14. materi mekanisme verifikasi klaim ina cbg_pelatihan koder p2jk.pdf

Upload: chacha

Post on 24-Feb-2018

303 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

  • 7/24/2019 14. Materi Mekanisme Verifikasi Klaim INA CBG_Pelatihan Koder P2JK.pdf

    1/48

    M. Iqbal Anas M.

    Grup Manajemen Pelayanan Kesehatan RujukanDisampaikan pada Pelatihan Koder, Bekasi 16 november 2015

    Mekanisme Verifikasi

    Klaim INA CBG

  • 7/24/2019 14. Materi Mekanisme Verifikasi Klaim INA CBG_Pelatihan Koder P2JK.pdf

    2/48

    I. LANDASAN HUKUM

    II. PROSEDUR & KELENGKAPAN KLAIMIII. RUANG LINGKUP VERIFIKASI

    IV. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB VERIFIKATOR

    V. FORMAT PENGAJUAN KLAIM

    2

    OUTLINE

  • 7/24/2019 14. Materi Mekanisme Verifikasi Klaim INA CBG_Pelatihan Koder P2JK.pdf

    3/48

    I. LANDASAN HUKUM

    II. PROSEDUR & KELENGKAPAN KLAIMIII. RUANG LINGKUP VERIFIKASI

    IV. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB VERIFIKATOR

    V. FORMAT PENGAJUAN KLAIM

    3

    OUTLINE

  • 7/24/2019 14. Materi Mekanisme Verifikasi Klaim INA CBG_Pelatihan Koder P2JK.pdf

    4/48

    (2) Badan Penyelenggara Jaminan Sosial wajib membayar fasilitas kesehatan atas pelayanan

    yang diberikan kepada peserta paling lambat 15 (lima belas) hari sejak permintaan

    pembayaran diterima

    UU NO 40 TAHUN 2004 PASAL 24

    (1) BPJS Kesehatan wajib membayar Fasilitas Kesehatan atas pelayanan yang diberikankepada peserta paling lambat:

    a. Tanggal 15 (lima belas) setiap bulan berjalan bagi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama

    yang menggunakan cara pembayaran pra upara berdasarkan kapitasi; dan

    b. 15 (lima belas) hari sejak dokumen klaim diterima lengkap bagi Fasilitas Kesehatan

    rujukan tingkat lanjutan

    PERPRES 111/2013 PASAL 38

    Kewajiban BPJS Kesehatan paling sedikit terdiri atas:

    b. melakukan pembayaran klaim kepada Fasilitas Kesehatan atas pelayanan yang diberikan

    kepada Peserta paling lambat 15 (lima belas) hari kerja sejak dokumen klaim diterima

    lengkap.

    PERMENKES 71/2013 PASAL 12 AYAT (5)

    Dasar Hukum

  • 7/24/2019 14. Materi Mekanisme Verifikasi Klaim INA CBG_Pelatihan Koder P2JK.pdf

    5/48

  • 7/24/2019 14. Materi Mekanisme Verifikasi Klaim INA CBG_Pelatihan Koder P2JK.pdf

    6/48

    BPJS KESEHATAN

    DALAM SISTEM KESEHATAN NASIONAL

    Mengembangkan sistem pelayanan kesehatan, sistem kendali mutu

    pelayanan dan sistem pembayaranUU

    No

    40

    /2004

    Risk

    pooling/

    member

    registration

    Revenue/

    Premium

    collection

    Strategic

    purchasing

    T

    U

    GA

    S

    UUN

    o

    24/20

    11

    Cost control

    Quality control

    Litba

    ngkes

    SISTEM KESEHATANNASIONAL

    UpayaKes

    pem

    biayaan

    SDM /SDA

    Yanfar

    alkes

    IT daninforma

    si

    Pemb

    erdayaan

    Tercapainya derajat

    kesehatan yang setinggi-tingginya

    Optimalisasi FKTP Optimalisasi Rujukan

    Berjenjang

    Pembayaran klaim yang tepat

    dan rasional

    TKMKB

    Promprev

    Irisan dengan

    Regulator

    Pembayaran

    berbasis kinerja

    Reward/punishment

    BPJS turut

    serta

    Pembayaran

    terhadap tarif

    Pre requisite:

    1. Tarif normal

    diterima khalayak

    2. Pembayaran

    menghilangkanmoral hazard

    Kontribusi iuran

  • 7/24/2019 14. Materi Mekanisme Verifikasi Klaim INA CBG_Pelatihan Koder P2JK.pdf

    7/48

    VERIFIKASI

  • 7/24/2019 14. Materi Mekanisme Verifikasi Klaim INA CBG_Pelatihan Koder P2JK.pdf

    8/48

    1. Perpres No. 12 tahun 2013

    2. Permenkes no. 71 tahun 2013

    3. Juknis Sistem INA CBGs

    4. Manlak JKN

    Regulasi

    PANDUANVERIFIKASI KLAIM

    Kemenkes RI -BPJS Kesehatan

  • 7/24/2019 14. Materi Mekanisme Verifikasi Klaim INA CBG_Pelatihan Koder P2JK.pdf

    9/48

    SEJAUH MANA CAKUPAN SEMESTA

    TERCAPAI?

