1.3. pedum anomali iklh 2012
TRANSCRIPT
Pedoman Teknis Pengembangan Konservasi Air / Antisipasi Anomali Iklim i
KATA PENGANTAR
Dampak kekeringan dan banjir kini dirasakan semakin besar dan menyebabkan resiko pertanian semakin meningkat dan sulit diprediksi. Sementara itu, tekanan kebutuhan penduduk yang luar biasa menyebabkan kerusakan lingkungan. Indikatornya, debit sungai merosot tajam di musim kemarau, sementara di musim penghujan debit air meningkat tajam. Rendahnya daya serap dan kapasitas simpan air di DAS menyebabkan pasokan air untuk pertanian semakin tidak menentu. Kondisi ini diperburuk dengan terjadinya kekeringan agronomis akibat pemilihan komoditas yang tidak sesuai dengan kemampuan pasokan airnya.
Untuk mengatasi kekeringan diperlukan teknologi konservasi air yang sederhana, biaya relatif murah dan dapat dijangkau kemampuan petani. Teknologi tersebut di antaranya adalah Embung/Dam Parit.
Embung merupakan salah satu teknik pemanenan air (water harvesting) yang sangat sesuai di segala jenis agroekosistem. Sedangkan Dam Parit prinsip kerjanya adalah memanfaatkan aliran permukaan (run off) dan curah hujan yang masuk ke parit/sungai kecil dengan cara membendung/meninggikan muka air untuk selanjutnya digunakan sebagai sumber air/suplesi irigasi.
Petani sebagai ujung tombak pelaksanaan usaha tani juga diharapkan mampu melaksanakan usaha tani dengan meminimalisir dampak perubahan iklim yang terjadi tidak
Pedoman Teknis Pengembangan Konservasi Air / Antisipasi Anomali Iklim ii
menentu. Melalui kegiatan Sekolah Lapang Iklim para petani diharapkan dapat mengantisipasi ancaman banjir dan kekeringan di lahan usahatani sebagai akibat dampak perubahan iklim.
Buku Pedoman Umum Pengembangan Konservasi Air/Antisipasi Anomali Iklim merupakan penyempurnaan dari pedoman Teknis sebelumnya. Pedoman Teknis ini supaya ditindaklanjuti dengan penyusunan juklak oleh propinsi dan juknis oleh kabupaten. Agar petugas dapat memahami dan melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan sebaik-baiknya, maka juklak dan juknis agar dirinci sesuai dengan kondisi lapangan.
Jakarta, Desember 2011 Direktur Pengelolaan Air Irigasi
Ir Prasetyo Nuchsin, MM NIP. 19570903 198503 1 001
wasan lebih lua
Pedoman Teknis Pengembangan Konservasi Air / Antisipasi Anomali Iklim iii
s bagi petugas dalam menerapkan kaidahDAFTAR DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI iii I. PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1 B. Tujuan 2 C. Sasaran 3 D. Pengertian dan Batasan 3 II. PELAKSANAAN 5
A. Kegiatan Konservasi Air/Antisipasi Anomali Iklim 5 B. Persyaratan Lokasi 6 C. Persyaratan Petani/Kelompok Tani 7 D. Pembiayaan 8 E. Organisasi 8 F. Survey, Identifikasi dan Desain (SID) 9 G. Pelaksanaan Kegiatan 10
H. Pembinaan, Pengendalian dan Pengawasan 11
III. INDIKATOR KINERJA 13
A. Keluaran (Output) 13 B. Hasil (Outcome) 13 C. Manfaat (Benefit) 13 D. Dampak (Impact) 14
Pedoman Teknis Pengembangan Konservasi Air / Antisipasi Anomali Iklim iv
IV. MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN 15
A. Monitoring dan Evaluasi 15 B. Pelaporan 16 V. PENUTUP 18
Lampiran 19
Pedoman Teknis Pengembangan Konservasi Air / Antisipasi Anomali Iklim v
Pedoman Teknis Pengembangan Konservasi Air / Antisipasi Anomali Iklim TA.2012
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ketersediaan air menurut ruang dan waktu merupakan hal
yang sangat fundamental dalam pengembangan usaha
tani. Dengan kata lain ketersediaan air bagi tanaman dan
ternak merupakan penentu tingkat keberhasilan usaha tani,
terutama pada kawasan pertanian lahan kering.
