10. bab v (fix)

100
BAB V ANALISIS PERANCANGAN KAWASAN 5.1 Analisis Aktivitas dan Kebutuhan Ruang Sebagian besar penggunaan lahan di wilayah studio perancangan kota tepatnya di Kelurahan Sidogemah Kecamatan Sayung yaitu pertambakan. Tambak tersebut terdapat di wilayah pesisir Kabupaten Demak, dimana penduduk setempat memanfaatkan semberdaya tersebut sebagai mata pencaharian sehari hari. Permukiman masyarakat terletak tidak jauh dari hamparan tambak dan hutan bakau. Masalah rob bukan lagi menjadi suatu hal yang asing, namun hampir setiap hari terjadi bencana rob di sekitar tempat tinggal warga. Berdasarkan potensi tambak yang terdapat di Kelurahan Sidogemah, maka akan diterapkan suatu konsep Maritime Green Industrial Estate, yang mana di wilayah studi akan dikembangkan menjadi kawasan industri pengolahan tambak yang ramah lingkungan. Berdasarkan konsep mikro tersebut dapat didetailkan beberapa bentuk penerapan konsep seperti adaptive housing yang ditandai dengan bangunan perumahan yang lebih ditinggikan karena untuk mencegah ancaman bencana rob. Selain itu juga ada sistem TOD yang menggunakan angkutan umum di zona perumahan maupun industri. Rute angkutan umum tersebut didukung oleh halte yang tersebar dalam kawasan industri. Sesuai dengaan konsep tersebut, maka wilayah studi ini dibangun menjadi pembudidayaan, proses pengolahan, dan pemasaran/distribusi. Tabel V.1 Karakteristik Aktivitas 104

Upload: ajengmsr

Post on 14-Apr-2016

233 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

analisis studio rancang kawasan industri

TRANSCRIPT

Page 1: 10. BAB V (fix)

BAB VANALISIS PERANCANGAN KAWASAN

5.1 Analisis Aktivitas dan Kebutuhan RuangSebagian besar penggunaan lahan di wilayah studio perancangan kota tepatnya di

Kelurahan Sidogemah Kecamatan Sayung yaitu pertambakan. Tambak tersebut terdapat di wilayah

pesisir Kabupaten Demak, dimana penduduk setempat memanfaatkan semberdaya tersebut

sebagai mata pencaharian sehari hari. Permukiman masyarakat terletak tidak jauh dari hamparan

tambak dan hutan bakau. Masalah rob bukan lagi menjadi suatu hal yang asing, namun hampir

setiap hari terjadi bencana rob di sekitar tempat tinggal warga.

Berdasarkan potensi tambak yang terdapat di Kelurahan Sidogemah, maka akan diterapkan

suatu konsep Maritime Green Industrial Estate, yang mana di wilayah studi akan dikembangkan

menjadi kawasan industri pengolahan tambak yang ramah lingkungan. Berdasarkan konsep mikro

tersebut dapat didetailkan beberapa bentuk penerapan konsep seperti adaptive housing yang

ditandai dengan bangunan perumahan yang lebih ditinggikan karena untuk mencegah ancaman

bencana rob. Selain itu juga ada sistem TOD yang menggunakan angkutan umum di zona

perumahan maupun industri. Rute angkutan umum tersebut didukung oleh halte yang tersebar

dalam kawasan industri. Sesuai dengaan konsep tersebut, maka wilayah studi ini dibangun menjadi

pembudidayaan, proses pengolahan, dan pemasaran/distribusi.

Tabel V.1Karakteristik Aktivitas

No. Fungsi Aktifitas Kelompok Aktivitas Jenis Aktifitas Karakteristik Ruang Jenis Ruang1. Utama Industri Pencucian bahan

bakuDekat dengan sumber air dan tambak

Pencucian hasil tambak

Tempat produksi Dekat dengan lokasi bahan baku

Gedung produksi pengalengan ikanGedung produksi bandenga prestoGedung produksi fillet dan pembekuanGedung produksi baksoPergudanganIPAL

Tempat Pemasaran Mudah diakses, ramai,terletak di pusat lingkungan

Gedung Pemasaran

2. Penunjang Perumahan Bermukim Tenang, dekat dekan fasilitas dan mudah diijangkau

Rumah Tunggal (Besar)Rumah Kopel (Sedang)Rumah Deret (Kecil)

Perdagangan Kegiatan Jual-beli barang dan jasa

Mudah diakses, ramai,terletak di pusat lingkungan

PertokoanWarung

Pendidikan Belajar Dekat dengan pemukiman, tenang, dekat dengan taman dan

TKSDGedung Taman

104

Page 2: 10. BAB V (fix)

No. Fungsi Aktifitas Kelompok Aktivitas Jenis Aktifitas Karakteristik Ruang Jenis Ruangfasilitas olahraga Bacaan

Kesehatan Pelayanan kesehatan

Tenang, mudah diakses oleh warga

Balai Pengobatan WargaPosyandu

Peribadatan Beridadah Publik, tenang, dekat dengan pemukiman

Masjid wargaMushola

Rekreasi Hiburan Di pusat lingkungan, ramai

Taman bermainLapangan basketLapangan BolaLapangan BulutangkisGymTaman LingkunganPlasa

Sarana Budidaya Tempat budidaya tambak

Dekat dengan laut Tambak

Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu

Pembuangan sampah

Jauh dari permukiman Bak sampahGerobak Sampah

3 Pelayanan Pemerintah dan Pelayanan Umum

Pelayanan Private, Tenang, dan Strategis

Kantor KelurahanGardu ListrikPos Keamanan

Parkir kendaraan masyarakat

Parkir barangPemadam KebakaranGedung pertemuanHalte

Sumber: Analisis Kelompok, 2014.

A. Fungsi Utama

Sebagai kawasan industri, maka fungsi utama yang akan dikembangkan adalah fungsi

perindustrian. Industri yang akan dikembangkan adalah industri pengolahan hasil perikanan.

a. Kawasan budidaya/tambak

Tambak yang terdapat di wilayah studi akan dibagi menjadi beberapa kavling atau petakan

tambak. Hal ini ditujukan agar dapat mengklasifikasikan/membedakan jenis budidaya antar

tambak tersebut. Jenis budidaya tambak tersebut terdiri dari budidaya bandeng, udang, ikan

kakap, dan kepiting.

b. Pergudangan

Gudang difungsikan sebagai tempat penyimpanan barang hasi produksi. Barang barang

tersebut sebelumnya ditampung sebelum didistribusikan.

c. Area parkir

105

Page 3: 10. BAB V (fix)

Dalam menunjang lokasi rancang yang merupakan kawasan industri, tentu membutuhkan

suatu tempat parkir yang terdiri dari parkir kendaraan masyarakat dan parkir barang. Parkir

barang difungsikan untuk mengangkut bahan baku dari hasil tambak dan untuk

mendistribusikan hasil produksi. Tujuannya agar kendaraan tidak parkir di sembarangan

tempat. Tempat parkir tersebut akan dirancang sesuai dengan lokasi yang strategis dengan

memperhatikan kegiatan di sekitar, terutama dekat dengan jalur distribusi.

d. Kawasan produksi

Berupa tempat pengolahan tambak yang akan diproduksi menjadi bahan hasil olahan

seperti pengalengan, bakso, fillet, dan bandeng presto. Dikawasan ini terdapat mesin

produksi dan tempat pengolahan lainnya yang dilakukan oleh tenaga kerja.

e. Tempat distribusi

Hasil olahan tambak akan di tampung di tempat distribusi, dan setelah itu akan siap

dipasarkan. Proses pemasarannya sendiri terdapat beberapa karyawan yang akan

menyalurkan baik dalam ruang lingkup lokal maupun keluar wilayah.

B. Fungsi Penunjanga. Hunian

Aktivitas ini memerlukan sebuah ruang yang jauh dari kebisingan, bebas dari bau, dan

getaran. Dengan lokasi yang berada pada kawasan pantura maka letak dan lokasi

perumahan tidak persis di sebelah jalan pantura. Keuntungan keberadaannya di kawasan

pantura adalah lokasi tersebut mempunyai aksesibilitas yang baik. Berdasarkan Surat

Keputusan Menteri Dalam Negeri, Menteri Pekerjaan Umum, dan Menteri Negara

Perumahan Rakyat tentang pedoman pembangunan perumahan dan permukiman dengan

lingkungan huninan yang berimbang, konsep pemukiman yang diterapkan adalah konsep

hunian berimbang yaitu perbandingan antara jumlah rumah mewah, rumah menengah,

rumah kecil 1 : 2 : 3.

b. Perdagangan dan Jasa

Kegiatan perdagangan dan jasa merupakan aktivitas masyarakat dalam melakukan

transaksi jual beli untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kawasan yang memiliki tingkat

interaksi tertinggi masyarakat dimana banyak diantara mereka yang melakukan transaksi

jual-beli dalam rangka memenuhi kebutuhannya. Sarana perdagangan dan jasa yang akan

disediakan terbagi ke dalam dua jenis, yaitu toko/warung dan pertokoan.

106

Page 4: 10. BAB V (fix)

c. Pendidikan

Kegiatan pendidikan adalah salah satu fungsi penunjang yang ada pada lokasi tapak.

Sarana pendidikan yang akan disdiakan adalah Taman Kanak-kanak sejumlah dua unit,

Sekolah Dasar satu unit, dan penyediaan taman bacaan. Kelengkapan sarana pendidikan di

lokasi permukiman disesuaikan dengan jumlah penduduk yang ada, sehingga penyediaan

sarana pendidikan mutlak diperlukan, hal ini sesuai dengan SNI Perumahan dan

Pemukiman.

d. Peribadatan

Kegiatan peribadatan merupakan aktivitas manusia berhubungan dengan Tuhannya.

