104082002670repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12902/1/safina… · safinatun najah...

76
ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN DALAM MEMENUHI KEWAJIBAN PERP AJAKAN SEBELUM DAN SESUDAN TAX AUDIT (STUDI KASUS PADA KPP PRATAMA JAKARTA TEBET) SKRIPSI DISUSUN OLEH: SAFINATUN NAJAH 104082002670 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2008MI1429 H

Upload: others

Post on 18-Jul-2020

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 104082002670repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12902/1/SAFINA… · SAFINATUN NAJAH 104082002670 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UIN SY ARIF HIDAYATULLAH

ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT KEPATUHAN WAJIB

PAJAK BAD AN DALAM MEMENUHI KEWAJIBAN PERP AJAKAN

SEBELUM DAN SESUDAN TAX AUDIT

(STUDI KASUS PADA KPP PRATAMA JAKARTA TEBET)

SKRIPSI

DISUSUN OLEH:

SAFINATUN NAJAH

104082002670

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UIN SY ARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2008MI1429 H

Page 2: 104082002670repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12902/1/SAFINA… · SAFINATUN NAJAH 104082002670 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UIN SY ARIF HIDAYATULLAH

ANALISIS PERBEDAAN TING KAT KEP ATUHAN W AJIB PAJAK

BADAN DALAM MEMENUHI KEW AJIBAN PERPAJAKAN SEBELUM

DAN SESUDAH TAX AUDIT

(STUDI KASUS PADA KPP PRATAMA JAKARTA TEBET)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat untuk Meraih Gelar Smjana

Oleh:

Safinatun Najah

NIM: 104082002670

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing 2

Dr. Yahya I-Iamja, MM. Afif Sulfa, SE, Ak., Msi

NIP. 130 676 334

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSIT AS ISLAM NEGERI SY ARIF HIDAY A TULLAH

JAKARTA

2008 MI 1429 H

Page 3: 104082002670repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12902/1/SAFINA… · SAFINATUN NAJAH 104082002670 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UIN SY ARIF HIDAYATULLAH

Hari ini kamis Tanggal 15 Mei Tahun Dua Ribu Delapan telah dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Safinatun Najah NIM : 104082002670 dengan judul skripsi "ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN DALAM MEMENUHI KEWAJIBAN PERPAJAKAN SEBELUM DAN SESUDAH TAX AUDIT (STUDI KASUS PADA KPP PRATAMA JAKARTA TEBET) " Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Ncgcri Syarif Hidayalulluh .lakartu.

Amilin, SE,Ak., Msi Ketua

Jakaiia, 15 Mei 2008

Tim l'cnguji Ujian Komp1·chcnsif

Y essi Fitri, SE, Ak., Msi Sekretaris

Prof. Dr. J\hdul I lrn11jl[, M..,<>_, Pcnguji Ahli

Page 4: 104082002670repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12902/1/SAFINA… · SAFINATUN NAJAH 104082002670 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UIN SY ARIF HIDAYATULLAH

Hari ini Jumat Tanggal 13 Juni Tahun Dua Ribu Delapan telah dilakukan Ujian Sidang Skripsi atas nama Safinatun Najah NIM : I 04082002670 dengan judul Skripsi "ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN DALAM MEMENUHI KEWAJIBAN PERPAJAKAN SEBELUM DAN SESUDAH TAX AUDIT (STUDI KASUS PADA KPP PRATAMA JAKARTA TEBET) " Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakaita.

Jakarta, 13 Juni 2008

Tim Penguji Ujian Sidang Skripsi

Dr. Yahya Hamja, MM. Afif Sulfa, SE, Ak., Msi

Pembimbing I Pembimbing 2

Page 5: 104082002670repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12902/1/SAFINA… · SAFINATUN NAJAH 104082002670 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UIN SY ARIF HIDAYATULLAH

DAFT AR RIWAY AT HID UP

Data Pribadi

Nama : Safinatun Najah

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat/Tanggal lahir : Jakarta/ 06 Maret 1986

Agama : Islam

Telp. : (021) 78881001

Alam at

Pendidikan

085691228853

: JI. Wr. Sila Rt 001 Rw 05 gudang baru, Ciganjur Jagakarsa Jakarta - Selatan 12630

Tahun 2008 : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Tahun 2004 : Madrasah Aliyah Negeri 7 Jakarta

Tahun 2001 : Madrasah Tsanawiyah Al-Makmur Jakarta

Tahun 1998: Madrasah Ibtidaiyah Al-Mahad Alislamy Jakarta

Page 6: 104082002670repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12902/1/SAFINA… · SAFINATUN NAJAH 104082002670 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UIN SY ARIF HIDAYATULLAH

THE DIFFERENCE ANALYZE OF THE LEVEL OF COMPANIES THE TAX PAYERS COMPLIANCE FULLFILED TAX OBLIGATION

BEFORAND AFTER TAX AUDIT (CASE STUDY: KPP PRATAMA JAKARTA TEBET)

By : Safinatun Najah

ABSTRACT

The purpose this reaserch is to analyze the difference level of companies the tax payers compliance jitllfiled for to report SPT PPh Yearly befor and after tax audit.

The method used in the reaserch was non-parametic method, McNemar method for testing the level of tax payers compliance to report the yearly of SPT P Ph with level significant 0.05 (a 5 %). Tha reaserch cases at Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Tebet, wich had 25 companies tax payers as sample.

The result show used McNemar method, that there no the difference level of companies the tax payers compliance befor and after tax audit, with level probability (0.388>0.05). and the result the resultedof the comparison between Z account and Z table is Z account 1.154 < Z table 1. 654, that's means no the difference level of companies the tax payers compliance befor and after tax audit.

Key Word: Tax Audit, Tax Payers Complience, Yearly of SPT PPh

Page 7: 104082002670repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12902/1/SAFINA… · SAFINATUN NAJAH 104082002670 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UIN SY ARIF HIDAYATULLAH

ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN DALAM MEMENUHI KEWAJIBAN PERPAJKAN

SEBELUM DAN SESUDAH TAX AUDIT ( STUDI KASUS : KPP PRATAMA JAKARTA TEBET)

By : Safinatun Najah

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa perbedaan tingkat kepatuhan wajib pajak badan dalam memenuhi kewajiban perpajakan yaitu penyampaian SPT Tahunan PPh Badan sebelum dan sesudah dilakukan pemeriksaan pajak.

Dalam penelitian ini digunakan metode statistic non-parametik yaitu metode McNemar untuk mengukur tingkat kepatuhan wajib pajak badan dalam menyampaikan SPT Tahunan dengan menetapkan tingkat signifikansi 0.05 (a 5 %). Penelitian ini dilakukan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Tebet, dengan jumlah sampel sebanyak 25 wajib pajak badan yang pernah dilakukan pemeriksaan.

Hasil pengolahan data menggunakan metode McNemar menunjukan tidak terdapat perbedaan tingkat kepatuhan wajib pajak badan sebelum dan sesudah dilakukan pemeriksaan yaitu dengan probabilitas (0.388>0.05). dan hasil dengan melakukan perbandingan antara Z hitung dan Z table adalah Z hitung 1.154 < Z tabel 1.654 yang artinya tidak terdapat perbedaan tingkat kepatuhan wajib pajak badan sebelum dan sesudah dilakukan pemeriksaan

Kata Kunci: Pemeriksaan Pajak, Kepatuhan Wajib pajak, SPT PPh Tahunan

Page 8: 104082002670repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12902/1/SAFINA… · SAFINATUN NAJAH 104082002670 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UIN SY ARIF HIDAYATULLAH

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiim

Dengan nama Allah yang maha rahn1an dan rahim, Ilahi Robbi Rob yang

maha pengasih tanpa pilih kasih, maha penyayang yang sayangnya tiada terbilang,

maha kuasa, maha perkasa lagi pengampun dosa dan hanya bagi-Nya yang merajai

hari akhir. Atas nikmat dan karunia-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad

Saw yang telah membawa cahaya kebenaran, yang diutus sebagai Rahmatan

lil'alamin yang membawa kedamaian hati danjiwa.

Keberhasilan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini tidak luput dari

berbagai hambatan dan rintangan, namun keberhasilan yang diperoleh bukanlah hasil

perjuangan sendiri, melainkan berkat bantuan, bimbingan, arahan dan dorongan serta

do'a dari berbagai pihak yang tidak ternilai harganya. Untuk itu penulis

menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang memberikan bantuan

baik moril maupun materil.

Terima kasih yang amat sangat untuk orang tua penulis, Umi dan Walid yang

selalu mendo' akan yang terbaik disetiap langkah penulis, karena harapan merekalah

penulis semangat untuk segera menyelesaikan skripsi ini, ( semoga Allah

memanjangkan umur mereka, amien ). Skripsi ini juga penulis persembahkan untuk

adik-adikku (Nana, Wita, dan Sabna) terima kasih untuk canda dan tawa kalian yang

menjadi pengobat dikala kelelahan dan kejenuhan menghapiri, semoga kita mampu

menjadi yang terbaik untuk Umi dan Walid serta semua orang yang menyayangi kita.

Serta ucapan terima kasih yang tulus penulis sampaikan kepada :

I. Bapak Yahya Hamja,MM sebagai dosen pembimbing 1 yang selalu memberi

arahan dan solusi setiap pe1masalahan dan kesulitan dalam menyelesaikan skripsi

Page 9: 104082002670repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12902/1/SAFINA… · SAFINATUN NAJAH 104082002670 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UIN SY ARIF HIDAYATULLAH

ini. Bapak Afif Sulfa,SE,Ak,Msi sebagai pembimbing ke2 yang telab meluangkan

waktu untuk membimbing dan memotivasi penulis.

2. Bapak Drs. M Faisal Badroen MBA, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Ilmu

Sosial UIN SyarifHidayatullab Jakarta.

3. Bpk Drs. Abdul Hamid Cebba, Ak, MBA selaku Ketua Jurusan Akuntansi dan

Bapak Amilin SE, Ak. selaku sekretaris Jurusan Fakultas Ekonomi dan Ilmu

Sosial UIN SyarifHidayatullab Jakarta.

4. Seluruh Bapak/Ibu dosen FEIS yang telah memberikan ilmu yang tidak temilai

hingga penulis menyelesaikan studi di Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN

SyarifHidayatullab Jakarta ini.

5. Kasubag dan sekretaris Tata Usaba serta Kepala Bagian Pemeriksaan KPP

Pratama Jakarta Tebet, yang telab memberi ijin penulis untuk mengambil data.

6. Indra 1 Q terima kasih atas semangat dan bantuannya, Ochi_Desi Terima kasih

untuk kerjasamanya, Dw_ teh Yani makasih sudab menjadi pelopor skripsi

penulis, Dwin and Ayu makasih atas do' a dan suportnya.

7. Friend's Akun B, Pajak A Angkatan 2004, Tetap SEMANGAT! ! !!

8. pihak-pihak lain yang mempunyai peran yang besar dalam penyelesaian skripsi

ini.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat, serta tak lupa penulis mengharapkan

kritik dan saran sebagai penyempumaan skripsi ini.

Jakarta, mei 2008

Penulis

I I

Page 10: 104082002670repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12902/1/SAFINA… · SAFINATUN NAJAH 104082002670 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UIN SY ARIF HIDAYATULLAH

DAFTARISI

Halaman

Lembar Pengesaban Dosen ........................................................................................... i

Lembar Pengesaban Komprehensif .............................................................................. ii

Lembar Pengesaban Skripsi .......................................................................................... iii

Daftar Riwayat Hidup ................................................................................................... iv

Abstract .......................................................................................................................... v

Abstrak ........................................................................................................................... vi

Kata pengantar .............................................................................................................. vii

Daftar Isi ....................................................................................................................... ix

Daftar Tabel .................................................................................................................. xi

Daftar Gambar .............................................................................................................. xii

Daftar Lampiran ............................................................................................................ xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................ 1

B. Perumusan Masalab .................................................................................... 7

C. Tujuan dan Manfaat.. .................................................................................. 7

1. Tujuan Penelitian .................................................................................. 7

2. Manfaat Penelitian ................................................................................ 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Dasar-Dasar Pe1pajakan .............................................................................. 9

1. Pengertian Pajak ................................................................................... 9

2. Pajak Penghasilan ................................................................................. 11

3. Surat Pemberitabuan ............................................................................. 12

B. Konsep Pemeriksaan Pajak ......................................................................... 15

1. Pengertian Pemeriksaan Pajak .............................................................. 15

2. Tujuan Pemeriksaan Pajak .................................................................... 15

3. Ruang lingkup danjangka waktu Pemeriksaan Pajak .......................... 16

Page 11: 104082002670repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12902/1/SAFINA… · SAFINATUN NAJAH 104082002670 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UIN SY ARIF HIDAYATULLAH

4. Norma Pemeriksaan.Pajak .................................................................... 16

5. Metode dan Teknik Pemeriksaan Pajak ................................................ 21

6. Pelaksanaan Pemeriksaan Pajak ........................................................... 23

7. Jenis-Jenis Pemeriksaan Pajak .............................................................. 24

C. Kepatuhan Pajak (Tax Compliance) .......................................................... 26

D. Kerangka Pemikiran ................................................................................... 31

E. Hipotesis ..................................................................................................... 32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian .......................................................................... 33

