[1107027] heru setiawan - tugas apjk pengganti uts

19
ANALISIS PERANCANGAN JARINGAN KOMPUTER UJIAN TENGAH SEMESTER Disusun Oleh : HERU SETIAWAN 1107027 / 2011 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER

Upload: eruharahap

Post on 24-Nov-2015

43 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Tugas E-learning pengganti UTS Matakuliah Analisis Perancangan Jaringan Komputer

TRANSCRIPT

ANALISIS PERANCANGAN JARINGAN KOMPUTERUJIAN TENGAH SEMESTER

Disusun Oleh :

HERU SETIAWAN1107027 / 2011PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER

FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS NEGERI PADANG20141. Tuliskan kembali alamat blog Saudara.http://desasetyawan.blogspot.com2. Jelaskan istilah-istilah berikut ini.a) Basic LinkBasic Link adalah metode konfigurasi kabel yang sangat dasar. Pada basic link tidak ada konektor yang dipergunakan, dan titik pengukuran dimulai dekat tester lapangan dan berakhir di dekat unit remote lapangan tester di ujung lain dari link. Oleh karena itu, kabel di Basic link adapter adalah bagian dari apa yang diukur dan dilaporkan. Ketika kita mengubah Dasar link adapter, Kita mungkin mendapatkan hasil yang berbeda, yang sangat legal.

Konfigurasi Basic Linkb) Horizontal CabelSistem pengkabelan horizontal terdiri dari kabel-kabel yang tersusun secara horizontal, terminasi mekanikal, dan patch cord (jumper). Pengertian horizontal disini adalah sistem pengkabelan akan berjalan secara horizontal baik diatas lantai ataupun di bawah atap.

Ada beberapa servis atau system yang harus diperhatikan ketika mendesain suatu sistem pengkabelan secara horizontal, yaitu :a. Servis telekomunikasi meliputi suara, modem dan faksimile.b. Perlengkapan dasar switching.c. Koneksi manajemen komputer dan telekomunikasi.d. Koneksi keyboard/video/mouse (KVM).e. Komunikasi data.f. Wide Area Network(WAN).g. Local Area Network (LAN).h. Storage Area Network (SAN).i. Sistem pemberian isyarat lainnya pada gedung (seperti kebakaran, keamana, energi, HVAC, EMS, dan lainnya).

Sistem pengkabelan secara horizontal dapat dibuat dalam bentuk under-floor atau overhead. Topologi yang dapat dipasang pada horizontal cabling pada data center adalah topologi star, maksudnya adalah Jarak yang ditempuh pada sistem pengkabelan horizontal.

c) Backbone CableBackbone adalah saluran atau koneksi berkecepatan tinggi yang menjadi lintasan utama dalam sebuah jaringan. Network backbone adalah network yang menghubungkan beberapa jaringan dengan berkecepatan rendah melalui gateway. Dengan menggunakan jaringan backbone, masalah kecepatan interkoneksi antar jaringan lokal dapat teratasi. Sebenar bisa saja bila kita hanya menggunakan kabel jaringan UTP untuk menggabungkan atar jaringan lokal tersebut, tetapi akan terasa sekali lambatnya. Karena kabel UTP itu hanya bisa di lewati dengan kecepatan transfer data hingga 100 Mbps, jaringan backbone bisa memuat hingga 10 Gbps. Alat yang di butuhkan untuk membangun jaringan backbone misal: bridge atau switch yang memiliki kecepatan antara 1-10 Gbps.selain itu kita bisa menggunakan converter yang mengubah kecepatan 100 Mbps ke 1 Gbps.Sistem pengkabelan backbone digunakan untuk menyediakan koneksi antara main distribution area, horizontal distribution area, dan merupakan entrance area. Sistem pengkabelan backbone terdiri dari kabel backbone, main cross-connect, horizontal cross-connect, terminasi mekanikal, dan patch cord (jumper) yang digunakan untuk koneksi silang backbone-to-backbone. Sistem pengkabelan secara backbone harus mendukung kebutuhan konektivitas yang berbeda, misalnya LAN, WAN, SAN, saluran komputer, dan koneksi console perangkat. Pada dasarnya performansi transmisi tergantung dari karakteristik kabel, perangkat keras yang terhubung, patch cord dan kabel cross-connect, jumlah koneksi, dan perlakuan fisik terhadap kabel tersebut.

