105426739 ulkus peptikum pbl nyoman martha

28
BAB I PENDAHULUAN Ulkus peptikum merupakan salah satu penyakit yang masih sering ditemukan di masyarakat. Prevalensinya dipengaruhi oleh tingkat sosial ekonomi dimana penyakit ini banyak terjadi pada kelompok masyarakat dengan tingkat sosial ekonomi yang rendah, dimana kejadiannya meningkat seiring dengan bertambahnya usia. 1 Saat ini dipercaya bahwa penyebab utama ulkus peptikum adalah infeksi dari lambung oleh bakteria yang disebut Helicobacter pylori (H.pylori). 2,3 H.pylori merupakan kuman patogen gram negatif, suatu bakteri yang menyebabkan peradangan lapisan lambung yang kronis pada manusia. Bakteria ini bertahan hidup di tubuh manusia dengan memanipulasi system sel imum yang penting. 4 Ulkus peptikum juga dapat dipicu oleh penggunaan non-steroidal antiinflammatory drugs (NSAID) dalam jangka waktu yang lama seperti penggunaan NSAID untuk pengobatan penyakit osteoarthritis. Beberapa faktor lain juga turut berperan dalam menimbulkan penyakit ini, seperti genetik, diet, alkohol, dan merokok. 5,6 Penyakit ulkus peptikum dapat menimbulkan komplikasi yang serius bila tidak ditangani dengan tepat. Komplikasi yang mungkin timbul adalah perdarahan, perforasi, dan stenosis pilorik. Insiden perdarahan dan perforasi meningkat pada usia lanjut dan pada pemakaian NSAID yang lama. 2 Penanganan ulkus peptikum sendiri ditujukan untuk menghilang keluhan yang timbul, menyembuhkan ulkus, mencegah kekambuhan, dan mencegah terjadinya komplikasi. Penanganan ulkus peptikum saat ini terdiri dari terapi non medikamentosa dan terapi medikamentosa, bila keduanya gagal dapat dilakukan tindakan operasi. Semua hal tersebut dilakukan untuk mecapai tujuan terapi yang optimal. 4,6 Mengingat masih banyaknya angka kejadian penyakit ulkus peptikum di masyarakat Indonesia karena faktor resiko yang sangat tinggi di masyarakat seperti: kebiasaan masyarakat untuk membeli obat tanpa resep dokter, infeksi Helicobacter pylori yang kejadiannya sangat tinggi di Indonesia, maka sangatlah penting untuk 14

Upload: aralerawon

Post on 02-Jan-2016

93 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: 105426739 Ulkus Peptikum PBL Nyoman Martha

BAB I

PENDAHULUAN

Ulkus peptikum merupakan salah satu penyakit yang masih sering ditemukan di

masyarakat. Prevalensinya dipengaruhi oleh tingkat sosial ekonomi dimana penyakit ini

banyak terjadi pada kelompok masyarakat dengan tingkat sosial ekonomi yang rendah,

dimana kejadiannya meningkat seiring dengan bertambahnya usia.1

Saat ini dipercaya bahwa penyebab utama ulkus peptikum adalah infeksi dari

lambung oleh bakteria yang disebut Helicobacter pylori (H.pylori).2,3 H.pylori

merupakan kuman patogen gram negatif, suatu bakteri yang menyebabkan peradangan

lapisan lambung yang kronis pada manusia. Bakteria ini bertahan hidup di tubuh

manusia dengan memanipulasi system sel imum yang penting.4 Ulkus peptikum juga

dapat dipicu oleh penggunaan non-steroidal antiinflammatory drugs (NSAID) dalam

jangka waktu yang lama seperti penggunaan NSAID untuk pengobatan penyakit

osteoarthritis. Beberapa faktor lain juga turut berperan dalam menimbulkan penyakit

ini, seperti genetik, diet, alkohol, dan merokok.5,6

Penyakit ulkus peptikum dapat menimbulkan komplikasi yang serius bila tidak

ditangani dengan tepat. Komplikasi yang mungkin timbul adalah perdarahan, perforasi,

dan stenosis pilorik. Insiden perdarahan dan perforasi meningkat pada usia lanjut dan

pada pemakaian NSAID yang lama.2

Penanganan ulkus peptikum sendiri ditujukan untuk menghilang keluhan yang

timbul, menyembuhkan ulkus, mencegah kekambuhan, dan mencegah terjadinya

komplikasi. Penanganan ulkus peptikum saat ini terdiri dari terapi non medikamentosa

dan terapi medikamentosa, bila keduanya gagal dapat dilakukan tindakan operasi.

Semua hal tersebut dilakukan untuk mecapai tujuan terapi yang optimal.4,6

Mengingat masih banyaknya angka kejadian penyakit ulkus peptikum di

masyarakat Indonesia karena faktor resiko yang sangat tinggi di masyarakat seperti:

kebiasaan masyarakat untuk membeli obat tanpa resep dokter, infeksi Helicobacter

pylori yang kejadiannya sangat tinggi di Indonesia, maka sangatlah penting untuk

14

Page 2: 105426739 Ulkus Peptikum PBL Nyoman Martha

mempelajari penyakit ini terutama bagi para praktisis medis. Penulisan laporan ini

diharapkan dapat membantu penulis dan mahasiswa kedokteran lainnya untuk

memahami penyakit ulkus peptikum dan mengetahui korelasi antara perjalanan

penyakit dengan kehidupan biopsikososiokultural pasien.

1.1 Tujuan

Adapun tujuan dari PBL ini sesuai dengan latar belakang penulisan ini adalah :

1. Memahami tentang penyakit ulkus peptikum baik etiologi, faktor resiko,

diagnosis dan penatalaksanaannya.

2. Menganalisa faktor resiko ulkus peptikum pada kasus ini.

3. Mengetahui korelasi antara perjalanan penyakit dengan kehidupan

biopsikososiokultural pada pasien ini.

1.2 Manfaat

Adapun manfaat dari PBL ini adalah :

1. Dapat memahami secara lebih baik tentang ulkus peptikum baik etiologi, faktor

resiko, diagnosis dan penatalaksanaan terutama bagi dokter muda, pasien

maupun keluarganya.

2. Dapat mengetahui korelasi antara perjalanan penyakit ulkus peptikum dengan

kehidupan biopsikososiokultural pada pasien.

