1. neuroanesthesia (myth&facts) prof himendra

23
NEUROANESTHESIA: MYTH & FACTS DO NEUROSURGEONS NEED A NEUROANESTHESIOLOGIST? A. HIMENDRA WARGAHADIBRATA

Category:

Health & Medicine


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: 1. Neuroanesthesia (myth&facts) prof himendra

NEUROANESTHESIA: MYTH & FACTS

DO NEUROSURGEONS NEED A

NEUROANESTHESIOLOGIST?

A. HIMENDRA WARGAHADIBRATA

Page 2: 1. Neuroanesthesia (myth&facts) prof himendra

MITOS???

Mengeramatkan, mendewakan mengagung-agungkan sesuatu secara berlebihan tentang pahlawan, benda, dsb

Kamus Besar Bahasa Indonesia

Page 3: 1. Neuroanesthesia (myth&facts) prof himendra

MITOS DI NEUROANESTHESIA

Mitos: Tension pneumocephalus terjadi karena penggunaan N2O

Fakta: Tension pneumocephalus dapat terjadi tanpa penggunaan N2O

John C. Drummond, Popular Misunderstandings in Neuroanesthesia, April 2013

Page 4: 1. Neuroanesthesia (myth&facts) prof himendra

SURGICAL NEUROLOGY INTERNATIONALRAMSIS F. GHALY (2014)• Neuroanestesia di USA termasuk kelompok

neuroscience

Page 5: 1. Neuroanesthesia (myth&facts) prof himendra

NEUROSCIENCE

Neurology

Neurological Surgery

Neuroradiology

Neurocritical Care

Neuropsychiatry

Neuroanesthesiology

Neurological Monitoring &

Neurophysiology

Pain Medicine

Rehabilitation Medicine

Neuroancillary Services

Experimental NeuroscienceNeuroresearch

Page 6: 1. Neuroanesthesia (myth&facts) prof himendra

TUGAS NEUROANESTESIA

1. Hasil yang lebih baik2. Biaya yang efektif3. Kepuasan pasien

Tim KhususDengan dedikasi ada kualitas, dengan komitmen ada keunggulan

dan dengan jumlah ada pengalaman

Meningkatkan kualitas individu

Page 7: 1. Neuroanesthesia (myth&facts) prof himendra

SURGICAL NEUROLOGY INTERNATIONALRAMSIS F. GHALY (2014)• Mayoritas neuroanestesiologis percaya bahwa anestesiologis

umum sama baiknya dengan neuroanestesiologis untuk kasus bedah saraf (presentasi debat Dr. Michael Todd 2011 “Neuroanestesiologis sangat penting untuk semua prosedur intrakranial")

• “Neuroanestesiologis untuk bedah saraf” dari 12 neuroanestesiologis terkenal, hanya 3 setuju, 7 tidak setuju, dan 2 setuju sebagian (SNACC)

Page 8: 1. Neuroanesthesia (myth&facts) prof himendra

KUESIONERYTH TS Bedah Saraf, Saya sedang mempersiapkan suatu diskusi untuk pertemuan ilmiah mendatang sekitar bulan Februari-Maret 2016. Saya meminta masukan dan jawaban dari TS Bedah Saraf sekalian pada pertanyaan di bawah ini;

Apakah setiap operasi bedah saraf membutuhkan neuroanestesiologis?

a. Ada pendidikan subspesialisasinya (Konsultan Neuroanestesia)b. Penanganan perioperatifnya lebih baik dibandingkan dengan

anestesiologis umum c. Visualisasi daerah operasi saat operasi lebih baik dibandingkan

dengan anestesiologis umumd. Outcome pasiennya lebih baik dibandingkan dengan

anestesiologis umume. Lain-lain (sebutkan alasannya) __________________________

YA TIDAK

Kenapa?Kenapa?

______________________________________________________

Page 9: 1. Neuroanesthesia (myth&facts) prof himendra

SURVEY TERHADAP SpBS DI BANDUNG (2016)

Apakah setiap operasi bedah saraf membutuhkan seorang neuroanestesiologis?

