12. biaya pertambangan batubara di indonesia edit
TRANSCRIPT
Prosiding Seminar Nasional Fakultas Teknik UNLAM “Inovasi dan Aplikasi Teknologi Pertambangan untuk Negeri”
Banjarbaru, 30 Juli 2011
160
BIAYA PERTAMBANGAN BATUBARA DI INDONESIA
Riswan1, Adip Mustofa
1
1 Staf Pengajar Teknik Pertambangan UNLAM Email: [email protected]
ABSTRAK
Batubara merupakan satu dari energi alternatif dari sektor pertambangan
merupakan kegiataan usaha padat modal sehingga memerlukan penanaman modal,
pertambangan batubara secara umum beberapa tahapan yang dilakukan seperti
perijinan, penyelidikan umum (prospeksi), eksplorasi, studi kelayakan, eksploitasi,
pengolahan, pemurnian serta pengangkutan/penjualan dan reklamasi. Pada studi
Kasus PT X akan diketahui contoh-contoh biaya pertambangan batubara yang
mempunyai IUP dengan luas area 91 ha, direncanakan akan ditambang dengan
tambang terbuka (open pit mining). Berdasarkan studi kelayakan SR cadangan yang
tertambang 8,5 : 1. Jumlah batubara yang akan ditambang 657.383 ton dengan nilai
kalori rata-rata 6998 kcak/kg, belerang < 1% dan kadar abu 15%. Dari desain
tambang yang telah dibuat dapat diketahui bahwa pit potensial terdiri dari 1 pit yaitu
pit A dengan panjang tambang searah jurus adalah 1000 meter dan lebar bukaan
sekitar 100 meter. Besarnya biaya penambangan bergantung Stripping Ratio. Jumlah
penerimaan dipengaruhi oleh Kualitas dan harga batubara dipasaran
Kata kunci: Batubara, Biaya Pertambangan, Harga Batubara
Prosiding Seminar Nasional Fakultas Teknik UNLAM “Inovasi dan Aplikasi Teknologi Pertambangan untuk Negeri”
Banjarbaru, 30 Juli 2011
161
1. PENDAHULUAN
Batubara merupakan satu dari energi alternatif yang termasuk memiliki
pertumbuhan yang pesat, baik dari segi produksi maupun konsumsi. Hal ini yang
membuat industri batubara kian populer, terutama setelah kenaikan harga bahan
bakar utama, yaitu minyak bumi. Selain penggunaanya yang lebih efisien, batubara
juga tersedia dalam jumlah yang melimpah di dunia sehingga memberikan
kemungkinan untuk dikonsumsi dalam jangka waktu panjang. Selama kurun waktu
tahun 1997-2008, produksi dan konsumsi batubara dunia telah naik lebih dari 35%
(Asia Securities Industry Research - Sektor Batubara 2009 ), dengan kenaikan
tertinggi terjadi di wilayah Asia Pasifik.
Kegiatan usaha di Sektor Pertambangan merupakan kegiatan usaha padat
modal dan padat teknologi yang sarat dengan berbagai resiko, mulai dari pencarian
cadangan, eksplorasi, sampai pada kegiatan ekploitasi. Resiko yang dihadapi dalam
dunia usaha pertambangan antara lain resiko geologi, resiko teknologi, resiko politik
dan resiko kebijaksanaan serta memiliki dampak negatif yang dapat menurunkan
kualitas lingkungan.
Tujuan investasi bagi para penanam modal adalah untuk mendapatkan return
on investment yang wajar, sehingga segala kebijaksanaan yang berkaitan dengan
kegiatan pertambangan baik langsung maupun tidak langsung akan sangat
mempengaruhi perkembangan investasi pertambangan batubara di Indonesia.
Di samping itu, pemerintah sebagai penyelenggara negara yang berhak atas
kebijakan pertambangan seperti royalti dan pajak/iuran tambang harus mampu
memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi baik nasional maupun
daerah.
Dalam usaha pertambangan batubara secara umum beberapa tahapan yang
dilakukan seperti perijinan, penyelidikan umum (prospeksi), eksplorasi, studi
kelayakan, eksploitasi, pengolahan dan pemurnian serta pengangkutan/penjualan.
Untuk melihat prospek cadangan batubara, dilakukan tinjauan teknis, kajian
berdasarkan aspek keuangan dan keekonomian serta aspek lingkungan. Analisis ini
dilakukan berdasarkan umur tambang dan rencana produksi.
