126449017-pengecoran-logam

92
BAB I PENGUJIAN KADAR AIR PASIR CETAK I.1. Tujuan Pengujian Tujuan yang hendak dicapai dari pengujian ini adalah: 1. Agar praktikan mengetahui besar prosentase kadar air yang terdapat dalam pasir. 2. Agar praktikan memahami dan mampu melakukan pengujian kadar air pasir cetak. I.2. Pelaksanaan Pengujian I.2.1. Alat dan Bahan yang Digunakan 1. Moisture Analyzer Alat ini digunakan untuk mengukur kandungan kadar air pasir cetak. Merk : Sartorius Voltase : 100 – 120 / 220 – 290 VAC Model : MA 30 Frekuensi : 50 – 60 Hz Arus : 3,3 A / 1,6 A Gambar I.1 : Moisture Analyzer Sumber : Buku Petunjuk Pemakaian Alat 2. Timbangan Elektrik Alat ini digunakan untuk menimbang berat pasir cetak sebelum dan sesudah diukur kandungan kadar airnya. Spesifikasi alat : Merk : Melter Type : PJ 3000 Frekuensi : 50 – 60 Hz Voltase : 100 – 120 V 80 mA / 200 – 240 V 45 mA 1

Upload: iyos-urang-tasik

Post on 20-Oct-2015

25 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • BAB I

    PENGUJIAN KADAR AIR PASIR CETAKI.1. Tujuan Pengujian

    Tujuan yang hendak dicapai dari pengujian ini adalah:

    1. Agar praktikan mengetahui besar prosentase kadar air yang terdapat dalam

    pasir.

    2. Agar praktikan memahami dan mampu melakukan pengujian kadar air pasir

    cetak.

    I.2. Pelaksanaan Pengujian

    I.2.1. Alat dan Bahan yang Digunakan

    1. Moisture Analyzer

    Alat ini digunakan untuk mengukur kandungan kadar air pasir cetak.

    Merk : Sartorius Voltase : 100 120 / 220 290 VAC

    Model : MA 30 Frekuensi : 50 60 Hz

    Arus : 3,3 A / 1,6 A

    Gambar I.1 : Moisture Analyzer

    Sumber : Buku Petunjuk Pemakaian

    Alat

    2. Timbangan Elektrik

    Alat ini digunakan untuk menimbang berat pasir cetak sebelum dan

    sesudah diukur kandungan kadar airnya.

    Spesifikasi alat :

    Merk : Melter

    Type : PJ 3000

    Frekuensi : 50 60 Hz

    Voltase : 100 120 V 80 mA / 200 240 V 45 mA

    1

  • Gambar I.2 : Timbangan Elektrik

    Sumber : Buku Petunjuk Pemakaian

    Alat

    3. Cawan

    Alat ini digunakan untuk tempat specimen.

    Bahan yang digunakan dalam pengujian ini adalah pasir cetak yang terdiri dari

    pasir silica dan pengikat seberat 20 gr

    I.2.2. Urutan Kerja

    Urutan kerja dalam pengujian ini adalah :

    1. Ambil pasir cetak kemudian timbanglah seberat 25 gram sebanyak 5 buah

    sebagai specimen.

    2. Letakkan specimen pasir cetak dalam cawan specimen.

    3. Masukkan cawan pertama ke dalam alat penentu kelembaban kemudian

    panaskan pada suhu 120 OC selama 10 menit.

    4. Catat kandungan kadar air yang terbaca pada alat pengukur.

    5. Ukurlah berat akhir pasir cetak setelah dikeringkan pada timbangan elektrik

    dan catat hasilnya.

    6. Ulangi langkah 3, 4, dan 5 untuk cawan berikutnya.

    2

  • I.3. Data Hasil Pengujian dan Perhitungan

    I.3.1. Data Hasil Pengujian Kadar Air

    Tabel 1.1. Data Hasil Pengujian Kadar Air

    Tabel 1.2. Hasil Perhitungan

    Perhitungan Statistika

    Kadar air rata-rata ( X )

    nX

    X =304.5

    552.26

    ==

    Simpangan baku ( )

    1)( 22

    =

    nXX

    234.04

    21892.0==

    Simpangan baku rata-rata ( )

    n =

    105.05

    234.0==

    3

    No Berat Spesimen Awal Berat Spesimen Akhir Kadar Air( gram ) ( gram ) ( % )

    1 25 23,62 5,522 25 23,96 5,443 25 24,21 4,974 25 24,03 5,445 25 23,71 5,15

    No Berat Awal Berat Akhir % Kadar Air ( X - x ) ( X - x )^2( gram ) ( gram ) ( X )

    1 25 23,62 5,52 0,2160 0,04672 25 23,96 5,44 0,1360 0,01853 25 24,21 4,97 -0,3340 0,11164 25 24,03 5,44 0,1360 0,01855 25 23,71 5,15 -0,1540 0,0237

    Jumlah 125 119,52 26,52 0 0,2189

  • Kesalahan relatif (Kr)

    XKr =

    0198.0304.5105.0

    ==

    = Kr x 100%

    =0.0198 x 100%

    =1.98% diambil =5%

    Dengan db =n-1

    =5-1

    =4

    Sehingga ( ) 776.24:025.0:;2

    =

    tdbt

    X -

    +

  • I.4. Pembahasan

    I.4.1) Kadar Air

    Kadar air adalah air yang terkandung di dalam pasir cetak dan dirumuskan

    dengan selisih berat awal dengan berat akhir pasir cetak setelah diberi

    perlakuan panas dibagi dengan berat awal dan dinyatakan dalam bentuk

    persen.

    Kadar air (%) = AwalBeratAkhirBeratAwalBerat

    x 100 %

    I.4.2) Fungsi Air (Aktifaktor)

    Air berfungsi untuk mengaktifkan daya ikat lempung sehingga dapat

    digunakan untuk mengikat pasir cetak. Besar kadar air tergantung pada

    lempung yang akan mengikat pasir cetak, yaitu berkisar (1,5 8) % (Richard

    W.H principle metal casting).

    I.4.3) Macam-macam Air

    a) Air Bebas

    Air bebas adalah air yang mengisi celah-celah antara butiran pasir yang

    akhirnya menguap pada waktu pasir tersebut dipanaskan.

    b) Air Ikat

    Air ikat adalah air yang terikat pada lempung dan bila dipanaskan terus

    menerus akan menguap.

    I.4.4) Faktor yang Mempengaruhi Kadar Air

    a) Waktu pemanasan

    Dengan semakin lama waktu pemamanasan, maka kadar air yang

    menguap semakin besar sehingga kadar air dalam pasir cetak akan berkurang.

    Hal ini disebabkan karena air yang ada dalam pasir cetak akan menguap

    seiring naiknya suhu pemanasan dengan laju penguapan tertentu dan akan

    mencapai kelajuan yang konstan pada suatu waktu di mana kadar air dalam

    pasir telah habis menguap. Pada pengujian kadar air ini kita menggunakan

    waktu pemanasan selama 10 menit.

    5

  • b) Temperatur pemanasan

    Air akan menguap setelah temperatur pemanasan mencapai titik uap air

    (100C). Jika temperatur dinaikkan lagi maka akan semakin banyak air yang

    menguap. Jadi, semakin tinggi temperatur pemanasan, maka kadar air yang

    diuapkan akan makin besar. Pada pengujian kadar air ini kita menggunakan

    temperatur pemanasan 120 oC.

    c) Luas penampang

    Laju penguapan dipengaruhi oleh luas penampang benda yang

    menguap. Semakin besar luas penampang permukaan butiran pasir cetak maka

    luas penampang penguapan semakin besar pula sehingga penguapan yang

    terjadi besar.

    d) Ukuran dan dimensi butir

    Gambar 1.3 : Bentuk Butir-Butir Dari Pasir Cetak

    Sumber : Tata Surdia, Teknik Pengecoran Logam, hal 110

    Ukuran butir pasir yang semakin besar maka kadar air yang terdapat akan

    semakin banyak .Sedangkan untuk ukuran butir pasir yang kecil kadar air yang

    terkandung lebih sedikit.

    Pada butir pasir berukuran bulat mempunyai kadar air paling sedikit karena

    luas permukaannya kecil jadi air bebas yang mengisi celah-celah antara butiran

    antar pasir lebih sedikit. Berbeda dengan butiran pasir yang berdimensi

    kristsal,sudut dan setengah sudut rongga antar pasir lebih besar sehingga air yang

    mengisi celah-celah antar butirannya semakin banyak. Hal ini akan menyebabkan

    penguapan yang terjadi lebih banyak dibandingkan dengan butir pasir yang bulat.

    e) Kelembaban

    Semakin tinggi kelembaban lingkungan pasir cetak maka akan menyebabkan

    Semakin banyak kadar air yang terkandung dalam pasir cetak sehingga

    menyebabkan penguapan yang terjadi semakin banyak.

    6

  • I.4.5) Pengaruh kadar air terhadap permaebilitas

    Pada pasir cetak dengan bertambahnya kadar air, maka permaebilitas

    akan menurun. Hal ini dikarenakan ruangan antara butir-butir pasir di tempati

    oleh lempung yang berlebih air. Apabila pada pasir cetak memilih banyak

    kandungan kadar air, maka hal ini akan mengakibatkan lempung berubah

    menjadi seperti pasta dan kadar air semakin banyak.

    Dengan terisinya lempung yang berbentuk lempung dan air bebas pada

    celah diantara butir pasir cetak maka akan mengakibatkan turunnya

    permaebilitas. Tetapi bila pasir cetak kekurangan kandungan air maka

    lempung akan kekurangan daya ikat yaitu untuk mengikat pasir silika. Disini

    akan mengakibatkan butir lempung yang tidak memperoleh kandungan air

    yang cukup akan menyebar dan mengisi celah antara butir pasir cetak sehingga

    akan menurunkan permaebilitasnya.

    Gambar I.4 : Pengaruh kadar air dan kadar lempung pada pasir ikat

    lempung

    Sumber: Tata Surdia, T. Pengecoran Logam : 112

    I.4.6) Pengaruh kadar air terhadap pasir cetak.

    Dari grafik diatas menunjukkan hubungan antara kadar air berbagai

    sifat pasir dengan pengikat tanah lempung karena kadar lempung dibuat tetap

    dan kadar air bertambah, maka kekuatan bertambah sampai titik max dan

    seterusnya menurun. Kecenderungan serupa terjadi apabila kadar air tetap dan

    lempung ditambah. Titik max dari kekuatan dan permeabilitas dimana butir

    pasir dikelilingi oleh ketebalan tertentu dari campuran air dan lempung.

    7

  • Dengan kelebihan kadar air, kekuatan dan permeabilitas akan menurun

    karena kekurangan ruangan antar butir pasir ditempati oleh lempung yang

    berlebih air. Kekurangan kadar air juga akan menurunkan kekuatan karena

    kurang lekatnya lempung mengikat pasir dan juga butir-butir lempung akan

    menyebar dan akan menempati ruang antar butir-butir pasir.

    I.4.7) Pengaruh kadar air terhadap hasil coran

    Bila kadar air timggi maka permeabilitas akan turun dengan turunnya

    permeabilitas akan menyebabkan terbentuknya gelembung gas. Bila coran

    telah dingin maka gelembung gas akan menyebabkan cacat rongga (porositas).

    Bila kadar air kurang maka lempung tidak dapat mengikat pasir dengan

    baik. Sehingga akan banyak menimbulkan terdapat rongga pada pasir cetak

    bila terdapat banyak rongga pada pasir cetak atau celah maka pendinginan

    akan semakin cepat. Hal ini disebabkan logam cair yang dimasukkan terlebih

    dahulu akan segera mengeras dan logam cair yang dituang terakhir masih

    berupa cairan. Hal ini akan menimbulkan cacat pada hasil coran

    8

  • Tabel 1.3 Data pengujian kadar air pasir cetak

    Tabel 1.4Data Laju penguapan antar kelompok

    Penguapan Waktu Pemanasan (Menit)Rata-rata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

    4% 0,22 0,45 0,62 0,65 0,63 0,58 0,54 0,49 0,44 0,46% 0,506 0,741 0,951 0,956 0,872 0,778 0,691 0,616 0,555 0,53048% 0,366 0,645 0,814 0,841 0,81 0,765 0,715 0,673 0,628 0,587

    Spesimen Waktu Pemanasan (Menit) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

    1 0,38 1,35 2,69 3,68 4,18 4,36 4,41 4,42 4,43 5,522 0,5 1,72 3,19 4,14 4,67 5,01 5,15 5,17 5,22 5,443 0,49 1,74 3,37 4,4 4,78 4,93 4,96 4,97 4,97 4,974 1,07 2,05 3,55 4,44 4,97 5,27 5,4 5,44 5,44 5,445 0,09 0,55 1,46 2,46 3,2 3,78 4,27 4,66 4,94 5,15

    Jumlah 2,53 7,41 14,26

    19,1

    2 21,8 23,35 24,19 24,66 25 26,52Penguapan

    Rata-rata

    0,50

    6

    1,48

    2 2,852

    3,82

    4 4,36 4,67 4,838 4,932 5 5,304Penguapan

    Rata-

    rata/menit

    0,50

    6

    0,74

    1

    0,95066

    7

    0,95

    6

    0,87

    2

    0,77833

    3

    0,69114

    3

    0,616

    5

    0,55555

    6 0,5304

    9

  • Grafik Hubungan antara Rata-rata Penguapan dengan Waktu Pemanasan (T=120o ; t=10')

    y = -0,0836x2 + 1,4137x - 0,7807R2 = 0,9834

    0

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    0 2 4 6 8 10 12

    Waktu (menit)

    Rat

    a-ra

    ta P

    engu

    apan

    (%)

    Rata-rata Penguapan Poly. (Rata-rata Penguapan)

    Grafik Hubungan antara Laju penguapan dengan Waktu Pemanasan (T=120o ; t=10') pada Spesimen Kadar Air yang Berbeda

    00,20,40,60,8

    11,2

    0 2 4 6 8 10 12Waktu (menit)

    Rat

    a-ra

    ta P

    engu

    apan

    (%/m

    enit)

    Kadar Air 4% Kadar Air 6% Kadar Air 8%Poly. (Kadar Air 4%) Poly. (Kadar Air 6%) Poly. (Kadar Air 8%)

    10

  • Pembahasan Grafik

    Grafik hubungan laju penguapan dengan waktu pemanasan.