Ya(7)

1. Ada pendidikan subspesialisasinya (3)2. Penanganan perioperatifnya lebih baik dibandingkan dengan anestesiologis umum (3)3. Kepuasan operator saat operasi (contoh: visualisasi daerah operasi) lebih baik

dibandingkan dengan anestesiologis umum (2)4. Outcome pasiennya lebih baik dibandingkan dengan anestesiologis umum (5)5. Lainnya: neuroanestesiologis lebih memahami patofisiologi kelainan di otak (contoh-

aneurisma), tumor-tumor di batang otak, trauma kapitis berat (1)

Ada operasi lainnya yang tidak membutuhkan neuroanestesi, misalnya simple depressed fracture

Tidak(1)

14 SpBS di RSHS → 8 orang aktif, 6 orang senior

Page 10: 1. Neuroanesthesia (myth&facts) prof himendra

NEUROANESTESIOLOGIS (SpAnKNA)

• Manajemen anestesi yang berbeda dari kasus nonneurosurgical lainnya• Otak memiliki patofisiologi sendiri dan tidak berbagi perfusi dengan organ lain

• Otak memiliki autoregulasi sendiri dan bervariasi dari satu pasien ke pasien lain

• Neuroanestesiologis paham neurosains dasar, eksperimental, dan klinis → tahu yang terbaik tentang dinamika otak, mikrovaskulatur, distribusi anestesi dan efeknya terhadap otak, neuroproteksi, resusitasi dan pemantauan invasif dibandingkan dengan nonneuroanestesiologis

• Neuroanestesiologis berpikir kritis dan dapat memecahkan permasalahan tepat waktu selama operasi kompleks dan halus

Page 11: 1. Neuroanesthesia (myth&facts) prof himendra

PERKONSIL NO. 8 TAHUN 2012PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SUBSPESIALIS

• Pasal 1.1: Program Pendidikan Dokter Subspesialis adalah program pendidikan lanjutan dan pendalaman bidang tertentu dari satu spesialisasi yang dilaksanakan dalam rangka menghasilkan dokter subspesialis

• Pasal 4.1: Program Pendidikan Dokter Subspesialis diselenggarakan oleh Kolegium dokter spesialis pengampu cabang disiplin ilmu tertentu bekerjasama dengan Institusi Pendidikan Kedokteran dan Rumah Sakit Pendidikan beserta jejaringnya

• Pasal 7.1: Program Pendidikan Dokter Subspesialis dilaksanakan melalui pendidikan, pelatihan, dan/atau magang untuk mencapai kompetensi sesuai Standar Kompetensi Dokter Subspesialis yang disusun oleh Kolegium pengampu cabang ilmu terkait dan telah disahkan oleh KKI

Page 12: 1. Neuroanesthesia (myth&facts) prof himendra

SUBSPESIALISASI (PENDIDIKAN) TIDAK MENGGANGGU PELAYANAN

Page 13: 1. Neuroanesthesia (myth&facts) prof himendra

KASUSAnestesiologis Umum• Trauma• Hematoma epidural• Hematoma subdural• Depressed fracture

Neuroanestesiologis• Khusus• Tumor otak• Clipping aneurisma• Coiling aneurisma• Embolisasi malformasi

arteriovenous• Spine surgery

Page 14: 1. Neuroanesthesia (myth&facts) prof himendra

NEUROANESTESIOLOGIS

Neurosurgery for pediatrics, adults &

geriatrics

Brain–spine–peripheral nerve

Vascular–tumor & functional neurosurgery

Neuroradiologi intervensi

Neurocritical care

Page 15: 1. Neuroanesthesia (myth&facts) prof himendra

NEUROANESTESIOLOGIS VS ANESTESIOLOGIS UMUM

1. Anestesiologis umum memberikan Ringer Laktat 3 L pada operasi otak bloodless meskipun ahli bedah saraf sudah mengingatkan resiko pembengkakan otak selama operasi.

2. Pasien dengan hematoma subdural luas dan pupil tetap dilatasi, anestesiologis umum menempatkan central line di vena jugularis interna dan mencegah ahli bedah saraf mengevakuasi hematoma intrakranial tepat waktu.

