10.bab 3 metode penelitian - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab3/2007-3-00324-mn bab...

21
43 Bab 3 Metode Penelitian 3.1 Desain Penelitian 3.1.1 Metode dan Jenis Penelitian Berdasarkan pendapat Sugiyono (2004, p1) metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan, dan dikembangkan suatu pengetahuan sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang bisnis. Berbagai jenis penelitian yang dapat digunakan untuk penelitian dalam bidang bisnis (Sugiyono2004, p4). Baik penelitian yang bersifat akademik (mahasiswa), professional (pengembangan ilmu), dan institusional (penelitian untuk perumusan kebijakan atau pengambilan keputusan). Penelitian akademik merupakan penelitian yang dilakukan oleh para mahasiswa dalam membuat skripsi, tesis dan disertasi. Penelitian ini merupakan sarana edukatif, sehingga lebih mementingkan validitas internal (caranya harus betul), variabel penelitian terbatas, serta kecanggihan analisis disesuaikan dengan jenjang pendidikan. Penelitian profesional merupakan penelitiannya para dosen dan peneliti lainnya. Tujuannya untuk mendapatkan pengetahuan baru. Jenis-jenis penelitian dapat dikelompokkan menurut, tujuan, pendekatan, dan tingkat eksplanasi, dan analisis & jenis data (Sugiyono2004, p5). Penelitian menurut tingkat eksplanasinya adalah tingkat penjelasan. Jadi menurut tingkat eksplanasi adalah penelitian yang bermaksud menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain. Penelitian ini dapat dikelompokkan menjadi: deskriptif, komparatif, dan asosiatif.

Upload: duongkhuong

Post on 03-Mar-2019

212 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 10.Bab 3 Metode Penelitian - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00324-MN Bab 3.pdf · Pengamatan yang dilakukan dalam studi jangka panjang relatif lebih intensif

43

Bab 3

Metode Penelitian

3.1 Desain Penelitian

3.1.1 Metode dan Jenis Penelitian

Berdasarkan pendapat Sugiyono (2004, p1) metode penelitian diartikan sebagai cara

ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan, dan

dikembangkan suatu pengetahuan sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk

memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang bisnis.

Berbagai jenis penelitian yang dapat digunakan untuk penelitian dalam bidang bisnis

(Sugiyono2004, p4). Baik penelitian yang bersifat akademik (mahasiswa), professional

(pengembangan ilmu), dan institusional (penelitian untuk perumusan kebijakan atau

pengambilan keputusan). Penelitian akademik merupakan penelitian yang dilakukan oleh

para mahasiswa dalam membuat skripsi, tesis dan disertasi. Penelitian ini merupakan sarana

edukatif, sehingga lebih mementingkan validitas internal (caranya harus betul), variabel

penelitian terbatas, serta kecanggihan analisis disesuaikan dengan jenjang pendidikan.

Penelitian profesional merupakan penelitiannya para dosen dan peneliti lainnya. Tujuannya

untuk mendapatkan pengetahuan baru.

Jenis-jenis penelitian dapat dikelompokkan menurut, tujuan, pendekatan, dan tingkat

eksplanasi, dan analisis & jenis data (Sugiyono2004, p5). Penelitian menurut tingkat

eksplanasinya adalah tingkat penjelasan. Jadi menurut tingkat eksplanasi adalah penelitian

yang bermaksud menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungan

antara satu variabel dengan variabel yang lain. Penelitian ini dapat dikelompokkan menjadi:

deskriptif, komparatif, dan asosiatif.

Page 2: 10.Bab 3 Metode Penelitian - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00324-MN Bab 3.pdf · Pengamatan yang dilakukan dalam studi jangka panjang relatif lebih intensif

44

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian

yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih tanpa

membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lain (Sugiyono2004,

p11).

Menurut Indriantoro dan Supomo (2002, p26) penelitian deskriptif merupakan

penelitian terhadap masalah-masalah berupa fakta-fakta saat ini dari suatu populasi. Tujuan

penelitian deskriptif adalah untuk menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan yang

berkaitan dengan current status dari subjek yang diteliti. Tipe penelitian ini umumnya

berkaitan dengan opini (individu, kelompok atau organisasional), kejadian, atau prosedur.

