1. pendahuluan - ppi.kim.lipi.go.idppi.kim.lipi.go.id/download/prosiding/2016/54. perancangan alat...
TRANSCRIPT
Himma Firdaus
Pusat Penelitian Sistem Mutu dan Teknologi Pengujian LIPI
Kompleks PUSPIPTEK Gedung 417, Setu, Tangerang Selatan, 15314
INTISARI
Pengujian saklar yang digunakan pada lemari pendingin merupakan hal yang dipersyaratkan oleh SNI IEC 60335-2-24. Diantara saklar yang digunakan dalam lemari pendingin adalah saklar pintu. Saklar tersebut diuji dengan cara membuka dan menutup pintu lemari pendingin untuk mensimulasikan operasi kulkas. Alat bantu uji dibuat untuk melakukan proses buka-tutup pintu kulkas. Alat uji dibuat dengan sistem kendali berbabasis mikrokontroler. Kinerja alat uji ini diverifikasi dengan menggunakan pencacah mekanis dan mampu beroperasi sebanyak 50 000 kali. Sudut bukaan pintu dapat memenuhi persyaratan dengan penyimpangan sebesar 4o.
Kata Kunci: Lemari pendingin, uji saklar, SNI IEC 60335-2-24.
ABSTRACT
Testing of switches used in the washing machine are required by IEC 60335-2-24. Among the switch used in the washing machine is a door switch. The switch is tested by opening and closing the refrigerator door to simulate the operation of the refrigerator. The test apparatus are designed to make the process of opening and closing the refrigerator door continuously. Test apparatus is microcontroller-based. Performance test equipment is verified by using a mechanical counter and is able to operate as many as 50 000. The door opening angle can meet with the requirement with maximum deviation of 4o.
Keywords: refrigerator, switch testing, SNI IEC 60335-2-24.
1. PENDAHULUAN
Peralatan rumah tangga berbasis kelistrikan sangat membantu masyarakat dalam
menciptakan kenyamanan maupun dalam mempermudah pekerjaan sehari-hari mereka.
Produk-produk kelistrikan rumah tangga yang sering digunakan antara lain mesin cuci,
lemari pendingin, setrika listrik, dan AC. Peralatan-peralatan tersebut memang telah
dirancang mudah dioperasikan dengan frekuensi penggunaan yang tinggi. Terdapat
kemungkinan bahwa produk yang dibuat tidak mengindahkan unsur keselamatan bagi
pengguna sehingga bahaya sengatan listrik maupun bahaya kebakaran akibat hubung
singkat berpotensi terjadi. Untuk mengukur tingkat penjaminan keselamatan
penggunaan produk kelistrikan tersebut diperlukan pengujian.
Pengujian didefinisikan sebagai suatu operasi teknis untuk menentukan satu atau
lebih karakteristik suatu produk, proses atau jasa menurut suatu prosedur tertentu.
Pengujian merupakan salah satu bagian dari Sistem Pemeriksaan Kesesuaian [1].
Pentingnya suatu pengujian dilakukan berdasarkan standard keselamatan merupakan
suatu hal yang sudah jelas yaitu agar pengguna piranti kelistrikan rumah tangga
terlindungi dari bahaya selama menggunakan piranti tersebut seperti misalnya kipas
angin, kulkas atau mesin cuci.
Pengujian keselamatan bertujuan untuk memverifikasi kesesuaian tingkat
keselamatan piranti/ produk terhadap standard atau spesifikasi yang diacu. Pengujian ini
juga dilakukan untuk mengevaluasi apakah suatu piranti/produk dapat menimbulkan
bahaya bagi pengguna dan lingkungan di sekitar piranti tersebut digunakan pada kondisi
normal. Pengujian digunakan juga untuk mengkonfirmasi bahwa produk tersebut aman
dan layak digunakan. [1,2].
Pengujian keselamatan produk kelistrikan rumah tangga dapat dilakukan
berdasarkan persyaratan umum pada SNI IEC 60335-1 :2009. SNI tersebut merupakan
adopsi dari standar internasional IEC 60335-1 [3,4]. Sedangkan persyaratan khusus untuk
pengujian keselamatan pada lemari pendingin ditetapkan pada SNI IEC 60335-2-24:2009
yang merupakan adopsi dari IEC 60335-2-24 [5,6]. Pada klausul uji ke-24 dari standar
tersebut yaitu pengujian komponen disyaratkan bahwa setiap saklar yang ada pada lemari
pendingin harus diuji daya tahan operasinya. Saklar pintu kulkas diuji pada kondisi
normal penggunaan sebanyak 50.000 kali operasi. Laboratorium pengujian harus
melakukan verifikasi kinerja komponen saklar sesuai ketentuan standar. Agar dapat
melakukan pengujian tersebut dibutuhkan alat bantu pengujian yang dirancang sesuai
dengan persyaratan standar. Tulisan ini membahas tentang alat uji saklar pintu lemari
pendingin yang dibangun berdasarkan prinsip kerja dan pengendalian secara elektrik dan
pneumatic beserta hasil validasi kinerjanya.