Hal yang perlu diperhatikan sebelum membangung jaringan backbone: Kebutuhan yang berkaitan dengan desain akses jaringan, meliputi jenis data, pelayanan, IP, dan frame relay Kapasitas yang dibutuhkan dalam membangun jaringan backbone tergantung pada desain keluarannya Topologi dan teknologi yang akan digunakan perlu dipertimbangkan Topologi akan berpengaruh pada jumlah dan letak node, desain saluran, maupun keseluruhan desain akses backboneBackbone menyediakan banyak efisiensi yang tidak disediakan oleh jaringan meshed-access, meliputi: Penggabungan lalu lintas (mengeliminasi path (saluran) yang memilki tipe lalu lintas berbeda) Platform dengan bandwidth yang tinggi Rerouting dan redundancy Skala ekonomis Arsitektur untuk memperbaiki kerusakan atau gangguan sendiri Berbagi perlengkapan dan fasilitas antar berbagai lokasi Routing yang cerdas Bandwidth dinamik dengan alokasi sumber daya Topologi yang fleksibel dengan berbagai gaya desain Pengaturan jaringan yang terpusat maupun terdistribusi Fleksibilitas

Fungsi dari sistem pengkabelan backbone adalah untuk menyediakan koneksi antara main distribution area, horizontal distribution area, dan merupakan entrance area. Sistem pengkabelan backbone terdiri dari kabel backbone, main cross-connect, horizontal cross-connect, terminasi mekanikal, dan patch cord (jumper) yang digunakan untuk koneksi silang backbone-to-backbone.Sistem pengkabelan secara backbone harus mendukung kebutuhan konektivitas yang berbeda, misalnya LAN, WAN, SAN, saluran komputer, dan koneksi console perangkat. Pada dasarnya performansi transmisi tergantung dari karakteristik kabel, perangkat keras yang terhubung, patch cord dan kabel cross-connect, jumlah koneksi, dan perlakuan fisik terhadap kabel tersebut.

Cara pengaman media transmisi jaringan (pengkabelan) yang benar yaitu :1) Planning adalah Sebelum kita melakukan pengkabelan alangkah sebaiknya kita membuat rencana agar pengkabelan yang akan kita lakukan tidak mengalami kendala.2) Grounding adalah Sebuah upaya keamanan dengan cara penanaman kabel ke dalam tanah untuk menghilangkan beda potensial antara logam yang teraliri arus listrik dengan tanah.3) Wiring Closet adalah tempat dimana jaringan dimulai . Semua kabel akan bermuara di wiring closet . Terletak disebuah tempat dimana semua kabel terkumpul .wiring closet yaitu sebuah ruangan kecil yang biasanya ditemukan pada bangunan kelembagaan seperti sekolah dan kantor, di mana sambungan listrik dilakukan. Sedangkan yang digunakan untuk berbagai tujuan, penggunaan yang paling umum adalah untuk jaringan komputer. Banyak jenis koneksi jaringan untuk menetapkan batas jarak antara peralatan end-user seperti PC, akses perangkat pada jaringan, seperti router. Pembatasan ini mungkin memerlukan beberapa wiring closet di setiap lantai gedung besar.Penempatan wiring closet juga sangat penting agar jaringan dapat terkoneksi tanpa masalah.4) Horizontal kabel yang menghubungkan host/computer ke 1 wiring closet(antara cross connect panel di satu wiring closet) sering menggunakan sebagai 100 ohm, 4 pair, UTP, solid conductor cable, ditentukan dalam standart ANSI/TIA/EIA 568 untuk komersial bangunan.5) Backbone Cable adalah kabel yang menghubungkan wiring closet satu dengan wiring closet yang lain atau pusat connettion point dapat menggunakan100 ohm UTP, 62.5/125 micron atau 50/125 micron multimode fiber optic, atau 8.3/125 micron singlemode fiber optic.6) Conduit adalah pelindung kabel berbentuk pipa atau kotak melindungi sepanjang kabel. Dapat terbuat dari material metal ataupun plastik. Yang terbuat dari metal bersifat kaku, sedangkan yang terbuat dari plastik bersifat fleksibel / lentur. Conduit terbentang antara area kerja menuju wiring closet. Dalam pengisian kabel, harus disisakan ruang kosong dalam conduit sebesar 40% dari kapastitas conduit. Dapat dipakai di rute horizontal cable ataupun backbone cable. Cable tray sebagai alternatif dari conduit. Mempunyai fungsi yang sama dengan conduit Berbentuk seperti rak yang menopang kabel dan membentuk jalur. Perbedaan antara conduit dengan cable tray adalah jika cable tray adalah conduit yang mempunyai rongga sehingga memudahkan untuk penggantian kabel apabila ada kerusakan.7) Wall plate adalah penanaman kabel di dalam dinding agar pengkabelan menjadi lebih rapi.

