116372558 laporan praktikum waktu pencampuran

30
LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMA WAKTU PENCAMPURAN DI SUSUN OLEH KELOMPOK : VI (enam) Ivan sidabutar (1107035727) Putri P Permata M (1107036694) Maulana mursyid (1107021174) PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA D III FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS RIAU

Upload: zea-chairunnisa

Post on 18-Jan-2016

67 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

laporan praktikum

TRANSCRIPT

Page 1: 116372558 Laporan Praktikum Waktu Pencampuran

LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMA

WAKTU PENCAMPURAN

DI SUSUN OLEH

KELOMPOK : VI (enam)

Ivan sidabutar (1107035727)

Putri P Permata M (1107036694)

Maulana mursyid (1107021174)

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA D III

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS RIAU

PEKANBARU

2012

Page 2: 116372558 Laporan Praktikum Waktu Pencampuran

Abstrak

Pencampuran (mixing) merupakan peristiwa menyebarnya bahan-bahan secara acak. Penggunaan sistem pengadukan untuk pencampuran banyak ditemui di industri kimia, salah satunya adalah tangki berpengaduk. Sistem tangki berpengaduk terdiri dari suatu tangki penampung fluida, pengaduk (impeller) yang terpasang pada batang pengaduk, dan perangkat penggeraknya (motor). Percobaan ini bertujuan membandingkan efektivitas beberapa tipe impeller pada pencampuran NaCl dengan air. Dari percobaan diketahui bahwa penggunaan turbin sebagai impeller lebih efektif dalam proses pencampuran karena memiliki waktu pencampuran yang paling singkat. Pada tangki yang tidak dilengkapi baffle untuk NaCl, turbin merupakan impeller yang paling efektif karena membutuhkan waktu yang paling sedikit untuk mencapai nilai konduktivitas yang konstan, yaitu 80, 65, dan 52 detik. Dan pada penggunaan tangki yang dilengapi dengan buffel. Yaitu:48, 18, dan 10 detik. Dari percobaaan didapatkan bahwa penggunaan buffel pada tanki pencampuran sangat efektif digunakan untuk mengoptimalkan waktu pencampuran.

Page 3: 116372558 Laporan Praktikum Waktu Pencampuran

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latarbelakang

Pencampuran adalah operasi unit yang melibatkan memanipulasi sistem fisik

heterogen, dengan maksud untuk membuatnya lebih homogen. Dalam kimia,

suatu pencampuran adalah proses menggabungkan dua zat atau lebih yang

berbeda tanpa reaksi kimia yang terjadi (obyek tidak menempel satu sama lain).

Pencampuran dapat dipisahkan menjadi komponen aslinya secara mekanis.

Tujuan proses pencampuran adalah menghasilkan campuran bahan dengan

komposisi tertentu dan homogen, mempertahankan kondisi campuran selama

proses kimia dan fisika agar tetap homogen, mempunyai luas permukaan kontak

antar komponen yang besar, menghilangkan perbedaan konsentrasi dan perbedaan

suu, mempertukarkan panas, mengeluarkan secara merata gas-gas dan uap-uap

yang timbul, menghasilkan bahan setengah jadi agar mudah diolah pada proses

selanjutnya atau menghasilkan produk akhir yang baik.

Waktu pencampuran adalah waktu yang dibutuhkan fluida untuk bercampur

merata keseluruh tangki sehingga campuran bersifat homogen. Waktu

pencampuran suatu larutan dipengaruhi oleh: jenis pengaduk, jenis tangki (buffel),

kecepatan putaran pengaduk. Secara umum waktu yang dibutuhkan untuk menjadi

suatu campuran bahan seragam sifat-sifatnya tergantung pada konfigurasi tangki

berpengaduk, kecepatan putar dan tipe pengaduk yang digunakan. Jika suatu

elektrolit dicampurkan dengan air, keseragaman campuran atau larutan yang

dihasilkan dapat diukur dari nilai konduktivitasnya. Pada percobaan ini untuk

menentukan waktu pencampuran dilakukan dengan mengukur konduktivitas

larutannya.

1.2 Tujuan percobaan

1. Menghitung laju pencampuran suatu elektrolit dalam air.2. Membandingkan efektifitas beberapa impeller dan konfigurasi tangki

berpengaduk.

