134488584 iut 04 metode polar mengikat muka blkng

Upload: immanuel-lumbantobing

Post on 13-Oct-2015

96 views

Category:

Documents


17 download

DESCRIPTION

Metode Pengukuran Surveying

TRANSCRIPT

  • 1

    Materi kuliah ke-4

    Oleh : Marwanto, ST, MT

  • Metode Pengukuran Jarak

    Ada beberapa metode pengukuran jarak yang dapat

    dilakukan, antara lain :

    (1). Dengan metode kira-kira

    Metode ini digunakan untuk menentukan jarak secara

    kasar, yaitu melakukan kira-kira, misalnya dengan

    pandangan secara fisual, melalui waktu tempuhdan

    kecepatan jalan atau kendaraan.

    Contoh :

    Waktu tempuh antara kota A dan B = 2,5 jam

    Kecepatan kendaraan rata-rata 60 km/jam

    Jarak antara kota A dan B = 2,5 jam x 60 km/jam = 150

    km

    2 ILMU UKUR TANAH JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA

    Marwanto, ST, MT

  • (2). Dengan Metode Langkah (Pacing)

    Metode ini juga tergolong kasar, yaitu dilakukan dengan

    menghitung langkah antara titik-titik yang diukur dan

    mengetahui standar panjang langkah dari pelaksana.

    Jarak diperoleh dengan mengalikan jumlah langkah

    antara titik yang diukur dengan panjang langkah yang

    bersangkutan.

    Contoh :

    Antara titik A dan B ditempuh dengan 120 langkah

    Rata-rata panjang langkah = 60 cm

    Jarak antara titik A dan B = 120 langkah x 60cm/langkah

    = 7.200 cm = 72 m

    3 ILMU UKUR TANAH JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA

    Marwanto, ST, MT

  • (3). Metode Skala Peta

    Metode ini juga tergolong kasar, yaitu menentukan jarak

    dari peta.

    Dengan mengetahui jarak lurus atau jarak jalur yang

    menghubungkan antara dua titik dan skala petanya,

    maka jarak lurus atau jarak sesuai jalur dapat dihitung,

    dengan persamaan berikut :

    Jarak di lapangan (sebenarnya) antara dua titik = jarak

    di peta x skala peta

    Contoh :

    Jarak antara dua titik di peta = 6,2 cm

    Skala peta 1 : 25.000, maka

    Jarak sebenarnya antara dua titik itu = 6,2 cm x 25.000

    = 155.000 cm = 1,55 km

    4 ILMU UKUR TANAH JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA

    Marwanto, ST, MT

  • (4). Pengukuran Jarak Dengan Odometer

    Metode pengukuran jarak dengan Odometer merupakan metode

    sederhana hampir mirip dengan metode langkah, yaitu mengukur jarak

    dengan menghitung jumlah putaran roda yang kelilingnya diketahui,

    bila roda tersebut digelindingkan antara dua titik pengukuran.

    Jarak dihitung dengan persamaan berikut :

    Jarak = Jumlah putaran roda x keliling roda

    Contoh :

    Antara titik A dan B ditempuh dengan 120 putaran

    Keliling lingkaran = 60 cm

    Jarak antara titik A dan B = 120 putaran x 60cm/putaran = 7.200

    cm = 72 m

    Alat ini sangat praktis untuk mengukur jarak suatu jalur dimana

    jalurnya berbelok-belok dan naik turun, seperti halnya jalur jalan dalam

    rangka pengaspalan atau pada pengukuran luas lahan bergelombang

    dan bentuk petakannya tidak beraturan.

    5 ILMU UKUR TANAH JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA

    Marwanto, ST, MT

  • (5). Pengukuran Jarak Dengan Meteran

    Pengukuran jarak dengan meteran biasa disebut

    dengan istilah Taping, yaitu pengukuran jarak

    menggunakan tape atau pita ukur berupa rol meter

    atau rantai ukur.

    Rol meter merupakan alat yang paling umum

    digunakan.

    Cara melakukan pengukuran dengan meteran ini

    ditentukan berdasarkan :

    (a) Kondisi lahan, miring atau datar

    (b) Jarak yang dikehendaki, jarak mendatar

    atau jarak miring

    6 ILMU UKUR TANAH JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA

    Marwanto, ST, MT

  • 5.1. Pengukuran jarak mendatar

    (a) Pada lahan datar

    Pengukuran jarak mendatar pada lahan datar relatif lebih mudah

    dibanding dengan pada lahan miring. Caranya dapat dilakukan sbb:

    a. Pasang atau letakan angka nol meteran ke patok di titik 1

    b. Tarik atau rentangkan rol meter ke titik 2, selurus dan sedatar

    mungkin dengan tarikan yang cukup, sehingga meteran tidak

    melengkung .

