122627354-laporan
TRANSCRIPT
Status Pasien
Identitas
Pasien
Nama : Bayi T
Umur : 3 hari
Jenis Kelamin : Laki - laki
Tanggal Masuk RS : 03 Januari 2013
Ibu Ayah
Nama : Ny. T Tn. A
Umur : 20 tahun 25 tahun
Umur saat menikah : 19 tahun 24 tahun
Pekerjaan : Ibu RT Karyawan
Pendidikan : SD SMA
Agama : Islam Islam
Alamat : Cianjur Cianjur
Anamnesis ( Alloanamnesis )
Keluhan Utama : Bayi lahir dengan berat badan 1700 gr
Riwayat Penyakit sekarang :
3 hari yang lalu, bayi lahir spontan di RSUD Cianjur di tolong oleh bidan
dengan berat badan lahir 1700 gr, panjang badan lahir 50 cm, apgar score 3/5, letak
kepala, tidak langsung menangis. Letak ari-ari normal dan ketuban pecah sebelum
waktunya. Bayi sesak.
Bayi lahir dari seorang P1A0 yang merasa hamil kurang bulan dengan HPHT
21 Mei 2012. selama hamil ibu selalu kontrol teratur ke bidan sebnyak 5 kali.
1
Riwayat Penyakit Ibu :
- Riwayat penyakit diabetes mellitus di sangkal
- Riwayat penyakit hipertensi di sangkal
- Riwayat penyakit jantung di sangkal
Riwayat Psikososial :
- Riwayat memelihara binatang berupa unggas dan kucing di sangkal.
Riwayat Kebiasaan :
- Selama hamil ibu makan sehari 3x, makan sayur sayuran serta buah-buahan
- Riwayat minum obat-obatan atau jamu-jamuan selama hamil di sangkal.
- Riwayat jatuh atau trauma selama hamil di sangkal.
- Riwayat merokok dan minum alkohol di sangkal.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum :Lemah, tampak sakit berat, menangis lemah
Tanda vital :
Tekanan darah: Tidak diperiksa
Nadi : 120 x /menit
Suhu : 36,2oC
Pernafasan : 68 x /menit
Status Generalis
Kepala : Normocepal
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Hidung : Pernafasan cuping hidung (-)
Telinga : Normotia, daun telinga lentur, tidak bertulang belakang
Mulut : POC (-)
Leher : Retraksi supra sternal (-)
Thorax
Paru-paru
- Inspeksi : Retraksi inter costa (+)
- Palpasi : Vokal fremitus simetris
2
- Perkusi : Sonor kedua lapang paru
- Auskultasi : Vesikuler +/+, ronki -/- , wheezing -/-
Jantung
- Inspeksi : Iktus cordis tidak terlihat
- Palpasi : Iktus cordis di ICS V midclavicula sinistra
- Perkusi : Batas kanan jantung di linea sternalis dextra, batas kiri jantung di
midclavicula sinistra
- Auskultasi : BJ I dan II murni reguler, murmur (-) , gallop (-)
Abdomen : Buncit, kulit tipis, warna tali pusat tidak diperiksa, bau (-), BU (+)
normal.
Hepar : Tidak diperiksa
Lien : Tidak diperiksa
Ginjal : Tidak diperiksa
Genitalia : Skrotum kecil dengan rugae sedikit
Ekstremitas : Akral hangat, RCT < 2 detik
Kulit : Merah, tipis, ikterik (+) di kepala dan leher
Anus : Ada
New Ballad Score : Sesuai dengan usia kehamilan 32 minggu
Score Down : 4 ( Gawat nafas )
Pemeriksaan Penunjang
Tgl 01-01-13 Nilai normal
WBC 13,9 6.0 – 15.0 103/µL
HGB 16,6 10.5 – 13.5 g/dl
HCT 51,0 30.0 – 40.0 %
PLT 129 150 – 450 103/µL
GDS I. 35 mg %
II. 211 mg %
Resume
3
Seorang bayi laki-laki usia 3 hari lahir spontan di RSUD Cianjur di tolong oleh bidan
dengan berat badan lahir 1700 gr, panjang badan lahir 50 cm, apgar score 3/5, letak
kepala, tidak langsung menangis. Letak ari-ari normal dan ketuban pecah sebelum
waktunya. Bayi tampak sesak.
