12 aspek yang mempengaruhi gmp2

36
12 Aspek yang mempengaruhi GMP (Good Manufacturing Product) 1. Manajemen Mutu 2. Personalia 3. Bangunan dan fasilitas 4. Peralatan 5. Sanitasi dan higiene 6. Produksi 7. Pengawasan mutu 8. Inspeksi diri dan audit mutu 9. Penanganan keluhan terhadap produk, penarikan kembali produk dan produk kembalian 10. Dokumentasi 11. Pembuatan dan analisis berdasarkan kontrak 12. Kualifikasi dan validasi

Upload: vira-finchley

Post on 02-Aug-2015

297 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: 12 Aspek Yang Mempengaruhi GMP2

12 Aspek yang mempengaruhi GMP (Good Manufacturing Product)

1. Manajemen Mutu

2. Personalia

3. Bangunan dan fasilitas

4. Peralatan

5. Sanitasi dan higiene

6. Produksi

7. Pengawasan mutu

8. Inspeksi diri dan audit mutu

9. Penanganan keluhan terhadap produk, penarikan kembali produk dan produk kembalian

10. Dokumentasi

11. Pembuatan dan analisis berdasarkan kontrak

12. Kualifikasi dan validasi

Page 2: 12 Aspek Yang Mempengaruhi GMP2

I. Manajemen Mutu

I.1. Prinsip Manajemen Mutu

Industri farmasi harus membuat obat sedemikian rupa agar sesuai dengan tujuan penggunaanya, memenuhi persyaratan yang tercantum dalam dokumen izin edar (registrasi) dan tidak menimbulkan resiko yang membahayakan penggunaanya karena tidak aman, mutu rendah atau tidak efektif. Manajemen bertanggung jawab untuk pencapaian tujuan ini melalui suatu “kebijakan mutu”, yang memerlukan partisipasi dan komitmen dari semua jajaran di semua departemen di dalam perusahaan, para pemasok dan para distributor. Untuk mencapai tujuan mutu secara konsisten dan dapat diandalkan, diperlukan manajemen mutu yang didesain secara menyeluruh dan diterapkan secara benar.

Unsur dasar manajemen mutu:

Suatu infrastruktur atau sistem mutu yang tepat mencakup struktur organisasi, prosedur, proses dan sumber daya.

Tindakan sistematis diperlukan untuk mendapatkan kepastian dengan tingkat kepercayaan yang tinggi, sehingga produk (atau jasa pelayanan) yang dihasilkan akan selalu memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan. Keseluruhan tindakan tersebut disebut Pemastian Mutu.

I.2. Pemastian Mutu (Quality Assurance)Pemastian mutu adalah suatu konsep luas yang mencakup semua hal baik

secara tersendiri maupun secara kolektif, yang akan mempengaruhi mutu dari obat yang dihasilkan Pemastian mutu adalah totalitas semua pengaturan yang dibuat dengan tujuan untuk memastikan bahwa obat dihasilkan dengan mutu yang sesuai dengan tujuan pemakaiannya. Karena itu pemastian mutu mencakup CPOB ditambah dengan faktor lain diluar pedoman ini, seperti desain dan pengembangan produk.

I.3. Cara Pembuatan Obat Yang Baik (CPOB)CPOB adalah bagian dari pemastian mutu yang memastikan bahwa obat

dibuat dan dikendalikan secara konsisten untuk mencapai standart mutu yang sesuai dengan tujuan penggunaan dan dipersyaratkan dalam izin edar dan spesifikasi produk. CPOB mencakup produksi dan pengawasan mutu.

I.4. Pengawasan MutuPengawasan mutu adalah bagian dari CPOB yang berhubungan dengan

pengambilan sampel, spesifikasi dan pengujian, serta dengan organisasi, dokumentasi dan prosedur pelulusan yang memastikan bahwa pengujian yang

Page 3: 12 Aspek Yang Mempengaruhi GMP2

diperlukan dan relevan telah dilakukan dan bahwa bahan yang belum diluluskan tidak digunakan serta produk yang belum diluluskan tidak jual atau dipasok sebelum mutunya dinilai dan dinyatakan memenuhi syarat.

Setiap industri farmasi hendaklah mempunyai fungsi pengawasan mutu. Fungsi ini hendaklah independen dari hal lain. Sumber daya yang memadai hendaklah tersedia untuk memastikan bahwa semua fungsi pengawasan mutu dapat dilaksanakan secara efektif dan dapat diandalkan.

Pengawasan mutu secara menyeluruh juga mempunyai tugas lain, antara lain: menetapkan, memvalidasi dan menerapkan semua prosedur pengawasan mutu, mengevaluasi, mengawasi, menyimpan baku pembanding, memastikan kebenaran lebel wadah bahan dan produk, memastikan bahwa stabilitas dari zat aktif dan obat jadi dipantau, mengambil bagian dalam investigasi keluhan yang terkait dengan mutu produk, dan ikut mengambil bagian dalam pemantauan lingkungan. Semua kegiatan tersebut hendaklah dilaksanakan sesuai dengan prosedur tertulis dan jika perlu dicatat.

I.5. Pengkajian Mutu ProdukPengkajian Mutu Produk secara berkala hendaklah dilakukan terhadap

semua obat terdaftar, termasuk produk ekspor, dengan tujuan untuk membuktikan konsistensi proses, kesesuian dari spesifikasi bahan awal, bahan pengemas dan obat jadi, untuk melihat tren dan identifikasi perbaikan yang diperlukan untuk produk dan proses. Pengkajian mutu produk secara berkala biasanya dilakukan tiap tahun dan didokumentasikan, dengan mempertimbangkan hasil kajian ulang sebelumnya dan hendaklah meliputi paling sedikit:a. Kajian terhadap bahan awal dan bahan pengemas yang digunakan untuk produk, terutama yang dipasok dari sumber baru:b. Kajian terhadap pengawasan selama proses yang kritis dan hasil pengujian obat jadi: c. Kajian terhadap semua bets yang tidak memenuhi spesifikasi yang ditetapkan dan investigasi yang dilakukan;d. Kajian terhadap semua penyimpangan atau ketidaksesuain yang signifikan dan efektifitas hasil tindakan perbaikan dan pencegahan;e. Kajian terhadap semua perubahan yang dilakukan terhadap proses atau metode analisis;f. kajian terhadap variasi yang diajukan, disetujui, ditolak dari dokumen registrasi yang telah disetujui termasuk dokumen registrasi untuk produk ekspor;g. Kajian terhadap hasil program pemantauan stabilitas dan segala tren yang tidak diinginkan;h. Kajian terhadap semua produk kembalian, keluhan dan penarikan obat yang terkait dengan mutu produk, termasuk investigasi yang telah dilakukan;

Page 4: 12 Aspek Yang Mempengaruhi GMP2

i. kajian kelayakan terhadap tindakan perbaikan proses produk atau perlatan yang sebelumnya;j. Kajian terhadap komitmen paska pemasaran dilakukan pada obat yang baru mendapatkan persetujuan pendaftaran dan obat dengan persetujuan pendaftaran variasi;k. Status kualifikasi peralatan dan sarana yang relevan misal sistem tata udara(HVAC), air, gas bertekanan dll;l. Kajian terhadap kesepakatan teknis untuk memastikan selalu up to date.