    Cakupan: > 150 juta (lebih dari 50%

    populasi tercakup)

    Pelayanan atas indikasi

    medis dijamin

    Dana yang terkumpul

    Biaya pelkes:

    hampir

    semuadijamin

    Tidak ada iur

    biaya resmi,

    namun

    kadang ada

    under thetable

    payment

    Pelayanan tidak dijamin miskosmetik, pelayanan

    komplementer, tidak sesuai

    prosedur (Perpres 111/2013)

    Populasi

    sekitar 240 juta

    Terpukul oleh adverse selection

    Diadopsi dari: WHO, (2010), Health Financing: A Path to Universal Coverage

    TANTANGAN BESAR:

    sejauh mana danayang ada mampu

    membiayai program?

    Revenue vs

    expenditure!

    Apakah ada

    mismatch?

    Tingkat kolektibilitas?

    9

  • 7/24/2019 14. Materi Mekanisme Verifikasi Klaim INA CBG_Pelatihan Koder P2JK.pdf

    10/48

    I. LANDASAN HUKUM

    II. PROSEDUR & KELENGKAPAN KLAIMIII. RUANG LINGKUP VERIFIKASI

    IV. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB VERIFIKATOR

    V. FORMAT PENGAJUAN KLAIM

    10

    OUTLINE

  • 7/24/2019 14. Materi Mekanisme Verifikasi Klaim INA CBG_Pelatihan Koder P2JK.pdf

    11/48

    PENTINGNYA PEMAHAMAN PROSEDUR KLAIM

    Klaim lancar

    Cash flowFaskes lancar

    KepuasanFaskes dan

    NakesMeningkat

    Perlu Pemahaman

    Tentang Prosedur dan

    Kelengkapan Klaim

  • 7/24/2019 14. Materi Mekanisme Verifikasi Klaim INA CBG_Pelatihan Koder P2JK.pdf

    12/48

    Entri Data Klaim

    Penyerahan Berkas Klaim

    Verifikasi Klaim

    Umpan Balik Klaim &Pembentukan FPK (Format

    Pengajuan Klaim)

    Tarik Data Klaim di KantorCabang

    Approval & Pembayaran Klaim

    Proses Pengajuan Klaim FKRTL

    PetugasFKRTL

    PetugasBPJS Kes.

    FKRTL

    Ktr. Cabang

    15 Hari

  • 7/24/2019 14. Materi Mekanisme Verifikasi Klaim INA CBG_Pelatihan Koder P2JK.pdf

    13/48

    Waktu Pengajuan Klaim

    KAPAN DIAJUKAN?

    PALING LAMBAT TANGGAL 10

    BULAN BERIKUTNYA DILAKUKAN SECARA REGULER

    SIAPA YANG MENGAJUKAN?

    FASKES

    INFORMASI TENTANG KLAIM DAPAT DIPEROLEH DARI PANDUAN PRAKTIS ADMINISTRASI KLAIM

    YANG DAPAT DIUNDUH DARI WEBSITE BPJS KESEHATAN

  • 7/24/2019 14. Materi Mekanisme Verifikasi Klaim INA CBG_Pelatihan Koder P2JK.pdf

    14/48

    KLAIM FKRTL

    INA CBGs

    DIKLAIM KEPADA BPJS KESEHATAN MELALUI APLIKASI INA CBGSKEMENKES

    TARIF BERDASARKAN PERATURAN MENTERI (PERMENKES 69/2013)

    MENCAKUP BIAYA SELURUH PELAYANAN YANG DIBERIKAN BAIKBIAYA ADMINISTRASI, JASA PELAYANAN, SARANA, ALAT/BAHANHABIS PAKAI,OBAT, AKOMODASI DAN LAIN-LAIN.