Pemeriksaan Fisik : pernafasan 68 x /menit, Paru-paru, Inspeksi : Retraksi inter
costa (+)
Diagnosis
Sepsis + PTI SGA dengan ibu KPD + Asfiksia berat + BBLR
Penatalaksanaan
O2 1lt/menit
Infus D 10 %
Cefotaxime 2x 85 mg
Gentamisin 1x 6,8 mg
Aminophylin 3x3,4 mg
Puasa
OGT untuk output
Usulan Pemeriksaan Lanjutan
Pemeriksaan kadar bilirubin berkala
Follow up
Tanggal 01 – 01 – 2013 Tanggal 02 - 01 – 2013 Tanggal 03 - 01 - 2013
K/U : sesak
O2 1lt/menit
Infus D 10 %
Cefotaxime 2x 85 mg
Gentamisin 1x 6,8 mg
Aminophylin 3x3,4 mg
Puasa
OGT untuk output
K/U : sesak, cairan
lambung kotor, ikterik +
O2 1 lt/menit
Zybac 2x51 mg
Alostil 1x25,5 mg
Rantin 2x2 mg
Puasa
OGT untuk output
K/U : sesak , cairan
lambung kotor
O2 1 lt/ menit
Zybac 2x51 mg
Alostil 1x25,5 mg
Rantin 2x2 mg
Meropenem 2x 12,75 mg
Puasa
4
Hasil bilirubin total 13,27
direks 0,56
indirek 12,81
Fototerapi OGT untuk output
Fototerapi
Tinjauan Pustaka
5
A. Definisi
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badannya
saat lahir kurang dari 2500 gram (sampai dengan 2499 gram). 3
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat kurang
dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi (berat lahir adalah berat bayi yang
ditimbang dalam 1 jam setelah lahir). (Pelatihan PONED Komponen Neonatal, 2004)
WHO (1961) mengganti istilah premature dengan bayi Berat Badan Lahir
Rendah (BBLR), karena disadari tidak semua bayi dengan berat badan kurang dari
2.500 gram pada waktu lahir bukan bayi premature.
Menurut IDAI BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat <2500 gram, tanpa
memandang usia kehamilan. BBLR dibedakan menjadi dua bagian yaitu pertama
BBL sangat rendah bila berat lahir kurang dari 1.500 gram dan kedua yaitu BBLR
antara 1.501-2.499 gram.7
B. Insidens
Angka bayi berat lahir rendah (BBLR) masih cukup tinggi, terutama di negara
dengan sosio ekonomi rendah. Data statistik menunjukkan sekitar 90 kasus BBLR
terjadi di negara berkembang. Di negara berkembang, angka kematian BBLR
mencapai 35 kali lebih tinggi dibandingkan bayi dengan berat lahir di atas 2500
gram. 4
Sejak tahun 1981, frekuensi BBLR telah naik, terutama karena adanya
kenaikan jumlah kelahiran preterm. Sekitar 30% bayi BBLR di Amerika Serikat
mengalami dismaturitas, dan dilahirkan sesudah 37 minggu. Di negara-negara yang
sedang berkembang sekitar 70% bayi BBLR tergolong dismaturitas. 4
Di Negara maju, angka kejadian kelahiran bayi prematur adalah sekitar 6-7%.
Di Negara sedang berkembang, angka kelahiran ini lebih kurang tiga kali lipat. Di
Indonesia, kejadian bayi prematur belum dapat dikemukakan, tetapi angka kejadian
BBLR di Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo pada tahun 1986 adalah 24%.
6
Angka kematian perinatal di rumah sakit pada tahun yang sama adalah 70%, dan 73%
dari seluruh kematian disebabkan oleh BBLR. 1,2
BBLR yang tidak ditangani dengan baik dapat mengakibatkan timbulnya
masalah pada semua sistem organ tubuh meliputi gangguan pada pernafasan (aspirasi
mekonium, asfiksia neonatorum), gangguan pada sistem pencernaan (lambung kecil),
gangguan sistem perkemihan (ginjal belum sempurna), gangguan sistem persyarafan
(respon rangsangan lambat).Selain itu bayi berat lahir rendah dapat mengalami
gangguan mental dan fisik serta tumbuh kembang. BBLR berkaitan dengan tingginya
angka kematian bayi dan balita, juga dapat berdampak serius pada kualitas generasi
mendatang, yaitu akan memperlambat pertumbuhan dan perkembangan anak, serta
berpengaruh pada penurunan kecerdasan (Depkes RI, 2005).
C. Etiologi
a. Prematuritas murni
Bayi lahir pada umur kehamilan antara 28 minggu sampai 36 minggu.
Pada umumnya bayi kurang bulan disebabkan tidak mampunya uterus
menahan janin, gangguan selama kehamilan, lepasnya plasenta lebih cepat
daripada waktunya atau rangsangan yang memudahkan terjadinya kontraksi
uterus sebelum cukup bulan.Bayi lahir kurang bulan mempunyai organ dan
alat tubuh yang belum berfungsi normal untuk bertahan hidup diluar
rahim.Semakin muda umur kehamilan, fungsi organ tubuh semakin kurang
sempurna dan prognosisnya semakin kurang baik.Kelompok BBLR ini sering
mendapatkan penyulit atau komplikasi akibat kurang matangnya organ
karena masa gestasi yang kurang (prematur).
