sesar naik) :

- Bentuk perbukitan tidak menerus dan tidak simetris.

- Pola aliran paralel atau rektangular.

- Bentuk lereng relatif cekung dan tidak simetris pada kedua lereng

yang berlawanan.

- Garis kontur pada peta topografi pada bagian patahan sangat rapat.

Patahan (sesar geser) :

- Bentuk perbukitan berbelok atau tergeser (tidak menerus).

- Pola aliran rektangular.

- Bentuk lereng lurus dan tidak beraturan.

- Garis kontur pada peta topografi renggang sampai rapat.

Bentuklahan gunungapi (vulkanik) :

- Bentuk pegunungan kerucut.

- Pola aliran radial pada bagian puncak dan pola aliran pada lereng

tengah sampai lereng bawah lurus (elongate).

- Memiliki kawah dan lubang kepundan.

- Garis kontur pada peta topografi pada bagian puncak relatif rapat,

dan pada bagian lereng tengah sampai lereng bawah agak renggang

sampai renggang

3.2.3 Tata nama satuan geomorfologi

Penentuan tata nama satuan harus memiliki kesamaan unsusr - unsur

geomorfologi yaiitu kesamaan gambaran bentuk (morfografi), seperti perbukitan,

pegunungan atau pedatara dan asal - usul / proses (morfogenetik) terjadinya suatu

bentuk seperti proses asal fluvial, marin, denudasional, aeolian, karst, glasial /

preglasial (proses eksogen), struktural dan vulkanik (proses endogen), sedangkan

unsur - unsur lain, seperti morfometri dan material penyusun merupakan unsur

penegasan dari pernyataan unsur morfografi dan morfogenetik, sehingga

Page 52: 153800318 van-zuidam

penamaan satuan bentuklahan geomorfologi terdiri dari gambaran bentuk

(morfografi) dan asal - usul / proses terjadinya bentuk (morfogenetik).

Contoh tata cara penamaan satuan geomorfologi adalah sebagai berikut :

Satuan bentuklahan PERBUKITAN STRUKTURAL

Pernyataan PERBUKITAN mencerminkan gambaran bentuk (morfografi)

dan STRUKTURAL menyatakan proses terbentuknya perbukitan tersebut.

Sebagai pelengkap agar tata nama satuan tersebut lebih rinci dan dapat dipetakan,

maka unsur morfogenetik dapat diuraikan menjadi struktur perlipatan, sesar atau

kekar. Unsur - unsur pendukung seperti morfometri dan material penyusun

diperlukan untuk lebih menegaskan panamaan satuan tersebut, seperti pola alir

an, kerapatan pola aliran, pola punggungan, bentuk lereng, kemiringan

lereng, kerapatan kontur dan perkiraan batuan penyusun bentuklahan, sehingga

penamaan satuan bentuklahan secara lengkap menjadi :

Satuan bentuklahan PERBUKITAN STRUKTURAL (TERLIPAT) - pola

aliran rektangular - kerapatan aliran 50/Km - pola punggungan paralel - bentuk

lereng lurus dan simetris - kemiringan lereng 5 % - kerapatan kontur cukup

renggang - perkiraan batuan penyusun terdiri dari jenis batuan sedimen. Tata

nama satuan geomorfologi tersebut sangat membantu untuk pemetaan geologi,

karena analisis morofografi dapat dilakukan terhadap peta topografi atau foto

udara, sehingga pemetaan geologi dapat direncanakan dengan baik dan terarah.

3.3 Morfometri

Morfometri merupakan penilaian kuantitatif dari suatu bentuklahan dan

merupakan unsur geomorfologi pendukung yang sangat berarti terhadap

morfografi dan morfogenetik. Penilaian kuantitatif terhadap bentuklahan

memberikan penajaman tata nama bentuklahan dan akan sangat membantu

terhadap analisis lahan untuk tujuan tertentu, seperti tingkat erosi, kestabilan

lereng dan menentukan nilai dari kemiringan lereng tersebut.

3.3.1 Lereng

Page 53: 153800318 van-zuidam

Lereng merupakan bagian dari bentuklahan yang dapat memberikan

informasi kondisi - kondisi proses yang berpengaruh terhadap bentuklahan,

sehingga dengan memberikan penilaian terhadap lereng tersebut dapat ditarik

kesimpulan dengan tegas tata nama satuan geomorfologi secara rinci. Ukuran

penilaian lereng dapat dilakukan terhadap kemiringan lereng dan panjang lereng,

sehingga tata nama satuan geomorfologi dapat lebih dirinci dan tujuan - tujuan

tertentu, seperti perhitungan tingkat erosi, kestabilan lereng dan perencanaan

wilayah dapat dikaji lebih lanjut.

Ukuran kemiringan lereng yang telah disepakati untuk menilai suatu

bentuklahan adalah sebagai berikut :

Tabel 5. Ukuran kemiringan lereng (sumber : Van Zuidam,1985)

KEMIRING

AN

LERENG

KETERANGA

N

KLASIFIKAS

I

USSSM* (%)

KLASIFIKAS

I

USLE** (%)

0 - 2

Datar - Hampir

datar

0 - 2

1 - 2

3 - 7

Lereng sangat

landai

2 - 6

2 - 7

8 - 13

Lereng landai

6 - 13

7 - 12

14 - 20

Lereng agak

curam

13 - 25

12 - 18

Page 54: 153800318 van-zuidam

21 - 55

Lereng curam 25 - 55 18 - 24

56 - 140

Lereng sangat

curam

> 55

> 24

* USSSM = United state soil System Management

**USLE = Universal Soil Loss Equation (Wischmeir, 1967).

Tabel 6. Ukuran panjang lereng

PANJANG LERENG

(M)

KLASIFIKASI

< 15

Lereng sangat pendek

15 - 50

Lereng pendek

50 - 250

Lereng sedang

250 - 500

Lereng panjang

> 500

Lereng sangat panjang

3.3.2 Perbedaan ketinggian

Page 55: 153800318 van-zuidam

Perbedaan ketinggian (elevasi) biasanya diukur dari permukaan laut,

karena permukaan laut dianggap sebagai bidang yang memilki angka ke-

tinggian (elevasi) nol. Pentingnya pengenalan perbedaan ketinggian adalah

untuk menyatakan keadaan morfografi dan morfogenetik suatu

bentuklahan, seperti perbukitan, pegunungan atau dataran. Hubungan

perbedaan ketinggian dengan unsur morfografi adalah sebagai berikut :

Tabel 7. Hubungan ketinggian absolut dengan morfografi

(sumber : Van Zuidam, 1985)

KETINGGIAN

ABSOLUT

UNSUR MORFOGRAFI

< 50 meter

Dataran rendah

50 meter - 100 meter

Dataran rendah pedalaman

100 meter - 200 meter

Perbukitan rendah

200 meter - 500 meter

Perbukitan

500 meter - 1.500

meter

Perbukitan tinggi

Page 56: 153800318 van-zuidam

1.500 meter - 3.000

meter

Pegunungan

> 3.000 meter

Pegunungan tinggi

Tabel 8. Hubungan kelas relief - kemiringan lereng dan

perbedaan ketinggian. (sumber: Van Zuidam,1985)

KELAS RELIEF

KEMIRINGAN

LERENG ( % )

PERBEDAAN

KETINGGIAN

(m)

Datar - Hampir datar

0 - 2

< 5

Berombak

3 - 7

5 - 50

Berombak -

Bergelombang

8 - 13

25 - 75

Bergelombang -

Berbukit

14 - 20

75 - 200

Page 57: 153800318 van-zuidam

Berbukit -

Pegunungan

21 - 55

200 - 500

Pegunungan curam

55 - 140

500 - 1.000

pegunungan sangat

curam

> 140

> 1.000

Tabel 9. Kerapatan aliran (rata - rata jarak percabangan dengan

Ordo pertama aliran, Van Zuidam, 1985)

JENIS

KERAPATAN

PADA SKALA 1:

25.000

MEMILIKI

KERAPATAN

KARAKTERISTIK

HALUS

Kurang dari 0,5 cm

Tingkat limpasan air

permukaan tinggi,

batuan memiliki

porositas buruk

SEDANG

0,5 cm - 5 cm

Tingkat limpasan air

permukaan sedang,

batuan memiliki

porositas sedang

Page 58: 153800318 van-zuidam

KASAR

Lebih besar dari 5

cm

Tingkat limpasan air

permukaan rendah,

batuan memiliki

porositas baik dan tahan

terhadap erosi.

BAB 4

SISTIMATIKA

PEMETAAN GEOMORFOLOGI

Pemetaan geomorfologi meliputi segala aspek yang berhubungan dengan

gambaran bentuklahan, proses bentuklahan, nilai - nilai bentuklahan dan material

penyusun bentuklahan. Aspek - aspek tersebut tidak hanya disampaikan dalam

bentuk kata (verbal), seperti ketepatan bentuk, ukuran dan posisi, tetapi sangat

beik dituangkan dalam bentuk peta. Secara umum peta dapat diklasifikasikan

menjadi peta tujuan umum dan peta tujuan khusus.

Penelitian dan pemetaan geomorfologi saat ini merupakan gabungan dari

dua sumber yang berbeda, yaitu penelitian yang mendalam tentang geomorfologi

dan hubungan geomorfologi dengan bidang ilmu lainnya. Penelitian sistematika

Page 59: 153800318 van-zuidam

yang mendalam tentang geomorfologi akan menghasilkan peta geomorfologi

analitik, khususnya yang paling menonjol menghasilkan informasi monodisiplin

dan pada bagian lain menampilkan informasi bentuklahan, sebagian proses

eksogen, menekankan unsur - unsur morfogenesis (termasuk morfostruktural) dan

mungkin morfokhronologi.

Penelitian terhadap hubungan antara geomorfologi dengan pengkajian

elemen - elemen lingkungan disebut sebagai ekologi bentanglahan (landscape

ecology) dan hasilnya berupa peta yang disebut sebagai peta sintetik (holistik).

Peta - peta sintetik (holistik) memiliki kandungan multidisiplin ilmu dan data

geomorfologi terpadu, sebagian memberikan informasi bentuklahan ditambah

dengan proses eksogen dan endogen, data lithologi, sedimen, tanah, kondisi air

permukaan dan air bawah tanah.

Pendekatan analitik dan sintetik memiliki hubungan yang erat, sehingga

penelitian yang bersifat analitik akan menghasilkan satuan - satuan pemetaan

geomorfologi yang rinci, sedangkan penelitian yang bersifat sintetik

menghasilkan informasi - informasi yang berhubungan dengan aspek - aspek

terapan, seperti informasi lingkungan dan hubungan lingkungan dengan

bentanglahan (landscape). Pada kasus tertentu peta geomorfologi terapan dibuat

berdasarkan peta geomorfologi analitik dan pada kasus lain peta geomorfologi

sintetik menampilkan informasi - informasi klasifikasi bentuklahan untuk tujuan

tertentu.

Pendekatan pragmatik dilakukan untuk kepentingan saat sekarang dengan

data yang dikumpulkan terbatas hanya untuk penelitian - penelitian yang bersifat

lebih khusus. Peta - peta geomorfologi yang ada sekarang pada dasarnya

merupakan peta - peta geomorfologi pragmatik.