Diperlukan ruang nyaman dan tenang untuk aktivitas beribadah. Masyarakat membutuhkan

tempat untuk melakukan ibadah sesuai dengan agamanya sebagai sarana pemenuhan

kebutuhan rohani masyarakat di lokasi permukiman. Fasilitas peribadatan yang akan

dikembangkan terdiri dari dua jenis, yaitu musholla dan masjid warga. Sesuai dengan

standar SNI, jika jumlah penduduk minimal 250 perlu sarana peribadatan berupa musholla,

sedangkan jumlah penduduk minimal 2500 perlu sarana peribadatan berupa masjid warga,

karena jumlah penduduk di wilayah perencanaan berjumlah 4100 maka perlu dibangun

musholla dan masjid masing-masing 15 dan 3 unit.

e. Kesehatan

Sarana kesehatan berfungsi memberikan pelayanan kesehatan kesehatan kepada

masyarakat, memiliki peran yang sangat strategis dalam mempercepat peningkatan derajat

kesehatan masyarakat sekaligus untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk. Dasar

penyediaan sarana ini adalah didasarkan jumlah penduduk yang dilayani oleh sarana

tersebut. Fasilitas kesehatan yang akan disediakan pada lokasi permukiman terdiri dari dua

jenis, yaitu balai pengobatan warga dan posyandu. Ini disesuaikan dengan SNI 0317332004

tentang tata cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan dengan jumlah

penduduk minimal 1250 maka perlu sarana kesehatan berupa posyandu dan minimal warga

minimal 2500 perlu dibangun balai pengobatan karena jumlah penduduk di wilayah tapak

berjumlah 4100, maka diperlukan 3 posyandu dan 2 balai pengobatan.

f. Rekreasi

Sarana rekreasi merupakan salah satu kebutuhan warga dalam suatu kawasan pemukiman

untuk memenuhi kebutuhan jasmani, disamping untuk melakukan kegiatan refreshing,

mereka juga bisa berinteraksi dengan sesama penghuni kawasan sehingga penghuni

kawasaan dapat merasakan adanya hubungan yang erat antar warga. Sarana rekreasi yang

disediakan adalah 1 taman besar/ taman lingkungan dan 15 taman kecil yang tersebar

merata di kawasan.

107

Page 5: 10. BAB V (fix)

C. Fungsi Pelayanana. Pemerintahan dan Pelayanan Umum

Untuk melayani kebutuhan aktivitas administrasi/kepemerintahan setempat ataupun warga,

disediakan 1 balai pertemuan. Untuk mengembangkan fasilitas keamanan yang dapat

memberikan suatu perasaan aman bagi penghuni lokasi permukiman, diperlukan

penyediaan ruang bagi aktivitas pelayanan keamanan. Fasilitas keamanan yang akan

dikembangkan adalah pos keamanan pada masing-masing kelompok perumahan yang

akan dibangun. Fasilitas pelayanan lainnya adalah gardu listrik yang diperlukan untuk

melayani seluruh masyarakat penghuni pemukiman tersebut. Gardu listrik ini dialokasikan di

setiap kelompok pemukiman.

b. Pengelolaan Sampah Ramah Lingkungan

Pengelolaan sampah bagi suatu pemukiman merupakan hal yang vital yang harus

direncanakan dengan baik. Masalah mengenai produksi sampah yang besar dengan tidak

diimbangi dengan pengelolaan yang baik dapat menjadi ancaman bagi kesehatan

masyarakat dan kelestarian lingkungan. Karena konsep yang akan dekembangkan salah

satunya adalah green infrastructure dan pengelolaan samaph dengan prinsip 3R (Reuse,

Reduce, Recycle) pengelolaan sampah menjadi sangat penting untuk mewujudkan keasrian

dan kesehatan lingkungan.

Sistem pengelolaan sampah yang akan dikembangkan adalah sistem pengelolaan sampah

dengan memisahkan jenis sampah organik dan an-organik pada setiap sampah rumah

tangga yang dikeluarkan. Sampah yang dihasilkan ini akan diangkut dengan gerobak-

gerobak sampah besar ke tempat pembuangan sementara yang akan disediakan. Sampah-

sampah yang telah terpilah dan terkumpul pada TPS ini kemudian akan diolah. Sampah

organik (sisa makanan, sayuran, dll) akan diolah menjadi kompos dan sampah an-organik

akan dijual setelah diseleksi lebih lanjut. Pengolahan ini dapat dilakukan sendiri oleh

masyarakat. Sisanya, yaitu jenis sampah anorganik diangkut ke TPA Jatibarang, Kota

Semarang.

Untuk pegelolaan sampah di pemukiman Kelurahan Kalipancur ini, bersifat kekeluargaan.

Artinya, pengelolaan sampah ini adalah untuk kepentingan bersama sehingga

pengelolaannya merupakan tanggung jawab bersama. Wujud organisasiannya adalah

dengan melakukan iuran satu bulan sekali stiap rumah tangga untuk pengangkutan sampah

yang dilakukan petugas sampah dan daur ulang. Berikut adalah ringkasan gambaran

karakteristik aktivitas dan pengguna.

5.1.1 Karakteristik Pengguna

108

Page 6: 10. BAB V (fix)

A. Carrying CapacityCarrying capacity adalah daya dukung/jumlah maksimal individu yang dapat

didukung atau dilayani oleh sumberdaya yang ada dalam suatu ekosistem atau dengan kata

lain carrying capacity dapat dikatakan juga sebagai kemampuan lingkungan (ekosistem)

dalam mendukung kehidupan seluruh makhluk hidup yang ada didalamnya secara

berkelanjutan (Thomas R. Malthus). Dalam merencanakan sebuah permukiman, kebutuhan

ruang disesuaikan dengan jumlah carrying capacity yang ada. Berikut adalah diagram alir

perolehan carrying capacity.

Sumber: Analisis Kelompok, 2014.Gambar 5.1

Alur Perhitungan Carrying Capacity

Dari perhitungan carrying capacity diatas, diperoleh jumlah kapasitas maksimal

rencana tapak adalah 42.875 jiwa. Akan tetapi jumlah maksimal tersebut tidak akan

digunakan sepenuhnya. Jumlah penduduk yang direncanakan di kawasan industri

Sidogemah adalah 4.100 penduduk yang disesuaikan dengan jumlah tenaga kerja yang

akan ditampung. Alasan dalam penentuan jumlah penduduk tersebut karena kawasan

industri yang sebagian besar terdiri dari budidaya tambak, sehingga penggunaan lahan

untuk permukiman sekitar 30% dari total kawasan industri. Berdasarkan pertimbangan

tersebut dapat disimpulkan bahwa jumlah penduduk yang digunakan hanya 4100 atas dasar

penduduk yang ditampung hanya terbatas.

Tabel V.2Karakteristik Pengguna

No.

Fungsi Aktifitas

Kelompok Aktivitas Jenis Aktifitas Jenis Ruang Pengguna Jumlah

Pengguna (Jiwa)1. Utama Industri Pencucian bahan

bakuPencucian hasil tambak

Buruh industri atau pekerja yang bekerja di industri

900

Tempat produksi Gedung produksi pengalengan ikanGedung produksi bandeng prestoGedung produksi fillet

Buruh industri atau pekerja yang bekerja di industri

900

109

Luas Tapak 105 Ha

Terbangun 70% dari luas tapak = 73,5 Ha

Total lahan terbangun= 51,45 Ha= 514500 m2

Dari Total Lahan terbangun dengan kebutuhan ruang per jiwa adalah 12 m2, maka didapat Carrying capacity

sebanyak 42875 jiwa

Digunakan untuk sirkulasi 30% =

22,05 Ha

Non Terbangun (RTH) 30% dari luas tapak =

31,5 Ha

Page 7: 10. BAB V (fix)

No.

Fungsi Aktifitas

Kelompok Aktivitas Jenis Aktifitas Jenis Ruang Pengguna Jumlah

Pengguna (Jiwa)dan pembekuanGedung produksi baksoPergudangan

Tempat Pemasaran Gedung Pemasaran Buruh industri atau pekerja yang bekerja di industri

900

2. Penunjang Perumahan Bermukim Rumah Tunggal (Besar)

Penduduk dengan penghasilan menengah ke atas

80

Rumah tunggal (Sedang)

Penduduk dengan penghasilan menengah

513

Rumah tunggal (Kecil) Penduduk dengan penghasilan menengah ke bawah

3508

Perdagangan Kegiatan Jual-beli barang dan jasa

Pertokoan Semua penduduk 4100Warung Semua penduduk 4100

Pendidikan Belajar TK Penduduk usia sekolah (usia 6-18 tahun)

4100

SD Penduduk usia sekolah (usia 6-18 tahun)

4100

Gedung Taman Bacaan

Penduduk usia sekolah (usia 6-18 tahun)

4100

Kesehatan Pelayanan kesehatan

Balai Pengobatan Warga

Semua penduduk 4100

Posyandu Semua penduduk 4100Peribadatan Beridadah Masjid warga Semua penduduk 4100

Mushola Semua penduduk 4100

Rekreasi Hiburan Taman bermainLapangan basketLapangan BolaLapangan BulutangkisGymTaman Lingkungan

Semua penduduk 4100

Sarana Budidaya

Tempat budidaya tambak

Tambak Pengusaha tambak

Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu

Pembuangan sampah

Bak sampah Semua penduduk 4100

3 Pelayanan Pemerintah dan Pelayanan Umum

Pelayanan Balai Pertemuan Warga dan Kantor Kelurahan

Semua penduduk 4100

Gardu Listrik Semua penduduk 4100Pos Keamanan Semua penduduk 4100Tempat Parkir Semua penduduk 4100

Sumber: Analisis Kelompok, 2014.