1. Faktor ibu
a). Penyakit
Penyakit yang berhubungan langsung dengan kehamilan misalnya
toksemia gravidarum, perdarahan antepartum, trauma fisis dan
psikologis. Penyebab lainnya adalah diabetes mellitus, penyakit
7
jantung, bacterial vaginosis, chorioamnionitis atau tindakan operatif
dapat merupakan faktor etiologi prematuritas.
b). Usia
Angka kejadian prematuritas tertinggi adalah pada usia dibawah 20
tahun dan pada multi gravida yang jarak antar kelahirannya terlalu
dekat. Pada ibu-ibu yang sebelumnya telah melahirkan lebih dari 4
anak juga sering ditemukan. Kejadian terendah adalah pada usia antara
26-35 tahun.
c). Keadaan sosial ekonomi
Kejadian tertinggi pada golongan sosial ekonomi yang rendah. Hal ini
disebabkan oleh keadaan gizi yang kurang baik dan pengawasan
antenatal yang kurang.
2. Faktor janin
Hidramnion, gawat janin, kehamilan ganda, eritroblastosis umumnya
akan mengakibatkan BBLR. 1,4
b. Dismaturitas
Bayi lahir kecil untuk masa kehamilannya karena ada hambatan pertumbuhan
saat dalam kandungan (janin tumbuh lambat).Retardasi pertumbuhan intrauterine
berhubungan dengan keadaan yang mengganggu sirkulasi dan efisiensi plasenta
dengan pertumbuhan dan perkembangan janin atau dengan keadaan umum dan
gizi ibu.Keadaan ini mengakibatkan kurangnya oksigen dan nutrisi secara kronik
dalam waktu yang lama untuk pertumbuhan dan perkembangan
janin.Kematangan fungsi organ tergantung pada usia kehamilan walaupun berat
lahirnya kecil.2,3
Masalah jangka panjang yang mungkin timbul pada bayi-bayi dengan berat lahir
rendah (BBLR) antara lain (7):
Gangguan perkembangan
Gangguan pertumbuhan
8
Gangguan penglihatan (Retinopati)
Gangguan pendengaran
Penyakit paru kronis
- Kenaikan angka kesakitan dan sering masuk rumah sakit
- Kenaikan frekuensi kelainan bawaan
Beberapa faktor predisposisi:
· Faktor ibu adalah umur (umur ibu<20 tahun atau >35 tahun), jumlah paritas
(jarak kehamilan <1 tahun), penyakit kehamilan (Anemia berat,Pre eklampsia
atau hipertensi,Infeksi selama kehamilan) ,Kehamilan ganda,gizi kurang atau
malnutrisi, trauma, kelelahan, merokok, kehamilan yang tidak diinginkan,
peminum alkohol, bekerja berat semasa hamil, obat-obatan.
· Faktor plasenta seperti insufisiensi atau disfungsi placenta, peyakit vaskuler,
kehamilan ganda, plasenta previa dan solusio plasenta.
· Faktor janin adalah kelainan bawaan, infeksi selama dalam kandungan, factor
genetic atau kromosom
· Radiasi
· Bahan toksik
Beberapa penyakit yang berhubungan dengan prematuritas:
1. Sindrom gangguan pernafasan idiopatik (penyakit membrane hialin)
2. Pneumonia aspirasi, karena refleks menelan dan batuk belum sempurna
3. Perdarahan spontan dalam ventrikel otak lateral, akibat anoksia otak (erat
kaitannyadengan gangguan pernapasan).
4. Hiperbilirubinemia, karena fungsi hati belum matang.
5. Hipotermia
Beberapa penyakit yang berhubungan dengan dismaturitas:
1. Sindrom aspirasi mekonium
2. Hipoglikemia, karena cadangan glukosa rendah
3. Hiperbilirubinemia
4. Hipotermia
9
D. Klasifikasi BBLR
BBLR dibagi menjadi dua golongan yaitu premature dan dismatur. Bayi
prematur adalah bayi yang dilahirkan dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu
dan mempunyai berat badan sesuai dengan berat badan untuk masa
kehamilan,sedangkan bayi dismatur adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari
berat badan seharusnya untuk masa kehamilan dan merupakan bayi kecil untuk masa
kehamilan.
Klasifikasi BBLR berdasarkan berat badan waktu lahir (Sarwono prawiharjo,2006)
yaitu :
- Berat badan lahir rendah (BBLR) yaitu bayi yang lahir dengan berat lahir 1500-
2500 gram.
- Berat badan lahir sangat rendah (BBLSR) yaitu bayi yang lahir dengan berat
lahir <1500 gram.