    Pada lahan atau objek yang diukur datar dan rata pita ukur dapat

    ditempelkan pada permukaan objek yang diukur tersebut tapi bila

    tidak rata, maka meteran harus direntangkan dengan jarak

    tertentu dan sejajar dengan rata-rata permukaan lahan atau objek

    yang di ukur.

    c. Letakan/impitkan pita meteran ke patok di titik 2.

    d. Baca angka meteran yang tepat dengan patok di titik 2 tsb.

    Bacaan ini menunjukkan jarak antara titik 1 dan titik 2 yang diukur.

    7 ILMU UKUR TANAH JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA

    Marwanto, ST, MT

  • (b) Pada lahan miring

    Pengukuran jarak mendatar pada lahan miring tidak

    sesederhana seperti pada lahan datar.

    Ada 3 metode memperoleh jarak mendatar dengan

    meteran yaitu :

    (1) Metode Koreksi

    Metode ini hanya digunakan untuk pemperoleh data

    secara kasar. Pada metode ini yang diukur adalah jarak

    miringnya dan untuk memperoleh jarak mendatar

    dilakukan koreksi, seperti terlihat pada Tabel 1.1.

    8 ILMU UKUR TANAH JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA

    Marwanto, ST, MT

  • 9 ILMU UKUR TANAH JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA

    Marwanto, ST, MT

  • (2) Metode Taping Bertingkat

    Metode ini digunakan untuk mengukur jarak yang cukup

    jauh, sehingga pengukuran pada jarak tersebut

    dilakukan pengukuran per segmen dan pada setiap kali

    melakukan dilakukan sebagai

    berikut :

    a. Sampai mendekati titik akhir pengukuran dilakukan

    dengan jarak yang sama, misalnya 25 m.

    b. Pada setiap ujung meteran digunakan unting-unting .

    c. Contoh dapat dilihat pada Gambar berikut.

    10 ILMU UKUR TANAH JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA

    Marwanto, ST, MT

  • Jarak mendatar AB = 3 x 25 m + 7m = 82 m

    (3) Breaking Taping

    Metoda ini caranya hampir sama dengan Taping Bertingkat,

    bedanya jarak pada setiap kali pengukuran tidak harus

    sama. Pada lahan berlereng heterogen metoda ini lebih

    cocok digunakan dari pada metode Taping Bertingkat

    11 ILMU UKUR TANAH JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA

    Marwanto, ST, MT

  • Catatan :

    Kesalahan yang umum terjadi pada pengukuran jarak

    dengan meteran, antara lain :

    1) Tarikan meteran tidak sempurna, sehingga terjadi

    lenturan/ melengkung .

    2) Meteran tidak sempurna lurus.

    3) Pemasangan patok tidak tepat dengan bacaan angka

    meteran atau sebaliknya.

    4) Salah menghitung jumlah patok.

    5) Salah menetapkan angka nol meteran.

    6) Salah baca angka atau satuan angka.

    7) Salah mencatat hasil bacaan.

    8) Tidak menggunakan nivo dan unting-unting pada

    pengukuran lahan miring

    12 ILMU UKUR TANAH JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA

    Marwanto, ST, MT

  • Untuk mengetahui tingkat ketelitian atau akurasi dari hasil

    pengukuran jarak dengan meteran ataupun odometer

    sebaiknya pengukuran dilakukan bolak-balik, sehingga

    diperoleh dua data.

    Dari dua data ini dapat diketahui tingkat ketelitiannya, yaitu

    dapat dilihat dari angka ratio kesalahan tidak melebihi

    1/5000 atau dari nilai kesalahan yang diperbolehkan.