4.1 Pemahaman bentuklahan

Mitchel dan Way (1973) menyebutkan bahwa bentuklahan adalah

gambaran umum fisik rupa bumi. Karakteristik gambaran umum fisik rupa bumi,

seperti morfografi, morfogenetik, morfometri dan material penyusun dapat

ditafsirkan melalui peta topografi, foto udara atau citra satelit yang saat ini telah

Page 60: 153800318 van-zuidam

berkembang dengan pesat. Selaras dengan karakteristik gambaran umum fisik

rupa bumi, maka secara garis besar bentuklahan berdaarkan morfografi dan

morfogenetik dapat dibedakan menjadi bentuklahan asal denudasional, fluvial,

marin, struktural, gunungapi (vulkanik), aeolian, karst dan glasial.

4.1.1 Bentuklahan asal denudasional

Proses eksogen (epigen), seperti iklim, vegetasi dan aktivitas manusia

merupakan faktor pengaruh yang sangat menonjol pada bentuklahan

denudasional. Iklim, seperti curah hujan dan perubahan temperatur berpengaruh

terhadap proses pelapukan batuan, erosi dan gerakan tanah. Vegetasi dan aktivitas

manusia sangat membantu percepatan proses eksogen, sehingga perubahan

bentuklahan terjadi sangat cepat.

Ciri - ciri bentuklahan asal denudasional dapat diamati dari pola - pola

punggungan yang tidak beraturan, pola aliran sungai yang membentuk pola

dendritik dengan kerapatan pola pengaliran yang cukup rapat dan lereng relatif

terjal. Material penyusun biasanya terdiri dari batuan homogen yang mudah lapuk,

seperti lempung, lanau, serpih, dan breksi. Kenampakkan ciri - ciri bentuklahan

denudasional dapat diamati melalui peta topografi, foto udara atau citra satelit.

Secara garis besar proses yang berlangsung pada bentuklahan asal denudasional

dapat dibedakan menjadi proses erosional dan proses longsoran (degradasional)

dengan diakhiri oleh proses pengendapan (agradasional).

4.1.1.1 Erosi

Erosi adalah proses pengikisan terhadap permukaan bumi oleh hujan

hujan, sehingga partikel - partikel permukaan bumi berpindah terangkut oleh

aliran air atau sungai. Jika kecepata aliran tenang dan memiliki kecepatan yang

rendah, maka perpindahan partikel - partikel hasil pengikisan tersebut tidak

menunjukkan telah terjadi erosi, sedangkan jika kecepatan aliran meningkat, maka

erosi berlangsung dengan cepat. Selaras dengan kondisi aliran tersebut, maka jenis

erosi dapat dibedakan menjadi :

Page 61: 153800318 van-zuidam

- Erosi permukaan (sheet erosion)

- Erosi alur (riil erosion)

- Erosi parit (gully erosion).

Erosi permukaan berlangsung akibat dari limpasan air permukaan yang

tidak terpusat (terkonsentrasi) dan biasanya berlangsung pada saat hujan mulai

berlangsung, sehingga curah hujan yang jatuh dipermukaan tanah mulai mengalir.

Kondisi erosi permukaan tidak akan pernah tampak pada peta topografi dan

sangat sulit diinterpretasi melalui foto udara, namun sebagai ciri suatu daerah

mengalami erosi permukaan pada foto udara akan menunjukkan tutupan vegetasi

yang jarang.

Erosi alur berlangsung ketika limpasan air permukaan mulai bergabung

membentuk alur, sehingga aliran permukaan terpusat membentuk suatu alur dan

pengikisan terjadi pada alur - alur dari suatu aliran tersebut disertai dengan

torehan terhadap dinding alur dan dasar alur. Erosi alur memiliki ciri yang hampir

sama dengan erosi permukaan, tetapi pada foto udara dengan skala yang besar

akan tampak alu - alur pengikisan pada daerah yang terbuka, sehingga erosi alur

dapat dipetakan pada skala peta yang besar.

Semakin tinggi debit hujan dan debit aliran pada alur yang terbentuk,

maka semakin kuat erosi vertikal dan horisonta mengakibatkan alur semakin besar

dan menjadi parit. Erosi parit memiliki ukuran yang reltif besar, sehingga pada

peta topografi dicerminkan oleh lekukan garis kontur yang bertindak sebagai

aliran air ari suatu punggungan dan bersatu menjadi saluran arus aliran air.

Kenampakan pada foto udara sangat jelas, sehingga erosi parit dapat dipetakan

dengan skala peta sedang sampai besar.

Tabel 10. Media dan proses erosi (sumber : Van Zuidam, 1985)

Page 62: 153800318 van-zuidam

MEDIA

PENGARUH

PROSES YANG

TERJADI

PROSES MUATAN

MATERIAL

AIR

PERMUKAAN

Arus

permukaan dan

arus bawah

permukaan;

aliran

permukaan.

Kegiatan hidrolik

Traksi, saltasi, suspensi,

larutan dan apungan.

AIR TANAH

Tanpa arus

bawah tanah.

Pencucian ; korosi

Larutan

OMBAK,

ARUS dan

PASANG

NAIK.

Kegiatan hidrolik

Traksi, saltasi, suspensi,

larutan dan apungan.

ANGIN

Abrasi dan deflasi

Traksi, saltasi dan

suspensi.

Page 63: 153800318 van-zuidam

GLASIAL Penggerusan dan

saluran.

Traksi dan suspensi

GRAVITASI

Gerakan massa

Aliran, luncuran

dan penurunan.

Traksi dan suspensi.

Dari F.D. Hole, 1967, didalam :The Encyclopedia of Geomorphology

R.W. Fairbridge, ed.

Selain faktor air yang mempengaruhi terjadinya erosi, maka faktor

ketahanan batuan terhadap pengikisan atau penggerusan merupakan salah

satu faktor yang berperan. Tampilan ketahanan batuan terhadap pe -

ngikisan atau penggerusan pada peta topografi dan foto udara akan

ditunjukkan oleh kerapatan pengaliran. Semakin rapat pola aliran, maka

batuan mudah mengalami pengikisan atau penggerusan, sedangkan semakin

renggang pola aliran berarti batuan semakin tahan terhadap pengikisan atau

penggerusan.

Tabel 11. Ketahanan relatif batuan terhadap erosi dan pelapukan

Page 64: 153800318 van-zuidam

(sumber : Van zuidam, 1985).

JENIS BATUAN

KETAHANAN

BENTUKLAHAN

BATUAN BEKUAN

Tekstur halus

Hitam (basa)

Basalt

Menengah

Andesit

Cerah

Rhiolite

Tekstur kasar

Hitam (basa)

Gabro

Menengah

Sienite

Cerah

Granit

Biasanya tahan

Biasanya tahan

Biasanya tahan

Biasanya sangat

tahan

Biasanya tahan

Biasanya tahan

Kecuali di wilayah

arid

Gawir dan aliran

Tidak menyebar

Tebing terjal

Gawir dan kubah

Pengangkatan

Kubah dan

pengang-

katan..

BATUAN ENDAPAN

Butiran halus

Lepas

Lempung

Lunak,

membentuk din-

ding tegak.

Lahan terbuka

Dataran rendah

Page 65: 153800318 van-zuidam

Padat

Batulempung

Karbonat lepas Lanau

Karbonat padat

Gamping

Butiran kasar

Lepas Pasir

Padat

Batupasir

Butiran sangat kasar

Lepas

Kerakal

Padat

Konglomerat

Biasanya lunak

Sangat lunak

Lunak di daerah

basah

tahan di daerah

arid.

Biasanya lunak

Tahan jika

tersemen

kuat.

Memiliki

ketahanan se-

dang,

Sangat tahan.

sam -

pai landai

Dasar lembah.

Daerah gamping.

Dataran rendah

Tebing terjal dan

plato

Sebagai batuan

penu-

tup perlipatan.

Punggungan dan

pe-

gunungan.

BATUAN MALIHAN

(METAMORF)

Asal batuan endapan

Serpih

Slate

Batugamping

Marble

Batupasir

Kuarsit

Lunak

Lunak

sangat tahan

Sangat tahan

Dataran rendah

Dataran rendah

Punggungan,

gumuk,

dan monadnok.

Page 66: 153800318 van-zuidam

Asal batuan bekuan atau

endapan

Banded

Gneis

Schistose

Schist

Sangat tahan Pengangkatan

Pengangkatan

dan

punggungan.

Disadur dari : A.K. Lobeck, Geomorphology,Mc Graw-Hill New York

4.1.1.2 Longsor

Longsor adalah gerakan massa tanah atau batuan dengan jumlah yang

cukup besar dari suatu tempat ke tempat lain yang memiliki kemiringan lereng

dan disebabkan oleh gravitasi atau media air. Gerakan massa tanah atau batuan

tersebut dapat terjadi dengan kecepatan yang tinggi dan kecepatan yang rendah.

Tiga jenis utama gerakan massa tanah atau batuan, yaitu luncuran (slide), aliran

(flow) dan jatuhan (heave).

Luncuran, merupakan gerakan perpindahan blok massa tanah atau batuan

secara alami dari bagian tertinggi lereng yang curam ke arah bagian kaki lereng.

Gerakan perpindahan massa tanah dan batuan tersebut memiliki kecepatan yang

cukup tinggi (cepat), sehingga menimbulkan kerusakan pada lereng yang dilalui.

Faktor pengaruh terjadinya luncuran disebabkan oleh lereng yang curam dan

sedikit pengaruh air.

Aliran, merupakan gerak perpindahan massa tanah atau batuan yang

dipengaruhi oleh faktor air dengan kecepatan yang relatif cepat, sehingga tidak

menampakkan kerusakan. Gerakan massa tanah atau batuan berupa aliran

biasanya terjadi pada kemiringan lereng landai dan memiliki gerakan kejadian

yang tidak bersamaan serta terhenti jika kemiringan lereng mulai mendatar.

Jatuhan, merupakan gerak perpindahan massa tanah atau batuan yang

dipengaruhi oleh faktor gaya gravitasi, biasanya terjadi pada lereng yang sangat

Page 67: 153800318 van-zuidam

terjal (hampir tegak lurus). Gerak jatuh massa tanah atau batuan memiliki

kecepatan relatif lambat dan berlangsung pada daerah yang tidak luas.

Proses gerakan massa tanah atau batuan jarang terjadi bersamaan, karena

faktor pengaruh yang berbeda. Pada gambar diagram segitiga (gambar 9),

menunjukkan klasifikasi jenis gerakan massa tanah atau batuan serta faktor yang

mempengaruhinya, seperti angkutan ketika terjadi gerakan atau kandungan jenuh

ketika terjadi gerakan.

4.1.2 Bentuklahan asal struktural

Pengaruh struktur geologi terhadap perkembangan dan penampilan

bentuklahan disebut sebagai bentanglahan yang dipengaruhi oleh struktur.

