13 metode penelitian - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/3046/7/2013-1-54211-613409080-bab3... ·...

21
13 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di sebagian wilayah Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo, sementara untuk analisis tanah dilakukan di laboraturium PT. Tolangohula Kabupaten Gorontalo dan pengolahan data dilakukan di Fakultas Pertanian Universitas Negeri Gorontalo. Pelaksanaan penelitian ini selama kurang lebih 3 bulan yang dimulai dari bulan April-Juni 2013. 3.2 Alat dan Bahan Altimeter, klinometer, kompas, bor tanah, munsell soil color charts, parang, kalkulator, alat tulis menulis, GPS (Global Positioning System), komputer PC dan perangkat lunak SIG (software Arc View 9.3). Sementara bahan yang digunakan berupa peta rupa bumi, peta geologi, peta jenis tanah, peta tutupan lahan, peta administrasi, peta lereng, peta topografi, peta penggunaan lahan, peta dasar rupa bumi berskala 1 : 50.000 edisi I Tahun 1991 yang diterbitkan oleh Bakorsultanal yang dikompilasikan dengan Citra Alos Tahun 2008 dan Citra Spot Tahun 2008. 3.3 Prosedur Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei pada tingkat semi detail dengan skala peta 1 : 50.000. Teknik penentuan kelas kesesuaian lahan menggunakan faktor pembatas (limiting factors analysis). Secara ringkas penentuan rekomendasi pengelolaan lahan dilakukan dengan mengkombinasikan dua aspek penilaian, yaitu: kesesuaian lahan dan keunggulan wilayah. Pada bagian akhir disajikan waktu tanam (crop calendars) kacang tanah. Secara rinci tahapan penelitian ini diuraikan sebagai berikut: 3.3.1 Persiapan Pada tahap ini dilakukan studi literatur dan pengumpulan alat dan bahan yang dilakukan, serta pengurusan perizinan dan administrasi lain yang berkaitan dengan penelitian ini, disamping itu dilakukan orientasi medan untuk mengetahui gambaran daerah penelitian secara umum serta interpretasi peta pendukung untuk mendapatkan informasi - informasi yang penting sebagai acuan untuk membuat peta kerja.

Upload: ngodiep

Post on 12-Mar-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 13 METODE PENELITIAN - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/3046/7/2013-1-54211-613409080-bab3... · 3.4.3 Analisa data sosial ekonomi a. Analisis Keunggulan Komparatif secara Finansial

13

BAB IIIMETODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di sebagian wilayah Kabupaten Gorontalo Utara

Provinsi Gorontalo, sementara untuk analisis tanah dilakukan di laboraturium PT.

Tolangohula Kabupaten Gorontalo dan pengolahan data dilakukan di Fakultas

Pertanian Universitas Negeri Gorontalo. Pelaksanaan penelitian ini selama kurang

lebih 3 bulan yang dimulai dari bulan April-Juni 2013.

3.2 Alat dan Bahan

Altimeter, klinometer, kompas, bor tanah, munsell soil color charts, parang,

kalkulator, alat tulis menulis, GPS (Global Positioning System), komputer PC dan

perangkat lunak SIG (software Arc View 9.3). Sementara bahan yang digunakan

berupa peta rupa bumi, peta geologi, peta jenis tanah, peta tutupan lahan, peta

administrasi, peta lereng, peta topografi, peta penggunaan lahan, peta dasar rupa

bumi berskala 1 : 50.000 edisi I Tahun 1991 yang diterbitkan oleh Bakorsultanal

yang dikompilasikan dengan Citra Alos Tahun 2008 dan Citra Spot Tahun 2008.

3.3 Prosedur Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei pada

tingkat semi detail dengan skala peta 1 : 50.000. Teknik penentuan kelas

kesesuaian lahan menggunakan faktor pembatas (limiting factors analysis). Secara

ringkas penentuan rekomendasi pengelolaan lahan dilakukan dengan

mengkombinasikan dua aspek penilaian, yaitu: kesesuaian lahan dan keunggulan

wilayah. Pada bagian akhir disajikan waktu tanam (crop calendars) kacang tanah.

Secara rinci tahapan penelitian ini diuraikan sebagai berikut:

3.3.1 Persiapan

Pada tahap ini dilakukan studi literatur dan pengumpulan alat dan bahan

yang dilakukan, serta pengurusan perizinan dan administrasi lain yang berkaitan

dengan penelitian ini, disamping itu dilakukan orientasi medan untuk mengetahui

gambaran daerah penelitian secara umum serta interpretasi peta pendukung untuk

mendapatkan informasi - informasi yang penting sebagai acuan untuk membuat

peta kerja.

Page 2: 13 METODE PENELITIAN - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/3046/7/2013-1-54211-613409080-bab3... · 3.4.3 Analisa data sosial ekonomi a. Analisis Keunggulan Komparatif secara Finansial

14

3.3.2 Pengumpulan Data

Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data yang terdiri dari:

a. Data tanah; diperoleh dari hasil survei tanah langsung di

lapangan/kecamatan se-Kabupaten Gorontalo Utara berdasarkan satuan

lahan yang telah disusun dalam Peta Satuan Lahan Kabupaten Gorontalo

Utara Skala 1 : 50.000.

b. Data Iklim; diperoleh dari Stasiun Badan Meterologi, Klimatologi, dan

Geofisika Bandara Djalaludin Isimu-Gorontalo dan stasiun stasiun iklim

yang ada di sekitar daerah penelitian yaitu: Kecamatan Atinggola,

Gentuma Raya, Kwandang, Anggrek, Sumalata dan Kecamatan

Tolinggula.

c. Data Sosial Ekonomi terdiri atas:

1) Data primer; diperoleh dari wawancara langsung kepada petani

kacang tanah (1 atau 2 petani kunci) yang berada di daerah

penelitian terdekat meliputi: data produksi, biaya dan pendapatan

usahatani.

