102340470-f-19-5
DESCRIPTION
f.19TRANSCRIPT
PSIKOSIS AKUT (F 23), GANGGUAN MENTAL dan
PERILAKU AKIBAT PENGGUNAAN ZAT dan
PENGGUNAAN ZAT PSIKOAKTIF LAINNYA (F 19.5)
Oleh :
Arif Budiman S I1A006063Riyana Noor Oktariyanti I1A006053Lina Rahmati I1A008007Purnama I1A008053
Pembimbingdr. H. Asyikin Noor, Sp.KJ M.AP
UPF/Lab Ilmu Kedokteran Jiwa
FK Unlam-RSJ SAMBANG LIHUM
Mei, 2012
LAPORAN PEMERIKSAAN PSIKIATRIK
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. F
Usia : 33 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Desa
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Pernah bekerja (kaum mesjid)
Agama : Islam
Suku :
Bangsa : Indonesia
Status Perkawinan : Menikah
MRS Tanggal : 21 Mei 2012
II. RIWAYAT PSIKIATRIK
- Alloanamnesa pada tanggal 21 Mei 2012, pukul 16.00 WITA, diperoleh
dari ayah dan istri pasien.
- Autoanamnesa pada tanggal, pukul WITA.
A. KELUHAN UTAMA
Bicara meracau, mengamuk
KELUHAN TAMBAHAN
Penyalahgunaan obat dextromethorpan.
B. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
± 10 hari yang lalu (Sabtu, 13 Mei 2012) os mulai mengalami
perubahan sikap yaitu bicara meracau dan mengamuk sampai merusak
warung tetangga. Pada saat mengamuk os tidak melukai orang lain.
Perubahan sikap ini muncul pada hari yang sama setelah os memium
segenggam obat dextromethorpan, yang dilihat oleh adik os. Namun, tidak
diketahui secara pasti jumlah obat tersebut. Hari Minggu (14 Mei 2012) os
merasa dikejar-kejar oleh 2 orang sehingga os lari ke dalam Mesjid dengn
membawa sebilah parang, pada kenyataannya menurut warga sekitar tidak
ada yang mengejar os. Malam harinya os mulai dipasung oleh keluarga
selama 8 hari sampai tiba di rumah sakit. Selama dipasung os makan,
minum dan mandi dibantu oleh istri sehingga membuat os merasa putus
asa dan sering mengutarakan rasa ingin mati.
± sejak 3 bulan os mulai mengkonsumsi obat dextromethorpan
padahal os tidak ada keluhan batuk. Os mengatakan jika tidak minum obat
tersebut, os mengalami sakit kepala. Os mengkonsumsi obat tersebut
sebanyak 3 biji sekali minum dalam sehari.
Menurut keluarga, os mempunyai perasaan tidak senang terhadap
seorang guru agama pendatang baru di kampungnya yang diduga
menyebarkan ajaran sesat. Dugaan ini dibenarkan oleh ayah dan istri os
yang melihat sendiri bahwa sebagian penduduk sekitar mulai
meninggalkan sholat.
C. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
- Pasien tidak pernah dirawat di RS sebelumnya.
- Pasien tidak pernah kecelakaan yang menyebabkan trauma kepala
- Tidak pernah ada riwayat demam dengan penurunan kesadaran
- Tidak ada riwayat kejang atau sakit berat lainnya.
D. RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI
1. Riwayat Prenatal
Lahir cukup bulan, spontan, tidak ada kesulitan saat dilahirkan dengan
bantuan bidan di rumah. Lahir langsung menangis. Selama os dalam
kandungan, ibu penderita tidak pernah mengalami masalah kesehatan
yang serius.
2. Riwayat Masa Bayi (0-1 Tahun)
Riwayat tumbuh kembang baik seperti anak seusianya, tidak pernah
kejang dan tidak pernah panas tinggi.
3. Riwayat masa Kanak-kanak (3-12 tahun)
Riwayat tumbuh kembang selama anak-anak baik. Penderita termasuk
anak yang mudah bergaul.
4. Riwayat Masa Remaja
Penderita punya banyak teman dan sering berkumpul dengan teman-
temannya. Lingkungan pergaulan tidak baik, dimana penderita
bersama teman-temannya sering mengkonsumsi alkohol.
5. Riwayat Pendidikan
Pasien hanya bersekolah sampai lulus SD.
6. Riwayat Pekerjaan
Pasien bekerja sebagai kaum di mesjid di kampungnya.