BAB I I

15

Page 3: 105426739 Ulkus Peptikum PBL Nyoman Martha

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Ulkus Peptikum

Ulkus peptikum merupakan putusnya kontinuitas mukosa lambung yang meluas sampai

di bawah epitel. Kerusakan mukosa yang tidak meluas sampai ke bawah epitel disebut

sebagai erosi. Menurut definisi, ulkus peptikum dapat terletak pada setiap bagian

saluran cerna yang terkena getah asam lambung, yaitu esofagus, lambung, duodenum,

dan setelah gastroenterostomi, juga jejenum.1

2.2 Epidemiologi

Ulkus peptikum merupakan penyakit yang masih banyak ditemukan di masyarakat.

Penyakit ini meningkat insidennya seiring dengan bertambahnya usia. Sekitar sepertiga

penderita ulkus duodenum berusia di atas 60 tahun. Sedangkan prevalensi infeksi

akibat Helicobacter pylori, yang merupakan salah satu penyebab utama ulkus

peptikum, sekitar 40-60% pada orang tua asimptomatik dan lebih dari 70% pada orang

tua dengan penyakit gastrointestinal. Perbandingan insiden ulkus peptikum antara laki-

laki dan perempuan yaitu 5-10 : 1. Tingkat komplikasi ulkus peptikum pada usia lanjut

lebih tinggi. Pada saat ini, sekitar 50% perforasi terjadi pada mereka yang berusia

diatas 70 tahun. Ulkus peptikum pada korpus lambung dapat terjadi tanpa sekresi asam

berlebihan.4

2.3 Etiologi Ulkus Peptikum

Saat ini, salah satu penyebab utama sekitar 60% dari ulkus gaster dan 90% dari

ulkus duodenum ialah adanya reaksi inflamasi kronik akibat invasi dari Helicobacter

pylori yang mana paling banyak membentuk koloni di sekitar antrum pylori.

Helicobacter pylori adalah kuman patogen gram negatif yang berbentuk batang/spiral,

dan merupakan microaerofilik berflagela yang hidup pada permukaan epitel dan

mengandung urease. H.pylori hidup di antrum, tetapi dapat bermigrasi ke proksimal

lambung dan membentuk koloid, suatu bentuk dorman bakteri. Infeksi kuman H.pylori

16

Page 4: 105426739 Ulkus Peptikum PBL Nyoman Martha

dapat menimbulkan pangastritis kronis diikuti atrofi sel mukosa korpus dan kelenjar,

metaplasia intestinal, dan hipoasiditas.2,3,8

2.4 Faktor Risiko Ulkus Peptikum

Ada beberapa faktor resiko yang mempengaruhi terjadinya ulkus peptikum ini:

1. Diet

Makanan yang memperberat keluhan ulkus peptikum antara lain kopi,

rempah-rempah, makanan yang asam, panas, dan pedas, cokelat.

2. Merokok

Merokok dapat meningkatkan insiden ulserasi dan komplikasi lainnya,

memperlambat penyembuhan, menekan produksi bikarbonat, dan

menimbulkan refluks duodeno-gaster.

3. Obat

Non Steroidal Antiinflamatory Drugs (NSAID)

NSAID dapat merusak mukosa dan menekan produksi prostaglandin.

NSAID bersifat asam dan lipofilik sehingga mempermudah trapping ion

hidrogen masuk ke dalam mukosa dan menimbulkan kerusakan pada

mukosa.

4. Usia

H.pylori meningkat sesuai dengan usia.

2.5 Faktor Pertahanan Mukosa Gastro Duodenal

Epitel gaster dapat mengalami iritasi terus menerus oleh 2 faktor perusak, yaitu :

- Faktor endogen (HCl, pepsinogen/pepsin, dan garam empedu)

- Faktor eksogen (obat-obatan, alkohol, dan bakteri)

Untuk itu, terdapat suatu sistem untuk mempertahankan mukosa gastro duodenal

yang terdiri dari lapisan pre epitel, epitel, dan post epitel/sub epitel.

Lapisan pre epitel mengandung mukus-bikarbonat yang bekerja sebagai rintangan

fisikokemikal terhadap molekul seperti ion hidrogen. Sedangkan bikarbonat sendiri

memiliki kemampuan mempertahankan perbedaan pH, yakni pH 1-2 pada lumen

lambung dengan pH 6-7 di dalam sel epitel. Sekresi bikarbonat dirangsang oleh Ca2+,

prostaglandin, kolinergik, dan keasaman lumen.2

17

Page 5: 105426739 Ulkus Peptikum PBL Nyoman Martha

Lapisan epitel merupakan pertahanan kedua dari gastro duodenal, dengan cara

menghasilkan mukus, transportasi ionik sel epitel serta produksi bikarbonat yang dapat

mempertahankan pH intraseluler (pH 6-7), dan intracellular tight junction.2,9

Sistem mikrovaskular yang rapi dalam lapisan submukosa lambung adalah

komponen kunci dari pertahanan sub epitel. Sirkulasi yang baik dapat menghasilkan

bikarbonat untuk menetralkan HCl, memberikan asupan mikronutrien, dan oksigen,

serta membuang hasil metabolik toksik.2 Prostaglandin yang banyak ditemukan pada

mukosa lambung, memegang peran sentral dalam mempertahankan dan memperbaiki

sel epitel lambung, menghasilkan mukus-bikarbonat, menghambat sekresi sel parietal,

mempertahankan sirkulasi mukosa dan restitusi sel epitel.2

2.6 Patofisiologi Ulkus Peptikum

Ulkus peptikum terjadi pada mukosa gastroduodenal karena jaringan ini tidak dapat

menahan kerja asam lambung pencernaan (asam hidrochlorida dan pepsin). Erosi yang

terjadi berkaitan dengan peningkatan konsentrasi dan kerja asam peptin, atau berkenaan

dengan penurunan pertahanan normal dari mukosa. Adapun beberapa zat yang

menurunkan pertahanan mukosa lambung salisilat, NSAID, alcohol, dan rokok.6,7

Menurut Warren dan Marshall, ulkus peptikum terjadi oleh karena infeksi dari

Helicobacter pylori yang bersifat patogen. Bakteri ini dapat bertahan dalam suasana

asam lambung dan menembus mukosa lambung, lalu berkolonisasi disana. H.pylori

menghasilkan berbagai macam sitotoksin yang secara langsung dapat merusak epital

mukosa, seperti vacuolating cytotoxin (Vac A gen) yang menyebabkan vakuolisasi sel-

sel epitel. Selain itu, bakteri ini juga menghasilkan bermacam-macam enzim yang

dapat merusak epitel, seperti urease, protease, lipase dan fosfolipase. Urease

memecahkan urea dalam lambung menjadi amonia yang toksik terhadap sel-sel epitel,

sedangkan protease dan fosfolipase menekan produksi mukus sehingga menyebabkan

daya tahan mukosa menurun, merusak lapisan yang kaya lipid pada apikal sel epitel,

dan melalui kerusakan sel dapat menyebabkan asam lambung berdifusi balik sehingga

menimbulkan nekrosis yang lebih luas.2,3

18

Page 6: 105426739 Ulkus Peptikum PBL Nyoman Martha

2.7 Diagnosis Ulkus Peptikum

Diagnosis ulkus peptikum dapat ditegakkan melalui anamnesis mengenai gambaran

klinis ulkus peptikum, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.

