145588119-skripsi_2
TRANSCRIPT
SKRIPSI
PENGARUH MOTIVASI DAN KEMAMPUAN KERJA TERHADAP
KINERJA PEGAWAI DI KANTOR KECAMATAN BANJARMANGU
KABUPATEN BANJARNEGARA
Oleh :
A.P RAHMANTO
NIM F1E004036
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PURWOKERTO
2010
PDF processed with CutePDF evaluation edition www.CutePDF.comPDF processed with CutePDF evaluation edition www.CutePDF.com
ii
SKRIPSI
PENGARUH MOTIVASI DAN KEMAMPUAN KERJA TERHADAP
KINERJA PEGAWAI DI KANTOR KECAMATAN BANJARMANGU
KABUPATEN BANJARNEGARA
Oleh :
A.P RAHMANTO
NIM F1E004036
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial
Pada Jurusan Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Jenderal Soedirman
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PURWOKERTO
2010
iii
SKRIPSI
Penagaruh Motivasi dan Kemampuan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai di
Kantor Kecamatan Banjarmangu Kabupaten Banjarnegara
Oleh :
A.P Rahmanto
F1E004036
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Strata
satu (S1) Ilmu administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Jendral Soedirman
Diterima dan disetujui
Pada tanggal :………………..
Tim Penguji
Nama
Pembimbing Utama / Ketua
Tanda Tangan
Drs. H. Ngalimun, MPA. …………………… NIP. 19580325 198702 1 001
Pembimbing Pendamping / Anggota
Drs. Mahmud Setiahadi, M.Si. …………………… NIP. 19560813 198702 1 001
Anggota / Penguji
Drs. Swastha Dharma, M.Si. …………………… NIP. 19540614 198503 1 001
Mengetahui :
Dekan,
Drs. Muslihudin, M.Si NIP.19630414 198901 1 001
iv
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan dalam skripsi ini, tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tingi,
dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya dan pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali yang secara tertulis diacu
dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Purwokerto, Oktober 2010
A.P Rahmanto
F1E004036
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga dapat menyusun skripsi yang
berjudul “Pengaruh Motivasi dan Kemampuan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai di
Kantor Kecamatan Banjarmangu Kabupaten Banjarnegara”.Penyusunan skripsi
ini penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan
ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Muslihudin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto.
2. Bapak Drs. H. Ngalimun, MPA., selaku Dosen Pembimbing Utama dan Bapak
Mahmud Setiahadi, M.Si., selaku Dosen Pembimbing Pendamping dalam
penyusunan skripsi ini atas bimbingan, pengarahan dan atas semua bantuan
sarta nasehat yang diberikan.
3. Bapak Drs. Swastha Dharma, M.Si., selaku Dosen Penguji Pendamping dalam
penyusunan skripsi ini atas masukan-masukan demi perbaikan skripsi ini.
4. Semua pegawai di kantor Kecamatan Banjarmangu Kabupaten Banjarnegara.
5. Keluarga yang telah memberikan bantuan moral maupun materiil kepada
penulis dalam penyusunan skripsi ini.
6. Rekan-rekan mahasiswa fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik angkatan 2004,
yang telah memberikan semangat dalam penyusunan skripsi ini.
7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah
berkenan merentangkan jalan bagi suksesnya penulisan skripsi ini.
vi
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa hasil penyusunan skripsi ini masih
jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kesediaan
pembaca untuk memberikan kritik dan saran demi kesempurnaannya skripsi ini.
Akhirnya penulis menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya
kepada pembaca seandainya terdapat kesalahan-kesalahan di dalam skripsi ini dan
penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
membutuhkan.
Purwokerto, Oktober 2010
Penulis
vii
MOTTO
Bagian terbaik dari hidup seseorang Bagian terbaik dari hidup seseorang Bagian terbaik dari hidup seseorang Bagian terbaik dari hidup seseorang
adalah perbuatanadalah perbuatanadalah perbuatanadalah perbuatan----perbuatan baiknya dan perbuatan baiknya dan perbuatan baiknya dan perbuatan baiknya dan
kasihnya yang tidak diketahui orang lain.kasihnya yang tidak diketahui orang lain.kasihnya yang tidak diketahui orang lain.kasihnya yang tidak diketahui orang lain.
( William Wordsworth )
viii
PERSEMBAHAN
Alhamdulillah, sujud syukur kehadirat Mu ya Allah SWT atas limpahan karunia-
MU, sehingga karya ini dapat terselesaikan
Dipersembahkan buat yang tercinta :
Bapak, ibu, adik, saudara, teman, dan semua keluarga, pihak yang sudah
membantu, terima kasih do’a dan segala wujud bantuanya………………………...
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................ iii
PERNYATAAN ................................................................................................ iv
KATA PENGANTAR ....................................................................................... v
MOTTO ............................................................................................................ vii
PERSEMBAHAN.............................................................................................. viii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR......................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................... xiv
RINGKASAN.................................................................................................... xv
SUMMARY ...................................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.............................................................. 1
B. Perumusan masalah..................................................................... 9
C. Pembatasan masalah.................................................................... 9
D. Manfaat dan Tujuan Penelitian.................................................... 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori ........................................................................... 11
1. Kinerja Pegawai .................................................................. 12
2. Kemampuan Kerja Pegawai ................................................. 15
3. Motivasi Kerja Pegawai ....................................................... 18
4. Pengaruh Kemampuan Kerja Pegawai terhadap Kinerja
Pegawai ............................................................................... 24
5. Pengaruh Motivasi Kerja Pegawai terhadap Kinerja
Pegawai................................................................................ 26
x
6. Pengaruh Kemampuan Kerja dan Motivasi Kerja
Pegawai terhadap Kinerja Pegawai....................................... 27
B. Hipotesis ..................................................................................... 28
BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS
A. Metode Penelitian ....................................................................... 30
1. Sasaran Penelitian ................................................................ 30
2. Lokasi Penelitian.................................................................. 30
3. Metode Penelitian................................................................. 30
4. Jenis Data............................................................................. 31
5. Teknik Pengumpulan Data ................................................... 31
6. Metode Pengambilan Sampel ............................................... 32
7. Teknik Uji Validitas dan Reliabilitas Ukur Penelitian .......... 32
B. Metode Analisis .......................................................................... 35
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian........................................................................... 44
1. Gambaran Umum Kecamatan Banjarmangu Kabupaten
Banjarnegara......................................................................... 44
2. Tugas dan Wewenang Struktur Organisasi ........................... 45
B. Karakteristik Responden............................................................. 71
C. Uji Validitas dan Reliabilitas ...................................................... 74
D. Analisa Data ............................................................................... 77
E. Pembahasan................................................................................ 91
BAB IV. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan................................................................................. 96
B. Implikasi..................................................................................... 97
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1. Kinerja Pegawai Kantor Kecamatan Banjarmangu Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2009......................................................................... 3
2. Susunan Pegawai Kantor Kecamatan Banjarmangu Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2009. ........................................................................ 5
3. Susunan Pegawai Berdasarkan Pendidikan di Kantor Kecamatan
Banjarmangu Kabupaten Banjarnegara Tahun 2009.................................. 7
4. Matrik Definisi Operasional Variabel Penelitian ....................................... 36
5. Gambaran Umum Responden Berdasarkan Umur .................................... 72
6. Gambaran Umum Responden Berdasarkan Pendidikan ............................ 73
7. Gambaran Umum Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ........................ 73
8. Uji Validitas Variabel Kemampuan kerja pegawai.................................... 74
9. Uji Validitas Variabel Kemampuan kerja pegawai.................................... 75
10. Uji Validitas Variabel Kinerja pegawai..................................................... 76
11. Uji Validitas Reliabilitas Semua Variabel Yang Diteliti ........................... 76
12. Distribusi Frekuensi Variabel Kemampuan kerja pegawai ........................ 78
13. Distribusi Frekuensi Variabel Motivasi kerja ............................................ 78
14. Distribusi Frekuensi Kinerja pegawai ...................................................... 79
15. Hasil Perhitungan Kendall Tau-c .............................................................. 80
16. Hasil Perhitungan Kendall Tau-c .............................................................. 82
17. Hasil Perhitungan Ranking Kendall W ..................................................... 83
18. Case Processing Summary ....................................................................... 85
19. Hasil Perhitungan Model Fit ..................................................................... 86
xii
20. Model Goodness-of-Fit............................................................................. 86
21. Model Goodness-of-Fit (motivasi dengan kinerja) .................................... 87
22. Model Goodness-of-Fit (kemampuan dengan kinerja)............................... 89
23. Hasil Regresi Ordinal ............................................................................... 90
xiii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
1. Maslow’s Need Hierarchy ........................................................................ 20
2. Model Geometrik ..................................................................................... 29
3. Struktur Organisasi................................................................................... 46
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
1. Kuesioner
2. Tabulasi Jawaban Responden
3. Uji Validitas dan Reliabilitas
4. Distribusi Frekuensi
5. Analisis Korelasi Antar Variabel
6. Analisis Kendall tau-c
7. Analisis Konkordasi Kendall W
8. Analisis Regresi Ordinal
xv
RINGKASAN
Penelitian ini berjudul “Pengaruh Motivasi Dan Kemampuan Kerja
Terhadap Kinerja Pegawai Di Kantor Kecamatan Banjarmangu Kabupaten
Banjarnegara” bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh kemampuan kerja
pegawai dan motivasi kerja pegawai secara simultan dan parsial terhadap kinerja
di Kantor Kecamatan Banjarmangu Kabupaten Banjarnegara.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian yaitu metode kuantitatif
dengan menggunakan metode analisis menggunakan kendall tau-c, koefisien
konkordinasi kendall W dan regresi ordinal.
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kemampuan kerja
pegawai berpengaruh terhadap kinerja pegawai dimana korelasi kendall tau-c,
antara X1 terhadap Y adalah sebesar 0,782. Besarnya pengaruh tersebut tersebut
adalah sebanyak 45.7 persen, motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja
pegawai dimana hasil analisis kendall tau-c antara X2 terhadap Y adalah sebesar
0,805. Besarnya pengaruh tersebut tersebut adalah sebanyak 38.8 persen dan
kemampuan kerja pegawai dan motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja
pegawai dimana hasil analisis regresi ordinal diperoleh hasil bahwa pengaruh
kemampuan kerja pegawai dan motivasi kerja secara serentak terhadap kinerja
pegawai adalah sebanyak 0,377.
Kata kunci : kemampuan, motivasi, kinerja
xvi
SUMMARY
This research was base title : ”Influence Motivation and Job Abillity to
Performance of Employees in Banjarmangu District of Banjarnegara Region”.
This research was aimed to finding out effect motivation and job abillity to
Performance of Employees in Banjarmangu District of Banjarnegara Region, in
wholly and partially.
The quantitative method was applied in this research which used Tau-c
Kendal correlation, Coefficient of Concordasi Kendal W and ordinal regression.
Base on the research and data analysis was conclussion that job abillity
have significance effect to employees’ performance, and it’s show that Kendal
Tau-c correlation an produced 80.5% and motivation an produced 78.2%, in
partially. On the cimultant have result that motivation and job abillity to
Performance of Employees in Banjarmangu District of Banjarnegara Region an
produced 37.7%.
Key word : Job Abillity, Motivation, Performance
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perbaikan kinerja aparat pelayanan publik merupakan salah satu isu
penting dalam reformasi administrasi publik di berbagai negara, termasuk
Indonesia. Tuntutan perbaikan kinerja aparat publik semakin besar jika
dikaitkan dengan upaya Pemerintah untuk meningkatkan dayasaing negara
dalam persaingan global. Kesan buruk sudah disandang oleh aparat
pemerintah (sektor publik) dalam hal pelayanan dari dulu. Hal ini antara lain
dapat diindikasikan dari besarnya dana yang digunakan untuk membiayai
aparatur pemerintah yang tidak diimbangi dengan kualitas pelayanan kepada
masyarakat yang maksimal. Sebaliknya, kualitas pelayanan yang diberikan
instansi pemerintah dapat dinilai sangat buruk. Padahal pemerintah telah
mengeluarkan peraturan perundang-undangan tentang pelayanan publik oleh
aparatur negara diatur dalam Kepmenpan No. 009 Tahun 2007 tentang Standar
Pelayanan Publik.
Dalam lingkup atau skala nasional seringkali dikeluhkan tentang
pelayanan publik di instansi-instansi pemerintah terutama menyangkut jalur
birokrasi yang berbelit-belit. Kondisi tersebut terjadi juga di daerah-daerah.
Seperti pada umumnya pelayanan publik di Indonesia, pelayanan publik oleh
aparatur pemerintah kabupaten juga masih banyak dijumpai kelemahan
sehingga belum dapat memenuhi kualitas yang diharapkan masyarakat.
2
Indikasinya masih terdapat berbagai keluhan masyarakat yang disampaikan
melalui media masa, sehingga dapat menimbulkan citra yang kurang baik
terhadap aparatur pemerintah.
Kantor Kecamatan sebagai salah satu instrument dari pemerintah
yang mempunyai tanggung jawab untuk mencatat atau mengetahui
perkembangan masyarakat yang berada di dalam wilayahnya. Guna
meningkatkan efektivitas pelayanan publik di tingkat kecamatan, pemerintah
kabupaten telah menjabarkan lebih lanjut dalam Peraturan perundang-
undangan yang mengatur Peraturan Daerah Kabupaten Banjarnegara nomor
13 tahun 2008 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan
Banjarmangu Kabupaten Banjarnegara serta Keputusan Bupati Banjarnegara
No. 59 tahun 2004 tentang tugas pokok dan fungsi, urusan dan tata kerja pada
Kecamatan Banjarmangu di Kabupaten Banjarnegara sebagai petunjuk
pelaksanaanya.
Perda dan Kepbup tersebut dijadikan landasan dalam menyusun
rencana kerja kantor kecamatan. Berdasarkan rencana kerja yang baik maka
pelaksanaan renstra juga dapat dipantau tingkat pencapaiannya. Kinerja
berkaitan dengan keadaan atau kemampuan berhasilnya suatu kerja yang
dilakukan oleh manusia untuk memberi guna yang diharapkan oleh organisasi
(Westra, 1999:148). Kinerja pegawai pemerintah dapat juga diukur dengan
mengarah pada pelaksanaan pekerjaan pegawai. Karena pada hakikatnya
sektor keluaran pemerintah adalah berupa jasa pelayanan pada masyarakat.
Untuk dapat mengukur kinerja pegawai dapat dilihat dari perbandingan antara
3
realisasi dan target yang dicapai seperti yang dikemukakan oleh Hidayat dan
Sucherly, (1986:87) yaitu :
“Pada hakekatnya sektor keluaran pemerintah yang berupa jasa
pelayanan terhadap masyarakat, terdiri dari banyak ragam dan sulit
untuk dikuantitatifkan serta dinilai dengan harga. Untuk mengukur
kerja aparat pemerintah, maka pendekatan yang dipakai adalah
membandingkan realisasi dan target yang ingin dicapai”.
Tabel 1. Kinerja Pegawai Kantor Kecamatan Banjarmangu Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2009
Seksi Sub seksi Hasil Kerja Realisasi *)
Sekretariat 1. Perencanaan dan Keuangan
Pembuatan LAKIP 2009
98%
2. Umum dan Kepegawaian
Pembuatan KTP 78%
Tata Pemerintahan a. Pengisian perangkat desa
97%
b. Pelunasan PBB 89% Ketentraman dan Ketertiban Umum
a. Pengurusan ijin HO 85%
b. Penanggulangan bencana
91%
Pemberdayaan masyarakat desa
1. Pembangunan umum
a. Pelaksanaan ADD 96%
b. Realisasi APBD 99% 2. Pemberdayaan
ekonomi kerakyatan
a. Pembinaan kelompok tani
86%
b. Pembinaan industri kecil
96%
3. Lingkungan hidup
a. Penyuluhan LMDH 100%
b. Penyuluhan penggunaan lahan kritis
100%
Kesejahteraan masyarakat
a. Program kejar Paket C
85%
b. Pelaksanaan Raskin 98%
Sumber : Program Kerja Camat Banjarmangu 2009
Keterangan *) didasarkan pada hasil penilaian kondite pegawai
Penetapan capaian kinerja kantor Kecamatan Banjarmangu Kabupaten
Banjarnegara dimaksudkan untuk mengetahui dan menilai capaian indikator
4
kinerja pelaksanaan kegiatan, pelaksanaan program dan pelaksanaan
kebijaksanaan pencapaian kinerja kantor Kecamatan Banjarmangu Kabupaten
Banjarnegara 2009 dapat dilihat pada perhitungan melalui format RKT, PKK
dan PPS. Interpretasi capaian kinerja berdasarkan standar Lembaga
Administrasi Negara (LAN) adalah:
85 - 100 : Sangat berhasil
70 - <85 : Berhasil
55 - <70 : Cukup berhasil
<55 : Tidak berhasil
Nilai capaian kelompok indikator kinerja yang meliputi kegiatan:
1. Penyediaan jasa peralatan dan perlengkapan kantor = 63.60%
2. Penyediaan jasa kebersihan kantor = 91.04%
3. Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor = 100%
4. Penyediaan bahan logistik kantor = 100%
5. Pemberdayaan kecamatan = 100%
6. Penyediaan perlengkapan gedung kantor = 100%
7. Pemeliharaan rutin/berkala rumah dinas = 100%
8. Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor = 100%
9. Pemeliharaan rutin/berkala perlengkapan gedung kantor = 100%
10. Peningkatan pelayanan publik dalam bidang kependudukan = 100%
Dari nilai capaian ketiga indikator tersebut (indikator kegiatan,
program dan kebijaksanaan) rata-rata nilai capaiannya adalah : 96.04%
sehingga dapat dikatakan bahwa nilai capaian indikator kinerja berada pada
kisaran 85 – 100, dengan demikian mencapai atau masuk kategori sangat
berhasil.
5
Tabel 2. Susunan Pegawai Kantor Kecamatan Banjarmangu Kabupaten
Banjarnegara Tahun 2009
Jabatan Golongan Jumlah Keterangan Diklat yang Diikuti
Camat Pembina IV/a 1 Diklat pra jabatan
Sekretaris
camat
III/d 1 Diklat penyusunan Renstra, Lakip,
manajemen aset
Kasi
perekonomian
Penata II/c 1 Diklat aparat bandes, diklat KB
nasional, diklat IDT, pelatihan usaha
ekonomi
Subag umum
dan
kepegawaian
Penata muda
III/a
1 Bintek anggaran kerja, ORPADNAS
Subag
perencanaan
dan keuangan
Penata muda
TK.1 II/b
1 Pelatihan dan kursus komputer
Seksi
Trantibum
Penata muda
III/a
1 Diklat bendaharawan daerah th 2003,
selama 384 jam, no sertifikat 40.4
4004111238/1993
Seksi
pemberdayaan
masyarakat dan
desa
Penata III/c 1 Pra jabatan,SLPHT,organisasi
manajemen bagi mantra tani,
pengembangan agribisnis bagi
mantra tani, statistic pertanian,
penanganan pasca panen dan
pengolahan hasil pertanian
Seksi Kesra Penata II/c 1 KBN,Kursus dasar jurnalistik,kursus
koprasi,taruna tani
Seksi tata
pemerintahan
Penata TK.1
III/d
1 LPPWK, OPSNAL
Staf seksi kesra II/a 5 Pegawai
PTT
Staf sekertariat a. Pengatur
Tk.l II/d
3 Pelatihan dan kursus komputer
b. II/a 3
Staf kantor
kecamatan
Pengatur/IIc 3
Staf sekretariat Pengatur
muda TK.1
II/b
4 Penataran P4
Staf
pemerintahan
(pem KTP)
IIa 2 Pelatihan dan kursus komputer
Staf PMD
Pengatur
muda TK.1
II/b
3
Staf Trantibum Penata muda
TK.1 III/b
2 Pembukuan akuntansi koprasi
Sumber : Kantor Kecamatan Banjarmangu Kabupaten Banjarnegara Tahun 2009
6
Keberhasilan tercapainya suatu tujuan tidak terlepas dari Kinerja
pegawainya. Dari hasil pengamatan pendahuluan dapat diketahui masih
terdapat pegawai yang datang tidak tepat waktunya, suatu indikasi masih perlu
dilakukan kajian mengenai motivasi kerja pegawai pada Kecamatan
Banjarmangu Kabupaten Banjarnegara. Kajian ini dipandang perlu karena
motivasi yang belum semestinya dapat mengurangi Kinerja pegawai baik
secara parsial maupun secara keseluruhan sebagai suatu sistem. Indikasi
lainnya, masih terdapatnya penyelesaian pekerjaan yang belum tepat waktunya
dikarenakan kurang efektifnya kinerja pegawai.
Kemampuan pegawai yang memadai berarti akan dapat menyelesaikan
pekerjaannya dengan baik sesuai dengan jatah waktu maupun target yang telah
ditetapkan dalam program kerja. Hal ini terjadi karena pegawai ini dapat
mencurahkan segala kemampuannya dalam melaksanakan tugas pekerjaan
yang menjadi tanggung jawabnya. Kemampuan mempunyai kaitan yang erat
dengan kinerja pegawai. Ini terjadi karena kemampuan pegawai merupakan
faktor yang penting guna mendukung pencapaian hasil pekerjaan. Untuk
meningkatkan kemampuan pegawai, maka kantor Kecamatan Banjarmangu
Kabupaten Banjarnegara mengikutkan pegawainya dalam pendidikan dan
latihan (Diklat) yang diselenggarakan oleh diklat Pemerintah Kabupaten
Banjarnegara seperti dapat dilihat pada Tabel 2.
Peningkatan pengetahuan pegawai dalam penguasaan teori dan
keterampilan dimaksudkan untuk memutuskan persoalan-persoalan yang
menyangkut kegiatan dalam rangka mencapai tujuan untuk menyelesaikan
7
pekerjaan yang dilimpahkan kepadanya. Hal ini tentunya membuat
kemampuan mereka di dalam bekerja menjadi meningkat sehingga membuat
pegawai dapat bekerja lebih efektif, apalagi kantor Kecamatan Banjarmangu
Kabupaten Banjarnegara dalam melaksanakan tugas-tugasnya terkadang
memerlukan bantuan teknologi. Disamping itu, program pendidikan dan
latihan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pegawai, efisiensi dan
Kinerja pegawai dalam mencapai sasaran kerja (Handoko, 2007:103).
Salah satu hal yang biasanya digunakan untuk mengukur kemampuan
seseorang pegawai adalah latar belakang pendidikan formal disamping
kemampuan dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya.
Tabel 3. Susunan Pegawai Berdasarkan Pendidikan di Kantor Kecamatan
Banjarmangu Kabupaten Banjarnegara Tahun 2009
Pendidikan Jumlah Persentase
SD 0 0.00%
SMP 3 8.82%
SMA 18 52.94%
Sarjana Muda 4 11.76%
Sarjana 9 26.47%
Jumlah 34 100.00%
Sumber : Kantor Kecamatan Banjarmangu Kabupaten Banjarnegara Tahun
2009
Dengan tugas-tugas yang makin komplek, perlu ada peningkatan
pendidikan pegawai karena masih terdapat pegawai dengan pendidikan yang
hanya setara SLTP. Di sisi lain dilihat dari golongan atau jabatan yang
sebagian besar masih setingkat Pengatur Muda akan ditemui berbagai
hambatan dalam pelaksanaan tugas.
Dalam rangka ketercapaian kinerja yang optimal seorang pegawai
harus mampu mengetahui apa yang harus dilakukannya, dan bagaimana
8
melakukannya. Hal ini tentunya berkaitan erat dengan pengetahuan dan
kemampuan yang dimilikinya, baik yang dicapai melalui pendidikan formal,
pendidikan dan pelatihan, pengalaman dan sebagainya. Pentingnya
kemampuan dari pegawai agar pelaksanaan tugas berjalan sesuai dengan
tujuannya. Bila para pegawai tidak mempunyai kemampuan dan kecakapan
yang cukup maka tidak menutup kemungkinan akan terjadi banyak
permasalahan pada berbagai hal menyangkut pelayanannya kepada
masyarakat.