Prosiding Seminar Nasional Fakultas Teknik UNLAM “Inovasi dan Aplikasi Teknologi Pertambangan untuk Negeri”
Banjarbaru, 30 Juli 2011
162
Analisis keuangan dan keekonomian dapat dilakukan berdasaran konsep aliran kas
disconto (discounted cash flow analysis) sebagai dasar analisis,komponen-komponen
biaya capital, biaya produksi, tingkat produksi batubara dan perkiraan harga jual
batubara, dimana operasi penambangan dapat dilakukan sendiri dengan peralatan
sewa atau operasi penambangan diserahkan kepada kontraktor.
2. PERIZINAN USAHA PERTAMBANGAN
Wewenang yang diberikan pemerintah kepada badan hukum maupun
perorangan untuk melaksanakan usaha pertambangan umum dikenal dengan istilah
“Kuasa Pertambangan”. Adapun bentuk perizinan untuk melakukan investasi
disektor pertambangan umum antara lain melalui Kontrak Karya (KK), yaitu
perjanjian antara investor, berbadan hukum Indonesia dengan Pemerintah untuk
mengusahakan pertambangan bahan galian mineral dalam rangka Penanaman Modal
Asing.
Sedangkan bentuk perizinan untuk pengusahaan batubara adalah melalui
Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B). Bentuk perizinan
lainnya yang diusahakan oleh investor swasta nasional kita kenal dengan sebutan
Kuasa Pertambangan (KP) dan perizinan untuk mengusahakan bahan galian
golongan C adalah Surat Izin Pertambangan Daerah (SIPD).
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2009 Tentang
Pertambangan Mineral Dan Batubara tentang Izin Usaha Pertambangan (IUP).
Pasal 36 :
(1) IUP terdiri atas dua tahap:
a. IUP Eksplorasi meliputi kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi, dan
studi kelayakan;
b. IUP Operasi Produksi meliputi kegiatan konstruksi, penambangan,
pengolahan dan pemurnian, serta pengangkutan dan penjualan.
(2) Pemegang IUP Eksplorasi dan pemegang IUP Operasi Produksi dapat
melakukan sebagian atau seluruh kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1).
Prosiding Seminar Nasional Fakultas Teknik UNLAM “Inovasi dan Aplikasi Teknologi Pertambangan untuk Negeri”
Banjarbaru, 30 Juli 2011
163
Pasal 42 (4) IUP Eksplorasi untuk pertambangan batubara dapat diberikan dalam
jangka waktu paling lama 7 (tujuh) tahun.
Pasal 47 IUP Operasi Produksi untuk Pertambangan batubara dapat diberikan dalam
jangka waktu paling lama 20 (dua puluh) tahun dan dapat diperpanjang 2 (dua) kali
masingmasing 10 (sepuluh) tahun.
Pasal 60 WIUP batubara diberikan kepada badan usaha, koperasi, dan perseorangan
dengan cara lelang.
Pasal 61 (1) Pemegang IUP Eksplorasi Batubara diberi WIUP dengan luas paling
sedikit 5.000 (lima ribu) hektare dan paling banyak 50.000 (lima puluh ribu) hectare.
(2) Pada wilayah yang telah diberikan IUP Eksplorasi batubara dapat diberikan IUP
kepada pihak lain untuk mengusahakan mineral lain yang keterdapatannya berbeda.
(3) Pemberian IUP sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan setelah
mempertimbangkan pendapat dari pemegang IUP pertama.
Pasal 62 Pemegang IUP Operasi Produksi batubara diberi WIUP dengan luas paling
banyak 15.000 (lima belas ribu) hektare.
