1411101552wpdm_kepmenkes 290 tahun 2008 - persetujuan tindakan kedokteran

10
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 290/MENKES/PER/III/2008 TENTANG PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa sebagai pelaksanaan Pasal 45 Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, perlu mengatur kembali Persetujuan Tindakan Medik dengan Peraturan Menteri Kesehatan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lemb aran Negara RepublikIndonesia Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3495); 2. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4431); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1966 tentang Waj ib Simpan Rahasia Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1966 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia N omor 2803); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1996 Nomor 39 Tambahan Lembaran Neg ara Nomor 3637); 5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 920/Menkes/Per/XII/1986 tentang Upaya Pelayanan Kesehatan Swasta Di Bidang Medik; 6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 159b/Menkes/Per/II/1988 tentang Rumah Sakit sebagaimana telah diubah terakhir dengan Keputusan Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial Nomor 191/Menkes-

Upload: khusnul-khotimah

Post on 12-Sep-2015

30 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kepmenkes 290 Tahun 2008

TRANSCRIPT

PERATURANMENTERIKESEHATANREPUBLIKINDONESIANOMOR290/MENKES/PER/III/2008

TENTANG

PERSETUJUANTINDAKANKEDOKTERAN

MENTERIKESEHATANREPUBLIKINDONESIA,

Menimbang:bahwasebagaipelaksanaanPasal45Undang-UndangNomor29Tahun2004tentangPraktikKedokteran,perlumengaturkembaliPersetujuanTindakanMedikdenganPeraturanMenteriKesehatan;

Mengingat:1.Undang-UndangNomor23Tahun1992tentangKesehatan(LembaranNegaraRepublikIndonesiaTahun1992Nomor100,TambahanLembaranNegaraRepublikIndonesiaNomor3495);

2.Undang-UndangNomor29Tahun2004tentangPraktikKedokteran(LembaranNegaraRepublikIndonesiaTahun2004Nomor116,TambahanLembaranNegaraRepublikIndonesiaNomor4431);

3.PeraturanPemerintahNomor10Tahun1966tentangWajibSimpanRahasiaKedokteran(LembaranNegaraRepublikIndonesiaTahun1966Nomor21,TambahanLembaranNegaraRepublikIndonesiaNomor2803);

4.PeraturanPemerintahNomor32Tahun1996tentangTenagaKesehatan(LembaranNegaraTahun1996Nomor39TambahanLembaranNegaraNomor3637);

5.PeraturanMenteriKesehatanNomor920/Menkes/Per/XII/1986tentangUpayaPelayananKesehatanSwastaDiBidangMedik;

6.PeraturanMenteriKesehatanNomor159b/Menkes/Per/II/1988tentangRumahSakitsebagaimanatelahdiubahterakhirdenganKeputusanMenteriKesehatandanKesejahteraanSosialNomor191/Menkes-Kesos/SK/II/2001tentangPerubahanKeputusanMenteriKesehatanNomor157/Menkes/SK/III/1999tentangPerubahanKeduaAtasPeraturanMenteriKesehatanNomor159b/Menkes/Per/II/1988tentangRumahSakit;

7.PeraturanMenteriKesehatanNomor1575/Menkes/Per/XI/2005tentangOrganisasidanTataKerjaDepartemenKesehatansebagaimanatelahdiubahdenganPeraturanMenteriKesehatanNomor1295/Menkes/Per/XII/2007tentangPerubahanPertamaAtasPeraturanMenteriKesehatanNomor1575/Menkes/Per/XI/2005tentangOrganisasidanTataKerjaDepartemenKesehatan.

MEMUTUSKAN:

Menetapkan:PERATURANMENTERIKESEHATANTENTANGPERSETUJUANTINDAKANKEDOKTERAN.

BABIKETENTUANUMUM

Pasal1DalamPeraturanMenteriiniyangdimaksuddengan:

1.Persetujuantindakankedokteranadalahpersetujuanyangdiberikanolehpasienataukeluargaterdekatsetelahmendapatpenjelasansecaralengkapmengenaitindakankedokteranataukedokterangigiyangakandilakukanterhadappasien.

2.Keluargaterdekatadalahsuamiatauistri,ayahatauibukandung,anak-anakkandung,saudara-saudarakandungataupengampunya.

