10822-10783-1-pb.pdf

10
ANALISIS KADAR BOD DAN COD PADA PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DI PABRIK KELAPA SAWIT PT. LESTARI TANI TELADAN (LTT) DI PROVINSI SULAWESI TENGAH Verawaty 1) , Dian Saraswati 2) , Ramly Abudi 3) 1 Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo, Verawaty 1 [email protected] 2 Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo, Dian Saraswati 2 [email protected] 3 Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo, Ramly Abudi 3 [email protected] ABSTRAK  Karakteristik air limbah perlu dikenal karena hal ini akan menentukan cara  pengolahan yang tepat, sehingga tidak mence mari lingkungan hidup. Pengolahan limbah cair yang kurang baik tidak dapat menurunka n parameter-parameter pencemar terutama  parameter kimia yaitu kadar BOD dan COD yang terdapat pada limbah cair kelapa  sawit. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah kadar BOD dan COD limbah cair sesudah pengolahan di Pabrik Kelapa Sawit PT. LTT di Provinsi Sulawesi Tengah melebihi nilai ambang batas sesuai Kep - 51/MEN LH/1995. Tujuan penelitian  yaitu untuk menganalisis kadar BOD dan COD sebelum dan sesudah pengolahan limbah cair. Penelitian ini merupakan desain Deskriptif dengan jenis penelitian Observasional.  Populasi adalah semua limbah cair yang ada di pabrik. Sampel dalam penelitian ini  sebanyak 2 liter pada kolam pending in dan kolam anaero bik. Teknik pen gambilan sampel menggunakan metode sesaat (grab sampling). Analisisnya menggunakan uji kandungan  BOD 5  dan uji kandungan COD pada limbah cair. Hasil penelitian membuktikan bahwa limbah cair pabrik kelapa sawit di PT. LTT yang belum memenuhi standar baku mutu kualitas limbah cair bagi kegiatan industri kelapa sawit sesuai Kep-51/MEN LH/1995,  yaitu nilai BOD karena melebihi 100 mg/l. Sedangkan nilai COD sudah memenuhi  standar baku mutu karena kurang dari 350 mg/l. Saran bagi industri diharapkan dapat mengolah limbah cair dengan baik agar hasil pengolahan limbah cair yang dimanfaatkan sebagai Land Application tidak berdampak buruk bagi lingkungan atau  pun bagi tanaman k elapa sawit yang ad a diperkebuna n. Kata Kunci :   Limbah Cair, Kelapa Sawit, Kadar BOD, Kadar COD  

Upload: edhys

Post on 01-Mar-2018

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 10822-10783-1-PB.pdf

7/25/2019 10822-10783-1-PB.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/10822-10783-1-pbpdf 1/10

ANALISIS KADAR BOD DAN COD PADA PENGOLAHAN LIMBAH

CAIR DI PABRIK KELAPA SAWIT PT. LESTARI TANI TELADAN

(LTT) DI PROVINSI SULAWESI TENGAH

Verawaty1)

, Dian Saraswati2)

, Ramly Abudi3)

1Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo, Verawaty

[email protected] 

2Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo, Dian Saraswati

[email protected] 

3Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo, Ramly Abudi

[email protected] 

ABSTRAK

 Karakteristik air limbah perlu dikenal karena hal ini akan menentukan cara pengolahan yang tepat, sehingga tidak mencemari lingkungan hidup. Pengolahan limbahcair yang kurang baik tidak dapat menurunkan parameter-parameter pencemar terutama parameter kimia yaitu kadar BOD dan COD yang terdapat pada limbah cair kelapa sawit. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah kadar BOD dan CODlimbah cair sesudah pengolahan di Pabrik Kelapa Sawit PT. LTT di Provinsi SulawesiTengah melebihi nilai ambang batas sesuai Kep - 51/MEN LH/1995. Tujuan penelitian yaitu untuk menganalisis kadar BOD dan COD sebelum dan sesudah pengolahan limbahcair. Penelitian ini merupakan desain Deskriptif dengan jenis penelitian Observasional. Populasi adalah semua limbah cair yang ada di pabrik. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 2 liter pada kolam pendingin dan kolam anaerobik. Teknik pengambilan sampel