3. Rancanglah jaringan komputer yang menghubungkan 4 Lantai dengan ketentuan:a. Setiap lantai mempunyai 3 Ruanganb. Setiap Ruangan mempunyai minimal 30 komputerc. Seluruh jaringan terkoneksi ke internet secara NATd. Seluruh host harus saling terkoneksi secara langsunge. Lengkapi dengan gambar dan pembagian Ip address yang tepat

Jawab :

Jawab :

Gambar diatas merupakan rancangan jaringan komputer yaang menghubungkan 4 lantai denga 3 ruangan pada setiap lantai, dan masing-masing ruangan terdapat 30 buah PC. Perangakat yang digunakan adalah :1. 5 Router dengan 1 Router sebagai Router Master untuk menghubungkan LAN yang dibawahnya ke koneksi Internet2. 24 Switch, dimana masing-masing ruangan memiliki 2 Switch sejumlah 24 Port. Karena terdapat lebih dari 30 PC pada setiap ruangan, maka jumlah port yang ada sebanyak 48 port dan memenuhi kebutuhan PC dalam ruangan tersebut.3. PC sejumlah 360 Unit.4. Kabel UTP categori 5e5. Connector RJ-456. Akses Internet

1. Perhitungan SubnetSetiap lantai memiliki sebuah Router yang membagi jaringan menjadi 3 segmen jaringan untuk setiap lantai. Jadi, 1 ruangan kebagian 1 segmen jaringan dari hasil melakukan subnetting.Kebutuhan jumlah host adalah minimal 30 host, oleh karena itu saya menentukan pembagian subnet /26 dengan perhitungan :11111111.11111111.11111111.11000000= 26 = 64Karena saya menentukan tiap ruangan ada sejumlah 45 unit PC, maka subnet yang dipakai adalah /26 dengan subnet mask 255.255.255.192

2. Konfigurasi pada Router Master Eth0 tersambung yang ke WAN memiliki IP 169.254.123.41/16 Eth1 digunakan untuk jaringan di lantai 1, dengan alamat network 192.168.1.0/30 subnet mask 255.255.255.252 dan dikonfigurasi IP 192.168.1.1 Eth2 digunakan untuk jaringan di lantai 2, dengan alamat network 192.168.1.4/30 dan subnet mask 255.255.255.252 dikonfigurasi IP 192.168.1.5 Eth3 digunakan untuk jaringan di lantai 3, dengan alamat network 192.168.1.8/30 dan subnet mask 255.255.255.252 dikonfigurasi IP 192.168.1.9 Eth4 digunakan untuk jaringan di lantai 4, dengan alamat network 192.168.1.12/30 dan subnet mask 255.255.255.252 dikonfigurasi IP 192.168.1.13