Ketersediaan air untuk mendukung keberhasilan usaha tani
tersebut, masih dipengaruhi oleh : a) pengelolaan
lingkungan hidup yang kurang memperhatikan konservasi
daerah tangkapan air sehingga mengakibatkan terjadinya
banjir dan kekeringan, b) adanya pergeseran musim
sebagai dampak global warming yang mengakibatkan
terjadinya perobahan iklim yang ekstrim seperti El-Nino dan
La-Nina yang dapat mengancam ketahanan pangan
nasional, maupun keberlanjutan pembangunan pertanian
pada umumnya.
Untuk mengantisipasi kondisi yang mempengaruhi
ketersediaan air untuk mendukung usaha pertanian
tersebut, diperlukan metoda dan pola konservasi air yang
tepat guna, murah dan spesifik lokasi, serta dapat mengatur
ketersediaan air agar memenuhi kebutuhan air (water
demand) ditingkat usaha tani. Metoda dan pola konservasi
Pedoman Teknis Pengembangan Konservasi Air / Antisipasi Anomali Iklim TA.2012
2
air yang sederhana, tersebut dapat dilaksanakan sesuai
dengan kemampuan petani antara lain pembuatan
embung, dam parit dan sekolah lapang iklim.
Embung / dam parit merupakan upaya konservasi dengan
menampung / meninggikan muka air dalam skala mikro.
Secara teknis operasional embung / dam parit berfungsi
untuk menjamin ketersediaan pasokan air untuk keperluan
tanaman ataupun ternak di musim kemarau. Selain dengan
pola dan metoda konservasi, dalam rangka antisipasi
adanya perubahan iklim yang terjadi saat ini, petani perlu
dibekali kemampuan dalam melakukan adaptasi terhadap
perubahan iklim yang terjadi, salah satunya adalah
melalui Sekolah Lapang Iklim.
B. Tujuan
Tujuan kegiatan konservasi air dan antisipasi anomali iklim adalah :
1. Meningkatkan ketersediaan sumber air di tingkat usaha
tani sebagai suplesi irigasi untuk usaha tanaman
pangan, tanaman hortikultura, tanaman perkebunan
dan peternakan.
2. Meningkatkan pengetahuan petugas dan petani dalam
melakukan adaptasi dan antisipasi terhadap kondisi
iklim.
Pedoman Teknis Pengembangan Konservasi Air / Antisipasi Anomali Iklim TA.2012
3
C. Sasaran
Sasaran kegiatan konservasi air dan antisipasi anomali
iklim adalah:
1. Meningkatnya ketersediaan air ditingkat usaha tani
sebagai suplesi irigasi bagi usaha tanaman pangan,
hortikultura, tanaman perkebunan dan peternakan.
2. Meningkatnya kemampuan petani dalam
mengantisipasi dampak perubahan iklim.
D. Pengertian dan Batasan 1. Embung / Dam Parit adalah bangunan konservasi air
untuk menampung air hujan, parit atau sungai kecil, mata
air serta sumber air lainnya / dan atau meninggikan muka
air dalam skala mikro untuk mendukung usaha pertanian
(pangan / hortikultura), perkebunan dan peternakan.
2. Cuaca adalah keadaan fisik atmosfer pada suatu saat
(waktu tertentu) di suatu tempat, yang dalam waktu singkat
(pendek) berubah keadaannya, seperti panas, kelembaban
atau gerak udaranya.
3. Iklim adalah peluang statistik keadaan cuaca rata-rata
atau keadaan cuaca jangka panjang pada suatu daerah,
meliputi kurun waktu beberapa bulan atau beberapa tahun.
Pedoman Teknis Pengembangan Konservasi Air / Antisipasi Anomali Iklim TA.2012
4
4. Musim adalah rentang waktu yang mengandung fenomena
(nilai sesuatu unsur cuaca) yang dominan atau mencolok
5. Pemanasan global adalah kejadian meningkatnya
temperatur rata-rata atmosfer, laut dan daratan Bumi.
6. Perubahan iklim adalah meningkatnya suhu rata-rata
permukaan bumi menyebabkan terjadinya perubahan pada
unsur-unsur iklim lainnya, seperti naiknya suhu air laut,
meningkatnya penguapan di udara, serta berubahnya pola
curah hujan dan tekanan udara yang pada akhirnya
merubah pola iklim dunia.
