1107101010024

Upload: halbar-august-kanda

Post on 02-Jun-2018

219 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 1107101010024

    1/33

    PENGARUH STATUS GIZI, AKTIVITAS FISIK, KUALITAS TIDUR

    TERHADAP INDEKS PRESTASI KUMULATIF (IPK) MAHASISWA PROGRAM

    STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS

    SYIAH KUALA

    PROPOSAL PENELITIAN

    Diajukan sebagai syarat melakukan penelitian

    untuk penyusunan skripsi

    Oleh

    THIFLA FARHANI

    1107101010024

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

    FAKULTAS KEDOKTERAN

    UNIVERSITAS SYIAH KUALA

    DARUSSALAM BANDA ACEH

    TAHUN 2014

  • 8/10/2019 1107101010024

    2/33

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar BelakangKualitas sumber daya manusia (SDM) di suatu negara dapat dilihat dari

    bagaimana masyarakatnya memenuhi kebutuhan hidup, seperti terkait aspek

    kesehatan maupun pendidikan. Semakin baik tingkat kesehatan penduduk suatu

    negara maka akanmemberikan dampak positif terhadap kualitas penduduk tersebut.

    Individu yang sehat akan memiliki kemampuan untuk melakukan aktivitas yang

    produktif dan konsumtif dengan baik dan optimal (1) .Mahasiswa merupakan

    kelompok kecil dari generasi muda yang merupakan bagian dari SDM yang mendapat

    kesempatan untuk mengeyam pendidikan formal di perguruan tinggi (2) . Mahasiswa

    memiliki aktivitas yang padat, mulai dari mempersiapkan kebutuhan kuliah pada pagi

    hari sampai menyelesaikan segala tugas perkuliahan pada malam hari. Tidak jarang

    sebagian besar mahasiswa mengalami kesulitan tertidur untuk menyelesaikan tugas-

    tugas perkuliahan tersebut, begitu juga dengan mahasiswa kedokteran (3) (4) . Jadwal

    kegiatan yang begitu padat menyebabkan mahasiswa tidak memperhatikan aktivitas

    fisik dan asupan gizi mereka. Hal ini berdampak pada pola hidup sehat yang buruk

    yang berujung pada status gizi yang buruk, seperti obesitas pada mahasiswa (5) .

    Aktivitas fisik yang memadai dan rutin akan menunjang kesehatan

    mahasiswa, seperti berat badan yang terkontrol, terhindarnya dari penyakit-penyakit

    metabolik, dan menurunkan risiko penyakit kardiovaskular. Penelitian menunjukan

    bahwa aktivitas fisik juga mempengaruhi kemampuan belajar mahasiswa dan hasil

    belajar mahasiswa (5) . Peningkatan neurotrasmitter yang berhubungan dengan

    aktivitas fisik seperti serotonin mungkin mempengaruhi penelitian tersebut.

    Mekanisme lain yang mendukung penelitian tersebut seperti peningkatan aliran darahkeotak, peningkatan pengkembangan psikomotor, dan perubahan level dari hormon

    (6). Aktivitas fisik juga meningkatkan kemampuan kognitif dan fungsi memori

    mahasiswa sehingga mahasiswa akan lebih siap untuk menerima pelajaran dan akan

    menunjukkan hasil pembelajaran yang diharapkan. (7)

  • 8/10/2019 1107101010024

    3/33

    Rendahnya aktivitas fisik pada mahasiswa menyebabkan meningkatnya

    indeks massa tubuh (IMT) mahasiswa tersebut. Peningkatan IMT berindikasi pada

    keadaan status gizi buruk, seperti berat badan berlebih bahkan obesitas. Status gizi

    buruk seperti obesitas mempengaruhi hasil belajar mahasiswa yang dipresentasikandalam indeks prestasi kumulatif (IPK). Mahasiswa yang memiliki IMT normal

    cenderung memiliki IPK lebih tinggi dari pada mahasiswa yang memiliki IMT diatas

    normal(6). Penelitian menunjukan hasil belajar mahasiswa rendah pada mahasiswa

    yang memiliki IMT lebih (obesitas) 9,5% dari keseluruhan sampel (n=142783) dan

    hasil belajar mahasiswa tinggi pada mahasiswa yang memiliki IMT normal

    (13,5%)(8). Dalam sudut pandang neuropsikologi, status gizi yang baik sangat

    penting untuk kesehatan fungsi otak, proses belajar yang optimal dan mendapatkan

    prestasi akademik yang memuaskan. Truckel, Barnes, dan Egget (2000) menemukan

    faktor kesehatan dan gizi mempengaruhi indeks prestasi kumulatif (IPK). Studi baru

    ini melaporkan bahwa terdapat hubungan antara perilaku gizi dengan gaya belajar dan

    kerja memori verbal.(348)

    Prevalensi status gizi baik di Indonesia masih rendah, terbukti dari hasil

    penelitian yang dilakukan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, dari 33

    Provinsi di Indonesia, 18 Provinsi masih memiliki prevalensi gizi kurang. Salah

    satunya Aceh yang menduduki peringkat 10. Prevalensi gizi buruk di Aceh adalah 7,1

    %, gizi kurang 16,6%, gizi baik 72,1% dan gizi lebih 4,2%. Rata-Rata Indeks Massa

    Tubuh (IMT) umur >18 seluruh Provinsi Indonesia: kategori kurus 12,6%, normal

    65,85%, berat badan lebih 9,95%, obesitas 11,64%. Untuk provinsi Aceh: kategori

    kurus 11,15%, normal 64,6%, berat badan lebih 10,9%, obesitas 13,5%.

    (riskerdas2010)

    Dalam sebuah studi disebutkan efek aktivitas fisik yang menguntungkan

    kesehatan telah diteliti dalam desain kohort. Jenis aktivitas fisik seperti dilingkungankerja, berjalan dan pada beberapa individu bersepeda digunakan sebagai kontributor

    utama dalam total pengeluaran energy. Data global menunjukkan rendahnya aktivitas

    fisik pada Negara-negara yang berpenghasilan tinggi dan memiliki kesibukan

    tinggi.(Nejmra) Salah satu indikator pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat

  • 8/10/2019 1107101010024

    4/33

    pada tahun 2010 yaitu tingkat kesegaran jasmani, dalam hal ini diperlukan

    pengukuran yang berkala .(Ulvie) Umur dan status gizi merupakan faktor utama

    untuk kinerja fisik dan dapat menurunkan tingkat kesegaran jasmani. (teixera dan

    felden)Aktivitas fisik mempengaruhi kualitas tidur seseorang. Kualitas tidur yang

    buruk mengakibatkan kesehatan fisiologis dan psikologis menurun.Dari segi

    fisiologis, kualitas tidur yang buruk dapat menyebabkan rendahnya tingkat kesehatan

    individu dan meningkatkan kelelahan atau mudah letih. Prevalensi gangguan tidur

    setiap tahun cenderung meningkat, hal ini berkaitan dengan peningkatan usia dan

    penyebab lainnya. Pada tahun 2011, survey rutin dilakukan sejak 1991 oleh National

    Sleep Foundation itu melibatkan 1.508 responden. Responden dibagi dalam 4

    kelompok yakni usia 13-18tahun, 19-29 tahun, 30-45 tahun dan 46-64 tahun.

