1. peran guru dalam proses belajar mengajar (pbm)

35
PERAN PENDIDIK DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah…………………………. Oleh: Nama : …………………… NIM : …………………… JURUSAN …………………………… FAKULTAS……………………………..

Upload: kuantannet

Post on 24-Jun-2015

573 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 1. Peran Guru Dalam Proses Belajar Mengajar (PBM)

PERAN PENDIDIK DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu TugasMata Kuliah………………………….

Oleh:Nama : ……………………NIM : ……………………

JURUSAN ……………………………FAKULTAS……………………………..

……………………………………………………2007

Page 2: 1. Peran Guru Dalam Proses Belajar Mengajar (PBM)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan

karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Peran

Pendidik dalam Proses Belajar-Mengajar”. Makalah ini di buat dalam rangka

memenuhi tugas mata kuliah …………….

Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis menyampaikan rasa terima kasih

yang tak terhingga terutama kepada :

1.

2.

3.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada makalah ini,

oleh karena itu penulis mengaharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun

untuk memperbaiki makalah ini di masa yang akan datang.

Semoga makalah ini bisa memberikan manfaat terutama bagi penulis dan

bagi pembaca pada umumnya. Akhirnya kepada Allah jugalah semuanya kita

kembalikan.

Jakarta, Desember 2007

Penulis,

…………………………

Page 3: 1. Peran Guru Dalam Proses Belajar Mengajar (PBM)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR................................................................................i

DAFTAR ISI...............................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................1

1.1 Latar Belakang.................................................................................1

1.2 Rumusan masalah............................................................................2

1.3 Tujuan Penulisan .............................................................................2

1.4 Manfaat Penulisan ...........................................................................2

BAB II TELAAH PUSTAKA...................................................................3

2.1 Beberapa definisi mengenai Pendidikan .........................................3

2.2 Tujuan dan Proses Pendidikan ........................................................4

2.3 Unsur-unsur Pendidikan ..................................................................5

2.4 Tugas dan Peran Guru ....................................................................6

BAB III PEMBAHASAN..........................................................................9

3.1 Peran Pendidik dalam Duni Pendidikan...........................................9

3.2 Pearan Pendidikan dalam Proses Belajar Mengajar.........................10

1) Peran Pendidik Sebagai Demonstrator.......................................12

2) Peran Pendidik Sebagai Pengelola Kelas...................................13

3) Peran Pendidik Sebagai Mediator/Fasilitator.............................15

4) Peran Pendidik Sebagai Evaluator.............................................16

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN...................................................17

4.1 Kesimpulan......................................................................................17

4.2 Saran.................................................................................................17

Page 4: 1. Peran Guru Dalam Proses Belajar Mengajar (PBM)

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................iii

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kunci pembangunan masa mendatang bagi bangsa indonesia adalah

pendidikan. sebab dengan pendidikan diharapkan setiap individu dapat

meningkatkan kualitas keberadaannya dan mampu berpartisipasi dalam gerak

pembangunan. Dengan pesatnya perkembangan dunia di era globalisasi

ini,terutama di bidang teknologi dan ilmu pengetahuan, maka pendidikan nasional

juga harus terus-menerus dikembangkan seirama dengan zaman. Pada umumnya

sebuah sekolah dan pendidikan bertujuan pada bagaimanakehidupan manusia itu

harus ditata, sesuai dengan nilai-nilai kewajaran dankeadaban (civility). Semua

orang pasti mempunyai harapan dan cita-citabagaimana sebuah kehidupan yang

baik. Karena itu pendidikan pada gilirannyaberperan mempersiapkan setiap orang

untuk berperilaku penuh keadaban(civility). Keadaban inilah yang secara praktis

sangat dibutuhkan dalam setiapgerak dan perilaku.

Dalam undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 BAB I

Pasal 1 ayat 1 bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia sera

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Selama ini

pendidikan di Indonesia masih menggunakan metode tradisional dan dikotomis

(terjadi pemisahan) antara pendidikan yang berorientasi iman dan takwa (imtak)

dengan ilmu pengetahuan dan tekhnologi (iptek). Pendidikan seperti ini tidak

memadai lagi untuk merespon perkembangan masyarakat yang sangat dinamis.

Metode pendidikan yang harus diterapkan sekarang adalah dengan

mengembangkan pendidikan yang integralistik yang memadukan antara iman dan

takwa (imtak) dengan ilmu pengetahuan dan tekhnologi (iptek).

Semakin melemahnya bangsa ini pasca krisis moneter yang kita alami

telah membuat Indonesia berada di urutan bawah dalam hal kualitas

Page 5: 1. Peran Guru Dalam Proses Belajar Mengajar (PBM)

pendidikannya. Minimnya sarana dan prasarana pendukung menyebabkan

pengajaran tidak dapat dilakukan dengan optimal.