Tabel 1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2003 Tentang
Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada
Departemen Energi Dan Sumber Daya Mineral
No. JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN
PAJAK SATUAN TARIF
1. Penerimaan dari Pelayanan Jasa Bidang Geologi dan Sumber Daya Mineral
a) Jasa Pelayanan Penelusuran Informasi serta Perhitungan dan Penetapan Koordinat batas
Wilayah Pertambangan
1) Penelusuran informasi wilayah Per 15 menit Rp. 100.000,00
1) Perhitungan dan penetapan koordinat batas
wilayah dan penerbitan peta
Per blok Rp. 10.000.000,00
b) Jasa Pelayanan Pemberian Peta Informasi Wilayah Pertambangan dan/atau Peta Dokumen
Perijinan
1) Peta informasi ukuran A0 Per penerbitan Rp. 1.500.000,00
2) Peta informasi ukuran A1 Per penerbitan Rp. 1.000.000,00
3) Peta informasi ukuran A3 Per penerbitan Rp. 500.000,00
4) Peta untuk lampiran dokumen perijinan
(3 eksemplar)
Per penerbitan Rp. 1.000.000,00
5) Peta digital wilayah pertambangan Per penerbitan Rp. 2.000.000,00
c) Jasa Kompilasi dan Evaluasi Data Wilayah Eks Kuasa Pertambangan (KP), Kontrak Karya
(KK), Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) dan Surat Ijin
Penyelidikan Pendahuluan (SIPP) serta Jasa Kompensasi prioritasnya
Prosiding Seminar Nasional Fakultas Teknik UNLAM “Inovasi dan Aplikasi Teknologi Pertambangan untuk Negeri”
Banjarbaru, 30 Juli 2011
164
No. JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN
PAJAK SATUAN TARIF
Batubara (Kelas A)
1) luas wilayah ≤ 2.000 ha Per permohonan Rp. 75.000.000
2) luas wilayah > 2.000 - 10.000 ha Per permohonan Rp. 50.000.000
3) luas wilayah > 10.000 - 50.000 ha Per permohonan Rp. 150.000.000
4) luas wilayah > 50.000 - 100.000 ha Per permohonan Rp. 200.000.000
5) luas wilayah > 100.000 ha Per permohonan Rp. 250.000.000
Batubara (Kelas B)
1) luas wilayah ≤ 2.000 ha Per permohonan Rp. 25.000.000
2) luas wilayah > 2.000 - 10.000 ha Per permohonan Rp. 50.000.000
3) luas wilayah > 10.000 - 50.000 ha Per permohonan Rp. 75.000.000
4) luas wilayah > 50.000 - 100.000 ha Per permohonan Rp. 100.000.000
5) luas wilayah > 100.000 ha Per permohonan Rp. 150.000.000
2. Penerimaan dari Iuran Tetap/Landrent untuk Usaha Pertambangan dalam rangka
Kontrak Karya dan Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara
a) Penyelidikan Umum
1. Tahun ke I Per ha/tahun US$ 0.05
2. Tahun ke II Per ha/tahun US$ 0.10
b) Eksplorasi
1) Tahun ke I Per ha/tahun US$ 0.20
2) Tahun ke II Per ha/tahun US$ 0.25
3) Tahun ke III Per ha/tahun US$ 0.30
4) Tahun ke IV Per ha/tahun US$ 0.50
5) Tahun ke V Per ha/tahun US$ 0.70
c) Studi Kelayakan (Feasibility Study)
1) Tahun ke I Per ha/tahun US$ 1.00
2) Tahun ke II Per ha/tahun US$ 1.00
d) Konstruksi
1) Tahun ke I Per ha/tahun US$ 1.00
2) Tahun ke II Per ha/tahun US$ 1.00
3) Tahun ke III Per ha/tahun US$ 1.00
e) Eksploitasi
1) 1) Tahap ke I untuk endapan laterit dan endapan
permukaan (surface deporsits) yang meluas
lainnya
Per ha/tahun US$ 2.00
2) 2) Tahap ke II untuk endapan primer dan endapan
aluvial-aluvial Per ha/tahun US$ 4.00
3. Penerimaan dari Iuran Eksplorasi/Iuran Eksploitasi/Royalty untuk Usaha
Pertambangan dalam rangka Kuasa Pertambangan (KP), Kontrak Karya (KK), dan
Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B), dengan jenis
mineral/bahan galian
a) Batubara (Open Pit) dengan tingkat kalori
(Kkal/kg, airdried basis)
1) ≤5100 Per ton 3,00% dari harga jual
Prosiding Seminar Nasional Fakultas Teknik UNLAM “Inovasi dan Aplikasi Teknologi Pertambangan untuk Negeri”
Banjarbaru, 30 Juli 2011
165
No. JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN
PAJAK SATUAN TARIF
2) > 5100 - 6100 Per ton 5,00% dari harga jual
3) > 6100 Per ton 7,00% dari harga jual
b) 4) Batubara (Underground) Tingkat Kalori (Kualitas):
5) ≤5100 Per ton 2,00% dari harga jual
6) > 5100 - 6100 Per ton 4,00% dari harga jual
7) > 6100 Per ton 6,00% dari harga jual
c) Gambut Per ton 3,00% dari harga jual
Dari table diatas dapat diperkiran jumlah biaya yang dikeluarkan pada tahap
perizinan, namun karena rumitnya birokrasi dan lamanya pengurusan kadang-kadang
ada biaya-biaya yang tak terduga seperti biaya pelicin (pungutan liar) yang dapat
mencapai ± 20% dari biaya normal .