    Sebagian besar responden mengaku tidak pernah atau jarang tidur pulas pada hari

    bekerja atau sekolah dengan persentase tertinggi yakni sekitar 51% pada usia 19-29

    tahun. (10) JKM 2012 sulistiani c

    Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian

    tentang pengaruh status gizi, aktivitas fisik dan kualitas tidur terhadap indeks prestasi

    kumulatif (IPK) mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala.Karena

    penelitian ini belum pernah dilakukan. Penelitian ini juga ingin melihat faktor apa

    yang sangat berperan dalam indeks prestasi kumulatif (IPK) mahasiswa.

    1.2 Rumusan Masalah

    1. Bagaimana pengaruh status gizi terhadap indeks prestasi kumulatif (IPK)

    mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala?

    2. Bagaimana pengaruh aktivitas fisik terhadap indeks prestasi kumulatif (IPK)

    mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala?

    3. Bagaimana pengaruh kualitas tidur terhadap indeks prestasi kumulatif (IPK)

    mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala?

  • 8/10/2019 1107101010024

    5/33

    1.3 Tujuan Penelitian

    1. Mengetahui pengaruh status gizi terhadap indeks prestasi kumulatif (IPK)

    mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala ?

    2. Mengetahui pengaruh aktivitas fisik terhadap indeks prestasi kumulatif (IPK)

    mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala?

    3. Mengetahui pengaruh kualitas tidur terhadap indeks prestasi kumulatif (IPK)

    mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala?

    1.4 Manfaat Penelitian

    1.4.1 Manfaat Teoritis

    Sebagai bahan bacaan bagi mahasiswa kedokteran, dosen dan tenaga medis

    lain untuk mengetahui pengaruh status gizi, aktivitas fisik dan kualitas tidur terhadap

    indeks prestasi kumulatif (IPK) mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Syiah

    Kuala ?

    1.4.2

    Manfaat Praktis1. Sebagai informasi kepada fakultas untukmengetahui pengaruh status gizi,

    aktivitas fisik dan kualitas tidur terhadap indeks prestasi kumulatif (IPK)

    mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala ?

    2. Sebagai penambahan pengetahuan terhadap mahasiswa dan mahasiswi

    mengenai pengaruh status gizi, aktivitas fisik dan kualitas tidur terhadap

    indeks prestasi kumulatif (IPK)?

    1.5 Hipotesis

    Status gizi, aktivitas fisik dan kualitas tidur berpengaruh terhadap indeks

    prestasi kumulatif (IPK) mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala.

  • 8/10/2019 1107101010024

    6/33

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Indeks Prestasi Kumulatif

    2.1.1 Definisi Indeks Prestasi Kumulatif

    Pada Perguruan tinggi mempunyai persyaratan akademik yang mengharuskan

    mahasiswanya tidak hanya mengikuti proses perkuliahan, tetapi juga ada ketentuan

    lain yang harus dipenuhi seperti persentase kehadiran, menyelesaikan tugas

    perkuliahan, dan aktif dalam kegiatan akademik (diskusi, presentasi, ujian, kuis).

    Setelah semua proses akademik diatas diikuti dengan baik, mahasiswa berhak

    memperoleh akademik berdasarkan tingkat kemampuannya yang ditunjukkan melalui

    indeks prestasi (IP) atau indeks prestasi kumulatif (IPK) .(st20132847)

    Di perguruan tinggi hasil prestasi belajar mahasiwa diwakilkan dengan Indeks

    Prestasi (IP) yaitu suatu angka menunjukkan keberhasilan mahasiswa dalam satu

    kurun waktu sebelum menyelesaikan seluruh program pembelajaran yang merupakan

    rata-rata terimbang. Sedangkan IPK adalah tingkat keberhasilan mahasiswa pada

    akhir keseluruhan program akademik pembelajaran yang merupakan rata-rata

    terimbang dari seluruh mata kuliah yang ditempuh.(frenty,2010)

    IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) merupakan suatu tolak untuk mengevaluasi

    kemajuan studi mahasiswa yang merupakan hasil pembagian nilai seluruh mata

    kuliah yang diperoleh dengan besar seluruh sks mata kuliah yang telah dirata-ratakan

    terlebih dahulu. Indeks prestasi kumulatif (IPK) dihitung pada akhir suatu program

  • 8/10/2019 1107101010024

    7/33

    pendidikan atau pada akhir semester kedua dan seterusnya. Indeks prestasi kumulatif

    (IPK) sebagai evaluasi dari keberhasilan proses perkuliahan yang mencakup ilmu

    pengetahuan dan skill kognitif. (syah,2008)

    Indeks prestasi akademik yang diperoleh mahasiswa merentang dari nilai 0 sampai

    dengan nilai 4. Semakin tinggi nilai yang diperoleh mahasiwa dalam indeks prestasi

    kumulatif menggambarkan semakin cerdas atau pandai mahasiswa tersebut.

    Mahasiswa yang memiliki IPK tinggi lebih mempunyai peluang yang besar untuk

    mendapatkan pekerjaan. Dalam memasuki dunia pekerjaan, baik pada instansi

    pemerintah maupun swata menuntut IPK yang tinggi untuk dijadikan suatu

    persyaratan untuk lolos seleksi administrasi. (jupsi 2012) .

    Namun jika indeks prestasi kumulatif mahasiswa dibawah minimal menggambarkan

    mahasiswa tersebut belum belajar dengan maksimal. Pada mahasiwa yang

    mempunyai IPK dibawah jumlah minimal cenderung akan mendapat sanksi seperti

    tidak diperbolehkan melanjutkan mata perkuliahan bahkan bisa sampai dipindahkan

    ke Fakultas lain atau dikeluarkan dengan tidak hormat yang disebut Drop Out .

    (Tradisi Kehidupan akademik)

    2.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruh Prestasi Belajar

    Menurut Syah (2008) secara menyeluruh faktor yang mempengaruhi prestasi dapat

    dibedakan menjadi tiga macam:

    a. Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri sendiri yaitu:

    1) Fisiologis

    Faktor yang berasal dari dalam diri sendiri yang bersifat jasmaniah. Kondisi

    umum jasmani dan tegangan otot yang menandai tingkat kebugaran organ-

    organ tubuh yang dapat mempengaruhi semangat dan intensitas dalam

    mengikuti pelajaran.

    2) Psikologis

    Faktor yang berasal dari dalam diri yang bersifat rohaniah, meliputi:

  • 8/10/2019 1107101010024

    8/33

    a) Tingkat kecerdasan atau inteligensi

    Inteligensi merupakan kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi

    rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara

    yang tepat. b) Sikap

    Sikap merupakan cara untuk mereaksi atau merespon objek baik

    secara positif maupun negative.

    c) Bakat

    Bakat merupakan kemampuan yang berasal murni dari diri seseorang

    untuk mencapai keberhasilan pada masa akan datang.

    d) Minat

    Minat merupakan keinginan yang besar terhadap sesuatu.

    e) Motivasi

    Motivasi merupakan keadaan internal yang mendorong untuk berbuat

    sesuatu.

    b. Faktor Eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri manusia.

