104537047-auris
DESCRIPTION
anastesiTRANSCRIPT
Pendahuluan
Pendengaran merupakan indera mekanoreseptor karena telinga memberikan respon
terhadap gelombang suara yang terdapat di udara. Gelombang suara akan melalui bagian dari
telinga, yaitu telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam serta akan dihantarkan sebagai
impuls saraf.
Dalam kasus ini erat hubungannya antara telinga, hidung, dan tenggorokan karena
ketiga organ tersebut dihubungan oleh tuba eustachii serta akan bermuara di satu tempat yaitu
di naso faring.
Laporan Kasus
Bapak A membawa anaknya yang baru berusia 5 tahun ke poliklinik Trisakti dengan
keluhan keluar cairan dari telinga kanan anaknya setelah berenang 2 hari yang lalu. Bapak A
mengatakan kalau anaknya ini kalau dipanggil harus beberapa kali baru menjawab, dan kalau
menonton televisi harus dengan volume yang agak keras.
Anak Bapak A juga mengeluh adanya ingus yang berwarna hijau dan napasnya berbau
sehingga nafsu makannya menurun. Ia merasa semua makanan tidak ada rasanya. Pada
pemeriksaan rongga mulutm didapatkan gigi-gigi anak tersebut hampir rusak semua.
Pembahasan
Masalah yang dialami oleh anak Bapak A adalah berupa keluhan keluarnya cairan dari a
dipanggil beberapa kali baru menjawab dan kalau menonton televisi harus dengan volume yang
agak keras.
Anatomi Auris
Auris Externa
Auricula : terdapat tulang rawan elastin dan kulit
Meatus acusticus eksternus : terdapat tulang rawan 1/3 dan tulang 2/3, pada bagian
1/3 posterior terdapat kelenjar serume, galndula serunimosae, glandula sebaseae
dan rambut.
Membrana tympanica ( gendang telinga ) merupakan selembar selaput/ sekat
eksternal dengan tengah diameter 1cm, bentuk tipis,jorong, terentang dari ujung
medial tuba auditoria kearah meatus acusticus eksternus berbentuk agak cekung.
Umbo Membrane tympanica merupakan bayangan penonjolan distal maleus, umbo
memancar cahaya ke arah anterior-inferior yaitu kerucut cahaya.
Nervus : bagian luar : N. auriculotemporalis, N.mandibularis
Bagian dalam : N. cranialis IX ( N.glossopharyngeus )
Auris Media
Cavitas tympanica : rongga dalam membrane tympanica
Reccesus epitympanicus : batas depan; nasopharynx melalui tuba auditoria
(auditiva)
Batas posterosuperior : cellulae mastoidea melalui antrum mastoideum.
Bagian dalam : terdapat ossicula auditoria (malleus, incus, stapes, M.stapedius,
M. tensor tympani, chorda (cabang N.farcialis), plexus tympanicus pada
promontorium.
Tuba auditoria : menghubungkan cavitas tympanica ke nasopharinx bernuara di
meatus nasalis inferior cavitas nasi. A.pharyngea ascendens , A meningea , dan
A.canalisis pterygoide cabang A.maxillaris.
Nervus : dari plexus tympanicus ; N.facialis dan N.glossopharyngeus
Os. Auditoria : malleus : melekat pada membrane tympanica , Stapes : menempati
fenestra vestibule, arah lateral , Incus : antara malleus dan stapes bersendi
diantaranya chorda tympani yang menyilang permukaan medial collum mallei.
Auris Interna
Labyrinthus osseus
- cochlea : bentuk seperti keong berisi ductus cochlearis membuat 2,5 putaran
mengelilingi sebagian tulang yang sebagian modiolus, berisi terusan pembuluh
darah dan saraf, putarannya membentuk promontorium pada dinding medial
cavitas tympanica.
- Vestibulum : ruang kecil dan menjorong, panjang 5mm, berisi untriculus dan
sacculus batas posterior canalis semiciscularis ossei dan fossa cronii posterior
melalui aquaductus vestibuli. Batas anterior cochlea.
- Canalis semicularis ossei : ( anterior, posterior, lateralis ) berhibungan dengan
vestibulum saling saling tegak lurus membentuk 3 bidang, masing-masing
terusan berapa 2/3 lingkaran dengan diameter 1,5 mm.