menggunakan metode sesaat (grab sampling). Analisisnya menggunakan uji kandungan BOD5 dan uji kandungan COD pada limbah cair. Hasil penelitian membuktikan bahwalimbah cair pabrik kelapa sawit di PT. LTT yang belum memenuhi standar baku mutukualitas limbah cair bagi kegiatan industri kelapa sawit sesuai Kep-51/MEN LH/1995, yaitu nilai BOD karena melebihi 100 mg/l. Sedangkan nilai COD sudah memenuhi standar baku mutu karena kurang dari 350 mg/l. Saran bagi industri diharapkan dapat

mengolah limbah cair dengan baik agar hasil pengolahan limbah cair yangdimanfaatkan sebagai Land Application tidak berdampak buruk bagi lingkungan atau pun bagi tanaman kelapa sawit yang ada diperkebunan.

Kata Kunci :  Limbah Cair, Kelapa Sawit, Kadar BOD, Kadar COD 

Page 2: 10822-10783-1-PB.pdf

7/25/2019 10822-10783-1-PB.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/10822-10783-1-pbpdf 2/10

ABSTRACT

Verawaty. 811410006. 2014. The Analysis of BOD and COD in Liquid Waste at Oil Palm Factory PT. Lestari Tani Teladan (LTT) at Central Sulawesi Province. Skripsi.

 Department of Public Health. Faculty of Health and Sport Sciences. Universitas NegeriGorontalo. The principal supervisor was Dian Saraswati, S.Pd., M.Kes and the co- supervisor was Ramly Abudi, S.Psi., M.Kes.

The characteristic of waste water should be known due to determining the way tomaage the waste water properly in order to be not contaminating the life environtment.

The worse liquid waste mangement cannot decrease the parameters of contamination particulary chemistry parameters which were BOD and COD levelin liquid waste of oil palm. The problem statement of research was whether the level of BOD and COD inliquid waste after the processing at oil palm factory of PT. LTT at Center Sulawesi Province was exceeding the threshould value according to Kep-51/MEN LH/1995. The

research aimed at analyzing the BOD and COD Level before and after the processing ofliquid waste. The research was observational research by having descriptive design. The population of research were all liquid wastes in factory. The samples of research were 2liters of coolant pond and anaerobic pond. The technique of sampling was grab samplingmethod. The data analysis was using BOD5 level test and COD level test in liquid waste.The research result showed that the liquid waste of oil palm factory at PT. LTT was not fulfilling the quality standard of liquid waste of oil palm industrial activity according to Kep-52/MEN LH/1995, it due to the value of BOD was exceeding 100 mg/l. However, thevalue of COD has been fulfilled the quality standard because it was less tha 350 mg/l.The suggestion for the industrial is to manage the liquid waste properly so that the result

liquid waste processing which was utilized as land application did not give the badimpact to the environment as well as to the oil palm in the plantation.

Keywords:  Liquid Waste, Oil Palm, BOD Level, COD Level

Page 3: 10822-10783-1-PB.pdf

7/25/2019 10822-10783-1-PB.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/10822-10783-1-pbpdf 3/10

1.  PENDAHULUAN

Indonesia mempunyai potensi yang

cukup besar untuk pengembangan industrikelapa sawit. Pada saat ini perkembangan

industri kelapa sawit tumbuh cukup pesat.Pada tahun 1990 di Indonesia dijumpai 84unit pabrik kelapa sawit yang mengolah 10 juta ton tandan buah segar, dengankapasitas yang bervariasi antara 20 - 60 ton

tandan segar per jam (Manurung, 2004).Perkembangan industri yang sangat

cepat saat ini menyebabkan limbah-limbahindustri pun menjadi bertambah. Sebagaiakibatnya, limbah yang dibuang ke

lingkungan semakin berat. Padahalkemampuan alam untuk menerima bebanlimbah sangat terbatas, sehingga dipastikan bahwa  self purification saat ini telahterlampaui (Taufiq, 2010).

