1. pto induk pnpm mpd

Upload: hery-budianto

Post on 02-Mar-2016

401 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

PTO PNPM 2014

TRANSCRIPT

1

a

PTOPROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERDESAAN

KEMENTERIAN DALAM NEGERIDIREKTORAT JENDERAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA

DAFTAR LARANGAN BAGI KONSULTAN DAN FASILITATOR

Untuk mendukung terlaksananya tugas dan tanggung jawab, konsultan dan fasilitator dilarang:

a. Mengambil keputusan, melakukan negosiasi, melakukan kompromi, memberi saran, atau melakukan tindakan apapun yang merugikan masyarakat

b. Menerima apapun dari pihak manapun dengan tujuan: 1. Meloloskan proses seleksi desa dan penetapan alokasi dana PNPM; 2. Mempengaruhi pemilihan jenis kegiatan, lokasi dan spesifikasi kegiatan PNPM dalam proses perencanaan;3. Sebagai hadiah, kompensasi, komisi, tanda terima kasih, atau apapun namanya dalam kaitannya dengan profesi sebagai fasilitator.

c. Bertindak sebagai suplier bahan dan alat, menunjuk salah satu suplier, atau berfungsi sebagai perantara;

d. Bertindak sebagai juru bayar atau merekayasa pembayaran atau administrasi atas nama UPK, Tim Pengelola Kegiatan, atau kelompok masyarakat;

e. Membantu atau menyalahgunakan dana PNPM untuk kepentingan pribadi, keluarga, atau kelompok;

f. Meminjam dana PNPM dengan alasan apapun baik atas nama pribadi, keluarga, atau kelompok;

g. Memalsukan arsip, tanda tangan, atau laporan yang merugikan masyarakat, baik secara langsung maupun tidak langsung;

h. Dengan sengaja mengurangi kualitas atau kuantitas pekerjaan;

i. Dengan sengaja membiarkan, tidak melaporkan, atau menutupi proses penyimpangan yang terjadi yang mengakibatkan kerugian masyarakat.j. Tidak menjadi pengurus partai politik dan tidak sebagai calon legistatif yang ditetapkan oleh instansi yang berwenang serta tidak terlibat dalam tim sukses dalam Pilkada dan Legistatif.

Pelanggaran terhadap point a sampai dengan j berakibat pada Pemutusan Hubungan Kerja.

DAFTAR SINGKATAN

1. AD: Anggaran Dasar2. AP: Administrasi Pusat3. APBD: Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah4. APBN: Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara5. ADD: Alokasi Dana Desa6. ART: Anggaran Rumah Tangga7. BA: Berita Acara8. Bappeda : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah9. Bappenas: Badan Perencanaan Pembangunan Nasional10. BKAD: Badan Kerjasama Antar Desa11. BASPK: Berita Acara Status Pelaksanaan Kegiatan12. BBM: Bahan Bakar Minyak13. BLM: Bantuan Langsung Masyarakat14. BM: Buku Material15. BOS: Bantuan Operasional Sekolah 16. BPD: Badan Permusyawaratan Desa17. BPK: Badan Pemeriksa Keuangan18. BPKP: Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan19. BP-UPK: Badan Pemeriksa Unit Pengelola Kegiatan20. DIPP: Daftar Isian Proyek Pembangunan21. DAU: Daftar Alokasi Umum22. DPA: Dokumen Pelaksanaan Anggaran23. DPRD: Dewan Perwakilan Rakyat Daerah24. FK: Fasilitator Kecamatan25. FT: Fasilitator Teknik26. Faskab : Fasilatator Kabupaten27. Fastkab: Fasilitator Teknik Kabupaten28. Faskeu: Fasilitator Keuangan 29. HOK: Hari Orang Kerja30. Kades: Kepala Desa31. KM-Nas: Konsultan Manajemen (tingkat) Nasional32. KMW: Konsultan Manajemen (tingkat) Wilayah33. KM-Prov: Koordinator Manajemen Provinsi34. KPMD/K: Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa/Kel35. KPPN: Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara36. KUA: Kebijakan Umum APBD37. KUB: Kelompok Usaha Bersama38. KSP: Kelompok Simpan Pinjam39. LKM: Lembaga Keuangan Mikro40. LP2K: Laporan Penyelesaian Pelaksanaan Kegiatan41. LPD: Laporan Pengunaan Dana42. LSM: Lembaga Swadaya Masyarakat43. MAD: Musyawarah Antar Desa44. Musdes: Musyawarah Desa45. Musrenbang: Musyawarah Perencanaan Pembangunan46. PNPM MPd: PNPM Mandiri Perdesaan47. PAH: Penampungan Air Hujan48. PAP: (dana) Pembinaan dan Administrasi Proyek49. Perda: Peraturan Daerah50. PerDes: Peraturan Desa51. PIK: Paket Informasi Kecamatan52. PJOK: Penanggung Jawab Operasional Kegiatan53. PjOKab: Penanggung Jawab Operasional Kabupaten54. PjOProv: Penanggung Jawab Operasional Provinsi55. PMD: Pemberdayaan Masyarakat Desa56. Pokmas: Kelompok Masyarakat57. PPM: Penanganan Pengaduan dan Masalah58. PTO: Petunjuk Teknis Operasional59. PUK: Paket Usulan Kegiatan60. RAB: Rencana Anggaran Biaya61. Renja: Rencana Kerja62. Renstra: Rencana Strategis63. RKA: Rencana Kerja Anggaran64. RKB: Rencana Kegiatan dan Biaya65. RKP: Rencana Kerja Pemerintah66. RKPD: Rencana Kerja Pemerintah Daerah67. RKPDes: Rencana Kerja Pembangunan Desa68. RKTL: Rencana Kerja Tindak Lanjut69. RPD: Rencana Penggunaan Dana70. RPJM: Rencana Pembangunan Jangka Menengah71. RPJMDes: Rencana Pemb. Jangka Menengah Desa72. RT: Rukun Tetangga73. RW: Rukun Warga74. SDM: Sumber Daya Manusia75. SE: Surat Edaran76. SEB: Surat Edaran Bersama77. SetDa: Sekretariat Daerah78. Semiloka: Seminar dan Lokakarya79. SKMP: Surat Kesanggupan Menyelesaikan Pekerjaan80. SKPD: Satuan Kerja Perangkat Daerah81. SPP: Simpan Pinjam Perempuan82. SP2: Surat Perjanjian Pendanaan83. SP3K: Surat Pernyataan Penyelesaian Pelaksanaan Kegiatan84. SPC: Surat Penetapan Camat85. SPM: Surat Perintah Membayar86. SPPB: Surat Perjanjian Pemberian Bantuan87. SPP-LS: Surat Permintaan Pembayaran Langsung88. TA: Tahun Anggaran89. TK-PNPM MPd: Tim Koordinasi-PNPM MPd90. TOT: Training Of Trainer91. TPK: Tim Pengelola Kegiatan92. TP3: Tim Pengelola dan Pemelihara Prasarana93. TPU: Tim Penulis Usulan94. TV: Tim Verifikasi95. UEP: Usaha Ekonomi Produktif96. UPK: Unit Pengelola Kegiatan97. UPT: Unit Pelaksana Teknis

I. KEBIJAKAN POKOK

1.1. LATAR BELAKANG

Indonesia memiliki persoalan kemiskinan dan pengangguran. Kemiskinan di Indonesia dapat dilihat dari tiga pendekatan yaitu kemiskinan alamiah, kemiskinan struktural, dan kesenjangan antar wilayah. Persoalan pengangguran lebih dipicu oleh rendahnya kesempatan dan peluang kerja bagi angkatan kerja di perdesaan. Upaya untuk menanggulanginya harus menggunakan pendekatan multi disiplin yang berdimensi pemberdayaan. Pemberdayaan yang tepat harus memadukan aspek-aspek penyadaran, peningkatan kapasitas, dan pendayagunaan.

Mulai tahun 2007 Pemerintah Indonesia mencanangkan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri yang terdiri dari PNPM Mandiri Perdesaan, PNPM Mandiri Perkotaan, serta PNPM Mandiri wilayah khusus dan desa tertinggal. PNPM Mandiri Perdesaan adalah program untuk mempercepat penanggulangan kemiskinan secara terpadu dan berkelanjutan. Pendekatan PNPM Mandiri Perdesaan merupakan pengembangan dari Program Pengembangan Kecamatan (PPK), yang selama ini dinilai berhasil. Beberapa keberhasilan PPK adalah berupa penyediaan lapangan kerja dan pendapatan bagi kelompok rakyat miskin, efisiensi dan efektivitas kegiatan, serta berhasil menumbuhkan kebersamaan dan partisipasi masyarakat.

Visi PNPM Mandiri Perdesaan adalah tercapainya kesejahteraan dan kemandirian masyarakat miskin perdesaan. Kesejahteraan berarti terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat. Kemandirian berarti mampu mengorganisir diri untuk memobilisasi sumber daya yang ada di lingkungannya, mampu mengakses sumber daya di luar lingkungannya, serta mengelola sumber daya tersebut untuk mengatasi masalah kemiskinan. Misi PNPM Mandiri Perdesaan adalah: (1) peningkatan kapasitas masyarakat dan kelembagaannya; (2) pelembagaan sistem pembangunan partisipatif; (3) pengefektifan fungsi dan peran pemerintahan lokal; (4) peningkatan kualitas dan kuantitas prasarana sarana sosial dasar dan ekonomi masyarakat; (5) pengembangan jaringan kemitraan dalam pembangunan.

Dalam rangka mencapai visi dan misi PNPM Mandiri Perdesaan, strategi yang dikembangkan PNPM Mandiri Perdesaan yaitu menjadikan masyarakat miskin sebagai kelompok sasaran, menguatkan sistem pembangunan partisipatif, serta mengembangkan kelembagaan kerja sama antar desa. Berdasarkan visi, misi, dan strategi yang dikembangkan, maka PNPM Mandiri Perdesaan lebih menekankan pentingnya pemberdayaan sebagai pendekatan yang dipilih. Melalui PNPM Mandiri Perdesaan diharapkan masyarakat dapat menuntaskan tahapan pemberdayaan yaitu tercapainya kemandirian dan keberlanjutan, setelah tahapan pembelajaran dilakukan melalui Program Pengembangan Kecamatan (PPK).

1.2. TUJUAN

Tujuan Umum PNPM Mandiri Perdesaan adalah meningkatnya kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin di perdesaan dengan mendorong kemandirian dalam pengambilan keputusan dan pengelolaan pembangunan yang berkelanjutan

Tujuan khususnya meliputi:a.Meningkatkan partisipasi seluruh masyarakat, khususnya masyarakat miskin dan atau kelompok perempuan dan masyarakat adat dalam pengambilan keputusan perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan pelestarian pembangunanb.Melembagakan pengelolaan pembangunan partisipatif dengan mendayagunakan sumber daya manusia dan sumber daya alam lokal dengan mempertimbangkan kelestariannya.c.Mengembangkan kapasitas pemerintahan desa dalam memfasilitasi pengelolaan pembangunan partisipatif yang berwawasan lingkungand.Menyediakan prasarana sarana sosial dasar dan ekonomi yang diprioritaskan oleh masyarakate.Melembagakan pengelolaan dana bergulirf.Mendorong terbentuk dan berkembangnya kerjasama antar desag. Mengembangkan kerja sama antar pemangku kepentingan dalam upaya penanggulangan kemiskinan perdesaan dan perbaikan lingkungan hidup

1.3. KELUARAN PROGRAM

a. Terjadinya peningkatan keterlibatan Rumahtangga Miskin (RTM) dan kelompok perempuan dan kelompok masyarakat adat mulai tahap perencanaan pelaksanaan/pengawasan sampai dengan pelestarianb. Terlembaganya sistem pembangunan partisipatif di desa dan antar desac. Terjadinya peningkatan kapasitas pemerintahan desa dalam memfasilitasi pembangunan partisipatif yang berwawasan lingkungand. Berfungsi dan bermanfaatnya hasil kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan bagi masyarakate. Terlembaganya pengelolaan dana bergulir dalam peningkatan pelayanan sosial dasar dan ketersediaan akses ekonomi terhadap RTMf. Terbentuk dan berkembangnya kerjasama antar desa dalam pengelolaan pembangunang. Terjadinya peningkatan peran serta dan kerja sama para pemangku kepentingan dalam upaya penanggulangan kemiskinan perdesaan

