14. training internal quality by iso 9001
TRANSCRIPT
TRAININGINTERNAL QUALITY
9OO1 : 2008
AUDIT (DEFINISI)
Pengujian sistimatis mandiri dan
terdokumentasi untuk memperoleh bukti
audit dan mengevaluasinya secara objektif
untuk menentukan sejauh mana kriteria
audit dipenuhi
SUMBER ISO 9000 : 2005
KRITERIA AUDIT Dokumen Kerja vs dokumen lainnya
Keterkaitan antar dokumen, keterkaitan antara prosedur dengan instruksi
keria dan recordnya, keterkaitan antara Quality Manual dengan procedure dst.
Dokumen kerja vs Persyaratan Quality System
Kesesuaian isi dokumen dengan semua elemen ISO 9001:2008,
Dokumen kerja vs Pelaksanaan
Kesesuaian pelaksanaan dan prosedur tertulisnya,
Produk vs Spesifikasi tertentu / customer
Kesesuaian produk yang dibuat dengan spesifikasi,
JENIS-JENIS AUDITBERDASARKAN AUDITORNYA
Internal Audit (first party)
Audit yang dilaksanakan oleh perusahaan sendiri. Tujuannya a.l : Menjaga
keefektifan sistem manajemen mutu yang ada.
External Audit (second party)
Audit yang dilakukan perusahaan terhadap vendor. Tujuannya a.I : Melihat
sistem mutu vendor untuk memastikan kemampuan vendor dalarn mengirim
produk yang balk dan konsisten baik.
Extrinsic Audit (third party)
Audit yang dilaksanakan oleh suatu badan yang independent (third party), e.g :
KEMA, SGS, TUV, BVQI, dll. Tujuannya a.l Memeriksa kesesuaian sistem mutu
yang dipunyai oleh perusahaan terhadap standard mutu ISO 9001:2008
DEFINISI / LSTILAH(ISO 19011:2005)
Auditor: Seseorang yang mempunyai kompetensi unuk melakukan
Audit.
Lead Auditor: Auditor yang mengatur kegiatan Quality Audit.
Auditee: seseorang atau organisasi yang diaudit.
Nonconformity: Ketidaksesuaian terhadap suatu persyaratan
Quality system atau standard lain yang menjadi referensi.
Improvement Opportunity / Observation: Bukan Nonconformity tapi
bila tetap dilakukan kurang efektif dalam mencapai tujuan
QUALIFICATION / PERSYARATANAUDITOR
Pendidikan (education) Caton Auditor harus memiliki level pendidikan formal
yang memadai
Kemampuan berkomunikasi (communication skills)
Caton Auditor harus dapat mendemontrasikan kemampuan dalam
menjelaskan konsep atau ide secara lisan atau tertulis secara jelas dan
lancar.
Training
Calon auditor harus mendapat training yang cukup untuk memastikan bahwa
calon auditor tersebut mempunyai kemampuan dalam hal :
Memahami standard mutu ISO 9001:2008
Mengetahui teknik audit
Tambahan skill untuk mengelola audit, seperti perencanaan,
mengorganisasi, komunikasi dan mengarahkan (Lead Auditor)
QUALIFICATION / PERSYARATANAUDITOR
Lulus Ujian
Kemampuan auditor harus didemonstrasikan melalui ujian tertulis atau lisan
Berpengalaman
Caton Auditor harus memiliki pengalaman kerja yang cukup dan sebaiknya
memahami kondisi area yang akan diaudit.
Harus memiliki Personnel Attribute yang cukup
Tidak melakukan intimidasi terhadap auditee, tidak mau menang sendiri,
mau mendengarkan alasan auditee
Memelihara kemampuan
Auditor harus dipelihara kemampuannya dalam hal pemahaman terhadap
persyaratan Quality system dan kemampuannya dalam teknik audit yang
efektif. Mengikuti refreshing training bila perlu.
PERSONEL ATTRIBUTESEORANG AUDITOR
SABAR: mendengarkan dengan seksama seluruh
penjelasan auditee, tidak terpancing situasi.
SOPAN: menghormati keahlian auditee, bertanya dengan
tata-cara yang baik, selalu mengucapkan terimna kasih.