5.1.2 Analisis Kebutuhan RuangLuas wilayah perencanaan perancangan kawasan industri adalah 110 hektar. Jumlah

penduduk yang akan ditampung adalah 4100 jiwa. Dengan pembagian rasio jenis antara Rumah

Besar : Rumah Sedang : Rumah Kecil, masing-masing adalah 20 : 128: 877 dengan dengan luas

110

Page 8: 10. BAB V (fix)

masing-masing 80 : 120: 200. Dengan jumlah penduduk berdasarkan perhitungan carrying capacity

maksimal adalah 44917 jiwa akan tetapi disesuaikan dengan jumlah rumah yang akan dibangun,

maka diperoleh carrying capacity berjumlah 4100 penduduk, sehingga didapat kebutuhan ruang

sebagai berikut. Perbandingan antara kawasan terbangun dengan kawasan non terbangun adalah

70%:30%.

Keterangan awal:

Luas total wilayah perencanaan tapak = 110 ha

Perbandingan luas terbangun : luas nonterbangun = 70% : 30%

Maka diperoleh:

Luas terbangun = 70% x 110 ha = 77 ha – 30% untuk sirkulasi, maka luas ruang yang

bisa dibangun = 53,9 ha = 539000 m2

Luas lahan non terbangun = 30% dari wilayah = 33 ha

111

Page 9: 10. BAB V (fix)

Tabel V.3Kebutuhan Ruang

Kelompok Aktivitas Jenis Aktivitas Jenis Ruang Pengguna Standar Sumber Jumlah

PenggunaJumlah (Unit)

Luas kavling per unit

(m2)

Luas Total (m2)

Keterangan

Aktivitas Utama

Industri

Pencucian bahan baku Pencucian hasil tambak Buruh Industri 1000 jiwa/1000 m2 PT Japfacomfeed 900 8 1000 8000 Rencana

Tempat Produksi

Gedung Produksi pengalengan ikan Buruh Industri 500jiwa/2500m2 PT Japfacomfeed 900 2 5000 10000 Rencana

Gedung produksi bandeng presto Buruh Industri 500jiwa/5000m2 PT Japfacomfeed 900 2 5000 10000 Rencana

Gedung produksi fillet dan pembekuan Buruh Industri 500jiwa/5000m2 PT Japfacomfeed 900 2 5000 10000 Rencana

Gedung produksi bakso Buruh Industri 500jiwa/5000m2 PT Japfacomfeed 900 2 5000 10000 Rencana

Gudang penyimpanan bahan baku Buruh Industri 250jiwa/1000m2 PT Japfacomfeed 900 4 1000 4000 Rencana

Pengolahan Limbah IPAL Buruh Industri 1000jiwa/900m2 PT Japfacomfeed 900 1 900 900 Rencana

Aktivitas PenunjangPermukiman Tempat Hunian

Tipe Kecil

Penduduk dengan penghasilan menengah

kebawah atau buruh industri

80m2/KK Jababeka Cikarang 3508 877 80 70160 Rencana

Tipe Sedang Penduduk dengan penghasilan menengah

120m2/KK Jababeka Cikarang 512 128 120 15360 Rencana

112

Page 10: 10. BAB V (fix)

112

Kelompok Aktivitas Jenis Aktivitas Jenis Ruang Pengguna Standar Sumber Jumlah

PenggunaJumlah (Unit)

Luas kavling per unit

(m2)

Luas Total (m2)

Keterangan

Tipe Besar

Penduduk dengan penghasilan menengah ke atas atau pemimpin

industri

200m2/KK

Jababeka Cikarang 80 20 200 4000 Rencana

Sarana Pendidikan

BelajarTK Penduduk Usia Sekolah 2500 jiwa/500 m2 Jababeka Cikarang 4100 2 500 1000 RencanaSD Penduduk Usia Sekolah 5000 jiwa/2000 m2 Jababeka Cikarang 4100 1 2000 2000 Rencana

Taman Bacaan Penduduk Usia Sekolah 2500 jiwa/150 m2 SNI 03-1733-2004 4100 2 150 300 Rencana

Sarana Kesehatan

Pemeliharaan Kesehatan

Posyandu Semua Penduduk 1250 jiwa/60 m2 SNI 03-1733-2004 4100 3 60 180 RencanaBalai pengobatan

warga Semua Penduduk 1000 jiwa/ 300 m2 SNI 03-1733-2004 4100 2 300 600 Rencana

Sarana Peribadatan Beribadah

Musholla Semua Penduduk 250 jiwa/ 100 m2 SNI 03-1733-2004 4100 15 100 1500

Rencana (Industri : 1 ; Perumahan :

14)

Masjid warga Semua Penduduk 2500 jiwa/ 600 m2 SNI 03-1733-2004 4100 3 600 1800Rencana

(Industri : 1 ; Perumahan : 2)

Sarana Perdagangan

dan Niaga

Aktivitas Komersial Toko Warung Semua Penduduk 250 jiwa/ 100m2 SNI 03-1733-2004 4100 16 100 1640

Rencana (Industri : 2 ; Perumahan :

14)

Sarana Rekreasi

Fun, entertainment

dan sarana sosial

Taman/tempat main (kecil) Semua Penduduk 200 jiwa/ 200m2 SNI 03-6981-2004 4100 15 250 3750

Rencana (Industri : 2 ; Perumahan :

13)Lapangan Basket Semua Penduduk 5000jiwa/450m2 Jababeka Cikarang 4100 1 450 450 Rencana

Lapangan Bola Semua Penduduk 5000jiwa/900m2 Jababeka Cikarang 4100 1 900 900 Rencana

Lapangan Bulutangkis Semua Penduduk 2500jiwa/90m2 Jababeka Cikarang 4100 2 90 180 Rencana

113

Page 11: 10. BAB V (fix)

113

Kelompok Aktivitas Jenis Aktivitas Jenis Ruang Pengguna Standar Sumber Jumlah

PenggunaJumlah (Unit)

Luas kavling per unit

(m2)

Luas Total (m2)

Keterangan

Gym Semua Penduduk 5000jiwa/2000m2 Jababeka Cikarang 4100 1 2000 2000 Rencana

Taman Kawasan Semua Penduduk 250 jiwa/ 200m2 SNI 03-1733-2004 4100 2 1250 2500 Rencana

Plasa Semua Penduduk 5000jiwa/3000m2 Jababeka Cikarang 4100 1 3000 3000 Rencana

Pergudangan

Penyimpanan barang

Gudang barang hasil produksi Buruh Industri

700jiwa/300m2Jababeka Cikarang 4100 8 300 2400 Rencana

Tempat Pemasaran Gedung Pemasaran Karyawan Distributor 500jiwa/300m2 Jababeka Cikarang 900 2 300 600 Rencana

Sarana Budidaya

Tempat Budidaya Tambak Tambak Buruh Industri 4000m2 Jababeka Cikarang 900 - - 316983 Rencana

Tempat pengelolaan

Sampah terpadu

Pembuangan sampah

Bak sampah kecil Semua Penduduk 2000 jiwa/6m3 SNI 03-1733-2004 4100 1025 6 6150 Rencana

Gerobak sampah Semua Penduduk 30000 niwa/2m3 SNI 03-1733-2004 4100 2 2 4 Rencana

Aktivitas Pelayanan

Pelayanan umum

Pelayanan Masyarakat

Kantor Kelurahan Semua Penduduk 5000 jiwa/ 1000 m2 SNI 03-1733-2004 4100 1 1000 1000 RencanaPemadam Kebakaran Semua penduduk 30000 jiwa/300 m2 SNI 03-1733-2004 4100 1 200 200 Rencana

Gardu listrik Semua Penduduk 2500 jiwa/30 m2 SNI 03-1733-2004 4100 2 30 49 Rencana

parkir kendaraan masyarakat Semua Penduduk 1000 jiwa/ 800m2 Jababeka Cikarang 4100 4 800 3200

Rencana (Industri : 1 ;

Perumahan : 3)

parkir kendaraan umum Semua Penduduk 5000jiwa/70m2 Jababeka Cikarang 4100 1 70 70 Rencana

Parkir barang Buruh Industri 2000jiwa/80m2 PT Japfacomfeed 4100 2 80 160 Rencana

Halte Semua Penduduk 700jiwa/8m2 Jababeka Cikarang 4100 7 8 56Rencana

(Industri : 2 ; Perumahan : 5)

gedung pertemuan Semua penduduk 2500 jiwa/300 m2 SNI 03-1733-2004 4100 1 1000 1000 Rencana

Pos Kamtib Semua Penduduk perkotaan 2000 jiwa/100 m2 SNI 03-1733-2004 4100 2 200 400 Rencana

114

Page 12: 10. BAB V (fix)

114

Kelompok Aktivitas Jenis Aktivitas Jenis Ruang Pengguna Standar Sumber Jumlah

PenggunaJumlah (Unit)

Luas kavling per unit

(m2)

Luas Total (m2)

Keterangan

Bak sampah besar Semua Penduduk perkotaan 300m2 SNI 03-1733-2004 4100 2 60 120

Rencana (Industri : 1 ;

Perumahan : 1)

Luas Lahan Terbangun 506392 RencanaLuas Sirkulasi 151918 Rencana

Luas Total Kebutuhan Ruang terbangun 658310 RencanaKebutuhan Ruang terbuka Hijau 404404 Rencana

RTH

Hutan Mangrove 239604 RencanaGreen Belt (berupa pohon trembesi) 10300 Rencana

Taman Aktif (jogging track, sitting area)Jogging Track 100000 RencanaSitting Area 54500 Rencana

Total (RTH+sirkulasi+Ruang terbangun) 1050000 Rencana Sumber: Hasil Analisis Kelompok, 2014.