Adapun besarnya bagi hasil penerimaan pertambangan umum berdasarkan
Undang-Undang Nomor 25 tahun 1999 adalah sebagai berikut:
Iuran Tetap/Landrent : Pusat 20%, Provinsi 16% dan Kabupaten/Kota 64%.
Iuran Produksi/Royalty : Pusat 20%, Provinsi 16%, Kabupaten/Kota penghasil
32% dan Pemerataan Kabupaten/Kota 32%.
3. PENYELIDIKAN UMUM
Penyelidikan umum ini dilakukan untuk menetapkan tanda-tanda adanya bahan
galian (potensi mineral). Kegiatan yang dilakukan meliputi penyelidikan geologi,
geofisika, dan geokimia di daratan, perairan dan dari udara.
4. EKSPLORASI
Penyelidikan melalui tahapan eksplorasi ini dimaksudkan untuk membuktikan
atau memastikan adanya endapan mineral dan sifat-sifatnya. Kegiatan yang
dilakukan selama eksplorasi ini lebih rinci lagi yaitu lanjutan pengukuran/pemetaan,
geo kimia, geofisika dan penggalian parit uji, pemboran serta analisis contoh/sample
batuan.
Prosiding Seminar Nasional Fakultas Teknik UNLAM “Inovasi dan Aplikasi Teknologi Pertambangan untuk Negeri”
Banjarbaru, 30 Juli 2011
166
Tabel 2. Jasa Teknologi Penyelidikan Umum dan Eksplorasi
1. Jasa Teknologi Konsultasi Eksplorasi Mineral, Batubara,
Panas Bumi dan Konservasi
a. Penyelidikan / Eksplorasi
1) Penyelidikan umum skala 1 : 100.000 s/d 1 : 250.000 Per km2 Rp 150.000,00
2) Eksplorasi Pendahuluan, skala 1 : 50.000 s/d 1: 100.000 Per km2 Rp 400.000,00
3) Eksplorasi Rinci, skala < 1 : 50.000 Per km2 Rp1.000.000,00
b. Pemboran ( Biaya Pengintian)
1) Mineral Logam Per meter Rp 400.000,00
2) Batubara Mineral Non Logam Per meter Rp1.000.000,00
2. Jasa Perbantuan Tenaga Ahli
a.Senior Geologist/Geophysist Per orang hari Rp 300.000,00
b. JuniorGeologist/Geophysist Per orang hari Rp 200.000,00
c. Surveyor Per orang hari Rp 175.000,00
d. Operator Mekanik Per orang hari Rp 150.000,00
e. Senior Drilling Per orang hari Rp 175.000,00
f. Junior Drilling Per orang hari Rp 150.000,00
*Sumber PP No.45 Tahun 2003
5. KAJI KELAYAKAN
Pengkajian atau evaluasi ini untuk mengkaji secara teknis dan ekonomis atas
suatu endapan bahan galian, apakah layak/ tidak untuk ditambang. Kegiatan yang
dilakukan antara lain perencanaan teknik penambangan, pengolahan/ pemurnian dan
pengangkutan, perencanaan insfrastruktur, fasilitas sosial, studi pemasaran dan
analisis keuangan. Biaya yang dipersiapkan untuk studi kelayakan ± 500 jt (relative)
Tabel 3. Rencana Biaya Studi Kelayakan
No. Alokasi Biaya Nilai %
1 Operasional Tenaga Ahli 40
2 Operasional Survey, Laboratorium dan Analisa Data 40
3 Operasional Penyusunan Laporan 5
4 Operasional Pelaksanaan Sidang dan Rapat 5
5 Operasional Perbaikan dan Penyelesaian Laporan Akhir 5
6 Biaya Opersional Takterduga 5
Jumlah 100
Prosiding Seminar Nasional Fakultas Teknik UNLAM “Inovasi dan Aplikasi Teknologi Pertambangan untuk Negeri”
Banjarbaru, 30 Juli 2011
167
Tabel 4. Analisa Sample
Analisa Batubara
a) Preparasi Sampel Preparation Per sampel Rp 27.500,00
b) Proksimat/Proximate Analysis
(1) Air Lembab/ Air Dried Moisture (ASTM D. 3173/BS Per sampel Rp 50.000,00
(2) Abu/Ash (ASTM D. 3174/BS 1016 Part 3 73) Per sampel Rp 10.000,00
(3)Zat Terbang/Volatile Matter (ASTM D.3175/BS 1016
