1. satuan operasi - pemeliharaan mesin produksi - pt. nutrifood indonesia

23
PEMELIHARAAN MESIN PRODUKSI DI PT. NUTRIFOOD INDONESIA Oleh SITI HUDAIYAH 4 TPHP 3 7675 PEMERINTAH KABUPATEN TEMANGGUNG DINAS PENDIDIKAN PROGRAM KEAHLIAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN SMK NEGERI 1 (STM PEMBANGUNAN) TEMANGGUNG Jalan Kadar Maron Kotak Pos 104, Telp. (0293) 4901639 Temanggung 56221 2014/2015

Upload: siti-hudaiyah

Post on 24-Jan-2016

141 views

Category:

Documents


18 download

TRANSCRIPT

PEMELIHARAAN MESIN PRODUKSI

DI PT. NUTRIFOOD INDONESIA

Oleh

SITI HUDAIYAH

4 TPHP 3

7675

PEMERINTAH KABUPATEN TEMANGGUNG

DINAS PENDIDIKAN

PROGRAM KEAHLIAN

TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

SMK NEGERI 1 (STM PEMBANGUNAN)

TEMANGGUNG

Jalan Kadar Maron Kotak Pos 104, Telp. (0293) 4901639

Temanggung 56221

2014/2015

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang makanan dan minuman

sehat, PT. Nutrifood Indonesia menggunakan tenaga mesin dalam sebagian

besar proses produksi. Di dalam pelaksanaan proses produksi pada umumnya,

pemeliharaan kadang-kadang kurang memperoleh perhatian yang cukup dari

pimpinan perusahaan yang bersangkutan. Hal tersebut tidak mengherankan

oleh karena manfaat dari pemeliharaan tersebut tidak dapat dirasakan secara

langsung sehingga bagi pengelola perusahaan atau pelaksana produksi

maintenance and repair menjadi terabaikan.

Berdasarkan keadaaan seperti ini maka sebenarnya perusahaan atau

harus melaksanakan perihal yang berhubungan dengan pelaksanaan

pemeliharaan mesin misalnya penyusunan perencanaan pemeliharaan mesin,

seperti kapan mesin harus diganti bagian-bagian yang aus kapan harus

dilakukan perbaikan total. Selain itu, perlu kesadaran karyawan untuk

mengadakan pemeliharaan yang baik pada mesin dan peralatan produksi yang

digunakannya, bagaimana seharusnya para karyawan memperlakukan mesin

dengan baik dan sebagainya.

Pemeliharaan mesin yang baik akan menguntungkan banyak pihak

yang terkait, seperti umur ekonomis mesin relatif lebih panjang, proses

produksi menjadi lebih lancar, menekan terjadinya kerusakan yang fatal atau

berat dari mesin produksi, kualitas produk akhir dapat dipertahankan,

menekan biaya pengeluaran untuk penggantian mesin yang rusak, tidak

terjadi pemborosan pemakaian bahan baku, target produksi yang

direncanakan dapat direalisasikan.

A. Tujuan

1. Memenuhi salah satu persyaratan pembelajaran mata diklat Satuan

Operasi di SMK Negeri 1 Temanggung.

2. Meningkatkan kemampuan siswa mengenai hubungan antara teori

dengan penerapannya di dunia kerja (lapangan), serta faktor-faktor yang

mempengaruhinya, sehingga dapat menjadi bekal setelah terjun di

masyarakat.

3. Meningkatkan wawasan siswa tentang berbagai kegiatan di industri

pengolahan hasil pertanian.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teknik Perawatan Mesin Industri

Teknik perawatan mesin industri adalah sesuatu sistem kegiatan

untuk menjaga, memelihara, mempertahankan, mengembangkan dan

memaksimalkan daya guna dari segala sarana yang ada di dalam suatu

bengkel atau industri sehingga modal/investasi yang ditanam dapat berhasil

guna dan berdaya guna tinggi secara ekonomis.

Ruang lingkup perawatan sangat tergantung dari

besarnya/banyaknya sarana dan prasarana dalam suatu lembaga, institusi,

industri/perusahaan serta di pengaruhi oleh kebijakan-kebijakan tertentu.

