1011 saraf (07) pemeriksaan neuro
Embed Size (px)
TRANSCRIPT
dr. H. Agus Taufiqurrohman, M.Kes, Sp.SDepartment of Neurology School of Medicine UII, 2009
ANAMNESIS
SPESIFIKNYERI TUMOR VASKULER EPILEPSI MG GBS LBP ETC
NYERI (KEPALA)
ONSET DURASI SIFAT INTENSITAS FREKWENSI
GEJAL PENYERTA YG MEMBERATKAN YG MERINGANKAN TERAPI
EPILEPSIPASIEN & KELUARGA TIPE FREKWENSI SERANGAN MENINGKAT ? FAKTOR RISIKO
TUMOR
GEJALA KHAS
KRONIS PROGRESIF
KELAINAN SISTEMIK LAIN
VASKULERMENDADAK GEJALA KHAS FAKTOR RISIKO
LBP
KARAKTERISTIK KLINIK
RPS
RED FLEG
KASUS LAINMG GBS INFEKSI PENURUNAN KESADARAN
PEMERIKSAAN
Stroke / vaskuler LBP TRAUMA PARESE VERTIGO
TI
T
Compos Mentis (conscious),.. (conscious),.. Apatis. Apatis. Delirium, . Delirium, Somnolen (Obtundasi, Letargi),. Obtundasi, Letargi),. Stupor (soporo koma), koma) Coma (comatose), comatose)
kwalitatifCompos Mentis Apatis Delirium Lethargy Somnolen Stupor Coma
Compos Mentis (conscious), yaitu kesadaran normal, sadar sepenuhnya, dapat menjawab semua pertanyaan tentang keadaan sekelilingnya..
Apatis, yaitu keadaan kesadaran yang segan untuk berhubungan dengan sekitarnya, sikapnya acuh tak acuh.
Delirium, yaitu gelisah, disorientasi (orang, tempat, waktu), memberontak, berteriak-teriak, berhalusinasi, kadang berhayal.
Somnolen (Obtundasi, Letargi), yaitu kesadaran menurun, respon psikomotor yang lambat, mudah tertidur, namun kesadaran dapat pulih bila dirangsang (mudah dibangunkan) tetapi jatuh tertidur lagi, mampu memberi jawaban verbal.
Stupor (soporo koma), yaitu keadaan seperti tertidur lelap, tetapi ada respon terhadap nyeri.
Coma (comatose), yaitu tidak bisa dibangunkan, tidak ada respon terhadap rangsangan apapun (tidak ada respon kornea maupun reflek muntah, mungkin juga tidak ada respon pupil terhadap cahaya).
Alertness Lethargy Stupor Obtundation COMA DEATHF. Filloux October 2002
delirium
GCS = E+V+M a. Membuka mata (1-4) b. Respon verbal (bahasa lisan) (1-5) c. Reaksi gerakan motorik(1-6)
1). Reaksi membuka mata 4 Buka mata spontan 3 Buka mata bila dipanggil/rangsangan suara 2 Buka mata bila dirangsang nyeri 1 Tak ada reaksi dengan rangsangan apapun
2.) Reaksi berbicara 5 Komunikasi verbal baik, jawaban tepat 4 Bingung, disorientasi waktu, tempat, dan orang 3 Dengan rangsangan, reaksi hanya kata, tak berbentuk kalimat 2 Dengan rangsangan, reaksi hanya suara, tak terbentuk kata 1 Tak ada reaksi dengan rangsangan apapun
Reaksi gerakan lengan/tungkai 6 Mengikuti perintah 5 Dengan rangsangan nyeri, dapat mengetahui tempat rangsangan 4 Dengan rangsangan nyeri, menarik anggota badan 3 Dengan rangsangan nyeri, timbul reaksi fleksi abnormal 2 Dengan rangsangan nyeri, timbul reaksi ekstensi abnormal 1 Dengan rangsangan nyeri, tidak ada reaksi.
General Appearance Level of consciousness Personal Hygiene and Dress Posture and Motor Activity. Height, Build and Weight.10/14/2010 Neurol_Examination1 26
Vital Signs. Signs.These include: include: temperature, pulse, respiratory rate and blood pressure
10/14/2010
Neurol_Examination1
28
REFLEKS : JAWABAN SPONTAN TERHADAP SUATU RANGSANGAN TEKNIK PENGETUKAN: Gerakan tangan bukan lengan Tepat pada tendon, direct-indirect Simetris Intensitas Santai tidak tegang
Refleks Superfisial adalah gerakan reflektorik yang timbul sebagai respon atas stimulasi terhadap kulit atau mukosa. Berbeda dengan refleks dalam, refleks superfisial tidak saja mempunyai busur refleks yang segmental melainkan mempunyai komponen supraspinal juga.
REFLEKS PATOLOGIS : Refleks-refleks yang tidak dapat dibangkitkan pada orang sehat kecuali bayi
Variabel Kekuatan Gerakan Trofi Tonus Klonus Refleks Fisiologis Refleks Patologis
UMN/SPASTIC q 0 Terbatas 0 Normal Normal Hiper (+) (-) (+) hiper (+)
LMN/FLACCID q 0 Terbatas 0 Hipo atrofi Hipo (-) Hipo (-) (-)
KEKUATAN 0 1 2 3 4 5
ARTI KLINIS Tidak ada kontraksi, tidak ada gerakan Ada kontraksi, tidak ada gerakan Ada kontraksi, ada gerakan tanpa melawan gravitasi (geser) Ada gerakan melawan gravitasi tanpa beban/tahanan Ada gerakan melawan gravitasi dengan beban atau tahanan terbatas Normal
ATROFI: Hilangnya atau mengecilnya bentuk otot disebabkan musnahnya serabut otot
ATROFI: Neurogenic Miogenic Inaktifitas
: lemah mengecil : mengecil lemah : (disuse atrofi) hilangnya Sarcoplasma
TONUS : Tahanan otot sehat, normal pada waktu sehat Syarat : Pasien tenang, periksa dengan tenang, tangan tidak dingin 1. Tes kepala jatuh 2. Tes lenggang lengan 3. Tes goyang tangan 4. Tes lengan jatuh 5. Tes goyang tungkai 6. Tes tungkai jatuh
SENSIBILITAS
HiperestesiaMeningkatnya sensitivitas terhadap stimulasi, tidak termasuk di dalamnya sensasi khusus (indera lain)
AnalgesiaTidak adanya respon nyeri terhadap stimulasi yang dalam keadaan normal menimbulkan nyeri
HipoestesiaMenurunnya sensitivitas terhadap stimulasi, kecuali sensasi khusus (indera lain)
PENILAIAN NYERI
Burning, feeling like the feet are on fire
Freezing, like the feet are on ice, although they feel warm to touch
Stabbing, like sharp knives
Modified by Meliala 2006
Lancinating, like electric shocks
Visual Analogue Scale
0Tidak Nyeri
5
10Paling Nyeri yg terbayangkan
PENUNJANG
NF :EEGEEG-BM ENMG BERA
LABORATORIUM RADIOLOGI
RX CT SCAN MRI
Normal
MCV
SCV
Demyelination Prolonged latency, duration, and low amplitude
Axonal degeneration
Low amplitude, but no delay of latency
Visual Analogue Scale
0Tidak Nyeri
5
10Paling Nyeri yg terbayangkan