    Pada grafik dapat diketahui, menit ke -1 besar rata-rata penguapan permenit

    adalah 0.506 %/menit. Pada menit ke-2 sebesar 0.741 %/menit , karena dengan

    waktu yang lama dan temperatur yang sama maka rata-rata penguapan

    permenit pada menit ke-2 lebih besar dari meni ke-1 .Pada menit ke-3 laju

    penguapan lebih besar dari menit ke-2 laju yaitu 0.951 %/menit. Dengan

    alasan yang sama pada menit ke-4 lebih besar dari menit ke-3 yaitu sebesar

    0.956 %/menit.

    Akan tetapi setelah menit ke-4 laju penguapan cenderungturun tetapi

    penurunan tidak begitu drastis . Hal inbi disebabkan karena dengan waktu

    pemanasan yang lama dan suhu yang sama air bebas pada pasir cetak akan

    habis dan jika pemanasan dilakukan terus menerus maka air terikatpun juga

    akan menguap tetapi tidak semudah air bebas.

    Grafik hubungan hubunga laju penguapan dengan waktu pemanasan data antar

    kelompok .

    Pada grafik terlihat bahwa kelajuan akhir dari ketiga kelompok dengan

    prosentase kadar air 4%,6%,dan 8% mengalami peningkatan yang teratur sesuai

    tingkat kadar air.Hal ini disebabakan semakin tinggi jumlah kadar air maka

    jumlah air yang akan menguap semakin banyak dengan suhu dan waktu

    pemanassan yang sama . menurut data air 4% laju penguapan 0.40%/menit kadar

    air 6% laju penguapan sebesar 0.530 %/menit kadar air 8% laju penguapan

    sebesar 0.587 %/menit

    Namun pada menit-menit awal laju penguapan kadar air 6% memiliki nilai

    tertinggi .Pada menit ke-1 nilai laju penguapan sebesar 0.506%/menit sedangkan

    kadar air 4% dan 8% berturut-turut 0.220 %/menit dan 0.366 %/menit . nilai menit

    ke -1 pada kadar air 6% akan sesuai dengan urutan jika dibandimgkan dengan

    nilai laju penguapan menit ke-2 . Pada kadar air 4% dan 8% yaitu berturut 0.450

    %/menit dan 0.645 %/menit. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada waktu

    penguapan spesimen kadar air 6% suhu alat telah mencapai 120 c sehingga

    penguapan langsung cepat dan pada kadar air 4% dan 8% spesimen diuapkan pada

    suhu alat masih mulai meningkat bem sampai 120 c.

    11

  • I.5 Kesimpulan dan saran

    I.5.1) Kesimpulan

    1) Dari hasil pengujian dapat diperoleh

    - Kadar air adalah 5,286 %.

    - Interval pendugaan kadar air antara 5,042 s/d 5,53 dengan tingkat

    keyakinan

    95 %.

    2) Kadar air

    Adalah air yang terkandung dalam pasir cetak

    Kadar air (%) = %100awalBeratakhirberatawalBerat

    3) Fungsi air sebagai penyakit daya ikat lempung sehingga dapat digunakan

    untuk mengikat pasir cetak.

    4) Macam-macam yang mempengaruhi kadar air :

    a) Air bebas.

    b) Air terikat

    5) Faktor yang mempengaruhi kadar air :

    a) Waktu pemanasan.

    b) Temperatur pemanasan.

    c) Luas penampang permukaan butiran.

    d) Ukuran dan dimensi.

    e) Kelebihan beban.

    I.5.2) Saran

    - Sebaiknya praktikan melakukan percobaan ini supaya lebih tahu.

    - Alat yang digunakan sebaiknya diperbaiki agar praktikan bisa

    melakukan percobaan.

    12

  • BAB II

    PENGUJIAN KADAR LEMPUNG PASIR CETAK2.1 Tujuan Pengujian

    Tujuan yang ingin dicapai dari pengujian ini adalah ;

    1. Agar praktikan mengetahui prosentase kadar lempung yang terdapat dalam

    pasir cetak.

    2. Agar praktikan mampu memahami dan melaksanakan pengujian kadar

    lempung pasir cetak.

    2.2 Pelaksanaan Pengujian

    2.2.1 Alat dan Bahan yang Digunakan

    Alat alat yang digunakan dalam pengujian ini adalah :

    1. Kompor listrik

    Alat ini digunakan untuk mengeringkan specimen.

    2. Timbangan Listrik

    Alat ini digunakan untuk menimbang specimen sebelum dan sesudah

    dikeringkan

    3. Panci.

    Digunakan untuk menghilangkan lempung pada pasir dan untuk

    mengeringkan pasir pada kompor listrik

    4. Gelas Ukur.

    Alat ini digunakan untuk mengukur volume larutan yang dipakai.

    Bahan yang digunakan untuk pengujian kadar lempung yang dipakai :

    - Pasir cetak seberat 100 gr

    - Larutan NaOH 2,5 % sebanyak 50 mL

    - Air sebanyak 950 mL

    2.2.2 Urutan Kerja Pengujian

    Urutan kerja pengujian kadar lempung pasir cetak adalah :

    1. Timbang pasir cetak seberat 100 gr sebagai specimen

    2. Larutkan pasir di dalam 950 ml air pada panci

    3. Tambahkan NaOH 2,5 % sebanyak 50 ml

    4. Aduk campuran tersebut dan biarkan pasir mengendap selama 5 menit

    5. Buang airnya sebanyak 5/6 dari tinggi permukaan air

    INGAT : PASIR JANGAN IKUT TERBUANG !!!!!!!!

    13

  • 6. Tambahkan airnya hingga seperti semula dan ulangi langkah kerja 4, 5, 6

    dan diamkan selama 5 menit hingga airnya jernih

    7. Panaskan pasir cetak dalam panci dengan kompor listrik pada suhu 100

    110 OC

    8. Aduk pasir hingga kering

    9. Timbang pasir cetak kering tersebut dan catat hasilnya

    10. Hitung kadar lempung dengan rumus di bawah ini :

    Berat awal Berat akhir

    Kadar Lempung = ---------------------------- x 100 % - Kadar air rata2

    Berat awal

    2.3 Pengolahan Data

    2.3.1 Data hasi pengujian

    Tabel 2.1 Data Hasi Pengujian Lempung

    No

    Berat Spesimen Awal

    (gr)

    Berat Spesimen Akhir

    (gr)

    Kadar

    Lempung%1 100 83,30 10,8962 100 83,87 10,8263 100 82,47 12,2264 100 81,33 13,3665 100 84,01 10,686

    Tabel2.2 Data Hasi Perhitungan

    No

    Berat Spesimen Awal

    (gr)

    Berat Spesimen

    Akhir (gr)

    Kadar

    Lempung% (X - _X )

    (X - _X

    )21 100 83,30 10,896 -0,704 0,4962 100 83,87 10,826 -0,774 0,5993 100 82,47 12,226 0,626 0,3924 100 81,33 13,366 1,766 2,1185 100 84,01 10,686 -0,914 0,835

    2.3.2 Perhitungan data hasil pengujian

    .% kadar lempung = ratarataairKadarxawalBeratakhirberatawalBerat

    %100

    14

  • Spesimen 1 = %304,5%100100

    8.83100

    = 10,896 %

    Spesimen 2 = %304,5%100100

    87,83100

    = 10,826 %

    Spesimen 3 = %304,5%100100

    47,82100

    = 12,226 %

    Spesimen 4 = %304,5%100100

    33,81100

    = 13,366 %

    Spesimen 5 = %304,5%100100

    01,84100

    = 10,686 %

    Kadar lempung rata-rata

    6,11558_

    ==

    =

    nxx

    Simpangan baku ()

    36,1444,5

    1)(

    _

    2_

    ==

    =

    nxx

    Simpangan baku

    61,0_

    ==

    n

    Kesalahan relative

    053,06,11

    61,0_

    _

    ===

    xKR

    %3,5%100 == KR

    Derajat Kebebasan (db) = n-1 =5-1 = 4

    t(/2;db)

    (0,05;4)

    Interval penduga kesalahan presentase kadar lempung pasir cetak_

    x -{( t(/2;db)._ } x

    _

    x +{( t(/2;db)._ }

    11,6-{t(5;4).0,61} x11,6+{( t(5;4).0,61 }

    10,29948 x 12,90052

    Pada praktikum pengujian kadar lemung pada pasir cetak didapatkan kadar lempung

    setelah pengujian sebesar 11,6%.Hal ini telah memenuhi interval penduga kesalahan

    yaitu 10,29948 x 12,90052 dengan tingkat keyakinan 90%.

    15

  • 2.4 Pembahasan pengujian kadar lempung

    Tipe lempung

    a ) Western dan Southern

    16

  • 1. Western bentonit : dipakai pada pasir yang membutuhkan kekuatan tarik yang

    tinggi

    2. Southern bentonit : digunakan pada pasir yang membutuhkan kekuatan tekan

    yang tinggi

    b ) Fire Clays

    Lempung ini disebut illit

    Gambar 2.1. : Pengaruh lempung pada rek basah maximal pada

    campuran pasir, lempung dan air.

    Sumber : Richard W. Heine : Principle of metal casting.

    Macam-macam Lempung :

    a) Lempung jenuh : pasir cetak yang mempunyai kadar air < 10 % sehingga

    peningkatan kadar lempung tidak menyebabkan peningkatan kekuatan. Karena

    tidak berfungsi sebagai pengikat antar lempung tetap.. Juga sebagai rongga pasir

    cetak.

    b) Lempung tidak jenuh : Pasir cetak yang memiliki kadar lempung < 10 % sehingga

    peningkatan kadar lempung meningkatkan kekuatan pasir cetak.

    Fungsi Lempung

    Untuk meningkatkan pasir cetak, selain itu kekuatan dari pasir cetak juga akan

    meningkat jika disertai dengan penambahan kadar lempung sampai 10 %. Hal

    ini terjadi karena pasir cetak permukaan singgung diikat oleh lempung. Tapi

    bila penambahan > 10 % kekuatan menjadi konstan karena disebabkan

    lempung tidak lagi mengikat pasir saja namun juga mengikat lempung.

    Hubungan Kadar Lempung Terhadap Kadar Air

    Kadar standar pasir cetak adalah antara 1,5 % - 8 % tergantung dari jenis

    cetakan dan logam yang dituang. Bila psir cetak kekuarangan kadar air maka

    17

  • lempung akan kekuarangan daya ikat untuk mengikat pasir silika. Sehingga

    butir lempung yang tidak memperoleh kadar air akan mengisi celah antar butir

    pasir cetak yang akan menurunkan permeabilitas.

    Hubungan antara Lempung dan Kadar Permeabilitas

    Bila semakin tinggi kadar lempung pada pasir cetak permeabilitas pasir cetak

    akan semakin rendah. Hal ini disebabkan lempung masuk ke celah butiran

    pasir. Apabila kadar lempung rendah maka permeabilitas tinggi. Untuk

    memperoleh permeabilitas yang sesuai selain harus mengatur kadar air juga

    mengatur kadar lempung. Kadar lempung stndar pasir cetak adalah 2 % - 50

    %.

    Pengaruh Kadar lempung dan Kekuatan

    Kekuatan pasir cetak akan mengikat jika disertai dengan penambahan kadar

    lempung sampai 10 %. Hal ini karena pasir cetak permukaan singgungnya

    diikat oleh lempung, namun jika penambahan lebih 10 %, kekuatan akan

    menjadi konstan. Ini disebabkan karena lempung tidak lagi mengikat pasir saja

    namun juga mengikat lempung.