3.Tindakankedokteranataukedokterangigiyangselanjutnyadisebuttindakankedokteranadalahsuatutindakanmedisberupapreventif,diagnostik,terapeutikataurehabilitatifyangdilakukanolehdokterataudoktergigiterhadappasien.

4.TindakanInvasifadalahsuatutindakanmedisyanglangsungdapatmempengaruhikeutuhanjaringantubuhpasien.

5.Tindakankedokteranyangmengandungrisikotinggiadalahtindakanmedisyangberdasarkantingkatprobabilitastertentu,dapatmengakibatkankematianataukecacatan.

6.Dokterdandoktergigiadalahdokter,dokterspesialis,doktergigidandoktergigispesialislulusanpendidikankedokteranataukedokterangigibaikdidalammaupundiluarnegeriyangdiakuiolehpemerintahRepublikIndonesiasesuaidenganperaturanperundang-undangan.

7.Pasienyangkompetenadalahpasiendewasaataubukananakmenurutperaturanperundang-undanganatautelah/pernahmenikah,tidakterganggukesadaranfisiknya,mampuberkomunikasisecarawajar,tidakmengalamikemunduranperkembangan(retardasi)mentaldantidakmengalamipenyakitmentalsehinggamampumembuatkeputusansecarabebas.

BABIIPERSETUJUANDANPENJELASAN

BagianKesatuPersetujuan

Pasal2

(1)Semuatindakankedokteranyangakandilakukanterhadappasienharusmendapatpersetujuan.

(2)Persetujuansebagaimanadimaksudpadaayat(1)dapatdiberikansecaratertulismaupunlisan.

(3)Persetujuansebagaimanadimaksudpadaayat(1)diberikansetelahpasienmendapatpenjelasanyangdiperlukantentangperlunyatindakankedokterandilakukan.

Pasal3

(1)Setiaptindakankedokteranyangmengandungrisikotinggiharusmemperolehpersetujuantertulisyangditandatanganiolehyangberhakmemberikanpersetujuan.

(2)Tindakankedokteranyangtidaktermasukdalamketentuansebagaimanadimaksudpadaayat(1)dapatdiberikandenganpersetujuanlisan.

(3)Persetujuantertulissebagaimanadimaksudpadaayat(1)dibuatdalambentukpernyataanyangtertuangdalamformulirkhususyangdibuatuntukitu.

(4)Persetujuansebagaimanadimaksudpadaayat(2)dapatdiberikandalambentukucapansetujuataubentukgerakanmenganggukkankepalayangdapatdiartikansebagaiucapansetuju.

(5)Dalamhalpersetujuanlisanyangdiberikansebagaimanadimaksudpadaayat(2)dianggapmeragukan,makadapatdimintakanpersetujuantertulis.

Pasal4

(1)Dalamkeadaangawatdarurat,untukmenyelamatkanjiwapasiendan/ataumencegahkecacatantidakdiperlukanpersetujuantindakankedokteran.

(2)Keputusanuntukmelakukantindakankedokteransebagaimanadimaksudpadaayat(1)diputuskanolehdokterataudoktergigidandicatatdidalamrekammedik.

(3)Dalamhaldilakukannyatindakankedokteransebagaimanadimaksudpadaayat(1),dokterataudoktergigiwajibmemberikanpenjelasansesegeramungkinkepadapasiensetelahpasiensadarataukepadakeluargaterdekat.

Pasal5

(1)Persetujuantindakankedokterandapatdibatalkanatauditarikkembaliolehyangmemberipersetujuansebelumdimulainyatindakan.

(2)Pembatalanpersetujuantindakankedokteransebagaimanadimaksudpadaayat(1)harusdilakukansecaratertulisolehyangmemberipersetujuan.

(3)Segalaakibatyangtimbuldaripembatalanpersetujuantindakankedokteransebagaimanadimaksudpadaayat(1)dan(2)menjaditanggungjawabyangmembatalkanpersetujuan.

Pasal6

Pemberianpersetujuantindakankedokterantidakmenghapuskantanggunggugathukumdalamhalterbuktiadanyakelalaiandalammelakukantindakankedokteranyangmengakibatkankerugianpadapasien

BagianKeduaPenjelasan

Pasal7

(1)Penjelasantentangtindakankedokteranharusdiberikanlangsungkepadapasiendan/ataukeluargaterdekat,baikdimintamaupuntidakdiminta.

(2)Dalamhalpasienadalahanak-anakatauorangyangtidaksadar,penjelasandiberikankepadakeluarganyaatauyangmengantar.