Pengaruh struktur geologi yang sangat luas dapat mempengaruhi bentanglahan

secara keseluruhan sampai tampilan terkecil bentuklahan yang berlangsung

bersamaan dengan proses geomorfologi lainnya. Pengaruh struktur geologi pada

geomorfologi dapat dibagi menjadi dua jenis struktur utama; yaitu : (1) struktur

aktif yang berlangsung sehingga meninggalkan jejak bentanglahan modern, (2)

struktur pasif yang meninggalkan jejak pada bentanglahan modern berupa

pelapukan dan erosi.

Pengaruh struktur geologi yang mempengaruhi aspek - aspek struktur

geomorfologi, seperti perlipatan dan sesar dapat dikenali melalui foto udara dan

peta topografi. Foto udara dan peta topografi dapat menampilkan lokasi dan

bentukmassa batuan yang memiliki bermacam - macam tampilan, antara lain : (a)

ketahanan batuan terhadap pelapukan dan erosi, (b) perubahan kristal dan

pengikisan batuan akibat pelapukan dan erosi, (c) penampilan lapisan dan (d)

tampilan bentuk lainnya. Batuan dan iklim memiliki peran penting pada tampilan

geomorfologi, terutama pada daerah yang memiliki hubungan erat dengan kondisi

geologi seperti jenis batuan dan struktur geologi yang tergambar pada peta

topografi atau yang tampak pada foto udara. Pada dasarnya batuan memiliki

perbedaan ketahanan terhadap pelapukan dan erosi, sehingga sangat mendorong

terjadinya pengikisan pada lereng dengan ciri terbentuknya lereng yang terputus.

Perkembangan lereng yang cembung menunjukkan batuan yang relatif tahan

Page 68: 153800318 van-zuidam

terhadap pelapukan dan erosi, sedangkan perkembangan lereng yang cekung

cenderung kurang tahan terhadap pelapukan dan erosi. Sangat jelas bahwa

ketebalan lapisan batuan sangat berpengaruh terhadap bentuk lereng (cembung

atau cekung). Jika suatu suatu lapisan batuan tipis atau proses pelapukan atau

proses erosi/akumulasi aktif, maka permukaan lereng relatif halus, sehingga

batuan tampak seperti tidak berlapis, sehingga singkapan lapisan akan tampak

pada tebing atau dasar aliran. Interpretasi batuan secara rinci akan lebih baik jika

dilakukan dila -pangan, tetapi kemampuan interpretasi foto udara dan peta

topografi ditambah dengan pengetahuan geologi umum akan memberikan hasil

lebih baik didalam menentukan batas - batas batuan, perlapisan, foliasi, kelurusan

dan hubungannya dengan bentuklahan, seperti tampilan gawir sesar dan erosi.

Pola aliran sungai yang tampak pada foto udara dan peta topografi akan

mencerminkan perlapisan batuan yang cukup baik pada suatu daerah, walaupun

tertutup vegetasi dan tanah, tetapi masih mungkin untuk mengenali struktur

geologi utama dan jenis batuan seperti lanau, batupasir dan gamping. Smith

(1943) menyebutkan bahwa ciri - ciri terbaik untuk mengenali batuan di suatu

daerah melalui foto udara atau peta topografi adalah sebagai berikut : (1)

kenampakkan topografi, (2) warna tanah dan batuan, (3) sebaran vegetasi dan (4)

struktur primer dan sekunder.

Tujuan interpretasi struktur adalah menentukan lokasi, sebaran dan

kesinambungan dari kunci hamparan bumi. Bentuk relief batuan yang tahan

terhadap pelapukan dan erosi, seperti batupasir, kuarsit dan batugamping di bawah

kondisi tertentu akan membentuk lapisan kunci yang baik. Hubungan erat antara

interpretasi struktur dengan relief tergantung pada pemahaman dan analisis

geomorfologi. Analisis pola aliran, kelurusan aliran dan pola vegetasi akan

memudahkan interpretasi geomorfologi. Hubungan tersebut akan memberikan

gambaran yang jelas terhadap relief dan struktur geologi, khususnya pada daerah -

daerah tektonik muda.

Pada daerah luas yang memiliki relief rendah dan tertutup oleh lapisan

tanah disertai dengan proses tektonik, malihan (metamorphisme) dan waktu

pengikisan, maka akan sulit melihat hubungan morfologi dengan struktur geologi

Page 69: 153800318 van-zuidam

yang ada. Lapisan batuan yang memiliki bidang lapisan, arah jurus dan

kemiringan lapisan batuan (strike & dip) mudah dikenali, terutama batuan

endapan yang memiliki bidang lapisan dengan jelas, karena ketahanan batuan

terhadap pelapukan dan erosi. Bidang lapisan batuan yang datar atau hampir datar

dan kontak sejajara serta tertutup tanah, pada kontur topografi menunjukkan pola -

pola lingkaran tertutup, sehingga bidang lapisan batuan yang datar seolah - olah

tidak memiliki arah jurus lapisan (strike) atau jarang tergambar pada bidang

lapisan batuan tersebut.

Permukaan lapisan batuan ditunjukkan oleh relief topografi, lapisan

dengan perbedaan ketahanan terhadap pelapukan dan erosi dicerminkan oleh

perubahan lereng pada topografi; lereng yang sangat curam menunjukkan lapisan

batuan yang sangat tahan terhadap pelapukan dan erosi, sedangkan lereng landai

menunjukkan lapisan batuan yang kurang tahan terhadap pelapukan dan erosi.

Kelompok lapisan batuan yang datar (horisontal), tebal dan sangat tahan terhadap

pelapukan dan erosi akan menunjukkan tebing yang sangat tegak, karena

keseragaman ketahanan terhadap pelapukan dan erosi, maka pola aliran normal

akan mengambarkan pola aliran dendritik, khususnya jika pengaruh kekar dan

rekahan tidak ada.

Lapisan batuan yang tegak menunjukkan garis arah jurus lapisan dan garis

kontak lapisan akan lurus dan sejajar dengan arah jurus lapisan, sehingga tampilan

pada topografi tidak menunjukkan adanya pergeseran. Lapisan batuan tegak yang

tebal dapat langsung dikenali dari lebar hasil pelapukannya, khususnya lapisan

batuan yang memiliki perbedaan ketahanan terhadap pelapukan dan erosi,

sehingga pola aliran jenis trelis sangat berkembang. Pola - pola permukaan lapisan

batuan yang memiliki kemiringan ditunjukkan oleh relief topografi arah jurus dan

kemiringan lapisan batuan. Kemiringan lapisan batuan yang curam menyebabkan

relief arah jurus lapisan batuan lebih menonjol, sehingga mempengaruhi bentuk

permukaan lapisan batuan tersebut. Permukaan topografi yang datar menyebabkan

pola permukaan lapisan batuan mengikuti arah jurus lapisan batuan sebenarnya.

Jika permukaan topografi tidak datar, maka pola permukaan lapisan batuan

menjadi fungsi arah jurus (strike), kemiringan lapisan (dip) merupakan

Page 70: 153800318 van-zuidam

kemiringan (gradient) topografi. Pola - pola permukaan lapisan batuan tidak

mengikuti sepanjang arah jurus lapisan batuan sebenarnya, tetapi mengikuti arah

jurus lapisan batuan semu.

Penyimpangan antara arah jurus lapisan batuan sebenarnya dengan arah

jurus lapisan batuan semu akan menambah kecuraman lereng pada topografi,

kecuali jika arah jurus lapisan batuan membentuk sudut yang tepat terhadap

kemiringan topografi, sehingga arah jurus lapisan batuan semu dan arah jurus

lapisan batuan sebenarnya memiliki kesamaan. Permukaan topografi dan bidang

lapisan batuan membentuk arah jurus punggungan membentuk hogback serta arah

kemiringan lapisan batuan mudah dikenali. Pada lipatan monoklinal yang baik

menunjukkan susunan pola aliran paralel sampai sub paralel dan trelis, setempat -

setempat pola aliran dendritik. sungai atau lembah pada topografi yang memotong

arah jurus lapisan batuan de -ngan membentuk sudut, maka pada lembah V

tersebut akan tercermin suatu lapisan dan kemiringan batuan yang jelas.

Lapisan batuan yang memiliki kemiringan landai menunjukkan lembah Vs

yang cukup panjang, sedangkan jika dibentuk oleh lapisan batuan dengan sudut

kemiringan yang tajam akan membentuk lembah Vs yang pendek. Lebar suatu

lembah atau punggungan ditentukan oleh tajam atau tumpulnya kemiringan

lapisan batuan. Jika suatu lembah memotong tegak terhadap arah jurus lapisan

batuan, maka lembah Vs akan membentuk tebing yang simetri, sedangkan jika

lembah Vs yang memotong arah jurus lapisan batuan membentuk sudut, maka

perkembangan tebing lembah Vs tidak akan simetri. Jika lembah Vs sejajar

(paralel) terhadap arah jurus lapisan batuan, maka lembah tidak akan berkembang,

tetapi percabangan aliran akan mengikis lembah lembah Vs. Bidang lapisan

batuan yang tertutup oleh vegetasi atau material permukaan, maka arah jurus

lapisan batuan dapat dikenali dengan dari ciri - ciri pola aliran pada daerah

tersebut.

Jika kemiringan lapisan batuan landai, maka aliran percabangan su -ngai

yang panjang akan mengikuti arah kemiringan lereng lapisan batuan, tetapi

apabila percabangan sungai pendek dicerminkan oleh gawir lereng (Lattman dan

Ray, 1965). Struktur lipatan yang diikuti dengan sesar normal dan sesar naik dapat

Page 71: 153800318 van-zuidam

diketahui melalui pengulangan lapisan batuan dengan kemiringan lapisan batuan

yang berlawanan, kecuali pada lipatan isoklin. Jika sumbu lipatan mendatar

(horisontal), maka kedua sayapnya akan sejajar (paralel). Kedua sayap lipatan

yang membentuk kurva (melengkung) dengan puncak sinklinal atau antiklinal

akan membentuk lembah V atau U. Kedua sayap lipatan akan membentuk jalur

permukaan lurus atau melengkung ada sisi - sisi yang berlawanan. Pada suatu

daerah perlipatan yang jelas, sumbu lipatan yang terletak pada puncak atau

lembah yang terbentuk akibat perlipatan tersebut dapat ditentukan dengan cara

perhitungan atau perkiraan arah jurus dan kemiringan lapisan batuan serta

hubungan tiga dimensionalnya.

Pada lipatan rebah yang sering diikuti oleh struktur sesar dan sesar naik,

arah kemiringan lapisan batuan pada kedua sayapnya akan sama dan pola lembah

V sangat membantu menentukan sayap yang berlawanan.

Hubungan struktur geologi dengan morfologi akan tampak jelas pada

suatu daerah bervegetasi sedikit dan tutupan tanah relatif tipis, tetapi pada daerah

yang beriklim basah atau tropik basah, struktur geologi akan tercermin oleh

bentuk relief daerah tersebut. Kerapatan vegetasi ketebalan tanah yang menutupi

atau menghalangi morfologi struktur yang berada di bawahnya sangat sulit

ditentukan, sehingga untuk menentukan struktur geologi tersebut pola aliran dan

penyimpangan pola aliran dapat digunakan sebagai ciri penentuan struktur.