    Ratio kesalahan dapat dihitung dengan persamaan berikut

    :

    ratio kesalahan = Dp : rp

    dimana: Dp = selisih kedua hasil pengukuran

    rp = rata-rata dari kedua hasil pengukuran

    13 ILMU UKUR TANAH JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA

    Marwanto, ST, MT

  • Contoh :

    Hasil pengukuran ke 1 = 984,65 m

    Hasil pengukuran ke 2 = 984,39 m

    Selisih (Dp) = 0,26 m

    Rata-rata (rp) = 984,52 m

    Ratio kesalahan = 0,26 : 984,52 = 1 : 3785

    Kesimpulan ratio kesalahan ini lebih besar dari ketentuan,

    maka pengukuran harus diulang kembali

    Sementara berdasarkan nilai kesalahan yang diperbolehkan dapat

    ditentukan berdasarakan persamaan berikut :

    a. Untuk tanah datar : s = 0,008 V D + 0.0003 D + 0,05

    b. Untuk tanah landai : s = 0,010 V D + 0.0004 D + 0,05

    c. Untuk tanah curam : s = 0,012 V D + 0.0005 D + 0,05

    Dimana s adalah selisih kedua pengukuran yang diperbolehkan dan D

    adalah jarak yang diukur, keduanya dalam satuan meter

    14 ILMU UKUR TANAH JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA

    Marwanto, ST, MT

  • (6). Pengukuran dengan stadia

    Pengukuran dengan stadia atau dikenal juga dengan

    istilah pengukuran jarak optik dilakukan dengan

    menggunakan teropong, dimana di dalam teropong

    tersebut pada lensa objektifnya dilengkapi dengan 2 garis

    horizontal yang disebut benang stadia.

    Alat yang dilengkapi dengan fasilitas ini adalah waterpas

    dan teodolit.

    Metode pengukuran dengan alat ini akan di bahas di

    perkuliahan berikutnya.

    15 ILMU UKUR TANAH JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA

    Marwanto, ST, MT

  • (7). Pengukur Jarak Elektronik

    Alat yang lebih modern lagi dari waterpas dan teodolit

    adalah EDM (Electric Distance Meter ) yaitu alat ukur

    yang menggunakan gelombang elektronik.

    Alat terdiri dari transmitter sebagai sumber listrik dan

    reseiver sebagai penangkap gelombang listrik yang

    dipancarkkan tadi dan dikembalikan oleh cermin kristal

    yang dipasang di titik pengukuran lainnya.

    16 ILMU UKUR TANAH JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA

    Marwanto, ST, MT

  • 17 ILMU UKUR TANAH JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA

    Marwanto, ST, MT

  • METODE PENENTUAN POSISI HORIZONTAL

    Metode Polar :

    Menentukan satu titik koordinat yang diikatkan pada satu titik yang sudah diketahui koordinatnya

    Metode Mengikat Kemuka :

    Menentukan satu titik koordinat yang diikatkan pada dua titik yang sudah diketahui koordinatnya

    Metode Mengikat Kebelakang :

    Menetukan satu titik koordinat yang diikatkan pada tiga titik yang sudah diketahui koordinatnya

    Poligon :

    Menentukan banyak titik koordinat yang diikatkan pada satu atau beberapa titik yang sudah diketahui koordinatnya

    18 ILMU UKUR TANAH JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA

    Marwanto, ST, MT

  • METODE POLAR

    Apabila diketahui koordinat

    titik A (Xa, Ya) dan hasil pe-

    ngukuran aab dan dab

    Hitung : Koordinat titik B ?

    abab ab ab ab

    ab

    XSin = X = d Sin

    da a

    D D

    abab ab ab ab

    ab

    YCos = Y = d Cos

    da a

    D D

    Xb= Xa + dab Sin aab

    Yb= Ya + dab Cos aab

    Penyelesaian :

    Xb = OB Xb = OA + AB Xb = Xa + DXab

    Yb = BB Yb = BB + BB Yb = Ya + DYab

    19 ILMU UKUR TANAH JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA

    Marwanto, ST, MT

    A

    B

    O

    aab

    dab

    B

    B

    A

    aab

    aab

    ?

    (Xa, Ya)

    Arah Utara

  • LATIHAN SOAL

    METODE POLAR

    1. Diketahui : Koordinat Titik 18 (-1033,56; +964,07) d18-17 = 2986,08m a18-17 = 74

    o2234 Soal : Koordinat Titik 17 ? 2. Diketahui : Koordinat Titik 14 (-1003,65; +1467,97) d14-21 = 2280,71m a14-21 = 99

    o1935 Soal : Koordinat Titik 21 ? 3. Diketahui : Koordinat Titik 31 (+1044,69; +866,13) d31-22 = 3058,40m a31-22 = 229

    o3525 Soal : Koordinat Titik 22 ? 4. Diketahui : Koordinat Titik 16 (+871,44; -1629,81) d16-15 = 3783,73m a16-15 = 320

    o1632 Soal : Koordinat Titik 15 ?

