124115207-pasak-tuang-docx

8
LAPORAN RENCANA PERAWATAN MAHKOTA JAKET DENGAN PASAK INTI TUANG MODUL JARINGAN KERAS GIGI NAMA : Merlinda Dewi Ridmawati NIM : 20050340065 PRODI KEDOKTERAN GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2012

Upload: arrahmi-amir

Post on 08-Feb-2016

185 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 124115207-PASAK-TUANG-docx

LAPORAN RENCANA PERAWATAN

MAHKOTA JAKET DENGAN PASAK INTI TUANG

MODUL JARINGAN KERAS GIGI

NAMA : Merlinda Dewi Ridmawati

NIM : 20050340065

PRODI KEDOKTERAN GIGI

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2012

Page 2: 124115207-PASAK-TUANG-docx

DASAR TEORI

Pengertian pasak :

Adalah suatu bangunan berbentuk pasak yang merupakan retensi tipe radikuler yang

dibuat dengan tujuan untuk menambah retensi dan resistensi mahkota.

Konfigurasinya terdiri dari :

1. Struktur gigi yang tersisa dan perlekatan periodontal.

2. Pasak yang terletak dalam akar.

3. Inti yang terletak pada daerah koronal gigi .

4. Restorasi permanen bagian koronal gigi (mahkota).

Faktor-faktor yang perlu di perhatikan dalam penggunaan pasak atau inti pin sebagai

retensi tergantung pada :

1. Ketebalan struktur gigi di sekeliling saluran akar.

2. Tinggi dan besarnya struktur gigi supragingiva yang masih ada.

3. Diameter gigi.

4. Morfologi akar.

5. Tulang pendukungnya.

6. Peran gigi pada restorasi akhir.

Faktor yang mempengaruhi retensi pasak :

1. Panjang pasak

Ketentuan panjang pasak :

A = B

(B) Panjang pasak = (A) Panjang mahkota klinis

B = D

(B) Panjang pasak = 2/3 (D) Panjang akar

C menyisakan gutta perca sepanjang ± 4 mm (3-5 mm) dari apical

Page 3: 124115207-PASAK-TUANG-docx

2. Diameter pasak

Lebar pasak paling tidak 1/3 diameter akar

> 1/3 dinding saluran akar menjadi tipis

< 1/3 pasak dapat patah terhadap tekanan pengunyahan

3. Keruncingan pasak

Keuntungan pasak berisi sejajar : Akan lebih retentif daripada pasak meruncing

memberikan tekanan yang lebih besar daripada pasak

berisi sejajar.

Kekurangan pasak berisi sejajar : berpotensi memecah akar.

4. Konfigurasi permukaan pasak

Konfigurasi permukaan pasak dikategorikan :

a. Bentuk geometrinya sejajar dan meruncing

b. Konfigurasi permukaannya :

1. Rata (smooth) bersifat pasif

2. Bergerigi (serrated) lebih retentif dari pasak rata

3. Bergalur (threaded) bersifat aktif dan paling retentif

Macam-macam pasak :

1. Pasak tuang (custom dowel core)

Adalah inti pasak logam yang dibuat secara individual sesuai dengan hasil preparasi dari

masing-masing gigi.

Indikasi :

➢ Sisa akar gigi ≤ 1/3 arah servikal

➢ Diameter saluran akar besar > 1/3 diameter akar

➢ Mahkota gigi pasca perawatan saluran akar yang sudah rusak dan tidak dapat di

restorasi dengan mahkota jaket atau inlei

➢ Sebagai abutment GTC dan GTS

➢ Koreksi gigi malposisi (sudah dirawat perawatan saluran akar)

Page 4: 124115207-PASAK-TUANG-docx

Kontra indikasi :

➢ Close bite

➢ Kesehatan umum tidak baik

➢ Gigi berakar pendek (lebih pendek dari panjang mahkota dan tipis)

➢ Pasien dengan bad habit

Keuntungan :

➢ Dapat memperbaiki/koreksi posisi gigi yang kstrim (pada gigi yang sudah dilakukan

PSA)

Kerugian :

➢ Pemasangan pasak tidak bias dalam 1 kali kunjungan

2. Pasak prefabricated (buatan pabrik)

Adalah pasak siap pakai yang di poduksi di pabrik, umumnya terdiri dari berbagai ukuran

dan bentuk, dapat terbuat dari bahan logam dan non logam. Bahan logam antaralain

platinum-gold-palladium (Pt-Au-Pd) , stainless steel, titanium, brass, danchromium-

containing alloy. Sedangkan, bahan non logam antara lain carbon fiber,ceramic, glass

fiber, dan woven fiber.