- Berat badan lahir ekstrem rendah (BBLER) yaitu bayi yang lahir dengan berat
lahir <1000 gram
E. Patogenesis
Bayi lahir prematur yang BBLR-nya sesuai dengan umur kehamilan
pretermnya biasanya dihubungkan dengan keadaan medis dimana terdapat
ketidakmampuan uterus untuk mempertahankan janin (incompetent cervix/premature
dilatation), gangguan pada perjalanan kehamilan, pelepasan plasenta, atau rangsangan
tidak pasti yang menimbulkan kontraksi efektif pada uterus sebelum kehamilan
mencapai umur cukup bulan. 2
Dismaturitas dihubungkan dengan keadaan medik yang menggangu sirkulasi
dan efisiensi plasenta, pertumbuhan dan perkembangan janin, atau kesehatan umum
dan nutrisi ibu. Dismaturitas mungkin merupakan respon janin normal terhadap
kehilangan nutrisi atau oksigen. Sehingga masalahnya bukan pada dismaturitasnya,
tetapi agaknya pada resiko malnutrisi dan hipoksia yang terus menerus. Serupa
halnya dengan beberapa kelahiran preterm yang menandakan perlunya persalinan
cepat karena lingkungan intrauteri berpotensi merugikan. 2,4
10
F. Gejala Klinik
a. Prematuritas murni
Berat badan kurang dari 2500 gram, panjang badan kurang atau sama
dengan 45 cm, lingkaran dada kurang dari 30 cm, lingkaran kepala kurang dari
33 cm, masa gestasi kurang dari 37 minggu. Kepala relatif besar dari badannya,
kulitnya tipis, transparan, lanugo banyak, lemak subkutan kurang. Ossifikasi
tengkorak sedikit, ubun-ubun dan sutura lebar, genitalia imatur. Desensus
testikulorum biasanya belum sempurna dan labia minora belum tertutup oleh
labia mayora. Rambut biasanya tipis dan halus. Tulang rawan dan daun telinga
belum cukup, sehingga elastisitas daun telinga masih kurang. Jaringan mamma
belum sempurna, puting susu belum terbentuk dengan baik. Bayi kecil,
posisinya masih posisi fetal, yaitu posisi dekubitus lateral, pergerakannya
kurang dan masih lemah. Bayi lebih banyak tidur daripada bangun. Tangisnya
lemah, pernapasan belum teratur dan sering terdapat serangan apnoe. Otot
masih hipotonik, sehingga kedua tungkai selalu dalam keadaan abduksi, sendi
lutut dan sendi kaki dalam fleksi dan kepala menghadap ke satu jurusan. 1,2
Refleks moro dapat positif. Refleks mengisap dan menelan belum
sempurna, begitu juga refleks batuk. Kalau bayi lapar, biasanya menangis,
gelisah, aktivitas bertambah. Bila dalam waktu tiga hari tanda kelaparan ini
tidak ada, kemungkinan besar bayi menderita infeksi atau perdarahan
intrakranial. Seringkali terdapat edema pada anggota gerak, yang menjadi lebih
nyata sesudah 24-48 jam. Kulitnya tampak mengkilat dan licin serta terdapat
‘pitting edema’. Edema ini seringkali berhubungan dengan perdarahan
antepartum, diabetes mellitus, dan toksemia gravidarum. 1,2
Frekuensi pernapasan bervariasi terutama pada hari-hari pertama. Bila
frekuensi pernapasan terus meningkat atau selalu diatas 60x/menit, harus
waspada kemungkinan terjadinya penyakit membran hialin, pneumonia,
gangguan metabolik atau gangguan susunan saraf pusat. Dalam hal ini, harus
11
dicari penyebabnya, misalnya dengan melakukan pemeriksaan radiologis
toraks. 1,2
b. Dismaturitas
Dismaturis dapat terjadi preterm, term, dan postterm. Pada preterm akan
terlihat gejala fisis bayi prematur murni ditambah dengan gejala dismaturitas.
Dalam hal ini berat badan kurang dari 2500 gram, karakteristik fisis sama
dengan bayi prematur dan mungkin ditambah dengan retardasi pertumbuhan
dan ‘wasting’. Pada bayi cukup bulan dengan dismaturitas, gejala yang
menonjol adalah ‘wasting’, demikian pula pada post term dengan dismaturitas. 1,3
Bayi dismatur dengan tanda ‘wasting’ tersebut, yaitu :
1). Stadium pertama
Bayi tampak kurus dan relatif lebih panjang, kulitnya longgar, kering seperti
perkamen, tetapi belum terdapat noda mekonium.
2). Stadium kedua
Didapatkan tanda stadium pertama ditambah dengan warna kehijauan pada
kulit, plasenta, dan umbilikus. Hal ini disebabkan oleh mekonium yang
tercampur dalam amnion yang kemudian mengendap ke dalam kulit, umbilikus,
dan plasenta sebagai akibat anoksia intrauterin.