Part3/73) Per sampel Rp 15.000,00
(4)Carbon Padat / Fixed Carbon (Dengan Perhitungan/By
Difference) Per sampel Rp 25.000,00
c) Analisa Ultimat/Ultimate Analysis
(1) Carbon Total/Total Carbon (ASTM D.3178) Per sampel Rp 280.000,00
(2) Hydrogen Total/Total Hydrogen (ASTM D.3178) Per sampel Rp 70.000,00
(3) Nitrogen/Nitrogen (BS 1016 Part 677) Per sampel Rp 70.000,00
(4) Belerang Toatal/Sulfur Total (ASTM D.3177/BS 1015
Part 677) Per sampel Rp 70.000,00
(5) Oksigen/Oxygen (Dengan Perhitungan/By Difference) Per sampel Rp 70.000,00
d) Nilai Kalor / Calorivic Value (ASTM D.3286 atau D.2015) Per sampel Rp 50.000,00
e) Bentuk Belerang/Form of Sulfur
(1) Belerang Sulfat/Sulphate Sulphur Per sampel Rp 120.000,00
(2) Belerang Pirit/Pyritic Sulphur (ASTM D 2492/BS
1016 Part 11 77) Per sampel Rp 50.000,00
(3) Belerang Organik / Organic Sulphur (Dengan
Perhitungan/By Difference) Per sampel Rp 70.000,00
f) Khlor/Chiorine (BS 1016 Part 8 77) Per sampel Rp 75.000,00
g) Carbon Dioksida/Carbon Dioxide (BS 1016 Part 6 77) Per sampel Rp 70.000,00
h) Sifat Ketergerusan / Hardgrove Grindability Index (ASTM
D.409) Per sampel Rp 70.000,00
i)Nilai Muai Bebas / Free Sweelling Index (ASTM D.720) Per sampel Rp 20.000,00
j)Berat Jenis sesungguhnya / true Specific Gravity) Per sampel Rp 15.000,00
k)Relative Density Per sampel Rp 15.000,00
l) Bulk Density Per sampel Rp 20.000,00
m) pH Per sampel Rp 10.000,00
c) Petrografi Batubara
(1) Analisa Maseral Per sampel Rp 200.000,00
(2) Pengukuran Reflektan Per sampel Rp 100.000,00
(3)Analisa Titik Leleh Abu Batubara Per sampel Rp 200.000,00
*Sumber PP No.45 Tahun 2003
6. KAJI AMDAL (ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN)
Kajian lingkungan ini bahagian kaji kelayakan (feasibility study) khusus untuk
mengkaji dan mengamati keadaan fisik-kimia, biologi dan sosial dan ekonomi
budaya suatu wilayah yang diperkirakan terkena dampak kegiatan usaha
pertambangan yang direncanakan. Termasuk dalam kajian AMDAL ini adalah
Prosiding Seminar Nasional Fakultas Teknik UNLAM “Inovasi dan Aplikasi Teknologi Pertambangan untuk Negeri”
Banjarbaru, 30 Juli 2011
168
Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan
(RPL). Biaya yang dipersiapkan ± 300 jt (relative)
Tabel 5. Rencana Biaya Mengenai Analisis Dampak Lingkungan
No. Alokasi Biaya Nilai %
1 Operasional Tenaga Ahli 30
2 Operasional survey, Laboratorium dan Analisa Data 40
3 Operasional Penyusunan Laporan AMDAL 10
4 Operasional Pelaksanaan Sidang dan Rapat Komisi AMDAL 5
5 Operasional Perbaikan dan Penyelesaian Laporan Akhir 10
6 Biaya Opersional Takterduga 5
Jumlah 100
7. KONSTRUKSI
Tahapan usaha ini dimaksudkan untuk persiapan ekploitasi/ produksi meliputi
pekerjaan pembebasan lahan, penyiapan peralatan, pembangunan infrastruktur,
pengupasan tanah penutup, pembangunan pabrik pengolahan/pemurnian dan tempat
penimbunan.
8. EKSPLOITASI
Eksploitasi merupakan tahapan usaha pertambangan usaha yang dimaksudkan
untuk menghasilkan/ produksi batubara dan memanfaatkannya.
9. PENGOLAHAN DAN PEMURNIAN
Tahapan pengolahan dan pemurnian ini dimaksudkan untuk mempertinggi
mutu batubara dan memanfaatkannya.