Fungsi perawatan adalah menyelenggarakan teknik-teknik pemeliharaan dan

perlindungan dari segala macam kegiatan produksi, non produksi yang ada

dalam lembaga, intitusi,perusahaan tersebut.

Perawatan bertujuan untuk memelihara alat-alat, kelancaran

pemakaian alat-alat produksi/mesin perkakas dan perlengkapannya,

keamanan instalasi, efisiensi dari beberapa unit produksi, memperpanjang

umur teknis mesin – gedung, alat-alat lain, untuk menciptakan kondisi kerja

sebaik-baiknya, sekaligus mempertahankan kondisi sarana dalam perawatan

berupa; alat-alat, mesin dan perlengkapan agar pelaksanaan kegiatan produksi

dan keamanannya, perlidungan dari bagian-bagian yang berbahaya dapat

dijamin lancer dan baik.

Tugas utama perawatan adalah untuk melakukan pemeliharaan ,

perbaikan dari alat-alat, peralatan, mesin dan perlengkapanya serta semua unit

yang berhubungan dengan proses produksi atau kegiatan dengan penggunaan

sarana prasarana tersebut.

Kegiatan-kegiatan tersebut meliputi :

1. Perawatan peralatan dan perlengkapan

Kegiatan dari perawatan ini mencakup dalam pemeliharaan dan

perbaikan, agar mesin-mesin dan perlenkapanya (sarana-prasarana) yang

berhubungan dengan kegiatan atau penggunaan sarana prasarana tersebut

selalu dalam keadaan kondisi yang baik.

Tindakan perawatan yang singkat waktunya adalah yang paling

menguntungkan, baik dipandang dari segi institusi, perusahaan maupun

dari segi pertanggung-jawaban yang harus dipikul oleh penguna tanpa

mengurangi rasa tanggung-jawabnya serta ketelitiannya dan

kesempurnaan cara bekerjanya. Juga perlu pencatatan dari komponen

yang mengalami kerusakan sebagai dokumentasi dan sebagai pedoman

untuk perencanaan perbaikan di waktu yang akan datang, (diagnosa

kerusakan dibuat dalam bentuk berita acara kerusakan).

2. Pergantian dan distribusi utilitas

Pergantian dan distribusi utilitas ini masudnya power supply dan

distribusinya karena mesin perkakas digerakkan oleh electromotor,

kebutuhan kebutuhan tenaga ini adalah tenaga listrik. Dalam kegiatan

pemeliharaan dan perbaikan terdapat pengelompokan kerja yaitu; bagian

perbaikan dan pemeliharaan mekanik dan bagian pemeliharaan dan

perbaikan kelistrikan. Namun dalam pergantian utilitas dimaksudkan

antara lain; distribusi air pendingin, komponen, pelumas(oli).

Kebanyakan hanya terlibat pekerjaan utilitas ini dan untuk menjamin

kelancaran bekerja, akan lebih baik distribusi dan pergantian dari utilitas

ini ditangani oleh bagian perawatan.

3. Inspeksi dan pelumasan

Di sini kedua-duanya merupakan kegiatan dalam perawatan

peralatan mesin yang berhubungan dengan dengan kegiatan proses

produksi, kegiatan inspeksi adalah dalam rangka mencari data-data

teknik untuk meningkatkan kinerja dalam perawatan, sedangkan kegiatan

pelumasan sudah merupakan tindakan pencegahan untuk menghidarkan

terjadinya keausan kepada bidang-bidang yang bergesekan dan bagian

yang memerlukan suhu yang konstan sehingga apabila oli pelumas tidak

dikontrol maka mesin akan cepat rusak sebelum waktunya.

Kegiatan-kegiatan perawatan dapat dibedakan menjadi enam sebagai

berikut:

1. Perawatan rutin

Perawatan rutin ialah perawatan atau kegiatan yang harus

dilakukan setiap hari dan sifatnya terus menerus dan sistematis.

2. Perawatan periodic

Perawatan periodic ialah perawatan yang dilakukan pada jarak

waktu tertentu dan harus dilakukan rutin dan sistematis pula.

3. Perawatan berencana

Perawatan berencana ialah tindakan perawatan yang dilakukan

atas dasar perencanaan sebelumnya sehingga segala sesuatu berjalan

lancar dalam waktu singkat.