INOVATIF: mencari cara-ara yang lebih efektif untuk
rnenggali bukti-bukti audit, detail dalam memeriksa:
PROFESIONAL: tepat waktu, rnelakukan persiapan yang
memadai menjelang audit.
SISTEMATIK: urutan audit jelas alurnya, bertanya pada
point-point penting.
Audit yang efektif tergantung kepada jumlah dan kualitas informasi yang
didapat dan dianalisa selama proses audit.
Segala sesuatu yang dapat meningkatkan kemampuan auditor untuk
menilai dan mengevaluasi informasi meningkatkan kualitas dari hasil audit.
Quality System dijalankan dan diimplementasikan oleh manusia dan proses
audit banyak melibatkan interaksi dengan personel organisasi yang diaudit.
Oleh karena itu, Untuk dapat meningkatkan Kemampuan auditor untuk
secara efektive berkomunikasi dengan organisasi yang diaudit, Auditor
harus mempertimbangkan
"HUMAN FACTOR"
SIKAP PERMUSUHAN DARI AUDITEE
Progressive Hostility
yaitu: sikap permusuhan yang timbul secara bertahap. Misalnya
kebanyakan interview diawali dengan damai (peaceably), tetapi
sifat tidak berteman timbul sesuai dengan pergerakan waktu
seiring ditemukannya banyak ketidak sesuain atau sifat audit
yang cenderung intimidasi atau mulai lelah.
Yang dapat dilakukan Auditor antara lain:
Melunakkan dan menurunkan nada bicara sehingga tidak
berkesan mencecar dan memojokan auditee.
Lebih terbuka untuk mendengarkan penjelasan auditee.
Menyelipkan humor segar untuk mencairkan suasana.
SIKAP PERMUSUHAN DARI AUDITEE
Sudden Hostility
Yaitu sikap permusuhan yang timbul secara mendadak ketika audit
berlangsung. Misalnya begitu auditor menemukan temuan
penyimpangan
yang dilakukan oleh personal, dan personal tersebut khawatir akan
ditegur atas penyimpangan tersebut
Yang dapat dilakukan Auditor antara lain:
Menjelaskan kepada auditee bahwa audit adalah audit sistem bukan
orang. Penyimpangan terjadi mungkin karena ketidakjelasan sistem
jinstruksi kerja tidak jelas) atau mengindikasikan adanya kelemahan
pada sistem (tidak dilakukannya on the job training/ sosialisasi
terhadap sistem yang baru)'
SIKAP PERMUSUHAN DARI AUDITEE
Immediate Hostility
sikap permusuhan yang langsung ditunjukkan pada saat audit dimulai, misalnya :
“Saya sibuk, bagaimana kalau auditnya minggu depan saja ?”
“Soya sebentar lagi adameeting, bisa ngga auditnya 15 menit saja ?”
Kondisi ini biasanya meng-indikasikan lemahnya komitmen dan suppotr dari
manajemen, audit kurang dianggap sebagai suatu program penting
Yang dapat dilakukan Auditor antara lain:
Tidak perlu ribut dengan auditee, cek apakah memang kebetulan ada urusan
mendadak (tidak diduga) yang penting, yang tidak bisa ditinggalkan, jika ya maka
atur schedule penggantinya.
Jika kondisi tersebut terjadi karena kurangnya komitment, maka catat dan
informasikan ke Lead Auditor. Lead auditor akan menyampaikan masalah ini ke
Manajemen
FASE-FASE AUDIT
Fase I :PERENCANA
AN AUDIT
Fase I :PELAKSANAA
N AUDIT
Fase I :FOLLOW UP
AUDIT
FASE I : PERENCANAAN AUDIT
Meliputi a.l:
Buat rencana/ schedule audit
Pemilih audit team.