Prosiding Seminar Nasional Fakultas Teknik UNLAM “Inovasi dan Aplikasi Teknologi Pertambangan untuk Negeri”
Banjarbaru, 30 Juli 2011
169
10. PENGANGKUTAN DAN PENJUALAN
Tahapan ini merupakan usaha pemindahan dan penjualan bahan galian ini dari
hasil tempat pengolahan/ pemurnian atau dari daerah eksplorasi untuk dijual
kepasaran (konsumen).
Economic Review ● No. 214 ● Desember 2008
Gambar 1. Perkembangan dan Proyeksi Harga Batubara Dunia
11. REKLAMASI
Reklamasi adalah kegiatan yang bertujuan memperbaiki atau menata kegunaan
lahan yang terganggu sebagai akibat usaha, agar dapat berfungsi dan berdaya guna
sesuai peruntukkannya.
Secara umum yang harus diperhatikan dandilakukan dalam
merehabilitasi/reklamasi lahan bekas tambang yaitu dampak perubahan darikegiatan
pertambangan, rekonstruksi tanah, revegetasi, pencegahan air asam
tambang,pengaturan drainase, dan tataguna lahan pascatambang.
Prosiding Seminar Nasional Fakultas Teknik UNLAM “Inovasi dan Aplikasi Teknologi Pertambangan untuk Negeri”
Banjarbaru, 30 Juli 2011
170
Tabel 6. Rencana Biaya Reklamsi
No. Alokasi Biaya Nilai %
1 Rekontruksi Tanah 40
2 Revegetasi 40
3 Penanganan Potensi Air Asam Tambang 10
4 Pengaturan Drainase 10
Jumlah 100
12. STUDI KASUS PADA PT. X
PT. X mempunyai IUP dengan luas area 91 ha, direncanakan akan ditambang
dengan tambang terbuka (open pit mining). Berdasarkan studi kelayakan SR
cadangan yang tertambang 8,5 : 1. Jumlah batubara yang akan ditambang 657.383
ton dengan nilai kalori rata-rata 6998kcak/kg, belerang < 1% dan kadar abu 15%.
Dari desai tambang yang telah dibuat dapat diketahui bahwa pit potensial terdiri dari
1 pit yaitu pit A dengan panjang tambang searah jurus adalah 1000 meter dan lebar
bukaan sekitar 100 meter. Dalam kegiatan penambangannya dibagi menjadi 2 blok
dengan panjang masing-masing blok 500 meter.
Tabel. 7. Rencana Produksi Pertahun
Tahun Lokasi
Produksi SR
(bcm/ton) Batubara
(Ton) Tanah Penutup (bcm)
1 Blok 1 350.00 3.150.000 9
2 Blok 2 307.382 2.437.747 7,93
Total 657.383 5.587.747 8,5
Waktu kerja operasi penambangan yang mencakup kegiatan penggalian,
pemuatan dan pengangkutan direncanakan 2 shift/hari, dan 8 jam/shift. Jam kerja
effektif per tahun sebagai berikut:.
Prosiding Seminar Nasional Fakultas Teknik UNLAM “Inovasi dan Aplikasi Teknologi Pertambangan untuk Negeri”
Banjarbaru, 30 Juli 2011
171
Tabel. 8. Rencana Jam Kerja Pertahun
JAM KERJA SATUAN SATUAN
Jumlah hari/tahun 365 hari
-Hari Minggu 52
-Hari Libur Nasional 15
Jumlah kalender kerja/tahun 299 hari
Shift/hari 2
Jam kerja/shift 8
Total jam kelender/tahun 4.784 Jam
Kehilangan jam kerja yang derencanakan
-Istirahat makan 0,75 Jam/hari 224,25 Jam
-Pertukaran shift 0,25 Jam/hari 74,75 Jam
-Persiapan 0,25 Jam/hari 52 Jam
-Shalat Jum'at 1 Jam/tahun 425,75 Jam
Total Kehilangan Jam Kerja
Direncanakan 4358 Jam
Jumlah jam kerja yang tidak
direncanakan Jam
Kehilangan jam kerja yang derencanakan Jam
-Faktor hujan 15% 653,7 Jam
-Lain - lain 5% 217,9 Jam
Jam Kerja efektif 3.486
Ketersediaan mekanis 90%
Jam kerja alat efektif/tahun 3.138 Jam
Penambangan akan dilakukan sendiri dengan kondisi sebagai berikut:
1) Pengadaan peralatan tambang utama, dengan sistem sewa 1 jam termasuk
biaya bahan bakar
2) Perawatan dan penggantian peralatan tambang utama dilakukan oleh pihak
pemilik alat
Prosiding Seminar Nasional Fakultas Teknik UNLAM “Inovasi dan Aplikasi Teknologi Pertambangan untuk Negeri”
Banjarbaru, 30 Juli 2011
172
3) Investasi dilakukan pada beberapa peralatan dan fasilitas penunjang
4) Peke jaan di crushing plant diserabkan pada pihak kontraktor.