4. Perawatan pencegahan

Perawatan pencegahan ialah pekerjaan yang dilakukan sebelum

fasilitas mengalami kerusakan, jadi tindakan/pekerjaan perawatan ini

semata-mata telah direncanakan sebelumnya.

5. Tindakan perbaikan

Tindakan perbaikan ialah perbaikan setelah mesin mengalami

kerusakan, karena alat-alat yang di pakai dalam perbaikan ini telah siap

sebelumnya maka kegiatan tersebut termasuk kategori perawatan.

6. Overhaul

Overhaul ialah perbaikan besar dalam rangka mengembalikan

kondisi standard suatu mesin yang tingkat kerusakannya telah total.

Selain perawatan mesin dan perlengkapannya, juga untuk

memperlancar tugasnya guna menunjang proses produksi dalam perusahaan

atau pabrik maka perlu juga dibantu dengan:

1. Penyimpanan persediaan bahan dan alat

2. Penyimpanan barang yang tidak terpakai

3. Perlindungan dari bahaya kebakaran

4. Pengurangan suara dan polusi

5. Penyimpanan dokumentasi dan administrasi pemeliharaan dan perbaikan.

6. Pelayanan perawatan

BAB III

METODOLOGI

A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Praktik Industri dilaksanakan di PT. Nutrifood Indonesia Plant Ciawi

yang beralamatkan di Jalan Raya Ciawi 280A, Kota Bogor, Jawa Barat

terhitung mulai tanggal 1 September s.d. 31 Desember 2014.

B. Metode Pelaksanaan

Pelaksanaan magang di PT. Nutrifood Indonesia ini menggunakan

pengambilan data dengan cara studi pustaka, observasi dan wawancara baik

di perpustakaan maupun di perusahaan.

1. Studi pustaka

Studi pustaka dilakukan dengan cara mencari materi terkait di

internet dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan menunjang

data yang diperoleh dari perusahaan.

2. Observasi

Observasi merupakan pengamatan langsung yang dilakukan

pada proses yang diijinkan oleh perusahaan untuk diamati.

3. Wawancara

Wawancara dilaksanakan dengan mengajukan pertanyaan secara

lisan kepada staff perusahaan pada departemen terkait untuk memperoleh

data-data yang dibutuhkan.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tenaga kerja, material dan perawatan adalah bagian dari industri yang

membutuhkan biaya cukup besar. Setiap mesin akan membutuhkan perawatan dan

perbaikan meskipun telah dirancang dengan baik. Perbaikan sebaiknya dilakukan

tanpa menganggu kegiatan produksi. Misalnya perbaikan mesin dilakukan pada

saat tidak digunakan atau dengan pertimbangan bahwa pelaksanaan perbaikan

tidak menganggu keseluruhan aktifitas produksi. Karena itu inspeksi pada

umumnya dilakukan pada saat mesin tidak beroperasi.

A. Departemen Perawatan dan Pemeliharaan Fasilitas Pabrik

Perawatan dan pemeliharaan fasilitas pabrik di PT. Nutrifood

Indonesia ditangani oleh departemen Plant Engineering dan Plant Sanitary

Area. Departemen Plant Engineering sendiri terbagi menjadi 2, yaitu Plant

Engineering A (PEA) dan Plant Engineering B (PEB).

Setiap petugas pada departemen perawatan bertanggung jawab

terhadap aktifitas perawatan, inspeksi, perbaikan, overhaul, dan lain-lain.

Petugas merupakan orang-orang yang berpengalaman dan berwenang

menentukan kapan waktu untuk inspeksi, overhaul dan tugas yang terkait

dengan pemeliharaan fasilitas pabrik.

B. Tugas Departemen Perawatan

Pekerjaan perawatan ini mencakup perbaikan seluruh fasilitas pabrik

agar dapat berfungsi dalam kondisi kerja yang semaksimal mungkin. Jadi

tugas departemen perawatan adalah memberikan pelayanan teknik yang

dibutuhkan untuk keselamatan pengoperasian pabrik.

Pada industri ini, perawatan yang didukung oleh sekelompok pekerja

yang kemampuannya secara kolektif dapat menangani semua pekerjaan

perawatan di industri.