1.2. Rumusan masalah

Dalam permasalahan ini penulis lebih menekankan sejauh mana peran

pendidik dalam upaya peningkatan kualitas pendidik dalam mutu pendidikan

terkait dengan hal – hal teknologi pendidikan diantara nya komputer dan internet.

Pertanyaan dari masalah yang menjadi analisa dalam penelitian diformulasikan

dengan pertanyaan – pertanyaan di bawah ini:

1. Apa Peran Pendidik pada proses belajar-mengajar pada metode e-Learning

2. Bagaimana proses upaya membangun budaya belajar melalui

pengembangan e-Learning

1.3. Tujuan Penulisan

Penulis menyusun karya tulis ilmiah ini dengan tujuan :

1. Untuk mengetahui seberapa besar tugas dan peran pokok seorang pendidik

atau pengajar pada proses belajar-mengajar

2. Mengupayakan agar tugas dan peran pokok seorang pendidik dalam PBM

bisa dijalankan oleh setiap guru dengan baik yang pada akhirnya tujuan utama

pendidikan bisa tercapai

1.4 Manfaat Penulisan

Manfaat yang ingin dicapai dalam penulisan ini adalah agar pendidik

melaui pemahaman akan fungsi tugas dan perannya bisa meningkatkan

kemampuan mendidik atau mengajar terhadap anak didiknya serta mampu

mengembangkan potensi diri peserta didik, mengembangkan kreativitas dan

mendorong adanya penemuan keilmuan dan teknologi yang inovatif, sehingga

para siswa mampu bersaing dalam masyarakat global.

Page 6: 1. Peran Guru Dalam Proses Belajar Mengajar (PBM)

BAB II

TELAAH PUSTAKA

2.1. Beberapa Definisi Mengenai Pendidikan

Beberapa definisi mengenai pendidikan dapat dikemukakan di bawah ini :

M.J. Langeveld (1995) :

1) Pendidikan merupakan upaya manusia dewasa membimbing manusia yang

belum dewasa kepada kedewasaan.

2) Pendidikan ialah usaha menolong anak untuk melaksanakan tugas-tugas

hidupnya, agar bisa mandiri, akil-baliq, dan bertanggung jawab secara susila.

3) Pendidikan adalah usaha mencapai penentuan-diri-susila dan tanggung

jawab.

Stella van Petten Henderson : Pendidikan merupakan kombinasai dari

pertumbuhan dan perkembangan insani dengan warisan sosial. Kohnstamm dan

Gunning (1995) : Pendidikan adalah pembentukan hati nurani. Pendidikan adalah

proses pembentukan diri dan penetuan-diri secara etis, sesuai denga hati nurani.

John Dewey (1978) :

Aducation is all one with growing; it has no end beyond itself. (pendidikan adalah

segala sesuatu bersamaan dengan pertumbuhan; pendidikan sendiri tidak punya

tujuan akhir di balik dirinya).

H.H Horne :

Dalam pengertian luas, pendidikan merupakan perangkat dengan mana kelompok

sosial melanjutkan keberadaannya memperbaharui diri sendiri, dan

mempertahankan ideal-idealnya.

Encyclopedia Americana (1978) :

Pendidikan merupakan sebarang proses yang dipakai individu untuk

memperoleh pengetahuan atau wawasan, atau mengembangkan sikap-

sikap ataupun keterampilan-keterampilan.

Pendidikan adalah segala perbuatan yang etis, kreatif, sistematis dan

intensional dibantu oleh metode dan teknik ilmiah, diarahkan pada

pencapaian tujuan pendidikan tertentu.

Page 7: 1. Peran Guru Dalam Proses Belajar Mengajar (PBM)

Dari pelbagai definisi tersebut di atas dapat kita kita simpulkan bahwa

pendidikan merupakan gejala insani yang fundamental dalam kehidupan manusia

untuk mengantarkan anak manusia ke dunia peradaban. Pendidikan juga

merupakan bimbingan eksistensial manusiawi dan bimbingan otentik, agar anak

belajar mengenali jatidirinya yang unik, bisa bertahan hidup, dan mampu

memiliki, melanjutkan-mengembangkan warisan-warisan sosial generasi yang

terdahulu.

2.2. Tujuan dan Proses Pendidikan

Tujuan pendidikan memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur,

pantas, benar, dan indah untuk kehidupan. Karena itu tujuan pendidikan memiliki

dua fungsi yaitu memberi arah kepada segenap kegiatan pendidikan dan

merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh segenap kegiatan pendidikan.

Sebagai suatu komponen pendidikan, tujuan pendidikan menduduki posisi

penting diantara komponen-komponen pendidikan lainnya. Dapat dikatakan

bahwa seluruh komponen dari seluruh kegiatan pendidikan dilakukan semata-

mata terarah kepada atau ditujukan untuk pencapaian tujuan tersebut. Dengan

demikian maka kegiatan-kegiatan yang tidak relevan dengan tujuan tersebut

dianggap menyimpang, tidak fungsional, bahkan salah, sehingga harus dicegah

terjadinya. Di sini terlihat bahwa tujuan pendidikan itu bersifat normatif, yaitu

mengandung unsur norma yang bersifat memaksa, tetapi tidak bertentangan

dengan hakikat perkembangan peserta didik serta dapat diterima oleh masyarakat

sebagai nilai hidup yang baik.