1. Anamnesis

Secara umum, pasien ulkus peptikum biasanya mengeluh dispepsia. Dispepsia

merupakan sindrom klinis atau kumpulan keluhan beberapa penyakit saluran cerna,

seperti mual, muntah, kembung, nyeri ulu hati, sendawa, rasa terbakar, rasa penuh

ulu hati, dan cepat merasa kenyang. Rasa nyeri pada ulkus duodenum timbul waktu

pasien merasa lapar, dan rasa nyeri tersebut bisa membangunkan pasien tengah

malam (antara tengah malam dan jam 3 dini hari). Nyeri ini spesifik pada ulkus

duodenum (75%). Rasa nyeri hilang setelah makan, dan minum obat antasida.

Sedangkan rasa nyeri pada ulkus gaster timbul setelah makan. Rasa nyeri pada

ulkus gaster dirasakan di sebelah kiri, sedangkan rasa nyeri ulkus duodenum

dirasakan di sebelah kanan dari garis tengah perut. Rasa nyeri bermula dari bermula

pada satu titik (pointing sign) yang akhirnya difus, dan menjalar hingga ke

punggung. Hal ini kemungkinan disebabkan penyakit yang bertambah berat atau

komplikasi berupa penetrasi ke organ pankreas. Rasa nyeri pada ulkus peptikum

bersifat kronik, periodik, ritmik, dan kualitasnya steady and continue.2,3,9

2. Pemeriksaan Fisik

Ulkus tanpa komplikasi biasanya jarang menimbulkan kelainan fisik. Rasa nyeri

ulu hati pada daerah kiri atau kanan dari garis tengah perut dan penurunan berat

badan merupakan tanda fisik yang dapat dijumpai. Goncangan perut (succusion

splashing) yang dijumpai 4-5 jam setelah makan disertai muntah-muntah (isinya

biasanya makanan yang dimakan beberapa jam sebelumnya) merupakan tanda

adanya retensi cairan lambung karena komplikasi ulkus (gastric outlet obstruction

atau stenosis pilorus).2,3,9

3. Pemeriksaan Penunjang

Gambaran endoskopi ulkus berupa luka terbuka dengan pinggiran teratur, mukosa

licin dan normal disertai lipatan yang teratur keluar dari pinggiran ulkus. Sedangkan

gambaran pada proses keganasan adalah Boorman I/polipoid, B-II/ulseratif, B-III

19

Page 7: 105426739 Ulkus Peptikum PBL Nyoman Martha

infiltratif, B-IV/ linitis plastika (scirrhus). Untuk memastikan apakah terdapat

keganasan, dilakukan pemeriksaan histopatologi dengan biopsi melalui endoskopi.

Biopsi diambil dari pinggiran dan dasar ulkus minimal 4 sampel untuk 2 kuadran. Bila

ukuran ulkus besar, sampel diambbil dari 3 kuadran yaitu dari dasar, pinggir, dan

sekitar ulkus.2,3

2.8 Klasifikasi

Ulkus duodenal Ulkus LambungInsiden Usia 30-60 tahunPria: wanita 3:1Terjadi lebih sering daripada ulkus lambung

Insiden Biasanya 50 tahun lebihPria:wanita 2:1

Tanda dan gejala Hipersekresi asam lambungDapat mengalami penambahan berat badanNyeri terjadi 2-3 jam setelah makan; sering terbangun dari tidur antara jam 1 dan 2 pagi.Makan makanan menghilangkan nyeriMuntah tidak umumHemoragi jarang terjadi dibandingkan ulkus lambung tetapi bila ada milena lebih umum daripada hematemesis.Lebih mungkin terjadi perforasi daripada ulkus lambung.

Tanda dan gejala Normal sampai hiposekresi asam lambungPenurunan berat badan dapat terjadiNyeri terjadi ½ sampai 1 jam setelah makan; jarang terbangun pada malam hari; dapat hilang dengan muntah.Makan makanan tidak membantu dan kadang meningkatkan nyeri.Muntah umum terjadiHemoragi lebih umum terjadi daripada ulkus duodenal, hematemesis lebih umum terjadi daripada melena.

Kemungkinan Malignansi Jarang

Kemungkinan malignansi Kadang-kadang

Faktor Risiko Golongan darah O, PPOM, gagal ginjal kronis, alkohol, merokok, sirosis, stress.

Faktor Risiko Gastritis, alkohol, merokok, NSAID, stres

2.9 Diagnosis Banding Ulkus Peptikum

Diagnosis banding untuk ulkus peptikum, antara lain9 :

- Kanker lambung

- Kolesistitis

- Pankreatitis

20

Page 8: 105426739 Ulkus Peptikum PBL Nyoman Martha

- Abses hepar

2.10 Komplikasi Ulkus Peptikum

- Perdarahan

Insiden perdarahan 15-25%, meningkat pada usia lanjut (>60 tahun) akibat adanya

penyakit degeneratif dan meningkatnya pemakaian NSAID. Sebagian perdarahan

dapat berhenti spontan, sebagian memerlukan tindakan endoskopi terapi, tetapi bila

gagal dilanjutkan dengan tindakan operasi. Pantozol/PPI 2 ampul/100 cc NaCl

0,9% drip selama 10 jam secara parenteral dan diteruskan selama beberapa hari

dapat menurunkan kejadian ulang perdarahan. Sedangkan pemberian transfusi

dilakukan bila : a) TD sistolik <100 mmHg, b) Hb < 10 gr%, c) Nadi > 100 x/mnt,

d) HT < 30/jam, dianjurkan pemberian transfusi darah segar sampai HT ≥ 30.

- Perforasi, rasa sakit tiba-tiba, sakit berat, sakit difus pada perut

Insidennya 6-7%, dimana insiden perut meningkat pada usia lanjut karena proses

aterosklerosis dan meningkatnya penggunaan NSAID. Perforasi ulkus gaster

biasanya ke lobus hati kiri, dapat menimbulkan fistula gastrokolik. Penetrasi adalah

suatu bentuk perforasi yang tidak terbuka/tanpa pengeluaran isi lambung karena

tertutup omentum/organ perut sekitar. Terapi perforasi adalah dekompresi,

pemasangan nasogastrik tube, aspirasi cairan lambung terus menerus, pasien

dipuasakan dan diberi nutrisi parenteral total, dan pemberian antibiotika yang

diikuti tindakan operasi.