Selain faktor kemampuan kerja pegawai, faktor yang tidak kalah
penting mempengaruhi kinerja pegawai adalah faktor motivasi kerja pegawai.
Hal ini mengingat motivasi adalah dorongan atau daya penggerak untuk
melaksanakan sesuatu. Dengan motivasi yang tepat para pegawai akan
terdorong untuk berbuat semaksimal mungkin dalam melaksanakan tugasnya
karena meyakini bahwa dengan keberhasilan organisasi mencapai tujuan dan
berbagai sasarannya, kepentingan-kepentingan pribadi individu anggota
organisasi akan terpelihara pula (Siagian, 1998:287).
Manusia sebagai unsur terpenting dan paling menentukan kelancaran
jalannya organisasi. Oleh karena itu motivasi kerja pegawai mempunyai
peranan penting bagi anggota organisasi itu menggerakkan, mengerahkan, dan
mengarahkan pegawai agar mampu bekerja optimal. Motivasi ini akan
tercermin dan diwujudkan dalam perilaku dalam melaksanakan dan
menyelesaikan tugas dan pekerjaan yang diberikan kepadanya.
Motivasi dari pegawai yang notabene adalah aparatur Kecamatan,
9
dimana harus dituntut melaksanakan tugas yang menjadi kewajibannya,
diperlukan semangat dan motivasi kerja pegawai yang kuat dan tinggi dalam
rangka demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan/kinerja yang optimal.
Pada akhirnya masyarakat harus benar-benar merasakan manfaat dari kinerja
pegawai selama ini. Hal inilah yang mendorong penulis memilih kinerja
pegawai sebagai bahan penelitian. Dalam kaitannya dengan kinerja pegawai di
Kantor Kecamatan Banjarmangu Kabupaten Banjarnegara, peneliti tertarik
untuk mengetahui dan menganalisis kinerja pegawai ditinjau dari pengaruh
yang diberikan oleh birokrat lokal yaitu dalam hal kemampuan kerja, dan
motivasi kerja.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan Uraian yang telah dikemukakan dalam latar belakang
masalah maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Seberapa besar pengaruh Kemampuan Kerja Pegawai terhadap Kinerja di
kantor Kecamatan Banjarmangu Kabupaten Banjarnegara?
2. Seberapa besar pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kinerja di kantor
Kecamatan Banjarmangu Kabupaten Banjarnegara?
3. Seberapa besar pengaruh Kemampuan Kerja Pegawai dan Motivasi Kerja
terhadap Kinerja di kantor Kecamatan Banjarmangu Kabupaten
Banjarnegara?
C. Pembatasan masalah
Kinerja pegawai pemerintah dapat dipengaruhi oleh banyak faktor,
10
tetapi dalam penelitian ini hanya akan dibatasi pada 2 faktor saja yaitu
kemampuan pegawai dan motivasi kerja pegawai. Adapun kedudukan masing-
masing variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Kemampuan Kerja Pegawai sebagai variabel bebas pertama (X1).
2. Motivasi Kerja sebagai variabel bebas kedua (X2).
3. Kinerja Pegawai sebagai variabel terikat (Y).
D. Manfaat dan Tujuan Penelitian
1. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan akan memperkaya ilmu
pengetahuan khususnya di bidang Ilmu Administrasi Negara.
b. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan dan
informasi bagi kantor Kecamatan Banjarmangu Kabupaten
Banjarnegara dalam rangka meningkatkan Kinerja Pegawainya.
2. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui besarnya pengaruh Kemampuan Kerja Pegawai
terhadap Kinerja di kantor Kecamatan Banjarmangu Kabupaten
Banjarnegara.
b. Untuk mengetahui besarnya pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kinerja
di kantor Kecamatan Banjarmangu Kabupaten Banjarnegara.
c. Untuk mengetahui besarnya pengaruh Kemampuan Kerja Pegawai dan
Motivasi Kerja Pegawai terhadap Kinerja di kantor Kecamatan
Banjarmangu Kabupaten Banjarnegara.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
Teori-teori yang ada dalam setiap penelitian sangat besar peranannya
dan diperlukan dalam pedoman, karena dengan unsur ilmu ilmiah peneliti
mencoba menerangkan fenomena sosial atau fenomena alami yang menjadi
pusat perhatian. Sedangkan yang dimaksud dengan teori menurut Singarimbun
dan Effendi (2001:31) adalah serangkaian asumsi, konsep, definisi dan
proposisi untuk menerangkan fenomena sosial secara sistematis dengan cara
menerangkan hubungan antar konsep-konsep.
Dari definisi tersebut teori mengandung tiga hal yaitu teori adalah
serangkaian proposisi antar konsep yang saling berhubungan, kedua teori
menerangkan secara sistematis suatu fenomena sosial dengan cara
menentukan hubungan antar konsep dan ketiga, teori menerangkan
fenomena tertentu dengan cara menentukan konsep mana yang
berhubungan dengan konsep lainnya (Singarimbun dan Effendi, 2001:24).
Sasaran yang ingin dicapai dari penggunaan teori ini adalah mencari
landasan untuk memperkuat landasan berpikir dari hubungan ketiga variabel
itu meliputi: kemampuan kerja pegawai sebagai X1, motivasi pegawai sebagai
X2, dan kinerja pegawai sebagai Y, sedangkan penelitian ini mengambil
lokasi di kantor Kecamatan Banjarmangu Kabupaten Banjarnegara.
Suatu organisasi dapat berjalan dengan baik untuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan sangat dipengaruhi oleh faktor manusia, karena manusia
yang menentukan berhasil tidaknya suatu organisasi mencapai tujuan yang
telah ditentukan.
12
1. Kinerja Pegawai
Kunci kaberhasilan organisasi pada dasarnya selalu berkaitan dengan
keterlibatan pegawai dalam mencapai sasaran yang ditetapkan sebelumya.
Seperti yang diungkapkan oleh Thoha (2003:34), bahwa manusia atau
pegawai adalah satu dimensi dalam organisasi yang amat penting yang
merupakan salah satu faktor pendukung organisasi. Oleh karena itu
keberhasilan suatu organisasi sangat ditentukan oleh kinerja pegawainya.
Untuk membahas kinerja, maka harus diketahui arti dari masing-
masing kata tersebut. H. Emmerson (dalam Handayaningrat, 1994:16)
mengatakan:
”Kinerja adalah pengukuran dalam arti tercapainya sasaran dan tujuan
yang telah ditentukan sebelumnya. Jelasnya, bila sasaran atau tujuan
telah tercapai sesuai dengan yang telah di rencanakan sebelumnya
adalah efektif. Jadi kalau tujuan atau sasaran tidak selesai sesuai
dengan waktu yang ditentukan, pekerjaan itu tidak efektif, dalam hal
ini efektif belum tentu efisien”.
Selanjutnya dalam Ensiklopedia Administrasi (1989:147) disebutkan
juga bahwa:
”Kinerja adalah suatu keadaan yang mengandung pengertian mengenai
terjadinya suatu efek atau akibat yang dikehendaki. Kalau sesorang
melakukan sesuatu perbuatan dengan maksud tertentu yang memang
dikehendaki maka orang itu dikatakan efektif kalau menimbulkan
akibat sebagaimana yang dikehendakinya”.
Berdasarkan dua pendapat diatas dapat diambil suatu pengertian bahwa
kinerja dalam pengertian umum adalah tercapainya apa yang telah ditetapkan
atau digariskan sebagai tujuan atau sasaran. Hal ini sesuai dengan pendapat
13
yang menyatakan apa yang kita maksud dengan kinerja adalah pencapaian.
Sasaran itu menunjukkan kinerja (Gibson, Ivancevich, Donelly, 1989:28)
Selanjutnya untuk membahas pengertian kerja dapat dilihat dari
beberapa segi, antara lain dikemukakan Kartono (2000:2) bahwa:
”Kerja merupakan aktivitas dasar dan bagian esensial dari kehidupan
manusia, sama halnya aktivitas bermain anak-anak, maka kerja akan
memberikan kesenangan dalam arti tersendiri dari kehidupan. Sebab
kerja itu memperbaiki status pada seseorang yang mengakibatkan diri
sendiri dengan individu-individu lain dalam masyarakat”.
Pendapat lain dikemukakan Sarwoto (1998:129) yang mengatakan :
”Yang dimaksud dengan kerja adalah rangkaian aktivitas jasmaniah
dan rohaniah yang dilakukan oleh manusia untuk mencapai tujuan
tertentu. Sehingga kerja dapat diartikan menjadi dua segi, yaitu segi
aktivitasnya sendiri dan segi cara aktivitas itu dilaksanakan secara
sadar ataupun tidak pada dasarnya ditentukan oleh manusia pelaksana
kerja”.
Dengan demikian pengertian kerja adalah: rangkaian aktivitas yang
dilaksanakan oleh manusia di dalam melaksanakan aktivitas tersebut terdapat
cara yang secara sadar ataupun tidak cara tersebut ditentukan oleh manusia
pelaksana kerja untuk tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
Berdasarkan uraian tentang kinerja dan pengertian kerja yang ada,
maka jika pengertian tersebut digabungkan akan diperoleh suatu pengertian
kinerja. Menurut Westra (1999:111) bahwa kinerja manusia adalah keadaan
atau kemampuan berhasilnya suatu kerja yang dilaksanakan oleh manusia
untuk memberikan sesuatu yang diharapkan oleh organisasi. Sementara itu,
Siagian (1998:183) memberikan batasan pengertian kinerja adalah:
“Kinerja adalah penyelesaian pekerjaan tepat pada waktu yang telah
ditetapkan atau dapat dikatakan apakah pelaksanaan sesuai yang di
rencanakan. Artinya apakah pelaksanaan tergantung pada bilamana itu
14
di selesaikan dan tidak menjawab pertanyaan, bagaimana
melaksanakannya dan berapa biaya yang dikeluarkan untuk itu”.
Berdasarkan pernyataan tersebut terkandung pengertian bahwa
pelaksanaan suatu tugas dimulai baik atau tidak baik tergantung pada akhir
pelaksanaan tugas tersebut. Di dalam pelaksanaan suatu tugas, tentunya
dibutuhkan sumber daya manusia atau pegawai sebagai pelaksana dari semua
kegiatan, sehingga kinerja pegawai merupakan unsur yang paling menentukan
kinerja suatu organisasi.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka penulis katakan bahwa
kinerja pegawai menurut Westra digunakan sebagai acuan dalam penelitan
skripsi ini. Dari konsep tersebut diatas maka dapat diturunkan indikator
sebagai berikut:
a. Tingkat Kuantitas kerja
1) Pencapaian target kerja
2) Kecepatan penyelesaian pekerjaan
b. Tingkat Kualitas kerja
1) Pencapaian hasil kerja sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan
2) Penyelesaian pekerjaan sesuai dengan prosedur kerja yang benar
3) Frekuensi kesalahan yang apernah dilakukan
c. Tingkat Inisiatif
1) Frekuensi memberikan usul/pertimbangan dalam usaha memecahkan
masalah
2) Frekuensi usul yang diterima
3) Usaha mencari dan menghasilkan cara kerja baru yang lebih
15
d. Tingkat Tanggung jawab
1) Ketepatan waktu menyelesaikan pekerjaan
2) Kesanggupan memberi alasan/dasar pertimbangan dalam mengambil
keputusan
3) Kesediaan menerima resiko atas suatu tindakan
2. Kemampuan Kerja Pegawai
Manusia merupakan unsur terpenting dalam suatu organisasi karena
unsur-unsur lain yang dimiliki organisasi seperti uang, material mesin, metode
kerja dan waktu dapat memberikan manfaat bagi organisasi jika manusia yang
ada dalam organisasi itu mempunyai daya pembangunan dan bukan daya
perusak bagi organisasi. Dengan perkataan lain faktor manusia yang
merupakan faktor pendorong ke arah tercapainya tujuan secara efektif dan
efisien. Dalam hal yang demikian, manusia merupakan hal terpenting dalam
organisasi (Siagian, 2001: 102).
Admosudirjo (1998:24) berpendapat bahwa kemampuan manusia
merupakan kekuatan mental, kekuatan untuk berbuat (memenuhi demand dari
strategi dan kondisi). Jadi, yang dimaksud dengan kemampuan disini adalah
kekuatan mental dan kekuatan untuk berbuat memenuhi permintaan yang ada.
Sedangkan Gibson, Ivancevich, Donelly (1996:104) mendefinisikan
bahwa kemampuan menunjuk pada potensi yang dimiliki oleh seseorang untuk
melakukan pekerjaan maupun tugas-tugas sehingga hasil yang dicapai sesuai
dengan yang diharapkan. Jadi hasil suatu pekerjaan akan ditentukan oleh
kemampuan yang dimiliki seorang pegawai. Sedangkan menurut Naryono
16
(2000:19) kemampuan diartikan sebagai tersedianya modal kecakapan,
ketangkasan, keterampilan atau modal lain yang memungkinkan anggota itu
dapat berbuat banyak bagi organisasi. Berkaitan dengan pendapat tersebut
Allen (1990:273) mengemukakan bahwa:
”Keberhasilan suatu usaha dalam jangka panjang cendrung sebanding
dengan kemampuan anggota-anggota yang turut dalam usaha itu.
Apabila seorang pegawai mempunyai bakat dan kemampuan yang
tinggi maka berarti pegawai tersebut akan membantu seluruh tim
dalam organisasi untuk maju dan bukan basis secara terus menerus”.
Kemampuan yang dimiliki pegawai akan sangat menentukan
keberhasilan organisasi dalam upayanya meraih sasaran dan tujuan yang telah
ditetapkan. Moenir, (2002:86) mendefinisikan kemampuan dalam
hubungannya dengan pekerjaan adalah suatu keadaan pada diri sesorang
dengan penuh kesungguhan berdaya guna dan berhasil guna melaksanakan
pekerjaan sehingga menghasilkan sesuatu yang optimal. Untuk mengetahui
kemampuan seseorang dapat dilihat dari pendidikan, latihan maupun
pengalaman yang pernah dijalani, sebagaimana yang dikemukakan Thoha
( 2003:51) sebagai berikut:
”Kemampuan merupakan salah satu unsur kematangan yang berkaitan
dengan pengetahuan dan keterampilan yang dapat di peroleh melalui
pendidikan atau latihan dan pengalaman”.
Juga diungkapkan oleh Swasta (1996:26) melalui pendapatnya bahwa:
”Pendidikan dan pengalaman kerja merupakan langkah awal untuk
melihat kemampuan seseorang. Mereka yang mempunyai pendidikan
tinggi akan mempunyai kemampuan dan sikap yang baik”.
17
Berkenaan dengan pengembangan pegawai, Steers (1985:165)
mengemukakan bahwa :
”Teknik dari pada pengembangan pegawai dapat dilakukan melalui
pendidikan dan latihan. Pendidikan dan latihan dapat mengembangkan
kemampuan pekerja bukan saja untuk menangani pekerjaan mereka
pada saat itu, tetapi juga untuk pekerjaan-pekerjaan yang memerlukan
tenaga mereka di masa mendatang. Akhirnya pendidikan merupakan
cara yang penting untuk meningkatkan kinerja organisasi”.
Pendapat tersebut dipertegas oleh Ranupandojo dan Husnan (1990:77)
yang menyatakan bahwa :
”Pendidikan adalah suatu kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan
umum seseorang termasuk di dalamnya peningkatan penguasan teori
dan keterampilan memutuskan terhadap persoalan-persoalan yang
menyangkut kegiatan mencapai tujuan. Latihan adalah suatu kegiatan
untuk memperbaiki kemampuan kerja seseorang dalam kaitannya
dengan aktivitas ekonomi. Latihan membantu pegawai dalam
memahami suatu pengetahuan praktis dan penetrapannya, guna
meningkatkan keterampilan, kecakapan dan sikap yang diperlukan
oleh organisasi dalam mencapai tujuannya”.
Hal senada juga diungkapkan oleh Ravianto (2001:92) melalui
pendapatnya bahwa :
”Pendidikan dan latihan pada dasarnya merupakan upaya
meningkatkan berbagai pengetahuan dan keterampilan serta untuk
memberikan kemungkinan perubahan sikap yang di landasi oleh
motivasi untuk berprestasi”.
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut diatas bahwa pada dasarnya
pendidikan dan latihan itu merupakan suatu usaha untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan pegawai serta untuk menumbuhkan
kemungkinan perubahan sikap yang dilandasi motivasi untuk berprestasi yang
akhirnya akan meningkatkan kemampuannya untuk bekerja secara efektif
yang diperlukan organisasi dalam mencapai tujuannya.
18
Berdasarkan beberapa pendapat d iatas maka penulis katakan bahwa
pendapatnya Thoha sebagai acuan dalam penelitian skripsi ini. Dari konsep
tersebut diatas maka dapat diturunkan indikator sebagai berikut :
a. Tingkat pendidikan, dapat dilihat dari:
1) Tingkat pendidikan formal yang ditempuh pegawai.
2) Tingkat pendidikan non formal yang ditempuh pegawai.
b. Pengalaman dapat dilihat dari:
1) Lamanya/masa kerja pegawai bekerja di kantor tersebut.
2) Ada tidaknya prestasi yang diperoleh dalam masa kerja.
c. Tingkat pengetahuan dan keterampilan, dapat dilihat dari:
1) Kemampuan pegawai dalam mengatasi permasalahan yang muncul.
2) Tingkat penguasaan pegawai terhadap tehnik dan prosedur
pelaksanaan kerja.
3) Tingkat pengetahuan tentang pekerjaan.
3. Motivasi Kerja Pegawai
Untuk mempermudah pemahaman motivasi kerja, dibawah ini
dikemukakan pengertian motif, motivasi dan motivasi kerja. Abraham
Sperling (dalam Mangkunegara, 2002:93) mengemukakan bahwa motif di
definisikan sebagai suatu kecenderungan untuk beraktivitas, dimulai dari
dorongan dalam diri (drive) dan diakhiri dengan penyesuaian diri-
Penyesuaian diri dikatakan untuk memuaskan motif. William J. Stanton
(dalam Mangkunegara, 2002:93) mendefinisikan bahwa motif adalah
19
kebutuhan yang di stimulasi yang berorientasi kepada tujuan individu dalam
mencapai rasa puas. Motivasi didefinisikan oleh Fillmore H. Stanford (dalam
Mangkunegara, 2002:93) bahwa motivasi sebagai suatu kondisi yang
menggerakkan manusia ke arah suatu tujuan tertentu.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa motif
merupakan suatu dorongan kebutuhan dalam diri pegawai yang perlu dipenuhi
agar pegawai tersebut dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungannya,
sedangkan motivasi adalah kondisi yang menggerakkan pegawai agar mampu
mencapai tujuan dari motifnya. Sedangkan motivasi dikatakan sebagai energi
untuk membangkitkan dorongan dalam diri (drive arousal). Dalam
hubungannya dengan lingkungan kerja, Ernest L. McCormick (dalam
Mangkunegara, 2002:94) mengemukakan bahwa motivasi kerja didefinisikan
sebagai kondisi yang berpengaruh membangkitkan, mengarahkan dan
memelihara perilaku yang berhubungan dengan lingkungan kerja.
a. Teori Motivasi Kerja
1) Teori Kebutuhan (Maslow's Model)
Model Maslow Ini sering disebut dengan model hierarki kebutuhan.
Karena menyangkut kebutuhan manusia, maka teori ini digunakan
untuk menunjukkan butuhan seseorang yang harus dipenuhi agar
individu tersebut termotivasi untuk kerja. Menurut Maslow, pada
umumnya terdapat hierarki kebutuhan manusia, yang dapat dilihat
pada Gambar 2.1 :
20
Sumber : Abraham Maslow (dalam Gibson dkk, 1996 : 92)
Gambar 1. Maslow's Need Hierarchy
a). Physiological Needs (kebutuhan yang bersifat biologis)
Misalnya : sandang, pangan dan tempat berlindung, sex dan
kesejahteraan individu. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan
yang amat primer, karena kebutuhan ini telah ada dan terasa
sejak manusia dilahirkan ke bumi ini.
b). Safety Needs (kebutuhan akan rasa aman)
Kalau ini dikaitkan dengan kerja maka kebutuhan akan keamanan
jiwanya sewaktu bekerja. Selain itu juga perasaan aman akan
harta yang ditinggal sewaktu mereka bekerja. Perasaan aman
juga menyangkut masa depan karyawan.
c). Social Needs (kebutuhan-kebutuhan sosial)
Manusia pada hakekatnya adalah mahluk sosial, sehingga mereka
mempunyai kebutuhan-kebutuhan sebagai berikut :
a. Kebutuhan perasaan diterima oleh orang lain dimana ia
hidup dan bekerja.
b. Kebutuhan akan perasaan dihormati, karena setiap manusia
merasa dirinya penting.
c. Kebutuhan untuk berprestasi.
d. Kebutuhan untuk ikut serta (sence of participation)
d). Esteem Needs (kebutuhan akan harga diri)
Situasi yang ideal ialah apabila prestise itu timbul akan prestasi.
Akan tetapi tidak selalu demikian halnya. Dalam hal ini
semakin kedudukan seseorang maka semakin banyak hal yang
digunakan sebagai symbol statusnya itu.
e). Self Actualization (aktualisasi diri)
Ini diartikan bahwa setiap manusia ingin mengembangkan
kapasitas mental dan kapasitas kerjanya melalui pengembangan
pribadinya. Oleh karena itu pada tingkatan ini orang
cenderunguntuk selalu mengembangkan diri dari berbuat yang
paling baik (Abraham Maslow dalam Gibson dkk, 1996 : 92).
Kebutuhan Fisik
Kebutuhan Aktualisasi
Kebutuhan Harga Diri
Kebutuhan Sosial
Kebutuhan Keamanan
21
Menurut konsep teori Maslow ini, pemenuhan kebutuhan
bersifat linier, dari satu titik hirarki menuju hierarki yang lain. Hal ini
berarti pemenuhan kebutuhan akan berjalan secara berjenjang
(hierarkis) dari satu tingkat kebutuhan menuju kebutuhan lain yang
tingkatannya lebih tinggi. Artinya setelah satu kebutuhan dapat
terpenuhi maka manusia akan berusaha untuk memenuhi kebutuhan
lain yang lebih tinggi, dan seterusnya.
2) Teori Penguatan (Reinforcement Theory)
Teori ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
M = f ( R & C )
M = Motivasi
R = Reward (penghargaan) - primer/sekunder
C = Consequens (Akibat) - positif/negative
Motivasi seseorang bekerja tergantung pada reward yang
diterimanya dan punishment yang akan dialaminya nanti (Ishak &
Hendri, 2003:35-37).
Penguatan adalah segala sesuatu yang digunakan seorang
pimpinan untuk meningkatkan atau mempertahankan tanggapan
khusus individu. Jadi menurut teori ini, motivasi seseorang bekerja
tergantung pada penghargaan yang diterimanya dan akibat dari yang
akan dialaminya nanti. Teori ini menyebutkan bahwa perilaku
seseorang di masa mendatang dibentuk oleh akibat dari perilakunya
yang sekarang. Jenis reinforcement ada empat, yaitu: (a) positive
reinforcement (penguatan positif), yaitu penguatan yang dilakukan ke
arah kinerja yang positif; (b) negative reinforcement (penguatan
negatif), yaitu penguatan yang dilakukan karena mengurangi atau
mcnghentikan keadaan yang tidak disukai. Misalnya, berupaya cepat-
cepat menyelesaikan pekerjaan karena tidak tahan mendengar atasan
mengomel terus-menerus; (c) extinction (peredaan), yaitu tidak
mengukuhkan suatu perilaku, sehingga perilaku tersebut mereda atau
punah sama sekali. Hal ini dilakukan untuk mengurangi perilaku yang
tidak diharapkan; (d) punishment, yaitu konsekuensi yang tidak
menyenangkan dari tanggapan perilaku tertentu.