Labyrinthus membranaceus : ada cairan endolimfe terdapat :
- Utriculus dan saculus : 2 kantong kecil dalam vestibulum
- 3 ductus semiculularis dalam canalis semicularis
- Ductus cochlearis dalam cochlea
- Nervus : vestibulocochlearis mempersarafi macula
- Ductus endolymphatias : kantung buntu, saccus endolymphaticus
- Meatus acusticus internus : terusan sempit.
Perdarahan / Vaskularisasi Auris
Meatus acusticus externus mendapatkan vaskularisasi dari A. Auricularis posterior dan
A. Temporalis superficialis yang merupakan cabang dari A. Carotis externa.
Auris media (Cavum timpani) mendapat vaskularisasi dari A. Stylimastoideus yang
merupakan cabang dari A. Auricularis posterior. Serta A. Tympanica anterior yang merupakan
cabang dari A. Maxillaris.
Dan pada Auris media bagian superior mendapat vaskularisasi dari A. Meningea media,
A. Process superior dan A. Pentrosa superior.
Persarafan Auris
Persarafan Auris Externa
Pada bagian auris, mendapat persarafan sensoris kulit dari N. Auriculotemporalis (N.V)
dan Ramus Auricularis N.X.
Pada Meatus Acusticus Externus bagian ventral dipersarafi N. Auriculotemporalis (N.V)
dan pada bagian dorsal dipersarafi oleh Ramus Auricularis N.X.
Persarafan Auris Media
Auris media dipersarafi oleh saraf yang sama seperti pada auris externa, tetapi ditambah
dengan Plexus tympanicus dan cabang N. Petrosus minor, ke Glandula Parotis yang keduanya
berasal dari N.IX. Dan N.VII dan Chorda tympani ke dinding lateral dan medial Cavum tympani.
Persarafan Auris Interna
Auris interna dipersarafi oleh N.VIII dan N.VII dari pertemuan Pons dan Medulla
Oblongata, menuju Meatus acusticus internus, kemudian berpisah menjadi N. Vestibularis
superior dan inferior yang menuju ke Macula utriculus dan sacculus, serta ampula ductus
semicircularis. N. Cochlearis menuju Ganglion spiralis dan diteruskan ke organ corti. Dan juga
N.VII.
Histology Telinga Dalam
Telinga dalam atau labirin terdiri atas labirin tulang, labirin membranosa dan system
perilimfatik
Labirin tulang (seluruhnya terpendam dalam os petrosum) terdiri atas :
1.Vestibulum, suatu ruangan yang di dalamnya terdapat utrikulus dan sakulur.
2.Koklea, terletak anteromedial terhadap vestibulum, di dalamnya terdapat labirin
membranosa yang berisi organ corti, bentuk koklea mirip rumah siput. Dalam koklea terdapat
skala vestibuli, skala timpani, dan skala media. Skala timpani dan skala vestibuli menyatu di
puncak koklea membentuk helikotrema.
Telinga (pembesaran 4x10)KokleaA. Modiolus, dikelilingi koklea seperti rumah siput, terdiri atas.
1. Skala vestibuli2. Skala media/duktus cochlearis3. Skala timpani
B. Helikotrema
Labirin membranosa merupakan isi labirin tulang dan terdiri atas :
- Duktus cochlearis yang terletak dalam koklea
- Utrikulus yang terletak dalam vestibulum
- Sakulus yang terletak dalam vestibulum
- Ampula dan duktus semisirkularis yang mengisi kanalis semisirkularis
Organ corti duduk di atas membrane basalis yang membatasi duktus cochlearis dengan skala
timpani. Membrana basilaris disebelah luar bersatu dengan ligamentum spiralis dan di bagian
dalam bergabung dengan jaringan modiolus tempat keluarnya n.cochlearis. Medial dari sel
paling medial dari organ corti terdapat sulkus spiralis interna. Di atas sulkus spiralis interna
terdapat limbus spiralis tepat munculnya membrana tektoria. Di atas membrana tektoria
terdapat membrana vestibularis Reisner. Dinding lateral duktus cochlearis dibatasi oleh stria
vaskularis yang pada daerah dekat membrane basalis menonjol membentuk prominensia
spiralis.
Telinga. Bagian lateral kokleaA. Skala vestibuliB. Skala media/duktus cochlearisC. Skala timpani 1. membrana vestibularis Reissneri 2. membrana basilaris 3. Organ corti 4. Membrana tektoria
Telinga. Bagian lateral koklea1. Ligamentum spiralis2. Stria vaskularis3. Prominensa spiralis4. Membrana basilaris5. Organ corti6. Limbus spiralis7. Lamina spiralis osseaBagian medial/modiolus8. sel-sel ganglion spiralis
Alat keseimbangan dinamis. Dalam ampula duktus semisirkularis terdapat Krista ampularis yang
merupakan penonjolan jaringan perilimfatik, dengan sel-sel rambut dan sel-sel penyokong pada
puncaknya. Kedua macam sel ini diliputi kupula.