Hubungi organisasi yang akan diaudit
Pengarahan untuk audit team
Pembuatan Checklist Audit
FASE I : PERENCANAAN AUDIT
1. Buat rencana/ schedule audit
Jadwal pelaksanaan audit dan frekuensi-nya harus ditentukan berdasarkan status dan pentingnya kegiatan yang diaudit. Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam menyusun jadwal audit:
Ruang Lingkup Audit
- Lokasi
- Unit dalam organisasi
- Proses dan aktivitas yang akan diaudit
- Lama pelaksanaan audit
- Loading kerja Auditee
- Jam Kerja dan Jumlah shift
- Jam makan slang / istirahat
Jumlah personel yang menjalankan kegiatan yang bersangkutan. Kerumitan (complexity) dan Pentingnya (criticality) prose
FASE I : PERENCANAAN AUDIT
2. Pemilihan Audit Team
Jumlah anggota audit team bervariasi tergantung dari
:
Scope (jangkauan audit)
Personel (auditor) yang tersedia.
Waktu yang tersedia untuk menyelesaikan audit
Kebutuhan keahlian atau pengalaman tertentu dari
area tersebut.
FASE I : PERENCANAAN AUDIT
3. Hubungi organisasi yang akan diaudit
Dimaksudkan untuk:
Mengkonfirmasikan jadwal audit dan mendapat
persetujuan waktu pelaksanaan audit.
Mendapatkan dokumen dan informasi yang diperlukan
untuk perencanaan audit dan membuat check list.
Auditee sempat melakukan persiapan dokumen, record,
personel yang bersangkutan langsung terhadap
aktifitas terkait, ruang / area yang memadai.
FASE I : PERENCANAAN AUDIT
4. Pengarahan Untuk Audit Team
Lead Auditor memberikan pengarahan mengenai
a.l:
Audit scope.
Schedule audit
Masalah spesifik dari area tertentu
Pertimbangan atau pengarahan dari manajemen.
Aktifitas dan area kritis yang harus diinvestigasi.
FASE I : PERENCANAAN AUDIT
4. Pengarahan Untuk Audit Team
Pengarahan dari Managemen (MR)/ lead auditor mengenai area yang perlu
diinvestigasi lebih detil
Temuan audit sebelumnya banyak masalah di recruitment, maka audit recruitment harus
melakukan review ulang kasus sebelumnya
Ada inputan negatif di surat pembaca, investigasi penanganan claim, kenapa kasus
tersebut sampai masuk ke koran ??
Auditor melakukan persiapan yang meliputi
Memahami performa proses area yang akan diaudit,
Memahami kendala yang dirasakan oleh proses selanjutnya, misalnya: Banyaknya
complain mengenai salah menerima pengiriman (input untuk audit proses pengiriman).
Beberapa kasus complain karena kualitas tidak sesuai standar (input untuk audit proses
pemilihan subcont)
Melakukan investigasi awal, perkiraan arah investigasi audit
FASE I : PERENCANAAN AUDIT
5. Pembuatan Checklist Audit
Tujuan Pembuatannya a.l:
membantu auditor mengingat apa yang harus
diperiksa
membantu pengaturan waktu
membantu dalam memastikan cakupan ruang
lingkup
Menentukan "jejak audit" atau urutan audit.
FASE II : PELAKSANAAN AUDIT
Meliputi a.l:
Opening Meeting
Pelaksanaan Audit.
Membuat Laporan Audit
Closong Metting
FASE II : PELAKSANAAN AUDIT
1. Opening meeting
Dapat dipimpin oleh Lead Auditor atau oleh Auditor itu sendiri:
Memperkenalkan team audit
Menguraikan ruang lingkup
Menguraikan tujuan audit : audit adalah audit sistem bukan audit
prang, penvimparman menqindikasikan adanva kelemahan
pada sistem, bukan kesalahan pada oranq
Rincian proses audit
(apa, siapa, kapan dan dimana) dan Lain-lain.