    20 ILMU UKUR TANAH JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA

    Marwanto, ST, MT

  • CONTOH HITUNGAN KOORDINAT

    Titik A Titik B ?

    Titik 18 Titik 17 ?

    Titik 14 Titik 21 ?

    Titik 31 Titik 22 ?

    Titik 16 Titik 15 ?

    dab

    2986,08

    2280,71

    3058,40

    3783,73

    aab

    74o 2234

    99

    o 1935

    229

    o 3525

    320

    o 1632

    Xa

    DXab

    -1033,56 +2875,75

    -1003,65 +2250,56

    +1044,69 - 2328,75

    +871,44 - 2418,16

    Xb +1842,19 +1246,91 -1614,83 -1546,73

    Ya

    DYab

    +964,07 + 804,22

    +1467,97 - 369,61

    + 866,13 +1510,22

    - 1629,81 +2910,17

    Yb +1768,29 +1098,26 +2376,35 +1280,36

    21 ILMU UKUR TANAH JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA

    Marwanto, ST, MT

  • METODE MENGIKAT KEMUKA

    Pada dasarnya metode mengikat kemuka adalah penentuan sebuah titik yang akan dicari koordinatnya melalui 2 buah titik yang sudah diketahui koordinatnya.

    Misalnya kita akan me-nentukan koordinat titik R yang diukur dari Titik P(Xp;Yp) dan Q(Xq;Yq).

    Alat ditempatkan di kedua titik yang sudah diketahui

    22 22 ILMU UKUR TANAH JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA

    Marwanto, ST, MT

    P

    (Xp;Yp)

    R ?

    Q

    (Xq;Yq)

    dpq

    dpr

    dqr

    a

    b

    g

    apr

    apq

    aqr

    aqp

    U

    U

  • METODE MENGIKAT KEMUKA

    1. Hitung sudut g =180o a - b

    2. Hitung apq dan dpq

    23

    Diperoleh dpq rata-rata

    Xq - XpTg =

    Yq - Yppqa apq didapat

    pq pq

    pq pq

    Xq-XpSin = d =

    d Sin

    Xq Xpa

    a

    pq pq

    pq pq

    Yq-YpCos = d =

    d Cos

    Yq Ypa

    a

    23 ILMU UKUR TANAH JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA

    Marwanto, ST, MT

    P

    (Xp;Yp)

    R ?

    Q

    (Xq;Yq)

    dpq

    dpr

    dqr

    a

    b

    g

    apr apq

    aqr

    aqp

    U U

  • 3. Dengan rumus sinus dalam segitiga PQR

    hitung panjang sisi dpr dan sisi dqr

    24

    4. Hitung apr dan a qr

    apr = a pq - a

    aqr = a qp + b - 360

    karena aqp = a pq + 180

    METODE MENGIKAT KEMUKA

    pq pr pq

    pr

    d d d d Sin Sin Sin sin

    bg b g

    pq qr pq

    qr

    d d d d Sin Sin Sin sin

    ag a g

    maka aqr = a pq + b 180

    24 ILMU UKUR TANAH JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA

    Marwanto, ST, MT

    P

    (Xp;Yp)

    R ?

    Q

    (Xq;Yq)

    dpq

    dpr

    dqr

    a

    b

    g

    apr apq

    aqr

    aqp

    U U

  • 5. Hitung Koordinat Titik R

    XR1 = Xp + dpr Sinapr

    YR1 = Yp + dpr Cosapr

    .

    25

    METODE MENGIKAT KEMUKA

    dan

    XR2 = Xq + dqr Sinaqr

    YR2 = Yq + dqr Cosaqr

    XR rata-rata dan YR rata-rata

    25 ILMU UKUR TANAH JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA

    Marwanto, ST, MT

    P

    (Xp;Yp)

    R ?

    Q

    (Xq;Yq)

    dpq

    dpr

    dqr

    a

    b

    g

    apr apq

    aqr

    aqp

    U U

  • LATIHAN SOAL MENGIKAT KEMUKA

    Diketahui : Koordinat titik-titik sbb :

    A(-1246,78; +963,84)

    B(+1091,36; -1144,23)

    Sudut-sudut yg diukur :

    a = 56o1516

    b = 62o38 42

    Hitung :

    Koordinat titik C dengan metoda

    mengingat kemuka !