3). Stadium ketiga
Ditemukan tand stadium kedua ditambah dengan kulit yang berwarna kuning,
demikian pula kuku dan tali pusat. Ditemukan juga tanda anoksia intrauterin
yang sudah berlangsung lama. 1,3
G. Diagnosis
Anamnesis
Riwayat yang perlu ditanyakan pada ibu dalam anamesis untuk menegakkan
mencari etiologi dan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya
BBLR (7)
· Umur ibu
12
· Penyakit persalinan sebelumnya
· Jumlah paritas, jarak kelahiran sebelumnya
· Kenaikan berat badan selama hamil
· Aktivitas
· Penyakit yang diderita selama hamil
· Obat-obatan yang diminum selama hamil
Pemeriksaan fisik
· Berat lahir kurang 2500 gram
· Untuk BBLR kurang bulan:
Tanda prematuritas:
- Tulang rawan telinga belum terbentuk
- Masih terdapat lanugo
- Refleks-refleks masih lemah
- Alat kelamin luar : pada perempuan labium mayus belum menutup
labium minus. Pada laki-laki belum terjadi penurunan testis dan kulit
testis rata (rugae testis belum terbentuk)
· Untuk BBLR kecil untuk masa kehamilan:
Tanda janin tumbuh lambat:
- Tidak dijumpai tanda prematuritas seperti tersebut diatas
- Kulit keriput
- Kuku lebih panjang
Pemeriksaan penunjang
- Pemeriksaan skor ballard
- Tes kocok (shake test),dianjurkan untuk bayi kurang bulan
Darah rutin,glukosa darah, kalau perlu dan tersedia fasilitas diperiksa
kadar elektrolit dan analisis gas darah.
13
- Foto dada ataupun babygram diperlukan pada bayi baru lahir dengan
umur kehamilan kurang bulan dimulai pada umur 8 jam atau jika
didapat/diperkirakan akan terjadi sindrom gangguan napas.
- USG kepala terutama pada bayi dengan umur kehamilan ≤ 35 minggu,
dimulai pada umur 2 hari dan dilanjutkan sesuai hasil yang didapat.
H. Penatalaksanaan
Medikamentosa
Pemberian vitamin K1 (3):
Injeksi 1 mg IM sekali pemberian, atau
Per oral 2 mg sekali pemberian atau 1 mg 3 kali pemberian (saat lahir, umur
3-10 hari, dan umur 4-6 minggu)
Diatetik
Bayi prematur atau BBLR mempunyai masalah menyusui karena
refleks menghisapnya masih lemah. Untuk bayi demikian sebaiknya ASI
dikeluarkan dengan pompa atau diperas dan diberikan pada bayi dengan pipa
lambung atau pipet. Dengan memegang kepala dan menahan bawah dagu,
bayi dapat dilatih untuk menghisap sementara ASI yang telah dikeluarkan
yang diberikan dengan pipet atau selang kecil yang menempel pada puting.
ASI merupakan pilihan utama (6):
Apabila bayi mendapat ASI, pastikan bayi menerima jumlah yang
cukup dengan cara apapun, perhatikan cara pemberian ASI dan nilai
kemampuan bayi menghisap paling kurang sehari sekali.
Apabila bayi sudah tidak mendapatkan cairan IV dan beratnya naik 20 g/hari
selama 3 hari berturut-turut, timbang bayi 2 kali seminggu.
Pemberian minum bayi berat lahir rendah (BBLR) menurut berat badan lahir
dan keadaan bayi adalah sebagai berikut (7):
a. Berat lahir 1750 – 2500 gram
- Bayi Sehat
14
Biarkan bayi menyusu pada ibu semau bayi. Ingat bahwa bayi kecil
lebih mudah merasa letih dan malas minum, anjurkan bayi menyusu lebih
sering (contoh; setiap 2 jam) bila perlu.
Pantau pemberian minum dan kenaikan berat badan untuk menilai
efektifitas menyusui. Apabila bayi kurang dapat menghisap, tambahkan
ASI peras dengan menggunakan salah satu alternatif cara pemberian
minum.
- Bayi Sakit
Apabila bayi dapat minum per oral dan tidak memerlukan cairan IV,
berikan minum seperti pada bayi sehat.
Apabila bayi memerlukan cairan intravena:
Berikan cairan intravena hanya selama 24 jam pertama
Mulai berikan minum per oral pada hari ke-2 atau segera setelah bayi
stabil.
Anjurkan pemberian ASI apabila ibu ada dan bayi menunjukkan tanda-
tanda siap untuk menyusu.
Apabila masalah sakitnya menghalangi proses menyusui (contoh;
gangguan nafas, kejang), berikan ASI peras melalui pipa lambung :
o Berikan cairan IV dan ASI menurut umur
o Berikan minum 8 kali dalam 24 jam (contoh; 3 jam sekali). Apabila
bayi telah mendapat minum 160 ml/kgBB per hari tetapi masih tampak
lapar berikan tambahan ASI setiap kali minum. Biarkan bayi menyusu
apabila keadaan bayi sudah stabil dan bayi menunjukkan keinginan
untuk menyusu dan dapat menyusu tanpa terbatuk atau tersedak.
b. Berat lahir 1500-1749 gram
- Bayi Sehat
Berikan ASI peras dengan cangkir/sendok. Bila jumlah yang
dibutuhkan tidak dapat diberikan menggunakan cangkir/sendok atau ada
15
resiko terjadi aspirasi ke dalam paru (batuk atau tersedak), berikan minum
dengan pipa lambung. Lanjutkan dengan pemberian menggunakan cangkir/
sendok apabila bayi dapat menelan tanpa batuk atau tersedak (ini dapat
berlangsung setela 1-2 hari namun ada kalanya memakan waktu lebih dari 1
minggu)
Berikan minum 8 kali dalam 24 jam (misal setiap 3 jam). Apabila bayi
telah mendapatkan minum 160/kgBB per hari tetapi masih tampak lapar, beri
tambahan ASI setiap kali minum.