115

Page 13: 10. BAB V (fix)

116

Hunian

Peribadatan

Perdagangan

Pendidikan

Kesehatan

Industri pengolahan hasi; tambak

Rekreasi

Pelayanan umum

Keamanan

Keterangan

Hubungan Erat

Hubungan Tidak Erat

Tambak

5.1.3 Hubungan antar AktivitasLetak kelompok-kelompok aktivitas direncanakan dengan pertimbangan hubungan keeratan

tiap kelompok aktivitas yang ada sebagai sebuah konsep Green Industrial Estate. Setiap kelompok

aktivitas juga dicoba untuk saling dihubungkan sehingga dapat menjadi acuan lokasi mana sebaiknya

dalam desain tapak suatu kelompok aktivitas tersebut didesain untuk bangun. Contohnya hunian yang

memiliki keeratan dengan industry. Hal tersebut disebabkan karena hunian dan industry sebgai fungsi

utama kawasan tersebut. Hubungan antara kelompok aktivitas dapat dilihat sebagai berikut:

Sumber: Analisis Kelompok, 2014.Gambar 5.2

Hubungan Antar Aktivitas

5.1.4 Organisasi Ruang

Page 14: 10. BAB V (fix)

117

Sumber: Analisis Kelompok, 2014.Gambar 5.3

Organisasi Ruang Kawasan Industri

Organisasi ruang yang direncanakan di lokasi perancanan kawasan Industri Sidogemah

Kabupaten Demak mempunyai susunan yang paling depan merupakan main entrance yang berada

dekat dengan hirarki jalan yang tertinggi yakni jalan arteri. Masuk ke bagian dalam, terdapat

zonapermukiman dan industri, yang mana di zona permukiman terdapat fasilitas yang menunjang

kegiatan masyarakat. Fasilitas tersebut terdiri dari fasilitas kawasan dan fasilitas lingkungan. Rumah

yang terdapat di kawasan industri terdiri dari rumah tipe kecil, tipe sedang, dan tipe besar dengan

menggunakan perbandingan 1:2:3. Pada Zona Industri terdapat 4 jenis gedung produksi, tempat

penyimpanan bahan bahu, gudang, parkir barang dan parkir masyarakat. Di zona tersebut juga

terdapat fasilitas skali lingkungan seperti mushola dan kantin. Di pinggir kawasan perumahan maupun

industri tersebut dibuat suatu barier yang digunakan sebagai RTH dan mengurangi pencemaran suara

yang disebabkan oleh industri.

Page 15: 10. BAB V (fix)

118

5.2 Analisis Tapak5.2.1 Analisis Konstelasi Wilayah

Wilayah kedungsepur merupakan wilayah strategis nasional yang didalamnya termasuk Kabupaten Kendal, Kabupaten Demak, Kabupaten Ungaran, Kota Semarang, Kota Salatiga, dan

Kabupaten Demak merupakan salah satu Kabupaten yang masuk dalam wilayah Kedungsepur, dengan lokasi yang paling timur. Memiliki kontribusi 11% dalam PDRB di wilayah

Wilayah studi makro Desa Sidogemah masuk dalam wilayah administratif Kecamatan Sayung, berlokasi di bagian selatan yang berbatasan dengan jalan nasional Pantura.

Wilayah studi mikro berada pada Dusun Sidogemah, akan direncanakan sebagai kawasan industri dan kawasan permukiman yang saling berintegrasi. Dengan prosentase 60% kawasan industri, dan 40% kawasan

Page 16: 10. BAB V (fix)

119

5.2.2 Analisis Lingkungan

Analisis LingkunganData Respon

Mushola/Masjid

Toko/ Warung

SD

Zona komersil cocok dikembangkan berdekatan dengan kawasan perdagangan dan jasa yaitu pertokoan. Selain itu berada pada jalur akses utama. Zona komersil cocok dikembangkan dekat dengan jalan utama karena merupakan ruang publik yang penempatannya harus dapat diakses oleh banyak orang.Zona konsentrasi permukiman merupakan ruang privat sehingga penempatannya sebaiknya tidak dekat dengan kawasan komersil karena akan mengganggu.Pada kawasan tersebut akan dikembangkan fasiltas umum dan sosial bagi masyarakat. Selain itu fasilitas umum dan sosial sendiri memerlukan ruang yang privat.

5.2.3 Analisis Topografi

Page 17: 10. BAB V (fix)

120

Analisis TopografiData Respon

Dari data garis kontur didapatkan kelerengan yang dikategorikan dalam beberapa

kelas kelerengan beserta warnanya.

Kelerengan 0-2% morfologi datar

Dari data garis kontur didapatkan kelerengan yang dikategorikan dalam beberapa

kelas kelerengan beserta warnanya.

Kelerengan 0-2% : kawasan pada kelerengan ini cocok sebagai

kawasan budidaya dan terbangun.

5.2.4 Analisis AksesibilitasAnalisis Aksesibilitas

Page 18: 10. BAB V (fix)

121

Zona Akses Rendah

Data Respon

Zona akses rendah dilalui oleh jalan lokal dengan volume kendaraan yang rendah. Jalan lokal yang lokasinya berada agak jauh dari jalur pantura memiliki tingkat aksesibilitas rendah, hanya beberapa kendaraan milik warga yang melintas (kebanyakan motor dan sepeda).

Zona akses tinggi dilalui oleh jalan Pantura yang merupakan Jalan Nasional.

Zona kegiatan privat merupakan zona yang membutuhkan karakter ruang dengan bising rendah sehingga cukup cocok sebagai kawasan dengan fungsi hunian, pendidikan, dan peribadatan, dll.

Zona kegiatan publik merupakan zona yang membutuhkan karakter ruang dengan bising tinggi sehingga cukup cocok sebagai kawasan dengan fungsi industry, komersial, sarana umum,dll. Meskipun pada bagian barat wilayah merupakan akses yang cukup tinggi namun tidak terlalu berpengaruh

5.2.5 Analisis KebisinganAnalisis Kebisingan

Data Respon

Zona Akses Zona Akses Tinggi

Zona Akses Tinggi

Page 19: 10. BAB V (fix)

122

Zona Kebisingan Rendah Zona Kebisingan TinggiZona Kawasan PublikZona Kawasan Privat

Zona kebisingan rendah dilalui oleh jalan lokal dengan volume kendaraan yang rendah. Lalu lalang kendaraan yang paling intens pada waktu pagi dan sore, itu juga tidak terlalu padat. Maka dari itu tingkat kebisingan masih tergolong rendah.

Zona kebisingan tinggi dilalui oleh jalan Pantura dengan volume kendaraan yang tinggi, merupakan jalan nasional.

Zona Kawasan Privat : Kebisingan rendah digunakan untuk kawasan yang memerlukan lingkungan tenang dan jauh dari kebisingan seperti kawasan permukiman masyarakat.

Zona Kawasan Publik : Kebisingan sedang – tinggi digunakan untuk serta perdagangan dan jasa karena menjadi akses utama pada wilayah studi.

5.2.6 Analisis DrainaseAnalisis Drainase

Data Respon

Page 20: 10. BAB V (fix)

123

Drainase primer berupa sungai Arah aliran air

Drainase primer (sungai)

Drainase sekunder

Diterapkan sistem drainase terbuka pada setiap jenis drainase sehingga

memudahkan proses pemeliharaan dan pembersihan.

Perlu adanya normalisasi fungsi drainase sekunder untuk mengoptimalkan fungsi

drainase dalam menampung limpasan air.

5.2.7 Analisis VegetasiAnalisis Vegetasi

Data Respon

Page 21: 10. BAB V (fix)

124

Tidak adanya ruang terbuka hijau berupa taman

Tidak adanya jalur hijau kawasan sebagai peneduh pejalan kaki

Penyediaan ruang terbuka hijau berupa taman aktif dengan ruang lingkup

kawasan dan lingkungan. Dalam taman sendiri dibagi menjadi 2, yaitu taman

lingkungan (pasif) dan taman bermain (aktif).

Penyediaan jalur hijau sepanjang jalan sebagai peneduh pejalan kaki.

Green belt

Dari prosentase RTH 30% kemudian diturunkan menjadi pedestrian sirkulasi dan

taman.

5.2.8 Analisis ViewAnalisis View

Data Respon

Page 22: 10. BAB V (fix)

125

View to Site : Belum terdapat penanda bahwa masyarakat telah memasuki

wilayah studi.

View from Site : Terdapat tambak milik masyarakat yang masih belum

teratur batas – batasnya.

View to Site : Sebuah gapura dengan karakteristik khusus yang berada di

pinggir jalan akan menjadi landmark untuk bisa dikenali dari jauh.

View from Site : Tambak yang akan masuk pada kawasan konsentrasi

industri akan diatur, maka apabila dari lokasi bisa terlihat hamparan tambak

milik warga yang indah.

5.2.9 Analisis Arah Angin dan Lintasan matahariAnalisis Arah Angin dan Lintasan Matahari

Data Respon

1

2

1

2

1

2

1

2

Page 23: 10. BAB V (fix)

126

Pola limpasan matahari bergerak dari timur ke barat setiap harinya

Pola arah angin dari timur ke barat atau dari barat ke timur

Sumbu ideal : merupakan garis perpotongan antara jalur lintasan matahari dan

jalur arah angin. Menentukan arah orientasi bangunan pada suatu tapak.

Orientasi bangunan sejajar dengan sumbu ideal : mendapat pencahayaan yang

cukup dan juga mengurangi resiko terkena terpaan angin yang kencang.