Page 5: 12 Aspek Yang Mempengaruhi GMP2

II. PersonaliaII.1 Prinsip

Sumber daya manusia sangat penting dalam pembentukan dan penerapan sistem pemastian mutu yang memuaskan dan pembuatan obat yang benar. Oleh karena itu industri farmasi bertanggung jawab untuk menyediakan personil yang terkualifikasi dalam jumlah yang memadai untuk melaksanakan semua tugas. Tiap personil hendaklah memahami tanggung jawab masing-masing dan dicatat. Seluruh personil hendaklah memahami prinsip CPOB dan memperoleh pelatihan awal dan berkesinambungan, termasuk instruksi mengenai hygiene yang berkaitan dengan pekerjaan. II. 2 Umum

Industri farmasi hendaklah memiliki personil yang sehat, terkualifikasi dan berpengalaman praktis dalam jumlah yang memadai. Tiap personil tidak dibebani tanggung jawab yang berlebihan untuk menghindari resiko terhadap mutu obat. a. kesehatan personil

Pada saat perekrutan hendaklah dipastikan bahwa semua calon karyawan ( mulai petugas pembersihan, pemasangan dan perawatan peralatan, personil produksi dan pengawasan hingga personil tingkat managerial) memiliki kesehatan fisik dan mental yang baik sehingga tidak akan berdampak pada mutu produk yang akan dibuat. Disamping itu hendaklah dibuat dan dilakasanakan program pemeriksaan kesehatan berkala yang mencakup pemeriksaan jenis-jenis penyakit yang dapat berdampak pada mutu dan kemurnian produk akhir. Untuk masing-masing karyawan hendaklah ada catatan tentang kesehatan mental dan fisiknya.b. kualifikasi dan pengalaman personil

kualifikasi dan pengalaman personil yang diperlukan untuk tiap posisi hendaklah ditetapkan secara tertulis (biasanya oleh pimpinan tertinggi bersama bagian sumber daya manusia dan – untuk tingkat lebih rendah- juga kepala manajemen mutu [pemastian mutu]), yang disimpan oleh bagian sumber daya manusia, tapi juga dapat ditampilkan pada uraian tugas masing-masing.c. pengetahuan keterampilan dan kesanggupan

kepala bagian produksi memerlukan pendidikan formal dalam bidang farmasi dan telah menjadi apoteker terdaftar, diutamakan dengan kombinasi sains, fisika dan biologi; 5 tahun pengalaman dalam produksi obat pada industri farmasi; pengalaman praktis dalam formulasi dan proses farmasi; pengalaman dalam pengawasan-selama-proses; pengalaman dalam perencanaan produksi; kesanggupan bekerja dalam tim bersama departemen-departemen berbeda; kesanggupan dalam pengelolaan personil, pelatihan dan motivasi personil; menguasai bahasa inggris dengan baik.

Page 6: 12 Aspek Yang Mempengaruhi GMP2

d. jumlah personilkekurangan jumlah personil cenderung mempengaruhi kualitas obat karena

tugas akan dilakukan secara tergesa-gesa dengan segala akibatnya. Disamping itu kekurangan jumlah karyawan biasanya mengakibatkan kerja lembur sering dilakukan yang dxapat menimbulkan kelelahan fisik dan mental baik bagi operator maupun supervisor atau malahan bagi personil pada tingkat lebih atas / yang melakukan evaluasi dan / atau mengambil keputusan.

Bagi tingkat atas penentuan jumlah personil tidak sederhana, karena biasanya jam kerja personil pada posisi ini tidak dibatasi oleh jam kerja yang reguler dan aktivitas / tugasnya lebih kompleks daripada tugas / kegiatan personil tingkat operator. Tapi proses penentuannya dapat dimulai dengan melakukan analisis tugas (job analisis) dan kemudian mengalokasikan waktu dalam seminggu untuk tiap tugas yang harus diselesaikan.

II. 3. Organisasi, Kualifikasi dan Tanggung JawabStruktur organisasi industri farmasi hendaklah sedemikian rupa sehingga

bagian produksi, manajemen mutu (pemastian mutu) / pengawasan mutu dipimpin oleh orang berbeda serta tidak saling bertanggung jawab satu terhadap yang lain. masing-masing personil hendaklah diberi wewenang penuh dan saran yang memadai yang diperlukan untuk dapat melaksanakan tugasnya secara efektif. Hendaklah personil tersebut tidak mempunyai kepentingan lain diluar organisasi yang dapat menghambat atau membatasi kewajibannya dalam melaksanakan tanggung jawab atau yang dapat menimbulkan konflik kepentingan pribadi atau finansial.

Kepala bagian produksi hendaklah seorang apoteker yang terdaftar dan terkualifikasi, memperoleh pelatihan yang sesuai memiliki pengalaman praktis yang memadai dalam bidang pembuatan obat dan keterampilan manajerial sehingga memungkinkan untuk melaksanakan tugas secara profesional. Kepala bagian produksi hendaklah diberi kewenangan dan tanggung jawab penuh dalam produksi obat, termasuk: a. mematikan bahwa obat diproduksi dan disimpan sesuai prosedur agar memenuhi persyaratan mutu yang ditetapkan;b. memberikan persetujuan petunjuk kerja yang terkait dengan produksi dan memastikan bahwa petunjuk kerja diterapkan secara tepat;c. memastikan bahwa catatan produksi telah dievaluasi dan ditandatangani oleh kepala bagian produksi sebelum diserahkan kepada kepala bagian manajemen mutu (pemastian mutu);d. memeriksa pemeliharaan bangunan dan fasilitas serta peralatan dibagian produksi;e. memastikan bahwa validasi yang sesuai telah dilaksanakan;

Page 7: 12 Aspek Yang Mempengaruhi GMP2

f. memastikan bahwa pelatihan awal dan berkesinambungan bagi personil di departemennya dilaksanakan dan diterapkan sesuai kebutuhan.

Disamping itu, kepala bagian produksi bersama dengan kepala bagian pengawasan mutu dan penanggung jawab teknik hendaklah memiliki tanggung jawab bersama terhadap aspek yang berkaitan dengan mutu.