3.1.2 Unit Analisis

Unit analisis merupakan tingkat agregasi data yang dianalisis dalam penelitian

(Indiantoro dan Supomo2002, p94). Unit analisis ditentukan berdasarkan pada rumusan

masalah atau pertanyaan penelitian, merupakan elemen yang penting dalam desain

penelitian karena mempengaruhi proses pemilihan, pengumpulan dan analisis data.

3.1.3 Horison Waktu (Time Horizon)

Berdasarkan pendapat Indriantoro dan Supomo (2002, p94) data penelitian dapat

dikumpulkan sekaligus pada periode tertentu (satu titik waktu) atau dikumpulkan secara

bertahap dalam beberapa periode waktu yang relatif lebih lama (lebih dari dua titik waktu),

tergantung pada karakteristik masalah penelitian yang akan dijawab.

a. Studi Satu Tahap (One Shot Study)

Merupakan penelitian yang datanya dikumpulkan sekaligus. Data yang

dikumpulkan dapat berupa data dari satu atau beberapa subyek penelitian yang

mencakup satu atau beberapa periode waktu (hari, minggu, bulan atau tahun). Tipe

Page 3: 10.Bab 3 Metode Penelitian - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00324-MN Bab 3.pdf · Pengamatan yang dilakukan dalam studi jangka panjang relatif lebih intensif

45

ini lebih menekankan pada frekuensi tahap pengumpulan data, yaitu satu tahap atau

sekaligus.

b. Studi Cross Sectional (Time Series Study)

Yaitu studi untuk mengetahui hubungan komparatif beberapa subjek yang

diteliti. Umumnya merupakan tipe studi satu tahap yang datanya berupa beberapa

subjek pada waktu tertentu.

c. Studi Beberapa Tahap (Longitudinal Study)

Penelitian-penelitian untuk mengetahui pola kecenderungan, hubungan

kausal-komparatif dan hubungan sebab akibat umumnya memerlukan lebih dari satu

tahap pengumpulan data pada saat (titik waktu) yang berbeda. Studi ini memerlukan

waktu lebih lama dan usaha lebih banyak dibandingkan dengan tipe studi satu tahap.

Pengamatan yang dilakukan dalam studi jangka panjang relatif lebih intensif dan

lebih baik dibandingkan dengan observasi pada studi satu tahap, meskipun

memerlukan waktu dan biaya relatif lebih mahal.

Tabel 3.1

Desain Penelitian

Tujuan Jenis Penelitian Unit Analisis Time Horizon

T – 1 Deskriptif Pemasaran Cross Sectional

T – 2 Deskriptif Pemasaran Cross Sectional

T – 3 Deskriptif Pemasaran Cross Sectional

Sumber: Data diolah, (April 2007).

Keterangan:

T – 1 = Untuk mengetahui segmentasi pasar di IAG Healthsciences Medical Center.

T – 2 = Untuk mengetahui diferensiasi produk di IAG Healthsciences Medical Center.

T – 3 = Untuk mengetahui penentuan target pasar di IAG Healthsciences Medical Center.

Page 4: 10.Bab 3 Metode Penelitian - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00324-MN Bab 3.pdf · Pengamatan yang dilakukan dalam studi jangka panjang relatif lebih intensif

46

3.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian

3.2.1 Defenisi Operasional

Berdasarkan pendapat Indriantoro dan Supomo (2002, p69) definisi operasional

adalah penentuan pengukuran variabel sehingga menjadi variabel yang dapat diukur. Definisi

operasional menjelaskan cara tertentu yang digunakan oleh peneliti dalam

mengoperasionalisasikan penentuan variabel, sehingga memungkinkan bagi peneliti yang lain

untuk melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan cara

pengukuran penentuan variabel yang lebih baik.

3.2.2 Pengertian Variabel Penelitian

Variabel penelitian pada dasarnya adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut

(Sugiyono2004, p31). Secara teoritis variabel dapat didefenisikan sebagai atribut seseorang

atau objek, yang menpunyai ”variasi” antara satu orang dengan yang lain atau satu objek

dengan objek yang lain. Kesimpulannya variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat

atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang menpunyai variasi tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.

3.2.3 Tipe-tipe Variabel Penelitian

Tipe-tipe variabel penelitian dapat diklasifikasi berdasarkan fungsi variabel dalam

hubungan antar variabel, yaitu: variabel independen (independent variable), variabel

dependen (dependent variable), dan variabel intervening (intervening variable).