Apabila bayi telah mendapatkan minum baik menggunakan cangkir/
sendok, coba untuk menyusui langsung.
- Bayi Sakit
o Berikan cairan intravena hanya selama 24 jam pertama
o Beri ASI peras dengan pipa lambung mulai hari ke-2 dan kurangi
jumlah cairan IV secara perlahan.
o Berikan minum 8 kali dalam 24 jam (contoh; tiap 3 jam). Apabila bayi
telah mendapatkan minum 160/kgBB per hari tetapi masih tampak lapar,
beri tambahan ASI setiap kali minum.
o Lanjutkan pemberian minum menggunakan cangkir/ sendok apabila
kondisi bayi sudah stabil dan bayi dapat menelan tanpa batuk atau
tersedak
o Apabila bayi telah mendapatkan minum baik menggunakan cangkir/
sendok, coba untuk menyusui langsung.
c. Berat lahir 1250-1499 gram
- Bayi Sehat
o Beri ASI peras melalui pipa lambung
o Beri minum 8 kali dalam 24 jam (contoh; setiap 3 jam). Apabila bayi
telah mendapatkan minum 160 ml/kgBB per hari tetapi masih tampak
lapar, beri tambahan ASI setiap kali minum
16
o Lanjutkan pemberian minum menggunakan cangkir/ sendok.
o Apabila bayi telah mendapatkan minum baik menggunakan cangkir/
sendok, coba untuk menyusui langsung.
- Bayi Sakit
o Beri cairan intravena hanya selama 24 jam pertama.
o Beri ASI peras melalui pipa lambung mulai hari ke-2 dan kurangi
jumlah cairan intravena secara perlahan.
o Beri minum 8 kali dalam 24 jam (setiap 3 jam). Apabila bayi telah
mendapatkan minum 160 ml/kgBB per hari tetapi masih tampak lapar,
beri tambahan ASI setiap kali minum
o Lanjutkan pemberian minum menggunakan cangkir/ sendok.
o Apabila bayi telah mendapatkan minum baik menggunakan cangkir/
sendok, coba untuk menyusui langsung.
d. Berat lahir <>tidak tergantung kondisi)
o Berikan cairan intravena hanya selama 48 jam pertama
o Berikan ASI melalui pipa lambung mulai pada hari ke-3 dan kurangi
pemberian cairan intravena secara perlahan.
o Berikan minum 12 kali dalam 24 jam (setiap 2 jam). Apabila bayi telah
mendapatkan minum 160 ml/kgBB per hari tetapi masih tampak lapar,
beri tambahan ASI setiap kali minum
o Lanjutkan pemberian minum menggunakan cangkir/ sendok.
o Apabila bayi telah mendapatkan minum baik menggunakan cangkir/
sendok, coba untuk menyusui langsung.
Suportif
Hal utama yang perlu dilakukan adalah mempertahankan suhu tubuh normal (7):
o Gunakan salah satu cara menghangatkan dan mempertahankan suhu tubuh
bayi, seperti kontak kulit ke kulit, kangaroo mother care, pemancar panas,
17
inkubator atau ruangan hangat yang tersedia di tempat fasilitas kesehatan
setempat sesuai petunjuk.
o Jangan memandikan atau menyentuh bayi dengan tangan dingin
o Ukur suhu tubuh dengan berkala
Yang juga harus diperhatikan untuk penatalaksanaan suportif ini adalah :
o Jaga dan pantau patensi jalan nafas
o Pantau kecukupan nutrisi, cairan dan elektrolit
o Bila terjadi penyulit, harus dikoreksi dengan segera (contoh;
hipotermia, kejang, gangguan nafas, hiperbilirubinemia)
o Berikan dukungan emosional pada ibu dan anggota keluarga lainnya
o Anjurkan ibu untuk tetap bersama bayi. Bila tidak memungkinkan,
biarkan ibu berkunjung setiap saat dan siapkan kamar untuk menyusui.
I. Pemantauan (monitoring)
1. Kenaikan BB dan pemberian minum setelah umur 7 hari
- Bayi akan kehilangan berat selama 7-10 hari pertama. Bayi berat lahir
>1500 gram dapat kehilangan BB sampai 10% dari berat lahir. Berat
lahir biasanya tercapai kembali dalam 14 hari kecuali apabila terjadi
komplikasi.