B. Metode Penentuan Sampel ......................................................................... 33

C. Metode Pengumpulan Data ......................................................................... 34

D. Metode Analisis Data ................................................................................. 34

E. Operasional Variabel Data .......................................................................... 36

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum KPP Pratama Jakarta Tebet.. ......................................... 41

1. Sejarah KPP Pratama Jakarta Tebet ..................................................... 41

2. Struktur Organisasi ............................................................................... 45

B. Has ii dan pembahasan ................................................................................ 4 7

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan ................................................................................................. 54

B. Implikasi ..................................................................................................... 55

C. Saran-Saran ................................................................................................. 56

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 57

LAMP IRAN ................................................................................................................. 59

Page 12: 104082002670repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12902/1/SAFINA… · SAFINATUN NAJAH 104082002670 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UIN SY ARIF HIDAYATULLAH

DAFTAR TABEL

No Keterangan Hal am an

2.1 Batas Waktu Pembayaran dan Pelaporan SPT 14

3.1 Operasional V ariabel 36

4.1 Jumlab Pegawai KPP Pratama Tebet Jakmia 43 menurut Jenjang Pendidikan

4.2 Luas Daerah Kewenangan KPP Pratama Tebet Jakaiia 44

4.3 Data dan Klasifikasi kepatuhan Penyampaian SPT 48

PPhBadan

4.4 Pengujim1 Pelaporan SPT 49

4.5 Tabel Statistik Uji McNemar 51

Page 13: 104082002670repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12902/1/SAFINA… · SAFINATUN NAJAH 104082002670 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UIN SY ARIF HIDAYATULLAH

DAFT AR GAMBAR

No Keterangan Hal am an

2.1 Kerangka Pemikiran 31

4.6 'iabel Z 52

Page 14: 104082002670repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12902/1/SAFINA… · SAFINATUN NAJAH 104082002670 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UIN SY ARIF HIDAYATULLAH

DAFT AR LAMPIRAN

No Keterangan Halaman

I Batas Waktu Pembayaran dan Pelaporan SPT 59

2 Data dan Klasifikasi kepatuhan Penyampaian SPT 60

PPhBadan

3 Pengujian Pelaporan SPT 61

4. Tabel Statistik Uji McNemar 61

5. Tabel Distribusi Z 62

6. Strukti.rr Organisasi 63

Surat Izin Riset 64 7.

Surat keterangan Riset 65 8.

Page 15: 104082002670repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12902/1/SAFINA… · SAFINATUN NAJAH 104082002670 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UIN SY ARIF HIDAYATULLAH

A. Latar Belakang

BABI

PENDAHULUAN

Semakin meningkatnya kebutuhan dalam menyejahtrakan masyarakat

serta meningkatnya dana pembangunan mendorong pemerintah untuk

menggali sumber-sumber pendapatannya secara lebih intensif. Pajak adalah

salah satu sumber pendapatan pemerintah yang sangat potensial dan berfungsi

tidak hanya sebagai sumber pendapatan, tetapi juga mempakan salal1 satu

variabel kebijakan yang digunakan untuk mengatur jalannya perekonomian,

juga dapat mengatur alokasi sumber-sumber ekonomi. Selain itu, pajak

merupakan sumber utama APBN yang digunakan untuk membiayai

pengeluaran negara, baik pengeluaran mtin maupun pengeluaran

pembangunan.

Melalui reformasi perpajakan pada tahun 1983 sistem perpajakan di

Indonesia telah bembah dari Official Assesment menjadi Self Assesment

System. Dalam Official Assesment System wewenang untuk menentukan

besamya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak bersifat pasif, jadi fiskuslah

yang lebih aktif mencari wajib pajak dan menentukan berapa jumlah pajak

yang hams dibayar, sedangkan dalam Self Assesment System wajib pajak

diberi kepercayaan untuk menentukan, menghitung, memperhitungkan,

menyetor dan melaporkan sendiri jumlah pajak yang hams dibayar kepada

kantor pelayanan pajalc dimana Wajib Pajak terdaftar (Undang-Undang No.28

Page 16: 104082002670repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12902/1/SAFINA… · SAFINATUN NAJAH 104082002670 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UIN SY ARIF HIDAYATULLAH

Pada Self Assesment System penerapan sistem ini bukan berarti Wajib

Pajak yang diberi kebebasan untuk memenuhi kewajiban pajak semaunya,

sebab dalam Undang-Undang telah diatur mekanisme kontrol serta sanksi­

sanksi bagi Wajib Pajak yang tidak memenuhi kewajiban perpajakannya

secara benar dan tepat waktu. walaupun demikian masih banyak Wajib Pajak

yang belum memenuhi kewajiban perpajakannya.

Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam membayar pajak merupakan

ha! yang tidak mudah. Pada umumnya bagi beberapa orang te1ientu, pajak

masih merupakan momok yang menakutkan. Namun demikian pemerintah

harus tetap memotivasi para Wajib Pajak untuk dapat menjadikan pajak

sebagai suatu kesadaran bukan kewajiban. Dari kenyataan seperti itu

dibutuhkan upaya yang sungguh-sungguh dan berkesinambungan, berupa

pengawasan dan sekaligus pembinaan terhadap para Wajib Pajak.

Pelaksanaan tax audit (Pemeriksaan Pajak) merupakan salah satu upaya

untuk meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak, karena di dalam pemeriksaan

pajak terdapat pengawasan dan sekaligus pembinaan terhadap para Wajib

Pajak. Selain itu, penerapan Self Asessment System menyebabkan pemerintah

harus ekstra ketat dalam ha! pengawasan perpajakan.

Oleh karena itu, pemeriksaan bukan hanya dilakukan karena aparat

punya bukti bahwa Wajib Pajak melaporkan tidak benar perhitungan

pajaknya, mengaku rugi, atau melaporkan lebih bayar, namun pemeriksaan

pajak dilakukan untuk menguji kepatuhan Wajib Pajak dalan1 memenuhi

kewajiban pajaknya. Berbekal semangat itu, fiskus setiap saat bisa turun

Page 17: 104082002670repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12902/1/SAFINA… · SAFINATUN NAJAH 104082002670 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UIN SY ARIF HIDAYATULLAH

memeriksa Wajib Pajak, meski tidak memiliki bukti Wajib Pajak melakukan

kecurangan atau Wajib Pajak tidak melaporkan rugi fiskal atau lebih bayar.

Hal tersebut untuk menghindarkan penyimpangan yang mungkin terjadi

serta bagi tindak pengawasan atas pelaksanaan sistem Self Assesment. Oleh

karena itu, pemeriksaan pajak haruslah dilaksanakan dengan sebaik-baiknya

dan diharapkan partisipasi yang baik dari Wajib Pajak yang diperiksa untuk

memperoleh hasil yang maksimal. Bila hal ini dapat dilaksanakan maka

kemungkinan besar penerimaan negara dari sektor pajak: dapat ditingkatkan.

Menurut undang-undang No.28 tahun 2007 pemeriksaan pajak adalah :

"Serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan, mengolah data dan atau keterangan lainnya untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan untuk tujuan lain (Other Purpose) dalam rangka melasanakan peraturan perundang-undangan perpajakan. "

Dalam pelaksanaan pemeriksaan pajalc baik fiskus maupun wajib pajak

hendalmya memahami hal-hal yang berkaitan dengan sebab dilakukan

pemeriksaan pajak yang mengacu pada peraturan perundang-undangan yang

berlalru.

Hal-ha! yang berkaitan dengan pemeriksaan adalah :

I. Surat Pemberitahuan menunjukan kelebihan pembayaran pajak termasuk

yang telah diberikan pengambalian kelebihan pajak.

2. Surat Pemberitahuan Tahunan pajak penghasilan menunjukan rugi.

3. Surat pemberitahuan tidak disampaikan atau disampaikan tidak pada

waktu yang ditetapkan.

4. Surat pemberitahuan yang memenuhi kriteria seleksi yang ditentukan oleh

Page 18: 104082002670repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12902/1/SAFINA… · SAFINATUN NAJAH 104082002670 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UIN SY ARIF HIDAYATULLAH

5. Pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) secarajabatan.

6. Penghapusan NPWP.

7. Pengukuhan atau pencabutan pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (PKP).

8. Wajib Pajak mengajukan keberatan.

9. Pencocokan data atau keterangan.

10. Pengumpulan bahan guna penyusunan norma perhitungan penghasilan

neto.

11. Pencocokan data atau keterangan.

12. Penentuan Wajib Pajak berlokasi di daerah terpencil.

13. Penentuan data atau lebih tempat terutang Pajak Pertambahan Nilai.

14. Pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan untuk

tujuan lain.

Tujuan utama setiap institusi pemungut pajak adalah tercapainya

penerimaan pajak yang optimal, yakni berimbangnya tingkat penerimaan

pajak aktual dengan penerimaan pajak potensial atau dengan kata lain tidak

ada selisih penerimaan aktual dengan penerimaan potensial yang sering

disebut sebagai "Tax Gap". Secara umum kinerja penerimaan pajak yang juga

menunjukkan tingkat kepatuhan pajak masyarakat menunjukkan

kecenderungan yang semakin meningkat, dan salah satu tujuan pemeriksaan

pajak adalah untuk merealisasikan tujuan tersebut.

Penelitian yang berkaitan dengan tax audit (Pemeriksaan Pajak) terhadap

kepatuhan Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakan telah

dilakukan oleh beberapa peneliti, misalnya : Nina Risdiana (2004) meneliti

Page 19: 104082002670repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12902/1/SAFINA… · SAFINATUN NAJAH 104082002670 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UIN SY ARIF HIDAYATULLAH

mengenai "Analisis Pengaruh Pemeriksaan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib

Pajak Untuk Memenuhi kewajiban Perpajakan dan Penerimaan Pajak (Studi

Kasus Pemeriksaan PPh Badan Pada KPP PMA IV), dimana penelitian

tersebut menggunakan teknik analisis statistik non-parametik yaitu metode

Mc.Necmar untuk menguji tingkat kepatuhan dan Wilcoxson untuk menguji

persentase pajak penghasilan terhutang terhadap peredaran usaha pada taraf

signifikansi a : 0,05. Hasil pengolahan data yang dilakukan menunjukkan

tidak terdapatnya pengaruh pemeriksaan yang dilakukan dengan tingkat

kepatuhan wajib pajak dan penerimaan pajak.

Rahmayanti (2006) dengan juclul penelitian "Analisis pengaruh

Pemeriksaan Pajak Terhaclap Kepatuhan Wajib Pajak clan Penerimaan Pajak

(Stucli Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Kramat Jati), dalam penelitian

tersebut metode yang digunakan adalah metode McNemar untuk mengetahui

tingkat kepatuhan wajib pajak, metode Wilcoxon clan Korelasi Spearmen

untuk menguji pengaruh penerimaan pajak. Hasil pengolahan data yang

clilakukan menunjukkan ticlak terclapatnya pengaruh pemeriksaan yang

clilakukan clengan tingkat kepatuhan wajib pajak dan penerimaan pajak.

Tri juwita (2007) yang meneliti mengenai " Analisis Pengaruh Sebelum

dan Sesudahnya Program e-jilling Terhaclap Kepatuhan Wajib Pajak Dalam

Menyampaikan SPT Masa PPN" (Stucli Kasus Pada Direktorat Jenclral Pajak).

Dalam penelitian tersebut menunjukan bahwa terclapat hubungan yang sangat

erat antara program efilling clengan kepatuhan wajib pajak clalam

mevamnaikan SPT. nenelitian tersebut iuiJa menuniukbn h"hw" vMi"h"l

Page 20: 104082002670repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12902/1/SAFINA… · SAFINATUN NAJAH 104082002670 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UIN SY ARIF HIDAYATULLAH

sebelum dan sesudah program e.jilling terhadap kepatuhan wajib pajak dalam

menyampaikan SPT Masa PPN, berdasarkan sample 5 KPP yang terdiri dari

50 perusahaan sekitar 82%.

Dalam penelitian ini peneliti ingin menguji atau meneliti kembali yang

telah dilakukan penelitian terdahulu yaitu penelitian yang dilakukan oleh Nina

Risdiana (2004) dan Ralunayanti (2006),yang keduanya menyatakan tidak

terdapat pengaruh antara pemeriksaan pajak dengan kepatuhan wajib pajak.

Pada dalam penelitian ini peneliti menguji kembali pengaruh pemeriksaan

pajak terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak. Perbedaan penelitian ini dengan

penelitian terdahulu penelitian m1 menggunakan Sampel yang

diklasifikasikan yaitu wajib pajak badan yang pernah dilakukan pemeriksaan

yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tebet Jakarta.

Berdasarkan paparan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk

menguji kembali mengenai pemeriksaan pajak dan pengaruhnya terhadap

kepatuhan wajib pajak. Dengan membandingkan kepatuhan wajib pajak

sebelum dan sesudah dilakuka1111ya pemeriksaan pajak yang di susun dalam

proposal skripsi ini dengan judul " Analisis Perbedaan Tingkat Kepatuhan

Wajib Pajak Badan dalam Memenuhi Kewajiban Perpajakan Sebelum

dan Sesudah Tax Audit ( Studi Kasus pada Kantor Pratama Tebet

Jakarta ) ".