7. El Nino adalah penampakan suhu air permukaan laut yang
panas yang tidak normal di wilayah ekuator bagian timur
dan tengah yang memberi dampak kemarau kering
berkepanjangan di Indonesia.
8. La Nina adalah penampakan suhu permukaan laut yang
lebih rendah dari normalnya di wilayah ekuator bagian
timur dan tengah yang memberi dampak musim hujan
deras terus menerus di Indonesia
9. Mitigasi adalah upaya untuk mengurangi emisi GRK
sehingga laju perubahan iklim dapat ditekan.
10. Data Iklim adalah data cuaca yang dapat digunakan
sebagai petunjuk tentang keadaan iklim di suatu tempat.
Pedoman Teknis Pengembangan Konservasi Air / Antisipasi Anomali Iklim TA.2012
5
II. PELAKSANAAN
Kegiatan konservasi air dan antisipasi anomali iklim
difokuskan untuk menjaga ketersediaan air ditingkat
usaha tani sebagai suplesi irigasi dengan menampung air
hujan mata air serta sumber air lainnya / dan atau
meninggikan muka air dalam skala mikro. Sekolah
Lapang Iklim (SLI) merupakan pemberdayaan petani
untuk meningkatkan pengetahuan petani dalam
mengantisipasi perubahan iklim. Komponen dan pola
dasar pelaksanaan konservasi dan antisipasi anomali
iklim yaitu:
1) Kelompok tani sasaran
2) Lokasi, sesuai dengan persyaratan teknis kegiatan
konservasi air dan antisipasi anomali iklim;
3) Survey, Identifikasi dan Desain (SID)
4) Pelaksanaan Kegiatan
5) Pembinaan, Pengendalian dan Pengawasan
6) Monitoring Evaluasi dan Pelaporan
A. Kegiatan Konservasi Air/Antisipasi Anomali Iklim
Kegiatan Konservasi Air/Antisipasi Anomali Iklim dapat
dilakukan dengan memilih 3 (tiga) kegiatan utama, yaitu :
1) Pengembangan Embung, 2) Pengembangan Dam Parit,
Pedoman Teknis Pengembangan Konservasi Air / Antisipasi Anomali Iklim TA.2012
6
3) Sekolah Lapang Iklim.
Dalam Rangka mendukung peningkatan produksi padi
mencapai surplus 10 juta ton pada Tahun 2014, maka
kegiatan yang diutamakan adalah Pengembangan
Embung dan atau Pengembangan Dam Parit. SLI
sebaiknya menggunakan sumber anggaran lain (bila ada).
B. Persyaratan Lokasi
1. Pengembangan Embung a. Embung dibangun pada cekungan diantara 2
punggung bukit (gully) tempat mengalirnya aliran
permukaan saat terjadi hujan, dengan
membendung pada bagian bawahnya.
b. Diupayakan lahan tempat embung dibangun tidak
porus. Bila terpaksa dibangun di tempat yang
porus, maka dasar embung harus dilapis
(linning/plastik/tanah liat/geotekstil).
c. Di daerah atau sekitar daerah pertanian
/perkebunan /peternakan yang memerlukan
pasokan air dari embung sebagai suplesi air
irigasi.
2. Pengembangan Dam Parit a. Terdapat parit-parit alamiah atau sungai-sungai
kecil dengan debit air yang memadai untuk
Pedoman Teknis Pengembangan Konservasi Air / Antisipasi Anomali Iklim TA.2012
7
keperluan irigasi.
b. Terdapat saluran air untuk menghubungkan dam
parit ke lahan usahatani yang akan diairi.
c. Bila belum / tidak ada saluran, maka petani
bersedia membuat saluran air secara partisipasit.
d. Letak dam parit harus memperhatikan
kemudahan dalam membendung dan
mendistribusikan air serta struktur tanah yang
kuat untuk pondasi bendung.
3. Sekolah Lapang Iklim
Lokasi pelaksanaan SLI adalah lokasi usaha tani
tanaman pangan dan atau jaringan irigasi yang
mewakili hulu, tengah dan hilir.
C. Persyaratan Petani / Kelompok Tani 1. Pengembangan Embung / Dam Parit
a. Telah terbentuk Kelompok Tani / P3A. b. Kelompok Tani / P3A terpilih belum pernah
mendapat bantuan sejenis. c. Bersedia menyediakan lahan tanpa ganti rugi yang
dinyatakan dalam surat pernyataan bermaterai cukup.
d. Bersedia mengoperasikan dan memelihara bangunan yang dinyatakan dalam surat pernyataan.
