13313485 metode kerja posttension jembatan box girder perawang riau

92
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pembangunan jembatan sangat berkaitan dengan salah satu upaya pengmbangan wilayah dalam mendukung pengembangan berbagai sektor kegiatan ekonomi seperti pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan, industri, pariwisata, pertambangan serta pengembangan kegiatan sosial kemasyarakatan, seperti kegiatan perdagangan antar daerah, kegiatan administrasi pemerintahan, kegiatan sosial politik, dan sebagainya. Jembatan Perawang terletak pada ruas jalan Minas- Simpang Lago, di Kabupaten Siak. Keberadaan Jembatan ini akan memperpendek jarak Jalan Lintas Timur pada Ruas Simpang Lago – Minas sepanjang 45 km, dibanding jika melewati Kota Pekanbaru. Disamping itu keberadaan jembatan ini juga akan mengurangi kemacetan lalu lintas kendaraan berat yang biasanya melewati Kota Pekanbaru dan mengurangi beban lalu lintas pada Ruas Jalan Nasional Simpang Lago – Pekanbaru serta jalan dalam Kota Pekanbaru. Dengan dibangunnya jembatan ini akan dapat mengurangi waktu tempuh Jalan Lintas Timur dari Simpang Lago menuju Dumai. I.2 Maksud dan Tujuan Proyek 1

Upload: nasyiin-faqih

Post on 23-Jul-2015

2.981 views

Category:

Documents


17 download

TRANSCRIPT

Page 1: 13313485 Metode Kerja PostTension Jembatan Box Girder Perawang Riau

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Pembangunan jembatan sangat berkaitan dengan salah satu upaya

pengmbangan wilayah dalam mendukung pengembangan berbagai sektor kegiatan

ekonomi seperti pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan, industri,

pariwisata, pertambangan serta pengembangan kegiatan sosial kemasyarakatan,

seperti kegiatan perdagangan antar daerah, kegiatan administrasi pemerintahan,

kegiatan sosial politik, dan sebagainya.

Jembatan Perawang terletak pada ruas jalan Minas-Simpang Lago, di

Kabupaten Siak. Keberadaan Jembatan ini akan memperpendek jarak Jalan Lintas

Timur pada Ruas Simpang Lago – Minas sepanjang 45 km, dibanding jika

melewati Kota Pekanbaru. Disamping itu keberadaan jembatan ini juga akan

mengurangi kemacetan lalu lintas kendaraan berat yang biasanya melewati Kota

Pekanbaru dan mengurangi beban lalu lintas pada Ruas Jalan Nasional Simpang

Lago – Pekanbaru serta jalan dalam Kota Pekanbaru. Dengan dibangunnya

jembatan ini akan dapat mengurangi waktu tempuh Jalan Lintas Timur dari

Simpang Lago menuju Dumai.

I.2 Maksud dan Tujuan Proyek

Maksud dan tujuan dibangunnya jembatan Perawang adalah :

1. Menyediakan prasarana transportasi yang menghubungkan kota Perawang

dengan daerah lainnya sehingga daerah-daerah yang terpisah oleh sungai

Siak dapat terhubung dengan baik.

2. Mengurangi biaya operasional kendaraan sehingga mengurangi biaya

transportasi yang mengakibatkan harga bahan mentah maupun jadi akan

lebih kompetitif.

3. Memperbesar kesempatan pemasaran dari daerah sekitar yang berakibat

langsung kepada peningkatan sosial dan ekonomi rakyat.

1

Page 2: 13313485 Metode Kerja PostTension Jembatan Box Girder Perawang Riau

I.3 Ruang Lingkup Kerja Praktek

Ruang lingkup yang ditinjau penulis pada Proyek Pembangunan Jembatan

Perawang ini adalah metode pelaksanaan pekerjaan Post Tensioning Prestressed

Concrete yang meliputi pekerjaan pemasangan tendon, pemasangan kabel strand,

penarikan kabel strand, proses grouting dan hal lain yang diarahkan pembimbing.

Dalam laporan ini dipaparkan pelaksanaan kegiatan proyek yang sedang

dikerjakan berdasarkan pengamatan, konsultasi dan bimbingan dari kontraktor

pelaksana dan konsultan pengawas serta berpedoman pada gambar kerja,

spesifikasi umum, dan lampiran lainnya.

1.4 Sistematika Penulisan

Laporan kerja praktek ini disusun atas beberapa bab, dimana setiap bab

terdiri dari beberapa sub bab dengan rincian sebagai berikut :

Bab I : Pendahuluan

Berisi tentang latar belakang proyek, maksud dan tujuan proyek,

ruang lingkup kerja praktek, serta sistematika penulisan.

Bab II : Tinjauan Umum Proyek

Berisi tentang data umum proyek dan pelaksanaan proyek yang

terdiri dari tahap-tahapan yang dimulai dengan penunjukan

langsung kontraktor pelaksana, administrasi proyek dan tahap

pelaksanaan dilapangan.

Bab III : Tinjauan Khusus Proyek

Berisi tentang metode pelaksanaan pekerjaan Post Tensioning

Prestressed Concrete dengan standar peraturan yang digunakan

pada proyek ini.

Bab IV : Penutup

Berupa kesimpulan dan saran-saran penulis terhadap pelaksanaan

proyek secara umum.

2

Page 3: 13313485 Metode Kerja PostTension Jembatan Box Girder Perawang Riau

BAB II

TINJAUAN UMUM PROYEK

2.1. Lokasi dan Situasi Proyek

Adapun lokasi proyek ini adalah di desa Meredan, kecamatan Tualang,

Kabupaten Siak Sri Indrapura.

Gambar 2.1 Lokasi Proyek Jembatan Perawang

Situasi topografi jembatan perawang terdiri atas daerah datar dimana

kedua sisi jembatan dibelah oleh sungai Siak. Kondisi tanah sekitar jembatan

adalah gambut dengan kedalaman rata-rata tanah gambut setebal 30 m.

Proyek Pembangunan Jembatan Perawang dikerjakan oleh P.T.

Pembangunan Perumahan (Persero) dengan perincian sebagai berikut :

a. Merupakan Jembatan Single Box Girder

b. Terdiri dari 14 buah pier dan 4 abutmen.

c. Total panjang jembatan perawang adalah 1413 meter dengan rincian :

- main span = 180 meter

- side span = 202 meter

P.SUMATERA

Prop.Riau

Ibukota Propinsi

Ibukota KabupatenKota-kota lainnyaBatas PropinsiBatas KabupatenJalan NasionalJalan Propinsi

Keterangan :(Not to Scale)

3

Page 4: 13313485 Metode Kerja PostTension Jembatan Box Girder Perawang Riau

- approach span = 508 meter

- slab on pile = 523 meter

4

Page 5: 13313485 Metode Kerja PostTension Jembatan Box Girder Perawang Riau

Lebar jembatan : 12,7 m

Free board dari hws : 23 meter, sepanjang alur pelayaran 100 m

Pekerjaan pondasi

- Pier utama : Steel pipe pile dia.1200 mm

- Pier app. span : Pc pile dia. 600 mm

- Slab on pile : Pc pile dia. 350 mm

Pekerjaan struktur atas

- Main & side span : Box girder K 500

- App. span : I girder l.40.8 m; h.1,7 m

- Slab on pile : Beton K 500

2.1.2. Data Umum Proyek

1. Nama Proyek : Pembangunan Jembatan Perawang

2. Tipe Jembatan : Balance Cantilever

3. Pemilik Proyek : Dinas Kimpraswil Propinsi Riau

Dinas PU, Kimpraswil Kabupaten Siak

4. Pemberi Tugas : Kepala Dinas PU Kimpraswil Kabupaten Siak

5. Kontraktor Pelaksana : PT.PP (Persero)

6. Sumber Dana : APBD PROPINSI RIAU (TA.2004 s/d 2008 )

APBD KABUPATEN SIAK (TA.2004 s/d

2008)

7. Konsultan Perencana : LAPI ITB CONSULTING

8. Konsultan Pengawas : PT. KUANTAN GRAHA MARGA

9. Nomor Kontrak : 620/SPK/MULTY/JBT-PRW/1701

10. Nilai Kontrak : Rp. 161.972.407.000,- (Seratus Enam Puluh Satu

Milyar Sembilan Ratus Tujuh Puluh Dua Juta

Empat Ratus Tujuh Ribu Rupiah)

11. Sistem Pelelangan : Sistem Pelelangan Umum

12. Sistem Kontrak : Multy Years

13. Waktu Pelaksanaan : 1460 hari kalender

a. Mulai : 15 Desember 2004

b. Selesai : Desember 2008

5

Page 6: 13313485 Metode Kerja PostTension Jembatan Box Girder Perawang Riau

14. Waktu Pemeliharaan : 365 hari kalender

15. Jenis Pekerjaan : Struktur, Arsitektur, Mekanikal, dan Electrical

16. Lokasi Pekerjaan

a. Propinsi : Riau

b. Kabupaten : Siak Sri Indrapura

c. Alamat : Desa Meredan, Kecamatan Tualang

17. Kuantitas Pekerjaan

a. Deskripsi Proyek : Jembatan dengan Panjang 1413 m lebar 12.7 m

b. Fungsi : Sarana penyebrangan

18. Jenis Pondasi : Tiang Pancang

19. Jenis Struktur : Struktur Beton Prategang

20. Material Struktur

a. Beton : - K-300 untuk Abutment

- K-300 untuk Pilar

- K-500 untuk Deck

b. Baja : - Baja mutu BJTD 40

- Baja Mutu Tinggi Grade- 270

2.2 Lingkup Pekerjaan Proyek

Pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan pada proyek ini meliputi

Pekerjaan:

2.2.1 Pekerjaan Struktur Atas

a. Pemancangan Tiang Pancang Abutment

b. Pemancangan Tiang Pancang Pilar

2.2.2 Metode Kerja Struktur Atas

a. Pekerjaan Abutment

Perancah

Bekisting

Skor

Tie Rod

b. Pekerjaan Pilar

Perancah

6

Page 7: 13313485 Metode Kerja PostTension Jembatan Box Girder Perawang Riau

Bekisting

Skor

Tie Rod

c. Deck

Approach Span

Side Span

Main Span

2.3 Pelaksanaan Proyek

Dalam melaksanakan suatu proyek ada beberapa tahapan yang harus

dilaksanakan. Tahap pertama yang harus dilaksanakan yaitu tahap pelelangan

dimana pada tahap ini para kontraktor akan diseleksi kemampuannya untuk

melaksanakan proyek. Dari tahap ini ditunjuk kontraktor pelaksana yang akan

menjalankan proyek ini dengan diawasi oleh wakil dari owner, dalam hal ini

konsultan pengawas.

2.3.1 Pelelangan

Menurut Sutjipto et al (1985), sebuah proyek bertitik tolak dari gagasan

dasar atau kebutuhan akan sesuatu yang muncul pada benak seseorang atau

sekelompok orang. Gagasan itu kemudian dikonkritkan ke dalam pendefinisian

sebuah proyek (project definition). Pekerjaan mendefinisikan sesuatu proyek yang

besar tidaklah begitu mudah untuk dilakukan. Dalam hal ini bantuan oleh tenaga

ahli dari luar (konsultan dan kontraktor) diperlukan apabila pemilik proyek

(owner) tidak memilikinya.

Pelelangan adalah suatu cara yang digunakan oleh pemilik proyek untuk

mendapatkan pihak pelaksana (kontraktor) yang akan melaksanakan proyek

tersebut sesuai keinginan pemilik proyek.

Berdasarkan Keppres 80 pelelangan dibagi menjadi beberapa metode:

1. Pelelangan umum

Pelelangan jenis ini diumumkan secara terbuka melalui media cetak atau

media elektronik dimana setiap rekanan boleh melakukan penawaran asal

memenuhi syarat dan merasa mampu melaksanakan pekerjaan.

7

Page 8: 13313485 Metode Kerja PostTension Jembatan Box Girder Perawang Riau

2. Pelelangan Terbatas

Pelelangan jenis ini dilakukan secara terbatas dengan mengundang beberapa

rekanan yang dianggap mampu dan terseleksi. Dalam hal ini jumlah penyedia

barang/jasa yang mampu melaksanakan diyakini terbatas yaitu untuk

pekerjaan yang kompleks.

3. Pemilihan Langsung

Pemilihan langsung yaitu pemilihan penyedia barang/jasa yang dilakukan

dengan membandingkan sebanyak-banyaknya penawaran, sekurang-

kurangnya 3 (tiga) penawaran dari penyedia barang/jasa yang telah lulus pra

kualifikasi.

4. Pelelangan dengan Penunjukan Langsung

Pelelangan jenis ini merupakan pelelangan dengan cara menunjuk langsung

pihak kontraktor yang akan melaksanakan pekerjaan konstruksi yang

dilakukan oleh pemilik proyek.

Pelelangan proyek pembangunan Jembatan Perawang Kabupaten Siak

Propinsi Riau menggunakan sistem pelelangan umum.

2.3.2 Tahap Pelelangan

2.3.2.1.Persiapan Pelelangan

Langkah-langkah persiapan yang harus dilalui sebelum pelaksanaan proses

pelelangan yaitu sebagai berikut:

1. Mempersiapkan dokumen lelang,

2. Mempersiapkan pelaksanaan lelang.

Anggaran biaya beserta perinciannya tercantum dalam dokumen lelang,

yang menentukan besarnya harga yang diajukan pemborong / kontraktor peserta

lelang.

Dokumen terdiri dari:

1. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS),

Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini ditentukan oleh panitia lelang,

dalam hal ini yang bertindak sebagai panitia lelang adalah Dinas Kimpraswil

Propinsi Riau.

Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS) berisikan hal sebagai berikut:

8

Page 9: 13313485 Metode Kerja PostTension Jembatan Box Girder Perawang Riau

a. Petunjuk kepada kontraktor

b. Usulan teknis

c. Usulan biaya

d. Format kontrak

2. Gambar dan data-data keterangan lain.

2.3.2.2. Pelaksanaan Lelang

Adapun sebelum pelaksanaan lelang dimulai maka dilakukan tahap-tahap

sebagai berikut:

1. Pengumuman Lelang

Sebelum tender dilaksanakan terlebih dulu harus diadakan pengumuman

lelang. Isi pengumuman lelang, sekurang-kurangnya harus memuat ketentuan

sebagai berikut (Keppres 80)

a. Nama dan alamat pengguna barang dan jasa yang akan mengadakan

pelelangan;

b. Uraian singkat mengenai pekerjaan yang akan dilaksanakan atau barang

yang akan dibeli;

c. Perkiraan nilai pekerjaan;

d. Syarat-syarat peserta lelang;

e. Tempat, tanggal, hari dan waktu untuk mengambil dokumen pengadaan.

2. Proses Pascakualifikasi

Pascakualifikasi adalah proses penilaian kompetensi dan kemampuan

usaha serta pemenuhan persyaratan tertentu lainnya dari penyedia barang/jasa

setelah memasukkan penawaran (Keppres No. 80). Prakualifikasi diperlukan

untuk mengidentifikasikan kemampuan dan ruang lingkup pekerjaan antara

lain:

a. Modal kerja,

b. Jumlah tenaga ahli,

c. Pengalaman kerja,

d. Fasilitas kerja.

Sedang ruang lingkup pekerjaan meliputi bidang-bidang keahlian

pekerjaan dikuasai oleh badan-badan tersebut.

9

Page 10: 13313485 Metode Kerja PostTension Jembatan Box Girder Perawang Riau

Hasil dari proses ini meliputi:

a. Penilaian terhadap segi administrasi,

b. Penilaian terhadap segi teknis,

c. Penilaian terhadap segi keuangan.

3. Pengambilan Dokumen Pelelangan

Para calon kontraktor mengambil dokumen lelang untuk dipelajari berupa

BOQ, Spesifikasi Teknis, RKS dan Gambar lelang.

Dokumen pelelangan meliputi dokumen sebagai berikut:

a. Surat keputusan pemberian pekerjaan,

b. Surat perjanjian pemborongan,

c. Uraian dan syarat-syarat pelaksanaan,

d. Gambar-gambar/brosur yang secara teknis ada kaitannya,

e. Petunjuk-petunjuk dan perintah teknis tertulis serta penjelasan-

penjelasan perencanaan atau pengawasan selama pekerjaan berlangsung,

f. Surat penawaran beserta lampiran-lampirannya.

Dokumen-dokumen tambahan lainnya yang dikeluarkan sebelumnya

adanya kontrak kerja dan atas persetujuan pihak pemilik dan kontraktor.

4. Site Visit

Site Visit dilaksanakan agar para calon kontaraktor dapat melihat langsung

lokasi yang akan dibangun, disamping melihat secara visual sehingga bisa

memprediksi metoda yang akan digunakan, faktor kesulitan dan lain

sebagainya. Dalam pelaksanaan site visit ini diharapkan calon kontraktor

sekalian survey material, proses perijinan dan lain sebagainya.

5. Rapat Penjelasan (Aanwijzing)

Ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam proses Aanwijzing menurut

Keppres No. 80 antara lain :

1. Penjelasan lelang dilakukan di tempat pada waktu yang ditentukan,

dihadiri oleh penyedia barang/jasa yang terdaftar sebagai peserta lelang.

2. Ketidakhadiran penyedia barang/jasa pada saat penjelasan lelang tidak

dapat dijadikan dasar untuk menolak/menggugurkan penawaran.

10

Page 11: 13313485 Metode Kerja PostTension Jembatan Box Girder Perawang Riau

3. Dalam acara penjelasan lelang, harus dijelaskan kepada peserta lelang

mengenai :

a) Metoda pengadaan/penyelenggaraan pelelangan ;

b) cara penyampaian penawaran;

c) dokumen yang harus dilampirkan dalam dokumen penawaran;

d) acara pembukaan dokumen penawaran;

e) metoda evaluasi;

f) hal-hal yang menggugurkan penawaran;

g) jenis kontrak yang akan digunakan;

h) ketentuan dan cara evaluasi berkenaan dengan preferensi harga atas

penggunaan produksi dalam negeri;

i) besaran, masa berlaku dan penjamin yang dapat mengeluarkan jaminan

penawaran.

Rapat penjelasan (aanwijzing) berfungsi memberi penjelasan seluruh

dokumen yang sebelumnya telah diberikan pada tahap pengambilan dokumen.

Para calon kontraktor diberi kesempatan memberikan pertanyaan secara

langsung. Agar semua pertanyaan bisa dijawab, maka calon kontraktor diberi

kesempatan membuat daftar pertanyaan yang dikirim via internet atau fax.

Pada bidang administrasi dijelaskan akan persyaratan-persyaratan yang

tercantum dalam dokumen lelang. Seandainya terdapat hal-hal yang masih

meragukan misalnya tentang syarat-syarat peserta lelang, bentuk surat

penawaran, referensi bank dan lain-lain.

Pada bidang teknis proyek dijelaskan antara lain tentang modifikasi baru

atau ukuran-ukuran gambar yang tidak cocok, gambar konstruksi yang sulit

dimengerti/dibaca, serta kesalahan-kesalahan tulis yang terjadi.

6. Pemasukan Dokumen Penawaran

Calon kontrakator memasukkan dokumen administrasi, dokumen teknis

dan dokumen penawaran harga.

Dokumen Administrasi diantaranya :

1. Akte notaris pendirian perusahaan,

2. NPWP

11

Page 12: 13313485 Metode Kerja PostTension Jembatan Box Girder Perawang Riau

3. PKP

4. SIUP

5. SIUJK

6. Neraca keuangan terakhir

Dokumen Teknis diantaranya :

1. Metoda kerja

2. Daftar alat

3. Usulan tenaga ahli

4. Metoda pengendalian mutu waktu biaya

5. Schedule, dls

Dokumen Penawaran Harga yaitu :

1. Surat penawaran harga

2. RAB

3. Analisa harga satuan

4. Nilai penawaran Harga.

7. Evaluasi Dokumen Penawaran

Panitia mengadakan evaluasi terhadap seluruh dokumen peserta yang

masuk. Evaluasi yang dilakukan untuk menilai kelengkapan administrasi,

teknis dan harga penawaran. Dari proses evaluasi ini ditetapkan calon

kontraktor yang memenuhi syarat untuk mengikuti proses selanjutnya.

8. Penetapan Pemenang

Panitia/pejabat pengadaan menetapkan calon pemenang lelang yang

menguntungkan dalam arti:

a. Penawaran memenuhi syarat administratif dan teknis yang ditentukan

dalam dokumen pemilihan penyedia barang dan jasa;

b. Perhitungan harga yang ditawarkan adalah terendah yang

responsif;

c. Menggunaan semaksimal mungkin hasil produksi dalam

negeri;

d. Penawaran tersebut adalah terendah diantara penawaran yang

memenuhi syarat.

12

Page 13: 13313485 Metode Kerja PostTension Jembatan Box Girder Perawang Riau

9. Sistem Kontrak

Kontrak adalah perjanjian secara tertulis antara pemberi tugas dan

kontraktor dimana kewajiban masing-masing pihak diatur dalam pasal-pasal

surat perjanjian. Suatu kontrak mulai berfungsi pada waktu kontrak tersebut

ditandatangani. Kontraktor baru boleh bekerja secara fisik setelah ada SPMK

(Surat Perintah Mulai Kerja). Kontrak sekurang-kurangnya memuat

ketentuan-ketentuan sebagai berikut(Keppres No. 80) :

a) Para pihak yang menandatangani kontrak meliputi nama, jabatan, dan

alamat;

b) pokok pekerjaan yang diperjanjikan dengan uraian yang jelas mengenai

jenis dan jumlah barang/jasa yang diperjanjikan;

c) hak dan kewajiban para pihak yang terkait didalam perjanjian;

d) nilai atau harga kontrak pekerjaan, serta syarat-syarat pembayaran;

e) persyaratan dan spesifikasi teknis yang jelas dan terinci;

f) tempat dan jangka waktu penyelesaian/penyerahan dengan disertai jadual

waktu penyelesaian/penyerahan yang pasti serta syarat-ayarat

penyerahanya;

g) jaminan teknis/hasil pekerjaan yang dilaksanakan dan/atau ketentuan

mengenai kelaikan;

h) ketentuan mengenai cidera janji dan sanksi dalam hal para pihak tidak

memenuhi kewajibanya;

i) ketentuan mengenai pemutusan kontrak secara sepihak;

j) ketentuan mengenai keadaan memaksa;

k) ketentuan mengenai kewajiban para pihak dalam terjadi kegagalan dalam

pelaksanaan pekerjaan;

l) ketentuan mengenai perlindungan tenaga kerja;

m) ketentuan mengenai bentuk dan tanggung jawab gangguan lingkungan;

n) ketentuan mengenai penyelesaian perselisihan.

Kontrak adalah perjanjian secara tertulis antara pemberi tugas dan

kontraktor dimana kewajiban masing-masing pihak diatur dalam pasal-pasal surat

perjanjian. Suatu kontrak praktis mulai berfungsi pada waktu kontrak tersebut

13

Page 14: 13313485 Metode Kerja PostTension Jembatan Box Girder Perawang Riau

ditandatangani. Kontraktor baru boleh bekerja secara fisik setelah ada SPMK

(Surat Perintah Mulai Kerja). Kontrak kontruksi dapat digolongkan dalam tiga

kontrak, yaitu:

1. Lump-Sum Contract (kontrak pembayaran sekaligus)

Artinya pemilik pemberi tugas akan membayar sejumlah uang yang disetujui

kepada kontraktor untuk menyelesaikan suatu proyek yang sesuai dengan

rencana-rencana dan spesifikasi yang telah ditentukan dan dibuat oleh

perencana. Biasanya pemilik membayar sebagian dari jumlah uang tersebut

kepada kontraktor pada selang waktu atau menurut bobot pekerjaan.

2. Turn Key Contract

Pada kontrak tipe ini semua pembiayaan pelaksanaan proyek sampai selesai

dan masa pemeliharaan ditanggung semuanya oleh pihak kontraktor. Pemilik

proyek baru akan membayar kepada kontraktor setelah proyek selesai dengan

sistem pembayaran yang telah disepakati bersama.

3. Unit Price Contract (Kontrak Harga Satuan)

Artinya pemilik akan membayar sejumlah uang yang telah disetujui kepada

pihak kontraktor untuk unit pekerjaan yang telah diselesaikan dalam satu

proyek. Pembayaran biasanya dilakukan oleh pemilik kepada kontraktor pada

selang waktu yang telah ditentukan selama konstruksi proyek tergantung pada

pekerjaan yang telah diselesaikan. Misalnya setiap bulan atau berdasarkan

bobot pekerjaan.

Dalam Proyek Pembangunan Jembatan Balance Cantilever Siak Sri

Indrapura ini memakai sistem pembayaran dari owner kepada kontraktor

berdasarkan bobot pekerjaan (Unit Price Contract).

2.4. Tahap Pelaksanaan di Lapangan

2.4.1. Organisasi dan Personil

Pelaksanaan pembangunan adalah melakukan pekerjaan pada suatu lokasi

sedemikian hingga pembangunan terwujud yang telah ditetapkan dalam biaya,

jadwal dan sasaran kualitas. Ada proses-proses yang perlu dipertimbangkan

sehubungan dengan proses pembangunan, yang melibatkan berbagai profesi dan

bahan yang digunakan. Hal ini ditujukan agar semua pihak melakukan tugasnya

14

Page 15: 13313485 Metode Kerja PostTension Jembatan Box Girder Perawang Riau

sebagai suatu tim. Setiap orang harus mendapat tugas yang jelas dan saling

bekerja sama hingga dapat mencapai tujuan pekerjaan.

Manajemen proyek mengarahkan dan mengembangkan Sumber Daya

Manusia dan Sumber daya lainnya supaya berjalan di jalur yang seharusnya

menuju sasaran yang telah ditetapkan serta menciptakan dorongan semangat untuk

memotivasi orang supaya bekerja dengan baik.

Untuk melaksanakan suatu proyek besar maupun kecil diperlukan suatu

organisasi yang mengelola dan mengontrol jalannya pelaksanaan proyek.

Organisasi proyek tersebut harus mempunyai badan hukum, sarana serta personil

yang dapat bekerja sama secara kolektif dan kualitatif agar mendapat hasil yang

baik.

Struktur organisasi pekerjaan adalah suatu kesatuan yang saling

berhubungan dan tidak bisa dipisahkan satu sama lain dalam melaksanakan suatu

pekerjaan. Sedapat mungkin segala urusan di dalam proyek dapat diselesaikan

dengan sebaik-baiknya, jika terdapat ketidakcocokan, maka dapat diselesaikan

denagan cara musyawarah demi kelancaran proyek.

Adapun pihak-pihak yang memainkan peranan penting di dalam proses

pembangunan adalah :

1. Pemilik Proyek

Pemilik proyek adalah pihak yang memiliki proyek. Pada Proyek

Pembangunan Jembatan Perawang ini pemilik proyek adalah Dinas Kimpraswil

Propinsi Riau dan Dinas PU, Kimpraswil Kabupaten Siak.

Adapun tugas dan wewenang dari pemilik proyek antara lain :

a. Memberikan informasi, bantuan dan kerjasama yang diperlukan kontraktor

sepanjang batas kewenangan dan kewajiban pemilik.

b. Memberikan semua instruksi kepada kontraktor melalui konsultan

pengawas.

c. Dapat memberhentikan sebagian atau seluruh pekerjaan apabila

kontraktor tidak memberikan hasil pekerjaan yang sempurna dan melanggar

ketentuan.

d. Menentukan keputusan akhir yang mengikat mengenai proyek.