    1) Lingkungan sosial

    Lingkungan sosial yang dapat mempengaruhi prestasi belajar seseorang

    seperti orangtua, guru, dosen, teman sekelas, lingkungan masyarakat.

    2) Lingkungan nonsosial

    Lingkungan nonsosial yang mempengaruhi prestasi belajar seperti gedung

    sekolah/perkuliahan dan letaknya, keadaan tempat tinggal siswa, alat-alat

    belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan.

    c. Faktor pendekatan belajar

    Menurut Ashtiani, dkk (2007) prestasi belajar dipengaruhi oleh kompetensi,

    locus of control , otonomi dan motivasi. Sedangkan menurut Crow dan Crowdalam Hartanti, dkk (2004) proses meraih prestasi dipengaruhi oleh tiga faktor

    yaitu:

    a) Faktor aktivitas merupakan faktor yang memberikan dorongan pada

    individu untuk belajar dam merupakan faktor psikologis.

  • 8/10/2019 1107101010024

    9/33

    b) Faktor Organisme merupakan faktor yang berhubungan fungsi alat

    indra untuk merespon individu dalam belajar.

    c) Faktor Lingkungan merupakan faktor yang berasal dari luar diri

    individu dan dapat mempengaruhi proses secara keseluruhan.(syah2008)

    2.1.3 Penilaian Indeks Prestasi

    Di Negara Indonesia, penetapan nilai-nilai studi berdasarkan simbol huruf

    dan simbol nilai angka. Simbol huruf seperti A, B, C, D, dan E, simbol huruf berasal

    dari terjemahan simbol angka-angka. Pada simbol nilai angka berskala 0 sampai 4 ini

    lazim digunakan diperguruan tinggi untuk menetapkan indeks prestasi (IP)

    mahasiswa pada setiap semester maupun pada akhir penyelesaian

    studi.(Syah,2008)ana dewi

    Menurut Panduan Administrasi Akademik Universitas Syiah Kuala tahun

    2010, penilaian adalah kegiatan yang menjadi tanggung jawab staf pengajar untuk

    mengukur dan menilai keberhasilan kegiatan belajar-mengajar mahasiswa. Penilaian

    diperoleh dari hasil kegiatan akademik seperti: kegiatan perkuliahan, praktiklaboratorium, dan skill laboratorium, praktik lapangan, tugas terstruktur, serta skripsi.

    Berikut standar penilaian yang dipakai:

    Tabel 2.1 Konversi Penilaian Prestasi Mahasiswa

    Huruf Angka Predikat

    A 4 Sangat Baik

    B 3 Baik

    C 2 Cukup

    D 1 Kurang

    E 0 Gagal

    Sumber: Universitas Syiah Kuala (2010)

  • 8/10/2019 1107101010024

    10/33

    2.2 Status Gizi

    2.2.1 Definisi Status Gizi

    Kata gizi merupakan hasil terjemahan yang berasal dari bahasa Inggris nutrition ,

    sementara nutrition diterjemahkan menjadi nutrisi (Devi, 2010). Status gizi

    merupakan suatu keadaan kesehatan tubuh seseorang atau sekelompok orang yang

    diakibatkan oleh konsumsi, penyerapan (absorbsi) dan penggunaan (utilization) zat

    makanan. Status gizi seseorang dapat diukur dan dinilai. Dengan menilai status gizi

    seseorang atau sekelompok orang, maka dapat diketahui status gizinya baik ataukah

    tidak. (Supariasa et al, 2012)

    Status gizi pada kelompok dewasa berusia di atas 18 tahun didominasi dengan

    masalah obesitas, walaupun masalah kurus juga masih cukup tinggi. Prevalensi

    obesitas pada kelompok umur dewasa sebanyak 11,7% dan berat badan lebih sebesar

    10,0%. Dengan demikian prevalensi kelompok dewasa kelebihan berat badan sebesar

    21,7%. Angka kelebihan berat badan pada perempuan lebih tinggi dibanding laki-laki

    yaitu 26,9% pada perempuan dan 16,3% pada laki-laki.(kemenkes RI 2013)

    2.2.2 Penilaian Status Gizi

    Penilaian status gizi dibagi menjadi 2 yaitu penilaian status gizi secara

    langsung dan penilaian status gizi secara tidak langsung:

    1.

    Penilaian status gizi secara langsunga. Antropometri

    Antropometri secara umum adalah ukuran tubuh manusia. Antropometri

    merupakan dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat usia dan tingkat

  • 8/10/2019 1107101010024

    11/33

    gizi yang dapat dilakukan terhadap berat badan, tinggi badan, dan lingkaran-lingkaran

    bagian tubuh serta lemak dibawah kulit. (supariasa 2012

    Metode pengukuran antropometri digunakan untuk anak usia 5-18 tahun

    menggunakan Indeks Massa Tubuh menurut umur (IMT/U). Pada pengukuran secara

    indeks massa tubuh (IMT) telah mengelompokkan status gizi dalam 5 kategori yaitu

    sangat kurus, kurus, normal, gemuk dan obesitas. (kemenkes 2010)

    Untuk mengukur status gizi seseorang dari umur 19 sampai 59 tahun maka

    dapat digunakan pengukuran dengan Indeks Massa Tubuh. (arisman 2010) Indeks

    massa tubuh (IMT) disosialisasikan untuk penilaian status nutrisi pada anak dalam

    kurva CDC (Center for Disease Center) tahun 2009. (CDC) Body Mass Indeks (BMI)

    dapat memperkirakan lemak tubuh , tetapi tidak dapat diartikan sebagai persentase

    dari lemak tubuh. Hubungan lemak dengan BMI dipengaruhi oleh usia dan jenis

    kelamin. (Arisman 2007) Rumus BMI adalah sebagai berikut :

    BMI= Berat (kg) / Tinggi badan (m)

    b. Pemeriksaan Klinis

    Metode pemeriksaan klinis digunakan untuk mengetahui tingkat status gizi

    seseorang dengan melakukan pemeriksaan fisik yaitu tanda dan gejala atau riwayat

    penyakit. (supariasa 2012) Pemeriksaan klinis dapat menunjukkan gejala-gajala yang

    terjadi dan dihubungkan dengan ketidakcukupan gizi. Pemeriksaan dapat kita lakukan

    pada jaringan epitel seperti kulit, mata , rambut dan mukosa oral atau pada organ

    yang dekat dengan tubuh seperti tiroid. Pemeriksaan klinis dapat kita lakukan secara

    menyeluruh, termasuk riwayat kesehatan. Ada beberapa pertanyaan yang wajib

    ditanyakan meliputi kemampuan mengunyah dan menelan, keadaan nafsu makan,

    makanan yang digemari dan makanan yang dihindari termasuk masalah saluran pencernaan.(Arisman 2007)

    c. Biokimia

    Penilaian status gizi secara biokimia dengan cara pengambilan spesimen

    memerlukan jaringan tubuh antara lain : darah, urine, tinja, dan beberapa jaringan

  • 8/10/2019 1107101010024

    12/33

    tubuh lain seperti hati dan otot. Pengujian secara biokimia dilakukan pada

    laboratorium. (supariasa 2012)

    d. Biofisik

    Pada penilaian secara biofisik dengan melihat kemampuan fungsi (khusus jaringan) dan melihat perubahan struktur dari jaringan. Pada pemeriksaan kita harus

    memperhatikan rambut, mata, lidah, tegangan otot dan bagian tubuh lainnya.