Departemen perawatan di PT. Nutrifood Indonesia dibagi dalam 3

kelompok:

1. Plant Engineering A (PEA)

Bertugas untuk mengadakan perawatan dan perbaikan fasilitas

pabrik.

a. Perawatan pabrik berikut peralatan dan gedungnya, seperti AC,

kulkas, instalasi listrik, dan perkabelan.

b. Perawatan kendaraan operasional produksi seperti forklift, genset

dan sebagainya.

2. Plant Engineering B (PEB)

Bertugas untuk

a. Pemasangan dan penggantian mesin produksi, seperti:

1) Instalasi peralatan pada pabrik yang baru.

2) Instalasi pembangkit tenaga: listrik, air, uap, gas, udara dan

tenaga lainnya.

3) Instalasi pada pelayanan khusus: ruang hampa, gas industri,

instalasi pipa untuk pekerjaan kimia, sistem pembersihan air,

sistem udara tekan, tanda bahaya kebakaran dan lain-lain.

4) Perubahan atau modifikasi pabrik, peralatan dan gedung.

b. Pengawasan pengoperasian fungsi pembangkit tenaga dan pelayanan

khusus.

1) Ruang operasi ketel, saluran uap danpembangkit tenaga.

2) Pembangkit udara tekan dan distribusinya, sistem ventilasi dan

pemanas.

c. Pengelolaan suku cadang mesin produksi

3. Plant Sanitary Area (PSA)

Bertugas untuk

a. Pembangunan kembali atau pembaruan pabrik serta

perlengkapannya yang sudah tua.

b. Perawatan bangunan fisik pabrik: jalan-jalan, lantai, atap, pintu,

jendela dan lain-lain.

c. Penanganan sistem pembuangan limbah.

d. Penyelamatan dan pemanfaatan bahan bekas atau sisa.

e. Pelayanan pemadam kebakaran.

f. Keamanan pabrik.

C. Cara Perawatan

Perawatan pada umumnya dilakukan dengan dua cara:

1. Perawatan setelah terjadi kerusakan.

Perbaikan dilakukan pada mesin ketika mesinnya telah

mengalami kerusakan. Kerusakan pada mesin disebabkan antara lain

karena:

a. Proses kerusakan komponen yang tidak dapat diperkirakan dan tidak

dpat dicegah.

b. Kerusakan yang terjadi berangsur-angsur dan berkurangnya

kekuatan komponen karena pemakaian/keausan. Kejadian ini dapat

diatasi dengan adanya inspeksi yang teratur dan mengetahui cara

pencegahannya.

Dalam penanganan perawatan ini, perbaikan dilakukan ketida

mesin sedang tidak berfungsi dan departemen menyetuji adanya

perbaikan mesin tersebut. Cara perawatan ini memakan biaya yang lebih

tinggi karena adanya biaya tambahan, membayar operator produksi yang

menganggu, kemungkinan membayar lembur bagi tenaga perawatan

yang melakukan kerja perbaikan. Perawatan ini merupakan perawatan

yang tidak direncanakan.

2. Perawatan Preventif.

Perawatan dilakukan dengan jadwal yang teratur, sehingga

kadang-kadang disebut sebagai ”perawatan yang direncanakan” atau

”perawatan yang dijadwal”. Fungsi penting dari cara perawatan jenis ini

adalah menjaga kondisi operasional peralatan serta meningkatkan

kehandalannya. Tujuannya adalah menghilangkan penyebab-penyebab

kerusakan sebelum kerusakan terjadi. Perawatan yang terjadwal selalu

lebih ekonomis daripada perawatan yang tidak terjadwal.

Pekerjaan perawatan preventif ini dilakukan dengan

mengadakan inspeksi, pelumasan dan pengecekan peralatan seteliti

mungkin. Frekuensi inspeksi ditetapkan menurut tingkat kepentingan

mesin, tingkat kerusakan dan kelemahan mesin. Inspeksi berkala ini

sangat membantu pengecekan untuk menemui penyebab-penyebab yang

menimbulkan kerusakan, dan juga untuk mempermudah usaha

perbaikannya melalui tahapan-tahapannya.