Aliran utama pada sayap lipatan cenderung mengalir sejajar arah jurus

lapisan batuan dan mengikuti celah - celah lapisan batuan yang tahan terhadap

pelapukan dan erosi, sedangkan aliran - aliran yang kecil mengalir searah searah

kemiringan lapisan batuan dan permukaan lereng lipatan membentuk pola aliran

yang trelis. Lapisan yang melengkung sekitar puncak lipatan tercermin oleh aliran

utama yang melengkung. Pola aliran radial dan anular atau gabungan kedua pola

tersebut sering berkemang pada daerah - daerah yang berbentuk kubah atau

lipatan (antiklin) sungkup.

Howard (1967) menyebutkan kelokan (meander) lokal pada sungai,

kelokan tajam (compressed meander), percabangan sungai lokal, keragaman lebar

Page 72: 153800318 van-zuidam

tanggul sungai (levee) dan penyimpangan - penyimpangan (anomali) pada sungai

merupakan ciri - ciri struktur geologi atau deformasi aktif.

Pada sesar - sesar besar, biasanya sesar yang terletak pada bidang

permukaan lahan yang melengkung terdapat pergeseran yang tidak menunjukkan

celah dan biasanya berada sekitar mintakat regangan serta permukaan sesar

merupakan suatu bidang. Sudut sesar 450 atau lebih biasanya disebut sebagai sesar

normal dan sudut sesar kurang dari 450 biasanya disebut sebagai sesar naik. Sesar

normal pada foto udara tampak seperti garis lurus atau garis melengkung, seperti

kelurusan (lineament ) yang membentang sangat jelas. Tampilan yang memanjang

mencerminkan atau memberi kesan bahwa sesar seperti dipengaruhi oleh

kelurusan morfologi, aliran su -ngai ( misalnya penggalan sungai lurus, air terjun,

danau, genangan air dan mata air) atau kumpulan vegetasi yang dicerminkan oleh

garis lurus karena perubahan rona ( tone ) foto udara yang tajam.

Mintakat sesar atau kekar pada batuan lunak yang mudah tererosi akan

membentuk lekukan atau lembah. Pola aliran yang dipengaruhi oleh sesar atau

kekar akan membentuk pola lurus (elongated ) dan paralel atau angular.

perubahan pola atau arah aliran sungai pada sisi yang berhadapan dari suatu

kelurusan merupakan ciri sesar yang sangat menyolok. Breksi sesar biasanya

sering menahan air disekitarnya, sehingga garis sesar pada foto udara akan

menunjukkan garis hitan karena sangat jenuh oleh kan - dungan air dan

kemungkinan lebatnya vegetasi. Mintakat sesar yang memiliki kelulusan air

(permebility) rendah akan mempengaruhi kondisi air tanah dan menyebabkan

perubahan kumpulan vegetasi, sehingga sesar dicirikan oleh mata air.

Suatu daerah yang disusun oleh batuan yang keras dan memiliki lapisan

yang mendatar (horisontal) kemudian terangkat, maka akan membentuk morfologi

"mesa" atau plato yang dipengaruhi oleh struktur. Pe - ngikisan (erosi) yang

berlangsung pada sisi - sisi gawir bagian depan struktur, maka akan membentuk

alur erosi yang sejajar (paralel) atau gawir erosi yang tidak menerus hasil dari

kegiatan erosi mata air atau limpasan air permukaan ( runoff ) yang terkumpul.

Jika diameter batuan penutup ukurannya lebih kecil dari pada tinggi bukit

disekitarnya, maka digunakan istilah "butte". Kemiringan lapisan batuan yang

Page 73: 153800318 van-zuidam

memiliki satu arah, karena posisi awalnya sudah miring (contoh : lereng cekungan

pengendapan yang curam) atau miring karena tektonik, maka bentanglahan yang

berkembang menunjukkan relief perbukitan atau pegunungan yang disusun oleh

batuan keras yang miring. Bentuklahan yang simetris atau asimetris tergantung

pada kemiringan lapisan batuan dan proses yang berlangsung pada bentuklahan

tersebut. Struktur monoklin yang cukup dikenal antara lain "cuesta", "hogback"

dan pegunungan "dike".

"Cuesta' adalah punggungan asimetri dengan salah satu sayap yang

panjang, umumnya searah dengan kemiringan lapisan batuan yang keras dan

lereng landai. Pada salah satu sisi lereng "cuesta" memiliki kemiringan lereng

yang terjal, sedangkan pada sayap lain memiliki kemiringan yang landai.

" Hogback" adalah punggungan dengan puncak yang terjal, dibentuk oleh

lapisan batuan keras atau batuan yang memiliki kemiringan lapisan batuan yang

terjal. Bentuklahan pada umumnya agak simetri, tetapi ada juga yang tidak

simetri.

Punggungan yang menyerupai "dike" dibentuk oleh lapisan batuan yang

memiliki kemiringan hampir tegak, kemiringan lereng sangat curam dan hampir

simetris. Lapisan atau struktur lapisan sejajar (planar) yang miring merupakan

bagian dari lipatan tunggal (single fold ) atau bagian dari sistem lipatan

(kumpulan lipatan). Struktur lipatan dapat berupa antiklin atau sinklin. Antiklin

adalah lipatan ke atas yang telah mengalami perkembangan beberapa tahap.

Antiklin sederhana memiliki kemiringan lapisan batuan dari arah sumbu antiklin

ke arah sisi - sisi yang berlawanan, sedangkan sinklin adalah lipatan lapisan

batuan dengan arah kemiringan yang bertindak sebagai sayap menuju sumbu

sinklin (lihat gambar ...). Suatu daerah yang terlipat dan tererosi akan

menunjukkan relief yang bergelombang membentuk bukit dan lembah. Bagian

bukit menunjukkan antiklin, sedangkan bagian lembah menunjukkan sinklin. Jika

daerah terlipat tererosi, maka akan tampak bentuk lapisan batuan yang

dipengaruhi oleh perbedaan kekerasan batuan. Kedua sisi antiklin dikenal sebagai

sayap, sedangkan pada bagian yang paling tinggi disebut puncak. Bidang yang

memotong lipatan pada puncaknya disebut sebagai bidang sumbu. Jika bidang

Page 74: 153800318 van-zuidam

sumbu tegak sejajar sumbu lipatan, maka lipatan tersebut dinamakan lipatan

simetri.

Kekar dan sesar sangat mempengaruhi perkembangan bentuklahan,

sedangkan kekar - kekar tersebut pada umumnya membentuk arah yang tegak atau

mendatar pada lapisan batuan selaras dengan arah gerak yang tidak beraturan.

Sistem kekar sangat banyak dan suatu sistem kekar terdiri dari dua atau lebih

kelompok kekar yang sejajar. Pelapukan dan erosi yang mengikuti sistem alur

kekar sejak terbentuk akan menjadi tempat mengalirnya air ketika terjadi hujan.

Sistem kekear yang sangat luas mudah dikenali pada foto udara dan peta

topografi dengan cara melihat pola aliran sungai, kerapatan vegetasi yang

berkelompok pada jalur kekar dan arah perbukitan.

Sesar adalah rekahan atau mintakat (zone) rekahan pergeseran yang

panjang dengan sisi - sisi rekahan sejajar. Pergeseran yang tegak menghasilkan

suatu gawir sesar yang terjal (lihat gambar...). Kenampakan sesar pada foto udara

atau peta topografi akan sangat tajam , seperti naik turunnya blok yang

tersesarkan tergantung pada gerak / pergeseran sesar, kegiatan erosi dan kekerasan

batuan. Perbedaan erosi sepanjang gawir sesar ( = perpotongan antara bidang

sesar dengan permukaan) jarang sekali nampak, dibandingkan dengan hasil

langsung dari gerakan yang menyebabkan terjadinya sesar (bidang sesar),

sehingga yang tampak adalah jejak sesar berupa garis dan biasanya disebut

sebagai garis gawir sesar. Suatu garis gawir sesar obsequen adalah kenampakan

gawir sesar, kecuali pada daerah bertopografi rendah tampak blok yang naik dan

turun.

Thornbury (1969, halaman 253 - 256) menggunakan analisis umum untuk

menentukan gawir sesar dan garis gawir sesar, dengan cara :

(1). Melihat bidang kasar yang mengesankan bekas goresan dan di-terapkan hanya

pada sesar - sesar yang berumur muda. Bidang yang memberikan kesan goresan

belum tentu sebagai gawir sesar.

(2). Bidang sesar dicirikan oleh :

Page 75: 153800318 van-zuidam

(a). Breksi sesar, mintakat (zone) hancuran dan mintakat rekahan

serta kekar

(b). Tampilan permukaan sesar yang menunjukkan goresan -

goresan pada bidang sesar ("slickenside"), tetapi goresan

tersebut jarang ditemukan.

(c), Tampilan pergeseran lapisan batuan yang tegak, mendatar,

atau miring.

(3). "Triangular facet" (permukaan berbentuk segitiga ?) dengan ciri bagian ujung atas

yang meruncing.

Bagian ujung yang meruncing dianggap sebagai bagian yang pa -ling dekat

dengan sesar dan biasanya menutupi sesar yang tampak sekarang. Biasanya lereng

permukaan (facet) yang meruncing kurang dari 300, sedangkan bidang sesar

normal lebih lebih curam.Selanjutnya ujung yang meruncing dari permukaan

segitiga (triangular facet) mengalami perombakan oleh pelapukan dan erosi,

sehingga tidak menunjukkan ciri - ciri permukaan sesar.

(4). Kelurusan gawir. Sesar memanjang seperti garis lurus; padahal kenyataannya

melengkung, jika dibandingkan dengan gawir cuesta yang memiliki gawir yang

lurus. Kelrusen mencerminkan gawir sesar atau garis gawir sesar.

(5). Jeram berbentuk V dengan batuan dasar mengikuti garis sesar.

(6). Pendekatan dengan melihat bertambah miringnya dasar sungai di sepanjang jeram

dan disebut sebagai lembah "gelas anggur" ("wineglass" valley), sehingga

dijadikan sebagai bukti sesar sekarang (Resen).

(7). Lembah naik (Hanging valley) pada permukaan gawir. Lembah naik biasanya

terjadi di sepanjang gawir sesar, tetapi dapat juga terjadi di sepanjang garis gawir

sesar yang mencerminkan terdapat perbedaan regangan pada kedua sisi blok sesar.

(8). Mataair di sepanjang dasar gawir. Mataair sering ditemukan di sepanjang sesar

tetapi bukan berarti batas sesar atau sesar aktif.

(9). Aliran lava sepanjang alur sesar. Hamparan aliran lava bukan menutupi sesar,

tetapi vulkanisme terjadi pada jalur sesar yang disebut sebagai mintakat lemah.

Page 76: 153800318 van-zuidam

Tampilan topografi dapat memberikan kesan sesar, tetapi tidak berarti

sebagai sesar. Fenomena - fenomena (kejadian) yang dapat diperkirakan terjadi

sesar saat sekarang atau masa lalu antara lain :

- sering terjadi longsoran.