1.4. PRINSIP DASAR PNPM MANDIRI PERDESAAN

Sesuai dengan Pedoman Umum, PNPM Mandiri Perdesaan mempunyai prinsip atau nilai-nilai dasar yang selalu menjadi landasan atau acuan dalam setiap pengambilan keputusan maupun tindakan yang akan diambil dalam pelaksanaan rangkaian kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan. Nilai-nilai dasar tersebut diyakini mampu mendorong terwujudnya tujuan PNPM Mandiri Perdesaan. Prinsip-prinsip itu meliputi:

a. Bertumpu pada pembangunan manusia. Pengertian prinsip bertumpu pada pembangunan manusia adalah masyarakat hendaknya memilih kegiatan yang berdampak langsung terhadap upaya pembangunan manusia daripada pembangunan fisik semata b. Otonomi. Pengertian prinsip otonomi adalah masyarakat memiliki hak dan kewenangan mengatur diri secara mandiri dan bertanggung jawab, tanpa intervensi negatif dari luar

c. Desentralisasi. Pengertian prinsip desentralisasi adalah memberikan ruang yang lebih luas kepada masyarakat untuk mengelola kegiatan pembangunan sektoral dan kewilayahan yang bersumber dari pemerintah dan pemerintah daerah sesuai dengan kapasitas masyarakat

d. Berorientasi pada masyarakat miskin. Pengertian prinsip berorientasi pada masyarakat miskin adalah segala keputusan yang diambil berpihak kepada masyarakat miskin e. Partisipasi. Pengertian prinsip partisipasi adalah masyarakat berperan secara aktif dalam proses atau alur tahapan program dan pengawasannya, mulai dari tahap sosialisasi, perencanaan, pelaksanaan, dan pelestarian kegiatan dengan memberikan sumbangan tenaga, pikiran, atau dalam bentuk materill

f. Kesetaraan dan keadilan gender. Pengertian prinsip kesetaraan dan keadilan gender adalah masyarakat baik laki-laki dan perempuan mempunyai kesetaraan dalam perannya di setiap tahapan program dan dalam menikmati manfaat kegiatan pembangunan,kesetaraan juga dalam pengertian kesejajaran kedudukan pada saat situasi konflik

g. Demokratis. Pengertian prinsip demokratis adalah masyarakat mengambil keputusan pembangunan secara musyarawah dan mufakat

h. Transparansi dan Akuntabel. Pengertian prinsip transparansi dan akuntabel adalah masyarakat memiliki akses terhadap segala informasi dan proses pengambilan keputusan sehingga pengelolaan kegiatan dapat dilaksanakan secara terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan baik secara moral, teknis, legal, maupun administratif

i. Prioritas. Pengertian prinsip prioritas adalah masyarakat memilih kegiatan yang diutamakan dengan mempertimbangkan kemendesakan dan kemanfaatan untuk pengentasan kemiskinan dan upaya perbaikan lingkungan

j. Keberlanjutan. Pengertian prinsip keberlanjutan adalah bahwa dalam setiap pengambilan keputusan atau tindakan pembangunan, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan pemeliharaan kegiatan harus telah mempertimbangkan sistem pelestariannya

1.5. SASARAN PNPM MANDIRI PERDESAAN

1.5.1. Lokasi Sasaran:Lokasi sasaran PNPM Mandiri Perdesaan meliputi seluruh kecamatan perdesaan di Indonesia yang dalam pelaksanaannya dilakukan secara bertahap dan tidak termasuk kecamatan-kecamatan kategori kecamatan bermasalah dalam PPK/PNPM Mandiri Perdesaan.

1.5.2. Kelompok Sasaran:a. Masyarakat miskin dan masyarakat adat di perdesaan,b. Kelembagaan masyarakat di perdesaan,c. Kelembagaan pemerintahan lokal.

1.6. PENDANAAN PNPM Mandiri Perdesaan merupakan program Pemerintah Pusat bersama Pemerintah Daerah, artinya program ini direncanakan, dilaksanakan dan didanai bersama-sama berdasarkan persetujuan dan kemampuan yang dimiliki oleh Pemerintah Pusat dan Daerah.

1.6.1. Sumber dan Ketentuan Alokasi Dana BLM PNPM Mandiri PerdesaanSumber dana berasal dari: a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)b. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) c. Swadaya masyarakatd. Partisipasi dunia usaha

1.6.2. Kriteria AlokasiAlokasi dana BLM per kecamatan ditetapkan oleh Pemerintah yang diatur dengan ketentuan tersendiri.

1.6.3. Mekanisme Pencairan Dana

Pencairan dana diatur sebagai berikut:

a. Pencairan dana BLM yang bersumber dari APBN mengacu pada petunjuk teknis pencairan dana dan peraturan lain yang diterbitkan oleh Pemerintah. b. Pencairan dana yang berasal dari Pemerintah Daerah, dilakukan melalui mekanisme APBD sesuai aturan yang berlaku di daerah dan peraturan lain yang ditetapkan oleh Pemerintah.c. Pencairan BLM yang bersumber diluar APBN dan APBD dapat dilakukan dengan melakukan kerjasama dengan BKAD dengan melibatkan UPK dan TPK.

d. Besaran dana BLM dari APBD yang dicairkan ke masyarakat harus utuh tidak termasuk pajak, retribusi atau biaya lainnya

1.6.4. Mekanisme Penyaluran Dana

Penyaluran dana adalah proses penyaluran dari rekening kolektif BLM yang dikelola Unit Pengelola Kegiatan (UPK) kepada Tim Pengelola Kegiatan (TPK) di desa. Mekanisme penyaluran dana sebagai berikut:a. Pembuatan surat perjanjian pemberian bantuan (SPPB) antara UPK dengan TPK dengan diketahui oleh Camat dan Kepala Desa/Lurahb. TPK menyiapkan Rencana Penggunaan Dana (RPD) sesuai kebutuhan dilampiri dengan dokumen-dokumen perencanaan kegiatan (gambar desain, RAB, dan lampirannya)c. Untuk penyaluran berikutnya dilengkapi dengan Laporan Penggunaan Dana (LPD) sebelumnya dan dilengkapi dengan bukti-bukti yang sahd. Setelah seluruh dana digunakan, TPK wajib memberikan laporan penggunaan dana sebagai bagian dari laporan akhir

1.6.5. Dana Operasional UPK dan Operasional TKP Dana operasional UPK sebesar maksimal dua prosen (2%) dari dana bantuan PNPM Mandiri Perdesaan yang dialokasikan di Kecamatan tersebut. Dana operasional TPK/ desa maksimal tiga prosen (3%) dari dana PNPM Mandiri Perdesaan yang dialokasikan sesuai hasil Musyawarah Antar Desa Penetapan Kegiatan menurut Surat Penetapan Camat (SPC) untuk desa yang bersangkutan.

1.7. KETENTUAN DASAR PNPM MANDIRI PERDESAAN

Ketentuan dasar PNPM Mandiri Perdesaan merupakan ketentuan-ketentuan pokok yang digunakan sebagai acuan bagi masyarakat dan pelaku lainnya dalam melaksanakan kegiatan, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pemeliharaan dan pelestarian. Ketentuan dasar PNPM Mandiri Perdesaan dimaksudkan untuk mencapai tujuan secara lebih terarah. Ketentuan dasar meliputi :

1.7.1. Desa BerpartisipasiSeluruh desa/kelurahan atau nama lain di kecamatan penerima PNPM Mandiri Perdesaan berhak berpartisipasi dalam seluruh tahapan program. Untuk dapat berpartisipasi dalam PNPM Mandiri Perdesaan, dituntut adanya kesiapan dari masyarakat dan desa dalam menyelenggarakan pertemuan-pertemuan musyawarah secara swadaya dan menyediakan kader-kader desa yang bertugas secara sukarela serta adanya kesanggupan untuk mematuhi dan melaksanakan ketentuan dalam PNPM Mandiri Perdesaan. Untuk mengoptimalkan pengelolaan program, bagi kecamatan yang memiliki jumlah desa lebih dari 20 disarankan untuk menggabungkan desa-desa tersebut menjadi sekurang-kurangnya 10 satuan desa cluster. Penggabungan tersebut didasarkan atas kesepakatan desa-desa dengan mempertimbangkan kedekatan wilayah. Proses pembentukan desa cluster dilakukan dalam MAD Sosialisasi.1.7.2. Kriteria dan Jenis Kegiatan

Kegiatan yang akan dibiayai melalui dana BLM dan dana bergulir diutamakan untuk kegiatan yang memenuhi kriteria:

a. Lebih bermanfaat bagi masyarakat miskin atau rumah tangga miskinb. Berdampak langsung dalam peningkatan kesejahteraanc. Dapat dikerjakan oleh masyarakatd. Didukung oleh sumber daya yang adae. Memiliki potensi berkembang dan berkelanjutanf. Mendukung kualitas lingkungan hidup dengan tidak merusak lingkungan hidup

Jenis-jenis kegiatan yang dibiayai melalui BLM PNPM Mandiri Perdesaan adalah sebagai berikut : a. Kegiatan pembangunan atau perbaikan prasarana sarana dasar yang dapat memberikan manfaat jangka pendek maupun jangka panjang secara ekonomi bagi masyarakat miskin atau rumah tangga miskin di dalam desa atau antar desa/kelurahan atau sebutan lainnyab. Kegiatan peningkatan bidang pelayanan kesehatan dan pendidikan, termasuk kegiatan pelatihan pengembangan ketrampilan masyarakat (pendidikan nonformal)c. Kegiatan peningkatan kapasitas/ketrampilan kelompok usaha ekonomi terutama bagi kelompok usaha yang berkaitan dengan produksi berbasis sumber daya lokal (tidak termasuk penambahan modal)d. Penambahan permodalan simpan pinjam untuk Kelompok Perempuan (SPP)e. Kegiatan Usulan Pengganti bagi lokasi kecamatan yang tidak memenuhi criteria bisa mengajukan dana SPP, mencakup pembiayaan, penyediaan sarana atau prasarana usaha dan modal kerja yang dilakukan oleh kelompok usaha yang dikelola oleh perempuan.f. Kegiatan pembagunan atau perbaikan sarana dan prasarana yang berhubungan dengan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana. Ketentuan yang terkait dengan penjelasan PTOJenis-jenis kegiatan yang dibiayai melalui dana bergulir adalah :a. Pendanaan permodalan Simpan Pinjam untuk kelompok perempuan (SPP) dapat didanai dari alokasi SPP dan UEP yang telah diputuskan melalui MAD.b. Pendanaan kegiatan permodalan bagi usaha ekonomi produktif (UEP) hanya dapat didanai dari alokasi UEP.

1.7.3. Mekanisme usulan kegiatan

Setiap desa dapat mengajukan 3 (tiga) usulan untuk dapat didanai dengan BLM PNPM Mandiri Perdesaan. Setiap usulan harus merupakan 1 (satu) jenis kegiatan/ satu paket kegiatan yang secara langsung saling berkaitan.

Tiga usulan dimaksud adalah:a. Usulan kegiatan sarana prasarana dasar atau kegiatan peningkatan kualitas hidup masyarakat (kesehatan atau pendidikan) atau peningkatan kapasitas/ ketrampilan kelompok usaha ekonomi yang ditetapkan oleh musyawarah desa khusus perempuanb. Usulan kegiatan simpan pinjam bagi Kelompok Perempuan (SPP) yang ditetapkan oleh musyawarah desa khusus perempuan. Alokasi dana kegiatan SPP ini maksimal 25% dari BLM kecamatan. Tidak ada batasan alokasi maksimal per desa namun harus mempertimbangkan hasil verifikasi kelayakan kelompok atau usulan penggati SPP bagi kecamatan yang terkena sangsi pendanaan.c. Usulan kegiatan sarana prasarana dasar, kegiatan peningkatan kualitas hidup masyarakat (kesehatan atau pendidikan) dan peningkatan kapasitas/ketrampilan kelompok usaha ekonomi yang ditetapkan oleh musyawarah desa perencanaan

Usulan yang dimaksud dalam butir a,b dan c di atas merupakan kegiatan yang wajib ditetapkan berdasarkan hasil Musrenbangdes sesuai RKP Desa

Jika usulan non-SPP dari musyawarah khusus perempuan sama dengan usulan musyawarah desa campuran, maka kaum perempuan dapat mengajukan usulan pengganti, sehingga jumlah usulan kegiatan dari musyawarah desa perencanaan tetap tiga.

Maksimal nilai satu usulan kegiatan yang dapat didanai BLM PNPM Perdesaan adalah sebesar Rp 500 juta..

Usulan kegiatan pendidikan atau kesehatan harus mempertimbangkan rencana induk dari instansi pendidikan atau kesehatan di kabupaten, dan mendapat rekomendasi tertulis dari instansi terkait sebagai bahan verifikasi bahwa tidak terdapat overlapping perencanaan dan pendanaan

1.7.4. Swadaya Masyarakat

Swadaya adalah kemauan dan kemampuan masyarakat yang disumbangkan sebagai bagian dari rasa ikut memiliki terhadap program. Swadaya masyarakat merupakan salah satu wujud partisipasi dalam pelaksanaan tahapan PNPM Mandiri Perdesaan. Swadaya bisa diwujudkan dengan menyumbangkan tenaga, dana, maupun material pada saat pelaksanaan kegiatan. Dasar keswadayaan adalah kerelaan masyarakat, sehingga harus dipastikan bebas dari tekanan atau keterpaksaan.

1.7.5. Kesetaraan dan Keadilan Gender

Untuk mencapai kesetaraan dan keadilan gender salah satu langkah yang dilakukan adalah dengan pemihakan kepada perempuan. Pemihakan memberi makna berupa upaya pemberian kesempatan bagi perempuan untuk memenuhi kebutuhan dasar, ekonomi, dan politik serta mengakses aset produktif. .

Sebagai salah satu wujud keberpihakan kepada perempuan, PNPM Mandiri Perdesaan mengharuskan adanya keterlibatan perempuan sebagai pengambil keputusan dan pelaku pada semua tahap perencanaan, pelaksanaan dan pelestarian. Kepentingan perempuan harus terwakili secara memadai.