Perawatan prefentif mempunyai tujuan sebagai berikut:

a. Untuk mencapai tingkat kesiapan industri yang maksimum dengan

mencegah kerusakan dan mengurangi periode waktu perbaikan

menjadi seminimum mungkin.

b. Menjaga kondisi mesin sebaik mungkin untuk mempertahankan

produk yang berkualitas tinggi.

c. Memperkecil tingkat kerusakan dan menjaga nama baik industri.

d. Menjamin keselamatan pekerja.

e. menjaga industri pada tingkat efisiensi produksi yang maksimum.

f. Mencapai semua tujuan tersebut dengan cara yang sangat ekonomis.

Pekerjaan-pekerjaan dasar pada perawatan preventif adalah:

inspeksi, pelumasan, perencanaan dan penjadwalan, pencatatan dan

analisis, latihan bagi tenaga perawatan, serta penyimpanan suku cadang.

a. Inspeksi.

Pekerjaan inspeksi dibagi atas inspeksi bagian luar dan

inspeksi bagian dalam. Inspeksi bagian luar dapat ditujukan untuk

mengamati dan mendeteksi kelainan-kelainan yang terjadi pada

mesin yang sedang beroperasi, misalnya: timbul suara yang tidak

normal, getaran, panas, asap dan lain-lain. Sedangkan inspeksi

bagian dalam ditujukan untuk pemeriksaan elemen-elemen mesin

yang dipasang pada bagian dalam seperti: roda gigi, ring, paking,

bantalan dan lain-lain.

Frekuensi inspeksi perlu ditentukan secara sangat hati-hati,

karena terlalu kurangnya inspeksi dapat menyebabkan mesin

kerusakan yang sulit untuk diperbaiki dengan segera. Sedangkan

terlalu sering diadakan inspeksi dapat menyebabkan mesin

kehilangan waktu produktivitasnya. Dengan demikian frekuensi

pelaksanaan inspeksi harus benar-benar ditentukan berdasarkan

pengalaman, dan jadwal program untuk inspeksi perlu

dipertimbangkan dengan matang.

Inspeksi mesin di bagian produksi minuman ready to drink

di PT. Nutrifood Indonesia, dilakukan secara berkala sesuai dengan

Instruksi Kerja yang berjalan, diantaranya adalah sebagai berikut:

1) Daily (harian)

a) Perawatan bagian dalam mesin produksi meliputi CIP

(Clean in Process) dan SHW (Sanitary Hot Water) di setiap

awal shift

b) Membersihkan bagian luar mesin produksi dan window

menggunakan alkohol 96%

c) Membersihkan bagian dumper (penahan udara) pada mesin

homogenizer dengan air dingin

d) Mengecek konsentrasi acid chemical dan caustic chemical

yang digunakan untuk proses CIP

2) Weekly (mingguan)

a) Membersihkan semua bagian tank luar dan dalam

b) Membersihkan knife, filter, roller, dan conveyor waste

c) Mengecek dan membersihkan sabuk mesin scanima

d) Melakukan perawatan pada mesin yang bergerak

1.1. Membersihkan roller menggunakan compressed air

(udara bertekanan), spons, dan alkohol 96%

1.2. Mengganti oli

1.3. Mengecek gasket (penghubung pipa) dan water supply

filter

e) Merefresh acid chemical dan caustic chemical yang

digunakan untuk proses CIP

3) Monthly (bulanan)

a) Membersihkan bagian luar tank

b) Membuang acid chemical yang digunakan untuk proses

CIP, dan mengganti dengan acid chemical yang baru

c) Membersihkan semua alat produksi secara manual

4) 3 bulanan

a) Membuang caustic chemical yang digunakan untuk proses

CIP, dan mengganti dengan caustic chemical yang baru

b) Mengkalibrasi conductivity chemical (alat yang digunakan

untuk mengukur konsentrasi chemical pada proses CIP)

untuk memastikan kepresisian atau nilai pengukuran

instrumen yang digunakan dalam kondisi benar atau dapat

dipercaya

5) 6 bulanan

a) Pengelasan bagian mesin yang bocor

6) Tahunan

a) Penggantian seal

b) Penggantian spare part

c) Pengecekan umur pakai mesin

Untuk inspeksi mesin dapat dikategorikan menjadi dua

macam:

1) Kategori mesin yang penting.