Page 4: 116372558 Laporan Praktikum Waktu Pencampuran

BAB II

LANDASAN TEORI

Keberhasilan operasi suatu proses pengolahan dalam suatu industri adalah

sangat penting. Keberhasilan tersebut bergantung pada efektifnya pengadukan dan

pencampuran zat cair dalam proses. Pencampuran (mixing) ialah peristiwa

menyebarnya bahan-bahan secara acak, dimana bahan yang satu menyebar

ke dalam bahan yang lain dan sebaliknya, dimana bahan-bahan itu

sebelumnya terpisah dalam dua fase atau lebih. Proses pencampuran

bertujuan untuk

Menghasilkan campuran bahan dengan komposisi tertentu dan homogen,

Mempertahankan kondisi campuran tetap homogen, menghilangkan perbedaan

konsentrasi dan perbedaan suhu, mempertukarkan panas, mengeluarkan secara

merata gas-gas dan uap-uap yang timbul dan Menghasilkan bahan setengah jadi

agar mudah diolah pada proses selanjutnya atau menghasilkan produk akhir yang

baik. Beberapa jenis pencampuran yaitu sebagai berikut:

a. Pencampuran zat cair yang mampu cair

Pencampuran zat cair yang mampu cair (miscible) di dalam tangki

merupakan proses yang berlangsung cepat dalam daerah aliran turbulen.

Impeller akan menghasilkan arus kecepatan tinggi dan fluida dapat

bercampur dengan baik di daerah sekitar impeller karena adanya aliran

turbulen.

b. Pencampuran tanpa gerak

Pencampuran tanpa gerak (motionsless mixer) yaitu suatu alat yang

digunakan secara komersial dimana terdapat elemen-elemen yang

membagi dan menyatukan kembali bagian-bagian arus fluida. Elemen

berbentuk heliks pendek membagi arus menjadi dua, memutar campuran

fluida 1800 dan menyerahkannya ke elemen yang berikutnya yang

terpasang pada sudut 900 terhadap ujung belakang elemen pertama.

Page 5: 116372558 Laporan Praktikum Waktu Pencampuran

Pencampuran ini banyak digunakan untuk meramu zat cair, untuk dispersi

Gas dan zat cair dallam reaksi kimia dan perpindahan kalor.

c. Suspensi partikel zat padat

Suspensi partikel zat padat di dalam zat cair dibuat untuk berbagai tujuan,

misalnya ke dalam unit pengolah (untuk pelarut zat padat), untuk

mempercepat pembentukan kristal di dalam larutan lewat jenuh. Partikel-

partikel tersebut dipisahkan dan dibuat bergerak terus oleh fluida yang

mengalir di sekitarnya. Akan tetapi pola aliran horizontal di samping

aliran ke atas dan ke bawah, dan untuk menjaga agar zat padat itu selalu

berada dalam suspensi di dalam tangki, biasanya diperlukan untuk

membuat fluidisasi zat padat di dalam kolom vertikal.

Proses pencampuran bisa dilakukan dalam sebuah tangki berpengaduk. Hal

ini dikarenakan faktor-faktor penting yang berkaitan dengan proses ini, dalam

aplikasi nyata bisa dipelajari dengan seksama dalam alat ini. Faktor-faktor yang

mempengaruhi  proses pencampuran diantaranya adalah perbandingan antara

geometri tangki dengan geometri pengaduk, bentuk dan jumlah pengaduk, posisi

sumbu pengaduk, kecepatan putaran pengaduk, penggunaan sekat dalam tangki

dan juga sifat fluida yang diaduk yaitu densitas dan viskositas. Secara umum

waktu yang dibutuhkan untuk menjadi suatu campuran bahan seragam sifat-sifat

fisiknya tergantung pada: jenis pengaduk, konfigurasi tangki berpengaduk,

kecepatan putaran pengaduk. Beberapa faktor yang mempengaruhi waktu

pencampuran, yaitu:

A. Jenis Pengaduk

Pengadukan adalah pemberian gerakan tertentu sehingga menimbulkan

reduksi gerakan pada bahan, biasanya terjadi pada suatu tempat seperti bejana.