    Kekuatan Tekan Basah

    Kekuatan yang terdapat pada pasir cetak setelah pasir tersebut dicambur

    dengan air sehingga menjadi kuat. Apabila kadar lempung sedikit maka

    kekuatan akan turun. Karena pasir sedikit diikat oleh lempung dan jika kadar

    lempung berlebih maka kekuatan pasir cetak cenderung turun.

    Kekuatan Tekan Kering

    Setelah proses penuangan pasir yang berbatasan dengan logam cair secara

    cepat akan mengurangi kadar air berubah menjadi uap panas. Pasir tersebut

    mempunyai kekuatan untuk melawan erosi dan tekanan statis dari tekanan

    logam. Kekuatan inilah yang disebut kekuatan tekan kering. Apabila kadar

    lempung meningkat dan kadar air tetap maka kekuatan pasir cetak meningkat,

    namun bila kadar lempung berlebih maka kekuatan akan cenderung konstan.

    Jika kadar lempung berkurang dan kadar air tetap maka kekuatan tekan kering

    akan turun karena kekuatan dari perekat kurang.

    18

  • Gambar 2.2. : Grafik Pengaruh kadar lempung dan air terhadap permeabilitas dan

    kekuatan.

    Sumber : Tata Sudia, Teknik Pengenceran Logam 112, 2000.

    Pada praktikum pengujian kadar lemung pada pasir cetak didapatkan kadar

    lempung setelah pengujian sebesar 11,6%.Hal ini telah memenuhi interval penduga

    kesalahan yaitu 10,29948 x 12,90052 dengan tingkat keyakinan 90%.

    Dapat kita lihat pada hasil perhitungan didapat kadar lempung rata-rata

    sebesar 11,6%.Dilihat dari jumlahnya yang menurun dari kadar lempung sebelum

    pengujian yaitu sebesar 12%,secara teori hal ini disebabkan oleh kadar lempung dan

    kadar air.Bila ditinjau dari rumus untuk mencari kadar lempung rata-rata yaitu:

    .% kadar lempung = ratarataairKadarxawalBeratakhirberatawalBerat

    %100

    Dari rumus dapar kita lihat bahwa yang mempengaruhi kadar lempung rata-rata

    adalah berat akhir karena berat awal dan kadar air rata-rata merupakan variable yang

    tetap.

    Pada kasus kelompok kami dimana diperoleh kadar lempung rata-rata yang

    lebih kecil dibandingkan kadar lempung sebelum pengujian.Hal ini dimungkinkan

    terjadi karena:

    1. Kadar lempung yang masih tersisa

    Penyebab pertama adalah dimungkinkan pada saat pembuangan kadar

    lempung pada saat pengujian ,kadar lempung tidak sepenuhnya terbuang

    sehingga kandungan lempung masih tersisa pada pasir.Hal ini menyebabkan

    berat akhir bertambah dan setelah dilakukan kalkulasi didapatkan kadar

    lempung rata-rata yang lebih rendah dibandingkan sebelum pengujian.

    19

  • 2. Kadar air yang masih bersisa

    Penyebab kedua yang dimungkinkan terjadi adalah masih bersisanya kadar air

    setelah pasir dipanaskan untuk diuapkan kadar airnya.Bila kadar airnya masih

    bersisa setelah dipanaskan makaberat akhir akan bertambah dan setelah

    dilakukan kalkulasi didapatkan kadar lempung rata-rata yang lebih rendah

    dibandingkan sebelum pengujian.

    Untuk mendapatkan hasil pengujian kadar lempung yang sesuai dengan kadar

    lempung sebelum pengujian maka sharusnya dilakukan hal hal berikut:

    1. Pada saat pencucian kadar lempung dilakukan hingga kandungan

    lempungpada pasir cetak terbuang sepenuhnya,sehingga lempung tidak ada

    yang tersisa pada pasir cetak yang pada akhirnya menyebabkan berat akhir

    bertambah.

    2. Pada saat pemanasan dilakukan hingga pasir cetak benar-benar kering

    sehingga tidak ada air yang bersisa

    20

  • Kesimpulan dan Saran

    2.5.1 Kesimpulan

    1. Dari hasil pengujian didapat kadar lempung rata-rata adalah 11,6

    dengan interval pendugaan 10,29948 x 12,90052 dengan keyakinan 90 %.

    2. Penambahan maupun pengurangan kadar lempung akan mempengaruhi

    permeabilitas dan kekuatan pasir cetak.

    3. Tipe dan Macam Lempung

    3.1) Tipe lempung

    a) Western dan Southern Denkonit

    b) Fire Clays

    c) Special Clays

    3.2) Macam-macam lempung

    a) Lempung jenuh

    b) Lempung tak jenuh

    2.5.2) Saran

    1. Pada saat praktikum sebaiknya lempung yang digunakan mempunyai tipe

    dan kadar yang berbeda dengan prosentase pasir yang sama.

    2. Pasir yang digunakan sebaiknya diuji terlebih dahulu kadar airnya.

    21

  • BAB III

    PENGUJIAN DISTRIBUSI BESAR BUTIR3.1 Tujuan Pengujian

    Tujuan yang hendak dicapai dari pengujian ini adalah:

    1. Agar praktikan mengetahui distribusi besar butir melalui nomor kehalusan

    pasir cetak (FN = Finnest Number).

    2. Agar praktikan mengetahui prosentase dari tiap ukuran butir pasir yang ada

    pada pasir cetak.

    3. Agar praktikan memahami dan mampu melakukan pengujian distribusi besar

    butir.

    3.2 Pelaksanaan Pengujian

    3.2.1 Alat-alat dan Bahan yang digunakan

    Alat-alat yang digunakan dalam pengujian ini adalah:

    1. Mesin Pengguncang Rotap

    Alat ini berfungsi untuk menyaring pasir Spesifikasi alat:

    o Jenis : Rotapo Tipe : VS 1o Merk : Retscho Volatse : 220 Vo Daya : 430 Watto Buatan : Jerman Barato Artikel : 30 40 0010o No Seri : 01849038o Frekuensi: 50 Hz

    Gambar 3.1 : Mesin Pengguncang Rotap

    22

  • Sumber : Lab. Pengecoran Logam T. Mesin Unibraw

    2. Timbangan Pasir Elektrik

    Alat ini digunakan untuk menimbang pasir yang akan diuji.

    Gambar 3.2 : Timbangan Elaktrik

    Sumber : Lab. Pengecoran Logam T. Mesin Unibraw

    3. Tempat Pasir

    Alat ini digunakan untuk menampung pasir silica.

    3.2.2 Urutan Kerja Pengujian Urutan pengujian distribusi pasir cetak adalah:

    1. Ambil pasir cetak seberat 50 gr sebanyak 4 sampel.

    2. Susun ayakan dari bawah ke atas dengan tingkat mesh semakin ke atas

    semakin besar meshnya, kemudian letakkan pada mesin pengguncang

    rotap.

    3. Letakkan specimen pasir cetak pada ayakan paling atas.

    4. Hidupkan mesin pengguncang rotap selama 5 menit dengan frekuensi

    getar 60 Hz.

    5. Setelah selesai, timbang berat pasir yang berada pada masing-masing

    mesh.

    6. Cari harga Sn dari tiap-tiap mesh yang ada dari table-tabel yang

    terlampir.

    7. Hitung besar nomor kehalusan pasir cetak dalam skala FN maupun

    standar AFS.

    23

  • 3.3 Pengolahan Data

    3.3.1. Data Hasil Pengujian

    Tabel 3.1 Data Hasil Pengujian

    NoBukaan Mesh(m)

    Berat Spesimen 1

    (gr)

    Berat Spesimen 2

    (gr)

    Berat Spesimen 3

    (gr)

    Berat Spesimen 4

    (gr)1 355 9,76 5,37 5,37 5,172 315 1,49 1,72 1,5 1,673 280 2,11 2,54 1,67 2,014 200 9,7 10,73 10,7 10,225 180 5,58 6,47 5,6 5,826 160 6,3 6,88 6,7 6,927 140 5,15 5,81 5,4 4,418 125 2,33 3,68 3,43 3,4 TAN 7,58 6,8 9,63 10,38 50 50 50 50

    PERHITUNGAN:

    Skala FN

    Rumus yang digunakan untuk mencari nomor kehalusan pasir cetak adalah:

    WnSnWNFN

    =

    ).(

    Tabel 3.2 Data Perhitungan Specimen 1

    No Bukaan Mesh(m) SnWn1(gr) Wn1 . Sn

    1 355 54,51 9,76 532,01762 315 60,37 1,49 89,95133 280 67,89 2,11 143,24794 200 95,06 9,7 922,0825 180 107,2 5,58 598,1766 160 119,33 6,3 751,7797 140 126,84 5,15 653,2268 125 154,36 2,33 359,6588 TAN 620 7,58 785,56 50 4050,1386

    24

  • Contoh Perhitungan 1

    Mengukur Mesh 315 m

    634563

    297420297315

    =

    =

    xSn

    37,60

    634563

    12318

    =

    =

    x

    x

    00277.8150

    1386.4050Wn1

    (Wn1.Sn)

    =

    =

    =

    FN

    FN

    FN

    Tabel 3.3 Data Perhitungan Spesimen 2

    No Bukaan Mesh(m) SnWn2(gr) Wn2 . Sn

    1 355 54,51 5,37 292,71872 315 60,37 1,72 103,83643 280 67,89 2,54 172,44064 200 95,06 10,73 1019,99385 180 107,2 6,47 693,5846 160 119,33 6,88 820,99047 140 126,84 5,81 736,94048 125 154,36 3,68 568,0448 TAN 620 6,8 785,56 50 4408,5491

    Contoh Perhitungan 2

    Mengukur Mesh 280 m

    896389

    210297210280

    =

    =

    xSn

    89.67

    2689

    8770

    =

    =

    x

    x

    17098.8850

    4408.5491Wn2

    (Wn2.Sn)

    =

    =

    =

    FN

    FN

    FN

    25

  • Tabel 3.4 Data Perhitungan Spesimen 3

    No Bukaan Mesh(m) SnWn3(gr) Wn3 . Sn

    1 355 54,51 5,37 292,71872 315 60,37 1,5 90,5553 280 67,89 1,67 113,37634 200 95,06 10,7 1017,1425 180 107,2 5,6 600,326 160 119,33 6,7 799,5117 140 126,84 5,4 684,9368 125 154,36 3,43 529,4548 TAN 620 9,63 785,56 50 4128,0138

    Contoh Perhitungan 3

    Mengukur Mesh 200 m

    12689126

    149210149200

    =

    =

    xSn

    066,95

    3769

    6151

    =

    =

    x

    x

    56028.2850

    4128.0138Wn

    .Sn)(Wn3

    3

    =

    =

    =

    FN

    FN

    FN

    Tabel 3.5 Data Perhitungan Spesimen 4

    No Bukaan Mesh(m) SnWn4(gr) Wn4 . Sn

    1 355 54,51 5,17 281,81672 315 60,37 1,67 100,81793 280 67,89 2,01 136,45894 200 95,06 10,22 971,51325 180 107,2 5,82 623,9046 160 119,33 6,92 825,76367 140 126,84 4,41 559,36448 125 154,36 3,4 524,824 TAN 620 10,38 785,56 50 4024,4627

    26

  • Contoh Perhitungan 4

    Mengukur Mesh 180 m

    12689126

    149210149180

    =

    =

    xSn

    2.107=x

    48925.0850

    4024.4627Wn4

    (Wn4.Sn)

    =

    =

    =

    FN

    FN

    FN

    Skala SN

    Rumus yang digunakan untuk mencari nomor kehalusan pasir cetak adalah:

    WiMiWiAFSnumber

    =

    ).(

    Dimana:

    AFSnumber = Nomor kehalusan butir pasir standar AFS

    W = Berat pasir pada ayakan ke-i

    M = Faktor pelipat untuk ukuran butir ayakan ke-i

    Tabel 3.6 Data Perhitungan Spesimen 1

    No Bukaan Mesh(m) Us M Wn1 Wn1 . M

    1 355 44,96 34,96 9,76 341,20962 315 48,32 38,32 1,49 57,09683 280 54,79 43,6 2,11 91,9964 200 73,93 52,62 9,7 510,4145 180 83,77 59,16 5,58 330,11286 160 93,6 65,73 6,3 414,0997 140 107 75,25 5,15 387,53758 125 122 86,5 2,33 201,545 TAN 300 7,58 628,37 456,14 50 2334,0107

    Contoh Perhitungan 1

    Ukuran Mesh 280 m

    Ukuran mesh 295 m; s=50; M=40

    27

  • Ukuran mesh 208 m; s=70; M=50

    79.5420

    508715

    705050

    208295280295

    =

    =

    =

    Us

    x

    x

    6.4310

    40204483,3

    504040

    70504483.5350

    =

    =

    =

    M

    x

    x

    68021.4650

    2334.01071

    )1.1(

    =

    =

    =

    AFSn

    AFSn

    WMWAFSn

    Tabel 3.7 Data Perhitungan Spesimen 2

    No Bukaan Mesh(m) Us M Wn2 Wn2 . M

    1 355 44,96 34,96 5,37 187,73522 315 48,32 38,32 1,72 65,91043 280 54,79 43,6 2,54 110,7444 200 73,93 52,62 10,73 564,61265 180 83,77 59,16 6,47 382,76526 160 93,6 65,73 6,88 452,22247 140 107 75,25 5,81 437,20258 125 122 86,5 3,68 318,32 TAN 300 6,8 628,37 456,14 50 2519,5123