Mesin-mesin dalam kelompok ini sangat besar

pengaruhnya terhadap jalannya produksi secara keseluruhan,

sedikit saja terjadi gangguan akan memerlukan waktu yang lama

untuk memperbaikinya. Untuk itu perlu diberikan penekanan

yang lebih kepada inspeksi mesin-mesin tersebut.

2) Kategori mesin biasa.

Frekuensi inspeksi untuk kelompok ini tidak terlalu

berpengaruh terhadap jalannya produksi.

b. Pelumasan.

Komponen-komponen mesin yang bergesekan seperti roda

gigi, bantalan dsb, diberi pelumasan secara benar agar dapat bekerja

dengan baik dan tahan lama. Dalam pemberian pelumas yang benar

diperhatikan jenis pelumasnya, jumlah pelumas, bagian yang diberi

pelumas dan waktu pemberian pelumasnya ini.

c. Perencanaan dan Penjadwalan.

Jadwal program perawatan yang berlaku di PT. Nutrifood

Indonesia dibuat secara lengkap dan teperinci di dalam Instruksi

Kerja yang berlaku menurut spesifikasi yang diperlukan, seperti

adanya jadwal harian, mingguan, bulanan, tiap tiga bulan, tiap

setengah tahun, dan setiap tahun.

d. Pencatatan dan Analisis.

Catatan-catatan yang dibuat untuk membantu kelancaran

pekerjaan perawatan mesin adalah:

1) Buku manual operasi.

2) Manual instruksi perawatan.

3) Kartu riwayat mesin.

4) Daftar permintaan suku cadang.

5) Kartu inspeksi.

6) Catatan kegiatan harian.

7) Catatan kerusakan, dan lain-lain.

Analisis yang dibuat berdasarkan catatan-catatan tersebut

akan membantu dalam hal:

1) Melakukan pencegahan kerusakan daripada memperbaiki

kerusakan yang terjadi.

2) Mengetahui tingkat kehandalan mesin.

3) Menentukan umur mesin.

4) Memperkirakan kerusakan mesin dan merencanakan untuk

memperbaikinya sebelum terjadi kerusakan.

5) Menentukan frekuensi pelaksanaan inspeksi.

6) Menentukan untuk pembelian mesin yang lebih baik dan cocok

berdasarkan pengalaman masa lalu.

e. Latihan Bagi Tenaga Perawatan.

Untuk berhasilnya program perawatan preventif dengan

baik, ada latihan yang mendasar bagi tenaga perawatan. Karena baik

teknisi maupun pengawas harus terlatih dalam menjalankan

pekerjaan perawatan, inspeksi dan perbaikan-perbaikan dengan cara

yang sistematis.

f. Penyimpanan Suku Cadang.

Sistem penyimpanan suku cadang memegang peranan

penting yang berpengaruh terhadap efisiensi waktu produksi. Namun

demikian berdasarkan pertimbangan dan pengalaman, untuk order

dalam jumlah besar perlu ditentukan banyaknya suku cadang yang

benar-benar dibutuhkan, karena penyimpanan suku cadang yang

terlalu banyak dapat menimbulkan biaya yang besar. Banyaknya

suku cadang yang dibutuhkan, ditentukan pula oleh faktor-faktor lain

seperti sumber penyalurnya, waktu pengantaran dan persediaan suku

cadang di pasaran.

Berikut ini adalah beberapa keuntungan penting dari program

perawatan preventif yang dilaksanakan dengan baik.

a. Waktu terhentinya produksi menjadi berkurang.

b. Berkurangnya pembayaran kerja lembur bagi tenaga perawatan.

c. Berkurangnya waktu untuk menunggu peralatan yang dibutuhkan.

d. Berkurangnya pengeluaran biaya untuk perbaikan.

e. Penggantian suku cadang yang direncanakan dapat dihemat

kebutuhannya, sehingga suku cadang selalu tersedia di gudang setiap

waktu.

f. Keselamatan kerja operator lebih tinggi karena berkurangnya

kerusakan.

Metode yang efektif dalam mengevaluasi perawatan preventif

adalah dengan pendekatan secara analitis. Pada dasarnya evaluasi ini

melibatkan hubungan rangkaian inspeksi yang diselesaikan, banyaknya

hasil pekerjaan, dan banyaknya kerusakan.