- kelurusan punggungan yang tidak dipengaruhi oleh jenis batuan.

- pola aliran sungai paralel yang memotong berbagai jenis batuan.

- kelokan tajam aliran sungai.

4.1.3 Bentuklahan asal gunungapi (vulkanik)

Bentuklahan gunungapi terbentuk dari hasil endapan gunungapi berupa

endapan lava yang membeku dan fragmen - fragmen gunungap, sehingga dapat

dibedakan dengan bentuklahan lainnya dan sangat mudah dikenali pada foto

udara.

Letusan (erupsi) gunungapi dapat dibedakan berdasarkan material yang

keluar dari saluran magma gunungapi atau " vent " , yaitu jika material yang

dikeluarkan dari saluran magma melalui pusat saluran magama gu - nungapi /

vent disebut sebagai pusat letusan. Material yang keluar melalui celah / rekahan

saluran magam disebut sebagai letusan celah / rekahan dan material yang keluar

melalui beberapa saluran magma yang tersebar luas pada suatu daerah disebut

sebagai daerah letusan.

Klasifikasi ini sulit untuk diterapkan pada setiap kejadian letusan, karena

sebuah letusan akan terjadi di sepanjang rekahan (minakat lemah), sehingga pusat

letusan besar dapat terjadi melalui sejumlah kerucut parasit (parasit cone) yang

terapat disepanjang jalur rekahan pada sayap / lereng gunungapi. Perbedaan pusat

letusan dengan letusan yang terjadi melalui rekahan umumnya tergantung pada

skala dan tahap pertumbuhan gu - nungapi, sehingga perbedaan itu akan

sangat menonjol. Daerah gunungapi disebut juga "polyrifice" dicirikan oleh tidak

pernah terdapat pusat letusan, karena letusan akan terjadi pada titik - titik tertentu

dalam kurun waktu yang panjang (Karapetian, 1964).

Struktur tubuh gunungapi cenderung berukuran kecil dan jarang mencapai

ketinggian 450 meter. Terak (scoria) lava, kerucut lava, kubah lava dan hamparan

Page 77: 153800318 van-zuidam

lava adalah sebutan jenis - jenis gunungapi yang paling menonjol, sedangkan

gunungapi strato sangat jarang atau hampir tidak ada. Sebaran gunungapi pada

umumnya tidak beraturan, tetapi tidak menutup kemung-kinan sebaran gunungapi

tersebut berkelompok. Kondisi sebaran gunungapi tersebut berdasarkan beberapa

penelitian menyebutkan bahwa gunungapi terbentuk bersamaan dengan tumbukan

dan pemekaran lempeng, sehingga gunungapi biasanya terbentuk pada sabuk

pegunungan Alpen dan sabuk Pasific (gambar ). Komposisi petrografi batuan

penyusun gunungapi pada suatu daerah yang luas akan memiliki kesamaan,

sehingga berdasarkan sebaran yang luas dan kesamaan petrografinya, maka jenis

gunungapi dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu (1) kerucut dan sebaran

kerucut serta hubungan bentuk kubah dan (2) plato dan dataran. Beberapa

gunungapai ada yang membentuk sebagian kubah lava dan sebagian lagi

membentuk plato vulkanik. Selanjutnya tampilan negatif hasil letusan berupa

kaldera yang sa- ngat luas, sehingga terbentuk danau hasil dari letusan tersebut

atau akibat penurunan (depresi) yang terbendung oleh lava yang mengeras.

Secara garis besar klasifikasi gunungapi berdasarkan letusan yang

diajukan oleh Lacroix (1908) dan disusun kembali oleh Sapper (1931) adalah

sebagai berikut :

Tabel Jenis gunungapi berdasarkan letusannya.

JENIS GUNUNGAPI

KARAKTERISTIK

1. ICELANDIC

Letusan melalui rekahan, mengeluarkan aliran

magma basalt bebas, tenang, gas sedikit,

menghasilkan volume lava yang besar, lava

mengalir seperti lapisan pada daerah yang luas,

sehingga membentuk plato.

Page 78: 153800318 van-zuidam

2. HAWAIIAN

Letusan berasal dari rekahan, kaldera dan

lubang kawah, lelehan lava diikuti dengan gas,

letusan aktif tenang sampai sedang, lava dan

gas mengalir dengan cepat sambil

menyemburkan api, debu sangat sedikit,

membentuk kubah lava.

3. STROMBOLIAN

Kerucut berlapis ((stratocones) sekitar kawah,

letusan sedang, berlanjut, melepaskan gas tidak

teratur, me - nyemburkan gumpalan lava,

menghasilkan bomb dan terak (scoria) lava,

kegiatan letusan berulang - ulang, dengan

semburan lava dan awan panas (seperti uap air)

yang naik sampai pada ketinggian tertentu..

4. VULCANIAN

Kerucut berlapis pada bagian tengah saluran

magma, kumpulan lava lebih kental, lapisan

lava tertumpuk diantara letusan, gas terkumpul

di bawah permukaan, letusan bertambah hebat

dengan waktu yang cukup lama, sampai terak

(scoria) lava hancur, lubang saluran magma

bersih. Semburan bomb, batuapung dan debu,

lava mengalir dari puncak menuruni lereng

setelah letusan utama, awan bercampur debu

yang pekat tersembur ke udara membentuk

seperti cendawan, debu berlapis sekitar lereng

puncak gunungapi. (catatan : letusan pseudo

vulkanik memiliki ciri yang sama, tetapi

Page 79: 153800318 van-zuidam

hasilnya menjadi lain (contoh: Hawaiian), yaitu

menjadi phreatic dan meng- hasilkan kabut uap

yang sangat luas, membawa fragmen - fragmen

lain).

5. VESUVIAN

Letusan lebih hebat daripada jenis strombolian

atau vulcanian, letusan hebat terjadi dengan

melepaskan gas dari lubang saluran magma

yang berbentuk kerucut berlapis (Stratocones),

terjadinya letusan setelah gunungapi istirahat

cukup lama, saluran magma cenderung menjadi

kosong dan cukup dalam, pada suatu letusan

lelehan lava menyebar (pada bagian atas

mengkilat) disertai dengan semburan asap

seperti cendawan yang terus menerus

membentuk lapisan debu pada ketinggian

tertentu.

6. PLINIAN.

Letusan lebih hebat daripada letusan vesuvian,

pada fase utama yang terakhir menyemburkan

gas dengan cepat membentuk awan seperti

cendawan tegak lurus setinggi beberapa

kilometer, menyempit pada bagian bawahnya

dan di bagian atasnya menyebar sambil

menyebarkan debu.

7. PELE'AN

Menghasilkan lava kental bertekanan tinggi,

Page 80: 153800318 van-zuidam

letusan jarang terjadi, saluran magma

gunungapi jenis strato terhalang oleh kubah

lava atau lava penyumbat, gas keluar rekahan -

rekahan lateral (lereng gunungapi) atau dari

saluran yang telah mengalami penghancuran

penyumbatnya; debu dan fragmen - fragmen

bergerak menuruni lereng dalam satu atau lebih

letusan sebagai "nue'es ardentes" atau luncuran

awan panas, langsung mengendapkan hasillnya.

Sumber : Van Zuidam (1985 dari Holmes,1975 dan Bullard,1962)

Berdasarkan Ollier(1970), jenis gunungapi dan kawah merupakan hasil

endapan lava kental derajat tinggi dari suatu daerah yang sangat luas. Larutan

magma (kaya Mg, Fe dan Ca) menguapkan H2O (uap), SO2 dan CO2 serta

mengurangi potensi letusan. Magma yang bertemperatur tinggi mengalir keluar

secara perlahan - lahan melalui celah - celah / rekahan - rekahan yang terdapat

pada gunungapi, seperti rekahan yang disebabkan oleh "horst volcano tectonic"

atau lahan yang tergali (R.W. Fairbridge, 1968). Magma kental (banyak

mengandung SiO2 dan alkali) cepat dingin dan melekat, menyimpan lebih banyak

gas.

Setelah gerakan magma pada saluran terhenti dan temperatur naik, tekanan

gas menyebabkan kawah tua retak, sehingga dapat menyebabkan terjadinya

letusan dan penumpukan debu, bara, serta terak (scoria) lava.Letusan biasanya

terjadi dari lubang kawah tunggal yang biasa disebut dengan pusat letusan

gunungapi. Terjadinya letusan gunungapi dapat dibedakan menjadi dua macam,

antara lain (1) monogenetik, yaitu letusan terjadi sekali, berupa letusan kecil, dan

(2) poligenetik, yaitu letusan terjadi beberapa kali, sering menyemburkan lava

secara berulang - ulang.

Page 81: 153800318 van-zuidam

Letusan monogenetik selalu dihubungkan dengan jalur rekahan gunungapi,

sebagai contoh jalur rekahan lava yang terbuka sekali, kemudian lava membeku

dan muncul kembali di tempat lain. Poligenetik biasanya berhubungan dengan

pusat gunungapi. Pada awalnya letusan terjadi dari kawah - kawah kecil kemudian

kawah tersebut terkubur oleh limpahan / curahan kawah lainnya (sehingga kawah

tumpang tindih) dan pada akhirnya lenyap karena letusan kaldera. Ketika letusan

terhenti, endapan lava dan piroklastik membentuk strato vulkanik, lapisan lava

dapat dilihat pada dinding - dinding kawah atau lereng - lereng kawah yang

tererosi.

Gunungapi lava basa. Lava basa bersifat sangat cair, sehingga dapat

menyebar dengan mudah dan meninggikan gunungapi. Ollier (1973) membedakan

perisai lava , kubah lava, kerucut lava, gundukan lava dan lava datar (gambar 28).

Hamparan batuan gunungapi, terbentuk oleh semburan lava basaltik dan dapat

membentuk pilar lava seperti perisai besar, lereng landai (kurang dari 70) dan

cembung. Kerucut parasit, letusan lereng, dan letusan rekahan biasanya

berhubungan dengan gunungapi perisai (gunungapi perisai merupakan pernyataan

yang kurang tepat, karena merujuk kepada lava perisai, tetapi digunakan untuk

gunungapi strato yang besar atau pada suatu lingkungan gunungapi).

Gunungapi berskala kecil memuntahkan lava cairdan menghasilkan

kubah cembung dari pada bentuk perisai, sehingga disebut sebagai kubah lava

vulkanik. Perbedaan ukuran yang digunakan tidak baku, dan beberapa penulis

kadang - kadang mnggunakan perisai atau kubah. Pusat letusan pada skala kecil

menyebabkan sisi kerucut lurus dan aliran lava biasanya memiliki kemiringan

lereng yang landai (kurang dari 70) , tetapi ada juga beberapa contoh yang relatif

curam. Gunungapi basaltik tidak dicirikan oleh kawah, tetapi memiliki ciri berupa

gundukan lava yang berlereng landai. gundukan lava tersebut sebagian

menunjukkan bentuk yang tajam, mencerminkan telah mengalami erosi yang kuat.