Keuntungan :

1. Pasak siap pakai yang terbuat dari bahan logam memiliki keunggulan dalam kekuatan

karena dapat dihindari kesalahan pengecoran logam yang mengakibatkankelemahan

pasak

2. Pasak yang terbuat dari ceramic, glass fiber dan woven fiber mempunyai keunggulan

estetik dibandingkan pasak yang terbuat dari logam.

Kekurangan :

1. Pasak yang terbuat dari bahan logam terdapat resiko terjadinya korosi, diskolorasi akar,

kebocoran mikro, dan fraktur akar terutama pada pasak yang berbentuk paralel.

2. Pasak yang terbuat dari carbon fiber berwarna hitam dapat merusak estetik mahktota

tiruan.

Page 5: 124115207-PASAK-TUANG-docx

Syarat penggunaan pasak :

1. Gigi sudah dilakukan PSA dengan pengisian yang hermetis

2. Dentin saluran akar masih cukup tebal

3. Tidak ada peradangan periapikal

4. Jaringan periodontal sehat, tidak ada resorpsi horizontal maupun vertical

5. Gigi tidak goyah

6. Jaringan akar masihg kuat, padat, keras, dinding saluran akar cukup tebal

7. Posisi gigi memungkinkan peletakan inti dan mahkota tiruan.

8. Pada saat oklusi, posisi gigi antagonis harus menyediakan tempat bagi inti/core dan

ketebalan mahkota cukup

Prosedur pembuatan pasak :

1. Hilangkan sisa-sisa jaringa karies yang masih ada

➢ Pada dasarnya preparasi mahkota untuk restorasi mahkota jaket dengan inti pasak

tuang (dowel core) hamper sama dengan mahkota jaket

➢ Menghilangkan sisa jaringan karies (email yang tidak didukung dentin)

2. Gutta perca diambil menggunakan peeso reamer no.1 atau no.2 kemudian lebarkan dengan

peeso reamer yang lebih besar dengan letak rubber stop sesuai dengan perkiraan panjang

kerja

3. Pembuatan kontra bevel disekeliling preparasi dowel dengan bur berbentuk nyala api

dengan arah kekuatan ke lateral untuk mencegah patahnya gigi

4. Panjang preparasi pasak 2/3 panjang saluran sesuai ketentuan panjang pasak

➢ Untuk saluran akar yang kecil digunakan Gates Glidden Drill

5. Bentuk preparasi saluran akar disesuaikan dengan morfologi akar

6. Bentuk preparasi tidak boleh bulat karena akan mengakibatkan rotasi pada pasak, maka

dibuat key way menggunakan bur fisur ujung datar dengan membentuk boks sedalam 0,5-

1mm, sedalam 0,5-1mm dan sepanjang ± 4mm dari orifis

➢ Fungsi key way : untuk mencegah rotasi pasak karena tkanan pengunyahan

7. Pembuatan bevel sebagai resistensi dengan bur fisur ujung meruncing atau bentuk torpedo

agar gigi tidak pecah terhadap tekanan pengunyahan

Page 6: 124115207-PASAK-TUANG-docx

DESKRIPSI KASUS

➢ Data pasien :

Nama : Mohammad Fuad

Usia : 52 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Alamat : Gang Narada 8A Mrican Catur tunggal

➢ Pemeriksaan Subjektif :

Pasien seorang laki-laki beusia 52 tahun ingin melanjutkan perawatan dengan dibuatkan

mahkota pada gigi 45 yang telah dilakukan perawatan PSA.

➢ Pemeriksaan Objektif :

Gigi 45 terdapat tumpatan sementara pada permukaan distooklusal dalam keadaan baik

dan tidak lepas

Perkusi : -

Palpasi : -

Dx : Gigi non vital pasca PSA

➢ Pemeriksaan Radiograph periapikal :

Terdapat area radiopak pada saluran pulpa dan mahkota yang terisi hermetis pada gigi 45

➢ Treatment Planing :

Mahkota jaket dengan inti pasak tuang

Pasak fiber dipilih karena pasak fiber memiliki keunggulan estetik, efisiensi waktu,

mengurangi kebocoran mikro dan fraktur saluran akar karena dinding saluran bagian

distal lebih tipis daripada dinding saluran bagian mesial.