    (supariasa 2012)

    2. Penilaian Gizi secara tidak langsung

    a. Survey konsumsi makanan yaitu metode penentuan gizi dengan mengamati

    jumlah dan jenis makanan yang dikonsumsi. (supariasa

    b. Statistik Vital yaitu dengan menganalisa data statistik kesehatan seperti angka

    kematian berdasarkanumur, angka kesakitan dan kematian akibat penyebab

    tertentu yang berhubungan dengan gizi. (supariasa

    c. Faktor ekologi yaitu mengetahui penyebab malnutrisi suatu masyarakat

    dihubungkan dengan masalah ekologi. (supariasa

    2.3 Aktivitas fisik

    2.3.1 Definisi Aktivitas Fisik

    Aktivitas fisik dalam kata lain disebut juga aktivitas eksternal merupakan beberapa rangkaian gerakan yang dihasilkan oleh tubuh yang memerlukan tenaga

    atau energi. Aktivitas fisik mempunyai jenis-jenis diantaranya berjalan, berlari,

    berolahraga,mengangkat dan memindahkan barang, mengayuh sepeda, dan lain-lain.

    Kegiatan fisik memerlukan energi yang berbeda-beda serta intensitas kerja otot.

    (4453fkm ui) Aktivitas fisik meliputi semua gerakan tubuh mulai dari gerakan yang

    hanya membutuhkan energi sedikit sampai yang banyak. Aktivitas fisik merupakan

    gerakan beberapa otot dan aktivitas fisik umumnya sebagai gerak tubuh yang

    ditimbulkan oleh otot muskuloskeletal dan menyebabkan terjadinya pengeluaran

    energi. (gizi kesehatan masyarakat)

    Selain itu aktivitas fisik dapat menentukan kondisi kesehatan seseorang.

    Sebagai contoh jika seseorang mempunyai aktivitas fisik yang rendah sedangkan

  • 8/10/2019 1107101010024

    13/33

    masukan makanan tinggi, ini menunjukkan hal yang tidak sesuai dan akan

    menyebabkan obesitas. Maka, diharapkan antara aktivitas fisik dengan masukan

    makanan harus sesuai. (FAO WHO)

    2.3.2 Manfaat dan Akibat Aktivitas fisik

    Aktivitas fisik mempunyai manfaat yang baik bagi tubuh diantaranya adalah

    sebagai berikut:

    1. Menbantu mengurangi resiko penyakit jantung, hiperlipidemia,

    hiperkolesterolemia, hipertensi, penyakit pembuluh darah otak, DM tipe 2,

    sindrom metabolik dan kanker.

    2. Mengurangi depresi dan kecemasan sehingga sehinggan meningkatkankesehatan psikologis.

    3. Membantu membangun dan menjaga kesehtan otot.

    4. Mengontrol obesitas dan menjaga berat badan.(ojepi,2013)

    5. Membantu meningkatkan kinerja akademik pada pelajar dan mahasiswa

    karena aktivitas fisik dapat mempengaruhi fungsi otak.

    Penelitian telah menunjukkan bahwa aktivitas fisik dapat mempengaruhi

    fisiologi otak dengan meningkatkan:a) Pertumbuhan kapiler otak

    b) Aliran darah otak

    c) Pertukaran udara di otak (oksigenisasi)

    d) Neurotropin

    e) Pertumbuhan saraf di hipokampus (pusat belajar dan memori)

    f) Neurotransmitter

    g) Perkembangan hubungan antar saraf

    h) Kepadatan jaringan antar saraf

    i) Volume jaringan saraf. (paper cdc 2010)

  • 8/10/2019 1107101010024

    14/33

    Akibat dari ketidakaktifan fisik jangka panjang dapat menimbulkan hal sebagai

    berikut:

    1. Kegemukan dan obesitas, yang dipengaruhi aktivitas fisik dan pola makan

    yang buruk dapt meningkatkan resiko penyakit jantung, stroke, DM tipe 2,

    gangguan otak dan saraf, kanker, hipertensi, dan kanker.

    2. Aktivitas fisik yang tidak dilakukan teratur meningkatkan resiko seseorang

    untuk meninggal lebih awal karena penyakit jantung, stroke, DM tipe 2,

    gangguan otak dan saraf, kanker, hipertensi, dan kanker. (1471,2012)

    2.3.3 Klasifikasi Aktivitas Fisik

    Aktivitas fisik yang dilakukan secara teratur sangat bermanfaat mengatur berat

    badan dan menguatkan pembuluh darah. Berdasarkan WHO GPAQ 2012, WHO

    STEPS 2012 aktivitas fisik dibedakan sebagai berikut:

    1. Aktivitas fisik berat

    Aktivitas fisik berat merupakan kegiatan yang dilakukan secara terus-menerus

    dengan melakukan kegiatan fisik minimal 10 menit sampai meningkatnya denyut

    nadi dan frekuensi pernafasan meningkat. Contoh aktivitas fisik berat sepertimenimba air, mendaki gunung, lari cepat, menebang pohon, mencangkul dan lain

    sebagainya. Aktivitas-aktivitas tersebut dilakukan selama tiga hari dalam satu

    minggu dan total waktu beraktivitas 1500 MET minute . MET minute aktivitas fisik

    berat adalah lamanya waktu (menit) melakukan aktivitas dalam satu minggu

    dikalikan bobot sebesar 8 kalori.

    2. Aktivitas fisik sedang

    Aktivitas fisik sedang adalah jika melakukan minimal lima hari atau lebih dengan

    total lama beraktivitas 150 menit dalam satu minggu. Contoh aktivitas fisik

    sedang seperti menyapu, mengepel, dan lain sebagainya.(who gpaq). Aktivitas

    fisik sedang menimbulkan perubahan nafas lebih dari normal, termasuk juga

  • 8/10/2019 1107101010024

    15/33

    diantaranya membawa beban ringan, bersepeda dengan kecepatan teratur,

    bermain tenisdan sebagainya. (tarigan)

    3. Aktivitas fisik ringan

    Aktivitas fisik ringan merupakan aktivitas yang tidak menimbulkan perubahan

    nafas. Termasuk diantanya berjalan dari suatu tempat ke tempat yang lain, duduk

    setiap hari sembari bekerja, duduk lama dibangku, mengunjungi teman, membaca,

    berbaribg, menonton TV dalam hitungan jam per hari. (Tarigan)

    Dalam Riskerdas 2013, aktivitas fisik aktif adalah seseorang yang melakukan

    aktivitas fisik berat atau sedang ataupun keduanya. Sedangkan yang disebut

    kurang aktif adalah seseorang yang tidak melakukan aktivitas fisik sedang

    maupun berat. Perilaku sedentari merupakan perilaku yang biasa kita lakukan

    sehari-hari. Sebagai contoh perilaku ditempat kerja yaitu duduk di depan

    computer, membaca dan lain-lain. Perilaku dirumah yaitu nonton TV, main game,

    dan lain-lain. Perilaku diperjalanan/transportasi yaitu duduk di bis, mengendarai

    sepeda motor dan mobil, tetapi tidak termasuk waktu tidur. Perilaku sedentari

    mempunyai resiko terjadinya penyakit pembuluh darah, penyakit jaunting dan

    mempengaruhi harapan hidup. (riskerdas)

    2.3.4 Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas fisik

    Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi aktivitas fisik diantaranya

    1. Nutrisi

    Nutrisi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi aktivitas fisik

    karena kandungan nutrisi yang kita konsumsi akan dapat mempengaruhi tubuh kita

    untuk melakukan aktivitas.