- Setelah berat lahir tercapai kembali, kenaikan berat badan selama 3
bulan seharusnya :
· 150-200 gram seminggu untuk bayi <1500 gram (misalnya 20-30
gram/hari)
· 200-250 gram seminggu untuk bayi 1500-2500 gram (misalnya 30-35
gram/hari)
- Bila bayi sudah mendapat ASI secara penuh (pada semua kategori berat)
dan telah berusia lebih dari 7 hari :
18
· Tingkatkan jumlah ASI dengan 20ml/kg/hari sampai tercapai jumlah
180ml/kg/hari.
· Tingkatkan jumlah ASI sesuai dengan kenaikan berat badan bayi agar
jumlah pemberian ASI tetap 180ml/kg/hari.
· Apabila kenaikan berat tidak adekuat, tingkatkan jumlah pemberian ASI
sampai 200ml/kg/hari.
2. Tanda kecukupan pemberian ASI
- Kencing minimal 6 kali dalam 24 jam
- Bayi tidur lelap setelah pemberian ASI
- BB bayi naik
3. Pemulangan penderita
Kriteria pulang
- Berat kembali ke berat lahir > 1500 gram
- Berat cenderung meningkat selama 3 hari berturut – turut
- Suhu tubuh stabil selama 3 hari berturut – turut
- Mampu menghisap dan menelan
- Keadaan umum baik
- Ibu atau penggantinya bisa merawat dan memberi minum.
J. Komplikasi BBLR
1. Hipotermi
Hipotermi adalah penurunan suhu tubuh di bawah 36,5◦c, pengukuran
dilakukan diketiak dilakukan selam 3-5 menit (depkes)
Hipotermi pada neonates adalah suatu kaadaan dimana terjadi penurunan
suhu tubuh yang di sebabkan oleh berbagai kaadaan, terutama karena
tingginya konsumsi oksigen dan penurunan suhu ruang(bamgun
lubis,2005)
19
Prinsip dasar
· Hipotermi sering terjadi pada neunatus terutama pada BBLR karena
pusat pengaturan suhu tubuh bayi yang belum sempurna.
· Suhu tubuh rendah disebabkan oleh karena terpaparnya dengan
lingkungan yang dingin(suhu lingkungan rendah, permukaan dingin
atau basah) atau bayi dalam kaadaan basah atau tidak berpakaian.
· Hipotermi merupakan suatu tanda bahaya karena dapat menyebabkan
terjadinya perubahan metabolism tubuh yang akan berakhir dengan
kegagalan fungsi jantung, paru dan kematian.
Mekanisme kehilangan panas
Evaporasi:kehilangan panas dengan cara
· Penguapan air dari permukaan kulit yang masih basah dan
· Dari uap air yang keluar dengan pemanasan
Pencegahan:
- Mengeringkan tubuh bayi
- Meningkatkan kelembaban udara sekitar tubuh
KONVEKSI : kehilangan panas dan molekul tubuh yang di sebabkan oleh
perpindahan udara.
- Konveksi bebas: udara yang panas dari tubuh akan bergerak ke atas
Pencegahan:
Jangan meletakkan bayi dekat jendela yang terbuka
Jangna menimbulkan aliran udara dengan hilir mudik di dekat bayi
KONDUKSI : kehilangan panas dari molekul tubuh ke molekul suatu benda
yang lebih dingin yang bersentuhan dengan tubuh
Pencegahan
Meletakkan bayi pada alat yang hangat
20
RADIASI : kehilangan panas dalam bentuk glombang elektromagnetik
kepermukaan benda lain yang tidak bersentuhan langsung dengan tubuh.
Tidak bergantung pada suhu udara sekelilingnya.
Pencegahan:
Membungkus bayi dengan kain atau mentup dengan pelastik(jangan
menyentuh tubuh).
2. Hipoglikemia
Hipoglikemi adalah keadaan hasil pengukuran kadar glukose darah kurang
dari 45 mg/dL (2.6 mmol/L).
PATOFISIOLOGI
Hipoglikemi sering terjadi pada BBLR, karena cadangan glukosa
rendah.Pada ibu DM terjadi transfer glukosa yang berlebihan pada janin
sehingga respon insulin juga meningkat pada janin. Saat lahir di mana jalur
plasenta terputus maka transfer glukosa berhenti sedangkan respon insulin
masih tinggi (transient hiperinsulinism) sehingga terjadi hipoglikemi.
Hipoglikemi adalah masalah serius pada bayi baru lahir, karena dapat
menimbulkan kejang yang berakibat terjadinya hipoksi otak. Bila tidak
dikelola dengan baik akan menimbulkan kerusakan pada susunan saraf pusat
bahkan sampai kematian.
Kejadian hipoglikemi lebih sering didapat pada bayi dari ibu dengan
diabetes melitus.Glukosa merupakan sumber kalori yang penting untuk
ketahanan hidup selama proses persalinan dan hari-hari pertama pasca lahir.
21
Setiap stress yang terjadi mengurangi cadangan glukosa yang ada
karena meningkatkan penggunaan cadangan glukosa, misalnya pada asfiksia,
hipotermi, hipertermi, gangguan pernapasan.
