143141049 definisi semua komponen elektronika pdf

Upload: sarifebruani

Post on 11-Oct-2015

125 views

Category:

Documents


49 download

DESCRIPTION

definisi

TRANSCRIPT

  • BAB II

    LANDASAN TEORI

    Pada bab ini penulis akan menjelaskan tentang landasan teori mengenai

    komponen komponen yang digunakan dalam pembuatan alat PERANCANGAN

    ALAT PENGUKUR SUHU RUANGAN DENGAN MIKROKONTROLER

    AT89S51 . Selain itu penulis juga akan menjelaskan tentang kegunaan dari masing-

    masing komponen yang digunakan dalam rangkaian ini.

    2.1 Resistor

    Resistor ialah suatu komponen elektronika yang dapat menghambat arus dan

    tegangan listrik, semakin besar hambatan resistor akan semakin kecil tegangan atau

    arus yang dihasilkan. Resistor daat dibagi menjadi dua jenis yaitu :

    2.1.1 Resistor Tetap

    Resistor tetap ialah resistor yang memiliki nilai hambatan yang tetap, sesuai

    dengan kode warna pada badannya. Resistor ini memiliki batas kemampuan daya

    artinya resistor hanya dapat dioperasikan dengan daya maksimal sesuai dengan

    kemampuan dayanya.

    Gambar 2.1(a) Bentuk fisik resistor Gambar 2.1(b) Simbol resistor

    5

  • 6

    Besarnya nilai hambatan pada resistor tetap, dinyatakan dengan kode warna.

    Kode ini berupa lingkaran lingkaran berwarna pada badan resistor. Adapun arti kode

    warna berdasarkan standart kode elektronika international dijelaskan sebagai berikut :

    Tabel 2.2 Kode warna resistor

    GELANG KE

    WARNA 1 dan 2 3 4

    Hitam 0 X 1 -

    Coklat 1 X 10 -

    Merah 2 X 100 -

    Orange 3 X 1000 -

    Kuning 4 X 10000 -

    Hijau 5 X 100000 -

    Biru 6 X 1000000 -

    Ungu 7 X 10000000 -

    Abu abu 8 X 100000000 -

    Putih 9 X 1000000000 -

    Emas - X 0.1 5 %

    Perak - X 0.1 10%

    Tidak Berwarna - - 20%

    Contoh :

    Gelang ke-2

    Gelang ke-1

    Gelang ke-3

    Gelang ke-4

  • 7

    Keterangan : Gelang ke-1 dan ke-2 menyatakan angka

    Gelang ke-3 menyatakan faktor pengali ( banyaknya nol )

    Gelang ke-4 menyatakan toleransinya

    2.1.2 Resistor Tidak Tetap (Variable )

    Resistor tidak tetap adalah resistor yang nilai hambatannya dapat berubah-

    ubah dengan cara memutar-mutar porosnya.

    Gambar 2.3 Simbol potensiometer

    2.2 Kapasitor

    Kapasitor ialah suatu komponen elektronika yang dapat menyimpan dan

    melepaskan muatan listrik dan energi listrik. Kemampuan untuk menyimpan muatan

    listrik pada kapasitor disebut dengan kapasitansi atau kapasitas.

    Diantara jenis-jenis kapasitor, dibedakan menjadi dua golongan antara lain

    kapasitor bipolar dan kapasitor non-polar, yang mana kapasitor ini mempunyai

    kapasitansi yang tetap. Kapasitor ini juga dapat dibedakan dari bahan yang digunakan

    sebagai lapisan diantara lempeng-lempeng logam yang disebut dielektrikum, seperti

    keramik, mika, milar, kertas, polyester, film. Pada umumnya kapasitor yang terbuat

    dari bahan yang tersebut diatas nilainya kurang dari 1 mikro farad.

    Gambar 2.4 Simbol kapasitor non polar

  • 8

    Adapun kapasitor elektrolit adalah kapasitor tetap, yang memiliki nilai lebih

    besar sama dengan 1 mikro farad, dengan bahan dielektrikumnya terbuat dari cairan

    elektrolit. Kapasitor elektrolit ini memiliki polaritas ( kutub + dan kutub - ). Muatan (

    nilai ) yang digunakan oleh kapasitor menggunakan satuan farad, karena kapasitor

    mempunyai nilai yang besar, maka nilai satuan pada kapasitor biasanya dinyatakan

    dalam mikro farad, nano farad dan piko farad.