  • 8/10/2019 1107101010024

    16/33

    2. Jenis kelamin

    Jenis kelamin merupakan faktor yang mempengaruhi aktivitas fisik.

    Laki-laki cenderung mempunyai aktivitas fisik lebih besar dari pada perempuan.

    3. Status kesehatan4. Maturitas seksual pada wanita

    5. Genetik

    6. Kebiasaan sehari-hari beraktivitas

    7. Faktor psikologis

    8. Sosial

    9. demografis( malina 2004) (dishman et al 2012)

    2.3.5 Penilaian Aktivitas Fisik

    Penilaian aktivitas fisik ini dilakukan dengan menggunakan GPAQ

    (Global Physical Activity Quisionare). GPAQ dikembangkan oleh WHO untuk

    kegiatan pengawasan fisik dinegara-negara berkembang. Dalam GPAQ ada tiga

    bagian yang dinilai yang terdiri dari 16 pertanyaan. Tiga bagian yang dinilai yaitu:

    1. Kegiatan ditempat kerja

    2. Perjalanan ke tempat tertentu

    3. Kegiatan rekreasi

    Sebelum menanyakan pertanyaan-pertanyaan pada GPAQ kita harus

    meninjau terlebih dahulu pertanyaan-pertanyaan tersebut. Ketika melakukan

    wawancara dengan GPAQ semua pertanyaan harus ditanyakan dan jangan membuat

    koresponden ambigu dalam menjawab pertanyaan tersebut. Pada saat melakukan

    wawncara tidak boleh melewatkan salah satu domain karena akan mempengaruhi

    skor akhirnya.

    2.4 Kualitas Tidur

    2.4.1 Definisi Tidur

    Setiap manusia tidak akan bisa terlepas dari tidur, tidur sudah menjadi

    kebutuhan bagi setiap manusia.(jkm 2012) Tidur didefinisikan sebagai suatu keadaan

  • 8/10/2019 1107101010024

    17/33

    bawah sadar saat orang tersebut dapat dibangunkan dengan pemberian rangsang

    sensorik atau dengan rangsang lainnya.(guyton)

    2.4.2 Fisiologi Tidur

    Terdapat dua jenis pola tidur yang berlainan yaitu:

    1. Tidur rapid eye movement (REM)

    Pada pola Tidur rapid eye movement (REM), waktu REM jam pertama

    lebih cepat dan menjadi lebih intens serta panjang saat menjelang pagi atau

    bangun. Pola tidur REM ditandai dengan adanya gerakan bola mata yang

    cepat dan tonus otot yang sangat rendah. Fase REM timbul pada sekitar 25%

    dari seluruh masa tidur dan keadaan tidur tidak begitu tenang dan biasanya

    berhubungan dengan mimpi yang hidup. (guyton)

    2. Tipe Non Rapid Eye Movement (NREM)

    Fase tidur NREM terdiri 4 stadium selanjutnya diikuti fase REM

    terjadi secara bergantian antara4-7 kali semalam.japardi

    Tidur NREM dibagi menjadi 4 stadium:

    a. Tidur Stadium Satu

    Fase ini merupakan fase saat seseorang terjaga dan fase awal tidur.Pada fase ini kelopak mata dalam keadaan tertutup, tonus otot berkurang, dan

    gerakan bola mata tampak kekanan dan kekiri. Fase ini hanya berlangsung 3-

    5 menit dan mudah untuk dibangunkan.(japardi) Pada stadium satu fase

    NREM ditandai aktivitas EEG berfrekuensi tinggi dengan amplitude yang

    rendah.(ganong)

    b. Tidur stadium dua

    Fase ini didapatkan bola mata berhenti bergerak, tonus otot masih

    berkurang, dan tidur pada stadium dua lebih dalam dari stadium

    pertama.(japardi) Pada stadium dua ditandai munculnya kumparan tidur

    (sleep spindle). Stadium dua terjadi letupan gelombang mirip-alfa, gelombang

    10-14Hz, 5V. (ganonh)

  • 8/10/2019 1107101010024

    18/33

    c. Tidur Stadium tiga

    Fase ini tidur lebih dalam dari fase sebelumnya. Gelombang EEG

    yang timbul dengan frekuensi lebih rendah dan amplitudo meningkat.

    (ganong)d. Tidur Stadium Empat

    Fase ini seseorang sukar untuk dibangunkan. Gambaran EEG pada

    fase ini didominasi oleh gelombang delta sampai 50% tampak gelombang

    sleep spindle. Pada stadium empat terjadi perlambatan maksimum dengan

    gelombang besar.

    2.4.3 Kualitas Tidur

    Kualitas tidur tidak langsung berhubungan dengan kuantitas tidur.

    Kualitas tidur lebih dikaitkan dengan kemudahan memasuki waktu tidur, cara

    memelihara tidur yang baik, waktu tidur total dan menghasilkan kesegaran

    saat bangun lebih awal. (cinar) Kualitas tidur merupakan kemampuan seorang

    individu untuk tetap dapat tidur, tidak hanya mencapai atau lamanya

    tidur.(JKM 2000) Kualitas tidur lebih menunjukkan adanya kemampuan

    individu untuk tidur dan memperoleh jumlah istirahat sesuai

    kebutuhannya.(JKM2012)

    2.4.4 Klasifikasi Kualitas Tidur

    Kenyamanan tidur seseorang sangat tergantung pada kualitas tidur yang

    dimiliki. Kualitas tidur dibagi menjadi dua kelompok yaitu :

    1. Kualitas Tidur Baik

    Kualitas tidur yang baik cenderung dikaitkan dengan beberapa kondisi

    positif seperti kesehatan yang optimal, merasa enegik setiap hari, tidak ada

    perasaan mengantuk disiang hari sehingga memudahkan untuk berkonsentrasi, kesejahteraan sosial yang terjamin dan fungsi psikologis yang

    lebih baik.(cinar)

    2. Kualitas Tidur Buruk

  • 8/10/2019 1107101010024

    19/33

    Kualitas tidur yang buruk merupakan salah satu penyebab

    insomnia(cinar)

    2.4.5 Faktor yang mempengaruhi Kualitas Tidur

    Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas tidur diantaranyaadalah:

    1. Umur

    Neonatus memiliki frekuensi tidur 18 jam dan 50% adalah tidur REM.