Page 21: 104082002670repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12902/1/SAFINA… · SAFINATUN NAJAH 104082002670 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UIN SY ARIF HIDAYATULLAH

B. Perumusan Masalah

Berdasarkau perwnusau masalah yaug telah dikemukakau di atas maka

penulis dapat merumuskau masalah sebagai berikut

I. Seberapa besar perbedaau tingkat kepatuhau wajib pajak badau

dalam memenuhi kewajibau perpajakau sebelum dau sesudah

dilakukannya pemeriksaan pajak ?

C. Tujuan dan Manfaat

I. Tujuan Penelitian

Tujuau penelitiau adalah untuk mencari jawabau atas permasalahan

mengenai pengaruh dari hasil pemeriksaau pajak terhadap kepatuhau pajak

wajib pajak badan dalam rangka memenuhi kewajiban perpajakau, yaitu :

a. Untuk mengetahui dau mendeskripsikau bagaimaua kepatuhau wajib

pajak badan sebelum dilakukan pemeriksaan pajak daau1 memenuhi

kewajibau perpajakan.

b. Untuk mengetahui dau mendeskripsikau bagaimaua kepatuhan wajib

pajak badau sebelum dilakukau pemeriksaau pajak daam memenuhi

kewajiban perpajakau.

c. Mengetahui dau mendeskripsikau Seberapa besar perbedaan tingkat

kepatuhau wajib pajak badan dalam memenuhi kewajiban perpajakan

sebelum dau sesudah dilakukannya pemeriksaan pajak.

Page 22: 104082002670repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12902/1/SAFINA… · SAFINATUN NAJAH 104082002670 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UIN SY ARIF HIDAYATULLAH

2. Manfaat Penelitian

a. Bagi Peneliti

Untuk menerapkan ilmu yang selama ini diperoleh dibangku kuliah

dan untuk mempraktekannya sesuai dengan kondisi yang ada

dilapangan.

b. Bagi Instansi

Memberikan masukan sekaligus pertimbangan bagi pihak yang terkait

dalam menentukan kebijakan untuk meningkatkan kepatuhan wajib

pajak badan khususnya untuk memenuhi kewajiban perpajakaunya.

c. Bagi Fakultas

Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan bacaan untuk menambah

pengetahuan tentang pemeriksaan pajak sakaligus sebagai pembanding

bagi peneliti serupa dimasa mendatang dalam rangka pengembangan

ilmu perpajakan.

d. Bagi Penulis selanjutnya

Sebagai tambali.an informasi dan masukan untuk membantu

memberikan gambaran yang lebih jelas bagi para peneliti yang ingin

melakukan penelitian mengenai perpajakan secara umum dan juga

mengenai pemeriksaan pajak.

Page 23: 104082002670repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12902/1/SAFINA… · SAFINATUN NAJAH 104082002670 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UIN SY ARIF HIDAYATULLAH

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Dasar-Dasar Perpajakan

1. Pengertian Pajak

Secara umum pengertian pajak lebih dikenal sebagai pungutan yang harus

dibayar oleh individu kepada pemerintah yang dapat dipaksakan berdasarkan

undang-undang, dimana dalam ha! ini individu pembayar pajak tidak memiliki

kontrapersi secara langsung atas pungutan yang dibayarnya, atas pajak yang

dibayarnya digunakan untuk kepentingan public secara umum. Salah satu

diantara batasan-batasan itu dijabarkan pengertian pajak oleh :

Andriani (Waluyo, Ilyas B. Wirawan, Perpajakan Indonesia, 2000:2) yang

berbunyi sebagai berikut :

"Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh Wajib Pajak pembayarannya menumt peraturan-peraturan yang tidak dapat prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya adalal1 untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubungan dengan tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan ".

Rachmad Soemitro ( Siti Resmi, Perpajakan Teori dan Kasus 2005:2)

"Pajal( adalah iuran rakyat kepada negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak terdapat jasa timbal balik (kontrapretasi) yang dapat langsung ditunjukan, dan yang digunakan pembayaran dan pengeluaran umum".

Dari penegertian tersebut terlihat adanya dua pihak yang saling

berhadapan yaitu rakyat ( disatu pihak), dengan pemerintah atau negara

( dipihak lain). Bahwa melalui sarana pajak sebagian harta kekayaan rakyat

Page 24: 104082002670repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12902/1/SAFINA… · SAFINATUN NAJAH 104082002670 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UIN SY ARIF HIDAYATULLAH

ditetapkan. Yang dimaksud dapat dipaksakan artinya bila hutang pajak tidak

dibayar, hutang itu dapat ditagih dengan kekuasaan, salah satunya dengan

menggunakan surat paksa. Terhadap pembayar pajak tidak dapat ditunjukkan

rasa timbal balik tertentu seperti retribusi.

Dari beberapa penge1iian tersebut clapat disimpulkan bahwa unsur-unsur

pajak (Resmi, 2005:2) :

a. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara

Yang berhak memungut pajak adalah negara, iuran tersebut berupa

uang (bukan barang) yang digunakan untuk kepentingan rakyat.

b. Berdasarkan Undang-undang

Pajak dipungut berdasarkan atau dengan undang-undang serta aturan

pelaksanaannya.

c. Dapat dipaksakan

Yang dimaksud dapat dipaksakan artinya bila hutang pajak tidak

dibayar, hutang itu dapat ditagih dengan kekuasaan, salah satunya

dengan menggunakan surat paksa, bila perlu ditindak atau dikenai

sanksi bila melaknkan perlawanan.

d. Tidak ada kontra prestasi atau timbal balik langsung

Untuk membedakan pajak dengan retribusi. Pembayar pajak tidak

dapat menikmati secara langsung atas pajak yang dibayar .

Page 25: 104082002670repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12902/1/SAFINA… · SAFINATUN NAJAH 104082002670 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UIN SY ARIF HIDAYATULLAH

e. Untuk mebiayai pengeluaran-pengeluaran umum pemerintah

Dalarn negara terdapat Anggaran Pendapat dan Belanja Negara, dan

paj ak merupakan salah satu penyokong utarna dalarn penerimaan yang

kemudian digunakan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran dari

pemerintah.

2. Pajak Penghasilan

a. Pengertian Pajak Penghasilan

Penghasilan berdasarkan Undang-undang Perpajakan (Pasal 4

ayat (1)) Undang-undang pajak penghasilan "setiap tambahan ekonomi

yang diterima atau diperoleh wajib pajak, baik yang berasal dari

Indonesia maupun berasal dari luar Indonesia, yang dapat dipakai

untuk konsumsi atau untuk menarnbah kekayaan Wajib Pajak yang

bersangkutan.

b. Subjek Pajak Penghasilan

Subjek pajak penghasilan a0alah segala sesuatu yang mempunyai

potensi untuk memperoleh penghasilan dan menjadi sasaran untuk

dikenakan pajak penghasilan. Yang menjadi subjek pajak penghasilan

menurut undang-undang Pasal 2 ayat I UU No.17 Tahun 2000

dikelompokkan subjek pajal' adalah :

1 ) Subjek pajak orang pribadi

Orang pribadi sebagai subjek pajak dapat bertempat tinggal atau

berada di Indonesia ataupun diluar di Indonesia.

Page 26: 104082002670repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12902/1/SAFINA… · SAFINATUN NAJAH 104082002670 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UIN SY ARIF HIDAYATULLAH

2) Subjek pajak warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan,

menggantikan yang berhak.

3) Subjek pajak badan

Badan adalah sekumpulan orang dan atau modal yang merupakan

kesatuan baik yang melakukan usaha maupun tidak melakukan

usaha.

4) Subjek pajak Bentuk Usaha Tetap (BUT)

Bentuk Usaha Tetap (BUT) adalah bentuk usaha yang

dipergunakan oleh orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di

Indonesia atau berada di Indonesia tidak lebih dari 183 (seratus

delapan puluh tiga) hari dalamjangka waktu 12 (dua belas) bulan,

atau badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di

Indonesia, untuk menjalaukan usaha atau melakukan kegiatan di

Indonesia.

3. Surat Pemberitahuan (SPT)

Surat Pemberitahuan (SPT) mempunyai fungsi sebagai suatu

sarana bagi Wajib Pajak di dalam melaporkan dan

mempertanggungjawabkan penghitungan jumlah pajak yang sebenarnya

terutang. Selain itu Surat Pemberitahuan berfungsi tmtuk melaporkan

pembiayaan atau pelunasan pajak baik yang dilakukan wajib pajak sendiri

maupun melalui mekanisme pemotongan dan pemungutan yang dilakukan

oleh pihak ke-3, melaporkan harta clan kewajiban, dan pembayaran dari

pemotong atau pemungut tentang pemotongan dan pemungutan pajak yang

Page 27: 104082002670repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12902/1/SAFINA… · SAFINATUN NAJAH 104082002670 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UIN SY ARIF HIDAYATULLAH

telah dilakukan. Sehingga Surat Pemberitahuan mempunyai makna yang

cukup penting baik bagi wajib pajak maupun aparatur pajak.

Pelaporan pajak disampaikan ke KPP dimana wajib pajak

terdaftar. SPT dapat dibedakan sebagai berikut :

a. SPT Masa, yaitu SPT yang diglmakan untuk melakukan pelaporan atas

pembayaran pajak bulanan. Ada beberapa SPT Masa :

(I) PPh Pasal 21,

(2) PPh Pasal 22,

(3) PPh Pasal 23,

( 4) PPh Pasal 25,

( 5) PPh Pasal 26,

(6) PPN dan PPnBM,

(7) Pemungut PPN

b. SPT Tahunan, yaitu SPT yang digunakan lmtuk pelaporan talmnan.

Ada beberapajenis SPT Tahunan:

(1) Badan

(2) Orang Pribadi

(3) Pasal 21

Keterlambatan pelaporan untuk SPT Masa dikenakan sanksi

administrasi berupa denda sebesar Rp. 50.000,- dan SPT Tahunan sebesar

Rp. 100.000,-.

Page 28: 104082002670repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12902/1/SAFINA… · SAFINATUN NAJAH 104082002670 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UIN SY ARIF HIDAYATULLAH

Tabel 2.1

Batas waktu pembayaran dan pelaporan SPT

No Jenis SPT BatasWaktu Batas Waktu Pembayaran Pelaporan

Mas a 1. PPh Pasal 21/26 Tgl. 10 bulan berikut Tgl. 20 bulan

berikut

F PPh Pasal 23/26 I gl. 10 bulan berikut Tgl. 20 bulan oerikut

13. DPh Pasal 25 Tgl. 15 bulan berikut Tgl. 20 bulan berikut I

4. PPh Pasal 22, PPN & PPn 1 hari setelah 7 hari setelah BM oleh Bea Cukai dipungut Jembayaran

15. PPh Pasal 22 - Bendaharawan Pacla hari yang sama l'gl. 14 bulan Pemerintah saat penyerahan oerikujt

oarang 6. PPh Pasal 22 - Pertamina Sebelum Delivery

Order dibayar 7. PPh Pasal 22 - Pemungut T gl. 10 bu Ian berikut Tgl. 20 bulan

ertentu berikut

8. PPh Pasal 4 ayat (2) T gl. 10 bulan berikut Tgl. 20 bulan berikut

9. i>PN dan PPn BM - PKP T gl. 15 bulan berikut Tgl. 20 bulan berikut

10. PPN dan PPn BM - T gl. 17 bulan berikut I gl. 14 bulan Bendaharawan berikut

11. PPN & PPn BM - Pemungut I gl. 15 bulan berikut Tgl. 20 bulan Non Bendaharawan berikut

Tahunan 1. PPh - Badan, OP, PPh Pasal rgl. 25 bulan ketiga Tgl. 31 bulan

21 setelah berakhirnya ketiga setelah tahun atau bagian berakhirnya ahunpajak ahun atau bagian

ahunpajak

2. PBB 6 ( enam) bulan sejak ----anggal diterimanya

SPPT

I' BPHTB Dilunasi pada saat ----

terjadinya perolehan hak atas tanah dan bangunan

Page 29: 104082002670repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12902/1/SAFINA… · SAFINATUN NAJAH 104082002670 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UIN SY ARIF HIDAYATULLAH

B. Konsep Pemeriksaan Pajak

Pemeriksaan pajak pada dasarnya diarahkan untuk meningkatkan

kepatuhan wajib pajak. Mengingat jumlah wajib pajak biasanya lebih banyak

dari petugas pemeriksa yang ada, maka pemeriksaan mustahil dilakukan

terhadap semua wajib pajak. Oleh karena itu, prioritas pemeriksaan terutama

ditujukan kepada wajib pajak dengan resiko tinggi melakukan tindakan

penggelapan pajak (high risk in terms of tax evasion).

1. Pengertian Pemeriksaan Pajak

Pengertian pemeriksaan pajak sebagaimana dinyatakan dalam

Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Pasal 1 angka 24 KUP,

pemeriksaan adalah kegiatan untuk mencari, mengumpulkan mengolah

data dan atau keterangan lainnya untuk menguji kepatuhan pemenuhan

kewajiban perpajakan dan untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan

ketentuan pernndang-undangan perpajakan.