Kepala bagian pengawasan mutu hendaklah seorang terkualifikasi dan lebih diutamakan seorang apoteker, memperoleh pelatihan yang sesuai, memiliki pengalaman praktis yang memadai dan keterampilan manajerial sehingga memungkinkan untuk melaksanakan tugas secara profesional. Kepala bagian pengawasan mutu hendaklah diberi kewenangan dan tanggung jawab penuh dalam pengawasan mutu, termasuk: a. menyetujui atau menolak bahan awal, bahan pengemas, produk antara, produk ruahan dan produk jadi;b. memastikan bahwa seluruh pengujian yang diperlukan telah dilaksanakan;c. memberi persetujuan terhadap spesifikasi, petunjuk kerja pengambilan contoh, metode pengujian dan prosedur pengawasan mutu lain;d. memberikan persetujuan dan memantau semua kontrak analisis;e. memeriksa pemeliharaan bangunan dan fasilitas serta peralatan di bagian pengawasan mutu;f. memastikan bahwa validasi yang sesuai telah dilaksanakan;g. memastikan bahwa pelatihan awal dan berkesinambungan bagi personil di departemennya dilaksanakan dan diterapkan sesuai kebutuhan.

Kepala bagian manajemen mutu (Pemastian Mutu) hendaklah seorang apoteker yang terdaftar dan terkualifikasi, memperoleh pelatihan yang sesuai, memiliki pengalaman praktis yang memadai dan keterampilan manajerial sehingga memungkinkan untuk melaksanakan tugas secara profesional. Kepala bagian manajemen mutu ( Pemastian Mutu) hendaklah diberi kewenangan dan tanggung jawab penuh untuk melaksanakan tugas yang berhubungan dengan sistem mutu / pemastian mutu, termasuk:a. memastikan penerapan (dan, bila diperlukan membentuk) sistem mutu;b. ikut serta dalam atau memprakarsai pembentukan acuan mutu perusahaan;c. memprakasrsai dan mengawasi audit internal atau inspeksi diri berkala;d. melakukan pengawasan terhadap fungsi bagian pengawasan mutu;e. memprakasrai dan berpartisipasi dalam pelaksanaan audit eksternal (audit terhadap pemasok);f. memprakasrai dan berpartisipasi dalam program validasi;g. memastikan pemenuhan persyaratan teknik atau peraturan otoritas pengawasan obat (OPO) yang berkaitan dengan mutu produk jadi;h. mengevaluasi / mengkaji catatan bets;

Page 8: 12 Aspek Yang Mempengaruhi GMP2

i. meluluskan atau menolak produk jadi untuk penjualan dengan mempertimbangkan semua faktor terkait.

Masing-masing kepala bagian produksi, pengawasan mutu dan manjemen mutu (pengawasan mutu) memiliki tanggung jawab bersama dalam menerapkan semua aspek yang berkaitan dengan mutu, yang berdasarkan peraturan OPO mencakup:a. otorisasi prosedur tertulis dan dokumen lain termasuk amandemen;b. pemantauan dan pengendalian lingkungan pembuatan obat;c. hygiene pabrik;d. validasi proses;e. pelatihan;f. persetujuan dan pemantauan terhadap pemasok bahan;g. persetujuan dan pemantauan terhadap pembuat obat atas dasar kontrak;h. penetapan dan pemantauan kondisi penyimpanan bahan dan produk;i. penyimpanan catatan; j. pemantauan pemenuhan terhadap persyaratan CPOB;h. inspeksi, penyelidikan dan pengambilan sampel;l. pemantauan faktor yang mungkin berdampak terhadap mutu produk.

II.4. Pelatihan (Training)Industri farmasi hendaklah memberikan pelatihan bagi seluruh personil

yang karena tugasnya harus berada di dalam area produksi, gudang penyimpanan atau laboratorium (termasuk personil teknik, perawatan dan petugas kebersihan), dan bagi personil lain yang kegiatannya dapat berdampak pada mutu produk.

Disamping pelatihan dasar dalam teori dan praktik CPOB, personil baru hendaklah mendapat pelatihan sesuai dengan tugas yang diberikan. Pelatihan berkesinambungan hendaklah juga diberikan, dan efektifitas penerapannya hendaklah dinilai secara berkala. Hendaklah tersedia program pelatihan yang disetujui kepala bagian masing-masing. Catatan pelatihan hendaklah disimpan.

Pelatihan spesifik hendaklah diberikan kepada personil yang bekerja di area dimana pencemaran merupakan bahaya, misalnya area bersih atau area penanganan bahan berpotensi tinggi, toksik, atau bersifat sensitisasi.

Pengunjung atau personil yang tidak mendapat pelatihan sebaiknya tidak masuk area produksi dan laboratorium pengawasan mutu. Bila tidak dapat dihindarkan, hendaklah mereka diberi penjelasan lebih dahulu, terutama mengenai hygiene perorangan dan pakaian pelindung yang dipersyaratkan serta diawasi dengan ketat.

Konsep pemastian mutu dan semua tindakan yang tepat untuk meningkatkan pemahaman dan penerapannya hendaklah dibahas secara mendalam selama pelatihan. Pelatihan hendaklah diberikan oleh orang terkualifikasi.

Page 9: 12 Aspek Yang Mempengaruhi GMP2

III. Bangunan dan FasilitasIII.1. Prinsip

Bangunan dan fasilitas untuk pembuatan obat hendaklah memiliki desain, konstruksi dan letak yang memadai, serta disesuaikan kondisinya dan dirawat dengan baik untuk memudahkan pelaksanaan operasi yang benar. Tata letak dan desain ruangan harus dibuat sedemikian rupa untuk memperkecil resiko terjadinya kekeliruan, pencemaran-silang dan kesalahan lain, dan memudahkan pembersihan, sanitasi dan perawatan yang efektif untuk menghindari pencemaran-silang, penumpukan debu atau kotoran, dan dampak lain yang dapata menurunkan mutu obat.III.2. Umum

Letak bangunan hendaklah sedemikian rupa untuk menghindari pencemaran dari lingkungan sekelilingnya, seperti pencemaran udara, tanah dan air serta dari kegiatan industri lain yang berdekatan.

Bangunan dan fasilitas hendaklah dikonstruksi, dilengkapi dan dirawat dengan tepat agar memperoleh perlindungan maksimal dari pengaruh cuaca, banjir, rembesan dari tanah serta masuk dan bersarangnya serangga, burung, binatang pengerat, kutu atau hewan lain.

Bangunan dan fasilitas hendaklah dirawat dengan cermat. Bangunan serta fasilitas hendaklah dibersihkan, bila perlu, didisinfeksi sesuai prosedur tertulis yang dirinci. Seluruh bangunan dan fasilitas termasuk area produksi, laboratorium, area penyimpanan, koridor dan lingkungan sekeliling bangunan hendaklah dirawat dalam kondisi bersih dan rapi. Perbaikan dan perawatan bangunan dan fasilitas hendaklah dilakukan dengan hati-hati agar kegiatan tersebut tidak mempengaruhi mutu obat pasokan.