Sehubungan dengan fungsi tujuan yang sangat penting itu, maka suatu

keharusan bagi pendidik untuk memahaminya. Kekurangpahaman pendidik

terhadap tujuan pendidikan dapat mengakibatkan kesalahpahaman di dalam

melaksanakan pendidikan. Gejala demikian oleh Langeveld disebut salah teoritis

(Umar Tirtarahardja dan La Sula, 37 : 2000).

Proses pendidikan merupakan kegiatan memobilisasi segenap komponen

pendidikan oleh pendidik terarah kepada pencapaian tujuan pendidikan.

Bagaimana proses pendidikan itu dilaksanakan sangat menentukan kualitas hasil

Page 8: 1. Peran Guru Dalam Proses Belajar Mengajar (PBM)

pencapaian tujuan pendidikan. Kualitas proses pendidikan menggejala pada dua

segi, yaitu kualitas komponen dan kualitas pengelolaannya. Kedua segi tersebut

satu sama lain saling tergantung. Walaupun komponen-komponennya cukup baik,

seperti tersedianya prasarana dan sarana serta biaya yang cukup, juga ditunjang

dengan pengelolaan yang andal maka pencapaian tujuan tidak akan tercapai secara

optimal. Demikian pula bila pengelolaan baik tetapi di dalam kondisi serba

kekurangan, akan

mengakibatkan hasil yang tidak optimal.

2.3. Unsur-Unsur Pendidikan

Proses pendidikan melibatkan banyak hal, yaitu :

1) Subjek yang dibimbing (peserta didik).

Peserta didik berstatus sebagai subjek didik. Pandangan modern cenderung

menyebut demikian oleh karena peserta didik (tanpa pandang usia) adalah

subjek atau pribadi yang otonom, yang ingin diakui keberadaannya. Selaku

pribadi yang memiliki ciri khas dan otonomi, ia ingin mengembangkan diri

(mendidik diri) secara terus menerus guna memecahkan masalah-masalah

hidup yang dijumpai sepanjang hidupnya

2) Orang yang membimbing (pendidik).

Pendidik ialah orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan

pendidikan dengan sasaran peserta didik. Peserta didik mengalami

pendidikannya dalam tiga lingkungan yaitu lingkungan keluarga, lingkungan

sekolah, dan lingkungan masyarakat. Sebab itu yang bertanggung jawab

terhadap pendidikan yaitu orang tua, guru, pemimpin program pembelajaran,

pelatihan, dan masyarakat/organisasi.

3) Interaksi antara peserta didik dengan pendidik (interaksi edukatif).

Interaksi edukatif pada dasarnya adalah komunikasi timbal balik antar peserta

didik dengan pendidik yang terarah kepada tujuan pendidikan. Pencapaian

tujuan pendidikan secara optimal ditempuh melalui proses berkomunikasi

intensif dengan memanifulasikan isi, metode serta alat-alat pendidikan. Ke

arah mana bimbingan ditujukan (tujuan pendidikan).

Page 9: 1. Peran Guru Dalam Proses Belajar Mengajar (PBM)

4) Tujuan pendidikan bersifat abstrak karena memuat nilai-nilai yang sifatnya

abstrak. Tujuan demikian bersifat umum, ideal, dan kandungannya sangat luas

sehingga sulit untuk dilaksanakan di dalam praktek. Sedangkan pendidikan

harus berupa tindakan yang ditujukan kepada peserta didik dalam kondisi

tertentu, tempat tertentu, dan waktu tertentu dengan menggunakan alat

tertentu.

5) Pengaruh yang diberikan dalam bimbingan (materi pendidikan).

Dalam sistem pendidikan persekolahan, materi telah diramu dalam kurikulum

yang akan disajikan sebagai sarana pencapaian tujuan. Materi ini meliputi

materi inti maupun muatan lokal. Materi inti bersifat nasional yang

mengandung misi pengendalian dan persatuan bangsa. Sedangkan muatan

lokal misinya mengembangkan kebhinekaan kekayaan budaya sesuai dengan

kondisi lingkungan.

6) Cara yang digunakan dalam bimbingan (alat dan metode).

Alat dan metode pendidikan merupakan dua sisi dari satu mata uang. Alat

melihat jenisnya sedangkan metode melihat efisiensi dan efektifitasnya. Alat

dan metode diartikan sebagai segala sesuatu yang dilakukan ataupun diadakan

dengan sengaja untuk mencapai tujuan pendidikan.

7) Tempat peristiwa bimbingan berlangsung (lingkungan pendidikan).