Gerakan hasil reduksi tersebut mempunyai pola sirkulasi. Akibat yang

ditimbulkan dari operasi pengadukan adalah terjadinya pencampuran (mixing) dari

satu atau lebih komponen yang teraduk. Pada tangki berpengaduk, pola aliran

yang dihasilkan bergantung pada beberapa faktor antara lain geometri tangki, sifat

Page 6: 116372558 Laporan Praktikum Waktu Pencampuran

fisik fluida dan jenis pengaduk itu sendiri. Pengaduk jenis turbin akan cenderung

membentuk pola aliran radial sedangkan propeller cenderung membentuk aliran

aksial. Komponen radial dan tangensial terletak pada daerah horizontal dan

komponen longitudinal pada daerah vertikal untuk kasus tangkai tegak (vertical

shaft). Komponen radial dan longitudinal sangat berguna untuk penentuan pola

aliran yang diperlukan untuk aksi pencampuran (mixing action).Menurut aliran

yang dihasilkan, pengaduk dapat dibagi menjadi tiga golongan:

A.1 Pengaduk aliran aksial yang akan menimbulkan aliran yang sejajar

dengan sumbu putaran.

A.2 Pengaduk aliran radial yang akan menimbulkan aliran yang berarah

tangensial dan radial terhadap bidang rotasi pengaduk. Komponen aliran

tangensial menyebabkan timbulnya vortek dan terjadinya pusaran, dan

dapat dihilangkan dengan pemasangan sekat(baffle )

Proses pencampuran dipengaruhi oleh jenis pengaduk, dimana variasi

pengaduk yang digunakan menghasilkan waktu pencampuran yang berbeda.

Pencampuran di dalam tangki pengaduk terjadi larena adanya gerak rotasi dari

pengaduk dalam fluida. Gerak pengaduk ini memotong fluida tersebut dan dapat

menimbulkan arus eddy yang bergerak keseluruhan sistem fluida tersebut. Oleh

sebab itu, pengaduk merupakan bagian yang paling penting dalam suatu operasi

pencampuran fasa cair dengan tangki pengaduk. Pengaduk dalam tangki memiliki

fungsi sebagai pompa yang menghasilkan laju volumetrik tertentu pada tiap

kecepatan putaran dan fluida yang digunakan. Pencampuran yang baik akan

diperoleh bila diperhatikan bentuk dan dimensi pengaduk yang digunakan, karena

akan mempengaruhi keefektifan proses pencampuran. Variasi waktu pencampuran

yang terjadi dipengaruhi oleh bentuk pengaduk. Masing-masing pengaduk yang

akan digunakan akan memberikan hasil waktu pencampuran yang berbeda. Pada

dasarnya jenis pengaduk dibedakan menjadi 3 jenis yaitu:

1. Paddle

Bentuknya seperti dayung. Pola sirkulasi yang dominan adalah pola

aliran radial (aliran tegak lurus sumbu pengaduk), biasanya digunakan

pada kecepatan rendah yaitu 20-200 rpm. Penggunaan pengaduk jenis ini

Page 7: 116372558 Laporan Praktikum Waktu Pencampuran

pada kecepatan putaran tinggi dapat menimbulkan pusaran (vortek),

sehingga penggunaanya dilengkapi dengan pemasangan buffel.

2. Propeller

Bentuknya seperti baling-baling. Pola aliran yang dominan terbentuk

adalah pola aliran aksial (aliran sejajar sumbu pengaduk). Propeller

digunakan untuk fluida yang mempunyai viskositas rendah dan

berkecepatan tinggi (400-1750 putaran per menit).

3. Turbine

Beberapa tipe turbine antara lain: flat blade, disk flat blade, pitchet

blade, pitchet fane, curvet blade, arrow head, titled blade, pitch curvet

blade, dan shrouded. Pola sirkulasi yang terbentuk adalah radial dan

tangensial (aliran yang mengelilingi batang pengaduk).