2) Data sekunder; diperoleh dari BPS Kabupaten Gorontalo Utara dan

instansi terkait meliputi: data Kabupaten Gorontalo Utara Dalam

Angka, Kecamatan Dalam Angka, dan data produktifitas pertanian.

3.4 Analisis Data

Kegiatan pada tahap ini terdiri dari dua tahapan yang saling terkait, yaitu:

3.4.1 Analisis data lapangan

Kegiatan ini diawali dengan melakukan penyeragaman skala peta terhadap

peta-peta yang belum sama skala petanya. Selanjutnya, peta-peta tersebut

ditumpang tindihkan (overlay) untuk memperoleh peta satuan lahan. Data

lapangan pada setiap satuan lahan tersebut dicocokan (matching) dengan

persyaratan penggunaan lahan atau kriteria kesesuaian lahan untuk tipe

pemanfaatan lahan kacang tanah, sehingga di peroleh kelas-kelas kesesuaian

lahan, baik aktual maupun potensial. Hasil analisis ini sajikan dalam bentuk

tabulasi dan peta kesesuain lahan.

Page 3: 13 METODE PENELITIAN - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/3046/7/2013-1-54211-613409080-bab3... · 3.4.3 Analisa data sosial ekonomi a. Analisis Keunggulan Komparatif secara Finansial

15

3.4.2 Analisis Sistem Informasi Geografis

Perangkat sistem informasi geografis (GIS) yang digunakan untuk

membantu analisis kesuaian lahan adalah Arcview GIS 9.3. Hal ini ditujukan

untuk menyempurnakan/merevisi data sesuai dengan data yang diperoleh saat

survei di lapangan. Analisis spasial dengan perangkat GIS dilakukan terhadap

data-data karakteristik dan kualitas lahan pada setiap satuan lahan yang

merupakan data atribut lahan. Selanjutnya, data-data ini ditumpangtindihkan

(overlay) dengan syarat tumbuh (crop requirement) atau kriteria kesesuaian lahan

kacang tanah. Hasilnya adalah peta kesesuaial lahan aktual dan potensial.

3.4.3 Analisa data sosial ekonomi

a. Analisis Keunggulan Komparatif secara Finansial

Sebelum penentuan kelas kesesuain lahan setiap tipe pemanfaatan lahan

diperoleh, diawali dengan pendeskripsian situasi yang ada (present situation) yang

berkaitan dengan tipe pemanfaatan lahan kacang tanah, seperti: kondisi fisik,

lingkungan, keadaan penduduk, sistem pertanian yang ada, ukuran pertanian dan

pendapatan dari bidang pertanian. Selanjutnya, setelah diperoleh kelas kesesuaian

lahan dilanjutkan dengan analisis usahatani yang dilakukan secara parsial.

Komponen-komponen usaha tani menurut Soekartawi (1995) yaitu :

1) Biaya usaha tani merupakan total pengeluaran yang diperlukan dalam suatu

usaha tani. Biaya itu sendiri terdiri atas biaya tetap (fixed cost) yaitu biaya

yang relatif tetap jumlahnya karena tidak dipengaruhi oleh besar kecilnya

produksi, contohnya: sewa tanah, pajak iuran irigasi, penyusutan dan

karung. Sementara biaya tidak tetap (variable cost) adalah biaya yang besar

kecilnya dipengaruhi oleh produksi, meliputi: biaya sarana produksi. Biaya

total (total cost) dapat dihitung dengan persamaan : TC =FC + VC, dimana

TC adalah total cost dan FC adalah fixed cost dan VC adalah variable cost.

2) Penerimaan (revenue) usahatani merupakan perkalian antara produksi

dengan harga jual. Total penerimaan (total revenue) dihitung dengan

persamaan:

TR = Yi. Py

Dimana TR adalah total revenue, Y adalah produksi yang diperoleh dalam

suatu usaha tani ke-i, Py adalah harga Y.

Page 4: 13 METODE PENELITIAN - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/3046/7/2013-1-54211-613409080-bab3... · 3.4.3 Analisa data sosial ekonomi a. Analisis Keunggulan Komparatif secara Finansial

16

3) Laba kotor (gross margin) usahatani merupakan hasil pengurangan antara

total penerimaan (total revenue) dengan biaya tidak tetap (variable cost).

Laba kotor (gross margin) dihitung dengan persamaan:

GM = TR-FC

Dimana GM adalah gross margin, TR adalah total revenue, FC adalah fixed

cost.

4) Pendapatan bersih petani (net farm income) merupakan hasil pengurangan

antara laba kotor (gross margin) dengan biaya tetap (fixed cost). Pendapatan

bersih petani (net farm income) dihitung dengan persamaan:

NFI = GM – FC

Dimana NFI adalah net farm income, GM adalah gross margin, FC adalah

fixed cost.

Untuk melihat apakah usaha ini menguntungkan atau merugikan, maka

digunakan analias R/C ratio secara finasial. Persamaannya sebagai berikut:

a = R/C

Dimana: R = Py. Y, C = FC + VC,

a) Jika nilai R/C>1.10; maka usaha tani itu menguntungkan.

b) Jika nilai R/C = 1.10; maka usaha tani itu tidak untung dan juga tidak

rugi.

c) Jika nilai R/C<1.10; maka usaha tani itu merugi.

b. Analisis Keunggulan Komparatif berdasarkan Sektor Basis

1) Location Quotient (LQ) merupakan suatu teknik analisis yang

digunakan untuk menunjukkan lokasi pemusatan/basis (aktifitas)

pertanian. Model matematiknya, yaitu :

Dimana: Xij: derajat aktifitas ke-j di wilayah ke-i; Xi.: total aktifitas di

wilayah ke-i; X.j: total aktifitas ke-j di semua wilayah; dan X..: derajat

aktifitas total wilayah.