    Contoh Perhitungan 2

    Ukuran Mesh 200 m

    Ukuran mesh 208 m; s=70; M=50

    Ukuran mesh 147 m; s=100; M=70

    28

  • 9344.7330

    70618

    1007070

    147208200208

    =

    =

    =

    Us

    x

    x

    6230.5220

    50309344.3

    705050

    100709344.7370

    =

    =

    =

    M

    x

    x

    39025.0550

    2519.51233

    )3.3(

    =

    =

    =

    AFSn

    AFSn

    WnMWnAFSn

    Tabel 3.8 Data Perhitungan Spesimen 3

    No Bukaan Mesh(m) Us M Wn3 Wn3 . M

    1 355 44,96 34,96 5,37 187,73522 315 48,32 38,32 1,5 57,483 280 54,79 43,6 1,67 72,8124 200 73,93 52,62 10,7 563,0345 180 83,77 59,16 5,6 331,2966 160 93,6 65,73 6,7 440,3917 140 107 75,25 5,4 406,358 125 122 86,5 3,43 296,695 TAN 300 9,63 628,37 456,14 50 2355,7932

    Contoh Perhitungan 3

    Ukuran Mesh 180 m

    Ukuran mesh 208 m; s=70; M=50

    Ukuran mesh 147 m; s=100; M=70

    7705.8330

    706128

    1007070

    147208180208

    =

    =

    =

    Us

    x

    x

    29

  • 16.5920

    50307705.13

    705050

    100707705.8370

    =

    =

    =

    M

    x

    x

    11586.74100

    2355.79323

    )3.3(

    =

    =

    =

    AFSn

    AFSn

    WnMWnAFSn

    Tabel 3.9 Data Perhitungan Spesimen 4

    No Bukaan Mesh(m) Us M Wn4 Wn4 . M

    1 355 44,96 34,96 5,17 180,74322 315 48,32 38,32 1,67 63,99443 280 54,79 43,6 2,01 87,6364 200 73,93 52,62 10,22 537,77645 180 83,77 59,16 5,82 344,31126 160 93,6 65,73 6,92 454,85167 140 107 75,25 4,41 331,85258 125 122 86,5 3,4 294,1 TAN 300 10,38 628,37 456,14 50 2295,2653

    Contoh Perhitungan 4

    Ukuran Mesh 160 m

    Ukuran mesh 208 m; s=70; M=50

    Ukuran mesh 147 m; s=100; M=70

    6.9310070

    70147208160208

    =

    =

    Us

    x

    73.6620

    50307705.13

    705050

    100706.9370

    =

    =

    =

    m

    x

    x

    30

  • 90531.5450

    2295.26534

    )4.4(

    =

    =

    =

    AFSn

    AFSn

    WnMWnAFSn

    3.3.2 PERHITUNGAN STATISTIKA

    A. Tabel Skala FN

    Tabel 3.10 Tabel Perhitungan Rata Rata no spesiment fn fn - FN ( fn - FN ) 21 1 81,00277 -2,05305 4,2150142 2 88,17098 5,11516 26,164863 3 82,56028 -0,49554 0,245564 4 80,48925 -2,56657 6,587282 332,2233 1,4211E-14 37,21272

    FN rata-rata (FN)

    83,0558242233.332

    ==

    =

    FN

    nFNFN

    Simpangan Baku ()

    521965.31

    )( 22

    =

    =

    n

    FNFN

    Simpangan Baku Rata-rata ()

    760983.14

    521965.3==

    =

    n

    Kesalahan Relatif (KR)

    %1202.2%100021202.0%100

    021202.005582.83

    760983.11

    ==

    =

    ==

    =

    xKRx

    KR

    FNKR

    Diambil =5% dengan db=n-1=4-1=3

    31

  • 65922.8845242.776034.505582.836034.505582.83

    ]);2

    ([]);2

    ([

    182.3)3;025.90);2

    (

  • Kesalahan Relatif (KR)

    %079.2%10002079.0%100

    02079.0522911.47

    988016.0

    ==

    =

    ==

    =

    xKRx

    KR

    FNAKR

    Diambil =5% dengan db=n-1=4-1=3

    6671.5037911.441438.352291.471438.352291.47

    ]);2

    ([]);2

    ([

    182.3)3;025.90);2

    (

  • 3.4 PEMBAHASAN

    3.4.1 Macam-macam pasir cetak.

    1. Pasir Gunung

    Pasir gunung umumnya digali dari lapisan tua. Pasir tersebut mengandung

    lempung yang kebanyakan dapat dipakai setelah dicampur air. Pasir

    gunung dengan kadar lempung 10-20 % dapat dipakai langsung untuk

    pasir cetak. Pasir gunung dengan kadar lempung kurang dari 10-20 %

    mempunyai adhesi yang lemah dan dapat dipakai setelah ditambahkan

    dengan pengikat misalnya lempung.

    2. Pasir Pantai

    Diambil dari pantai mempunyai kandungan utama yaitu SiO2 dan

    terkadang kotoran-kotoran seperti mika atau felspar ( ikatan organik ) yang

    banyak.

    3. Pasir Sungai

    Diambil dari sungai, mempunyai kandungan utama yaitu SiO2 dan

    terkandung kotoran-kotoran seperti mika atau felspar ( ikatan organik )

    yang banyak.

    4. Pasir Silika

    Pasir silika dalam beberapa hal dicapai dari gunung dalam keadaan

    alamiah atau bisa juga dengan jalan memecah kuarsit. Pasir silika alamiah

    dan pasir silika buatan dari kuarsit yang dipecah berisi sedikit kotoran

    dengan jumlah SiO2 lebih dari 95%.

    Apabila pasir mempunyai kadar lempung yang cocok dan bersifat adhesi,

    maka dapat dipakai begitu saja sedangkan kalau sifat lain adhesinya kurang maka

    perlu ditambahkan lempung sebagai pengikat antar butir-butir pasir. Pasir yang dapat

    digunakan secara langsung adalah pasir gunung karena sudah mempunyai kadar

    lempung tertentu. Sedangkan pasir pantai, pasir kali dan pasir silika masih dibutuhkan

    pengikat untuk mengikat butir-butir pasir satu sama lain dan baru bisa dipakai setelah

    pencampuran dengan lempung.

    34

  • 3.4.2 Syarat-syarat pasir cetak

    1. Mempunyai sifat mampu bentuk sehingga mudah dalam pembuatan

    cetakan dengan kekuatan yang cocok (cetakan yang dihasilkan harus kuat

    sehingga tidak rusak karena dipindah-pindahkan dan mampu menahan

    logam cair ketika dituang ke dalam cetakan).

    2. Permeabilitas yang cocok karena dikhawatirkanbahwa hasil coran

    mempunyai cacat seperti rongga penyusustan, gelembung gas atau

    kekasaran permukaan, kecuali jika udara atau gas yang terjadi dalam

    cetakan waktu penuangan disalurkan melalui rongga-rongga diantara butir-

    butir pasir keluar dari cetakan.

    3. Distribusi besar butir yang cocok sesuai dengan standart AFS yaitu 40-

    220, permukaan coran diperhalus kalau coran dibuat dalam cetakan yang

    berbutir halus. Tetapi kalau butir pasir terlalu halus, maka gas sulit keluar

    dan membuat cacat, yaitu gelembung udara. Besar butir yang diinginkan

    adalah sedemikian sehingga 2/3 dari butiran pasir memiliki ukuran dari 3

    mesh yang berurutan sisanya dari ukuran mesh berikutnya. Jadi lebih baik

    tidak memiliki besar butir yang seragam.

    4. Tahan terhadap temperature logam yang dituang. Pasir dan pengikat harus

    mempunyai derajat tahan api tertentu terhadap temperature tinggi pada saat

    logam cair dengan temperature tinggi dituang ke dalam cetakan.

    5. Komposisi yang cocok. Butir pasir bersentuhan dengan logam yang

    dituang mengalami peristiwa kimia dan fisika karena logam cair

    mempunyai temperatur yang tinggi. Bahan-bahan yang tercampur yang

    mungkin menghasilkan gas atau larut dalam logam yang tidak

    dikehendaki.

    6. Pasir harus murah dan mudah didapat, selain itu harus mampu dipakai lagi

    artinya pasir harus dapat dipakai berulang-ulang.

    35

  • 3.4.3 Jenis-jenis pasir cetak

    Bentuk butir-butir pasir cetak :

    Gambar3.3 : Bentuk Butir-Butir Pasir Cetak

    Sumber : Tata Surdia, Teknik Pengecoran Logam, 110

    1. Butiran Bulat (Rounded Grains)

    Butiran bulat terbentuk karena butir-butir saling bergesekan berulang-

    ulang akibat adanya angin, gelombang atau aliran air sehingga

    menghasilkan bentuk bulat. Bentuk ini dalam struktur pemadatan

    mempunyai singgungan kecil antara satu dengan yang lain sehingga

    memerlukan jumlah pengikat yang lebih sedikit tapi permeabilitasnya

    kurang baik.

    2. Butiran Sudut Sebagian (Sub Angular Grains)

    butiran sudut sebagian terjadi karena angular grains saling bergerak dan

    bertumbukan sehingga sudutnya pecah dan terbentuk sub angular grains.

    Permeabilitas butiran ini lebih rendah dibandingkan rounded grains tetapi

    kekuatannya lebih baik.

    3. Butiran Bersudut (Angular Grains)

    Butiran bersudut terbentuk oleh dekomposisi batu-batuan tanpa adanya

    gesekan. Ini berhubungan dengan musim dan aksi glasial. Butiran ini

    mempunyai batas sudut-sudut dan permukaannya hampir datar. Butiran ini

    masih memberikan kekuatan yang baik dan permeabilitas yang kecil pada

    cetakan.

    4. Butiran Berkristal (Compounded Grains)

    Butiran jenis ini merupakan kombinasi dari ketiga butiran diatas. Butiran

    ini kurang baik karena cenderung pecah pada temperature tinggi, memiliki

    permeabilitas yang kurang baik dan membutuhkan pengikat yang lebih

    banyak serta memberikan ketahanan api yang buruk.

    Jenis pasir bulat yang baik digunakan sebagai pasir cetak, karena memerlukan

    jumlah pengikat yang lebih sedikit untuk mendapatkan kekuatan dan

    permeabilitas tertentu.

    36

  • 3.4.4 Pengaruh distribusi pasir cetak terhadap permeabilitas

    Butiran pasir yang terlalu halus, menyebabkan kerapatan pasir cetak semakin

    tinggi. Akibatnya rongga-rongga antar pasir pun semakin kecil. Hal ini tentu

    akan menurunkan permeabilitas cetakan yang mengakibatkan cacat pada

    coran.

    3.4.5 Pengaruh distribusi pasir cetak terhadap Kekuatan Cetakan

    Semakin besar ukuran pasir cetak, maka kekuatan cetak semakin besar karena

    luas permukaan yang bersinggungan semikin besar. Tetapi bila ukuran pasir

    cetak semakin kecil, maka kekuatan cetak juga semakin rendah karena luasan

    permukaan yang bersinggungan semakin kecil.

    3.4.6 Pengaruh distribusi pasir cetak terhadap Kadar Lempung

    Semakin kecil ukuran dari pasir cetak, maka jumlah lempung yang

    dibutuhkanm semakin sedikit. Hal ini disebabkan karena semakin kecil bidang

    kontak antara luasan yang diikat lempung, begitu juga sebaliknya.

    3.4.7 Komposisi pasir cetak.

    Distribusi besar butir yang cocok sesuai dengan standart AFS yaitu 40-220.

    Besar butir yang diinginkan ialah 2/3 dari butiran pasir memiliki ukuran dari 3

    mesh yang berurutan sisanya dari mesh berikutnya. Jadi lebih baik tidak

    memiliki butir yang seragam.

    37

  • 3.5 kesimpulan dan saran

    3.5.1 Kesimpulan

    1. Dari hasil percobaan diperoleh harga FN rata-rata 83,05582 dengan

    interval penduga 65922.8845242.77

  • BAB IV

    PENGUJIAN PERMEABILITAS4.1 Tujuan Pengujian

    Tujuan dari pengujian permeabilitas pasir cetak adalah :

    1. Agar praktikan mengetahui angka permeabilitas pasir cetak dengan

    komposisi tertentu.

    2. Agar praktikan memahami dan mampu melakukan pengujian

    permeabilitas pasir cetak.

    4.2 Pelaksanaan Pengujian

    4.2.1 Alat dan Bahan yang Digunakan

    Alat alat yang digunakan dalam pengujian ini adalah :

    1. Mesin Pengaduk ( Sand Mixer )

    Alat ini digunakan untuk mencampur ketiga bahan yaitu pasir silica,

    lempung ( bentonit ), dan air agar menjadi satu.