2. Tujuan Pemeriksaan Pajak

Tujuan pemeriksaan pajak ( Hananta Bwoga, Yoseph Agus BBN,

Tony Marsyahrul, Pemeriksaan Pajak di Indonesia 2005) :

a. Menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dalam rangka

memberikan kepastian hukum, keadilan dan pembinaan kepada wajib

pajak.

b. Tujuan dalam rangka mematuhi peraturan perundang-undangan

perpajakan.

Page 30: 104082002670repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12902/1/SAFINA… · SAFINATUN NAJAH 104082002670 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UIN SY ARIF HIDAYATULLAH

3. Ruang lingkup dau Jangka Waktu Pemeriksaan Pajak

Ruang lingkup pemeriksaan terdiri dari :

a. Pemeriksaan Lapangan

1 ) Pemeriksaan lapangan meliputi suatu jenis pajak atau selurnh jenis

pajak, nntuk tahnn berjalan atau tahun-tahnn sebelumnya dan atau

nntuk tujuan lain yang dilakukan ditempat wajib pajak.

2) Pemeriksaan lapangan dapat dilakukan dengan pemeriksaan

lengkap atau sederhana.

b. Pemeriksaan Kantor

1 ) Pemeriksaan kantor meliputi suatu jenis pajak tertentu baik tahun

berjalan atau tahun-tahun sebelumnya yang dilakukan di !cantor

Direktorat Jenderal Pajalc

2) Pemeriksaan !cantor hanya dapat dilakukan dengan pemeriksaan

sederhana.

3) Apabila dalam pemeriksaan tersebut ditemukan adanya indikasi

transaksi yang menemukan unsur transfer pricing, maka lingkup

pemeriksaan ditingkatkan menjadi pemeriksaan kantor.

4. Norma Pemeriksaan Pajak

a. Norma pemeriksaan yang berkaitan dengan pemeriksa pajak dalam

pelaksanaan yang berkaitan dengan pemeriksa pajak dalam

pelaksanaan pemeriksaan lapangan, sebagai berikut :

Page 31: 104082002670repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12902/1/SAFINA… · SAFINATUN NAJAH 104082002670 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UIN SY ARIF HIDAYATULLAH

1 ) Pada waktu melakukan pemeriksaan, pemeriksa pajak harus

memiliki tanda pengenal pemeriksa pajak dan dilengkapi dengan

surat perintah pemeriksaan pajak .

2) Pemeriksa pajak, wajib memberitahukan secara tertulis kepada

wajib pajak tentang akan dilakukmmya pemeriksaan.

3) Pemeriksa pajak wajib memperlihatkan kepada wajib pajak, tanda

pengenal pemeriksa pajak dan surat perintah pemeriksaan pajak.

4) Pemeriksa pajak menjelaskan kepada wajib pajak yang akan

diperiksa serta maksud dan tujuan pemeriksaan.

5) Hasil pemeriksaan dituang kedalam kertas kerja pemeriksaan

(KKP).

6) Pemeriksa pajak wajib membuat laporan pemeriksaan pajak (LPP)

berdasarkan KKP.

7) Pemeriksa pajak, wajib memberitahukan secara tertulis kepada

wajib pajak tentang hasil pemeriksaan, berupa hal-hal yang

berbeda antara surat pemberitahuan dengan hasil pemeriksaan

untuk ditanggapi oleh wajib pajak

8) Pemeriksa pajak wajib memberikan petunjuk kepada wajib pajak

mengenai penyelenggaraan pembukuan, pencatatan dan petunjuk

lainnya mengenai pemenuhan kewajiban perpajakan sehubungan

dengan pemeriksaan yang dilakukm1.

Page 32: 104082002670repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12902/1/SAFINA… · SAFINATUN NAJAH 104082002670 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UIN SY ARIF HIDAYATULLAH

9) Pemeriksa pajak wajib mengembalikan buku-buku, catatan-catatan

dan dokumen pendukung lainnya yang dipinjam dari wajib pajak

paling lama 14 (empat belas) hari sejak selesainya pemeriksaan

pajak. Pemeriksa pajak dilarang memberitahukan kepada pihal lain

yang tidak berhak, segala sesuatu yang diketahui atau

diberitahukan kepadanya oleh wajib pajak dalam rangka

pemeriksaan.

b. Norma pemeriksaan yang berkaitan dengan pemeriksaan pajak dalam

rangka pemeriksaan kantor, sebagai berikut :

1 ) Dalam rangka pemeriksaan, pemeriksa pajak dengan menggunakan

surat panggilan yang ditandatangani oleh pejabat yang berwenang,

memanggil wajib pajak untuk datang ke Direktorat Jenderal Pajak

yang ditunjuk.

2) Pemeriksa pajak menjelaskan kepada wajib pajak yang akan

diperiksa serta maksud dan tujuan pemeriksaan.

3) Hasil pemeriksaan dituang ke dalam kertas kerja pemeriksaan

(KKP).

4) Pemeriksa pajak wajib membuat laporan pemeriksaan pajak (LPP)

berdasarkan KKP.

5) Pemeriksa pajak wajib memberitahukan secara tertulis kepada

wajib pajak tentang hasil pemeriksaan, berupa hal-hal yang

berbeda antara surat pemberitahuan dengan hasil pemeriksaan

untulc ditanggapi oleh wajib pajak.

Page 33: 104082002670repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12902/1/SAFINA… · SAFINATUN NAJAH 104082002670 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UIN SY ARIF HIDAYATULLAH

6) Pemeriksa pajak wajib memberikan petunjuk kepada wajib pajak

mengenai penyelenggaraan pembukuan, pencatatan dan petunjuk

lainnya mengenai pemenuhan kewajiban perpajakan sehubungan

dengan pemeriksaan yang dilakukan.

7) Pemeriksa pajak wajib mengembalikan buku-buku, catatan-catatan

dan dokumen pendukung lainnya yang dipinjam dari wajib pajak

paling lama 14 (empat belas) hari sejak selesainya pemeriksaan

pajak.

8) Pemeriksa pajak dilarang memberitahukan kepada pihak lain yang

tidak berhak, segala sesuatu yang diketahui atau diberitahukan

kepadanya oleh wajib pajak.

c. Norma pemeriksaan yang berkaitan dengan wajib pajak, yaitu:

1 ) Dalam ha! pemeriksaan lapangan, wajib pajak berhak meminta

kepada pemeriksa pajak untuk memperlihatkan tanda pengenal

pemeriksa pajak dan surat perintah pemeriksaan.

2) Wajib pajak berhak meminta kepada pemeriksa pajak untuk

memberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan pemeriksaan.

3) Dalam ha! pemeriksaan kantor, wajib pajak wajib memenuhi

panggilan untuk dapat menghadiri pemeriksaan sesuai dengan

waktu dan tempat yang ditentukan.

4) Wajib pajak wajib memenuhi permintaan peminjaman buku-buku,

catatan-catatan, dan dokunmn-dokumen yang diperlukan untuk

kelancaran pemeriksaan se1ta memberikan keterangan dalam

Page 34: 104082002670repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12902/1/SAFINA… · SAFINATUN NAJAH 104082002670 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UIN SY ARIF HIDAYATULLAH

jangka waktu paling lama 7 (tujuh) hari sejak tanggal surat

permintaan.

5) Wajib pajak berhak meminta kepada pemeriksa pajak rincian yang

berkenaan dengan hal-hal yang berbeda dari hasil pemeriksaan

dengan surat pemberitahuan.

6) Wajib pajak atas kuasanya wajib menandatangani surat pemyataan

persetujuan apabila wajib pajak menyaetujui seluruh hasil

pemeriksaan.

7) Dalam ha! pemeriksaan lengkap, wajib pajak atau kuasanya wajib

menandatangani berita acara basil pemeriksaan tersebut tidak atau

tidak seluruhnya disetujui.

8) Dalam rangka pelaksanaan pemeriksaan, wajib pajak wajib

melaksanakan ketentuan sebagaimana diatur dalam pasal 29

undang-undang No.6 Tahun 1983 tentang Ketentuan dan Tata Cara

Umun1 Perpajakan. Sebagaimana telah diubah terakhir dengan

undang-undang No.28 Tahun 2007.

d. Norma pemeriksaan yang berkaitan dengan pelaksanaan pemeriksaan :

1 ) Pemeriksaan dapat dilakukan oleh seorang atau lebih pemeriksa

pajak.

2) Pemeriksaan dilaksanakan dikantor Direktorat Jenderal Pajak, di

kantor wajib pajak, di !cantor lainnya, di pabrik, di tempat usaha, di

tempat peke1jaan bebas, di tempat tinggal wajib pajak atau di

tempat lain yang telah ditentukan oleh Direktorat .TenrlterHl P~i~k

Page 35: 104082002670repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12902/1/SAFINA… · SAFINATUN NAJAH 104082002670 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UIN SY ARIF HIDAYATULLAH

3) Pemeriksaan dilakukan pada jam ke1ja.

4) Hasil pemeriksaan dituangkan ke dalam kertas kerja pemeriksaan.

5) Laporan pemeriksaan pajak disusun berdasarkan kertas kerja

pemeriksaan.

6) Hasil pemeriksaan lapangan yang seluruhnya disetujui wajib pajak

atau kuasanya, dibuatkan surat pernyataan tentang persetujan dan

ditandatangani oleh wajib pajak yang bersangkutan atau oleh

kuasanya.

7) Terhadap temuan sebagai hasil pemeriksaan lengkap yang tidak

seluruhnya di setujui oleh wajib pajak, dilakukan pembal!asan

akhir hasil pemeriksaan, dan dibuatkan berita acara hasil

pemeriksaan.

8) Berdasarkan laporan hasil pemeriksaan pajak, diterbitkan Surat

Ketetapan Pajak, kecuali pemeriksaan dilanjutkan dengan tindakan

penyidikan.

5. Metode dan Teknik Pemeriksaan Pajak

a. Metode Pemeriksaan

1 ) Metode Dinamis

Dengan menggunakan metode ini, pemeriksa pajak dituntut untuk

selalu mengikuti perkembangan dunia usal!a, yaitu yang berkenaan

dengan seluk beluk usaha atau bisnis yang diperiksa

Page 36: 104082002670repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12902/1/SAFINA… · SAFINATUN NAJAH 104082002670 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UIN SY ARIF HIDAYATULLAH

2) Metode sintetis

Metode yang digunakan untuk menguji angka-angka pada pos

buku besar dibandingkan dengan bukti pendukung (dokumen

dasar) yang berhubungan dengan arus uang yang tercermin dalam

buku kas atau buku bank.

3) Metode Analitis

Metode yang digunakan untuk menganalisis angka-angka dalan1

laporan keuangan, yaitu neraca dan daftar laba atau rugi untuk

beberapa periode akuntansi.

4) Metode Langsung

Melakukan pengujian atas kebenaran jumlah penghasilan yang

dilaporkan dalam Surat Pemberitabuan dengan Laporan Keuangan

serta buku-buku, catatan-catatan dan dokumen-dokumen

pendukungnya.

b. Teknik Pemeriksaan

1 ) Menilai kebenaran fonnal SPT yang disampaikan oleh wajib pajak.

2) Menilai kelengkapan SPT, terutama lampiran-J.ampirannya.

3 ) Menilai sistem pengendalian intern perusabaan.

4 ) Melakukan analisis angka-angka.

5 ) Mentrasir angka-angka dan memeriksa dokumen.

Page 37: 104082002670repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12902/1/SAFINA… · SAFINATUN NAJAH 104082002670 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UIN SY ARIF HIDAYATULLAH

6. Pelaksanaan Pemeriksaan Pajak

Dalam pelaksanaan pemeriksaan Keputusan Menteri keuangan No

545/KMK 04/2000 telah menetapkan adanya wewenang pemeriksaan

pajak baik pemeriksa lapangan maupun kantor yaitu:

a. Dalam Melakukan pemeriksaan Lapangan, Pemeriksa pajak

berwenang:

1 ) Memeriksa dan atau meminjam buku-buku, catatan-catatan,

dokumen-dokumen pendukung lainnya .

2) Meminta keterangan Iisan dan atau tertulis dari wajib pajak yang

diperiksa.

3 ) Memasuki tempat atau ruangan yang diduga menyimpan dokumen,

yang dapat memberikan petunjuk tentang keadaan usaha wajib

pajak.

4) Melakukan penyegelan tempat atau ruangan apabila wajib pajak

atau kuasanya tidak memberikan kesempatan untuk memasuki

tempat atau ruangan tersebut.

5 ) Meminta keterangan atau data yang diperlukan dari pihak ketiga

yang mempunyai hubungan dengan wajib pajak yang diperiksa.

b. Dalam melakukan pemeriksaan kantor, pemeriksa pajak berwenang :

1 ) Memeriksa atau meminjam buku-buku, catatan-catatan wajib

pajak.

2) Meminta keterangan lisan atau tertulis dari Wajib Pajak yang

diperiksa.

Page 38: 104082002670repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12902/1/SAFINA… · SAFINATUN NAJAH 104082002670 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UIN SY ARIF HIDAYATULLAH

3) Meminta keterangan atau data yang diperlukan dari pihak ketiga

yang mempunyai hubungan dengan wajib pajak yang diperiksa.