2) Localization Index (LI) merupakan salah satu index yang

menggambarkan pemusatan relatif suatu aktifitas dibandingkan dengan

kecenderungan total di dalam wilayah. Secara umum analisis ini

digunakan untuk menentukan wilayah mana yang potensial untuk

XXXXLQ

J

IIJIJ

...

.

//

Page 5: 13 METODE PENELITIAN - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/3046/7/2013-1-54211-613409080-bab3... · 3.4.3 Analisa data sosial ekonomi a. Analisis Keunggulan Komparatif secara Finansial

17

mengembangkan aktifitas tertentu. Persamaan LI ini bisa dikatakan

sebagai bagian dari persamaan LQ. Model matematiknya, yaitu :

Aturan untuk menginterpretasikan hasil analisis LI tersebut adalah:

a) Jika nilainya mendekati 0, maka perkembangan suatu aktifitas

cenderung memiliki tingkat yang sama dengan perkembangan

wilayah dalam cakupan lebih luas.

b) Jika nilainya mendekati 1, artinya aktifitas yang diamati akan

cenderung berkembang memusat di suatu lokasi. Artinya aktifitas

yang diamati akan berkembang lebih baik jika dilakukan di lokasi-

lokasi tertentu.

3) Specialization Index (SI) merupakan salah index yang menggambarkan

pembagian wilayah berdasarkan aktifitas-aktifitas yang ada. Lokasi

tertentu menjadi pusat bagi aktifitas yang dilakukan. Persamaan SI ini

bisa pula dikatakan sebagai bagian dari persamaan LQ. Model

matematiknya, yaitu:

Aturan untuk menginterpretasikan hasil analisis SI tersebut adalah:

a) Jika nilainya mendekati 0 berarti tidak ada kekhasan. Artinya sub

wilayah yang diamati tidak memiliki aktifitas khas yang relatif

menonjol perkembangannya dibandingkan dengan di sub wilayah

lain.

b) Jika nilainya mendekati 1 berarti terdapat kekhasan. Artinya sub

wilayah yang diamati memiliki aktifitas khas yang

perkembangannya relatif menonjol dibandingkan dengan di sub

wilayah lain.

n

I

I

J

IJJ X

XXXLI

1 ..

.

.2

1

P

J

J

I

IJI X

XXXSI

1 ..

.

.2

1

Page 6: 13 METODE PENELITIAN - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/3046/7/2013-1-54211-613409080-bab3... · 3.4.3 Analisa data sosial ekonomi a. Analisis Keunggulan Komparatif secara Finansial

18

3.5 Keadaan Geografis

Gorontalo Utara merupakan kabupaten mekaran dari Kabupaten Gorontalo

sesuai dengan Undang-Undang Nomor 11 tahun 2007 tentang Pembentukan

Kabupaten Gorontalo Utara. Secara geografis Kabupaten ini terletak pada

koordinat antara 0030’-1002’ LU dan 121059’-123002’ BT dengan luas wilayah

1.777,03 km2 atau 177.703 ha yang berada di peraian sebelah utara laut sulawesi

dengan panjang pantai 198 km dan terdapat pulau-pulau kecil dengan luas antara

0,5 – 1,180 ha yang tersebar pada 11 kecamatan dengan 123 desa. Batas-batas

wilayah Kabupaten ini adalah:

Sebelah Utara dengan Laut Sulawesi

Sebelah Timur dengan Kabupaten Bone Bolango dan Kabupaten Bolaang

Mongondow Provinsi Sulawesi Utara

Sebelah selatan dengan Kabupaten Gorontalo dan Kabupaten Boalemo.

Sebelah Barat dengan Kabuapten Pohuwato dan Kabupaten Buol Provinsi

Sulawesi Tengah

Kabupaten Gorontalo Utara merupakan salah satu dari 6 Kabupaten/kota di

Provinsi Gorontalo yang secara topografi daerah datar antara 0 – 2000 m diatas

permukaan laut, kemiringan lereng meliputi 46% dari luas wilayah daratan yang

dikelilingi oleh beberapa sungai besar dan kecil. Adapun luas wilayah Kabupaten

Gorontalo Utara perkecamatan dapat diliat pada Tabel 1.

Tabel 1. Luas Wilayah Kabupaten Gorontalo Utara menurut KecamatanKecamatan Luas (km2) Persentase

Atinggola 2 64, 55 14,88

Gentuma Raya 100, 34 5,65

Kwandang 301,26 16,9 5

Anggrek 280,71 15,8

Sumalata 504, 59 28,4

Tolinggula 325,58 18,3 2

Gorontalo Utara 1.777,03 100

Sumber : Data BPS Gorontalo Utara (2012)

Page 7: 13 METODE PENELITIAN - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/3046/7/2013-1-54211-613409080-bab3... · 3.4.3 Analisa data sosial ekonomi a. Analisis Keunggulan Komparatif secara Finansial

19

Gambar 1. Peta Administrasi Kabupaten Gorontalo Utara

Page 8: 13 METODE PENELITIAN - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/3046/7/2013-1-54211-613409080-bab3... · 3.4.3 Analisa data sosial ekonomi a. Analisis Keunggulan Komparatif secara Finansial