Lingkungan pendidikan biasa disebut tri pusat pendidikan yaitu keluarga,

sekolah dan masyarakat.

2.4. Tugas dan Peran Guru dalam Proses Belajar-Mengajar

Kegiatan Proses belajar-mengajar meliputi banyak hal sebagaimana yang

dikemukakan oleh Adams & Decey dalam Basic Principles Of Student Teaching,

antara lain guru sebagai pengajar, pemimpin kelas, pembimbing, pengatur

lingkungan, partissipan, ekspeditor, perencana, suvervisor, motivator, penanya,

evaluator dan konselor.

2.4.1 Tugas Guru

Guru memiliki tugas yang beragam yang berimplementasi dalam bentuk

pengabdian. Tugas tersebut meliputi bidang profesi, bidang kemanusiaan dan

Page 10: 1. Peran Guru Dalam Proses Belajar Mengajar (PBM)

bidang kemasyarakatan. Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar

dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup

dan kehidupan. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu

pengetahuan dan teknologi. Sedangkan melatih berarti mengembangkan

keterampilan-keterampilan pada siswa.

Tugas guru dalam bidang kemanusiaan adalah memposisikan dirinya

sebagai orang tua ke dua. Dimana ia harus menarik simpati dan menjadi idola para

siswanya. Adapun yang diberikan atau disampaikan guru hendaklah dapat

memotivasi hidupnya terutama dalam belajar. Bila seorang guru berlaku kurang

menarik, maka kegagalan awal akan tertanam dalam diri siswa.

Guru adalah posisi yang strategis bagi pemberdayaan dan pembelajaran

suatu bangsa yang tidak mungkin digantikan oleh unsur manapun dalam

kehidupan sebuah bangsa sejak dahulu. Semakin signifikannya keberadaan guru

melaksanakan peran dan tugasnya semakin terjamin terciptanya kehandalan dan

terbinanya kesiapan seseorang. Dengan kata lain potret manusia yang akan datang

tercermin dari potret guru di masa sekarang dan gerak maju dinamika kehidupan

sangat bergantung dari "citra" guru di tengah-tengah masyarakat.

2.4.2 Peran Seorang Guru

a. Dalam Proses Belajar Mengajar

Sebagaimana telah di ungkapkan diatas, bahwa peran seorang guru sangar signifikan dalam proses belajar mengajar. Peran guru dalam proses belajar mengajar meliputi banyak hal seperti sebagai pengajar, manajer kelas, supervisor, motivator, konsuler, eksplorator, dsb. Yang akan dikemukakan disini adalah peran yang dianggap paling dominan dan klasifikasi guru sebagai:

1) Demonstrator

2) Manajer/pengelola kelas

3) Mediator/fasilitator

4) Evaluator

b. Dalam Pengadministrasian

Page 11: 1. Peran Guru Dalam Proses Belajar Mengajar (PBM)

Dalam hubungannya dengan kegiatan pengadministrasian, seorang guru dapat berperan sebagai:

1) Pengambil insiatif, pengarah dan penilai kegiatan

2) Wakil masyarakat

3) Ahli dalam bidang mata pelajaran

4) Penegak disiplin

5) Pelaksana administrasi pendidikan

c. Sebagai Pribadi

Sebagai dirinya sendiri guru harus berperan sebagai:

1) Petugas sosial

2) Pelajar dan ilmuwan

3) Orang tua

4) Teladan

5) Pengaman

d. Secara Psikologis

Peran guru secara psikologis adalah:

1) Ahli psikologi pendidikan

2) Relationship

3) Catalytic/pembaharu

4) Ahli psikologi perkembangan

Page 12: 1. Peran Guru Dalam Proses Belajar Mengajar (PBM)

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Peran Pendidik dalam Dunia Pendidikan

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 Bab I

Pasal 1 ayat 5 bahwa tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang

mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan.

Sedangkan menurut ayat 6 Pendidik adalah tenaga kependidikan yang

berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor,

instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta

berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.

Proses belajar/mengajar adalah fenomena yang kompleks. Segala

sesuatunya berarti, setiap kata, pikiran, tindakan, dan asosiasi dan sampai sejauh

mana kita mengubah lingkungan, presentasi dan rancangan pengajaran, sejauh itu

pula proses belajar berlangsung (Lozanov, 1978). Dalam hal ini pengaruh dari

peran seorang pendidik sangat besar sekali. Di mana keyakinan seorang pendidik

atau pengajar akan potensi manusia dan kemampuan semua peserta didik untuk

belajar dan berprestasi merupakan suatu hal yang penting diperhatikan. Aspek-

aspek teladan mental pendidik atau pengajar berdampak besar terhadap iklim

belajar dan pemikiran peserta didik yang diciptakan pengajar. Pengajar harus

mampu memahami bahwa perasaan dan sikap peserta didik akan terlihat dan

berpengaruh kuat pada proses belajarnya. (Bobbi DePorter : 2001)

Proses pendidikan merupakan totalitas ada bersama pendidik bersama-

sama dengan anak didik; juga berwujud totalitas pengarahan menuju ke tujuan

pendidikan tertentu, disamping orde normatif guna mengukur kebaikan dan

kemanfaatan produk perbuatan mendidik itu sendiri. Maka perbuatan mendidik

Page 13: 1. Peran Guru Dalam Proses Belajar Mengajar (PBM)

dan membentuk manusia muda itu amat sukar, tidak boleh dilakukan dengan

sembrono atau sambil lalu, tetapi benar-benar harus dilandasi rasa tanggung jawab

tinggi dan upaya penuh kearifan.