Jenis limbah industri banyakmacamnya, tergantung dari bahan bakuyang dipakai dalam industri dan sesuaidengan proses dari masing-masingindustri. Dengan demikian, pemecahanyang dibutuhkan juga berbeda untuk dapatmencapai baku mutu yang telah ditetapkan

oleh pemerintah (Miswan, 2004).Limbah cair yang dihasilkan oleh

industri masih menjadi masalah bagi

lingkungan sekitarnya, karena padaumumnya, industri terutama industrirumah tangga mengalirkan langsung airlimbahnya ke selokan atau sungai tanpadiolah terlebih dahulu. Demikian pula

dengan industri pabrik kelapa sawit yang pada umumnya merupakan industri yang

 banyak tersebar di kota-kota besar dankota-kota kecil (Rossiana, 2006).

Mengingat tingginya potensi pencemaran yang ditimbulkan oleh limbahcair yang tidak dikelola dengan baik maka

diperlukan pemahaman dan informasimengenai pengelolaan limbah cair secara

 benar (Sari, 2011). Limbah cair industrikelapa sawit mengandung bahan organikyang tinggi sehingga potensial mencemariair tanah dan badan air (Rusmey, 2009).

Polutan organik yang cukup tinggi

tersebut apabila terbuang ke badan air

 penerima dapat mengakibatkan

terganggunya kualitas air dan menurunkandaya dukung lingkungan perairan disekitar

 pabrik dan sekelilingnya. Penurunan dayadukung lingkungan tersebut menyebabkan

kematian organisme air, terjadinya algablooming sehingga menghambat pertumbuhan tanaman air lainnya danmenimbulkan bau yang dapat menjadimedia yang sangat baik untuk

 pertumbuhan dan perkembangan bakteri, baik bakteri  patogen  (bakteri yang dapatmenyebabkan penyakit pada inang)maupun non patogen  (bakteri yang tidakmenimbulkan gangguan yang berarti)

(Rossiana, 2006).Hasil penelitian dari beberapa

 peneliti menyatakan bahwa konsentrasiBOD (Biochemical Oxygen Demand) didalam air limbah kelapa sawit cukuptinggi, yakni berkisar antara 5.000-10.000mg/l, COD (Chemical Oxygen Demand)  berkisar antara 7.000-10.000 mg/l, sertamempunyai keasaman yang rendah yakni pH 4-5 (Kaswinarni, 2007).

Jika konsentrasi BOD (BiochemicalOxygen Demand)  dan COD (Chemical

Oxygen Demand)  dalam limbah yangdihasilkan pabrik kelapa sawit langsungdibuang ke lingkungan, maka hal ini dapat

menjadi pencemar lingkungan yang sangat potensial, terutama untuk perairan disekitar pabrik tersebut.

Teknik pengolahan limbah cairindustri kelapa sawit pada umumnya

menggunakan metode pengolahan limbahkombinasi yaitu dengan sistem proses

anaerobik dan aerobik. Limbah cair yangdihasilkan oleh pabrik kemudian dialirkanke bak penampungan untuk dipisahkanantara minyak yang terikut dan limbahcair. Setelah itu maka limbah cair dialirkan

ke bak anaerobik untuk dilakukan prosesanaerobik . Pengolahan limbah secara

anaerobik merupakan proses degradasisenyawa organik seperti karbohidrat, protein dan lemak yang terdapat dalamlimbah cair oleh bakteri anaerobik tanpakehadiran oksigen menjadi biogas yang

terdiri dari CH4 (50-70%), serta N2, H2,

H2S dalam jumlah kecil. Pada proses

Page 4: 10822-10783-1-PB.pdf

7/25/2019 10822-10783-1-PB.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/10822-10783-1-pbpdf 4/10

 pengolahan secara aerobik menunjukkan penurunaan kadar BOD dan kadar COD

adalah sebesar 15 % (Agustina, dkk  ,2010).