Organ vestibularis alat keseimbangan dinamis (pembesaran 40x10)A. Ampula duktus semisirkularis 1. Krista ampularis 2. Kupula
Alat keseimbangan statis. Pada utrikulus terdapat makula utrikuli dan makula sakuli
yang terdiri atas sel penyokong, sel rambut dan penebalan jaringan perilimfatik di bawahnya. Di
atas makula diliputi membrana otolith.1
Organ vestibularis alat keseimbangan statis (pembesaran 40x10)A. Makula utrikuliB. Membrana otolith/statokoniaC. Ruang utrikulus
Fungsi Auris
Fungsi auris secara umum adalah untuk pendengaran dan keseimbangan. Auris externa
berfungsi untuk menangkap gelombang suara sampai ke membrane timpani. Auris interna
berfungsi sebagai reseptor pendengaran atau organ corti dan meneruskan impuls ke pusat
pendengaran yaitu area Broca.
Sedangkan secara struktur dan komponen utama auris, disajikan pada tabel di bawah ini
Tabel Komponen Utama Auris2
Struktur Fungsi
Telinga luar
Auricula
Meatus auditorius externus
(saluran telinga)
Membran Tympani
(gendang telinga)
Mengumpulkan dan memindahkan gelombang suara ke telinga
Mengumpulkan gelombang suara dan menyalurkannya ke saluran telinga; berperan dalam lokalisasi suara
Mengarahkan gelombang suara ke membrana tympani; mengandung rambut-rambut penyaring dan mensekresikan kotoran telinga (ear wax) untuk menangkap partikel kecil
Bergetar secara sinkron dengan gelombang suara yang mengenainya, menyebabkan tulang-tulang pendengaran telinga tengah bergetar
Telinga tengah
Maleus, Incus, Stapes
Memindahkan getaran membrane tympani ke cairan di cochlea, dalam prosesnya memperkuat energi suara
Berosilasi secara sinkron dengan getaran membrane tympani serta menimbulkan gerakan seperti gelombang di perilimfe cochlea dengan frekuensi yang sama.
Telinga dalam : cochlea Tempat sistem sensorik untuk mendengar
Bergetar bersama dengan
Jendela oval
Skala vestibuli dan skala tympani
Ductus cochlearis (skala media)
Membrana basilaris
Organ corti
Membran tektorial
Jedela bundar
gerakan staoes yang melekat padanya; gerakan jendela oval menyebabkan perilimfe cochlea bergerak
Mengandung perilimfe yang dibuat bergerak oleh gerakan jendela oval yang didorong oleh getaran tulang-tulang tengah
Mengandung endolimfe; tempat membrane basilaris
Bergetar bersama dengan gerakan perilimfe; mengandung organ corti, organ indera utnuk mendengar
Mengandung sel rambut, reseptor untuk suara, yang mengeluarkan potensial reseptor sewaktu tertekuk akibat gerakan cairan di cochlea
Tempat rambut sel-sel reseptor yang terbenam di reseptor ketika membran basilaris yang bergetar terhadap membran tektorial yang stationer
Bergetar bersama dengan gerakan cairan di perlimfe untuk meredam tekanan di dalam cochlea; tidak berperan dalam penerimaan suara
Telinga dalam : apparatus vestibularis
Canalis semicircularis
Tempat sistem sensorik untuk keseimbangan, dan memberikan masukan yang penting untuk mempertahankan postur dan keseimbangan
Utriculus
Sacculus
Mendeteksi akselerasi (percepatan) atau deselerasi (perlambatan) rotational atau angular
Mendeteksi (a) perubahan posisi kepala menjauhi sumbu vertical dan (b) mengarahkan akselerasi dan deselerasi linear secara horizontal
Mendeteksi (a) perubahan posisi kepala menjauhi sumbu horizontal dan (b) mengarahkan akselerasi dan deselerasi linear secara vertical
Jalan Transmisi Suara Dari Telinga Sampai Ke Pusat Pendengaran
Gelombang suara masuk melalui meatus acusticus externus, kemudian gelombang
mengenai membran tympani, dan diteruskan ke foramen ovale. Selanjutnya suara dihantarkan
ke cochlea karena terdapat organ corti yang mengandung sel-sel positf dan kemudian pada
ujung organ corti untuk membentuk impuls saraf. Selanjutnya serabut saraf organ corti
meneruskannya ke medulla oblongata, setelah semua selnya bersinaps. Rangsangan ke batang
otak yang sama dan ada yang berlawanan, ke atas melalui rangkai di dalam oliculus superior
dan oliculus inferior, dan nucleus genikulatum lateral dan berakhir di dalam cortex
pendenganran di area Broadman.3
Auris Sebagai Fungsi Keseimbangan Manusia
Bagian dari auris yang berhubungan dengan pengaturan keseimbangan adalah
apparatus vertibularism yang memberikan informasi penting untuk sensasi keseimbangan dan
untuk koordinasi gerakan-gerakan kepala dengan gerakan-gerakan mata dan postur tubuh.