15

Page 16: 13313485 Metode Kerja PostTension Jembatan Box Girder Perawang Riau

e. Menandatangani Surat Perintah Kerja (SPK) dan surat perjanjian

dengan kontraktor.

f. Mengesahkan semua dokumen pembayaran kepada pihak

kontraktor.

2. Konsultan Perencana

Konsultan Perencana adalah pihak yang di tunjuk oleh pemberi tugas

untuk bertindak selaku perencana pekerjaan struktur, arsitektur, mekanikal,

elektrikal, interior dan landscape dalam batas-batas yang telah ditentukan baik

teknis maupun administratif, yaitu PT. LAPI ITB KONSULTING.

Konsultan Perencana berfungsi melaksanakan pengadaan dokumen

perencanaan, dokumen lelang, dokumen untuk pelaksanaan kontruksi,

memberikan penjelasan pekerjaan pada waktu pelelangan, dan memberikan

penjelasan serta saran penyelesaian terhadap persoalan perencanaan yang timbul

selama tahap kontruksi. Konsultan Perencana mulai bertugas sejak tahap

perencanaan sampai dengan waktu serah terima I pekerjaan oleh Kontraktor.

Adapun tugas dan tanggung jawab konsultan perencana antara lain :

a. Melakukan perencanaan struktural atas permintaan pemilik proyek secara

keseluruhan sesuai dengan ide, batas-batas teknis dan administrasi.

b. Menentukan standar dan peraturan struktur yang sesuai dengan

perencanaan sebagai acuan dalam pelaksanaan pekerjaan serta menentukan

spesifikasi teknis (persyaratan meterial dan peralatan, serta metode kerja yang

digunakan).

c. Memberikan penjelasan secara detail, baik kepada pemilik proyek

maupun kepada kontraktor atas segala sesuatu yang dianggap kurang jelas,

meragukan atau yang dapat menimbulkan masalah tertentu, khususnya yang

menyangkut perencanaan demi kelancaran dan kelangsungan proyek.

d. Bertanggung jawab atas seluruh perencanaan struktural yang dibuat,

perhitungan konstruksi maupun Rencana Anggaran Biaya (RAB).

3. Konsultan Pengawas

Merupakan Pihak Konsultan Pengawas Pembangunan gedung, yang akan

ditunjuk oleh Pemilik Proyek untuk bertindak sepenuhnya mewakili Pemilik

16

Page 17: 13313485 Metode Kerja PostTension Jembatan Box Girder Perawang Riau

Proyek dalam memimpin, mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan

ini di lapangan pada batas-batas yang telah ditentukan baik teknis maupun

administratif. yang dimaksud adalah PT. KUANTAN GRAHA MARGA.

Tugas dan wewenang konsultan pengawas antara lain :

a. Memeriksa dan mempelajari dokumen untuk pelaksanaan konstruksi yang

akan dijadikan dasar dalam pengawasan pekerjaan dilapangan.

b. Mengawasi pemakaian bahan, peralatan dan metoda pelaksanaan, serta

mengawasi ketepatan waktu, dan biaya pekerjaan konstruksi

c. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi dari segi kualitas, kuantitas

dan laju pencapaian volume/realisasi fisik.

d. Mengumpulkan data dan informasi dilapangan untuk memecahkan

persoalan yang terjadi selama pekerjaan konstruksi

e. Menyelenggarakan rapat-rapat lapangan secara berkala, membuat laporan

mingguan dan bulanan pekerjaan pengawas, dengan masukan hasil rapat-rapat

lapangan, laporan harian, mingguan dan bulanan pekerjaan konstuksi yang

dibuat oleh kontraktor.

f. Menyusun berita acara persetujuan kemajuan pekerjaan untuk pembayaran

angsuran, pemeliharaan pekerjaan, dan serah terima pertama dan kedua

pekerjaan konstruksi.

g. Meneliti gambar-gambar untuk pelaksanaan (shop drawing) yang diajukan

oleh kontraktor.

h. Meneliti gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan dilapangan.

i. Menyusun daftar cacat/kerusakan sebelum serah terima, mengawasi

perbaikannya menyusun laporan akhir pekerjaan pengawasan.

j. Bersama Konsultan Perencana menyusun petunjuk pemeliharaan dan

penggunaan bangunan gedung.

k. Membantu pengelola proyek dalam menyusun Dokumen Pendaftaran.

l. Membantu pengelola proyek mengurus sampai mendapatkan IPB (Ijin

Penggunaan Bangunan) dari Pemerintah Daerah Tingkat II setempat.

4. Kontraktor Pelaksana

17

Page 18: 13313485 Metode Kerja PostTension Jembatan Box Girder Perawang Riau

Kontraktor Pelaksana adalah pihak yang di tunjuk berdasarkan pelelangan

untuk melakukan pembangunan proyek sesuai rencana, perhitungan dan

persyaratan yang telah dibuat oleh konsultan perencana. Kontraktor Pelaksana

melaksanakan semua pekerjaan yang telah diberikan kepadanya sesuai dengan

kesepakatan denagan pemilik proyek. Tugas dari kontraktor pelaksana, dalam hal

ini adalah PT. Pembangunan Perumahan yaitu melaksanakan pekerjaan kontruksi

di lapangan. Adapun susunan organisasi PT. Pembangunan Perumahan adalah

sebagai berikut :

a. Manajer Proyek

Tugas dan wewenangnya adalah:

1. Menetapkan asumsi-asumsi yang diperlukan untuk perencanaan dalam

rangka pelaksanaan pekerjaan

2. Memberi pengarahan dalam tahap pembuatan RPAPP (Rencana

Pelaksanaan Anggaran Pelaksanaan Proyek)

3. Menguasai seluruh isi dokumen kontrak

4. Menjamin tersedianya seluruh sumber daya yang diperlukan untuk

pelaksanaan proyek

5. Memberikan pengarahan dan memantau serta mengevaluasi pelaksanaan

proyek

b. Manajer Lapangan

Tugas dan wewenangnya adalah:

1. Mengumpulkan data untuk proses pembuatan rencana pelaksanaan proyek

2. Membuat studi perbandingan untuk menentukan metode yang tepat

3. Membuat laporan intern dan ekstern serta melakukan monitoring proyek

4. Melakukan studi untuk menjamin mutu pelaksanaan

5. Evaluasi schedule secara rutin

6. Memproses berita acara tepat waktu

7. Mengembangkan motivasi kerja bawahan

8. Mewakili kepala proyek jika berhalangan ditempat

c. Supervisor

Tugas dan wewenangnya:

18

Page 19: 13313485 Metode Kerja PostTension Jembatan Box Girder Perawang Riau

1. Mengumpulkan data-data untuk proses pembuatan rencana pelaksanaan

proyek

2. Bersama-sama kepala proyek menyusun RPAPP (Rencana Pelaksanaan

Anggaran Pelaksanaan Proyek)

3. Mengkoordinir pengadaan mandor dan tenaga kerja lainnya

4. Menguasai dokumen kontrak, gambar dan spesifikasi teknis

5. Meningkatkan efisiensi proyek

6. Menjaga kualitas pekerjaan sesuai dengan kontrak

7. Menjaga safety sesuai dengan persyaratan

8. Mengembangkan dan memotifasi bawahan yang berada dibawah

koordinasinya

d. General Affair

Tugas dan wewenangnya:

1. Mengumpulkan data-data untuk proses membuat rencana pelaksanaan

proyek bagian administrasi dan keuangan

2. Menguasai isi dokumen kontrak yang berkaitan dengan bidangnya

3. Meningkatkan efisiensi proyek

4. Melaksanakan administrasi bagian kepegawaian dan keuangan

5. Menjamin keamanan dan keselamatan sesuai persyaratan

6. Mengembangkan dan memotifasi bawahan yang ada dibawahnya

e. Surveyor

Tugas dan wewenangnya:

1. Membuat analisa harga satuan pekerjaan

2. Melakukan perhitungan pekerjaan tambah kurang

3. Bersama kepala teknik melaksanakan klaim tagihan

4. Bersama dengan team proyek melaksanakan negosiasi pekerjaan lapangan

5. Menyiapkan data-data perusahaan dengan baik

f. Administrasi

Tugas dan wewenangnya :

1. Mempersiapkan data seluruh karyawan yang ada diproyek

2. Menangani seluruh surat-surat intern dan ekstern perusahaan

19

Page 20: 13313485 Metode Kerja PostTension Jembatan Box Girder Perawang Riau

3. Mengarsipkan seluruh data tersebut diatas dengan baik

4. Melaksanakan tertib administrasi tugasnya dengan baik

g. Tenaga bagian Mekanikal

Tugasnya adalah :

1. Memasang instalasi listrik dan menerangkan lapangan

2. Membuat sarana dan prasarana serta mengontrol dan memperbaiki sarana

kerja yang ada

3. Membuat rencana kerja sesuai pekerjaan yang dilaksanakan

h. Tenaga bagian Drawing

Tugasnya adalah :

1. Membuat shop drawing secara benar dan jelas

2. Membuat gambar detail yang rumit

3. Membuat as build drawing berdasarkan shop drawing dan kondisi

lapangan

4. Membuat tertib administrasi gambar

i. Tenaga Bagian Logistik

Tugasnya adalah :

1. Memahami daftar sub kontraktor yang dikeluarkan oleh UPP (Unit

penentuan pembelian) pusat.

2. Mencari bahan atau peralatan serta melapor ke kepala proyek.

3. Mencari penawaran harga atas intruksi kepala operasi minimum tiga

subkontraktor.

j. Tenaga Bagian Pengukuran

Tugasnya adalah :

1. Melaksanakan kalibrasi alat ukur secara periodic sesuai dengan waktu

yang telah ditentukan.

2. Menetapkan asumsi-asumsi yang diperlukan dalam pengukuran.

3. Melaksanakan marking untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan.[

k. Tenaga Bagian Gudang

Tugasnya adalah :

1. Membuat surat jalan penolakan bahan jika diperlukan.

20

Page 21: 13313485 Metode Kerja PostTension Jembatan Box Girder Perawang Riau

2. Membuat bon penerimaan barang berdasar surat jalan yang diterima

setelah dicek dan mengisikan pada stock card serta membukukan dalam

buku harian gudang.

3. Menyerahkan surat jalan kepada supplier.

4. Mencatat pengeluaran bahan di dalam stock secara tertib

l. Tenaga Keamanan (Security)

Tugasnya adalah :

1. Mengamankan areal proyek

2. Mengamankan material dan peralatan yang ada di dalam proyek.

3. Mengontrol surat jalan material keluar masuk proyek.

2.4.2. Hubungan Masing-Masing Pihak Secara Organisasi

Kedudukan masing–masing pihak secara organisasi dimaksudkan bahwa

pemilik proyek langsung membawahi kontraktor pelaksana. Artinya, kontraktor

pelaksana langsung bertanggung jawab atas hasil pekerjaannya kepada pemilik

proyek sesuai dengan penawaran. Sedangkan konsultan pengawas bertanggung

jawab kepada pemilik proyek sesuai dengan ruang lingkup tugas dan kontrak

perjanjian masing-masing. Hubungan kerja antara organisasi proyek dapat dilihat

seperti Gambar 2.1 (Hubungan Organisasi Proyek) berikut:

21

Pemilik ProyekDinas PU Kimpraswil

Konsultan PerencanaPT. LAPI ITB KONSULTING

PRIMA GRAHITA

Konsultan PengawasPT. KUANTAN

GRAHA MARGA

KontraktorPT. PP

Sub KontraktorPT. VSL Indonesia

PT. DSI

Page 22: 13313485 Metode Kerja PostTension Jembatan Box Girder Perawang Riau

Keterangan:

Jalur perintahJalur konsultasi

Gambar 2.2 Hubungan Organisasi Proyek

2.4.3. Waktu Kerja

Waktu kerja atau jam kerja adalah waktu yang telah ditetapkan untuk

memulai atau mengakhiri suatu pekerjaan dalam satu hari kerja. Adapun

pembagian waktu kerja pada Pembangunan Jembatan Perawang adalah :

a. Jam Kerja Reguler/Biasa

Adalah jumlah jam kerja dalam satu hari kerja. Jam kerja tersebut adalah

sebagai berikut :

1. Jam 08.00 s/d 12.00 WIB : Jam Kerja

2. Jam 12.00 s/d 13.00 WIB : Jam Istirahat

3. Jam 13.00 s/d 17.00 WIB : Jam Kerja

b. Jam Kerja Tambahan (lembur)

Jam kerja lembur adalah waktu kerja diluar jam kerja reguler dimana jam

kerja lembur diadakan untuk mengejar target pekerjaan yang ditetapkan pihak

perusahaan untuk segera diselesaikan atau dikarenakan pekerjaan tersebut

memerlukan jam kerja lembur, misalnya dalam pengecoran lantai yang

dilakukan pada jam 09.00 wib selesai pada jam 21.00 WIB (sampai dengan

pengecoran selesai.

2.4.4. Upah Kerja

Upah kerja adalah imbalan berbentuk uang kepada seseorang pekerja atas

pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Upah kerja yang berlaku pada Proyek

Pembangunan Jembatan Perawang adalah sebagai berikut :

1. Upah kerja diberikan pada setiap awal bulan.

2. Upah kerja lembur yaitu upah kerja yang dibayarkan kepada tenaga

kerja/buruh yang ikut bekerja lembur.[

2.4.5. Pelaksanaan Pekerjaan

22

Page 23: 13313485 Metode Kerja PostTension Jembatan Box Girder Perawang Riau

Metode kerja yang dilakukan oleh kontraktor pelaksana untuk tiap

kegiatan didasarkan menurut suatu aturan yaitu spesifikasi teknis dan rencana

kerja proyek yang dibuat oleh Konsultan Perencana. Spesifikasi teknis dan

rencana kerja proyek tersebut memuat syarat dan standar pekerjaan yang harus

dilakukan oleh Kontraktor Pelaksana.