Air hasil olahan telah dapat dibuangke perairan, tetapi tidak dapat digunakansebagai air proses dikarenakan air hasilolahan tersebut masih mempunyai warnakecoklatan. Penggunaan membran untuk

mengolah lumpur sawit dalam hal inidilakukan untuk mendapatkan air limbahyang bersih sehingga dapat digunakankembali (water recycling ) (Dedy, dkk,2010).

Berdasarkan data awal yang ada diPabrik Kelapa Sawit PT. LTT bahwadalam proses produksi yang menghasilkankurang lebih 30 ton tandan buah segar(TBS) per jam dapat menghasilkan limbahcair sebesar 1.300 liter per hari. Limbahcair ini dihasilkan dari proses ke proses,sehingga kuantitas limbah cair yangdihasilkan sangat tinggi. Limbah cair yangdihasilkan tersebut tentunya harus diolahsebelum dibuang ke lingkungan agar tidakmenimbulkan pencemaran, terutama pada

sumber air yang berada didekat industri pabrik Kelapa Sawit tersebut (PT. LTT,2013).

Sistem pengolahan limbah yang adadi Pabrik Kelapa Sawit tersebutmenggunakan kolam-kolam yang tersusunmulai dari unit kolam pendingin untukmendinginkan limbah cair, kemudian

dialirkan ke unit kolam pembiakan bakteriuntuk menaikkan nilai pH, lalu menuju ke

2 unit kolam anaerob  untuk menurunkankadar BOD, lalu menuju ke unit kolam pengendapan untuk memisahkan cairandari lumpur, setelah itu masuk ke unitkolam aerasi, disini limbah cair diberi

tambahan oksigen dan biasanya hasillimbah dari kolam ini sudah memenuhi

 baku mutu dan dapat dibuang ke badan air penerima seperti sungai. Limbah darikolam aerasi ini lalu dialirkan lagi ke unitkolam pelepasan, kolam ini hanya sebagai bak pengontrol yang mengalirkan limbah

cair secara perlahan-lahan ke badan air

 penerima seperti sungai.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

 penelitian tentang “ Analisis Kadar BODdan COD pada Pengolahan Limbah Cair

di Pabrik Kelapa Sawit PT. Lestari TaniTeladan (LTT) di Provinsi SulawesiTengah”. 

Tujuan penelitian yaitu menganalisiskadar BOD dan COD sebelum dan sesudah

 pengolahan limbah cair di Pabrik KelapaSawit PT. LTT di Provinsi SulawesiTengah. Manfaat penelitian ini yaitu bisadijadikan sebagai sumber pengetahuanmaupun informasi mengenai kadar BOD

dan COD pada pengolahan limbah cairPabrik Kelapa Sawit yang memenuhistandar dan tidak mencemari lingkungan.

2.  METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitianobservasional dengan desain deskriptifyaitu peneliti melakukan observasiterhadap limbah cair kelapa sawit. Setelahdilakukan observasi maka dilakukananalisis laboratorium kemudian hasilnyaakan dideskripsikan. Teknik analisis data

yang digunakan adalah analisis deskriptif,yaitu membandingkan hasil ujilaboratorium dari masing-masing sampel

yang telah telah dihitung dengan standar baku mutu limbah cair bagi kegiatanindustri kelapa sawit berdasarkan Kep -51/MEN LH/1995 yaitu tentang baku mutulimbah cair untuk industri kelapa sawit.

3.  HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Uji Laboratorium padaLimbah Cair Kelapa Sawit tentang kadarBOD dan kadar COD denganmenggunakan Uji Kandungan BOD5 danUji Kandungan COD pada limbah cair.