Gambar 2.1 Jenis-jenis Impeller (sumber : mcCabe, 1985)

Keterangan:

(a) Turbine piring lengkung vertikal

(b) Turbine daun-lurus terbuka

(c) Turbine piring berdaun

(d) Propeller kapal berdaun tiga

(e) Paddle

Page 8: 116372558 Laporan Praktikum Waktu Pencampuran

Masing-masing pengaduk memberikan hasil waktu pencampuran yang

berbeda. Perbedaan itu terjadi karena efektivitas aliran yang dihasilkan oleh

pengaduk untuk menjangkau seluruh tangki berbeda. Semakin efektif aliran yang

dihasilkan oleh pengaduk maka semakin sedikit waktu pencampuran yang

dibutuhkan. Propeller memiliki waktu untuk mencampurkan bahan elektrolit yang

paling lama dibanding impeller yang lain. Sedangkan padle berada diantara turbin

dan propeller. Impeller jenis turbine merupakan jenis impeller yang mempunyai

kecepatan putaran paling tinggi. Ini disebabkan karena impeller jenis turbin

mampu bekerja secara maksimum pada fluida jenis air.

B. Jenis Tangki (baffle dan unbaffle)

Pemilihan tangki juga berpengaruh terhadap waktu pencampuran. Pada

percobaan terdapat dua jenis tangki yaitu tangki yang mempunyai sekat (baffle)

dan tangki yang tidak mempunyai sekat (unbaffle). Bila suatu jenis pengaduk

memberikan pola aliran selain pola aliran turbulen, kita bisa menciptakan aliran

turbulen dengan menambahkan sekat (baffle) di dalam tangki. Karena dengan

menambahkan sekat maka yang awalnya pola aliran yang tercipta tidak turbulen

menjadi turbulen. Jadi bisa dikatakan bahwa jenis tangki yang mempunyai baffle

akan lebih efektif dibanding dengan tangki yang tidak mempunyai baffle, karena

pada tangki yang menggunakan baffle memerlukan waktu yang lebih sedikit

dibandingkan tangki yang tidak menggunakan baffle untuk mendapatkan nilai

konduktivitas dan juga pada tangki yang menggunakan baffle komponen akan

saling bertumbukan sehingga komponen atau bahan yang digunakan lebih cepat

tercampur daripada yang tidak menggunakan baffle.

C. Kecepatan Putaran Pengaduk

Kecepatan putaran pengaduk berpengaruh terhadap waktu pencampuran.

Semakin besar kecepatan putaran pengaduk, semakin cepat pula putaran pengaduk

sehingga waktu pencampuran juga akan semakin cepat. Jika suatu elektrolit

dicampurkan dalam air, keseragaman campuran atau larutan yang dihasilkan dapat

diukur dengan konduktivitasnya dan campuran akan tercampur sempurna ketika

Page 9: 116372558 Laporan Praktikum Waktu Pencampuran

konduktivitas cairan tidak lagi berubah terhadap waktu. Sehingga perkiraan waktu

yang dibutuhkan suatu tipe pengaduk untuk mencampur suatu campuran bahan

dapat diperoleh dengan plot grafik antara waktu dan kecepatan putar pengaduk.

Konduktivitas adalah ukuran kemampuan suatu bahan ataupun zat untuk

menghantarkan listrik. KCl dan NaCl merupakan elektrolit kuat yang bisa

terionisasi sempurna sehingga bisa mengantarkan arus listrik. Larutan NaCl

misalnya di dalam air terurai menjadi kation (Na+) dan anion (Cl-). Terjadinya

arus listrik pada larutan NaCl disebabkan ion Na+ menangkap elektron pada

katoda dengan membebaskan Na+ sedangkan ion Cl- melepaskan elektron pada

anoda dengan menghasilkan gas Clorin.

Page 10: 116372558 Laporan Praktikum Waktu Pencampuran

BAB III

METODE PERCOBAAN

3.1 Bahan dan Alat

3.1.1 Bahan

1. Air

2. Natrium Klorida (NaCl) sebagai elektrolit

3.1.2 Alat

1. Tangki berpengaduk

2. Beberapa tipe pengaduk

3. Stopwatch

4. Timbangan

3.2 Gambar alat praktikum

Gambar 3.1 Tanki berpengaduk

Gambar 3.2 Beberapa tipe pengaduk

Page 11: 116372558 Laporan Praktikum Waktu Pencampuran

Gambar 3.2 Stopwatch

Gambar 3.3 Timbangan

3.3 Prosedur Percobaan

1. Natrium Klorida (NaCl) ditimbang seberat 25 gram sebagai elektrolit

sebanyak 12 buah.

2. Pengaduk atau impeller dipasang dengan tipe yang pertama yaitu tipe

padle.