Perbedaan Penanganan..

Page 16: 1. Neuroanesthesia (myth&facts) prof himendra

ANESTHESIA ESSENTIAL ROLE → BRAIN

Kompetensi sportif & berkualitas

Page 17: 1. Neuroanesthesia (myth&facts) prof himendra

PRINSIP KEAMANAN ANESTESI

1. Tahu lingkungan kerja

2. Antisipasi & perencanaan

3. Panggil bantuan lebih awal

4. Latihan kepemimpinan & mau dipimpin

5. Distribusikan beban kerja

6. Mobilisasi semua sumber daya yang tersedia

7. Komunikasi efektif

8. Gunakan semua sarana yang tersedia di lingkungan kerja

9. Cegah & kelola kesalahan

10. Cek dua kali (cross check)

11. Menggunakan alat bantu kognitif

12. Re-evaluasi berulang kali

13. Gunakan kerangka kerja yang baik

14. Alokasikan perhatian dengan bijak

15. Tentukan prioritas secara dinamis

Page 18: 1. Neuroanesthesia (myth&facts) prof himendra

KESELAMATAN DAN KUALITAS: PANDUAN PERAWATAN YANG

BERPUSAT PADA PASIEN1. Pasien harus menjadi fokus pusat perawatan anestesi.

2. Tujuan dari perawatan anestesi harus memastikan bahwa tidak ada pasien yang dirugikan.

3. Pencegahan terhadap bahaya dapat menjadi sesuatu yang menantang karena perawatan merupakan sesuatu yang kompleks, efek samping yang serius relatif jarang terjadi & hampir selalu merupakan hasil dari banyak penyebab.

4. Efek samping yang serius yang biasanya merupakan hasil dari kelemahan dalam “sistem” perawatan anestesi, bukan kesalahan dari dokter yang “tidak kompeten”.

5. Untuk mencegah efek samping, dibutuhkan strategi, tidak hanya kewaspadaan.

Jeffrey B. Cooper, PhD & David Longnecker, MD, FRCA

Page 19: 1. Neuroanesthesia (myth&facts) prof himendra

KESELAMATAN DAN KUALITAS: PANDUAN PERAWATAN YANG

BERPUSAT PADA PASIEN6. Organisasi, departemen, dan kelompok harus menggunakan pendekatan

top-down dan berkomitmen untuk menciptakan lingkungan yang aman dan sistem keamanan yang baik.

7. Keselamatan harus menjadi prioritas nomor 1 untuk membuat sebuah organisasi yang bekerja di tingkat kehandalan tertinggi.

8. Anestesiologis yang profesional harus menggunakan berbagai macam taktik keamanan.

9. Kerja tim dan komunikasi antar pemberi perawatan preoperatif merupakan komponen penting dari keselamatan pasien.

Jeffrey B. Cooper, PhD & David Longnecker, MD, FRCA

Page 20: 1. Neuroanesthesia (myth&facts) prof himendra
Page 21: 1. Neuroanesthesia (myth&facts) prof himendra

HARAPAN

1. Neuroanestesiologis generasi berikutnya dituntut untuk memimpin jalan bagi spesialisasi yang sehat dan menjadi teladan dalam membela dasar tujuan dari neuroanestesiologi.

2. Neuroanestesiologis generasi berikutnya dapat mengadopsi konsep perubahan bedah saraf modern dan tantangan yang dihadapi di masa depan.

3. Memajukan neuroanestesiologi dengan komunikasi & kerja sama

Page 22: 1. Neuroanesthesia (myth&facts) prof himendra

KESIMPULAN1. Sekecil apapun operasi di dalam otak, tetap dapat

membahayakan2. Keselamatan tindakan anestesi untuk bedah saraf tergantung

neuroanestesiologisnya3. Tim Khusus: Dengan dedikasi ada kualitas, dengan komitmen

ada keunggulan dan dengan jumlah ada pengalaman

Page 23: 1. Neuroanesthesia (myth&facts) prof himendra

TERIMA

KASIH