2.11 Penatalaksanaan Ulkus Peptikum

Penatalaksanaan ulkus peptikum terdiri dari terapi medikamentosa dan non

medikamentosa.2,3,9

1.Terapi Non Medikamentosa

- Istirahat

Istirahat yang cukup dapat mempercepat penyembuhan.

- Diet

21

Page 9: 105426739 Ulkus Peptikum PBL Nyoman Martha

Cabai, makanan yang merangsang, dan makanan yang mengandung asam dapat

menimbulkan rasa sakit, walaupun belum didapat bukti keterkaitannya. Pasien

mungkin mengalami intoleransi terhadap makanan tersebut, atau makanan

tersebut mempengaruhi motilitas usus. Dalam hal ini dianjurkan untuk

menghindari makanan tersebut. Beberapa peneliti menganjurkan makanan

biasa, lunak, tidak merangsang, dan diet seimbang.

Merokok sebaiknya dihindari. Merokok dapat menghalangi penyembuhan ulkus

gaster kronik, menghambat sekresi bikarbonat pankreas, menambah keasaman

bulbus duodenum, menambah refluks duodenogastrik akibat relaksasi sfingter

pilorus, sekaligus meningkatkan kekambuhan ulkus.

Alkohol sebaiknya dihindari karena dapat meningkatkan risiko perdarahan dan

komplikasi lain. Air jeruk yang asam, coca cola, bir, kopi tidak mempunyai

pengaruh ulserogenik pada mukosa lambung, tetapi dapat menambah sekresi

asam lambung sehingga sebaiknya jangan dikonsumsi saat perut kosong.

- Obat-obatan

Menghindari penggunaan NSAID karena seperti telah dijelaskan sebelumnya

bahwa NSAID dapat menekan produksi prostaglandin yang sangat berperan

dalam proteksi mukosa lambung. Saat ini telah tersedia COX 2 inhibitor yang

selektif untuk penyakit osteoartritis/rematoid artritis yang kurang menimbulkan

keluhan pada lambung.

2. Terapi Medikamentosa

- Antasida

Antasida bekerja sebagai penetralisir asam. Antasida diberikan dengan dosis 3 x

1 tablet atau 4 x 30 cc (3 kali sehari, dan sebelum tidur/ 3 jam setelah makan).

Preparat yang mengandung magnesium dapat menyebabkan BAB tidak

berbentuk, serta tidak dianjurkan pada penderita gagal ginjal karena dapat

menyebabkan hipermagnesemia dan kehilangan fosfat. Preparat yang

mengandung aluminium dapat menyebabkan konstipasi, dan neurotoksik, tetapi

bila dikombinasi kedua komponen saling menghilangkan efek sammping

22

Page 10: 105426739 Ulkus Peptikum PBL Nyoman Martha

sehingga tidak terjadi diare ataupun konstipasi. Preparat kalsium dapat

menyebabkan Milk Alkaline Syndrome (MAS) yaitu hiperkalsemia,

hiperfosfatemia, renal calcinosis, dan progresi ke arah gagal ginjal.

Obat Penangkal Kerusakan Mukus

- Koloid Bismuth

Mekanisme kerjanya belum jelas, kemungkinan membentuk lapisan penangkal

bersama protein pada dasar ulkus dan melindunginya dari pengaruh asam dan

pepsin, berikatan dengan pepsin, merangsang sekresi prostaglandin, bikarbonat,

dan mukus. Obat ini memiliki efek bakterisidal terhadap H.pylori sehingga

mengurangi kemungkinan terjadinya relaps. Obat ini diberikan dengan dosis 2 x

2 tablet sehari. Efek sampingnya berupa tinja berwarna kehitaman sehingga

menimbulkan keraguan terhadap perdarahan. Efek samping jangka panjang

berupa neurotoksik.

- Sukralfat

Mekanisme kerjanya melalui pelepasan kutub aluminium hidroksida yang

berikatan dengan kutub positif molekul protein membentuk lapisan

fisikokemikal pada dasar ulkus sehingga dapat melindungi ulkus dari pengaruh

agresif asam dan pepsin. Selain itu, sukralfat dapat membantu sintesis

prostaglandin, bekerja sama dengan EGF, meningkatkan sekresi bikarbonat dan

mukus, serta meningkatkan daya pertahanan dan perbaikan mukosa. Dosisnya 4

x 1 gram sehari. Efek samping berupa konstipasi.

- Prostaglandin

Obat ini bekerja dengan cara mengurangi sekresi asam lambung, menambah

sekresi mukus, bikarbonat, dan meningkatkan aliran darah mukosa serta

meningkatkan pertahanan dan perbaikan mukosa. Biasanya digunakan sebagai

penangkal terhadap ulkus akibat pemakaian NSAID. Contoh prostaglandin

adalah misoprostol dan telah diakui oleh FDA. Dosisnya 4 x 200 mg atau 2 x

400 mg pagi dan malam hari. Efek sampingnya berupa diare, mual, muntah, dan

23

Page 11: 105426739 Ulkus Peptikum PBL Nyoman Martha

menimbulkan kontraksi otot uterus/perdarahan sehingga tidak dianjurkan pada

ibu hamil.

- Antagonis Reseptor H2

Contoh dari obat ini adalah ranitidin, cimetidin, dll. Obat ini bekerja dengan

cara memblokir efek histamin pada sel parietal sehingga sel tersebut tidak dapat

dirangsang untuk mengeluarkan asam lambung. Inhibisi ini bersifat reversibel.

Dosis terapi untuk ranitidin 300 mg malam hari, dan cimetidin 2 x 400 mg atau

800 mg malam hari. Dosis pemeliharaan untuk ranitidin 150 mg, dan cimetidin

400 mg. Efek sampingnya berupa pansitopenia. neutropenia, anemia,

trombositopenia, ginekomastia, konfusi mental khusus pada usia lanjut, dan

gangguan fungsi ginjal terutama pada pemberian cimetidin.