    Gambar 2.5 Simbol kapasitor polar

    Fungsi kapasitor antara lain :

    1. Sebagai filter atau penyaring, biasanya digunakan pada sistem radio, tv, amplifier

    dan lain-lain. Filter pada radio digunakan untuk menyaring ( penghambatan )

    gangguan-gangguan dari luar.

    2. Sebagai kopling, kapasitor sebagai kopling ( penghubung ) amplifier tingkat

    rendah ketingkat yeng lebih tinggi

    2.3 Voltage Regulator

    Regulator merupakan suatu power supply yang dapat diatur tegangannya

    sesuai dengan kehendak kita dan sesuai dengan batas tegangannya. Regulator DC volt

    yang stabil dan dapat diatur tegangannya banyak dipergunakan pada pesawat televisi.

  • 9

    Gambar 2.6 Bentuk fisik regulator

    Regulator DC volt sangat berguna pada rangkaian ini, karena tegangan volt

    regulator dapat diatur sedemikian rupa sehingga sesuai dengan tegangan DC volt.

    2.4 Analog To Digital Converter (ADC) 0804

    ADC banyak tersedia dipasaran, tetapi dalam perancangan ini digunakan ADC

    0804. Gambar 2.7 menunjukkan susunan kaki ADC tersebut. Beberapa karakteristik

    ADC 0804 adalah sebagai berikut:

    Memiliki 2 masukan analog : Vin (+) dan Vin(-) sehingga memperbolehkan masukan selisih (diferensial). Dengan kata lain, tegangan masukan analog yang

    sebenarnya adalah selisih dari masukan kedua pin [ analog Vin = Vin(+) Vin(-)].

    Jika hanya satu masukan maka Vin(-) dihubungkan ke ground. Pada operasi

    normal, ADC menggunakan Vcc = +5V sebagai tegangan referensi, dan masukan

    analog memiliki jangkauan dari 0 sampai 5 V pada skala penuh.

    Mengubah tegangan analog menjadi keluaran digital 8 bit. Sehingga resolusinya adalah 5V/255 = 19.6 mV

    Memiliki pembangkit detak (clock) internal yang menghasilkan frekuensi f=1/(1,1RC), dengan R dan C adalah komponen eksternal.

    Memiliki koneksi ground yang berbeda antara tegangan digital dan analog. Kaki 8 adalah ground analog. Pin 10 adalah ground digital.

  • 10

    Gambar 2.7 Pin konfigurasi ADC 0804

    ADC 0804 merupakan ADC yang paling familier, yang paling sering

    digunakan untuk keperluan pembuatan alat-alat ukur digital, dengan karakteristik

    dasar, lebar data = 8 bit, waktu konversi = 100 uS. WR : ( input ) pin ini digunakan

    untuk memulai konversi tegangan analog menjadi data digital, bila WR mendapat

    logika '0' maka konverter akan mengalami reset; dan ketika WR kembali pada

    keadaan tinggi maka konversi segera dimulai. Bila CS atau RD diberi logika '1' maka

    output D0 s/d D7 akan berada dalam keadaan high impedanzi, sebaliknya bila CS dan

    RD diberi logika '0' maka output digital akan keluar pada D0 s/d D7. INT: ( output )

    pin ini digunakan sebagai indikator apabila ADC talah selesai menkonversikan

    tegangan analog menjadi digital, INT akam mengeluarkan logika '1' pada saat

    memulai konversi dan akan berada pada logika '0' bila konversi telah selesai.

    Frekuensi clock konverter harus terletak dalam daerah frekuensi 100 s/d 800 kHz.

    CLK IN dapat diturunkan dari sumber clock eksternal. Clock internal dapat

    dibangkitkan dengan memeberikan komponen R dan C pada CLK IN dan CLK R. Vin

    : pin ini sebagai inputan tegangan analog yang akan dikonversikan menjadi data

    digital.