    Pada anak usia satu tahun kebutuhan tidur mulai berkurang menjadi 13 jam

    dan 50% nya adalah tidur REM. Pada dewasa muada lama kebuthan tidur

    yang diperlukan adalah sekitar 7-8 jam dengan tidur NREM 75% dan REM

    25 %. Seiring dengan bertambahnya usia frekuensi tidur akan cenderung

    berkurang.(36

    2. Rutinitas harian dan motivasi tidur

    Kebiasaan bekerja yang berlebihan pada malam hari akan

    menyebabkan kesulitan tidur. Berdasarkan siklus irama tidur atau irama

    sirkadian, tubuh akan mempersiapkan untuk tidur dimalam hari denga

    menurunkan suhu tubuh dan melepaskan hormone melatonin. Semakin

    banyak rutinitas akam mempengaruhi kualitas tidur seseorang.36

    3. Kebiasaan olahraga

    Aktivitas fisik yang berlebihan akan meningkatkan kelelahan sehingga

    merangsang untuk beristirahat dan tidur.36

    4. Kebiasaan konsumsi obat-obatan dan zat kimia (rokok, alkohol, kafein)

    Terdapat beberapa minuman atau makanan yang didalamnya

    mengandung zat yang akan memberikan efek pada siklus tidur.

    Minuman yang mengandung alcohol dalam jumlah besar akanmembatasi waktu tidur , mengganggu fase tidur REM dan sering

    mengalami mimpi buruk. Kandungan kafein yang ditemukan dalam

    kopi merupakan stimulator yang mempengaruhi system saraf pusat.

  • 8/10/2019 1107101010024

    20/33

    Kadar nikotin dalam rokok menimbulkan stimulasi mudah terbangun

    dan waktu tidur yang singkat. 39

    5. Obat

    Obat golongan diuretik mempengaruhi fungsi tidur dan dapatmenyebabkan insomnia, anti depresandapat menekan REM, golongan

    beta bloker dapat berefek pada timbulnya onsomnia serta golongan

    narkotik dapat menekan REM sehingga mudah ngantuk.37,39

    6. Faktor Lingkungan dan budaya

    Keadaan lingkungan, faktor kebiasaan, faktor budaya dapat

    mempengaruhi keadaan tidur NREM dan REM seseorang.3 jkm

    7. Strees emosional

    Depresi dapatmeningkatkan kadar darah norepinefrimmelalui stimulasi

    saraf simpatis. Kecemasan yang berlangsung lama dapat mempengaruhi

    tidur.37

    8. Faktor penyakit

    Kondisi kesehatan seseorang yang kurang baik dapat menyebabkan

    terganggunya kebutuhan tidur antara lain penyakit stroke, hipertensi,

    kejang noktural, penyakit esophagus maupun Parkinson dapat

    membatasi kedalaman tidur39.

    2.4.6 Dampak Kualitas Tidur Terganggu

    Adapun dampak yang dirasakan pasien apabila kualitas tidur terganggu adalah

    Selalu lapar, menurunnya daya tahan tubuh, rentan terhadap diabetes, stress

    meningkat, tampak lebih tua, resiko kanker lebih tinggi, dan paling sering terjadi

    adalah daya konsentrasi menurun. Pada mahasiswa yang lebih sering terjadi adalah

    menurunnya konsentrasi. Hal ini disebabkan oleh konsentrasi kortisol (yang mengatur

    daya konsentrasi) menurun dengan cepat, mencapai tingkat minimal sejenak sehingga

    nantinya akan mempengaruhi konsentrasi kerja. (13-16

  • 8/10/2019 1107101010024

    21/33

  • 8/10/2019 1107101010024

    22/33

    jawaban bagian ini adalah bila 7 jam bernilai 0. Bila 6-7 jam bernilai 1. Bila

    5-6 jam bernilai 2. Sedangkan >5 bernilai 3.

    d. Komponen keempat merupakan pertanyaan untuk mengukur efisiensi tidur.

    Terdiri dari 3 komponen pertanyaan yang dimulai dari nomor 1, nomor 3,dan nomor 4. Pilihan jawaban bagian ini mempunyai kalkulasi sebagai

    berikut:

    Efisiensi tidur = ( lama tidur (dalam jam)) X 100%

    (lama ditempat tidur (dalam jam))Keterangan:

    Lama tidur= didapatkan dari pertanyaan nomor 4

    Lama ditempat tidur= didapatkan berdasarkan kalkulasi pertanyaan nomor 1

    dan nomor 3.

    e. Komponen kelima merupakan pertanyaan untuk mengukur gangguan tidur

    pada malam hari. Terdiri dari 2 yang dimulai dari nomor 5b sampai 5j.

    Pilihan jawabannya yaitu tidak pernah bernilai 0, sekali seminggu bernilai 1,

    bila 2 kali seminggu bernilai 2 sedangkan 3 kali seminggu bernilai 3. Dari

    hasil tersebut pertanyaan 5b sampai 5j dijumlahkan. Jika skor yang

    didapatkan 0 berarti bernilai 0. Bila skor 1-9 bernilai bernilai 1. Bila skor 10-

    18 bernilai 2, sedangkan 19-27 bernilai 3.f. Komponen keenam merupakan pertanyaan untuk mengukur obat tidur.

    Terdiri dari 1 pertanyaan yang dimulai dari nomor 6. Pilihan jawabannya

    adalah sebagai berikut tidak pernah bernilai 0, sekali seminggu bernilai 1,

    bila 2 kali seminggu bernilai 2, sedangkan >3 kali seminggu bernilai 3.

    g. Komponen ketujuh merupakan komponen untuk mengukur terganggunya

    aktivitas disiang hari. Terdiri dari 2 pertanyaan yang dimulai dari nomor 7

    dan nomor 8. Pilihan jawaban dibawah ini adalah sebagai berikut:

    1. Jawaban nomor 7 adalah tidak pernah bernilai 0. Sekali seminggu bernilai 1.

    Bila 2 kali seminggu bernilai 2. Sedangakan >3 kali seminggu bernilai 3.

    2. Jawaban nomor 8 adalah tidak antusias yang bernilai 0, bila kecil bernilai ,

    sedangkan besar bernilai 3.

  • 8/10/2019 1107101010024

    23/33

    Kemudian menjumlahkan hasil dari kedua pertanyaan tersebut. Bila

    didapatkan skor 0 maka bernilai 0, bila didapatkan skor 1-2 bernilai 1, bila

    skor 3-4 bernilai 2, sedangkan 5-6 bernilai 3. Pertanyaan untuk kuisioner

    PSQI dapat dilihat pada lampiran. (40)2.5 Pengaruah status gizi terhadap IPK

    Otak membutuhkan makanan yang mengandung nutrisi, karena nutrisi

    sangat berpengaruh terhadap perkembangan otak. Apabila makanan yang kita

    makan, kita makan tidak mengandung zat gizi yang dibutuhkan serta

    berlangsung keadaan ini berlangsung lama sehingga menyebabkan perubahan

    metabolisme otak tidak dapat berfungsi sebagaimana normalnya. Pada

    keadaan kekurangan gizi yang lebih berat menyebabkan pertumbuhan

    terganggu dan ukuran otak menjadi lebih kecil. Jumlah sel dalam otak

    berkurang dan menyebabkan perkembangan biokimia dalam otak menjadi

    tidak sempurna sehingga akan berpengaruh terhadap kecerdasan

    anak.(j30006 Dari sudut pandang neuropsokologi, nutrisi yang cukup sangat

    penting untuk fungsi otak, belajar yang optimal, dan prestasi akademik.