- Proton Pump Inhibitor/PPI

Contoh obat ini adalah omeprazol, lansoprazol, pantoprazol, dll. Mekanisme

kerjanya adalah memblokir kerja enzim K+H+ ATPase yang akan memecah

K+H+ ATP untuk menghasilkan energi yang digunakan untuk mengeluarkan

asam HCl dari kanalikuli sel parietal ke dalam lumen lambung. Efek penekanan

sekresi asam maksimal 2-6 jam dan lama efek kerjanya 72-96 jam. Dosis yang

diberikan untuk omeprazole 2 x 20 mg/ standar dosis atau 1 x 40 mg/ dobel

dosis, dan lanzoprazole/pantoprazole 2 x 40 mg/standar dosis atau 1 x 60 mg/

dobel dosis. Efek sampingnya pada jangka panjang akan menimbulkan

kerusakan gastrin darah dan menimbulkan tumor karsinoid.

Pengobatan Untuk Infeksi Helicobacter Pylori

- Terapi tripel

Kombinasinya adalah :

1. PPI 2 x 1

Amoksisilin 2 x 1 g/hari

Klaritromisin 2 x 500 mg

2. PPI 2 x 1

24

Page 12: 105426739 Ulkus Peptikum PBL Nyoman Martha

Amoksisilin 2 x 1 g/hari

Metronidazol 2 x 500 mg

3. PPI 2 x 1

Klaritromisin 2 x 500 mg/hari

Metronidazol 2 x 500 mg

Masing-masing diberikan selama 7-10 hari

- Terapi kuadripel

Jika gagal dengan terapi tripel maka dianjurkan memberikan regimen dengan

terapi kuadripel, yaitu :

PPI 2 x 1

Bismuth Subsalisilat 4 x 2 tablet

MNZ 4 x 250

Tetrasiklin 4 x 500 mg

3. Tindakan Operasi

Indikasi operasi pada ulkus peptikum adalah :

- Elektif, karena gagal terhadap pengobatan

- Darurat, karena terdapat komplikasi berupa perforasi, perdarahan, atau stenosis

pilorik

- Ulkus gaster dengan dugaan keganasan pada korpus dan fundus (70%

keganasan)

Ulkus pada daerah antrum dilakukan anterektomi, dan Bilroth 1

anastomosis/gastroduodenostomi, bila disertai ulkus duodenum dilakukan vagotomi.

Ulkus di daerah esofago-gastrik dilakukan operasi radikal/subtotal gastrektomi dengan

Roux-en-Y/esofagogastro jejunostomi (prosedur Csendo).

2.12 Prognosis

Pada sebagian besar kasus ulkus peptikum, bila terapi diberikan dengan tepat dan

teratur maka kesembuhan akan terjadi dalam enam sampai delapan minggu. Beberapa

dapat mengalami kekambuhan sehingga memerlukan terapi jangka panjang.10

25

Page 13: 105426739 Ulkus Peptikum PBL Nyoman Martha

BAB III

LAPORAN KASUS

3.1 Identitas Pasien

Nama : INR

Umur : 89 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Alamat : Br. Dajan Peken Mengwitani

Pekerjaan : Tidak berkerja

Agama : Hindu

Suku Bangsa : Bali

No CM : 01.45.90.23

Tanggal MRS : 10-02-2011

Tanggal kunjungan : 28-04-2011

3.2 Anamnesis

Keluhan Utama : Nyeri ulu hati

Pasien datang sadar diantar keluarga dengan keluhan nyeri pada ulu hati. Pasien

sudah sering mengeluhkan keluhan seperti ini kira-kira sejak satu tahun SMRS.

Rasa nyeri yang dirasakan seperti diremas-remas. Keluhan nyeri di ulu hati ini

dikatakan berkurang jika pasien makan dan semakin parah ketika pasien lapar dan

dimalam hari. Keluhan ini mengganggu keseharian dan tidur pasien. Rasa nyeri

seperti dirasakan terus berulang-ulang dalam satu tahun ini. Rasa nyeri dua bulan

26

Page 14: 105426739 Ulkus Peptikum PBL Nyoman Martha

belakangan ini semakin parah, terutama 3 hari SMRS sehingga pasien dibawa ke

RSUP Sanglah.

Pasien juga mengeluhkan rasa mual dan muntah yang dirasakan sejak ±7 hari

SMRS. Rasa mual ini dirasakan cukup berat sehingga membuat pasien tidak ingin

makan. Pasien memuntahkan makanan yang beberapa jam yang lalu dimakannnya.

Pasien muntah 2-3 kali sehari dengan volume ± satu gelas belimbing (100cc).

Pasien menyangkal adanya warna kehitaman dan darah segar pada muntahannya.

Pasien mengatakan lebih lega setelah muntah.

Pasien juga mengelukan badan terasa lemah sejak ±7 hari SMRS. Lemas

dikatakan pada seluruh tubuh dan membuat pasien tidak dapat beraktifitas dengan

baik karena keterbatasan tenaganya. Perasaan cepat lelah ini sudah dirasakan pasien

sejak ± 2 bulan ini, namun ±7 hari SMRS dirasakan semakin memberat.

Pasien juga mengatakan bahwa pasien diaktakan semakin kurus oleh orang-

orang disekitarnya, namun pasien tidak pernah mengukur berat badanya untuk

memastikan terjadinya penurunan berat badan.

BAB diakatakan lancer tidak ada masalah, BAB kehitaman disangkal oleh

pasien. BAK dikiatakan lancar dan seperti biasanya, kencing batu disangkal oleh

pasien.

Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien memiliki riwayat penyakit batu ginjal. Pasien sejak beberapa bulan ini

mengeluh nyeri pinggang dan keluar batu saat BAK. Setelah dibawa kedokter dan

dilakukan foto rongten didiagnosis dengan batu staghorn kiri. Pasien diberikan

beberapa obat dan salah satunya merupakan obat penghilang rasa sakit. Pasien

mengatakan rajin meminum obat tersebut karena mampu mengurang rasa sakit

yang dialami pasien. Riwayat hipertensi, diabetes mellitus, penyakit hati dan

penyakit jantung disangkal oleh pasien.

Riwayat Penyakit Keluarga

27

Page 15: 105426739 Ulkus Peptikum PBL Nyoman Martha

Tidak ada anggota keluarganya yang menderita keluhan seperti ini sebelumnya.

Riwayat rematik di keluarga dikatakan tidak ada. Riwayat penyakit sistemik dalam

keluarga disangkal.

Riwayat Pribadi dan Sosial

Sebelumnya pasien bekerja sebagai petani yang mempunyai riwayat pola

makanan yang tidak teratur. Saat ini pasien hanya melakukan aktivitas ringan,

seperti berjalan-jalan di sekitar rumah. Pasien tidak memiliki riwayat merokok,

ataupun minum minuman beralkohol. Saat ini pasien tinggal bersama.