Apparatus vestibularis terdiri dari dua set struktur yang terletak di dalam tulang temporalis di
dekat cochlea, yaitu canalis semicircularis dan organ otolit, yang terdiri dari utriculus dan
sacculus. Fungsi keseimbanga sendiri terbagi menjadi dua, yaitu keseimbangan statik dan
statokinetik.
Untuk fungsi keseimbangan statokinetik berhubungan dengan pergerakan cairan
endolimfe yang diatur oleh canalis semicircularis horizontal anterior dan posterior. Berfungsi
untuk mendeteksi akselerasi dan deselerasi angular atau rotasional kepala, misalnya ketika
memulai atau berhenti berputar, berjungkir balik, atau memutar kepala.
Sedangkan untuk fungsi statiknya, berhubungan dengan organ otolit (utrikulus dan
sacculus) yang memberikan informasi mengenai posisi kepala relative terhadap gravitasi dan
juga mendeteksi perubahan dalam gerakan linier (bergerak dalam garis lurus tanpa
memandang arah).4
Anatomi Hidung
Nasi externus (hidung luar) berbentuk pyramid terdiri atas apex nasi, radix nasi, nares
anterior dan alae nasi. Hidung luar dibentuk oleh kerangka tulang dan tulang rawan yang
dilapisi kulit, jaringan ikat dan beberapa otot kecil yaitu M. Nasalis pars transversa dan M.
Nasalis pars allaris. Kerja otot – otot tersebut menyebabkan nares dapat melebar dan
menyempit. Batas atas nasi eksternus melekat pada os frontal sebagai radiks (akar), antara
radiks sampai apex (puncak) disebut dorsum nasi. Lubang yang terdapat pada bagian inferior
disebut nares, yang dibatasi oleh :
- Superior : os frontale, os nasale dan os maxilla
- Inferior : kartilago septi nasi, kartilago nasi lateralis,
kartilago alaris mayor dan kartilago alaris minor.
Dengan adanya kartilago tersebut maka nasi eksternus
bagian inferior menjadi fleksibel.
Cavum nasi berbentuk terowongan dari nares anterior di depan choana, (nares
posterior) di belakang. Cavum nasi dibagi menjadi kanan kiri oleh septum nasi. Batas medial
septum nasi dibentuk oleh
tulang dan tulang rawan yang
dilapisi oleh perikondrium,
periosteum dan pada bagian
luar oleh mukosa hidung.
Cavum nasi bagian lateral yang
depan tampak licin disebut
agger nasi, yang belakang
terdiri dari concha nasalis dan
meatusnya. Concha nasalis ada
4 macam. Pada bagian dari
labirin ethmoid; concha nasalis suprema, concha nasalis superior, concha nasalis media. Tulang
tersendiri yang melekat pada maxilla dan labirin ethmoid yaitu concha nasalis inferior.
Sinus Paranasalis
Sinus paranasalis adalah rongga-rongga yang terdapat di dalam os. Maxilla, os. Frontale,
os. Sphenoidale dan os. Ethmoidale. Terdiri dari 4 sinus, yaitu sinus maxillaris, sinus frontalis,
sinus sphenoidalis dan sinus ethmoidalis.
Sinus maxillaris terletak di dalam corpus maxillaris, berbentuk pyramid dengan basis
membentuk dinding lateral hidung dan apex di dalam processus zygomaticus maxillae. Atap
dibentuk oleh dasar orbita, sedangkan dasar dibentuk oleh processu alveolaris. Sinus maxillaris
bermuara ke dalam meatus nasi medius melalui hiatus semilunaris.