1. Pekerjaan Tanah dan Pengukuran

Pekerjaan tanah ini diawali dengan pembukaan lahan baru dengan cara

perbersihan lapangan serta pembebasan lahan disekitar areal proyek.

2. Pekerjaan Galian

Penggalian ini dilaksanakan sesuai gambar dan syarat-syarat yang

ditentukan sesuai dengan keperluan. Seperti pada galian pondasi dasarnya

diusahakan serata mungkin (waterpass), apabila pada dasar setiap galian masih

terdapat akar-akar tanaman atau bagian gembur maka ini harus digali keluar

sedangkan lubang-lubang tadi diisi kembali dengan pasir, disiram dan selanjutnya

dipadatkan sehingga didapatkan kembali dasar galian yang pas. Semua tanah yang

berasal dari pekerjaan galian sedapat mungkin segera disingkirkan dari halaman

pekerjaan.

3. Pekejaan Urugan dan Pemadatan

Urugan yang digunakan adalah jenis tanah silty clay yang bersih tanpa

potongan bahan-bahan yang bias lapuk serta bahan batuan yang telah dipecah-

pecah yang berukuran 10-15 cm. Diatas urugan tadi diberi urugan pasir kemudian

disirami, diratakan dan selanjutnya dipadatkan. Tebal urugan lantai I adalah 30-50

cm ditinggikan dari elevasi existing.

Apabila material urugan mengandung batu-batu, tidak dibenarkan batu-batu

yang besar bersarang menjadi satu, dan semua pori-pori harus diisi dengan batu-

batu kecil dan tanah yang dipadatkan. Kelebihan material galian harus dibuang

ketempat pembuangan yang ditentukan.

4. Pekerjaan Cetakan dan Perancah

a. Perancangan perancah

23

Page 24: 13313485 Metode Kerja PostTension Jembatan Box Girder Perawang Riau

Perancah adalah kontruksi yang mendukung acuan untuk beton yang belum

mengeras untuk menghasilkan suatu struktur akhir yang mempunyai bentuk, garis

dan dimensi komponen sesuai dengan gambar rencana.

Perancah dan acuan harus dirancang sedemikian rupa sehingga mampu

menahan beban dari beton waktu masih basah, beban-beban akibat pelaksanaan

dan geteran dari alat penggetar. Acuan harus cukup kuat dan rapat sehingga

mampu mencegah kebocoran adukan dan acuan tersebut juga diberi pengaku dan

ikatan secukupnya sehingga dapat menyatu dan mampu mempertahankan

kedudukan dan bentuknya.

b. Melapisi cetakan

Melapisi cetakan ini bertujuan untuk mendapatkan penyelesaian beton yang

halus tanpa urat kayu dan noda, sehingga tidak akan meninggalkan sisa-sisa atau

bekas pada permukaan beton atau efek yang merugikan bagi rekatan dari cat,

plester, mortar atau bahan penyelesaian lainnya yan akan dipakai untuk

permukaan beton.

c. Pengikat cetakan

Pengikat cetakan haruslah batang-batang yang dibuat dipabrik atau jenis

jalur pelat, atau model yang dapat dilepas dengan ulir, dengan kapasitas tarik yang

cukup dan ditempatkan sedemikian sehingga menahahan semua beban hidup dari

pengecoran beton basah dan mempunyai penahan bagian luar dari luasan

perletakan yang memadai.

d. Pemasangan benda-benda yang akan ditanam dalam beton.

Yang dimaksud dengan benda-benda yang ditanam dalam beton adalah pipa-

pipa, saluran listrik benda lainnya. Benda-benda tersebut harus diperhatikan

pemasangannya dan penempatannya sehingga tidak mengurangi kekuatan struktur

dengan memperhatikan persyaratan dalam PBI 1971 NI-2 Bab .5.7 hal 52.

Apabila dalam pemasangan pipa-pipa, saluran listrik dan lain-lain terhalang

oleh adanya baja tulangan yang terpasang, maka hal ini sangat diperlukan

konsultasi dari pengawas.

5. Pekerjaan Beton Bertulang

a. Percobaan bahan adukan beton

24

Page 25: 13313485 Metode Kerja PostTension Jembatan Box Girder Perawang Riau

Sebelum membuat campuran beton, tes laboratorium harus dilakukan

terhadap kekuatan dan kekentalannya sesuai dengan prosedur-prosedur yang

ditunjukkan dalam standar referensi untuk menjamin pemenuhan spesifikasi

proyek dalam membuat campuran yang diperlukan. Adukan beton harus

didasarkan pada trial mix dan design mix. Campuran harus proporsional pasir,

agregat, semen dan air berdasarkan berat atau proporsi yang cocok dari ukuran

untuk rencana proporsional atau perbandingan yang telah dihitung sebelumnya.

Hasil uji setiap pengujian dilakukan masing-masing untuk umur 7, 14, dan

28 hari yang didasarkan pada minimum 20 hasil pengujian atau lebih sehingga

hasil uji tersebut dapat disetujui oleh pengawas yang ditunjuk. Hasil uji yang

disetujui tersebut harus disertakan selambat-lambatnya satu minggu sebelum

pengerjaan dimulai. Pengujian mutu beton ditentukan melalui pengujian sejumlah

benda uji selinder beton berdiameter 15 cm dan tinggi 30 cm sesuai PBI 1971 Bab

4.7 atau ACI Committee 304, ASTM C 94-78a. Sedangkan pengujian bahan dan

beton harus dilakukan dengan cara yang ditentukan dalam Standar Industri

Indonesia (SII) dan PBI 71 NI-2 hal 42.

Pengujian kekentalan adukan beton diperiksa dengan tes slump. Nilai slump

harus ditentukan dalam batas-batas yang diisyaratkan dalam PBI 71 sehingga

dengan harga slump tersebut akan menghasilkan hasil akhir yang bebas keropos

ataupun rongga-rongga.

b. Penyimpanan semen

Semen yang digunakan dalam proyek ini adalah semen Portland. Semen

yang sampai ke lokasi proyek langsung disimpan di dalam gudang penyimpanan.

Gudang tersebut harus berada dalam keadaan kering. Semen tersebut dijaga agar

tidak lembab, dengan lantai terangkat bebas dari tanah dan ditumpuk sesuai

dengan urutan pengiriman.

c. Agregat

Agregat yang digunakan adalah batu pecah (agregat kasar) yang mempunyai

ukuran 10-20 mm dan berasal dari Tanjung Pinang dan Tanjung Balai Karimun

dan agregat halus yang berasal dari Danau Bengkuang. Pemakaiannya tersebut

memenuhi syarat-syarat :

25

Page 26: 13313485 Metode Kerja PostTension Jembatan Box Girder Perawang Riau

1. Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan Bangunan (NI-31-1956)

2. Peraturan Beton Indonesia (NI-2-1971)

3. Tidak mudah hancur (tetap keras)

4. Tidak bercampur dengan tanah liat atau kotoran-kotoran lainnya.

d. Air

Air yang dipergunakan untuk pembuatan dan perawatan beton harus bersih,

tidak mengandung minyak, garam-garam, bahan organis atau bahan-bahan lain

yang dapat merusak beton dan baja tulangan atau jaringan kawat baja. Untuk

mendapatkan kepastian kelayakan air yang akan dipergunakan, air tersebut diteliti

pada laboratorium.

6. Pengecoran dan Pemadatan

a. Pengecoran

Sebelum pengecoran beton dilaksanakan semua cetakan, tulangan beton,

kabel dan benda-benda yang akan ditanamkan kedalam beton di cek terlebih

dahulu. Untuk bekisting (cetakan) harus benar-benar bersih sehingga perlu di

semprot dengan air.

Adukan beton yang akan dituang ditempatkan sedekat mungkin ke cetakan,

dan tinggi jatuhnya tidak melebihi 1 meter. Kemudian permukaan beton diratakan

sesegera mungkin untuk menghindari terjadinya pengerasan beton yang tidak

diharapkan. Untuk mengecek kedalaman beton sehingga sesuai dengan yang

diharapkan, dapat dilihat pada tanda garis yang telah dibuat sebelumnya pada

papan bekisting bagian tepi ataupun dengan cara menancapkan baja tulangan

sepanjang tebal beton untuk memastikan apakah kedalaman beton yang telah

dicor tersebut benar.

Apabila pekerjaan tidak dapat dilaksanakan pada satu hari pekerjaan maka

pemberhentian pengecoran pada ¼ atau 1/5 bentang. Untuk melanjutkan

pengecoran yang terhenti dimana beton tersebut telah mengeras, maka digunakan

zat perekat antara beton yang sudah mengeras (beton lama) dengan beton segar

(baru).

Perhatian khusus harus dicurahkan pada pengangkutan adukan beton dari

tempat pengadukan ke tempat pengecoran. Pekerjaan ini harus dilakukan sebaik

26

Page 27: 13313485 Metode Kerja PostTension Jembatan Box Girder Perawang Riau

mungkin sehingga pemisahan dan kehilangan bahan-bahan beton itu sendiri dapat

dicegah. Pengangkutan dan pengecoran harus sesuai dengan PBI 71 bab 6.3 hal

56, ACI 304-73, ACI Committee 304 dan ASTM C94-78a.

7. Pemadatan

Proses pemadatan ini dilakukan pada saat pengecoran dan menggunakan alat

penggetar/vibrator. Penggetar tersebut dimasukkan kedalam beton kurang lebih

30 detik dan apabila adukan mulai nampak mengkilap (air semen mulai

memisahkan diri dari agregat). Kemudian penggetar tersebut ditarik dan

dimasukkan kedalam adukan yang lain. Jarak antara pemasukan penggetar

tersebut diatur sedemikian rupa sehingga daerah pengaruhnya saling menutupi.

Pemadatan ini bertujuan untuk mencegah timbulnya rongga-rongga kosong dan

sarang-sarang kerikil pada beton.

8. Perawatan Beton

Perawatan beton dimulai segera setelah pengecoran selesai dilakukan. Beton

tersebut disirami dengan air secara berkala untuk menjaga kelembabannya dan

dihindari terhadap proses pengeringan yang belum saatnya. Terik matahari dan

sebagainya bisa menyebabkan permukaan beton menjadi rusak atau retak-retak.

Apabila cetakan dan acuan beton tersebut di bongkar pelaksanaannya, maka

perawatan beton terus dilakukan dengan cara seperti diatas. Perawatan yang

dilakukan pada beton secara umum harus memenuhi persyaratan di dalam PBI

1971 NI-2 Bab 6.6 hal 58 dan ACI 301-72/75.

9. Stressing Box Girder ( post-tensioning method )

Pelaksanaan post-tensioning merupakan pekerjaan yang memerlukan

pengawasan yang ketat karena kesalahan yang kecil berakibat fatal bagi

keseluruhan struktur yang dibangun. Pelaksanaan post-tensioning yang dilakukan

haruslah memenuhi ketentuan yang ditetapkan seperti dibawah ini:

a. Persetujuan

Kontraktor dapat menentukan prosedur prategang yang dikehendakinya,

dimana prosedur dan rencana pelaksanaan tersebut harus diserahkan kepada

Direksi Pekerjaan untuk mendapatkan persetujuan sebelum pekerjaan untuk

setiap unit penegangan setelah pengecoran dimulai.

27

Page 28: 13313485 Metode Kerja PostTension Jembatan Box Girder Perawang Riau

b. Penempatan kabel

Sebelum penarikan kabel dilakukan, kontraktor harus menunjukkan bahwa

semua kabel bebas bergerak antar titik penjangkaran dan elemen tersebut

bebas untuk menampung pergerakan horizontal dan vertikal sehubungan

dengan gaya prategang yang diberikan.

c. Penempatan jangkar

Setiap jangkar harus ditempatkan tegak lurus dengan garis kerja gaya

prategang, dan dipasang sedemikian hingga tidak akan bergeser selama

pengecoran beton. Setelah pekerjaan penegangan dan penyuntikan selesai,

jangkar harus ditutup dengan beton paling sedikit 3 cm.

d. Kekuatan beton yang diperlukan

Gaya prategang belum boleh diberikan pada beton sebelum beton mencapai

kekuatan yang disyaratkan.

e. Penegangan kabel dengan satu arah

Penegangan dengan satu arah dilakukan pada bentang yang pendek dimana

garis pengaruh gaya prategang yang diberikan lebih besar dari setengah

panjang bentang yang akan diberi gaya prategang

f. Penegangan kabel dengan dua arah

Penegangan dengan dua arah dilakukan pada bentang yang relatife lebih

panjang dimana garis pengaruh gaya prategang yang diberikan kurang dari

setengah panjang bentang yang akan diberi gaya prategang. Penegangan

pertama dilakukan sampai 95 % dari gaya yang direncanakan, sedangkan

arah berikutnya diberikan gaya 100 % dari gaya prategang yang

direncanakan.

g. Lubang penyuntikan ( grouting hole )

Kabel harus disuntik dalam 24 jam setelah penarikan kabel berlangsung.

Lubang penyuntikan harus diuji dengan diisi air yang bertekanan 8 kg/cm2

selama satu jam sebelum penyuntikan.

Peralatan pencampur harus dapat menghasilkan adukan semen dengan

kekentalan yang homogen dan harus mampu memasok terus menerus pada

28

Page 29: 13313485 Metode Kerja PostTension Jembatan Box Girder Perawang Riau

peralatan penyuntikan. Peralatan tersebut harus mempunyai tekanan tetap

yang tidak melebihi 8 kg/cm2.

Stressing Box Girder dimulai setelah pengecoran selesai dilakukan.