Page 5: 10.Bab 3 Metode Penelitian - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00324-MN Bab 3.pdf · Pengamatan yang dilakukan dalam studi jangka panjang relatif lebih intensif

47

1. Variabel Independen

Adalah tipe variabel yang menjelaskan atau mempengaruh variabel yang

lain. Variabel independen dinamakan pula dengan variabel yang diduga sebagai

sebagai sebab (presumed cause variable). Variabel independen juga dapat disebut

sebagai variabel yang mendahului (antecedent variable).

2. Variabel Dependen

Adalah tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel

independen. Variabel dependen yaitu variabel yang diduga sebagai akibat. Variabel

dependen dapat juga disebut sebagai variabel konsekuensi (consequent variable).

3.2.4 Skala Pengukuran

Merupakan abstraksi dari fenomena yang dapat berupa kejadian, proses, atribut,

subjek atau objek tertentu (Indriantoro dan Supomo2002, p97). Pemilihan metode statistik

juga dipengaruhi oleh tipe skala pengukuran yang digunakan, antara lain: skala nominal,

skala ordinal, skala interval, dan skala rasio.

Menurut Sugiyono (2004, p84) skala pengukuran merupakan kesepakatan yang

digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam

alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan

data kuantitatif.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan skala likert. Skala likert digunakan untuk

mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena

sosial. Dalam penelitian fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti,

yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Dengan skala likert maka variabel yang

akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan

sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau

Page 6: 10.Bab 3 Metode Penelitian - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00324-MN Bab 3.pdf · Pengamatan yang dilakukan dalam studi jangka panjang relatif lebih intensif

48

pertanyaan. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala likert menpunyai

gradiasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata antara lain:

1. Sangat setuju 1. Sangat positif

2. Setuju 2. Positif

3. Ragu-ragu 3. Netral

4. Tidak setuju 4. Negatif

5. Sangat tidak setuju 5. Sangat negatif

Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban itu dapat diberi skor, misalnya

(Sugiyono2004, p87):

1. Setuju/selalu/sangat positif diberi skor 5

2. Setuju/sering/positif diberi skor 4

3. Ragu-ragu/kadang-kadang/netral diberi skor 3

4. Tidak setuju/hampir tidak pernah/ negatif diberi skor 2

5. Sangat tidak setuju/tidak pernah/sangat negatif diberi skor 1

Instrumen penelitian yang menggunakan skala likert dapat dibuat dalam bentuk

checklist ataupun pilihan ganda (Sugiyono2004, p87-89).

1. Bentuk checklist

Berilah jawaban pertanyaan berikut sesuai dengan pendapat anda, dengan

cara memberi tanda (√) pada kolom yang tersedia.

2. Bentuk pilihan ganda

Berilah salah satu jawaban terhadap pertanyaan sesuai dengan pendapat

anda, dengan cara memberi tanda lingkaran pada nomor jawaban yang tersedia.

Dengan bentuk pilihan ganda, maka jawaban dapat diletakkan pada tempat yang

berbeda-beda. Untuk jawaban “sangat tidak setuju” diletakkan pada jawaban nomor

Page 7: 10.Bab 3 Metode Penelitian - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00324-MN Bab 3.pdf · Pengamatan yang dilakukan dalam studi jangka panjang relatif lebih intensif

49

pertama. Untuk item selanjutnya jawaban “sangat setuju” dapat diletakkan jawaban

nomor terakhir.

Tabel 3.2

Operasionalisasi Variabel Penelitian

Variabel Sub Variabel Konsep Indikator Skala

Segmentasi

Segmentasi Demografis Segmentasi Manfaat Segmentasi Psikografis Segmentasi Perilaku

Bauran Pemasaran

Usia Pendidikan Pekerjaan Pendapatan Kewarganegaraan Sumber Informasi Alasan Berobat Keuntungan dari promosi Kesan manfaat produk Nilai pelayanan dan perawatan Kepercayaan Pribadi Tingkat Kepercayaan Status Pemakaian Status Kesetiaan Perilaku Pembelian Sikap terhadap produk

Likert

Diferensiasi

Diferensiasi Produk

Bauran Pemasaran

Bentuk Produk Keistimewaan Produk Khasiat Produk Daya Tahan Produk Jenis Produk Rancangan Produk Kesesuaian Produk Keunggulan Produk dengan produk lain

Likert

Sumber: Data diolah, (April 2007).