Barang siapa tidak memperhatikan unsur tanggung jawab moril serta

pertimbangan rasional, dan perbuatan mendidiknya dilakukan tanpa refleksi yang

arif, berlangsung serampangan asal berbuat saja, dan tidak disadari benar, maka

pendidik yang melakukan perbuatan sedemikian adalah orang lalai, tipis

moralnya, dan bisa berbahaya secara sosial. Karena itu konsepsi pendidikan yang

ditentukan oleh akal budi manusia itu sifatnya juga harus etis. Tanpa

pertanggungjawaban etis ini perbuatan tersebut akan membuahkan kesewenang-

wenangan terhadap anak-didiknya. Peran seorang pengajar atau pendidik selain

mentransformasikan ilmu pengetahuan yang dimilikinya kepada anak didik juga

bertugas melakukan pembimbingan dan pelatihan serta melakukan penelitian dan

pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.

Hal ini sesuai dengan UU Republik Indonesia No. 20 Pasal 39 ayat 2.

Di samping itu merupakan suatu keharusan bagi setiap pendidik yang

bertanggung jawab, bahwa di dalam melaksanakan tugasnya harus berbuat dalam

cara yang sesuai dengan keadaan peserta didik Di mana selain peran yang telah

disebutkan di atas, hal yang perlu dan penting dimiliki oleh pendidik yaitu

pendidik harus mengetahui psikologis mengenai peserta didik. Dalam proses

pendidikan persoalan psikologis yang relevan pada hakikatnya inti persoalan

psikologis terletak pada peserta didik, sebab pendidikan adalah perlakuan

pendidik terhadap peserta didik dan secara psikologis perlakuan pendidik tersebut

harus selaras mungkin dengan keadaan peserta didik. (Sumardi Suryabrata : 2004)

3.2 Peran Pendidik dalam Proses Belajar-Mengajar

Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara

keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan utama. Karena Proses

belajar-mengajar mengandung serangkaian perbuatan pendidik/guru dan siswa

atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk

mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan

Page 14: 1. Peran Guru Dalam Proses Belajar Mengajar (PBM)

siswa itu merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar-mengajar.

Interaksi dalam peristiwa belajar-mengajar ini memiliki arti yang lebih luas, tidak

sekedar hubungan antara guru dengan siswa, tetapi berupa interaksi edukatif.

Dalam hal ini bukan hanya penyampaian pesan berupa materi pelajaran,

melainkan menanamkan sikap dan nilai pada diri siswa yang sedang belajar.

Peran guru dalam proses belajar-mengajar , guru tidak hanya tampil lagi

sebagai pengajar (teacher), seperti fungsinya yang menonjol selama ini,

melainkan beralih sebagai pelatih (coach), pembimbing (counselor) dan manager

belajar (learning manager). Hal ini sudah sesuai dengan fungsi dari peran guru

masa depan. Di mana sebagai pelatih, seorang guru akan berperan mendorong

siswanya untuk menguasai alat belajar, memotivasi siswa untuk bekerja keras dan

mencapai prestasi setinggi-tingginya.

Kehadiran guru dalam proses belajar mengajar atau pengajaran, masih

tetap memegang peranan penting. Peranan guru dalam proses pengajaran belum

dapat digantikan oleh mesin, radio, tape recorder ataupun oleh komputer yang

paling modern sekalipun. Masih terlalu banyak unsur-unsur manusiawi seperti

sikap, sistem, nilai, perasaan, motivasi, kebiasaan dan Iain-lain yang diharapkan

merupakan hasil dari proses pengajaran, tidak dapat dicapai melalui alat-alat

tersebut. Di sinilah kelebihan manusia dalam hal ini guru dari alat-alat atau

teknologi yang diciptakan manusia untuk membantu dan mempermudah

kehidupannya.

Namun harus diakui bahwa sebagai akibat dari laju pertumbuhan

penduduk yang cepat (di Indonesia 2,0% atau sekitar tiga setengah juta lahir

manusia baru dalam satu tahun) dan kemajuan teknologi di lain pihak, di berbagai

negara maju bahkan juga di Indonesia, usaha ke arah peningkatan pendidikan

terutama menyangkut aspek kuantitas berpaling kepada ilmu dan teknologi.