    Spesifikasi alat :

    Tipe : IP 54 Arus : 2,3 A

    Frame / No : ED 71 GD Q569466 Tegangan : 240 V

    Class : F Frekuensi : 50 Hz

    Merk : +GF+ Putaran : 1380 rpm

    Buatan : Jerman Barat Daya : 0,18 kW

    Gambar4.1 : Mesin Pengaduk (Sand Mixer)

    Sumber : Lab. Pengecoran Logam T. Mesin Unibraw

    2. Stopwatch

    Alat ini digunakan untuk mengukur waktu sampai 2000 cc udara.

    39

  • 3. Sand Rammer

    Alat ini digunakan untuk menumbuk pasir cetak menjadi bentuk specimen

    yang dikehendaki yaitu panjang 5 cm dan diameter 5 cm ( luas penampang

    = 19,625 cm2 ).

    Spesifikasi alat :

    Tipe : POU Merk : George Fisher

    Fabr : 2054 Buatan : Jerman Barat

    Gambar4.2 : Sand Rammer

    Sumber : Lab. Pengecoran Logam T. Mesin Unibraw

    4. Permeabilitas Meter

    Alat ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar angka permeabilitas

    dari pasir cetak yang diuji.

    Spesifikasi alat :

    Tipe : POU

    Buatan : Jerman Barat

    Fabr : 1725

    40

  • Gambar4.3 : Permeabilitas Meter

    Sumber : Lab. Pengecoran Logam T. Mesin Unibraw

    5. Timbangan Elektrik

    alat yang digunakan untuk mengukur berat bahan yang akan digunakan

    Bahan yang digunakan adalah pasir cetak dengan komposisi :

    Gambar4.4 : Timbangan Elektrik

    Sumber : Lab. Pengecoran Logam T. Mesin Unibraw

    Bahan yang digunakan adalah pasir cetak dengan komposisi :

    - Pasir silica : 82 %

    - Bentonit : 12 %

    - Air : 6 %

    41

  • 4.2.2 Urutan Kerja Pengujian

    1. Siapkan 150 gr pasir cetak untuk pengujian ini dengan menggunakan sand

    rammer,

    2. Buka pelindung orifice dan pilihlah salah satu posisi penunjuk skala yang akan

    digunakan.

    Tanda biru untuk skala P = 0 50

    Tanda merah untuk skala P = 0 500

    a. Skala P dibaca dari skala merah bagian luar dari pengukuran

    tekanan.

    b. Skala paling dalam menunjukkan tekanan dinamis antara orifice

    dan specimen dalam mm kolom air ( mm Wh ).

    3. Memutar kran pada posisi A dan angkat tabung udara ke atas secara perlahan

    lahan hingga angka nol terlihat tepat pada batas tabung bawah lalu kunci pada

    posisi E.

    4. Letakkan tabung specimen berikut specimen di dalamnya pada orifice.

    5. Putar kran pada posisi B bersamaan mulai menghitung waktu dengan

    stopwatch saat udara dialirkan ke specimen pasir cetak. Hal ini ditandai

    dengan tabung udara mulai turun ke bawah.

    6. Catat besar P specimen pasir cetak dengan tekanan yang terbaca pada skala

    permeabilitas meter saat 1000 cc udara yang sudah terlewatkan.

    7. Catat waktu yang dibutuhkan untuk mengalirkan udara sebanyak 2000 cc

    melalui tabung specimen pasir cetak yang diuji.

    8. Ulangi langkah 1 7 sampai specimen 4 serta catat data P ( tekanan ).

    4.3 Data Hasil Pengujian dan Perhitungan

    4.3.1 Data Hasil Pengujian

    Tabel 4.1 Tabel Hasil Pengujian

    No Tekanan (p) (cm ka)Waktu (t)

    (menit)Panjang (l)

    (mm)Permeabilitas

    (ml/cm3.menit)1 7.4 0.896 50 642 7.2 0.855 50 683 7.4 0.892 50 644 7.2 0.861 49 685 7.3 0.851 50 68

    Jumlah 36.2 4.3535 249 332

    42

  • Rata-rata 7.24 0.8707 49.8 66.54

    Tabel 4.2 Tabel Perhitungan Permeabilitas

    No P (ml/cm2.menit) (P-p) (P p)21 80,143 -0,414 0,1722 82,822 2,265 5,1303 77,181 -3,376 11,3954 80,568 0,011 0,0005 82,072 1,515 2,294

    Jumlah 402,787 0,001 18,991Rata-rata 80,557 0,000 3,798

    4.3.2 Perhitungan Statistika

    Perhitungan statistika permeabilitas data ke 1

    896.0.625,19.7150.2000

    ...

    ==

    tAplQP

    p = 80.143 ml/cm2 menit

    Perhitungan statistika

    1. Permeabilitas rata-rata (P)

    P = 557.805787.402

    ==

    n

    ml/cm2menit

    2. Simpangan Baku ( )( ) 1789.2

    4991.18

    1

    2

    ==

    =

    n

    3. Simpangan Baku rata-rata ( )

    436.05

    1789.2===

    n

    4. Kesalahan relative (KR)

    00541,0557.80436,0

    ==

    =

    KR

    %541.0%10000541,0%100 === KR

    - Dengan mengambil 05,0%5 ==

    - Derajat kebebasan (db) = n-1 = 5-1 = 4

    - t (/2;db) = t (0,05/2 ; 4) = 2,776

    -Interval penduga kesalahan untuk permeabilitas pasir cetak

    P { t(/2 ; db) . } P P + { t(/2 ; db) . }

    43

  • 80,143 (2,776 . 0,657) P 80,143+ (2,776 .0,657)

    78.3191 < P < 81.966

    4.4 PENGUJIAN PERMEABILITAS

    4.4.1 Pengertian Permeabilitas

    Permeabilitas adalah kemampuan pasir cetak untuk dialiri fluida tiap satuan

    luas dalam waktu tertentu (tiap menit) {ml/cm3 menit}.

    Dirumuskan sebagai berikut:

    tApLQ

    P..

    .=

    Dimana: P = Permeabilitas (ml/cm3 menit)

    Q = Volume udara yang dilewatkan (ml)

    L = Panjang specimen (cm)

    p = Tekanan udara (cmka)

    A= Luas specimen (cm2)

    T = Waktu (menit)

    4.4.2Macam-macam Permeabilitas

    1. Base Permeabilitas

    adalah permeabilitas yang terjadi dalam keadaan kering dimana proses

    pengeringan dilakukan secara alami.

    2. Green Permeabilitas

    adalah permeabilitas dalam keadaan basah dimana pada pasir cetak

    masih terkandung air bebas.

    3. Dry Permeabilitas

    permeabilitas dari pasir cetak dengan perlakuan panas dari 100-1100 C

    4. Baket Permeabilitas

    44

  • adalah permeabilitas dari pasir cetak dengan perlakuan panas lebih dari 1100C.

    4.4.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi permeabilitas

    1. Kadar air

    Kadar air standar untuk pasir cetak adalah antara 1,5-8% tergantung dari

    cetakan logam yang akan dituang (Principle of Metal Casting). bila pasir cetak

    kekurangan air maka lempung akan kekurangan daya ikat untuk mengikat pasir

    silica sehingga butir-butir lempung yang tidak memperoleh air yang cukup akan

    menyebar dan mengisi celah-celah antara butir pasir cetak dan menurunkan

    permeabilitas.

    bila kadar air terlalu banyak lempung akan seperti pasta dan air bebas akan

    menurunkan permeabilitas. pasir dengan pengikat lempung yang dikeringkan

    mempunyai permeabilitas dan kekuatan yang meningkat dibandingkan dengan

    keadaan basah karena air bebas dan air yang diabsorbsi pada permukaan butir

    tanah lempung dihilangkan.

    2. Kadar Lempung

    Kadar lempung untuk pasir cetak standar adalah 2-30% (Principle of Metal

    Casting). ukuran butir tanah lempung sekitar 0,005mm 0,02 mm (Tata Surdia,

    Teknologi Pengecoran Logam :111). lempung tersusun atas Kaolinit,

    monmorilonit, kuarsa, feldspar, mika dan kotoran lain (Principle of Metal

    Casting).

    bila kadar lempung rendah maka air yang tidak terserap oleh lempung akan

    menempati celah antara butir pasir, sehingga menurunkan permeabilitas pasir

    cetak. bila kadar lempung tinggi maka ada sebagian yang tidak memperoleh air

    akan menyebar mengisi celah antara butir pasir sehingga menurunkan

    permeabilitas pasir cetak.

    3. Bentuk dan distribusi pasir cetak

    Jenis butir pasir yang bulat baik sebagai pasir cetak, karena memerlukan

    jumlah pengikat yang lebih sedikit untuk mendapatkan kekuatan dan

    permeabilitas tertentu, serta mampu alirnya baik. Pasir berbutir kristal kurang

    baik untuk pasir cetak karena akan pecah menjadi butir-butir kecil pada

    pencampuran, serta memberikan ketahanan panas dan permeabilitas yang jelek

    pada cetakan dan membutuhkan pengikat dengan jumlah yang banyak.

    Pasir cetak biasanya kumpulan dari butir yang berukuran bermacam-macam.

    Tetapi kadang-kadang terdiri dari butir tersaring yang mempunyai ukuran

    45

  • seragam. Besar butir yang diinginkan adalah sedemikian sehingga 2/3 dari butir

    pasir mempunyai ukuran 3 mesh yang berurutan dan sisanya dari ukuran-

    ukuran mesh-mesh yang berikutnya. Jadi lebih baik tidak mempunyai besar

    butir yang seragam. (Tata Surdia, Teknik Pengecoran Logam: 111)

    Gambar 4.5 : Jenis-jenis Butir Pasir Cetak

    Sumber: Tata Surdia, Teknik Pengecoran Logam : 110

    4. Penekanan Sand Ramer

    Semakin banyak penekanan sand ramer pada psir maka dapat

    mengakibatkan jarak antara butir pasir menjadi lebih rapat dan padat. Akhirnya

    celah-celah udara semakin sempit dan akan menurunkan permeabilitas.

    4.4.4 Jenis-jenis pasir cetak

    Bentuk butir-butir pasir cetak :

    Gambar 4.5: Bentuk Butir-Butir Pasir Cetak

    Sumber : Tata Surdia, Teknik Pengecoran Logam, 110

    5. Butiran Bulat (Rounded Grains)

    Butiran bulat terbentuk karena butir-butir saling bergesekan berulang-

    ulang akibat adanya angin, gelombang atau aliran air sehingga

    menghasilkan bentuk bulat. Bentuk ini dalam struktur pemadatan

    mempunyai singgungan kecil antara satu dengan yang lain sehingga

    memerlukan jumlah pengikat yang lebih sedikit tapi permeabilitasnya

    kurang baik.

    46

  • 6. Butiran Sudut Sebagian (Sub Angular Grains)

    butiran sudut sebagian terjadi karena angular grains saling bergerak dan

    bertumbukan sehingga sudutnya pecah dan terbentuk sub angular grains.

    Permeabilitas butiran ini lebih rendah dibandingkan rounded grains tetapi

    kekuatannya lebih baik.

    7. Butiran Bersudut (Angular Grains)

    Butiran bersudut terbentuk oleh dekomposisi batu-batuan tanpa adanya

    gesekan. Ini berhubungan dengan musim dan aksi glasial. Butiran ini

    mempunyai batas sudut-sudut dan permukaannya hampir datar. Butiran ini

    masih memberikan kekuatan yang baik dan permeabilitas yang kecil pada

    cetakan.

    8. Butiran Berkristal (Compounded Grains)

    Butiran jenis ini merupakan kombinasi dari ketiga butiran diatas. Butiran

    ini kurang baik karena cenderung pecah pada temperature tinggi, memiliki

    permeabilitas yang kurang baik dan membutuhkan pengikat yang lebih

    banyak serta memberikan ketahanan api yang buruk.

    Jenis pasir bulat yang baik digunakan sebagai pasir cetak, karena memerlukan

    jumlah pengikat yang lebih sedikit untuk mendapatkan kekuatan dan

    permeabilitas tertentu.

    4.4.5 Grafik Pengaruh kadar air Terhadap Permeabilitas

    Gambar4.6 : Grafik Pengaruh Kadar Air dan Kadar Lempung terhadap

    Permeabilitas

    Sumber: Tata Surdia, Teknik Pengecoran Logam :112

    47

  • Dari grafik menunjukkan hubungan antara kadar air dan berbagai sifat pasir

    dengan pengikat tanah lempung. Jika kadar lempung dibuat tetap maka kekuatan

    berangsur-angsur bertambah sampai titik maksimum dan seterusnya menurun.

