119326872 metode pembagian harta warisan

20
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dapat dikembangkan bahwa orang yang memiliki pertalian darah, perkawinan yang sah baik itu suami/istri, anak laki-laki maupun perempuan bisa mendapatkan warisan. Hal ini yang menimbulkan permasalahan dimana kebanyak orang memiliki anak laki untuk mendapatkan warisan seperti jaman jahiliyah sebelum masuknya islam. Hal ini diakibatkan kurangnya pengetahuan mengenai mewarisi. Oleh karena itu kita harus mengerti dan paham masalah waris mewarisi, hak waris dan lain-lain agar dapat kita terapkan di dalam keluarga. . B. Tujuan Penulisan 1. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Fiqih pada Jurusan PAI, STIT YAPTIP Kampus II Ujung Gading. 2. Dengan adanya makalah ini kami berharap bisa menambah ilmu pengetahuan kita bersama tentang Metode Pembagian Harta Warisan dan Contohnya. i

Upload: biyankap6

Post on 31-Dec-2015

164 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 119326872 Metode Pembagian Harta Warisan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dapat dikembangkan bahwa orang yang memiliki

pertalian darah, perkawinan yang sah baik itu suami/istri,

anak laki-laki maupun perempuan bisa mendapatkan warisan.

Hal ini yang menimbulkan permasalahan dimana kebanyak

orang memiliki anak laki untuk mendapatkan warisan seperti

jaman jahiliyah sebelum masuknya islam. Hal ini diakibatkan

kurangnya pengetahuan mengenai mewarisi. Oleh karena itu

kita harus mengerti dan paham masalah waris mewarisi, hak

waris dan lain-lain agar dapat kita terapkan di dalam keluarga.

.B. Tujuan Penulisan

1. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Fiqih pada

Jurusan PAI, STIT YAPTIP Kampus II Ujung Gading.

2. Dengan adanya makalah ini kami berharap bisa menambah ilmu

pengetahuan kita bersama tentang Metode Pembagian Harta Warisan dan

Contohnya.

i

Page 2: 119326872 Metode Pembagian Harta Warisan

BAB II

PEMBAHASAN

A. Metode Pembagian Harta Warisan

Para ulama-ulama yang ahli dalam urusan pembagian harta pusaka

telah mengatur kaidah berhitung yaitu diantaranya:

1. Metode usul masail ialah suatu cara menyelesaikan pembagian harta

pusaka dengan mencari dan menetapkan asal masalah dari fardh-fardh

para ahli waris. Metode ini adalah salah satu metode yang sering

dipakai oleh para ahli faraidh dalam menyelesaikan masalah pembagian

harta warisan.

2. Tashih Al-Masail ialah mencari angka asal masalah yang terkecil agar

dapat dihasilkan bagian yang diterima ahli waris tidak berupa angka

pecahan. Metode Tashih Al-Masail ini hanya digunakan apabila bagian

yang diterima ahli waris berupa angka pecahan. Oleh karena itu, langkah

ini hanya semata-mata untuk memudahkan perhitungan dalam pembagian

warisan.

3. Perhitungan Faraid

a. Jika hanya ahli waris yang dapat menghabiskan harta saja, tidak ada

yang mendapat ketentuan, maka harta pusaka dibagi rata antara mereka

menurut jumlah kepala, hanya untuk tiap-tiap laki-laki dua

kali  sebanyak bagian tiap-tiap perempan.

b. Jika ahli waris adalah orang yang mendapat ketentuan, sedangkan dia

hanya sendiri saja, maka dia mendapat sebanyak ketentuannya saja.

c. Jika ahli waris yang mendapat ketentuan itu berbilang dua atau lebih,

maka hendaklah dilihat penyebut-penyebut ketentuan satu persatunya.

Kalau penyebutnya sama seperti suami dan saudara perempuan, tiap-

tiap orang dari keduanya mendapat ½ dari harta. 1

1 Ahmad Rofiq, Fiqh Mawaris, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2007), h.75

i

Page 3: 119326872 Metode Pembagian Harta Warisan

Firman Allah SWT dalam Surat An-Nisa’ :