5) TransportasiIHauling baiubara tambang menuju crushing plan dan pelabuhan
di kontrakan
6) Penanganan batubara di pelabuhan sampai ke dalam tongkang di kontrakan
Apabila akan dilakukan penambangan sendiri maka total investasi untuk
keseluruhan aktivitas penambangan selama 2 tahun adalah sebesar US$ 770.651.
Perincian biaya proyek hingga tahun ke -2 dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Perkiraan Pembiayaan Proyek Tahun 0-1(US$)
NO DESKRIPSI TAHUN-0 TAHUN-1 TOTAL
1 Pre-development 613.691
613.691
2 Fasilitas camp 21.960
3 peralatan utama
4 Peralatan pendukung 135.000
5 Peralatan stockpile
6 Kendaraan
7 Modal kerja
802.325
Total 770.651 802.325 1.572.976
Investasi Bangunan Fasilitas Camp dilakukan pada tahun awal
penambangan adalah sebesar US$ 21.960 termasuk utility dan perlengkapan
bangunan. Adapun perincian investasi bangunan dan infrastruktu pada awal
tahun ditampilkan pada table 10.
Jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk mendukung operasi sesuai dengan
rancangan tambang yang biasa, maka untuk staf administrasi jumlahnya relatif tetap
selama umur penambangan, sedangkan untuk staf yang terlibat dalam operasi
penambangan langsung jumlahnya disesuaikan dengan peningkatan kebutuhan
sejalan dengan meningkatnya kapasitas penambangan. Jumlah tenaga kerja yang
diperlukan besera kualifikasi selama umur penambangan.
Prosiding Seminar Nasional Fakultas Teknik UNLAM “Inovasi dan Aplikasi Teknologi Pertambangan untuk Negeri”
Banjarbaru, 30 Juli 2011
173
Tabel 10. Perkiraan Investasi Fasilitas Tambang (US$)
NO DESKRIPSI SATUAN VOLUME BIAYA
(US$)
JUMLAH
(US$)
1 Bengkel unit 1 3.500 3.500
2 Gudang unit 1 3.500 3.500
3 Instalasi Listrik unit 1 2.100 2.100
4 Penyimpanan Solar unit 1 2.000 2.000
5 Penyimpanan Bensin unit 1 2.000 2.000
6 Instalasi Air unit 1 850 850
7 Perlengkapan Kantor unit 1 8.000 8.000
8 Kantor Satpam unit 1 1.500 1.500
Total Fasilitas Tambang
23.450
Upah tenaga kerja dihitung berdasarkan upah tahunan rata-rata selama 12
bulan. Upah Tahunan belum temasuk cuti tahunan, bonus dan insentif lainya.
Besarnya biaya cuti tahunan, bonus dan insentif lainya dihitung dalam biaya jaminan
sosial. Besarnya upah tenaga kerja diberikan pada table 11.