22
Reward adalah pertukaran (penghargaan) yang diberikan
perusahaan atau jasa yang diberikan penghargaan, yang secara garis
besar terbagi dua kategori, yaitu: (a) gaji, keuntungan, liburan; (b)
kenaikan pangkat dan jabatan, bonus, promosi, simbol (bintang) dan
penugasan yang menarik. Sistem yang efektif untuk pemberian reward
(penghargaan) kepada para karyawan harus: (a) memenuhi kebutuhan
pegawai; (b) dibandingkan dengan reward yang diberikan oleh
perusahaan lain; (c) di distribusikan secara wajar dan adil; (d) dapat
diberikan dalam berbagai bentuk; (e) dikaitkan dengan prestasi (Ishak
& Hendri, 2003:35-37).
3) Teori Harapan (Expectacy Theory)
Teori ekspetansi menyatakan bahwa motivasi kerja
dideterminasi oleh keyakinan-keyakinan individual sehubungan
dengan hubungan upaya-kinerja, dan di dambakannya berbagai macam
hasil kerja, yang berkaitan dengan tingkat kinerja yang berbeda-beda.
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa teori tersebut berlandaskan
logika: "Orang-orang akan melakukan apa yang dapat mereka lakukan,
apabila mereka berkeinginan untuk rnelakukannya".
Vroom (dalam Winardi, 2002:109-110) berpendapat bahwa :
“Motivasi terhadap kerja merupakan hasil dari ekspektansi kali
instrumentalitas, kali valensi. Hubungan multiplikatif tersebut
berarti bahwa daya tarik motivasional jalur pekerjaan tertentu,
sangat berkurang, apabila salah satu di antara hal berikut:
ekspektansi, jnstrumentalilas, atau valensi mendekati nol.
Sebaliknya agar imbalan tertentu memiliki sebuah dampak
motivasional tinggi serta positif, sebagai hasil kerja, maka
ekspektansi, inslrumentalitas, dan valensi yang berkaitan dengan
imbalan tersebut harus tinggi serta positif”.
Motivasi - Ekspektansi x Instrumen x Valensi (M = E x I x V)
Hubungan antara motivasi seseorang melakukan suatu kegiatan
dengan kinerja yang akan diperolehnya yakni apabila motivasinya rendah
jangan berharap hasil kerjanya (kinerjanya) baik. Motivasi dipengaruhi
23
oleh berbagai pertimbangan pribadi seperti rasa tertarik atau memperoleh
harapan. Istilah-istilah Ekspektansi dipandang dari sudut Perspektif
Manajerial Selain teori ekspektansi di atas, terdapat teori motivasi dengan
model lain yang dirumuskan sebagai berikut:
M={(E - P)} {(P - O) V}
Penjelasannya adalah:
M = Motivasi E = Pengharapan (Expectation)
P = Prestasi (Performance)
O = Hasil (Outcome)
V = Penilaian (Value)
Secara sederhana, dalam teori ini, motivasi merupakan interaksi
antara harapan setelah dikurangi prestasi, dengan kontribusi penilaian
yang dikaitkan dengan prestasi dikurangi hasil. Karena kebutuhan di atas
merupakan generalisasi karena kenyataannya kebutuhan orang tidak
sama, maka dikenai The Expectacy Model yang menyatakan. "Motivasi
adalah fungsi dari berapa banyak yang diinginkan dan berapa besar
kemungkinan pencapaiannya".
Dari konsep yang dikemukakan Maslow, Ishak & Hendri, dan
Winardi di atas maka dapat diturunkan indikator sebagai berikut :
a. Motif (motive) yaitu dorongan dalam diri seseorang untuk melakukan
perbuatan atau tingkah laku dan untuk mencapai tujuan tertentu:
1) Alasan kebutuhan ekonomi
2) Motif ingin cepat naik pangkat
24
3) Motif di akui sebagai anggota organisasi
b. Harapan (expectancy) yaitu kemungkinan dan keyakinan bahwa
dengan perbuatannya akan mencapai tujuan :
1) Harapan untuk maju dan berkembang
2) Harapan akan diperoleh adil dan obyektif
3) Harapan untuk tidak dipecat dengan semena-mena
4) Harapan mendapat penghargaan
c. Insentif (incentive) yaitu : daya tarik dari pimpinan pada bawahan
yang diberikan dengan sengaja untuk memperkuat harapan pegawai
agar dalam diri mereka timbul semangat yang lebih besar untuk
berprestasi.
1) Kenaikan pangkat yang lebih cepat
2) Persyaratan akreditasi jabatan yang lebih mudah
4. Pengaruh Kemampuan Kerja Pegawai Terhadap Kinerja Pegawai
Kemampuan merupakan faktor yang penting yang berasal dari dalam
diri seseorang. Bila seseorang mempunyai kemampuan yang memadai maka
potensi tersebut dimanfaatkan secara optimal untuk prestasi dalam
melaksanakan pekerjaan yang baik. Hal ini senada dengan pendapat
Manullang, (2001:122) tentang perlunya sumber daya manusia yang
berkualitas dalam organisasi yaitu: berhasil tidaknya suatu organisasi dalam
mengemban misinya tergantung pada kemampuan pegawainya dalam
25
melaksanakan tugasnya dengan baik tanpa penyimpangan yang dapat
merugikan organisasi dalam pimpinan.
Dengan demikian, sumber daya manusia yang menjadi inti dari
kemampuan pegawai menjadi sangat penting dalam menunjang keberhasilan
dan kelancaran pekerjaan terutama yang berhubungan dengan kinerja. Tenaga
yang terampil menunjukkan kemampuan pegawai dalam melaksanakan tiap
pekerjaan sangat dibutuhkan agar masing-masing pegawai dapat
menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan pekerjaannya. Hal ini
senada dengan pendapat Steers (1985:152) yang mengatakan bahwa bila
seorang pegawai yang tidak memiliki kemampuan yang dibutuhkan bagi
pekerjaan tertentu, atau bila pekerja itu tidak berminat pada pekerjaan
tersebut, sulit dipercaya tingkat prestasinya akan tinggi. Berkaitan dengan hal
tersebut Steers (1985:205) berikut ini :
“Kinerja adalah tujuan dan pencapaian tujuan individu dengan
menggabungkan diri dalam organisasi dengan maksud mencapai
tujuan pribadi mereka dapat diuraikan (seperti penghasilan, status
pekerjaan yang berarti) secara lebih baik”.
Akhirnya dapat diperoleh suatu pengertian bahwa kinerja pegawai
dapat menunjukkan hasil yang baik, apabila pegawai tersebut memiliki
kemampuan yang memadai yang dibutuhkan oleh pekerjaanya, adanya
kemampuan kerja yang baik dapat memberikan sumbangan yang besar
terhadap keberhasilan suatu pekerjaan.
26
5. Pengaruh Motivasi Pegawai Terhadap Kinerja Pegawai
Motivasi merupakan faktor yang dapat mempengaruhi kinerja
pegawai. Tanpa adanya motivasi dalam bekerja maka pegawai akan kurang
bergairah dan bersemangat yang pada akhirnya akan menyebabkan tugas-
tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya tidak terealisasi secara
optimal. Motivasi timbul karena pegawai merasa belum terpenuhi
kebutuhannya.
Selanjutnya dikatakan oleh Manullang (2001:159) bahwa:
“Besar kecilnya prestasi yang diberikan tergantung dari perealisasian
kebutuhannya. Oleh karenanya daya perangsang pada manusia untuk
memberikan prestasi yang sebesar-besarnya adalah pemenuhan
kebutuhan manusia yang bekerja “
Hal senada diungkapkan oleh Zainal (2005:18) bahwa:
“Kebutuhan-kebutuhan dan kepentingan-kepentingan itu merupakan
kekuatan pendorong bagi mereka untuk menyelenggarakan kegiatan-
kegiatan dalam organisasi. Setiap pegawai akan berusaha mengejar
keberhasilan dalam pemenuhan kebutuhan kepentingan itu akan
memberi manfaat”.
Berdasarkan pendapat diatas, dapat diketahui bahwa pemenuhan
kebutuhan merupakan daya penggerak yang menimbulkan semangat bekerja
pegawai. Karena itu kebutuhan ini akan mendorong seorang pegawai untuk
mengerahkan semua kemampuan serta energi yang dimilikinya demi
mencapai prestasi kerja yang maksimal. Prestasi kerja yang tinggi ini
menunjukkan kinerja yang tinggi pula.
27
6. Pengaruh Kemampuan Kerja Pegawai dan Motivasi Kerja terhadap
Kinerja Pegawai
Pencapaian tujuan dalam suatu organisasi sudah barang tentu menjadi
harapan setiap individu dalam organisasi. Dengan tercapainya tujuan
organisasi, setiap anggota berharap tujuan pribadinya akan terpenuhi. Harapan
tersebut tentunya akan memberikan motivasi tersendiri bagi individu untuk
melaksanakan tugasnya secara baik.
Kemampuan dan motivasi merupakan faktor yang berkaitan erat
dengan pelaksanaan suatu pekerjaan dimana mereka bekerja. Kedua faktor
tersebut berorientasi pada peningkatan kinerja yang mengarah pada
tercapainya tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Duncan (dalam Indrawijaya, 1999:79) mengemukakan pentingnya
faktor kemampuan dan motivasi dalam melaksanakan pekerjaan sebagai
berikut:
“Seseorang yang mempunyai kemampuan rendah, walaupun
mempunyai motivasi tinggi, akan menghasilkan prestasi yang lebih
rendah dibandingkan dengan orang yang mempunyai kemampuan yang
lebih tinggi dengan motivasi yang sama. sebaliknya, seseorang yang
mempunyai kemampuan yang tinggi tetapi dengan motivasi yang lebih
rendah akan menghasilkan prestasi yang lebih rendah dibandingkan
dengan seseorang yang mempunyai kemampuan yang sama tetapi
dengan motivasi yang lebih tinggi. ”
Berdasarkan pendapat diatas dapat diketahui adanya pengaruh yang
kuat antara kemampuan pegawai dan motivasi kerja prestasi kerja pegawai.
Prestasi kerja ini menunjukkan kinerja pegawai. Oleh karena itu untuk
mewujudkan kinerja maka pegawai maka perlu adanya peningkatan
kemampuan pegawai dan motivasi kerja pegawai agar mau bekerja dengan
28
baik. Karena dengan memperhatikan kedua faktor diatas maka suatu
organisasi akan dapat mencapai kinerja yang baik dari pegawainya.
B. Hipotesis
1. Model Verbal
Hipotesis kerja (Hi)
a. Kemampuan Kerja Pegawai (X1) mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap kinerja (Y).
b. Motivasi Kerja (X2) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
kinerja (Y).
c. Kemampuan Kerja Pegawai (X1) dan Motivasi Kerja (X2) secara
bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja
(Y).
Hipotesisi nol (Ho)
a. Kemampuan Kerja Pegawai (X1) tidak mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap kinerja (Y).
b. Motivasi Kerja (X2) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap kinerja (Y).
c. Kemampuan Kerja Pegawai (X1) dan Motivasi Kerja (X2) secara
bersama-sama tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
kinerja (Y).
29
2. Model Geometrik
Gambar 2. Model Geometrik
Keterangan:
X1 = Variabel bebas pertama.
X2 = Variabel bebas kedua.
Y = Variabel terikat.
= Menunjukkan adanya pengaruh.
Kemampuan Kerja
Pegawai (X1)
Motivasi Kerja (X2)
kinerja (Y)
30
BAB III
METODE PENELITIAN DAN ANALISIS
A. Metode Penelitian
1. Sasaran Penelitian
Sasaran dalam penelitian ini adalah pegawai kantor Kecamatan
Banjarmangu Kabupaten Banjarnegara.
2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini mengambil lokasi di wilayah kerja Kecamatan
Banjarmangu Kabupaten Banjarnegara. Pemilihan kantor tersebut sebagai
lokasi penelitian dengan pertimbangan bahwa meskipun berdasarkan hasil
interpretasi capaian kinerja berada pada kategori ”sangat berhasil”, akan
tetapi dari penelitian yang dilakukan diketahui masih ditemukannya
pegawai yang datang ke kantor tidak tepat waktu sebagai salah satu
indikator motivasi kerja dan ada pegawai dengan pendidikan SMP yang
termasuk indikator dari kemampuan kerja, sehingga peneliti tergelitik
ingin mengetahui hasil kinerja pegawai di Kecamatan Banjarmangu
Kabupaten Banjarnegara dan karena jarak lokasi penelitian sangat dekat
dengan rumah peneliti sehingga memudahkan mendapatkan data
penelitian.
3. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode survai yaitu suatu metode penelitian yang mengambil sampel dari
31
populasi serta menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang
pokok (Singarimbun dan Effendi, 2001:3).
4. Jenis data
a. Data Primer yaitu data yang diperoleh dari informasi secara langsung.
b. Data Sekunder yaitu data yang digunakan untuk memperjelas data
primer yang diambil dari dokumen-dokuman yang ada di lokasi
penelitian.
5. Teknik Pengumpulan Data
a. Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiyono,
2005:162). Dalam penelitian ini pemberian skor terhadap masing-
masing pertanyaan sebagai berikut :
Jawaban A mempunyai skor 3
Jawaban B mempunyai skor 2
Jawaban C mempunyai skor 1
b. Observasi
Observasi dapat diartikan sebagai pengamatan dan atau
pencatatan terhadap gejala ataupun subyek penelitian, sehingga
pengumpulan data yang menggunakan teknik observasi juga dilakukan
dengan cara secara sistematis terhadap gejala, peristiwa ataupun
perilaku dari obyek yang diteliti (Poerwanti, 2000:190).
c. Dokumentasi
Metode ini dilakukan dengan mengumpulkan data melalui
arsip-arsip tertulis yang berasal dari berbagai sumber baik yang berasal
dari dinas ataupun departemen tertentu, dapat pula berupa data yang
tersedia pada biro statistik ataupun dokumen sekala, lembaga
32
pemerintah ataupun swasta, serta berbagai sumber yang lain
(Poerwanti, 2000:197).
6. Metode Pengambilan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau
subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang telah
ditetapkan oleh peneliti untuk kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
2005:720). Populasi dalam penelitian ini yaitu Pegawai Kecamatan
Banjarmangu Kabupaten Banjarnegara, sebanyak 34 orang. Sampel
merupakan subset/bagian dari populasi, yang karakteristiknya akan diteliti
dan dianggap bisa mewakili keseluruhan populasi (Sugiyono, 2005:73).
Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan metode
Sampling Jenuh yaitu teknik penentuan sampel apabila semua anggota
populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2005:61). Pegawai kantor
Kecamatan Banjarmangu Kabupaten Banjarnegara, berjumlah 34 orang.
Dengan demikian maka sampel yang diambil adalah seluruh pegawai.
Penelitian dilakukan pada bulan Juni sampai Juli 2009.
7. Teknik Uji Validitas Alat Ukur Penelitian
a. Teknik Uji Validitas Alat Ukur Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode analisis untuk menguji
alat ukur. Penelitian yang digunakan yaitu mengkorelasikan tiap item
pertanyaan. Korelasi yang digunakan adalah korelasi product moment.
Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
33
( )( )
( ){ } ( ){ }∑ ∑∑ ∑∑ ∑∑
−−
−=
2222YYNXXN
yxxyNrxy
(Sugiyono, 1994:213)
Keterangan :
r.xy = Koefisien korelasi antara variabel x dengan variabel y.
X = Skor total dari jawaban responden terhadap variabel x.
Y = Skor total dari jawaban responden terhadap variabel y.
N = Jumlah responden.
Sebagaimana dijelaskan di atas, teknik yang digunakan untuk
menguji validitas instrumen adalah metode analisis butir, yaitu
mengkorelasi antara skor setiap item dengan skor total.
1). Uji Validitas Instrumen untuk Variabel Kemampuan Kerja
Pegawai (X1)
Instrumen kemampuan kerja pegawai terdiri dari 15 butir
pertanyaan dengan nilai koefisien korelasi skor setiap item dengan
skor total instrumen.
2). Uji Validitas Instrumen untuk Variabel Motivasi Kerja (X2)
Instrumen motivasi kerja terdiri dari 13 butir pertanyaan dengan
nilai koefisien korelasi skor setiap item dengan skor total
instrumen.
3).Uji Validitas Instrumen untuk Variabel Kinerja Pegawai (Y)
Instrumen Kinerja pegawai terdiri dari 14 butir pertanyaan dengan
nilai koefisien korelasi setiap item dengan skor totalnya.
34
b. Teknik perhitungan reliabilitas alat ukur penelitian
Uji reliabilitas yang digunakan hanya untuk melihat internal
consistency. Dari alat ukur yang digunakan, hal ini berhubungan
dengan keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti sendiri. Pengujian
reliabilitas ini menggunakan koefisien Alfa cronbanch (dalam Hadi,
1991:56), dengan rumus korelasi:
−−
=vt
vx
M
Mrtt 1
1
Keterangan :
Vx = Variansi butir-butir.
Vt = Variansi total.
M = Jumlah butir.
Variansi butir Vx diperoleh dari menjumlahkan variansi
semua butir, sedangkan variansi total Vt dihitung dari data faktor Y.
Akan tetapi oleh karena baik Vx maupun Vt menggunakan pembagi
yang sama, yaitu N-1 sebagai derajat bebas, maka rumus dapat lebih
disederhanakan lagi:
−=
jkt
ijkx
M
Mrtt
1
Kemudian dari hasil koefisien Alpha yang diperoleh
kemudian dibandingkan dengan r tabel product moment. Jika koefisien
Alpha lebih besar dari r tabel product moment berarti instrumen
penelitian tersebut reliabel, dan jika koefisien Alpha lebih kecil dari r
tabel product moment maka berarti instrumen penelitian yang
35
digunakan tidak reliabel. Instrumen yang reliabel berarti instrumen
yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama,
akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2005:26).
B. Metode Analisis
1. Definisi Konsep dan Operasional
a. Kinerja pegawai
Definisi konsep : kinerja pegawai adalah keadaan tercapainya sasaran
operasional yang dibebankan kepada pegawai sesuai dengan yang
telah direncanakan dan dapat memberikan efek atau manfaat bagi
organisasi dan masyarakat (Siagian, 1998 : 183).
Definisi operasional : keberhasilan pencapaian sasaran dari suatu
catatan hasil kerja atau (out come) yang diperoleh dari suatu fungsi
pekerjaan atau efektivitas pegawai Kecamatan Banjarmangu
Kabupaten Banjarnegara selama periode tertentu.
b. Kemampuan kerja pegawai
Definisi konsep : segala potensi yang dimiliki oleh seorang pegawai
untuk melaksanakan tugas dan pekerjaannya berdasarkan
pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan sehingga menghasilkan
sesuatu yang optimal bagi organisasi
Definisi operasional : kemampuan yang dimiliki oleh pegawai kantor
kelurahan Desa Banjarmangu Kecamatan Banjarmangu Kabupaten
Banjarnegara. untuk melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya,
pengetahuan dan kecakapan dalam melaksanakan tugasnya (Moenir,
2002 : 86).
36
c. Motivasi kerja
Definisi konsep : sebagai suatu kondisi yang menggerakkan manusia
ke arah suatu tujuan tertentu (Fillmore H. Stanford dalam,
Mangkunegara, 2002:93)
Definisi operasional : dorongan setiap pegawai untuk bekerja agar
dapat memenuhi kebutuhan sehingga memberikan kepuasan dan
semangat untuk berprestasi lebih baik untuk organisasi.
Tabel 4. Matriks Definisi Operasional Variabel Penelitian
No VARIABEL DIMENSI INDIKATOR SOAL
1. a. Tingkat
pendidikan
formal
- Pendidikan formal
terakhir
- Daya dukung
pendidikan terhadap
pekerjaan
1,2
b. Tingkat
pendidikan
non formal
- Jenis pendidikan yang
ditempuh
- Lamanya pendidikan
3,4,5
c. Pengalaman
- Frekuensi mutasi kerja
1 unit ke unit
lainnya
- Pengetahuan tentang
tugas yang dihadapi
- Pemahaman tentang
suatu pekerjaan yang
pernah dilakukan
6,7,8,9
Kemampuan
Kerja Pegawai
(X1)
d. Ketrampilan
- Kemampuan dalam
menyelesaiakan
pekerjaan
10-15
2. Motivasi
Pegawai (X2)
a. Motivasi
Internal
- Keinginan untuk
memperoleh kemajuan
dan berkembang
- Keinginan untuk naik
pangkat
- Keinginan untuk
meningkatkan hasil
16-20
37
b. Motivasi
Eksternal
- Adanya pujian dan
penghargaan yang
diperoleh dalam
melaksanakan
pekerjaan
- Adanya kondisi tempat
kerja yang memberikan
rasa aman
- Perlakuan adil dan
wajar terhadap semua
pegawai
- Adanya hubungan baik
antara atasan, rekan
kerja, dan bawahan
- Pemenuhan kebutuhan
pokok dari pendapatan
yang diterima
21-27
3. Kinerja (y)
a. Hasil/kerja
yang dicapai
- Kesesuaian hasil kerja
yang dicapai dengan
rencana yang telah
ditetapkan
- Ketepatan waktu dalam
menyelesaikan tugas
dan pekerjaan
28-31
b. Tingkat
kerjasama
yang terjalin
dalam
pelaksanaan
pekerjaan
- Sesama pegawai dalam
satu unit
- Kerjasama dengan
unit lain
32-34
c. Tingkat
tanggung
jawab
terhadap
pelaksanaan
tugas
- Adanya kesadaran
terhadap hasil
pelaksanaan pekerjaan
- Tidak melempar
kesalahan pada orang
lain
35-37
.
d. Prilaku kerja
pegawai
- Tingkat penguasaan
tugas
- Tingkat kesungguhan
dalam melaksanakan
tugas
38-41
38
2. Teknik Analisis
Teknik Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik analisis kuantitatif yaitu menggunakan rumus statistik karena
dengan pengujian tersebut akan diperoleh hasil, apakah pengaruh variabel
yang akan diteliti itu sistematis. Dengan demikian maka uji statistik yang
digunakan adalah :
a. Tabel Distribusi Frekuensi
Digunakan untuk mengecek apakah jawaban responden atas
satu pertanyaan adalah konsisten dengan jawaban atas pertanyaan
lainnya, selain itu juga untuk mendapatkan deskripsi/ciri atau
karakteristik responden atas dasar analisa satu variabel tertentu,
mempelajari distribusi variabel-variabel penelitian dan menentukan
klasifikasi yang paling baik untuk tabulasi silang. (Singarimbun dan
Efendi, 2001:266).
b. Analisis Kendal
Korelasi Kendall Tau digunakan untuk mencari hubungan dan menguji
hipotesis antara 2 variabel tau lebih bila datanya berbentuk ordinal atau
ranking. Teknik ini digunakan karena dapat dikembangkan untuk
mencari koefisien korelasi parsial. Rumus dasar yang digunakan
adalah sebagai berikut :
( )2
1−ΝΝ
Β−Α=∑ ∑
τ (Sugiyono, 2005:314)
39
Keterangan :
τ = koefisien korelasi kendall tau yang besarnya (-1<0<1)
H = jumlah rangking atas
L = jumlah rangking bawah
N = jumlah anggota sampel
Untuk menguji signifikansi koefisien korelasi digunakan rumus z,
karena distribusinya mendekati normal. Rumus z adalah sebagai
berikut.
( ))1(9
522
−ΝΝ
+Ν=Ζ
τ (Sugiyono, 2005:315)
c. Koefisien Konkordansi Kendall (W)
Fungsinya adalah untuk mengetahui derajat asosiasi antara variabel
bebas pertama dan kedua secara bersama-sama terhadap variabel
terikat. Pengukuran ini dapat bermanfaat dalam mempelajari
reliabilitas salin menetukan dan menguji (Siegel, 1997 :292).