    Kecenderungan serupa muncul kalau kadar air dibuat tetap dan kadar lempung

    ditambah. Titik maksimum dari kekuatan dan permeabilitas dimana butir-butir pasir

    dikelilingi oleh ketebalan tertentu dari campuran air dan lempung. Dengan kelebihan

    kadar air kekuatan dan permeabilitasnya akan menurun, karena ruangan antar butir-

    butir pasir ditempati oleh lempung yang berlebih pasir. Air yang tidak cukup akan

    menurunkan, karena kurang lekatnya lempung. Selanjutnya tanah lempung yang

    berbutir menempati ruang antar butir-butir pasir dan menurunkan permeabilitas. Dari

    grafik juga terlihat, bahwa untuk kurva kekuatan kering dengan bertambahnya kadar

    air akan cenderung naik terus disebabkan pada saat lempung mempunyai kadar air

    yang banyak, maka lempung akan menyebar dan akan menyelimuti pasir dengan baik.

    Pada saat lempung dan pasir tersebut dilakukan perlakuan maka pasir cetak akan

    kehilangan air bebas sampai kering. Dengan keringnya kadar air maka bila dilakukan

    pengujian kekuatan keringnyapun akan meningkat.

    Sedangkan untuk kurva kekuatan basah, dengan bertambahnya kadar air maka

    akan cenderung turun. Hal ini disebabkan pada pasir cetak terlalu banyak

    mengandung air bebas maka lempung sebagai pengikat akan berubah menjadi pasta.

    Sehingga daya ikat lempung tinggi tetapi tetap lembek dan bila dilakukan

    pengujian akan mudah rusak seperti mudah pecah ataupun bergeser dll. Dari hasil

    pengujian didapat permeabilitas rata-rata 78,137 ml/cm2 menit dengan interval

    75,361

  • cetakan dalam meresap kesela-sela antara butiran pasir cetak yang akan

    membuat hasil coran menjadi kasar.

    4.4.7Analisa Grafik Pengaruh kadar air Terhadap Permeabilitas Data Antar

    kelompok

    Dari grafik diatas menunjukan hubungan kadar air terhadap permeabilitas.

    Terlihat pada grafik bahwa permeabilitas cenderung meningkat seiring dengan

    meningkatnya kadar air. Pada kadar air 4 % permeabilitasnya 58 (ml/cm3.menit); pada

    kadar air 6% permeabilitasnya 80 (ml/cm3.menit) dan pada kadar air 8%

    permeabilitasnya 88.4 (ml/cm3.menit). kecenderungan grafik diatas yang merupakan

    hasil pengolahan data pengujian (actual) sesuai dengan kecenderungan grafik

    hubungan kadar air terhadap permeabilitas yang terdapat pada teori, dimana apabila

    kadar air bertambah maka permeabilitasnya akan meningkat hingga titik maksimal

    setelah itu permeabilitasnya menurun. Hal ini disebabkan kadar lempung bercampur

    dengan air dan mengikat butiran pasir sehingga terdapat rongga yang dapat dilalui

    fluida maka permeabilitasnya cenderung meningkat dan setelah mencapai titik

    maksimum sisa-sisa air yang tidak bercampur akan menutupi rongga butiran dan

    menyebabkan permeabilitasnya cenderung menurun.

    GRAFIK HUBUNGAN ANTARA KADAR AIR DENGAN PERMEABILITAS DATA ANTAR KELOMPOK

    58

    8088,4

    y = 39,487e0,1054xR2 = 0,9155

    0

    20

    40

    60

    80

    100

    0 2 4 6 8KADAR AIR ( % )

    PER

    MEA

    BIL

    ITA

    S R

    ATA

    R

    ATA

    ( ml/c

    m2 m

    enit

    )

    Series1

    Expon. (Series1)

    49

  • 4.5 Kesimpulan dan Saran

    4.5.1 Kesimpulan

    1. Permeabilitas adalah kemampuan pasir cetak untuk dialiri fluida tiap satuan

    luas dalam waktu tertentu

    P = TAP

    Q..

    . { ml / cm2 menit }

    2. Macam macam permeabilitas

    2.1. Base permeablitas

    2.2. Green permeablitas

    2.3. Dry permeablitas

    2.4. Boket permeablitas

    3. Faktor-faktor yang mempengaruhi permeabilitas

    3.1. Kadar air

    3.2. Kadar lempung

    3.3. Bentuk dan distribusi butir

    3.4. Penekanan Sand rammer

    4. Pada pengujian didapat permeabilitas rata-rata ....ml/cm2 menit dengan

    interval ..... < P < ...... dan tingkat keyakinan 95%.

    5. Bila pasir cetak memiliki permeabilitas rendah maka akan banyak cacat

    rongga, karena udara terjebak didalam logam cair. Dan bila

    permeabilitasnya tinggi maka akan terjadi kekasaran pada permukaan hasil

    coran.

    4.5.2 Saran

    1. Ketelitian dalam membaca alat percobaan.

    2. Pada waktu pengukuran berat pasir cetak harus teliti agar hasil

    pengujian tidak terjadi kesalahan.

    3. Praktikan diberi kesempatan untuk mencoba pasir cetak dengan

    komposisi lain agar mengerti perbedaannya.

    50

  • BAB V

    PENGUJIAN KEKUATAN PASIR CETAK5.1 Tujuan Pengujian

    Tujuan yang akan dicapai dalam pengujian ini adalah:

    1. Agar praktikan mengetahui kekuatan tekan pasir cetak sebelum dan

    sesudah perlakuan panas.

    2. Agar praktikan mengetahui kekuatan geser pasir cetak sebelum dan

    sesudah perlakuan panas.

    3. Agar praktikan mengetahui kekuatan tarik pasir cetak sebelum dan

    sesudah perlakuan panas.

    4. Agar praktikan memahami dan mampu melaksanakan pengujian

    kekuatan pasir cetak.

    5.2 Pelaksanaan Pengujian

    5.2.1 Alat dan Bahan yang Digunakan

    Alat-alat yang digunakan dalam pengujian kekuatan pasir cetak adalah:

    1 Universal Strength Machine

    Alat ini digunakan untuk mengujia kekuatan pasir cetak.

    Spesifikasi alat:

    Merk : George Fischer

    Buatan : Jerman Barat

    Gambar 5.1 : Alat Penguji Kekuatan

    Sumber : Modul Pengecoran logam

    51

  • 1 Sand Rammer

    Alat ini digunakan untuk memadatkan pasir cetak dalam tabung

    specimen.

    Gambar 5.2 : Sand Rammer

    Sumber : Tata Surdia, Teknik pengecoran Logam, hal 121

    1 Timbangan Elektrik

    Alat ini digunakan untuk menimbang pasir cetak sebelum dibuat

    specimen.

    Gambar 5.3 : Timbangan Elektrik

    Sumber : Modul Pengecoran Logam

    52

  • 1 Cetakan spesimen uji kekuatan geser

    Alat ini digunakan sebagai tempat untuk membuat specimen uji geser.

    Bahan yang digunakan adalah pasir cetak sebanyak 100 gram, dengan

    komposisi:

    - Pasir silica : 80 %

    - Bentonit : 12 %

    - Air : 8 %

    5.2.2 Urutan Kerja Pengujian

    A.Urutan Kerja Pengujian Kekuatan Tekan

    a. Langkah pengujian tanpa perlakuan panas

    1. Ambil campuran pasir cetak seberat 100 gram, lalu buat

    specimen uji tekan dengan menggunakan sand rammer (specimen

    sebanyak 5 buah).

    2. Pasang kepala uji tekan pasir cetak pada alat uji kekuatan pasir

    cetak.

    3. Letakkan specimen pada kepala uji tekan pasir cetak secara

    hati-hati jangan sampai rusak.

    4. Putar handwheel secara terus-menerus dengan putaran konstan

    dan perlahan-lahan hingga hancur.

    5. Baca dan catat besar kekuatan tekan pasir cetak tersebut

    (lengkap demngan satuannya) pada skala paling lauar yang terdapat

    pada alat uji tekan pasir cetak.

    6. Lakukan langkah 1-5 untuk specimen berikutnya.

    b. Langkah pengujian dengan perlakukan panas.

    Langkah pengujian sama dengan tanpa perlakuan panas, hanya setelah

    pasir cetak dibuat specimen uji tekan, dilakukan pemanasan dalam

    dapur pemanas dengan suhu 110 C selam 1 jam.

    53

  • B. Urutan Kerja Pengujian Kekuatan Geser

    a. Langkah-langkah Pengujian tanpa perlakuan panas

    1. Ambil campuran pasir cetak seberat 150 gram, kemudian buat

    specimen uji geser dengan sand rammer (specimen sebanyak 5

    buah).

    2. Pasang kepala uji geser pasir cetak pada lat uji kekuatan geser

    pasir cetak.

    3. Letakkan specimen pada kepala uji geser secara hati-hati

    jangan sampai specimen rusak.

    4. Putar handwheel secara terus-menerus dengan putaran konstan

    dan perlahan-lahan hingga specimen hancur.

    5. Baca dan catat besar kekuatan tekan pasir cetak tersebut pada

    skala yang di tengah pada alat uji geser tersebut.

    b. Langkah pengujian dengan perlakuan panas.

    Langkah pengujian sama dengan tanpa perlakuan, hanya setelah pasir

    cetak dibentuk speciomen uji geser, dilakukan pemanasan dalam dapur

    pemanasan dengan suhu 110 C selam 1 jam.

    C. Urutan Kerja Pengujian Kekuatan Tarik pasir Cetak

    a. Langkah-langkah pengujian tanpa perlakuan panas

    1. Ambil campuran pasir cetak seberat 150 gram, lalu buat

    specimen uji tarik dengan menggunakan sand rammer (specimen

    sebanyak 5 buah).

    2. Pasang kepala uji tarik pasir cetak pada alat uji kekuatan pasir

    cetak

    3. Letakkan specimen pada kepala uji tekan pasir cetak secara

    hati-hati jangan sampai rusak.

    4. Putar handwheel secara terus-menerus dengan putaran konstan

    dan perlahan-lahan hingga specimen hancur.

    5. Baca dan catat besar kekuatan tarik pasir cetak tersebut

    (lengkap demngan satuannya) pada skala paling dalam yang

    terdapat pada alat uji tarik pasir cetak.

    6. Lakukan langkah 1-5 untuk specimen berikutnya.

    54

  • b. Langkah pengujian dengan perlakuan panas.

    Langkah pengujian sama dengan tanpa perlakuan, hanya setelah pasir

    cetak dibentuk speciomen uji tarik, dilakukan pemanasan dalam dapur

    pemanasan dengan suhu 110 C selam 1 jam.

    5.3 Data dan hasil Perhitungan hasil pengujian

    5.3.1 Data hasil pengujian kekuatan tekan

    Tabel 5.1 Data pengujian tanpa perlakuan panas

    NoKekuatan Tekan

    (N/cm2)(X-X) (X-X)2

    1 8.2 0.26 0.06762 3 -0.24 0.05763 3 -0.24 0.05764 3.3 0.06 0.00365 3.4 0.16 0.0256 16.2 0 0.212

    Tabel 5.2 Data pengujian dnegan perlakuan panas

    NoKekuatan Tekan

    (N/cm2)(X-X) (X-X)2

    1 17.6 -4.37 19.0972 22.8 0.83 0.6883 20.65 -1.32 1.74244 27 5.03 25.30095 21.8 -0.17 0.0289 109.85 0 46.858

    5.3.2 Data Hasil Pengujian Kekuatan Geser

    Tabel 5.3 Data pengujian tanpa perlakuan panas

    NoKekuatan Geser

    (N/cm2)(X-X) (X-X)2

    1 1.3 0 0

    55

  • 2 1.3 0 03 1.3 0 04 1.3 0 05 1.3 0 0 6.5 0 0

    Tabel 5.4 Data pengujian dnegan perlakuan panas

    NoKekuatan Geser

    (N/cm2)(X-X) (X-X)2

    1 4.8 0.16 0.02562 5.1 0.14 0.01963 5.2 0.24 0.05764 5 0.04 0.00165 4.7 -0.26 0.0676 24.8 0 0.172

    5.3.3 Data Hasil Pengujian Kekuatan Tarik

    Tabel 5.5 Dat pengujian Tanpa perlakuan Panas

    NoKekuatan Tarik

    (N/cm2)(X-X) (X-X)2

    1 0.3 -0.05 0.0025

    2 0.4 0.05 0.0025

    3 0.4 0.05 0.00254 0.35 0 05 0.3 -0.05 0.0025 1.75 0 0.01

    Tabel 5.6 Dat pengujian dengan perlakuan Panas

    NoKekuatan Tarik

    (N/cm2)(X-X) (X-X)2

    1 6 0 02 6.5 0.5 0.253 5.5 -0.5 0.254 5.5 -0.5 0.255 6.5 0.5 0.25 30 0 1

    PERHITUNGAN STATISTIKA

    1. PERHITUNGAN KEKUATAN TEKAN

    a. Tanpa Perlakuan Panas

    Kekuatan Tekan Rata-rata (X)

    56

  • 24.35

    2.16==

    =

    X

    nXX

    Simpangan Baku ()

    023.0053.04212.0

    1)(

    2

    22

    ==

    =

    =

    n

    XX

    Simpangan Baku Rata-rata

    1002.0523.0

    ==

    =

    n

    Kesalahan Relatif (KR)