3.3 Pemeriksaan fisik

Status present:

Tekanan darah : 140/70 mmHg

Nadi : 104 x/mnt

Respirasi : 20 x/mnt

Suhu aksila : 36,8 °C

Berat badan : 59 kg

Tinggi badan : 167 cm

BMI : 21 kg/m2

Status general:

Mata : anemi + / +, ikterus - / -

THT : Tonsil : T1/T1 hiperemis (-)

Lidah: atrofi papil (-), buffy tongue (-)

Leher : JVP+ 2 cmH2O; Pembesaran kelenjar (-)

Thorax

Cor :

28

Page 16: 105426739 Ulkus Peptikum PBL Nyoman Martha

Inspeksi : iktus kordis tidak tampak

Palpasi : Pulsasi iktus kordis tidak teraba

Perkusi: Batas atas jantung : ICS II

Batas bawah jantung : ICS V

Batas kanan jantung : PSL kanan

Batas kiri jantung : MCL kiri

Auskultas : Cor : S1S2 tunggal regular; murmur tidak ada

Pulmo : Vesikuler +/+; Ronki -/-; Wheezing -/-

Pulmo :

Inspeksi : simetris

Palpasi : VF +/+

Perkusi: sonor/sonor

Auskultasi : ves +/+, Rhonki -/-, Wh -/-

Abdomen : Inspection : Distention (-)

Auscultation: Bowel Sound (+) Normal

Percussion : Tympanic (+), CVA Tenderness -/-,

Palpation : nyeri tekan (+) epigastrium, Liver & Spleen tidak

teraba

Ekstremitas : akral hangat ++/++

Edema --/--

3.4 Pemeriksaan Penunjang

29

Page 17: 105426739 Ulkus Peptikum PBL Nyoman Martha

Darah Lengkap 10/02/2011 22/02/2011 Nilai Normal

WBC 8,57 11,8 4,1 – 10,9Ne 64,4%

5,5277,9%

9,247 – 80%2,5 – 7,5

Ly 25,8%2,21

10,6%1,2

13 – 40%1 – 4

Mo 8,63%0,74

10,3%1,2

2 – 11%0,1 – 1,2

Eo 0,394%0,034

0,7%0,1

0 – 5%0,0 – 0,5

Ba 0,788%0,068

0,5%0,1

0 – 2%0,0 – 0,1

RBC 2,57 3,59 4,0 – 5,2HGB 6,4 10,2 12,0 – 16,0HCT 19,0 29,6 36,0 – 46,0PLT 230 246 140 – 440MCV 92,4 92 80 – 100MCH 31,5 31,5 26 – 34

MCHC 33,9 34,3 31 – 36RDW 14,0 15,7 11,6 – 14,8

1. Kimia Darah

2. AGD 10/02/2011

Parameter Result Remarks Reference range

pH 7,46 High 7,35 – 7,45

pCO2 34 Low 35,0 – 45,0

pO2 66 80.0 – 100,0

Hct 39 37,0 – 49,0

30

Parameter 10/02/2011 Nilai NormalSGOT 41,57 11,00 - 33,00SGPT 42,34 11,00 – 50,00Bun 29,02 10,00 – 23,00

Creatinin 1,51 0,50 – 1,20Natrium 129,00 135,00 – 147,00Kalium 5,10 3,50 – 5,50GDS 99,73 70-140

Page 18: 105426739 Ulkus Peptikum PBL Nyoman Martha

HCO3- 23,60 22,0 – 26,0

TCO2 20,3 Low 24,0 – 30,0

BE(B) -3,4 Low -2 – 2

SO2c 94 95,0 – 100,0

THBc 5,9 Low 13,0 – 18,0

Natrium 137,0 135,0 – 145,0

Kalium 4,5 3,4 – 4,8

4. Pemeriksaan EKG (10/02/2011)

Irama sinus, HR 94x/menitAxis normalPR interval NQRS kompleks <0,12ST change –T inverse –Kesimpulan : sinus rhytm

5. EGD (08/03/11)Kesimpulan: Pangastritis superficial

Ulkus Bulbus Duodenum

31

Page 19: 105426739 Ulkus Peptikum PBL Nyoman Martha

6. Biopsi – PA (10/03/11)Sediaan biopsy tampak mukosa bulbus duodenum, pada lamina propia tampak

sebukan infiltrate sel-sel limfosit dan plasma sedang, pada pewarnaan giemsa Hp

(-), tidak tampak tanda-tanda spesifik maupun ganas pada sediaan ini.

3.5 Diagnosis

Ulkus bulbus duodenum e.c NSAID

CKD st III e.c susp PNC dd NO

Hipertensi stage I

Hiponatremi e.c lose

Anemia NN e.c susp ocullt bleeding on ulkus bulbus duodenum

3.6 Penatalaksanaan

MRS

Diet Lunak (35 kkal 0,8 gr prot/kgBB/hr)

IVFD Nacl 0,9% 20 tpm

Antasid syr 3 x CI

Sucralfat syr 3 x CI

32

Page 20: 105426739 Ulkus Peptikum PBL Nyoman Martha

Pantoprazole 2 x 40 mg

Captoprili 3 x 25 mg/hr

Tranfusi PRC smp Hb 10 g/dl

3.7 Alur Kunjungan Lapangan

Penulis menyadari bahwa untuk menerapkan pengetahuan pada masyarakat

mengenai bahaya dan pentingnya penanggulangan masalah ulkus peptikum

memerlukan suatu usaha yang berkesinambungan mengingat hal ini sangat

berhubungan dengan pola hidup pasien yang berkaitan erat dengan kejadian penyakit

ini.

Kunjungan yang dilakukan pada tanggal 28 April 2011 bertujuan untuk

mengenal lebih dekat kehidupan pasien serta masalah apa saja yang saat ini dihadapi

berkenaan dengan kesehatannya. Berdasarkan kunjungan yang dilakukan, maka kami

mencoba memberikan jawaban dari permasalahan yang ada di pasien. Adapun

intervensi yang kami lakukan adalah:

a. Edukasi pada pasien untuk meningkatkan pengetahuan pasien atau

keluarga tentang ulkus peptikum (penyebab, tanda dan gejala,

penanganan dini, pencegahannya).

b. Memotivasi keluarga untuk ikut terlibat dalam perawatan pasien.

c. Menyadarkan pasien atau keluarga akan pentingnya perilaku hidup

sehat.