1.7.6. Jenis Kegiatan yang Dilarang (Negative List)

Jenis kegiatan yang tidak boleh didanai melalui PNPM Mandiri Perdesaan adalah sebagai berikut:a. Pembiayaan seluruh kegiatan yang berkaitan dengan militer atau angkatan bersenjata, pembiayaan kegiatan politik praktis/partai politikb. Pembangunan/rehabilitasi bangunan kantor pemerintah dan tempat Ibadahc. Pembelian chainsaw, senjata, bahan peledak, asbes dan bahan-bahan lain yang merusak lingkungan (pestisida, herbisida, obat-obat terlarang dan lain-lain)d. Pembelian kapal ikan yang berbobot di atas 10 ton dan perlengkapannya,e. Pembiayaan gaji pegawai negerif. Pembiayaan kegiatan yang memperkerjakan anak-anak di bawah usia kerjag. Kegiatan yang berkaitan dengan produksi, penyimpanan, atau penjualan barang-barang yang mengandung tembakauh. Kegiatan apapun yang dilakukan pada lokasi yang telah ditetapkan sebagai cagar alam, Hutan Lindung, Taman Nasional atau areal konservasi kecuali ada ijin tertulis dari instansi yang mengelola lokasi tersebuti. Kegiatan yang berdampak negative pada kerusakan lingkungan dan Masyarakat Adat dan komunitas Adat terpencilj. Kegiatan pengolahan tambang atau pengambilan dan penggunaan terumbu karangk. Kegiatan yang berhubungan pengelolaan sumber daya air dari sungai yang mengalir dari atau menuju negara lainl. Kegiatan yang berkaitan dengan pemindahan jalur sungaim. Kegiatan yang berkaitan dengan reklamasi daratan yang luasnya lebih dari 50 Hektar (Ha)n. Pembangunan jaringan irigasi baru yang luasnya lebih dari 50 Hao. Kegiatan pembangunan bendungan atau penampungan air dengan kapasitas besar, lebih dari 10.000 meter kubik

1.7.7. Pengamanan Sosial dan Lingkungan Hidup (Safeguards)

Kebijakan safeguards atau pengamanan sosial dan lingkungan hidup merupakan upaya dari kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan dalam melakukan pencegahan, pengelolaan, dan penanganan resiko terjadinya potensi dampak yang mungkin terjadi sebagai akibat adanya kegiatan yang didanai. Kebijakan pengamanan tidak hanya dimaksudkan untuk menghindari dampak sosial dan lingkungan hidup yang merugikan sebagai akibat adanya suatu kegiatan yang didanai olehprogram , namun juga meminimalkan risiko dampak negatif tersebut. Jika dampak-dampak negatif tidak dapat dihindarkan, program harus merencanakan dan melaksanakan langkah-langkah penanggulangan perbaikan, dan kompensasi apabila diperlukan. perbaikan, dan kompensasi apabila diperlukan.

Kebijakan pengamanan social dan lingkungan hidup sepenuhnya dijelaskan dalam PTO penjelasan XIV

1.7.8. Sanksi

Sanksi adalah salah satu bentuk pemberlakuan kondisi dikarenakan adanya pelanggaran atas peraturan dan tata cara yang telah ditetapkan di dalam PNPM Mandiri Perdesaan. Sanksi bertujuan untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab berbagai pihak terkait dalam pengelolaan kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan.

Sanksi dapat berupa :a. Sanksi masyarakat, yaitu sanksi yang ditetapkan melalui kesepakatan dalam musyawarah masyarakat. Semua kesepakatan sanksi dituangkan secara tertulis dan dicantumkan dalam berita acara pertemuan,b. Sanksi hukum, yaitu sanksi yang diberikan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku, c. Di Kabupaten dibentuk dan dikembangkan Ruang Belajar Masyarakat (RBM) sebagai suatu kultur atau perilaku belajar yang terorganisir, terstruktur, dan sistematis melalui kegiatan belajar bersama, yang bertujuan untuk meningkatkan/mengembangkan kapasitas pelaku/masyarakat (pelaku PNPM Mandiri Perdesaan), fasilitator Kabupaten-Kecamatan, aparat pemerintahan di daerah Kabupaten/Kota yang terlibat dalam PNPM Mandiri Perdesaan. Sanksi program adalah pemberhentian bantuan apabila kecamatan atau desa yang bersangkutan tidak dapat mengelola PNPM Mandiri Perdesaan dengan baik, seperti: menyalahi prinsip-prinsip, menyalahgunakan dana atau wewenang, penyimpangan prosedur, hasil kegiatan tidak terpelihara atau hasil kegiatan tidak dapat dimanfaatkan. Kecamatan tersebut akan dimasukkan sebagai kecamatan bermasalah sehingga dapat ditunda pencairan dana yang sedang berlangsung, serta tidak dialokasikan untuk tahun berikutnya.

1.7.9. Peningkatan Kapasitas Masyarakat, Lembaga dan Pemerintahan Lokal

Dalam rangka peningkatan kapasitas masyarakat, lembaga dan pemerintahan lokal menuju kemandirian, maka:

a. Di setiap desa dipilih, ditetapkan, dan dikembangkan: Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa/Kelurahan (KPMD/K dengan kualifikasi teknik, pemberdayaan dan Ekonomi ), Tim Penulis Usulan (TPU), Tim Pengelola Kegiatan (TPK), Tim Pemantau, dan Tim Pemeliharab. Di kecamatan dibentuk dan dikembangkan : Badan Kerja sama Antar Desa (BKAD), Tim Verifikasi, UPK, Badan Pengawas UPK (BP-UPK) dan Pendamping Lokal (PL)

Organisasi kerja yang dibangun, pada awalnya adalah lembaga-lembaga di desa dan antar desa yang dibentuk untuk kebutuhan fungsional program. Dalam PNPM Mandiri Perdesaan, organisasi kerja tersebut diharapkan mampu mengelola secara mandiri atas hasil-hasil program, baik yang telah dikerjakan melalui PPK maupun yang dikerjakan melalui PNPM Mandiri Perdesaan. Untuk mencapai kemampuan ini perlu dilakukan kebijakan penataan kelembagaan. Kebijakan penataan menyesuaikan perkembangan yang terjadi di lapangan dan kebijakan serta peraturan perundangan yang ada.

Penataan sebagaimana di atas memadukan aspek statuta dan payung hukum. Statuta menuntaskan status hak milik, keterwakilan dalam delegasi, serta lingkup kewenangan untuk merepresentasikan kepentingan masyarakat.

Pokok-pokok kebijakan penataan organisasi kerja/kelembagaan masyarakat desa dan antar desa dalam kaitan PNPM Mandiri Perdesaan adalah sebagai berikut: Kebijakan diarahkan kepada kebutuhan pelestarian dan pengembangan hasil-hasil program, Pembentukan BKAD dan penetapan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART), Penetapan kedudukan UPK dalam wadah BKAD, Pola hubungan UPK dalam bentuk kesepakatan kerja sama antar desa melalui BKAD, Pola hubungan BKAD dengan lembaga-lembaga lain di desa dan antar desa, Penguatan organisasi UPK dalam menjalankan peran dan fungsinya, UPK dan Badan Pengawas UPK (BP-UPK) dalam menjalankan fungsinya wajib mempunyai standar prosedur operasional. Standar prosedur dibuat dan dikembangkan mengacu kepada AD/ART BKAD yang telah ditetapkan oleh MAD sesuai dengan fungsi yang dijalani. UPK memiliki fungsi pokok dan fungsi pengembangan. Fungsi pokok UPK adalah dalam hal pengelolaan perguliran dan pengelolaan teknis program. Fungsi pengembangan UPK adalah dalam hal pembinaan kelompok, penanganan pinjaman bermasalah. BP-UPK memiliki fungsi sebagai pengawas teknis dan pemeriksa keuangan UPK, TPK dan kelompok usaha ekonomi/SPP, Kelompok usaha ekonomi dan SPP selanjutnya akan dibagi menjadi dua jenis kelompok, yakni kelompok usaha bersama dan kelompok simpan pinjam. Pembagian ini merupakan langkah penguatan kapasitas lembaga kelompok usaha ekonomi dan SPP, Penguatan kelembagaan kelompok masyarakat (Pokmas) yang dilaksanakan dengan strategi pendampingan yang bersifat partisipatif, kolektif, dan representatif.

1.7.10. Pendampingan Masyarakat dan Pemerintahan Lokal

Masyarakat dan pemerintahan lokal dalam melaksanakan PNPM Mandiri Perdesaan mendapatkan pendampingan dari fasilitator. Peran pendampingan ditujukan bagi penguatan atau peningkatan kapasitas masyarakat dan pemerintahan lokal dalam mengelola pembangunan secara mandiri di wilayahnya. Fasilitator yang akan mendampingi masyarakat dan pemerintahan lokal adalah sebagai berikut:a. Di setiap kecamatan disediakan Fasilitator Kecamatan b. Di setiap kabupaten disediakan Fasilitator Kabupaten 1.7.11. Kerjasama Antar ProgramSemua pihak yang berkepentingan dalam penanggulangan kemiskinan di pedesaaan didorong untuk mewujudkan kerjasama dan sinergi antar dalam penanggulangan kemiskinan

II. PERAN PELAKU-PELAKU

Masyarakat adalah pelaku utama PNPM Mandiri Perdesaan pada tahap perencanaan, pelaksanaan dan pelestarian. Sedangkan pelaku-pelaku lainnya di desa, kecamatan, kabupaten dan seterusnya berfungsi sebagai pelaksana, fasilitator, pembimbing dan pembina agar tujuan, prinsip, kebijakan, prosedur dan mekanisme PNPM Mandiri Perdesaan tercapai dan dilaksanakan secara benar dan konsisten.

2.1. PELAKU DI DESA

Pelaku di desa adalah pelaku-pelaku yang berkedudukan dan berperan dalam pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan di desa. Pelaku di desa meliputi:

1) Kepala Desa (Kades)Peran Kepala Desa adalah sebagai pembina dan pengendali kelancaran serta keberhasilan pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan di desa. Bersama BPD, kepala desa menyusun peraturan desa yang relevan dan mendukung terjadinya proses pelembagaan prinsip dan prosedur PNPM Mandiri Perdesaan sebagai pola pembangunan partisipatif, serta pengembangan dan pelestarian aset PNPM Mandiri Perdesaan yang telah ada di desa. Kepala desa juga berperan mewakili desanya dalam pembentukan forum musyawarah atau badan kerja sama antar desa.

2) Badan Permusyawarahan Desa (BPD atau sebutan lainnya)Dalam pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan, BPD (atau sebutan lainnya) berperan sebagai lembaga yang mengawasi proses dari setiap tahapan PNPM Mandiri Perdesaan, termasuk sosialisasi, perencanaan, pelaksanaan, dan pelestarian di desa. Selain itu juga berperan dalam melegalisasi atau mengesahkan peraturan desa yang berkaitan dengan pelembagaan dan pelestarian PNPM Mandiri Perdesaan di desa. BPD juga bertugas mewakili masyarakat bersama Kepala Desa dalam membuat persetujuan pembentukan badan kerja sama antar desa.

3) Tim Pengelola Kegiatan (TPK)TPK terdiri dari anggota masyarakat yang dipilih melalui musyawarah desa sosialisasi yang mempunyai fungsi dan peran untuk mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan di desa dan mengelola administrasi, serta keuangan PNPM Mandiri Perdesaan. TPK sekurang-kurangnya terdiri dari Ketua, Bendahara, dan Sekretaris. Pada saat Musyawarah Desa Informasi hasil MAD keanggotaan TPK dilengkapi dengan Ketua Bidang yang menangani suatu jenis kegiatan yang akan dilaksanakan. Untuk mengakomodasi pengelolaan kegiatan yang diusulkan oleh beberapa desa, dibentuk TPK antar desa yang berkedudukan disalah satu desa, dipilih oleh wakil-wakil desa. Tugas-tugas TPK antar desa serupa dengan TPK di tingkat desa.

Kelompok Kerja (POKJA) Kegiatan Multiyears (Tahun Jamak)Untuk mengelola kegiatan yang penyaluran dananya bersifat multiyears dapat dibentuk kelompok kerja kegiatan multiyears

4) Tim Penulis Usulan (TPU)TPU berasal dari anggota masyarakat yang dipilih melalui musyawarah desa. Peran Tim Penulis Usulan adalah menyiapkan dan menyusun gagasan-gagasan kegiatan yang telah ditetapkan dalam musyawarah desa dan musyawarah khusus perempuan, serta dokumen-dokumen yang diperlukan untuk musrenbang reguler, termasuk RPJMDes dan RKPDes. Anggota TPU dipilih oleh masyarakat berdasarkan keahlian dan ketrampilan yang sesuai dengan jenis kegiatan yang diajukan masyarakat. Dalam menjalankan tugasnya, TPU bekerja sama dengan kader-kader desa yang ada.

5) Tim PemantauTim Pemantau menjalankan fungsi pemantauan terhadap pelaksanaan kegiatan yang ada di desa. Keanggotaannya berasal dari anggota masyarakat yang dipilih melalui musyawarah desa. Jumlah anggota tim pemantau sesuai dengan kebutuhan dan kesepakatan saat musyawarah. Hasil pemantauan kegiatan disampaikan saat musyawarah desa dan antar desa. 6) Tim PemeliharaTim Pemelihara berperan menjalankan fungsi pemeliharaan terhadap hasil-hasil kegiatan yang ada di desa, termasuk perencanaan kegiatan dan pelaporan. Keanggotaannya berasal dari anggota masyarakat yang dipilih melalui musyawarah desa perencanaan. Jumlah anggota tim pemelihara sesuai dengan kebutuhan dan kesepakatan saat musyawarah. Hasil laporan pemeliharaan disampaikan saat musyawarah desa dan antar desa. Dalam menjalankan fungsinya, tim pemelihara didukung dengan dana yang telah dikumpulkan atau yang berasal dari swadaya masyarakat setempat.

7) Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa/Kelurahan (KPMD/K)KPMD/K adalah warga desa terpilih yang memfasilitasi atau memandu masyarakat dalam mengikuti atau melaksanakan tahapan PNPM Mandiri Perdesaan di desa dan kelompok masyarakat pada tahap perencanaan, pelaksanaan, maupun pemeliharaan.

Sebagai kader masyarakat yang peran dan tugasnya membantu pengelolaan pembangunan di desa, diharapkan tidak terikat oleh waktu. Jumlah KPMD/K disesuaikan dengan kebutuhan desa dengan mempertimbangkan keterlibatan atau peran serta kaum perempuan, kemampuan teknik, serta kualifikasi pendampingan kelompok ekonomi dan sebagainya. Namun jumlahnya sekurang-kurangnya lima orang, 2 laki-laki dan 3 perempuan.

Kader dengan kualifikasi kemampuan teknik berguna untuk memfasilitasi dan membantu TPU membuat penulisan usulan dan membantu pelaksanaan kegiatan prasarana infrastruktur yang diusulkan masyarakat. Kualifikasi keterlibatan kader dari perempuan adalah perwujudan kebijakan untuk lebih berpihak, memberi peran dan akses dalam kegiatan pembangunan untuk kaum perempuan, terutama meningkatkan mutu fasilitasi musyawarah khusus perempuan. Kualifikasi kemampuan pemberdayaan masyarakat terutama untuk memfasilitasi dan membantu Fasilitator Kecamatan dalam tahapan kegiatan dan pendampingan kelompok masyarakat. Kader dengan kualifikasi pengembangan ekonomi berguna untuk memfasilitasi dan membantu masyarakat atau kelompok dalam pengembangan ekonomi masyarakat.

8) Kelompok Masyarakat Kelompok masyarakat adalah kelompok yang terlibat dan mendukung kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan, baik kelompok sosial, kelompok ekonomi maupun kelompok perempuan. Termasuk sebagai kelompok masyarakat misalnya kelompok arisan, pengajian, kelompok ibu-ibu PKK, kelompok SPP, kelompok usaha ekonomi, kelompok pengelola air, kelompok pengelola pasar desa, dsb.

2.2. PELAKU DI KECAMATAN

1) CamatCamat atas nama Bupati berperan sebagai pembina pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan kepada desa-desa di wilayah kecamatan. Selain itu camat juga bertugas untuk membuat Surat Penetapan Camat (SPC) tentang usulan-usulan kegiatan yang telah disepakati musyawarah antar desa untuk didanai melalui PNPM Mandiri Perdesaan.2) Penanggung jawab Operasional Kegiatan (PjOK)PjOK adalah seorang Kasi pemberdayaan masyarakat atau pejabat lain yang mempunyai tugas pokok sejenis di kecamatan yang ditetapkan berdasar Surat Keputusan Bupati dan bertanggung jawab atas penyelenggaraan operasional kegiatan dan keberhasilan seluruh kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan di kecamatan.

3) Tim Verifikasi (TV)TV adalah tim yang dibentuk dari anggota masyarakat yang memiliki pengalaman dan keahlian khusus, di bidang teknik prasarana, simpan pinjam, pendidikan, kesehatan atau pelatihan ketrampilan masyarakat sesuai usulan kegiatan yang diajukan masyarakat dalam musyawarah desa perencanaan. Peran TV adalah melakukan pemeriksaan serta penilaian usulan kegiatan semua desa peserta PNPM Mandiri Perdesaan dan selanjutnya membuat rekomendasi kepada musyawarah antar desa sebagai dasar pertimbangan pengambilan keputusan. TV menjalankan tugas ini berdasarkan penugasan yang diperoleh dari MAD/BKAD.

4) Unit Pengelola Kegiatan (UPK) Peran UPK adalah sebagai unit pengelola dan operasional pelaksanaan kegiatan antar desa. Pengurus UPK sekurang-kurangnya terdiri dari ketua, sekretaris, dan bendahara dan ditambahkan minimal 1 orang yang mengelola kegiatan dana bergulir pada Kecamatan PNPM MPd yang memiliki total kas, bank dan pinjaman kegiatan dana bergulir minimal 2 milyar rupiah.

5) Badan Pengawas UPK (BP-UPK)BP-UPK berperan dalam mengawasi pengelolaan kegiatan, administrasi, dan keuangan yang dilakukan oleh UPK. BP-UPK dibentuk melalui musyawarah antar desa, sekurang-kurangnya tiga orang terdiri dari ketua dan anggota. BP-UPK menjalankan tugas ini berdasarkan penugasan yang diperoleh dari MAD/BKAD.

6) Fasilitator Kecamatan Fasilitator Kecamatan adalah pendamping masyarakat dalam mengikuti atau melaksanakan PNPM Mandiri Perdesaan. Peran fasilitator kecamatan adalah memfasilitasi masyarakat dalam setiap tahapan PNPM Mandiri Perdesaan pada tahap sosialisasi, perencanaan, pelaksanaan, dan pelestarian, selain itu juga berperan dalam membimbing kader-kader desa atau pelaku-pelaku PNPM Mandiri Perdesaan di desa dan kecamatan. 7) Pendamping Lokal (PL) PemberdayaanPendamping lokal adalah tenaga pendamping dari masyarakat yang membantu fasilitator kecamatan untuk memfasilitasi masyarakat dalam melaksanakan tahapan dan kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan pelestarian. Di setiap kecamatan akan ditempatkan minimal satu orang pendamping lokal.

8) Pendamping Lokal (PL) UPK Pendamping Lokal (PL) Kegiatan Dana Bergulir adalah tenaga pendamping dari masyarakat yang membantu fasilitator untuk memfasilitasi kelompok dan masyarakat dalam pelaksanaan, pelestarian dan pengembangan kegiatan dana bergulir.

9) Tim PengamatTim pengamat adalah anggota masyarakat yang dipilih untuk memantau dan mengamati jalannya proses musyawarah antar desa. Serta memberikan masukan dan saran agar MAD dapat berlangsung secara partisipatif.

10) Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD)BKAD adalah lembaga lintas desa yang dibentuk secara sukarela atas dasar kesepakatan dua atau beberapa desa di satu wilayah dalam satu kecamatan dan atau antar kecamatan dengan suatu maksud dan tujuan tertentu. BKAD pada awalnya dibentuk untuk melindungi dan melestarikan hasil-hasil program yang terdiri dari kelembagaan UPK, sarana-prasarana, hasil kegiatan bidang pendidikan, hasil kegiatan bidang kesehatan, dan perguliran dana.BKAD berkembang sebagai lembaga pengelola pembangunan partisipatif, pengelola kegiatan masyarakat, pengelola aset produktif dan sumber daya alam, serta program/ proyek dari pihak ketiga yang bersifat antar desa .

Dalam hubungan dengan lembaga-lembaga bentukan PPK (UPK, BP-UPK, TV, TPK, dan lain-lain) BKAD menjadi jalan keluar dari masalah statuta dan payung hukum. BKAD menjelaskan tentang status kepemilikan, keterwakilan, dan batas kewenangan.

Dalam kaitan dengan UPK, maka fungsi BKAD adalah merumuskan, membahas, dan menetapkan rencana strategis untuk pengembangan UPK dalam bidang pengelolaan dana bergulir, pelaksanaan program, dan pelayanan usaha kelompok. BKAD juga berperan dalam pengawasan, pemeriksaan, serta evaluasi kinerja UPK.

Dalam kaitan dengan pelaksanaan program, BKAD melalui unit kerja pendukung memfasilitasi proses perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan pengkoordinasian kegiatan pemeliharaan antar desa. Termasuk dalam hal ini, BKAD juga berperan melakukan evaluasi berkala terhadap perkembangan pelaksanaan program, perkembangan penanganan masalah, serta pengawasan antar desa

11) Setrawan KecamatanSetrawan Kecamatan diutamakan dari pegawai negeri sipil di lingkungan kecamatan yang dibekali kemampuan khusus untuk dapat melaksanakan tugas akselerasi perubahan sikap mental di lingkungan pemerintah kecamatan dan perubahan tata pemerintahan serta mendampingi masyarakat, khususnya dalam manajemen pembangunan partisipatif. Dalam hal tertentu pegawai negeri sipil di lingkungan pemerintah daerah dapat ditugaskan di kecamatan sebagai setrawan kecamatan. Dalam kaitan dengan PNPM Mandiri Perdesaan, setrawan melibatkan diri dalam proses kegiatan pada perencanaan, pelaksanaan, dan pelestarian kegiatan.

2.3. PELAKU DI KABUPATEN

1) BupatiBupati merupakan pembina Tim Koordinasi PNPM Mandiri Kabupaten, Penanggung jawab Operasional Kegiatan (PjOK) serta bertanggung jawab atas pelaksanaan PNPM Mandiri di kabupaten. Bersama DPRD, Bupati bertanggung jawab untuk melakukan kaji ulang terhadap peraturan daerah yang berkaitan dengan pengaturan desa sesuai komitmen awal.

2) Tim Koordinasi PNPM-Mandiri Kabupaten (TK PNPM Kab)Tim Koordinasi PNPM Mandiri Kabupaten dibentuk oleh Bupati untuk melakukan pembinaan pengembangan peran serta masyarakat, pembinaan administrasi, dan fasilitasi pemberdayaan masyarakat pada seluruh tahapan program PNPM Mandiri Perdesaan. TK-PNPM Mandiri Kab juga berfungsi dalam memberikan dukungan koordinasi program antar instansi, pelayanan dan proses administrasi di tingkat kabupaten. Dalam melaksanakan fungsi dan perannya, TK PNPM Mandiri Kab dibantu oleh Sekretariat PNPM Mandiri Perdesaan Kabupaten.

3) Penanggung jawab Operasional Kabupaten (PjOKab)PjOKab adalah seorang pejabat di lingkungan Badan Pemberdayaan Masyarakat atau pejabat lain yang mempunyai tugas pokok sejenis di Kabupaten yang berperan sebagai pelaksana harian TK PNPM Mandiri kabupaten. PjOKab ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Bupati.

4) Fasilitator Kabupaten Fasilitator Kabupaten adalah tenaga profesional yang berkedudukan di tingkat Kabupaten. Peran Fasilitator Kabupaten adalah sebagai supervisor atas pelaksanaan kegiatan tahapan dan kegiatan dana bergulir PNPM Mandiri Perdesaan, Pengelolaan dana BLM dan dana bergulir PNPM Mandiri Perdesaan.

Fasilitator Kabupaten terdiri dari Fasilitator Kabupaten Pemberdayaan , Fasilitator Teknik, Fasilitator Keuangan, Fasilitator Kabupaten Perguliran dan Pengembangan Usaha. i. Fasilitator Kabupaten Pemberdayaan mempunyai fungsi untuk memastikan seluruh proses tahapan kegiatan mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan dan pelestarian berjalan dengan baik serta memberikan bimbingan atau dukungan teknis dan manajemen kepada pelaku PNPM Mandiri Perdesaan di kecamatan dan desa. Fas-Kab juga berperan sebagai fasilitator bagi pemerintahan daerah dalam melakukan kajian terhadap peraturan-peraturan daerah yang relevan dengan PNPM Mandiri Perdesaan. Dalam menjalankan perannya, Fas-Kab harus melakukan koordinasi dengan Tim Koordinasi PNPM Mandiri Perdesaan Kabupaten yang ada di wilayah kerjanya. ii. Fasilitator Kabupaten Teknik berfungsi sebagai supervisor atas hasil kualitas teknik kegiatan prasarana infrastruktur perdesaan, mulai dari perencanaan desain dan RAB, survei dan pengukuran, pelaksanaan serta operasional dan pemeliharaan. iii. Fasilitator Kabupaten Keuangan mempunyai cakupan tugas secara khusus untuk bidang keuangan yang berkaitan secara langsung dengan implementasi pengelolaan dana program (termasuk melakukan audit internal) serta memberikan bimbingan atau dukungan teknis dan manajemen kepada pelaku PNPM Mandiri Perdesaan di kecamatan dan desaiv. Fasilitator Kabupaten Perguliran dan Pengembangan Usaha (PPU) Untuk memperkuat dan meningkatkan kinerja pengelolaan dana bergulir disetiap kabupaten dengan jumlah kecamatan minimal 4 lokasi PNPM MPd.

5) Asisten Fasilitator KabupatenDalam pelaksanaan tugas Fasilitator di Kabupaten dibantu oleh asisten Fasilitator Kabupaten dan Asisten Fasilitator Teknik Kabupaten. Untuk lokasi Kabupaten dengan jumlah Kecamatan tertentu

6) Asisten Managemen Informasi Sistem (MIS)Dalam rangka peningkatan kompetensi pengelolaan data Sistem Aplikasi kompeterisasi PNPM MPd fasilitator di Kabupaten dibantu oleh Asisten MIS

7) Setrawan KabupatenSetrawan Kabupaten adalah pegawai negeri sipil di lingkungan pemerintah daerah kabupaten yang dibekali kemampuan khusus untuk dapat melaksanakan tugas akselerasi perubahan sikap mental di kalangan lingkungan pemerintah dan perubahan tata kepemerintahan, mengkoordinasi dan memfasilitasi setrawan kecamatan, serta mendampingi masyarakat, khususnya dalam manajemen pembangunan partisipatif.