Page 8: 10.Bab 3 Metode Penelitian - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00324-MN Bab 3.pdf · Pengamatan yang dilakukan dalam studi jangka panjang relatif lebih intensif

50

3.3 Jenis dan Sumber Data Penelitian

3.3.1 Sumber Data Penelitian

Berdasarkan pendapat Sugiyono (2004, p129) pengumpulan data dapat

menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data

yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan

sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat

orang lain atau lewat dokumen.

3.3.2 Jenis Data Penelitian

Dalam penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data primer dan data

sekunder. Jenis data penelitian berkaitan dengan sumber data dan pemilihan metode yang

digunakan oleh peneliti untuk memperoleh data penelitian (Indriantoro dan Supomo2002,

p145). Penentuan metode pengumpulan data dipengaruhi oleh jenis dan sumber data

penelitian yang dibutuhkan. Sumber data penelitian merupakan faktor penting yang menjadi

pertimbangan dalam penentuan metode pengumpulan data. Jenis data penelitian terdiri atas:

data primer dan data sekunder.

a. Data Primer (Primary Data)

Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara

langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara). Data primer secara

khusus dikumpulkan oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan penelitian. Data

primer dapat berupa opini subjek (orang) secara individual atau kelompok, hasil

observasi terhadap suatu benda (fisik), kejadian atau kegiatan, dan hasil pengujian.

Peneliti dengan data primer dapat mengumpulkan data sesuai dengan yang

Page 9: 10.Bab 3 Metode Penelitian - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00324-MN Bab 3.pdf · Pengamatan yang dilakukan dalam studi jangka panjang relatif lebih intensif

51

diinginkan, karena data yang tidak relevan dengan tujuan penelitian dapat dieleminir

atau setidaknya dikurangi.

b. Data Sekunder (Secondary Data)

Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti

secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak

lain). Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah

tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak

dipublikasikan.

Tabel 3.3

Jenis dan Sumber Data Penelitian

Tujuan Data yang

Diperlukan Jenis Data Sumber Data

T – 1

Program

Pemasaran Primer dan Sekunder

Bagian Pemasaran,

Responden

T – 2 Produk Primer dan Sekunder

Bagian Pemasaran,

Responden

T – 3

Program

Pemasaran Primer dan Sekunder Bagian Pemasaran

Sumber: Data diolah, (April 2007).

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam Penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara,

kuesioner, observasi dan studi kepustakaan. Dengan melakukan wawancara secara tatap

muka (face to face) dengan bagian business development manager perusahaan. Melalui

kuesioner yaitu membagikan kuesioner kepada responden yang merupakan pasien dari klinik

IAG Healthsciences Medical Center, kuesioner tersebut dibagikan pada saat pasien datang ke

Page 10: 10.Bab 3 Metode Penelitian - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00324-MN Bab 3.pdf · Pengamatan yang dilakukan dalam studi jangka panjang relatif lebih intensif

52

klinik. Selain itu teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan melakukan

observasi dan studi kepustakaan.

Berdasarkan pendapat Sugiyono (2004, p129) pengumpulan data dapat dilakukan

dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara. Bila dilihat dari setting-nya,

data dapat dikumpulkan pada setting alamiah (natural setting), pada laboratorium dengan

metode eksperimen, dirumah dengan berbagai responden, pada suatu seminar, diskusi, di

jalan dan lain-lain. Pengumpulan data berdasarkan tekniknya, yaitu:

1. Wawancara (Interview)

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data, apabila peneliti

ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus

diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih

mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil. Teknik pengumpulan data ini

mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri atau self report, atau setidak-

tidaknya pada pengetahuan dan atau keyakinan pribadi.

Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur dan

dapat dilakukan melalui tatap muka (face to face) maupun dengan menggunakan

telepon.

Wawancara baik yang dilakukan dengan face to face maupun yang

menggunakan pesawat telepon, akan selalu terjadi kontak pribadi. Oleh karena itu,

pewawancara perlu memahami situasi dan kondisi sehingga dapat memilih waktu

yang tepat kapan dan dimana harus melakukan wawancara. Kalau dipaksakan

wawancara dalam kondisi yang kurang tepat, maka akan menghasilkan data yang

tidak valid dan akurat. Bila responden yang akan diwawancarai telah ditentukan

orangnya, maka sebaiknya sebelum melakukan wawancara, pewawancara minta

waktu terlebih dulu, kapan dan dimana bisa melakukan wawancara. Dengan cara ini,

Page 11: 10.Bab 3 Metode Penelitian - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00324-MN Bab 3.pdf · Pengamatan yang dilakukan dalam studi jangka panjang relatif lebih intensif

53

maka suasana wawancara akan lebih baik, sehingga data yang diperoleh akan lebih

lengkap dan valid.