    LUAR PAKETINA CBGs

    DIKLAIM KEPADA BPJS KESEHATAN

    TARIF BERDASARKAN PERATURAN MENTERI (PERMENKES 69 DAN SE 31/32)

    TERDIRI DARI:

    ALAT KESEHATAN LUAR PAKET

    CAPD OBAT KRONIS NON STABIL, OBAT KEMOTERAPI DAN TOP UP HEMOFILIA

  • 7/24/2019 14. Materi Mekanisme Verifikasi Klaim INA CBG_Pelatihan Koder P2JK.pdf

    15/48

    PELAYANAN GAWAT DARURAT DI FASKES TIDAK KERJA SAMA

    FASKES TINGKAT PERTAMA

    SETARA DENGAN TARIF

    FASKES YANG SETARA

    BESARAN PENGGANTIAN Rp

    100,000 sd Rp 150,000 PER

    KASUS

    FASKES TINGKAT LANJUTAN

    SETARA DENGAN FASKES

    KELAS YANG SETARA

    TIDAK ADA KELAS TIPE D

    BESARAN PENGGANTIAN

    SESUAI INA CBGS

    KRITERIA GAWAT DARURAT

    KLAIM OLEH FASKES

    SEGERA DIRUJUK SETELAH KEADAAN DARURAT TERATASI

  • 7/24/2019 14. Materi Mekanisme Verifikasi Klaim INA CBG_Pelatihan Koder P2JK.pdf

    16/48

    I. LANDASAN HUKUM

    II. PROSEDUR & KELENGKAPAN KLAIMIII. RUANG LINGKUP VERIFIKASI

    IV. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB VERIFIKATOR

    V. FORMAT PENGAJUAN KLAIM

    16

    OUTLINE

  • 7/24/2019 14. Materi Mekanisme Verifikasi Klaim INA CBG_Pelatihan Koder P2JK.pdf

    17/48

    Pedoman Verifikasi Klaim INA CBG

  • 7/24/2019 14. Materi Mekanisme Verifikasi Klaim INA CBG_Pelatihan Koder P2JK.pdf

    18/48

    RUANG LINGKUP VERIFIKASI

    Klaim FKRTL

    Klaim INA

    CBGs

    Klaim FKTPKlaim FKRTL

    Klaim NonINA CBGs &Non Kapitasi

  • 7/24/2019 14. Materi Mekanisme Verifikasi Klaim INA CBG_Pelatihan Koder P2JK.pdf

    19/48

    Berkas Klaim INA CBG

    Rawat JalanTingkat Lanjut

    (RJTL)

    Surat Eligibilitas Peserta (SEP)

    Bukti Pelayanan yang mencantumkan diagnosadan prosedur serta ditandatangani DPJP

    Bila diperlukan : Protokol terapi dan regimenobat khusus, resep alat kesehatan, tanda

    terima alat bantu kesehatan.

    Rawat Inap

    Tingkat Lanjut

    (RITL)

    Surat Perintah Rawat Inap

    SEP

    Resume Medis Pada kasus tertentu : Protokol terapi dan

    regimen obat khusus, resep alat kesehatan,tanda terima alat bantu kesehatan.

  • 7/24/2019 14. Materi Mekanisme Verifikasi Klaim INA CBG_Pelatihan Koder P2JK.pdf

    20/48

    Tahap Verifikasi Klaim INA CBGs

    3. Verifikasi Menggunakan Software INA CBGs

    Purifikasi Data 6 Langkah Verifikasi

    2. Verifikasi Pelayanan

    Sesuai Kaidah Rule INA CBGs

    1. Verifikasi Administrasi

    Kepesertaan :

    SEP Data Kepesertaan

    Pelayanan :

    Kesesuaian Berkas Klaim yang Dipersyaratkan

  • 7/24/2019 14. Materi Mekanisme Verifikasi Klaim INA CBG_Pelatihan Koder P2JK.pdf

    21/48

    Alur Verifikasi INA CBGs

  • 7/24/2019 14. Materi Mekanisme Verifikasi Klaim INA CBG_Pelatihan Koder P2JK.pdf

    22/48

    I. LANDASAN HUKUM

    II. PROSEDUR & KELENGKAPAN KLAIMIII. RUANG LINGKUP VERIFIKASI

    IV. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB VERIFIKATOR

    V. FORMAT PENGAJUAN KLAIM

    22

    OUTLINE

  • 7/24/2019 14. Materi Mekanisme Verifikasi Klaim INA CBG_Pelatihan Koder P2JK.pdf

    23/48

    TUGAS & TANGGUNG JAWAB VERIFIKATOR

    Melakukan verifikasi dengan Aplikasi Verifikasi

    Melakukan verifikasi sesuai kaidah INA CBG dan ketentuan yang telah

    ditetapkan (misal: Pedoman Pelaksanaan, Petunjuk Teknis, Surat Edaran dll)

    Melakukan koordinasi dengan Faskes dalam menyiapkan dan memverifikasi

    pengajuan klaim

    Menjaga kerahasiaan data medis pengajuan klaim

    Melakukan pemeliharaan data berkas pengajuan klaim

    Memastikan Faskes mengajukan klaim tepat waktu

    Melakukan pengiriman pelaporan dan pertanggungjawaban verifikasi sesuai

    dengan ketentuan yang sudah ditetapkan

  • 7/24/2019 14. Materi Mekanisme Verifikasi Klaim INA CBG_Pelatihan Koder P2JK.pdf

    24/48

    Lanjutan...