FASE II : PELAKSANAAN AUDIT
2. Pelaksanaan Audit
“Proses audit dilakukan dalam usaha untuk memeriksa
Conformity, Nonconformity dan improvement
opportunity dengan didukung oleh bukti-bukti
objective” dengan cara a.1:
mewawancarai personil yang bertanggung jawab dan
pelaksana langsung operasi tersebut
mengobservasi praktek operasi terhadap dokumen
memeriksa bukti dokumentasi seperti prosedur, perencanaan,
spesifikasi dan catatan
FASE II : PELAKSANAAN AUDIT
2. Pelaksanaan Audit
INTERVIEW:• Minta auditee menjelaskan aktivitas ybs• Hindari tekanan suara seperti “polisi”• Jadi Pendengan yang baik
OBSESRVASI:• Pengamatan aktual di lapangan• usahakan tidak menginterupsi aktivitas yang sedang berjalan• Jadi pengamat yang baik
CEK DOKUMEN:• cocokan aktivitas dengan dokumen kerja, spesifikasi dll•Hindari “Nit Picking”• Jadi peneliti yang baik
INTERVIEW
CEK DOKUME
N
OBESEVASI
FASE II : PELAKSANAAN AUDIT (2. PELAKSANAAN AUDIT)
Teknik-teknik Sampling
Karena terbatas oleh waktu dan sumber daya maka proses audit dilakukan
dengan cara sampling, beberapa teknik sampling a.l;
Vertical Slice Sampling
Mengambil satu sample dan memeriksa kesesuaiannya terhadap semua
element Quality system atau persyaratan tertentu yang terkait
Horizontal Slice Sampling
Konsentrasi pada satu elemen quality system dan memeriksa beberapa sample
terkait dengan elemen tersebut.
Pada umumnya, digunakan kombinasi dari kedua teknik tersebut.
FASE II : PELAKSANAAN AUDIT (2. PELAKSANAAN AUDIT)
Teknik-teknik Sampling
Jika suatu masalah terdeteksi melalui vertical slice, horizontal slice sampling
harus digunakan untuk menentukan kedalaman dan keseriusan dari masalah
tsb !!
FASE II : PELAKSANAAN AUDIT (2. PELAKSANAAN AUDIT)
Teknik-teknik Komunikasi Saat Wawancara
Tentukan tujuan komunikasi, apa yang sebenarnya ingin anda ketahui.
Pilih kata yang sesuai dan umum dimengerti, bila ada istilah yang masih
asing maka perjelaskan artinya, ini menghindari persepsi yang berbeda.
Gunakan bahasa tubuh dan nada suara untuk memperjelas maksud
Gunakan pertanyaan yang memerlukan Denjelasan sehingga wawancara
menjadi
Pastikan bahwa lawan bicara anda mengerti maksud yang ingin anda
sampaikan bila mereka tampak bingung dengan apa yang anda
tanyakan.
Gunakan kontak mata pada waktu berkomunikasi.
FASE II : PELAKSANAAN AUDIT (2. PELAKSANAAN AUDIT)
Teknik-teknik Komunikasi Saat Wawancara
Aktif memperhatikan untuk menjamin bahwa auditor mendengar dan mengerti apa yang dijelaskan oleh auditee. Beberapa metode tersebut a.1:
Paraphasing yaitu menguraikan dengan kata-kata sendiri Katakan persetujuan anda terhadap penjelasan auditee bila memang
begitu adanya. Menunggu beberapa saat setelah auditee selesai berbicara sebelum
mengajukan pertanyaan. Jangan melakukan interupsi terhadap respon dari auditee bila tidak
terpaksa Membuat Kesimpulan akhir hasil interview dan memperoleh
persetujuan bersama atas hasil interview tersebut. Memberikan kesempatan kepada auditee untuk mengkoreksi
kesalahpengertian
FASE II : PELAKSANAAN AUDIT (2. PELAKSANAAN AUDIT)
Teknik-teknik Komunikasi Saat Wawancara
Agar wawancara terasa hidup dan efektif untuk mendapat yang ingin diketahui maka dapat dilakukan dengan menyampaikan beberapa jenis pertanyaan berikut, a.1:
Open question
yaitu pertanyaan yang membutuhkan penjelasan
Probing question
yaitu pertanyaan yang bersifat memeriksa dan fokus pada satu hal yang penting.
Closed question
Pertanyaan yang meminta kepastian auditee.