Rumus koefisien Konkordansi Kendall (W)adalah :
( ) ∑
Τ
Τ−Ν−Ν=
kk
sW
32
21
Keterangan :
W = Koefisien Konkordansi Kendall
K = Banyaknya variabel yang diobservasi (banyaknya ranking
perjenjangan)
40
N = Jumlah obyek
S = Jumlah kuadrat deviasi
T = Menjumlahkan harga T untuk semua k ranking
Rumusnya :
12
)3( ttT
−∑=
Keterangan : T = Faktor koreksi
t = Banyaknya observasi dalam suatu kelompok yang
memperoleh angka yang sama untuk ranking
tertentu.
12 = Angka tetap ( kontanta )
Sementara untuk uji signifikasi diguakan koefisien kontunitas atau
chi square, dengan rumus :
( )1121
2
+ΝΝ=
k
sx
Atau WNKx )1(2 −= (Siegel, 1997 : 292)
Keterangan :
K = Banyaknya ranking perjenjangan
N = Jumlah obyek
W = Angka koefisien konkordansi kendall
S = Jumlah kuadrat deviasi
Dengan derajat kebebasan (db) = N-1 (Siegel, 1997:292)
Hasil uji signifikan ini lalu dibandingkan dengan tabel, bila
hasilnya lebih besar dari harga tabel berarti tidak signifikan, dan
41
jika hasilnya lebih kecil dari harga tabel berarti tidak signifikan.
Untuk uji signifikansi koefisien korkondansi kendall ini tergantung
pada besarnya sampel (N).
1). Jika N< 7 maka hasilnya dapa langsung dibandingkan dengan
table pada tingkat signifikansi 0,05. Tabel untuk ini adalah
tabel R.
2). Jika N> 7 maka digunakan rumus x2
= k (N-1) W
Hasil ini baru dapat dilihat pada tabel, apabila hasilnya lebih besar
berarti signifikan. Tabel ini adalah table x2
Dalam penelitian ini, maka yang harus dilakukan sehubungan
dengan hal di atas adalah :
1). Mencari koefisien konkordansi kendall antara variable
kemampuan kerja pegawai, motivasi kerja dan. kinerja
pegawai.
2). Karena dalam penelitian ini n lebih besar dari 7 maka untuk
mencari harga signifikansi digunakan rumus x =k (N-1) W
3). Hasil perhitungan pada nomor dua kemudian dibandingkan
dengan nilai yang terdapat pada table x2 dengan db = N-1.
Apabila hasilnya lebih besar dari pada harga tabel berarti
signifikan.
d. Analisis Regresi
Analisis regresi bermanfaat untuk menggambarkan hubungan sebuah
akibat antara satu atau beberapa variable bebas dengan satu variabel
42
terikat. Hasil dari analisis regresi adalah suatu persamaan matematik
yang berguna untuk melakukan peramalan atau prediksi. Teknik
analisis regresi ordinal. Analisis regresi ordinal digunakan bila variable
yang dianalisis memiliki skala pengukuran ordinal. Tujuan analisis
regresi yang lain adalah untuk mendapatkan model terbaik dan
sederhana untuk menggambarkan hubungan antar variabel. Persamaan
yang dipakai dalam penelitian ini dikenal dengan proportional odds
Model (PO) atau Ordinal Regression Model.
Ciri-cirinya adalah sebagai berikut :
1). Model menjadi stabil atau invariant pada kondisi timbal balik dari
kategori dimana hanya tanda koefisien regresi yang berubah.
2). Keadaan model yang stabil tersebut pada kondisi penempatan atau
collapsibility dari kategori berurutan.
3). Model menghasilkan koefisien regresi yang paling mudah untuk di
tafsirkan.
Adapun persamaan PO tersebut adalah sebagai berikut :
Log ↔+= xjXjXj βαγγ ))}(1/()({
)}exp(1/{)()( xjxjextXj βαβαγ +++=
e. Kriteria penerimaan hipotesis
Ada dua pilihan dalam penerimaan hipotesis yaitu:
1) Menerima hipotesis nol (Ho) yang berarti menolak hipotesis kerja
(Hi).
43
2) Menerima hipotesis kerja (Hi) yang berarti menolak hipotesis nol
(Ho).
Penerimaan dan penolakan dilakukan berdasarkan :
a) Jika hasil perhitungan F test > F tabel maka hipotesis kerja (Hi)
diterima dan hipotesis nol (Ho) diterima.
b) Jika hasil perhitungan F test < F tabel maka hipotesis kerja (Hi)
ditolak dan hipotesis nol (Ho) diterima.
Taraf signifikasi yang digunakan dalam pengujian hipotesis
adalah sebesar 5% atau dengan kata lain tingkat kepercayaannya sebesar
95%. Hal ini berarti penelitian ini mengambil resiko salah dalam
keputusannya sebesar 5% atau benar dalam keputusannya itu sedikitnya
95%.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
1. Gambaran Umum Kecamatan Banjarmangu Kabupaten
Banjarnegara
Secara geografis Kecamatan Banjarmangu terletak di Kabupaten
Banjarnegara, Propinsi Jawa Tengah. Luas wilayah Kecamatan
Banjarmangu Kabupaten Banjarnegara adalah 4.835,607 Ha/13,75 Km2
dengan jumlah penduduk Kecamatan Banjarmangu per akhir Desember
2009 mencapai 42.836 jiwa dengan perincian penduduk laki-laki 21.854
jiwa dan perempuan 20.982 jiwa (Arsip Kantor Kecamatan Banjarmangu
Kabupaten Banjarnegara, 2009).
Secara administrasi Kecamatan Banjarmangu Kabupaten
Banjarnegara memiliki batas-batas kecamatan sebagai berikut :
a. Sebelah Utara : Kecamatan Karangkobar dan Kecamatan
Kalibening
b. Sebelah Barat : Kecamatan Wanadadi dan Punggelan
c. Sebelah Timur : Kecamatan Madukara
d. Sebelah Selatan : Kecamatan Bawang
Adapun jumlah desa di Kecamatan Banjarmangu Kabupaten
Banjarnegara sebanyak 17 desa. Desa-desa tersebut adalah sebagai
berikut :
44
45
Tabel 6. Jarak dari Kecamatan Banjarmangu Kabupaten Banjarnegara
ke Kantor Desa
1 Desa Jenggawar 10. Desa Sijeruk
2 Desa Banjarkulon 11. Desa Prendengan
3 Desa Banjarmangu 12. Desa Pekandangan
4 Desa Rejasari 13. Desa Sigeblog
5 Desa Kesenet 14. Desa Beji
6 Desa Paseh 15. Desa Sipedang
7 Desa Gripit 16. Desa Sijenggung
8 Desa Kendaga 17. Desa Majatengah
9 Desa Kaliunjar
Sumber : Kantor Camat Banjarmangu Kabupaten Banjarnegara 2009.
2. Tugas dan Wewenang Struktur Organisasi
Berdasarkan Keputusan Menteri dalam Negeri Nomor 158 Tahun
2004 tentang Pedoman Organisasi Kecamatan, maka Susunan Organisasi
Kecamatan sebagaimana sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah
Nomor 25 Tahun 2000 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja
Kecamatan Kabupaten Banjarnegara terdiri dari :
a. Camat
b. Sekretariat
c. Seksi Pemerintahan
d. Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum
e. Seksi Pembangunan
f. Seksi Kesejahteraan dan Pemerdayaan
g. Kelompok Jabatan Fungsional.
46
Bagan Struktur Organisasi Kecamatan Banjarmangu Kabupaten
Banjarnegara dapat dilihat pada gambar berikut ini :
BAGAN ORGANISASI KECAMATAN BANJARMANGU KABUPATEN
BANJARNEGARA
Camat membawahi sekretariat, berbagai seksi dan kelompok
jabatan fungsional. Kelompok jabatan fungsional ini dipimpin oleh
seorang tenaga fungsional senior yang ditunjuk oleh camat dan
bertanggung jawab kepada camat. Adapun tugas pokok dan fungsi
masing-masing jabatan adalah sebagai berikut :
1) Camat
SEKSI KESEJAHTERAAN
DAN PEMERDAYAAN
SEKSI
PEMBANGUNAN
Gambar 3. Struktur Organisasi
SEKSI
PEMERINTAHAN
SEKSI
KETENTRAMAN DAN
KETERTIBAN UMUM
CAMAT
SEKRETARIAT
KECAMATAN
KELOMPOK
JABATAN
FUNGSIONAL
SUBAG UMUM
DAN
KEPEGAWAIAN
SUBAG
PERENCANAAN
DAN KEUANGAN
47
Camat mempunyai tugas pokok mengelola sebagian wewenang Bupati
yang dilimpahkan untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah
dan menyelenggarakan tugas umum pemerintahan.
Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Camat mempunyai
fungsi, antara lain :
a. Pelaksanaan sebagian wewenang Bupati untuk menangani sebagian
urusan otonomi daerah.
b. Pengkoordinasian kegiatan pemberdayaan masyarakat.
c. Pengkoordinasian upaya penyelenggaraan ketenteraman dan
ketertiban umum.
d. Pengkoordinasian penerapan dan penegakan peratuaran perundang-
undangan.
e. Pengkoordinasian pemeliharaan prasarana dan fasilitas umum.
f. Pengkoordinasian penyelenggaraan kegiatan pemerintah di tingkat
Kecamatan.
g. Pembinaan penyelenggaraan pemerintahan Desa dan atau
kelurahan.
h. Pelaksanaan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup
tugasnya dan atau yang belum dapat dilaksanakan Pemerintahan
Desa atau kelurahan.
Adapun tugas Camat adalah sebagai berikut :
48
a. Menyusun rencana kegiatan kecamatan sebagai pedoman
pelaksanaan tugas
b. Menjabarkan perintah atasan dan mendistribusikan tugas kepada
bawahan guna memudahkan pelaksanaan tugas.
c. Melaksanakan koordinasi dalam unit kerja, antar unit kerja,
dengan lembaga masyarakat dan atau masyarakat terkait baik
secara formal maupun informal guna memperoleh kesatuan
pendapat.
d. Mengkoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintah di
tingkat kecamatan agar terwujud tertib administrasi pemerintahan
di wilayah kerja kecamatan.
e. Mengkoordinasikan pembinaan penyelenggaraan pemerintahan
desa dan/atau kelurahan terarah, terpadu, dan terlaksana sesuai
ketentuan.
f. Melaksanakan pengambilan sumpah/janji dan Pelantikan Kepala
Desa (Kades), Pimpinan dan Anggita badan Permusyawaratan
Desa (BPD) serta Kepala Sekolah Dasar Negeri di wilayah
kerjanya agar meningkatkan koordinasi.
49
g. Memberikan pertimbangan pengangkatan kepala Kelurahan dan
perangkat Kelurahan di wilayah kerjanya mendasarkan ketentuan
yang berlaku dan kondisi yang ada sebagai bahan pengambilan
kebijakan Bupati.
h. Mengkoordinasikan upaya penyelenggaraan ketenteraman dan
ketertiban umum agar terwujud suasana yang kondusif di wilayah
kerja kecamatan.
i. Mengkoordinasikan penerapan dan penegakan peraturan
perundang-undangan sesuai kewenangannya agar terwujud
supremasi hukum di wilayah kerja kecamatan.
j. Mengkoordinasikan pelaksanaan kewenangan di bidang
pembangunan di tingkat kecamatan berdasarkan ketentuan dan
kondisi yang ada agar efektif, efisien dan bermutu.
k. Mengkoordinasikan pemeliharaan prasarana dan fasilitas umum
guna mewujudkan pelayanan yang optimal kepada masyarakat.
l. Mengkoordinasikan pelaksanaan kewenangan di bidang ekonomi,
bidang pendidikan dan kesehatan, bidang sosial dan pemberdayaan
serta bidang agama di tingkat kecamatan berdasarkan ketentuan
dan kondisi yang ada guna meningkatkan kesejahteraan rakyat di
wilayah kecamatan.
m. Mengkoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat guna
meningkatkan kesejahteraan rakyat di wilayah kecamatan.
50
n. Mengkoordinasikan kegiatan UPT/instansi pemerintah di wilayah
kerjanya berdasarkan ketentuan dan kondisi yang ada guna
terwujudnya sinkronasi pelaksanaan.
o. Menandatangani rekomendasi yang menjadi kewenangan Camat di
wilayah kerjanya mendasarkan pada ketentuan yang berlaku dan
kondisi yang ada sebagai bahan pengambilan keputusan.
p. Menandatangani izin yang menjadi kewenangan Camat di wilayah
kerjanya mendasarkan pada ketentuan yang berlaku dan kondisi
yang ada guna legalisasi.
q. Mengorganisasikan penyelenggaraan pungutan atas pajak dan
retribusi daerah yang menjadi kewenangannya di wilayah kerjanya
mendasarkan pada ketentuan yang ada guna intensifikasi
pendapatan daerah.
r. Mengkoordinasikan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang
lingkup tugasnya dan/atau yang belum dapat dilaksanakan
Pemerintahan Desa atau kelurahan guna meningkatkan kualitas
pelayanan kepada masyarakat di wilayah kecamatan.
s. Mengendalikan kegiatan ketatausahaan kecamatan guna
menunjang kinerja kecamatan.
t. Memberikan bimbingan dan penilaian kinerja bawahan guna
meningkatkan efektivitas dan efesiensi pelaksanaan tugas.
u. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan kecamatan sebagai
pertanggungjawaban.
51
v. Memberikan saran dan pertimbangan kepada atasan sebagai bahan
pengambilan kebijakan.
w. Melaksankan tugas lain sesuai dengan bidang tugasnya demi
pencapaian tujuan organisasi.
2) Sekretaris Kecamatan
Sekretaris Kecamatan mempunyai tugas pokok mengelola urusan
surat-menyurat, kearsipan, rumah tangga, perlengkapan, keuangan dan
kepegawaian dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas kecamatan.
Adapun tugas Sekretaris kecamatan sebagai berikut :
a. Menyusun rencana kegiatan sekretariat sebagai pedoman
pelaksanaan tugas.
b. Menjabarkan perintah atasan dan mendistribusikan tugas kepada
bawahan guna memudahkan pelaksanaan tugas.
c. Melaksanakan koordinasi dalam unit kerja, antar unit kerja,
dengan lembaga masyarakat dan atau masyarakat terkait baik
secara formal maupun informal guna memperoleh kesatuan
pendapat.
d. Mengarahkan pelaksanaan administrasi surat menyurat, kearsipan,
perpustakaan, keprotokolan, administrasi kepegawaian,
perlengkapan dan kerumahtanggaan kecamatan, administrasi
keuangan dan tugas satuan pemegang kas dalam pengurusan gaji
52
dan penghasilan lain pegawai serta dalam pembiayaan kegiatan
sesuai ketentuan yang berlaku.
e. Menyampaikan informasi kebijakan strategis kecamatan kepada
pihak yang berkepentingan untuk mewujudkan komunikasi yang
sinergis.
f. Membuat rencana kebutuhan barang kecamatan, rencana
mekanisme kerja dan tata ruang kantor serta rencana anggaran
guna memperlancar pelaksanaan tugas kecamatan.
g. Memberikan petunjuk penyusunan perencanaan beserta
anggarannya kepada pimpinan kegiatan agar dapat memberi bahan
usulan perencanaan kegiatan yang sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
h. Mengkoordinasikan penyelenggaraan penysuanan dan penelitian
dokumen perencanaan dan pelaporan termasuk di dalamnya
Akuntabilitas kinerja Instansi pemerintah/ Laporan Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP/LAKIP) serta monitoring dan
evaluasi kegiatan kecamatan untuk mengetahui kesesuaian dengan
program kecamatan dan standar indeks biaya.
i. Melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan program kerja
satuan organisasi untuk mengetahui kesesuaiannya dengan
program kerja beserta permasalahannya.
53
j. Memeriksa pelaksanaan bawahan, memberikan bimbingan dan
penilaian kinerja bawahan guna meningkatkan efektivitas dan
efesiensi pelaksanaan tugas.
k. Membuat laporan pelaksanaan tugas sekretariat sebagai
pertanggungjawaban.
l. Memberikan saran dan pertimbangan kepada atasan sebagai bahan
pengambilan kebijakan.
m. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan bidang tugasnya demi
pencapaian tujuan organisasi.
3) Kepala Seksi Pemerintahan
Kepala Seksi Pemerintahan mempunyai tugas pokok mengelola
bidang pemerintahan dan bidang pertanahan di tingkat kecamatan
berdasrkan ketentuan dan kondisi yang ada guna terwujudnya tertib
administarasi pemerintahan dan pertanahan di kecamatan. Adapun
uraian tugas Kepala Seksi Pemerintahan sebagai berikut :
a. Menyusun rencana kegiatan Seksi Pemerintahan sebagai pedoman
pelaksanaan tugas.
b. Menjabarkan perintah atasan dan mendistribusikan tugas kepada
bawahan guna memudahkan pelaksanaan tugas.
c. Melaksankan koordinasi dalam unit kerja, antar unit kerja, dengan
lembaga masyarakat dan atau masyrakat terkait baik secara formal
maupun informal guna memperoleh kesatuan pendapat.
54
d. Menyelenggarakan pelaksanaan pembinaan ideologi negara dan
kesatuan bangsa di wilayah kerjanya melalui kegiatan penyuluhan,
pelaksanaan peringatan hari besar keagamaan dan kegiatan lain
dalam rangka meningkatkan rasa nasionalisme rakyat.
e. Mengkoordinasikan kegiatan UPT/instansi pemerintah di wilayah
kerjanya yang melaksanakan tugas berkaitan dengan bidang
pemerintahan berdasrkan ketentuan dan kondisi yang ada guna
terwujudnya sinkronisasi pelaksanaan.
f. Memfasilitasi penyelenggaraan Pemelihan Kades dan BPD di
wilayah kerjanya melalui pemeberian penjelasan, pendampingan
dan cara lain agar terlaksana dengan baik dan sesuai dengan
ketentuan.
g. Memfasilitasi pelaksanaan PengambilanSumpah/Janji dan
Pelantikan Kades serta Pimpinan dan Anggota BPD di wilayah
kerjanya guna mewujudkan hubungan yang harmonis antara
kecamatan dan desa.
h. Menyelenggarakan pemberian fasilitasi penyusunan Lporan
Pertanggungjawaban Kades di wilayah kerjanya agar sesuai
dengan ketentuan yang berlaku sebagai bahan pertimbangan
penilaian Laporan Pertanggungjawaban Kades.
i. Memfasilitasi penyelenggaraan kerjasama antar desa dan
penyelesaian perselisihan antar desa di wilayah kerjanya dengan
55
memberikan konsultasi, pertemuan serta cara lain guna
terwujudnya keuntungan bersama.
j. Memfasilitasi penataan desa/kelurahan di wilayah kerjanya guna
terwujudnya desa/kelurahan yang efektif,efesiensi dan rasional.
k. Membina Perangkat Desa/Kelurahan di wilayah kerjanya dalam
melaksanakan tugas di bidang pemerintahan melalui pelaksanaan
lomba/penilaian desa/kelurahan tingkat kecamatan, penyuluhan
dan kegiatan lainnya guna meningkatkan kinerja organisasi desa
dan kelurahan.
l. Memfasilitasi pengisian perangkat desa di wilayah kerjanya
dengan memberikan petunjuk pelaksanaan agar terlaksana sesuai
ketentuan.
m. Memfasilitasi penyusunan Peraturan Desa di wilayah kerjanya
dengan memberikan konsultasi agar sesuai dengan ketentuan yang
ada.
n. Menyelenggarakan inventarisasi aset daerah atau kekayaan Daerah
lainnya yang ada di wilayah kerjanya sebagai bahan informasi.
o. Menyusun bahan pertimbangtan pemberian izin berkaitan dengan
bidang pemerintahan dan pertanahan yang menjadi kewenangan
camat di wilayah kerjanya mendasarkan pada ketentuan yang
berlaku dan kondisi yang ada sebagai bahan pengambilan
keputusan.
56
p. Memberikan pertimbangan pengangkatan Kepala Kelurahan dan
perangkat Kelurahan di wilayah kerjanya mendasarkan ketentuan
yang berlaku dan kondisi yang ada sebagai bahan masukan
pembuatan usulan atasan.
q. Menyelengarakan pengawasan atas tanah-tanah negara dan tanah
aset pemerintah daerah di wilayah kerjanya melalui peninjauan
lapangan, hasil laporan dan cara lain untuk mengetahui kesesuaian
dengan peruntukkannya.
r. Memfasilitasi pelaksanaan pembebasab tabah milik dan pelepasan
hak yang akan dipergunakan untuk kepentingan pembangunan
serta peralihan status tanah dari tanah negara menjadi hak milik di
wilayah kerjanya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
s. Menyelenggarakan monitoring dan inventarisasi terhadap setiap
kegiatan yang berkaitan dengan penggunaan tanah terlantar, tanah
negara bebas dan tanah timbul di wilayah kerjanya sebagai bahan
informasi.
t. Menyelenggarakan pungutan atas pajak dan retribusi Daerah
berkaitan dengan bidang pemerintahan dan pertanahan yang
menjadi kewengannya di wilayah kerjanya mendasarkan pada
ketentuan yang ada guna intensifikasi pendapatan daerah.
57
u. Memriksa pelaksanaan tugas bawahan, memberikan bimbingan
dan penilaian kinerja bawahan guna meningkatkan efektivitas dan
efesiensi pelaksanaan tugas.
v. Membuat laporan tugas Seksi Pemerintahan sebagai
pertanggungjawaban.
w. Memberikan saran dan pertimbangan kepada atasan sebagai bahan
pengambilan kebijakan.
x. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan bidang tugasnya demi
pencapaiasn tujuan organisasi.
4) Kepala Seksi Ketenteraman dan Ketertiban Umum
Kepala Seksi Ketenteraman dan Ketertiban Umum mempunyai tugas
pokok mengkoordinasikan upaya penyelenggaraan ketenteraman dan
ketertiban umum serta mengkoordinasikan penerapan dan penegakan
Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati di kecamatan mendasarkan
ketentuan dan kondisi yang ada. Adapun uraian tugas Kepala Seksi
Ketenteraman dan Ketertiban Umum sebagai berikut :
a. Menyusun rencana kegiatan Seksi Ketenteraman dan Ketertiban
Umum sebagai pedoman pelaksanaan tugas.
b. Menjabarkan perintah atasan dan mendistribusikan tugas kepada
bawahan guna memudahkan pelaksanaan tugas.
c. Melaksanakan koordinasi dalam unit kerja, anatar unit kerja,
dengan lembaga masyrakat dan atau masyarakat terkait baik secara
formal maupun informal guna memperoleh kesatuan pendapat.