Gunungapi basaltik tidak memiliki kawah, tetapi menghasilkan lelehan

lava yang keluar melalui dari rekahan - rekahan. Beberapa gunungapi dibedakan

kerucutnya oleh rekahan yang bertindak menjadi kawah dan dapat dinyatakan

Page 82: 153800318 van-zuidam

sebagai gundukan lava ("lava mounds") yang memiliki kesamaan dengan

gundukan terak ("scoria mounds"). Di Victoria (Australia) ada beberapa kelainan

gunungapi yang telah diteliti, dan gunungapi tersebut membentuk lava yang

mendatar ("lava disc ) yang terbentuk dari lava basal dan keluar melalui rekahan -

rekahan yang tegak lurus terhadap permukaan lava yang ada di atas dan sisinya

(Ollier, 1970).

Gunungapi lava asam. Batuan bekuan asam pada umumnya sangat pekat

dan apabila batuan bekuan asam ini tidak terlontarkan oleh suatu letusan

gunungapi, maka magma ini akan mengalir melalui rekahan - rekahan membentuk

sejumlah bentuklahan ( gambar 30).

Pada saat lava yang pekat dismburkan, maka akan menyebar dan

membentuk gundukan cembung yang dikenal sebagai kubah kumulus ("cumulo

dome") dan ini tidak berdiri sendir, tetapi membentuk kelompok intrusi pada

endapan piroklastik.

Istilah "mamelon" sering diterapkan untuk kubah kumulus, tetapi Cotton

(1944) menyebutkan bahwa "mamelon" adalah kubah kumulus yang terbentuk

oleh letusan dengan aliran material lava trakhitik dan "mamelon" sama seperti

kubah kumulus yaitu tidak memiliki kawah,

"Tholoid " mengacu pada kubah kumulus atau mamelon yang berasal dari

dalam kawah besar gunungapi dengan ketinggian dan diameter beribu - ribu meter

yang tertutup oleh runtuhan atau mungkin bentuk kubah yang menyimpang

menjadi kasar dan tidak memiliki kawah. Formasi " tholoid " pada kawah tidak

mencirikan akhir dari suatu aktifitas gunungapi karena terbentuk dan hancurnya

" tholoid " berlangsung selama pertumbuhan gu -nungapi.

Lava kental yang menyembur dari saluran memiliki sifat sangat kaku dan

bergerak seperti batang lurus (piston), sehingga menghasilkan tubuh yang

membulat dan panjang disebut sebagai kubah penyumbat. Kerucut kubah

penyumbat berkembang dengan cepat, tetapi pertumbuhannya hancur oleh letusan

dan pecah karena tidak seimbang pada saat tumbuh dan kumpulan pecahan dari

letusan punggungan karena beberapa kubah penyumbat ditutupi oleh tumpukan

Page 83: 153800318 van-zuidam

batuan rombakan yang membentuk seperti endapan longsor sekitar lereng dengan

batuan berbentuk pilar membentuk sudut hampir datar.

Kubah penyumbat yang memiliki ukuran besar mendekati ukuran

pegunungan merupakan letusan dengan skala lebih kecil dari lava yang sa-ngat

kaku, selanjutnya rekahan pada permukaan kubah penyumbat atau kubah kumulus

muncul membentuk punggungan.

Gunungapi piroklastik. Letusan gunungapi menghasilkan pecahan -

pecahan (fragmen - fragmen) lava yang berjatuhan dekat lubang kepundan,

pecahan - pecahan lava tersebut membentuk gumuk rombakan dengan lereng

sesuai dengan sudut pembentukan gumuk rombakan tersebut. Partikel - partikel

halus diendapkan pada lereng lebih bawah dibandingkan dengan partikel - partikel

kasar, sehingga pecahan - pecahan kasar terkumpul dekat lubang kepundan.

Bentuk lereng yang indah seperti di Fujiyama (Jepang) dan Mt. Egmont (New

Zealand).

Ollier (1973), membedakan lima jenis gunungapi piroklastik menjadi

kerucut terak ("scoria cones"), gundukan terak ("scoria mounds"), kumpulan

kerucut terak ("nested scoria cones"), kerucut littoral ("littoral cones") dan maar.

Kerucut terak yang ideal adalah kerucut tunggal yang memiliki lereng lurus atau

sisi - sisinya cembung melandaidan kawah di bagian puncaknya. Bibir kawah

yang datar memperlihatkan seakan - akan kerucut terak memiliki puncak yang

datar jika dilihat dari jarak jauh. Kerucut terak terbentuk sangat cepat, karena pada

tahap akhir letusan gunungapi yang memiliki magma basaltik cenderung

membentuk kerucut terak.

Beberapa terak gunungapi tidak memiliki kawah sebenarnya dan biasanya

dinyatakan sebagai gundukan terak ("scoria mounds") yang terpisah dari kerucut

terak normal ("normal scoria cones"). Kerucut terak dihasilkan dari akhir suatu

letusan gunungapi yang cukup besar. Jika posisi terak terletak di tengah kawah

atau kepundan yang sangat besar, maka disebut sebagai kumpulan kerucut terak

("nested scoria cones"), penampang melintang antara kerucut bagian dalam

dengan dinding kawah disebut "fosse".

Page 84: 153800318 van-zuidam

Saat lelehan lava bersentuhan dengan laut, maka akan terjadi letusan dan

semburan pecahan lava, sehingga pecahan lava tersebut membentuk tumpukan

pecahan lava yang disebut sebagai kerucut litoral ("littoral cones") dengan

ketinggian 100 meter dan memiliki diameter 1 kilometer. Sering ditemukan satu

atau dua bukit yang terbentuk pada sisi aliran lava ( Wentworth dab

Macdonald, 1953). "Maars" atau kawah bekas letusan adalah bentuklahan yang

disebabkan oleh letusan gunungapi, terdiri dari kawah sampai bagian yang paling

bawah, luas dan dalam. Disekitar bibir kawah dibentuk oleh semburan material -

material piroklastik, batuan bekuan atau batuan dasar dan sering dicirikan oleh

bentuk endapan besar asimetris yang searah dengan arah angin pada kawah

tersebut. Pada penampang akan tampak bagian sisi yang curam mengarah ke

kawah dan lereng yang berlawanan arah dengan lereng curam memiliki

kemiringan yang landai (umumnya 40 atau kurang) membentuk lapisan piroklastik

yang relatif sejajar dari arah kawah. Kawah sering memeiliki diameter 1 kilometer

dan ketinggian bibir antara 50 sampai 100 meter. "Maar" biasanya terdapat

bersama dengan endapan batuan bekuan basal dan kawah bagian bawah ditutupi

oleh air membentuk danau.

Letusan gunungapi campuran. Pada beberapa gunungapi sering ditemukan

endapan campuran antara lava dengan fragmen dan gunungapinya disebut sebagai

gunungapi strato ("strato vulcanous"). Beberapa gunungapi besar di dunia seperti

Gunungapi Visuvius, Fujiyama, Egmont dan sebagainya merupakan gunungapi

jenis strato. Seperti umumnya gu - nungapai, maka gunungapi jenis strato

juga memiliki periode letusan yang panjang selaras dengan aktifitas gunungapi

tersebut. Kerucut - kerucut yang tertoreh kemudian membentuk parit erosi dan

menjadi alur mengalirnya lava. kerucut - kerucut terak ("scoria cones") terbentuk

disekeliling puncak gu - nungapi dan aliran piroklastik serta endapan jatuhan

tersebar secara luas disekitar lereng - lereng gunungapi.

Gunungapi gabungan. Campuran gunungapi yang tampak sempurna

adalah gunungapi yang memiliki campuran bentuk lava dan terak ("scoria"), tetapi

tidak sesederhana kumpulan suatu lapisan lava. Banyak bukit campuran secara

genetik memiliki hubungan yang sama pada awalnya berdiri sendiri, kemudian

Page 85: 153800318 van-zuidam

karena tumpang tindihnya endapan hasil letusan (erupsi) yang tidak memiliki

hubungan antara satu letusan dengan letusan lainnya dengan umur yang berbeda

mengakibatkan bukit - bukit tersebut menjadi satu, (Ollier, 1970).

Kerucut parasit ("parasit cones") biasa disebut sebagai kerucut "adventive"

dan kerucut kedua dapat berkembang apabila gunungapi memiliki tekananyang

sangat besar agar dapat mengeluarkan lava mengalir melalui rekahan - rekahan

yang mudah dicapai ke permukaan dan meletus pada lereng - lereng utama

gunungapi. Sekali letusan gunungapi terjadi, maka endapan lava yang bertindak

sebagai penyumbat lubang kawah hancur, sehingga memberi peluang keluarnya

lava dan letusan selanjutnya akan menjadi mudah.

Sesar, rekahan dan punggungan terbentuk pada sayap - sayap gunungapi,

sehingga lava dapat mengalir melalui rekahan - rekahan dengan sifat letusan dari

rekahan tersebut. Kawah yang terdapat dipuncak gunungapi telah membentuk

percabangan pada bagian dindingnya, sehingga dijadikan alur keluarnya lelehan

lava atau kegiatan letusan. Pada suatu kawah yang luas dapat terdiri dari satu atau

lebih gundukan kerucut atau kawah. Pada beberapa daerah terbentuk sejumlah

kerucut terak ("scoria cones") secara bersamaan dengan mekanisme terbentuknya

kerucut parasit ("parasit cones") ; sebagai contoh : jika kerucut yang pertama

menutupi saluran magma ("vent"), maka akan terbentuk saluran magma ("vent")

baru. Perbedaanya adalah tidak terjadi pertumbuhan kerucut yang berukuran

besar, misalnya : tidak tampak gunungapi utama, tetapi yang tampak adalah

rangkaian gunungapi, sehingga disebut sebagai rangkaian kerucut ("multiple

cones").

"Cryptocones" adalah gunungapi yang memilikilubang kawah atau bibir

kawah yang kasar dan kadang - kadang ditemukan lapisan material gunungapi

yang tebal, tidak ditemukan batuan beku yang memiliki struktur yang dibentuk

oleh pelepasan gas tau tampilan permukaan saluran magma ("vent") tidak sampai

ke permukaan.

Kawah meteorit memiliki bentuk permukaan yang sama dengan

gunungapi, tetapi cara terbentuknya bukan diakibatkan oleh gunungapi, melainkan

oleh jatuhan meteor ke permukaan bumi, kemudian meledakdan letusannya

Page 86: 153800318 van-zuidam

memberi dampak seperti bentuk kawah tersebut. Batuan meterorit yang jatuh

membentuk kawah jarang ditemukan disekitar bibir kawah, karena pecahannya

menyebar jauh dari bibir kawah. Ciri lain dari meteor yang jatuh ke permukaan

bumi adalah kenampakan fragmen batuan dasar pada bibir kawah menjadi miring

akibat benturan meteor yang jatuh tersebut.