Stressing dilakukan seteleh beton berumur 24 jam atau kekuatan beton telah

mencapai 80% dari kuat tekan beton yang direncanakan, menggunakan alat

Multijack SPE-200/300

10. Pembangunan Hammer Head

Hammer Head merupakan muara dari semua “ducting tendon” cantilever.

Bagian ini merupakan bagian yang paling rumit karena pembesian yang relative

besar dan pemasangan ducting tendon yang sangat rapat serta penempatan lubang-

lubang angker untuk dudukan traveller dan balok penggantung.

Pelaksanaan Hammer Head dilakukan dengan cara konvensional yaitu

dengan menggunakan perancah, dilanjutkan dengan pembesian, pemasangan

ducting dan diakhiri dengan pengecoran yang dibagi dalam 3 tahap yaitu bagian

slab, dilanjutkan dengan web/dinding dan diakhiri bagian atas.

11. Main Span ( Segmental )

a. Traveller form

Jenis traveller menurut beratnya:

1) Heavy traveller, berat traveller > 50 % berat segmen terbesar

2) Light traveller, berat traveller < 50 % berat segmen terbesar

Hal khusus pada perencanaan traveller

1) Diasumsikan bahwa 50 % berat beton baru akan dipikul oleh traveller,

50 % sisanya dipikul oleh beton lama.

2) Traveller dibuat dengan sistem modul

- Modul utama

- Modul depan

- Modul belakang

- Modul penggantung

- Modul penghubung dll

Tahap pergerakan traveller

29

Page 30: 13313485 Metode Kerja PostTension Jembatan Box Girder Perawang Riau

1) Rel yang mempunyai panjang 2 kali panjang segmental digerakkan

kedepan sampai sejajar dengan muka beton lama yang diangkurkan.

2) Menurunkan traveller dengan menggunakan jecking long stroke double

acting dengan tahap pertahap sesuai dengan kemampuan optimal jeck,

sampai ke posisi.

3) Memposisikan traveller pada kondisi lepas dari rel dengan menggunakan

jeck untuk mengangkat traveler.

Beban beton pada saat pengecoran dipindahkan dari balok penggantung ke

traveller melalui Macalloy bar dia. 32 mm. Pada saat pengecoran traveller

ditahan oleh 4 angker pada bagian belakang dan pada balok kayu dan jack

pada bagian depan.

b. Form work ( Bekisting )

Untuk mendapatkan hasil yang optimal, untuk form work terbuat dari

material PERI (GT-24) yang didukung oleh profil baja yang disambungkan

langsung ke traveller dan beton yang lama. Form work dibuat dalam sistem

panel yang memudahkan dalam pelaksanaan penyesuaian terhadap dimensi

segmental.

12. Cacat pada Beton (Devective Work)

Meskipun hasil pengujian benda-benda uji memuaskan, namun kenyataan di

lapangan tidak seperti yang diharapkan. Kerusakan bisa saja terjadi pada beton

seperti konstruksi beton yang keropos, retak-retak atau beton yang tidak rata dan

tidak tegak lurus dan tidak sesuai dengan gambar rencana. Apabila kerusakan

yang terjadi itu terlau fatal maka harus dilakukan pembongkaran dan dibuat sesuai

gambar rencana.

13. Pelaksanaan Pembesian

a. Pemasangan tulangan

Tulangan yang akan digunakan dibersihkan atau dilap agar bebas dari

kotoran, lemak dan karat serta bahan-bahan lain yang dapat mengurangi daya

lekatnya, untuk itu tulangan harus disimpan di tempat yang terlindung dari hujan

dan panas matahari.

30

Page 31: 13313485 Metode Kerja PostTension Jembatan Box Girder Perawang Riau

Tulangan harus dipasang sedemikian rupa diikat dengan kawat baja,

sehingga sebelum dan selama pengecoran tidak berubah tempat. Untuk menjaga

ketebalan pengecoran atau penutup beton maka tulangan dipasang dengan

penahan jarak yang terbuat dari baja itu sendiri yang dibengkokkan berbentuk

spiral dan dipasang minimum 4 buah m2 cetakan/lantai kerja. Penahan jarak ini

harus tersebar secara merata. Untuk tulangan yang langsung diatas tanah dan

diatas agregat dan lapisan kedap air harus dipasang/ditunjang dengan tahu beton

(beton deking) yang mutunya paling sedikit sama dengan beton yang akan dicor.

b. Pembengkokan dan pemotongan tulangan

Batang tulangan tidak boleh dibengkok dan diluruskan dengan cara-cara

yang merusak tulangan. Batang tulangan yang diprofilkan, setelah dibengkokkan

dan diluruskan kembali tidak boleh dibengkok lagi dalam jarak 60 cm dari

bengkokan semula. Batang tulangan yang tertanam sebagian di dalam beton tidak

boleh dibengkokkan atau diluruskan dilapangan kecuali apabila ditentukan oleh

gambar rencana dan disetujui oleh perencana. Apabila pemanasan diizinkan,

batang tulangan dari baja lunak (polos/diprofilkan) dapat dipanaskan sampai

kelihatan merah padam tetapi tidak boleh mencapai suhu lebih besar dari 850C dan

tulangan tersebut tidak boleh didinginkan dengan jalan disiram dengan air.

Batang tulangann harus dipotong dan dibengkok sesuai dengan yang

ditunjukkan dalam gambar-gambar rencana dan dengan toleransi yang telah

ditetapkan. Terhadap panjang total batang lurus yang dipotong menurut ukuran

dan terhadap panjang total dan ukuran intern dari batang yang dibengkok

ditetapkan toleransi sebesar +25 mm. Terhadap panjang total batang yang

diserahkan menurut sesuatu ukuran ditetapkan toleransi sebesar ±50 mm dan –

25mm. Terhadap jarak tulangan total dari batang yang dibengkok ditetapkan

toleransi sebesar ±6 mm untuk jarak 60 cm atau kurang dari sebesar ±12 mm

untuk jarak lebih dari 60 cm. Terhadap ukuran luar dari sengkang, lilitan dan

ikatan-ikatan ditetapkan toleransi sebesar 6 mm.

2.4.6. Pengawasan

Pengawasan sangat diperlukan dalam sebuah proyek, untuk menjamin

pekerjaan yang dilaksanakan oleh kontraktor sesuai dengan yang ada dalam

spesifikasi teknis yang telah dibuat oleh perencana. Pada proyek Pembangunan

Jembatan Perawang ini pengawasan langsung dilakukan oleh PT. Kuantan Graha

31

Page 32: 13313485 Metode Kerja PostTension Jembatan Box Girder Perawang Riau

Marga, dalam hal ini pihak Dinas PU Kimpraswil Kabupaten Siak menunjuk

pengawas yang pada umumnya bertugas mengawasi pekerjaan kontraktor dan

bertanggung jawab kepada Dinas PU Kimpraswil Kabupaten Siak.

Ruang lingkup pengawasan dan pengendalian yang ada di Proyek

Pembangunan Jembatan Perawang serta yang dilakukan oleh suatu proyek pada

umumnya adalah sebagai berikut:

1. Pengawas Administrasi

Secara administrasi, pengawas biasanya berhubungan dengan laporan

mengenai pelaksanaan proyek antara lain :

a. Mengecek surat menyurat yang berhubungan dengan pelaksanaan

proyek.

b. Memeriksa :

1. Formulir laporan harian, mingguan, dan bulanan.

2. Formulir berita acara kemajuan pekerjaan untuk mengajukan termin.

3. Formulir lain yang dianggap perlu

c. Memberikan laporan kepada owner tentang:

1. Volume prosentase dan nilai pekerjaan yang telah dilaksanakan

dan membandingkan dengan apa yang tercantum dalam dokumen kontrak.

2. Kemajuan pekerjaan yang telah dilaksanakan dibandingkan dengan

jadwal yang telah disetujui.

3. Bahan, tenaga kerja dan peralatan yang digunakan kontraktor jika

ada penyimpangan adalam pelaksanaan.

4. Mengadakan site meeting (rapat lapangan) untuk membicarakan

hal-hal yang dianggap perlu.

2. Pengawasan mutu bahan

Untuk mencapai kualitas hasil pekerjaan yang baik, maka salah satu yang

diperhatikan adalah pengawasan mutu bahan yang akan dipakai. Pengawasan

bahan dilakukan pada saat bahan yang akan dipakai masuk kedalam proyek.

32

Page 33: 13313485 Metode Kerja PostTension Jembatan Box Girder Perawang Riau

Untuk menjaga keseimbangan antara penerimaan dan pemakaian bahan, maka

diadakan pengaturan sebagai berikut :

a. Menjaga agar bahan yang tersedia diproyek tidak

berlebihan.

b. Mengawasi pelaksanaan setiap pekerjaan sehingga tidak

terjadi kesalahan pemakaian bahan.

c. Mengadakan pengamanan yang cukup untuk menghindari

kehilangan alat-alat dan bahan.

Pada proyek ini pengamanan dan pengawasan cukup ketat. Untuk

pengadaan bahan cukup tepat waktu.

3. Pengawasan Kualitas

Pengawasan kualitas (Quality Control) dilakukan dengan beberapa

pengujian.

a. Tes Slump

Tes ini dimaksudkan untuk menguji kekentalan adukan beton, agar diperoleh

mutu beton yang sesuai dengan yang ditetapkan dalam perencanaan. Proses

pengujian slump test dapat dijelaskan sebagai berikut: alat yang digunakan

adalah kerucut terpancung (Kerucut Abrams) dengan diameter atas 10cm,

diameter bawah 20cm dan tinggi 30cm. Adapun komposisi campuran

berdasarkan perbandingan berat, dimana satu zak semen 50 kg.

Langkah-langkah pekerjaan pengujian slump test sebagai berikut:

Adukan beton yang dihasilkan mesin molen diambil dengan menggunakan

gerobak dorong untuk diuji

Kerucut abrams diletakkan dialas yang rata yang tidak menyerap air (potongan

pelat baja), kemudian diisi dengan bubur beton tadi dengan cara memasukkan

lapis demi lapis masing-masing 1/3 bagian kerucut dan setiap lapis

ditusuk/ditumbuk dengan tongkat sebanyak 25 kali

Setelah kerucut penuh, bidang permukaan atasnya diratakan lalu dibiarkan

sekitar 30 detik. Setelah 30 detik kerucut diangkat dan akan terjadi penurunan

puncak bubur beton yang telah terbentuk kerucut. Penurunan yang terjadi

33

Page 34: 13313485 Metode Kerja PostTension Jembatan Box Girder Perawang Riau

diukur dari bagian atas kerucut ambrams, besarnya penurunan ini disebut

slump. Besarnya slump rencana hanya berkisar antara 18 cm dengan mutu

beton K-500.

b. Tes Kubus

Tes Kubus adalah suatu percobaan untuk menguji kekuatan tekan beton.

Untuk tes Kubus ini dibutuhkan sampel Setiap 5 M3 beton harus dibuat

minimum 1 benda uji untuk pengujian kuat tekan beton. Pengujian kuat tekan

beton dilakukan pada kubus umur 7 hari dan umur 28 hari. Sampel-sampel ini

dibuat dan diuji dilaboratorium P.T. Pembangunan Perumahan.

Langkah-langkah pembuatan benda uji kubus :

1. Persiapkan alat yang akan digunakan, khusus untuk cetakan kubus harus

dibersihkan terlebih dahulu sebelum dipakai.

2. Isi cetakan sampai penuh dengan beton dalam tiga lapis, dan setiap lapis

kira-kira sebanyak 1/3 dari tinggi kubus.

3. Setiap lapis dipadatkan dengan 25 kali tumbukan dengan menggunakan

besi penumbuk tadi secara merata, kemudian sisi-sisi kubus diketuk

dengan menggunakan palu.

4. Setetelah penuh permukaan beton diratakan dengan sendok semen.

5. Hindari campuran yang telah dicetak dari getaran dan setelah berumur 24

jam cetakan dibuka.

6. Benda uji yang telah dikeluarkan direndam hingga seluruh permukaannya

terendam di bak perendam yang berada dilokasi pembuatan.

7. Perendaman berlangsung sesuai denagn waktu dan umur benda uji yang

telah ditetapkan, hingga benda uji siap dilakukan pengujian kuat tekan

beton.

8. Sebelum pengujian dilakukan, terlebih dahulu benda uji dibersihkan dan

dikeringkan lalu dibawa ke laboratorium untuk pengujian test kuat tekan

beton.

4. Pengendalian waktu

Selain memperhatikan kualitas dan kuantitas pekerjaan, hal penting

lainnya adalah menyelesaikan proyek sesuai dengan waktu yang telah disepakati

34

Page 35: 13313485 Metode Kerja PostTension Jembatan Box Girder Perawang Riau

dalam kontrak. Setiap kontraktor yang mendapat kesempatan membuat dan

menyelesaikan suatu proyek, terikat pada lamanya waktu untuk menyelesaikan

proyek sesuai dengan yang tertulis dalam kontrak. Jika kontraktor yang

bersangkutan melakukan keterlambatan dalam menyelesaikan proyek yang telah

menjadi tanggung jawabnya maka kontraktor tersebut dianggap telah melalaikan

tugasnya dan akan terkena sanksi sesuai dengan persetujuan atau kontrak kerja.

Apabila hal ini terjadi maka akan menyebabkan kerugian bagi kontraktor.

Untuk mengansipasi hal-hal tersebut diatas perlu dibuat rencana kerja/time

schedule yang baik. Time schedule berisi item-item pekerjaan yang saling

berurutan/bertahap yang meliputi pekerjaan-pekerjaan yang ada dalam kontrak

yang akan dilaksanakan.

Fungsi time schedule antara lain :

1. Sebagai pedoman dan penuntun bagi kontraktor dalam

melaksanakan pekerjaan

2. Sebagai dasar untuk membuat Berita Acara Kemajuan

Pekerjaan Proyek.