58
d. Membina ketenteraman dan ketertiban serta kemasyarakatan di
wilayah kerjanya melalui penyuluhan, pemantauan, peninjauan
lapangan dan cara lain guna terwujudnya masyarakat yang aman
dan terkendali.
e. Menyelenggarakan pembinaan kesatuan Polisi Pamong Praja dan
Perlindungan masyarakat di wilayah kerjanya melalui pembinaan
kesempatan fisik, pembinaan personil, pengarahan dan cara lain
guna terbentuknya anggota Polisi Pamong Praja dan anggota
Perlindungan Masyrakat yang profesional.
f. Menyelenggarakan penegakkan pelaksanaan Peratuan Daerah dan
Peraturan Bupati di wilayah kerjanya sesuai dengan kewenagannya
guna dipatuhinya Peraturan Daerah.
g. Menyelenggarakan operasi terhadap gangguan ketenteraman dan
ketertiban umum serta pelanggaran Peraturan daerah dan Peraturan
Bupati guna memulihkan ketenteraman dan ketertiban masyarakat.
h. Menyelenggarakan pembinaan, pengawasan dan pemeliharaan
ketenteraman dan ketertiban umum guna terwujudnya
ketenteraman dan ketertiban yang kondusif.
i. Menyelenggarakan pendapatan dan analisis data menyangkut
peristiwa ketenteraman dan ketertiban umum sebagai bahan
perumusan kebijakan teknis dan informasi.
j. Menyelenggarakan pengamanan baik secara terbuka maupun
tertutup terhadap pejabat dan aset milik Pemerintah daerah sesuai
59
dengan penugasan serta pengamanan pelaksanaan Hari Raya
Nasional, keramaian umum/massa, upacara dan kegiatan resmi
Pemerintah daerah di wilayah kerjanya guna tercapainya
keselamatan dan keamanan.
k. Membantu pelaksanaan pengawalan terhadap pejabat/tamu resmi
Pemerintah daerah di wilayah kerjanya guna terwujudnya
kelancaran dan keselamatan yang bersangkutan.
l. Menyelenggarakan tindakan represif non yustisial terhadap warga
masyarakat di wilayah kerjanya yang tidak melaksanakan
kewajibannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
m. Menyelenggarakan dokumentasi produk hukum daerah dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagai pedoman
pelaksanaan tugas.
n. Menyelenggarakan pembinaan terhadap warga masyarakat yang
mengganggu ketenteraman dan ketertiban dan atau yang
melanggar ketentuan yang berlaku guna meningkatkan kepatuhan
masyarakat.
o. Menyelenggarakan peningkatan kesadaran masyarakat di bidang
ketenteraman dan ketertiban umum serta penegakkan Peraturan
Daerah dan Peraturan Bupati di wilayah kerjanya melalui kegiatan
penyuluhan, pemberian buletin atau cara lain guna meningkatkan
peran serta masyarakat dalam menjaga ketertiban masyarakat.
60
p. Menyelenggarakan penyelidikan, penyidikan, pengusutan dan
penyerahan berkas ats pelanggaran Peraturan Daerah dan
Peraturan Bupati sesuai dengan ketentuan dan prosedur yang
berlaku.
q. Menyelenggarakan tindakan lain terhadap pelanggaran Peraturan
Daerah dan Bupati yang menurut hukum dapat dipertanggung
jawabkan guna terciptanya ketertiban umum.
r. Menyusun badan bahan pertimbangan pemberian izin berkaitan
dengan ketertiban umum yang menjadi kewenangan Camat di
wilayah kerjanya merdasarkan pada kententuan yang berlaku dan
kondisi yang ada sebagai bahan pengambila keputusan.
s. Memberikan bimbingan dan penilaian kinerja bawahan guna
meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan tugas.
t. Membuat laporan pelaksanaan tugas Seksi Ketentraman dan
ketertiban sebagai pertanggungjawaban.
u. Memberikan saran dan pertimbangan kepada atasan sebagai bahan
pengambilan kebijakan.
v. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan bidang tugasnya demi
pencapaian tujuan organisasi.
4) Kepala Seksi Pembangunan
Kepala Seksi Pembangunan mempunyai tugas pokok mengelola
bidang pembangunan di tingkat kecamatan berdasarkan ketentuan dan
61
kondisi yang agar efektif, efisien dan bermutu. Adapun uraian tugas
kepala Seksi Pembangunan sebagai berikut :
a. Menyusun encana kegiatan Seksi Pembangunan sebagai
pelaksanaan tugas.
b. Menjabarkan perintah atasan dan mendistribusikan tugas kepada
bawahan guna memudahkan pelaksanakan tugas.
c. Melaksanakan koodinasi dalam unit kerja, antar unit kerja, dengan
lembaga masyarakat terkait baik secara formal maupun informal
guna memperoleh kesatuan pendapat
d. Mengkoorinasikan penyelenggaraan pembangunan diwilayah
kerjanya melalui pemberian konsultasi an informasi agar
terwujudnya sinkronasi pelaksanaan pembangunan.
e. Mengkoordinasikan penanggulangan terjadinya pencemaran dan
kerusakan lingkungan diwilayah kerjanya guna terwujudnya
sinkronasi pelaksanaan.
f. Menyelenggarakan pembinaan pelaksanaan pengelolaan sampah
oleh masyarakat di wilayah kerjanya agar efektif dan efisien
g. Menyelenggarakan pungutan atas pajak dan retribusi Daerah
berkaitan dengan bidang pembangunan yang menjadi
kewenagannya diwilayah kerjanya mendasarkan pada ketentuan
yang ada guna intensifikasi pendapatan daerah.
h. Menyelenggaraan pendapatan dan penetiban kendaraan tidak
bermotor, bengkel kendaraan tidak bermotor dan bengkel
62
kendaraan bermotor di wilayah kerjanya mendasarkan ketentuan
yang dalam rangka peningkatan ketertiban administrasi kendaraan
tidak bermotor dan perbengkelan.
i. Menyelenggarakan pemantauan kondisi pohon pelindung jalan
kabupaten di wilayah kerjanya ssebagai bahan laporan dan upaya
tindak lanjut dinas terkait guna menjaga keamanan dan
kenyamanan pengguna jalan
j. Menyelenggarakan kegiatan pencegahan atas pengambilan
sumberdaya alam tanpa izin dan dapat menggangu serta
membaqhayakan lingkungan hidup di wilayah kerjanya dengan
memberikan peringatan baik lisan maupun tertulis guna
menghindari kerusakan lingkungan.
k. Menyelenggarakan pengawasan penambang di wilayah kerjanya
melalui pemantauan, peninjauan lapangan atau dengan cara lain
untuk mengetahui kesesuaian dengan izin yang telah diberikan
l. Menyelenggarakan pegawasan pemasangan lampu peneraagan
jalan diwilayah kerjanya dengan membandingkan titik
pemasangan dan lampu peneranganjalan yang ada sebagai bahan
laporan dan upaya tindak lanjut.
m. Mengkoordinasikan pelaksanaan pembangunan swadaya
masyarakat di wilayah kerjanya agar terwujudnya sinkronisasi
pelaksanaan.
63
n. Mengkoordinasikan kegiatan UPT / instansi pemerintah di
wilayah kerjanya yang melaksanakan tugas berkaitan dengan
bidang pembangunan berdasarkan ketentuan dan kondisi yang ada
guna terwujudnya sinkronisasi pelaksanaan dan sasaran.
o. Menyelenggarakan teguran bagi masyarakat yang melaksanakan
pembangunan yang tidak sesuai dengan ketentuan dengan bidang
pembanguan yang tidak sesuia dengan ketentuan agar terwujud
tata ruang( banguan ) sesuai dengan ketentuan.
p. Menyusun bahan pertimbangan pemberian izin berkaitan dengan
bidang pembangunan yang menjadi kewenangan Camat di
wilayah kerjanya mendasarkan pada ketentuan yang berlaku dan
kondisi yang ada sebagai bahan pengambilan keputusan.
q. Memberikan bimbingan dan penilaian kerja bawahan guna
meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan tugas .
r. Membuat laporan pelaksanaan tugas Seksi pembangunan sebagai
pertanggungjawaban.
s. Memberikan saran dan pertimbangan kepada atasan sebagai bahan
pengambilan kebijakan.
t. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan bidang tugasnya demi
pencapaian tujuan organisasi.
5) Kepala Seksi Kesejahteraan dan Pemberdayaan
Kepala Seksi Kesejahteraan dan Pemberdayaan mempunyai tugas
pokok mengelola bidang ekonomi, biodang ketenagakerjaan, bidang
64
pendidikan dan kesehatan, bidang social dan pemberdayaan serta
bidang agama di tingkat kecamatan berdasarkan ketentuan dan kondisi
yang ada guna meningkatkan kesejahteraan rakyat di tingkat
kecamatan. Adapun uraian tugas Kepala Seksi Kesejahteraan dan
Pemberdayaan sebagai berikut :
a. Menyusun rencana kegiata Seksi Kesejahteraan dan
pemberdayaan sebagai pedoman pelaksanaan tugas.
b. Menjabarkan perintah atasan dan mendistribusikan tugas
kepada bawahan guna memuahkan pelaksanaan tugas.
c. Melaksaakan koordinasi dalam unit kerja, antar init kerja,
dengan lembaga masyarakat dan atau masyarakat terkait baik
secatra formal mauoun informal guna memperolrh kesatuan
pendapat.
d. Memfasilitasi pengembangan perekonomian desa / kelurahan
di wilayah kerjanya melalui pemberian informasi potensi
pengembangan ekonomi desa/kelurahan.
e. Membina dan mengembagkan serta memantau kegiatan
eridustrian, perdangan perdagan pertambangan,
kepariwisataan, erkoprasian, Usaha Kecil Menengah (UKM )
dan golongan ekonomi lemah, peternakan, pertanian,
perkebunan dan perikanan di wilayah kerjanya guna
mempercepat peningkatan kesejah teraan masyarakat.
65
f. Menyeleggarakan pendataan dan pengawasan Usaha
Penggilingan padi dan penyosohan Beras, Usaha
Penggergajian Kayu di wilayah kerjanya sebagai bahan
informasi dan upaya tidak lanjut.
g. Menyelenggarakan pendataan dan pegawasan pedagang kaki
lima di wilayah kerjanya sebagai bahan informasi dan upaya
tindak lajutterhadap pelanggaran.
h. Memfasilitasi pengelolaan pasar di wilayah kerjanya sesuai
dengan kewenagannya mendasarkan pada ketentuan yang
berlaku guna meningkatkan efektivitas dan efisiensi
pengelolaan pasar.
i. Menyelenggarakan monitoring harga Sembilan bahan pokok,
barang penting dan barang umum lainya di wilayah kerjanya
sebagai bahan informasi dan laporan.
j. Mengawasi penyaluran dan pengambilan kredit program
produksi pertanian di wilayah kerjanya untuk mengetahui
kessesuaian dengan ketentuan yang ada dan keberhasilanya.
k. Memfasilitasi penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini
dan Pedidikan Dasar di wilayah kerjanya guna optimalisasi
Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar.
l. Memfasilitasi pelaksanaan penggunaan (regrouping) Sekolah
Dasar di wilayah kerjanya agar lebih efektif dan efisien.
66
m. Mengkoordinasikan pendataan Anak Usia Sekolah Kurang
Mampu (AUSKM) di wilayah kerjanya agar terwujud
sinkronisasi data.
n. Membina dan mengawasi kegiatan program pendidikan,
generasi muda, keolahragaan, kebudayaan, kepramukaan serta
peran wanita di wilayah kerjanya guna meningkakan prestasi
sera sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
o. Menyelenggarakan koordiasi kegiatan program kesehatan
masyarakat di wilayah kerjanya sinkronasi pelayanan
masyarakat.
p. Menyelenggarakan koodiasi pemenuhan sarana pendidikan dan
pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya sesuai kewenanganya
guna sinkronasi pelayaan pendidikan dan kesehatan.
q. Menyelenggarakan pelayanan yang berkaitan dengan
administrasi kependudukan dan catatan sipil di wilayah
kerjanya dalam rangka mempermudah masyarakat memperoleh
surat/akta kependudukan.
r. Menyelenggatrakan pelaksanaan pencegahan dan
penanggulangan penyalahgunaan obat, narkotika, psikotropika,
zat adiktif dan bahan berbahaya di wilayah kerjanya sesuai
dengan kewenangannya melalui penyuluhan, pemberian
pamflet dan cara lain guna menciptakan generasi muda yang
berkualitas.
67
s. Menyelenggarakan pelantikan dan pengambilan sumpah
Kepala Sekolah Dasar Negri I wilayah kerjanya guna
meningkatkan koordinasi operasional di bidang pendidikan.
t. Memfasilitasi dan mengembangkan ketenagakerjaan sesuai
engan kewenanganya di wilayah kerjanya guna optimalisasi
pelayana di bidag kereagakerjaan.
u. Menyelengarakan penyebarluasan informasi pasar kerja di
wilayah kerjanya guna optimalisasi pelayana di bidag
kereagakerjaan.
v. Meyelenggarakan pengawasan ketenaga kerjaansesuai
kewenaganya di wilayah kerjanya sebagai baan laporan.
w. Menyelenggarakan pelayanan informasi dan pendataran calon
transmigran di wilayah kerjanya dalam ragka mempermuda
masyarakat memperoleh informasi.
x. Menyelenggarakan pelayanan Kartu pencari Kerja/Kartu
Kuning di wilayah kerjanya sesuai prosedur yang berlaku
dalam rangka mempermudah masyarakat memperoleh
pelayanan Kartu pencari Kerja.
y. Membina kegiatan pemberdayaan masyarakat di wilayah
kerjanya dalam rangka mencapai kesejahteraan rakyat.
z. Memfasilitasi kegiatan organisasi social/kemasyarakatan yang
terkait dengan bidang kesejahteraan rakyat di wilayah kerjanya
68
dalam rangka meningkatkan peran serta masyarakat dalam
pembagunan.
aa. Memfasiliasi kegiatan seni dan budaya melalui pelaksanaan
lomba, gelar budaya atau dengan cara lain guna
pengembanganya budaya di wilayah kerjanya.
bb. Menyeleggarakan penanganan secara darurat kepada korban
bencana alam di wilayah kerjanya guna meminimalkan
kerugian.
cc. Menyelenggarakan penanggulangan masalah sosial di wilayah
kerjanya guna terwujudnya masyarakat yang damai.
dd. Menyelenggarakan fasilitasi pembinaan kerukunan hidup umat
beragama di wilayah kerjanya melalui pertemuan antar tokoh
agama dan kegiatan lain agar terwujud suasana kehidupan
yang sejuk dan damai.
ee. Mengkoordiasikan kegiatan UPT/instansi pemerintah di
wilayah kerjanya yag melaksanakan tugas berkaitan dengan
bidang perekonomian dan kesejahteraan rakyat berdasarkan
ketentuan dan kondisi yang ada guna terwujudnya sinkronasi
pelaksanaan.
ff. Menyelenggarakan pungutan atas pajak dan retribusi Daerah
yang berkaitan dengan biang ekonomi ang menjadi
kewenanganya di wilayah kerjanya menasarkan pada ketentuan
yang ada guna inten sifikasi pendapatan daerah.
69
gg. Menyusun baan pertimbangan pemberian izin berkaitan
dengan bidang ekonomi, pendidikan, keseatan, sosial dan
kesejahteraan rakyat yang menjadi kewenangan Camat di
wilaya kerjanya mendasarkan pada ketentuan yang berlaku dan
kondisi yang ada sebagai bahan pengambilan keputusan.
hh. Memberikan bimbingan dan penilaian kinerja bawahan guna
meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan tugas.
ii. Membuat laporan pelaksanaan tugas Seksi Kesejahteraan da
pemberdayaan sebagai pertanggungjawaban.
gg. Memberikan saran dan pertimbangan kepada atasan sebagai
bahan pengambilan kebijakan.
hh. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan bidang tugasnya demi
pencapaian tujuan organisasi.
6) Kelompok Jabatan Fungsional
Adapun Kelompok Jabatan Fungsional sebagai berikut :
a. Kelompok abatan ungsional mempunyai tugas melaksanakan
kegiatan yang menunjang pelaksanaan tugas kecamatan sesuai
dengan keahlian masing-masing berdasarkan ketentuan yang
berlaku.
b. Jumlah jabatan fungsional ditentukan berdasrkan sifat, jenis dan
beban kerja.
c. Pembinaan teradap ternaga fungsional dilakukan sesuai dengan
ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
70
7) Camat dalam melaksanakan tugasnya berdasarkan kebijakan yang
ditetapkan oleh Bupati. Dalam melaksanakan tugasnya , camat
Sekretaris Keamatan, para Kepala Seksi dan kelmpok Jabatan
fungsional wajib menerapkan prinsipkoordinasi, integrasi, sinkroasi,
dan simplifikasi secara vertical dan horizontal, baik dalam lingkungan
masing-masing maupun dengan unit kerja lainya sesuai dengan tugas
pokokya. Adapun tugas pokokya sebagai berikut ;
a. Setiap pimpinan satuan organisasi dalam lingkugan kecamatan
bertanggung jawab memimpi an mengkoordinasikan bawaannya
serta memberikan bimbingan dan petujuk bagi pelaksanaan tugas.
b. Setiap pimpinan satuan organisasi arus menaati perintah petunjuk
atasan dan bertanggungjawab kepada atasan masing-masing sserta
menyampaikan laporan berkala tepat pada waktunya.
c. Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan satuan organisasi dari
bawaannya wajib diolah dan dipergunakan sebagai baan untuk
enyusunan laporan lebih lanjut dan untuk memberikan petunjuk
kepada bawaanya.
d. Dalam menyampaikan laporan masing-masing kepada atasan
tembusan laporan wajib disampaikan kepada satuan organisasi
lain yang seara fungsionalmempunyai hubungan kerja.
e. Dalam melaksaakan tugas setiap pimpinan satuan organisasi
dibantu oleh satuan organisasi dibawahnya dan alam rangka
71
pemberian bimbingan kepada bawahannya masing-masing wajib
megadakan rapat berkala.
8) Para kepala seksi dan Ketua Kelompok Jabatan funsional pada
kecamatan menyampaikan laporan tersebut Sekertaris Keamatan
menyusun laporan berkala Camat. Adapun ketentuan lain-lain :
a. Jenis izin dan pjak/retribusi Daerah yang pelayanannya
dilaksanakan oleh keamatan sebagaimana terantum dalam
lampiran II yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
Peraturan Bupati ini.
b. Persyaratan dan mekanisme pelayanan izin serta pemungutan
pajak/retribusi yang pelayananya dilaksanakan oleh kecamatan
berpedoman pada petunjuk pelaksanaannya.
c. Rician tugas jabatan structural dan uraian tugas jabatan fungsional
umum ditetapkan lebih lanjut dengan Peraturan amat berdasarkan
formasi jabatan yang dietapkan dengan Peraturan Bupati.
d. Pembentukan Sub-sub Kelompok jabatan fungsioal diteapkan
lebih lanjut dengan Peraturan Camat berdasarkan jumla, sifa, jenis
dan beban kerja.
B. Karakteristik Responden
Penelitian ini mengambil seluruh pegawai Kecamatan Banjarmangu
Kabupaten Banjarnegara sebagai subyek penelitian. Untuk lebih memperjelas
gambaran subyek penelitian serta untuk lebih memperkuat analisa hasil
72
penelitian maka perlu menjabarkan terlebih dahulu karakterisik responden
penelitian. Subyek penelitian ini sendiri berjumlah 34 orang, dan berdasarkan
hasil kuesioner yang di sebar di lapangan menunjukan bahwa masing-masing
responden memiliki identitas ataupun karakter yang berbeda satu sama lian.
Sehingga perlu diklasifikasikan dan dideskripsikan agar dapat dipahami
dengan baik.
Pembahasan karakter responden ini dipilih menjadi tiga bagian yaitu
umur, jenis kelamin dan pendidikan terakhir. Gambaran umum responden
berdasarkan umur dapat dilihat pada data di bawah ini.
Tabel 5. Gambaran Umum Responden Berdasarkan Umur.
No Umur Jumlah
(Orang)
Persentase
1 31-35 3 8,82 %
2 36-40 14 41,18 %
3 41-45 6 17,65 %
4 46-50 6 17,65 %
5 >50 5 14,71 %
Jumlah 34 100,00 %
Sumber : Data Primer Diolah, Tahun 2010
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sebagian besar pegawai
yang menjadi responden berumur antara 36- 40 tahun yaitu sebanyak 14 orang
responden (41,18%). Sedangkan frekuensi terendah untuk umur responden
yaitu umur antara 31-35 tahun sebanyak 3 orang (8,82%).
73
Tabel 6. Gambaran Umum Responden Berdasarkan Pendidikan.
No Pendidikan Jumlah
(Orang)
Persentase
1 SMP 3 8,82 %
2 SLTA 18 52,94 %
3 Sarjana Muda 4 11,76 %
4 S1 9 26,47 %
Jumlah 34 100,00 %
Sumber : data primer diolah
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sebagian besar pegawai
yang menjadi responden lebih banyak memiliki latar belakang pendidikan
SLTA yaitu sebanyak 18 orang responden (52,94%). Responden yang
berpendidikan S1 sebanyak 9 orang (26,47%), sarjana muda (SM) sebanyak 4
orang (11,76%), sedangkan frekuensi terendah adalah pendidikan SMP
sebanyak 3 orang (8,82%).
Gambaran umum responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat
pada Tabel 7 berikut ini.
Tabel 7. Gambaran Umum Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah Persentase
1. Laki-laki 22 64,71 %
2. Perempuan 12 35,29 %
Jumlah 34 100,00 %
Sumber : Data Primer Diolah, Tahun 2010
Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar pegawai yang
menjadi responden adalah laki-laki yaitu sebanyak 22 orang atau 64,71%
sedangkan 12 responden lainnya atau 35,29% berjenis kelamin perempuan.
74
C. Uji Validitas dan Reliabilitas
1. Uji Validitas
Untuk melakukan pengujian tersebut dilakukan dengan bantuan
komputer dengan menggunakan program SPSS for windows (lampiran 2).
Pada tabel 8 berikut akan disajikan hasil uji validitas variabel kemampuan
kerja pegawai yaitu :
Tabel 8. Uji Validitas Variabel Kemampuan kerja pegawai
Pertanyaan Hasil Uji Validitas r tabel Keterangan
1 0,501 0,302 Valid
2 0,491 0,302 Valid
3 0,515 0,302 Valid
4 0,527 0,302 Valid
5 0,832 0,302 Valid
6 0,755 0,302 Valid
7 0,502 0,302 Valid
8 0,538 0,302 Valid
9 0,540 0,302 Valid
10 0,488 0,302 Valid
11 0,648 0,302 Valid
12 0,501 0,302 Valid
13 0,566 0,302 Valid
14 0,578 0,302 Valid
15 0,576 0,302 Valid
Sumber : Data Primer Diolah.
Dari tabel 8 dapat diketahui hasil uji validitas dari pertanyaan pada
variabel kemampuan kerja pegawai untuk penilaian kinerja pegawai di
Kantor Kecamatan Banjarmangu Kabupaten Banjarnegara. Nilai koefisien
setiap pertanyaan lebih besar dari r tabel 0,403. Dengan demikian dapat
dikatakan semua pertanyaan dalam variabel kemampuan kerja pegawai
adalah valid, artinya pertanyaan-pertanyaan pada variabel kemampuan
kerja pegawai dapat dijadikan instrumen penelitian.
75
Untuk mengetahui hasil uji validitas variabel motivasi kerja dapat
dilihat pada tabel 9 berikut ini.
Tabel 9. Uji Validitas Variabel Motivasi kerja
Pertanyaan Hasil Uji Validitas r tabel Keterangan
1 0,448 0,302 Valid
2 0,439 0,302 Valid
3 0,461 0,302 Valid
4 0,471 0,302 Valid
5 0,744 0,302 Valid
6 0,676 0,302 Valid
7 0,449 0,302 Valid
8 0,481 0,302 Valid
9 0,483 0,302 Valid
10 0,436 0,302 Valid
11 0,579 0,302 Valid
12 0,448 0,302 Valid
Sumber : Data Primer Diolah.
Dari tabel 9 dapat diketahui nilai validitas dari pertanyaan pada
variabel motivasi kerja untuk penilaian kinerja pegawai di Kantor
Kecamatan Banjarmangu Kabupaten Banjarnegara. Nilai koefisien setiap
pertanyaan lebih besar dari r tabel 0,403. Dengan demikian dapat
dikatakan semua pertanyaan dalam variabel motivasi kerja adalah valid,
artinya pertanyaan-pertanyaan pada variabel motivasi kerja dapat dijadikan
instrumen penelitian.
Untuk mengetahui hasil uji validitas variabel kinerja pegawai dapat
dilihat pada tabel 10 berikut ini.