  • 11

    2.5 Sensor Suhu LM35

    Untuk mendeteksi suhu digunakan sebuah sensor suhu LM 35 yang dapat

    dikalibrasikan langsung dalam C, LM 35 ini difungsikan sebagai basic temperature

    sensor seperti pada gambar 2.8.

    Gambar 2.8 Simbol sensor suhu LM 35

    Gambar 2.9 Bentuk fisik sensor suhu LM 35

    Vout dari LM 35 ini dihubungkan dengan ADC (Analog To Digital

    Converter). Dalam suhu kamar (25oC) tranduser ini mampu mengeluarkan tegangan

    250mV dan 1,5V pada suhu 150oC dengan kenaikan sebesar 10mV/oC.

  • 12

    2.6 Penguat Operasional

    2.6.1 Dasar-Dasar Penguat Operasional

    Penguat operasional (opamp) adalah suatu blok penguat yang mempunyai dua

    masukan dan satu keluaran. Opamp biasa terdapat di pasaran berupa rangkaian

    terpadu (integrated circuit-IC).

    Gambar 2.10 Rangkaian dasar penguat operasional

    Gambar 2.10 menunjukkan sebuah blok op-amp yang mempunyai berbagai

    tipe dalam bentuk IC. Dalam bentuk paket praktis IC seperti tipe 741 hanya berharga

    beberapa ribu rupiah. Seperti terlihat pada gambar 2.10, op-amp memiliki masukan

    tak membalik v+(non-inverting), masukan membalik v- (inverting) dan keluaran vo.

    Jika isyarat masukan dihubungkan dengan masukan membalik (v-), maka pada daerah

    frekuensi tengah isyarat keluaran akan berlawanan fase (berlawanan tanda dengan

    isyarat masukan). Sebaliknya jika isyarat masukan dihubungkan dengan masukan tak

    membalik (v+), maka isyarat keluaran akan sefase. Sebuah opamp biasanya

    memerlukan catu daya 15 V. Dalam menggambarkan rangkaian hubungan catu daya ini biasanya dihilangkan. Idealnya, jika kedua masukan besarnya sama, maka

    keluarannya akan berharga nol dan tidak tergantung adanya prubahan sumber daya,

    yaitu ( + - ) v = A v - v o dimana A berharga sangat besar dan tidak tergantung

    besarnya beban luar yang terpasang.

  • 13

    2.6.2 Penguatan Tak Membalik ( Non-Inverting Amplification )

    Salah satu fungsi op-amp adalah sebagai penguat tak membalik (non-

    inverting) dan mengeluarkan isyarat keluaran yang sama tetapi lebih besar dari

    masukannya, adapun konfigurasinya sebagai berikut :

    Gambar 2.11 Rangkaian penguat operasional tak membalik.

    Dari gambar 2.11 terlihat vs diberikan pada masukan tak membalik. Dan

    konfigurasi penguatan diberikan pada masukan membalik. Tegangan keluaran akan

    sefasa dengan tegangan masukan. Resistor r2 dan r1 membuat jaringan pembagi

    tegangan untk memberikan umpan balik (va) yang diperlukan pada masukan

    membalik. Karena tegangan umpan balik cenderung menyamai masukan tak

    membalik, maka va = vs

    Dari rumus penguatannya adalah :

    Av = vout = r2/va + 1/r1.1

    Sehingga didapat tegangan keluarannya adalah :

    Vout = r2/r1 + 1..2

    2.7 Dioda

    Dioda adalah komponen yang paling sederhana pada keluarga semikonduktor.

    Kata dioda adalah sebuah kata majemuk yang berarti dua elektroda, dimana di

    berarti dua dan oda yang berarti elektroda. Jadi dioda adalah dua lapisan elektroda

    N(katoda) dan ;apisan P(anoda), dimana N berarti negative dan P adalah positif.