Tabel 1

Hasil Pengukuran Limbah Cair Kelapa

Sawit Sebelum Pengolahan di PT. LTT

Titik

Pengambilan

Sampel

Parameter (mg/l)

BOD COD

 Inlet 435 222

Outlet 552,5 246

(Sumber: Data Primer 2014)

Page 5: 10822-10783-1-PB.pdf

7/25/2019 10822-10783-1-PB.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/10822-10783-1-pbpdf 5/10

 

Gambar 1

Grafik Nilai BOD dan COD pada

Limbah Cair Kelapa Sawit SebelumPengolahan di PT. LTT Tahun 2014

(Sumber: Data Primer, 2014) 

Berdasarkan hasil pengukuran kadarBOD dan COD pada tabel dan grafik dapatdisimpulkan bahwa kadar BOD yangtertinggi terdapat di titik kedua yaitu 552,5mg/l dimana letak pengambilan sampelnya

 berada dikolam pendingin dekat outlet  dankadar COD yang tertinggi terdapat juga dititik kedua yaitu 246 mg/l dimana letak pengambilan sampelnya berada dikolam pendingin dekat outlet . Hal ini disebabkankarena pada titik kedua terjadi penumpukan lumpur kelapa sawit nya

sehingga nilai BOD maupun COD nyalebih tinggi dari titik pengambilan sampel pertama.

Tabel 2

Hasil Pengukuran Limbah Cair Kelapa

Sawit Setelah Pengolahan

TitikPenga

mbilan

Sampel

Parame

ter(mg/l)

Standar

BakuMutu

(mg/l)

Keterangan

B

O

D

C

O

D

B

O

D

C

O

D

B

O

D

C

O

D

 Inlet79

2,5

12

5≤100

≤350

TMS

M

S

Outlet610

141

TM

S

MS

(Sumber: Data Primer, 2014)

Keterangan :MS : Memenuhi Syarat

TMS : Tidak Memenuhi Syarat

Gambar 2

Grafik Perbandingan Nilai BOD dan

COD Sesudah Pengolahan di 2 Titik

Pengambilan Sampel dengan Standar

Baku Mutu Limbah Cair untuk Pabrik

Kelapa Sawit

(Sumber: Data Primer, 2014) 

Berdasarkan hasil pengukuran kadar

BOD dan COD pada tabel dan grafik dapatdisimpulkan bahwa kadar BOD yangdiambil di kedua titik pengambilan sampel pada kolam  Anaerobik   telah melebihistandar baku mutu limbah cair bagikegiatan industri kelapa sawit berdasarkanKep - 51/MEN LH/1995 yaitu nilai BODlebih dari 100 mg/l, sedangkan nilai COD pada titik pengambilan sampel pertamadan kedua belum melebihi ambang bataskarna nilai COD kurang dari 350 mg/lsesuai Kep –  51/MEN LH/1995.

Kadar COD pada pengolahanlimbah yang ada dipabrik kelapa sawit PT.

LTT ini belum mencapai nilai ambang batas disebabkan karena pada pengolahanlimbahnya memiliki ± 8 kolam yang dapatmenurunkan nilai COD dan parameterlainnya, namun nilai BOD nya masih tetap

tinggi.Kadar BOD melebihi nilai ambang

 batas disebabkan karena pada pengolahanlimbah cair kelapa sawit yang ada di PT.

LTT tidak melalui lagi kolam  Aerobik  

435

552,5

222  246

0

100

200

300

400

500

600

Inlet Oulet

   J   u   m    l   a    h    (   m   g    /    l    )

BOD

COD

792,5

125

610

141100

350

0

100

200

300

400

500

600

700

800

900

BOD COD

   J   u   m    l   a    h    (   m   g    /    l    ) Inlet

Outlet

Standar

Baku Mutu

Page 6: 10822-10783-1-PB.pdf

7/25/2019 10822-10783-1-PB.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/10822-10783-1-pbpdf 6/10

dimana kolam ini berfungsi untukmemperkaya cairan dengan oksigen dan

membunuh bakteri anaerobik dengan caramenyebarkan cairan limbah ke udara

dengan menggunakan aerator dan dapatmenurunkan kadar BOD pada limbah cairtersebut.

Pabrik kelapa sawit PT. LTT dengansengaja meniadakan kolam aerobik karena

sudah ada larangan membuang limbah ke badan air atau sungai terdekat dan akhirnyamereka memanfaatkan seluruh limbah cairmenjadi pupuk dengan sistem  Land Application yaitu pemanfaatan limbah cair

dari industri kelapa sawit untuk digunakansebagai bahan penyubur atau pemupukantanaman kelapa sawit dalam areal perkebunan kelapa sawit itu sendiri dengancara mengalirkan limbah cair tersebut darikolam pelepasan ke parit-parit disekitararea perkebunan.