20

3.6 Kondisi Iklim dan Hidrologi

3.6.1 Kondisi Iklim

Data curah hujan, temperatur udara, lama penyinaran, kelembaban nisbi dan

kecepatan angin, di daerah penelitian selama sepuluh tahun (2003 – 2013) diambil

dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika stasiun Meteorologi Jalaludin

Gorontalo. Stasiun ini berada pada ketinggian 18 m di atas permukaan laut. Dan

merupakan satu-satunya stasiun iklim yang lengkap sehingga semua data iklim

berasal dari stasiun ini karena dianggap mewakili kondisi iklim daerah itu.

a. Curah Hujan

Curah hujan bulanan di wilayah Kabupaten Gorontalo Utara dan sekitarnya

menunjukkan bahwa curah hujan tertinggi terjadi ada bulan Maret dan terendah

pada bulan Agustus dengan rata-rata curah hujan bulanan sebesar 189,46

mm/bulan (Gambar 1). Sementara curah hujan tahunan sebesar 2.273,53 mm.

Berdasarkan distribusi bulan basah (>200 mm) yang terdiri dari 4 bulan dan 2

bulan kering (<100 mm), maka wilayah Kabupaten Gorontalo Utara tergolong

dalam zona agroklimatologi E.

Gambar 2. Rata-rata curah hujan Kabupaten Gorontalo Utara selama 10 tahunterakhir (2003-2012)

b. Temperatur

Temperatur bulanan (Gambar 2) berkisar antara 26,30oC (Februari) sampai

27,41oC (Oktober). Rata-rata kelembaban nisbi bulanan berkisar antara 73,84%

(September) sampai 84,21% (Maret) dengan nilai rata-rata tahunan sebesar

276,44

206,21

280,99

0,00

50,00

100,00

150,00

200,00

250,00

300,00

Jan Feb

Rat

a-R

ata

CH

(mm

)

20

3.6 Kondisi Iklim dan Hidrologi

3.6.1 Kondisi Iklim

Data curah hujan, temperatur udara, lama penyinaran, kelembaban nisbi dan

kecepatan angin, di daerah penelitian selama sepuluh tahun (2003 – 2013) diambil

dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika stasiun Meteorologi Jalaludin

Gorontalo. Stasiun ini berada pada ketinggian 18 m di atas permukaan laut. Dan

merupakan satu-satunya stasiun iklim yang lengkap sehingga semua data iklim

berasal dari stasiun ini karena dianggap mewakili kondisi iklim daerah itu.

a. Curah Hujan

Curah hujan bulanan di wilayah Kabupaten Gorontalo Utara dan sekitarnya

menunjukkan bahwa curah hujan tertinggi terjadi ada bulan Maret dan terendah

pada bulan Agustus dengan rata-rata curah hujan bulanan sebesar 189,46

mm/bulan (Gambar 1). Sementara curah hujan tahunan sebesar 2.273,53 mm.

Berdasarkan distribusi bulan basah (>200 mm) yang terdiri dari 4 bulan dan 2

bulan kering (<100 mm), maka wilayah Kabupaten Gorontalo Utara tergolong

dalam zona agroklimatologi E.

Gambar 2. Rata-rata curah hujan Kabupaten Gorontalo Utara selama 10 tahunterakhir (2003-2012)

b. Temperatur

Temperatur bulanan (Gambar 2) berkisar antara 26,30oC (Februari) sampai

27,41oC (Oktober). Rata-rata kelembaban nisbi bulanan berkisar antara 73,84%

(September) sampai 84,21% (Maret) dengan nilai rata-rata tahunan sebesar

206,21

280,99

249,45

190,46

136,17 130,49

86,3499,26

173,70

Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sept OktBulan

20

3.6 Kondisi Iklim dan Hidrologi

3.6.1 Kondisi Iklim

Data curah hujan, temperatur udara, lama penyinaran, kelembaban nisbi dan

kecepatan angin, di daerah penelitian selama sepuluh tahun (2003 – 2013) diambil

dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika stasiun Meteorologi Jalaludin

Gorontalo. Stasiun ini berada pada ketinggian 18 m di atas permukaan laut. Dan

merupakan satu-satunya stasiun iklim yang lengkap sehingga semua data iklim

berasal dari stasiun ini karena dianggap mewakili kondisi iklim daerah itu.

a. Curah Hujan

Curah hujan bulanan di wilayah Kabupaten Gorontalo Utara dan sekitarnya

menunjukkan bahwa curah hujan tertinggi terjadi ada bulan Maret dan terendah

pada bulan Agustus dengan rata-rata curah hujan bulanan sebesar 189,46

mm/bulan (Gambar 1). Sementara curah hujan tahunan sebesar 2.273,53 mm.

Berdasarkan distribusi bulan basah (>200 mm) yang terdiri dari 4 bulan dan 2

bulan kering (<100 mm), maka wilayah Kabupaten Gorontalo Utara tergolong

dalam zona agroklimatologi E.

Gambar 2. Rata-rata curah hujan Kabupaten Gorontalo Utara selama 10 tahunterakhir (2003-2012)

b. Temperatur

Temperatur bulanan (Gambar 2) berkisar antara 26,30oC (Februari) sampai

27,41oC (Oktober). Rata-rata kelembaban nisbi bulanan berkisar antara 73,84%

(September) sampai 84,21% (Maret) dengan nilai rata-rata tahunan sebesar

173,70

237,96

206,06

Okt Nov Des

Page 9: 13 METODE PENELITIAN - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/3046/7/2013-1-54211-613409080-bab3... · 3.4.3 Analisa data sosial ekonomi a. Analisis Keunggulan Komparatif secara Finansial

21

80,33%. Selanjutnya Rata-rata lama penyinaran bulanan berkisar antara 46,80%

(Desember) sampai 71,11% (September).