3. Tangki tanpa menggunakan baffle diisi dengan air sampai batas ketinggian

30 cm dari dasar tangki. Impeller yang sudah dipasang dimasukkan ke

dalam tangki yang berisi air.

4. Kecepatan putar pengaduk diatur dengan kecepatan 125 rpm. Kemudian

NaCl di masukkan ke dalam tangki berseberangan dengan alat

konduktivitimeter.

5. Pencatatan waktu dilakukan bersamaan dengan masuknya NaCl ke tangki

pengaduk.

6. Pencatatan waktu dihentikan ketika alat pengukur konduktivitas telah

menunjukkan nilai konstan.

7. Dilakukan Tahapan yang sama dilakukan pada kecepatan 250, 375, dan

500 rpm.

Page 12: 116372558 Laporan Praktikum Waktu Pencampuran

8. Percobaan diulangi lagi dengan mengganti tipe pengaduk atau impeller

dengan tipe propeller dan tipe turbin

9. Percobaan dilakukan kembali dengan menggunakan zat elektrolit KCl.

Page 13: 116372558 Laporan Praktikum Waktu Pencampuran

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hubungan kecepatan putaran pengaduk dengan waktu pencampuran

pada tangki unbuffel.

Percobaan yang dilakukan menggunakan tangki unbuffel pada beberapa

variasi impeller dan kecepatannya didapatkan waktu yang dibutuhkan untuk

mencampurkan NaCl dengan air. Hubungan antara kecepatan impeller dari

masing-masing jenis impeller dengan waktu dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Tabel Hubungan Antara Kecepatan Putar Impeller Dengan Waktu

Pencampuran.

Kecepatan impellerJenis impeller 250rpm 375rpm 500rpm

Baling-baling 150 s 40 s 30 sTurbin 80 s 65 s 52 sDayung Besar 253 s 84 s 57 sDayung sedang 298 s 151 s 63 sDayung kecil 317 s 161 s 106 s

Berdasarkan data pada Tabel 3.1 dapat digambarkan grafik hubungan antara

waktu pencampuran dengan kecepatan pengaduk pada masing-masing impeller.

Grafik hubungan antara pencampuran dengan kecepatan pengaduk dapat dilihat

pada Gambar 4.1.

250rpm 375rpm 500rpm0

50100150200250300350

Baling-balingTurbin Dayung BesarDayung sedangDayung kecil

kecepatan pengaduk

wak

tu p

enca

mp

u-ra

n(d

etik

)

Gambar 3.2 Grafik Hubungan Antara Kecepatan Putar Pengaduk Dengan

Waktu Pencampuran Pada Tangki Tanpa Buffel.

Page 14: 116372558 Laporan Praktikum Waktu Pencampuran

Proses pengadukan, kecepatan pengadukan pada umumnya akan

mempercepat homogenitas campuran. Jadi semakin cepat pengadukan maka

waktu yang dibutuhkan untuk mencapai homogenitas campuran semakin cepat

(Purwanto, 2008). Berdasarkan Gambar 3.2 dapat dilihat bahwa semakin tinggi

laju putaran impeller, maka semakin sedikit waktu yang dibutuhkan untuk

mencapai konduktivitas konstan. Dari Gambar 3.2 didapatkan bahwa turbin

merupakan impeller yang paling efektif dibandingkan dengan baling-baling,

dayung besar, dayung kecil, dan dayung kecil. Hal ini disebabkan karena impeller

turbin merupakan jenis impeller aliran radial dimana impeller tersebut akan

menyebabkan fluida mengalir ke samping dan membentur dinding kemudian

sebagian belok keatas dan sebagian belok ke bawah lalu kembali ke tengah dan

seterusnya. Dengan model aliran tersebut, efek pengadukan akan lebih besar

dimana terjadi benturan pada dinding samping, sehingga pencampuran NaCl

dengan air lebih cepat.

3.3 Hubungan kecepatan putaran pengaduk dengan waktu pencampuran

pada tangki dilengkangkapi dengan buffel.

Pada percobaan yang dilakukan dengan menggunakan tangki yang

dilengkapi dengan buffel pada beberapa variasi impeller dan kecepatannya

didapatkan waktu yang dibutuhkan untuk mencapai homogenitas dari larutan

NaCl. Didapatkan hubungan antara variasi kecepatan putaran dan jenis impeller

terhadap waktu pencampuran yang dapat dilihat pada Tabel 3.2.