    Sedangkan efek negative dari kekurangan gizi dapat mengakibatkan

    malnutrisi, selain itu nutrisi yang kurang menyebabkan penurunan daya

    ingat(348). Pada proses metabolik tubuh otak membutuhkan nutrisi,

    konsentrasi asam amino dan koline dalam darah membantu otak membentuk

    neurotransmitter sepeti dopamine, asetilkholin, norepinefrin. Berdarkan

    uraian diatas terdapat pengaruh status gizi terhadap indeks prestasi. (ross amy

    2.6 Pengaruh aktivitas fisik terhadap ipk

    Aktivitas fisik merupakan rangkaian beberapa gerakan tubuh yang

    memerlukan energi. Aktivitas fisik saat bermanfaat untuk tubuh seperti untuk

    kesehatan tulang dan otot, mencegah dari penyakit jantung dan obesitas, dan

    yang tidak kalah manfaat nya adalah untuk saraf khususnya perkembangan

    otak yang dapat bermanfaat untuk fungsi kognitif. (1475) Penelitian

    sebelumnya telah menunjukkan bahwa aktivitas fisik mempunyai efek yang

  • 8/10/2019 1107101010024

    24/33

  • 8/10/2019 1107101010024

    25/33

    akan mempengaruhi konsentrasi mahasiwa sehingga proses belajar mengajar tidak

    maksimal. (college) Sebaliknya dengan kualitas tidur yang baik membuat mahasiswa

    lebih segar saat bangun pagi dan dapat berkonsentrasi dalam belajar dan dapat meraih

    ipk yang memuaskan.

    2.8 Kerangka Konsep

    STATUS GIZI

    AKTIVITAS FISIK

    KUALITAS TIDUR

    IPK

  • 8/10/2019 1107101010024

    26/33

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian

    Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian analitik dengan desain cross

    sectional . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh status gizi, aktivitas

    fisik dan kualitas tidur terhadap indeks prestasi kumulatif (IPK) mahasiswa

    Pendidikan Dokter Universitas Syiah Kuala.

    3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

    Tempat penelitian dan pengambilan data dilakukan di Fakultas Kedokteran

    Universitas Syiah Kuala Banda Aceh. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juni

    2014, pengumpulan data dilakukan sampai waktu yang telah ditentukan yang dapat di

    lihat pada lampiran 1.

    3.3 Populasi dan Sampel

    3.3.1 Populasi

    Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Program Studi

    Pendidikan Dokter angkatan 2011, 2012, 2013 Fakultas Kedokteran Universitas

    Syiah Kuala Banda Aceh yang berjumlah 693 mahasiswa.

    3.3.2 Sampel

    Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiwa yang aktif mengikuti proses

    perkuliahan di Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas

    Syiah Kuala.

  • 8/10/2019 1107101010024

    27/33

    3.3.3 Teknik Pengambilan Sampel

    Penelitian ini menggunakan metode probability sampling dengan teknik

    pengambilan sampel secara stratified ramdom sampling. Sampel yang diambil adalah

    sampel yang memenuhi criteria yang diinginkan oleh peneliti (criteria inklusi). Cara

    pengambilan ini disebut juga dengan pengambilan sampel secara proporsional

    random sampling denga menggunakan rumus :

    Keterangan : ni = Jumlah sampel menurut strata

    N = jumlah sampel seluruhnya

    Ni = Jumlah populasi menurut strata

    N = Jumlah Populasi seluruhnya

    Pertama, tentukan jumlah sampel dengan rumus :

    Jumlah populasi adalah 693 orang, maka :

    Jadi, sampel seluruhnya berjumlah 88 orang

    Setelah diketahui jumlah sampel total yang diambil, maka pengambilan

    sampel per-stratanya adalah :

    Angkatan 2011 = 235 : 693 x 88 = 30

    Angkatan 2012 = 252 : 693 x 88 = 32

    Angkatan 2013 = 206 : 693 x 88 = 26

  • 8/10/2019 1107101010024

    28/33

    Berdasarkan hasil diatas, besar sampel untik masing-masing angkatan 2011,

    2012, dan 2013 secara berurutan 30, 32, 26 siswa.

    Kriteria Inklusi :

    1. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter angkatan 2011, 2012, dan 2013Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala Banda Aceh.

    2. Hadir dan bersedia menjadi responden saat pembagian kuisioner.

    Kriteria ekskusi :

    1. Mahasiswa yang tidak aktif mengikuti proses perkuliahan

    2. Kuisioner yang diisi tidak lengkap

    3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

    3.4.1 Variabel Penelitian

    Dalam penelitian ini terdapat dua variable yaitu variable bebas

    (independent) dan variable terikat (dependent). Variabel independent (bebas)

    dalam penelitianini adalah status gizi, aktivitas fisik, dan kualitas tidur

    sedangkan variable dependent (terikat) adalah indeks prestasi kumulatif (IPK)

    mahasiswa.

    3.4.2

    Definisi OperasionalIndeks prestasi kumulatif (IPK) merupakan parameter untuk

    mengevaluasi kemajuan studi mahasiswa yang merupakan hasil pembagian

    nilai seluruh mata kuliah yang diperoleh dengan besar seluruh sks mata kuliah

    yang telah dirata-ratakan terlebih dahulu. Indeks prestasi kumulatif (IPK)

    dihitung pada akhir suatu program pendidikan atau pada akhir semester kedua

    dan seterusnya. Indeks prestasi akademik yang diperoleh mahasiswa

    merentang dari nilai 0 sampai dengan nilai 4. Untuk mengetahui data indeks

    prestasi kumulatif mahasiswa (IPK) dengan cara mengambil data dari bagian

    akademik mahasiswa. (

    Status gizi merupakan keadaan kesehatan tubuh seseorang atau

    sekelompok orang yang disebabkan oleh konsumsi, penyerapan (absorbsi) dan

  • 8/10/2019 1107101010024

    29/33

    penggunaan (utilization) zat gizi makanan. Alat ukur yang digunakan

    digunakan adalah timbangan berat badan untuk menimbang berat badan dan

    mikrotoise untuk mengukur tinggi badan. Hasil ukur adalah underweight,

    normal, overweight, pre obe, obes I, obes II dan obes III dengan skalaordinal.(/)

    Aktivitas fisik merupakan setiap gerakan tubuh yang memerlukan

    pengeluarkan enegi. (??) Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi

    aktivitas fifik antara lain faktor biologis termasuk nutrisi, status kesehatan,

    jenis kelamin, maturitas seksual pada wanita, genetic pada bayi kembar dan

    kebiasaan keluarga dalam beraktivitas. Faktor lain diantaranya mencakup

    psikologi, sosial, demografis dan kognitif. Cara mengukur aktivitas fisik pada

    mahasiswa dengan menggunakan kuisioner.(???,????)