    Wewenang verifikator adalah:

    meminta klarifikasi,

    memeriksa kesesuaian berkas,

    meminta kelengkapan berkas pendukung (SJP, resume medis, laporan operasi),

    melakukan pengecekan ke Medical Recordjika diperlukan

    24

  • 7/24/2019 14. Materi Mekanisme Verifikasi Klaim INA CBG_Pelatihan Koder P2JK.pdf

    25/48

    JUMLAH VERIFIKATOR

    BPJS KESEHATAN

    berdasarkan Tingkat Pendidikan

    Sumber : Grup SDM bulan September 2015

  • 7/24/2019 14. Materi Mekanisme Verifikasi Klaim INA CBG_Pelatihan Koder P2JK.pdf

    26/48

    JUMLAH VERIFIKATOR

    BPJS KESEHATAN

    berdasarkan Latar Belakang Pendidikan

    Sumber : Grup SDM bulan September 2015

  • 7/24/2019 14. Materi Mekanisme Verifikasi Klaim INA CBG_Pelatihan Koder P2JK.pdf

    27/48

    JUMLAH VERIFIKATOR

    BPJS KESEHATAN

    berdasarkan Latar Belakang PendidikanMEDIS & PARAMEDIS

    Sumber : Grup SDM bulan September 2015

    PERAN

    VERIFIKATOR

  • 7/24/2019 14. Materi Mekanisme Verifikasi Klaim INA CBG_Pelatihan Koder P2JK.pdf

    28/48

    Gandi A. Disampaikan pada Pelatihan Verifikator BPJS Kesehatan, Jakarta, November 2015 28

    PERAN VERIFIKATOR

  • 7/24/2019 14. Materi Mekanisme Verifikasi Klaim INA CBG_Pelatihan Koder P2JK.pdf

    29/48

    Problema ?

    Pemahaman

    prosedurpengajuanklaim Kelengkapan

    berkaspenunjang

    klaim

    PenulisanResume

    Medis/RMyang sesuai &

    lengkap

    PemenuhanTenaga

    verifikator

    Pemberlakuantarif baru

    Kebijakan/regulasipelayanan

    kesehatan yangberubah

    Entri KodingINA CBGs

    Kendala Verifikasi & Upaya Solusi

  • 7/24/2019 14. Materi Mekanisme Verifikasi Klaim INA CBG_Pelatihan Koder P2JK.pdf

    30/48

    Dituangkan dalam PKS Sosialisasi kepada Faskes

    Pembuatan leaflet PedomanAdministrasi Klaim

    Pemahaman prosedurpengajuan klaim

    Dituangkan dalam PKS

    Pemeriksaan form serah terima klaim

    Koordinasi dengan petugas RS/badianpenagihan klaim

    Kelengkapan berkaspenunjang klaim

    Konfirmasi kepada petugas RS/DPJP

    Lembar konfirmasi

    Penulisan ResumeMedis/RM yang sesuai &

    lengkap

    Upaya Solusi (1)

  • 7/24/2019 14. Materi Mekanisme Verifikasi Klaim INA CBG_Pelatihan Koder P2JK.pdf

    31/48

    Adendum PKS

    Sosialisasi kepada Faskes Penyesuaian tarif aplikasi

    Pemberlakuan tarif baru

    Dituangkan dalam PKS

    Informasi melalui surat edaran

    Kebijakan/regulasipelayanan kesehatan

    yang berubah

    Mengacu kepada pedoman/Juknis yangditetapkan (Permenkes No. 27 Tahun 2014)

    Berkoordinasi dengan NCC untuk klaim yangtidak sesuai dengan kaidah INA CBGs

    Entri Koding INA CBG

    Analisa beban kerja

    Penggunaan sistem aplikasi

    Pemenuhan Tenagaverifikator

    Upaya Solusi (2)

  • 7/24/2019 14. Materi Mekanisme Verifikasi Klaim INA CBG_Pelatihan Koder P2JK.pdf

    32/48

    I. LANDASAN HUKUM

    II. PROSEDUR & KELENGKAPAN KLAIMIII. RUANG LINGKUP VERIFIKASI

    IV. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB VERIFIKATOR

    V. FORMAT PENGAJUAN KLAIM

    32

    OUTLINE

    C t h F P j Kl i (FPK)

  • 7/24/2019 14. Materi Mekanisme Verifikasi Klaim INA CBG_Pelatihan Koder P2JK.pdf

    33/48

    Contoh Form Pengajuan Klaim (FPK)