2. Kuesioner (Angket)

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk

dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti

tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari

responden. Selain kuesioner juga cocok digunakan jika jumlah responden cukup

besar dan tersebar di wilayah yang luas. Kuesioner dapat berupa pertanyaan atau

pernyataan tertutup atau terbuka, dapat diberikan kepada responden secara

langsung atau dikirim melalui pos atau internet.

3. Observasi

Observasi sebagai teknik pengumpulan data menpunyai ciri yang spesifik bila

dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuesioner. Kalau

wawancara dan kuesioner selalu berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak

terbatas pada orang, tetapi juga objek-objek alam yang lain. Teknik pengumpulan

data dengan observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku

manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak

terlalu besar.

4. Studi Kepustakaan

Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan berdasarkan informasi

yang diperoleh melalui buku-buku, majalah, jurnal ilmiah, tesis, dan sebagainya;

yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini.

Page 12: 10.Bab 3 Metode Penelitian - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00324-MN Bab 3.pdf · Pengamatan yang dilakukan dalam studi jangka panjang relatif lebih intensif

54

3.5 Teknik Pengambilan Sampel

3.5.1 Pengertian Sampel

Berdasarkan pendapat Sugiyono (2004, p73) sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak

mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana,

tenaga, dan waktu. Maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang menpunyai

kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya sekedar jumlah yang ada pada

objek/subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh

subjek atau objek itu.

3.5.2 Teknik Sampling

Berdasarkan pendapat Sugiyono (2004, p73) teknik sampling adalah merupakan

teknik pengambilan sampel. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi. Untuk itu sampel yang diambil harus benar-benar dapat mewakili suatu

populasi.

Teknik sampling pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu probability

sampling dan nonprobability sampling (Sugiyono2004, p73-78). Teknik pengambilan sampel

yang digunakan adalah Probability Sampling. Probability sampling adalah teknik sampling

yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih

menjadi anggota sampel. Probability sampling meliputi: simple random sampling,

proportionate stratified random, disproportionate stratified random, dan area random.

Page 13: 10.Bab 3 Metode Penelitian - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00324-MN Bab 3.pdf · Pengamatan yang dilakukan dalam studi jangka panjang relatif lebih intensif

55

Penelitian ini menggunakan simple random sampling. Dengan menentukan ukuran

sampel secara acak (random), dengan melihat nomor urut registrasi dari pasien, tapi diambil

secara acak.

Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan sampel anggota populasi

dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Cara

demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen (Sugiyono2004, p74).

3.5.3 Kesalahan Pemilihan Sampel

Kesalahan dalam pemilihan sampel dapat disebabkan oleh berbagai kemungkinan

pada setiap prosedur dalam pemilihan sampel (Indriantoro dan Supomo2002, p135), antara

lain: kesalahan kerangka sampel, kesalahan dalam penentuan unit sampel, atau kesalahan

dalam pemilihan sampel secara acak.

1. Kesalahan Kerangka Sampel (Sampling Frame Error)

Disebabkan oleh adanya perbedaan antara elemen-elemen dalam kerangka

sampel (misal: daftar mahasiswa atau daftar telepon) dengan elemen-elemen

populasi target. Jika jumlah dan karakteristik elemen tersebut relatif signifikan, maka

kemungkinan akan menyebabkan pemilihan elemen dari kerangka sampel yang

kurang representatif.

2. Kesalahan Unit Sampel (Unit Sampling Error)

Penentuan elemen-elemen dalam suatu unit sampel kemungkinan kurang

mewakili karakteristik populasinya. Tingkat heterogenitas elemen-elemen populasi

dapat menyebabkan timbulnya kesalahan dalam unit sampel yang ditentukan

berdasarkan strata atau kelompok tertentu.