8) Kelompok Kerja Ruang Belajar Masyarakat ( POKJA RBM)Untuk pengelolaan kegiatan Ruang Belajar Masyarakat di tingkat Kabupaten dibentuk Kelompok Kerja Ruang Belajar Masyarakat.Lebih lanjut tentang peran dan fungsi pelaku PNPM Mandiri Perdesaan lihat Penjelasan V PTO PNPM Mandiri Perdesaan.

2.4. PELAKU DI PROVINSI DAN NASIONAL

Selain pelaku PNPM Mandiri Perdesaan di desa, kecamatan dan kabupaten juga ada pelaku PNPM Mandiri Perdesaan lainnya yang ada di tingkat provinsi dan nasional. Pelaku tersebut antara lain:

1) Gubernur sebagai pembina dan penanggung jawab pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan di tingkat Provinsi,2) TK PNPM Mandiri Provinsi adalah Tim yang dibentuk oleh Gubernur yang berperan dalam melakukan pembinaan administrasi dan peran serta masyarakat, serta memberikan dukungan pelayanan dan proses administrasi di tingkat Provinsi,3) Penanggung jawab Operasional Provinsi (PjOProv), adalah seorang pejabat di lingkungan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa atau pejabat lain yang mempunyai tugas pokok sejenis di provinsi yang berperan sebagai pelaksana harian TK PNPM Mandiri Provinsi. PjOProv ditetapkan dalam Surat Keputusan Gubernur,4) Di tingkat wilayah disediakan beberapa tenaga ahli yang tergabung dalam Konsultan Manajemen Wilayah. Konsultan Manajemen Wilayah berkedudukan di Jakarta yang membawahi beberapa Provinsi dipimpin oleh Koordinator Wilayah. Sedangkan Konsultan Manajemen Wilayah ditingkat Provinsi dipimpin oleh Koordinator Provinsi,5) Di tingkat nasional disediakan beberapa tenaga ahli yang dipimpin oleh seorang Ketua Tim Konsultan Manajemen Nasional (KT-KM Nas).6) Tim Pengendali PNPM Mandiri berperan dalam melakukan pembinaan kepada Tim Koordinasi PNPM Mandiri di Provinsi dan Kabupaten yang meliputi pembinaan teknis dan administrasi. Dalam menjalankan tugasnya Tim Pengendali PNPM Mandiri Perdesaan didukung oleh Satuan Kerja PNPM Mandiri Perdesaan.

III. ALUR KEGIATAN

Perencanaan kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan terintegrasi dengan perencanaan daerah. Oleh karena itu dalam pelaksanaan tahapan kegiatannya disinkronkan dengan agenda perencanaan pembangunan daerah sebagaimana diatur dalam UU No 25 Tahun 2004 beserta aturan-aturan pelaksanaan operasionalnya.

Alur kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan ,pemeliharaan dan pelestarian kegiatan. Alur tahapan perencanaan PNPM Mandiri Perdesaan pada prinsipnya tidak berubah namun pelaksanaan tahapannya dilakukan bersamaan dengan mekanisme perencanaan nasional yang berpedoman pada skema waktu perencanaan N + 1 / yang mulai dari tingkat kelompok, desa sampai dengan kecamatan.

3.1. PERENCANAAN KEGIATAN

Proses Perencanaan PNPM Mandiri Perdesaan pada dasarnya mengikuti tahapan mekanisme perencanaan dengan tahapan waktu sesuai yang ditetapkan dalan Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Dengan demikian proses pelaksanaan PNPM MPd dalam Tahun Anggaran berjalan akan melakukan kegiatan secara parallel yaitu :

a. Pelaksanaan Kegiatan atas hasil-hasil perencanaan tahun sebelumnya meliputi serangkaian kegiatan mulai dari Penyempurnaan Disan dan RAB, Musyawarah Antar Desa Penetapan usulan, Pencairan, penyaluran dan pelaksanaan kegiatan yang didanai dan Musyawarah Desa Swerah terima. b. Fasilitasi perencanaan untuk tahapan kegiatan PNPM tahun yang akan datang, dan mempersiapkan usulan RKP untuk persiapan pelaksanaan Musrenbangdes tahun berikutnya. Rangkaian tahapan kegiatan sebagai berikut :

1. Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa ( Musrenbang Desa I )

Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa yang selanjutnya disebut MUSRENBANG-DESA) adalah forum musyawarah tahunan yang dilaksanakan secara partisipatif oleh para pemangku kepentingan desa (pihak berkepentingan untuk mengatasi permasalahan desa dan pihak yang akan terkena dampak hasil musyawarah) untuk menyepakati rencana 1 (satu) tahunan dalam bentuk Rencana Kerja Pembangunan Desa ( RKPDes) yang dijabarkan dari hasil proses review RPJMDes. Pelaksanaan Musrenbang desa dilakukan pada bulan Januari.Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKPDes) merupakan jabaran Rencana kerja Pembangunan desa yang meliputi Rencana Kegiatan pembangunan untuk Tahun Anggaran Berjalan dan Rencana Kegiatan Pembangunan Tahun yang akan datang.Dalam mekanisme pelaksanaan program, usulan kegiatan yang akan diajukan untuk mengakses BLM PNPM dalam proses Musrenbang desa, adalah menginformasikan kembali jenis usulan untuk mengakses BLM PNPM Tahun Anggaran berjalan (N0) berdasarkan hasil proses partisipatif yang sudah dilaksanakan tahun sebelumnya. Status Usulan kegiatan yang akan digunakan untuk mengakses BLM PNPM Tahun Anggaran Berjalan, sudah dalam proses penyusunan Disain dan RAB.RKP yang akan dijadikan sebagai acuan Rencana Kerja Pembangunan tahun yang akan datang, diperoleh dari review RPJMDes dan RKPDes tahun sebelumnya. Dalam RKPDes tahun yang akan datang, sudah ditetapkan juga jenis-jenis usulan kegiatan yang sesuai dengan kriteria pendanaan PNPM untuk persiapan usulan yang akan dimanfaatkan untuk mengakses BLM PNPM Tahun N+1.maupun sumber dana lain dan kegiatan yang akan diteruskan untuk proses Musyawarah Pembangunan Kecamatan dan kabupaten.

Hasil yang diharapkan dari Murenbangdes adalah :

a. Tersosialisasikanya hasil Review RPJMDesb. Terevaluasinya RKP Des tahun sebelumnya yang telah didanai oleh SKPD teknis melalui UPTD terkait.c. Ditetapkanya kembali usulan kegiatan desa yang telah dipersiapkan dalam RKP tahun sebelumnya untuk mengakses BLM PNPM Tahun Anggaran Berjalan., dan sumber pendanaan lainnya.d. Disepakatinya kegiatan yang akan didanai dengan dana goro, swadaya atau ADD dan RKPDes yang disiapkan untuk mengakses BLM PNPM tahun berikutnya dan RKPDes yang akan dibawa ke tahap perencanaan selanjutnya di tingkat Musrenbang kecamatan e. Disepakatinya APBDesf. Terpilihnya wakil-wakil desa yang akan hadir dalam musyawarah antar desa prioritas usulan terdiri dari 6 orang meliputi kepala desa, ketua TPK, dan 4 orang wakil masyarakat. Minimal 3 dari 6 wakil tersebut adalah perempuan,

Peserta dari musdes perencanaan meliputi:

a. Kepala desa dan aparat desa,b. BPD atau sebutan lainnya,c. UPTD terkaitd. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), e. Wakil RTM desa, f. Wakil perempuan,g. LSM/ormas,h. Tokoh masyarakat, tokoh agama,i. Anggota masyarakat lainnya yang berminat untuk hadir.

Proses ini difasilitasi oleh kader desa dan atau Fasilitator Kecamatan. Fasilitator perlu mengupayakan seoptimal mungkin agar sekurang-kurangnya 40% dari peserta Musdes Perencanaan adalah perempuan.

2. Musyawarah Perencanaan Pembangunan Kecamatan / Musyawarah Antar Desa I

Musyawarah Perencanaan Pembangunan Kecamatan dilaksanakan dalam rangka untuk melakukan sinkronisasi antara hasil proses Musrenbangdesa dan proses perencanaan reguler. Dalam Pelaksanaan Musyawarah pembangunan kecamatan, akan disampaikan rencana kerja sektoral di desa-desa dalam kecamatan dalam Tahun Anggaran berjalan sekaligus mendapatkan masukan dalam rangka untuk menyusun rencana kerja pembangunan tahun berikutnya berdasarkan rekapitulasi RKPdes yang disampaikan oleh desa desa. Dalam RKPdes yang disampaikan, desa sudah memisahkan jenis-jenis kegiatan yang akan diusulkan untuk mengakses dana APBN,APBD dan BLM PNPM, dengan demikian pihak SKPD dan perwakilan legistatif sudah mengetahui rencana des berdasarkan skenario usulan pendanaan.. Pelaksanaan Musrenbang Kecamatan dilaksanakan pada bulan Februari.

Dalam rangka pelaksanaan PNPM mandiri Perdesaan, bersamaan dengan pelaksanaan Musrenbang Kecamatan, dilakukan Musyawarah Antar Desa Penetapan usulan untuk kegiatan-kegiatan yang akan didanai dengan BLM PNPM Tahun Anggaran Berjalan.

Dalam Kerangka Integrasi, pada saat Musrenbang Kecamatan, secara bersamaan, di tingkat kecamatan telah diinformasikan kegiatan SKPD Teknis yang akan dilaksanakan di desa demikian juga untuk pelaksanaan PNPM, pada saat yang sama juga akan menginformasikan desa desa yang akan memperoleh dana kegiatan. Kondisi seperti ini dapat dimanfaatkan untuk saling uji silang ada tidaknya overlapping pendanaan.

a. Ditetapkannya pendanaan usulan sesuai dengan keputusan MAD Prioritas Usulan,b. Disetujuinya ketetapan tentang pemberlakuan sanksi lokal,c. Disampaikannya rancangan jadwal pelaksanaan kegiatan di kecamatan,d. Disepakatinya rancangan jadwal pelaksanaan kegiatan setiap desa,e. Ditetapkannya rancangan AD-ART BKAD menjadi ketetapan AD/ART BKAD. Penyusunan AD-ART BKAD ini sendiri dilakukan setelah MAD prioritas usulan. Bagi kecamatan yang sudah mempunyai AD-ART BKAD, agendanya adalah pembahasan Rencana Kerja BKAD/Prioritas Pembangunan Kecamatan berdasarkan dari hasil perumusan pada MAD prioritas usulan,f. Disampaikannya usulan-usulan desa yang akan diajukan dan didanai dari sumber lain (APBD, ADD, atau pihak ketiga lain), yang dapat disampaikan melalui musrenbang kecamatan sekaligus ditetapkannya penunjukan wakil MAD/BKAD untuk memproses pada tahapan berikutnya di kabupaten (forum SKPD) sebagai bagian dari utusan kecamatan.g. Ditetapkannya prioritas kegiatan pembangunan kecamatan yang dapat diajukan sebagai renstra kecamatan, serta utusan kecamatan yang nantinya mewakili masyarakat dalam Forum SKPD.

Dokumen yang dihasilkan:1. Berita acara hasil musyawarah2. Daftar usulan yang didanai 3. RKTL pelaksanaan 4. Renstra kecamatan5. AD-ART BKAD

Peserta MAD Penetapan Usulan terdiri dari:a. Enam orang wakil per desa: Kepala desa, 2 orang wakil dari BPD/nama lain yang sejenis (jika sudah ada), dan 3 orang tokoh masyarakat (minimal 3 dari keenam wakil tersebut adalah perempuan) dari semua desa di kecamatan.b. Secara umum unsur-unsur yang hadir dalam MAD adalah: Camat dan staf terkait, Wakil dari seluruh instansi sektoral kecamatan (ISK), Kades di lingkungan kecamatan, BPD atau sebutan lainnya, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), Wakil RTM dari setiap desa, Wakil perempuan dari setiap desa, Komite sekolah, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)/Organisasi Massa (ormas), Tokoh masyarakat, tokoh agama, Anggota masyarakat lainnya yang berminat untuk hadir.

Sedangkan pendanaan atas penyelenggaraan MAD berasal dari DOK program, swadaya desa, atau masyarakat.

Hasil dari keputusan MAD penetapan usulan disahkan sesegera mungkin oleh Camat atas nama Bupati menjadi Surat Penetapan Camat (SPC) yang berisi tentang daftar alokasi bantuan PNPM Mandiri Perdesaan di Kecamatan yang bersangkutan. SPC berikut lampirannya, mencantumkan nama desa, jenis kegiatan termasuk jumlah alokasi dananya, dikirimkan oleh PjOK kepada TK PNPM Mandiri Kabupaten dengan tembusan kepada Bupati, Fasilitator Kecamatan dan Fasilitator Kabupaten.