3. Perawatan Korektif

Perawatan korektif adalah tindakan perawatan yang dilakukan

untuk mengatasi kerusakan-kerusakan atau kemacetan yang terjadi

berulang kali. Prosedur ini diterapkan pada peralatan atau mesin yang

sewaktu-waktu dapat rusak. Dalam kaitan ini perlu dipelajari

penyebabnya-penyebabnya, perbaikan apa yang dapat dilakukan, dan

bagaimanakah tindakan selanjutnya untuk mencegah agar kerusakan

tidak terulang lagi. Pada umumnya usaha untuk mengatasi kerusakan itu

dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. merubah proses

b. merancang kembali komponen yang gagal

c. mengganti dengan komponen baru atau yang lebih baik

d. meningkatkan prosedur perawatan preventif. Sebagai contoh,

melakukan pelumasan sesuai ketentuannya atau mengatur kembali

frekuensi dan isi daripada pekerjaan inspeksi.

e. Meninjau kembali dan merubah sistem pengoperasian mesin.

Misalnya dengan merubah beban unit, atau melatih operator dengan

sistem operasi yang lebih baik, terutama pada unit-unit khusus.

Perawatan korektif tidak dapat menghilangkan semua

kerusakan, karena bagaimanapun juga suatu alat atau mesin-mesin yang

dipakai lambat laun akan rusak. Namun demikian, dengan adanya

tindakan perbaikan yang memadai akan dapat membatasi terjadinya

kerusakan.

Dalam pelaksanaan kerjanya, untuk mengatasi kerusakan dan

mengambil tindakan korektif yang diperlukan adalah tanggung jawab

bersama dari bagian teknik, produksi dan perawatan. Secara umum,

pengelolaan dan pengkoordinasian untuk penerapan program perawatan

preventif adalah tanggung jawab manajer teknik dan perawatan. Gambar

6, menunjukkan skema untuk prosedur perawatan korektif.

Urutan prosedur untuk pelaksanaan perawatan korektif adalah

sebagai berikut:

a. bagian pengoperasian membuat laporan kerusakan dengan deskripsi

mengenai perawatan korektif yang diperlukan. Sebagai penanggung

jawab pengelolaan dan pengkoordinasian fungsi perawatan preventif,

manajer teknik dan perawatan menerima serta memeriksa semua

laporan kerusakan. Sementara itu, aspek dari perawatan korektif

perlu mendapat perhatian dari bagian teknik dan perawatan.

b. Laporan kerusakan diarsip oleh departemen untuk dikonsultasikan

dengan manajer departemen secara khusus.

c. Setelah perencanaan dan penjadwalannya disetujui bersama oleh

perencana dan manajer departemen, kemudian langkah selanjutnya

adalah mengkoordinasikan pelaksanan perawatan korektif yang

mencakup persiapan lembar kerja yang diperlukan, dan apabila

dibutuhkan menentukan pula prioritas tugas pada pekerjaan.

d. Pada akhir bulan, laporan analisis kerusakan bulanan harus dibuat

dan didistribusikan sepuluh hari sebelum bulan berikutnya.

Program perawatan preventif perlu dikoordinasikan untuk

mempermudah pengontrolan dan evaluasinya pada setiap waktu. Tugas

pengontrolan dan evaluasi ini menuntut tanggung jawab dengan

pembagian yang jelas di antara kedua departemen, yaitu produksi dan

perawatan.

Bagaimanapun baiknya suatu program direncanakan, hanya

dapat efektif apabila dijalankan oleh para personil yang berpengetahuan

dan sangat teliti. Dalam hal ini manajer perawatan mengetahui jelas

bagaimana program tersebut harus dilaksanakan, apa hasilnya, dan

bagaimana efektivitasnya.

Untuk melaksanakan pengontrolan program perawatan preventif

ini, maka perlu diadakan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Pemeriksaan Perawatan Preventif Secara Periodik.

Disamping adanya pemeriksaan kerusakan setiap minggu,

perlu diambil kebijaksanaan untuk meninjau seluruh program

perawatan preventif tiap setengah tahun sekali. Pada dasarnya,

peninjauan program ini mencakup beberapa hal yaitu :

1) Peninjauan pada seluruh catatan, termasuk kartu-kartu order

inspeksi dan kartu historis peralatan.