7. .Jenis- Jenis Pemeriksaan Pajak

Pada prinsipnya, pemeriksaan dapat dikategorikan dalam tujuh jenis

pemeriksaan yaitu :

a. Pemeriksaan Rutin adalah pemeriksaan yang sifatnya rutin dan

dilakukan terhadap wajib pajak yang dilakukan sehubungan dengan

pemenuhan hak dan kewajiban perpajakannya.

b. Pemeriksaan Kriteria Seleksi adalah pemeriksaan pajak terhadap SPT

tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi atau Badan terpilih w1tuk

diperiksa berdasarkan publik kriteri seleksi.

c. Pemeriksaan Khusus adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan

pemeriksaan lapangan baik melalui pemeriksaan sederhana lapangan

ataupun pemeriksaan lengkap.

d. Pemeriksaan Tahun Berjalan adalah pemeriksaan yang dapat dilakukan

tanpa perlu dikaitkan dengan pemeriksaan tahun sebelwnnya yaitu

terhadap:

1) Wajib pajak yang dalam tahun berjalan melakukan merger,

likuidasi, pemekaran. Pengambil alihan usaha, atau penilaian

kembali aktiva tetap.

2) Pemotong atau pemungut pajak yang menunjukkan :

a) Adanya pembayaran PPh pasal 21 yang berfluktuasi tinggi

selama 6 bulan berturut-turut.

Page 39: 104082002670repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12902/1/SAFINA… · SAFINATUN NAJAH 104082002670 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UIN SY ARIF HIDAYATULLAH

b) Adanya perbedaan yang signifikan antara pembayaran PPh

pasal 26 terutama atas publik dengan objek PPN jasa Luar

Negeri.

c) Pengusaha Kena Pajak yang memenuhi krite1ia untuk

pemeriksaan tahun be1jalan.

3) Wajib pajak 1mtuk tujuan Deliquency audit yaitu audit yang

dilaksanakan tmtuk mendapatkan data mengenai harta Wajib Pajak

atau penanggulangan pajak yang merupakan obyek sita

sehubtmgan dengan adanya tunggakkan pajak sesuai dengan

undang-tmdang pajak dengan surat paksa.

4) Wajib pajak tertentu berdasarkan intruksi direktur pemasaran,

penyidikan dan penagihan pajak

e. Pemeriksaan terhadap wajib pajak lokasi adalah pemeriksaan pajak

yang dilakukan ditempat wajib pajak.

f. Pemeriksaan Integrasi adalah pemeriksaan yang dapat dilaksanakan

terhadap wajib pajak yang berada dalam satu group atau menuju

hubtmgan istimewa dan wajib pajak memiliki hubungan usaha dengan

wajib pajak lain yang diperiksa.

g. Pemeriksaan bukti permulaan adalah pemeriksaan yang dilakukan

apabila ada laporan pengamatan yang mengidentifikasikan bahwa

Wajib Pajak melakukan tindak pidana dibidang perpajakan.

Page 40: 104082002670repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12902/1/SAFINA… · SAFINATUN NAJAH 104082002670 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UIN SY ARIF HIDAYATULLAH

B. Kepatuhan Pajak (Tax Compliance)

Menurut Safri Nurmantu (2003:148), kepatuhan perpajakan

didefinisikan sebagai:

"Suatu keadaan dimana wajib pajak memenuhi semua kewajiban

perpajakan dan melaksanakan hak perpajakannya". Terdapat dua macam

kepatuhan, yakni : kepatuhan fo1mal dan kepatuhan material, kepatuhan

formal adalah suatu keadaan dimana wajib pajak memenuhi kewajiban

perpajakannya secara formal sesuai dengan ketentuan dalam undang-undang

perpajakan, sedangkan wajib pajak yang memenuhi kepatuhan material adalal1

Wajib Pajak yang mengisi dengan jujur, lengkap, dan benar Surat

Pemberitahuan (SPT) sesuai dengan ketentuan dan menyampaikan ke kantor

pelayanan pajak sebelum batas waktu berakhir.

Menutut James (2003) wajib pajak dapat dikatakan patuh apabila wajib

pajak mempunyai kesediaan untuk mernenuhi kewajiban pajaknya sesuai

aturan yang berlaku tanpa perlu dilakukannya pemeriksaan, investigasi

seksanm (obtrusive Investigation), peringatan, ataupun ancaman penerapan

sanksi baik publik maupun administrasi. Dengan demikian, secara hipotesis

bila semua wajib pajak rnematuhi dan menaati terhadap aturan-aturan

perpajakan yang berlaku, maka selisih antara penerimaan pajak potensial

dengan penerirnaan pajalc actual menjacli Nol (0). Oleh karena itu dalam

konsep yang sederhana, meningkatnya tingkat kepatuhan pajak akan tercermin

pada penyempitan "Tax Gap".

Page 41: 104082002670repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12902/1/SAFINA… · SAFINATUN NAJAH 104082002670 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UIN SY ARIF HIDAYATULLAH

Kepatuhan pajak juga sering kali diasosiasikan dengan dua istilah baku

yang sudah popular dalam bidang-bidang perpajakan, yakni "tax avoidance"

dan "tax evasion". Perbedaan dari kedua istilah ini terletak pada aspek

legalitasnya. Tax Avoidance terkait dengan upaya-upaya Wajib Pajak secara

legal untuk mengurangi kewajiban pajalrnya karena adanya kelemahan publik

perpajakan, sedangkan tax evasion terkait upaya-upaya Wajib Pajak untuk

menghindari kewajiban pajaknya.

Berdasarkan beberapa studi mengenai faktor-faktor yang menentukan

tingkat kepatuhan pajak, maka secara umum terdapat dua model utama, yakni:

I. Model konvensional (Model Generasi Pertama)

Model konvensional lebih menekankan persoalan tax evasion dari sisi

Wajib Pajak (tax payers) dan faktor-faktor yang mempengaruhi

perilakunya.

2. Model Generasi kedua

Model Generasi kedua ini, persoalan kepatuhan pajalc juga ditentukan oleh

pelaku lain yaitu petugas pajak (tax Collector). Dalam model ini analisa

dilakukan pada pola kedua belah pihak (tax payer dan tax collector).

Batasan sebagai wajib pajalc patuh diatur dalam Keputusan Menteri

Keuangan No. 544/KMK.04/2000. Persyaratan sebagai wajib pajak patuh

dibedakan antara wajib pajak yang laporan keuangannya telah diaudit oleh

akuntan public dengan yang laporan keuangannya tidak diaudit.

Page 42: 104082002670repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12902/1/SAFINA… · SAFINATUN NAJAH 104082002670 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UIN SY ARIF HIDAYATULLAH

Dalam ha! wajib pajak yang laporan keuangannya tidak diaudit oleh

akuntan publik mengajukan permohonan untuk ditetapkan sebagai wajib pajak

patuh, untuk melakukan pemenuhan ketentuan:

I. Melakukan inventarisasi terhadap wajib pajak yang dalam dua tahun

takwim terakhir menyampaikan SPT Masa semua jenis pajak (PPh dan

PPN) sesuai dengan ketentuan. Untuk SPT Masa tahun kedua hanya

sampai dengan masa November.

2. Melakukan inventarisasi terhadap wajib pajak yang tidak mempunyai

tunggakan pajak untuk semua jenis pajak per tanggal 31 Desember,

kecuali telah memperoleh izin untuk mengangsur atau menunda

pembayaran pajak.

3. Melakukan inventarisasi terhadap wajib pajak yang dalam waktu sepuluh

talmn terakhir tidak dijatuhi hukuman karena melakukan tindak pidana di

bidang perpajakan.

Wajib Pajak yang telah memenuhi persyaratan sebagai wajib pajak

patuh, oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak dimasukkan dalam Daftar

Nominatif wajib pajak Patuh dan diusulkan kepada Kepala Kantor \Vilayah

Direktorat Jenderal Pajak untuk ditetapkan atas nama Direktur Jenderal Pajak

pada Januari.

Pada dasarnya wajib pajak dimasukkan dalam kategori patnh apabila

memenuhi kriteria atau persyaratan sebagai berikut (menunjukan pada kriteria

menurut keputusan mentri keuangan No 545/KMK 04/2000). Yaitu :

Page 43: 104082002670repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12902/1/SAFINA… · SAFINATUN NAJAH 104082002670 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UIN SY ARIF HIDAYATULLAH

I. Tepat waktu dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan untuk semua

jenis pajak dalam dua tahun terakhir.

2. Tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semuajenis pajak, kecuali telah

memperoleh ijin untuk mengangsur atau menunda pembayaran.

3. Tidak pemah dijatuhi hukurnan karena melakukan tindak pidana dibidang

perpajakan dalam jangka waktu sepuluh tahun terakhir.

4. Dalam 2 (dua) tahun pajak terakhir:

a. Menyelenggarakan pembukuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 28

Undang-Undang KUP, dan

b. Dalam ha! terhadap wajib pajak pernah dilakukan pemeriksaan,

koreksi pada pemeriksaan terakhir untuk masing-masinng jenis pajak

terutang paling banyak 5 %.

5. Wajib Pajak yang laporan keuangannya untuk 2 (dua) tahun terakhir

diaudit oleh akw1tan public dengan pendapat wajar tanpa pengecualian,

atau pendapat dengan pengecualian sepanjang tidak mempengaruhi

laporan rugi fiskal, laporan auditnya harus disusun dalan1 bentuk panjang

(Long Form Report) yang menyajikan rekonsiliasi laporan Iaba rugi

komersial dan fiskal.

6. Dalam ha! wajib pajak yang laporan keuangam1ya tidak diaudit oleh

auntan public, dipersyaratkan untuk memenuhi ketentuan tersebut pada

huruf d di atas.

Page 44: 104082002670repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12902/1/SAFINA… · SAFINATUN NAJAH 104082002670 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UIN SY ARIF HIDAYATULLAH

C. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran merupakan bagian dari tinjauan pustaka yang

berisikan rangkuman atas semua dasar-dasar teori yang dijadikan landasan

dalam penelitian ini, dimana dalam kerangka pemikiran ini diberikan skema

singkat mengenai alur-alur penelitian yang menggambarkan proses penelitian

yang akan dilakukan . :

Sebelum dilakukan pemeriksaan pajak

Sesudah dilakukan pemeriksaan pajak

Gambar2.l

Kerangka Pemikiran

Kepatuhan WajibPajak

Page 45: 104082002670repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12902/1/SAFINA… · SAFINATUN NAJAH 104082002670 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UIN SY ARIF HIDAYATULLAH

E. Hipotesis

Berkaitan dengan penelitian ini, penulis merumuskan hipotesis

yang berkaitan dengan pengaruh pemeriksaan terhadap kepatuhan wajib pajak

sebagai berikut:

Ho -+ Tidak terdapat perbedaan tingkat kepatuhan wajib pajak badan

dalam menyampaikan SPT Tahunan PPh Badan sebelum dan

sesudah dilakukan pemeriksaan pajak.

Terdapat perbedaan tingkat kepatuhan wajib pajak badan dalam

menyampaikan SPT Tahunan PPh Badan sebelum dan sesudah

dilakukan pemeriksaan pajak.

Page 46: 104082002670repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12902/1/SAFINA… · SAFINATUN NAJAH 104082002670 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UIN SY ARIF HIDAYATULLAH

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruaug Lingkup Penclitian

Dalam penelitian ini ingin diketahui seberapa besar perbedaab tingkat

kepatuhan wajib pajak badan sebelum dan sesudah dilakukannya pemeriksaan

pajak, sampel yang diambil yaitu wajib pajak badan yang melaporkan Surat

Pemberitahuan (SPT) Tahunan PPh Badan sebelum dan sesudah dilakukan

pemeriksaan pajak pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Tebet Jakarta

yang beralamat Jalan Tebet Raya No.9 Jakarta Selatan.

Dalam penelitian ini terdapat dua macam data yang dapat diperoleh yaitu

data primer dan sekunder. Data primer merupakan sumber data penulisan yang

diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui perantara) yang

digunakan sebagai alat pelengkap penjelasan mengenai keadaan objek peneliti,

melalui tanya jawab atau wawancara dengan petugas pajak. Sedangkan data

sekunder berasal dari data-data teoritis berupa literatur dan peraturan yang

berkaitan dengan penulisan (Indrianto, 2002 :147).

B. Metode Penentuan Sampel

Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan menggunakan metode purposive sampling dengan menggunakan

pemilihan sampel berdasarkan pertimbangan (judgment sampling) yaitu

pemilihan sampel dengan menggunakan pertimbangan didasarkan pada

kepentingan atau tujuan penelitian tertentu dan pada penelitian ini sampel

Page 47: 104082002670repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12902/1/SAFINA… · SAFINATUN NAJAH 104082002670 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UIN SY ARIF HIDAYATULLAH

yaitu hanya wajib pajak badan yang pemah dilakukan pemeriksaan oleh pihak

fikus. (Indrianto, 2002 : 131 ).

C. Metode Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan untuk penelitian ini,

menggunakan antara lain :

1. Studi Lapangan

Wawancara (Inteview), yaitu teknik pengumpulan data dengan

mengadakan tanya jawab yang dilakukan penulis kepada fiskus di Kantor

Pelayanan Pajak Tebet Jakarta yang berhubungan dengan penelitian.

2. Studi Kepustakaan

Untuk dapat memperoleh landasan dan konsep yang kuat agar dapat

memecahkan permasalahan, maka penulis melakukan tinjauan

kepustakaan dengan membaca literatur yang ada, yang berhubungan

dengan penelitian.