3. Musyawarah Desa 2

Musdes ini merupakan musyawarah sosialisasi atau penyebarluasan hasil penetapan alokasi dana PNPM Mandiri Perdesaan yang diputuskan dalam MAD I/Musrenbang Kecamatan , dan mensosialisasikan kegiatan yang akan didanai oleh dana APBD yang telah disampaikan dalam proses Musyawarah Rencaana Pembangunan Kecamatan. Musdes ini dilaksanakan baik di desa yang mendapatkan dana maupun yang tidak.

Khusus bagi desa-desa yang mendapatkan dana PNPM Mandiri Perdesaan, musdes ini menghasilkan hal-hal sebagai berikut:a. Terpilih dan ditetapkannya susunan lengkap TPK, yaitu ketua-ketua bidang sesuai dengan jenis kegiatan yang didanai,b. Disosialisasikannya jadwal pelaksanaan tiap kegiatan yang akan dilaksanakan,c. Disosialisasikannya sanksi-sanksi yang akan diberlakukan selama pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan di desa tersebut,d. Disepakatinya rencana realisasi sumbangan termasuk kompensasi lahan atau aset lain masyarakat,e. Disepakatinya besarnya insentif bagi pekerja (per HOK) dan tata cara pembayarannya,f. Dipahaminya mekanisme pengadaan bahan dan alat,g. Terbentuknya Tim Pemantau yang akan memantau pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan,h. Terpilihnya Ketua Bidang Kegiatan sebagai bagian dari TPKi. Disampaikannya kemajuan penanganan masalah dan rencana tindak lanjutnya.j. Disepakatinya jadwal kegiatan untuk pelaksanaan review RPJMdes dan proses penyiapan usulan tahun berikutnya.

Dokumen yang dihasilkan: Berita acara hasil musyawarah

Fasilitator dalam musdes 2 adalah Kader desa dibantu oleh Fasilitator Kecamatan.. Fasilitator perlu mengupayakan seoptimal mungkin agar sekurang-kurangnya 40% dari peserta Musdes 2 adalah perempuan. Pendanaan atas penyelenggaraan musdes berasal dari DOK, swadaya desa atau masyarakat.

Dalam proses pelaksanaan Musyawarah Desa 2 juga dilakukan proses evaluasi terhadap dokumen perencanaan desa terkait dengan usulan kegiatan yang sudah didanai melalui sumber APBD hasil sesuai yang telah diinformasikan dalam pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan kecamatan/Musyawarah Antar Desa I

4. Pengesahan Dokumen SPPB

Ketua TPK, PjOK dan Ketua UPK akan membuat SPPB, yang diketahui Kades dan Camat atas nama Bupati. Pengesahan SPPB dilakukan langsung segera sesudah diterbitkan SPC, dan tidak perlu menunggu persetujuan dari kabupaten.

Kelengkapan dokumen sebagai lampiran SPPB, terdiri dari:a. Usulan kegiatan,b. RAB detail per kegiatan,c. Jadwal pelaksanaan,d. Formulir Penanganan Masalah Dampak Lingkungan,e. Komitmen sumbangan dari masyarakat,f. Foto 0 % dari kegiatan yang akan dibangun/dikerjakan.

1. 2. 3. 3.1. 3.2. PELAKSANAAN KEGIATAN

Untuk menjamin kualitas pelaksanaan kegiatan yang tetap mengacu pada prinsip dan mekanisme PNPM Mandiri Perdesaan, maka perlu adanya persiapan pelaksanaan yang matang dan terencana. Persiapan pelaksanaan ini lebih ditujukan kepada penyiapan aspek sumber daya manusia, termasuk masyarakat, TPK, UPK, dan seluruh pelaku PNPM Mandiri Perdesaan lainnya. Karena itu, TPK dan UPK perlu mendapatkan pelatihan terlebih dahulu sebelum melaksanakan kegiatan yang didanai PNPM Mandiri Perdesaan. Pelatihan UPK, BP-UPK, TPK, dan pelaku desa lainnya dilakukan dalam masa setelah penandatanganan SPPB oleh Camat, sampai dengan masa persiapan pelaksanaan.

3.2.1. Persiapan Pelaksanaan

a. Rapat Koordinasi Awal di KecamatanRapat koordinasi ini difasilitasi oleh PL, Fasilitator Kecamatan dan PjOK. Rapat dihadiri oleh pengurus UPK, Kades, dan TPK setiap desa penerima dana PNPM Mandiri Perdesaan. Waktu penyelenggaraan rapat, diharapkan tidak lebih dari satu minggu setelah pelaksanaan pelatihan bagi TPK dan UPK.Hasil yang diharapkan:i. Disepakati mekanisme koordinasi dan rapat-rapat lain selama periode pelaksanaan,ii. Penyamaan persepsi dan langkah dari seluruh unsur yang ada di kecamatan terhadap pelaksanaan program, termasuk dalam hal evaluasi dan pelaporan,iii. Terjadi tukar pendapat dan pemberian saran antar desa terhadap rencana setiap desa,iv. Dibahas dan disepakati tentang mekanisme penyelesaian kendala dan masalah yang muncul.

b. Rapat Persiapan Pelaksanaan di DesaPengurus TPK bersama Kades secepatnya mengadakan rapat persiapan pelaksanaan di desa sebelum memulai pelaksanaan kegiatan. Rapat persiapan di desa difasilitasi oleh KPM D/K. Hasil rapat persiapan pelaksanaan menjadi acuan langkah kerja selanjutnya.Hasil yang diharapkan :i. Dibahas dan disepakati tentang peran, fungsi dan pembagian tugas tiap pengurus TPK dalam pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan di desa,ii. Menyusun rencana kerja detail termasuk penjadwalannya, seperti rencana pendaftaran tenaga kerja, pengadaan bahan dan alat, pembuatan contoh dan trial pekerjaan,iii. Disepakati jadwal, tata cara, dan sanksi-sanksi pertemuan rutin mingguan atau bulanan TPK untuk evaluasi pelaksanaan. 3.2.2. Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan adalah tahap pelaksanaan seluruh rencana yang telah disepakati dalam pertemuan MAD I dan musdes 2 hasil MAD serta rapat-rapat persiapan pelaksanaan.

Dalam pelaksanaan kegiatan ini perlu diperhatikan hal-hal penting sebagai berikut:i. Masyarakat merupakan pemilik kegiatan, sehingga keputusan pelaksanaan dan tanggung jawab ada pada masyarakat,ii. Masyarakat desa mendapat prioritas untuk turut bekerja dalam pelaksanaan kegiatan, terutama bagi masyarakat miskin atau anggota RTM,iii. Apabila ada bagian pekerjaan yang belum mampu dikerjakan oleh masyarakat sendiri, masyarakat dapat mendatangkan tenaga trampil atau ahli dari luar sepanjang disepakati dalam musdes, dan kebutuhan tersebut di atas harus diperhitungkan dalam RAB kegiatan,iv. Penggunaan dana sesuai dengan rencana dan kegiatan agar mencapai hasil yang memuaskan serta selesai tepat waktu.

a. Penyaluran DanaPenyaluran dana adalah proses penyaluran dari rekening kolektif BLM yang dikelola Unit Pengelola Kegiatan (UPK) kepada Tim Pengelola Kegiatan (TPK) berdasarkan Rencana Pengajuan Dana (RPD) yang telah diajukan oleh desa.

b. Pengadaan Tenaga KerjaTPK mengumumkan adanya rencana pelaksanaan kegiatan kepada masyarakat dan kebutuhan tenaga kerjanya, serta upah dan hari kerja yang dibutuhkan sesuai RAB dan desain teknisnya. Pengumuman kebutuhan tenaga kerja ini terbuka bagi warga desa termasuk bagi kaum perempuan dan diutamakan bagi anggota RTM. Pengumuman disampaikan melalui papan informasi di tempat strategis dimana masyarakat biasa berkumpul, sehingga setiap warga masyarakat tahu bahwa ada pembangunan di desanya. Calon tenaga kerja mengisi Format Pendaftaran satu kali sebelum mulai bekerja, akan tetapi boleh mendaftarkan diri sampai pelaksanaan selesai.

c. Pengadaan Bahan dan AlatProses pengadaan bahan dan alat dalam PNPM Mandiri Perdesaan dilaksanakan oleh masyarakat secara transparan. Atas persetujuan masyarakat, TPK menyelenggarakan proses pengadaan tersebut dan melaporkan setiap tindakannya kepada masyarakat melalui forum pertemuan masyarakat dan papan informasi. Untuk pengadaan bahan dan alat senilai atau kurang dari Rp 15 juta, TPK harus melakukan survey harga minimal kepada 3 (tiga) toko/penyedia dan menentukan toko/penyedia mana yang dipilih berdasarkan harga termurah dengan kualitas dan spesifikasi sesuai yang direncanakan. Hasil survey dan penentuan toko/penyedia mana yang dipilih harus disampaikan dalam forum pertemuan masyarakat dan papan informasi.Pengadaan bahan dan alat dengan nilai di atas Rp 15 juta, TPK menyelenggarakan proses penawaran harga atau pelelangan yang diikuti sekurang-kurangnya 3 (tiga) penyedia bahan dan alat. Jika ternyata hanya 1 (satu) dari beberapa penyedia mengikuti penawaran yang mendekati anggaran, sementara yang lainnya jauh dari harga yang dianggarkan, fasilitator perlu memastikan bahwa tidak ada penyalahgunaan dana dan atau kolusi dalam pengadaan bahan dan alat tersebut. Jika karena sesuatu hal hanya ada 1 (satu) penyedia di wilayah tersebut yang mengikuti penawaran, maka fasilitator memfasilitasi pertemuan masyarakat supaya kondisi ini dapat diketahui dan dibuktikan oleh masyarakat setempat. d. Rapat Evaluasi TPKRapat dimaksudkan untuk mengevaluasi perkembangan pelaksanaan kegiatan di lapangan untuk penyiapan bahan dan rencana kerja periode berikutnya. Rapat evaluasi dilaksanakan secara periodik (mingguan dan bulanan). Hasil yang diharapkan:i. Laporan kemajuan target pekerjaan dibandingkan rencana yang sudah dibuat,ii. Adanya pembahasan tentang kendala dan masalah yang terjadi serta mencari penyelesaian atau tindak lanjut yang diperlukan,iii. Evaluasi kinerja setiap pengurus TPK,iv. Tersusunnya laporan penggunaan dana (LPD).v. Tersusunnya rencana kerja detail untuk periode berikutnya,

3.2.3. Musdes 3

Musdes ini dimaksudkan untuk menyampaikan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan oleh TPK kepada masyarakat. Musyawarah pertanggungjawaban ini dilakukan secara bertahap minimal dua kali yaitu setelah memanfaatkan dana PNPM Mandiri Perdesaan tahap pertama dan tahap kedua.

Hasil yang diharapkan dari musdes 3 adalah:a. Penyampaian laporan dari TPK tentang penerimaan dan penggunaan dana, status atau kemajuan dari tiap kegiatan, tingkat partisipasi, dan keterlibatan perempuan dan RTM,b. Pernyataan diterima atau ditolaknya laporan pertanggungjawaban dari TPK, berdasarkan hasil voting tertutup dari seluruh peserta pertemuan,c. Evaluasi terhadap kinerja TPK serta upaya peningkatan pada periode selanjutnya,d. Kesepakatan tentang penyelesaian masalah atau keluhan yang timbul di masyarakat,e. Pembuatan rencana kerja dan pendanaan untuk periode berikutnya,f. Penyampaian kemajuan penanganan masalah dan rencana tindak lanjutnya.Fasilitator dalam musdes pertanggungjawaban adalah Fasilitator Kecamatan atau PjOK. Fasilitator perlu mengupayakan seoptimal mungkin agar sekurang-kurangnya 40% dari peserta Musdes 2 adalah perempuan. Pendanaan atas penyelenggaraan musdes berasal dari DOK, swadaya desa atau masyarakat.

Dokumen yang dihasilkan:1. Berita acara hasil musyawarah2. Rencana kerja periode berikutnya

3.2.4. Sertifikasi

Sertifikasi adalah penerimaan hasil pekerjaan dan kegiatan berdasarkan spesifikasi teknis oleh Fasilitator Kecamatan. Tujuan sertifikasi adalah untuk mendorong peningkatan kualitas pekerjaan. Jenis kegiatan sertifikasi meliputi sertifikasi terhadap penerimaan bahan dan pelaksanaan pekerjaan. Sertifikasi dilakukan oleh Fasilitator Kecamatan pada saat melakukan kunjungan lapangan. Hasil sertifikasi disampaikan di papan informasi agar dapat diketahui seluruh masyarakat.

Terhadap semua kegiatan sertifikasi yang dilakukan oleh Fasilitator Kecamatan maka Fasilitator kabupaten berkewajiban melakukan pengujian baik terhadap dokumen maupun realisasinya di lapangan secara acak, sesuai bidang kegiatan masing-masing, minimal 2 (dua) Desa per kecamatan dan dilakukan sebelum kegiatan Musyawarah Desa Serah Terima. sebagai bagian tindakan pengendalian.