Sinus frontalis ada dua buah, terdapat di dalam os. Frontale dan dipisahkan satu dengan
yang lain oleh septum tulang dan berbentuk segitiga. Masing-masing sinus frontalis bermuara
ke dalam meatus nasi medius melalui infundibulum.
Sinus sphenoidalis ada dua buah, di dalam corpus ossis sphenoidalis dan bermuara ke
dalam recessus sphenoethmoidalis di atas concha nasalis superior.
Sinus ethmoidalis terdapat di dalam os. Ethmoidalis di antara hidung dan orbita. Sinus
ini terbagi menjadi tiga kelompok : anterior, media dan posterior. kelompok anterior bermuara
ke dalam infundibulum. Kelompok media bermuara ke dalam meatus nasi medius, pada atau di
atas bulla ethmoidalis. Sedangkan kelompok posterior bermuara ke dalam meatus nasi
superior.5
Histologi Hidung
Bagian dalam hidung dilapisi oleh 4 jenis epitel yaitu epitel berlapis gepeng yang
berlanjut ke dalam vestibulum. Beberapa millimeter di dalam vestibulum berubah menjadi
epitel kolumnar tanpa silia, epitel ini berlanjut lagi menjadi epitel bertingkat kolumnar bersilia.
Di bawah epitel tersebut terdapat lamina propria tebal yang mengandung kelenjar submukosa.
Di dalam lamina propria juga terdapat sel plasma, sel mast, dan kelompok jaringan limfoid.
Epitel olfaktoria terdapat di atap rongga hidung dan meluas ke bawah ke sisi septum dan
meluas ke atas ke concha nasalis superior. Epitel olfaktoria terdiri dari 3 jenis sel, sel
sustentacular, sel basal dan sel olfaktorius. Pada sel olfaktorius terdapat neuron bipolar yang
tersebar merata di antara sel-sel suntentacular yang memiliki inti bulat yang berasal dari sel
penyokong. Sel sustentacular memiliki banyak mikrofili yang terjulur ke lapis mucus, inti pucat
dan kompleks golgi, sitoplasma apical yang dipenuhi reticulum endoplasma agranular dan
sejumlah granul pigmen yang memberikan warna coklat pada epitel olfaktoria. Sel-sel basal
adalah sel-sel kecil basofilik kuat yang ada di antara basis sel-sel olfaktorius sensoris dan sel-sel
penyokong.6
Histologi Sinus Paranasalis
Sinus-sinus nasal yang berhubungan dengan rongga hidung dan ruang-ruang dalam
tulang adalah sinus frontalis, ethmoidalis, sphenoidalis dan maxillaris. Sinus paranasalis dilapisi
epitel bersilia yang bergetar kea rah ostium dan cavum nasi, serupa dengan yang di hidung.
Mukosa pada sinus relatif tipis dan mengandung sedikit kelenjar mucosa.7
Fungsi Hidung
a. Pengatur kondisi udara
Fungsi hidung sebagai pengatur kondisi udara perlu untuk mempersiapkan udara yang akan
masuk ke dalam alveolus. Fungsi ini dilakukan dengan cara:
- Mengatur kelembaban udara. Fungsi ini dilakukan oleh palut lendir. Pada musim panas,
udara hampir jenuh oleh uap air, penguapan oleh lapisan ini sedikit, sedangkan pada
musim dingin akan terjadi sebaliknya.
- Mengatur suhu. Fungsi ini dimungkinkan karena banyaknya pembuluh darah di bawah
epitel dan adanya permukaan konka dan septum yang luas, sehingga radiasi dapat
berlangsung secara optimal. Dengan demikian, suhu udara setelah melalui hidung kurang
lebih 37° C.
b. Sebagai penyaring dan pelindung.
Fungsi ini berguna untuk membersihkan udara inspirasi dari debu dan bakteri yang dilakukan
oleh:
- Rambut (vibrissae) pada vestibulum nasi
- Sillia
- Palut lendir (mucous blanket). Debu dan bakteri akan melekat pada palut lendir dan
partikel-partikel yang besar akan dikeluarkan dengan refleks bersin. Palut lendir akan
dialirkan ke nasofaring oleh gerakan sillia.