Page 14: 10.Bab 3 Metode Penelitian - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00324-MN Bab 3.pdf · Pengamatan yang dilakukan dalam studi jangka panjang relatif lebih intensif

56

3. Kesalahan Pemilihan Sampel Secara Acak (Random Sampling Error)

Terjadi karena kemungkinan adanya variasi dalam pemilihan subjek sampel

secara acak. Tipe kesalahan ini kemungkinan disebabkan oleh nilai elemen-elemen

yang sangat variatif atau ekstrem (tinggi sekali atau rendah sekali) sehingga dapat

saling menghapus dalam perhitungan rata-rata.

3.5.4 Uji Validitas dan Reliabilitas

Ada dua konsep untuk mengukur kualitas data, yaitu: reliabilitas dan validitas

(Indriantoro dan Supomo2002, p180). Artinya, suatu penelitian akan menghasilkan

kesimpulan yang bias jika datanya kurang reliabel dan kurang valid.

Menurut Sugiyono (2002, p109) perlu dibedakan antara hasil penelitian yang valid

dan reliabel dengan instrumen yang valid dan reliabel. Hasil penelitian yang valid bila

terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi

pada obyek yang diteliti. Dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam

pengumpulan data, maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid dan reliabel. Jadi

instrumen yang valid dan reliabel merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil

penelitian yang valid dan reliabel. Hal ini tidak berarti bahwa dengan menggunakan

instrumen yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya, otomatis hasil (data) penelitian

menjadi valid dan reliabel. Hal ini masih dipengaruhi oleh kondisi obyek yang diteliti, dan

kemampuan orang yang menggunakan instrumen untuk mengumpulkan data.

3.5.4.1 Uji Reliabilitas

Konsep reliabilitas dapat dipahami melalui ide dasar konsep tersebut yaitu

konsistensi (Indriantoro dan Supomo2002, p180). Peneliti dapat mengevaluasi

instrumen penelitian berdasarkan perspektif dan teknik yang berbeda, tetapi

Page 15: 10.Bab 3 Metode Penelitian - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00324-MN Bab 3.pdf · Pengamatan yang dilakukan dalam studi jangka panjang relatif lebih intensif

57

pertanyaan mendasar untuk mengukur reliabilitas data adalah ”bagaimana

konsistensi data yang dikumpulkan?”. Pengukuran reliabilitas menggunakan indeks

numerik yang disebut dengan koefisien. Kosep reliabilitas dapat diukur melalui tiga

pendekatan, yaitu koefisien stabilitas, koefisien ekuivalensi, dan reliabilitas

konsistensi internal.

Menurut Sugiyono (2004, p109) hasil penelitian yang reliabel, bila terdapat

kesaman data dalam waktu yang berbeda. Kalau dalam obyek kemarin bewarna

merah, maka sekarang dan besok tetap bewarna merah. Reliabilitas instrumen

merupakan syarat untuk pengujian validitas instrumen. Oleh karena itu, walaupun

instrumen yang valid umumnya pasti reliabel, tetapi pengujian reliabilitas instrumen

perlu dilakukan.

Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan secara eksternal maupun

internal (Sugiyono2004, p120). Secara eksternal pengujian dapat dilakukan dengan

test-retest, equivalent, dan gabungan keduanya.

a. Test-Retest

Instrumen penelitian yang reliabilitasnya diuji dengan test-retest

dilakukan. Dengan cara mencobakan instrumen beberapa kali pada

responden. Jadi dalam hal ini instrumennya sama, respondennya sama, dan

waktunya yang berbeda. Reliabilitas diukur dari koefisien korelasi antara

percobaan pertama dengan yang berikutnya. Bila koefisien korelasi positif

dan signifikan maka instrumen tersebut sudah dinyatakan reliabel. Pengujian

cara ini sering disebut juga stability.

b. Ekuivalen

Instrumen yang ekuivalen adalah pertanyaan yang secara bahasa

berbeda, tetapi maksudnya sama. Pengujian reliabilitas instrumen dengan

Page 16: 10.Bab 3 Metode Penelitian - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00324-MN Bab 3.pdf · Pengamatan yang dilakukan dalam studi jangka panjang relatif lebih intensif

58

cara ini cukup dilakukan sekali, tetapi instrumennya dua, pada responden

yang sama, instrumen berbeda. Bila korelasi positif dan signifikan, maka

instrumen dinyatakan reliabel.

c. Gabungan

Pengujian reliabilitas ini dilakukan dengan cara mencobakan dua

instrumen yang ekuivalen itu beberapa kali, ke responden yang sama. Jika

dengan dua kali pengujian dalam waktu yang berbeda, akan dapat dianalisis

enam koefisien reliabilitas. Bila keenam koefisien korelasi itu semuanya

positif dan signifikan, maka dapat dinyatakan bahwa instrumen tersebut

reliabel.

d. Internal Consistency

Pengujian reliabilitas dengan internal consistency, dilakukan dengan

cara mencobakan instrumen sekali saja, kemudian dengan data diperoleh

dianalisis dengan teknik tertentu. Pengujian reliabilitas instrumen ini dapat

dilakukan dengan teknik belah dua dari Spearman Brown (split half).