Keuntungan pemanfaatan limbahcair PKS secara umum adalah seperti berikut:1.  Memperbaiki struktur fisik tanah2.  Meningkatkan aerasi, peresapan, retensi

dan kelembaban3.  Meningkatkan perkembang-biakan dan

 perkembangan akar

4.  Meningkatkan kandungan organiktanah, pH tanah dan kapasitas tukarkation tanah

5.  Meningkatkan populasi mikroflora  danmikrofauna  tanah maupun aktivitasnya

(Huan, 1987).

Batasan Peneliti Dalam MelakukanPenelitian

Adapun batasan peneliti dalammelakukan penelitian ini dan dalammenyusun pembahasan dari hasil

 penelitian yaitu sebagai berikut:1.  Uji BOD mempunyai beberapa

kelemahan, diantaranya adalah:a.  Dalam uji BOD ikut terhitung

oksigen yang dikonsumsi oleh bahan-bahan organik atau bahan- bahan tereduksi lainnya, yang

disebut juga  Intermediate Oxygen

 Demand .

 b.  Uji BOD membutuhkan waktu yangcukup lama, yaitu lima hari.

c. 

Uji BOD yang dilakukan selamalima hari masih belum dapat

menunjukan nilai total BOD,melainkan ± 68% dari total BOD.

d.  Uji BOD tergantung dari adanyasenyawa penghambat di dalam airtersebut, misalnya germisida seperti

klorin yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme yangdibutuhkan untuk merombak bahanorganik, sehingga hasil uji BODkurang teliti (Kristianto, 2004:87).

2. 

Jarak antara penyusunan proposaldengan turun penelitian agak jauhsehingga sistem pengolahan limbah cairdi pabrik kelapa sawit PT. LTT sudah berubah, karena semua limbah cairdimanfaatkan sebagai land application.

3.  Peneliti juga hanya bisa menjelaskansecara umum saja tentang hasil penelitian ini karena batasan informasiyang didapat saat turun penelitian.Peneliti juga tidak terlalu menguasaiataupun memahami Pedoman

Pengolahan Limbah yang ada diIndonesia karena untuk memahaminya perlu pelatihan atau pendamping khusus

yang memahami secara detail semuatentang Pengolahan Kelapa Sawit.

4.  KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang

telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa parameter kimia yang telah dianalisis pada

limbah cair pabrik kelapa sawit di PT. LTTyaitu:1.

 

Kadar BOD sebelum pengolahan ialah pada titik pertama pengambilan sampelsebesar 435 mg/l dan pada titik kedua

sebesar 552,5 mg/l, sedangkan kadarBOD sesudah pengolahan ialah pada

titik pertama sebesar 792,5 mg/l dantitik kedua 610 mg/l.

2.  Kadar COD sebelum pengolahan ialah pada titik pertama pengambilan sampelsebesar 222 mg/l dan pada titik kedua

sebesar 246 mg/l, sedangkan kadar

COD sesudah pengolahan ialah pada

Page 7: 10822-10783-1-PB.pdf

7/25/2019 10822-10783-1-PB.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/10822-10783-1-pbpdf 7/10

titik pertama sebesar 125 mg/l dan titikkedua sebesar 141 mg/l.

Dari kedua parameter kimia yangtelah diuji yang belum memenuhi standar

 baku mutu kualitas limbah cair bagikegiatan industri kelapa sawit sesuai Kep-51/MEN LH/1995, yaitu nilai BOD karenamelebihi 100 mg/l. Sedangkan nilai CODsudah memenuhi standar baku mutu karena

kurang dari 350 mg/l.

5.  DAFTAR PUSTAKA

Agustina, Sitti, Sri Pudji.R, Tri Widianto,

Trisni.A. 2010.  PenggunaanTeknologi Membran Pada Pengolahan Air Limbah Industri Kelapa Sawit. Jurnal (Online)http://www.bbkk-litbang.go.id. Diakses 25 September 2013.