Pedoman Teknis Pengembangan Konservasi Air / Antisipasi Anomali Iklim TA.2012
8
2. Sekolah Lapang Iklim Peserta Sekolah Lapang Iklim adalah petani yang
berjumlah ± 25 orang dan merupakan anggota P3A dan
atau kelompok tani yang merupakan perwakilan dari
daerah hulu, tengah dan hilir.
D. Pembiayaan
Pengembangan Konservasi Air / Antisipasi Anomali Iklim
disediakan dibiayai melalui dana APBN Pusat dengan
Akun Belanja Lembaga Sosial Lainnya dengan dana
sebesar Rp 60.000.000.
Sekolah lapang iklim dilaksanakan secara swakelola
dengan total biaya Rp 60.000.000 untuk 2 paket kegiatan.
Rencana Usulan Kegiatan Kelompok untuk kegiatan
konservasi air / antisipasi anomali iklim terdapat pada
Lampiran 1 dan 2.
E. Organisasi
1) Provinsi
Untuk meningkatkan koordinasi antar instansi ditingkat
Provinsi, Kepala Dinas Pertanian Provinsi / KPA
membentuk Tim Pembina yang diketuai Kepala Bidang
yang menangani sarana dan prasarana pertanian,
sedangkan anggota berasal dari instansi terkait lainnya.
Pedoman Teknis Pengembangan Konservasi Air / Antisipasi Anomali Iklim TA.2012
9
Tugas utama tim adalah merumuskan Petunjuk
Pelaksanaan (Juklak) sesuai kondisi wilayah sebagai
jabaran dari pedoman umum kegiatan konservasi
air/antisipasi anomali iklim. (Lampiran 3)
2) Kabupaten/Kota.
Untuk meningkatkan koordinasi antar instansi ditingkat
Kabupaten/Kota, Kepala Dinas Pertanian
Kabupaten/Kota membentuk Tim Teknis yang diketuai
Kepala Bidang yang menangani sarana dan prasarana
pertanian, sedangkan anggota berasal dari instansi
terkait lainnya.
Tugas utama Tim adalah merumuskan Kebijakan
Teknis (Juknis) sesuai kondisi wilayah sebagai jabaran
dari pedoman umum dan Juklak dari Provinsi dan
mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan
F. Survey, Identifikasi dan Desain (SID) 1. Tim Teknis Kabupaten/Kota melaksanakan survey
dan mengidentifikasi Calon Petani dan Calon Lokasi
(CPCL) sesuai dengan persyaratan yang telah
ditentukan.
2. Hasil identifikasi Calon Petani dan Calon Lokasi
ditetapkan sebagai Kelompok Tani Pelaksana.
3. Kelompok tani pelaksana bersama Dinas Pertanian
Kabupaten/Kota dan petugas penyuluh lapangan
Pedoman Teknis Pengembangan Konservasi Air / Antisipasi Anomali Iklim TA.2012
10
(PPL) merencanakan dan membuat desain
konservasi air dan antisipasi anomali iklim. Desain
kegiatan konservasi diupayakan sesederhana
mungkin agar dapat dipahami oleh petani/kelompok
tani sebagai pelaksana di lapangan.
G. Pelaksanaan Kegiatan
Konstruksi pembangunan konservasi air dilakukan oleh
kelompok tani agar petani mampu mengembangkan
bangunan konservasi air tersebut dan merasa ikut
memiliki. Pelaksanaan fisik bangunan diawasi dan
disupervisi oleh tim teknis Kabupaten/Kota.
1. Konstruksi Embung
Konstruksi bangunan embung terdiri dari antara lain :a)
Bendung dan Pelimpas; b) Pintu Penguras; c)
Pintu/Saluran Pemasukan (Inlet); dan d) Pintu
Irigasi/Saluran Pengeluaran (Outlet).
2. Konstruksi Dam Parit
Konstruksi bangunan dam parit terdiri dari a)
Talud/Jagaan (free board), b) Bangunan
bendung/pelimpas, c) Pengendali/Pintu Air, d) Pintu
penguras, e) Saluran irigasi, f) Kolam olak.