FASE II : PELAKSANAAN AUDIT (2. PELAKSANAAN AUDIT)
OBSERVASI
Berikut beberapa teknik observasi yang efektif
Tentukan informasi yang ingin dibuktikan penerapannya
Pimpin proses observasi, jangan terbawa oleh arahan auditee
Hindari interupsi proses, minta izin bila ingin mendapatkan
keterangan dari pelaksana proses
Perhatikan pelaksanaan proses dengan seksama
Catat proses (jenis, lokasi, tanggal) yang tidak sesuai dengan
dokumentasinya
FASE II : PELAKSANAAN AUDIT (2. PELAKSANAAN AUDIT)
Hal-hal yang seharusnya dihindari
selama pelaksanaan audit
Memberi pertanyaan yang mengandung beban dan memojokan (loaded and leading question). Contohnya: mengapa anda mengunakan sistem filing yang sudah jelas tidak efektif ? Atau Anda tidak dengan sengaja mentransfer jumlah klaim yang salah kan ?
Berdebat dengan auditee tentang suatu Nonconformity, untuk menghindarinya minta auditee memilih sample berikutnya untuk diperiksa.
Merasa lebih tahu dibandingkan dengan auditee mengenai hal yang diaudit, disarankan lebih banyak menjadi pendengar daripada pembicara. Misalnya, seharusnya proses plating tidak seperti ini.
FASE II : PELAKSANAAN AUDIT (2. PELAKSANAAN AUDIT)
HASIL AUDIT
Kesesuaian (Conformity)
Kondisi dipenuhinya kriteria-° Uclit pada suatu proses
Ketidaksesuaian4Nonconformity)
Kondisi tidak dipen0hinya kriteria audit pada suatu proses
Beberapa membagifiya menjadi 2 (dila) jenis :
Major Nonconfthnity
Minor Nonconformity
Peluang Peningkatan (Improvement Opportunity) Kondisi dipenuhinya kriteria audit pada suatu proses akan tetapi terdapat suatu peluang untuk menimbulkan ketidaksesuaian atau peluang untuk meningkatkan efektifitas proses
FASE II : PELAKSANAAN AUDIT (2. PELAKSANAAN AUDIT)
Definisi / Istilah
Beberapa perusahaan / badan sertifikasi membagi temuan menjadi major/minor :
Major Nonconformity
Tidak ada bukti penerapan atau kegagalan keseluruhan dari sistem untuk memenuhi
salah satu persyaratan ISO 9001:2008
Beberapa minor Ketidaksesuaian terhadap satu elemen dapat mengisyaratkan
kegagalan sistem sehingga dapat dikategorikan sebagai major nonconformity
Semua ketidaksesuaian yang dapat mengakibatkan pengiriman produk yang tidak
sesuai.
Suatu kondisi yang dapat mengakibatkan produk atau servis mengalami kegagalan atau
berkurang fungsinya.
Suatu ketidaksesuaian yang mengakibatkan kegagalan dari quality system
atau mengurangi kemampuan sistem mengontrol proses dan produk.
FASE II : PELAKSANAAN AUDIT (2. PELAKSANAAN AUDIT)
Definisi / Istilah (Lanjutan)
Minor Nonconformity:kriterian ya a.I
Ketidak sesuaian terhadap persyaratan ISO 9001:2008 yang tidak mengakibatkan
pada :
kegagalan dari suatu quality system
mengurangi kemampuannya dalam menjamin kondisi proses yang terkontrol
pada kemungkinan terkirimnya nonconforming produk
Yang disebabkan a.1:
Kegagalan pada dokumentasi dan record
Satu atau lebih ketidakkonsistenan penerapan suatu persyaratan yang tidak
mengakibatkan kepada 3 hal tersebut diatas.
FASE II : PELAKSANAAN AUDIT
3. Membuat Laporan Audit
Catat semua temuan audit baik Conformity, Nonconforrmity
ataupun Improvement opportunity berikut dengan objective
evidence-nya yang (dapat mengunakan Checklist)
Tentukan klasifikasi setiap Nonconformity.
Konfirmasikan setiap temuan terutama Nonconformity kepada
auditee lalu mintakan sign-nya.
Catat Nonconformity pada pada "Corrective Action Request"
Compile Nonconformity dalam suatu tabel untuk menunjukan
distribusinya dalam organisasi.