Table 3.2 Tabel Hubungan Kecepatan (rpm) Dengan Jenis Impeller

Jenis impellerkecepatan impeller

250rpm 375rpm 500rpmbaling-baling 13 s 58 s 1 s

turbin 48 s 18 s 10 sDayung besar 80 s 61 s 28 s

Dayung sedang 163 s 121 s 41 sDayung kecil 127 s 144 s 70 s

Page 15: 116372558 Laporan Praktikum Waktu Pencampuran

Dari data Tabel 3.2 dapat digambarkan grafik hubungan antara kecepatan putar

dan variasi jenis pengaduk terhadap waktu pencampuran. Grafik tersebut dapat

dilihat pada gambar 3.3.

250rpm 375rpm 500rpm0

20406080

100120140160180

baling-balingturbinDayung besarDayung sedangDayung kecil

kecepatan putaran impeller

wak

tu p

enca

mpu

ran(

detik

)

Gambar 3.3 Grafik Hubungan Antara Kecepatan Putaran Pengaduk Dengan

Waktu Pencampuran Pada Tangki Yang Dilengapi Buffel.

Kecepatan pengadukan pada umumnya akan mempercepat homogenitas

campuran. Faktor lain yang mempengaruhi homogenitas suatu larutan adalah jenis

impeller dan kecepatan putar optimal, dimana masing-masing jenis impeller

memiliki kecepatan optimum dalam pengadukan (Purwanto, 2008). Berdasarkan

Gambar 3.3 Dapat dilihat bahwa semakin tinggi laju putaran impeller, maka

semakin sedikit waktu yang dibutuhkan untuk mencapai konduktivitas konstan.

Namun terdapat sedikit kejanggalan pada data, yaitu pada data propeller (baling-

baling) yaitu pada putaran (250 rpm) membutuhkan waktu yang lebih sedikit

dibandingkan pada putaran (375 rpm). Kesalahan tersebut terjadi karena propeler

merupakan impeller aliran aksial berkecepatan tinggi untuk zat cair berviskositas

rendah, propeller efektif dioperasikan pada putaran 500-800 rpm, sehingga pada

putaran 350 rpm kurang efektif untuk penggunaan propeller sedangkan pada

kecepatan 375 rpm sudah mendekati nilai kecepatan optimum untuk impeller jenis

propeller. Dan pada data impeller dayung kecil yaitu: waktu pencampuran yang

Page 16: 116372558 Laporan Praktikum Waktu Pencampuran

dibutuhkan untuk kecepatan putaran (375 rpm) lebih lama dibandingkan

kecepatan putaran (250 rpm). Kesalahan tersebut disebapkan adanya efek

pengadukan (vortek) yang dihasilkan impeller dayung, dimana semakin tinggi

kecepatan putaran impeller dayung maka nilai vortek yang dihasilkan akan

semakin besar, sehingga zat hanya berputar-putar mengelilingi tangki atau tidak

terjadi pencampuran yang sempurna. Dari kelima tipe pengaduk dengan

penggunaan bahan NaCl sebagai sampel, Turbin merupakan impeller yang paling

efektif dibandingkan dengan baling-baling, dayung besar, dayung kecil, dan

dayung kecil. Hal ini disebapkan impeller turbin cukup efektif untuk menjangkau

viskositas yang cukup luas. Dan memiliki pola aliran radial dan tangensial yang

hanya menghasilkan vortek sedikit, dan dapat dicegah dengan penggunaan buffel

pada tangki pengaduk.

3.4 Hubungan variasi pengaduk dengan konduktivitas menggunakan buffel

Table 3.3 Konduktivitas(Ohm-1) Pada Putaran 250 rpm

Jenis pengaduk

konduktivitas pada 5 detik pertama (Ohm-1)

konduktivitas pada 5 detik kedua

(Ohm-1)

konduktivitas larutan (1/ohm)

baling-baling

0,26 0,48 5,15

turbin 0,07 0,28 5,17dayung besar

1,05 2,82 3,59

dayung kecil

0,26 1,04 2,60

dayung sedang

1,02 1,51 2,54

Berdasarkan Tabel 3.4 dapat kita simpulkan yaitu bahwa pada kecepatan

(250 rpm) nilai konduktivitas dari setiap impeller yang digunakan pada 5 detik

pertama sampai 5 detik kedua mengalami kenaikan, kenaikan nilai konduktivitas

tersebut tidak terjadi secara teratur. Nilai konduktivitas larutan pada kecepatan