Misalnya pengajaran melalui radio, pengajaran melalui televisi, sistem belajar

jarak jauh melalui sistem modul, mesin mengajar/ komputer, atau bahkan

pembelajaran yang menggunak system E-learning (electronic learning) yaitu

pembelajaran baik secara formal maupun informal yang dilakukan melalui media

elektronik, seperti internet, CD-ROM, video tape, DVD, TV, handphone, PDA, dan

Page 15: 1. Peran Guru Dalam Proses Belajar Mengajar (PBM)

lain-lain (Lende, 2004). Akan tetapi, e-learning pembelajaran yang lebih dominan

menggunakan internet (berbasis web).

Sungguhpun demikian guru masih tetap diperlukan. Sebagai contoh dalam

pengajaran modul, peranan guru sebagai pembimbing belajar justru sangat

dipentingkan. Dalam pengajaran melalui radio, guru masih diperlukan terutama

dalam menyusun dan mengembangkan disain pengajaran. Demikian halnya dalam

pengajaran melalui televisi.

Dengan demikian dalam sistem pengajaran mana pun, guru selalu menjadi

bagian yang tidak terpisahkan, hanya peran yang dimainkannya akan berbeda

sesuai dengan tuntutan sistem tersebut. Dalam pengajaran atau proses belajar

mengajar guru memegang peran sebagai sutradara sekaligus aktor. Artinya, pada

gurulah tugas dan tanggung jawab merencanakan dan melaksanakan pengajaran di

sekolah.

Sebagaimana telah di ungkapkan diatas, bahwa peran seorang guru

sangatlah signifikan dalam proses belajar mengajar. Peran guru dalam proses

belajar mengajar meliputi banyak hal seperti sebagai pengajar, manajer kelas,

supervisor, motivator, konsuler, eksplorator, dsb. Yang akan dikemukakan disini

adalah peran yang dianggap paling dominan dan klasifikasi guru sebagai:

1) Demonstrator

2) Manajer/pengelola kelas

3) Mediator/fasilitator

4) Evaluator

1) Guru sebagai demonstrator

Melalui peranannya sebagai demonstrator, lecturer, atau pengajar, guru

hendaknya senantiasa menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan

diajarkannya serta senantiasa mengembangkannya dalam arti meningkatkan

kemampuannya dalam hal ilmu yang dimilikinya karena hal ini akan sangat

menetukan hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Salah satu hal yang harus

diperhatikan oleh guru ialah bahwa ia sendiri adalah pelajar. Ini berarti bahwa

guru harus belajar terus-menerus. Dengan cara demikian ia akan memperkaya

Page 16: 1. Peran Guru Dalam Proses Belajar Mengajar (PBM)

dirinya dengan berbagai ilmu pengetahuan sebagai bekal dalam melaksanakan

tugasnya sebagai demonstrator sehingga mampu memperagakan apa yang

diajarkannya secara didaktis. Maksudnya ialah agar apa yang disampaikannya itu

betul-betul dimiliki oleh anak didik.

2) Guru Sebagai Pengelola Kelas

Mengajar dengan sukses berarti harus ada keterlibatan siswa secara aktif

untuk belajar. Keduanya berjalan seiring, tidak ada yang mendahului antara

mengajar dan belajar karena masing-masing memiliki peran yang memberikan

pengaruh satu dengan yang lainnya. Keberhasilan/kesuksesan  guru mengajar

ditentukan oleh aktivitas siswa dalam belajar, demikian juga keberhasilan siswa

dalam belajar ditentukan pula oleh peran guru dalam mengajar. Mengajar berarti

menyampaikan atau menularkan pengetahuan dan pandangan (Ad. Rooijakkers,

1990:1). William Burton mengemukakan bahwa mengajar diartikan upaya

memberikan stimulus, bimbingan, pengarahan, dan dorongan kepada siswa agar

terjadi proses belajar. Dalam hal ini peranan guru sangat penting dalam mengelola

kelas agar terjadi PBM bias berjalan dengan baik.

Mengajar adalah aktivitas/kegiatan yang dilakukan guru dalam kelas atau

lingkungan sekolah. Dalam proses mengajar, pastilah ada tujuan yang hendak

dicapai oleh guru yaitu agar siswa memahami, mengerti, dan dapat

mengaplikasikan ilmu yang  mereka dapatkan. Tujuan mengajar juga diartikan

sebagai cara untuk mengadakan perubahan yang dikehendaki dalam tingkah laku

seorang siswa (Muchtar & Samsu, 2001:39).