  • 7/24/2019 14. Materi Mekanisme Verifikasi Klaim INA CBG_Pelatihan Koder P2JK.pdf

    34/48

    Contoh Rekap Pelayanan

    lid

  • 7/24/2019 14. Materi Mekanisme Verifikasi Klaim INA CBG_Pelatihan Koder P2JK.pdf

    35/48

    Terima kasih

    Kartu Indonesia Sehat

    Dengan Gotong royong, Semua Tertolong

    www.bpjs-kesehatan.go.id @BPJSKesehatanRI BPJS

    Kesehatan(Akun Resmi)

    BPJS Kesehatan

    BPJS Kesehatan bpjskesehatan

    Slide Penutup

    L B l k P di Kl i

  • 7/24/2019 14. Materi Mekanisme Verifikasi Klaim INA CBG_Pelatihan Koder P2JK.pdf

    36/48

    36

    Latar Belakang Pending Klaim

    Panduan Klaim INA CBGs

    Dispute

    Sesuai

    Tidak Sesuai

    Entri & Verifikasi

    Klaim INA CBGs

    P P di Kl i

  • 7/24/2019 14. Materi Mekanisme Verifikasi Klaim INA CBG_Pelatihan Koder P2JK.pdf

    37/48

    37

    Penanganan Pending Klaim

    (-)Membutuhkan waktuproses yang cukup lama

    Penyelesaian permasing-masing rumahsakit/tidak serentak

    Dispute claim terusbergulir dan kompleks

    Pertemuan untuk

    menyelesaikan

    permasalahan klaim

    pending secara bersama

    Ekskalasi

  • 7/24/2019 14. Materi Mekanisme Verifikasi Klaim INA CBG_Pelatihan Koder P2JK.pdf

    38/48

    38

    Contoh Klaim Pending

  • 7/24/2019 14. Materi Mekanisme Verifikasi Klaim INA CBG_Pelatihan Koder P2JK.pdf

    39/48

    BPJS Kesehatan 39

    Pendahuluan

    22-24 April 2015(internal)

    Mengumpulkan

    permasalahan klaimpending terkaitkoding di BPJS Centersebanyak 67 kasus*.

    Pra Workshop

    7-8 Mei 2015 (bersama

    P2JK, NCC, & Lintas GrupBPJS Kes.)

    Disepakati penyelesaian 17masalah tata koding.

    P2JK akan mengundanguntuk pertemuan dengan

    Perhimpunan Profesi Ahli.

    Workshop INA CBGs

    27 Mei 2015(bersama P2JK,NCC, Perhimpunan

    Profesi, verifikator) Dari 50 kasus yang

    diajukan dibahas39 kasus denganhasil pembahasan :a. Sesuai denganusulan BPJS Keskasebanyak 18kasusb. Tidak Sesuaidengn usulan BPJSKes. Sebanyak 11kasus.

    c. Perlupembahasan lebihlanjut sebanyak 10Kasus.

    PembahasanPerhimpunan Profesi

    *Selama Pelayanan Tahun 2014 terdapat sebanyak 2.559.669 kasus

    dengan biaya sebesar Rp. 8.421.824.200.824,-.

  • 7/24/2019 14. Materi Mekanisme Verifikasi Klaim INA CBG_Pelatihan Koder P2JK.pdf

    40/48

    BPJS Kesehatan 40

    Kesepakatan Penyelesaian 17 Kasus Koding INA CBGs

    Utama Sekunder Prosedur

    1Hipertensi

    (I10-I15)

    Beberapa hal yang disalahgunakan :

    1. Koding Hipertensi disertai dengan kode

    CHF

    2. Koding hipertensi disertai kode RF

    Dampak : Peningkatan severity level

    Diagnosis hipertensi dan gagal jantung atau dan

    gagal ginjal hanya dapat dikoding dengan satu koding

    kombinasi tanpa mengentri gagal j antung/gagal

    ginjalnya (ada PMK 27 dan aturan ICD 10)

    2 Thalasemia

    Penagihan Top Up Obat kelasi/Thalasemia

    (Deferipron Deferoxsamin) dalam sebulan

    lebih dari 1x

    Top up klaim obat kelasi (sebagai Klaim rawat inap)

    hanya dapat dikoding 1x sebulan (sesuai PMK 59

    2014)

    3Hiperglikemia

    (R739)

    Hiperglikemia di koding terpisah dengan

    diagnosis utama seperti DM

    Dampak : secara nilai klaim tidak ada, kecuali

    dibalik menjadi diagnosis primer

    Hiperglikemi tidak dapat menjadi diagnosa

    SEKUNDER jika ada diagnosa lain yang lebih s pesifik

    4

    Tonsilektomi selalu dikoding dengan Kauter

    faring

    Dampak : Peningkatan biaya akibat

    perubahan grouping

    Prosedur yang merupakan bagian dari prosedur

    utama tidak dapat di Koding

    5

    Appendectomy

    dengan

    Laparatomi (47 .0

    + 54.1)