D. Metode Analisis Data

Metode analisis yang dilakukan dimulai dengan menyederhanakan dan

mengelompokkan data yang diperoleh agar tujuan pengujian kepatuhan ini

dapat dianalisis lebih mudah. Data yang diperoleh dikelompokan menjadi data

pengujian kepatuhan (menggunakan data berupa tanggal penyampaian SPT

Tahunan PPh badan oleh wajib pajak badan sebelum dan sesudah dilakukan

pemeriksaan pajak dengan menetapkan laiteria patuh atau tidak patuh).

Page 48: 104082002670repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12902/1/SAFINA… · SAFINATUN NAJAH 104082002670 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UIN SY ARIF HIDAYATULLAH

Metode analisis data yang dilakukan menggunakan pengujian data

statistik non parametik yaitu pengujian statistik dengan kondisi penelitian

tertentu berdasarkan infommsi dan sampel, uji hipotesis diolah dan dianalisis

dengan bantuan komputer paket program SPSS V .12 (Santoso:200 I).

Metode statistik non parametik yang akan digunalcan dalam pengujian

dua sampel berpasangan ini adalah :

1. Mc.Nemar

Metode ini digunakan untuk pengujian kepatuhan wajib pajak dan

data yang diperoleh bernpa data nominal, yakni dengan isian dua kode

saja, seperti ya atau tidak, tinggi atau rendah.

Langkah - langkah yang akan digunakan adalah :

a. Mengelompokkan variabel tingkat kepatuhan, penyampaian SPT

Tahunan PPh Badan, yaitu kriteria patuh atau tidak patuh.

b. Letakkan label frekuensi observasi dalam suatu tabel empat sisi.

c. Menetapkan probabilitas atau tingkat signifikan (a) sebesar 5%

d. Pengajuan hipotesis yaitu : Pengujian kepatuhan wajib pajak badan

dalam menyampaikan SPT Tahunan PPh Badan

e. Melakukan pengujian statistik untuk menguji hipotesis dengan melihat

angka probabilitas (level signifikan), dengan ketentuan :

Probabilitas > 0,05 Maka HA ditolak

Probabilitas < 0,05 Maka HA diterima

Page 49: 104082002670repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12902/1/SAFINA… · SAFINATUN NAJAH 104082002670 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UIN SY ARIF HIDAYATULLAH

Ho - Tidak terdapat perbedaan tingkat kepatuhan wajib pajak badan

dalam menyampaikan SPT Tahunan PPh Badan sebelum dan

sesudah dilakukan pemeriksaan pajak.

Terdapat perbedaan tingkat kepatuhan wajib pajak badan dalam

menyampaikan SPT Tahunan PPh Badan sebelum dan sesudah

dilakukan pemeriksaan pajak.

E. Opcrasional Variabel Penelitian

Operasional Variabel merupakan pendefinisian variabel yang digunakan

dalam penelitian ini. Operasional V ariabel yang digunakan adalah :

Tabel 3.1

Operasional Variable

Variabel Sub Variabel Indikator Ukuran

l .Pemeriksaan a. Sebagai pengawasan - Penelusuran Ketepatan

Pajak sistem SelfAssesment jejak waktu (hari)

b. Terdapat indikasi - Mengecek dan dalam

wajib pajak diduga menghitung penyampaian

telah melakukan angka- angka SPT Tahunan

tindakan pidana dalam SPT PPhBadan.

di bidang perpajakan - Menilai

kelengkapan SPT

c. Obyek pajak yang - Meneliti data

Page 50: 104082002670repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12902/1/SAFINA… · SAFINATUN NAJAH 104082002670 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UIN SY ARIF HIDAYATULLAH

menyatakan lebih transaksi

bayar atau kurang - Meneliti catatan

bayar atau bukti

d. Wajib pajak yang peredaran usaha

mengajukan - Mencocokkan

permohonan saldo laporan

pencabutan NPWP, keuangan dengan

PKP yang di laporan

padaSPT

- Mencocokkan

laporan keuangan

komersial sesuai

ketentuan

perpajakan. n

"-12. Kepatuhan ~~epat waktu dalam - Pembayaran Masa Ketepatan

Wajib Pajak menyampaikan SPT setiap bulan waktu (haii)

untuk semua jenis - Pembayaran SPT dalam

paj ak dalain 2 ( dua) Masa, SPT PPN penyampaian

tahun terakhir setiap bulan SPTTahunan

b. Tidak mempunyai - Menghitung pajak PPhBadan.

tunggakan pajak sendiri dengan

untuk semua jenis benar

paiak - Melaksanakan

Page 51: 104082002670repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12902/1/SAFINA… · SAFINATUN NAJAH 104082002670 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UIN SY ARIF HIDAYATULLAH

c. Tidak pemah dijatuhi pembukuan

hukuman karena dengan benar

dilakukan tindak - Melaksanakan

pidana di bidang kewajiban

perpajakan administrasi

yang diperlukan.

3. Sebelum a. Belum dilakukannya - Tidak atau belum Ketepatan

dilakukan pemeriksaan dilakukan waktu (hari)

pemeriksaan kebenaran laporan penelusuran dalam

pajak wajib pajak yang jejak wajib pajak penyampaian

dituangkan dalam oleh Fiskus SPT Tahunan

SPT beserta lampiran - Tidak atau belum PPhBadan.

b. Tidak terdapat dilakukan

indikasi wajib pajak pengecekan

di duga telah dan perhitungan

melakukan tindak angka-angka

pidana dibidang dalam SPT oleh

perpajakan Fiskus

c. Tidak adanya obyek

pajak yang - Tidak atau belum

menyatakan lebih dilakukan

atau kurang bayar. penilaian

kelengkapan SPT

Page 52: 104082002670repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12902/1/SAFINA… · SAFINATUN NAJAH 104082002670 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UIN SY ARIF HIDAYATULLAH

wajib pajak oleh

fiskus

- Tidak atau belum

dilakukan

pencocokan saldo

laporan keuangan

wajib pajak

dengan yang

dilaporkan dalam

SPT,

serta pencocokan

Japoran keuangan

komersial sesuai

dengan ketentuan

perpajakan.

4. Sesudah a. Terdapat indikasi - Sudah dilakukan Ketepatan

dilakukan wajib pajak diduga penelusuran j ej ak waktu (hari)

pemeriksaan telah melakukan wajib pajak oleh dalam

pajak tindak pidana Fiskus penyampaian

dibidang perpajakan - Sudah dilakukan SPT Tahunai1

b. Adanya obyek pajak pengecekan dan PPh Badan.

yang menyatakan perhitungan

lebih atau kuram! amdca-aiwka

Page 53: 104082002670repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12902/1/SAFINA… · SAFINATUN NAJAH 104082002670 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UIN SY ARIF HIDAYATULLAH

bayar dalam SPT oleh

c. Wajib pajak yang Fiskus

mengajukan - Sudal1 dilakukan

permohonan penilaian

pencabutan NPWP, kelengkapan

PKP SPT wajib pajak

oleh fiskus

- Sudali dilakukan

pencocokai1 saldo

laporan keuangan

wajib pajak

dengan yang

dilaporkan dalan1

SPT.

Page 54: 104082002670repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12902/1/SAFINA… · SAFINATUN NAJAH 104082002670 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UIN SY ARIF HIDAYATULLAH

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Kantor Pelayanan pajak (KPP) Pratama Jakarta

Tebet

1. Sejarah Kantor Pelayanan pajak (KPP) Pratama Jakarta Tebet

Kantor Pelayanan Pajak (KPP) adalah suatu instansi dari Direktorat

Jendral pajak (DJP) yang berada di bawah dan be1iangung jawab langsung

kepada kantor wilayah. Berdasarkan keputusan menteri keuangan

No.443/KMK.01/2001 pasal 30 menyebutkan bahwa "KPP mempunyai tugas

melaksanakan pelayanan, pengawasan administratif dan pemeriksaan

sederhana terhadap wajib pajak dibidang Pajak Penghasilan (PPh), Pajak

Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penjualan atas Barang Mewah dan pajak

tidak langsung lainnya dalam wilayah wewenangnya berdasarkan peraturan

perundang - undangan yang berlaku.

Berdasarkan pasal 31 fm1gsi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) adalah

sebagai berikut :

a. Mengumpulkan dan pengolahan data, penyajian informasi perpajakan,

pengamatan potensi perpajakan dan ekstensifikasi wajib pajak.

b. Penelitian dan penataan usaha Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan, Surat

Pemberitahuan (SPT) Masa serta berkas wajib pajak.

c. Pengawasan pembayaran masa. Pajak Penghasilan (PPh), Pajak

Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penjualan atas Barang Mewah dan pajak

Page 55: 104082002670repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12902/1/SAFINA… · SAFINATUN NAJAH 104082002670 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UIN SY ARIF HIDAYATULLAH

d. Penata usahaan piutang pajak, penerimaan, penagihan, penyelesaian,

keberatan, banding, dan penyelesaian restitusi Pajak Penghasilan (PPh),

Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penjualan atas Barang Mewah dan

pajak tidak langsung lainnya.

e. Pemeriksaan sederhana dan penerapan sanksi perpajakan.

f. Penerbitan surat ketetapan pajak.

g. Pembetulan surat ketetapan pajak.

h. Pengurangan sanksi pajak.

i. Pelaksanaan administrasi Kantor Pelayanan Pajak (KPP).

Berdasarkan surat keputusan menteri keuangan No.Kep-94/KM.01/94

tanggal 29 Maret 1994, dalan1 lingkungan Direktorat Jendral Pajak (DJP) telah

terjadi pemekaran organisasi beberapa Kantor Pelayanan Pajalc (KPP). Salah

satunya terjadi pada KPP Jakarta Selatan Satu, sehingga pecah menjadi dua

KPP yaitu : Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Jakarta Tebet, dan Kantor

Pelayanan Pajak (KPP) Jakarta Setia Budi.

Pada awal berdirinya Kanter Pelayanan Pajak Jakarta Tebet menempati

kantor di jalan Bukit Duri No. 8 kemudian karena terjadinya kebanjiran di

sebagian wilayah Jakarta selatan khususnya kecamatan Tebet menimpa kantor,

sehingga kondisi kantor menjadi tidak layak huni dan mengakibatkan kerugian

materiil yang tidak sedikit, maka pada tahun 2002 Kantor Pelayan Pajak

Jakarta Tebet berpindah kantor dijalan TB Simatupang No.32 yang merupakan

kantor bersama dengan KPP Jakarta Cilandak. Lokasi kantor baru yang cukup

Page 56: 104082002670repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12902/1/SAFINA… · SAFINATUN NAJAH 104082002670 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UIN SY ARIF HIDAYATULLAH

dan pembinaannya terhadap wajib pajak dirasa kurang optimal, maka pada

bulan Oktober 2004 Kantor Pelayanan Jakru.ia Tebet berpindah kantor lagi di

kantor bersru.na KPP Madya Jakru.ia Pusat, Karipka Jakru.·ta Dua di Jalan Tebet

Raya No.9 Jakru.ia Selatan. Dan gedtmg baru tersebut telah ditempati secara

penuh dan efektif dalru.n upaya untuk melaksanakan tugas pelayanru.1 dru.1

pembinaan perpajakan kepada masyru.·akat sehingga diharapkan Kantor

Pelayanan Pajak Jakru.ia Tebet dapat melaksanakan tugas dengan baik secara

optimal dan efektif.

Jumlah pegawai di Kantor Pelayan Pajak (KPP) Jakru.ia Tebet menurut

jenjang pendidikan.

Tabel 4.1

Jumlah Pegawai Menurut Jenjang Pendidikan

No Golongan SD SMP SMA DI/III/IV Sl/S2/S3 Jumlah

Pegawai

1 2 3 4 5 6 7 8

1 I - - - - - -

2 II - - 21 33 - 54

3 III - - 27 2 17 46

4 IV - - - - 2 2

JU ML AH - - 48 35 19 102

Page 57: 104082002670repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12902/1/SAFINA… · SAFINATUN NAJAH 104082002670 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UIN SY ARIF HIDAYATULLAH

Kantor Pelayanan Pajak Jakarta Tebet merupakan instansi vertikal

Direktorat Jendral Pajak yang berada di bawah dan bertanggung jawab

langsung kepada kepala wilayah DJP Jakarta III. Sedangkan daerah

kewenangan Kantor Pelayanan Pajak Jakmia Tebet dalmn melakukan

pengawasan kewajiban perpajakan bagi wajib pajak meliputi seluruh wilayah

kecmnatan Tebet, dengan luas daerah dan jumlah penduduk yang dirinci

perkelurahan adalah sebagai berikut :

Tabel 4.2

Luas Daerah dan Jumlah Penduduk

No Daerah Luas (Ha) Penduduk Kepala Keluarga

1 2 3 4 5

1 Menteng dalam 258 37.045 10.178

2 Tebet Barat 172 32.872 8.049

3 TebetTimur 139 26.926 6.379

4 BukitDuri 108 41.687 9.218

5 Manggarai selatan 51 28.321 6.274

6 Manggarai 95 33.700 9.308

7 KebonBaru 130 36.777 9.714

JUMLAH 953 237.328 59.120

Page 58: 104082002670repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12902/1/SAFINA… · SAFINATUN NAJAH 104082002670 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UIN SY ARIF HIDAYATULLAH

2. Struktur Organisasi

Struktur organisasi di Kantor Pelayanan Pajak Jakarta Tebet dipimpin

oleh Kepala Kantor yang membawahi beberapa bagian dan seksi. di bawah ini

adalah bagian dan seksi-seksi yang di bawahi oleh Kepala Kantor KPP Tebet

Jakarta beserta tugas dari masing-masing subbagian tersebut :

a. Subbagian Umum

Memberikan pelayanan antara lain melakukan umsan kepagawaian,

keuangan dan tata usaha mmah tangga.

b. Seksi Pengolahan Data dan informasi (PDI)

Memberikan pelayanan antara lain : melakukan unJSan pengolahan data

dan penyajian informasi, pembuatan monografi fiskal, penggalian potensi

perpajakan dan ekstensifikasi wajib pajak dan pengusaha kena pajak.

c. Seksi Pelayanan

Memberikan pelayanan antara lain : layanan terpadu (pelaporan, surat

masuk, dsb), pendaftaran wajib pajak dan pengukuhan pengusaha kena

pajak, pengajuan usu! penghapusan NPWP dan pencabutan pengukuhan

PKP. Perubahan identitas wajib pajak, perpindahan wajib pajak, dan

perpanjanganjangka waktu penyampaian SPT Tahunan PPh.

d. Seksi Ekstensifikasi

Melakukan penyuluhan pajak kelapangan langsung kepada masyarakat

untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pajak.