  • 14

    Gambar 2.12 Simbol dioda ideal

    Gambar diatas menunjukkna symbol dari dioda ideal. Sifat dasar dari dioda

    adalah untuk mengubah arus ac menjadi arus dc. Diioda akan menghantarkan arus

    bila diberi beda tegangan. Didalam rangkaian elektronika dioda ideal biasanya

    digunakan hanya sebagai penyearah tegangan. Menurut kelompoknya dioda

    dogolongan dalam dua jenis, yaitu :

    1. Dioda germanium : pada dioda germanium tegangan idealnya berkisar antara 0,3 v

    pada suhu sekitar 25c.

    2. Dioda silicon : sedangkan pada dioda silicon tegangan idealnya berkisar

    antara 0,7 v pada suhu yang sama

    Yang dimaksud dengan tegangan ideal adalah, dioda akan menghantarkan arus

    bila diberi tegangan sumber lebih besar dari tegangan idealnya. Dan dioda tidak akan

    menghantarkan arus apabila tegangan yang melaluinya lebih kecil dari tegangan

    idealnya. Tetapi mungkin akan ada tegangan yang akan dialirkan oleh dioda itu, dan

    besarnya hanya sebesar tegangan ideal dan besarnya tegangan ideal yang akan

    dialirkan tergantung dari jenis dioda yang digunakan. Oleh karena itu dioda juga

    dapat digunakan sebagai saklar pada rangkaian elektronika selain digunakan sebagai

    mana fungsinya yaitu sebagai penyearah tegangan.

    2.8 Transformator

    2.8.1 Persamaan Dasar

    Tegangan saluran (220V) terlalu tinggi bagi sebagian besar peralatan

    elektronik. Inilah jawaban mengapa hampir semua peralatan elektronik menggunakan

  • 15

    trnsformator. Tranformator dalam hal ini digunakan untuk menurunkan level tegangan

    yang lebih sesuai dengan peralatan. Gambar 2.13 menunjukkan sebuah contoh

    transformator. Kumparan sebelah kiri disebut sebagai kumparan primer dan yang

    sebelah kanan disebut sebagai kumparan sekunder. Jumlah lilitan pada kumparan

    primer adalah N1 dan jumlah lilitan pada kumparen sekunder adalah N2. Dua garis

    vertikal diantara keduanya adalah untuk menunjukkan bahwa kumparan dililitkan

    pada sebuah inti besi.

    Tegangan yang diinduksikan pada kumparan sekunder sebesar :

    Gambar 2.13 Simbol transformator

    2.8.2 Penyearah Gelombang Penuh Trafo CT

    Terdapat cara yang sangat sederhana untuk meningkatkan kuantitas keluaran

    positif menjadi sama dengan masukan (100%). Ini dapat dilakukan dengan menambah

    satu diode pada rangkaian seperti terlihat pada gambar 2.14(a). Pada saat masukan

    berharga negatif maka salah satu dari diode akan dalam keadaan panjar maju sehingga

    memberikan keluaran positif. Karena keluaran berharga positif pada satu periode

    penuh, maka rangkaian ini disebut penyearah gelombang penuh. Pada gambar 2.14(a)

    terlihat bahwa anode pada masing-masing diode dihubungkan degan ujung-ujung

    rangkaian sekunder dari transformer. Sedangkan katode masing-masing diode

    dihubungkan pada titk positif keluaran. Beban dari penyearah dihubungkan antara

    titik katode dan titik center-tap (CT) yang dalam hal ini digunakan sebagai referensi

    atau tanah. Mekanisme terjadinya konduksi pada masing-masing diode tergantung

  • 16

    pada polaritas tegangan yang terjadi pada masukan. Keadaan positif atau negatif dari

    masukan didasarkan pada referensi CT.

    Pada gambar 2.14(a) nampak bahwa pada setengah periode pertama misalnya,

    v1 berharga positif dan v2 berharga negatif, ini menyebabkan D1 berkonduksi

    (berpanjar maju) dan D2 tidak berkonduksi (berpanjar mundur). Pada setengah

    periode ini arus i D1 mengalir dan menghasilkan keluaran yang akan nampak pada

    hambatan beban. Pada setengah periode berikutnya, v2 berharga positf dan v1

    berharga negatif, menyebabkan D2 berkonduksi dan D1 tidak berkonduksi. Pada

    setengah periode ini mengalir arus i D2 dan menghasilkan keluaran yang akan

    nampak pada hambatan beban. Dengan demikian selama satu periode penuh

    hambatan beban akan dilewati arus i D1 dan i D2 secara bergantian dan menghasilkan

    tegangan keluaran DC.