3. Konfigurasi Router 1 Lantai 1 Eth0 di Router 1 tersambung pada Eth1 di Router Master, dengan alamat network 192.168.1.0/30, dan dikonfigurasi IP 192.168.1.2 Eth1 adalah port untuk jaringan di Ruangan 1 dengan alamat network 192.168.30.0/26 subnet mask 255.255.255.192. IP Router untuk port ini 192.168.30.1 Switch dikonfigurasi IP 192.168.30.2 Untuk host, ditentukan 45 Host. Dengan perhitungan subnet dipakai /26 dengan jumlah host : 256 - 192 = 64 host. Namun pada kasus ini saya tentukan dalam ruangan ini terdapat 45 host. Jadi, untuk Ruangan 1 memiliki IP host yaitu :192.168.30.3 192.168.30.47 Eth2 adalah port untuk jaringan di Ruangan 2 dengan alamat network 192.168.30.50/26. IP Router untuk port ini 192.168.30.51 Switch dikonfigurasi IP 192.168.30.52 Untuk host, ditentukan 45 Host. Dengan perhitungan subnet dipakai /26 dengan jumlah host : 256 - 192 = 64 host. Namun pada kasus ini saya tentukan dalam ruangan ini terdapat 45 host. Jadi, untuk Ruangan 1 memiliki IP host yaitu :192.168.30.53 192.168.30.97 Eth3 adalah port untuk jaringan di Ruangan 3 dengan alamat network 192.168.30.100/26. IP Router untuk port ini 192.168.30.101 Switch dikonfigurasi IP 192.168.30.102 Untuk host, ditentukan 45 Host. Dengan perhitungan subnet dipakai /26 dengan jumlah host : 256 - 192 = 64 host. Namun pada kasus ini saya tentukan dalam ruangan ini terdapat 45 host. Jadi, untuk Ruangan 1 memiliki IP host yaitu :192.168.30.103 192.168.30.147 Eth4 digunakan untuk menghubungkan Router 1 dengan Router 2 yang ada di Lantai 2, dengan alamat network 192.168.1.24/30. Port ini dikonfigurasi IP 192.168.1.25

4. Konfigurasi Router 2 Lantai 2 Eth0 di Router 2 tersambung pada Eth4 di Router 1, dengan alamat network 192.168.1.24/30, dan dikonfigurasi IP 192.168.1.26 Eth1 adalah port untuk jaringan di Ruangan 1 dengan alamat network 192.168.31.0/26 subnet mask 255.255.255.192 IP Router untuk port ini 192.168.31.1 Switch dikonfigurasi IP 192.168.31.2 Untuk host, ditentukan 45 Host. Dengan perhitungan subnet dipakai /26 dengan jumlah host : 256 - 192 = 64 host. Namun pada kasus ini saya tentukan dalam ruangan ini terdapat 45 host. Jadi, untuk Ruangan 1 memiliki IP host yaitu :192.168.31.3 192.168.31.47 Eth2 adalah port untuk jaringan di Ruangan 2 dengan alamat network 192.168.31.50/26. IP Router untuk port ini 192.168.31.51 Switch dikonfigurasi IP 192.168.31.52 Untuk host, ditentukan 45 Host. Dengan perhitungan subnet dipakai /26 dengan jumlah host : 256 - 192 = 64 host. Namun pada kasus ini saya tentukan dalam ruangan ini terdapat 45 host. Jadi, untuk Ruangan 1 memiliki IP host yaitu :192.168.30.51 192.168.30.97 Eth3 adalah port untuk jaringan di Ruangan 3 dengan alamat network 192.168.31.100/26. IP Router untuk port ini 192.168.31.101 Switch dikonfigurasi IP 192.168.31.102 Untuk host, ditentukan 45 Host. Dengan perhitungan subnet dipakai /26 dengan jumlah host : 256 - 192 = 64 host. Namun pada kasus ini saya tentukan dalam ruangan ini terdapat 45 host. Jadi, untuk Ruangan 1 memiliki IP host yaitu :192.168.31.103 192.168.31.147 Eth4 digunakan untuk menghubungkan Router 2 dengan Router 3 yang ada di Lantai 3, dengan alamat network 192.168.1.20/30. Port ini dikonfigurasi IP 192.168.1.21 Eth5 digunakan untuk menguhubungkan Router 2 dengan port Eth2 Router Mater, dengan alamat network 192.168.1.4/30, dan dikonfigurasi IP 192.168.1.6