250 rpm yang paling besar adalah pada penggunaan (propeller) baling-baling,

yaitu:5,15 Ohm-1. Dan nilai konduktivitas yang paling rendah adalah: dayung

Page 17: 116372558 Laporan Praktikum Waktu Pencampuran

sedang, yaitu:254 Ohm-1. Dari data Tabel 3.3 didapatkan bahwa pada kecepatan

250 rpm dayung besar menghasilkan nilai konduktivitas larutan 3,59 ohm-1,

mendekati nilai konduktivitas acuan pada percobaan 3,56 ohm-1.

Tabel 3.4 Konduktivitas (Ohm-1) Pada Putaran 375 rpm

Tipe pengaduk konduktivitas pda 5 dtk pertama

konduktivitas pda 5 dtk kedua

konduktivitas larutan

baling-baling 0,06 0,11 5,71turbin 1,12 2,40 5,15dayung besar 0,25 1,04 2,55dayung sedang 1,04 1,27 2,61dayung kecil 1,26 1,40 2,51

Berdasarkan Tabel 3.4 dapat kita simpulkan yaitu: pada selang 5 detik

pertama dan kedua terjadi kenaikan nilai konduktivitas larutan yaitu pada baling-

baling, nilai konduktivitas naik sebesar 0,05 Ohm-1. Pada percobaan yang

dilakukan terdapat perbedaan nilai konduktivitas yang kontras pada beberapa

impeller yang digunakan, yaitu pada pengaduk menggunakan baling-baling dan

turbin: 5,71 Ohm-1, dan 5,15 Ohm-1, berbeda dengan penggunaan impeller yang

lainnya.

Table 3.5 Konduktivitas(Ohm-1) Pada Putaran 500 rpmtipe

pengadukkonduktivitas pda 5

dtk pertamakonduktivitas pda 5

dtk keduaKonduktivitas

larutanBaling-baling

0,12 Ohm-1 0,42 Ohm-1 3,12 Ohm-1

Turbin 0,68 Ohm-1 2,44 Ohm-1 3,65 Ohm-1

Dayung besar

0,45 Ohm-1 1,26 Ohm-1 2,51 Ohm-1

Dayung sedang

0,42 Ohm-1 1,06 Ohm-1 2,62 Ohm-1

Dayung kecil

0,43 Ohm-1 1,20 Ohm-1 2,67 Ohm-1

Berdasarkan Tabel diatas dapat kita simpulkan yaitu: terjadi kenaikan nilai

konduktivitas larutan pada selang waktu 5 detik. Pada percobaan yang dilakukan,

terjadi kenaikan nilai konduktivitas larutan NaCl. nilai konduktivitas larutan

Page 18: 116372558 Laporan Praktikum Waktu Pencampuran

paling besar terjadi pada penggunaan impeller Turbin yaitu: 3,65 Ohm-1, dan

paling rendah terjadi pada impeller besar yaitu: 2,51 Ohm-1, kemungkinan

penyebapnya adalah karena aliran pada dayung besar tidak menghasilkan

pencampuran yang baik. Atau kurang efektif pada kecepatan tinggi.

3.5 Hubungan variasi pengaduk dengan konduktivitas tanpa menggunakan buffel

Table 3.6 Konduktivitas (Ohm-1) Pada Putaran 250 rpmtipe

pengadukkonduktivitas pda 5

dtk pertamakonduktivitas pda 5

dtk keduaKonduktivitas

larutanBaling-baling 1,59 Ohm-1 2,07 Ohm-1 2,66 Ohm-1

Turbin 2,20 Ohm-1 2,30 Ohm-1 2,55 Ohm-1

Dayung besar 3,02 Ohm-1 2,49 Ohm-1 2,54 Ohm-1

Dayung sedang 2,54 Ohm-1 2,18 Ohm-1 2,51 Ohm-1

Dayung kecil 2,51 Ohm-1 0,92 Ohm-1 2,58 Ohm-1

Berdasarkan Tabel 3.6 Dapat disimpulkan bahwa terjadi kenaikan nilai

konduktivitas larutan pada selang waktu 5 detik pertama dan kedua. Dan

berdasarkan percobaan yang dilakukan didapat nilai konduktivitas larutan paling

tinggi yaitu pada pengaduk Baling-baling (2,66 Ohm-1) dan paling rendah adalah

Dayung sedang (2,51 Ohm-1).