(3)Penjelasantentangtindakankedokteransebagaimanadimaksudpadaayat(1)sekurang-kurangnyamencakup:a.Diagnosisdantatacaratindakankedokteran;b.Tujuantindakankedokteranyangdilakukan;c.Altematiftindakanlain,danrisikonya;d.Risikodankomplikasiyangmungkinterjadi;dane.Prognosisterhadaptindakanyangdilakukan.f.Perkiraanpembiayaan.

Pasal8

(1)Penjelasantentangdiagnosisdankeadaankesehatanpasiendapatmeliputi:a.Temuanklinisdarihasilpemeriksaanmedishinggasaattersebut;b.Diagnosispenyakit,ataudalamhalbelumdapatditegakkan,makasekurang-kurangnyadiagnosiskerjadandiagnosisbanding;c.Indikasiataukeadaanklinispasienyangmembutuhkandilakukannyatindakankedokteran;d.Prognosisapabiladilakukantindakandanapabilatidakdilakukantindakan.

(2)Penjelasantentangtindakankedokteranyangdilakukanmeliputi:a.Tujuantindakankedokteranyangdapatberupatujuanpreventif,diagnostik,terapeutik,ataupunrehabilitatif.b.Tatacarapelaksanaantindakanapayangakandialamipasienselamadansesudahtindakan,sertaefeksampingatauketidaknyamananyangmungkinterjadi.c.Alternatiftindakanlainberikutkelebihandankekurangannyadibandingkandengantindakanyangdirencanakan.d.Risikodankomplikasiyangmungkinterjadipadamasing-masingalternatiftindakan.e.Perluasantindakanyangmungkindilakukanuntukmengatasikeadaandaruratakibatrisikodankomplikasitersebutataukeadaantakterdugalainnya.

(3)Penjelasantentangrisikodankomplikasitindakankedokteranadalahsemuarisikodankomplikasiyangdapatterjadimengikutitindakankedokteranyangdilakukan,kecuali:a.risikodankomplikasiyangsudahmenjadipengetahuanumumb.risikodankomplikasiyangsangatjarangterjadiatauyangdampaknyasangatringanc.risikodankomplikasiyangtidakdapatdibayangkansebelumnya(unforeseeable)

(4)Penjelasantentangprognosismeliputi:a.Prognosistentanghidup-matinya(advitam);b.Prognosistentangfungsinya(adfunctionam);c.Prognosistentangkesembuhan(adsanationam).

Pasal9

(1)PenjelasansebagaimanadimaksuddalamPasal8harusdiberikansecaralengkapdenganbahasayangmudahdimengertiataucaralainyangbertujuanuntukmempermudahpemahaman.

(2)Penjelasansebagaimanadimaksudpadaayat(1)dicatatdandidokumentasikandalamberkasrekammedisolehdokterataudoktergigiyangmemberikanpenjelasandenganmencantumkantanggal,waktu,nama,dantandatanganpemberipenjelasandanpenerimapenjelasan.

(3)Dalamhaldokterataudoktergigimenilaibahwapenjelasantersebutdapatmerugikankepentingankesehatanpasienataupasienmenolakdiberikanpenjelasan,makadokterataudoktergigidapatmemberikanpenjelasantersebutkepadakeluargaterdekatdengandidampingiolehseorangtenagakesehatanlainsebagaisaksi.

Pasal10

(1)PenjelasansebagaimanadimaksuddalamPasal9diberikanolehdokterataudoktergigiyangmerawatpasienatausalahsatudokterataudoktergigidaritimdokteryangmerawatnya.

(2)Dalamhaldokterataudoktergigiyangmerawatnyaberhalanganuntukmemberikanpenjelasansecaralangsung,makapemberianpenjelasanharusdidelegasikankepadadokterataudoktergigilainyangkompeten.

(3)Tenagakesehatantertentudapatmembantumemberikanpenjelasansesuaidengankewenangannya.

(4)Tenagakesehatantertentusebagaimanadimaksudpadaayat(3)adalahtenagakesehatanyangikutmemberikanpelayanankesehatansecaralangsungkepadapasien.

Pasal11

(1)Dalamhalterdapatindikasikemungkinanperluasantindakankedokteran,dokteryangakanmelakukantindakanjugaharusmemberikanpenjelasan.