2. DISAIN SISTEM UJI
Sistem uji sakelar pintu lemari pendingin dirancang meliputi tiga subsistem, yaitu
subsistem pengendali berbasis mikrokontroler, subsistem pembuka pintu berbasis
elektrik dan subsistem pembuka pintu berbasis pneumatik. Skema sistem uji sakelar
pintu lemari pendingin ditunjukkan dengan Gambar 1.
Gambar 1. Skema rangkaian sistem uji sakelar pintu lemari pendinginA- Subsistem Pengendali, B-Subsistem pembuka pintu berbasis elektrik, C- Subsistem
pembuka pintu berbasis pneumatik
Subsistem pengendali berbasis mikrokontroler
Subsistem pengendali berisi mikrokontroler Arduino Mega 2650 diprogram
untuk mengendalikan dua subsistem lainnya, keypad dan penampil LCD. Arduini Mega
2650 berbasis ATMEGA 2560 yang menyediakan empat UART untuk TTL (5V)
komunikasi serial dan memori flash 256kB untuk menyimpan program, 8KB untuk
SRAM serta 4KB untuk EEPROM [7]. Bahasa pemrograman yang dipakai adalah C/C++
tetapi sudah menggunakan konsep pemrograman berbasis objek / OOP (Object Oriented
Programing). Compiler arduino ini bersifat cross-platform atau dapat berjalan di semua
operating system, sehingga dapat digunakan pada Windows, Linux, ataupun Mac.
Arduino baik perangkat keras maupun lunaknya bersifat opensource sehingga piranti
lunak berikut library-nya dapat diunduh secara gratis melalui laman Arduino [7].
Tampilan Program Arduino rev 1.5.1r2 dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Perangkat lunak Arduino ver 1.5.1r2
Agar tersambung dengan subsistem lain, disedikan port konektor 10 pin dan
terminal suplai DC 12 V, 5 V dan 3.2 V pada modul pengendali. Struktur program
pengendali dibuat dengan mengikuti diagram alir seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 3.
Subsistem pembuka pintu berbasis elektrik
Subsistem penggerak elektrik terdiri atas motor DC, rangkaian relay, stopper switch, dan
lengan. Rangkaian relai berfungsi untuk mengubah polaritas tegangan 5VDC yang
masuk ke terminal motor DC. Perubahan polaritas tegangan menyebabkan perubahan
arah putaran motor DC. Agar motor DC berputar ke kiri (membuka pintu lemari
pendingin) maka Relai 1 dan Relay 2 diaktifkan oleh pin 0 dan pin 1, sedangkan agar
berputar ke kanan (menutup pintu) maka Relay 3 dan 4 diaktifkan oleh pin 9 dan pin 10.
Stopper switch berfungsi sebagai indikasi posisi lengan yang dikopelkan kepada motor
DC. Apabila kondisi stopper switch
lengan pada posisi offset (menutup pintu). Jika pos
kondisi membuka pintu.
Pada saat lengan membuka pintu, posisi handle pintu tidak menetap pada satu
titik di ujung lengan melainkan bergeser mendekati motor DC. Pergeseran ini
menyebabkan gesekan terus-menerus antara kait lengan dengan handle pintu. Untuk
mengantisipasi hal tersebut, sepanjang lengan dipasang rel pemandu untuk memudahkan
kait lengan bergerak bolak balik saat lengan membuka maupun menutup pintu lemari
pendingin.
Gambar 3. Diagram alir program
Rel pemandu pada lengan pembuka pintu ditunjukkan pada Gambar 4.
Gambar 4. Rel pemandu pergeseran kait lengan
Pintu lemari pendingin dilengkapi dengan karet sepanjang tepi pintu bagian
dalam. Pintu tertutup rapat dan kedap udara luar sehingga untuk diperlukan tenaga lebih
besar untuk membukanya. Pengukuran gaya tarik yang diperlukan untuk membuka
puntu lemari pendingin sebesar 26 N. Pada awalnya, sistem pembuka menggunakan
motor servo yang memiliki kapasitas torsi sampai 32 Ncm seperti terlihat pada Gambar
5. Motor ini terdiri dari sebuah motor DC, serangkaian gear, potensiometer dan
rangkaian kontrol. Potensiometer berfungsi untuk menentukan batas sudut dari putaran
servo. Sedangkan sudut dari sumbu motor servo diatur berdasarkan lebar pulsa yang
dikirim melalui kaki sinyal dari kabel motor [8].