    032.02.3

    1002.0==

    =

    KR

    XKR

    %2.3%100032.0%100

    ==

    =

    xdKRxd

    Dipakai =5% dengan db=n-1=5-1=4

    523.39568.227.024.327.024.3

    ]);2

    ([]);2

    ([

    776.2)4;025.0();2

    (

  • 423.3485.46

    1)(

    2

    22

    =

    =

    =

    n

    XX

    Simpangan Baku Rata-Rata ()

    53.15

    423.3==

    =

    n

    Kesalahan Relatif (KR)

    0697.097.21

    53.1==

    =

    KR

    XKR

    %97.6%1000697.0%100

    ==

    =

    xKRx

    Diambil 10% dengan db=n-1=5-1=4

    23.257.18965.197.21965.197.21

    ]);2

    ([]);2

    ([

    132.2)4;05.0();2

    (

  • 3.27553.1

    51062.0

    97.2124.322

    11

    0)21(

    22

    22

    =

    +

    =

    +

    =

    t

    nn

    xxt

    2. PERHITUNGAN KEKUATAN GESER

    a. Tanpa Perlakuan Panas

    Kekuatan Tekan Rata-rata (X)

    3.155.6

    ==

    =

    X

    nXX

    Simpangan Baku ()

    04.0

    1)(

    2

    22

    =

    =

    =

    n

    XX

    Simpangan Baku Rata-rata

    59

  • 05.0

    ==

    =

    n

    Kesalahan Relatif (KR)

    066.20

    ==

    =

    KR

    XKR

    %%1000%100==

    =

    xKRx

    Dipakai =2% dengan db=n-1=5-1=4

    3.13.103.103.1

    ]);2

    ([]);2

    ([

    7.3)4;01.0();2

    (

  • 093.052.0

    ==

    =

    n

    Kesalahan Relatif (KR)

    01.096.4093.0

    ==

    =

    KR

    XKR

    %1%10001.0%100

    ==

    =

    xKRx

    Dengan db=n-1=5-1=4

    3.56.434.096.434.096.4

    ]);2

    ([]);2

    ([

    74.3)4;001.0();2

    (

  • 19.880415.0

    66.317.0096.43.1

    22

    11

    0)21(22

    =

    =

    +

    =

    +

    =

    t

    t

    nn

    xxt

    62

  • 3. PERHITUNGAN KEKUATAN TARIK

    a. Tanpa Perlakuan Panas

    Kekuatan Tekan Rata-rata (X)

    35.0575.1

    ==

    =

    X

    nXX

    Simpangan Baku ()

    05.0401.0

    1)(

    2

    22

    =

    =

    =

    n

    XX

    Simpangan Baku Rata-rata

    0223.0505.0

    ==

    =

    n

    Kesalahan Relatif (KR)

    064.035.0

    0223.0==

    =

    KR

    XKR

    %4.6%100064.0%100

    ==

    =

    xdKRxd

    Dipakai =10% dengan db=n-1=5-1=4

    39.03.00223.013.235.00223.013.235.0

    ]);2

    ([]);2

    ([

    132.2)4;025.0();2

    (

  • b. Dengan Perlakuan Panas

    Kekuatan Tekan Rata-Rata (X)

    65

    30==

    =

    X

    nXX

    Simpangan Baku ()

    5.041

    1)(

    2

    22

    =

    =

    =

    n

    XX

    Simpangan Baku Rata-Rata ()

    223.055.0

    ==

    =

    n

    Kesalahan Relatif (KR)

    037.06223.0

    ==

    =

    KR

    XKR

    %7.3%100037.0%100

    ==

    =

    xKRx

    Diambil 5 % dengan db=n-1=5-1=4

    62.638.54.164.16

    ]);2

    ([]);2

    ([

    776.2)4;025.0();2

    (

  • - Langkah-langkah pengujian:

    1. Ho : 1=2

    2. H1 : 1 2

    3. Taraf uji =0.1

    4. Uji t:

    37.56397.00099.0

    635.022

    11

    0)21(22

    =

    +

    =

    +

    =

    t

    t

    nn

    xxt

    65

  • 5.4 Pembahasan

    Tujuan Pengujian Kekuatan

    1. Pengujian Kekuatan tekan

    Bertujuan uintuk mengetahui kekuatan tekan maximum dari pasir cetak

    per satuan luas specimen standar sampai pasir cetak patah.

    Standat untuk kekuatan tekan adalah:

    a. Kekuatan Tekan Kering : 22 250 psi

    b. Kekuatan tekan Basah : 5 22 psi

    2. Pengujian Kekuatan geser

    Bertujuan untuk mengetahui kekuatan geser maximum pada pasir cetak

    per satuan luas specimen standar sampai pasir cetak patah. Standar

    kekuatan geser adalah 1.5 sampai 7 psi.

    3. Pengujian Kekuatan tarik

    Bertujuan untuk mengetahui kekuatan tarik maximum pada pasir cetak

    per satuan luas sampai patah. Standar kekuatan tarik adalah 1 samapi 6

    psi.

    Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kekuatan Pasir cetak

    1. Kadar Air

    Bila kadar air di dalam pasir cetak rendah, maka lempung akan

    kekurangan daya ikat untuk mengikat pasir silica. Dengan demikian

    butir-butir lempung tidak akan mendapat air yang cukup untuk mengisi

    celah-celah antar butir pasir cetak. Hal ini menyebabkan kekuatan pasir

    cetak akan menurun

    Bila kadar air tinggi, maka lempung akan seperti pasta karena

    kelebihan air. Hal ini akan menyebabkan kekuatan pasir cetak menurun

    karena daya ikat terhadap lempung menurun serta permeabilitas yang

    ikut menurun.

    2. Bentonit

    Bila kadar bentonit rendah di dalam campuran pasir cetak, maka

    akan menyebabkan kekuatan pasir cetak menurun. Hal ini disebabkan

    karena daya ikat antar butir pasir cetak rendah. Sedangkan bila kadar

    bentonit di dalam pasir cetak tinggi, maka akan menyebabkan kekuatan

    pasir cetak yang meningkat dan cetak menjadi padat. Padatnya pasir

    66

  • cetak akan menyebabkan permeabilitas turun sehingga sulit dilalui udara

    dan cetakan akan sulit dibongkar.

    3. Distribusi Besar Kecil Butir

    Pada pasir cetak diharapakan mempunyai besar butir yang tidak

    beragam agar butir-butir yang lebih kecil dapat mengisi rongga yang

    tidak dapat ditempati oleh butir pasir yang besar. Dengan demikian dapat

    memperbaiki kekuatan pasir cetak karena butir yang tidak seragam

    menghasilkan bidang antar butiran yang dekat maka haya tarik-

    menariknya besar.

    Pasir cekat biasanya kumpulan dari butir-butir yang berukuran

    macam-macam. Tetapi kadang-kadang terdiri dari butir pasir-butir yang

    tersaring mempunyai ukuran seragam. Besar butir yang diinginkan

    adalah sedemikian sehingga 2/3 dari butir-butir pasir mempunyai ukuran

    dari 3 mesh yang berurutan dan sisanya dari ukuran-ukuran mesh yang

    berikutnya. Jadi lebih baik tidak mepunyai besar butir yang seragam.

    4. Jenis-Jenis Butiran Pasir Cetak

    Bentuk pasir cetak ada 4 kelompok

    1. Butir Pasir Bulat

    2. Butir Pasir Sebagian Bersudut

    3. Butir Pasir Bersudut

    4. Butir Pasir Kristal

    Gambar 5.4 : Bentuk Butir-Butir Dari Pasir Cetak

    Sumber : Tata Surdia, Teknik Pengecoran Logam, hal 110

    Dari 4 macam butir cetak, yang baik digunakan untuk pengecoran adalah

    bentuk pasir yang bulat dikarenakan butir pasir bulat ini memerlukan

    pengikat lebih sedikit dibanding bentuk lain. Selain itu distribusi

    tegangan pada pasir ini yang merata dengan konsentrasi tegangan yang

    kecil sehingga lebih tahan lama dan memiliki permeabilitas yang baik.

    67

  • 5. Pemadatan

    Semakin padat pasir cetak, maka kekuatannya semakin besar.

    5.4.1 Grafik Pengaruh Kadar Air dan kadar lempung terhadap Kekuatan

    Basah dan kekuatan Kering

    Gambar : Pengaruh Kadar Air dan Kadar Lempung Pada Pasir

    Diikat Lempung

    Sumber : Tata Surdia, Teknik Pengecoran Logam, hal 112

    Dari grafik menunjukkan hubungan antara kadar air dan berbagai

    sifat pasir dengan pengikat tanah lempung. Karena kadar lempung dibuat

    tetap dan kadar air ditambah maka kekuatan berangsur-angsur akan

    bertambah sampai titik maximum dan seterusnya. Titik maximum dari

    kekuatan dan permeabilitas dimana butir-butir pasir dikelilingi oleh

    ketebalan tertentu dari campuran air dan lempung. Dengan kelebihan kadar

    air, kekuatan dana permeabilitas akan turun karena ruang antar butir-butir

    pasir ditempati oleh lempung yang kelebihan air. Air yang tidak cukup akan

    menurunkan kekuatan karena kurang lekatnya lempung. Selanjutnya tanah

    lempung yang brebutir menempati ruang antar butir-butir pasir dan

    menurunkan permeabilitas.Dari grafik terlihat bahwa untuk kurva kekuatan

    kering dengan bertambahnya kadar air akan cenderung naik terus karena

    pada saat lempung mempunyai kadar air yang banyak maka lempung akan

    berubah menjadi pasta. Bila lempung yang telah menjadi pasta tersebut

    dicampur dengan pasir silica, maka akan menyebar dan menyelimuti pasir

    dengan baik. Pada saat campuran antar lempung dan pasir silica tersebut

    perlu dilakukan perlakuan, maka pasir cetak akan kehilangan air bebas

    68

  • sampai kering. Dengan keringnya kadar air akan cenderung turun

    disebabkan bila pada pasir cetak terlalu banyak mengandung air bebas maka

    lempung sebagai pengikat berubah menjadi pasta sehingga daya ikat

    lempung tinggi tapi lembek. Pasir cetak bila dilakukan pengujian akan

    mudah rusak seperti pecah, bergeser, dll.

    5.4.2 Perbedaan Kekuatan Tekan Basah dan Kekuatan Kering

    1. Kekuatan Tekan Basah

    Kekuatan yang terdapat pada pasir cetak setelah pasir tersebut dicampur

    dengan air dan dalam pasir cetak tersebut air basah masih ada. Kekuatan

    basah ini dipengaruhi oleh kadar air dan kadar lempung. Apabila kadar

    lempung tetap dan kadar air bertambah, maka kekuatan akan meningkat

    sampai titik maximum tetapi akan turun pada titik tertentu. Kadar air

    tidak lagi sebagai aktifator dari lempung shingga lepung akan menjadi

    pasta dan dapat menurunkan kekuatan basah dari pasir cetak tersebut.

    2. Kekuatan Kering

    Kekuatan kering pasir cetak adalah kekuatan yang terdapat pada pasir

    cetak setelah air bebas yang terdapat dalam pasir cetak sudah habis. Pasir

    tersebut memiliki kekuatan untuk melawan erosi dan tekanan statis,

    Kekuatan kering ini dipengaruhi oleh kadar air dan lempung. Apabila

    kadar lempung tetap dan kadar air bertambah, maka kekuatan kering

    akan meningkat. Hal ini berlawanan dengan kekuatan tekan basah karena

    semakin banyak air yang terdapat didalam pasir cetak, maka lempung

    akan semakin encer. Kerena lempung semakin encer, maka akan

    menyebar dan menyelimuti pasir sehingga jika air bebas yang terdapat

    dalam pasir sudah menguap mak kekuatan kering meningkat.

    5.4.3 grafik pengaruhkadar air terhadap kekuatan tekan basah pasir cetak data

    antar kelompok

    Pada grafik pengaruh kadar air terhadap kekuatan tekan akan geser terlihat

    bahwa grafik turun kemudian cenderung naik lagi . hal ini dikarenakan pada

    kadar air 4-6% dimungkinkan distribusi air yang kurang merata pada daerah

    konsentrasi tegangan sehibngga kekuatan tekan dengan geser turun , sedangkan

    pada kadar 6-8% grafik cenderung mengalami kenaikan , hal ini dikarenakan

    distribusi air lebih merata sehingga daya ikat antar lempung dan pasir cetak

    meningkat sehingga kekuatan tekan dan geser juga meningkat.