dan bagimu (suami-suami) seperdua dari harta yang ditinggalkan oleh isteri-isterimu, jika mereka tidak mempunyai anak. jika isteri-isterimu itu mempunyai anak, Maka kamu mendapat seperempat dari harta yang ditinggalkannya sesudah dipenuhi wasiat yang mereka buat atau (dan) seduah dibayar hutangnya. Para isteri memperoleh seperempat harta yang kamu tinggalkan jika kamu tidak mempunyai anak. jika kamu mempunyai anak, Maka Para isteri memperoleh seperdelapan dari harta yang kamu tinggalkan sesudah dipenuhi wasiat yang kamu buat atau (dan) sesudah dibayar hutang-hutangmu. jika seseorang mati, baik laki-laki maupun perempuan yang tidak meninggalkan ayah dan tidak meninggalkan anak, tetapi mempunyai seorang saudara laki-laki (seibu saja) atau seorang saudara perempuan (seibu saja), Maka bagi masing-masing dari kedua jenis saudara itu seperenam harta. tetapi jika saudara-saudara seibu itu lebih dari seorang, Maka mereka bersekutu dalam yang sepertiga itu, sesudah dipenuhi wasiat yang dibuat olehnya atau sesudah dibayar hutangnya dengan tidak memberi mudharat (kepada ahli waris). (Allah menetapkan yang demikian itu sebagai) syari'at yang benar-benar dari Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Penyantun. (QS. An-Nisa’ : 12

i

Page 4: 119326872 Metode Pembagian Harta Warisan

Contoh :

1. Ahli waris terdiri dari atas ibu dan dua orang saudara laki-laki seibu, maka

ibu mendapat 1/6, sedangkan dua orang saudara mendapat 1/3. Kelipatan

persekutuan kecil dari penyebut 3 dan 6 adalah 6. Pembagian antara

keduanya yaitu :

1x1/6=1/6 untuk ibu

1x2/6=2/6 untuk dua saudara seibu.

2. Ahli waris terdiri atas ibu, istri, dan anak laki-laki. Maka ibu mendapat

1/6, istri mendapat 1/8, dan anak laki-laki mengambil semua sisa.

Kelipatan persekutuan terkecil dari penyebut kedua ketentuan itu (6 dan 8)

adalah 24.

Cara melakukan pembagian antara mereka adalah :

1x4/24= 4/24 untuk ibu.

1x3/24=3/24 untuk istri.

1-(4/24+3/24)= 17/24 untuk anak laki-laki.

3. Ahli waris hanya terdiri atas ibu dan istri, maka ibu mendapat 1/3, dan istri

mendapat ¼. Kelipatan persekutuan terkecil dari penyebut 3 dan 4 adalah

12.

Cara  melakukan pembagian antara keduanya :

1x4/12=4/12 untuk ibu

1x3/12=3/12 untuk istri

1-(2/12+3/12)= 5/12 adalah sisa yang harus diberikan kepada yang berhak

dengan jalan lain. Contoh-contoh tersebut tidak lain maksudnya adalah

untuk menerangkan bahwa apabila penyebut-penyebut dari beberapa

ketentuan itu berlainan maka hendaklah disamakan. berarti perlu dicari

persekutuan kelipatan terkecil dari beberapa penyebut ketentuen-ketentuan

yang ada pada ahli waris. Dalam hal pembagian warisan terdapat enam

ketentuan yaitu:  2/3, ½, 1/3, ¼, 1/6, dan 1/8.2

2 Amir Syarifuddin, Garis-garis Besar Fiqh, (Jakarta : Prenada Media, 1996), h. 105

i

Page 5: 119326872 Metode Pembagian Harta Warisan

B. Pembagian Sisa Harta

Apabila hanya ada ahli waris yang mendapat ketentuan saja, berarti

tadak ada yang dapat menghabiskan semua harta atau semua sisa, sedangkan

sesudah kadar ketentuan diberikan, harta masih ada sisanya. Sisa ini

hendaklah dibagi kembali kepada ahli waris yang ada itu. Pembagian kembali

antara mereka hendaklah menurut ketentuan masing-masing pula, kecuali

suami atau istri, keduanya tidak berhak lagi mengambil bagian dari sisa itu,

berarti keduanya tidak berhak mengambil lebih dari ketentuan masing-masing

yang telah ditetapkan dalam ayat al-qur’an.

Untuk membagi kembali sisa ini perlu memakai kaidah yang mudah,

agar sesuai dengan kehendak agama serta mudah menjalankannya dengan

seadil-adilnya.

1. Apabila yang mendapat pembagian hanya seorang saja, umpanya ahli

waris hanya ibu saja, maka semua harta pusaka hendaklah diberikan

kepadanya. Berarti 1/3 diberikan kepadanya dengan jalan ketentuan, dan

2/3 dengan jalan pembagian kembali (sisa).

2. Apabila yang mendapat pembagian kembali itu terbilang, 2 atau lebih

sedangkan derajat (tingkat) mereka sama, misalnya beberapa saudara

seibu, maka harta hendaknya dibagi rata diantara mereka ( berarti

dengan jalan ketentuan dan pembagian sisa)

3. Kalau yang mendapat pembagian sisa itu terbilang, sedangkan derajat

mereka tidak sama, hendaklah diambil jumlah ketentuan mereka satu

persatunya. Umpanya ahli waris itu seorang anak perempuan dan ibu,

maka anak perempuan mendapat ketentuan 1/2 dan ibu mendapat

ketentuan 1/6. Jadi, kita atur sebagai berikut :

1x3/6 = 3/6 untuk anak perempuan

1x1/6 = 1/6 untuk ibu.