5. Konfigurasi Router 3 Lantai 3 Eth0 di Router 3 tersambung pada Eth4 di Router 2, dengan alamat network 192.168.1.20/30, dan dikonfigurasi IP 192.168.1.22 Eth1 adalah port untuk jaringan di Ruangan 1 dengan alamat network 192.168.32.0/26 subnet mask 255.255.255.192 IP Router untuk port ini 192.168.32.1 Switch dikonfigurasi IP 192.168.32.2 Untuk host, ditentukan 45 Host. Dengan perhitungan subnet dipakai /26 dengan jumlah host : 256 - 192 = 64 host. Namun pada kasus ini saya tentukan dalam ruangan ini terdapat 45 host. Jadi, untuk Ruangan 1 memiliki IP host yaitu :192.168.32.3 192.168.32.47 Eth2 adalah port untuk jaringan di Ruangan 2 dengan alamat network 192.168.32.50/26. IP Router untuk port ini 192.168.32.51 Switch dikonfigurasi IP 192.168.32.52 Untuk host, ditentukan 45 Host. Dengan perhitungan subnet dipakai /26 dengan jumlah host : 256 - 192 = 64 host. Namun pada kasus ini saya tentukan dalam ruangan ini terdapat 45 host. Jadi, untuk Ruangan 1 memiliki IP host yaitu :192.168.32.51 192.168.32.97 Eth3 adalah port untuk jaringan di Ruangan 3 dengan alamat network 192.168.31.100/26. IP Router untuk port ini 192.168.31.101 Switch dikonfigurasi IP 192.168.31.102 Untuk host, ditentukan 45 Host. Dengan perhitungan subnet dipakai /26 dengan jumlah host : 256 - 192 = 64 host. Namun pada kasus ini saya tentukan dalam ruangan ini terdapat 45 host. Jadi, untuk Ruangan 1 memiliki IP host yaitu :192.168.31.103 192.168.31.147 Eth4 digunakan untuk menghubungkan Router 2 dengan Router 3 yang ada di Lantai 3, dengan alamat network 192.168.1.20/30. Port ini dikonfigurasi IP 192.168.1.21 Eth5 digunakan untuk menguhubungkan Router 3 dengan port Eth3 Router Mater, dengan alamat network 192.168.1.8/30, dan dikonfigurasi IP 192.168.1.10

6. Konfigurasi Router 4 Lantai 4 Eth0 di Router 4 tersambung pada Eth4 di Router 3, dengan alamat network 192.168.1.16/30, dan dikonfigurasi IP 192.168.1.17 Eth1 adalah port untuk jaringan di Ruangan 1 dengan alamat network 192.168.33.0/26 subnet mask 255.255.255.192 IP Router untuk port ini 192.168.33.1 Switch dikonfigurasi IP 192.168.33.2 Untuk host, ditentukan 45 Host. Dengan perhitungan subnet dipakai /26 dengan jumlah host : 256 - 192 = 64 host. Namun pada kasus ini saya tentukan dalam ruangan ini terdapat 45 host. Jadi, untuk Ruangan 1 memiliki IP host yaitu :192.168.33.3 192.168.33.47 Eth2 adalah port untuk jaringan di Ruangan 2 dengan alamat network 192.168.33.50/26. IP Router untuk port ini 192.168.33.51 Switch dikonfigurasi IP 192.168.33.52 Untuk host, ditentukan 45 Host. Dengan perhitungan subnet dipakai /26 dengan jumlah host : 256 - 192 = 64 host. Namun pada kasus ini saya tentukan dalam ruangan ini terdapat 45 host. Jadi, untuk Ruangan 1 memiliki IP host yaitu :192.168.33.51 192.168.33.97 Eth3 adalah port untuk jaringan di Ruangan 3 dengan alamat network 192.168.33.100/26. IP Router untuk port ini 192.168.33.101 Switch dikonfigurasi IP 192.168.33.102 Untuk host, ditentukan 45 Host. Dengan perhitungan subnet dipakai /26 dengan jumlah host : 256 - 192 = 64 host. Namun pada kasus ini saya tentukan dalam ruangan ini terdapat 45 host. Jadi, untuk Ruangan 1 memiliki IP host yaitu :192.168.33.103 192.168.33.147 Eth4 digunakan untuk menghubungkan ke port Eth4 Router Master, dengan alamat network 192.168.1.12/30. Port ini dikonfigurasi IP 192.168.1.14