2) Peninjauan biaya perbaikan.

3) Peninjauan 'kerugian produksi' karena adanya pekerjaan

perawatan.

4) Peninjauan untuk jaminan order pekerjaan perbaikan dan

pengaturan kembali mengenai prioritas kerja yang diutamakan.

5) Peninjauan terhadap alternatif apa yang didahulukan atau

dijadwalkan terlebih dahulu, 'penggantian' atau 'pembongkaran'.

b. Tinjauan Laporan

Tinjauan laporan ini termasuk kegiatan pokok dalam

inspeksi perawatan preventif bulanan. Laporan ini disiapkan

seefektif mungkin, karena merupakan alat manajemen dalam

mengungkapkan pelaksanaan program perawatan.

Berikut ini adalah beberapa hal yang ditinjau dalam laporan

bulanan.

1) Banyaknya inspeksi yang tidak sesuai.

Apabila ada beberapa pekerjaan inspeksi yang tidak

selesai, ini menunjukkan kurangnya prioritas yang diberikan

pada perawatan preventif. Dalam keadaan ini diperlukan

bantuan dari departemen perawatan untuk pelaksanaan

inspeksinya, terutama pada unit-unit yang tidak terawasi.

Menurut ketentuan, banyaknya inspeksi yang tidak terselesaikan

ini maksimum hanya diperbolehkan 10 persen dari inspeksi

yang telah dijadwalkan.

2) Banyaknya pekerjaan yang berhasil.

Selama peran inspeksi sebagai kekuatan dalam program

perawatan preventif, maka banyaknya pekerjaan inspeksi yang

dapat diselesaikan menunjukkan keberhasilan inspeksi yang

dilakukan. Pada umumnya, melalui inspeksi ini dapat dicapai

hasil kerja antara sekitar 20 sampai 30 persen dari banyaknya

pekerjaan yang harus diinspeksi, dan hal ini disebut sebagai

faktor 'R'. Apabila frekuensi yang dilakukan itu tepat, maka

faktor 'R' yang terjadi pada program perawatan tersebut cukup

konstan dan baik hasilnya. Kalau terjadi ketidaktepatan

(fluktuasi) secara drastis pada hasil pekerjaan, maka perlu

diadakan penelitian untuk mencari penyebabnya. Pekerjaan

inspeksi ini harus diselesaikan dalam bulan yang sedang

berlangsung.

3) Pekerjaan yang tidak selesai.

Pekerjaan perbaikan harus dilaporkan paling lambat

pada bulan penyelesaiannya. Apabila hasil pekerjaan yang

segera dilaporkan masih belum selesai sampai akhir bulan, maka

dapat diatasi dengan meningkatkan program perencanaan dan

penjadwalannya.

4) Banyaknya kemacetan.

Kelebihan waktu terjadinya kemacetan ini harus

dikurangi. Apabila terjadi pertambahan waktu, maka harus

segera dilakukan pemeriksaan. Walaupun jumlah kerusakan

yang terjadi sangat kecil, kondisi ini tetap perlu dilaporkan.

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Perawatan dan pemeliharaan mesin industri di PT. Nutrifood Indonesia

sudah dimanajemen dan ditangani dengan baik. Perawatan dilakukan secara

berkala dengan menggunakan dua cara yaitu perawatan setelah terjadi

kerusakan (Breakdown maintenance) dan perawatan preventif (preventive

maintenance). Pemeliharaan mesin dilakukan mulai dari mesin mesin

pengolahan, lingkungan industry, fasilitas industry, dan suku cadang, dan

listrik. Pemeliharaan ini digunakan untuk memastikan tentang keamanan dan

melakukan perbaikan pada mesin atau lingkungan yang mengalami kerusakan

sehingga tidak berpengaruh pada proses pengolahan produk.

B. Saran

1. Sebaiknya pekerja di bagian produksi diberikan pelatihan mendetail

tentang perawatan dan pemeliharaan fasilitas pabrik.

REFERENSI

Anonima. 2014. Jual Beli Mesin. http://www.vibrasindo.com/

Diakses tanggal 23 November 2014

Anonimb. 2014. Teknik Perawatan Mesin Industri.

http://mesin.jetpackindonesia.com/

Diakses tanggal 15 Oktober 2014