5.2.10 Analisis rencana zoning kawasan

Zoning KawasanData Respon

Sumbu Ideal

OrientasiBangunan

Page 24: 10. BAB V (fix)

127

Zona Kawasan Publik

Zona PublikZona PrivatZona FasilitasBarrier

Penentuan zoning tersebut di atas, didapat berdasarkan hasil analisis tapak, dimana zona perdagangan berada di koridor jalan, dan terdapat fasilitas yang dekat dengan zona industri dan zona permukiman. Disamping itu juga terdapat barier di pinggir zona industri untuk mengurangi tingkat kebisingan

5.3 Analisis Kriteria Terukur Dan Tak Terukur5.3.1 Analisis Kriteria Terukur

Analisis KDB dan KLB

Kelerengan 0 – 2% morfologi datar

Zona Akses Zona Akses Tinggi

Zona Kawasan PrivatZona Fasilitas Zona

KomersialZona Permukiman

1

1Ruang Terbuka Hijau

1

1

View To Site : Main Entrance

View To Side : Main Entrance

Ruang Terbuka Hijau

Page 25: 10. BAB V (fix)

128

KDB merupakan perbandingan antara luas bangunan dengan luas lahan. Nilai KDB ini menentukan berapa persen luas bangunan di suatu kawasan

yang dapat dibangun. Selain itu ketinggian bangunan juga menjadi hal yang penting dalam perancangan suatu wilayah. Berikut merupakan perhitungan dari

KDB dan KLB :

Tabel V.4Perhitungan KDB dan Ketinggian

ZonaLuas Zona

Iinf Qinf Q1ha OS KDB FAR LantaiHa m2

Zona Permukiman 116200,00 11,62 1,94 10,71 0,92 2,10 80 1,22 6Zona Fasilitas dan Pelayanan 22065,00 2,2065 0,37 2,03 0,921 0,40 80 1,22 6Zona Perdagangan dan Jasa 4500,00 0,45 0,08 0,62 1,3820 0,05 90 1,14 6Zona Ruang Terbuka 315000,00 31,5 5,25 19,35 0,61 8,55 70 1,37 6Sumber : Analisis Kelompok 5B, 2014

Berdasarkan tabel perhitungan diatas didapatkan nilai KDB pada masing-masing peruntukan lahan. Sesuai perhitungan diatas permukiman memiliki

KDB sebesar 80 persen dengan KLB 6 lantai, begitu juga dengan peruntukan zona lainnya.

Analisis Jarak Antar Bangunan dan GSB Jarak antar bangunan adalah jarak yang terkecil, diukur di antara permukaan-permukaan denah dari bangunan-bangunan atau jarak antara dinding

terluar yang berhadapan antara dua bangunan. Pada kawasan perancangan digunakan jarak antar bangunan sebesar 6 – 8 meter. Jarak tersebut diambil

berdasarkan tetapan Departemen PU. Selanjutnya GSB merupakan garis yang pada pendirian bangunan ke arah yang berbatasan di atas permukaan tanah

yang tidak boleh terlampaui. Garis Sempadan Bangunan (GSB) ditetapkan untuk memberi batasan keamanan bagi pengguna jalan (penduduk) dan

lingkungannya. Berikut merupakan perhitungan dari GSB:

Tabel V.5Perhitungan Garis Sempadan Bangunan

Page 26: 10. BAB V (fix)

129

Jenis JalanLebar Jalan Va Vb

Ta tbDa Db a2

(meter)b2

(meter)a

(meter)b

(meter)a1 b1 Km/jam mil/jam Km/jam mil/jam feet meter feet meter

Jalan Arteri Primer 12 m (a) dan Jalan Lokal Primer 10 m (b)

6 5 70 43,75 40 25 1,088 0,95 206,6 63,0 134,0 40,9 31,6 48,7 37,6 53,7

Jalan Lokal Primer 10 m (a) dan Jalan Lokal Sekunder 8 m (b)

5 4 40 25 30 18,75 0,95 0,88 90,3 27,5 83,7 25,5 16,8 18,1 21,8 22,1

Jalan Lokal Primer 10 m (a) dan Jalan Lokal Primer 10 m (b)

5 5 40 25 40 25 0,95 0,95 90,3 27,5 106,3 32,4 21,5 18,3 26,5 23,3

Jalan Lokal Sekunder 8 m (a) dan Jalan Lokal Sekunder 8 m (b)

4 4 30 18,75 30 18,75 0,88 0,88 62,4 19,0 78,4 23,9 14,9 11,8 18,9 15,8

Jalan Lokal Sekunder 8 m (a) dan Jalan Lingkungan 5 m (b)

4 2,5 30 18,75 20 12,5

0,88

0,82 62,4 19,0 57,6 17,6 11,3 12,2 15,3 14,7

Jalan Lingkungan 5 m (a) dan Jalan Lingkungan 5 m (b)

2,5 2,5 20 12,5 20 12,5 0,82 0,82 40,9 12,5 56,9 17,4 11,4 8,2 13,9 10,7

Sumber : Analisis Kelompok 5B, 2014

Page 27: 10. BAB V (fix)

130

Tabel V.6Tetapan GSB yang Digunakan

Hierarki JalanHasil Perhitungan (meter) Hasil yang

Dipilih (meter)Hasil yang

digunakan/diterapkan(meter)I II III IV V VI

Jalan Arteri 37,6 37,6 36,41Jalan Lokal Primer 53,7 21,8 26,5 ; 23,3 53,7 17,12

Jalan Lokal Sekunder 22,1 18,9 ; 15,8 15,3 18,9 4Jalan Lingkungan 14,7 13,9 ; 10,7 14,7 1,5

Sumber : Analisis Kelompok 5B, 2014

5.3.2 Analisis Kriteria Tak Terukura. Access

AccessData Respon

Page 28: 10. BAB V (fix)

131

Akses merupakan salah satu yang wajib ada karena digunakan setiap pengguna jalan untuk menuju dari tempat yang satu ke tempat tujuan. Pada wilayah studi kami, akses didalam maupun menuju daerah studi kami masih dirasa sangat kurang. Kondisi jalan yang masih berlubang dan berbatu di beberapa titik membuat kurang nyaman orang yang melewatinya. Selain jalan yang terdapat di wilayah studi mempunyai lebar yang sempit sekitar 1,5 m – 2,5 m.

Akses pada rencana wilayah studi akan dilakukan penambahan jalan, terutama jalan lingkungan agar dapat menjangkau semua kawasan. Selain itu jalan yang berlubang atau berbatu akan diperbaiki dan dilakukan pengaspalan agar pengguna jalan dapat menggunakan dengan nyaman dan aman

Page 29: 10. BAB V (fix)

b. CompabilityCompability

Data Respon

Compatibility ini dilihat dari kecocokan tata guna lahan dengan topografi, bentuk bangunan, skala dan massa bangunan. Kondisi topografi di wilayah studi kami terbilang datar, dengan ini bentuk bangunan dan skala bangunan harus mengikuti bentuk topografi yang datar. Bentuk perumahan yang ada di wilayah studi kami fokus pada estetika dan arsitektural.

Kecocokan tata guna lahan,desain, dan topografi dan bentuk bangunan akan di buat sama agar terlihat indah dan rapi atau compability yang baik. Pada barisan pertokoan akan dibuat dan didesain bangunan agar terlihat sama.

Page 30: 10. BAB V (fix)

132

c. ViewView

Data Respon

Tidak terdapat keindahan visual yang ditampilkan pada kawasan yang menjadi wilayah studi kami. Hal ini karena wilayah studi kami merupakan kawasan tambak dan permukiman organik yang tumbuh tanpa perencanaan sehingga cenderung terkesan tidak teratur. Selain itu, wilayah studi kami juga tidak berada di daerah yang memiliki pemandangan sekitar yang bagus. Daerah sekeliling kawasan tersebut juga sudah dipenuhi dengan area tambak. Selain itu terdapat beberapa daerah yang ditanami mangrove, sehingga membuat daerah tersebut terlihat hijau.

Page 31: 10. BAB V (fix)

133

Pada rencana kawasan pemukiman di wilayah studi ini akan dibuat sebuah danau yang nantinya akan menjadi landmark kawasan serta salah satu view yang indah bagi kawasan perancangan ini. Selain itu juga terdapat daerah mangrove yang akan menjadi greenbelt kawasan sekaligus menambah nilai keindahan dari kawasan ini.

d. IdentityIdentity

Data Respon

Page 32: 10. BAB V (fix)

134

Identity merupakan sesuatu yang dimunculkan oleh obyek, sehingga dapat ditangkap dan dikenali dengan indera manusia. Pada wilayah studi kami, tidak terdapat bangunan atau titik khusus yang mencirikan wilayah tersebut. Hanya terdapat area kawasan tambak yang mencirikan daerah tersebut darah dekat pesisir.

Pada perancangan akan dibuat sebuah landmark dan kawasan mangrove yang nantinya akan menjadi identitas kawasan ini nantinya.

e. SenseSense

Data Respon

Page 33: 10. BAB V (fix)

135

Kesan yang dapat ditanggap oleh seseorang ketika berada di wilayah studi kami adalah suasana daerah pesisir. Hal ini terlihat dengan banyaknya tambak serta area tanaman mangrove yang tersebar di daerah ini. Selain itu juga ditemukan suasana perkampungan yang masih sangat terasa. Dimana masyarakat di daerah ini masih mencirikan masyarakat pedesaan.

Perencanaan yang dibuat, akan membuat suasana didaerah ini nantinya akan lebih asri dengan adanya konsep eco-green living. Selain itu suasan yang ditimbulkan nanti akan lebih dinamis dimana banyak terdapat pusat – pusat aktivitas seperti perdagangan, rekreasi dll.

f. LivabilityLivability

Data Respon

Page 34: 10. BAB V (fix)

Livability suatu kawasan dapat dinilai dari tingkat kenyamanan, keamanan, kemudahan akses, kebersihan, dan ketersediaan sarana prasarananya. Selain itu, livability juga dapat dinilai dari tingkat keberlanjutannya dan kesinambungannya terhadap ekologi. Dari kenyamanan, kemudahan akses, dan ketersediaan prasarana, kawasan permukiman di Sekaran ini sudah dapat dikatakan cukup livable. Tapi jika dilihat dari kebersihan, tingkat keberlanjutan dan kesinambungan terhadap ekologinya, kawasan tersebut belum dikatakan livable. Tingkat kebersihan di kawasan tersebut masih belum terjaga, terutama dalam pemeliharaan kebersihan saluran drainase. Selain itu belum adanya pengolahan sampah yang baik membuat banyak sampah berserakan dan tumpukan di beberapa titik.