76
Tabel 10. Uji Validitas Variabel Kinerja pegawai
Pertanyaan Hasil Uji Validitas r tabel Keterangan
1 0,353 0,302 Valid
2 0,346 0,302 Valid
3 0,363 0,302 Valid
4 0,371 0,302 Valid
5 0,586 0,302 Valid
6 0,532 0,302 Valid
7 0,353 0,302 Valid
8 0,379 0,302 Valid
9 0,380 0,302 Valid
10 0,343 0,302 Valid
11 0,456 0,302 Valid
12 0,353 0,302 Valid
13 0,399 0,302 Valid
Sumber : Data Primer Diolah.
Dari tabel 10 dapat diketahui nilai validitas dari pertanyaan pada
variabel kinerja pegawai untuk penilaian kinerja pegawai di Kantor
Kecamatan Banjarmangu Kabupaten Banjarnegara. Nilai koefisien setiap
pertanyaan lebih besar dari r tabel 0,403. Dengan demikian dapat
dikatakan semua pertanyaan dalam variabel kinerja pegawai adalah valid,
artinya pertanyaan-pertanyaan pada variabel kinerja pegawai dapat
dijadikan instrumen penelitian.
2. Uji Reliabilitas
Hasil uji reliabilitas variabel kemampuan kerja pegawai, motivasi
kerja dan kinerja pegawai (lampiran 3) dapat dilihat pada tabel 11.
Tabel 11. Uji Validitas Reliabilitas Semua Variabel Yang Diteliti.
No. Variabel Koefisien Alpha r tabel Keterangan
1. Kemampuan kerja
pegawai
0,643 0,403 reliabel
2. Motivasi kerja 0,843 0,403 reliabel
3. Kinerja pegawai 0,623 0,403 reliabel
Sumber : Data Primer Diolah.
77
Dari tabel 11 dapat diketahui nilai reliabilitas dari variabel penelitian
pada semua variabel untuk penilaian kinerja pegawai di Kantor Kecamatan
Banjarmangu Kabupaten Banjarnegara. Nilai koefisien reliabilitas setiap
variabel lebih besar dari r tabel 0,403. Dengan demikian dapat dikatakan
semua variabel yang digunakan untuk penelitian adalah reliabel, artinya
ketiga variabel penelitian yaitu variabel kemampuan kerja pegawai,
motivasi kerja dan kinerja pegawai dapat dijadikan instrumen penelitian.
D. Analisa Data
Analisis data merupakan cara untuk menyajikan data yang telah
diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner di lokasi penelitian. Data yang telah
diperoleh kemudian diolah untuk mengetahui pengaruh variabel yang
dioperasionalkan yaitu kemampuan kerja pegawai (X1), motivasi kerja (X2),
kinerja pegawai (Y).
Penelitian ini menggunakan teknik statistik non parametrik yaitu
dengan menggunakan analisa korelasi kendall tau-c, regresi ordinal, dan
korelasi rank spearman. Hasil analisis dengan teknik-teknik tersebut akan
dibahas satu persatu sebagai berikut :
1. Deskripsi Variabel Kemampuan Kerja Pegawai (X1)
Variabel kemampuan kerja pegawai (X1) dalam penelitian ini
diambil dengan kuesioner dengan skala 1 sampai 3 dan jumlah pertanyaan
sebanyak 12 pertanyaan. Kemudian dari hasil penelitian yang dilakukan
didapat data dengan frekuensi yang terdapat pada tabel berikut.
78
Tabel 12. Distribusi Frekuensi Variabel Kemampuan kerja pegawai
Kemampuan
12 35.3 35.3 35.3
10 29.4 29.4 64.7
12 35.3 35.3 100.0
34 100.0 100.0
Rendah
Sedang
Tinggi
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Sumber : Data Primer Diolah
Tabel 12 menjelaskan bahwa dari 34 responden yang diteliti,
sebagian besar responden menyatakan setuju sebanyak 12 responden
(35,3%) dan yang menyatakan sedang sebanyak 10 responden (29,4%).
Hal tersebut menunjukkan bahwa kemampuan kerja pegawai yang ada di
Kecamatan Banjarmangu Kabupaten Banjarnegara cukup baik dan perlu
terus dipertahankan.
2. Deskripsi Variabel Motivasi kerja (X2)
Variabel motivasi kerja (X2) dalam penelitian ini diambil dengan
kuesioner dengan skala 1 sampai 3 dan jumlah pertanyaan sebanyak 13
pertanyaan. Kemudian dari hasil penelitian yang dilakukan didapat data
dengan frekuensi yang terdapat pada tabel berikut.
Tabel 13. Distribusi Frekuensi Variabel Motivasi kerja
Motivasi
13 38.2 38.2 38.2
11 32.4 32.4 70.6
10 29.4 29.4 100.0
34 100.0 100.0
Rendah
Sedang
Tinggi
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Sumber : Data Primer Diolah
79
Tabel 13 menjelaskan bahwa dari 34 responden yang diteliti,
sebagian besar responden dalam kriteria sedang dan tinggi sebanyak 21
responden (61,8%). Hal tersebut menunjukkan bahwa motivasi kerja yang
ada di Kecamatan Banjarmangu Kabupaten Banjarnegara cukup baik dan
perlu ditingkatkan.
3. Deskripsi Variabel Kinerja pegawai (Y)
Variabel kinerja pegawai (Y) dalam penelitian ini diambil dengan
kuesioner dengan skala 1 sampai 3 dan jumlah pertanyaan sebanyak 12
pertanyaan. Kemudian dari hasil penelitian yang dilakukan didapat data
dengan frekuensi yang terdapat pada tabel berikut.
Tabel 14. Distribusi Frekuensi Kinerja pegawai
Kinerja
10 29.4 29.4 29.4
14 41.2 41.2 70.6
10 29.4 29.4 100.0
34 100.0 100.0
Rendah
Sedang
Tinggi
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Sumber : Data Primer Diolah
Tabel 14 menjelaskan bahwa kinerja pegawai termasuk cukup
berhasil. Hal ini sesuai dengan hasil jawaban responden dalam kriteria
sedang dan tinggi sebanyak 24 responden (70,6%). Dengan demikian
secara keseluruhan kinerja pegawai dalam katagori mempunyai kinerja
yang baik.
80
1. Korelasi Kendall Tau-c
Untuk memperkuat hasil tabulasi silang di atas dapat diperjelas
melalui analisis korelasi kendall tau-c. Analisis kendall tau-c ini digunakan
untuk mengetahui tingkat asosiasi atau korelasi antara dua variabel (x dan
y). Dalam penelitian ini dilakukan untuk pengujian hipotesis yaitu apakah
terdapat pengaruh antara variabel kemampuan kerja pegawai terhadap
kinerja pegawai dan apakah ada pengaruh antara motivasi kerja terhadap
kinerja pegawai.
1). Pengaruh Kemampuan kerja pegawai terhadap Kinerja pegawai
Hasil pengujian korelasi kendall tau-c dengan SPSS for
Windows release 11.5 dapat dideskripsikan dalam tabel sebagai
berikut.
Tabel 15. Hasil Perhitungan Kendall Tau-c
Korelasi Koef Korelasi z hitung z tabel Keterangan
τx1y 0,782 2,295 1,96 Signifikan
Sumber : Data Primer Diolah
Pada tabel 15 dapat dilihat berdasarkan hasil perhitungan
secara statistik, koefisien korelasi kendall tau-c antara kemampuan
kerja pegawai terhadap kinerja pegawai di Kantor Kecamatan
Banjarmangu Kabupaten Banjarnegara dengan arah hubungan yang
positif yaitu semakin baik kemampuan kerja pegawai maka akan
semakin baik pula kinerja pegawai di Kantor Kecamatan
Banjarmangu Kabupaten Banjarnegara, dan semakin kurang baik
kemampuan kerja pegawai maka semakin kurang baik pula kinerja
81
pegawai di Kantor Kecamatan Banjarmangu Kabupaten
Banjarnegara.
Berdasarkan hasil perhitungan korelasi kendall tau-c dimana
hasil koefisien korelasi adalah 0,782, maka hal ini menunjukkan
bahwa pengaruh kemampuan kerja pegawai terhadap kinerja pegawai
adalah dalam tingkatan sedang dan bernilai positif. Hal ini berarti
semakin baik kemampuan kerja pegawai maka kinerja pegawai juga
akan semakin baik, dan sebaliknya. Dengan hasil ini maka terlihat
adanya pengaruh yang signifikan antara kemampuan kerja pegawai
terhadap kinerja pegawai, hal ini disebabkan z hitung > z tabel.
Kemudian dilakukan uji z berdasarkan data terlampir
diperoleh hasil sebesar 2,295 sedangakan z tabel sebesar 1,96 untuk
mengetahui nilai signifikansi dari koefisien korelasi kendall tau-c
diatas maka nilai kedua z dibandingkan satu sama lain. Dari hasil
perbandingan menunjukkan bahwa korelasi kendall tau-c antara
kemampuan kerja pegawai dan kinerja pegawai di Kantor Kecamatan
Banjarmangu Kabupaten Banjarnegara adalah signifikan karena z
hitung lebih besar dari z tabel (2,295>1,96).
2). Pengaruh Motivasi kerja Terhadap Kinerja pegawai
Hasil pengujian Korelasi Kendall Tau-c dengan SPSS for
Windows release 11.5 dapat dideskripsikan dalam tabel sebagai
berikut.
82
Tabel 16. Hasil Perhitungan Kendall Tau-c
Korelasi Koef Korelasi Z hitung z tabel Keterangan
τx2y 0,805 2,656 1,96 Signifikan
Sumber : Data Primer Diolah
Pada tabel 16 dapat dilihat berdasarkan hasil perhitungan
secara statistik, koefisien korelasi kendall tau-c antara motivasi kerja
terhadap kinerja pegawai di Kantor Kecamatan Banjarmangu
Kabupaten Banjarnegara dengan arah hubungan yang positif yaitu
semakin baik motivasi kerja maka akan semakin baik pula kinerja
pegawai di Kantor Kecamatan Banjarmangu Kabupaten
Banjarnegara, dan semakin kurang baik antara motivasi kerja maka
semakin kurang baik pula kinerja pegawai di Kantor Kecamatan
Banjarmangu Kabupaten Banjarnegara. Berdasarkan hasil
perhitungan korelasi kendall tau-c dimana hasil koefisien korelasi
adalah 0,805 maka hal ini menunjukkan bahwa pengaruh motivasi
kerja dan kinerja pegawai adalah dalam tingkatan sedang dan bernilai
positif. Hal ini berarti semakin baik motivasi kerja maka kinerja
pegawai juga akan semakin baik, dan sebaliknya. Dengan hasil ini
maka terlihat adanya pengaruh yang signifikan antara motivasi kerja
terhadap kinerja pegawai., hal ini disebabkan z hitung > z tabel.
Kemudian dilakukan uji z berdasarkan data terlampir
diperoleh hasil sebesar 2,656 sedangakan z tabel sebesar 1,96 untuk
mengetahui nilai signifikansi dari koefisien korelasi kendall tau-c di
atas maka nilai kedua z dibandingkan satu sama lain. Dari hasil
83
perbandingan menunjukkan bahwa korelasi kendall tau-c antara
antara motivasi kerja dan kinerja pegawai di Kantor Kecamatan
Banjarmangu Kabupaten Banjarnegara adalah signifikan karena z
hitung lebih besar dari z tabel (2,656 >1,96).
2. Korelasi Konkordasi Kendall (W)
Pengaruh Kemampuan kerja pegawai dan Motivasi kerja Terhadap
Kinerja pegawai
Untuk Koefisien Konkordasi Kendall (W) digunakan untuk
mengukur derajat asosiasi antara variabel X1 dan X2 secara bersama-sama
dengan variabel Y melalui pengukuran terhadap himpunan-himpunan
ranking masing-masing variabel yang diasosiasikan secara bersama-sama
dapat dilihat dalam tabel 17.
Tabel 17. Hasil Perhitungan Ranking Kendall W
Korelasi Koefisien
Korelasi
Chi Square
hitung
Chi Square
tabel
Keterangan
W 0,671 66.059 9,488 Signifikan
Sumber : Data Primer Diolah
Berdasarkan hasil perhitungan Koefisien Konkordasi Kendall (W)
sebagaimana ditunjukkan pada tabel 17 dapat dikemukakan bahwa nilai
koefisien korelasi adalah 0,671 maka hal ini menunjukkan bahwa
pengaruh asosiasi variabel kemampuan kerja pegawai dan motivasi kerja
secara bersama-sama terhadap variabel kinerja pegawai adalah dalam
tingkatan tinggi dan bernilai positif. Hal ini berarti semakin baik
kemampuan kerja pegawai dan motivasi kerja di Kantor Kecamatan
84
Banjarmangu Kabupaten Banjarnegara maka kinerja pegawai di Kantor
Kecamatan Banjarmangu Kabupaten Banjarnegara juga cenderung baik,
dan sebaliknya.
Untuk menguji tingkat signifikansi antara asosiasi pengaruh kedua
variabel bebas dengan variabel terikat tersebut maka dalam penelitian ini
digunakan uji chi square. Dari hasil perhitungan sebagaimana terlampir,
diperoleh nilai chi square sebesar 66.059 sementara nilai chi square tabel
adalah sebesar 9,488. Hal ini menunjukkan bahwa chi square lebih besar
dari nilai chi square tabel, sehingga berimplikasi pada hipotesis ketiga
dimana kemampuan kerja pegawai dan motivasi kerja mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap kinerja pegawai. Artinya semakin baik
kemampuan kerja pegawai dan semakin tinggi tingkat motivasi kerja maka
akan semakin tinggi kinerja pegawai.
3. Regresi Ordinal
Selain dilihat dari tingkat hubungan variabel dalam penelitian ini
yaitu kemampuan kerja pegawai, motivasi kerja dan kinerja pegawai akan
dilihat pengaruhnya. Untuk mengetahui pengaruh ini dilakukan dengan
menggunakan analisis regresi ordinal yang hasil selengkapnya adalah
sebagai berikut.
1). Case Processing Summary
Case Processing Summary digunakan untuk melihat
bagaimanakah kategorisasi data dalam pengujian regresi ordinal dan
85
melihat apakah data yang diperoleh dari lapangan dapat diolah dalam
pengujian regresi ordinal. Adapun hasil pengujiannya dapat dilihat
pada tabel 18.
Tabel 18. Case Processing Summary
Case Processing Summary
10 29,4%
14 41,2%
10 29,4%
12 35,3%
10 29,4%
12 35,3%
13 38,2%
11 32,4%
10 29,4%
34 100,0%
0
34
Rendah
Sedang
Tinggi
Kinerja
Rendah
Sedang
Tinggi
Kemampuan
Rendah
Sedang
Tinggi
Motivasi
Valid
Missing
Total
N
Marginal
Percentage
Sumber : Data Primer Diolah
Berdasarkan tabel 18 dapat diketahui bahwa banyaknya data
yang dianalisis sebanyak 34 dan semuanya dapat terolah serta tidak
ada data yang masuk dalam kategori missing, hal ini dapat dilihat dari
total, valid, dan missing. Dari 34 data kemampuan kerja pegawai
mayoritas termasuk pada kategori rendah dan tinggi masing-masing
sebanyak 12 (35.3%). Sedangkan untuk variabel motivasi kerja,
mayoritas termasuk pada kategori rendah 13 (38.2%). Kemudian
untuk variabel kinerja pegawai kategori mayoritas termasuk pada
kategori sedang sebanyak 14 (41.2%).
86
2). Model Fit dan Goodness-of-Fit
Hasil perhitungan Model Fit adalah sebagai berikut.
Tabel 19. Hasil Perhitungan Model Fit
Model -2 Log
Likelihood
Chi-Square Df Sig.
Intercept Only
Final
57.289
18.123
39.166
4
,000
Link function : Logit.
Berdasarkan tabel 19 menunjukkan bahwa model Fit adalah
signifikan yang ditunjukkan dengan Sig. ≤ α (0,00 ≤ 0,05).
Sedangkan pada Goodness-of-fit model pada penelitian ini juga
signifikan. Hal tersebut ditujukkan dengan nilai Sig. ≥ α (0,000 >
0,05). Hal ini berarti bahwa model fit signifikan dengan data. Adapun
selengkapnya dapat dilihat pada tabel 20.
Tabel 20. Model Goodness-of-Fit
Chi-Square df Sig.
Pearson
Deviance
17.724
9.055
8
8
0,023
0.338
Link Function : Logit
3). Penaksiran Parameter
Dalam menginterpretasikan parameter, maka koefisien regresi
dilihat dari nilai estimasi yang ada, sedangkan untuk melihat
signifikan atau tidaknya hubungan maka dilakukan dengan
perbandingan antara harga Sig. dengan α. Hasil perhitungan SPSS for
Windows release 11.5 dapat dilihat pada lampiran.
87
(a). Kemampuan kerja pegawai Terhadap Kinerja pegawai
Berdasarkan hasil perhitungan estimasi parameter (lihat
pada lampiran) maka dapat dilihat bahwa kemampuan kerja
yang rendah dibandingkan dengan kemampuan kerja yang tinggi
berpangaruh terhadap kinerja pegawai (Sig.=0,000 < α=0,05)
dengan koefisien regresi (β) sebesar –2.502. Sedangkan
kemampuan kerja yang sedang dibandingkan dengan
kemampuan kerja yang tinggi berpengaruh terhadap kinerja
pegawai (Sig.=0,000 < α=0,05) dengan koefisien regresi (β)
sebesar –3.340. Kedua koefisien regresi tersebut menunjukkan
bahwa semakin rendah kemampuan kerja pegawai berarti
semakin menurunkan kinerja pegawai di Kantor Kecamatan
Banjarmangu Kabupaten Banjarnegara. Adapun hasil
perhitungan signifikansi dan besarnya pengaruh antar variabel
regresi ordinal dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 21. Model Goodness-of-Fit
Nilai
Pengaruh
Chi square
hitung
Chi square
tabel
Keterangan
0,684 18.123 5,991 Signifikan
Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa terdapat penaruh
antara variabel kemampuan kerja dengan kinerja pegawai.
Kenyataan ini diperoleh dari hasil perhitungan regresi ordinal
yang hasilnya signifikan, dengan nilai pengaruh antar variabel
88
sebesar 0,684 atau dengan kata lain pengaruh yang diberikan
oleh kemampuan kerja terhadap kinerja pegawai sebesar 68,4
pesren. Uji signifikan hasil regresi ordinal di atas dilakukan
dengan membandingkan nilai chi square hitung dengan chi
square tabel. Diketahui chi square hitung berdasarkan tabel di
atas adalah sebesar 18.123 sedangkan chi square tabel dengan
taraf kepercayaan 95 pesren dengan df = 2 adalah sebesar 5,991.
Jadi nilai chi square hitung lebih besar dari pada chi square tabel
(18.123 >5,991), sehingga dapat dikatakan hasil perhitungan
regresi ordinal ini adalah signifikan.
(b). Motivasi kerja Terhadap Kinerja pegawai
Berdasarkan hasil perhitungan estimasi parameter (lihat
pada lampiran 10) maka dapat dilihat bahwa motivasi kerja
yang rendah dibandingkan dengan motivasi kerja yang tinggi
berpangaruh terhadap kinerja pegawai (Sig.=0,000 < α=0,05)
dengan koefisien regresi (β) sebesar –2,288. Sedangkan motivasi
kerja yang sedang dibandingkan dengan motivasi kerja yang
tinggi berpengaruh terhadap kinerja pegawai (Sig.=0,000 <
α=0,05) dengan koefisien regresi (β) sebesar –2,088. Kedua
koefisien regresi tersebut menunjukkan bahwa semakin rendah
motivasi kerja berarti semakin menurunkan kinerja pegawai di
Kantor Kecamatan Banjarmangu Kabupaten Banjarnegara.
89
Adapun hasil perhitungan signifikansi dan besarnya pengaruh
antar variabel regresi ordinal dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 22. Model Goodness-of-Fit
Nilai
Pengaruh
Chi square
hitung
Chi square
tabel
Keterangan
0,283 18,937 5,991 Signifikan
Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa terdapat pengaruh
antara variabel motivasi kerja dengan kinerja pegawai.
Kenyataan ini diperoleh dari hasil perhitungan regresi ordinal
yang hasilnya signifikan, dengan nilai pengaruh antar variabel
sebesar 0, 283, atau dengan kata lain pengaruh yang diberikan
oleh motivasi kerja terhadap kinerja pegawai sebesar 28,3
pesren. Uji signifikan hasil regresi ordinal di atas dilakukan
dengan membandingkan nilai chi square hitung dengan chi
square tabel. Diketahui chi square hitung berdasarkan tabel di
atas adalah sebesar 18,937, sedangkan chi square tabel dengan
taraf kepercayaan 95 persen dengan df = 2 adalah sebesar 5,991.
Jadi nilai chi square hitung lebih besar dari pada chi square tabel
(18,937>5,991), sehingga dapat dikatakan hasil perhitungan
regresi ordinal ini adalah signifikan.
4). Nilai Negelkerke R2
Nilai Negelkerke R2
dalam penelitian dipakai untuk mengetahui
pengaruh variabel bebas secara serentak terhadap variabel terikat.
90
Nilai Negelkerke R2
dapat diiterpretasikan seperti nilai R2 pada
multiple regression (Ghozali, 2002 : 129). Adapun hasil pengujian
SPSS for Windows release 11.5 sebagai berikut :
Tabel 23. Hasil Regresi Ordinal
Nilai
pengaruh
Chi Square
hitung
Chi Square tabel Keterangan
0,377 26,594 9,488 Signifikan
Sumber : Data Primer Diolah
Berdasarkan tabel 23 maka dapat diketahui bahwa nilai
pengaruh kemampuan kerja pegawai dan motivasi kerja secara
serentak terhadap kinerja pegawai sebesar 0,377 atau dengan kata lain
pengaruh yang diberikan variabel kemampuan kerja pegawai dan
motivasi kerja secara serentak terhadap kinerja pegawai sebesar 37,7
persen, sedangkan sisanya sebesar 62,3 persen dipengaruhi variabel
lain diluar model. Uji sigifikansi hasil regresi ordinal di atas
dilakukan dengan membandingkan nilai chi square hitung dengan chi
square tabel. Diketahui chi square hitung berdasarkan tabel di atas
adalah sebesar 26,594, sedangkan chi square tabel dengan taraf
kepercayaan 95 persen dengan df = 4 adalah sebesar 9,488. Jadi nilai
chi square hitung lebih besar dari chi square tabel (26,594 > 9,488),
sehingga dapat dikatakan hasil perhitungan regresi ordinal ini adalah
signifikan.
Berdasarkan hasil di atas dapat diketahui bahwa ada pengaruh
yang signifikan antara kemampuan kerja pegawai dan motivasi kerja
terhadap kinerja pegawai di Kantor Kecamatan Banjarmangu
91
Kabupaten Banjarnegara. Dengan hasil ini maka dapat dikatakan
hipotesis kerja ketiga diterima yang berarti kemampuan kerja
pegawai dan motivasi kerja mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap kinerja pegawai.
E. Pembahasan
Hubungan kemampuan kerja pegawai dengan kinerja pegawai di
Kantor Kecamatan Banjarmangu Kabupaten Banjarnegara dibuktikan melalui
perhitungan korelasi kendall tau-c, dimana didapatkan koefisien korelasi
antara X1 terhadap Y adalah sebesar 0,782. Nilai koefisien menunjukkan
kemampuan kerja pegawai memiliki hubungan yang positif dan signifikan.
Artinya semakin tinggi kemampuan kerja pegawai, maka kinerja pegawai
akan semakin tinggi pula. Besarnya hubungan tersebut adalah sebanyak 45.7
persen. Koefisien ini dinyatakan signifikan karena nilai approximate
significance lebih kecil dari nilai α (0,001 < 0,005) dan diperkuat dengan
perbandingan harga z hitung dan z tabel, dimana z hitung lebih besar dari z
tabel (2,295 > 1,96).