Tenaga listrik, lampu penerangan, suhu, kelembaban dan ventilasi hendaklah tepat agar tidak mengakibatkan dampak yang merugikan baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap produk selama proses pembuatan dan penyimpanan, atau terhadap ketepatan / ketelitian fungsi dari perlatan.

Desain dan tata letak ruang hendaklah memastikan: a) Kompatibilitas dengan kegiatan produksi lain yang mungkin dilakukan di

dalam sarana yang sama atau sarana yang berdampingan.b) Pencegahan area produksi dimanfaatkan sebagai jalur lalu lintas umum

bagi personil dan bahan atau produk, atau sebagai tempat penyimpanan bahan atau produk selain yang sedang diproses.Tindakan pencegahan hendaklah diambil untuk mencegah masuknya

personil yang tidak berkepentingan. Area produksi, area penyimpanan dan area pengawasan mutu tidak boleh digunakan sebagai jalur lalu lintas bagi personil yang tidak bekerja diarea tersebut.

Page 10: 12 Aspek Yang Mempengaruhi GMP2

III.3. Area PenimbanganPenimbangan bahan awal dan perkiraan hasil nyata produk dengan cara

penimbangan hendaklah dilakukan di area penimbangan terpisah yang didesain khusus untuk kegiatan tersebut. Area ini dapat menjadi bagian dari area penyimpanan atau area produksi. III.4. Area Produksi

Untuk memperkecil resiko bahaya medis yang serius akibat terjadinya pencemaran-silang, suatu sarana khusus dan self-contained hendaklah disediakan untuk produksi obat tertentu seperti produk yang dapat menimbulkan sensitisasi tinggi. Produk lain seperti antibiotik tertentu (misal: penisilin), produk hormon seks, produk sitotoksik, produk tertentu dengan bahan aktif berpotensi tinggi, produk biologi (misal: yang berasal dari mikroorganisme hidup) dan produk non-obat hendaklah diproduksi dibangunan terpisah.III.5. Area Penyimpanan

Area penyimpanan hendaklah memiliki kapasitas yang memadai untuk menyimpan dengan rapi dan teratur berbagai macam bahan dan produk seperti bahan awal dan bahan pengemas, produk antara, produk ruahan dan produk jadi, produk dalam status karantina, produk yang telah diluluskan, produk yang ditolak, produk yang dikembalikan atau produk yang ditarik dari peredaran.III.6. Area Pengawasan Mutu

Laboratorium pengawasan mutu hendaklah terpisah dari area produksi, area pengujian biologi, mikrobiologi dan radio isotop hendaklah dipisahkan satu dengan yang lain.III.7. Sarana Pendukung

Ruang istirahat dan kantin hendaklah dipisahkan dari area produksi dan laboratorium pengawasan mutu. Sarana untuk mengganti pakaian kerja, membersihkan diri dan toilet hendaklah disediakan dalam jumlah yang cukup dan mudah diakses. Toilet tidak boleh berhubungan langsung dengan area produksi atau area penyimpana. Ruang ganti pakaian hendaklah berhubungan langsung dengan area produksi namun letaknya terpisah.

Sedapat mungkin letak bengkel perbaikan dan perawatan peralatan terpisah dari area produksi. Hendaklah disediakan ruangan atau lemari khusus untuk penyimpanan alat-alat tersebut.

Saran pemeliharaan hewan hendaklah diisolasi dengan baik terhadap area lain dan dilengkapi dengan akses hewan serta unit pengendali udara yang terpisah.

Page 11: 12 Aspek Yang Mempengaruhi GMP2

IV. PeralatanPeralatan untuk pembuatan obat hendaklah memiliki desain dan konstruksi

yang tepat, ukuran yang memadai serta ditempatkan dan dikualifikasi dengan tepat, agar mutu obat terjamin sesuai desain serta seragam dari bets ke bets dan untuk memudahkan pembersihan serta perawatan.A. Desain dan konstruksi1. Peralatan yang digunakan tidak boleh bereaksi atau menimbulkan akibat bagi

bahan yang diolah2. Peralatan dapat dibersihkan dengan mudah baik bagian dalam maupun bagian

luar serta peralatan tersebut tidak boleh menimbulkan akibat yang merugikan terhadap produk.

3. Semua peralatan yang dipakai dalam pengolahan bahan kimia yang mudah terbakar, hendaklah dilengkapi dengan perlengkapan elektris yang kedap eksplosif serta dibumikan dengan sempurna.

4. Peralatan yang digunakan untuk menimbang, mengukur, menguji dan mencatat hendaklah dikalibrasi menurut suatu program dan prosedur yang tepat.

B. Pemasangan dan penempatan lokasi1. Pemasangan dan penempatan peralatan diatur sedemikian rupa sehingga

proses produksi dapat berjalan secara efektif dan efisien.2. Saluran air, uap, udara bertekanan atau hampa udara hendaklah dipasang

sedemikian rupasehingga mudah dicapai selama kegiatan berlangsung.3. Tiap peralatan utama hendaklah diberi nomor pengenal yang jelas.4. Semua pipa, tangki, selubung pipa uap atau pipa pendingin hendaklah diberi

isolasi yang baik untuk mencegah kemungkinan terjadinya cacat dan memperkecil kehilangan energi.

5. Sistem-sistem penunjang seperti sistem pemanas, ventilasi, pengatur sushu udara, air minum, kemurnian air, penyulingan air dan fasilitas yang lainnya hendaklah divalidasi untuk memastikan bahwa sistem-sistem tersebut senantiasa berfungsi sesuai dengan tujuan.

C. Pemeliharaan1. Peralatan dirawat menurut jadwal yang tepat agar tetap berfungsi dengan baik

dan mencegah terjadinya pencemaran yang dapat merubah identitas, mutu atau kemurnian produk.

2. Prosedur-prosedur tertulis untuk perawatan peralatan dibuat dan dipatuhi.3. Catatan mengenai pelaksanaan pemeliharaan dan pemakaian suatu peralatan

utam dicatat dalam buku catatan harian. Catatan untuk peralatan yang digunakan khusus untuk satu produk saja dapat dimasukkan kedalam catatan produksi batch produk tertentu.