Dalam hal ini tentu saja guru berharap siswa mau belajar, baik dalam jam

pelajaran tersebut atau sesudah materi dari guru ia terima. Menurut Sagala

(2003:12), belajar adalah kegiatan individu memperoleh pengetahuan, perilaku,

dan keterampilan dengan cara mengolah bahan belajar. Proses belajar mengajar

akan berlangsung dengan baik jika guru dan siswa sama-sama mengerti bahan apa

yang akan dipelajari sehingga terjadi suatu interaksi yang aktif dalam PBM di

kelas dan hal ini menjadi kunci kesuksesan dalam mengajar. Dengan demikian

proses pembelajaran terjadi  dalam diri siswa. Pembelajaran merupakan suatu

Page 17: 1. Peran Guru Dalam Proses Belajar Mengajar (PBM)

proses di mana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk

memungkinkan siswa turut  merespon situasi tertentu yang ia hadapi (Corey,

1986:195)

Siswa sebagai subjek belajar, mempunyai pandangan/harapan dalam

dirinya untuk seorang guru yang mereka anggap sukses mengajar di kelas. Apa

sajakah pandangan para siswa tersebut? Menurut Etiwati seorang Guru SMK

PENABUR yang penulis kutip dari situs SMK 4 PENABUR dia menyebutkan

bahwa para siswa menilai guru yang sukses mengajar itu adalah guru yang:

tidak membuat siswa bosan dan takut

mempunyai selera humor

tidak mudah marah

mau diajak berdialog dengan siswa

menghargai pendapat siswa dan tidak mudah menyalahkan

menghargai keberadaan siswa

tidak pilih kasih terhadap  siswa

menguasai & menjelaskan materi dengan baik dan dimengerti oleh siswa

serta mau memaparkan kembali ketika ada siswa belum jelas/belum

paham.

Ternyata beragam pendapat siswa tersebut tidak ada satupun yang

menganggap kesuksesan seorang guru jika seluruh kelas tuntas saat uji

ompetensi/ulangan. Jika demikian, apakah ketuntasan dalam  ujian menjadi tidak

perlu? Para siswa menjawab bahwa ketuntasan dalam ujian merupakan bagian

tanggung jawab siswa dalam belajar karena hal tersebut berhubungan dengan

keberhasilan individu. Namun, sebagai guru, kita pun tentu tidak akan melepaskan

tanggung jawab atas hasil belajar siswa.

Page 18: 1. Peran Guru Dalam Proses Belajar Mengajar (PBM)

Selain siswa, penulis pun dapat sedikitnya menggambarkan pendapat para

guru tentang topik tersebut.  Bapak & ibu guru berpendapat bahwa mengajar

dengan sukses itu:

jika siswa dapat menerima materi/bahan ajar  dan hasilnya sesuai target

yang diharapkan,

jika siswa antusias menyimak dan memberikan pertanyaan mendalam

tentang materi yang mereka terima serta mengaplikasikannya,

jika program tercapai tepat waktu, materi dapat diterima siswa, dan terjadi

perubahan dalam diri siswa

jika mampu membuat siswa mengerti apa yang diajarkan oleh guru serta

ada perubahan dalam diri siswa, dan mereka me rasa nyaman dalam PBM,

jika dapat menyampaikan materi dengan cara/metode yang baik dan

menarik, siswa memahami serta merespon dengan positif, aktif, dan hasil

evaluasinya baik,

jika suasana kelas kondusif untuk belajar,

jika ada interaksi dalam PBM secara aktif, perubahan terjadi pada semua

aspek.

Dari berbagai pendapat di atas dapat penulis simpulkan bahwa mengajar

dengan sukses adalah jika guru dapat memberikan materi kepada siswa dengan

media dan metode yang menarik, menciptakan situasi belajar yang  kondusif

dalam kelas sehingga tercipta interaksi belajar aktif. Dengan begitu akan terjadi

proses perubahan dalam diri siswa bukan hanya pada hasil belajar tetapi juga pada

perilaku dan sikap siswa.

Jadi, mengajar dengan sukses itu tidak hanya semata-mata memberikan

pengetahuan yang bersifat kognitif saja, tetapi di dalamnya harus ada perubahan

berpikir, sikap, dan kemauan  supaya siswa mau terus belajar. Timbulnya

semangat belajar dalam diri siswa untuk  mencari sumber-sumber belajar lain

Page 19: 1. Peran Guru Dalam Proses Belajar Mengajar (PBM)

merupakan salah satu indikasi bahwa guru sukses mengajar siswanya. Dengan

demikian kesuksesan dalam mengajar adalah seberapa dalam siswa termotivasi

untuk mau terus belajar sehingga mereka akan menjadi manusia-manusia

pembelajar. Caranya? Sebagai guru mari kita mau membuka diri dan melihat

secara jernih apa yang menjadi harapan siswa dalam diri kita

3) Guru sebagai mediator dan fasilitator

Sebagai mediator guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman

yang cukup tentang media pendidikan karena media pendidikan merupakan alat

komunikasi guna lebih mengefektifkan proses belajar-mengajar. Dengan demikian

jelaslah bahwa media pendidikan merupakan dasar yang sangat diperlukan yang

bersifat melengkapi dan merupakan bagian integral demi berhasilnya proses

pendidikan.