    Gambar 2.14 Bentuk gelombang transformator

    2.8.3 Penyearah Gelombang Penuh Model Jembatan

    Penyearah gelombang penuh model jembatan memerlukan empat buah diode.

    Dua diode akan berkonduksi saat isyarat positif dan dua diode akan berkonduksi saat

    isyarat negatif. Untuk model penyearah jembatan ini kita tidak memerlukan

    transformator yang memiliki centertap. Seperti ditunjukkan pada gambar 2.15, bagian

    masukan AC dihubungkan pada sambungan D1-D2 dan yang lainnya pada D3-D4.

    Katode D1 dan D3 dihubungkan dengan keluaran positif dan anode D2 dan D4

    dihubungkan dengan keluaran negatif (tanah). Misalkan masukan AC pada titik A

  • 17

    berharga positif dan B berharga negatif, maka diode D1 akan berpanjar maju dan D2

    akan berpanjar mundur.

    Pada keadaan ini electron akan mengalir dari titik B melalui D4 ke beban,

    melalui D1 dan kembali ke titik A. Pada setengah periode berikiutnya titik A negatif

    dan titik B menjadi positif. Pada kondisi ini D2 dan D3 akan berpanjar maju

    sedangkan D1 dan D4 akan berpanjar mundur. Aliran arus dimulai dari titik A melalui

    D2 ke beban malalui D3 dan kembali ke titik B. Perlu dicatat di sini bahwa apapun

    polaritas titik A atau B, arus yang mengalir ke beban tetap pada arah yang sama.

    Rangkaian jembatan empat diode dapat ditemukan di pasaran dalam bentuk paket

    dengan berbagai bentuk. Secara prinsip masingmasing bentuk mempunyai dua

    terminal masukan AC dan dua terminal masukan DC.

    Gambar 2.15 Penyearah gelombang penuh model jembatan

    2.9 Mikrokontroler AT89S51

    AT89S51 merupakan mikrokontroler CMOS 8 bit dengan 4 Kbyte in-system

    programable Flash memory. AT89S51 berteknologi memori nonvolatile kerapatan

    tinggi dari ATMEL, isi memori tersebut dapat diisi ulang ataupun dihapus berkali-kali

    dan kompatibel dengan mikrokontroler standar industri 80C51 baik pin IC maupun set

    instruksinya.

    Spesifikasi AT89S51 antara lain:

    9 4 Kbyte In-system Programable (ISP) flash memori dengan kemampuan 1000 kali baca/tulis.

  • 18

    9 Tegangan kerja 4 - 5.5 V 9 Bekerja dengan rentang 0 33 Hz 9 128 x 8 bit RAM internal 9 32 jalur I/O yang dapat diprogram 9 Dua buah 16 bit Timer/counter 9 6 sumber interupsi 9 Saluran Full-Duplex serial UART 9 Watchdog timer 9 Dual data pointer 9 Mode pemograman ISP yang fleksibel (byte dan page mode).

    Gambar 2.16 Blok Diagram AT89S51

  • 19

    2.9.1 Konfigurasi pin

    Pin adalah kaki fisik dari sebuah IC AT89S51. Masing-masing pin memiliki

    fungsi dan karakteristik tersendiri yang harus diperhatikan. AT89S51 memiliki

    beberapa pin, ada yang berfungsi sebagai jalur input/output (I/O), ada yang berfungsi

    sebagai jalur kontrol, dan ada juga yang berfungsi sebagai addres bus atau data bus.

    Konfigurasi pin AT89S51 dapat dilihat pada gambar 2.17.