Tingkat kenyamanan pada wilayah perancangan nantinya sudah cukup baik dengan dipisahkan nya antara yang motorice dan non motorice. Untuk yang motorice hanya boleh melalui jalan sekunder dan jalan lokal. Untuk tingkat kebersihan sudah ditambahkan dengan tempat sampah di setiap jalan utama maupun jalan pejalan kaki agar tingkat kebersihan di wilayah ini tetap terjaga.

Page 35: 10. BAB V (fix)

136

5.4 Analisis Elemen Perancangan1. Tata Guna Lahan

Rencana Tata Guna LahanData Respon

Penggunaan lahan Desa Sidogemah sebagian besar berupa sawah irigasi, lahan permukiman berada disepanjang jalan Pantura dan beberapa jalan lokal yang masuk. Kemudian guna lahan yang lain berupa kebun, tegalan, dan empang yang berupa pertambakan.

Berdasarkan analisis zoning kawasan, maka rencana penggunaan lahan di bagi menjadi 2 kawasan:

Zona permukiman dengan luas 40% yang terletak jauh dari jalan utama karena memiliki tingkat kebisingan yang rendah dan merupakan area privat.

Zona industri dengan luas 60% yang terletak di sepanjang jalan utama.

Page 36: 10. BAB V (fix)

137

138

2. Bentuk dan Massa BangunanRencana Bentuk Dan Massa Bangunan

Data Respon

Mayoritas ketinggian bangunan di wilayah studi antara 4 – 5 meter (1 lantai). Jarak antara satu bangunan dengan bangunan lain relatif dekat, tetapi dengan massa yang berbeda. Perbedaan yang sangat terlihat adalah ketinggian lantai bangunan, karena rob yang setiap hari terjadi maka tiap – tiap pemilik rumah ada yang meninggikan lantai dasar rumah. Bentuk permukiman yang terdapat pada lokasi merupakan hunian sederhana yang masih memiliki fasad bangunan tradisional pada

Untuk rencana penentuan tipe perumahan terbagi atas tiga tipe yang dibedakan menurut luas bangunannya, yaitu:

1. Tipe 1 (besar) bangunan rumah yang di peruntukan untuk Eksekutif dengan luas bangunan 200 m2 sebanyak 171 unit.

2. Tipe 2 (sedang) bangunan rumah yang di peruntukan untuk manager dan supervisor dengan luas bangunan 120 m2 sebanyak 342 unit.

3. Tipe 3 (Kecil) bangunan rumah yang diperuntukan untuk pekerja dengan luas bangunan 80 m2 sebanyak 512 unit.

Page 37: 10. BAB V (fix)

bagian depan dan belakang bangunan. Namun tidak sedikit rumah yang mengalami penurunan tinggi bangunan akibat abrasi rob.3. Sirkulasi dan Parkir (Circulation and Parking)

Rencana Sirkulasi Dan Parkir (Circulation And Parking)Data Respon

Keberadaan ruang parkir yaitu parkir yang diperuntukan untuk kendaraan bermotor, khususnya bus akan disediakan dengan mempertimbangkan jumlah bus dan kendaraan yang ada sehingga tidak akan terjadi kekurangan lahan parkir. Lahan parkir ini akan disediakan berupa on street karena daerrah ini memiliki kondisi tanah yang tidak memungkinkan untuk membangun gedung parkir komunal. Sirkulasi dalam kawasan ini juga akan dibedakan antara motorize dan non motorize, adapun dalam sirkulasi motorize akan disesuaikan dengan hirarki jalan.

Page 38: 10. BAB V (fix)

139

Rencana Sirkulasi Dan Parkir (Circulation And Parking)

Jalan lokal di Kelurahan Sidogemah memiliki lebar sekitar ± 4 meter dan memiliki perkerasan beton. Sedangkan untuk jalan lingkungan rata – rata memiliki lebar 2,5 – 3 meter dengan kondisi jalan aspal dan sebagian masih tanah. Pada eksisting lokasi, tidak terdapat jalur khusus untuk pejalan kaki ataupun tempat parkir di sepanjang jaringan jalan/jalur sirkulasi. Angkutan umum yang sampai masuk jalan lokal di lokasi adalah ojek.

Terkait dengan ruang parkir, pada lokasi eksisting tidak terdapat tempat parkir baik untuk kendaraan pribadi ataupun kendaraan umum. Pada wilayah studi, yang ada hanya sempadan jalan yang agak lebar yang bisa dijadikan untuk parkir kendaraan.

Page 39: 10. BAB V (fix)

140

4. Jalur Pejalan Kaki (Pedestrian Ways) Rencana Jalur Pejalan Kaki (Pedestrian Ways)

Data Respon

Dengan pembuatan pedestrian ways yang menarik, aman, nyaman dan juga ditambah banyaknya street furniture seperti pepohonan di pinggir jalan akan menarik masyarakat untuk lebih memilih berjalan kaki daripada menggunakan kendaraan bermotor untuk jarak dekat. Fungsi lainnya dari pedestrian ways ini juga dapat menekan penggunaan kendaraan bermotor yang dapat menimbulkan polusi diwilayah ini.

Page 40: 10. BAB V (fix)

141

Rencana Jalur Pejalan Kaki (Pedestrian Ways)

Di Kelurahan Sidogemah, hampir tidak pernah terlihat adanya jalur pejalan kaki. Disetiap ruas jalan hanya dibatasi oleh saluran air, tidak ada jalur yang dikhususkan untuk pejalan kaki padahal aksesibilitas menggunakan kendaraan di wilayah ini terhitung rendah.

Page 41: 10. BAB V (fix)

142

5. Ruang Terbuka (Open Space) Rencana Ruang Terbuka (Open Space)

Data Respon

Pada perancangannya, ruang terbuka baik ruang terbuka hijau maupun ruang terbuka non hijau akan dijadikan open space yang selain memiliki fungsi sebagai penyeimbang alokasi lahan pada wilayah studi, tempat resapan air, media tanam untuk tanaman, dan penyangga ekosistem, juga merupakan tempat bersosialisasi warga. Serta akan ditambah oleh arena rekreasi berupa playground, danau, dan pemancingan. Selain itu juga akan disediakan taman pasif, yaitu taman yang tidak ada kegiatan didalamnya hanya sebagai taman yang berfungsi untuk penyerapan air.

Page 42: 10. BAB V (fix)

143

Kelurahan Sidogemah memiliki Ruang Terbuka Hijau (RTH) pasif, menurut masyarakat lahan – lahan kosong yang ada sudah tidak bisa digunakan/ditanami apapun karena sudah terkena instrusi air laut dan tergenang rob ketika sore hari.6. Pendukung Aktivitas (Activity Support)

Rencana Pendukung Aktivitas (Activity Support)Data Respon

Perdagangan dan jasa serta fasilitas lainnya akan dijadikan dalam satu zona. Zona perdagangan dan jasa diletakkan di sepanjang jalan utama, karena mudah untuk di akses. Sedangkan letak fasilitas lebih dekat dengan permukiman masyarakat. Kemudian penunjang yang dibutuhkan untuk para pekerja industri di sekitar rumah mereka, seperti klinik kesehatan, dll.

- 1 plasa yang memiliki luas 3000m2 dan 16 toko/warung masing-masing memiliki luas 100m2 yang berlokasi di kawasan industri (2unit) dan di kawasan permukiman (14unit)

- 17 sarana peribadatan- 8 sarana pendidikan- 5 sarana kesehatan- Sarana rekreasi

Page 43: 10. BAB V (fix)

144

Terdapat beberapa warung-warung makan dan toko-toko yang menjual makanan ringan dan kebutuhan sehari-hari di lingkungan sekitar permukiman terutama di persimpangan jalan lokal. Warung makan dan toko-toko yang menjual kebutuhan sehari-hari tumbuh dan berkembang pada wilayah studi merupakan activity support yang terjadi secara alami (tidak direncanakan).

Selain itu ada Pondok Pesantren di sekitar permukiman Kelurahan Sidogemah.7. Penandaan (Signage)

Rencana Penandaan (Signage)Data Respon

Page 44: 10. BAB V (fix)

145

Rencana Penandaan (Signage)

Penanda jalan yang terdapat di wilayah studi hanya berupa penunjuk jalan.

Main entrance di kawasan ini ditandai dengan landmark berupa gapura yang berada di kawasan industri. Selain itu juga terdapat side enterence yang berada di kawasan pemukiman. Dalam perancangan kawasan Desa Sidogemah, setiap sudut akan diberi penunjuk jalan. Fungsinya agar orang yang melewati jalan tersebut mengetahui kemana arah tujuan mereka. Hal tersebut juga memudahkan orang – orang pendatang atau hanya lewat daerah tersebut. Selain itu juga pengaturan pemasangan spanduk / baliho / papan iklan / papan toko agar mudah diketahui oleh masyarakat serta tidak mengganggu fungsi utama jalan.

Page 45: 10. BAB V (fix)

146

8. Street FurnitureRencana Street Furniture

Data Respon

Street furniture yang akan direncanakan adalah seperti pepohonan, jalan,tempat sampah dan bangku yang berderet di samping – samping jalan agar menarik masyarakat untuk lebih memilih berjalan kaki daripada menggunakan kendaraan bermotor untuk jarak dekat. Lampu-lampu jalan juga akan ditata seefisien mungkin agar jalanan tetap terang saat malam. Selain itu pemberian tempat sampah yang cukup juga bertujuan untuk menjaga kebersihan didaerah tersebut.

Page 46: 10. BAB V (fix)

147

Pada Kelurahan Sidogemah, street furniture yang ada adalah lampu jalan yang dibuat swadaya oleh masyarakat, serta ada pohon trembesi sebagai vegetasi yang ada di sepanjang pinggi jalan.5.5 Analisis Elemen Citra Kota

PathData Respon

Page 47: 10. BAB V (fix)

Path

- Jalur/sirkulasi yang digunakan pada wilayah studi adalah Jalan Klowor sebagai jalan utama dan Jalan Bodang-Bendono sebagai jalan lokal penghubung menuju pemukiman merupakan jalan yang dapat dilalui kendaraan bermotor atau tipe motorize.