Page 59: 104082002670repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12902/1/SAFINA… · SAFINATUN NAJAH 104082002670 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UIN SY ARIF HIDAYATULLAH

e. Seksi penagihan

Memberikan pelayanan antara lain : angsuran atau penundaan pembayaran

pajak, pencabutan sita, pembatalan lelang.

f. Seksi Pemeriksaan

Memberikan pelayanan kepada wajib pajak yang mengajukan pemeriksaan

pajak akibat lebih bayar serta pemeriksaan pajak kerena alasan lain.

g. Seksi Pengawasan dan konsultasi I

Peninjauan kembali alas SKP dan STP, surat Keterangan Domisili (SKD).

h. Seksi Pengawasan dan konsuitasi II

Peninjauan Surat Keterangan Fiskal (SKF) dan Surat Keterangan

Kewarganegaraan.

i. Seksi Pengawasan dan konsultasi III

Peninjauan Surat Keterangan Bebas (SKB) PPh Pasal 22, Pasal 23, Pasal

4 (2) Dana Pensiun dan PPh Final.

j. Seksi Pengawasan dan konsultasi IV

Legalisasi Surat Keterangan Lokasi dan m.:mberikan jawaban secara

tertulis haI-hal yang menjadi dasar pengenaan pajaic atau perhitungan rugi,

pemotongan atau pemungutan pajak alas permintaan wajib pajaic dan

Kantor Pelayanan Pajak Lai1111ya.

k. Kelompok Jabatan FungsionaI

Melakukan atau menjaiankan proses pemeriksaan pajak kepada wajib

pajaic.

Page 60: 104082002670repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12902/1/SAFINA… · SAFINATUN NAJAH 104082002670 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UIN SY ARIF HIDAYATULLAH

B. Hasil Dan Pembahasan

a. Hasil Observasi

pata-data yang berhasil dikumpulkan sebagai bahan pendukung dalam ..

' analisis kualitatif dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Sample yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu dengan sampel populasi

terdapat sebanyak 25 wajib pajak badan yang sudah pernal1 dilakukan

pemeriksaan.

b. Data yang terseleksi menjadi objek penelitian (sampel), diambil dari data-

data pelaksanaan pemeriksaan yang dilakukan oleh pihak Kantor

Pelayanan Pajak Jakarta Tebet, data yang diperoleh dibagi menjadi 2 janis

data:

I) Penyampaian SPT Tallwmn PPh Badan yang dilakukan oleh wajib

pajak ke Kantor Pelayanan Pajal( Jakarta Tebet sebelum wajib pajak

tersebut dilakukan pemeriksaan.

2) Penyampaian SPT Tallunan PPh Badan yang dilakukan oleh wajib

pajak ke Kantor Pelayanan Pajak Jakarta Tebet sesudall wajib pajak

tersebut dilakukan pemeriksaan.

b. Pengolahan Data dan Hasil pengujian Statistik

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan yang kemudian

dilanjutkan dengan melakukan pengolahan data. Pengolahan data ini

menggooakan metode pengnjian sebagaimana disajikan berikut ini :

Pengujian Kepatuhan Wajib pajak Badan Menggunakan Metode

McNemar.

Page 61: 104082002670repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12902/1/SAFINA… · SAFINATUN NAJAH 104082002670 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UIN SY ARIF HIDAYATULLAH

Kepatuhan wajib pajak dalam menyampaikan SPT Tahunan PPh

Badan di bagi menjadi 2 yaitu Penyampaian SPT Tahunan PPh Badan

yang dilakukan oleh wajib pajak ke Kantor Pelayanan Pajak Jakarta Tebet

sebelum wajib pajak tersebut dilakukan pemeriksaan, dan Penyampaian

SPT Tahunan PPh Badan yang dilakukan oleh wajib pajak ke Kantor

Pelayanan Pajak Jakarta Tebet sesudah wajib pajak tersebut dilakukan

pemeriksaan. dikategorikan menurut kriteri_a UU Ketentuan Umum dan

Tata Cara Perpajakan No.28 Tahun 2007 Pasal 3 ayat 1 dan 3 :

a. Dikatakan patuh apabila wajib pajak menyampaikan atau melaporkan

SPT Tahunan PPh Badan secara tepat waktu yaitu paling lambat (3)

bulan setelah akhir tahun pajak.

b. Dikatakan tidak patuh apabila wajib pajak menyampaikan atau

melaporkan SPT Tahtman PPh Badan tidak tepat waktu yaitu paling

lambat (3) bulan setelah akhir tahun pajak .

Tabel 4.3

Data dan K;lasifikasi Kepatuhan Penyampaian

SPT Tahunan PPh Badan

No Wajib Sebelum Tax Klasifikasi Sesudah tax Klasifikasi Paiak Audit Audit

1 A 1 Patuh 1 Patuh 2 B 1 Patuh 0 TidakPatuh 3 c 0 TidakPatuh l Patuh 4 D 1 Patuh 0 TidakPatuh 5 E 0 TidakPatuh 1 Patuh 6 F 0 TidakPatuh 1 Patuh 7 G 1 Patuh 1 Patuh II T-l" (\ rr;A<::ilr P,,.tH'h 1 D.-.tnh

Page 62: 104082002670repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12902/1/SAFINA… · SAFINATUN NAJAH 104082002670 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UIN SY ARIF HIDAYATULLAH

10 J 1 Patuh 1 Patuh 11 K 1 Patuh 0 Tidak Patuh 12 L 1 Patuh 0 Tidak Patuh 13 M 0 TidakPatuh 1 Patuh 14 N 1 Patuh 1 Patuh 15 0 0 TidakPatuh 0 TidakPatuh 16 p 1 Patuh 1 Patuh 17 Q 1 Patuh 1 Patuh 18 R 1 Patuh I Patuh 19 s 1 Patuh 1 Patuh 20 T 0 TidakPatuh 1 Patuh 21 u 1 Patuh 1 Patuh 22 v 1 Patuh l Patuh 23 w 0 Tidak Patuh 1 Patuh 24 x 1 Patuh I Patuh 25 y 0 Tidak Patuh l Patuh

Hasil uji kepatuhan wajib pajak badan dalam menyampaikan atau

melaporkan SPT tahunan PPh badan

Crosstabs

Tabel 4.4

pengujian pelaporan SPT tahtman

sblm.audit & ssdah.audit

ssdah.audit

sblm.audit 0 1 0 1 8 1 4 12

Tabel pengujian pelaporan SPT Tahunan di atas menunjukan bahwa:

a. Ada 1 wajib pajak dengan sikap kepatuhan dari tidak patuh tetap tidak

patuh.

b. Ada 8 wajib pajak dengan sikap kepatuhan dari tidak patuh menjadi patuh

Page 63: 104082002670repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12902/1/SAFINA… · SAFINATUN NAJAH 104082002670 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UIN SY ARIF HIDAYATULLAH

c. Ada 4 wajib pajak dengan sikap kepatuhan dari patuh menjadi tidak

patuh.

d. Ada 12 wajib pajak dengan sikap kepatuhan dari patuh tetap patuh

Apabila dilihat dari kolom hasil pengujian, menunjukan adanya

kecendrungan sikap pada arah tingkat tinggi pada wajib pajak dalam

menyampaikan atau melaporkan SPT Tahunan dibandingkan dengan sikap

wajib pajak dengan sikap kepatuhan yang tetap rendah. Dengan melihat

hasil bahwa 12 wajib pajak badan atau 48 % dari seluruh sampel wajib

pajak badan yang dilakukan pemeriksaan telah memiliki sikap kepatuhan

tinggi baik sebelum dilakukannya pemeriksaan maupun sesudah dilakukan

pemeriksaan, dibandingkan tingkat kepatuhan yang menuju kepada arah

tingkat rendah yaitu 4 wajib pajak badan atau 10% dari seluruh sampel.

Selain dilakukan pengujian 4 kolom, harus dilakukan pengujian

kembali yaitu dengan dilakukannya pengujian statistik metode Mc Nemar

agar diperoleh keyakinan apakah terdapat perbedaan tingkat kepatuhan

wajib pajak badan dalam menyampaikan atau melaporkan SPT Tahunan

PPh Badan sesudah dilakukannya pemeriksaan.

Page 64: 104082002670repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12902/1/SAFINA… · SAFINATUN NAJAH 104082002670 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UIN SY ARIF HIDAYATULLAH

Tabel 4.5

Statistik uji Mc.Nemar

Test StatisticS>

sblm.audit & ssdah.audit

N 25 Exact Sig. (2-tailed) .3888

a. Binomial distribution used.

b. McNemar Test

Tabel statistik uji Mc.Nemar menunjukan sampel (N) digunakan

berjumlah 25 sampel ( wajib pajak badan ). Sedangkan kolom Exact Sig.

Atau signifikansi yang diperoleh untuk uji dua sisi adalah 0.388, ha! ini

berarti nilai probabilitas yang ditetapkan ( 0.388 > 0.05 ) maka

keputusannya adalah HA ditolak yaitu tidak terdapat perbedaan tingkat

kepatuhan wajib pajak badan dalam menyampaikan SPT Tahunan PPh

Badan sebelum dan sesudah dilakukannya tax audit.

C . Membandingkan Z Hitung dan Z Tabel

Z I-Iitung, = 1.154

(b -C) ( 8 - 4) =

Z Tabel = 1.654

Z tabel bisa dihitung pada tabel, dengan a= I 0% dan uji dua sisi (10 %

dibagi 2 menjadi 5 % ), maka luas kurva normal adalah 50% - 5% = 45 %

Page 65: 104082002670repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12902/1/SAFINA… · SAFINATUN NAJAH 104082002670 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UIN SY ARIF HIDAYATULLAH

angka Z sekitar 1.645. Oleh karena Z hitung 1.154 < 1.645 maka HA

ditolak yaitu tidak terdapat perbedaan tingkat kepatuhan wajib pajak badan

dalam menyampaikan SPT Tahunan PPh Badan sebelum dan sesudah

dilakukaimya tax audit.

- 1.645

Gambai· 4.1

Tabel Distribusi Z

Ho <liter ma

+1.154 +1.654

Hasil tes statistik menunjukan bahwa tidak terdapatnya perbedaan

tingkat kepatuhan wajib pajak badai1 dalam menyampaikan SPT Tahunan

PPh Badan sebelum dan sesudah dilakukannya tax audit..

Berdasarkai1 dari beberapa basil uji di atas yai1g menyatakan bahwa

tidak adanya perbedaan tingkat kepatuhan wajib pajak badan dalam

menyampaikan SPT Tahunan PPh Badan sehelnm chn s"srnhh

Page 66: 104082002670repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12902/1/SAFINA… · SAFINATUN NAJAH 104082002670 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UIN SY ARIF HIDAYATULLAH

dilakukannya tax audit. Hal ini perlu diperhatikan mengapa pemeriksaan

yang erat kaitannya dengan kepatuhan justru tidak memberikan perbedaan

peningkatan kepatuban yang signifikan.

Tidak meningkatnya kepatuhan wajib pajak atau masih adanya wajib

pajak yang tidak patuh walaupm1 sudall dilakukan pemeriksaan salall

satunya disebabkan karena kurangnya sosialisasi terhadap wajib pajak

sehingga sering terjadi kesalahan yang dilakukan wajib pajak dalam

menyelesaikan kewajiban perpajakan. Selain itu kurang efektifnya

pemeriksaan yang dilakukan juga menjadi faktor mengapa tidak ada

peruballan peningkatan kepatuhan sebelum dan sesudall pemeriksaan.

Fal,tor-faktor yang menyebabkan ketidak patuhan itu tentunya masih dapat

diatasi dengan meningkatkan pengetalluan kepada wajib pajak tentang

bagaimana proses penyelasaian pajak yang efektif dan efisien, serta

peningkatan sikap profesionalisme aparat pajak dalam menjalankan tugas.