7. Riwayat Perkawinan
Pasien menikah sebanyak 3 kali dengan 2x perceraian
E. RIWAYAT KELUARGA
Genogram:
Keterangan :
Laki-laki :
Perempuan :
Penderita :
Herediter : (-)
F. RIWAYAT SITUASI SEKARANG
Pasien tinggal dengan istri dan anak kandungnya.
G. PERSEPSI PASIEN TENTANG DIRI DAN LINGKUNGANNYA
?
III. STATUS MENTAL
A. DESKRIPSI UMUM
1. Penampilan
Pasien seorang laki-laki perawakan sedang, sedikit gemuk, kulit sawo
matang, tidak memakai baju, hanya memakai sarung kotak-kotak
berwarna coklat. Pasien dalam keadaan tidak sadarkan diri di atas
branker dengan tangan dan kaki terikat.
2. Kesadaran
Somnolen
3. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor
Sulit dievaluasi
4. Pembicaraan
Sulit dievaluasi
5. Sikap terhadap Pemeriksa
Sulit dievaluasi
6. Kontak Psikis
Sulit dievaluasi
B. KEADAAN AFEKTIF, PERASAAN EKSPRESI AFEKTIF
KESERASIAN SERTA EMPATI
1. Afek (mood) : Sulit dievaluasi
2. Ekspresi afektif : Sulit dievaluasi
3. Keserasian : Sulit dievaluasi
4. Empati : Sulit dievaluasi
A. FUNGSI KOGNITIF
Kesadaran : Sulit dievaluasi
1. Orientasi
- Waktu : Sulit dievaluasi
- Tempat : Sulit dievaluasi
- Orang : Sulit dievaluasi
- Situasi : Sulit dievaluasi
3. Konsentrasi : Sulit dievaluasi
4. Daya Ingat :
Jangka pendek : Sulit dievaluasi
Jangka panjang : Sulit dievaluasi
Segera : Sulit dievaluasi
5. Intelegensi dan Pengetahuan Umum :
Sulit dievaluasi
6. Pikiran abstrak : Sulit dievaluasi
B. GANGGUAN PERSEPSI
1. Halusinasi : auditorik (-) dan visual (+)
2. Ilusi : (-)
3. Depersonalisasi / Derealisasi : Sulit dievaluasi
C. PROSES PIKIR
1. Arus pikir
a. Produktivitas : Sulit dievaluasi
b. Kontinuitas : Sulit dievaluasi
c. Hendaya berbahasa : Sulit dievaluasi
2. Isi Pikir
a. Preocupasi : Sulit dievaluasi
b. Gangguan isi pikir : Sulit dievaluasi
c. Waham : Sulit dievaluasi
D. PENGENDALIAN IMPULS
Sulit dievaluasi
E. DAYA NILAI
1. Daya nilai sosial :
2. Uji Daya nilai :
3. Penilaian Realita : Terganggu
F. TILIKAN
Sulit dievaluasi
G. TARAF DAPAT DIPERCAYA
Sulit dievaluasi
IV. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT
1. STATUS INTERNUS
Keadaan umum : Somnolen
Gizi : Cukup
Tanda vital : TD = /
N = 80 x/m
RR = 20x/m
T = 36,8° C
Kepala:
Mata : palpebra tidak edema, konjungtiva tidak anemis, sklera
tidak ikterik, pupil isokor, refleks cahaya +/+
Telinga : bentuk normal, sekret tidak ada, serumen minimal
Hidung : bentuk normal, tidak ada epistaksis, tidak ada tumor,
kotoran hidung minimal
Mulut : bentuk normal dan simetris, mukosa bibir tidak kering dan
tidak pucat, pembengkakan gusi tidak ada dan tidak
mudah berdarah, lidah tidak tremor.
Leher : Pulsasi vena jugularis tidak tampak, tekanan tidak
meningkat, tidak ada pembesaran kelenjar getah bening.
Thoraks:
Inspeksi : bentuk dan gerak simetris
Palpasi : fremitus raba simetris
Perkusi :
- pulmo : sonor
- cor : batas jantung normal
Auskultasi:
- pulmo : suara nafas vesikuler
- cor : S1& S2 tunggal
Abdomen :
Inspeksi : Simetris
Palpasi : Tidak nyeri tekan, hepar dan lien tidak teraba
Perkusi : timpani
Auskultasi : bising usus (+) tidak meningkat
Ekstemitas : pergerakan bebas, tonus baik, tidak ada edema dan atropi,
tremor (-)
2. STATUS NEUROLOGIKUS
N I – XII : Tidak ada kelainan
Gejala rangsang meningeal : Tidak ada
Gejala TIK meningkat : Tidak ada
Refleks Fisiologis : Normal
Refleks patologis : Tidak ada
V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Alloanamnesa
± 10 hari yang lalu, os mulai mengalami perubahan sikap yaitu
bicara meracau dan mengamuk sampai merusak warung tetangga.