Gambar 5. Pembuka pintu dengan motor servo
Namun, karena kait lengan tambahan untuk memegang handle pintu lemari
pendingin memiliki panjang lebih dari 7 cm maka kemampuan hanya memberikan gaya
tarik sekitar 4.5 N sehingga tidak mampu membuka lemari pendingin. Solusi dari
permasalahan ini adalah penggunaan sistem pneumatik.
Subsistem pembuka pintu berbasis pneumatik
Komponen utama subsistem pembuka pintu berbasis pneumatik adalah aktuator linier
pneumatik. Aktuator linier pneumatik merupakan penggerak yang menggunakan udara
terkompresi untuk menghasilkan kekuatan dorong. Aktuator ini bekerja dengan cara
menggerakkan sebuah piston dengan cara memompa udara masuk ke dalam ruangan
dan mendorong udara keluar dari sisi ruangan yang lain [9]. Aktuator memiliki ukuran
silinder 2 cm dan panjang stroke 5 cm. Gaya piston yang dihasilkan oleh silinder
bergantung pada tekanan udara, diameter silinder dan tahanan gesekan dari komponen
perapat. Gaya piston secara teoritis dapat dihitung dengan menggunakan persamaan F =
P R2, dimana F gaya dalam N, P tekanan dalam kg/m2 dan R radius piston dalam m2.
Oleh karena itu, tekanan masukan sebesar 6 bar memberikan gaya dorong piston sebesar
75 N. Gaya ini jauh lebih besar dari gaya rekat karet pintu lemari pendingin sehingga
aktuator linier pneumatik dengan mudah membuka pintu dari posisi tertutup. Skema
subsistem penggerak pneumatik ditunjukkan pada Gambar 6.
Gambar 6. Diagram subsistem penggerak pneumatik
Untuk mengendalikan gerakan maju dan mundur aktuator, subsistem
menggunakan 5/2 solenoid valve. Katup ini digerakan secara elektromagnetik dengan
tegangan kerja 220 VAC dan dilengkapi dengan 5 port dan 2 posisi (hisap atau tekan).
Katup dilengkapi port untuk mengendalikan kecepatan aktuator dengan cara mengatur
aliran fluida. Subsistem juga dilengkapi dengan check valve yang berfungsi untuk
melindungi sistem dari terjadinya tekanan balik menuju sumber, dan regulator untuk
menurunkan tekanan udara input 16 bar menjadi 6 bar agar sesuai dengan tekanan kerja
peralatan pneumatik yang digunakan.
Prototipe sistem uji sakelar pintu lemari pendingin diperlihatkan pada Gambar 7 dan 8.
Gambar 7. Prototipe sistem uji sakelar pintu lemari pendingin
a. Tampak Depan b. Tampak sisi kiri c. Tampak sisi Kanan
Gambar 8. Susbsistem Pengendali
Sistem uji sakelar pintu lemari pendingin dilengkapi dengan pencacah digital dan
mampu melakukan pencacahan siklus hingga 500 000 kali. Jumlah siklus saat ini dan
pengaturan jumlah siklus ditampilkan pada penampil LCD pada saat program sedang
berjalan. Tampilan layar tersebut dapat dilihat pada Gambar 9.
Gambar 9. Tampilan layar LCD
3. METODOLOGI
Pembuatan alat uji saklar pintu lemari pendingin ini dilakukan dengan tahapan
seperti terlihat pada Gambar 10.
Gambar 10. Diagram alir penelitian
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Untuk memverifikasi ketepatan pencacahan siklus, sistem uji yang dibuat
dibandingkan dengan alat pencacah mekanis yang tersedia di Laboratorium Konversi
Energi P2SMTP LIPI. Percobaan dilakukan pada beberapa pengaturan siklus dengan
hasil seperti pada Tabel 1.
Perancangan diagram alir sistem kerja alat uji
Perancangan dan pembuatan rangkaian pengendali dan rangkaian aktuator
Pembuatan program pengendali dengan menggunakan perangkat lunak Aduino
Kajian literatur dan standar
Mengintegrasikan perangkat lunak dan keras
Melakukan analisis dan verifikasi alat uji
Tabel 1. Hasil verifikasi alat uji sakelar pintu lemari pendingin
Hasil verifikasi menunjukkan nilai siklus yang tertampil pada layar LCD sama
dengan pencacah mekanis pembanding. Artinya sistem telah bekerja dengan baik sesuai
dengan jumlah siklus yang dimasukkan.