3. Sebagai alat kontrol bagi pengawas proyek dalam menilai

prestasi kerja

Pada proyek ini time schedule yang digunakan yaitu time schedule kurva

S. Kurva S adalah perbandingan antara lamanya pekerjaan dengan bobotnya.

Didalam kurva S ini terdapat bermacam-macam pekerjaan dan masing-masing

pekerjaan tersebut diuraikan menjadi beberapa satuan waktu (mingguan) dan juga

ditentukan waktu permulaan pekerjaan ini harus dipertimbangkan pekerjaan mana

yang lebih dulu dikerjakan atau bila mungkin dikerjakan secara bersamaan

waktunya. Jika dalam pelaksanaan, grafik pekerjaan berada diatas kurva S (Up

Schedule) berarti pekerjaan dapat diselesaikan dengan cepat dan jika terjadi

sebaliknya berarti pekerjaan terlambat dari yang direncanakan (Behind Schedule).

Pada Proyek Pembangunan Jembatan Siak Sri Indrapura ini dalam

beberapa item pekerjaan ada yang mengalami keterlambatan (Behind Schedule)

tetapi tidak terlalu signifikan, ada juga beberapa item lebih cepat dari yang

direncanakan (Up Schedule).

35

Page 36: 13313485 Metode Kerja PostTension Jembatan Box Girder Perawang Riau

2.4.7. Manajemen Proyek

Manajemen proyek adalah usaha pada suatu kegiatan agar tujuan adanya

kegiatan tersebut dapat tercapai secara efisien dan efektif. Efektif dalam hal ini

adalah dimana hasil penggunaan sumber daya dan kegiatan sesuai dengan

sasarannya yang meliputi kualitas, biaya, waktu dan lain-lain. Sedangkan efisien

diartikan penggunaan sumber daya dan pemilihan sub kegiatan secara tepat yang

meliputi jumlah, jenis, saat penggunaan sumber dan lain-lain. Oleh sebab itu

manajemen proyek pada suatu proyek konstruksi merupakan sesuatu hal yang

tidak dapat diabaikan begitu saja, karena tanpa manajemen suatu proyek,

konstruksi akan sulit berjalan sesuai dengan harapan bayik berupa biaya, waktu

maupun kualitas.

Manajemen proyek meliputi proses perencanaan (planning) kegiatan,

pengaturan (organizing), pelaksanaan dan pengendalian (controlling). Proses

perencanaan, pengaturan, pelaksanaan dan pengendalian tersebut dikenal proses

manajemen.

Perencanaan (planning) adalah peramalan masa yang akan datang dan

perumusan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan yang

ditetapkan berdasarkan peramalan tersebut. Bentuk dari perencanaan dapat

berupa: perencanaan prosedur, perencanaan metode kerja, perencanaan standar

pengukuran hasil, perencanaan anggaran biaya, perencanaan program (rencana

kegiatan beserta jadwal).

Pengaturan (organizing) bertujuan melakukan pengaturan dan

pengelompokan kegiatan proyek konstruksi agar kinerja yang dihasilkan sesuai

dengan yang diharapkan. Tahap ini menjadi sangat penting karena jika terjadi

ketidaktepatan pengaturan dan pengelompokan kegiatan, bisa berakibat langsung

terhadap tujuan proyek.

Pengendalian (controlling) adalah proses penetapan apa yang telah dicapai,

evaluasi kerja, dan langkah perbaikan bila diperlukan

Tujuan dari proses manajemen adalah untuk mengusahakan agar semua

serangkaian kegiatan tersebut :

36

Page 37: 13313485 Metode Kerja PostTension Jembatan Box Girder Perawang Riau

1. Tepat waktu, dalam hal ini tidak terjadi keterlambatan penyelesaian suatu

proyek. Dalam proyek ini terdapat addendum volume pekerjaan (pekerjaan

tambah kurang). Hal ini disebabkan karena terjadi perubahan gambar

perencanaan. Dengan demikian proyek ini mengalami reschedule sesuai

addendum waktu.

2. Biaya yang sesuai, maksudnya agar tidak ada biaya tambahan dari

perencanaan biaya yang telah dianggarkan. Karena dalam proyek ini terdapat

addendum volume pekerjaan maka terdapat perubahan pada biaya yang telah

dianggarkan.

3. Kualitas yang sesuai dengan persyaratan.

4. Proses kegiatan dapat berjalan dengan baik.

37

Page 38: 13313485 Metode Kerja PostTension Jembatan Box Girder Perawang Riau

BAB III

TINJAUAN KHUSUS

3.1. Landasan Teori

3.1.1. Pengertian Beton Prategang ( Prestressed Concrete )

Beton Prategang adalah jenis beton dimana tulangan bajanya ditarik

ditegangkan terhadap betonnya. Penarikan ini menghasilkan sistem

kesetimbangan pada ketegangan dalam (tarik pada baja dan tekan pada beton)

yang akan meningkatkan kemampuan beton menahan beban luar. Karena beton

cukup kuat dan daktail terhadap tekanan dan lemah terhadap tarikan maka

kemampuan menahan beban luar dapat ditingkatkan dengan pemberian

pratekanan.

Konsep beton prategang memperlakukan beton sebagai bahan yang elastis.

Beton prategang pada dasarnya adalah beton yang ditransformasikan dari bahan

yang getas menjadi bahan yang elastis dengan memberikan tekanan terlebih

dahulu (Pratekan) pada bahan tersebut. Pada keseluruhan desain struktur beton

prategang, pengaruh dari prategang dipandang sebagai keseimbangan berat sendiri

sehingga batang yang mengalami lenturan seperti plat, transversal beam dan

gelagar tidak akan mengalami tegangan lentur pada kondisi pembebanan yang

terjadi.

Dalam perancangan beton prategang, pembebanan tidak hanya ditinjau

berdasarkan beban eksternal yang bekerja seperti beban mati dan beban hidup,

tetapi juga terhadap kombinasi dari beban-beban tersebut dengan gaya prategang

yang bekerja pada penampang beton. Diantara tahap pembebanan tersebut yang

paling kritis biasanya pada tahap sesaat setelah baja ditegangkan (initial stage)

dan pada masa pelayanan/akhir (service/final stage). Initial stage adalah tahap

dimana gaya prategang dipindahkan pada beton dan tidak ada beban luar yang

bekerja selain berat sendiri. Final stage adalah tahap pembebanan yang paling

berat untuk kondisi masa pelayanan, dengan asumsi bahwa semua kehilangan

prategang telah terjadi sehingga gaya prategang telah mencapai nilai terkecil dan

38

Page 39: 13313485 Metode Kerja PostTension Jembatan Box Girder Perawang Riau

kombinasi beban luar mencapai nilai terbesar yaitu meliputi berat sendiri, beban

mati, beban hidup, beban kejut dan sejenisnya.

3.1.2. Sejarah Perkembangan Beton Prategang ( Prestressed Concrete )

Beton adalah suatu bahan yang mempunyai kekuatan yang tinggi terhadap

tekan, tetapi sebaliknya mempunyai kekuatan relative sangat rendah terhadap

tarik. Beton tidak selamanya bekerja secara efektif didalam penampang-

penampang struktur beton bertulang, hanya bagian tertekan saja yang efektif

bekerja, sedangkan bagian beton yang retak dibagian yang tertarik tidak bekerja

efektif dan hanya merupakan beban mati yang tidak bermanfaat.

Hal inilah yang menyebabkan tidak dapatnya dibuat srtuktur-struktur

beton bertulang dengan bentang yang panjang secara ekonomis, karena terlalu

banyak beban mati yang tidak efektif. Disampimg itu, retak-retak disekitar baja

tulangan bisa berbahaya bagi struktur karena merupakan tempat meresapnya air

dan udara luar kedalam baja tulangan sehingga terjadi karatan. Putusnya baja

tulangan akibat karatan fatal akibatnya bagi struktur.

Dengan kekurangan-kekurangan yang dirasakan pada struktur beton

bertulang seperti diuraikan diatas, timbullah gagasan untuk menggunakan

kombinasi-kombinasi bahan beton secara lain, yaitu dengan memberikan

pratekanan pada beton melalui kabel baja (tendon) yang ditarik atau biasa disebut

beton pratekan.

Beton pratekan pertama kali ditemukan oleh EUGENE FREYSSINET

seorang insinyur Perancis. Ia mengemukakan bahwa untuk mengatasi rangkak,

relaksasi dan slip pada jangkar kawat atau pada kabel maka digunakan beton dan

baja yang bermutu tinggi. Disamping itu ia juga telah mengembangkan suatu

sistem panjang kawat dan sistem penarikan yang baik, yang hingga kini masih

dipakai dan terkenal dengan sistem FREYSSINET.

Dengan demikian, Freyssinet telah berhasil mengembangkan suatu jenis

struktur baru sebagai tandingan dari strktur beton bertulang. Karena penampang

beton tidak pernah tertarik, maka seluruh beban dapat dimanfaatkan seluruhnya

dan dengan system ini dimungkinkanlah pembuatan struktur-struktur yang

langsing dan bentang-bentang yang panjang.

39

Page 40: 13313485 Metode Kerja PostTension Jembatan Box Girder Perawang Riau

Beton pratekan untuk pertama kalinya dilaksanakan besar-besaran dengan

sukses oleh Freyssinet pada tahun 1933 di Gare Maritime pelabuhan LeHavre

(Perancis). Freyssenet sebagai bapak beton pratekan segera diikuti jejaknya oleh

para ahli lain dalam mengembangkan lebih lanjut jenis struktur ini,seperti:

a). Yves Gunyon

Yves Gunyon adalah seorang insinyur Perancis dan telah menerbitkan

buku Masterpiecenya “ Beton precontraint” (2 jilid) pada tahun 1951. Yves

Gunyon memecah kesulitan dalam segi perhitungan struktur dari beton pratekan

yang diakibatkan oleh gaya-gaya tambahan disebabkan oleh pembesian pratekan

pada struktur yang mana dijuluki sebagai “Gaya Parasit” maka Guyon dianggap

sebagai yang memberikan dasar dan latar belakang ilmiah dari beton pratekan.

b). T.Y. Lin

T.Y. Lin adalah seorang insinyur kelahiran Taiwan yang merupakan guru

besar di California University, Merkovoy. Keberhasilannya yaitu mampu

memperhitungkan gaya-gaya parasit yang tejadi pada struktur. Ia mengemukakan

teorinya pada tahun 1963 tentang “ Load Balancing”. Dengan cara ini kawat atau

kabel prategang diberi bentuk dan gaya yang sedemikian rupa sehingga sebagian

dari beban rencana yang telah datetapkan dapat diimbangi seutuhnya pada beban

seimbang ini. Didalam struktur tidak terjadi lendutan dan karenanya tidak bekerja

momen lentur apapun, sedangkan tegangan beton pada penampang struktur

bekerja merata. Beban-beban lain diluar beban seimbang (beban vertikal dan

horizontal) merupakan “inbalanced load”, yang akibatnya pada struktur dapat

dihitung dengan mudah dengan menggunakan teori struktur biasa. Tegangan akhir

dalam penampang didapat dengan menggunakan tegangan merata akibat

“Balanced” dan tegangan lentur akibat “Unbalanced Load”. Tanpa melalui

prosedur rumit dapat dihitung dengan mudah dan cepat. Gagasan ini telah

menjurus kepada pemakaian baja tulangan biasa disamping baja prategang, yaitu

dimana baja prategang hanya diperuntukkan guna memikul akibat dari Inbalanced

Load.

Teori “inbalanced load” telah mengakibatkan perkembngan yang sangat

pesat dalam menggunakan beton pratekan dalam gedung-gedung bertingkat

40

Page 41: 13313485 Metode Kerja PostTension Jembatan Box Girder Perawang Riau

tinggi. Struktur flat slab, struktur shell, dan lain-lain. Terutama di Amerika

dewasa ini boleh dikatakan tidak ada gedung bertingkat yang tidak menggunakan

beton pratekan didalam strukturnya.

T.Y. Lin juga telah berhasil membuktikan bahwa beton pratekan dapat

dipakai dengan aman dalam bangunan-bangunan didaerah gempa, setelah

sebelumnya beton pratekan dianggap sebagai bahan yang kurang kenyal (ductile)

untuk dipakai didaerah-daerah gempa, tetapi dikombinasikan dengan tulangan

baja biasa ternyata beton pratekan cukup kenyal, sehingga dapat memikul dengan

baik perubahan-perubahan bentuk yang diakibatkan oleh gempa.

c). P.W. Abeles

P.W. Abeles adalah seorang insinyur Inggris, yang sangat gigih

mendongkrak aliran” Full Prestressing”, karena penggunaanya tidak kompetitif

terhadap penggunaan beton bertulang biasa dengan menggunakan baja tulangan

mutu tinggi. Penggunaan Full Prestessing ini tidak ekonomis, menurut berbagai

penelitian biaya struktur dengan beton pratekan dan Full Prestressing dapat

sampai 3,5 atau 4 kali lebih mahal dari pada struktur yang sama tetapi dari beton

bertulang biasa dengan menggunakan tulangan baja mutu tinggi. Dengan

demikian timbullah gagasan baru yang dikemukakan oleh P.W. Abeles untuk

mengkombinasikan prinsip pratekan dengan prinsip penulangan penampang atau

dikenal dengan nama “Partial Prestressing”. Yang mana didalam penampang

diijinkan diadakannya bagi tulangan, lebar retak dapat dikombinasikan dengan

baik.

Freyssinet sendiri menjelang akhir karirnya telah mengakui juga bahwa

“Partial Prestressing” mengembangkan struktur-struktur tertentu. Begitupun

dengan teori “Load Balancing” dari T.W. Lin yang ikut mendorong dipakainya

“Partial Prestressing” karena pertimbangannya kecuali segi ekonomis juga segi

praktisnya bagi perencanaan.