Page 67: 104082002670repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12902/1/SAFINA… · SAFINATUN NAJAH 104082002670 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UIN SY ARIF HIDAYATULLAH

BABV

KESIMPULAN , IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan paparan pada bab - bab sebelumnya, maka diperoleh

kesimpulan sebagai berikut :

1. Pengaruh pemeriksaan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak badan

berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, yaitu dengan

menggunakan metode McNemar diperolah hasil, bahwa signifikansi

yang diperoleh untuk uji dua sisi adalah 0.3 88, ha! ini berarti nilai

probabilitas yang ditetapkan ( 0.388 > 0.05 ) maka keputusannya

adalah HA ditolak, yaitu tidak terdapat perbedaan tingkat kepatuhan

wajib pajak badan dalam menyampaikan SPT Tahunan PPh Badan

sebelum dan sesudah dilakukannya tax audit.

2. Selain menggunakan metode McNemar untuk lebih meyakiukan

apakah terdapat perbedaan tingkat kepatuhan wajib pajak badan dalam

memenuhi kewajiban perpajakan yaitu penyampaian SPT PPh tahunan

Badan sebelum dan sesudah tax audit, dilakukan pengujian dengan

membandingkan Z hitung dan Z tabel dengan hasil Z hitung 1.154 <

1.654 maka HA ditolak, artinya tidak terdapat perbedaan tingkat

kepatuhan wajib pajak badan dalam menyampaikan SPT Tahunan PPh

Badan sebelum dan sesudah dilakukannya tax audit.

Page 68: 104082002670repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12902/1/SAFINA… · SAFINATUN NAJAH 104082002670 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UIN SY ARIF HIDAYATULLAH

B. Implikasi

Berdasarkan hasil kesimpulan yaitu tidak terdapat perbedaan tingkat

kepatuhan wajib pajak badan dalan1 memenuhi kewajiban perpajakaooya

sebelum dan sesudall dilakukaooya tax audit. Hal ini dapat dilihat dari

tidak adanya perubahan yang signifikan dalam penyampaian atau

pelaporan SPT Tallunan PPh Badan sebelum dan sesudal1 dilakukaooya

pemeriksaan pajak. Hal ini terjadi disebabkan kurangnya sosialisasi

terhadap wajib pajak yang mengakibatnya minimnya pengetalluan wajib

pajak akan tatacara pelaksanaan pajak sehingga sering terjadi kesalallan

yang dilakukan wajib pajak dalam menyelesaikan kewajiban perpajakan,

selain itu kurangnya sikap profesionalisme para aparat pajak merupakan

salall satu faktor yang menyebabkan tidak adanya peruballan yang

signifikan terhadap wajib pajak yang telall dilakukan pemeriksaan.

Berdasarkan ha! tersebut, maka wajib pajak badan yang telall

dilakukan pemeriksaan ini tergolong waj1b pajak yang tidak patuh pajak.

Hal ini berakibat penerimaan di KPP tersebut tidak sesuai dengan pajalc

potensial yang seharusnya.

Page 69: 104082002670repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12902/1/SAFINA… · SAFINATUN NAJAH 104082002670 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UIN SY ARIF HIDAYATULLAH

C. Saran - Saran

Berdasarkan implikasi di atas, maka saran - saran yang dapat diberikan

adalah sebagai berikut :

1. Penyuluhan dan sosialisasi mengenai pajak hendaknya terus

dikembangkan sehingga diharapkan dapat meningkatkan pemahaman

wajib pajak mengenai perpajakan dan dapat membantu kelancaran

kegiatan yang berkaitan dengan perpajakan terutama dengan

pemeriksaan.

2. Perlu ditumbuhkan kesadaran yang tinggi dari wajib pajak dengan

penegakan hukum yang jelas terhadap wajib pajak yang melanggar

ketentuan perpajakan, karena dengan pemeriksaan saja belmn cukup

membentuk wajib pajak patuh pada peraturan perpajakan yang berlaku.

3. Peningkatan sikap profesionalisme dari para fiskus dalam melakukan

pemeriksaan pajak untuk meningkatkan efektivitas penyelenggaraan

perpajakan yang dilakukan oleh wajib pajak.

Page 70: 104082002670repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12902/1/SAFINA… · SAFINATUN NAJAH 104082002670 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UIN SY ARIF HIDAYATULLAH

DAFTARPUSTAKA

Bwoga, Hananta, Agus BBN, Yoseph, Marsyahul Tony. 2005. "Pemeriksaan

pqjak di Indonesia edisi ke dua," Jakaiia : PT. Grasindo.

Djoned, Gunadi M. 2002. "Ketentuan Formal Perpajakan Dalam Pemeriksaan

Pajak", Volume 1. Jurnal Perpajkan Indonesia.

Gunadi. 2005. "Fungsi Pemeriksaan Terhadap Peningkatan Terhadap Kepatuhan

Pajak", Volume empat. Jurnal Perpajakan Indonesia.

Hainid, Abdul. Prof., Dr., MS., 2007. "Panduan Penulisan Skripsi", FEIS UIN

Syarif Hidayatullah. Jakarta.

Ilyas, Wirawan B, Burton, Richard. 2000. "Hukum Pajak'', Jakaiia.

Juwita, Tri. 2007 " Analisis Pengaruh Sebelum dan Sesudah Program e-Filling

Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Menyampaikan SPT Masa PPN".

Jakarta: FEIS UIN SyarifHidayatullah.

Resmi, Siti. 2005. "Perpajakan Teori dan kasus edisi ke dua", Jakarta : Salemba

Em pat.

Santoso, Singgih. 2001. "SPSS Versi 12 Mengolah Data Statistik Secara

Profesional ", Jakarta : PT Alek Media Komputindo.

Suandy, Erly. 2006. "Perpajakan", Jakarta: Salemba Empat.

Page 71: 104082002670repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12902/1/SAFINA… · SAFINATUN NAJAH 104082002670 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UIN SY ARIF HIDAYATULLAH

Rahmayanti. 2006 " Analisis Pengaruh Pemeriksaan Pajak Terhadap Kepatuhan

dan Penerimaan Pajak (Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pqjak Kramat

Jati)", Jakarta: FEIS UIN SyarifHidayatullah.

Risdiana, Nina. 2004 "Analisis Pengaruh Pemeriksaan Pqjak Terhadap

Kepetuhan Wqjib Pajak Untuk Memenuhi Kewajiban Perpajakan" . Jakarta:

FEIS UIN Syarif Hidayatullah.

Sugiyono, Prof, Dr. 2005 "Metoda Penelitian Bisnis ", Alfabeta, Bandung.

Waluyo, Burton,Richard. 1997. "Ketentuan Undang - Undang baru dibidang

perpajakan" Jakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Page 72: 104082002670repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12902/1/SAFINA… · SAFINATUN NAJAH 104082002670 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UIN SY ARIF HIDAYATULLAH

LAMPIRAN I

Batas waktu pembayaran dan pelaporan SPT

!Nol Jenis SPT I Batas Waktu ~ Waktu )--·-···-········----··--···-·--- ·-·-··--··--- _____ _!'~l!lbaya!:l!..~--- ·---~~!:l.P.?!a~---· · Mas a -1. IPPh Pasaf2 J/26 --1-gl-. -1 o--:--bu_,1-an-berikut ~!~k~~ bulan

! 2· /.PPh Pasal 23/26 ]Tgl. l 0 bulan berikut I gl. 20 bulan I berikut

iff>11 Pasa1 25 ygi~Js"biiim1be~ikiii~!!i~u~biiia~ \

•. :--4.-.IPPhPasal 22, PPN .& PPn Jl .harl setelah ]7 hari setelah --1 ~-~Mole~ Bea Cuka1 1d1pungut. .\Eembayaran __ '5. JPPh P~sal 22-Bendaharawan Padahan yang sama (Tgl: l~ bulan ! ~emenntah saa.t penyerahan jbenkuJt I I barang ! 6. jPPh Pasal 22 - Pertamina · S~belum Delivery .. I ----. JOrder dibayar I 7 · IPPh PasaT22 - Pemungut - Tgl. Io bulan berikntjTgl. 20 bula;-·-----1 ~ertentu 11Jerikut [s:JP'Pii-PasaC4ayai(2r···------·rf!iITo"b;:;1;;nJ;~rikiitlfgi~-:fo'biiim1. . . i I ~enkut 19· jPPN dan PPn BM - PKP jTg!. 15 bulan berikut ;-jT-gl-: -20_b_u_lan----1 i I ~er1kut

11o:r~~d:~=~~M ~--~~----f gCT1 i;;:;1an ~~~ikj!~:~~~T;;---- 1 dPN & PPn BM - Pemungut f[gl. 15 bulan berikut ]Tgl. 20 bulan !'"~on Bendaharawan I Jberikut ;---~~ ~~~~~~---;

Tahunau

i I setelah berakhimya etiga setelah j. I. PPh - Badan, OP, PPh Pasal Egl. 25 bulan ketiga gl. 31 bulan

r tahun atau bagian berakhimya I I hun pajak ~ahun at~u bagian

: 1te1Jadmya perolehan , I

1 ~ak atas tanah dan J J

1 ibangunan I

Page 73: 104082002670repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12902/1/SAFINA… · SAFINATUN NAJAH 104082002670 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UIN SY ARIF HIDAYATULLAH

LAMPIRAN2

Data dan Klasi:fikasi Kepatuhan Penyampaian

SPT Tahunan PPh Badan

No Wajib Sebelum Tax Klasifikasi Sesudah tax Klasifikasi Paiak Audit Audit

I A I Patuh I Patuh 2 B I Patuh 0 TidakPatuh 3 c 0 TidakPatuh I Patuh 4 D I Patuh 0 Tidak Patuh 5 E 0 Tidak Patuh I Patuh 6 F 0 TidakPatuh I Patuh 7 G I Patuh I Patuh 8 H 0 Tidak Patuh I Patuh 9 I I Patuh I Patuh IO J I Patuh I Patuh 11 K I Patuh 0 TidakPatuh 12 L I Patuh 0 TidakPatuh 13 M 0 TidakPatuh I Patuh 14 N I Patuh I Patuh 15 0 0 TidakPatuh 0 TidakPatuh 16 p I Patuh 1 Patuh 17 Q 1 Patuh I Patuh 18 R 1 Patuh 1 Patuh 19 s 1 Patuh 1 Patuh 20 T 0 Tidak Patuh 1 Patuh 21 u 1 Patuh I Patuh 22 v I Patuh I Patuh 23 w 0 TidakPatuh I Patuh 24 x I Patuh 1 Patuh 25 y 0 Tidak Patuh I Patuh

Page 74: 104082002670repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12902/1/SAFINA… · SAFINATUN NAJAH 104082002670 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UIN SY ARIF HIDAYATULLAH

LAMPIRAN3

Pengujian pelaporan SPT tahunan

sblm.audit & ssdah.audit

ssdah.audit

sblm.aud 0 1 0 1 8 1 4 12

Statistik uji Mc.Nemar

Test Statistic$J

sblm.audit & ssdah.audit

N 25 Exact Sig. (2-tailed) .3888

a. Binomial distribution used ..

b. McNemar Test

Page 75: 104082002670repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12902/1/SAFINA… · SAFINATUN NAJAH 104082002670 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UIN SY ARIF HIDAYATULLAH

LAMPIRAN 4

Tabel Distribusi Z

Hod' ol Ho <liter ma Ho itolak ____,/

- 1.645 +l.154 +l.654

Page 76: 104082002670repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12902/1/SAFINA… · SAFINATUN NAJAH 104082002670 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UIN SY ARIF HIDAYATULLAH

JI. Tebet Raya No. 9 Jakarta Selatan 12842

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

KANTOR WILAYAH DJP JAKARTA SELATAN KANTOR PELA YANAN PAJAK JAV.ARTA TEBET

SURAT KETERANGAN KET- t.4& /WPJ.04/KP.0301/2008

Telepon: (021} 8296869 Fakslmil: (021) 8296901

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama

NIP Pangkat/Gol

Jabatan

Cipta ldaman Aritonang

060058259 Pembina (IV-a)

Kepala Sub Bagian Umum Kantor Pelayanan Pajak Prate.ma Jakarta Tebet

Dengan ini menerangkan bahwa :

Nama Safinatun Najah

Asal Sekolah : Fakultas Ekonomi dan llmu Sosial Universitas Islam Negeri ( UIN )

Syarif Hidayatullah Jakarta

Program Studi : Akuntansi

NIM /NIRM : 104082002670

Telah melakukan Riset dalam rangka menyusun tugas akhir ( skripsi } di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Tebet pada bulan Maret 2008.

Demikian surat keterangan ini kami buat dengan sebenarnya dan untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

_, ._,;:o·-•-=:::->·Jakarta Maret 2008 . . ~.-· . --~ /t:..""r, ··.",. ,

/ >-------.:~-Kepala Sub Bagian Umum,

( :<:.:~:;.~;~-;-~-):~ \ _ \ ,_ ·~::__ .... --CJbfhJdaman Aritonang

·: ·, : ::::- /NIP,060058259 '·. • • I·~ •. ., __ ..- -;/'

·~~: '· .,, .. ,;/ "'vMM-'""~M·:..·· .......