    Kualitas tidur adalah suatu keadaan tidur dialami seseorang yang meliputi aspek

    kedalaman tidur, kemampuan untuk mempertahankan agar tetap tidur dan

    mudahnya tertidur sehingga menghasilkan kesegaran disaat bangun dari tidur.

    Cara mengukur kualitas tidur dilakukan dengan wawancara terstruktur. Alat

    pengukuran kualitas tidur adalah kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Indeks

    (PSQI). Jumlah pertanyaan yang terdapat pada PSQI terdiri dari 7 komponen.

    Komponen 1 sampai 7 dijumlahkan untuk memperoleh nilai total. Hasil

    pengukuran yang didapat bila nilai total 5 dikategorikan kualitas tidur baik.

    Baik nilai total >5 dikategorikan kualitas tidur buruk. Skala pengukuran adalah

    skala ordinal. Kuisioner PSQI dapat dilihat pada lampiran.()

    3.5 Alat/Instrumen dan Bahan Penelitian

    Pada penelitian ini adapun alat dan bahan yang digunakan sebagai berikut:

    1. Lembaran persetujuan

    2. Timbangan injak merek Tronno yang telah ditera dengan ketelitian0,1 kg.

    3. Meteran Microtoise telah ditera dengan ketelitian 0,1 cm.

    4. Tabel IMT WHO

    5. Kuisioner aktivitas fisik

  • 8/10/2019 1107101010024

    30/33

    6. Kuisioner Pittsburgh Sleep Quality Indeks (PSQI) digunakan untuk

    menilai kualitas tidur sa,pel. Terdiri dari 7 komponen pertanyaan.

    Skor akhir diperoleh dengan menjumlahkan semua skor dari

    komponen 1 sampai 7.7. Rekap data KHS digunakan untuk mengetahui indeks prestasi

    kumulatif (IPK) mahasiswa angkatan 2011, 2012, 2013 Program

    Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Syiah

    Kuala.

    3.6 Teknik Pengumpulan Data

    Data yang digunakan pada penelitian ini merupakan data primer dan

    data sekunder. Data primer dikumpulakan langsung oleh peneliti seperti pada

    pengukuran berat badan dan tinggi badan untuk mengetahui status gizi.

    Selanjutnya data yang dikumpulkan dari hasil pengisian angket untuk

    kuisioner aktivitas fisik dan kuisioner PSQI untuk kuisioner kualitas tidur.

    Kuisioner diberikan kepada responden pada tempat dan waktu yang

    bersamaan.

    Untuk mengumpulkan data Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) digunakan

    data sekunder. Data sekunder adalah data yang diambil dari suatu sumber dan

    sudah di data terlebih dahulu oleh bagian tersebut. Data sekunder berupa hasil

    indeks prestasi kumulatif (IPK) dan data jumlah mahasiswa angkatan 2011,

    2012, 2013 Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran

    Universitas Syiah Kuala.

    3.7 Prosedur penelitian

    Prosedur awal yang harus kita lakukan dalam melakukan penelitian iniyaitu peneliti harus mendapat izin melakukan penelitian dari pimpinan

    Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala. Peneliti harus menjumpai

    responden dan akan memberitahukan mengenai penelitian yang akan

  • 8/10/2019 1107101010024

    31/33

    dilakukan serta peneliti meminta persetujuan untuk bersedia menjadi

    responden penelitian. Tahap-tahap pengumpulan data adalah sebagai berikut:

    a) Peneliti terlebih dahulu memperkenalkan diri dan menjelaskan maksud serta

    tujuan dari penelitian.

    b) Peneliti meminta peserta bersedia menjadi responden dan menandatangani

    lembar persetujuan yang disediakan.

    c) Pada hari melakukan penelitian kuisioner dibagikan oleh peneliti serta

    menjelaskan tata cara pengisian sampai responden paham selanjutnya

    mempersilahkan responden mengisi kuisioner tersebut.

    d) Selama proses pengisi kuisioner, peneliti wajib , mengawasi peserta supaya

    jika terdapat pertanyaan yang kurang jelas dapat ditanyakan langsung pada

    peneliti.

    e) Setelah semua responden selesai mengisi kuisioner, kelengkapan jawaban

    responden diteliti kembali. Jika terdapat kuisioner yang belum lengkap diisi

    responden, harus dilengkapi pada saat itu juga sambil meminta responden

    melengkapi ilang.

    f) Data-data yang didapatkan melalui kuisioner dan melalui pengukuran

    langsung merupakan data primer yang diberikan kepada sampel.g) Pada pengukuran berat badan dan tinggi badan, peneliti menggunakan data

    primer yang didapatkan langsung dari hasil pengukuran.

    h) Subjek penelitian yang dipilih merupakan subjek yang memenuhi kriteria

    inklusi.

    i) Tahap akhir data yang telah dikumpul diolah dan dianalisis dengan statistik.

    3.8 Pengolahan Analisa Data Penelitian

    3.8.1 Pengolahan Data

  • 8/10/2019 1107101010024

    32/33

    Setelah penelitian melalui kuisioner dilakukan semua data dikumpulkan untuk

    dilakukan pengolahan data. Pengolahan data dilakukan secara manual dengan

    mengikuti langkah sebagai berikut:

    1. Editing

    Setelah semua data terkumpul, lembar kuisioner diperiksa kembali

    oleh peneliti untuk meninjau kelengkapan jawaban para responden.

    2. Coding

    Pada kuisioner dan dan hasil penelitian kita berikan kode untuk

    memudahkan pengumpulan data.

    3. Transfering

    Data yang telah diberi kode disusun secara berurutan mulai dari

    responden pertama hingga terakhir untuk kemudian dimasukkan ke dalam

    sesuai dengan sub variable yang di teliti kemudian dihitung frekuensinya.

    4. Tabulating

    Pada tahap tabulating peneliti mengelompokkan jawaban-jawaban

    responden berdasarkan kategori yang telah dibuat untuk setiap sub

    variable yang diukur dan menghitung nilai total setiap kolom dari variable

    yang berisi data yang didapat dari hasil penelitian yang selanjutnyadimasukkan kedalam table distribusi frekuensi.

    3.8.2 Analisa Data

    1. Analisis Univariat

    Analisa univariat digunakan untuk memperoleh hasil distribusi

    frekuensi dan proporsi dari variable yang diteliti, baik variable dependen

    dan variable independen selanjutnya akan diolah dengan data statistik.

    2. Analisa Bivariat

    Analisa bivariat digunakan untuk mencari hubungan atau korelasi

    antara veriabel dependen dan variable independen. Dalam analisisini dapat

    dilakukan pengujian statistik salah satunya dengan Chi-square.

  • 8/10/2019 1107101010024

    33/33

    Uji chi-square yang dilakukan menggunakan perangkat komputer,

    dengan criteria hubungan ditetapkan berdasarkan pvalue (probabilitas)

    yang dihasilkan dengan 95% CI dan criteria sebagai berikut:

    1) Jika p value >0,05 maka kedua variabel tidak memiliki hubungan bermakna2) Jika p value 0,05 maka kedua variabel memiliki hubungan bermakana.

    Namun apabila syarat uji Chi-square tidak terpenuhi yang disebabkan

    karena adanya nilai expected