Setiap kali siklus pengujian harus dapat menyebabkan sakelar pintu lemari
pendingin bekerja menutup dan membuka. Oleh karena itu, dilakukan pengukuran nilai
bukaan sudut aktual pada beberapa pengaturan sudut yang dapat dilakukan. Untuk
memvalidasi sistem uji yang telah dibuat, alat uji dicobakan pada kulkas satu pintu
berukuran panjang 52cm, lebar 50 cm, dan tinggi 109 cm. Lengan dipasang pada
ketinggian 60 cm dari lantai dasar kulkas. Siklus buka-tutup pintu sebanyak 300 kali
dilakukan untuk mengukur kemampuan sistem untuk membuka dan menutup pintu dan
ketepatan sudut bukaannya. Hasil validasi sudut bukaan pintu lemari pendingin
ditunjukkan Gambar 11.
Gambar 11. Variasi bukaan sudut pintu lemari pendingin
Sudut bukaan pintu diatur pada program dan diukur besar sudut bukaan aktualnya
dengan menggunakan alat ukur sudut. Rata-rata penyimpangan sudut sebesar 3.6o
dengan maksimum penyimpangan 4o. Dalam kasus pengujian sakelar pintu kulkas,
indikator keberhasilan dari tiap siklus yang dilakukan ini adalah adanya nyala lampu
lemari pendingin. Berdasarkan hal tersebut setiap kali pengujian operator harus
menambahkan besar sudut bukaan sebesar minimal 5o terhadap sudut bukaan minimal
yang dibutuhkan agar sakelar pintu kulkas dapat dipastikan bekerja di setiap siklus.
Dalam hal pengujian pemberian efek buka tutup pintu kulkas pada uji efisiensi energi,
sudut bukaan pintu kulkas
5. KESIMPULAN
1. Alat uji yang dibuat dapat beroperasi untuk mensimulasikan buka tutup pintu
kulkas sebanyak 50.000 kali siklus untuk menguji keandalan saklar pintu kulkas.
2. Sudut bukaan pintu kulkas mengalami penyimpangan sudut dari nilai pengaturan
sebesar maksimum 4o. Untuk mengkompensasi hal tersebut, sudut bukaan pintu
kulkas ditambahkan 5o terhadap sudut bukaan yang diinginkan agar pada
pengujian saklar pintu kulkas setiap siklusnya berhasil menghidupkan lampu
kulkas.
6. UCAPAN TERIMA KASIH
Peneliti mengucapkan terima kasih kepada Dr. Ir. R. Harry Arjadi, M.Sc. selaku
Ka P2SMTP LIPI yang telah memberikan dukungan dalam penelitian ini, dan kepada
Bayu Utomo, Suyut, dan Heri yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian ini.
7. DAFTAR PUSTAKA
[1] Lohbeck. David. (1998). E marking handbook : a practical approach to global
safety certification. Newnes. USA.
[2] Tzimenakis, J, Holland, D.(2000).Electrical Product Safety:A step-by-step Guide
to LVD Self-assessment.Newness. Oxford.
[3] International Electrotechnical Commission. (2004). International Standard IEC
60335-1: Household and similar electrical appliances Safety Part 1: General
requirements. Ed.4.1.
[4] Badan Standardisasi Nasional. (2009). SNI IEC 60335-1: Peranti listrik rumah
tangga dan sejenis Keselamatan Bagian 1: Persyaratan umum.
[5] International Electrotechnical Commission. (2005). International Standard IEC
60335-2-24 Household and similar electrical appliances-Safety. Part 2-24:
Particular requirements for refrigerating appliances, ice cream appliances and ice
makers. Edition 6:2002 consolidated with amendment 1:2005.
[6] Badan Standarisasi Nasional. (2010). SNI IEC 60335-2-24:2010 Peralatan listrik
rumah tangga dan peralatan listrik serupa Keselamatan Bagian 2-24:
Persyaratan khusus untuk peralatan pendingin, peralatan es krim dan pembuat es.
[7] Arduino. Arduino Mega 2560. Diambil dari http://arduino.cc/en/Main
/ArduinoBoardMega2560. diakses tanggal 18 Mei 2016.
[8]
Institut Teknologi Sepuluh November. Surabaya. Tersedia di alamat website :
http://repo.eepis-its.edu/1336/1/paper_final.pdf. Diakses tanggal 12 November
2013.
[9] Parr,Andrew. (2011). Hydraulics and Pneumatics : A Technician and Engineer
Guide. Third Edition. Elsevier Ltd. Oxford UK.
HASIL DISKUSI
Tidak ada diskusi.