Enzim yang dapat menghancurkan beberapa jenis bakteri disebut lysozime.
c. Indra penghirup
Hidung juga bekerja sebagai indra penghirup dengan adanya mukosa olfaktorius pada atap
rongga hidung, konka superior dan sepertiga bagian atas septum. Partikel bau dapat
mencapai daerah ini dengan cara difusi dengan palut lendir atau bila menarik nafas dengan
kuat.
d. Resonansi suara
Penting untuk kualitas suara ketika berbicara dan menyanyi. Sumbatan hidung akan
menyebabkan resonansi berkurang atau hilang, sehingga terdengar suara sengau.
e. Proses bicara
Membantu proses pembentukkan kata dengan konsonan nasal (m, n, ng) dimana rongga
mulut tertutup dan rongga hidung terbuka, palatumolle turun untuk aliran udara.
f. Refleks nasal
Mukosa hidung merupakan reseptor refleks yang berhubungan dengan saluran cerna,
kardiovaskuler, dan pernafasan. Contoh: iritasi mukosa hidung menyebabkan refleks bersin
dan nafas terhenti. Rangsang bau tertentu menyebabkan sekresi kelenjar liur, lambung, dan
pancreas8
Fungsi Sinus Paranasalis
a. Membentuk pertumbuhan wajah karena didalam sinus terdapat rongga udara sehingga bisa
untuk perluasan. Jika tidak terdapat sinus, maka pertumbuhan tulang akan terdesak.
b. Sebagai pengatur udara.
c. Peringan cranium.
d. Resonansi suara.
e. Membantu produksi mucus.9
Hubungan Telinga, Hidung dan Tenggorokan
Tuba auditoria (auditiva) menghubungkan cavitas tymoanica dengan nasopharynx. Dan pada
akhirnya bermuara pada bagia belakang Meatus nasalis inferior pada cavitas nasi.
Tuba auditiva berfungsi sebagai pemerata tekanan dalam auris media dan tekanan udara
lingkungan. 10
LIDAH (LINGUAE)
Anatomi linguae
Linguae adalah massa otot lurik yang ditutupi oleh membrana mucosa. Dua pertiga bagian
anteriornya terletak di dalam mulut, dan sepertiga posteriornya terletak di pharynx.
Linguae terdiri dari beberapa bagian yaitu radix linguae, corpus linguae, apex linguae, dorsum
linguae dan permukaan inferior.
Pada permukaan atas dua pertiga bagian anterior
linguae terdapat 3 jenis papilla : (1) papilla filiformis,
yang terdapat di seluruh permukaan linguae (2)
papilla fungiformis terdapat di apex linguae, dan (3)
papilla circum vallata terdapat di sulcus terminalis.
Otot-Otot Linguae
Otot-otot linguae terbagi menjadi dua yaitu otot intrinsik dan otot ekstrinsik. Otot
intrinsik hanya terbatas di lidah dan tidak dihubungkan ke tulang. Otot ini terdiri atas serabut-
serabut longitudinal, transversal dan vertikal. Dimana otot intrinsik ini berfungsi sebagai
pembentuk linguae. Sedangkan yang dimaksud denga otot ekstrinsik adalah otot yang melekat
pada tulang dan palatum molle. Terdiri atas m.genioglossus, m.hyoglossus, m.styloglossus dan
m.pataloglossus.
Tabel Otot-otot Linguae11
Nama otot Origo Insersio Persarafan Fungsi
Otot-otot intrinsik
LongitudinalTransversalVertikal
Septum mediana dan submucosa
Membrana mucosa
N. hypoglossus Mengubah bentuk lidah
Otot-otot ekstrinsik
M. genioglossus Spina genus Bercampur N. hypoglossus Menjulurkan apex
M. hyoglossus
M. styloglossus
M. pataglossus
superior mandibulae
Corpus dan cornu majus ossis hyoidei
Processus styloideus ossis temporalis
Aponeurosis palatinus
dengan serabut otot-otot lidah lain
Bercampur dengan serabut otot-otot lidah lain
Bercampur dengan serabut otot-otot lidah lain
Sisi lidah
N. hypoglossus
N. hypoglossus
Plexus pharyngeus
lingua ke luar rongga mulut
Menarik lidah ke bawah
Menarik lidak ke atas dan belakang
Menarik radix lidah ke atas dan belakang, menyempitkan isthmus faucium
Fungsi Pengecapan
Di antara papilla terdapat taste buds, yang kemudian rangsangan dari taste buds akan
dilanjutkan oleh N. IX dan N.VII dan berjalan ke Medulla Oblongata tepatnya ke nucleus solitary,
kemudian lanjut ke pons dan ke nucleus thalamic di bagian ventral posterior medial nucleus.
Kemudian dilanjutkan ke gyrus post centralis ke sulcus lateral dan gyrus insulae.