    26 26 ILMU UKUR TANAH JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA

    Marwanto, ST, MT

    B (+1091,36;-1144,23)

    A (-1246,78;+963,84)

    C ?

    a=56o1516

    b=62o3842

  • METODE MENGIKAT KEBELAKANG

    Menentukan suatu titik baru dengan jalan mengadakan pengukuran sudut pada titik yang tidak diketahui koordinatnya kita namakan penentuan titik dengan cara mengikat ke belakang.

    Ketentuan yang harus dipenuhi adalah diperlukan paling sedikit tiga titik pengingat yang sudah diketahui koordinatnya beserta sudut yang diukur dari titik yang akan ditentukan koordinatnya tersebut.

    Keuntungan metode ini adalah kita hanya satu kali menempatkan instrumen, yaitu pada titik yang akan kita cari tersebut.

    Terdapat dua cara perhitungan yang kita kenal, yaitu Metode Collins dan Metode Cassini.

    27 27 ILMU UKUR TANAH JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA

    Marwanto, ST, MT

  • Bila kita akan menen-

    tukan suatu koordinat

    misalnya titik P, maka

    titik tersebut harus di-

    ikatkan pada titik-titik

    yang sudah diketahui

    koordinatnya (misal-

    nya titik A, B, dan C),

    kemudian kita ukur

    sudut a dan b

    28

    METODE MENGIKAT KEBELAKANG

    1. METODE COLLINS

    28 ILMU UKUR TANAH JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA

    Marwanto, ST, MT

    P ?

    A

    (Xa;Ya)

    (Xb;Yb)

    B

    C

    (Xc;Yc)

    aab

    a b

    H

    dap

    dab

    dah

    dbp

    a

    b

    aab

    aah

    g

    180(a+b)

    180g

    g

    ahc

    (a+b)

    abh

  • LANGKAH PERHITUNGAN

    29

    Xb - XaTg =

    Yb - Yaaba

    ab1

    ab

    Xb-Xad =

    Sin a

    ab2

    ab

    Yb-Yad =

    Cos a

    aab didapat

    METODE MENGIKAT KEBELAKANG

    1. Buatlah sebuah

    lingkaran melalui titik

    ABP, lingkaran ini akan

    memotong garis PC di titik

    H (titik ini disebut sebagai

    Titik Penolong Collins)

    2. Mencari Sudut Jurusan

    aab dan Jarak dab

    ab1 ab2ab

    d dd

    2

    +

    29 ILMU UKUR TANAH JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA

    Marwanto, ST, MT

    P ?

    A

    (Xa;Ya)

    (Xb;Yb)

    B

    C

    (Xc;Yc)

    aab

    a b

    H

    dap

    dab

    dah

    dbp

    a

    b

    aab

    aah

    g

    180(a+b)

    180g

    g

    ahc

    (a+b)

    abh

  • 3. Mencari Koordinat Titik H

    (Titik Penolong Collins)

    Dari titik A

    1). Cari a ah = a ab + b

    2). Dengan Rumus Sinus

    menentukan dah

    30

    ab ah

    abah

    d d Sin Sin 180- -

    dd Sin 180- -

    sin

    a a b

    a ba

    Xh1= Xa + dah.Sin aah

    Yh1= Ya + dah.Cos aah

    METODE MENGIKAT KEBELAKANG

    30 ILMU UKUR TANAH JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA

    Marwanto, ST, MT

    P ?

    A

    (Xa;Ya)

    (Xb;Yb)

    B

    C

    (Xc;Yc)

    aab

    a b

    H

    dap

    dab

    dah

    dbp

    a

    b

    aab

    aah

    g

    180ab

    180g

    g

    ahc

    (a+b)

    abh

  • Dari Titik B

    1). Cari abh = aab + (a+b)

    2). Dengan rumus Sinus

    menentukan dbh

    31

    bh ab

    abbh

    d d Sin Sin

    dd Sin

    sin

    Xh2= Xb + dbh.Sin abh

    Yh2= Yb + dbh.Cos abh h1 h2

    h

    X XX

    2

    + h1 h2

    h

    Y YY

    2

    +

    METODE MENGIKAT KEBELAKANG

    31 ILMU UKUR TANAH JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA

    Marwanto, ST, MT

    P ?