3.2.5. Revisi Kegiatan

Apabila dalam pelaksanaan kegiatan diperlukan perubahan oleh sebab perubahan situasi di lapangan atau terjadinya bencana alam (force majeure), maka dapat dilakukan revisi selama tidak menambah besarnya dana bantuan dan tidak mengganti jenis kegiatan. Revisi tersebut dibuat oleh TPK dan disetujui oleh Fasilitator Kecamatan dan PjOK. Rencana revisi ini telah dimusyawarahkan TPK, Fasilitator Kecamatan dengan masyarakat. Pendataan perubahan tersebut harus segera dituangkan dalam Berita Acara Revisi lengkap dengan gambar perubahan dan jenis pengeluaran biaya. Kegiatan baru tidak boleh dilaksanakan sebelum proses revisi disetujui. Perubahan tanpa adanya Berita Acara Revisi merupakan kelalaian atau pelanggaran. Adanya perubahan boleh dilakukan beberapa kali di tiap lokasi.Fasilitator Kabupaten dapat mengusulkan revisi atas dasar pertimbangan teknis dari hasil kunjungan lapangan karena ada kemungkinan kegiatan asli akan mengalami kegagalan. Namun demikian pertimbangan teknis harus disampaikan secara terbuka kepada masyarakat. Fasilitator Kabupaten dalam setiap pemeriksaannya harus memastikan bahwa seluruh perubahan yang ada telah dituangkan dalam Berita Acara Revisi. Prinsip revisi termasuk:a. Jumlah alokasi bantuan tetap (tidak bisa diubah), meskipun terdapat revisi pada desain kegiatan. b. Alokasi dana tiap jenis kegiatan, kecuali Biaya Operasional, tidak boleh dialihkan ke jenis kegiatan lain (misal: alokasi dana simpan pinjam sebagian atau seluruhnya dialihkan ke kegiatan prasarana, atau kegiatan jalan desa diubah menjadi air bersih dan MCK).c. Tidak boleh memindahkan lokasi kegiatan ke desa lain.d. Jika ada kegiatan yang batal karena tidak memenuhi kelayakan teknis di suatu desa maka perlu dilakukan pengulangan sebagian proses seperlunya, MAD pengalokasian dana kembali, dan penerbitan SPC baru agar semua alokasi BLM dapat dimanfaatkan. Jika ada kegiatan yang terpaksa dibatalkan maka prioritas kegiatan yang didanai adalah ranking berikutnya hasil MAD perangkingan.

3.2.6. Dokumentasi Kegiatan

Seluruh kegiatan dari PNPM Mandiri Perdesaan harus didokumentasikan oleh Fasilitator Kecamatan. Meskipun demikian, untuk kepentingan desa dan kecamatan, maka TPK dan UPK juga harus mengelola dokumentasi kegiatan.

Pada akhir periode pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan, Fasilitator Kecamatan harus memastikan adanya dokumentasi foto yang disusun dalam satu album khusus, dengan ketentuan :a. Foto-foto yang ditampilkan merupakan foto PNPM Mandiri Perdesaan di Kecamatan yang bersangkutan. Bukan kumpulan foto dari setiap desa penerima PNPM Mandiri Perdesaan, namun sudah merupakan hasil seleksi dari semua arsip foto yang ada. Tetapi tidak boleh hanya foto dari satu desa saja.b. Setiap foto perlu diberikan catatan atau keterangan ringkas.c. Foto yang ditampilkan meliputi : 1) Foto kondisi 0%, 50%, dan 100% yang diambil dari sudut pengambilan yang sama. 2) Foto yang memperlihatkan orang sedang bekerja secara beramai-ramai. 3) Foto yang memperlihatkan peran serta perempuan dalam kegiatan prasarana. 4) Foto yang memperlihatkan pembayaran insentif secara langsung kepada masyarakat.

3.2.7. Penyelesaian Kegiatan

Penyelesaian kegiatan yang dimaksud disini adalah penyelesaian dari tiap jenis kegiatan yang telah dilaksanakan sebagai bagian dari pertanggungjawaban TPK di desa. Terdapat beberapa prosedur yang harus dilaksanakan dan diselesaikan, meliputi:

a. Pembuatan Laporan Penyelesaian Pelaksanaan KegiatanLaporan Penyelesaian Pelaksanaan Kegiatan (LP2K) memuat pernyataan bahwa seluruh jenis kegiatan telah selesai dilaksanakan (100%) serta siap diperiksa oleh PjOK. Untuk kegiatan SPP (yang dananya ada pada masyarakat) pelaporannya hanya sampai dengan tanggal dibuatnya laporan. LP2K ditandatangani oleh TPK dan Fasilitator Kecamatan. Pada saat LP2K ditandatangani, seluruh administrasi baik pertanggungjawaban dana maupun jenis administrasi lainnya sudah dilengkapi dan dituntaskan, termasuk Realisasi Kegiatan dan Biaya (RKB). LP2K yang sudah ditandatangani diserahkan pada PjOK dengan tembusan kepada KF-Kab untuk ditindaklanjuti berupa pemeriksaan di lapangan.

b. Realisasi Kegiatan dan Biaya (RKB) Untuk kejelasan tentang apa saja yang telah dilaksanakan di lapangan serta penggunaan dana bantuan PNPM Mandiri Perdesaan di desa, TPK bersama KPMD/K yang dibantu oleh Fasilitator Kecamatan harus membuat rincian realisasi kegiatan dan biaya berikut rekapitulasinya. Di dalam realisasi kegiatan dan biaya dibuat secara terpisah antara setiap kegiatan. Realisasi Kegiatan dan Biaya (RKB) harus dibuat sesuai dengan kondisi terlaksana di lapangan dan menunjukkan target akhir dari pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan di desa. Harga-harga satuan, volume, jumlah HOK terserap, besarnya, dan distribusi dana dari setiap kegiatan di luar prasarana harus berdasar kepada kondisi aktual di lapangan dan sesuai dengan catatan yang ada pada buku kas umum. Harus dihindari sikap yang hanya menyalin atau menulis ulang RAB awal tanpa melihat realisasi yang setelah terjadi di lapangan. Pembuatan RKB hanyalah merekap atau merangkum seluruh catatan penggunaan dana dan pelaksanaan kegiatan yang dibuat selama pelaksanaan. Jika terdapat kontribusi swadaya masyarakat selama periode pelaksanaan, perlu dicantumkan dalam RKB.

RKB merupakan bagian penting dan tak terpisahkan dari LP2K, sehingga harus sudah dapat diselesaikan sebelum LP2K ditandatangani. RKB juga akan banyak manfaatnya untuk menjelaskan terhadap pertanyaan-pertanyaan yang muncul pada saat pemeriksaan atau audit. Pada kegiatan pembangunan prasarana perincian volume dan biaya yang tercantum pada format RKB harus sesuai dengan lapangan dan berkaitan erat dengan gambar-gambar purnalaksana yang juga merupakan lampiran dalam dokumen penyelesaian. Gambar-gambar yang dilampirkan dalam dokumen penyelasaian, yaitu denah atau lay out, peta situasi, detai konstruksi dan gambar lain-lain yang juga merupakan bagian dari RKB, harus dibuat sesuai dengan kondisi yang ada atau terlakasana di lapangan. Harus dihindari melampirakan gambar-gambar desain dalam dokumen penyelesaian tanpa menyesuaikan dengan kondisi yang terjadi di lapangan. Jika terjadi perubahan di lapangan, di samping dilakukan perubahan pada gambar juga harus dituangkan dalam berita acara revisi.

c. Musyawarah Desa Serah Terima (MDST) MDST merupakan bentuk pertanggungjawaban seluruh pengelolaan dana dan kegiatan oleh TPK kepada masyarakat setelah pekerjaan/kegiatan selesai dilaksanakan. Tujuan musyawarah ini untuk menghindari kesalahpahaman di kemudian hari sehingga hasil kegiatan yang telah dilaksanakan dapat diterima oleh masyarakat. Hasil MDST dituangkan dalam berita acara.

Jika hasil pelaksanaan kegiatan yang disampaikan TPK belum dapat diterima oleh MDST, TPK diberikan kesempatan untuk menyelesaikan pekerjaan dan dokumen yang dipersyaratkan, yang akan disampaikan melalui MDST berikutnya.

Surat Pernyataan Penyelesaian Pelaksanaan Kegiatan (SP3K) disahkan setelah masyarakat menerima hasil pekerjaan/kegiatan dalam musyawarah desa tersebut.

Hasil yang diharapkan dari MDST:i. Penjelasan kepada masyarakat bahwa setelah Surat Pernyataan Penyelesaian Pelaksanaan Kegiatan (SP3K) disahkan maka berakhir sudah tanggung jawab TPK terhadap kegiatan di lapangan,ii. Laporan hasil pelaksanaan dari setiap jenis kegiatan, termasuk pertanggungjawaban seluruh penerimaan dan penggunaan dana.iii. Hasil evaluasi terhadap pekerjaan, kinerja TPK, dan penggunaan dana.iv. Serah terima hasil pekerjaan kepada masyarakat agar dapat dimanfaatkan dan dilestarikan, serta ditetapkannya Tim Operasional dan Pemeliharaan.v. Ditetapkannya rencana pemeliharaan terhadap kegiatan yang telah diserahterimakan, mencakup tugas tim pemelihara, persiapan pelatihan, dan identifikasi sumber dana yang akan digunakan.

Fasilitator dalam musdes serah terima adalah Fasilitator Kecamatan atau PjOK. Fasilitator perlu mengupayakan seoptimal mungkin agar sekurang-kurangnya 40% dari peserta Musdes serah terima adalah perempuan. Pendanaan atas penyelenggaraan musdes berasal dari DOK, swadaya desa atau masyarakat.

Dokumen yang dihasilkan:1. Berita acara hasil musyawarah 2. Lampiran pendukung

d. Surat Pernyataan Penyelesaian Pelaksanaan Kegiatan (SP3K)Secara resmi pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan di desa dinyatakan selesai jika telah diserahterimakan kepada masyarakat dalam MDST dan setelah ditandatangani SP3K oleh Ketua TPK dan PjOK serta diketahui Kepala Desa dan Camat atas nama Bupati. Kegiatan tambahan atau lanjutan yang bersumber dana dari luar PNPM Mandiri Perdesaan baru dapat dimulai setelah diterbitkan SP3K, misalnya: pengaspalan ruas jalan melalui dana APBD, pemasangan dinding pasangan batu oleh pengairan pada saluran irigasi, tambahan modal dari bank terhadap kegiatan simpan pinjam dan lain-lain. PjOK harus memastikan bahwa kegiatan yang diserahterimakan atau yang tercantum dalam SP3K benar-benar telah memenuhi syarat, sesuai dengan RKB, gambar-gambar purnalaksana sesuai dengan kondisi yang ada di lapangan, dan catatan-catatan tentang kegiatan sesuai dengan data di masyarakat.

Jika dalam pemeriksaan di lapangan ditemui adanya kekurangan dalam pelaksanaan termasuk dalam hal administrasi maka PjOK dapat memberikan kesempatan waktu kepada TPK untuk melakukan perbaikan terlebih dahulu. Baru kemudian SP3K dapat ditandatangani. Termasuk syarat dalam pengesahan SP3K bahwa pekerjaan diterima masyarakat dan TPK sudah membuat dan merumuskan bersama masyarakat mengenai rencana pelestarian.

e.Pembuatan Dokumen PenyelesaianDokumen penyelesaian merupakan satu buku yang secara garis besar berisi tentang Surat Pernyataan Penyelesaian Pelaksanaan Kegiatan(SP3K), Laporan Penyelesaian Pelaksanaan Kegiatan (LP2K), rincian realisasi penggunaan biaya dan lampiran pendukung lainnya.

Dokumen tersebut harus sudah dapat diselesaikan oleh TPK bersama Fasilitator Kecamatan dan KPM D/K untuk didistribusikan oleh PjOK selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sejak tanggal ditandatanganinya LP2K. Jika sampai batas waktu tersebut Dokumen Penyelesaian belum dituntaskan maka Ketua TPK, Fasilitator Kecamatan dan PjOK harus membuat Berita Acara Keterlambatan dan Kesanggupan Penyelesiannya untuk disampaikan kepada TK-PNPM Mandiri Perdesaan Kabupaten dan Fasilitator Kabupaten.

Pendistribusian dari dokumen penyelesaian ini dilaksanakan oleh PjOK dibantu oleh Fasilitator Kecamatan. Biaya pembuatan dari dokumen penyelesaian seluruhnya dimasukan pada biaya umum dari alokasi dana PNPM Mandiri Perdesaan di desa, sehingga sejak tahap perencanaan sudah dialokasikan besarnya biaya ini secara wajar.

f. Berita Acara Status Pelaksanaan Kegiatan (kondisi khusus)Apabila sampai batas waktu penyelesaian ternyata kegiatan pembangunan prasarana belum dapat diselesaikan atau dana belum disalurkan seluruhnya, maka Ketua TPK dan Fasilitator Kecamatan dengan diketahui oleh Kades membuat Berita Acara Status Pelaksanaan Kegiatan (BASPK) sebagai pengganti LP2K. BASPK menunjukkan kondisi hasil pelaksanaan kegiatan yang dicapai pada saat itu. Jika sudah dibuat BASPK maka tidak perlu lagi dibuat LP2K. SP3K tetap harus dibuat setelah seluruh kegiatan telah dituntaskan (100%) sebagai bukti selesainya pekerjaan. Lampiran yang harus dibuat jika muncul BASPK, sama dengan LP2K, yaitu realisasi kegiatan dan biaya hingga saat itu maupun gambar-gambar purnalaksana hingga saat itu.