- Terdapat sungai yang menjadi pembatas antara kawasan industri dan jalan raya

- Belum terdapat barrier disekeliling kawasan industri yang menjadi pemisah dan pembatas

- Belum terdapat barrier disekeliling kawasan industri yang menjadi pemisah dan pembatas

- Terdapat sungai yang menjadi pembatas antara kawasan industri dan jalan raya

- Rencana jalan yang akan ada di wilayah studi adalah arteri primer 12 meter, sekunder 8 meter dan tersier 7 meter.

EdgesData Respon

Page 48: 10. BAB V (fix)

149

Path

- Edge yang terdapat di permukiman berupa berupa Jalan Klowor, berfungsi sebagai penghubung dengan kawasan pemukiman. Untuk Sebelah Selatan dibatasi oleh jalan raya pantura. Sedangkan sebelah barat dibatasi oleh sebuah sungai kecil. Sebelah utara dibatasi oleh tambak yang sebagian besar sudah tergenang oleh rob.

- Direncanakan tetap terdapat sungai yang menjadi pembatas antara permukiman dan jalan arteri. Serta direncanakan terdapat sempadan sungai

Nodes

Page 49: 10. BAB V (fix)

150

PathData Respon

Nodes merupakan simpul/ pertemuan antara beberapa path yang menjadi pusat aktivitas dalam suatu kota/ kawasan. Nodes pada wilayah studi berupa perempatan jalan yang terdapat pada jalan lingkungan.

- Nodes yang akan direncanakan berupa simpul-simpul yang terdapat pada setiap pertemuan jalan.

- Simpul-simpul jalan nantinya akan dikembangkan di kawasan permukiman yang berfungsi juga sebagai TOD.

Page 50: 10. BAB V (fix)

151

PathDistrict

Data Respon

- Dalam perumahan belum terdapat pemisah yang jelas antar distrik. Antar kawasan masih saling bergabung

Peribadatan

Perumahan

- Direncanakan terdapat pembatas yang jelas antar districk. Seperti kawasan pendidikan, dan perumahan. Namun tetap mudah bagi masyarakat untukmenjangkaunya

Page 51: 10. BAB V (fix)

152

PathLandmark

Data Respon

- Tidak terdapat landmark di perumahan

- Direncanakan terdapat landmark namun hanya terdapat di Industri.

Page 52: 10. BAB V (fix)

153

5.6 Analisis Elemen EstetikaProporsi dan Skala

Proporsi Dan SkalaData Respon

Pada lokasi perancangan, proporsi dan skala terlihat pada perbandingan dimensi rumah dengan fasilitas yang ada.1. Rumah memiliki tinggi berkisar 4-8 meter (1-2 lantai);

Proporsi dan skala bangunan yang akan dikembangkan di lokasi perancangan adalah:1. Rumah memiliki tinggi 4-6 meter;2. Musholla memiliki tinggi 4 meter;3. Masjid memiliki tinggi 9 meter;4. SD memiliki tinggi 5 meter;5. Ruko memiliki tinggi 10 meter;6. Pos hansip memiliki tinggi 3 meter;7Foodcourt memiliki tinggi 5 meter;8. Balai pertemuan memiliki tinggi 5 meter;9. Halte memiliki tinggi 3 meter;10. Posyandu memiliki tinggi 5 meter;11. TK memiliki tinggi 5 meter; dan12. Taman bacaan memiliki tinggi 4 meter.

1

23

4

5

6

7

Page 53: 10. BAB V (fix)

154

Proporsi Dan Skala2. Musholla memiliki tinggi berkisar 5 meter;3. Masjid memiliki tinggi berkisar 10 meter;4. Madrasah memiliki tinggi berkisar 5 meter ;5. Pondok pesantren memiliki tinggi berkisar 5 meter;6. Ruko memiliki tinggi berkisar 5 meter; dan7. Kantor kepala desa memiliki tinggi berkisar 7 meter.

5.6.2 Hirarki

HirarkiData Respon

Pada lokasi perancangan, terdapat hirarki berupa masjid dengan kawasan yang ada di sekitarnya. Masjid memiliki arsitektur yang unik dibandingkan dengan kawasan sekitarnya. Lokasinya yang strategis menyebabkan masjid terlihat menonjol dan menjadi point of views sendiri.Selain masjid, terdapat juga satu rumah yang terlihat berbeda dengan rumah disekitarnya karena terlihat lebih menonjol dalam desainnya.

Objek yang terlihat menonjol dan menjadi satu point of view dan akan dikembangkan di lokasi perancangan adalah masjid dengan arsitektur yang berbeda dari kawasan sekitarnya.

Page 54: 10. BAB V (fix)

155

Hirarki

Page 55: 10. BAB V (fix)

156

5.6.3 Irama

IramaData Respon

Irama berkaitan dengan pengulangan garis, bentuk, wujud atau warna secara teratur sehingga dapat memberikan kesan terhadap bangunan atau kawasan tersebut. Di lokasi perancangan, irama tersebut belum terlihat karena antara bangunan yang satu dengan yang lain belum ada yang memiliki bentuk, wujud atau warna yang sama.

Pada lokasi perancangan, irama dapat terlihat yakni kesesuaian bentuk rumah yang akan direncanakan. Selain itu, pembangunan rumah juga memiliki bentuk, wujud dan warna yang sama.

5.6.4 Konteks dan Kontras

Page 56: 10. BAB V (fix)

157

Konteks Dan KontrasData Respon

Kekontrasan dapat ditimbulkan karena adanya perpaduan antara bangunan modern dengan tradisional ataupun ruang hijau. Di lokasi perancangan semua jenis bangunan rumahnya bersifat tradisional, tetapi terdapat beberapa rumah yang kontras karena sudah bersifat modern. Sedangkan konteks tercapai apabila terdapat penyesuaian warna dan bentuk bangunan sehingga tidak menimbulkan kekontrasan. Di lokasi perancangan tidak terdapat konteks.

Di dalam perancangan, tidak terdapat unsur kekontrasan namun terdapat unsur konteks. Unsur konteks tersebut berupa penyesuaian warna dan bentuk antar bangunan seperti rumah.

5.6.5 Balance

Page 57: 10. BAB V (fix)

158

BalanceData Respon

Irama berkaitan dengan pengulangan garis, bentuk, wujud atau warna secara teratur sehingga dapat memberikan kesan terhadap bangunan atau kawasan tersebut. Di lokasi perancangan, irama tersebut belum terlihat karena antara bangunan yang satu dengan yang lain belum ada yang memiliki bentuk, wujud atau warna yang sama.

Pada lokasi perancangan, irama dapat terlihat yakni kesesuaian bentuk rumah yang akan direncanakan. Selain itu, pembangunan rumah juga memiliki bentuk, wujud dan warna yang sama.

5.7 Analisis InfrastrukturJaringan Jalan

Page 58: 10. BAB V (fix)

159

Analisis Jaringan JalanData Analisis Respon

Jalan Arteri Primer

Jalan Lokal

Jalan Lingkungan

Jalan Arteri Primer Yang Ada Di Lokasi Perancangan Berada Di Jalan Semarang-Demak Dengan Lebar Jalan Sebesar 12 Meter. Hirarki Jalan Selanjutnya Adalah Jalan Lokal Dengan Lebar 4 Meter Dan Lebar Jalan Lingkungan Adalah 3,5 Meter.

Jaringan jalan yang ada baik jaringan jalan arteri primer, lokal dan lingkungan masih dalam kondisi yang buruk. Jalan belum memiliki trotoar yang mendukung pejalan kaki. Sehingga menyebabkan masyarakat lebih memilih menggunakan jalan raya untuk berjalan kaki.

Setiap hirarki jalan akan diperbaiki lebarnya untuk memudahkan aktivitas masyarakat. Selain itu, akan dibuat pula trotoar dengan lebar 1 meter dan jalur pesepeda untuk mendukung kelestarian alam.1. Jalan arteri primerPada bagian depan lokasi perancangan lebar per

jalurnya adalah 5 meter atau lebar jalan total seluas 10 meter.

2. Jalan lokal primerLebar jalan lokal primer di lokasi perancangan per

lajurnya adalah 5 meter atau lebar totalnya 10 meter.

3. Jalan lokal sekunderLebar jalan lokal sekunder adalah 8 meter.4. Jalan lingkungan Lebar jalan lingkungan adalah 5 meter.

1

2

3

12

3

Page 59: 10. BAB V (fix)

160

Penampang Kondisi Eksisting Jalan Arteri Primer

Sumber: Hasil Analisis Kelompok 5B, 2014 Skala 1:100Penampang Rencana Jalan Arteri Primer

Sumber: Hasil Analisis Kelompok 5B, 2014 Skala 1:100

Penampang Kondisi Eksisting Jalan Lokal

Page 60: 10. BAB V (fix)

161

Sumber: Hasil Analisis Kelompok 5B, 2014 Skala 1:100Penampang Rencana Jalan Lokal Primer Perumahan

Sumber: Hasil Analisis Kelompok 5B, 2014 Skala 1:100

Penampang Rencana Jalan Lokal Sekunder Perumahan

Page 61: 10. BAB V (fix)

162

Sumber: Hasil Analisis Kelompok 5B, 2014 Skala 1:100

Penampang Kondisi Eksisting Jalan Lingkungan

Sumber: Hasil Analisis Kelompok 5B, 2014 Skala 1:100

Penampang Rencana Jalan Lingkungan Perumahan

Page 62: 10. BAB V (fix)

163

Sumber: Hasil Analisis Kelompok 5B, 2014 Skala 1:100

Jaringan Listrik

Page 63: 10. BAB V (fix)

164

Analisis Jaringan ListrikData Analisis Respon

Semua rumah yang ada di lokasi perancangan sudah terlayani oleh jaringan listrik dari PLN. Tiang listrik dan trafo terletak di bahu jalan.