Kaldera adalah depresi (cekungan) gunungapi yang sangat luas

berdiameter mencapai 5 kilometer. tiga jenis utama kaldera yang dikenal, yaitu

kaldera runtuhan, kaldera letusan dan kaldera eosi. Kaldera runtuhan selanjutnya

dibagi menjadi jenis Karakatau atau kaldera runtuh karena suatu letusan dan jenis

kaldera Glencoe taua kalderayang mengalami penurunan ("subsidence") (ganbar

32). Pada jenis kaldera glencoe, penurunan tidak diikuti dengan letusan abu, tetapi

rekahan yang mengisolasi bagian tengah yang melingkar menyebabkan terjadinya

terobosan ( intrusi) lateral atau jalan keluarnya lelehan lava.

Kaldera hasil dari letusan sangat jarang, tampilan letusan gunungapi yang

membentuk kaldera sebenarnya hanya dapat menghasilkan kaldera dengan garis

tengah kurang dari 1,5 kilometer. sedangkan kaldera yang berdiameter besar

merupakan hasil dari beberpa kali letusan. Selanjutnya jenis ketiga adalah kaldera

erosi, yaitu kaldera yang memiliki luas akibat erosi terhadap dinding kawah.

Kaldera erosi akan hilang selaras dengan pemebntukkan kaldera baru oleh proses

yang berbeda (bukan erosi), seperti runtuhan atau penurunana (subsidence).

4.1.3.1 Aliran lava dan tampilan lava minor

Jenis lava. hasil utama gunungapi adalah lava, debu atau tufa, semburan

gas dan asap. Lava silika kental cenderung membentuk kubah kumulus atau

"coulees" atau letusan material piroklastik, sedangkan lava yang lebih cair

membeku membentuk seperti lapisan meninggalkan jejeak seperti aliran lava

(Ollier, 1970). Selaras dengan kenampakan permukaan lava, maka aliran lava

diklasifikasikan menjadi aa pahoehoe, a a, lava blok dan lava bantal (gambar 33).

Lava pahoehoe adalah jenis lava cair dengan sedikit berbusa dan pada

lapisan permukaannya yang tipis mendingin membentuk lipatan akibat gerakan

Page 87: 153800318 van-zuidam

lava yang meleleh pada bagian bawahnya, hasilnya adalah lava seperti kulit hiu

dan lilitan sejajar yang pijar, seperti melilit pilar

Lava a a (dibunyikan ah ah) adalah lava berbentuk blok, berbusa dan

bergerak secara perlahan. lapisan lava cukup tebal, pecah membentuk blok - blok

yang saling bertumpuk dan masiv, lava seperti bubur saling bertumpang tindih.

Aliran lava yang mengalir secara perlahan - lahan membentuk timbunan seperti

bongkah - bongkah dan bergerak mengeluarkan suara deru yang cukup keras.

Lava a a dan lava blok memiliki persamaan, tetapi Fe'nch (1933) dan Macdonald

(1953) membedakan antara a a karena bentuknya seperti kerak besi yang melintir

dengan blok lava yang memiliki bentuk blok - blok yang menyudut. Jika aliran

lava masuk ke dalam air atau terjadi letusan gunungapi di bawah permukaan air,

maka biasanya terbentuk struktur khusus yang disebut sebagai lava bantal ("pillow

lava"). Lava mendingin dengan cepat, sehingga membentuk lava yang mengkilat

seperti kaca, tetapi lapisan kulit yang plastis terdapat menutupi lava yang cair

bergulung seperti kantung plastik yang diisi penuh oleh larutan. Kantung -

kantung yang berbentuk membulat seperti lelehan saus merupakan bantal dan

biasanya saling bertumpuksatu dengan yang lainnya. Pada bagian puncak

berbentuk membulat, tetapi pada bagian dasar yang masuk ke bagian dalam

membentuk lapisan. Tampilan ini tampak sama dengan kilapan kaca, kulit

tachylitic dan rekaha radial (gambar 34), membentuk bantal yang mudah

dibedakan dari bentukkebundaran bongkah karrena pelapukan mengelupas

bawang. Banyak lava bantal yang terbentuk dilaut, tetapi ada juga yang terbentuk

pada air tawar (danau).

Tampilan lava minor. Pendinginan aliran lava menyebabkan penyusutan,

sehingga terbentuk formasi kekar. penyusutan dan pembentukan formasi kekar ini

tidak pernah terjadi pada massa lava seperti bubur, tetapi akan mencapai geometri

yang sempurna pada sebaran larutan kental lava basal yang luas. Pengkerutan

(kontraksi) terjadi ketika lava mendingin yang dicerminkan oleh garis - garis

kekar memusat yang menjadi arah tekanan. Ketika pengkerutan (kontraksi)

memenuhi ruang, maka rekahan - rekahan menjadi kekar, kemudian memebntuk

pecahan heksagonal. Pola - pola kekar yang tegak membagi lava menjadi kolom -

Page 88: 153800318 van-zuidam

kolom tegak heksagonal dan pecah membentuk blok - blok karena rekahan yang

melintang.

Permukaan kekar tegak (vertikal) mempunyai jarak gores yang dikenal

seperti bekas pahatan. Bentuk - bentuk kekar akibat aliran lava terbentuk didalam

satu kumpulan, kemudian membentuk mega kolom dan selanjutnya kolom normal

dan terakhir membentuk rekahan - rekahan yang saling berpotongan.

Secara alamiah bagian permukaan lava akan lebih cepat dingin dari pada

bagian dalam (tengah) aliran lava, sehingga bagian permukaan tersebut akan

mengkerut dan pecah. Pada aliran lava, blok - blok lava terangkut sampai ujung

ujung aliran dan terbenam, sehingga gerakan aliran lava yang mendorong blok -

blok lava tersebut membentuk celah - celah yang menjadi jalur aliran lava

tersebut, sedangkan pada bagian atas dan bawah aliran lava tersebut membentuk

bongkah - bongkah kerak. Selanjutnya pada saat bagian atas aliran lava mendingin

secara tiba - tiba, maka aliran lava tersebut akan terputus membentuk ujung -

ujung aliran (" toe") yang baru atau membentuk satuan aliran yang baru. Pada

bagian dalam (tengah) tubuh aliran yang mendinging perlahan - lahan masih

bersifat cair dari pada bagian luar (tepi) dan akan bergerak setiap saat, sehingga

dapat dibedakan bagian luar dan bagian dalam dari suatu aliran lava yang tampak

dengan skala kecil.

aliran lava sangat berhubungan dengan kenampakkan topografi, sehingga

aliran lava sangat cepat akan memenuhi lereng - lereng yang terjal. Selanjutnya

aliran lava dapat bergerak pada lereng - lereng yang memiliki kemiringan landai,

sedangkan pada lereng yang tegak membentuk aliran lava terjun seperti air terjun.

Aliran lava yang sangat kental dapat menghancurkan penghalang - penghalang di

jalur alirannya dan aliran lava yang relatif cair akan terbelokkan oleh lambatnya

aliran lava kental yang bertindak seperti tangul - tanggul kecil. Kejadian bentuk -

bentuk aliran lava sangat rumit, sehingga dapat menunjukkan bermacam - macam

tampilan seperti lava yang berlapis, gua - gua lava dan bongkah - bongkah

(gambar 35).

Page 89: 153800318 van-zuidam

Salah satu bentuk lava (minor) dapat ditemukan pada ujung dari aliran

lava ("TOE"), yaitu bagian paling depan suatu aliran lava yang berbentuk

cembung dengan ketinggian 3 meter dan panjang dapat mencapai puluhan meter.

4.2 Pelaksanaan pemetaan geomorfologi

Pemetaan geomorfologi dilakukan dengan pendekatan cara yang

dikembangkan oleh Verstappen (1967 dan 1968) dan Van Zuidam (1968 dan

1975), dengan pertimbangan metode pemetaan gemorfologi dari kedua akhli

tersebut mudah dipahami dan cukup jelas. Sistem pemetaan geomorfologi disusun

secara sederhana untuk keperluan analisis, klasifikasi dan evaluasi yang

digunakan sebagai dasar pemetaan geologi dan penelitian geologi.

Sistem yang digunakan untuk kepentingan geologi dan ilmu - ilmu yang

berhubungan dengan geologi memiliki prinsip - prinsip sebagai berikut :

- Sistem harus terpakai untuk penelitian bidang ilmu geologi dan ilmu - ilmu yang

berhubungan dengan geologi.

- Sistem harus dapat digunakan didalam berbagai skala.

- Sistem harus dapat memisahkan dengan jelas keseragaman satuan.

- Sistem harus mudah diekstrapolasi dan digeneralisasi.

Cara pemetaan geomorfologi dilakukan dengan 2 tahap, yaitu tahap

interpretasi peta topografi dan atau foto udara / citra satelit serta tahap

pemeriksaan lapangan. Bahan dan alat yang digunakan untuk pemetaan

geomorfologi antara lain :

- Peta topografi dan foto udara skala 1 : 50.000 atau lebih besar.

- Citra satelit (Landsat.TM, SPOT atau ERS). jika diperlukan.

- Kerta kalkir dan plastik OHP.

- Kompas geologi.

- Palu geologi.

- Pita ukur.

- Plan table lengkap dengan tripod dan mistar.

-Alat - alat tulis.

4.3 Langkah - langkah pemetaan

Page 90: 153800318 van-zuidam

Tahap interpretasi peta topografi dan foto udara dilakukan di studio

pemetaan dengan kegiatan yang dilakukan antara lain :

- Batasi puncak - puncak punggungan yang bertindak sebagai batas pemisah aliran

(water devided area) .

- Gambar pola aliran pada peta topografi dan / atau foto udara, pada setiap lekukan

garis kontur atau lekukan lembah pada foto udara.

- Batasi pola aliran pada suatu perbukitan / punggungan mulai dari puncak

punggungan yang bertindak sebagai batas pemisah aliran sampai ke titik akhir

pengaliran. Bandingkan dengan pola aliran yang telah dibakukan seperti pada

gambar 7 dan 8

- Nyatakan aspek geologi yang berkembang berdasarkan pola aliran tersebut.

- Aspek geologi yang tercermin melalui pola aliran merupakan unsur genetikan

suatu bentuklahan.

- Klasifikasikan bentuklahan secara morfografi (perbukitan atau pedataran) yang

tampak pada peta topografi dengan ciri perbedaan garis kontur dan kondisi pola

aliran yang menyatakan aspek genetika, sehingga dapat ditentukan nama satuan

geomorfologi.

- Perhatikan kerapatan kontur, karena kerapatan kontur akan mencerminkan

kecuraman lereng, sehingga memiliki arti bahwa lereng yang curam dan menerus

dapat diperkirakan sebagai sesar yang berkembang di daerah tersebut, sedangkan

perbedaan kerapatan kontur lainnya dapat digunakan untuk membedakan jenis

batuan.

- Perhatikan kerapatan pola aliran, karena kerpatan pola aliran akan mencerminkan

janis batuan yang tahan terhadap erosi atau mudah tererosi., sehingga dapat

disimpulkan bahwa batuan yang mudah tererosi merupakan jnis batuan yang

lunak, sedangkan batuan yang tahan terhadap erosi merupakan jenis batuan yang

keras.

- Jika telah dibuat klasifikasi dengan dukungan unsur - unsur geomorfologi, maka

kelas lahan yang memiliki kesamaan dijadikan satuan geomorfologi.