Jumlah ketentuan 4, dan sisa 2/6. Perbandingan ketentuan 3 dan 1

diatur sebagai berikut :

2/6 x  ¾  = 6/24 = ¼ untuk anak perempuan

2/6 x1/4 = 2/24 = 1/12 untuk ibu.

i

Page 6: 119326872 Metode Pembagian Harta Warisan

Jadi: 3/6 + 1/6 +1/4 +1/12= 6/12 +2/12+3/12+1/12=12/12, maka

habislah semua harta.

Kalau diantara ahli waris ada salah seorang dari suami atau istri, maka

bagian suami atau istri itu hendaklah dikeluarkan lebih dahulu, kemudian

sisanya dibagi antara ahli waris yang berhak mengambil sisa karena suami

atau istri tidak diizinkan mengambil lagi yang lebih dari ketentuan masing-

masing. 3

C. Penetapan Bagian-bagian Ahli Waris

Jika A mati meninggalkan beberepa ahli waris, yaitu sebagai berikut:

1. Ibu

2. Ayah

3. Suami

4. Kakek

5. Paman

6. Anak paman

7. Anak laki-laki

8. Anak perempuan

9. Saudara seibu atau seayah atau sekandung.

Diantara mereka mesti kita lihat siapa-siapa yang mendapat pusaka dan siapa-

siapa yang terhalang (mahjub).

Yang terhalang ialah:

1. Ibu                 :  lantaran si mati meninggalkan anak dapat = 1/6

2. Ayah              :  lantaran si mati meninggalkan anak dapa = 1/6

3. Suami            : lantaran si mati meninggalkan anak dapat = ¼

4. Anak laki-laki  :  anak laki-laki dan perempuan menjadi ashabah

mendapat sisa dengan pembagian, laki-laki dua bagian dan

perempuansebagian.

3 Beni Ahmad Saebani, Fiqh Mawaris, (Bandung : CV. Pustaka Setia, 2009), h.201

i

Page 7: 119326872 Metode Pembagian Harta Warisan

5. Anak perempuan    : anak laki-laki dan perempuan menjadi ashabah

mendapat sisa dengan pembagian, laki-laki dua bagian dan perempuan

sebagian4

D. Contoh Pembagian Warisan

Untuk mengetahui bagian masing-masing ahli waris ada beberapa

macam, tetapi yang termashur ada dua macam.

Pertama, dengan mengeluarkan bagian masing-masing ahli waris

(membagi jumlah harta dengan asal masalah), kemudian dikembalikan dengan

bilangan dari bagian setiap ahli waris.

Misalnya :

1. Seorang meninggal, dengan ahli waris terdiri dari istri, anak perempuan,

dan ibu bapak. Harta peninggalan berjumlah Rp 4.800.000,00

Asal masalah 24

Ahli waris furudh Bilangan

Istri

Anak

perempuan

Ibu

Ayah

1/8

½

¼

Ashabah

3

12

4

5

Bagian masing-masing : Rp 4.800.000,00 : 24 = 200.000,00

Jadi

- Istri                               :    3x Rp 200.000,00 = Rp    600.000,00

- Anak peremuan :          12x Rp 200.000,00     = Rp 2.400.000,00

-Ibu                                : 4x Rp 200.000,00 = Rp     800.000,00

- Ayah :  5xRp 200.000,00 = Rp 1.000.000,00

2. Seseorang meninggal dunia dengan ahli waris terdiri dari 4 anak

perempuan, 2 anak laki-laki, ayah, ibu, dan 3 saudara laki-laki sekandung.

4 Moh. Rifa’i, Ilmu Fiqh Islam Lengkap, (Semarang : Toha Putra, 2001), h.526

i

Page 8: 119326872 Metode Pembagian Harta Warisan

Harta peninggalan sebesar Rp 6.000.000,00. Pembagiannya sebagai

berikut :

Asal masalah 6 atau 12

Ahli Furudh Bilangan

4 anak perempuan 4

2 anak laki 4

Ayah 1/6 2

Ibu 1/6 2

3 saudara laki kandung Mahjub -

Bagian masing-masing : Rp 6.000.000,00 : 12 = Rp 500.000,00

Jadi

-  4 anak perempuan = 4x Rp 500.000,00 = Rp 2.000.000,00

- 2 anak laki-laki = 4x Rp 500.000,00 = Rp 2.000.000,00

- Ayah = 2x Rp 500.000,00 = Rp 1,000.000,00

- Ibu            = 2x Rp 500.000,00 = Rp 1.000.000,00

Kedua dengan mengalikan bilangan masing-masing ahli waris dengan

harta peninggalan, kemudian dibagi dengan Asal Masalah

Misalnya : Seseorang meninggal dunia dengan ahli waris terdiri dari saudara

kandung laki-laki, cucu perempuan dari anak laki-laki, ibu, dan suami. Harta

warisan sejumlah Rp 12.000.000,00.