Pedoman Teknis Pengembangan Konservasi Air / Antisipasi Anomali Iklim TA.2012
11
3. Pelaksanaan Sekolah Lapang Iklim
Sekolah lapang iklim terdiri dari 12 kali pertemuan
dengan jarak antara pertemuan disesuaikan dengan
kondisi lapangan. Tahap pelaksanaan terdiri dari :
− Persiapan (2 kali pertemuan)
Persiapan meliputi pembuatan kontrak kerja dan
kontrak belajar antara peserta, pemandu dan
instansi terkait dan menyepakati kegiatan proses
belajar yang akan dilaksanakan (menetapkan
jadwal, kurikulum dan lokasi)
− Proses Belajar
Proses belajar dilaksanakan melalui 10 kali
pertemuan yang mempelajari kurikulum sesuai
kurikulum dengan jadwal yang telah disepakati
bersama. (Kurikulum terlampir dalam Lampiran 4)
H. Pembinaan, Pengendalian dan Pengawasan
Dalam upaya menjaga kesinambungan dan keberhasilan
pelaksanaan konservasi air dan antisipasi anomali iklim,
Tim Pembina Provinsi melakukan pembinaan kepada
Tim Teknis Kabupaten/kota dan pelaksana kegiatan baik
teknis maupun administrasi.
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah RI No. 60 tahun
2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
Pedoman Teknis Pengembangan Konservasi Air / Antisipasi Anomali Iklim TA.2012
12
(SPIP), dalam pelaksanaan kegiatan konservasi air/antisipasi anomaly iklim perlu dilakukan Pengawasan Intern oleh Aparat Pengawas Internal Pemerintah (APIP) Kementerian Pertanian
yaitu Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian.
Tim Teknis Kabupaten/kota melakukan pengendalian dan
review atas kinerja pelaksanaan kegiatan yang
dilaksanakan petani/P3A sehingga pelaksanaan kegiatan
dapat mencapai tujuan dan sasaran secara efektif,
efisien, ekonomis, tertib dan akuntabel.
Pedoman Teknis Pengembangan Konservasi Air / Antisipasi Anomali Iklim TA.2012
13
III. INDIKATOR KINERJA
A. Keluaran (Output)
- Terbangunnya dan berfungsinya bangunan embung
/dam parit untuk usaha tanaman pangan, hortikultura,
perkebunan dan peternakan dan/atau
- Terlaksananya kegiatan Sekolah Lapang Iklim untuk
Perkumpulan Petani Pemakai Air
B. Hasil (Outcome)
- Tersedianya air untuk usaha pertanian pada saat
diperlukan (sebagai suplesi irigasi) oleh petani
- Termanfaatkannya informasi iklim dan kearifan lokal
untuk penyusunan Strategi Tanam (Jadwal Tanam dan
Pola Tanam)
C. Manfaat (Benefit)
- Mengurangi resiko kegagalan usaha pertanian akibat
kekeringan.
- Meningkatnya kesempatan berusaha tani terutama
pada musim kemarau.
- Terlaksananya usahatani dengan menerapkan Strategi
Tanam (Jadwal Tanam dan Pola Tanam) sesuai
informasi iklim dan potensi sumberdaya air sehingga
Pedoman Teknis Pengembangan Konservasi Air / Antisipasi Anomali Iklim TA.2012
14
dapat mengurangi resiko kegagalan panen akibat
adanya pengaruh perubahan iklim
D. Dampak (Impact)
Meningkatnya produktifitas usaha pertanian dan atau
indeks pertanaman bagi usahatani untuk mendukung
pertanian yang berkelanjutan
Pedoman Teknis Pengembangan Konservasi Air / Antisipasi Anomali Iklim TA.2012
15
IV. MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN
A. Monitoring dan Evaluasi
Monitoring dan evaluasi kegiatan konservasi air/antisipasi
anomali iklim dilakukan oleh oleh Tim Teknis
Kabupaten/Kota meliputi kegiatan perencanaan,
pelaksanaan dan pengendalian, yaitu :
1. Terhadap kegiatan perencanaan meliputi antara lain
pemilihan lokasi, sosialisasi, rencana pembiayaan,
dukungan dari pemerintah daerah setempat dan lain-
lain.
2. Terhadap pelaksanaan meliputi kegiatan persiapan,
penyusunan rencana kegiatan, organisasi, tugas dan
fungsi pelaksana, pengadaan dan penggunaan
bahan/alat, pelaksanaan kegiatan fisik, produktivitas
pekerjaan dan lain-lain.