Page 12: 12 Aspek Yang Mempengaruhi GMP2

V. Sanitasi dan HigieniTingkat sanitasi dan higiene yang tinggi diterapkan pada setiap aspek

pembuatan obat. Ruang lingkup sanitasi dan higiene meliputi personalia, bangunan, peralatan dan perlengkapan, produksi serta wadahnya dan setiap hal yang dapat merupakan sumber pencemaran produk. Sumber pencemaran hendaklah dihilangkan melalui suatu program sanitasi dan higiene yang menyeluruh dan terpadu.a. Personalia

1. Semua karyawan menjalani pemeriksaan kesehatan sebelum dan selama bekerja dan pemeriksaan mata secara berkala.

2. Semua karyawan menerapkan higiene perorangan yang baik.3. Tiap karyawan yang mengidap suatu penyakit yang dapat merugikan

kualitas produk dilarang menangani bahan-bahan sampai sembuh kembali.4. Semua karyawan melaporkan keadaan yang dapat merugikan produk.5. Pemakaian sarung tangan untuk menghindari sentuhaan langsung antara

tangan dengan bahan dan produk.6. Karyawan menggunakan pakaian pelindung untuk keamanan sendiri7. Hanya petugas yang berwenang yang boleh memasuki bangunan dan

fasilitas daerah terbatas. Karyawan diinstruksikan agar mencuci tangan sebelum memasuki daerah produksi.

8. Merokok, makan, dan minum dilarang di daerah produksi, laboratorium, dan daerah lain yang dapat merugikan produk.

9. Prosedur perorangan diberlakukan bagi semua orang.b. Bangunan dan Fasilitas

1. Gedung dirancang dan dibangun dengan tepat untuk memudahkan pelaksanaan sanitasi yang baik.

2. Toilet dengan ventilasi yang baik tersedia dengan cukup.3. Tempat penyimpanan pakaian memadai.4. Tempat pencucian diletakkan di luar daerah steril. Bila mungkin

hendaknya dilengkapi dengan suatu sistem yang baik.5. Penyimpanan penyiapan dan konsumsi makanan dibatasi di daerah khusus

dan memenuhi standar kebersihan.6. Sampah tidak boleh dibiarkan menumpuk dan dikumpulkan di dalam

wadah yang sesuai.7. Rodentisida, insektisida, bahan fumigasi, dan bahan pembersih tidak boleh

mencemari peralatan dan bahan-bahan.Ada prosedur tertulis (SOP/Standart Operation Prosedure) yang menunjukkan penanggung jawab sanitasi dan higiene.

Page 13: 12 Aspek Yang Mempengaruhi GMP2

c. Pembersihan dan Peralatan1. Peralatan dibersihkan, dijaga dan disimpan dalam kondisi yang bersih

serta diperiksa kembali kebersihannya sebelum dipakai.2. Pembersihan dilakukan dengan cara vakum atau basah, dan sedapat

mungkin dihindari pencemaran produk.3. Pembersihan dan penyimpanan alat dan bahan pembersih dilakukan dalam

ruangan yang terpisah dari pengolahan.4. Prosedur yang tertulis untuk pembersih dan sanitasi dibuat, dipatuhi dan

dilaksanakan5. Catatan pembersihan sanitasi, sterilisasi dan inspeksi diri disimpan.

Validasi prosedur pembersihan dan sanitasiProsedur sanitasi dan higiene divalidasi dan dievaluasi secara berkala

untuk memastikan prosedur yang bersangkutan cukup efektif dan selalu memenuhi persyaratan.

VI. PRODUKSI

Produksi dilaksanakan dengan prosedur yang telah ditetapkan yang senantiasa dapat menjamin produk obat yang memenuhi spesifikasi yang ditentukan.

Bahan awal

1. Semua pemasukan, pengeluaran, dan sisa bahan dicatat, meliputi keterangan mengenai persediaan.

2. Setiap bahan awal hendaklah memenuhi spesifikasi dan diberi label dengan nama yang dinyatakan dalam spesifikasi.

3. Untuk setiap kiriman dan batch diberi nomor rujukan yang menunjukkan identitas yang jelas.

4. Pada saat penerimaan barang dilakukan pemeriksaan visual, dan contoh yang diambil petugas, diuji terhadap spesifikasi bahan yang bersangkutan.

5. Kiriman bahan awal dikarantina sampai disetujui dan diluluskan untuk dipakai.

6. Label dipasang oleh petugas yang ditunjuk oleh penanggung jawab pengawasan mutu.

7. Persediaan awal diperiksa dalam selang waktu tertentu.8. Bahan awal yang tidak stabil oleh pengaruh suhu, disimpan dalam suhu

udara yang diatur.9. Bahan awal yang cenderung rusak potensinya dalam penyimpanan

dinyatakan batas umurnya.10. Pengeluaran bahan awal dilakukan oleh petugas yang berwenang.11. Tersedianya daerah penyerahan yang tersisa untuk mencegah adanya

kontaminasi silang.

Page 14: 12 Aspek Yang Mempengaruhi GMP2

12. Semua bahan awal yang tidak memenuhi syarat diberi tanda silang, disimpan terpisah dan secepatnya dimusnahkan atau dikembalikan ke pemasok.

Validasi Proses

1. Semua proses produksi divalidasi dengan tepat dan dilaksanakan dengan tepat menurut prosedur yang telah ditentukan dan hasilnya disimpan.

2. Sebelum suatu proses pengolahan induk diterapkan hendaklah dilakukan langkah-langkah untuk membuktikan kecocokan dengan pelaksanaan produksi.

3. Perubahan peralatan atau bahan disertai dengan tindakan validasi ulang.4. Proses dan prosedur yang kritis dievaluasi kembali secara rutin.

Pencemaran

Pencemaran kimiawi atau mikroba terhadap suatu obat yang dapat merugikan kesehatan atau mengurangi daya terapetik atau mempengaruhi kualitas suatu produk, tidak dapat diterima.

Sistem penomoran batch dan lot

1. Sistem penomoran dijabarkan secara rinci2. Sistem penomoran saling berkaitan dengan produk yang dibuat.3. Sistem penomoran menjamin bahwa nomor tidak digunakan berulang dan

memudahkan penandaan suatu produk bila terjadi sesuatu.4. Pemberian nomor dicatat dalam buku harian.

Penimbangan dan Penyerahan

1. Metode penanganan, penimbangan, perhitungan dan penyerahan bahan dan produk tercakup dalam prosedur tertulis.

2. Semua pengeluaran bahan dan produk didokumentasikan.3. Bahan dan  produk yang boleh diserahkan hanya yang telah diluluskan

oleh pengawasan mutu.4. Sebelum dilakukan penimbangan dilakukan pemeriksaan terhadap

penandaan.5. Kapasitas, ketepatan, dan ketelitian alat timbang sesuai dengan jumlah

bahan.6. Pada setiap penimbangan, pengukuran dilakukan pembuktian kebenaran

ketepatan identitas dan jumlah bahan.7. Kebersihan tempat penimbangan dan penyerahan dijaga.8. Penimbangan dan penyerahan menggunakan peralatan yang cocok dan

bersih.9. Bahan baku produk yang diserahkan diperiksa ulang untuk meminimalkan

resiko penyalahgunaan dan kesalahan bahan baku yang akan diproduksi.