Gambar 3. Rata-rata Temperatur Kabupaten Gorontalo Utara selama 10 tahunterakhir (2003-2012)

c. Kelembaban Nisbi

Kelembaban nisbi bulanan (Gambar 3) berkisar antara 73,84oC (September)

sampai 84,21oC (Maret). Rata-rata kelembaban nisbi bulanan sebesar 80,93%

dengan nilai tahunan sebesar 968,32%.

Gambar 4. Rata-rata Kelembaban Nisbih Kabupaten Gorontalo Utara selama 10tahun terakhir (2003-2012)

d. Lama Penyinaran Matahari

Lama penyinaran mahatahari bulanan (Gambar 4) berkisar antara 46,80%

(Desember) sampai 71,11% (September). Rata-rata lama penyinaran matahari

bulanan sebesar 61,23% dengan nilai tahunan sebesar 734,78%.

26,77

26,30

25,6025,8026,0026,2026,4026,6026,8027,0027,2027,4027,60

Jan Feb

Tem

pera

tur

0c

82.8881.71

68707274767880828486

Jan Feb

Kel

emba

ban

21

80,33%. Selanjutnya Rata-rata lama penyinaran bulanan berkisar antara 46,80%

(Desember) sampai 71,11% (September).

Gambar 3. Rata-rata Temperatur Kabupaten Gorontalo Utara selama 10 tahunterakhir (2003-2012)

c. Kelembaban Nisbi

Kelembaban nisbi bulanan (Gambar 3) berkisar antara 73,84oC (September)

sampai 84,21oC (Maret). Rata-rata kelembaban nisbi bulanan sebesar 80,93%

dengan nilai tahunan sebesar 968,32%.

Gambar 4. Rata-rata Kelembaban Nisbih Kabupaten Gorontalo Utara selama 10tahun terakhir (2003-2012)

d. Lama Penyinaran Matahari

Lama penyinaran mahatahari bulanan (Gambar 4) berkisar antara 46,80%

(Desember) sampai 71,11% (September). Rata-rata lama penyinaran matahari

bulanan sebesar 61,23% dengan nilai tahunan sebesar 734,78%.

26,30

26,8827,03

27,39

26,56 26,56

26,85

27,13

27,41

27,02

Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sept Okt NovBulan

81.71

84.21

82.31 82.15 81.72 81,15

76.57

73.84

77.08

Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sept Okt

Bulan

21

80,33%. Selanjutnya Rata-rata lama penyinaran bulanan berkisar antara 46,80%

(Desember) sampai 71,11% (September).

Gambar 3. Rata-rata Temperatur Kabupaten Gorontalo Utara selama 10 tahunterakhir (2003-2012)

c. Kelembaban Nisbi

Kelembaban nisbi bulanan (Gambar 3) berkisar antara 73,84oC (September)

sampai 84,21oC (Maret). Rata-rata kelembaban nisbi bulanan sebesar 80,93%

dengan nilai tahunan sebesar 968,32%.

Gambar 4. Rata-rata Kelembaban Nisbih Kabupaten Gorontalo Utara selama 10tahun terakhir (2003-2012)

d. Lama Penyinaran Matahari

Lama penyinaran mahatahari bulanan (Gambar 4) berkisar antara 46,80%

(Desember) sampai 71,11% (September). Rata-rata lama penyinaran matahari

bulanan sebesar 61,23% dengan nilai tahunan sebesar 734,78%.

27,0227,14

Nov Des

77.08

81.22

83.48

Okt Nov Des

Page 10: 13 METODE PENELITIAN - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/3046/7/2013-1-54211-613409080-bab3... · 3.4.3 Analisa data sosial ekonomi a. Analisis Keunggulan Komparatif secara Finansial

22

Gambar 5. Rata-rata Lama Penyinaran Matahari Gorontalo Utara selama 10 tahunterakhir (2003-2012)

e. Evapotranspirasi

Hasil evapotranspirasi Kabupaten Gorontalo Utara seperti yang terlihat pada

Tabel diatas, nilai evapotranspirasi berkisar antara 120,80-145,10 (Tabel 2).

Evapotranspirasi terendah terjadi pada bulan Februari sebesar 120,80. Sedangkan

evapotranspirasi tertinggi pada bulan April, September dan Desember sebesar

145,10.

Tabel 2. Hubungan antara Curah Hujan Efektif, Curah Hujan Efektif KacangTanah dan Evapotranspirasi

Bulan CH (mm) CHE (mm) CHE 75% (mm) Etp (mm) 0,5 Etp (mm)Jan 276,44 196,15 147,11 140,40 70,20Feb 206,21 139,97 104,98 120,80 60,40Mar 280,99 199,79 149,84 140,40 70,20Apr 249,45 174,56 130,92 140,90 70,45Mei 190,46 127,37 95,52 145,10 72,55Jun 136,17 83,94 62,95 136,40 68,20Jul 130,49 79,39 59,54 140,40 70,20Agust 86,34 44,07 33,06 140,40 70,20Sept 99,26 54,41 40,81 140,90 70,45Okt 173,70 113,96 85,47 145,10 72,55Nov 237,96 165,37 124,02 140,90 70,45Des 206,06 139,85 104,89 145,10 72,55

Total 2273,53 1518,82 1139,12 1676,80 838,40Rataan 189,46 126,57 94,93 139,73 69,87