3.3. PELESTARIAN KEGIATAN

Pengelolaan kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan harus dijamin dapat memberi manfaat kepada masyarakat secara berkelanjutan (sustainable). Di samping manfaat dari hasil kegiatan, aspek pemberdayaan, sistem dan proses perencanaan, aspek good governance, serta prinsip-prinsip PNPM Mandiri Perdesaan harus memberi dampak perubahan positif secara berkelanjutan bagi masyarakat. Untuk dapat mencapai hal itu maka semua pelaku PNPM Mandiri Perdesaan harus mengetahui dan mampu memahami latar belakang, dasar pemikiran, prinsip, kebijakan, prosedur, dan mekanisme PNPM Mandiri Perdesaan secara benar.

3.3.1.Hasil Kegiatan

Hasil-hasil kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan yang berupa prasarana, simpan pinjam, dan kegiatan bidang pendidikan dan kesehatan merupakan aset bagi masyarakat yang harus dipelihara, dikembangkan, dan dilestarikan. Sebagaimana sanksi yang ditentukan dari pemerintah, bahwa jika hasil kegiatan tidak dikelola dengan baik seperti tidak terpelihara atau bahkan tidak bermanfaat atau pengembalian macet maka desa atau kecamatan tidak akan mendapat dana PNPM Mandiri Perdesaan untuk tahun berikutnya.

3.3.2.Proses Pelestarian Pelestarian kegiatan merupakan tahapan pascapelaksanaan yang dikelola dan merupakan tanggung jawab masyarakat. Namun demikian dalam melakukan tahapan pelestarian, masyarakat tetap berdasarkan atas prinsip PNPM Mandiri Perdesaan.Hasil yang diharapkan dari upaya pelestarian kegiatan adalah:a. Keberlanjutan proses dan penerapan prinsip, sistem, mekanisme PNPM Mandiri Perdesaan dalam pelaksanaan pembangunan secara partisipatif di masyarakat dan pengintegrasian dengan sistem pembangunan reguler,b. Menjamin berfungsinya secara berkelanjutan prasarana/sarana yang telah dibangun, kegiatan yang menunjang kualitas hidup masyarakat bidang pendidikankesehatan, serta pengembangan kegiatan simpan pinjam kelompok perempuan dengan kemampuan masyarakat sendiri,c. Menjamin kelanjutan sistem dan mekanisme pengelolaan dana masyarakat,d. Meningkatkan berfungsinya kelembagaan masyarakat di desa dan kecamatan dalam pengelolaan program,e. Menumbuhkan dan meningkatkan rasa memiliki masyarakat terhadap hasil kegiatan yang telah dilaksanakan.

3.3.3.Komponen Pendukung Pelestarian

Guna mendukung upaya pelestarian maka diperlukan beberapa komponen :a. Peningkatan kemampuan teknis dan manajerial yang harus dimiliki oleh kelompok-kelompok masyarakat, TPK, serta pelaku-pelaku lain PNPM Mandiri Perdesaan di desa dan kecamatan,b. Penyediaan sistem dan mekanisme monitoring, evaluasi, perencanaan, dan pengendalian secara partisipatif yang memungkinkan anggota masyarakat dapat mengetahui serta ikut mengontrol kegiatan yang direncanakan, sedang berjalan, maupun yang sudah selesai dilaksanakan,c. Penguatan lembaga-lembaga masyarakat di kecamatan dan desa, termasuk lembaga pengelola prasarana/sarana.

Selama tahap pelestarian peran kader desa dan teknik secara berkelanjutan sangat diharapkan, mengingat yang bersangkutan telah memperoleh alih pengetahuan dan ketrampilan dari para Fasilitator.

3.3.4. Sistem Pemeliharaan

Sistem pemeliharaan PNPM Mandiri Perdesaan diarahkan kepada adanya perawatan dan pengembangan berbagai sarana dan prasarana yang ada, sehingga dapat secara terus-menerus dimanfaatkan oleh masyarakat secara efektif dan efisien.

Untuk menjamin terjadinya pemeliharaan, kegiatan yang harus dilakukan adalah:a. Rencana pemeliharaan sudah dimasukkan dalam usulan kegiatan. Tim Pemelihara segera dibentuk dan dilatih paling lambat setelah MAD Penetapan Usulan. Tim Pemelihara selanjutnya dilibatkan dalam memantau pekerjaan yang dilakukan oleh TPK.b. Untuk setiap jenis prasarana tertentu, telah dibuat daftar penanggung jawab dan penetapan iuran, c. Untuk jenis kegiatan lain, ditetapkan kelompok pengelola dan pemeliharaan.d. PjOK akan dilibatkan dalam rangka pemantauan pemeliharaan rutin.e. Pada dokumen penyelesaian harus sudah disediakan garis besar rencana pemeliharaan yang diwajibkan sebagai lampiran SP3K.

3.3.5 Pelatihan Pemeliharaan

Fasilitator Kecamatan dibantu Fasilitator Kabupaten wajib memberikan pelatihan kepada anggota Tim Pemelihara atau yang ditunjuk pada waktu pelaksanaan program hampir selesai. Dalam pelatihan tersebut, masyarakat diberi penjelasan mengenai kepentingan pemeliharaan, organisasi pengelola dan pemeliharaan, dan teknik-teknik yang digunakan seperti: teknik membuat inventarisasi masalah dan teknik memperbaikinya. Di samping itu akan dilakukan praktik di lapangan agar materi pelatihan lebih dapat dipahami.

3.4. MEKANISME PENYIAPAN USULAN KEGIATAN TAHUN BERIKUTNYA

Pada bulan Februari, setelah dilakukan Musyawarah pembangunan Kecamatan, desa-desa sudah memperoleh informasi mengenai jenis-jenis kegiatan yang akan dilaksanakan oleh SKPD teknis di Tahun Anggaran berjalan serta priotas pembangunan untuk tahun berikutnya. Berdasarkan informasi tersebut selanjutnya dilakukan evaluasi RKPDes yang sudah disiapkan untuk tahun N+1, bersamaan dengan pelaksanaan Musyawarah Desa 3.Dalam rangka untuk melaksanakan proses Review RPJMDes, dilakukan Musyawarah dusun/penggalian gagasan sekaligus melakukan review terhadap adanya hasil-hasil pembangunan yang berpengaruh terhadap perubahan peta sosial.

1. 2. 3. 3.1. 3.2. 3.3. 3.4. 3.4.1. Pelatihan Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa/Kelurahan

KPMD/K yang telah terpilih dalam musyawarah desa sosialisasi, akan memandu serangkaian tahapan kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan yang diawali dengan proses penggalian gagasan di tingkat dusun dan kelompok masyarakat. Sebelum melakukan tugasnya, KPM D/K akan mendapat pelatihan. Hasil yang diharapkan dalam pelatihan KPM D/K adalah:a. Dipahaminya latar belakang, tujuan, prinsip, kebijakan dan tahapan atau mekanisme PNPM Mandiri Perdesaan, b. Dipahaminya peran dan tugas KPM D/K,c. Bertambahnya keterampilan melakukan teknik-teknik fasilitasi pertemuan masyarakat dalam tahapan kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan, termasuk perencanaan secara partisipatif,d. Bertambahnya keterampilan memberikan pendampingan dan pembimbingan kepada masyarakat agar mampu mengelola PNPM Mandiri Perdesaan secara mandiri,e. Bertambahnya kemampuan administrasi dan pelaporan yang diperlukan,f. Bertambahnya kemampuan KPM D/K dalam menyusun rencana kerja,g. Dipahaminya langkah-langkah fasilitasi dalam rangka MMDD,h. Dipahaminya instrumen pemetaan RTM basis dusun secara partisipatif,i. Dipahaminya materi diagram Venn kelembagaan masyarakat,j. Dipahaminya pola penyampaian informasi,k. Dipahaminya pola penanganan pengaduan dan masalah,l. Dipahaminya pola pemantauan dan evaluasi.

Sedangkan pendanaan atas penyelenggaraan pelatihan Kader berasal dari DOK Perencanaan PNPM Mandiri Perdesaan, swadaya desa atau masyarakat, serta dari APBD.3.4.2. Proses Review RPJMdes

Proses Review RPJMdes dilaksanakan mulai dari tingkat dusun

3.4.3. Musyawarah Khusus Perempuan

Musyawarah Khusus Perempuan adalah pertemuan khusus kelompok perempuan yang dilaksanakan di dusun. Tujuan Musyawarah Khusus Perempun untuk melengkapi dan menyempurnakan usulan kegiatan yang berasal dari usulan perempuan yang sudah ditetapkan dalam proses penyusunan RKP dalam tahap Musrenbangdes bulan Januari. Dalam proses Musyawarah Khusus Perempuan juga disempurnakan usulan Simpan Pinjam Khusus Kelompok Perempuan meliputi kelompok apa saja yang akan mengajukan usulan SPP.

3.4.4. Musyawarah Desa Khusus Kelompok Perempuan

3.4.5. Musyawarah Desa Penetapan usulan

Musyawarah Desa penetapan dilakukan untuk menetapkan usulan kegiatan berdasarkan RKP untuk pelaksanaan tahun N + 1, setelah dilakukan proses Review dan evaluasi. Usulan yang telah ditetapkan dalam proses Musyawarah desa penetapan selanjutnya akan dilakukan proses tahapan lebih lanjut. Berupa penulisan Usulan dan verifikasi usulan.

3.4.6. Fasilitasi Kegiatan Berbasis Wilayah/Antar Desa

Maksud dilakukan Fasilitasi kegiatan berbasis wilayah/ antar desa adalah : Untuk mengoptimalkan pemanfaatan dana BLM PNPM dalam menunjang kegiatan masyarakat Untuk mengoptimalkan fungsi dan manfaat hasil hasil kegiatan Untuk menumbuhkan tanggungjawab bersama masyarakat antar desa Untuk meningkatkan Pelayanan prasarana dan sarana dasar perdesaan dalam lingkup antar desa

3.4.7. Musyawarah Antar Desa II

Musyawarah Antar Desa I, dilaksanakan setelah adanya Edaran Indikasi Lokasi dan Alokasi yang diterbitkan oleh Pihak yang berwenang. Dalam Pelaksanaan Musyawarah Antar Desa I, dilakukan Sosialisasi terhadap berbagai kegiatan pembangunan di desa termasuk penyebarluasan informasi penetapan loaksi dan alokasi untuk kecamatan tersebut. Selain agenda Sosialisasi, Musyawarah Antar Desa I juga diagendakan untuk melakukan Evaluasi terhadap capaian proses pelaksanaan Pembangunan dalam tahun Anggaran berjalan, Evaluasi Sangsi dan penetapan jadwal kegiatan selanjutnya meliputi kegiatan penulisan usulan, verifikasi usulan, MAD Prioritas dan termasuk Musyawarah Desa untuk Musyawarah Desa penyiapan Draft RKPDes dan Lokakarya RKP Des.

Dalam pelaksanaan Musyawarah Antar Desa I juga ditetapkan hasil-hasil proses fasilitasi Kegiatan Antar Desa.

1. Agenda pembahasan pada MAD 2 adalah : Evaluasi progres pelaksanaan kegiatan yang sedang atau telah dilaksanakan, dengan pendanaan BLM 40% Tahap I Melakukan sosialisasi dan informasi pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan tahun berikutnya sesuai Indikasi Lokasi dan Alokasi. Mendiseminasikan informasi pokok PNPM Mandiri Perdesaan meliputi tujuan, prinsip-prinsip, kebijakan, pendanaan, organisasi, proses dan prosedur yang dilakukan. Menginformasikan rencana program atau proyek dari kabupaten (bersumber dari yang benar-benar akan dilaksanakan di kecamatan, pada tahun berjalan dan pada tahun berikutnya. Menginformasikan kebutuhan pelaku-pelaku PNPM Mandiri Perdesaan di tingkat desa dan antar desa, seperti: TPK, TPU, KPMD, UPK dan PL, BKAD, Setrawan Kecamatan dan Tenaga Pelatih Masyarakat (TPM). Memilih dan menyepakati dua orang peserta menjadi Ketua dan Sekretaris (Notulis) MAD yang akan bertugas hingga akhir PNPM Mandiri Perdesaan, Menyepakati dan menetapkan aturan dan sanksi-sanksi yang harus diterapkan dalam pelaksanan PNPM Mandiri Perdesaan, Menyepakati jadwal kegiatan musdes sosialisasi, pelatihan KPMD dan MAD prioritas usulan. Pada Kecamatan baru, menjelaskan perlunya desa melakukan kerjasama antara desa dan menjelasakan mekanisme pembentukan Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD Menjelaskan kewajiban desa untuk menyusun dokumen RPJMDes dan RKPDes, yang dilaksanakan melalui kegiatan Perencanaan Pembangunan Desa (PPD). Menyampaikan Perubahan kebijakan dasar pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan Menyepakati agenda kegiatan kegiatan yang akan dilakukan selanjutnya.

2. Waktu:segera setelah ditetapkannya ancar-ancar lokasi kegiatan, dilakukan sebelum pelaksanaan Musdes Sosialisasi atau selambat-lambatnya dua minggu setelah fasilitator pertama kali ditugaskan di kecamatan tersebut.

3. Tempat:Kantor Kecamatan atau Balai Pertemuan di Kecamatan, atau tempat