Page 15: 12 Aspek Yang Mempengaruhi GMP2

Pengembalian

Semua bahan awal, bahan pengemas, produk antara dan produk ruahan yang dikembalikan ke gudang penyimpanan adalah produk yang memenuhi persyaratan spesifikasi yang telah ditetapkan dan didokumentasikan dengan benar serta direkonsilasi.

Pengolahan

1. Semua bahan yang dipakai diperiksa dahulu.2. Kondisi daerah pengolahan dipantau dan dikendalikan.3. Peralatan yang digunakan diperiksa terlebih dahulu.4. Semua kegiatan pengolahan mengikuti prosedur tertulis yang telah

ditentukan dan penyimpangan dilaporkan dengan alasan dan penjelasan.5. Wadah dan penutup bahan dan produk bersih.6. Semua wadah dan peralatan yang berisi bahan dan produk diberi label

yang tepat.7. Semua produk diberi label yang tepat dan dikarantina sampai diluluskan

oleh bagian pengawasan mutu.8. Seluruh pengawasan dalam proses harus dicatat dan diteliti.9. Hasil sesungguhnya dicatat dan dicocokkan dangan hasil teoritis.10. Dalam seluruh tahap pengolahan, diperhatikan masalah pencemaran

silang.

Bahan dan produk kering

1. Bahan dan produk kering, penanganannya menimbulkan masalah debu, dan karenanya perlu dipasang sistem penghisap untuk mencegah penyebaran  debu. Produk hendaklah dilindungi dari pencemaran dan jangan sampai ada produk yang tertinggal dalam peralatan.

2. Pencampuran dan granulasi. Mesin pencampur, pengayak dan pengaduk dilengkapi dengan sistem pengendalian debu. Parameter dan operasional tercantum dalam Dokumen Produksi Induk. Untuk bahan yang berisiko tinggi menggunakan kantong pelindung. Pada pembuatan dan penggunaan larutan atau suspensi dicegah terjadinya pencemaran.

3. Pencetakan tablet. Mesin dilengkapi dengan fasilitas memadai, dilakukan pengendalian secara fisik, prosedural dan penandaan.

4. Penyalutan. Menggunakan alat spray yang bekerja secara otomatis dan sudah divalidasi daya semprotnya.

5. Pengisian kapsul keras, kapsul kosong sebagai bahan awal, disimpan dalam kondisi yang baik.

6. Pemberian tanda tablet bersalut dan kapsul harus jelas dan dapat dimengerti.

Page 16: 12 Aspek Yang Mempengaruhi GMP2

Produk cairan, krim dan salep dibuat terlindung dari pencemaranmikroba dan pencemaran lainnya.

Bahan pengemas

1. Bahan pengemas diberi perhatian yang sama terhadap bahawa awal.2. Perhatian khusus diberikan kepada bahan cetak , disimpan pada kondisi

keamananyang memadai.3. Pada pengemasan diberi nomor yang spesifik atau penandaan yang

menunjukkan identitasnya.4. Bahan pengemas yang tidak berlaku lagi dimusnahkan, pemusnahannya

dicatat.5. Bahan pengemas dapat menghindari campur baur. Hanya satu jenis bahan,

pengemas cetak dan bahan cetak yang boleh diletakkan ditempat yang sama.

Kegiatan pengemasan

1. Berfungsi membagi dan mengemas produk ruahan menjadi menjadi produk jadi.

2. Semua kegiatan pengemasan hendaklah dilaksanakan sesuai instruksi yang diberikan dan menggunakan bahan pengemas yang ada dalam prosedur.

3. Sebelumnya, dilakukan pemeriksaan untuk memastikan bahwa area kerja dan peralatan sudah bersih serta bebas dari produk lain.

4. Semua penerimaan produk ruahan, bahan pengemas, dan bahan cetak lain hendaklah diperiksa dan diverifikasi kebenaran terhadap prosedur.

Pengawasan selama proses

1. Pengawasan dimaksudkan untuk memantau hasil dan memvalidasi kinerja dari proses produksi.

2. Prosedur tertulis selama proses menjelaskan titik pengambilan sampel, frekuensi pengambilan sampel, jumlah sampel yang diambil, spesifikasi yang harus diperiksa dan batas penerimaan untuk setiap spesifikasi.

3. Selama proses pengolahan dan pengemasan bets hendaklah diambil sampel pada awal, tengah dan akhir proses oleh personil yang ditunjuk.

4. Hasil pengujian atau inspeksi selama proses hendaklah dicatat dan dokumen tersebut hendaklah menjadi catatan bets.

5. Spesifikasi tersebut hendaklah berasal dari hasil rata-rata proses sebelumnya yang diterima.

Bahan dan produk yang ditolak, dipulihkan dan dikembalikan

1. Bahan dan produk yang ditolak hendaklah diberi penandaan yang jelas dan disimpan di ”area terlarang”, dikembalikan kepada pemasoknya atau bila dianggap perlu diolah ualang atau dimusnahkan.

Page 17: 12 Aspek Yang Mempengaruhi GMP2

2. Pengolahan ulang produk diperbolehkan jika mutu produk akhirnya tidak terpengaruh, bila spesifikasinya dipenuhi dan prosesnya dikerjakan sesuai prosedur.

3. Pemulihan semua bets atau sebagian hendaklah dilakukan sesuai prosedur yang telah ditetapkan setelah dilakukan evaluasi terhadap resiko yang mngkin terjadi, termasuk kemungkinan pengaruh terhadap masa edar produk.

4. Kepala menajemen mutu hendaklah mempertimbangkan perlunya pengujian tambahan untuk produk hasil pengolahan ulang, atau bets yang mendapatkan produk yang dipulihkan.

5. Bets yang mengandung produk pulihan hanya boleh diluluskan setelah semua bets asal produk pulihan telah dinilai dan dinyatakan memenuhi spesifikasi yang ditetapkan.

6. Produk yang dikembalikan dari peredaran dan telah dilepas dari pengawasan industry pembuat hendaklah dimusnahkan.

Karantina dan penyerahan produk jadi

1. Merupakan tahap akhir pengendalian sebelum penyerahan kegudang dan siap untuk didistribusikan.

2. Prosedur tertulis hendaklah cara penyerahan produk jadi ke area karantina.3. Selama menunggu pelulusan dari bagian manajemen mutu, seluruh bets/lot

yang sudah dikemas hendaklah ditahan dalam status karantina.4. Area karantian merupakan area terbatas hanya bagi personil yang benar-

benar diperlukan untuk bekerja atau diberi wewenang untuk masuk ke area tersebut.

5. Produk jadi yang memerlukan kondisi penyimpanan khusus hendaklah disimpan diarea karantina dengan kondisi yang sesuai.