Keterangan; CH=curah hujan; CHE= curah hujan efektif; Etp=evapotranspirasi

Nilai evapotranspirasi tahunan sebesar 1676,80 mm/tahun dengan rata-rata

139,73 mm/tahun. Selanjutnya curah hujan efektif berkisar antara 44,07 mm/bulan

pada bulan Agustus sampai 199,79 mm/bulan pada bulan Maret. Tampaknya

wilayah Gorontalo Utara terjadi surplus pada bulan Januari, Februari, Maret,

April, Mei, Oktober, November dan Desember sedangkan defisit terjadi pada

bulan bulan Juni, Juli, Agustus dan September. Kondisi surplus dan defisit ini

59,69 57,88 57,76 60,51 63,6360,30 58,37

69,45 71,11 69,03

60,25

46,80

0,00

10,00

20,00

30,00

40,00

50,00

60,00

70,00

80,00

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sept Okt Nov Des

Lam

a Pe

nyin

aran

Mat

ahar

i(%

)

Bulan

Page 11: 13 METODE PENELITIAN - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/3046/7/2013-1-54211-613409080-bab3... · 3.4.3 Analisa data sosial ekonomi a. Analisis Keunggulan Komparatif secara Finansial

23

digunakan untuk menentukan kalender tanam atau penentuan waktu tanam

khususnya waktu tanam tanaman kacang tanah.

Gambar 6. Hubungan antara Curah Hujan Efektif, Curah Hujan Efektif KacangTanah dan Evapotranspirasi

3.6.2 Hidrologi

Hidrologi dalam hal ini kebutuhan air merupakan faktor terpenting dalam

menunjang kegiatan usaha tani di suatu wilayah. Salah satu aspek yang

mendukung ketersediaan air adlah sungai. Di Kabupaten Gorontalo Utara terdapat

20 sungai yang melintas di seluruh wilayah Gorontalo Utara. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada Tabel. 3

Tabel 3. Sungai yang melintasi di Kabupaten Gorontalo UtaraNo Sungai Lokasi1 Sungai Kuluoka Sumalata Timur2 Sungai Buladu Sumalata Timur3 Sungai Wubudu Sumalata Timur4 Sungai Bulontio Timur Sumalata5 Sungai Bulontio Barat Sumalata6 Sungai Kasia Sumalata7 Sungai Buloila Sumalata8 Sungai Biau Biau9 Sungai Tolinggula Tolinggula10 Sungai Potanga Biau11 Sungai Bubode Tomilito12 Sungai Posso Kwandang13 Sungai Monano Monano14 Sungai Ilangata Anggrek15 Sungai Popalo Anggrek

0,00

50,00

100,00

150,00

200,00

250,00

300,00

Jan Feb

Nila

iCH

23

digunakan untuk menentukan kalender tanam atau penentuan waktu tanam

khususnya waktu tanam tanaman kacang tanah.

Gambar 6. Hubungan antara Curah Hujan Efektif, Curah Hujan Efektif KacangTanah dan Evapotranspirasi

3.6.2 Hidrologi

Hidrologi dalam hal ini kebutuhan air merupakan faktor terpenting dalam

menunjang kegiatan usaha tani di suatu wilayah. Salah satu aspek yang

mendukung ketersediaan air adlah sungai. Di Kabupaten Gorontalo Utara terdapat

20 sungai yang melintas di seluruh wilayah Gorontalo Utara. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada Tabel. 3

Tabel 3. Sungai yang melintasi di Kabupaten Gorontalo UtaraNo Sungai Lokasi1 Sungai Kuluoka Sumalata Timur2 Sungai Buladu Sumalata Timur3 Sungai Wubudu Sumalata Timur4 Sungai Bulontio Timur Sumalata5 Sungai Bulontio Barat Sumalata6 Sungai Kasia Sumalata7 Sungai Buloila Sumalata8 Sungai Biau Biau9 Sungai Tolinggula Tolinggula10 Sungai Potanga Biau11 Sungai Bubode Tomilito12 Sungai Posso Kwandang13 Sungai Monano Monano14 Sungai Ilangata Anggrek15 Sungai Popalo Anggrek

Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sept OktBulan

CHE CHE 75% Etp 0,5 Etp

23

digunakan untuk menentukan kalender tanam atau penentuan waktu tanam

khususnya waktu tanam tanaman kacang tanah.

Gambar 6. Hubungan antara Curah Hujan Efektif, Curah Hujan Efektif KacangTanah dan Evapotranspirasi

3.6.2 Hidrologi

Hidrologi dalam hal ini kebutuhan air merupakan faktor terpenting dalam

menunjang kegiatan usaha tani di suatu wilayah. Salah satu aspek yang

mendukung ketersediaan air adlah sungai. Di Kabupaten Gorontalo Utara terdapat

20 sungai yang melintas di seluruh wilayah Gorontalo Utara. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada Tabel. 3

Tabel 3. Sungai yang melintasi di Kabupaten Gorontalo UtaraNo Sungai Lokasi1 Sungai Kuluoka Sumalata Timur2 Sungai Buladu Sumalata Timur3 Sungai Wubudu Sumalata Timur4 Sungai Bulontio Timur Sumalata5 Sungai Bulontio Barat Sumalata6 Sungai Kasia Sumalata7 Sungai Buloila Sumalata8 Sungai Biau Biau9 Sungai Tolinggula Tolinggula10 Sungai Potanga Biau11 Sungai Bubode Tomilito12 Sungai Posso Kwandang13 Sungai Monano Monano14 Sungai Ilangata Anggrek15 Sungai Popalo Anggrek

Okt Nov Des

0,5 Etp

Page 12: 13 METODE PENELITIAN - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/3046/7/2013-1-54211-613409080-bab3... · 3.4.3 Analisa data sosial ekonomi a. Analisis Keunggulan Komparatif secara Finansial

24

No Sungai Lokasi16 Sungai Molingkapoto Kwandang17 Sungai Leboto Kwandang18 Sungai Batu Mela Kwandang19 Sungai Sigaso Atinggola20 Sungai Andegile Atinggola