Berikut diberikan rumus Spearman Brown:

ri = 2 rb____

1 + rb

Di mana:

ri = reliabilitas internal seluruh instrumen

rb = korelasi product moment antara belahan pertama

dan kedua.

Page 17: 10.Bab 3 Metode Penelitian - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00324-MN Bab 3.pdf · Pengamatan yang dilakukan dalam studi jangka panjang relatif lebih intensif

59

3.5.4.2 Uji Validitas

Menurut Indriantoro dan Supomo (2002, p181) validitas data penelitian

ditentukan oleh proses pengukuran yang akurat. Oleh karena itu, jika kata sinonim

dari reliabilitas yang paling tepat adalah konsistensi, maka esensi dari validitas

adalah akurasi. Suatu instrumen pengukur dikatakan valid jika instrumen tersebut

mengukur apa yang seharusnya diukur. Suatu data penelitian yang valid, bagaimana

pun harus reliabel karena akurasi memerlukan konsistensi.

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan

data itu valid (Sugiyono2004, p109). Valid berarti instrumen tersebut dapat

digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Ada tiga pendekatan yang

dapat digunakan untuk mengukur validitas, antara lain:

a. Pengujian Validitas Konstruksi (construct validity)

Untuk menguji validitas konstruksi, dapat digunakan pendapat dari ahli.

Mungkin para ahli akan memberi keputusan: instrumen dapat digunakan tanpa

perbaikan, ada perbaikan, dan mungkin dirombak total. Pengujian dilakukan dengan

mengkorelasikan antara skor item instrumen dalam suatu faktor, dan

mengkorelasikan satu faktor dengan skor total. Jika nilai korelasi dibawah 0,30 maka

dapat disimpulkan bahwa butir instrumen tersebut tidak valid, sehingga harus

diperbaiki atau dibuang.

b. Pengujian Validitas Isi (content validity)

Untuk instrumen yang berbentuk test, pengujian validitas isi dapat dilakukan

dengan membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah

diajarkan. Untuk instrumen yang akan mengukur efektifitas pelaksanaan program,

maka pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi

instrumen dengan isi atau rancangan yang telah ditetapkan.

Page 18: 10.Bab 3 Metode Penelitian - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00324-MN Bab 3.pdf · Pengamatan yang dilakukan dalam studi jangka panjang relatif lebih intensif

60

c. Pengujian Validitas Eksternal

Validitas eksternal instrumen diuji dengan cara membandingkan (untuk

mencari kesamaan) antara kriteria yang ada pada instrumen dengan fakta-fakta

empiris yang terjadi di lapangan. Untuk meningkatkan validitas eksternal penelitian

selain meningkatkan validitas eksternal instrumen, maka dapat dilakukan dengan

memperbesar jumlah sampel.

3.6 Teknik Pengolahan Sampel

Berdasarkan pendapat Indriantoro dan Supomo (2002, p132) bahwa untuk

memperoleh sampel yang representatif diperlukan ukuran sampel yang besar. Ada yang

menyatakan paling sedikit 10% dari jumlah populasi. Pendapat-pendapat tersebut kurang

tepat, karena untuk menentukan ukuran sampel tergantung pada variasi populasinya.

Semakin besar dispersi atau variasi suatu populasi maka semakin besar pula ukuran sampel

yang diperlukan agar estimasi terhadap parameter populasi dapat dilakukan dengan akurat

dan presisi. Ukuran sampel dipengaruhi oleh tingkat keyakinan peneliti dalam melakukan

estimasi.

Menurut Sugiyono (2004, p79) jumlah anggota sampel yang tepat digunakan

tergantung pada tingkat kesalahan yang dikehendaki. Tingkat kepercayaan yang dikehendaki

sering tergantung pada sumber dana, waktu dan tenaga yang tersedia. Makin besar tingkat

kesalahan maka akan semakin kecil jumlah sampel yang diperlukan, dan sebaliknya, makin

kecil tingkat kesalahan, maka akan semakin besar jumlah anggota sampel yang diperlukan.