6. Pelulusan akhir produk hendaklah didahului dengan penyelesaian yang memuaskan, sebagai berikut :a. Produk memenuhi persyaratan mutu dalam semua spesifikasi

pengolahan dan pengemasan.b. Sampel pertinggal dari kemasan yang dipasarkan dalam jumlah yang

mencukupi untuk pengujian di masa mendatang.c. Pengemasan dan penandaan memenuhi semua persyaratan sesuai hasil

pemeriksaan oleh bagian pengawasan mutu.d. Rekonsiliasi bahan pengemas cetak dan bahan cetak dapat diterima.e. Produk jadi yang diterima di area karantina sesuai dengan jumlah

yang tertera pada dokumen penyerahan barang.7. Setelah pelulusan suatu bets/lot oleh bagian manajemen mutu, produk

tersebut hendaklah dipindahkan dari area karantina ke gudang produk jadi.8. Sewaktu menerima produk jadi, personil mencatat pemasukkan bets

kedalam kartu stok bersangkutan.

Page 18: 12 Aspek Yang Mempengaruhi GMP2

Catatan pengendalian dan pengiriman obat

1. Sistem distribusi hendaklah didesain sedemikian rupa untuk memastikan produk yang pertama masuk didistribusikan lebih dahulu.

2. Sistem distribusi hendaklah menghasilkan catatan sedemikian rupa sehingga distribusi setiap bets/lot obat dapat diketahui untuk mempermudah penyelidikan atau penarikan kembali jika diperlukan.

3. Prosedur tertulis mengenai distribusi oabt hendaklah dibuat dan dipatuhi.4. Penyimpangan terhadap konsep FIFO dan FEFO hendaklah hanya

diperbolehkan untuk jangka waktu yang pendek dan hanya atas persetujuan pimpinan yang bertanggung jawab.

Penyimpanan bahan awal, bahan pengemas, produk antara, produk ruahan dan produk jadi

1. Tiap produk dikarantina selama menunggu hasil uji mutu dan penentuan status.

2. Tiap penerimaan hendaklah diperiksa untuk memastikan bahan yang diterima sesuai dengan dokumen.

3. Tiap produk yang diserahkan ke area penyimpanan diperiksa identitas dan kondisi wadah.

4. Bila identitas dan kondisi wadah tidak sesuai dengan persyaratan, wadah tersebut dikirim ke area karantina dan ditentukan status produk dengan pihak pengawasan mutu

Pengiriman dan pengangkutan

1. Bahan dan obat yang diangkut hendaknya tidak rusak, kondisi, keutuhan dan penyimpanannya terjaga.

2. Bila menggunakan es kering dalam rangkaian sistem pendingin, pastikan bahan obat tidak berkontak langsung dengan es kering tersebut untuk menghindari dampak buruk terhadap mutu produk.

3. Selama pengangkutan gunakan alat untuk memantau suhu.4. Pengiriman dan pengangkutan bahan atau obat dilaksanakan setelah ada

pesanan. Dan tanda terima didokumentasikan.5. Buat lah prosedur pengiriman dan didokumentasikan dengan

pertimbangan sifat dan bahan obat yang akan dikirim serta tindakan pencegahan khusus.

6. Wadah luar yang akan dikirim dapat melindungi bahan atau obat dari pengaruh luar

7. Catatan pengiriman disimpan, yang menyatakan minimal:a. Tanggal pengirimanb. Nama dan alamat pelangganc. Uraian tentang produkd. Kondisi pengangkutan dan penyimpanan

Page 19: 12 Aspek Yang Mempengaruhi GMP2

VII. Pengawasan Mutu

Pengawasan mutu merupakan bagian yang essensial dari CPOB agar tiap obat

yang dibuat memenuhi persyaratan mutu yang telah ditetapkan.

Tugas pokok pengawasan mutu meliputi:

a) Penyusunan Prosedur

b) Penyiapan, instruksi, menyusun rencana pengambilan contoh

c) Meluluskan atau menolak bahan-bahan dan produk

d) Menentukan catatan sebelum produk didistribusikan

e) Menetapkan tanggal kadarluarsa

f) Mengevaluasi pengujian ulang

g) Penunjukan pemasok

h) Mengevaluasi keluhan

i) Menyediakan baku pembanding

j) Menyimpan catatan

k) Menevaluasi obat kembalian, ikut serta dalam program inspeksi diri

l) Memberikan rekombinasi untuk pembuatan obat oleh pihak lain atas

dasar kontrak.

Pengawasan terhadap bahan awal, produksi antara, produk ruahan, dan obat

jadi yang harus diperhatikan dalam hal ini adalah

Spesifikasi, cara pengambilan contoh, pengujian terhadap bahan baku,

pengemasan, produk antara, produk ruahan dan obat jadi, uji sterilisasi untuk

produk steril, uji pirogenitas serta pengawasan lingkungan secara berkala

terhadap mutu kimiawi dan mikrobiologi dari air dan lingkungan produksi.

Dokumentasi penting yang berkaitan dengan pengawasan mutu yang

berisi: Spesifikasi, prosedur pengambilan sampel, prosedur pencatatan dan

pengujian (termasuk lembar kerja analisis dan/ buku catatan laboratorium),

laporan dan/ sertifikat analisis data pemantauan lingkungan (bila diperlukan),

catatan validasi metoda analisis (bila diperlukan), prosedur dan catatan

kalibrasi instrumen serta perawatan peralatan. Semua dokumetasi yang

terkait catatan batch disimpan selama satu tahun setelah tanggal kadarluarsa

batch bersangkutan.

Page 20: 12 Aspek Yang Mempengaruhi GMP2

VIII. Inspeksi Diri dan Audit Mutu

Tujuan inspeksi diri adalah untuk melakukan penilaian apakah sejumlah

aspek produksi dan pengendalian mutu selalu memenuhi CPOB.

Hal-hal yang diinspeksi adalah mencakup karyawan, bangunan,

penyimpanan, bahan awal obat dan obat jadi, peralatan, produksi,

pengawasan mutu, dokumentasi, pemeliharaan gedung dan peralatan. Tim

Inspeksi diri ditunjukan oleh pemimpin perusahaan sekurang-kurangnya tiga

orang dari bidang yang berlainan dan paham mengenai CPOB. Pelaksanaan

dan selang waktu inspeksi diri sesuai kebutuhan, sekurang-kurangnya sekali

dalam setahun. Laporan inspeksi diri mencakup hasil, penilaian, kesimpulan,

dan usulan tindakan perbaikan.

Audit mutu berguna sebagai pelengkap dari inspeksi diri yang meliputi

pemeriksaan dan penilaian semua atau sebagian dari sistem menejemen mutu

dengan tujuan spesifik untuk meningkatkan mutu untuk dilaksanakan oleh

spesialis dari luar atau independent atau tim khusus. Audit mutu juga dapat

diperluas terhadap pemasok dan penerima kontrak. Audit mutu juga dapat

diperluas terhadap pemasok dan penerima kontrak. Daftar pemasok yang

disetujui hendaklah ditinjau ulang secara berkala dan dievalusi secara teratur.