Untuk mencapai kinerja yang tinggi dalam suatu organisasi
sehubungan dengan pelaksanaan tugas pemerintahan dan pembangunan sangat
ditentukan oleh pegawainya. Tujuan akan berhasil bila memperhatikan
kualitas dan kemampuan pekerjanya, karena dengan melihat segi kemampuan
dapat mengatasi kemungkinan yang terjadi dalam lingkungannya. Seperti
dikemukakan oleh Moenir (2002:76)
92
Mengenai kemampuan ini dalam hubungannya dengan pekerjaan
adalah suatu keadaan pada seseorang yang secara penuh kesanggupan
berdaya guna dan berhasil guna melaksanakan pekerjaan sehingga
menghasilkan sesuatu yang optimal, dengan kata lain kemampuan
kerja menentukan terhadap keberhasilan tugas yang dihadapi.
Merujuk pendapat Moenir tersebut dapat dikatakan bahwa kemampuan
kerja dapat menentukan kinerja dalam melaksanakan tugas yang telah
ditetapkan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kinerja dipengaruhi
oleh kemampuan yang dimiliki pegawai dalam upaya menjalankan tugas dan
kerjanya dengan menghasilakan sesuatu secara berdaya guna, berhasil guna
dan optimal.
Hasil observasi yang peneliti lakukan di Kecamatan Banjarmangu
memperlihatkan kemampuan petugas yang dilihat dari kemampuannya dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat. Dalam ruang tunggu terlihat
beberapa anggota masyarakat yang sedang menunggu di tempat duduk yang
disediakan tidak menunggu terlalu lama untuk mendapatkan pelayanan dan
masyarakat dilayani dengan cepat dan segera. Hal ini menunjukkan
kemampuan aparat dalam memproses keperluan dari masyarakat tentunya
disesuaikan dari jenis pelayanan itu sendiri.
Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa semakin baik
kemampuan kerja pegawai maka akan semakin tinggi kinerja sehingga
hipotesis kerja pertama yang berbunyi “kemampuan kerja pegawai
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja pegawai” diterima.
Pada perhitungan korelasi kendall tau-c juga didapatkan koefisien
korelasi antara X2 terhadap Y yaitu sebesar 0,2880. Nilai koefisien
93
menunjukkan motivasi kerja memiliki hubungan yang positif dan signifikan.
Artinya semakin baik motivasi kerja maka kinerja pegawai akan cenderung
meningkat. Besarnya hubungan tersebut adalah sebanyak 12,90 persen.
Koefisien ini dinyatakan signifikan karena nilai approximate significance
lebih kecil dari nilai α (0,001 < 0,005) dan diperkuat dengan perbandingan
harga z hitung dan z tabel, dimana z hitung lebih besar dari z tabel (2,295 >
1,96).
Motivasi merupakan masalah kompleks dalam organisasi, karena
kebutuhan dan keinginan setiap anggota organisasi berbeda satu dengan yang
lainnya. Hal ini berbeda karena setiap anggota suatu organisasi adalah unik
secara biologis maupun psikologis, dan berkembang atas dasar proses belajar
yang berbeda pula (Suprihanto dkk, 2003:41).
Ernest L. McCormick (dalam Mangkunegara, 2002:94)
mengemukakan bahwa motivasi dikatakan sebagai energi untuk
membangkitkan dorongan dalam diri (drive arousal). Dalam hubungannya
dengan lingkungan kerja, motivasi kerja didefinisikan sebagai kondisi
yang berpengaruh membangkitkan, mengarahkan dan memelihara perilaku
yang berhubungan dengan lingkungan kerja.
Hasil observasi di Kecamatan Banjarmangu tampak bahwa seluruh
pegawai datang dan pulang tepat waktu yaitu pegawai selalu berada di tempat
kerja mulai dari pukul 7.30 sampai dengan 14.00. Hal tersebut
mengindikasikan kesadaran dan semangat kerja dari pegawai kecamatan
sangat tinggi. Sehingga dengan keberadaan pegawai yang selalu ada di tempat,
masyarakat yang membutuhkan pelayanan dapat dilayani pada jam kerja
tersebut.
94
Dengan demikian dapat diasumsikan bahwa motivasi kerja seseorang
mempunyai pengaruh terhadap kinerja pegawai karena motivasi kerja
mendorong seseorang melakukan pekerjaaan secara efektif sehingga tujuan
pelaksanaan kerja dapat dilaksanakan dengan cepat dan tepat sesuai dengan
ketentuan yang berlaku. Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa
semakin tinggi motivasi kerja maka semakin tinggi kinerja pegawai sehingga
hipotesis kerja kedua yang berbunyi “Motivasi kerja mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap kinerja pegawai” diterima.
Berdasarkan perhitungan regresi ordinal yang dilakukan diperoleh
hasil bahwa pengaruh kemampuan kerja karyawan dan motivasi kerja secara
serentak terhadap kinerja pegawai adalah sebanyak 0,377. Dari nilai ini dapat
dikatakan bahwa sumbangan kemampuan kerja karyawan dan motivasi kerja
terhadap kinerja pegawai sebesar 37,7 persen, sedangkan sisanya sebesar 62,3
persen dipengaruhi variabel di luar model, seperti disiplin kerja, kinerja
organisasi, manajemen organisasi, perilaku pegawai dalam bekerja dan
sebagainya. Dari uji signifikansi regresi ordinal didapatkan nilai chi square
hitung lebih besar dari chi square tabel (26,594> 9,488), sehingga dapat
dikatakan hasil perhitungan regresi ordinal ini adalah signifikan. Berdasarkan
hasil tersebut dapat diketahui bahwa ada pengaruh yang signifikan antara
kemampuan kerja karyawan dan motivasi kerja terhadap kinerja pegawai di
Kantor Kecamatan Banjarmangu Kabupaten Banjarnegara.
Kualitas pegawai akan mengarah kepada kemampuan yang dimiliki
pegawai dalam menjalankan tugasnya. Kemampuan akan dapat
95
mempengaruhi kerja seseorang karena dengan kemampuan pegawai
diharapkan akan dapat mengerjakan berbagai tugas dan pekerjaan yang
menghasilkan sesuatu yang optimal. Dengan kemampuan yang dimiliki
pegawai diharapkan akan mendorong kinerja pegawai secara personal dan
akan menghasilkan efektivitas organisasi. Untuk mendukung pencapaian
tingkat kerja yang optimal juga diperlukan motivasi bekerja para pegawainya.
Manfaat motivasi yang utama adalah menciptakan gairah kerja, sehingga
produktivitas kerja meningkat. Sementara itu, manfaat yang diperoleh karena
bekerja dengan orang-orang yang termotivasi adalah pekerjaan dapat
diselesaikan dengan tepat. Artinya pekerjaan diselesaikan dengan efektif dan
efisien sesuai standar yang benar dan dalam skala waktu yang sudah
ditentukan, serta orang senang melakukan pekerjaannya.
Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa semakin baik
kemampuan kerja pegawai dan semakin tinggi motivasi kerja maka akan
semakin tinggi kinerja pegawai sehingga hipotesis kerja ketiga yang berbunyi
“Kemampuan kerja pegawai dan motivasi kerja secara bersama-sama
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja pegawai” diterima.
96
BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan
1. Kemampuan kerja pegawai berpengaruh terhadap kinerja pegawai di
Kantor Kecamatan Banjarmangu Kabupaten Banjarnegara dibuktikan
melalui perhitungan korelasi kendall tau-c, dimana didapatkan koefisien
korelasi antara X1 terhadap Y adalah sebesar 0,782. Besarnya pengaruh
tersebut adalah sebanyak 45.7 persen.
2. Motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja pegawai di Kantor
Kecamatan Banjarmangu Kabupaten Banjarnegara dibuktikan melalui
perhitungan korelasi kendall tau-c, dimana didapatkan koefisien korelasi
antara X2 terhadap Y adalah sebesar 0,805. Besarnya pengaruh tersebut
adalah sebanyak 38.8 persen.
3. Kemampuan kerja pegawai dan motivasi kerja berpengaruh terhadap
kinerja pegawai di Kantor Kecamatan Banjarmangu Kabupaten
Banjarnegara dibuktikan melalui perhitungan regresi ordinal. Berdasarkan
perhitungan regresi ordinal yang dilakukan diperoleh hasil bahwa
pengaruh kemampuan kerja karyawan dan motivasi kerja secara serentak
terhadap kinerja pegawai adalah sebanyak 0,377.
97
B. Implikasi
Dari hasil penelitian tentang pengaruh kemampuan dan motivasi kerja
pegawai tersebut, dapat diberikan implikasi yang dapat meningkatkan kinerja
pegawai di Kantor Kecamatan Banjarmangu Kabupaten Banjarnegara sebagai
berikut :
1. Kemampuan kerja pegawai hendaknya tetap dijaga dalam usaha
meningkatkan kinerja pegawai. Langkah ini dapat dilakukan dengan
mewajibkan agar seluruh pegawai mengikuti pendidikan dan latihan
( DIKLAT ) sehingga dapat bermanfaat bagi pegawai terutama dalam
memberi pelayanan terhadap masyarakat
2. Walaupun secara umum capaian kinerja dikategorikan baik, namun untuk
memberikan rangsangan agar kinerja pegawai meningkat dan pegawai
tidak merasa jenuh dengan rutinitas jadwal kerja, langkah yang dapat
ditempuh dengan mengadakan kegiatan yang bersifat rekreatif. Hal ini
dilakukan untuk tetap memupuk motivasi pegawai guna meningkatkan
kinerja
98
DAFTAR PUSTAKA
Admosudirjo, Prajudi. 1998. Dasar-dasar Office Management. Lembaga
Administrasi Negara, Jakarta.
Allen, Paul. 1990. Job Performance and Measure. McGrawl-Hill, New Jersey.
Gibson Ivancevick, Donnely. 1996. Perilaku, Struktur, Proses. Alih Bahasa
Nunuk Adiarni, Erlangga, Jakarta
Hadi, Soetrisno. 1991. Statistik Imprehensif. Andi Offset, Jogyakarta.
Handyaningrat, Soewarno. 1994. Pengantar Ilmu Administrasi Negara. PT. Karya
Press, Jakarta.
Handoko, T. Hani. 2007. Manajemen Personalia. BPFE-UGM, Jogyakarta.
Hidayat, Sucherly. 1986. Sistem Organisasi Publik, Resdakarya Bandung
Indrawijaya, Adam. 1999. Sistim Informasi dan Perilaku Organisasi.
BPFE-UGM. Jogjakarta.
Ishak, Arep dan Hendri Tanjung. 2003. Manajemen Motivasi. PT. Gramedia
Widiasarana Indonesia. Jakarta
Kartono, Kartini. 2000. Pemimpin dan Kepemimpinan, Rajawali Jakarta.
Manullang, M. 2001, Manajemen Kepegawaian, LP3ES. Jakarta
Mangkunegara, Anwar Prabu A.A. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan (Cetakan Ketiga). PT. Remaja Rosdakarya Offset. Bandung
Moenir, A.S. 2002. Pendekatan Manusiawi dan Organisasi Terhadap Pembinaan
Pegawai, Jakarta.
Naryono, K. 2000. Kemampuan dan Motivasi Kerja Karyawan. Remaja Rosda
Karya, Bandung.
Poerwanti. Susantini 2000. Metode Penelitian Sosial. PascaSarjana UGM Press.
Jogyakarta.
Ravianto, J. 2001. Prespeftif Bekerja. Remaja Rosda Karya. Bandung.
Ranupandojo, Heidjarahman dan Suad Husnan, 1990. Dasar-dasar Manajemen,
UGM. Yogyakarta
99
Suprihanto, Jhon, dkk, 2003. Perilaku Organisasional. Sekolah tinggi Ilmu
Ekonomi YKPN
Sarwoto, P. 1998. Pengukuran Efektivitas Kerja Pegawai. Andi Offset.
Jogyakarta.
Siagian, Sondang P., 1998. Pengembangan Manajemen Sumber Daya Manusia di
Indoensia. Ganesha. Bandung.
Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi.2001, Metodologi Penelitian Survei.
LP3ES, Jakarta.
Siegel, 1997. Statistika Non Parametik. Erlangga. Jakarta
Steers, Richard M, 1985, Efektivitas Organisasi, Erlangga. Jakarta.
Sugiyono, 2005. Metode Penelitian Administrasi, Alfa Beta, Bandung.
Swastha, Basu. 1996. Dasar-dasar Organsiasi. Andi Offset. Jogyakarta.
Thoha, Miftah, 2003. Efektivitas Kerja Pegawai di Lingkungan Pegawai Negeri
Sipil. LP3ES. Jakarta.
Westra, Pariata, 1999, Kamus Administrasi, Gunung Agung, Jakarta.
Winardi, 2002. Manajemen Pabrik, Gramedia, Jakarta.
Zainal, Abd. Halim. 2005. Efektivitas Kerja dalam Pelayanan Publik. Erlangga.
Jakarta.
Sumber lain :
Arsip Kantor Kecamatan Banjarmangu Kabupaten Banjarnegara Tahun 2007.
Ensiklopedia Administrasi Tahun 1989
Surat Keputusan Bupati Banjarnegara Nomor 59 Tahun 2004 tentang penjabaran
Tugas, Fungsi dan Tata kerja Camat, Sekretaris dan Seksi di lingkungan
Kecamatan.
Undang-undang Otonomi Daerah (UU No. 32/2004).
Undang-undang tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan
Kabupaten Banjarnegara (No. 13/2008).
100
Lampiran 1.
KUESIONER
PENGARUH MOTIVASI DAN KEMAMPUAN KERJA TERHADAP KINERJA
PEGAWAI DI KANTOR KECAMATAN BANJARMANGU
KABUPATENBANJARNEGARA
1. Kata Pengantar
Dalam rangka menyelesaikan studi pada jurusan Ilmu Administrasi Negara
Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Jenderal Soedirman, kami mohon
kepada Bapak/Ibu/Saudara berkenan meluangkan waktu untuk mengisi daftar
pertanyaan pada angket ini. Tujuan dari angket ini adalah untuk kepentingan ilmiah
semata, oleh karenanya keberhasilan identitas responden akan terjaga.
Jawaban yang Bapak/Ibu/Saudara berikan sangat berarti bagi kami sebagai
bahan untuk menyusun laporan penelitian. Jawaban yang kami harapkan adalah
jawaban yang sejujurnya sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
Atas bantuan dan kesediaan Bapak/Ibu/Saudara, kami sampaikan banyak
terima kasih.
Hormat Kami
AP Rahmanto
101
DAFTAR PERTANYAAN
A. Identitas Responden
1. Nama Pegawai : …………………………………………….
2. Jenis Kelamin : Pria/Wanita
3. Status : ………………………………………..........
4. Alamat : ……………………………………………..
5. Usia : ……………………………………………..
6. Jabatan : ……………………………………………..
7. Pangkat/golongan : ……………………………………………..
8. Jumlah tanggungan : ……………………………………………..
9. Pendidikan terakhir : ……………………………………………..
A. Petunjuk Pengisian Kuesioner
1. Pilihlah jawaban-jawaban yang telah kami cantumkan sesuai dengan pendapat
Bapak/Ibu/Saudara seobyektif mungkin dengan membubuhkan tanda silang (X).
2. Berikanlah penjelasan sesuai dengan isian yang ada di lembar jawaban yang
telah kami sediakan apabila diperlukan.
102
Kemampuan Kerja Pegawai
1. Apakah pendidikan formal terakhir Bapak/Ibu/Saudara/i?
a. Sarjana b. SLTA/SLTP c. SD
2. Apakah pendidikan formal terakhir Bapak/Ibu/Saudara/i sesuai dengan tugas-
tugas yang harus diselesaikan?
a. Sesuai b. Kurang sesuai c. Tidak sesuai
3. Apakah Bapak/Ibu pernah mengikuti diklat yang berhubungan dengan tugas ?
a. Ya, lebih dari 1 kali
b. Hanya satu kali
c. Tidak pernah
Jika jawaban Bapak/Ibu ”A” mohon sebutkan diklat yang pernah diikuti :
1. …………………………………………………………………………..
2. …………………………………………………………………………..
3. …………………………………………………………………………..
4. Jika pernah, apakah diklat tersebut berkaitan langsung dengan tugas/pekerjaan ?
a Ya dan selalu berkaitan langsung dengan tugas
b. Jarang berkaitan
c. Tidak pernah berkaitan
5. Menurut Bapak/Ibu apakah ada manfaat yang diperoleh dari keikutsertaan diklat
dalam kaitannya dengan pekerjaan ?
a. Bermanfaat
b. Kurang bermanfaat
c. Tidak bermanfaat
6. Bagaimana sikap Bapak/Ibu terhadap kegiatan yang diselenggarakan oleh
Instansi Bapak/Ibu yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan pegawai?
a. Sangat mendukung
b. Kurang mendukung
c. Tidak mendukung
103
7. Pendidikan dan latihan yang diikuti pegawai akan lebih mempengaruhi
penguasaan tugasnya daripada tingkat pendidikan yang dimilikinya.
a. Setuju
b. Kurang setuju
c. Tidak setuju
8. Pengetahuan yang baik akan tugas, tanggung jawab dan hal-hal yang berkaitan
dengan lingkup tugas Bapak/Ibu otomatis baik pula pelaksanaan tugasnya ?
a. Setuju
b. Kurang setuju
c. Tidak setuju
9. Peraturan tertulis yang berkaitan dengan tugas dan pekerjaan Bapak/Ibu tidak
diperlukan karena masing-masing pegawai paham akan hak dan kewajibannya ?
a. Setuju
b. Kurang setuju
c. Tidak setuju
10. Dalam melaksanakan tugas, tanpa adanya prosedur kerja yang ditetapkan, Anda
tidak bisa bekerja?
a. Setuju
b. Kurang setuju
c. Tidak setuju
11. Sudah berapa lama masa kerja Bapak/Ibu ?
a. Lebih dari 4 tahun
b. Antara 2 s/d 4 tahun
c. Kurang dari 2 tahun
12. Apakah selama bekerja di instansi ini, Bapak/Ibu merasa ilmu yang diperoleh ada
gunanya untuk diterapkan dalam masyarakat?
a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak
13. Dalam menghadapi suatu masalah yang mungkin terjadi di tempat kerja, apakah
Bapak/Ibu mampu untuk segera menyelesaikannya ?
104
a. Mampu untuk menyelesaikannya
b. Kurang mampu untuk menyelesaikannya
c. Tidak mampu untuk menyelesaikannya
14. Dalam mengatasi permasalahan pekerjaan sebagian besar ditangani sendiri,
sepanjang menjadi tanggung jawab dan wewenang Bapak/Ibu ?
a. Selalu ditangani sendiri
b. Kadang-kadang minta bantuan rekan kerja
c. Tidak pernah ditangani sendiri
15. Penyelesaian tugas yang baik adalah yang sesuai dengan juklak dan juknis?
a. Setuju
b. Kurang setuju
c. Tidak setuju
Motivasi Kerja
16. Dengan tingkat pendidikan Bapak/ Ibu sekarang ini, Anda yakin sudah memiliki
kompetensi yang dituntut dalam penyelesaian tugas ?
a. Pernah
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
17. Seringkah Bapak/Ibu berharap akan penghargaan atas prestasi kerja ?
a. Sering
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
18. Tanggung jawab terhadap pekerjaan yang dibebankan adalah hanya pada saat
jam kerja kantor?
a. Setuju
b. Kurang setuju
c. Tidak setuju
19. Dalam bekerja di kantor ini, apakah Bapak/Ibu memperoleh kesempatan untuk
mengembangkan potensi serta meningkatkan karier ?
a. Memperoleh banyak kesempatan
105
b. Hanya memperoleh sedikit kesempatan
c. Tidak memperoleh kesempatan
20. Apakah Bapak/Ibu pernah dilibatkan dalam suatu diskusi perihal pekerjaan?
a. Pernah
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
21. Bagaimanakah kondisi ruang kerja dan peralatan di lingkungan tempat tempat
Bapak/Ibu bekerja saat ini ?
a. Mendukung
b. Kurang mendukung
c. Tidak mendukung
Jika jawaban Bapak/Ibu adalah “A” tolong berikan alasannya:
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
22. Bagaimanakah kelengkapan fasilitas umum di kantor Bapak/Ibu saat ini ?
a. Lengkap
b. Kurang lengkap
c. Tidak lengkap
23. Pelaksanaan tugas yang dilakukan bersama-sama hanya akan menyita waktu
sehingga kerja tidak efisien yang selanjutnya dapat menurunkan semangat
Bapak/Ibu dalam bekerja ?
a. Setuju
b. Kurang setuju
c. Tidak setuju
24. Menurut Bapak/Ibu, perhatian atasan di atas segalanya ?
a. Setuju
b. Kurang setuju
c. Tidak setuju
25. Bagaimana tanggapan Bapak/Ibu terhadap status pekerjaan Bapak/Ibu sekarang ?
a. Membanggakan
b. Biasa saja
106
c. Tidak membanggakan
26. Apakah sistem absensi dalam instansi Bapak/Ibu/Saudara bekerja berpengaruh
terhadap motivasi kerjaBapak/Ibu/Saudara?
a. Berpengaruh
b. Sedikit berpengaruh
c. Tidak berpengaruh
27. Pengembangan diri penting dilakukan semata-mata untuk kepentingan diri
sendiri?
a. Setuju
b. Kurang setuju
c. Tidak setuju
Kinerja Pegawai
28. Salah satu perencaan kinerja pada oragnisasi dilihat dari hasil kerja yang telah
Anda capai?
a. Setuju
b. Kurang setuju
c. Tidak setuju
Jika jawaban Bapak/Ibu adalah c, apa sebabnya ?
………………………………………………………………………………….…
………………………………………………………………………...
29. Apakah pekerjaan yang Bapak/Ibu tangani selesai tepat pada waktunya ?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
30. Menurut penilaian Bapak/Ibu, bagaimanakah tingkat kesesuaian pencapaian
jumlah hasil kerja serta kualitas hasil kerja ?
a. Sesuai standar
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
107
Jika jawaban Bapak/Ibu adalah c, apa alasannya ?
………………………………………………………………………………
31. Keinginan yang ada pada Bapak/Ibu untuk meningkatkan hasil kerja baik dari
segi kuantitas maupun kualitas selalu diimplementasikan dengan baik?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak ada
32. Apakah dalam menyelesaikan pekerjaan Bapak/Ibu menjalin kerjasama dengan
pegawai lain ?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
33. Kesungguhan dalam melaksanakan tugas selalu dijunjung tinggi oleh seluruh
pegawai setiap saat?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
34. Apakah pekerjaan yang Bapak/Ibu tangani dapat diselesaikan seluruhnya?
a. Semua terselesaikan
b. Sebagian terselesaikan
c. Semuanya tidak terselesaikan
Jika jawaban Bapak/Ibu adalah c, apa sebabnya ?