    Gambar 2.17 konfigurasi pin AT89S51

    Berikut ini adalah penjelasan dari pin-pin AT89S51:

    a. Pin 1 sampai 8

    Pin 1 sampai 8 merupakan port 1 yang menjadi saluran (bus) dua arah input

    atau output 8 bit. Dengan internal pull-up yang dapat digunakan untuk berbagai

    keperluan dan dapat mengendalikan empat input TTL. Port ini juga digunakan

    sebagai saluran alamat pada saat pemrograman dan verifikasi.

    b. Pin 9 (RST)

    Merupakan masukan reset (aktif tinggi) untuk dua siklus mesin.

    c. Pin 10 sampai 17

    Pin ini merupakan port 3 yang merupakan saluran (bus) input/output 8 bit dua

    arah dengan internal pull-up yang memiliki fungsi alternatif. Fungsi alternatif ini

    disajikan dalam tabel 2.18.

  • 20

    Ketika logika 1 diberikan ke port 3, maka pull-up internal akan menset port

    pada kondisi high dan port 3 dapat digunakan sebagai saluran input. Bila fungsi

    alternatif tidak dipakai, maka fungsi ini dapat digunakan sebagai port pararel 8 bit

    serbaguna. Selain itu, sebagian dari port 3 dapat berfungsi sebagai sinyal kontrol

    pada saat proses pemograman.

    Tabel 2.18 Fungsi alternatif port 3

    Pin port Alternatif keterangan

    P3.0 RXD Untuk menerima data port serial

    P3.1 TXD Untuk mengirim data port serial

    P3.2 INT0 Interupsi eksternal 0

    P3.3 INT1 Interupsi eksternal 1

    P3.4 T0 Input pewaktu eksternal/pencacah 0

    P3.5 T1 Input pewaktu eksternal/pencacah 1

    P3.6 WR Jalur menulis memori data eksternal strobe

    P3.7 RD Jalur membaca memori data eksternal strobe

    d. Pin 18 dan 19

    Jalur ini merupakan masukan ke penguat osilator berpenguat tinggi.

    Mikrokontroler ini memiliki seluruh rangkaian osilator yang diperlukan pada chip,

    kecuali rangkaian kristal. Selain itu XTAL 1 juga dapat dipakai sebagai input

    untuk inverting osilator amplifier dan input ke rangkaian internal clock sedangkan

    XTAL 2 merupakan output dari inverting oscilator amplifier.

    e. Pin 20

    Merupakan ground sumber tegangan yang diberi simbol GND

    f. Pin 21 sampai 28

    Pin ini merupakan port 2 yang menjadi saluran (bus) input/output dua arah 8

    bit dengan internal pull-up.

  • 21

    g. Pin 29

    Merupakan sinyal pengontrol untuk mengakses program memori eksternal

    yang masuk ke dalam saluran (bus) selama proses pemberian atau pengambilan

    instruksi (fetching).

    h. Pin 30

    Merupakan penahan alamat memori eksternal (pada port 1) selama mengakses

    ke memori eksternal

    i. Pin 31

    External Access Enable (EA) merupakan sinyal kontrol untuk pembacaan

    memori program. Apabila diset rendah (L), maka mikrokontroler akan

    melaksanakan seluruh instruksi dari memori program eksternal sedangkan apabila

    diset tinggi (H) maka mikrokontroler akan melaksanakan instruksi dari memori

    program internal.

    j. Pin 32 sampai 39

    Pin ini merupakan port 0. Port 0 merupakan salah satu port yang berfungsi

    sebagai general purpose I/O dengan lebar 8 bit. Port 0 terdiri dari P0.0-P0.7.

    Selain sebagai jalur I/O, Port 0 juga berfungsi sebagai multiplexed addres/data

    bus.

    k. Pin 40

    Merupakan sumber tegangan positif yang diberi simbol VCC.

    2.9.2. Struktur Memori

    Memori pada intinya berfungsi untuk mengingat atau menyimpan suatu

    informasi. AT89S51 mempunyai stuktur memori yang terdiri atas:

    a. RAM Internal, memori sebesar 128 byte yang biasanya digunakan untuk

    menyimpan variabel atau data yang bersifat sementara. Memori ini dapat diakses

    menggunakan RAM address register.

    b. Flash PEROM, memori yang digunakan untuk menyimpan instruksi-intruksi

    MCS51.