Pembagiannya sebagai berikut :

Asal masalah 12

Ahli waris Furudh Bilangan

2 saudara laki kandung

Cucu perempuan

Ibu

Suami

Ashabah

½

1/6

1/4

1

6

2

3

i

Page 9: 119326872 Metode Pembagian Harta Warisan

Jadi

- 2 saudara laki Sekandung      :  1x12.000.000,00 =Rp 1.000.000,00

                                      12                                        

- Cucu perempuan  Sekandung  :   6x12.000.000,00 = Rp 6.000.000,00

                                              12

- Ibu             : 2x12.000.000,00 = Rp 2.000.000,00

                               12

- Suami       : 3x12.000.000,00 = Rp 3.000.000,00 5

                                        12

5 Muhammad Ali Ash-Shabuni, Pembagian Waris Menurut Islam, (Jakarta : Gema Insani, 2001), h.105

i

Page 10: 119326872 Metode Pembagian Harta Warisan

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Para ulama-ulama yang ahli dalam urusan pembagian harta pusaka telah

mengatur kaidah berhitung yaitu diantaranya:  Jika hanya ahli waris yang dapat

menghabiskan harta saja, tidak ada yang mendapat ketentuan, maka harta

pusaka dibagi rata antara mereka menurut jumlah kepala, hanya untuk tiap-tiap

laki-laki dua kali  sebanyak bagian tiap-tiap perempuan,     Jika ahli waris adalah

orang yang mendapat ketentuan, sedangkan dia hanya sendiri saja, maka dia

mendapat sebanyak ketentuannya saja,  Jika ahli waris yang mendapat

ketentuan itu berbilang dua atau lebih, maka hendaklah dilihat penyebut-

penyebut ketentuan satu persatunya. Kalau penyebutnya sama seperti suami

dan saudara perempuan, tiap-tiap orang dari keduanya mendapat ½ dari harta.

Apabila hanya ada ahli waris yang mendapat ketentuan saja, berarti

tadak ada yang dapat menghabiskan semua harta atau semua sisa, sedangkan

sesudah kadar ketentuan diberikan, harta masih ada sisanya. Sisa ini hendaklah

dibagi kembali kepada ahli waris yang ada itu. Pembagian kembali antara

mereka hendaklah menurut ketentuan masing-masing pula, kecuali suami atau

istri, keduanya tidak berhak lagi mengambil bagian dari sisa itu, berarti

keduanya tidak berhak mengambil lebih dari ketentuan masing-masing yang

telah ditetapkan dalam ayat al-qur’an.

B. Saran

Kami sebagai penulis dari makalah ini mengharapkan serta menerima

kritikan dan saran dari mahasiswa/ mahasiswi demi memperbaiki isi makalah

–makalah ini, dengan mengucapkan terima kasih kami kepada bapak Dosen

yang telah memberi bimbingan kepada kami untuk menyelesaikan makalah ini

dengan baik dan benar.

i

Page 11: 119326872 Metode Pembagian Harta Warisan

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Ash-Shabuni, Muhammad Ali, Pembagian Waris Menurut Islam, Jakarta : Gema Insani, 2001

Rifa’i, Moh., Ilmu Fiqh Islam Lengkap, Semarang : Toha Putra, 2001

Rofiq, Ahmad, Fiqh Mawaris, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2007

Saebani, Beni Ahmad, Fiqh Mawaris, Bandung : CV. Pustaka Setia, 2009

Syarifuddin, Amir, Garis-garis Besar Fiqh, Jakarta : Prenada Media, 1996

i

Page 12: 119326872 Metode Pembagian Harta Warisan

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT dan shalawat

kepada nabi Muhammad SAW dengan ridho-Nya juga pada kesempatan ini

penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Makalah ini disusun dalam rangka melengkapi tugas Mata Kuliah Fiqih.

Dalam penyelesaian makalah ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua

pihak dalam memberikan sumbangan fikiran, membantu dan membimbing penulis

dalam pembuatan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan

makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua khususnya

pendidikan dimasa yang akan datang.

Ujung Gading, Oktober 2012

Penulis

(Kelompok VIII)

i

Page 13: 119326872 Metode Pembagian Harta Warisan

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang......................................................................... 1

B. Tujuan Penulisan..................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Metode Pembagian Harta Warisan.......................................... 2

B. Pembagian Sisa Harta.............................................................. 5

C. Penetapan Bagian-bagian Ahli Waris...................................... 6

D. Contoh Pembagian Warisan.................................................... 7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................. 10

B. Saran ....................................................................................... 10

DAFTAR KEPUSTAKAAN

i