Table 3.7 Konduktivitas(Ohm-1) Pada Putaran 375 rpmtipe

pengadukkonduktivitas pda 5 dtk pertama (Ohm-1)

konduktivitas pda 5 dtk kedua (Ohm-1)

Konduktivitas larutan (Ohm-1)

Baling-baling 0,72 Ohm-1 1,80 Ohm-1 4,10 Ohm-1

Turbin 1,84 Ohm-1 2,16 Ohm-1 2,71 Ohm-1

Dayung besar 0,86 Ohm-1 1,76 Ohm-1 2,51 Ohm-1

Dayung sedang 1,07 Ohm-1 1,75 Ohm-1 2,64 Ohm-1

Dayung kecil 1,13 Ohm-1 1,56 Ohm-1 2,61 Ohm-1

Berdasarkan Tabel 3.7 dapat disimpulkan bahwa terjadi kenaikan nilai

konduktivitas larutan pada selang waktu 5 detik pertama dan kedua. Dan

berdasarkan percobaan yang dilakukan didapat nilai konduktivitas larutan

Page 19: 116372558 Laporan Praktikum Waktu Pencampuran

paling tinggi yaitu pada pengaduk Baling-baling (4,10 Ohm-1) dan paling

rendah adalah Dayung besar (2,51 Ohm-1).

Table 3.8 Konduktivitas(Ohm-1) Pada Putaran 500 rpmtipe

pengadukkonduktivitas pda 5 dtk pertama (Ohm-1)

konduktivitas pda 5 dtk kedua (Ohm-1)

Konduktivitas larutan (Ohm-1)

Baling-baling 0,37 1,29 4,60Turbin 0,36 1,28 2,53Dayung

besar 1,74 2,43 2,71Dayung sedang

1,27 1,85 2,55

Dayung kecil 0,64 1,32 2,63

Berdasarkan Tabel 3.8 dapat disimpulkan bahwa terjadi kenaikan nilai

konduktivitas larutan pada selang waktu 5 detik pertama dan kedua. Dan

berdasarkan percobaan yang dilakukan didapat nilai konduktivitas larutan

paling tinggi yaitu pada pengaduk Baling-baling(4,60 Ohm-1) dan paling

rendah adalah turbin(2,53 Ohm-1).

Page 20: 116372558 Laporan Praktikum Waktu Pencampuran

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

1. Semakin besar kecepatan pengaduk maka semakin cepat laju pencampuran

yang didapatkan.

2. Berdasarkan percobaan yang dilakukan didapatkan impeller yang paling

efektif digunakan adalah baling-baling, karena memiliki waktu

pencampuran paling singkat dibandingkan impeller yang lainnya.

4.2 Saran

1. Lakukan pencucian tangki pengaduk pada setiap kali pengujian, agar hasil

yang didapatkan benar.

2. Karena pembacaan alat konduktivitimeter tidak stabil maka lakukan

pencatatan angka yang paling lama dan sering muncul.

3. Lakukan pembagian tugas dalam menimbang bahan (NaCl), mengukur

konduktivitas larutan, dan memperhatikan stopwatch.

Page 21: 116372558 Laporan Praktikum Waktu Pencampuran

DAFTAR PUSTAKA

McCabe L Warren, Smith C Julian, & Herriot Peter. 1985. Operasi Teknik Kimia

Jilid 1 Edisi Keempat. Erlangga: Jakarta.

Purwanto, 2008. Pengaruh desain impeller,buffel, kecepatan putar pada proses

isolasi minyak kelapa murni dengan metode pengadukan. Institut

Teknologi Adhi Tama: Yogyakarta.

Tim Penyusun Penuntun Praktikum Operasi Teknik Kimia I. Penuntun praktikum

operasi teknik kimia I. Laboratorium Dasar Proses dan Operasi Pabrik

Program Studi D III Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Riau:

Pekanbaru.