  • 22

    c. 21 Special Function Register (Register Fungsi Khusus), merupakan memori yang

    berisi register-register yang mempunyai fungsi-fungsi khusus. Register Fungsi

    khusus ini terdiri dari:

    1. Akumulator

    Register ini terletak pada alamat E0H. Hampir semua operasi aritmatik dan

    operasi logika selalu menggunakan register ini. Untuk pengambilan dan

    pengiriman data ke memori eksternal juga diperlukan register ini.

    2. Register B. Mempunyai fungsi yang sama dengan akumulator.

    3. Stack Pointer

    Stack Pointer (SP) merupakan register 8 bit yang terletak di alamat 81H. Isi

    dari Stack Pointer ini merupakan alamat dan data yang disimpan di stack.

    Proses yang berhubungan dengan stack ini biasa dilakukan oleh instruksi-

    instruksi Push, Pop, Acall, dan Lcall.

    4. Data Pointer

    DPTR umumnya digunakan untuk mengakses alamat pada memori eksternal.

    Contoh: Mov A,#01H

    Mov DPTR,#2000H

    Movx @DPTR.A

    Listing diatas berfungsi untuk menuliskan data 01H kedalam alamat 2000H.

    Pertama data 01H diisikan ke akumulator kemudian DPTR yang berfungsi

    untuk menuliskan alamat penyimpanan data diisi dengan 2000H. Terakhir, isi

    dari akumulator A disimpan ke lokasi memori yang ditunjukkan oleh DPTR.

    5. Register Port

    Merupakan register yang mewakili alamat port.

    6. Register Timer

    Merupakan register yang digunakan untuk mengatur operasi Timer.

    7. Register Port Serial

    Merupakan register yang digunakan dalam proses komunikasi serial.

  • 23

    8. Register Interupsi

    Merupakan register yang digunakan untuk mengatur proses interupsi.

    9. Power Control Register

    Power Control Register (PCON) mengandung beberapa macam bit kontrol

    dengan konfigurasi seperti pada tabel 2.19.

    Tabel 2.19 Alokasi Bit PCON

    Keterangan:

    SMOD : Double Baud Rate

    GF1&GF0 : General Purpose Flag

    PD : Power Down

    IDL : Idle Mode.

    2.10 Transistor

    Transistor bipolar biasanya digunakan sebagai saklar elektronik dan penguat

    pada rangkaian elektronika digital. Transistor memiliki 3 terminal. Transistor

    biasanya dibuat dari bahan silikon atau germanium. Tiga kaki yang berlainan

    membentuk transistor bipolar adalah emitor, basis dan kolektor. Mereka dapat

    dikombinasikan menjadi jenis N-P-N atau P-N-P yang menjadi satu sebagai tiga kaki

    transistor. Gambar di bawah memperlihatkan bentuk dan simbol untuk jenis NPN.

    (Pada transistor PNP, panah emitor berlawanan arah).

    Gambar 2.20 simbol transistor NPN dan PNP

  • 24

    Pada rangkaian elektronik, sinyal inputnya adalah 1 atau 0 ini selalu dipakai

    pada basis transistor, yang mana kolektor dan emitor sebagai penghubung untuk

    pemutus (short) atau sebagai pembuka rangkaian. Aturan/prosedur transistor sebagai

    berikut:

    Pada transistor NPN, memberikan tegangan positif dari basis ke emitor, menyebabkan hubungan kolektor ke emitter terhubung singkat, yang

    menyebabkan transistor aktif (on). Memberikan tegangan negatif atau 0 V dari

    basis ke emitor menyebabkan hubungan kolektor dan emitor terbuka, yang

    disebut transistor mati (off).

    Pada PNP transistor PNP, memberikan tegangan negatif dari basis ke emitor ini akan menyalakan transistor (on ). Dan memberikan tegangan positif atau 0 V

    dari basis ke emitor ini akan membuat transistor mati (off).