Sedangkan monitoring dan evaluasi pelaksanaan
Sekolah Lapang Iklim meliputi persiapan dan
pelaksanaan yaitu:
1. Terhadap kegiatan persiapan meliputi antara lain
pemilihan lokasi, petani, sosialisasi, rencana
pembiayaan, dukungan dari pemerintah daerah
setempat dan lain-lain.
Pedoman Teknis Pengembangan Konservasi Air / Antisipasi Anomali Iklim TA.2012
16
2. Terhadap pelaksanaan meliputi kegiatan
penyusunan rencana kegiatan, organisasi, tugas dan
fungsi pelaksana, pengadaan dan penggunaan
bahan/alat, pelaksanaan kegiatan SLI, produktivitas
pekerjaan dan lain-lain
B. Pelaporan
Pelaporan pelaksanaan kegiatan dilakukan oleh Dinas
Pertanian terhadap keseluruhan pelaksanaan kegiatan
Konservasi Air/Antisipasi Anomali Iklim. Laporan
diperlukan untuk mengetahui perkembangan
pelaksanaan kegiatan dalam mencapai sasaran yang
telah ditetapkan. Laporan terdiri dari:
1. Laporan Bulanan
Laporan bulanan merupakan laporan perkembangan
pelaksanaan kegiatan selama pelaksanaan konstruksi.
Laporan ini dilaporkan tim teknis dari Kabupaten ke
Provinsi, dengan tembusan ke Pusat (Ditjen PSP).
Laporan Bulanan menggunakan form PSP 01.
2. Laporan Tahunan/Akhir ( Tim Teknis Kabupaten / Kota )
Laporan ini dibuat oleh Kabupaten disampaikan ke
Provinsi, tembusan ke Pusat. Laporan tahunan ini
Pedoman Teknis Pengembangan Konservasi Air / Antisipasi Anomali Iklim TA.2012
17
menggunakan FORM PSP 03. Selain mengisi FORM
PSP 03, penanggung jawab kegiatan di tingkat
Kabupaten wajib menyiapkan dan menyampaikan
laporan akhir pelaksanaan program pengembangan
embung baik dari segi fisik maupun keuangan.
Laporan akan lebih informatif dan komunikatif bila
dilengkapi dengan foto - foto dokumentasi minimal
kondisi sebelum dan setelah kegiatan. Outline laporan akhir adalah seperti Lampiran 5.
3. Laporan Tahunan ( Tim Pembina Provinsi)
Laporan ini dibuat oleh Provinsi disampaikan ke Pusat.
Isi laporan ini merupakan rekap Kabupaten. Laporan ini
menggunakan FORM PSP 04. Perkembangan realisasi
pelaksanaan fisik kegiatan agar dilakukan pembobotan.
Laporan akhir ke Pusat disampaikan ke Ditjen
Prasarana dan sarana Pertanian cq. Direktorat
Pengelolaan Air Irigasi dengan alamat Jl. Taman
Margasatwa No. 3 Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta
Selatan 12550.
Form PSP 01 sampai dengan 04 dapat dilihat pada Pedoman Umum Monitoring dan Evaluasi Pelaporan Setditjen PSP TA. 2012.
Pedoman Teknis Pengembangan Konservasi Air / Antisipasi Anomali Iklim TA.2012
18
V. PENUTUP
Kegiatan konservasi air dan antisipasi anomali iklim
sangat strategis dalam mendukung upaya pemerintah
mensuksekan 4 (empat) tujuan utama Kementerian Pertanian
yaitu: (a) Swasembada dan swasembada berkelanjutan; (b)
Diversifikasi pangan; (c) Nilai tambah, Daya saing dan ekspor,
dan (d) Peningkatan kesejahteraan petani. Selain itu pola dan
metoda konservasi dalam rangka antisipasi adanya perubahan
iklim yang terjadi saat ini mempersiapkan mental dan
kemampuan petani dalam melakukan adaptasi terhadap
perubahan iklim yang terjadi, salah satunya adalah melalui
Sekolah Lapang Iklim.
Kegiatan konservasi air dan antisipasi anomali iklim
merupakan kegiatan pendukung usaha pertanian, khususnya
dalam antisipasi penyediaan air untuk pertanian pada saat
musim kemarau sehingga target suplus beras sebesar 10 juta
ton tahun 2014, maka seluruh jajaran yang terkait baik secara
langsung maupun tidak langsung diharapkan dapat bekerja
dengan penuh tanggungjawab yang berorientasi kepada
kepentingan masyarakat pertanian. Partisipasi masyarakat
sangat diperlukan untuk tercapainya pembangunan yang lebih
baik.