Skala 1:100

Pada penampang diatas, posisi tiang saluran listrik berada di atas tanah dan terletak berdekatan dengan pepohonan. Dikhawatuirkan keberadaan pohon akan mengganggu adanya kebel listrik.

Jaringan listrik meliputi seluruh pola jaringan jalan yang ada.

Jaringan listrik tegangan tinggi berada di jalan arteri primer.

Jaringan listrik tegangan menengah berada di lokal primer.

Jaringan tenaga rendah berada dijalan lokal sekunder.

Tiang listrik akan tetap dibawah tanah (fiber optik). Tujuaannya adalah untuk membuat lokasi perancangan menjadi rapi dengan tidak adanya kabel-kabel listrik yang tidak berarturan. Selain itu, dengan pembuatan di bawah tanah maka tidak akan mengganggu pepohonan ataupun lampu penerangan jalan.

Jaringan Air BersihAnalisis Jaringan Air Bersih

Data Analisis Respon

Skala 1:100

Aliran listrik

Page 64: 10. BAB V (fix)

165

Ketersediaan air bersih di lokasi perancangan berasal dari sumur artesis yang dikelola secara individu. Pengaliran air bersih mengalir selama 24 jam tanpa ada kendala berarti. Kondisi tersebut terjadi karena air bersih di lokasi perancangan sudah mulai tercemar.

Hampir semua warga menggunakan air bersih yang bersumber dari sumur artesis. Penggunaan tersebut disebabkan karena kondisi air di lokasi perancangan sudah tercemar akibat limbah rumah tangga ataupun limbah industri. Dalam pengaliran air bersih tidak ada masalah di lokasi perancangan.

Jaringan air bersih yang direncanakan akan bersumber dari PDAM. Hal tersebut dikembangkan untuk melancarkan aktivitas industri ataupun para pekerja industrinya.

Jaringan TelekomunikasiAnalisis Jaringan Telekomunikasi

Data Analisis Respon

Sama dengan jaringan listrik, kabel saluran telefon akan diletakkanbawah tanah (fiber optik). Tujuaannya adalah untuk membuat

Page 65: 10. BAB V (fix)

Analisis Jaringan TelekomunikasiData Analisis Respon

Tiang jaringan telepon sudah terdapat di lokasi perancangan, namun hanya pada titik-titik tertentu saja dengan belum menjangkau semua wilayah. Hal tersebut menunjuukan bahwa tidak semua rumah memiliki telepon rumah, namun semua rumah sudah memiliki jaringan tanpa kabel atau handphone.

Keberadaan tiang jaringan telepon yang hanya terdapat pada hirarki jalan tertentu tidak terganggu oleh adanya pepohonan. Namun kondisi beberapa tiang sudah hampir roboh karena tidak dirawat.

lokasi perancangan menjadi rapi dengan tidak adanya kabel-kabel telepon yang tidak beraturan. Selain itu, dengan pembuatan di bawah tanah maka tidak akan mengganggu pepohonan ataupun lampu penerangan jalan.Jaringan telepon yang tadinya tidak menjangkau di jalan lingkungan, akan diperlebar jangkauannya hingga semua terlayani.

Skala 1:100

Pengelolaan SampahAnalisis Pengelolaan Sampah

Data Analisis ResponKondisi eksisting di lokasi perancangan tidak terdapat TPS (Tempat Pembuangan Sampah). Masyarakat masih mengolah sampah dengan cara ditimbun dan dibakar. Bahkan terdapat masyaraakat yang hanya membuang langsung sampah sehingga mencemari lingkungan.

Jumlah penduduk = 1000Volume sampah domestik = 0,5l x jumlah penduduk = 0,5 x 1000

Di lokasi perancangan akan dibangun 2 Tempat Pembuangan Sementara (TPS) dengan luas 60 m2

agar dapat menampung sampah yang dihasilkan. Untuk menetralkan bau akibat pembusukan sampah, maka diperlukan vegetasi sebagai barrier.

Jaringan telepon

Page 66: 10. BAB V (fix)

167

Walaupun sudah terdapat beberapa bak sampah, namun pengelolaan selanjutnya belum berjalan dengan baik dibuktikan dengan dibiarkannya sampah bertambah di bak yang disediakan.

= 500 lVolume sampah non domestik= 60% x volume sampah domestik= 60% x 500= 300 lMenurut perhitungan dengan standar SNI 03-1733-1989 dalam tabel kebutuhan data diperlukan 1 TPS,

Selain itu, akan tersedia tempat sampah di setiap sudut khususnya tempat publik. Kemudian untuk memudahkan pemindahaan, sampah akan diangkut oleh truk sampah ke TPS.

SanitasiAnalisis Sanitasi

Data Analisis Respon

Page 67: 10. BAB V (fix)

168

Sistem sanitasi di lokasi perancangan sudah baik. Sanitasi padat dibuang di septic-tank yang ada di rumah masing–masing yang terletak di bagian belakang rumah dan sanitasi cair dibuang melalui saluran drainase. Namun masih terdapat beberapa rumah yang menggunakan sistem sanitasi tradisional dengan membuangnya langsung ke tambak yang ada.

Septic-tank berada di bagian belakang rumah. Dilokasi perancangan tidak terdapat sumur sehingga peletakkan septic-tank tidak mengganggu keberadaan air sumur.

Dalam rencana pengembangan, septic-tank akan tetap berada di belakang rumah. Respon yang dilakukan hanya dilakukan perbaikan dan perawatan secara berkala agar sistem sistem sanitasi berjalan dengan baik. Serta masyarakat yang masih menggunakan sanitasi tradisional harus dibuatkan sanitasi yang bersifat modern.

Skala 1:100

Drainase

Page 68: 10. BAB V (fix)

169

Analisis DrainaseData Analisis Respon

Drainase PrimerTerletak di bahu jalan arteri primer berupai sungai dengan kedalaman 1 meter dan lebar 6meter0,5 meter.Drainase SekunderTerletak di bahu jalan lokal dengan kedalaman 0,7 meter. Terdapat juga sungai dengan kedalaman 0,2 meter dan lebar 4 meter tetapi dalam kondisi yang buruk

Titik kemungkinan luapan air drainase

Drainase dari permukiman dialirkan menuju drainase sekunder dan kemudian menuju drainase primer yang berada di jalan primer. Pada pertemuan antara 2 drainase, biasanya mempunyai beban yang lebih banyak sehingga memungkinkan terjadinya luapan.

Saluran drainase dibuat mengikuti jaringan jalan sesuai dengan klasifikasi jalan, yaitu drainase primer pada jaringan jalan arteri primer, drainase sekunder pada jaringan jalan lokal primer dan drainase tersier pada jaringan jalan lokal sekunder..

Dibutuhkan pelebaran dan penambahan kedalaman drainase sesuai dengan standar kebutuhannya (kedalaman 1 meter).

Pembuatan area resapan pada titik-titik kemungkinan banjir.

Perawatan terhadap saluran drainase secara rutin.

Gambar Penampang Rencana Drainase Primer

Skala 1:100

Page 69: 10. BAB V (fix)

170

Analisis DrainaseData Analisis Respon

Gambar Penampang Drainase Primer Eksisting

Skala 1:100

Gambar Penampang Drainase Sekunder Eksisting

Skala 1:100

Skala 1:100

Gambar Penampang Rencana Drainase Sekunder

Skala 1:100

Gambar Penampang Rencana Drainase Tersier

Page 70: 10. BAB V (fix)

171

Analisis DrainaseData Analisis Respon

Skala 1:100Skala 1:100

5.8 Amplop Bangunan

Page 71: 10. BAB V (fix)

172

Komponen Desain Guidelines KeteranganPerformance Perspective

Koefisien Dasar Bangunan (KDB)

Koefisien dasar bangunan diperlukan untuk mengatur perbandingan jumlah lahan terbangun dan non terbangun.

KDB pada zona permukiman adalah 80%.

Ketinggian Bangunan Ketinggian bangunan diperlukan untuk mengatur ketinggian maksimal yang diperbolehkan dalam lokasi rancang.

Berdasarkan perhitungan ketinggian maksimal pada kawasan perancangan dibangun bangunan 6 lantai, atau ketinggiannya 24 meter.1. Ketinggian 4 meter : halte2. Ketinggian 5 meter : rumah,

mushola, toko, posyandu, TK, balai pengobatan warga, pemadam kebakaran

3. Ketinggian 7 meter : masjid4. Ketinggian 10 meter : SD, gedung

pertemuan, gym

Page 72: 10. BAB V (fix)

173

Komponen Desain Guidelines KeteranganPerformance Perspective

Jarak Antar Bangunan Jarak antar bangunan diperlukan guna mengatur intensitas cahaya pada antar bangunan di permukiman.

Berdasarkan tetapan dari Departemen PU, maka jarak antar bangunan adalah 6-8 meter.

Garis Sempadan Bangunan (GSB)

GSB diperlukan guna mengatur jarak pandang kendaraan bermotor dalam zona permukiman.

Berdasarkan perhitungan, maka GSB:Jalan arteri : 37,6 meterJalan lokal primer : 53,7 meterJalan lokal sekunder : 17,12 meterJalan lingkungan : 14,7 meter

Sedangkan, GSB yang diterapkan adalahJalan arteri : 36,41 meterJalan lokal primer : 17,12 meterJalan lokal sekunder : 4 meterJalan lingkungan : 1,5 meter

GSB Jalan Arteri

GSB Jalan Lokal Primer

Page 73: 10. BAB V (fix)

174

Komponen Desain Guidelines KeteranganPerformance Perspective

GSB Jalan Lokal Sekunder

GSB Jalan Lingkungan