(2)Penjelasankemungkinanperluasantindakankedokteransebagaimanadimaksudpadaayat(1)merupakandasardaripadapersetujuan.

Pasal12

(1)Perluasantindakankedokteranyangtidakterdapatindikasisebelumnya,hanyadapatdilakukanuntukmenyelamatkanjiwapasien.

(2)Setelahperluasantindakankedokteransebagaimanadimaksudpadaayat(2)dilakukan,dokterataudoktergigiharusmemberikanpenjelasankepadapasienataukeluargaterdekat.

BABIIIYANGBERHAKMEMBERIKANPERSETUJUAN

Pasal13

(1)Persetujuandiberikanolehpasienyangkompetenataukeluargaterdekat.

(2)Penilaianterhadapkompetensipasiensebagaimanadimaksudpadaayat(1)dilakukanolehdokterpadasaatdiperlukanpersetujuan

BABIVKETENTUANPADASITUASIKHUSUS

Pasal14

(1)Tindakanpenghentian/penundaanbantuanhidup(withdrawing/withholdinglifesupport)padaseorangpasienharusmendapatpersetujuankeluargaterdekatpasien.

(2)Persetujuanpenghentian/penundaanbantuanhidupolehkeluargaterdekatpasiensebagaimanadimaksudpadaayat(1)diberikansetelahkeluargamendapatpenjelasandaritimdokteryangbersangkutan.

(3)Persetujuansebagaimanadimaksudpadaayat(1)harusdiberikansecaratertulis.

Pasal15

Dalamhaltindakankedokteranharusdilaksanakansesuaidenganprogrampemerintahdimanatindakanmediktersebutuntukkepentinganmasyarakatbanyak,makapersetujuantindakankedokterantidakdiperlukan.

BABVPENOLAKANTINDAKANKEDOKTERAN

Pasal16

(1)Penolakantindakankedokterandapatdilakukanolehpasiendan/ataukeluargaterdekatnyasetelahmenerimapenjelasantentangtindakankedokteranyangakandilakukan.

(2)Penolakantindakankedokteransebagaimanadimaksudpadaayat(1)harusdilakukansecaratertulis.

(3)Akibatpenolakantindakankedokteransebagaimanadimaksudpadaayat(2)menjaditanggungjawabpasien.

(4)Penolakantindakankedokteransebagaimanadimaksudpadaayat(1)tidakmemutuskanhubungandokterdanpasien.

BABVITANGGUNGJAWAB

Pasal17

(1)Pelaksanaantindakankedokteranyangtelahmendapatpersetujuanmenjaditanggungjawabdokterataudoktergigiyangmelakukantindakankedokteran.

(2)Saranapelayanankesehatanbertanggungjawabataspelaksanaanpersetujuantindakankedokteran.

BABVIIPEMBINAANDANPENGAWASAN

Pasal18

(1)KepalaDinasKesehatanPropinsidanKepalaDinasKesehatanKabupaten/Kotamelakukanpembinaandanpengawasandenganmelibatkanorganisasiprofesiterkaitsesuaitugasdanfungsimasing-masing.

(2)Pembinaandanpengawasansebagaimanadimaksudpadaayat(1)diarahkanuntukmeningkatkanmutupelayanankesehatan.

Pasal19

(1)Dalamrangkapembinaandanpengawasan,Menteri,KepalaDinasKesehatanPropinsi,KepalaDinasKesehatanKabupaten/Kotadapatmengambiltindakanadministratifsesuaidengankewenangannyamasing-masing

(2)Tindakanadministratifsebagaimanadimaksudpadaayat(1)dapatberupateguranlisan,tegurantertulissampaidenganpencabutanSuratIjinPraktik

BABIXKETENTUANPENUTUP

Pasal20

PadasaatPeraturanMenteriinimulaiberlaku,makaPeraturanMenteriKesehatanNomor585/MENKES/PER/IX/1989tentangPersetujuanTindakanMedikdicabutdandinyatakantidakberlakulagi.

Pasal21

PeraturanMenteriinimulaiberlakupadatanggalditetapkan.

Agarsetiaporangrnengetahuinya,rnemerintahkanpengundanganPeraturaninidenganpenernpatannyadalamBeritaNegaraRepublikIndonesia.

DitetapkandiJakartapadatanggal26Maret2008MenteriKesehatan,

Dr.dr.SitiFadilahSupari,Sp.JP(K)