“Masalah terpenting adalah semua
Nonconformity baik MAJOR atau MINOR
harus diperbaiki sebelum sistem
dikategorikan sesuai dengan ISO
9001:2008”
FASE II : PELAKSANAAN AUDIT
4. Closing Meeting
Memperkenalkan audit team (apabila ada peserta yang tidak ikut pada saat opening
meeting )
Mereview scope dan tujuan audit
Hasil keseluruhan audit
Improvement dan praktek-praktek yang baik (Strong point)
Penjelasan masalah yang ditemukan (nonconformances) dengan akibat yang dapat
ditimbulkan
Menjelaskan bahwa audit adalah sampling bahwa problem yang ditemukan
dapat terjadi pada area yang lain, sehingga tindakan koreksi tidak hanya
dilakukan terhadap hasil temuan tetapi juga terhadap sistem dimana
nonconformances tersebut ditemukan
Rekomendasi untuk improvement dimasa yang akan datang (bila ada)
Rencana follow up / verifikasi
FASE III : FOLLOW - UP AUDIT
Memeriksa apakah tindakan perbaikan telah dilakukan
Memeriksa apakah tindakan perbaikan tersebut sesuai
dengan nonconformances yang ditemukan
Memeriksa apakah tindakan perbaikan tersebut efektif agar
masalah yang sama tidak terulang
Membuat CAR baru apabila pada saat verifikasi, status CAR
masih OPEN(bila perlu)
Membuat schedule verifikasi untuk nonconformances yang
masih OPEN
Gunakan LOG CAR untuk memonitor status tiap CAR
Hasil-hasil temuan audit dibawa pada
level management untuk direview. A.I;
Keefektifan Quality System yang ada dalam
mencapai rencana dan target perusahaan.
Komitmen semua level diorganisasi dalam
menjalankan dan mengembangkan Quality
System.
Menetapkan tindakan perbaikan yang diperlukan
INTERNAL QUALITY AUDIT OUT-LINE
TANGGUNG JAWAB LEAD AUDITOR
Menentukan Cakupan audit (bersama Management Representative) Membuat jadwal audit Menentukan Team Audit Konfirmasi dan distribusi jadwal audit ke auditee Membuat kompilasi laporan hasil audit dan
diserahkan kepada Wakil Manajemen Mutu Melakukan opening dan closing meeting audit Memonitor progress status setiap CAR yang timbul. Menilai dan mengembangkan keefektifan sistem
internal audit yang berlaku saat ini Memonitor dan mengevaluasi performa Auditor.
TANGGUNG JAWAB AUDITOR
Mempersiapkan check list sebelum audit dijalankan Memeriksa kesesuaian dokumentasi
dengan persyaratan ISO 9000 Memeriksa pelaksanaan operasi dengan dokumentasi Mengumpulkan dan mendokumentasikan bukti-bukti
obyektif Meminta konfirmasi temuan kepada auditee atas temuan
yang didapat Mencatat dan melaporkan dengan jelas penemuan-
penemuan audit kepada penanggung jawab area yang diaudit.
Verifikasi tindakan perbaikan yang telah dilakukan.
TANGGUNG JAWAB AUDITEE
Mempersiapkan segala keperluan untuk lancarnya
proses audit, a.1: dokumen kerja, personel pelaksana,
record, waktu dan bila mungkin area yang nyaman.
Menjelaskan hal-hal yang ditanya oleh auditor dengan
sesungguhnya dan tidak berbelit-belit.
Akui temuan bila memang itu benar adanya.
Melakukan tindakan perbaikan dan pencegahan bila
ditemukan nonconformity.
Menghargai auditor sebagai partner dalam membangun
suatu sistem kerja yang efektif.
WORKSHOPAUDIT RECORD PELATIHAN, KEBIJAKAN MUTU,
SASARAN MUTU DAN MANAJEMEN REVIEW
Pelajari record terlampir pada setiap study
kasus
Berdasarkan record tersebut, cek apakah
terdapat temuan ? Jika ya, tulis temuan
tersebut berdasarkan konsep PLOR (Problem,
Location, Objectives Evidence dan
Reference). Tetapkan pula pasal ISO 9001
yang dilanggar