Sebagai fasilitator guru hendaknya mampu mengusahakan sumber belajar

yang kiranya berguna serta dapat menunjang pencapaian tujuan dan proses

belajar-mengajar, baik yang berupa narasumber, buku teks, majalah ataupun surat

kabar.

4) Guru sebagai evaluator

Dalam dunia pendidikan, setiap jenis pendidikan atau bentuk pendidikan

pada waktu-waktu tertentu selama satu periode pendidikan akan diadakan

evaluasi, artinya pada waktu-waktu tertentu selama satu periode pendidikan tadi

orang selalu mengadakan penilaian terhadap hasil yang telah dicapai, baik oleh

pihak terdidik maupun oleh pendidik. Penilaian perlu dilakukan, karena dengan

penilaian guru dapat mengetahui keberhasilan pencapaian tujuan, penguasaan

siswa terhadap pelajaran, serta ketepatan atau keefektifan metode mengajar.

Page 20: 1. Peran Guru Dalam Proses Belajar Mengajar (PBM)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di atas, maka penulis dapat

mengambil beberapa kesimpulan, diantaranya :

1) Peran guru sebagai demonstrator dalam PBM guru hendaknya senantiasa

menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkannya serta

senantiasa mengembangkannya dalam arti meningkatkan kemampuannya

dalam hal ilmu yang dimilikinya karena hal ini akan sangat menetukan hasil

belajar yang dicapai oleh siswa.

2) Dalam kapasitasnya sebagai penglola kelas, seorang guru dituntut untuk

bisa menjadikan suasana kelas menjadi kondusif sehingga proses belajar

mengajara atau penyampaian pengetahuan dari guru ke murid atau proses

pertukaran ilmu dan pengetahuan diantara siswa yang satu dengan yang

lainnya bisa berjalan dengan baik.

3) Sebagai mediator guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman

yang cukup tentang media pendidikan karena media pendidikan merupakan

alat komunikasi guna lebih mengefektifkan proses belajar-mengajar.

4) Setiap kegiatan belajar mengajar hendaknya guru senantiasa melakukan

evaluasi atau penilaian, karena dengan penilaian guru dapat mengetahui

Page 21: 1. Peran Guru Dalam Proses Belajar Mengajar (PBM)

keberhasilan pencapaian tujuan, penguasaan siswa terhadap pelajaran, serta

ketepatan atau keefektifan metode mengajar.

4.2 Saran

Untuk tercapainya tujuan pokok pendidikan hendaklah peran pendidik tidak hanya

berorientasi pada nilai akademik yang bersifat pemenuhan aspek kognitif saja,

melainkan juga berorientasi pada bagaimana seorang anak didik bisa belajar dari

lingkungan dari pengalaman dan kehebatan orang lain, dari kekayaan luasnya

hamparan alam, sehingga dengan pementapan adanya tugas dan peran guru dalam

dunia pendidikan khususnya dalam kegiatan proses belajar mengajar diharapkan

guru dapat mengetahui tugas dan tanggungjawabnya sebagai pendidik dan

diharapkan terjalinnya hubungan yang harmonis dengan para peserta didiknya

sehingga harapan tercapainya tujuan pendidikan bisa dengan mudah terwujudkan.

Page 22: 1. Peran Guru Dalam Proses Belajar Mengajar (PBM)

DAFTAR PUSTAKA

Anggoro, Mohammad Toha. 2001. “Tutorial Elektronik melalui Internet dan Fax

Internet” dalam Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh, Volume 2,

No. 1,

H. Emil Rosmali, SE. Tugas dan Peran Guru. http://www.alfurqon.or.id/index.php?

option=com_content&task=view&id=58&Itemid=110

Kartono, Kartini. 1997. Tinjauan Politik Mengenai Sistem Pendidikan Nasional.

Jakarta : Anem Kosong Anem

Makmun, Syamsudin Abin. 1999. Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja

Rosdakarya

Prof. DR. Nana Sudjana, 2004, Proses Belajar Mengajar, Bandung: CV Algesindo

Sidi, Djati Indra. 2003. Menuju Masyarakat Belajar. Jakarta : Paramadina

Suryabrata, Sumadi. 2004. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada

Tirtarahardja, Umar. 2000. Pengantar Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta

Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Th. 2003 Tentang Sistem Pendidikan

Nasional. Jakarta : Cemerlang

Maret 2001. Tangerang: Universitas Terbuka.

http://www.usnews.com/edu/elearning/articles/020624elearning.htm)

Page 23: 1. Peran Guru Dalam Proses Belajar Mengajar (PBM)

Sutrisno. (2007). E-learning di Sekolah dan (sumber dari Internet: 17 Agustus

2007).

Etiwati (Guru SMAK 4 PENABUR), Mengajar dengan Sukses, http://tpj.bpkpenabur.or.id/index.php?option=com_content&task=view&id=154&Itemid=27