3.8 Daftar Masalah

Adapun permasalahan yang kami dapatkan adalah sebagai berikut :

1. Pasien belum sepenuhnya mengerti mengenai penyakit yang dideritanya, antara

lain:

Arti dari penyakit yang dideritanya yakni Ulkus Peptikum

33

Page 21: 105426739 Ulkus Peptikum PBL Nyoman Martha

Faktor resiko Ulkus Peptikum

Penanganan awal yang dapat dilakukan

Komplikasi yang dapat ditimbulkan jika terlambat mendapatkan

penanganan.

2. Masalah pola makan pasien yang tidak teratur karena kebiasaan dan

penghasilan yang minim. Selain itu pasien memiliki menu makan yang itu-itu

saja karena istrinya yang juga sudah tua tidak mampu untuk memasak dalam

jumlah banyak dan sangat jarang kepasar. Tetapi terkadang akan pasien yang

tinggal tidak jauh dari rumah pasien membawakan lauk-pauk dan buah-buahan.

Namun hal ini jarang, kira-kira 2-3 kali perbulan.

3. Pasien yang hanya tinggal bersama istrinya yang juga telah berumur membuat

pasien jarang ada yang mengawasi, baik untuk kebersihan diri maupun untuk

kebersihan rumahnya. Lingkungan rumah pasien yang cukup kotor dengan

sanitasi yang sangat kurang, menyebabkan tingginya resiko untuk munculnya

berbagai macam jenis penyakit infeksi.

4. Kebiasaan anak pasien untuk membelikan pasien obat penghilang rasa sakit,

untuk menghilangkan rasa sakit piggang yang terkadang pasien rasakan.

5. Pasien saat ini sudah tidak pernah pergi kesawah lagi karena masih merasa

lemas, sehingga pendapatan berkurang. Pasien hanya mengandalkan uang yang

diberikan oleh anak-anaknya untuk membeli kebutuhan sehari-hari dan untuk

berobat. Hal ini menyebabkan pasien berusaha untuk menghemat

pengeluarannya termasuk membatasi jenis makanan yang dimasak.

3.9 Analisis Kebutuhan Pasien

A. Kebutuhan fisik-biomedis

Kecukupan Gizi

34

Page 22: 105426739 Ulkus Peptikum PBL Nyoman Martha

Pasien dengan ulkus peptikum diharapkan untuk tidak memakan makanan yang

merangsang keluarnya asam lambung seperti makanan yang terlalu pedas dan

terlalu asam. Pemberian makanan lunak atau bubur saring tidaklah ada bedanya

dengan makanan biasa, karena keduanya tetap merangsang pengeluaran asam

lambung. Namun, beberapa peneliti tetap menyarankan makanan biasa, agak lunak

(agar lebih mudah dicerna transit time berkurang), tidak merangsang, dan diet

seimbang. Sedangkan kebutuhan makanan pada pasien CKD adalah retriksi protein

yaitu 0,6-0,8 gr/kgBB/hari (50% protein dianjurkan yang mempunyai nilai biologi

tinggi) dengan kalori 30-35 kkal/kgBB/hari. Sebab kelebihan protein tidak

disimpan dalam tubuh tapi dipecah menjadi urea dan substansi nitrogen lain yang

terutama diekskresikan melalui ginjal. Oleh karena itu, diit tinggi protein pada

pasien penyakit ginjal kronik akan mengakibatkan penimbunan substansi nitrogen

dan ion anoganik lain dan mengakibatkan gangguan klinis dan metabolik yang

disebut uremia. Sedangkan untuk hipertensi yang dimiliki pasien dianjurkan untuk

memberikan diet rnadah garam yaitu < 5 gr NaCl.

Perhitungan kebutuhan kalori bagi pasien ini yaitu dapat menggunakan berat badan

ideal. Kebutuhan kalori pasien dapat dijelaskan sebagai berikut: Berat badan pasien

59 kg dan tinggi badan pasien 167 cm sehingga berat badan ideal pasien adalah

90% x (TB-100) x 1 kg = 60 kg. kebutuhan kalori pasien perharinya didapatkan 30

kkal x 60 = 1800 kkal/hr. Sedangkan untuk kebutuhan protein pasien 0,8 gr x 60 =

48 gr/hr

Total kalori yang dibutuhkan

Kebutuhan kalori = 1800 kkal

Pasien memiliki aktivitas sedang = 1800 kkal + (20% x 1800)

= 2160 kkal

Stress metabolik = 2160 kkal + (20% x 2160)

= 2592 kkal

35

Page 23: 105426739 Ulkus Peptikum PBL Nyoman Martha

Nutrisi harian pasien:

Jenis Ukuran dalam

sehari

Karbohidrat

(gr)

Protein

(gr)

Lemak

(gr)

Kalori

(kkal)Nasi

TempeTelur ayam Sayur

Total

200 gr(1,5 gelas)(5 potong sedang) 75 gr2butir100 gr(1 gelas)

80

20

-10

110

8

1510 403

76

-

7,5624

37,5

350

2009538050

1075

Dari hasil perhitungan nutrisi harian pasien, kalori yang dihasilkan masih belum

mencukupi untuk mencapai berat badan ideal dimana konsumsi protein melebihi

kebutuhan yang dianjurkan. Menurut pengakuan pasien, dalam sehari pasien biasa

makan 3 kali sehari dengan porsi setengah piring tiap kali makan dengan uraian

menu pagi dan siang berupa nasi putih, tempe, telur, dan sayur. Sedangkan menu

malam biasanya tanpa sayur. Menu tersebut diatas terkadang berubah, hal ini

tergantung kondisi keuangan pasien. Pasien jarang mengkonsumsi buah-buahan,

biasanya hanya makan buah saat hari raya saja dan lebih sering berupa buah pisang,

apel, dan jeruk

B. Anjuran Nutrisi Perhari

Waktu Makanan Jumlah Satuan Kalori (kkal)

Pagi Nasi 70 gr 2/3 gelas 120Telur ayam 30 gr 1 butir 75Ikan segar 50 gr 1 potong 85Minyak 5 gr 1 sdm 45Gula Pasir 10 gr 1 sdm 37Sayuran 50 gr ½ gelas 25

Snack Pisang 50 gr 1 buah 40

36

Page 24: 105426739 Ulkus Peptikum PBL Nyoman Martha

Susu sapi 200 gr 1 gelas 95Gula pasir 10 gr 1 sdm 37

Siang Nasi 130 gr 1 gelas 200Ikan segar 100 gr 2 potong 190Sayuran 100 gr 1 gelas 50Pisang 50 gr 1 buah 40Minyak 5 gr 2 sdm 45Tempe 75 gr 3 potong

sedang125

Snack Tepung 25 gr 4 sdm 88Susu 100 gr 1 gelas 96Gula Pasir 10 gr 1 sdm 37

Malam Nasi 125 gr 1 gelas 219Ayam 200 gr 2 potong

sedang190

Tempe 50 gr 2 potong sedang

75

Sayuran 100 gr 1 gelas 50Pisang 50 gr 1 potong 40Minyak 5 gr 2 sdm 45

Dari data nutrisi harian pasien tersebut jika dibandingkan dengan tabel anjuran

nutrisi, sangat dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan tinggi kalori dan sedikit

mengurangi asupan protein sedangkan lemak hanya secukupnya. Asupan harian pasien

sedikit berkurang dibandingkan dengan anjuran dikarenakan nafsu makan pasien jauh

menurun semenjak menderita penyakit ini dan konsumsi makanan harian pasien sangat

dipengaruhi oleh keadaan ekonomi pasien yang tidak menentu. Pasien juga diharapkan

mengkonsumsi suplemen untuk tambahan asupan vitamin.