    A

    (Xa;Ya)

    (Xb;Yb)

    B

    C

    (Xc;Yc)

    aab

    a b

    H

    dap

    dab

    dah

    dbp

    a

    b

    aab

    aah

    g

    180(a+b)

    180g

    g

    ahc

    (a+b)

    abh

    dbh

  • 4. Mencari a hc dan g

    g ahc ahb = ahc (abh-180)

    = ahc + 180 - abh

    32

    METODE MENGIKAT KEBELAKANG

    hc hc

    Xc - XhTg = didapat

    Yc - Yh

    32 ILMU UKUR TANAH JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA

    Marwanto, ST, MT

    P ?

    A

    (Xa;Ya)

    (Xb;Yb)

    B

    C

    (Xc;Yc)

    aab

    a b

    H

    dap

    dab

    dah

    dbp

    a

    b

    aab

    aah

    g

    180(a+b)

    180g

    g

    ahc

    (a+b)

    abh

    dbh

  • 33

    METODE MENGIKAT KEBELAKANG

    apab

    abap

    dd Sin Sin 180 - (+)

    dd Sin 180-(+)

    sin

    5. Mencari Titik P

    Dari titik A

    1). Cari aap = aab + g

    2). Mencari dap

    33 ILMU UKUR TANAH JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA

    Marwanto, ST, MT

    P ?

    A

    (Xa;Ya)

    (Xb;Yb)

    B

    C

    (Xc;Yc)

    aab

    a b

    H

    dap

    dab

    dah

    dbp

    a

    b

    aab

    aap

    g

    180(a+b)

    180g

    g

    ahc

    (a+b)

    abh

    dbh

  • 3). Xp1= Xa + dap.Sin aap dan Yp1= Ya + dap.Cos aap

    Dari titik B 1). Cari abp = aba{180-(a+g)} Jadi abp= aab + a + g

    2). Mencari dap

    bpab

    abbp

    dd Sin Sin

    dd Sin

    sin

    METODE MENGIKAT KEBELAKANG

    34 ILMU UKUR TANAH JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA

    Marwanto, ST, MT

    P ?

    A

    (Xa;Ya)

    (Xb;Yb)

    B

    C

    (Xc;Yc)

    aab

    a b

    H

    dap

    dab

    dah

    dbp

    a

    b

    aab

    aap

    g

    180(a+b)

    180g

    g

    ahc

    (a+b)

    abh

    dbh

  • 35

    P1 P2P

    X XX

    2

    +

    P1 P2P

    Y YY

    2

    +

    3). Xp2= Xb + dbp.Sin abp Yp2= Yb + dap.Cos abp

    METODE MENGIKAT KEBELAKANG

    Akhirnya

    diperoleh

    koordinat titik

    P(Xp, Yp)

    dengan :

    35 ILMU UKUR TANAH JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA

    Marwanto, ST, MT

  • Diketahui : Koordinat titik-titik sbb :

    A(-46.x; +63.x) ; B(+91.x; -44.x)

    dimana x adalah digit terakhir nomor

    mahasiswa anda, jika digit

    terakhirnya 0 maka x = 10

    Sudut-sudut yang diukur :

    a = 56o1516 ; b = 62o38 42

    Hitung :

    Koordinat titik C dengan metoda

    mengingat kemuka !

    LATIHAN SOAL MENGIKAT KEMUKA

    36 36 ILMU UKUR TANAH JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA

    Marwanto, ST, MT

    B

    A

    C ?

    a=56o1516

    b=62o3842

  • LATIHAN METODE COLLINS

    Diketahui koordinat titik-titik sbb :

    A (-25.x; -14.x) Sudut yg diukur

    B (-18.x; +36.x) a = 40o1525

    C (+27.x; +32.x) b = 30o1846

    dengan x digit terakhir nomor mhs anda, jika

    digit terakhirnya 0 maka x = 10

    Hitunglah :

    Koordinat titik P dengan mengikat ke belakang

    dengan cara Collins !

    37 37 ILMU UKUR TANAH JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA

    Marwanto, ST, MT

  • LATIHAN METODE COLLINS

    DIKUMPULKAN PADA SAAT KULIAH BERIKUTNYA

    BAGI YANG TIDAK MENUMPUL berarti AKAN MENGURANGI PEROLEHAN

    NILAI AKHIR !!!

    selamat mengerjakan.

    SAMPAI BERSUA KEMBALI.

    38 38 ILMU UKUR TANAH

    JURUSAN TEKNIK SIPIL STTNAS YOGYAKARTA Marwanto, ST, MT