Page 19: 10.Bab 3 Metode Penelitian - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00324-MN Bab 3.pdf · Pengamatan yang dilakukan dalam studi jangka panjang relatif lebih intensif

61

Ukuran sampel didapat dengan menggunakan rumus Slovin (Umar2003, p146),

yaitu:

n = N______

1 + N e2

Keterangan:

N = Ukuran populasi

n = Ukuran sampel

e = Persentase kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan

sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan.

3.7 Metode Analisis

Berdasarkan pendapat Indriantoro dan Supomo (2002, p166) analisis data penelitian

merupakan bagian dari proses pengujian data setelah tahap pemilihan dan pengumpulan

data penelitian. Proses analisis data penelitian umumnya terdiri atas beberapa tahap, yaitu:

tahap persiapan, analisis deskriptif, pengujian kualitas data dan pengujian hipotesis.

Statistik menpunyai banyak pengertian, yaitu sekumpulan metode yang dapat

digunakan untuk menarik kesimpulan yang masuk akal dari suatu data (Indriantoro dan

Supomo2002, p167). Statistik digunakan oleh peneliti sebagai metode untuk menganalisis

data yang berupa deskripsi dan estimasi data untuk menarik kesimpulan dari hasil penelitian.

Analisis Chi Square

Menurut Sugiyono (2004, p267) analisis Chi Square digunakan untuk menguji

hipotesis komparatif lebih dari dua sampel, bila datanya berbentuk diskrit atau nominal.

Rumus dasar Chi Square yang digunakan adalah:

Page 20: 10.Bab 3 Metode Penelitian - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00324-MN Bab 3.pdf · Pengamatan yang dilakukan dalam studi jangka panjang relatif lebih intensif

62

X2 = Fh

FhFo∑ − 2)(

Keterangan:

X2 = Chi Kuadrat

Fo = Frekuensi yang diobservasi

Fh = Frekuensi yang diharapkan

Hipotesis:

Ho : tidak terdapat perbedaan secara signifikan

Ha : terdapat perbedaan secara signifikan

Kriteria pengujian hipotesis:

Ho diterima bila nilai Chi Square hitung lebih kecil atau sama dengan nilai Chi Square

tabel.

Berdasarkan pendapat Pratisto (2004, p63) uji Chi Square merupakan salah satu

analisis statistik yang banyak digunakan dalam pengujian hipotesis. Chi Square terutama

digunakan untuk uji homogenitas, uji independensi, dan uji keselarasan (goodness of fit).

1. Uji Independensi

Uji ini digunakan untuk menguji ada atau tidaknya interdependensi antara

variabel kuantitatif yang satu dengan yang lainnya berdasarkan observasi yang ada.

Misalnya seorang dokter ingin mengetahui apakah ada interdependensi (hubungan)

antara beberapa orang yang diberi vaksin dengan yang tidak diberi vaksin terhadap

penyakit yang diderita.

2. Uji Keselarasan (Goodness of Fit Test)

Uji keselarasan adalah perbandingan antara frekuensi observasi dengan

frekuensi harapan (expected frequencies). Uji keselarasan melakukan pengujian

apakah distribusi hasil pengamatan (observasi) sesuai dengan distribusi teori

tertentu atau tidak.

Page 21: 10.Bab 3 Metode Penelitian - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2007-3-00324-MN Bab 3.pdf · Pengamatan yang dilakukan dalam studi jangka panjang relatif lebih intensif

63

3.8 Rancangan Implikasi Hasil Penelitian

Dalam rancangan implikasi hasil penelitian ini, hasil penelitian ini akan disimpulkan

dan ditarik suatu kesimpulan untuk menetapkan segmentasi pasar, diferensiasi produk, dan

target pasar yang tepat bagi perusahaan. Langkah-langkah yang dapat dilakukan perusahaan

antara lain:

• Menentukan strategi segmentasi pasar pada kelompok/segmen pasar yang besar dan

menarik.

• Menetapkan strategi diferensiasi produk yang memberikan nilai tambah bagi pasien /

calon pasien.

• Meningkatkan fokus pada target pasar yang paling berpotensi.

• Strategi peningkatan promosi dalam meningkatkan jumlah pasien.