3.1.3. Keuntungan Prestressed terhadap Reinforced Concrete

1. Prestressed concrete lebih mampu mengeliminasi retak akibat tension secara

efektif dibandingkan dengan reinforced concrete.

41

Page 42: 13313485 Metode Kerja PostTension Jembatan Box Girder Perawang Riau

2. Material yang digunakan dalam konstruksi dapat lebih digunakan secara

maksimal (optimasi material).

3. Dapat dipakai pada bentang-bentang yang besar

4. Bentuknya langsing, berat sendiri lebih kecil, lendutan lebih kecil

Gambar 3.1 Perbandingan Prestressed Concrete dan Reinforced Concrete

3.1.4. Cara Pemberian Tegangan

Cara Pemberian Tegangan Prestressed concrete dibedakan menjadi 2 type,

yaitu:

1. Pre-Tensioning dimana compressive force diinduksi ke dalam struktur beton

dengan menggunakan high strength steel tendon yang ditarik diantara 2 ujung

abutment.

2. Post-Tensioning dimana compressive force diinduksi ke dalam struktur beton

dengan menggunakan high strength steel tendon yang dipasang dalam ducts

embedded dalam beton. Tendon distressing setelah beton dicor dan dicuring

sampai kuat tekan beton yang disyaratkan.[

3.1.5. Jenis Penampang Struktur Dalam Konstruksi Prestressed Concrete

42

Page 43: 13313485 Metode Kerja PostTension Jembatan Box Girder Perawang Riau

Dalam pemilihan penampang struktur yang akan dibangun, ada beberapa

hal yang harus diperhitungkan, baik dari segi biaya maupun dari segi kekuatan

penampang dalam menahan beban yang akan dikerjakan padanya.

Penampang persegi panjang adalah yang paling ekonomis dari segi

bekisting, Tetapi jarak kern kecil dan lengan momen yang tersedia untuk baja

terbatas. Beton dekat garis berat dan pada sisi tarik tidak efektif dalam menahan

momen, terutama pada tahap batas. Penampang persegi tidak seefisien

penampang-I dalam penggunaan penampang beton. Hal ini bisa dilihat dari

perbandingan yang terlihat dibawah ini.

Penampang-I Persegi Panjang

180 109

Jarak pusat batas gaya tekan 66 55

dari serat atas

Lengan momen batas a’ untuk 406 417

Kopel penahan, m

Tarikan batas baja, mm 1001 1001

Momen penahan batas. Km-m 406 417

Beberapa bentuk penampang yang seringkali digunakan dalam konstruksi

beton prategang diantaranya:

1. Penampang – I simetris

2. Penampang – I tidak simetris

3. Penampang – T

4. Penampang – T terbalik

5. Penampang box girder

Konstruksi balance cantilever pada jembatan perawang menggunakan

penampang box girder. Adapun alasan pemilihan box gider dalam konstruksi

balance cantilever di jembatan perawang adalah penampang berbentuk hollow

memiliki kekuatan menahan momen sumbu-x maupun sumbu-y yang besar karena

memiliki momen Inersia yang hampir sama antara sumbu-x maupun sumbu-y.

3.1.6. Material Yang Digunakan Dalam Konstruksi Prestressed Concrete

A. Beton

43

Page 44: 13313485 Metode Kerja PostTension Jembatan Box Girder Perawang Riau

Beton yang lebih kuat biasanya diperlukan dalam pekerjaan beton

prategang. Dalam prakteknya di Amerika Serikat diharuskan untuk menggunakan

kekuatan silinder beton umur 28-hari sebesar 28 sampai 55 Mpa untuk beton

prategang.

Kekuatan yang lebih tinggi merupakan keharusan pada konstruksi beton

prategang dikarenakan beberapa alasan. Pertama, untuk menghemat biaya, angkur

yang diperdagangkan untuk baja prategang selalu direncanakan berdasarkan beton

mutu tinggi. Faktor lain dikarenakan beton mutu tinggi tidak mudah mengalami

retak akibat susut yang kadang-kadang terjadi pada beton mutu rendah. Beton

mutu tinggi juga memiliki modulus elastisitas yang lebih tinggi dan regangan

akibat rangkak yang lebih kecil, sehingga kehilangan gaya prategang pada baja

dapat dikurangi.

B. Baja Mutu Tinggi

Baja mutu tinggi merupakan bahan yang umum digunakan untuk

menghasilkan gaya prategang. Baja mutu tinggi dibuat melalui proses

pencampuran yang memungkinkan pembuatan baja semacam itu pada operasi

normal. Karbon merupakan unsur yang paling ekonomis untuk pencampuran

karena murah dan mudah pengerjaannya.

Baja mutu tinggi untuk sistem prategang biasanya merupakan salah satu

dari tiga bentuk kawat yakni weir, strand, dan bar. Biasanya pada struktur

jembatan yang paling umum dipakai dari ketiga sistem kawat diatas adalah strand.

Untaian kawat (strand) untuk sistem prategang umumnya disesuaikan

dengan spesifikasi ASTM A – 416 untuk “ Uncoated Seven-Wire Stress-Relieved

For Prestressed Concrete”. Yang dipakai adalah dua derajat, 1724 Mpa dan 1862

Mpa, dimana ‘derajat’ menunjukkan tegangan putus minimum yang dijamin.

Strand dengan 7-kawat mempunyai sebuah kawat ditengah yang sedikit lebih

besar dari 6 kawat sebelah luarnya.

C. Ducts

Ducts merupakan selimut yang berbentuk spiral yang digunakan sebagai

pembungkus kabel strand yang berfungsi untuk mencegah korosi pada kabel

44

Page 45: 13313485 Metode Kerja PostTension Jembatan Box Girder Perawang Riau

strand. Luas ducts harus lebih besar 2.25 kali luas kabel strand pada sistem post-

tensioning.

Adapun material yang digunakan dalam pekerjaan post-tensioning pada

proyek jembatan perawang adalah sebagai berikut.

1. Beton K500

2. Strand dengan spesifikasi

Type of strand = low relaxation (seven wire)

Ultimate strength of strand = 1860 N/mm2 / 26.5 ton

Steel Grade = 270

Modulus Elasticity of Strand = 193060 N/mm2

3. Ducts

Duct yang digunakan dalam proyek jembatan perawang memiliki spesifikasi

sebagai berikut:

Coefficient of angular friction = 0.2000/radian

Coefficient of wobble friction = 0.1000/m

Gambar 3.2 Detail Ducts

Jenis ducts yang memiliki interlocking seam biasanya digunakan untuk

struktur tendon yang bounded. Sedangkan untuk struktur tendon yang unbounded

digunakan tendon polos. Struktur tendon bounded adalah dimana setelah diberi

gaya prategang tendon digrouting, sedangkan unbonded tidak digrouting seperti

pada struktur kabel pada jembatan cable stayed.

Coefficient of angular friction menggambarkan kemampuan ducting untuk

mareduksi gesekan antara ducting dengan strand dimana besar kecilnya koefisien

tergantung sudut alignment pemasangan tendon.

Coefficient of wobble friction menggambarkan kemampuan ducting untuk

mareduksi gesekan antara ducting dengan strand dimana besar kecilnya koefisien

45

Page 46: 13313485 Metode Kerja PostTension Jembatan Box Girder Perawang Riau

tergantung panjang tendon yang diproduksi di pabrik, semakin panjang tendon

maka Coefficient of wobble friction semakin besar.

3.1.7. Sistem Pengangkuran Ujung Pada Post-Tensioning

Pada dasarnya ada tiga prinsip dimana kabel strand dapat diangkurkan ke

beton.

1. Dengan prinsip kerja pasak yang menghasilkan penjepit gesek (wedges) pada

kabel.

2. Dengan peletakan langsung dari kepala paku keling atau baut yang dibuat

pada ujung kabel.

3. Dengan melilitkan kabel ke sekeliling beton.

Beberapa sistem yang saling berkaitan telah dikembangkan berdasarkan

prinsip kerja pasak dan perletakan langsung. Beberapa sistem prategang yang

populer mengangkurkan kabel atau strand dengan prinsip kerja pasak antara lain

sistem Freyssinet.

Sistem Freyssinet yang telah digunakan diseluruh dunia menggunakan

prinsip pasak sampai dengan 12 strand dalam satu tendon. Setiap unit

pengangkuran terdiri dari sebuah kerucut yang dilalui oleh kabel-kabel dan pada

dindingnya kabel tersebut dipasak oleh sumbatan berbentuk kerucut yang

diletakkan memanjang dengan lekukan untuk menempatkannya.

Gambar 3.3 Sistem Pengangkuran Post-Tensioning

Kerucut berfungsi untuk mengeliminasi gesekan antara strand dengan

ducting pada pertemuan antara ducting dengan casting (anchore plate) selain itu

46

Page 47: 13313485 Metode Kerja PostTension Jembatan Box Girder Perawang Riau

juga berfungsi memindahkan reaksi dari dongkrak dan prategang dari kabel ke

beton. Setelah prategang selesai, bahan sementasi disuntikkan melalui lubang di

tengah lubang sumbat kerucut. Kerucut Freyssinet terbuat dari plastik dengan

diameter sebesar 12.7 mm atau 15.24 mm dengan jumlah strand berkisar antara 6

sampai 12 setiap tendon.

3.1.8. Peralatan Jacking Force

1. Monostrand Jacks adalah alat yang digunakan pada penarikan tendon pada

struktur jembatan yang terdiri dari 3-4 strand.

Gambar 3.4 Monostrand Jack

2. Multistrand Jacks adalah alat yang digunakan pada penarikan tendon pada

struktur jembatan yang terdiri dari > 6 strand.

47

Page 48: 13313485 Metode Kerja PostTension Jembatan Box Girder Perawang Riau

Gambar 3.5 Multistrand Jacks

3. Hydrolic pump merupakan alat untuk membaca gaya pategang yang diberikan

pada jecking force.

Gambar 3.6 Hydraulic Pump

3.1.9. Alur Pengujian Shop Drawing Post-Tensioning Concrete

Gambar 3.7 Alur Pengujian Shop Drawing Post-Tensioning Concrete

3.2. Jenis Post-Tensioning Struktur Balance Cantilever

1. Transversal Tendon

48

Page 49: 13313485 Metode Kerja PostTension Jembatan Box Girder Perawang Riau

Transversal tendon berfungsi untuk mentransfer beban dari top slab ke box

web (longitudinal tendon)

Gambar 3.8 Transversal Tendon

2. Longitudinal Tendon

Longitudinal tendon berfungsi untuk memberikan gaya prategang kepada box

web guna menahan momen lentur yang terjadi pada saat pelaksanaan

konstruksi balance cantilever

Gambar 3.9 Longitudinal Tendon

3.3. Perhitungan Jecking Force

Jecking force adalah gaya prategang yang diberikan pada saat pelaksanaan

stressing, dimana besar kecilnya gaya jecking tergantung kehilangan gaya yang

terjadi. Gaya jecking yang diperlukan dihitung dengan persamaan:

49

Page 50: 13313485 Metode Kerja PostTension Jembatan Box Girder Perawang Riau

………………… (1)

= Kehilangan gaya prategang jangka pendek

= Kehilangan gaya prategang jangka panjang

Kehilangan gaya prategang jangka pendek dipengaruhi oleh beberapa

faktor diantaranya:

1. Kehilangan gaya prategang akibat gesekan

2. Kehilangan gaya prategang akibat pengangkuran

3. Kehilangan gaya prategang perpendekan elastik beton

Kehilangan gaya prategang jangka panjang merupakan fungsi waktu yang

dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya:

1. Susut beton (shrinkage)

2. Rangkak beton (creep)

3. Relaksasi baja (strand relaxation)

3.4. Pelaksanaan Struktur Balance Cantilever

Penggunaan kabel tendon pada jembatan jenis balance cantilever pada

dasarnya merupakan suatu metodologi kerja yang bertujuan untuk menahan

momen yang sangat besar pada saat konstuksi berlangsung, dimana ketika itu

struktur berprilaku sebagai kantilever murni. Selain itu, penggunaan metode ini

pada proyek Jembatan Perawang secara teknis bermaksud untuk:

1. Menghilangkan pemakaian perancah yang tidak memungkinkan dilaksanakan

sebagai akibat kondisi alam.

2. Mengurangi pembangunan pilar ditengah sungai sehingga menggangu lalu-

lintas dibawah jembatan.

3. Pelaksanaan balancing cantilever akan mendapatkan bentang yang lebih

panjang dibandingkan dengan jembatan rangka biasa

Berdasarkan global construction method pelaksanaan jembatan balancing

cantilever dapat dilakukan dengan

1. Cast in situ

50

Page 51: 13313485 Metode Kerja PostTension Jembatan Box Girder Perawang Riau

2. Precast

Proyek jembatan perawang menggunakan metode cast ini situ dalam

pembangunannya. Metode cast in situ memiliki kelebihan dan kelemahan

diantaranya:

Kelebihan

1. Tidak memerlukan stock yard luas untuk fabrikasi.

2. Box girder langsung difabrikasi ditempat sehingga penyetelan terhadap

dimensi dan elevasi sesuai dengan kebutuhan yang diharapkan dapat langsung

diaplikasikan.

3. Tidak memerlukan sarana dan prasarana untuk pemasangan dengan kapasitas

tinggi (Ponton dan Crane).

Kelemahan

1. Nilai defleksi lebih besar jika dibandingkan dengan precast.

2. Konsentrasi tegangan pada daerah block angker untuk stressing cukup besar

karena pada saat stressing beton masih dalam kekuatan 80 % dari umur

rencana.

3. Perlunya bahan aditif untuk mempercepat beton mencapai umur yang

disyaratkan.

Adapun proses pelaksanaan pekerjaan struktur balance cantilever di Jembatan

Perawang dilaksanakan berdasarkan langkah-langkah dibawah ini.