    2.11 Seven segment

    Seven segmnet digunaka sebagai indikator dari perubahan bilangan kode biner

    menjadi bilangan desimal. Beberapa jenis dari bahan seven segmen yang digunakan

    antara lain tabung gas, kawat pijar, LED, liquid cristal, dan fluorocent phospor. Dan

    yang paling banyak digunakan adalah LED, karenataham lama dan murah. Selain itu

    kelebihan lain dari penampil seven segment LED ini yaitu:

    1. menyala pada tegangan rendah

    2. tanggapan terhadap perubahan logika sangat cepat

    3. dapat dilihat jelas pada malam hari

    4. tidak membutuhkan arus yang besar

    5. mudah diperoleh

    LED sendiri terbuat dari Galium Arsenit (GaAs) yang berppijar bila dialiri

    arus forward, sedangkan jenisnya ada dua macam, yaitu common anoda dan common

    katoda. Pada sevensegmnet yang menggunakan common anoda akan menyala pada

    saat berlogika 0 dan tidak akan menyala pada saat berlogika 1. Sebaliknya

  • 25

    common katoda akan menyala pada saat berlogika 1, dan tidak akan menyala pada

    saat berlogika 0

    (a) common katoda (b) common anoda

    Gambar 2.21 Seven segment

    2.12 Asm51

    ASM51 merupakan program assembler yang berupa freeware dan memiliki

    fasilitas yang cukup lengkap. ASM51 berfungsi untuk mengubah program berbahasa

    assembly menjadi serangkaian kode heksadesimal yang dikenali AT89S51. File yang

    akan diproses oleh ASM51 harus memiliki nama file dengan panjang tidak lebih dari

    8 karakter.

    Setelah proses assembling selesai, ASM51 akan menghasilkan dua file yang

    masing-masinng berekstensi HEX dan LST. Kedua file memiliki nama yang sama

    dengan file asli. File berekstensi HEX adalah file yang akan di-download ke minimum

    sistem. Sedangkan file berekstensi LST berisi listing program lengkap beserta alamat

  • 26

    yang digunakan. File LST ini juga berisi pesan kesalahan jika ternyata ASM51

    menyatakan adanya kesalahan dalam proses assembling.

    1. Assembler Control

    Assembler Control berfungsi untuk mengendalikan darimana ASM51

    mendapatkan input, dimana ASM51 menyimpan file, dan bagaimana ASM51

    memberi format pada file.

    ASM51 membutuhkan file MOD51 agar ASM51 dapat mengenali semua

    register milik AT89S51. MOD51 harus terdapat pada direktori yang sama dengan

    ASM51. MOD51 juga harus disertakan dalam listing program dengan cara

    menuliskan $MOD51 di awal program.

    2. Simbol dan Label

    Simbol adalah nama yang mewakili angka atau alamat pada memori. Label

    adalah sebuah nama yang mewakili suatu alamat program. Baik simbol maupun

    label berfungsi untuk mempermudah pengguna untuk berpindah alamat dengan

    cepat. Satu simbol mewakili satu angka atau alamat dan satu label juga mewakili

    satu alamat, oleh karena itu simbol atau label yang sama tidak boleh didefinisikan

    dua kali (kecuali menggunakan definisi SET).

    Pada ASM51, persyaratan sebuah label dan simbol adalah tidak mengandung

    karakter selain huruf, angka, tanda tanya, dan garis bawah. Penulisan simbol dan

    label tidak boleh diawali dengan angka. Selain itu, diakhir sebuah label harus

    terdapat tanda baca titik dua :.

    Contoh simbol: ACK EQU 0FAH

    Contoh label: START:

    3. Mnemonic dan Operand

    Mnemonic adalah bagian dari instruksi yang mewakili sebuah proses yang

    akan dilakukan. Operand adalah bagian dari instruksi yang mewakili register,

    variabel, atau alamat yang akan diproses oleh mnemonic didepannya.

    Contoh: Mov A,P1

  • 27

    4. Comment

    Comment merupakan suatu komentar yang digunakan user untuk memberi

    tanda atau keterangan pada bagian-bagian program. Penulisan komentar ini

    didahului dengan tanda baca titik koma ;.

    5. End

    End harus disertakan dalam listing program sebagai penanda bahwa listing

    telah berakhir.