Bapedal. 1995. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 51/Kep- MenLH/-10/1995. Jakarta. LampiranB.IV. http://jdih.menlh.go.id. Diakses 26 Desember 2014.

Dedy, A.Nasution, Elita R.Widjaya, ReniJ.Gultom. 2010. Teknologi

Membran Filtrasi Untuk PengolahanLimbah Pabrik Cair Kelapa Sawit.Jurnal (Online)http://digilib.litbang.deptan.go.id. Diakses 28 September 2013.

Departemen Pertanian. 2006.  Pedoman

 Pengelolalaan Limbah Industri Kelapa Sawit disusun oleh Ditjen PPHP, Departemen Pertanian.Jakarta. http://reporsitory.usu.ac.id. Diakses 26 Desember 2014.

Manurung, Renita. 2004. Proses Anaerobik

Sebagai Alternatif Untuk MengolahLimbah Sawit. Jurnal (Online)http://library.usu.ac.id.  Diakses 26September 2013.

Miswan. 2004.  Penurunan Tingkat

 Pencemaran Limbah Cair Rumah

 Potong Hewan Dengan Menggunakan Sabut Kelapa. Tesis.

Makassar: Program PascasarjanaUniversitas Hasanuddin.

Mulia, Ricki, M. 2005.  Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Graha Ilmu.

 Notoatmodjo, Soekidjo. 2011.  Kesehatan

 Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta :Rineka Cipta.

Rahardjo, Nugro. 2006. Teknologi Pengelolaan Limbah Cair yang

 Ideal Untuk Pabrik Kelapa Sawit .Jurnal (Online) Vol. 2http://ejurnal.bppt.go.id.  Diakses 6Oktober 2013.

Rossiana. 2006. Uji Toksisitas LimbahCair kelapa sawit Sumedangterhadap Reproduksi Daphniacarinata King. Skripsi (Online).Universitas Padjadjaran.

http://ejurnal.bppt.go.id.  Diakses 6Oktober 2013.

SNI 6989.2:2009. Air dan air limbah  –  Bagian 2: Cara uji kebutuhan

oksigen kimiawi (Chemical Oxygen Demand/COD) dengan reflukstertutup secara spektrofotometri. http://reporsitory.usu.ac.id.  Diakses26 Desember 2014.

SNI 6989.59.2008. Air dan air limbah  –  

Bagian 59:  Metoda pengambilancontoh air limbah. http://reporsitory.usu.ac.id.  Diakses26 Desember 2014.

SNI 6989.72:2009. Air dan air limbah  –  Bagian 72: Cara uji kebutuhan

oksigen kimiawi (BiochemicalOxygen Demand/BOD).http://reporsitory.usu.ac.id.  Diakses26 Desember 2014.

Taufiq, M. 2010. Pemanfaatan Abu Sekam

 Padi Dengan Metode Filterisasi

Page 8: 10822-10783-1-PB.pdf

7/25/2019 10822-10783-1-PB.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/10822-10783-1-pbpdf 8/10

Untuk Menurunkan Kandungan BOD dan COD Pada Limbah Cair

 RSUD Undata Palu. Tugas Akhir.Palu: Fakultas Kesehatan

Masyarakat, UniversitasMuhammadiyah Palu.

Togatorop, Rusmey. 2009. Korelasi Antara Biological Oxygen Demand

(BOD) Limbah Cair Pabrik KelapaSawit Terhadap pH, Total

Suspended Solid (TSS), Alkaliniti Dan Minyak/ Lemak. Tesis (Online) http://repository.usu.ac.id.  Diakses23 Oktober 2013.

Page 9: 10822-10783-1-PB.pdf

7/25/2019 10822-10783-1-PB.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/10822-10783-1-pbpdf 9/10

 

Page 10: 10822-10783-1-PB.pdf

7/25/2019 10822-10783-1-PB.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/10822-10783-1-pbpdf 10/10