Flowchart Pekerjaan Stressing Bonded Tendon

51

SHOP DRAWING

STRAND FABRICATION AND INSTALLATION

INSTALL LIVE END AND DEAD END ANCHORE

JOIN INSPECTION

CONCRETING

NO

OK

Page 52: 13313485 Metode Kerja PostTension Jembatan Box Girder Perawang Riau

3.4.1. Fabrikasi dan Pemasangan Tendon (Tendon Installation)

Tahap awal dalam pelaksanaan struktur balance cantilever adalah

fabrikasi dan pemasangan tendon. Seluruh proses fabrikasi strand cable dilakukan

dipabrik dimana monostand dikirim dilapangan dalam bentuk koil dengan berat

rata-rata 2.9 ton/koil.

a. Menginstall sesuai dengan profil (baik kelurusan/alignment dan elevasi)

b. Memasang support bar pada setiap interval 1 m

c. Mengisolasi sambungan (celah) antar coupler ducting dan antara duct

dengan anchor.

d. Mengisolasi dengan baik sambungan antara cast in place joints.

e. Mengecek kembali elevasi dan alignment

52

CUTTING STRAND CONCRETING RECESSFORM

CONCRETE STRENGTH AT

TRANSFER

STRESSING RESULT

EVALUATION

STRESSING

GROUTING TENDON

END

CURINGNO

NO

OK

OK

A

A

Page 53: 13313485 Metode Kerja PostTension Jembatan Box Girder Perawang Riau

Gambar 3.10 Tendon

InstallationPengecoran Box Girder

Pengecoran box girder menggunakan mutu beton K500, dimana dengan

menggunakan concrete pump beton disemprotkan keatas jembatan dengan alat

penyemprotan bertekanan tinggi. Dalam proses pekerjaan pengecoran, untuk

mengurangi kandungan udara pada beton digunakan concrete vibrator.

Pengecoran box girder harus mengikuti urutan yang disyaratkan, karena

keropos pada beton dapat menyebabkan kecelakaan kerja (beton meledak) pada

saat stressing. Alur pengecoran yang benar seperti ditunjukkan gambar berikut

53

Page 54: 13313485 Metode Kerja PostTension Jembatan Box Girder Perawang Riau

Gambar 3.11 Alur Pengecoran Box Girder

Gambar 3.12 Pengecoran Box Dengan Concrete Pump

Gambar 3.13 Pelaksanaan Pengecoran Top Slab Box Girder

3.4.2. Penusukkan Kabel Strand

Sambil menunggu proses mengerasnya beton dalam mencapai umur yang

disyaratkan sebelum distressing, pekerjaan memasukkan kabel strand kedalam

ducting sudah bisa dilakukan. Kabel strand sebanyak 19 buah dimasukkan dengan

menggunakan suatu alat yang dinamakan Busro.

Kabel strand yang dibeli dari pabrik umumnya berbentuk koil dimana pada

proses pemasukan kabel secara manual tidak memungkinkan untuk dilakukan

mengingat panjang jembatan yang terlalu besar. Alat busro berfungsi menarik

kabel strand dari bawah jembatan yang kemudian dihubungkan dengan lubang

54

Page 55: 13313485 Metode Kerja PostTension Jembatan Box Girder Perawang Riau

ducting sehingga kabel dapat ditekan kedalam ducting dari pangkal sampai ke

ujung jembatan.

Gambar 3.13 Memasukkan kabel dengan Busro

3.4.3. Pemasangan Block Angker dan Wedges

Block angker berfungsi memindahkan gaya prategang yang diberikan

untuk ditranformasikan ke beton. Sedangkan wedges berfungsi menahan kabel

strand pada saat penarikan.

Gambar 3.14 Pemasangan Block Angker dan Wedges

3.4.4. Penarikan Kabel (Stressing)

Setelah beton mencapai 80% dari kekuatan yang disyaratkan yakni 50 Mpa

langkah berikutnya adalah mengisi duct dengan strand yang telah disediakan;

Kabel strand dipotong sesuai dengan kebutuhan di lapangan. Pemotongan

55

Page 56: 13313485 Metode Kerja PostTension Jembatan Box Girder Perawang Riau

diusahakan seminimal mungkin agar tidak ada kabel yang terbuang. Berikutnya

kabel strand dimasukkan ke dalam duct secara manual pada tiap-tiap tendon

sesuai dengan perencanaan. Langkah selanjutnya memasang pengunci kabel

strand di ujung kabel dimana alat untuk mengunci kawat-kawat ke dinding beton

biasanya dibuat atas prinsip baji dan gesekan.

Penegangan (stressing) dilakukan dengan menggunakan alat Monostrand

Jacks untuk tendon transversal dan Multistrand Jacks untuk tendon arah

longitudinal. Kabel strand arah longitudinal memiliki 19 strand tiap duct dengan

diameter strand 0.6 “ sedangkan pada tendon transversal dipakai 4 buah strand

tiap duct yang berdiameter 0.5 “.

Kabel strand arah longitudinal ditarik serentak sebanyak 19 strand sampai

tegangan 500 bar dengan dilakukan pengontrol tegangan dan perpanjangan kabel.

Pencatatan dilakukan pada setiap kenaikan tegangan 50 bar dan hasilnya

dibandingkan dengan perhitungan teoritis yang dilakukan sebelum penarikan.

Gambar 3.15 Penarikan Kabel Longitudinal Tendon

56

Page 57: 13313485 Metode Kerja PostTension Jembatan Box Girder Perawang Riau

Gambar 3.16 Penarikan Kabel Transversal Tendon

Kabel strand arah transversal ditarik sampai tegangan 300 bar tiap satu

strand dengan dilakukan pengontrol tegangan dan perpanjangan kabel. Pencatatan

dilakukan pada setiap kenaikan tegangan 50 bar dan hasilnya dibandingkan

dengan perhitungan teoritis yang dilakukan sebelum penarikan.

Penting untuk diperhatikan, dalam pekerjaan stressing box girder adalah

elevasi stressing bed. Alat jecking force yang digunakan untuk menarik kabel

diusahakan sedatar mungkin.

3.4.5. Stressing Record

Pencatatan perpanjangan kabel (elongasi) yang terjadi akibat gaya

prategang yang diberikan, dimaksudkan untuk melihat tingkat keberhasilan

pekerjaan penarikan di lapangan dengan cara membandingkan perpanjangan yang

terjadi dilapangan dengan hasil perhitungan desain.

Kesalahan dalam penarikan biasa terjadi dalam penarikan kabel prategang.

Hal ini bisa diakibatkan karena kesalahan yang terjadi pada saat pemasangan

tendon yang tidak tepat dengan gambar rencana. Besarnya tingkat kesalahan yang

masih dapat ditolerir yakni tidak lebih dari ± 7 %.

Jika perpanjangan yang terjadi lebih besar dari 7 % maka kabel strand

yang telah ditarik dikendorkan kembali kemudian harus diganti dengan strand

yang baru. Sedangkan jika perpanjangan yang terjadi kurang dari 7 % kabel strand

dikendorkan kembali kemudian ditarik kembali tanpa mengganti kabel strand

sebelumnya.

57

Page 58: 13313485 Metode Kerja PostTension Jembatan Box Girder Perawang Riau

3.4.6. Grouting

Saluran kabel yang ditegangkan setelah betonnya dicor biasanya

digrouting (diisi adukan semen) segera setelah penegangan dan pemasangan

angker. Beberapa fungsi grouting antara lain:

1. Mencegah getaran akibat beban hidup (vibration)

2. Mencegah karatan pada strand

3. Menjaga temperatur baja supaya tetap stabil

4. Mematikan tendon supaya tidak bergerak

“Grout” yang terdiri dari semen murni dengan air, serta harus encer agar

mudah masuk ke sela-sela duct dengan mudah. “Grout” ditekan dari salah satu

ujung, sehingga “grout” yang tebal keluar dari ujung lainnya; ujung itu kemudian

disumbat untuk menjamin bahwa tidak sedikitpun “grout’ yang mengalir keluar.

Pada saluran kabel yang panjang, sejumlah tempat untuk mengisi “grout”

harus tersedia. Selain pada setiap angker, di sini disarankan untuk memberikan

pemasukan “grout” pada setiap tempat rendah dan setiap tempat tinggi dalam

saluran

Air dalam grout tak dapat menguap, dan pada waktu musim dingin timbul

pecahan saluran yang disebabkan oleh membekunya air dalam saluran kabel.

Karat tidak tidak akan terjadi karena lubang saluran sebenarnya tertutup dari udara

yang menyebabkan karat dapat berlangsung. Penambahan campuran untuk

mereduksi air di dalam “grout” akan mereduksi jumlah air yang dibutuhkan

sehingga mengurangi resiko terpisahnya air dan bahan grout. Bahan pemuai

(aditif) adalah campuran jenis lain yang sering digunakan. Ini menghasilkan

pemuaian sedikit dari “grout” sesaat sebelum mengadakan ikatan, serta

memberikan sumbatan yang baik didalam saluran. Bahan pemuaian berguna untuk

saluran vertikal, karena pemuaian dari grout menggantikan air yang mungkin

terbentuk pada bagian atas dari saluran yang disebabkan oleh “bleeding”. Material

grouting yang digunakan pada proyek jembatan perawang antara lain adalah

1. Semen = 50 kg

2. Additive = Sika intraplast (750 mg/1.5 % dari berat semen)

3. C/W ratio = 0.4 – 0.4

58

Page 59: 13313485 Metode Kerja PostTension Jembatan Box Girder Perawang Riau

Gambar 3.17 Grouting Mixing

Gambar 3.18 Grouting Vent

Sika interaplast berguna untuk mengembangkan bahan grouting sehingga

dapat memenuhi sela-sela yang kosong dalam tendon.

3.4.7. Pengontrolan defleksi ( Deflection Control )

Jembatan Balance Cantilever terdiri atas segmen-segmen beton dan

pekerjaan stressing yang waktu pelaksanaannya berbeda. Untuk itu perlu

keakuratan informasi schedule pelaksanaan struktur atas dan cycle time yang

akurat, disamping data teknis yang berhubungan dengan berat traveller, beton

segmental dan elemen lainnya yang dikerjakan pada main span.

Data tersebut diperlukan untuk menghitung defleksi dari sistem cantilever

selama waktu pelaksanaan sehingga nilai awal “camber” yang akan diberikan

pada traveller. Selama pelaksanaan “ Statis Tertentu” deflection disebabkan oleh:

59

Page 60: 13313485 Metode Kerja PostTension Jembatan Box Girder Perawang Riau

1. Berat sendiri segmen ( beton + besi dll )

2. Berat traveller + Form work

3. Prestressing

Keakuratan pengontrolan defleksi sangat menentukan dalam pemberian

gaya prategang untuk segmen berikutnya. Hal ini untuk memperhitungkan

defleksi akhir jembatan pada saat jembatan akan disambung. Ketidakakuratan

pengukuran akan mengakibatkan penyambungan akhir jembatan akan meleset dari

perencanaan. Pengukuran defleksi di lapangan pada proyek Jembatan Perawang

dilakukan dengan menggunakan waterpass yang dilakukan pada Pier 7 pada sisi

perawang dan Pier 8 pada sisi meredan.

BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan penulis selama melakukan kegiatan kerja

praktek pada proyek Jembatan Perawang dan literature yang mendukung proses

pembuatan laporan ini secara umum dapat penulis simpulkan beberapa hal penting

diantaranya:

1. Proyek Jembatan Perawang dikerjakan oleh kontraktor P.T. PP yang

ditunjuk langsung oleh owner (Dinas Pekerjaan Umum Propinsi Riau)

2. Tipe jembatan yang dibangun adalah Balance Cantilever Bridge

3. Pembuatan Main Span Jembatan Perawang ini menggunakan alat

Traveller sebagai lantai kerja.

4. Proyek Jembatan Perawang menggunakan beton prategang dengan mutu

beton K-500 dan baja mutu tinggi grade 270 untuk konstruksi box girder

5. Pada proses pekerjaan terjadi keterlambatan akibat kelangkaan material,

sehingga harus dilakukan desain ulang terhadap struktur akibat terjadinya

penurunan pada jembatan.

4.2. Saran

60

Page 61: 13313485 Metode Kerja PostTension Jembatan Box Girder Perawang Riau

Saran yang penulis dapat sampaikan terhadap Proyek Pembangunan

Jembatan Perawang serta untuk semua mahasiswa yang akan melaksanakan Kerja

Praktek adalah:

1. Perencanaan bangunan agar dipersiapkan dengan matang sebelum proyek

dilaksanakan, agar tidak banyak terjadi pekerjaan tambah kurang

(addendum) yang dapat mengganggu bahkan mengakibatkan

keterlambatan penyelesaian proyek.

2. Untuk menjamin Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) hendaknya

pihak-pihak yang langsung terlibat dalam pelaksanaan di lapangan

memakai segala perlengkapan K3, sehingga dapat mengurangi kecelakaan.

3. Adanya hubungan kerjasama yang baik antara satu pihak dengan pihak

lain yang saling berhubungan dengan pelaksanaan pembangunan, agar

pelaksanaan pekerjaan proyek berjalan dengan baik sesuai dengan waktu

dan hasil yang direncanakan.

4. Analisa ulang time schedule yang tidak up to date lagi, dengan mengacu

pada kejadian konkrit di lapangan.

61

Page 62: 13313485 Metode Kerja PostTension Jembatan Box Girder Perawang Riau

DAFTAR PUSTAKA

1. Lin, T.Y, & Burn, N.H., 1982, Desain Struktur Beton Prategang Jilid I

dan II, Jakarta: Binarupa Aksara

2. Murdock, L.J, & Brook, K.M., Bahan Dan Praktek Beton, Jakarta:

Erlangga.

3. Supryadi, B., & Muntohar, S.A., 2007, Jembatan, Yogyakarta:Beta

Offset

62