Tabel 11. Perkiraan Upah Tenaga (US$)
No DESKRIPSI JUMLAH ANNUAL RATE TAHUN
a. Management 1 2
1 General manager 1 20.000 20.000 20.000
2 Mine manager 1 15.000 15.000 15.000
3 Production superintendent 1 12.500 12.500 12.500
4 Maintenance & logistic support manager 1 10.000 10.000 10.000
5 Personel & safety manager 1 10.000 10.000 10.000
6 Financial & administration manager 1 10.000 10.000 10.000
7 Secretary 1 1.800 1.800 1.800
sub total I 7 79.300 79.300 79.300
b. Personel & safety
1 HRD personil 2 3.600 3.600 3.600
2 Safety officer 1 2.000 2.000 2.000
3 Secretary 1 1.800 1.800 1.800
4 Security guard 4 14.400 14.400 14.400
sub total II 8 21.800 21.800 21.800
Prosiding Seminar Nasional Fakultas Teknik UNLAM “Inovasi dan Aplikasi Teknologi Pertambangan untuk Negeri”
Banjarbaru, 30 Juli 2011
174
No DESKRIPSI JUMLAH ANNUAL RATE TAHUN
c. Engineering
1 Mine engineer 1 10.000 10.000 10.000
2 Project engineer 1 6.000 6.000 6.000
3 Geologist 1 6.000 6.000 6.000
4 Computer analyst 1 4.000 4.000 4.000
5 Technician drafting 1 2.000 2.000 2.000
6 Surveyor 3 10.800 10.800 10.800
7 Secretary 1 1.800 1.800 1.800
8 Clerk 1 1.000 1.000 1.000
sub total III 10 41.600 41.600 41.600
d. Financial & administration
1 Accountant 1 4.000 4.000 4.000
2 Secretary 1 1.800 1.800 1.800
3 Clerk 1 1.000 1.000 1.000
sub total IV 3 6.800 6.800 6.800
e. Production
1 General foreman 1 5.000 5.000 5.000
2 Foreman 2 7.000 7.000 7.000
3 sr. Equipment operator 52 124.800 124.800 124.800
4 Light equipment operator 11 19.800 19.800 19.800
5 Unskilled labour 4 4.000 4.000 4.000
sub total V 70 160.600 160.600 160.600
f. Maintenance & logistic
1 Warehouse & purchasing supervisor 1 2.400 2.400 2.400
2 Warehouse person 2 3.600 3.600 3.600
3 Mechanic 1 4.500 4.500 4.500
4 Electrician 1 1.800 1.800 1.800
5 Welder 1 1.800 1.800 1.800
6 Skilled wleder 1 1.200 1.200 1.200
7 Unskilled labour 2 2.000 2.000 2.000
sub total VI 9 17.300 17.300 17.300
Total 107 327.400 327.400 327.400
Biaya produksi dibedakan menjadi biaya produksi langsuug dan biaya produksi tidak
langsung. Biaya produksi langsung dibedakan menjadi biaya penanganan tanah
penutup, biaya penanganan batubara dan biaya land clearing. Biaya ini dihitung
berdasarkan biaya operasi alat-alat tambang yang terlibat langsung pada ketiga
kegiatan tersebut. Biaya produksi tidak langsung terdiri dari biaya-biaya operasi
Prosiding Seminar Nasional Fakultas Teknik UNLAM “Inovasi dan Aplikasi Teknologi Pertambangan untuk Negeri”
Banjarbaru, 30 Juli 2011
175
peralatan pendukung stockpile, kendaraan, dan tenaga kerja pendukung yang terlibat
didalam proyek.
Tabel 12. Komponen BiayaPenambangan (US$)
AKTIVITAS BIAYA SATUAN
Penambangan batubara 0,33 US$/Ton
Pengupasan tanah penutup* SR 8,5
(1,47 US$/Bcm) 12,47 US$/Ton
Pengangkutan batubara (include fee) 8,5 US$/Ton
Pengolahan (crushing plant) 1,32 US$/Ton
Penanganan batubara (pelabuhan) 4,5 US$/Ton
Lingkungan 0,26 US$/Ton
Pembebasan Lahan 0,4 US$/Ton
Royalti 2,78 US$/Ton
Total 30,55 US$/Ton
Berdasarkan analisis kualitas batubara, batubara yang akan ditambang dapat
dijual seharga US$ 37 US$/ton di Pelabuhan. Berdasarkan rencana produksi, maka
dapat di proyeksikan besarnya penerimaan penjualan batubara dengan eskalasi 3%
seperti berikut:
Tabel 13. Perkiraan Penerimaan (US$)
TAHUN PENJUALAN BB (TON) PENDAPATAN (US$)
1 335.000 12.766.850
2 322.382 12.654.557
TOTAL 657.382 25.421.407
13. KESIMPULAN
1. Besarnya biaya penambangan bergantung Stripping Ratio
2. Jumlah penerimaan dipengaruhi oleh Kualitas dan harga batubara dipasaran
Prosiding Seminar Nasional Fakultas Teknik UNLAM “Inovasi dan Aplikasi Teknologi Pertambangan untuk Negeri”
Banjarbaru, 30 Juli 2011
176
14. DAFTAR PUSTAKA
Asia Securities Industry Research - Sektor Batubara 2009 . PT. ASIA
KAPITALINDO SECURITIES Tbk
Economic Review ● No. 214 ● Desember 2008
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2003 Tentang Tarif Atas
Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada Departemen Energi
Dan Sumber Daya Mineral
Studi Kelayakan PT. X
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan
Mineral Dan Batubara