3.10 Akses pelayanan kesehatan

Akses pelayanan kesehatan dari rumah pasien tergolong mudah. Sekitar + 2 km dari

rumah pasien terdapat puskesmas pembantu yaitu puskesmas Mengwi I, yang dapat

ditempuh dalam waktu 15 menit. Hanya saja peralatan medis di puskesmas ini belum

lengkap, sehingga pasien terkadang harus pergi ke RSUP Sanglah Denpasar yang

jaraknya cukup jauh untuk mendapatkan pengobatan yang komprehensif. Jika sedang

37

Page 25: 105426739 Ulkus Peptikum PBL Nyoman Martha

sakit pasien biasanya harus meminta tolong anaknya untuk control ke RSUP Sanglah

Denpasar, untuk mengantarkan pasien berobat.

3.11 Lingkungan

Penderita tinggal di lingkungan yang cukup padat penduduknya. Rumah penderita

merupakan bangunan permanen yang berdiri di atas tanah seluas kurang lebih 2 are.

Bangunan rumah penderita terlihat tidak terawat, beratapkan genteng, tembok bata

yang sudah diplester dan ada yang tidak dan dicat dengan cat berwarna biru muda,

plafon terbuat dari triplek dan lantai terbuat dari semen. Rumah penderita terdiri dari

teras depan, 3 kamar tidur, 1 ruang keluarga, 1 ruang tamu, 1 ruang tamu dan 1 kamar

mandi. Penerangan di dalam rumah cukup baik dan ventilasi udara cukup memadai

tetapi tirai-tirai yang menutupi jendela rumah agak kotor dan berdebu. Kamar mandi

pasien juga kurang layak digunakan, karena bak mandinya kotor dan banyak ditumbuhi

lumut. Selain itu, sumber air untuk mandi dan mencuci baju berasal dari PDAM, tetapi

aliran air kerumah pasien sering kali mati terutama pada sore hari. Untuk air minum

dan keperluan memasak juga menggunakan air yang berasal dari PDAM. Lingkungan

disekitar rumah pasien juga kurang bersih, didepan rumah terdapat got yang berukuran

kecil dengan lumpur yang tergenang. Tempat pembuangan sampah menggunakan

tempat sampah.

Kebutuhan Bio-psikososial

1. Lingkungan Biologis

Dalam lingkungan biologis/ keluarga langsung pasien tidak ada yang

mengalami keluhan serupa seperti yang dialami pasien.

2. Faktor psikososial

Dalam keadaan sakit seprti saat ini, pasien sangat membutuhkan pengertian

dan dukungan dari keluarga. Peranan anak-anak pasien, sangat mendukung

kesembuhan pasien. Terutama dalam mengatur pola makan karena semua

penyakit yang didierita pasien memiliki hubungan dengan pola makan. Dan

38

U

RUANG KELUARGA S

KAMAR

TIDUR

Page 26: 105426739 Ulkus Peptikum PBL Nyoman Martha

pasien memiliki pola makan yang buruk sehingga dibutuhkan peran baesar

dari anak-anaknya untuk memantu mengawasi pola makan pasien.

3.12 SARAN DAN PEMECAHAN MASALAH

Pemecahan masalah pada pasien harus dilakukan secara berkesinambungan, dimana

harus melibatkan kesadaran dari pasien sendiri dan dukungan dari banyak pihak,

terutama dalam mengatasi masalah yang berkaitan dengan sanitasi, higienitas, pola

makan pasien, dan kebiasaan membeli obat sendiri. Beberapa saran yang bisa diberikan

antara lain:

1. Menjelaskan kepada pasien mengenai penyakit yang dideritanya.

Pemahaman yang baik dari pasien, akan memudahkan kita dalam mengubah

kebiasaan buruk yang berkaitan dengan penyakitnya.

2. Memberitahukan kepada pasien pentingnya untuk menjaga pola makan

pasien yang teratur dan dengan kadar gizi yang cukup, dan kadar protein

dan garam yang dikurangi. Memberikan nasihat kepada pasien untuk makan

secara teratur minimal 3 kali sehari dan tidak terlambat makan serta

keluarga juga diharapkan mengawasi waktu makan pasien. Menjaga asupan

gizi yang seimbang pada pasien tanpa harus membeli bahan makanan yang

mahal. Dengan asupan gizi yang baik diharapkan ketahanan tubuh penderita

terhadap penyakit infeksi semakin meningkat dan tidak memeperparah

kondisi ulkus peptikum, CKD ,dan hipertensinya.

3. Memberikan nasihat kepada pasien, untuk membiasakan mencuci tangan

sebelum dan setelah melakukan sesuatu, bila mengkonsumsi buah-buahan

dibersihkan dan dicuci terlebih dahulu, disamping menjaga higenitas pribadi

dari pasien tersebut.

4. Memberikan nasihat kepada pasien dan keluarganya agar tidak lagi

membeli obat bebas untuk keluhan sakit pinggangnya.

39

U

RUANG KELUARGA S

KAMAR

TIDUR

Page 27: 105426739 Ulkus Peptikum PBL Nyoman Martha

5. Memberikan KIE pada pasien agar segera memeriksakan diri kedokter atau

pelayanan medis terdekat jika sedang sakit. Menyarankan kepada anaknya

agar lebih memberikan paerhatian kepada orang tuanya baik dalam mental

dan material

DENAH RUMAH

40

U

RUANG KELUARGA S

TERAS

KAMAR TIDUR

KAMAR

TIDUR

DAPUR

KAMAR

TIDURWC

MERAJAN

Page 28: 105426739 Ulkus Peptikum PBL Nyoman Martha

41