➢ Tahapan kerja :

Kunjungan Pertama :

1. Preparasi saluran akar

a. Gutta perca diambil menggunakan gates gilden drill, dilanjutkan dengan peeso

reamer no.1 (kuning) sesuai ukuran fiber Dentsply yang akan digunakan yaitu

dengan menggunakan ukuran MAF #30 (lebar pasak= 1/3x3mm= 1mm). Pasak

Page 7: 124115207-PASAK-TUANG-docx

c. Pembuatan kontra bevel di sekeliling preparasi dowel menggunakan bur

berbentuk chamfer untuk ketepatan dowel untuk mencegah patahnya gigi

dengan mengarahkan kekuatan ke lateral

d. Panjang preparasi pasak menyisakan guttap perca

e. Bentuk preparasi saluran akar disesuaikan dengan morfologi akar gigi

f. Dibuat key way dengan cara menggunakan bur fisur ujung datar dilakukan

pembuatan bentuk boks selebar ± 0,8-1 mm dan sepanjang 3 mm pada bagian

dalam dinding saluran akar

g. Diameter ± 1/3 diameter akar gigi

2. Preparasi mahkota

a. Pembentukan proksimal (6˚) dengan bur fisur ujung meruncing

b. Permukaan labial dikurangi ± 1,25 mm dengan bur fisur ujung datar, pembuatan

pundak 90˚ pada gingivo labial (masuk ke sulcus ± 1 mm)

c. Pengurangan lingual ±1 mm mengikuti anatomi gigi. Pada serviko lingual

dibuat bentuk chamfer dengan bur fisur ujung membulat

d. Bila dinding singulum sangat pendek maka bagian lingual dibuat pundak

3. Pencetakan

a. Dilakukan pencetakan dengan tindakan double impression yang terdiri dari

putty dan injection

b. Hasil cetakan dikirim ke lab

Kunjungan kedua

Dilakukan anamnesis untuk dapat melanjutkan perawatan pada pasien, apabila tidak

ada keluhan, perawatan dapat dilanjutkan

Insersi :

1. Setelah pasak inti tuang selesai tujuan, dilakukan insersi pada saluran akar

2. Dilakukan pengambilan radiograf untuk mengetahui apakah hasil pasak tuang

tersebut terinsersi dengan baik dan tidak terdapat celah disaluran akar

3. Saluran akar di irigasi dengan salin, kemudian dikeringkan dengan papper point

stril. Isolasi dan keringkan area kerja kemudian lakukan sementasi pasak inti

tuang dengan SIK tipe I (lutting)

4. Pencocokan warna dengan shade guide untuk mahkota jaket

Page 8: 124115207-PASAK-TUANG-docx

5. Pencetakan untuk mahkota jaket dan dikirim ke lab kemudian intruksi ke lab :

warna mahkota jaket, panjang pasak dan oklusi pasien

6. Pemasangan mahkota sementara

Kunjungan ketiga

1. Dilakukan anamnesis untuk dapat melanjutkan perawatan pada pasien, apabila tidak

ada keluhan, perawatan dapat dilanjutkan

2. Pembukaan mahkota sementara kemudian penyesuaian

Tujuan :

Untuk mengetahui kepadatan tepi

Ada traumatic oklusi atau tidak

Menekan gingival atau tidak pada servikal

Warnanya sesuai atau tidak

3. Pemasangan mahkota jaket dan sementasi mahkota jaket dengan SIK tipe I (lutting)

Kunjungan keempat

Control

➢ Kesimpulan :

Dari pembahasan diatas, gigi 45 dapat dilakukan perawatan mahkota jaket dengan inti

pasak tuang. Prognosis yang diharapkan baik karena dilihat dari motivasi pasien yang besar untuk

dirawat giginya, kesehatan gigi dan jaringan pendukung gigi yang masih baik dan keadaan social

ekonomi pasien cukup bagus sehingga diharapkan restorasi akan dapat mengembalikan bagian gigi

terutama fungsi estetik dan tingkat kepercayaan yang tinggi.

Yogyakarta, Maret 2012

Operator Pembimbing,

Merlinda Dewi Ridmawati drg. Erma Sofiani, Sp.KG