Pedoman Teknis Pengembangan Konservasi Air / Antisipasi Anomali Iklim TA.2012
19
Lampiran 1 Kelompok : ............................. Desa/Kelurahan : ............................. Kecamatan : ............................. Kab./Kota : ............................. Provinsi : .............................
RENCANA USULAN KERJA KELOMPOK PEMBANGUNAN EMBUNG/DAM PARIT
......................,..................................... Kepada Yth : Kuasa Pengguna Anggaran ........................ Kab/Kota .....................................................
Sesuai dengan Surat Keputusan *)......No......tanggal...........tentang penetapan kelompok sasaran kegiatan....................dengan ini kami mengajukan permohonan Dana Bantuan Sosial kepada petani sebesar Rp................(terbilang................) sesuai Rencana Usulan Kerja Kelompok (RUKK) dengan rekapitulasi kegiatan sebaga berikut :
No. Kegiatan Biaya (rupiah)
Pemerintah Partisipasi Masyarakat Jumlah
1 2 3 4 5 A. Insentif Tenaga Kerja
1................................ 2.................................. 3.................................. B. Bahan/Material 1................................ 2.................................. 3.................................. C. Lainnya.....................
Jumlah Selanjutnya kegiatan tersebut akan dilaksanakan sesuai dengan Surat Perjanjian Kerjasama Nomor..................tanggal................., Dana Bantuan Sosial kelompok tersebut agar dipindahbukukan ke rekening petani/kelompok......................No. Rekening...........pada cabang/unit Bank...................di..................... MENYETUJUI Ketua Tim Teknis, Ketua Kelompok, .................................. ............................. NIP.
MENGETAHUI/MENYETUJUI Pejabat Pembuat Komitmen
Kabupaten/Kota..............
.................................... NIP. *) Bupati/Walikota atau Kepala Dinas lingkup Pertanian atau pejabat yang ditunjuk **) Format ini dapat disesuaikan untuk kegiatan pada DIPA Pusat dan DIPA Provinsi
Pedoman Teknis Pengembangan Konservasi Air / Antisipasi Anomali Iklim TA.2012
20
Lampiran 2 : : : : :
BiayaAPBN
1 3 4 5 7
1.......... PKT .................... ....................
- Display/ alat peraga/ modul/bahan agen .......... PKT .................... ....................
- Konsumsi rapat (25 org x 1 hr x 12 kali) .......... oh .................... ....................- Perlengkapan peserta (25 org) org .................... ....................- Fotocopy bahan (20 lbr x 25 org x 12 kl) .......... lbr .................... ....................- Penyusunan laporan .......... buku .................... ....................
2
.......... ok .................... ....................
3
.......... oh .................... ....................
4
.......... oh .................... ....................
.......... oh .................... ....................
Rp. 30.000.000
NIP.
NIP.
- atk
hayati dll
- Honor panitia (4 org x 12 kl)
MENGETAHUIPejabat Pembuat KomitmenKab/Kota………………….
(……………………………….)
Jumlah
Selanjutnya kegiatan tersebut akan dilaksanakan sesuai dengan Surat Perjanjian Kerjasama Nomor..................tanggal................., Dana Bantuan Sosial kelompok tersebut agar dipindahbukukan ke rekening petani/kelompok......................No. Reken
MENYETUJUIKetua Tim Teknis, Ketua P3A/GP3A
Honor yang Terkait dengan Output Kegiatan
Belanja Bahan
- Penggantian Transport peserta (4 org x 1 hr x 12 kl)
- Honor nara sumber (2 org x 1 hr x 12 kl)
Belanja Perjalanan lainnya
- Penggantian Transport peserta (25 org x 1 hr x 12 kl)
Kelompok Desa/Kelurahan Kecamatan Kab./Kota Provinsi
2
No Jenis Kegiatan
RENCANA USULAN KERJA KELOMPOK
Harga satuan
(……...………………….) (……...………………….)