3. Ikterus/ hiperbilirubinemia
Keadaan bayi kuning dalam istilah kesehatan disebut ikterus neonatus.
Hal ini biasanya disebabkan oleh meningkatnya kadar bilirubin dalam darah
melebihi nilai normal, dengan gejala klinis warna kuning pada kulit bayi dan
selaput lendir.
4. Infeksi atau curiga sepsis
Sepsis merupakan respons tubuh terhadap infeksi yang menyebar
melalui darah dan jaringan lain. Tubuh mengadakan respons keradangan
secara luas terhadap infeksi yang dapat terjadi secara berlebihan diluar kendali
dan meningkatkan resiko bahaya.Sepsis merupakan suatu keadaan yang
sangat serius. Bahkan walaupun sepsis telah diketahui dan dirawat dini, ia
dapat menyebabkan kedaan syok, kerusakan organ, cacat permanen, atau
kematian. Sepsis kadang-kadang disebut juga dengan bakteriemia (bakteria di
dalam darah) atau septikemia.
Walaupun sepsis dapat terjadi pada segala usia, ia lebih berbahaya bila terjadi
pada bayi atau orang yang mengalami kelainan sistem imun, seperti orang tua
dan orang yang mengalami sakit menahun
5. Sindroma gawat nafas
Sindrom gawat nafas ( respiratory distress syndroma, RDS ) adalah:
Kumpulan gejala yang terdiri dari dispnea atau hiperpnea dengan frekuensi
pernafasan besar 60 x/i, sianosis, merintih waktu ekspirasi dan retraksi
didaerah epigastrium, suprosternal, interkostal pada saat inspirasi
22
6. Perdarahan intra cranial
Perdarahan bisa terjadi di dalam otak atau di sekeliling otak:
- Perdarahan yang terjadi di dalam otak disebut perdarahan intraserebral
- Perdarahan diantara otak dan rongga subaraknoid disebut perdarahan
subaraknoid
- Perdarahan diantara lapisan selaput otak (meningen) disebut perdarahan
subdural
- Perdarahan diantara tulang tengkorak dan selaput otak disebut perdarahan
epidural.
7. Periventricular leucomalacia (PVL)
8. Kesulitan minum
9. Penyakit paru kronis
10. NEC (Necrotizing enterocolitis)
11. AOP (apnea of prematurity) terutama terjadi pada bayi <1000 gram
12. Patent ductus arteriosus (PDA) pada bayi dengan berat <100 gram
13. Disabilitas mental dan fisisk (keterlambatan perkembangan,cerebral
palsy,gangguan penglihatan seperti ROP/retinophaty of prematurity)
K. Pencegahan
Pada kasus bayi berat lahir rendah (BBLR) pencegahan yang dapat dilakukan
adalah sebagai berikut :
Meningkatkan pemeriksaan kehamilan secara berkala minimal 4 kali selama
kurun waktu kehamilan dan dimulai sejak umur kehamilan muda. Ibu hamil
yang diduga berisiko terutama faktor risiko yang mengarah melahirkan bayi
BBLR harus cepat dilaporkan,dipantau dan dirujuk pada institusi pelayanan
kesehatan yang lebih mampu.
23
Memberikan penyuluhan kesehatan kepada ibu-ibu hamil untuk merawat dan
memeriksakan kehamilan dengan baik dan teratur dan mengkonsumsi
makanan yang bergizi sehingga dapat menanggulangi masalah ibu hamil
risiko tinggi sedini mungkin untuk menurunkan risiko lahirnya bayi berat lahir
rendah.
Hendaknya ibu dapat merencanakan persalinannya pada kurun reproduksi
sehat (20-34 tahun)
Makan-makanan yang bergizi selama hamil
Mencegah kelahiran kurang bulan dengan mengurangi faktor – faktor resiko
terjadinya BBLR
Pemberian tokolitik pada persalinan kurang bulan (salbutamol, terbutalin)
Pemberian kortikosteroid pada ibu, jika diperkirakan akan terjadi kelahiran
kurang bulan, untuk mempercepat pematangan paru janin. (Betametason 12
mg/kgbb dibagi dalam 2 dosis i.m selama 2 – 3 hari)
L. Prognosis
Kematian perinatal pada bayi BBLR 8 kali lebih besar dari bayi normal.
Prognosis akan lebih buruk bila berat badan makin rendah,angka kematian sering
disebabkan karena komplikasi neonatal seperti
asfiksia,aspirasi,pneumonia,perdarahan intra kranial,hipoglikemia. Bila hidup akan
dijumpai kerusakan saraf,gangguan bicara,IQ rendah. Prognosis ini juga tergantung
dari keadaan social ekonomi,pendidikan orang tua dan perawatan pada saat
kehamilan,persalinan dan postnatal. Serta dipengaruhi oleh pengaturan suhu
lingkungan,resusitasi,makanan,mencegah infeksi,mengatasi
pernafasan,asfiksia,hiperbilirubinemia,hipoglikemia,dll. 2,4
24