Sumber : Data Survey Lapangan (2013)

3.7 Geologi

Menurut Peta Geologi Lembar Kotamobagu Sulawesi Utara, skala 1 :

250.000 (Apandi dan Bachri 1997), Kabupaten Gorontalo Utara memiliki 8

formasi geologi (Gambar 7, 8, 9, 10 dan 11). Formasi geologi tersebut

diantaranya:

a. Aluvium dan endapan pantai (Qal): Pasir, lempung, lempur, kerikil dan

kerakal

b. Formasi Lokodidi (TQls): Konglomerat, batu pasir, batupasir

konglomeratan,batu pasir tufan, tuf, batulempung, serpih hitam.

c. Batuan gunung api Pinogu (TQpv): Tuf, tuf lapili, breksi dan lava. Breksi

gunung api di peg. Bone, G. Mongadalia dan Pusian bersusun andesit piroksin

dan dasit. Tuf yang tersingkap di G. Lemibut dan G. Lolombulan umumnya

berbatu apung, Kuning muda, berbutir sedang sampai kasar, diselingi oleh

lava bersusunan menengah sampai basa. Tuf dan tuf lapili disekitar S. Bone

bersusun dasitan. Lava berwarna kelabu muda hingga kelabu tua, pejal,

umumnya bersusun andesit piroksin. Satuan ini secara umum termampatkan

lemah sampai sedang umumnya diduga pliosen-plistosen (John dan Bird,

1973).

d. Formasi Tinombo Fasies Sedimen (Tets) (Ahlburg, 1913): serpih dan

batupasir dengan sisipan batugamping dan rijang. Serpih kelabu dan merah,

getas, sebagian gampingan, rijang mengandung radiolarian. Batupasir berupa

grewake dan batupasir kuarsakelabu dan hijau, pejal, berbutir halus sampai

sedang, sebagian mengandung pirit. Sisipan batugamping di S. Mayambak

berwarna merah, pejal, berlapis baik. Satuan batuan ini diterobos oleh granit,

diorite, dan trakit seperti yang terlihat di S. Bayau. Satuan ini mempunyai

menjemari dengan formasi Tinombo fasies gunungapi. Umur formasi menurut

Ratman (1973) adalah eosin sampai oligosen awal, sedang menurut Sukamto

Page 13: 13 METODE PENELITIAN - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/3046/7/2013-1-54211-613409080-bab3... · 3.4.3 Analisa data sosial ekonomi a. Analisis Keunggulan Komparatif secara Finansial

25

(1973) dan Brower (1934) adalah kapur akhir samapi eosin awal. Tebal

formasi diduga lebih dari 1000 meter, sedang lingkungan pengendapannya

adalah laut dalam.

e. Diorit Bone (Tmb): Diorit kuarsa, diorit, granodiorit, granit. Diorite kuarsa

banyak dijumpai di daerah S. Taludaa dengan keragaman diorite, granodiorit

dan granit. Sedang granit utamanya dijumpai di daerah S. Bone. Satuan ini

menerobos batuan gunung api Bilungala maupun formasi Tinombo. Umur

satuan ini sekitar miosen akhir.

f. Diorit Bolihuto (Tmbo) : Diorit, granodiorit

g. Batuan Gunung Api Bilungala (Tmbv): Breksi, tuf dan lava andesit sampai

basal

h. Diorit Bone (Tmd): Diorit, diorit kuarsa, granodiorit, adamelit

i. Breksi wobudu (Tpwv): Breksi gunung api, aglomerat, tuf, tuf lapili dan lava.

Breksi gunung api berwarna kelabu tersusun oleh kepingan andesit dan basal

berukuran kerikil sampai bongkah. Tuf dan tuf lapili berwarna kuning

kecoklatan, berbutir halus, sampai kerikil, umumnya lunak dan berlapis. Lava

berwarna kelabu, bersusun andesit sampai basal.

Page 14: 13 METODE PENELITIAN - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/3046/7/2013-1-54211-613409080-bab3... · 3.4.3 Analisa data sosial ekonomi a. Analisis Keunggulan Komparatif secara Finansial

26

Gambar 7. Peta Geologi Kecamatan Tolinggula Kabupaten Gorontalo Utara

Page 15: 13 METODE PENELITIAN - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/3046/7/2013-1-54211-613409080-bab3... · 3.4.3 Analisa data sosial ekonomi a. Analisis Keunggulan Komparatif secara Finansial

27

Gambar 8. Peta Geologi Kecamatan Sumalata Kabupaten Gorontalo Utara

Page 16: 13 METODE PENELITIAN - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/3046/7/2013-1-54211-613409080-bab3... · 3.4.3 Analisa data sosial ekonomi a. Analisis Keunggulan Komparatif secara Finansial

28

Gambar 9. Peta geologi Kecamatan Anggrek Kabupaten Gorontalo Utara

Page 17: 13 METODE PENELITIAN - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/3046/7/2013-1-54211-613409080-bab3... · 3.4.3 Analisa data sosial ekonomi a. Analisis Keunggulan Komparatif secara Finansial

29

Gambar 10. Peta Geologi Kecamatan Kwandang dan Gentuma Raya kabupaten Gorontalo Utara

Page 18: 13 METODE PENELITIAN - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/3046/7/2013-1-54211-613409080-bab3... · 3.4.3 Analisa data sosial ekonomi a. Analisis Keunggulan Komparatif secara Finansial

30

\

Gambar 11. Peta Geologi Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara

Page 19: 13 METODE PENELITIAN - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/3046/7/2013-1-54211-613409080-bab3... · 3.4.3 Analisa data sosial ekonomi a. Analisis Keunggulan Komparatif secara Finansial