    6

    Herniotomi

    dengan

    Laparotomi

    (53.9 + 54.1)

    7

    Insisi

    Peritoneum

    (5495)

    Tindakan operasi dikoding terpisah-pisah

    misalnya SC/appendectomy dengan insisi

    peritoneum

    Dampak : Meningkatkan biaya, hasil gr ouping

    berbeda atau bertambah

    Prosedur yang merupakan bagian dari prosedur

    utama tidak dapat di Koding

    8Repair perineum

    (7569)

    Persalinan normal sering dikoding dengan

    lacerasi perineum dengan tindakan r epair

    perineum (75.69)

    Dampak : entri tindakan repair perineum

    (75.69) akan menyebabkan perubahan

    grouper menjadi O-6-12I dengan biaya klaim

    yang lebih tinggi dari Grouper persalinan

    normal

    Repair pada rutin episiotomy saat persalinan normal

    dikoding dengan 73.6 (Bukan Kode 75.69)

    9

    USG Pada

    Kehamilan

    (8876 8879)

    Penggunaan kode 88.76 atau 88.79 pada

    DIAGNOSA kehamilan, Biasanya pada kasus

    rawat jalan

    Dampak : Biaya klaim Kode 88.76/88.79 lebih

    tinggi dibandingkan kode 88.78

    Koding USG pada kehamilan dapat dikoding

    menggunakan kode 88.78 dan bila terbukti

    melakukan tindakan USG

    Prosedur yang merupakan bagian dari prosedur

    utama tidak dapat di Koding

    Tindakan operasi yang membuka lapisan

    perut dikoding terpisah dengan kode

    tindakan utama

    Dampak : Meningkatkan biaya, hasil gr ouping

    berbeda atau bertambah

    Contoh lain : SC + Laparotomi

    NO.

    Kode Diagnosa-ProsedurPerihal Penyalahgunaan Klaim/Dispute

    Claim /Pending ClaimKesepakatan Penyelesaian

    Utama Sekunder Prosedur

    10

    WSD dan

    Puncture of Lung3404 & 3393

    Pada kasus-kasus dengan pemasangan WSD

    (34.04), sering disalahgunakan dengan

    menambah koding puncture of lung (33.93)Dampak : Peningkatan biaya karena koding

    33.93 ak an merubah hasil grouper menjadi

    lebih tinggi

    Koding tindakan WSD adalah 34.04

    11Endotrakeal

    tube

    Pada operasi atau tindakan yang perlu

    pemasangan endotracheal tube dikoding

    terpisah.

    Prosedur yang merupakan bagian dari prosedur

    utama tidak dapat di koding

    12 Skin graftSkin graft ditagihkan pada kasus kelloid,

    sellulitis, dll.

    Tidak bisa dijamin pada yang behubungan dengan

    kosmetik

    Catatan : Perhatian penggunaan koding graft,

    pastiikan tindakan graft wajar dilakukan pada pasien

    (misalnya : pada luka atau injury yang luas dan

    dalam), jika hanya luka kecil di koding skin graft perlu

    dikonfirmasi

    13Educational

    Therapy (9382)

    Educational therapy pada konsultasi ke

    dokter (misalnya dokter Gizi) pada klaim

    rawat jalan

    1. Episode sesuai dengan aturan episode rawat jalan,

    educational therapy bukan untuk k onsultasi Gizi

    2. Pelayanan Poli Gizi adalah yang dilakukan oleh

    dokter Spesialis gizi klinik

    14

    Insertion Other

    Spinal Device

    (84.59)

    Penggunaan Collar neck dikode insertion

    Other spinal device (84.59), karena langsung

    dikode oleh dr SpOT

    Tidak perlu dikoding karena termasuk alat kesehatan

    yang ditanggung terpisah sesuai dengan PMK 27

    Kode 84.59 bukan kode untuk Collar neck

    15 Hamil DHFPasien Hamil dirawat SPPD dengan kasuspenyakit dalam (Cth DHF). Diagnosis

    sekundernya bagaimana?

    Jika SpPD yang merawat : Koding diagnosis utama :Kode DHF, sedangkan diagnosis s ekunder adalah

    kode "O"

    16 HIV CandidiasisPada kasus-kasus HIV ditambahkan kode

    candidiasis (B37)

    Pada Kasus HI V dikoding dengan kode kombinasi,

    tidak dapat dikoding sendiri-sendiri/terpisah. (Yang

    seharusnya B20.4 dan B37 tidak dikoding)

    17

    Peserta yang dirawat inap di ruangan IGD

    atau ruang non kelas seperti ruang

    observasi/peralihan/ruangan kemoterapi,

    klaim ditagihkan sesuai hak kelas peserta

    (kelas 1-3)

    Kelas klaim dibayarkan setara dengan kelas 3Kelas Rawat

    NO.