    69

  • Dan pada grafik pengaruh kadar air terhadap kekuatan tarik terlihat bahwa

    semakin besar kadar air maka kekuatan pasir cetak cenderung mengalami

    kenaikan. Pada grafik terlihat bahwa pada grafik terlihat behwa pada kadar air

    4% kekuatan tarik 2,9 n/cm2 dan pada kadar air 6% kekuatan tarik 3,5 n/cm2

    Dan pada kadar air 8% kekuatan tarik 3.8 n/cm2 . hal ini dikarenakan

    kadar air maka daya ikat kadar lempung dan butir pasi makin besar sehingga

    keuatan tariknya juga makin meningkat

    70

  • Kesimpulan dan Saran

    5.5.1 Kesimpulan

    1. Dari data pengujian dengan menggunakan uji t didapat sebagai berikut:

    a. Kekutan tarik : 0.504 psi

    b. Kekutan Tekan : 4.66 psi

    c. Kekutan Geser : 1.7 psi

    2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kekutan pasir cetak:

    a. Kadar air

    b. Kadar bentonit.

    c. Distribusi besr kecil butir

    d. Jenisjenis butir pasir cetak

    e. Pemadatan paisr cetak

    3. Standarisasi kekutaan pasir cetak

    a. Kekuatn tekan : untuk kering 22 250 psi

    untuk basah 5-22 psi

    b. Kekutan Geser : 1.5 7 psi

    c. Kekutan Tarik : 1 6 psi

    5.5.2 Saran

    1. Praktikan diberi kesempatan untuk mencoba pasir cetak yang lain agar

    mengerti perbedaannya.

    2. Pada waktu pengukuran, berat pasir cetak harus teliti agar hasil pengujian

    tidak terjadi kesalahan.

    71

  • BAB VI

    PEMBUATAN CETAKAN PASIR6.1 Tujuan pengujian

    Tujuan pengujian pembuatan cetakan pasir adalah :

    1. Agar praktikan mengetahui dan mampu membuat cetakan pasir

    2. Agar praktikan mampu memecahkan masalah masalah yang timbul

    selama pembuatan cetakan pasir

    6.2 Pelaksanaan Pembuatan Cetakan Pasir

    6.2.1 Alat dan Bahan yang Digunakan

    Alat alat yang digunakan dalam pengujian ini adalah :

    1. Rangka Cetak ( cup & drag )

    Alat ini digunakan sebagai tempat untuk membuat cetakan pasir.

    2. Saluran masuk dan Saluran penambah

    Alat ini digunakan sebagai tempat mengalirnya logam cair dalam cetakan

    3. Pola

    Alat ini digunakan untuk membuat bentuk / rongga cetakan benda cor

    4. Sand Mollen

    Alat ini digunakan untuk mencampur pasir, bentonit, dan air

    5. Papan Datar

    Alat ini digunakan sebagai tempat landasan dalam membuat cetakan

    Bahan yang digunakan adalah pasir cetak dengan komposisi pasir silica,

    bentonit, dan air serta :

    1. Pasir silica halus

    2. Grafit

    6.2.2. Urutan Kerja

    Langkah langkah dalam pembuatan cetakan adalah :

    1. Aduk pasir cetak dengan komposisi tertentu dengan sand mollen agar

    campurannya merata.

    2. Letakkan pola cetakan pada papan datar berikut drag, kemudian masukan

    pasir cetak dan padatkan hingga rata dan padat memenuhi drag. Ratakan

    permukaan pasir cetak bagian atas dengan papan kayu.

    72

  • 3. Balik drag, kemudian taburi pola dengan grafit. Sedangkan untuk pasir

    cetak taburi dengan pasir silica halus agar pola dan pasir cetak tidak

    lengket, kemudian ratakan dengan kuas secara hati hati.

    4. Letakkan kup diatas drag, kemudian letakkan saluran turun dan saluran

    penambah.

    5. Isi drag dengan pasir cetak, padatkan dan selama pemadatan jangan

    sampai saluran turun maupun saluran penambah berubah posisi.

    6. Ambil saluran turun, saluran penambah dengan hati hati jangan sampai

    pasir ikut terangkat.

    7. Angkat kup dari drag secara hati hati, kemudian ambil polanya. Apabila

    masih terjadi kerusakan, maka tempatkan kembali pola ke posisi

    semuladan isi bagian bagian yang rusak tersebut dengan pasir cetak.

    8. Taburi rongga bekas pola tersebut dengan grafit, kemudian ratakan dengan

    kuas secara hati hati.

    9. Letakkan kembali kup diatas drag, kemudian cetakan yang sudah jadi

    tersebut letakkan di tempat yang aman dan datar, diatas cetakan beri

    pemberat.

    PERHATIAN !!!!!!!!!! 1. Sesekali cavity akan sulit untuk diperbaiki dan pembuatan cetakan pasir harus

    diulang kembali. Oleh karena itu berhati hatilah ketika menggerakkan

    rangka cetak.

    2. Urutan kerja praktikum di atas dapat berubah sesuai dengan bentuk benda

    yang akan di cor.

    73

  • Gambar 6.1 : Rangka Cetak

    Sumber : T. Pengecoran Logam, Tata Surdia

    Gambar 6.2 : Prosedur Pembuatan Cetakan Pasir

    Sumber : T. Pengecoran Logam, Tata Surdia

    74

  • 6.3 Pembuatan Pasir Cetak

    6.3.1 Sistem saluran dan bagian-bagiannya

    Sistem saluran adalah jalan masuk dari logam cair kecetakan yang telah kita

    buat.

    Gambar 6.3 : Sistem Saluran

    Sumber : Diktat Ir. Winarno

    Bagian- bagian sistem saluran:

    Cawan tuang: tempat yang menerima cairan logam langsung dari ladel

    Saluran turun: saluran yang pertama membawa cairan logam dari cawan

    tuang mengalir kedalam saluran masuk

    Pengalir: saluran pembawa logam cair dari saluran turun kebagian yang

    cocok pada cetakan

    Saluran masuk: saluran yang mengisi logam cair dari pengalir kedalam

    rongga cetakan

    Saluran penambah: saluran yang memberi logam cair yang akan

    mengimbangi penyusutan dalam pembekuan dari coran sehingga harus

    membeku lebih awal dari coran

    6.3.2 Macam-macam sistem saluran

    1) Saluran pisah: Saluran yang mempunyai saluran masuk pada permukaan

    pisah dari cetakan dimana logam cair dijatuhkan kedalam rongga cetakan

    Keuntungan: udara mudah keluar saat logam cair dituangkan

    Kerugian: Temperatur penuangan harus lebih tinggi dan kecepatan

    penuangan juga harus cepat

    75

  • Gambar 4.4 : Sistem Saluran

    Sumber : Diktat Ir. Winarno

    2) Saluran langsung: saluran yang dibuat langsung jatuh diantara rongga

    cetakan jadi waktu dituang logam cair langsung mengisi rongga pada

    cetakan.

    Keuntungan: lebih ekonomis dan lazim digunakan karena mudah dibuat dan

    lebih pendek.

    Kerugian: Logam cair langsung jatuh kedalam rongga akan mengganggu

    logam yang terdahulu dituang

    Gambar 6.5 : Sistem Saluran

    Sumber : Diktat Ir. Winarno

    3) Saluran bawah: Saluran yang mempunyai saluran masuk pada bagian bawah

    dari rongga cetakan

    Keuntungan: Logam cair lebih merata saat menempati ruang/rongga pada

    cetakan.

    Kerugian: Logam cair cepat langsung membeku sebelum mencapai atas,

    untuk itu dibutuhkan kecepatan penuangan yang cepat.

    76

  • Gambar 6.6 : Sistem Saluran

    Sumber : Diktat Ir. Winarno

    4) Saluran cincin: Saluran yang dibuat dari saluran aliran mengelilingi pola

    cetakan biasanya dipakai dengan model saluran bawah.

    Keuntungan: Pengisian logam cair lebih merata pada cetakan terutama untuk

    benda-benda simetris

    Kerugian: Diperlukan temperatur dan kecepatan penuangan yang tinggi

    Gambar 6.7 : Sistem Saluran

    Sumber : Diktat Ir. Winarno

    5) Saluran baji: Saluran yang memiliki dua saluran masuk dengan tujuan

    dihasilkan coran dengan ketebalan yang sama.

    Keuntungan: Dalam sekali tuang dapat dihasilkan benda benda cor lebih dari

    satu dengan ukuran yang sama.

    Gambar 6.8 : Sistem Saluran

    Sumber : Diktat Ir. Winarno

    77

  • 6) Saluran terompet: Saluran yang memiliki saluran alirnya berbentuk terompet

    dan ujungnya berada didasar rongga cetakan drag.

    Keuntungan: Logam cair mengisi cetakan lebih merata.

    Gambar 6.9 : Sistem Saluran

    Sumber : Diktat Ir. Winarno

    7) Saluran bertingkat: Mempunyai saluran turun yang dihubungkan dengan

    saluran masuk secara bertinggkat

    Keuntungan: logam cair lebih cepat mengisi cetakan

    Gambar 6.10 : Sistem Saluran

    Sumber : Diktat Ir. Winarno

    8) Saluran pensil: Saluran yang mempunyai lubang air dari daerah dasar cawan

    tuang.

    Keuntungan: Harga untuk benda simetris mahal

    Kerugian: Pembuatan saluran relatif lebih sulit dan rumit.

    78

  • Gambar 6.11 : Sistem Saluran

    Sumber : Diktat Ir. Winarno

    . Lapisan cetakan

    Suatu lapisan yang diberikan pada permukaan cetakan dengan tujuan tertentu

    sebelum logam cair dituang ke dalam cetakan.

    Fungsi pelapis

    Mencegah fusi atau penetrasi logam

    Mendapatkan hasil permukaan coran yang lebih halus

    Memudahkan membuang pasir cetak dari inti pada waktu pembongkaran

    Meniadakan cacat-cacat yang disebabkan pasir, misalnya: Sirip

    Macam-macam pelapis

    a) Lapisan cetakan untuk cetakan pasir basah

    Untuk pelapis cetakan pasir basah dipakai grafit bubuk mika. Bahan ini

    ditaburkan atau dicatkan dengan kuas pada permukaan cetakan basah.

    b) Lapisan cetakan untuk cetakan pasir kering

    Bubuk grafit dengan temperatur penuangan kurang dari 1350C

    Untuk lapisan cetakan yang temperature penuangannya diatas 1350

    C dipilih bahan yang mempunyai sedikit perubahan sifat pada

    temperature tinggi. Sebagai contoh disarankan komposisinya sebagai

    berikut : Campuran grafit 100 (grafit kerak 90-80, jelaga kokas 20,

    bentonit 10- 20)

    -Grafit kerak 100, Amonium Khlorida 0.5, bentonit 10-20

    79

  • Syarat-syarat pelapis

    Tahan panas saat menerima tenperatur penuangan

    Saat kering harus cukup kuat tidak rusak karena logam cair

    Tebal pelapis cukup agar dapat mencegah penetrasi logam

    Gas yang ditimbulkan harus sedikit

    Memiliki komposisi yang tepat sesuai dengan jenis pasir cetaknya

    6.4 Studi Kasus dan Pemecahannya

    6.4.1. Kasus pada cetakan pasir yang dibuat

    1) Pemasangan pola tidak tepat

    2) Pemasangan saluran yang kurang tepat

    3) Penyambungan rangka cetak kurang tepat

    4) Kesulitan dalam pengangkatan pola

    5) Terjadi kerusakan pada saat pengangkatan pola

    6.4.2 Pemecahan masalah

    1) Pemasangan pola yang kurang tepat dapat diatasi dengan cara memasang

    pola cetakan yang benar-benar presisi

    2) Pemasangan saluran yang kurang tepat dapat diatasi dengan

    mempertimbangkan posisi yang benar-benar sesuai dengan penuangan pada

    proses pengecoran

    3) Penyambungan rangka kurang tepat dapat dilakukan dengan cara pemberian

    penyambungan rangka cetak, misalnya dengan memberi plat pada tiap ujung

    cetakan

    4) Kesulitan dalam pengangkatan pola, dikarenakan pemberian karbon pada

    rangka pola kurang merata, untuk mengatasinya dengan memberi karbon

    secara merata sehingga lebih mudah dalam pengangkatan pola

    5) Terjadi kerusakan dapat dihindari dengan penumbukan yang kuat saat

    pemadatan pasir yang diberi pola sehingga pasir lebih padat dan tidak mudah

    pecah

    80

  • 6.5 Kesimpulan dan Saran

    6.5.1 Kesimpulan

    1) Rangka cetakan yang dibuat dan digunakan harus kuat supaya tidak rusak

    ketika dipadatkan.

    2) Pemanasan pasak pada cetakan harus presisi agar waktu dipasang dan

    dilepas antara cup dengan drag

    3) Peralatan yang digunakan harus standart

    4) Pembuatan rangka cetak harus presisi

    5) Sistem saluran terdiri dari:

    a) Cawan tuang

    b) Saluran turun

    c) Pengalir

    d) Saluran masuk

    e) Saluran penambah

    f) Sumuran

    6.5.2 Saran

    1) Disediakan pola cetakan untuk inti agar cetakan untuk inti ukurannya sesuai

    2) Disediakan alat pemahat pada pembuatan cetakan pasir

    81

  • BAB VII

    PENUANGAN LOGAM7.1. Tuuan Praktikum

    Tujuan dari praktikum penuangan logam adalah:

    1. Agar praktikan