31

3.8 Jenis Tanah

Hasil survei tanah di lapangan, wilayah Kabupaten Gorontalo Utara

umumnya terdiri dari asosiasi delapan jenis tanah, antara lain: Entisol, Inceptisol,

Mollisol, Spodosol, Histosol, Alfisol, Ultisol, dan Oxisol. Namun demikian, jenis

tanah yang paling luas adalah Inceptisol. Hal ini mengingat wilayah ini umumnya

berupa pegunungan volkan tua yang tertoreh, sehingga sampai saat ini masih terus

mengalami proses pemindahan bahan permukaan, terutama karena agen air hujan

dengan intensitas yang cukup tinggi. Selain itu, daerah penlitian memiliki

temperature tanah dengan dengan kategori Isohyperthermic, moisture regim

adalah udic serta tentative subdivision adalah typic udic. Rata-rata temperature

tertinggi terjadi pada bulan Mei dan Oktober yaitu 27,4oC serta curah hujan

tertinggi terjadi pada bulan maret yaitu 241 mm/bulan.

3.9 Keadaan Sumber Daya Manusia

Berdasarkan data BPS Kabupaten Gorontalo Utara (2012), maka keadaan

sumberdaya manusia darah Kabupaten Gorontalo Utara masing-masing

kecamatan diuraikan sebagai berikut:

a. Jumlah dan kepadatan Penduduk

Sampai tahun 2011, jumlah penduduk Kabupaten Gorontalo Utara sudah

sebanyak 106.407 jiwa (Tabel 4). Kecamatan dengan jumlah penduduk terbanyak

adalah 36.750 jiwa, sementara penduduk paling sedikit adalah Kecamatan

Gentuma Raya sebanyak 8.146 jiwa. Berdasarkan pertimbangan jumlah penduduk

terhadap luas wilayah, maka kecamatan dengan penduduk paling padat adalah

Anggrek sebanyak 131 jiwa/km2. Sementara itu, kecamatan dengan penduduk

terjarang adalah Sumalata yang hanya sebanyak 32 jiwa/km2. Tampaknya,

kecamatan Gentuma raya walaupun baru dimekarkan dari Kecamatan Atinggola,

tetapi kepadatan penduduknya per km2 cukup tinggi sebanyak 81 jiwa. Hal ini

kontras jika dibandingkan dengan sebaran jumlah penduduk di Kecamatan

Sumalata yang justru lebih jarang. Padahal kecamatan ini merupakan kecamatan

tua.

Page 20: 13 METODE PENELITIAN - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/3046/7/2013-1-54211-613409080-bab3... · 3.4.3 Analisa data sosial ekonomi a. Analisis Keunggulan Komparatif secara Finansial

32

Tabel 4. Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan PendudukMenurut Kecamatan di Kabupaten Gorontalo Utara, 2011

Kecamatan Luas % Jumlah % KepadatanPenduduk

Atinggola 264,55 14,88 10.524 9,89 40Gentuma Raya 100,34 5,65 8.146 7,66 81Anggrek 280,71 15,8 36.750 34,5 131Kwandang 301,26 16,9 5 20.672 19,4 69Sumalata 504,59 28,4 16.388 15,4 32Tolinggula 325,58 18,3 2 13.927 13,1 43Gorontalo Utara 1.777,03 100 106.407 100 60Sumber : Data BPS Gorobtalo Utara (2012)

b. Tenaga Kerja

Data presentase jumlah pencari kerja menurut tingkat pendidikan yang

ditamatkan dan jenis kelamin di Kabupaten Gorontalo utara (Tabel 5). Dari tabel

tersebut digambarkan bahwa paling besar pencari kerja di daerah Kabupaten

Gorontalo Utara telah lulus SMA atau tamatan SMA.

Tabel 5. Persentase Jumlah Pencari Kerja Menurut Tingkat Pendidikan yangDitamatkan dan Jenis Kelamin di Kabupaten Gorontalo Utara, 2011

Tingkat Pendidikanyang ditamatkan Laki-laki Perempuan Jumlah

SD ke Bawah 0 0 0SLTP 0 28.96 19.09SLTA ke Atas 100 71.04 80.91Jumlah 100 100 100

Sumber : Data BPS Gorontalo Utara (2012)

3.10 Jumlah Kelembagaan Pertanian Tanaman Pangan

Salah satu penunjang dalam meningkatkan kegiatan usaha tani demi

tercapainya hasil pertanian yang maksimal, perlu adanya sarana dan prasarana

pendukung dala hal ini kelembagaan peretanian. Kelembagaan pertanian tersebut

dapat mendukung kegiatan petani baik itu dalam hal penyediaan modal sampai

dengan pengawalan usaha tani tersebut. Kabupaten Gorontalo Utara terdapat 599

Kelompok tani, 72 Gabungan Kelompok tani, 1 KUD dan 9 Kios Sarana Produksi

(Tabel 6).

Page 21: 13 METODE PENELITIAN - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/3046/7/2013-1-54211-613409080-bab3... · 3.4.3 Analisa data sosial ekonomi a. Analisis Keunggulan Komparatif secara Finansial

33

Tabel 6. Jumlah Kelembagaan Pertanian Tanaman Pangan

Kecamatan KelompokTani

GabunganKelompok

Tani

KoperasiUnit Desa

(KUD) UnitTani

Kios saranaProduksiPertanian

Atinggola 58 7 0 2Gentuma Raya 43 7 0 1Kwandang 132 13 1 2Anggrek 126 10 0 1Sumalata 97 13 0 3Tolinggula 143 22 0 0Gorontalo Utara 599 72 1 9

Sumber : Data BPS Gorontalo Utara (2012)