IX. Penanganan Keluhan Produk dan Penarikan Kembali Produk dan

Produk Kembalian

Penarikan kembali obat jadi berupa penarikan kembali satu atau beberapa

bets. Hal ini dilakukan bila ada produk yang menimbulkan efek samping atau

masalah medis lainnya yang menyangkut fisik, reaksi alergi, efek toksik.

Penanganan keluhan dan laporan hendaknya dicatat dan secepatnya ditangani

kemudian dilakukan penelitian dan evaluasi. Tindak lanjut dilakukan berupa

tindakan perbaikan, penarikan obat dan dilaporkan kepada pemerintah yang

berwenang. Obat kembalian dapat digolongkan sebagai berikut : yang masih

memenuhi spesifikasi yang dapat digunakan, yang dapat diolah ulang dan

yang tidak dapat diolah ulang. Prosedur penanganan obat kembalian

Page 21: 12 Aspek Yang Mempengaruhi GMP2

mencakup jumlah, karantina, penelitian, pengolahan kembali, pemeriksaan

dan pengawasan mutu yang seksama. Obat kembalian yang tidak dapat diolah

ulang hendaknya dimusnahkan dan dibuat prosedurnya. Pencatatan dilakukan

untuk penanganan obat kembalian dan dilaporkan, dan setiap pemusnahan

dibuatkan berita acara yang ditanda tangani oleh pelaksana dan saksi.

X. Dokumentasi

Dokumentasi adalah bagian dari sistem informasi manajemen dan

dokumentasi yang baik merupakan bagian yang esensial dari pemastian mutu.

Dokumentasi yang jelas adalah fundamental untuk memastikan bahwa tiap

personil menerima uraian tugas yang relevan secara jelas dan rinci sehingga

memperkecil resiko terjadi salah tafsir dan kekeliruan yang biasanya timbul

karena hanya mengandalkan komunikasi lisan. Spesifikasi dokumen produksi

induk/ formula pembuatan, prosedur, metode dan instruksi, laporan dan

catatan harus bebas dari kekeliruan dan tersedia secara tertulis. Keterbacaan

dokumen adalah sangat penting.

Umum :

a) Dokumen hendaklah di disain, disiapkan, dikaji, dan didistribusikan

dengan cermat. Bagian dokumen pembuatan dan dokumen registrasi

yang relevan hendaklah sesuai.

b) Dokumen hendaklah disetujui, ditandatangani dan diberi tanggal oleh

personil yang sesuai dan diberi wewenang.

c) Isi dokumen hendaklah tidak berarti ganda, judul, sifat, dan tujuannya

hendaklah dinyatakan dengan jelas.

d) Dokumen hendaklah dikaji ulang secara berkala dan dijaga agar selalu up

to date. Bila suatu dokumen direvisi hendaklah dijalankan suatu sistem

untuk menghindarkan penggunaan dokumen yang sudah tidak berlaku

secara tidak sengaja.

Page 22: 12 Aspek Yang Mempengaruhi GMP2

XI. Pembuatan dan Analisis Berdasarkan Kontrak

Pembuatan dan analisis berdasarkan kontrak harus dibuat secara benar,

disetujui dan dikendalikan untuk menghindari kesalahpahaman yang dapat

menyebabkan produk atau pekerjaan dengan mutu yang tidak mamuaskan.

Kontrak tertulis antara pemberi kontrak dan penerima kontrak harus dibuat

secara jelas menetukan tanggung jawab dan kewajiban masing-masing pihak.

Kontrak harus menyatakan secara jelas prosedur pelulusan tiap bets produk

untuk diedarkan yang menjadi tanggung jawab penuh kepala bagian

managemen mutu.

XII. Kualifikasi dan Validasi

CPOB mensyaratkan industri farmasi untuk mengidentifikasi validasi yang

perlu dilakukan sebagai bukti pengendalian terhadap aspek kritis dari

kegiatan yang dilakukan. Perubahan signifikan terhadap fasilitas, peralatan,

dan proses yang dapat mempengaruhi mutu produk hendaklah divalidasi.

Pendekatan dengan kajian resiko hendaklah digunakan untuk menentukan

ruang lingkup dan cangkupan validasi.

Jenis Kualifikasi :

a) Kualifikasi desain, merupakan unsur pertama dalam melakukan validasi

terhadap fasilitas, sistem atau peralatan yang baru.

b) Kualifikasi Instalasi. Dilakukan terhadap fasilitas sistem dan peralatan

baru atau yang dimodifikasi. Persyaratan minimal untuk melakukan

kualifikasi instalasi adalah instalasi peralatan, pipa, dan sarana penunjang

dan intrumen sesuai inspesifikasi dan gambar tekhnik yang di desain;

pengumpulan dan penyusunan dokumen pengoperasian dan perawatan

peralatan dari pemasok; ketentuan dan persyaratan kalibrasi dan

verifikasi bahan konstruksi.

c) Kualifikasi operasionak (KO), KO dapat dilakukan setelah KI. KO

minimal mencakup pengujian tentang proses, sistem dan peralatan; dan

pengujian yang meliputi satu atau beberapa kondisi yang mencakup bats

operasional atas dan bawah. Penyelesaian formal KO mencakup

kalibrasi, prosedur, pengoperasian dan pembersian, pemilihan operator

Page 23: 12 Aspek Yang Mempengaruhi GMP2

dan peralatan preventif. Penyelesaiaan KO fasilitas, sistem dan peralatan

dilengkapi dengan persetujuan tertulis.

d) Kualifikasi Kinerja (KK), dilakukan setelah KO selesai, meskipun dalam

beberapa kasus KK disatukan dengan KO. KK minimal mencampur:

pengujian dengan menggunakan bahan baku, bahan pengganti yang

memenuhi spesifikasi atau produk stimulasi yang dilakukan berdasarkan

pengetahuan tentang proses, fasilitas, sistem dan peralatan; dan uji yang

meliputi satu atau beberapa kondisi yang mencakup batas atas dan bawah

operasional.

e) Kualifikasi fasilitas, peralatan dan sistem terpasang yang telah

operasional agar dapat mendukung ddan memverifikasi parameter

operasional dan batas variabel kritis pengoperasian alat. Selain itu

kalibrasi, prosedur, pengoperasian dan pembersihan , perawatan perventif

serta prosedur dan catatan pelatihan operator harus didokumentasikan.

Validasi Proses :

Terdapat tiga macam cara untyk melaksanakan validasi proses :

1. Validasi prosfektif, merupkan validasi proses sebelum produk dipasarkan.

2. Validasi Konkuran, validasi proses dilakukan selama proses produksi rutin.

3. Validasi Retrospektif, validasi produk yang telah dipasarkan.