Perubahan sikap os muncul pada hari yang sama setelah os
meminum segenggam obat dextromethorpan, yang dilihat oleh adik
os.
1 hari sesudah minum obat dextromethorpan, os merasa dikejar-
kejar oleh 2 orang sehingga os lari ke dalam Mesjid dengn
membawa sebilah parang, pada kenyataannya menurut warga
sekitar tidak ada yang mengejar os.
Malam harinya os mulai dipasung oleh keluarga selama 8 hari
sampai tiba di rumah sakit. Selama dipasung os makan, minum dan
mandi dibantu oleh istri sehingga membuat os merasa putus asa
dan sering mengutarakan rasa ingin mati.
± sejak 3 bulan os mulai mengkonsumsi obat dextromethorpan
padahal os tidak ada keluhan batuk. Os mengkonsumsi obat
tersebut sebanyak 3 biji sekali minum dalam sehari.
Stresor psikososial berasal dari lingkungan tempat tinggal
Autoanamnesa:
Perilaku dan aktifitas psikomotor :
Kontak psikis :
Afek :
Ekspresi afektif :
Empati :
Halusinasi :
Isi pikir :
Depersonalisasi :
Preokupasi :
Penilaian realita :
Tilikan :
Taraf dapat dipercaya :
VI. EVALUASI MULTIAKSIAL
1. AKSIS I : Psikotik akut (f.23), Gangguan mental dan perilaku
akibat penggunaan zat multiple dan penggunaan zat psikoaktif lainnya
(F19.5)
2. AKSIS II :
3. AKSIS III : None
4. AKSIS IV : Lingkungan sosial
5. AKSIS V : GAF scale 50-41 (beberapa gejala berat, disabilitas
berat)
VII. DAFTAR MASALAH
1. ORGANOBIOLOGIK
Status interna dan neurologis dalam batas normal
2. PSIKOLOGIK
3. SOSIAL/KELUARGA
Stresor pergaulan
VIII. PROGNOSIS
Diagnosa penyakit : buruk
Perjalanan penyakit : buruk
Ciri kepribadian : buruk
Stressor psikososial : buruk
Riwayat Herediter : baik
Usia saat menderita : buruk
Pola keluarga : baik
Pendidikan : buruk
Aktivitas pekerjaan : baik
Perkawinan : baik
Ekonomi : buruk
Lingkungan sosial : buruk
Organobiologik : baik
Pengobatan psikiatrik : tidak ada
Kesimpulan : Dubia ad malam
IX. RENCANA TERAPI
Medika mentosa :
Injeksi Chlorpromazine 100mg (im)
Chlorpromazine 2 x 100 mg tablet
Trihexypenidil 3 x 5 mg tablet
Haloperidol 3x1,5mg
Psikoterapi : Psikoterapi suportif terhadap penderita dan keluarga
Rehabilitasi : sesuai bakat dan minat penderita
Usul pemeriksaan penunjang:
- Laboratorium darah.
- Tes psikologi
X. DISKUSI
Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat didefinisikan
sebagai gangguan yang bervariasi luas dan berbeda tingkat keparahannya
akibat penggunaan satu/lebih zat psikoaktif (dengan atau tanpa resep
dokter).
Berdasarkan hasil anamnesa dan pemeriksaan psikiatri, dengan
berdasarkan kriteria diagnostik dari PPDGJ III menunjukkan bahwa
penderita mengalami gangguan psikotik akut akibat penggunaan zat
multiple dan penggunaan zat psikoaktif lainnya (F19). Kriteria diagnostik
secara umum telah terpenuhi yaitu adanya riwayat penderita dalam
penggunaan zat psikoaktif yang bercampur baur, bukan akibat sindrom
ketergantungan dan bukan keadaan putus zat, tetapi tampak adanya
gangguan psikotik yang jelas yaitu adanya waham keartisan dan gangguan
psikomotor dengan manifestasi mengamuk
Psikosa didefinisikan sebagai suatu gangguan jiwa dengan
kehilangan rasa kenyataan (sense of reality). Hal ini diketahui dengan
terdapatnya gangguan pada hidup perasaan (afek dan emosi), proses
berfikir, psikomotorik dan kemauan sedemikian rupa sehingga semua ini
tidak sesuai dengan kenyataan lagi.