4.3.2 Bentuklahan asal fluvial (sungai)

Page 91: 153800318 van-zuidam

- Bentuklahan asal fluvial (sungai)

a. Satuan bentuklahan dataran banjir.

b. Satuan bentuklahan dataran tanggul alam

c. Satuan bentuklahan dataran teras sungai.

d. Satuan bentuklahan dataran beting gisik.

e. Satuan bentuklahan dataran gosong sungai.

4.3.3 Bentuklahan asal marin (laut)

a. Satuan bentuklahan dataran pesisir (coastal)

b. Satuan bentuklahan dataran pesisir aluvial.

c. Satuan bentuklahan beting gisik.

d. Satuan bentuklahan dataran pantai (beach).

e. Satuan gumuk pasir (sand dunes)

4.3.4 Bentuklahan asal struktural

a. Satuan bentuklahan perbukitan struktural terlipat.

b. Satuan bentuklahan perbukitan struktural gawir sesar.

c. Satuan bentuklahan perbukitan blok sesar.

4.3.5 Bentuklahan asal vulkanik.

a. Satuan bentuklahan perbukitan intrusi.

b. Satuan bentuklahan perbukitan lereng atas vulkanik.

c. Satuan perbukitan lereng vulkanik tengah.

d. Satuan perbukitan lereng vulkanik bawah.

4.3.6 Bentuklahan asal aeolian

4.3.7 Bentuklahan asal karst.

a. Satuan bentuklahan perbukitan karst.

b. Satuan bentuklahan kubah karst.

c. " sinkhole" / 'dolina'

4.3.8 Bentuklahan asal glasial (es)

Page 92: 153800318 van-zuidam

Tahap kegiatan lapangan dilakukan setelah kegiatan interpretasi peta

topografi dan / atau foto udara di studio, serta telah tersusun kerangka peta

geomorfologi sementara (sebagai peta dasar geomorfologi dan geologi) sebagai

acuan. Tahap kegiatan lapangan meliputi :

1. Peninjauan lapangan dengan tujuan mencocokkan aspek - aspek bentanglahan

(landscape) daerah penelitian dengan peta dasar yang telah dibuat di studio.

2. Penelusuran batas - batas yang telah dibuat pada peta dasar selaras dengan

kegiatan penelitian geologi.

3. Jadikan aspek geomorfologi sebagai ciri - ciri aspek geologi yang sedang diteliti.

4. Tentukan (plot) dan catat aspek geomorfologi tersebut sebagai data untuk

pembuktian kondisi geologi yang sedang diteliti.

5. Jika masih diragukan aspek - aspek geomorfologi sebagai ciri - ciri aspek geologi,

maka aspek tersebut dijadikan panduan untuk menelusuri aspek geologi yang

sedang diteliti.

6. Satuan bentuklahan dapat dijadikan panduan untuk menelusuri kondisi geologi

yang sedang diteliti, sehingga didalam penarikan batas satuan geomorfologi harus

dilakukan dengan hati - hati.

7. Batas satuan bentuklahan dan simbol - simbol yang digunakan harus memberikan

cerminan kondisi geologi daerah yang diteliti.

8. Diharapkan dengan membuat peta geomorfologi sebaai peta dasar pemetaan

geologi, cerminan kondisi geomorfologi dapat memudahkan pelaksanaan

pemetaan geologi dan ilmu - ilmu yang berhubungan dengan geologi.

4.4 Simbol yang digunakan

Simbol - simbol yang digunakan pada peta geomorfologi terdiri dari

simbol warna, simbol gambar, dan simbol huruf. Simbol warna digunakan untuk

satuan bentuklahan adalah sebagai berikut :

1. Satuan bentuklahan struktural (S) - warna ungu (violet)

2. Satuan bentuklahan vulkanik (V) - warna merah.

Page 93: 153800318 van-zuidam

3. Satuan bentuklahan denudasional (D) - warna coklat

4. Satuan bentuklahan marin (laut) (M) - warna hijau.

5. Satuan bentuklahan sungai (fluvial) (F) - warna biru tua

6. Satuan bentuklahan gleitser (es) (G) - warna biru muda.

7. satuan bentuklahan aeolian (angin) (A) - warna kuning.

8. Satuan bentuklahan karst (K) - warna jingga (orange)

Simbol huruf :

1. Satuan bentuklahan struktural (S)

a. Satuan bentuklahan perbukitan terlipat - S.1

b. Satuan bentuklahan perbukitan sesar - S.2

c. Satuan bentuklahan perbukitan blok sesar - S.3

d. Satuan bentuklahan perbukitan sesar geser - S.4

2. Satuan bentuklahan vulkanik (V)

a. Satuan bentuklahan puncak vulkanik - V.1

b. Satuan bentuklahan perbukitan lereng - V.2

vulkanik atas.

c. Satuan bentuklahan perbukitan lereng - V.3

vulkanik tengah.

d. Satuan bentuklahan perbukitan lereng - V.4

vulkanik bawah.

3. Satuan bentuklahan denudasional (D)

a. Satuan bentuklahan perbukitan tererosi kuat - D.1

b. Satuan bentuklahan perbukitan tererosi sedang - D.2

c. Satuan bentuklahan perbukitan tererosi ringan - D.3

d. Satuan bentuklahan perbukitan tanah longsor - D.4

4. Satuan bentuklahan marin (M)

a. Satuan bentuklahan dataran gisik - M.1

b. Satuan bentuklahan dataran beting gisik - M.2

c. Satuan bentuklahan dataran gisik aluvial - M.3

d. Satuan bentuklahan dataran gumuk pasir - M.4

Page 94: 153800318 van-zuidam

5. Satuan bentuklahan fluvial (F).

a. Satuan bentuklahan dataran tanggul alam - F.1

b. Satuan bentuklahan dataran banjir - F.2

c. Satuan bentuklahan dataran undak sungai - F.3

6. Satuan bentuklahan Karst (K)

a. Satuan bentuklahan perbukitan karst - K.1

b. Satuan bentuklahan perbukitan kubah karst - K.2

Simbol gambar :

Bentuklahan struktural.

Batas pemisah aliran (water devide ).

Gawie sesar geser / blok sesar.

Sesar geser / blok sesar geser.

Perlipatan

Sesar naik.

Bentuklahan vulkanik

Kawah / kepundan

Page 95: 153800318 van-zuidam

Arah lelehan lava

Bentuklahan denudasional

Arah erosional

Tingkat erosi kuat

Tingkat erosi sedang

Tingkat erosi lemah.

Erosi tebing sungai

Erosi garis pantai

Gerakan tanah (Mass wasting)

Longsor jatuhan (rock fall)

Longsor geseran ( landslide)

Page 96: 153800318 van-zuidam

Longsor geser rotasional (slump)

Bentuklahan marin (M)

Beting gisik ( beach ridge )

Gumuk pasir (sand dunes )

Bentuklahan Fluvial /sungai ( F)

Alur sungai berupa garis tipis

Tanggul alam

Datraran banjir

Undak sungai.

Bentuklahan karst (K)

Kerucut karst

Kubah karst

Page 97: 153800318 van-zuidam

Sinkhole

Dolina

Gua karst dengan stalagtit/stalagmit

BAB 5

PENULISAN LAPORAN

Peta geomorfologi yang bertindak sebagai peta dasar pada pemetaan

geologi di dalam laporan pemetaan pada Jurusan Geologi FMIPA - UNPAD

merupakan bahasan tersendiri (sub bab), maka penjelasan geomorfologi harus

mencerminkan aspek - aspek geologi yang terkandung di dalam peta

geomorfologi, sehingga memiliki suatu hubungan yang jelas antara satuan

bentuklahan pada peta geomorfologi dengan aspek geologi pada peta geologi.

Bahasan geomorfologi yang perlu ditonjolkan untuk kepentingan geologi

terutama pendekatan morfografi, morfogenetik dan morfometri yang

mempengaruhi bentuklahan untuk dijadikan landasan menerangkan kondisi -

kondisi geologi. Penjelasan morfografi, morfogenetik dan morfometri merupakan

arahan dari ciri - ciri kondisi geologi yang sedang dipetakan, sehingga

pemeriksaan lapangan yang dilakukan terhadap hasil interpretasi peta topografi

dan / atau foto udara yang dilakukan di studio menjadi kegiatan awal pemetaan

geologi.

Page 98: 153800318 van-zuidam

Jika penelitian geologi mengarah pada penelitian yang lebih khusus perlu

menggunakan peta geomorfologi sebagai landasan penelitian, sebagai contoh

penelitian perencanaan wilayah, geologi teknik, geologi linkungan, proses - proses

sedimentasi dan geologi kuater, sehingga peta geomorfologi yang digunakan

untuk kepentingan penelitian yang lebih khusus tersebut harus menggunakan peta

geomorfologi pragmatik.

Kandungan peta geomorfologi pragmatik akan menampilkan aspek - aspek

morfografi, morfogenetik, morfometri secara rinci dan material penyusun yang

jelas seperti batuan atau tanah, sehingga tujuan penelitian yang diharapkan akan

lebih terarah. Sebagai contoh peta geomorfologi untuk pengembangan wilayah

perkotaan, selain menampilkan kondisi morfografi seperti perbukitan atau

pedatataran yang diikuti dengan morfogenetik, maka morfometri dan material

penyusun harus dikemukakan dengan jelas, karena wilayah perkotaan selain

memerlukan bentuklahan yang layak (landsuitability yang mencakup perbukitan

dan pedataran) sebagai dasar untuk menyusun rencana tapak (site plan) juga

dibutuhkan daya dukung keteknikan seperti kestabilan lereng yang berhubungan

erat dengan batuan dan jenis tanah sebagai dasar perkotaan, kemiringan lereng

yang berhubungan dengan saluran pengaliran (drainage) kota, pola pengaliran

untuk mencegah banjir dan kemampuan lahan (land capability) untuk daya

dukung menampung aktifitas perkotaan.

5. KESIMPULAN

Peta geomorfologi akan sangat membantu didalam melaksanakan

pemetaan geologi jika dipahami dengan baik, sehingga biaya yang dibutuhkan

untuk melaksanakan kegiatan pemetaan geologi menjadi lebih murah, karena

waktu yang diperlukan untuk pemetaan geologi akan sangat berkurang dan

penajaman terhadap aspek - aspek geologi dapat ditelusuri dari sejak awal

(kegiatan di studio).

Pemahaman geomorfologi yang sama di kalangan geologi akan sa - ngat

membantu didalam penelitan - penelitian geologi, terutama penelitian geologi

Page 99: 153800318 van-zuidam

yang bersifat khusus, sehingga tidak akan terjadi silang pendapat yang cukup

tajam dan dapat berakibat terbengkalainya program penelitian.

Simbol - simbol yang digunakan perlu ditata kembali sesuai dengan

simbol - simbol yang telah disepakati oleh internasional (khususnya para akhli

geomorfologi), sehingga tidak terjadi penggunaan simbol yang sembarangan.

Penulisan laporan tentang geomorfologi harus menjadi satu rangkaian laporan

yang mencerminkan kondisi geologi berdasarkan pendekatan geomorfologi.