    Kode Diagnosa-ProsedurPerihal Penyalahgunaan Klaim/Dispute

    Claim /Pending ClaimKesepakatan Penyelesaian

    18 Hasil Pembahasan Klaim Pending Bersama Perhimpunan Profesi

  • 7/24/2019 14. Materi Mekanisme Verifikasi Klaim INA CBG_Pelatihan Koder P2JK.pdf

    41/48

    BPJS Kesehatan 41

    18 Hasil Pembahasan Klaim Pending Bersama Perhimpunan Profesi

    Utama Sekunder Prosedur

    1 Leukositosis(D728)

    Leukositosis dengan penambahan kodeD728 sebagai diagnosis sekunder,

    sering disalahgunakan saat hasil

    laboratorium leukosit meningkat

    walaupn tidak mengikat dan tidak ada

    terapi spesifi k.

    Dampak: peningkatan severity level

    menjadi II

    jika ada resource yang digunakan makadapat dicoding

    2 Malnutrisi

    3 Kaheksia

    (R64)

    4 Hiponatremi

    (E871)

    Penambahan kode E871 (Hypo-

    osmolality and hyponatremia) sebagaidiagnosa sekunder, sering

    disalahgunakan saat hasil laboratorium

    menurun tidak bermakna.

    Dampak: peningkatan severity level

    menjadi II

    1. Hiponatrium (

  • 7/24/2019 14. Materi Mekanisme Verifikasi Klaim INA CBG_Pelatihan Koder P2JK.pdf

    42/48

    BPJS Kesehatan 42

    Utama Sekunder Prosedur5 Hipokalemia

    (E876)

    Penambahan kode E876 (Hypokalemia)

    sebagai diagnosis sekunder, sering

    disalahgunakan pada hasil laboratorium

    yang menurun tidak bermakna.

    Dampak: peningkatan severity level

    menjadi II

    1. Hipokalemi jika hasil (

  • 7/24/2019 14. Materi Mekanisme Verifikasi Klaim INA CBG_Pelatihan Koder P2JK.pdf

    43/48

    BPJS Kesehatan 43

    Utama Sekunder Prosedur

    9 Volume Depletion

    (E86)

    GE dirawat inap atas dasar volume

    depletion/dehidrasi.Dampak: koding

    volume depletion pada diagnosis tidak

    mempengaruhi severity level klaim

    1. Vol.depletion mengikuti derajat dehidrasi

    GE sehingga menggunakan resource yang

    sama dengan GE

    2. karena merupakan symptom dan

    menggunakan resource yang sama dengan

    diagnosis utama maka tidak perlu

    dicantumkan

    10 Leukopenia-

    Agranulositosis (D70)

    kode Agranulositosis sebagai diagnosis

    sekunder, biasanya disalahgunakan

    pada hasil laboratorium leukosit yang

    menurun tetapi tidak bermakna(misalnya pada pasien-pasien

    kemoterapi juga dikoding D70 karena

    leukopeni)

    1. Dalam penegakan diagnosis perlu

    mencantumkan bukti medis (hasil lab)

    2. leukopeni akan diterapi pada pasien

    dengan leukosit

  • 7/24/2019 14. Materi Mekanisme Verifikasi Klaim INA CBG_Pelatihan Koder P2JK.pdf

    44/48

    BPJS Kesehatan 44

    Utama Sekunder Prosedur

    13 Extrapiramidal

    Syndrom

    (G25)

    Pasien Schizoprenia yang dalam

    pengobatan selalu ditambahkan koding

    Extrapiramidal Syndrom (G25).

    Dampak: peningkatan severity level

    menjadi II

    1. Bila belum terdapat tanda/gejala

    Extrapiramidal syndrom tidak bisa dikoding

    2. PDSKJI akan bekerjasama dengan Asosiasi

    RSJ untuk membuat suatu instrumen penilaian

    diagnosis Ekstrapiramidal Synd yangdilampirkan dalam rekam medis.

    3. Coding untuk Ekstrapiramidal Synd adalah

    G25

    14 Vertigo Vertigo di rawat inapkan 1. Vertigo perifer dengan ge jala/symptom yang

    berat misalnya muntah hebat dapat di rawat

    inapkan.

    2. Indikasi vertigo yang dirawatinapkan:

    a.Vertigo sentral dengan etiologi nya : Stroke

    (iskemik, hemoragik), infeksi akut dan kronik,

    trauma kepala, tumor intraserebral dg

    peningkatan tekanan intra kranial.

    b.Vertigo perifer dengan muntah2 hebat shg

    terjadi hiponatremia/

    hipokalemia/hipoglikemia/insufisiensi renal.