KEGIATAN SEKOLAH LAPANG IKLIM Kepada Yth :
Kuasa Pengguna Anggaran ………………………………………………………
Sesuai dengan Surat Keputusan *)......No......tanggal...........tentang penetapan kelompok sasaran kegiatan....................dengan ini kami mengajukan permohonan Dana Bantuan Sosial kepada petani sebesar Rp................(terbilang................) se
Volume Satuan
Belanja Jasa Profesi
Pedoman Teknis Pengembangan Konservasi Air / Antisipasi Anomali Iklim TA.2012
21
Lampiran 3
JADWAL PALANG KEGIATAN KONSERVASI AIR, IKLIM DAN LINGKUNGAN HIDUP
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Ket:
1. Persiapan Pusat - Penyusunan Pedoman Umum
Kab/ Kota
- Penyusunan Petunjuk Teknis
Kab/ Kota
- Penyusunan Tim Teknis Kab/ Kota
- Survey dan Investigasi Kab/ Kota
- Penetapan CPCL Kab/ Kota
- Penyiapan Dokumen Kab/ Kota
- Penyusunan kontrak kerja dan kontrak belajar SLI
Kab/ Kota
2. Pelaksanaan
- Pembuatan Disain Kab/ Kota
- Penyusunan RUKK Kab/ Kota
- Pelaksanaan Fisik/Konstruksi Poktan
- Pelaksanaan Pertemuan SLI Kab/ Kota
3. Pembinaan Pengendalian Pengawasan
Pusat/ Prop
4. Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan
Pusat/ Prop
Keterangan : - Pelaksanaan SLI disesuaikan dengan jadwal tanam petani di lokasi
Pedoman Teknis Pengembangan Konservasi Air / Antisipasi Anomali Iklim TA.2012
22
Lampiran 4
Sekolah Lapang Iklim (SLI)
Garis besar kurikulum dalam Sekolah Lapang Iklim sebagai
berikut :
a. Pengenalan Istilah dalam Prakiraan Iklim, perubahan
iklim, adaptasi dan mitigasi perubahan iklim
b. Pengenalan Ekosistem untuk mengenali potensi dan
permasalahan yang dihadapi dalam kaitannya dengan
perubahan iklim yang terjadi. Inventarisasi potensi dan
permasalahan mencakup inventarisasi potensi lahan,
inventarisasi prasarana irigasi/ penelusuran jaringan,
inventarisasi potensi sumberdaya air dan ekologi tanah
(mempelajari tanah yang sehat untuk bercocoktanam)
c. Mempelajari Teknologi Kearifan Lokal mencakup
inventarisasi kearifan lokal untuk penentu awal musim
tanam dan inventarisasi kearifan lokal untuk upaya
adaptasi terhadap perubahan iklim (pembuatan pupuk
organik, pembuatan mulsa jerami, pembuatan agensia
hayati dan lain-lain)
d. Mengenali dan Mempelajari dampak perubahan iklim
dan upaya adaptasi perubahan iklim, mencakup
inventarisasi faktor penyebab banjir dan kekeringan,
Pedoman Teknis Pengembangan Konservasi Air / Antisipasi Anomali Iklim TA.2012
23
pengendalian banjir dan kekeringan, neraca air lahan
dan menghitung debit air.
e. Konsep Peluang mencakup manfaat informasi
prakiraan iklim dan Kearifan Lokal untuk menentukan
strategi tanam, nilai ekonomi prakiraan iklim dan
analisa usahatani sederhana
f. Dinamika Kelompok mencakup role play/memainkan
kembali membahas manfaat dari materi yang dipelajari
g. Evaluasi Hasil Pengamatan di Lapangan mencakup
mencatat hal-hal negatif yang terjadi dilahan selama
seminggu pengamatan tentang hal-hal yang terjadi
akibat pengaruh iklim
h. Hari Lapang Petani mencakup evaluasi belajar,
pemberian sertifikat, sosialisasi hasil Sekolah Lapang
Iklim untuk Perkumpulan Petani Pemakai Air
Pedoman Teknis Pengembangan Konservasi Air / Antisipasi Anomali Iklim TA.2012
24
Lampiran 5
Out Line dari Laporan Akhir Kegiatan Konservasi Air/Antisipasi Anomali Iklim
Kata Pengantar
Daftar Isi
I. Pendahuluan A. Latar belakang
B. Tujuan dan Sasaran
II. Pelaksanaan A. Lokasi
B. Tahap Pelaksanaan
C. Hasil Pelaksanaan
D. Perkiraan Manfaat
III. Permasalahan dan Upaya Pemecahan
IV. Kesimpulan dan Saran Lampiran
- Dokumentasi setiap tahapan kegiatan
- Tabel perkembangan kegiatan