Pada penderita ini fase prodormal dimulai pada tahun 2006 yang
ditandai dengan penderita mulai menarik diri dari pergaulan, mulai sering
melamun dan diam.
Fase aktif pada penderita ini dimulai pada bulan agustus 2007
dimana penderita mengamuk dengan mengusir keluarga dan merusak
barang-barang yang bukan miliknya.
Perjalanan penyakit dari penderita ini dapat dilihat pada diagram
Longitudinal History berikut :
Aktif
Prodromal
2006 Agustus 2007
Kasus ini dapat didiagnosa banding dengan gangguan mental lain
yang dicetuskan dan diberatkan oleh penggunaan zat psikoaktif misal
skizofrenia (F20). Gangguan psikotik lir-skizofrenia (F.32.2) dan
Gangguan kepribadian Paranoid
Pada skizofrenia (F.20) onset gejala lebih dari 1 bulan lamanya
dan timbul bukan karena diinduksi obat-obatan, sedangkan pada kasus ini
ditemukan adanya riwayat penggunaan zat psikoaktif sehingga diagnosa
skizofrenia tidak sesuai. Pada gangguan psikotik lir-skizofrenia akut onset
gejala psikotik 2 minggu atau kurang dan memenuhi kriteria skizofrenia
(F20) dan tidak ditemukan adanya riwayat penggunaan zat psikoaktif.
Dapat didiagnosa banding dengan Gangguan Kepribadian Paranoid
(F60.0), dengan ditemukannya kepekaan berlebihan terhadap penolakan,
kecurigaan yang mendalam tanpa memperhatikan situasi yang ada dan
tanpa adanya halusinasi dan waham. Namun pada kasus ini penderita
mengalami waham sehingga diagnosa tersebut dapat disingkirkan.
Penderita ini dianjurkan untuk mendapat terapi psikofarmaka
dengan Clorpromazine 3 x 100 mg/hari, Trihexylpenidil 3x2mg/hari,
haloperidol 3x1,5mg/hari, serta injeksi Clorpromazine 50mg (im) bila
perlu.
Clorpromazine merupakan obat anti psikotik dengan efek sekunder
berupa sedasi kuat sehingga berguna untuk mengatasi gaduh gelisah, rasa
curiga dan ketakutan serta gangguan tidur. Efek primer obat ini
memerlukan waktu 2-3 minggu untuk bekerja optimal.
Trihexylpenidil 3x2mg/hari diberikan untuk mengatasi adanya efek
samping dari pemberian obat anti psikotik seperti gangguan
ekstrapiramidal (distonia akut, sindrom Parkinson), misalnya kedua tangan
gemetar (tremor), kekakuan alat gerak (kalau berjalan seperti robot), otot
leher kaku sehingga kepala yang bersangkutan seolah-olah terpelintir dan
lain sebagainya. Apabila sindrom Parkinson sudah terkendali diusahakan
penurunan dosis secara bertahap, untuk menentukan apakah masih
dibutuhkan obat antiparkinson.
Haloperidol merupakan neuroleptik dengan dosis terapetik rendah
sehingga lebih tepat untuk gejala skizoprenia seperti otisme, gangguan
proses berpikir (nonrealistik, waham dan sebagainya) dan gangguan afek
serta emosi. Haloperidol diberikan dengan dosis 3 X 1,5 mg/hari untuk
mengatasi gejala psikotik primer berupa halusinasi dan waham.
Efek samping obat antipsikosis salah satunya hepatotoksis maka
perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium rutin dam kimia darah terutama
untuk memeriksa fungsi hati (SGOT, SGPT) dapat juga dari pemeriksaan
fisik, tanda ikterik, palpasi hepar. Pada pasien ini tidak didapatkan tanda-
tanda hepatotoksik dari pemeriksaan fisik.
Prognosis untuk penderita ini adalah dubia ad malam, karena
dilihat dari diagnosis penyakit, perjalanan penyakit, ciri kepribadian,
stressor psikososial yang buruk, pendidikan, pola keluarga, perkawinan,
ekonomi, pengobatan psikiatrik, ketaatan pengobatan penderita buruk.
Pada pasien ini juga diperlukan psikoterapi dan rehabilitasi
bertujuan untuk menguatkan daya tahan mental, mempertahankan kontrol
diri dan mengembalikan keseimbangan adaptatif berupa terapi keluarga
dan masyarakat agar bisa menerima keadaan penderita dengan tidak
menimbulkan stressor-stressor baru, dengan menciptakan suasana yang
kondusif untuk kesembuhan penderita.