    15 katarak 1. Katarak yang dioperasi dg Phacoemulsifikasi

    dan SICS tanpa komplikasi dilakukan di RAWAT

    JALAN.

    2. Pasien katarak dg tindakan

    phacoemulsifikasi dan SICS di RAWAT INAP

    apabila :

    a. Ada komplikasi selama Operasi dan perlu

    pemantauan intensif

    b. Operasi pada keadaan salah satu mata yang

    tidak dioperasi visusnya = 0 (buta).

    c. Terdapat underlying disease : Hipertensi,

    DM, HBsAg (+).

    3. Pasien katarak dg operasi ECCE/ICCE di

    RAWAT INAP karena waktu operasi lama, dan

    faktor risiko tinggi.

    16 Pterigium 1. Pterigium di RAWAT INAP jika :

    a. Pterigium Grade IV (empat)

    b. Pterigium yang dilakukan graft (amnion

    graft, auto-graft/pterigium plasty).

    2. Pterigium RAWAT JALAN jika :

    Pterigium non graft ( Barre Sclera )

    penatalaksanaan kasus penderitakatarak dan pterigium umumnya

    dilakukan rawat inap

    NOKode Diagnosis-Prosedur

    Perihal Hasil Pembahasan Perhimpunan

    Profesi

    g p

    18 H il P b h Kl i P di

  • 7/24/2019 14. Materi Mekanisme Verifikasi Klaim INA CBG_Pelatihan Koder P2JK.pdf

    45/48

    BPJS Kesehatan 45

    Utama Sekunder Prosedur17 Chalazion

    (H001)

    Chalazion di rawat inapkan. Dampak:

    peningkatan biaya akibat rawat inap.

    Tidak ada indikasi rawat kecuali pada kasusanak

    18 Other Retinal

    Vascular

    Occlusion

    (H348)

    Other Retinal Vascular Occlusion dirawat

    inapkan

    1. kelainan retina dengan tindakan khusus yang

    perlu dirawatinapkan.

    2. Injeksi intravitreal bisa dilakukan di rawat inap

    tetapi bukan indikasi dari pasien harus dirawat inapkarena akan mendapatkan tindakan injeksi

    intravitreal.

    Sumber : Notulensi Pertemuan Perhimpunan Profesi dari P2JK Kementerian Kesehatan RI & BPJS Kesehatan

    NOKode Diagnosis-Prosedur

    PerihalHasil Pembahasan Perhimpunan

    Profesi

    Pedoman Penyelesaian Klaim Pending

    18 Hasil Pembahasan Klaim Pending

    Bersama Perhimpunan Profesi

  • 7/24/2019 14. Materi Mekanisme Verifikasi Klaim INA CBG_Pelatihan Koder P2JK.pdf

    46/48

    46

  • 7/24/2019 14. Materi Mekanisme Verifikasi Klaim INA CBG_Pelatihan Koder P2JK.pdf

    47/48

    REKOMENDASI BPJS KESEHATAN UNTUK PERBAIKAN SISTEMPEMBAYARAN SEBAGAI INCENTIVE UNTUK PERBAIKAN MUTU RS

    ACKNOWLEDGEMENT OF QUALITY DALAM

    INA-CBGS

    MEMUNGKINKAN RS DALAM KELAS

    YANG SAMA DIBAYAR BERBEDA,

    SESUAI DENGAN MUTU LAYANAN

    REKOMENDASI PERBAIKAN

    PERBAIKAN

    DATA

    COSTING

    PERBAIKAN

    DATA

    CODING

    SISTEM

    KENDALI

    MUTU

    1

  • 7/24/2019 14. Materi Mekanisme Verifikasi Klaim INA CBG_Pelatihan Koder P2JK.pdf

    48/48

    Check-and-balance

    mechanism

    Memastikan akurasi

    pembiayaan Peningkatan mutu

    layanan kepada

    peserta

    Mencegah fraud dalam

    klaim biaya pelkesFaskes

    Sistem

    Klinisi

    Koder

    insentif

    ASOSIASI

    FASKES

    PEMERINTAH ORGANISASI

    PROFESI

    STAKEHOLDER

    LAIN

    AUDITOR

    HARAPAN BPJS KESEHATAN UNTUK PERAN AKTIF SEMUA PIHAK DALAM

    MENGAWAL SISTEM KESEHATAN DEMI TERCAPAINYA PELAYANAN

    KESEHATAN YANG BERMUTU DAN PEMBIAYAAN KESEHATAN YANG EFEKTIF

    DAN EFISIEN

    2