………………………………………………………………………
35. Keterlambatan dalam pelaksanaan kerja merupakan hal yang wajar dan dapat
dimaklumi serta lumrah terjadi dalam setiap instansi pemerintah?
a. Setuju
b. Kurang setuju
c. Tidak setuju
36. Tingkat pencapaian jumlah hasil kerja harus sesuai dengan standar yang
ditetapkan dengan tidak memperhatikan kualitas ?
a. Setuju
108
b. Kurang setuju
c. Tidak setuju
37. Menyelesaikan tugas menggunakan cara-cara yang dianggap benar yang
terpenting sesuai dengan target atau rencana yang ditetapkan ?
a. Setuju
b. Kurang setuju
c. Tidak setuju
38. Jika mengalami kesulitan dalam menyelesaikan pekerjaan apakah yang akan
Bapak/Ibu/Saudara lakukan ?
a. Berusaha menyelesaikan sendiri
b. Meminta bantuan rekan kerja
c. Bertanya pada pimpinan
39. Apabila terjadi kesalahan atas hasil kerja yang Bapak/Ibu lakukan, menurut anda
disebabkan karena apa ?
a. Kesalahan saya sendiri
b. Prosedur kerja
c. Kesalahan orang lain
40. Teguran dari atasan mengenai pekerjaan yang sedang Anda kerjakan perlu
dilakukan secara terus menerus untuk memotivasi?
a. Setuju
b. Kurang setuju
c. Tidak setuju
109
Lampiran 2.. Tabulasi Jawaban Responden
Variabel X1
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 X1
1 3 3 3 2 3 2 3 1 2 3 2 1 1 2 2 33
2 2 2 2 3 1 1 2 2 3 2 3 2 1 2 2 30
3 1 2 2 2 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 1 33
4 3 2 1 2 2 3 3 3 3 1 3 3 2 2 3 36
5 3 1 3 1 3 2 2 2 3 2 2 1 2 3 2 32
6 2 2 3 2 2 3 2 1 2 1 1 2 3 1 3 30
7 3 3 2 2 3 1 2 3 2 2 2 3 3 2 3 36
8 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 39
9 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 2 2 1 2 2 35
10 2 2 2 2 3 3 2 2 3 3 3 1 2 2 1 33
11 1 2 3 3 2 3 2 2 1 1 1 2 2 1 3 29
12 3 3 3 3 3 3 3 2 1 3 2 2 2 1 2 36
13 3 3 3 3 3 3 2 1 3 3 3 3 3 2 3 41
14 3 3 2 2 3 2 1 2 2 3 3 3 3 2 2 36
15 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 1 42
16 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 1 3 3 2 2 38
17 2 2 2 3 3 3 1 1 1 3 3 3 3 2 3 35
18 2 1 3 2 1 2 2 1 2 3 3 3 3 2 3 33
19 3 3 3 3, 3 3 3 1 1 2 3 3 3 2 3 39
20 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 1 3 3 2 3 41
21 3 2 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 41
22 1 2 3 3 3 3 3 3 2 3 1 3 3 2 3 38
23 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 42
24 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 2 1 3 2 39
25 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2 40
26 3 3 3 3 3 3 1 2 3 3 2 1 3 2 3 38
27 1 2 2 2 1 2 2 3 3 3 3 3 3 2 1 33
28 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 2 2 41
29 3 3 3 3 3 3 3 2 1 1 3 3 3 2 3 39
30 3 1 2 3 3 1 2 1 2 3 3 3 3 2 1 33
31 3 3 3 2 1 1 3 1 2 1 2 1 3 2 2 30
32 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 1 2 2 39
33 3 1 2 1 3 3 3 3 1 3 3 3 3 2 2 36
34 1 2 3 3 2 3 1 2 1 1 2 2 3 2 2 30
110
Variabel X2
No 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 X2
1 2 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 30
2 3 1 1 2 2 2 2 2 2 1 3 2 23
3 2 3 3 1 3 1 2 3 2 2 2 2 26
4 2 2 3 3 3 3 1 3 3 2 3 1 29
5 1 3 2 2 2 3 2 2 1 2 3 2 25
6 2 2 3 2 1 2 1 1 2 3 2 1 22
7 1 1 1 2 3 2 2 2 3 3 2 3 25
8 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 32
9 2 3 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 22
10 2 3 3 2 2 2 3 2 1 2 1 2 25
11 2 3 3 2 2 3 2 1 2 2 1 3 26
12 3 3 3 3 2 1 2 2 1 2 1 2 25
13 3 3 3 2 1 2 3 3 3 3 3 2 31
14 2 3 1 1 1 2 1 3 3 3 2 3 25
15 3 3 3 3 1 1 3 1 3 3 3 3 30
16 3 3 2 2 3 3 2 1 1 3 3 2 28
17 3 3 3 1 1 1 3 3 3 1 1 2 25
18 2 1 2 2 1 2 2 3 3 3 2 3 26
19 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 1 2 30
20 3 3 3 3 3 3 2 1 3 3 3 2 32
21 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 32
22 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 1 1 31
23 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 1 32
24 1 3 3 3 3 3 2 2 1 1 3 2 27
25 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 1 31
26 3 3 3 3 2 2 3 2 1 3 3 3 31
27 3 1 2 2 1 1 1 2 2 3 3 2 23
28 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 1 32
29 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 32
30 3 3 1 2 2 2 1 1 2 3 2 2 24
31 3 3 3 3 2 2 1 2 1 2 1 2 25
32 3 3 3 3 1 3 2 2 2 1 3 2 28
33 1 3 3 3 3 1 3 3 3 3 1 2 29
34 2 2 3 2 2 1 1 2 2 3 1 2 23
111
Variabel Y
No 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 Y
1 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 1 2 2 32
2 3 3 3 2 2 3 2 2 1 2 2 3 2 30
3 2 3 3 3 1 2 2 3 3 3 3 2 1 31
4 2 2 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 32
5 2 3 2 2 2 3 1 3 2 2 2 3 3 30
6 2 2 3 2 1 2 2 2 3 2 1 2 3 27
7 1 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 32
8 3 3 3 3 3 3 2 1 3 3 3 3 1 34
9 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 1 31
10 2 3 1 2 1 3 2 3 3 2 2 3 2 29
11 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 2 1 3 32
12 3 3 3 3 2 1 3 3 3 3 2 1 1 31
13 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 1 3 3 35
14 2 3 2 3 2 2 3 3 2 1 2 2 3 30
15 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 37
16 3 1 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 2 32
17 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 37
18 2 3 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2 2 30
19 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 37
20 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 1 3 36
21 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 38
22 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 2 34
23 1 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 35
24 1 3 1 3 3 3 1 3 3 3 3 3 2 32
25 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 37
26 3 3 3 2 2 3 3 3 3 1 2 3 3 34
27 2 3 2 2 3 3 2 1 2 2 3 3 2 30
28 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 38
29 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 1 3 36
30 3 3 3 2 3 2 3 3 1 2 1 2 2 30
31 2 3 3 3 3 2 2 1 1 3 1 2 1 27
32 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 1 3 2 34
33 1 3 3 3 3 1 1 3 3 3 3 1 3 31
34 3 2 3 3 2 3 3 2 3 1 2 1 2 30
112
Lampiran 3. Uji Validitas dan Reliabilitas
Correlations
Correlations
1 .415* .153 -.031 .395* .557**
.015 .387 .863 .021 .001
34 34 34 34 34 34
.415* 1 .391* .326 .232 .508**
.015 .022 .060 .187 .002
34 34 34 34 34 34
.153 .391* 1 .379* .261 .488**
.387 .022 .027 .136 .003
34 34 34 34 34 34
-.031 .326 .379* 1 .130 .361*
.863 .060 .027 .462 .036
34 34 34 34 34 34
.395* .232 .261 .130 1 .581**
.021 .187 .136 .462 .000
34 34 34 34 34 34
.557** .508** .488** .361* .581** 1
.001 .002 .003 .036 .000
34 34 34 34 34 34
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
x1.1
x1.2
x1.3
x1.4
x1.5
x1
x1.1 x1.2 x1.3 x1.4 x1.5 x1
Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).*.
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.
Correlations
113
Correlations
1 .195 .180 -.086 .065 .414*
.270 .307 .631 .717 .015
34 34 34 34 34 34
.195 1 .225 .102 .013 .365*
.270 .201 .567 .942 .034
34 34 34 34 34 34
.180 .225 1 .403* .157 .458**
.307 .201 .018 .375 .006
34 34 34 34 34 34
-.086 .102 .403* 1 .333 .390*
.631 .567 .018 .054 .023
34 34 34 34 34 34
.065 .013 .157 .333 1 .484**
.717 .942 .375 .054 .004
34 34 34 34 34 34
.414* .365* .458** .390* .484** 1
.015 .034 .006 .023 .004
34 34 34 34 34 34
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
x1.6
x1.7
x1.8
x1.9
x1.10
x1
x1.6 x1.7 x1.8 x1.9 x1.10 x1
Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).*.
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.
Correlations
114
Correlations
1 .643** .522** .374* .300 .512**
.000 .002 .029 .085 .002
34 34 34 34 34 34
.643** 1 .461** .093 .172 .538**
.000 .006 .601 .330 .001
34 34 34 34 34 34
.522** .461** 1 .398* .376* .470**
.002 .006 .020 .029 .005
34 34 34 34 34 34
.374* .093 .398* 1 .234 .440**
.029 .601 .020 .183 .009
34 34 34 34 34 34
.300 .172 .376* .234 1 .523**
.085 .330 .029 .183 .002
34 34 34 34 34 34
.512** .538** .470** .440** .523** 1
.002 .001 .005 .009 .002
34 34 34 34 34 34
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
x1.11
x1.12
x1.13
x1.14
x1.15
x1
x1.11 x1.12 x1.13 x1.14 x1.15 x1
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.
Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).*.
Correlations
115
Correlations
1 .164 .158 .256 -.206 .381*
.353 .371 .144 .242 .026
34 34 34 34 34 34
.164 1 .504** .219 .131 .411*
.353 .002 .214 .461 .016
34 34 34 34 34 34
.158 .504** 1 .470** .088 .470**
.371 .002 .005 .620 .005
34 34 34 34 34 34
.256 .219 .470** 1 .354* .659**
.144 .214 .005 .040 .000
34 34 34 34 34 34
-.206 .131 .088 .354* 1 .352*
.242 .461 .620 .040 .041
34 34 34 34 34 34
.381* .411* .470** .659** .352* 1
.026 .016 .005 .000 .041
34 34 34 34 34 34
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
x2.1
x2.2
x2.3
x2.4
x2.5
x2
x2.1 x2.2 x2.3 x2.4 x2.5 x2
Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).*.
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.
Correlations
116
Correlations
1 .023 -.194 -.059 -.132 .423*
.897 .271 .742 .455 .013
34 34 34 34 34 34
.023 1 .393* .206 .100 .562**
.897 .021 .242 .575 .001
34 34 34 34 34 34
-.194 .393* 1 .558** .078 .436**
.271 .021 .001 .662 .010
34 34 34 34 34 34
-.059 .206 .558** 1 .372* .454**
.742 .242 .001 .030 .007
34 34 34 34 34 34
-.132 .100 .078 .372* 1 .393*
.455 .575 .662 .030 .021
34 34 34 34 34 34
.423* .562** .436** .454** .393* 1
.013 .001 .010 .007 .021
34 34 34 34 34 34
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
x2.6
x2.7
x2.8
x2.9
x2.10
x2
x2.6 x2.7 x2.8 x2.9 x2.10 x2
Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).*.
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.
Correlations
Correlations
1 .167 .361*
.346 .036
34 34 34
.167 1 .423*
.346 .013
34 34 34
.361* .423* 1
.036 .013
34 34 34
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
x2.11
x2.12
x2
x2.11 x2.12 x2
Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).*.
Correlations
117
Correlations
1 .310 .402* .101 .004 .445**
.075 .018 .569 .984 .008
34 34 34 34 34 34
.310 1 .271 .394* .387* .376*
.075 .122 .021 .024 .029
34 34 34 34 34 34
.402* .271 1 .197 .096 .353*
.018 .122 .264 .590 .041
34 34 34 34 34 34
.101 .394* .197 1 .121 .364*
.569 .021 .264 .495 .035
34 34 34 34 34 34
.004 .387* .096 .121 1 .443**
.984 .024 .590 .495 .009
34 34 34 34 34 34
.445** .376* .353* .364* .443** 1
.008 .029 .041 .035 .009
34 34 34 34 34 34
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
y.1
y.2
y.3
y.4
y.5
y
y.1 y.2 y.3 y.4 y.5 y
Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).*.
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.
Correlations
118
Correlations
1 .300 -.029 .094 -.106 .476**
.084 .870 .599 .550 .004
34 34 34 34 34 34
.300 1 .189 .070 -.138 .541**
.084 .284 .696 .436 .001
34 34 34 34 34 34
-.029 .189 1 .279 .009 .371*
.870 .284 .110 .960 .031
34 34 34 34 34 34
.094 .070 .279 1 .250 .426*
.599 .696 .110 .154 .012
34 34 34 34 34 34
-.106 -.138 .009 .250 1 .359*
.550 .436 .960 .154 .037
34 34 34 34 34 34
.476** .541** .371* .426* .359* 1
.004 .001 .031 .012 .037
34 34 34 34 34 34
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
y.6
y.7
y.8
y.9
y.10
y
y.6 y.7 y.8 y.9 y.10 y
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.
Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).*.
Correlations
Correlations
1 .195 -.068 .340*
.268 .703 .049
34 34 34 34
.195 1 .053 .414*
.268 .766 .015
34 34 34 34
-.068 .053 1 .345*
.703 .766 .046
34 34 34 34
.340* .414* .345* 1
.049 .015 .046
34 34 34 34
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
y.11
y.12
y.13
y
y.11 y.12 y.13 y
Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).*.
Reliability
119
Warnings
The space saver method is used. That is, the covariance matrix is not calculated or
used in the analysis.
Case Processing Summary
34 100.0
0 .0
34 100.0
Valid
Excludeda
Total
CasesN %
Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
a.
Reliability Statistics
.762 15
Cronbach's
Alpha N of Items
Reliability
Warnings
The space saver method is used. That is, the covariance matrix is not calculated or
used in the analysis.
Case Processing Summary
34 100.0
0 .0
34 100.0
Valid
Excludeda
Total
CasesN %
Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
a.
Reliability Statistics
.644 12
Cronbach's
Alpha N of Items
Reliability
Warnings
The space saver method is used. That is, the covariance matrix is not calculated or
used in the analysis.
120
Case Processing Summary
34 100.0
0 .0
34 100.0
Valid
Excludeda
Total
CasesN %
Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
a.
Reliability Statistics
.594 13
Cronbach's
Alpha N of Items
121
Lampiran 4. Distribusi Frekuensi
Kinerja
10 29.4 29.4 29.4
14 41.2 41.2 70.6
10 29.4 29.4 100.0
34 100.0 100.0
Rendah
Sedang
Tinggi
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Kemampuan
12 35.3 35.3 35.3
10 29.4 29.4 64.7
12 35.3 35.3 100.0
34 100.0 100.0
Rendah
Sedang
Tinggi
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Motivasi
13 38.2 38.2 38.2
11 32.4 32.4 70.6
10 29.4 29.4 100.0
34 100.0 100.0
Rendah
Sedang
Tinggi
Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
122
Lampiran 5. Analisis Korelasi Antar Variabel
Correlations
1 .798** .782**
.000 .000
34 34 34
.798** 1 .805**
.000 .000
34 34 34
.782** .805** 1
.000 .000
34 34 34
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Kinerja
Kemampuan
Motivasi
Kinerja Kemampuan Motivasi
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.
Analisis Korelasi Parsial
Partial Corr
Correlations
1.000 .457
. .008
0 31
.457 1.000
.008 .
31 0
Correlation
Significance (2-tailed)
df
Correlation
Significance (2-tailed)
df
Kinerja
Kemampuan
Control VariablesMotivasi
Kinerja Kemampuan
Partial Corr
Correlations
1.000 .388
. .025
0 31
.388 1.000
.025 .
31 0
Correlation
Significance (2-tailed)
df
Correlation
Significance (2-tailed)
df
Kinerja
Motivasi
Control VariablesKemampuan
Kinerja Motivasi
123
Lampiran 6. Analisis Kendal tau-c
Crosstabs
Case Processing Summary
34 100,0% 0 ,0% 34 100,0%
34 100,0% 0 ,0% 34 100,0%
Kemampuan * Kinerja
Motivasi * Kinerja
N Percent N Percent N Percent
Valid Missing Total
Cases
Kemampuan * Kinerja
Crosstab
9 3 0 12
75,0% 25,0% ,0% 100,0%
90,0% 21,4% ,0% 35,3%
26,5% 8,8% ,0% 35,3%
1 8 1 10
10,0% 80,0% 10,0% 100,0%
10,0% 57,1% 10,0% 29,4%
2,9% 23,5% 2,9% 29,4%
0 3 9 12
,0% 25,0% 75,0% 100,0%
,0% 21,4% 90,0% 35,3%
,0% 8,8% 26,5% 35,3%
10 14 10 34
29,4% 41,2% 29,4% 100,0%
100,0% 100,0% 100,0% 100,0%
29,4% 41,2% 29,4% 100,0%
Count
% within Kemampuan
% within Kinerja
% of Total
Count
% within Kemampuan
% within Kinerja
% of Total
Count
% within Kemampuan
% within Kinerja
% of Total
Count
% within Kemampuan
% within Kinerja
% of Total
Rendah
Sedang
Tinggi
Kemampuan
Total
Rendah Sedang Tinggi
Kinerja
Total
Symmetric Measures
,771 ,073 10,497 ,000
34
Kendall's tau-cOrdinal by Ordinal
N of Valid Cases
Value
Asymp.
Std. Errora
Approx. Tb
Approx. Sig.
Not assuming the null hypothesis.a.
Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.b.
124
Motivasi * Kinerja
Crosstab
9 3 1 13
69,2% 23,1% 7,7% 100,0%
90,0% 21,4% 10,0% 38,2%
26,5% 8,8% 2,9% 38,2%
1 8 2 11
9,1% 72,7% 18,2% 100,0%
10,0% 57,1% 20,0% 32,4%
2,9% 23,5% 5,9% 32,4%
0 3 7 10
,0% 30,0% 70,0% 100,0%
,0% 21,4% 70,0% 29,4%
,0% 8,8% 20,6% 29,4%
10 14 10 34
29,4% 41,2% 29,4% 100,0%
100,0% 100,0% 100,0% 100,0%
29,4% 41,2% 29,4% 100,0%
Count
% within Motivasi
% within Kinerja
% of Total
Count
% within Motivasi
% within Kinerja
% of Total
Count
% within Motivasi
% within Kinerja
% of Total
Count
% within Motivasi
% within Kinerja
% of Total
Rendah
Sedang
Tinggi
Motivasi
Total
Rendah Sedang Tinggi
Kinerja
Total
Symmetric Measures
,654 ,107 6,117 ,000
34
Kendall's tau-cOrdinal by Ordinal
N of Valid Cases
Value
Asymp.
Std. Errora
Approx. Tb
Approx. Sig.
Not assuming the null hypothesis.a.
Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.b.
125
Lampiran 7. Analisis Konkordasi Kendall W
NPar Tests
Descriptive Statistics
34 32,6765 3,08192 27,00 38,00
34 24,1471 2,91425 19,00 30,00
34 27,5588 3,38617 22,00 32,00
Kinerja
Kemampuan
Motivasi
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
Kendall's W Test
Ranks
3,00
1,03
1,97
Kinerja
Kemampuan
Motivasi
Mean Rank
Test Statistics
34
,671
66,059
2
,000
N
Kendall's Wa
Chi-Square
df
Asymp. Sig.
Kendall's Coefficient of Concordancea.
126
Lampiran 8. Regresi Ordinal
PLUM - Ordinal Regression
Warnings
There are 9 (42,9%) cells (i.e., dependent variable levels by combinations of
predictor variable values) with zero frequencies.
Case Processing Summary
10 29,4%
14 41,2%
10 29,4%
12 35,3%
10 29,4%
12 35,3%
13 38,2%
11 32,4%
10 29,4%
34 100,0%
0
34
Rendah
Sedang
Tinggi
Kinerja
Rendah
Sedang
Tinggi
Kemampuan
Rendah
Sedang
Tinggi
Motivasi
Valid
Missing
Total
N
Marginal
Percentage
Model Fitting Information
57,289
18,123 39,166 4 ,000
ModelIntercept Only
Final
-2 Log
Likelihood Chi-Square df Sig.
Link function: Logit.
Goodness-of-Fit
17,724 8 ,023
9,055 8 ,338
Pearson
Deviance
Chi-Square df Sig.
Link function: Logit.
Pseudo R-Square
,684
,772
,531
Cox and Snell
Nagelkerke
McFadden
Link function: Logit.
127
Parameter Estimates
-7,158 2,110 11,514 1 ,001 -11,293 -3,024
-1,464 ,848 2,980 1 ,084 -3,125 ,198
-6,022 1,839 10,716 1 ,001 -9,627 -2,416
-2,502 1,321 3,588 1 ,058 -5,091 ,087
0a . . 0 . . .
-3,340 1,695 3,883 1 ,049 -6,661 -,018
-,944 1,166 ,655 1 ,418 -3,230 1,342
0a . . 0 . . .
[Ny = 1]
[Ny = 2]
Threshold
[Nx1=1]
[Nx1=2]
[Nx1=3]
[Nx2=1]
[Nx2=2]
[Nx2=3]
Location
Estimate Std. Error Wald df Sig. Lower Bound Upper Bound
95% Confidence Interval
Link function: Logit.
This parameter is set to zero because it is redundant.a.
Asymptotic Correlation Matrix
1,000 ,518 ,732 ,498 .a ,643 ,440 .a
,518 1,000 ,232 ,374 .a ,367 ,596 .a
,732 ,232 1,000 ,646 .a ,121 -,104 .a
,498 ,374 ,646 1,000 .a -,137 -,064 .a
.a .a .a .a .a .a .a .a
,643 ,367 ,121 -,137 .a 1,000 ,618 .a
,440 ,596 -,104 -,064 .a ,618 1,000 .a
.a .a .a .a .a .a .a .a
[Ny = 1]
[Ny = 2]
Threshold
[Nx1=1]
[Nx1=2]
[Nx1=3]
[Nx2=1]
[Nx2=2]
[Nx2=3]
Location
[Ny = 1] [Ny = 2]
Threshold
[Nx1=1] [Nx1=2] [Nx1=3] [Nx2=1] [Nx2=2] [Nx2=3]
Location
Link function: Logit.
One or both parameter estimates are redundant.a.
Asymptotic Covariance Matrix
4,450 ,926 2,841 1,389 0a 2,298 1,081 0a
,926 ,719 ,362 ,419 0a ,527 ,589 0a
2,841 ,362 3,384 1,570 0a ,376 -,223 0a
1,389 ,419 1,570 1,745 0a -,306 -,099 0a
0a 0a 0a 0a 0a 0a 0a 0a
2,298 ,527 ,376 -,306 0a 2,872 1,222 0a
1,081 ,589 -,223 -,099 0a 1,222 1,360 0a
0a 0a 0a 0a 0a 0a 0a 0a
[Ny = 1]
[Ny = 2]
Threshold
[Nx1=1]
[Nx1=2]
[Nx1=3]
[Nx2=1]
[Nx2=2]
[Nx2=3]
Location
[Ny = 1] [Ny = 2]
Threshold
[Nx1=1] [Nx1=2] [Nx1=3] [Nx2=1] [Nx2=2] [Nx2=3]
Location
Link function: Logit.
One or both parameter estimates are redundant.a.
128
Cell Information
Frequency
8 0 0
7,204 ,793 ,003
,940 -,938 -,055
1 3 0
1,808 2,176 ,016
-,812 ,827 -,128
1 3 1
1,057 3,881 ,062
-,062 -,946 3,791
0 3 0
,072 2,565 ,363
-,271 ,713 -,643
0 2 0
,019 1,458 ,523
-,138 ,862 -,842
0 2 2
,008 1,484 2,508
-,089 ,534 -,525
0 1 7
,006 1,497 6,497
-,079 -,451 ,456
Observed
Expected
Pearson Residual
Observed
Expected
Pearson Residual
Observed
Expected
Pearson Residual
Observed
Expected
Pearson Residual
Observed
Expected
Pearson Residual
Observed
Expected
Pearson Residual
Observed
Expected
Pearson Residual
MotivasiRendah
Sedang
Rendah
Sedang
Tinggi
Sedang
Tinggi
KemampuanRendah
Sedang
Tinggi
Rendah Sedang Tinggi
Kinerja
Link function: Logit.
Test of Parallel Linesb
18,123
,000a 18,123 4 ,001
ModelNull Hypothesis
General
-2 Log
Likelihood Chi-Square df Sig.
The null hypothesis states that the location parameters (slope
coefficients) are the same across response categories.
The log-likelihood value is practically zero. There may be a
complete separation in the data. The maximum likelihood
estimates do not exist.
a.
Link function: Logit.b.